• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY YANG BERORIENTASI PADA PENDEKATAN INVESTIGASI PADA MATERI FUNGSI DI KELAS VIII SMP N 1 PS TUAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY YANG BERORIENTASI PADA PENDEKATAN INVESTIGASI PADA MATERI FUNGSI DI KELAS VIII SMP N 1 PS TUAN TAHUN AJARAN 2014/2015."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TWO STAY TWO STRAY YANG BERORIENTASI PADA PENDEKATAN INVESTIGASI PADA MATERI

FUNGSI DI KELAS VIII SMP N 1 PS TUAN TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh:

Efra Yantina Sinaga 4103111022

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran

Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray yang Berorientasi pada Pendekatan Investigasi pada Materi Fungsi di Kelas

VIII SMP N 1 PS Tuan Tahun Ajaran 2014/2015”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Sahat Siahaan, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran - saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, Ibu Dra. Nurliani Manurung, M.Pd, Bapak Drs. Syafari, M.Pd, dan Bapak Drs.Zul Amry, M.Si, Ph.D, yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik, kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNIMED, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

(4)

v

Sinaga, kakak saya Rismauli Sinaga, Eliana Sinaga, Rentaida Sinaga, dan adik saya Roby Hardiansah Sinaga, dan juga buat eda dan abang ipar saya terima kasih atas dukungan material, jasa, doa, dan semangat yang kalian selalu berikan buat saya, saya beruntung memiliki keluarga sehebat kalian.

Terima kasih juga untuk Anita, Asri Sihotang, Astika Laras Hutagaol, Bethesda Butarbutar, Elisabeth Gultom, Ernika Samosir, Novi Simbolon, Sefta Hutauruk, Eka Denny, Bobby Robson, Afifah Zahra, Syahmidun, dan semua rekan seperjuangan di Kelas Matematika Reguler A 2010 yang telah memberikan semangat dan motivasi selama kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, November 2014

Penulis,

(5)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TWO STAY TWO STRAY YANG BERORIENTASI PADA PENDEKATAN INVESTIGASI PADA MATERI

FUNGSI DI KELAS VIII SMP N 1 PS TUAN TAHUN AJARAN 2014/2015

Efra Yantina Sinaga (NIM. 4103111022) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan penalaran matematika siswa dapat meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi pada materi fungsi di kelas VIII-4 SMP Negeri 1 PS Tuan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah 35 siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 1 PS Tuan. Objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi pada materi fungsi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan tes.

Berdasarkan hasil tes diagnostik awal diperoleh kemampuan penalaran matematika siswa masih rendah. Hal ini tampak dari persentase siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan aspek analogi sebesar 40% (sangat rendah), pada aspek generalisasi sebesar 45,71% (rendah), pada aspek modus ponens sebesar 71,42% (sedang), pada aspek modus tollens sebesar 31,42% (sangat rendah), pada aspek silogisme dengan prinsip persamaan sebesar 54,28% (rendah), dan pada aspek silogisme dengan prinsip perbedaan sebesar 20% (sangat rendah).

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat peningkatan jumlah siswa pada setiap aspek penalaran matematika setelah siklus II dilaksanakan. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi menunjukkan persentase jumlah siswa yang menguasai kemampuan penalaran matematika pada aspek analogi sebesar 77,14% dengan kategori sedang, pada aspek generalisasi sebesar 57,14% dengan kategori rendah, pada aspek modus ponens sebesar 74,29% dengan kategori sedang, pada aspek modus tollens sebesar 42,86% dengan kategori rendah, pada aspek silogisme dengan prinsip persamaan sebesar 68,57% dengan kategori sedang, dan pada aspek silogisme dengan prinsip perbedaan sebesar 51,53% dengan kategori rendah. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh peningkatan jumlah siswa yang menguasai aspek analogi sebesar 82,86% dengan kategori sedang, pada aspek generalisasi sebesar 82,86% siswa dengan kategori sedang, pada aspek modus ponens sebesar 77,14% siswa dengan kategori sedang, pada aspek modus tollens sebesar 82,86% siswa dengan kategori sedang, pada aspek silogisme dengan prinsip persamaan sebesar 80% siswa dengan kategori sedang, dan pada aspek silogisme dengan prinsip perbedaan sebesar 71,43% siswa dengan kategori sedang. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I, diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru termasuk kategori cukup dengan nilai 73,72 dan meningkat menjadi kategori baik dengan nilai 83,09 pada siklus II.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 7

2.1.1. Pembelajaran Penalaran Matematika 7

2.1.2. Penalaran Matematika 9

2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray 15

2.1.4. Pendekatan Investigasi 21

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

yang Berorientasi pada Pendekatan Investigasi 22

2.1.6. Fungsi 24

2.2. Penelitian yang Relevan 31

2.3. Kerangka Berfikir 31

(7)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian 33

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 33

3.2.1. Subjek Penelitian 33

3.2.2. Objek Penelitian 33

3.3. Jenis Penelitian 33

3.4. Prosedur Penelitian 34

3.5. Instrumen Penelitian 42

3.6. Teknik Pengumpulan Data 43

3.6.1. Tes Diagnostik 43

3.6.2. Observasi 44

3.7. Kriteria Penilaian Hasil 44

3.7.1. Penilaian Hasil Tes 44

3.7.2. Penilaian Hasil Observasi 45

3.8. Indikator Keberhasilan 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian Siklus I 48

4.1.1. Permasalahan I 48

4.1.2. Pelaksanaan Tindakan I 50

4.1.3. Hasil Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran Matematika I 51

4.1.4. Hasil Observasi I 56

4.1.5. Hasil Refleksi Siklus I 57

4.2. Hasil Penelitian Siklus II 59

4.2.1. Permasalahan II 59

4.2.2. Pelaksanaan Tindakan II 59

4.2.3. Hasil Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran Matematika II 61

4.2.4. Hasil Observasi II 66

(8)

viii

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 67

4.3.1. Pembahasan Hasil Tes Diagnostik Penalaran Matematika 67 4.3.2. Pembahasan Hasil Observasi 70 4.3.3. Pembahasan Model Pembelajaran 72

4.4. Temuan Penelitian 81

4.5. Diskusi Penelitian 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 84

5.2. Saran 84

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Diagram Panah dengan Relasi “3 Kurangnya dari” 25

Gambar 2.2. Diagram Panah dengan Relasi “Kurang dari” 25

Gambar 2.3. Diagram Panah dengan Relasi “Setengah dari” 25

Gambar 2.4. Diagram Panah dari Himpunan A ke Himpunan B 26

Gambar 2.5. Diagram Panah dari P ke Q dengan Relasi

“Setengah dari” 27

Gambar 2.6. Grafik Fungsi � dari P ke Q dengan Relasi

“Setengah dari” 28

(10)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I, Siklus I 87 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II, Siklus I 98 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I, Siklus II 106 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II, Siklus II 114

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I 120

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II 123

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa III 128

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa IV 134

Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa I 138 Lampiran 10.Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa II 140 Lampiran 11.Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa III 144 Lampiran 12.Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa IV 150 Lampiran 13.Kisi-kisi Tes Diagnostik 154

Lampiran 14.Tes Diagnostik 155

Lampiran 15.Kunci Jawaban Tes Diagnostik 161 Lampiran 16.Tabulasi Nilai Tes Diagnostik 162 Lampiran 17.Lembar Observasi Awal Kegiatan Guru dalam Pembelajaran 164 Lampiran 18.Hasil Penilaian Observasi Awal Kegiatan Guru

dalam Pembelajaran 166

Lampiran 19.Kisi-kisi Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran

Matematika I 167

Lampiran 20.Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran Matematika I 168 Lampiran 21.Alternatif Penyelesaian dan Rubrik Penilaian

Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran Matematika I 171 Lampiran 22.Kisi-kisi Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran

Matematika II 174

Lampiran 23.Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran Matematika II 175 Lampiran 24.Alternatif Penyelesaian dan Rubrik Penilaian

Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran Matematika II 176 Lampiran 25.Lembar Validasi Tes Diagnostik Kemampuan

(11)

xiii

Lampiran 26.Lembar Validasi Tes Diagnostik Kemampuan

Penalaran Matematika II 183

Lampiran 27.Tabulasi Nilai Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran

Matematika I 186

Lampiran 28.Tabulasi Nilai Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran

Matematika II 189

Lampiran 29.Kisi-Kisi Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran 192 Lampiran 30.Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 193 Lampiran 31.Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 201 Lampiran 32.Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

pada Siklus I 209

Lampiran 33.Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

pada Siklus II 211

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Matematika sebagai ilmu dasar bagi pengembangan disiplin ilmu yang lain memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang potensial untuk diajarkan di seluruh jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, kritis dan sistematis serta kemampuan bekerja sama sehingga tercipta kualitas sumber daya manusia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Matematika pada dasarnya tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya. Dengan demikian, dapat dikatakan matematika itu berkenaan dengan gagasan berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara logis. Ini berarti matematika bersifat abstrak, yaitu berkenaan dengan konsep-konsep abstrak dan penalarannya deduktif. Walaupun matematika menggunakan penalaran deduktif, proses berpikir juga kadang-kadang menggunakan penalaran induktif, intuisi, bahkan dengan coba-coba.

Sesuai dengan standar isi mata pelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa mampu menggunakan penalaran matematika. Ini menunjukkan pentingnya kemampuan penalaran matematika siswa SMP.

(13)

2

Kemampuan penalaran diperlukan dalam mengasah kemampuan pemahaman konsep maupun pemecahan masalah.

Depdiknas (dalam Shadiq, 2004:3) menyatakan bahwa: “Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami melalui dan dilatihkan melalui belajar materi matematika”. Pola berpikir yang dikembangkan matematika membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, dan kreatif. Kemampuan bernalar tidak hanya dibutuhkan siswa ketika mereka belajar matematika maupun mata pelajaran lainnya, namun sangat dibutuhkan setiap manusia di saat memecahkan masalah ataupun di saat menentukan keputusan.

Kemampuan penalaran siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menentukan hubungan-hubungan di antara beberapa pernyataan dan menarik suatu kesimpulan yang benar dari beberapa pernyataan tersebut. Namun kenyataannya, siswa belum bisa menentukan hubungan antara pernyataan yang satu dengan pernyataan lainnya sehingga ketika diminta menentukan kesimpulan dari beberapa pernyataan mereka tidak mampu. Seperti yang dikatakan Kunandar (2011:122) bahwa “Selama ini hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan peserta didik menghapal sejumlah fakta-fakta tanpa mengerti bagaimana hubungan antara fakta yang ada dengan kehidupan sehari-hari”. Hal ini berarti pengetahuan yang dimiliki oleh siswa hanya terbatas pada apa yang dihapalnya sehingga kemampuan bernalar yang seharusnya berkembang dalam diri siswa, menjadi tidak berkembang secara optimal.

(14)

3

termasuk dalam kategori rendah (45,71%), siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan aspek modus ponens termasuk dalam kategori sedang (71,42%), siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan aspek modus tollens termasuk dalam kategori sangat rendah (31,42%), siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan aspek silogisme dengan prinsip persamaan termasuk kategori rendah (54,28%), siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan aspek silogisme dengan prinsip perbedaan termasuk dalam kategori sangat rendah (20%). Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan pada aspek-aspek penalaran matematika siswa kelas VIII-4 tersebut.

Rendahnya kemampuan penalaran matematika siswa tidak terlepas dari peran guru dalam mengelola pembelajaran. Berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada 15 Agustus 2014 terhadap salah satu guru Matematika di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan, pembelajaran di kelas sudah menggunakan model pembelajaran kooperatif. Namun, pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan tidak sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada saat pelaksanaan kegiatan belajar kelompok oleh siswa, tidak semua anggota kelompok ikut berpartisipasi dalam diskusi kelompoknya. Hanya beberapa siswa yang aktif dan mau menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru.

Guru juga kurang memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam kegiatan kelompok. Hal ini tampak ketika siswa diminta untuk bekerja dalam kelompok, guru hanya melihat pekerjaan dari satu dan dua kelompok saja dan tidak memberikan penghargaan pada kelompok yang sudah mempresentasikan hasil kerjanya. Dari hasil analisis data observasi yang telah dilakukan, aspek pengelolaan kelas berada pada nilai 37,5 yang berarti berada pada kategori sangat kurang dan secara keseluruhan nilai akhir pengamatan atau observasi adalah 65,625 yang berada pada kategori cukup. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif yang diterapkan oleh guru masih kurang efektif.

(15)

4

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, siswa bekerja secara berkelompok seperti biasa. Setelah selesai, dua orang dari kelompok akan bertamu (stray) ke dua kelompok lainnya dan dua orang lagi tetap tinggal (stay) di kelompoknya. Siswa yang tinggal dilatih untuk memberikan informasi kepada anggota kelompok lain yang datang bertamu dan siswa yang bertamu akan melaporkan hasil temuannya dari kelompok lain kepada teman satu kelompoknya.

Dengan aktivitas berbagi informasi antarkelompok ini, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray menuntut siswa untuk menggunakan kemampuan bernalarnya, karena pada akhirnya setiap kelompok akan membandingkan hasil pekerjaannya dengan laporan temuan dari kelompok lain. Dalam membandingkan hasil pekerjaannya, siswa akan menggunakan penalarannya untuk menentukan hasil pekerjaan yang tepat.

Pendekatan investigasi merupakan suatu pendekatan yang berpusat pada siswa. Dalam pendekatan ini, Setiawan (2006: 7) menyatakan bahwa:

Dalam investigasi, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan pengetahuannya tentang matematika sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada siswa. Dengan demikian investigasi merupakan pendekatan yang sangat berguna dalam pembelajaran matematika.

Oleh karena itu, dengan pendekatan investigasi selain siswa belajar matematika, mereka juga mendapatkan pengertian yang lebih bermakna tentang penggunaan matematika tersebut di berbagai bidang.

Dalam standar pembelajaran yang dikembangkan oleh NCTM (dalam Lidinillah, 2009: 14) dinyatakan bahwa “Investigasi matematika dianggap sebagai salah satu bentuk atau bagian dari pemecahan masalah serta untuk

mengembangkan kemampuan penalaran matematis siswa”. Ini menunjukkan

bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan investigasi tepat untuk

meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.

(16)

5

tidak hanya dituntut mampu berhitung, tetapi juga dituntut mampu bernalar dan menggunakan penalarannya untuk menarik sebuah kesimpulan atau konsep.

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray yang Berorientasi pada Pendekatan Investigasi Pada Materi Fungsi di Kelas VIII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2014/2015”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan rendah.

2. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran kelompok di dalam kelas.

3. Pemberian motivasi oleh guru kurang.

4. Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan guru kurang efektif.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas serta mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, dana, dan waktu maka penelitian ini hanya dibatasi pada masalah rendahnya kemampuan penalaran matematika siswa dan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan oleh guru yang masih kurang efektif.

1.4. Rumusan Masalah

(17)

6

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi dapat

meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa

Sebagai suatu model pembelajaran yang dapat melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematikanya.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data dalam merumuskan suatu model pembelajaran yang tepat bagi siswa dan juga memperluas wawasan guru tentang model pembelajaran yang bervariasi guna meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.

3. Bagi sekolah

Sebagai sebuah referensi baru tentang model pembelajaran yang dapat diterapkan guna meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. 4. Bagi Peneliti

(18)

84 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan pada materi fungsi, dimana peningkatan diperoleh setelah dilaksanakannya siklus II.

5.2. Saran

Dengan melihat hasil penelitian ini penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika, khususnya guru matematika SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan, diharapkan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa, dimana pada fase membimbing kelompok bekerja dan belajar, guru memberikan bimbingan secara menyeluruh (klasikal) untuk kesulitan yang dialami oleh semua kelompok dan lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan permasalahan yang kurang dipahami.

(19)

85

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi; Suhardjono, dan Supardi, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Akasara, Jakarta

Darhim, (Tanpa tahun), Teori Belajar Matematika (Bahan PLPG) (file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19550303 1980021-DARHIM/Makalah_Artikel/PLPG(TeoriBelajar).pdf)

(diakses 12 April 2014)

Herdian, (2010), Kemampuan Penalaran Matematis (http://herdy07.wordpress .com/2010/05/27/kemampuan-penalaran-matematis/) (diakses 24 Januari 2014)

Huda, Miftahul, (2011), COOPERATIVE LEARNING Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Isjoni, (2011), Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Alfabeta, Bandung

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Pesada, Medan

Kemendikbud, (2014), Buku Siswa Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 1, Kemendikbud, Jakarta.

Kunandar, (2011), Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Lena, Natal, (2011), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TS–TS (Two

Stay–Two Stray) Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan

Komunikasi Matematika Siswa, Skripsi, http://eprints.umm.ac.id/4634/1/ PENERAPAN_PEMBELAJARAN_KOOPERATIF_MODEL_T1.pdf.

Lidinillah, Dindin Abdul Muiz, (2009), Paradigma Pembelajaran Matematika

Dengan Pendekatan Investigatif: Sebuah Kerangkat Teoritis

(http://file.upi.edu/Direktori/KD-TASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_ MUIZ_ LIDINILLAH _(KD- TASIKMALAYA) (diakses 12 April 2014)

Lie, Anita, (2010), Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta

Mundiri, (2012), Logika, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Nuharini, Dewi, dan Tri Wahyuni, (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya

(20)

86

Riyanto, Yatim, (2010), Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi

Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Kencana, Jakarta

Sanjaya, Wina, (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta

Setiawan (Eds.), (2006), Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Investigasi, Depdiknas PPPG Matematika Yogyakarta,

(http://p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPP_Pendekatan_investigasi.pdf)

(diakses 01 Mei 2014)

Shadiq, Fajar, (2004), Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi, Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar, Widyaiswara PPPG Matematika Yogyakarta, 6 – 19 Agustus 2004.

Shadiq, Fadjar, (2009), Kemahiran Matematika, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan PPPPTK Matematika Yogyakarta, Yogyakarta

Shadiq. Fadjar, (2013), Penalaran dengan Analogi? Pengertiannya dan Mengapa Penting?(http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/ArtikelMatematika/Pe nalaran dengananalogi_fadjarshadiq.pdf) (diakses 24 April 2014)

Shadiq, Fadjar, dan Nur Amini Mustajab, (2011), Penerapan Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika di SD, PPPPTK Matematika, Yogyakarta

Siahaan, S, dkk, 2010, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Yang Berorientasi Pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada Matematika Diskrit II, Unimed, Medan

Soekadijo, R.G, (1988), LOGIKA DASAR Tradisional, Simbolik, dan Induktif. PT Gramedia, Jakarta

Sumiati, dan Asra, (2007), Metode Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung

Suprijono, Agus, (2010), Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Belajar, Yogyakarta

Trianto, (2012), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Wardhani, S, (2010), Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika Di SMP/MTs, PPPPTK Matematika, Yogyakarta

Wikipedia, (2014). Penalaran (http://id.m.wikipedia.org/wiki/Penalaran) (diakses

(21)

ii

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 2.1. Diagram Panah dengan Relasi “3 Kurangnya dari”

Referensi

Dokumen terkait

Kopi Tunah Kolak Jaya terdapat sistem kerja yang kurang ergonomis, dimana pada bagian sortasi biji kopi para pekerja melakukan kegiatanya dengan postur

Hambatan siswa dalam memecahkan masalah matematis yaitu, siswa belum.. memahami masalah dengan baik, tidak dapat membuat rencana/

 Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis kimia besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih...  Untuk

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun sebuah e – Business berbasis website yang bertujuan untuk mempermudah proses promosi dan

Dengan demikian ciri dari pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat diselesaikan

Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa metode Kombinasi dari WF dan AMF lebih baik dalam memperbaiki kualitas citra yang memiliki noise asli dan impulse noise

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “ Apakah ada pengaruh perhatian

Hasil persilangan antara varietas Dering sebagai tetua betina dengan varietas Gobogan, Devon dan Detam sebagai tetua jantan serta dialelnya menghasilkan jumlah