(Studi Kasus Pada Sentr a Industr i Kecil Di Kelur ahan Sukolilo
Kecamatan Bulak Sur abaya)
SKRIPSI
Oleh :
FAJ AR MUJ IANTO 0713315035 / FE / EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
(Studi Kasus Pada Sentr a Industr i Kecil Di Kelur ahan Sukolilo
Kecamatan Bulak Sur abaya)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
FAJ AR MUJ IANTO 0713315035 / FE / EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
PENCATATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN
PENJ UALAN MAKANAN OLAHAN HASIL LAUT
(Studi Kasus Pada Sentr a Industr i Kecil Di Kelur ahan Sukolilo
Kecamatan Bulak Sur abaya)
Disusun Oleh :
FAJ AR MUJ IANTO 0713315035 / FE / EA
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal : 13 J uni 2013
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dr s. Ec. Muslimin, MSi Dr s. Ec. Muslimin, MSi Sekr etaris
Dra. Ec. Siti Sundar i, MSi Anggota
Dr s. Ec. Eko Riadi, Maks
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul : “Per encanaan Dan Pengelolaan Keuangan Penjualan Makanan Olahan Hasil Laut (Studi Kasus Pada Sentra Industri Kecil Di Kelurahan Sukolilo Kecamatan Bulak Sur abaya)”.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Dr. Hero Priono, SE, MSi, Ak, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Bapak Drs. Ec. Muslimin, Msi, selaku Dosen Pembimbing Utama, yang telah
6. Buat Para Staf Kantor Kecamatan Bulak, yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dan memberikan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi ini.
7. Buat Ibunda dan Ayahanda, adik-adikku yang tersayang, serta semua keluarga tiada kata yang bisa ku ucapkan, selain kata terima kasih yang sebanyak - sebanyaknya, karena mereka yang selama ini telah memberi dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.
8. Teman-teman marching band Gita Widya Agni UPN “veteran” Jawa Timur yang selalu memberikan kenyamanan serta kebahagiaanqw, Mabes Mb.GWA yang selalu menjadi rumah kedua buatku, Temen2 angkatan 14 yang tersisa hingga akhir Studiku miss u all.... klian adalah saudara-saudariku tercinta. 9. Teman2 jurusan akuntansi angkatan 2005-2012 terima kasih atas dukungan
moril dan semangatnya yang tak bisa saya sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.
Surabaya, Juni 2013
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
ABSTRAKSI ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Fokus Masalah ... 4
1.3. Perumusan Masalah... 5
1.4. Tujuan Penelitian ... 5
1.5. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori ... 8
2.2.1. Pengertian Akuntansi ... 8
2.2.2. Perlakuan Akuntansi Untuk Industri Kecil ... 9
2.2.3. Laporan Keuangan... 14
2.2.3.1. Pengertian Laporan Keuangan ...14
2.2.3.2. Tujuan Laporan Keuangan... 15
2.2.3.3. Jenis – Jenis Laporan Keuangan... 15
2.3.3. Kelemahan Industri Kecil ... 21
2.4. Pengembangan Sentra Industri Kecil ... 22
2.4.1. Pengertian Sentra Industri Kecil ... 22
2.4.2. Karakteristik Sentra Industri Kecil... 22
2.5. Kewirausahaan ...24
2.6. Makanan Olahan Hasil Laut ...26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian... 27
3.2. Ketertarikan Peneliti ... 27
3.3. Lokasi Penelitian ... 28
3.4. Sumber Data dan Jenis Data ... 29
3.5. Penentuan Informan ... 29
3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 30
3.7. Analisis Data ... 31
3.8. Keabsahan Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian... 35
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 36
4.2.1. Pencatatan Keuangan Oleh Industri Kecil ... 36
4.2.2. Pentingnya Pencatatan Keuangan Bagi Industri Kecil ... 39
4.3. Keterbatasan Peneliti ... 49 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 50 5.2. Saran ... 51
LAMPIRAN 2 : Transkip Hasil Wawancara LAMPIRAN 3 : Toko Ibu Zuhro
LAMPIRAN 4 : Toko Indah
PENJ UALAN MAKANAN OLAHAN HASIL LAUT
(Studi Kasus Pada Sentr a Industr i Kecil Di Kelur ahan Sukolilo
Kecamatan Bulak Sur abaya)
Oleh : Fajar Mujianto
Abstrak
Kehadiran para usaha kecil ternyata sangat membantu masyarakat dalam memenuhi keperluannya sehari-hari. Industri kecil merupakan industri yang memiliki peranan sangat penting dalam perekonomian di Indonesia terutama dalam aspek-aspek seperti kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi dan lain-lain. Banyak dari mereka yang bertahun-tahun dalam menjalankan kegiatan usaha ini, sehingga usaha kecil dapat tumbuh dan berkembang di masa krisis ekonomi ini. Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk industri. Informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan dapat menjadi modal dasar bagi Industri Kecil untuk pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan dan perencanaan industri kecil. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini berutujuan untuk mengetahui pencatatan dan pengelolaan keuangan penjualan makanan olahan hasil laut pada sentra industri kecil.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pencatatan dan pengelolaan keuangan penjualan makanan olahan hasil laut. Penelitian ini memerlukan interaksi antara peneliti dengan objek penelitian yang bersifat interaktif untuk memahami realitas objek. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan survey pendahuluan dan survey lapangan. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dalam periode tertentu.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengusaha industri kecil tersebut sebenarnya telah sadar pentingnya pencatatan dan pengelolaan keuangan dalam sebuah usaha. Namun yang dilakukan oleh pengusaha industri kecil tersebut masih sangat sederhana, yaitu pada keluar masuknya uang.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi ekonomi masyarakat Indonesia dewasa ini dirasakan sangat memprihatinkan. Industrialisasi dan urbanisasi di daerah perkotaan seringkali disertai dengan kemiskinan. Sementara itu krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan pendapatan rendah, daya beli masyarakat rendah, harga barang – barang dan kebutuhan pokok mengalami kenaikan, kemampuan berproduksi menurun, pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkat, dan bertambahnya penduduk miskin. Kehadiran para usaha kecil ternyata sangat membantu masyarakat dalam memenuhi keperluaannya sehari-hari, mengurangi tingkat pengangguran. Banyak dari mereka yang bertahan bertahun-tahun dalam menjalanka kegiatan usaha ini, sehingga usaha kecil dapat tumbuh dan berkembang di masa krisis ekonomi ini (Waspada.2003: 1).
pertumbuhan ekspor non-migas ( Indonesia Small Business Research
Center, 2003 dalam pinasti , 2007 ).
Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk industri kecil ( Megginson et al., 2000 dalam Pinasti 2007 ). Informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan dapat menjadi modal dasar bagi Industri Kecil untuk pengambilan keputusan – keputusan dalam pengelolaan dan perencanaan industri kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, pengembangan harga, dan lain – lain. Penyediaan informasi juga di perlukan, kewajiban penyelenggaraan pencatatan akuntansi yang baik bagi usaha kecil/industri kecil sebenarnya telah tersiarat dalam Undang – undang usaha kecil no. 9 tahun 1995 dan dalam Undang – undang perpajkan ( Pinasti, 2007 ; 322 )
mengembangkan usaha mereka butuh yang namanya dana besar dan itu harus dilakukan peminjaman dan kepada pihak bank, seringkali pinjaman itu ditolak hanya karena perusahaan tersebut tidak menetapkan pencatatan keuangan dengan baik dan benar, sangat disayangkan apabila hal itu terjadi dikalangan sekitar kita ( Krisdiartiwi, 2008 ; 141 ).
Berdasarkan fakta di lapangan persoalan para pedagang/ pengusaha kecil tidak didukung oleh adanya dokumen dan sistem pencatatan yang memadai, kebanyakan dari para pedagang hanya sekedar mengingat sehingga penentuan biaya produksi dan proses produksi tidak dapat ditentukan secara cepat dan akurat.
Dari permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap :
1.2. Fokus Masalah
Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, banyak hal – hal yang mempengaruhi kegiatan industri kecil yang dapat menimbulkan permasalahan dalam hal industri kecil tersebut :
a. Masalah Pencatatan dan Pengelolaan Keuangan
Ketika memulai suatu usaha, orang sering lupa menyiapkan pencatatan keuangan atau pembukuan alias laporan, meski sederhana. Padahal, fungsi pembukuan ini sangat vital bagi kelangsungan bisnis, karena dengan adanya pembukuan tersebut akan memudahkan masyarakat untuk mengatur arus keuangan yang masuk dan keluar agar dapat diketahui secara rinci keuntungan dan kerugian yang didapatkan.
Setelah mengetahui pentingya pembukuan, tentu harus dapat mengerti bagaimana melakukan pembukuan tersebut, setidaknya taraf yang sederhana. Apa pun pemasukan dan pengeluaran perusahaan, mulai sekarang harus dicatat. Itulah yang paling sederhana. Paling tidak Anda punya cash-flow (aliran kas), profit and lost (rugi laba), serta neraca sederhana.
baik itu akibat dari terjadinya transaksi pembelian bahan baku, biaya transportasi, biaya operasional lainnya, dan hasil penjualan hanya ditangani berdasarkan catatan sederhana yang tidak teratur pengelolaannya, misalkan hanya sebuah sobekkan kertas, buku kecil yang tidak memiliki format standar, atau bahkan ada yang masih berdasarkan ingatan.
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah dapat disimpulkan : Bagaimana pencatatan dan pengelolaan keuangan penjualan makanan olahan hasil laut pada sentra industri kecil di keluarahan sukolilo kecamatan bulak ?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pencatatan dan pengelolaan keuangan penjualan makanan olahan hasil laut pada sentra industri kecil.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan sekaligus memberi gambaran secara realitas mengenai permasalahan yang dihadapi dan sebagai sarana untuk menetapkan dan mengaplikasikan teori – teori yang telah diperoleh dari sumber – sumber lain sehingga bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.
2. Bagi Industri Kecil.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemikiran atau hasil ini diharapkan juga mampu memberikan bahan masukan untuk lebih mengetahui pentingnya akuntabilitas usaha.
3. Bagi Universitas
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu 1. Irda dan Herri (2005)
“Sifat Kewirausahaan dan Persepsi Usaha Kecil dan Menengah Sumatera Barat.”
Berhasilnya penelitian terdahulu merubah cara pandang sebagian besar masyarakat, ini dikarenakan peneliti mengetahui bahwa sifat kewirausahaan memberikan kontribusi terhadap variasi prestasi UKM terutama sifat inovatif dan suka menanggung resiko. Penelitian juga berpendapat bahwa karakteristik UKM seperti jumlah tenaga kerja dan daerah pemasaran cenderung memberikan kontribusi terhadap prestasi UKM dengan daerah pemasaran yang luas termasuk ekspor memiliki preasti lebih tinggi dibandingkan UKM yang hanya memaskan produknya pada daerah sekitar mereka. Pada umumnya modal dasar UKM berasal dari tabungan, hal ini bisa menunjukkan bahwa tebatasnya modal usaha UKM dalam membuka usaha. Oleh karena itu untuk mendorong lahirnya pengusaha atau enterepreneur maka tidak hanya diperlukan rangsangan peningkatan jiwa kewirausahaan tetap juga skil pembukaan usaha baru oleh pengambilan keputusan.
2. Margani Pinasti (2007)
Penyelenggara dan penggunaan informasi terbukti secara empiris dalam riset eksperimen ini mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi.
2.2 Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi atau mengkomunikasikan kondisi bisnis yang dapat memberikan informasi atau mengkomunikasikan kondisi bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau suatu periode tertentu. Akuntansi telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli dan beberapa lembaga – lembaga terkait, menurut Winwin Yadiati ( 2007 : 1 ) definisi tersebut antara lain : 1. Accounting Principle Board (APB) dalam Statement No. 4 disebutkan :
Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa ( service activity ) fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat financial, tentang entitas – entitas ekonomi yang dianggap berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, dalam penentuan pilihan logis diantara tindakan alternatif.
2. Accounting Institute of Certified Public Accountants ( AICPA ) dalam Accounting Terminology Bulletin No.1, tahun 1953, menyatakan :
3. Paul Grady dalam ARS No.7, AICPA, 1965, mendefinisikan :
Akuntansi merupakan suatu body of knowledge serta fungsi organisasi yang secara sistematik, orisinal dan autentik, mencatat, mengklafikasikan, memproses, mengikhtisarkan, menganilisis, menginterprestasikan seluruh transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasi entitas akuntansi dalam rangka menyediakan informasi yang berarti yang dibutuhkn manajemen sebagai laporan dan pertanggung jawaban atas kepercayaan yang diterimanya.
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan proses pengelolahan informasi yang berkaitan dengan kesatuan ekonomi yang bersifat kualitatif yang dapat menjadi dasar bagi pihak ekstern dan intern untuk mengambil keputusan. Sehingga akuntansi juga disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi mengukur dan mengkomunikasikan informasi lainnya kepada pembuat keputusan.
2.2.2. Per lakuan Akuntansi Untuk Industri Kecil
1. Neraca
Entitas harus menyajikan aset lancer dan aset tidak lancer, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca, kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka semua aset dan kewajiban harus disajikan berdasarkan likuiditasnya.
2. Laporan Laba-rugi
Laporan laba rugi menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode. Laporan laba rugi mencakup pos-pos sebagai berikut : a. Pendapatan;
b. Beban keuangan;
c. Bagian dari laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas;
d. Beban pajak; e. Laba atau rugi neto.
Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memehami kinerja keuangan entitas.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan : a. Laba atau rugi untuk periode;
c. Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui sesuai kebijakan akuntansi, estimasi, dan kesalahan ;
d. Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan yang berasal dari :
i. Laba atau rugi ;
ii. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas ;
iii. Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, yang menunjukkan secara terpisah modal saham, transaksi saham treasuri, dan dividen serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan dalam entitas anak mengakibatkan kehilangan pengendalian.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kan menyajikan informasi perubahan histories atas kas dan secara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
a. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan;
b. Mengungkapkan informasi yang diisyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan;dan
c. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.
Jika SAK ETAP tidak secara spesifik mengatur suatu transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya, maka manajemen juga harus menggunakan pertimbangannya (judgemen) untuk mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang (SAK ETAP 2009 : 36-37) paragrapf 9.4 :
a. Relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi;dan
b. Andal yaitu dalam laporan keuangan yang :
i. Menyajikan dengan jujur posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas dari suatu entitas;
ii. Mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya, serta tidak hanya mencerminkan bentuk hukumnya;
iii. Netral,yaitu bebas dari bias; iv. Mencerminkan kehati-hatian;dan
v. Bersifat lengkap dalam semua hal yang material.
mempertimbangkan penerapan sumber-sumber berikut (SAK ETAP 2009 : 37) paragraf 9.5 :
a. Persyaratan dan panduan SAK ETAP yang berhubungan dengan isu yang serupa dan terkait; dan
b. Definisi, criteria pengkuan dan konsep pengukuran aset, kewajiban, pendapatan dan beban dan prinsip-prinsip pervasif. Untuk pelaporan laba rugi pada perusahaan kecil, rincian yang pertama disajikan dengan metode beban. Beban dikumpulkan dalam laporan laba rugi berdasarkan sifatnya (contoh : penyusunan, pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan kerja dan biaya ilan) dan tidak dialokasikan kembali antara berbagai fungsi daam entitas (SAK ETAP 2009 : 24) paragraf 5.6
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (2008 : 1.2) paragraf 09, Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil. Pemisahan tugas yang terbatas harus dilakukan khususnya dalam lingkungan pemakai computer, dikarenakan mereka dapat melakukan satu atau lebih fungsi akuntansi seperti :
a. Membuat dan mengotorisasi dokumen sumber b. Memasukkan data ke dalam system
c. Menjalankan computer d. Mengubah program file
Hal-hal yang sebutkan diatas adalah bukti bahwa pemisahan tugas harus dilakukan walau terbatas, sehingga dapat menurunkan resiko pengendalian.
Kriteria kualitatif dalam laporan keuangan entitas bisnis kecil menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia (2008 : 2.7) paragraf 02,sebagai berikut :
a. Konsentrasi dari pemilik dan/ atau manajemen senior b. Sumber pendapatan yang terbatas
c. Pencatatan yang tidak terlalu rumit ; dan/atau d. Pengendalian tingkat entitas yang tidak rumit.
2.2.3. Laporan Keuangan
2.2.3.1. Pengertian Laporan Keuangan
Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan (Financial Statements) perusahaan.
Menurut Sutrisno (2003: 243) Laporan Keuangan adalah merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat keuangan suatu perusahaan kita bisa melihat bagaimana prestasi manajemen dalam periode tersebut.
Selanjutnya menurut Harahap (2004: 105) laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
dari suatu proses pembukuan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu perioda akuntansi dan dinyatakan dalam satuan uang.
Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. (Harahap, 2004: 105)
2.2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan dan perubahan-perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. (Prastowo, 2005: 5)
Dalam PSAK No. 1 (2009), Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
2.2.4.3 J enis – J enis Laporan Keuangan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (2009) pada paragraph 7, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
1. Neraca
3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan
Berikut ini akan dijelaskan masing-masing laporan keuangan yang dihasilkan pada tiap periode sebagai berikut:
1. Neraca (Balance Sheet)
Menurut Baridwan, (2000 : 18) Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu.
Selanjutnya Munawir (2000 : 13) mendefinisikan neraca sebagai laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa neraca (Balance Sheet) adalah merupakan daftar yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan yang disusun secara sistematis yang meliputi aktiva, kewajiban, dan ekuitas pada saat tertentu.
2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement)
Menurut Baridwan (2000 : 30) Laporan Laba Rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.
biaya, laba rugi yang di peroleh oleh perusahaan selama periode tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan laba-rugi (Income Statement) adalah laporan yang menggambarkan hasil dari aktivitas operasional perusahaan yang berupa pendapatan dan biaya-biaya untuk suatu periode tertentu
3. Laporan Perubahan Ekuitas (Owners Equity)
Menurut Munawir (2000 : 30) laporan perubahan modal adalah merupakan laporan atau ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan-perubahan tersebut.
Selanjutnya menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 1.17) laporan perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva atau kekayaan selama periode yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam aporan keuangan
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Selanjutnya menurut Munawir (2000 : 32), laporan arus kas adalah merupakan laporan yang disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan pengeluarannya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas (Statement of Cash Flow) adalah laporan yang menggambarkan aliran kas baik penerimaan maupun pengeluaran kas untuk periode tertentu.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to The Financial
Statements)
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. (PSAK 2009, No. 1: Alenia 69). Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
2.3. Industri Kecil
2.3.1. Definisi Industri Kecil
Menurut Undang – undang No.9 Tahun 1995 tentang Usaha kecil, definisi industri kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp. 1 Milyar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp.200.000.000 (dua ratus juta).
a. Menurut kriteria Departemen Perindustrian dan Perdagangan No. 13 Tahun 1990 Pasal yang menyatakan bhawa kriteria industri kecil berdasarkan nilai investasi adalah :
1. Nilai kekayaan bersih tidak lebih dari Rp. 600.000.000 (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk nilai tanah dan bangunan yang ditempati.
2. Pemilik adalah Warga Negara Indonesia.
b. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2007, terdapat empat kelompok industri pengolahan berdasarkan jumlah tenaga kerja, yaitu :
1. Industri kecil adalah industri dengan tenaga kerja 1-19 orang. 2. Industri menengah adalah industri dengan tenaga kerja antara
3. Industri besar adalah industri dengan tenaga kerja sekurang – kurangnya 100 orang.
c. Menurut Undang – Undang No. 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah, yang di maksud usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha sebagaimana dimaksud dalam Undang – undang ini. Dan kriteria usaha kecil dalam undang – undang tersebut tercantum dalam pasal 6, yaitu :
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus ribu rupiah).
2.3.2. Karakteristik Industri Kecil
Sebagai salah satu bentuk industri, maka industri kecil memiliki beberapa karakteristik, diantaranya ( Liedholm dalam Fatmawati, 2008 : 25 ) :
2. Banyak berlokasi di wilayah pedesaan dan kota – kota kecil atau daerah pinggiran kota besar.
3. Status usaha milik pribadi atau keluarga.
4. Sumber tenaga kerja berasal dari lingkungan sosial budaya ( etnis geografis ) yang di rekrut pada pemagangan atau melalui pihak ketiga. 5. Pola kerja sering kali part time atau sebagai sampingan kegiatan
ekonomi lain.
6. Memiliki kemampuan terbatas dalam mengadopsi teknologi, pengelolaan usaha, dan administrasinya sederhana.
7. Struktur pemodalan sangat tergantung pada fixed assets, yang berarti kekurangan modal kerja sangat tergantung pada modal sendiri atau lingkungan.
8. Izin usaha sering kali tidak dimiliki dan persyaratan resmi tidak di penuhi.
9. Strategi perusahaan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang sering berubah.
2.3.3. Kelemahan Industri Kecil
Beberapa ciri kelemahan industri kecil ( Liedholm dalam Fatmawati, 2008:26 ), yaitu :
1. Intensitas perubahan usaha sering terjadi sehingga sulit untuk membangun spesialisasi atau profesionalisme usaha.
3. Manajemen keuangan sering kali kurang baik, belum ada pembedaan antara konsumsi rumah tangga dengan biaya produksi.
4. Adanya keterkaitan kekerabatan yang tinggi sehingga akumulasi modal tidak tercipta melainkan tersebar diantara sanak saudara.
5. Memiliki rasa kebersamaan yang menyebabkan persaingan menjadi terbatas.
6. Kebanyakan merupakan usaha untuk mempertahankan hidup, bukan usaha yang produktif.
2.4. Pengembangan Sentr a Industri Kecil 2.4.1. Pengertian Sentra Industri Kecil
Sentra industri kecil adalah kelompok jenis industri yang dari segi satuan usaha mempunyai skala kecil yang membentuk suatu pengelompokkan atau kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang sejenis dan ditinjau dari tempat pemasaran, menjangkau pasar yang lebih luas ( Saleh, 1989 dalam Fatmawati 2008:29 ).
2.4.2. Karakteristik Sentra Industri Kecil
Menurut Handayani dan Softhani, 2001 dalam Fatmawati ( 2008:29) karakteristik pokok dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tersedianya organisasi yang berjalan fungsional
organisasi yang terkait dengan proses produksi, pemerintah juga memiliki peranan yang tidak kalah penting terutama sesuai dengan fungsinya untuk mengeluarkan kebijakan publik yang harus mampu mengakomodir kebutuhan industri kecil.
2. Jaringan kerja yang kuat (Networking)
Setidaknya terdapat tiga hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pengembangan jaringan kerja, yaitu :
a. Diperlukan antisipasi untuk mengelimir persaingan yang timbul. Dengan adanya persaingan, akan sulit untuk membentuk suatu jaringan kerja yang kuat. Cara yang paling efektif dalam mengantisipasinya adalah spesialisasi jenis produksi.
b. Adanya standarisasi. Dengan adanya standarisasi, permainan harga yang umumnya dilakukan pihak – pihak dengan kemampuan modal yang lebih memadai dapat diminimalkan. Persoalan timbul pada sentra industri kecil yang komoditinya mengandung nilai seni/keterampilan tinggi.
c. Memelihara rasa saling percaya. Rasa saling percaya adalah modal dasar terbangunnya suatu jaringan kerja. Hal itu juga disebut sebagai modal sosial yang perli dikembangkan.
3. Ketersediaan pasar
4. Kewirausahaan
Kewirausahaan harus dimiliki oleh setiap pengusaha yang ada di sentra industri kecil. Kewirausahaan terwujud melalui pengembangan inovasi – inovasi produksi dan kemauan mengambil resiko demi kepentingan pengembangan usaha.
2.5. Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan berasal dari kata wirausaha. Kata wiarusaha merupakan gabungan dua kata yang menjadi satu yaitu wira dan usaha. Wira artinya pahlawan, laki-laki, sifat jantan, perwira. Usaha artinya kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud. Usaha juga berarti pekerjaan ( perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu.
(www.lenamawamiyunda.blogspot.com)
Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu nilai yang berbeda dengan mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul resiko-resiko finansial, psikis dan sosial yang menyertai, serta menerima penghargaan/ imbalan moneter dan kepuasan pribadi.
(www.putracenter.net)
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan sesorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Kewirausahaan dilihat dari sumber daya yang ada di dalamnya adalah seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru.
(www.teddywirawan.wordpress.com)
Kewirausahaan dalam arti proses yang dinamis adalah kewirausahaan merupakan sebua proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko sosial, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal. (www.teddywirawan.wordpress.com)
Menurut Suryana (2006 : 2), kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencapai peluang menuju sukses.
Menurut Kristanto (2009 : 1 ), kewirausahaan adalah ilmu yang mempelajari tentan nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup (usaha).
Menurut Sumarsono (2010 : 3), kewirausahaan atau
entrepreneurship adalah suatu intangbile culture, suatu kemampuan
struktural non fisikal yang mampu menggerakkan sosok fisikal.
2.6. Makanan Olahan Hasil Laut
Sejak puluhan tahun silam, warga sekitar pantai Kenjeran Surabaya di Kelurahan Sukolilo Kecamatan Bulak menggantungkan hidup pada hasil laut. Hasil laut yang mereka manfaatkan adalah binatang laut yang di olah menjadi makanan yaitu kerupuk, terasi, petis dan sebagainya. Kerupuk nampaknya menjadi produk yang paling banyak dijual disepanjang jalan setelah pintu masuk Pantai Kenjeran Baru. Dari sekitar 70-an toko, jenis kerupuk yang dijual relatif sama. Terung dan teripang adalah dua biota laut yang paling popular di olah menjadi kerupuk.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. J enis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pencatatan dan pengelolaan keuangan penjualan makanan olahan hasil laut. Penelitian ini memerlukan interaksi antara peneliti dengan objek penelitian yang bersifat interaktif untuk memahami realitas objek.
Menurut Sugiyono ( 2008:8 ) metode kualitatif sering disebut metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan dengan kondisi yang alamiah.
3.2. Ketertar ikan Peneliti
Industri kecil merupakan usaha yang unik karena tidak perlu memiliki modal besar untuk mendirikan sebuah usaha berskala kecil dan menengah. Hanya bermodal kreatif, berani menerima tantangan, dan pantang meyerah mereka bisa mempertahankan yang mereka geluti, dan tidak menutup kemungkinan penghasilan mereka melebihi pegawai kantoran.
Kebanyakan dari pengusaha kecil hanya mencatat jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan, jumlah barang yang dibeli dan dijual, dan jumlah piutang/ utang. Namun pencatatan itu hanya sebatas pengingat saja dan tidak dengan format yang sesuai dengan standar akuntansi. Meskipun tidak dapat dipungkiri mereka dapat mengetahui jumlah modal akhir mereka setiap tahun yang hampir sama jumlahnya jika kita mencatat dengan sistem akuntansi.
Kondisi terakhir ini menimbulkan pertanyaan di dalam penulis, yaitu bagaimana pencatatan dan pengelolaan keuangan penjualan makanan olahan hasil laut? Dengan pencatatan ini peneliti berharap dapat mengetahui sejauh mana pencatatan dan pengelolaan keuangan penjualan makanan olahan hasil laut.
3.3. Lokasi Penelitian
3.4. Sumber Data dan J enis Data
Jenis dan sumber data yang diperlukan adalah : > Sumber data utama (primer)
Sumber data primer merupakan data yang diperolah dari sumber dalam perusahaan, seperti bukti pembukuan transaksi dan struktur kepemilikan usaha.
3.5. Penentuan Informan
Jumlah informan ditentukan dengan menggunakan teknik snowball
sampling, menurut Sumarsono ( 2004:52 ) snowball sampling adalah teknik
penarikan sampel pada awalnya responden dipilih secara random dengan menggunakan metode non-probalilitas yang selanjutnya responden yang telah terpilih tersebut diminta untuk memberikan informasi mengenai responden – repsonden lainnya sehingga diperoleh tambahan responden.
Informan yang penulis gunakan untuk mendapatkan informasi adalah pemilik atau tenaga kerja yang bertugas untuk mencatat transaksi yang terjadi didalam indusri tersebut. Peneliti memilih orang-orang tersebut dijadikan informan dalam penelitian dikarenakan pekerjaan mereka berhubungan dengan hal mengklasifikasikan, mencatat, mengikhtisarkan dan penafsiran transaksi keuangan yang terjadi di industri tersebut sebab hal-hal peneliti sebutkan diatas adalah termasuk suatu informasi yang berguna bagi industri tersebut untuk bertindak demi kelangsungan usaha mereka dan suatu aturan yang digunakan utuk mengukur kinerja.
3.6. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi (pengamatan)
Observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan cara observasi partisipasi moderat. Dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti dalam mengumupulkan data ikut observasi partisipasif dalam berbagai kegiatan, tetap tidak semuanya hal itu dapat dapat membantu peneliti lebih mengamati proses pengelolaan keuangan.
2. Wawancara Mendalam
Wawancara tidak dilaksanakan dengan struktur ketat, tetapi semakin memfokuskan pada permasalahan sehingga informasi yang diperolah cukup mendalam. Kelonggaran semacam ini dinilai mampu dalam mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya.
3. Dokumentasi
3.7. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dalam periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancari. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaanya lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Dikutip dari Sugiyono ( 2005:91-99 ), Miles and Huberman ( 1992:16-21 ), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data :
1. Data Reduction ( Reduksi Data )
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Data reduksi ini berasal dari data mentah ( hasil rekaman dan catatan lapangan ) sampai data reduksi yang telah dipilih – pilih oleh penulis untuk melihat gambaran pola masalah. 2. Data Display ( Penyajian Data )
Setelah data reduksi, maka langkah selajutnya adalah menampilkan data. Penyajian dalam penelitian ini dengan teks yang bersifat naratif. 3. Conclusion Drawing / Verification
3.8. Keabsahan Data
Dalam setiap penelitian memerlukan standar untuk melihat derajat kepercayaan atas kebenaran dari hasil peelitian. Dalam penelitian kualitatif standa tersebut dengan keabsahan data :
1. Derajat Kepercayaan ( credibility ) a. Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk report, semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk report, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian. Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang diperoleh itu telah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali ke lapangan, data yang sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan dapat diakhiri.
b. Meningkatkan ketekunan
dengan ketekunan maka, peneliti dapat memberika deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari sumber dengan berbagai cara,dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dokumen dan waktu.
2. Pengujian Transferability
Seperti telah dikemukakan bahwa, transferability ini merupakan validasi eksternal dalam penelitian kualitatif. Validates eksternal menunjukkan derajat ketetapan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga manakala hasil penelitian dapat digunakan dalam situasi lain. Maka hasil penelitian tentang perencanaan dan pengelolaan keuangan keluarga dapat dipahami, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain . Bila gambaran tentang perencanaan dan pengelolaan keuangan keluarga dapat dipahami dengan jelas, ”semacam apa” penelitian tersebut diberlakukan, maka laporan tersebut memenuhi standar transferability.
3. Pengujian Despendability
dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.
4. Pengujian Konfirmability
Uji konfirmability mirip dengan uji despendability sehingga pengujian dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses penelitian yang dilakukan. Bila penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standard
konfirmability. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian
Industri kecil merupakan industri yang memiliki peranan sangat penting dalam perekonomian di Indonesia terutama dalam aspek-aspek seperti kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi dan lain-lain. Namun industri kecil yang di dominasi oleh usaha-usaha berskala sangat kecil (usaha mikro) dihadapan dengan masalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Ciri yang melekat para pelaku usaha mikro tersebut adalah tingkat pendidikan yang rendah.
Ciri umum dari usaha-usaha mikro adalah bahwa usaha ekonomi yang dijalankan masih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling dasar, sehingga sebenarnya masih dalam tingkat ekonomi subsistem. Ciri dari ekonomi subsistem adalah kegiatan usaha dijalankan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup guna memenui kebutuhan paling minimum dan karenanya mereka lebih mengutamakan selamat dengan menghindari segala resiko sekecil apapun. Dalam kondisi tersebut, secara fisik usaha-usaha sangat sederhana, hasil produksi kualitasnya rendah, tidak mengenal pembukuan keuangan dan sebagainya.
Hal ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi dan data yang lebih lengkap dan mendalam sehingga peneliti merasa bahwa tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman pengusaha indsutri kecil terhadap akuntansi ini telah tercapai.
4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian
4.2.1 Pencatatan Keuangan Oleh Industri Kecil
Informan akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et
al., 2000) dalam Pinasti (2007). Informasi akuntansi dapat menjadi dasar
yang andal bagi pegambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga, mengajukan permohonan kredit, dan lain-lain.
Pemahaman keuangan yang baik dan teratur dari para pengusaha industri kecil akan mendorong terciptanya pencatatan dan pengelolaan keuangan yang baik pula, sehingga pengelolaan keuangan dapat terkontrol dengan baik.
Sub bab ini merupakan pertanyaan dan jawaban dari mini research
question pertama dalam menjalankan usahanya.
Dengan petanyaan Apakah anda melakukan pencatatan dan pengelolaan keuangan ?
“ Tidak, hanya sekedar mengingat saja mas, pokoknya ada yg jual
saya terima, kalau ada yang jual atau yang beli ya saya ingat” (informan
Ibu Zuhro)
Berdasarkan pemaparan tersebut, bahwa Ibu Zuhro tidak melakukan pencatatan keuangan dengan alasan bahwa setiap hasil penjualan dipakai sendiri.
Informan selanjutnya adalah Ibu Lia masih dengan pertanyaan yang sama. Apakah anda melakukan pencatatan dan pengelolaan keuangan ?
Berikut ini pemaparan dari Ibu Lia pada tanggal 15 April 2013 :
“ Tidak, ya hanya sekedar di ingat aja mas, dan pendapatan dari
penjualan ya saya puter terus “
(informan Ibu Lia) Berdasarkan pemaparan tersebut, bahwa Ibu Lia tidak melakukan pencatatan keuangan dengan alasan bahwa setiap hasil penjualan dipakai sendiri.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan ketiga Bapak Joyo selaku pemilik UD. Joyonoto. Masih dengan pertanyaan yang sama. Apakah anda melakukan pencatatan dan pengelolaan keuangan ?
Berikut pemaparan Bapak Joyo pada tanggal 28 Mei 2013 :
“ iya mas, tapi ya gak semuanya mas..biarpun gak di catat ya sudah
di hitung mas untuk apa,beli apa..kalo pun ada pencatatan ya hanya
berupa nota-nota penjualan dan bukti-bukti pengiriman..”
Berdasarkan pemaparan tersebut Bapak Joyo telah melakukan pencatatan dan pengelolaan keuangan penjualan tetapi tidak semua transaksi ada pencatatan.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan keempat yaitu Bapak Ahmad Hamid selaku pemilik Toko Abadi Jaya. Masih dengan pertanyaan yang sama. Apakah anda melakukan pencatatan dan pengelolaan keuangan ?
Berikut pemaparan Bapak Abdul Hamid pada tanggal 3 Juni 2013 :
“ sementara ini gak pernah dicatat sih mas..Cuma oret-oretan
pemasukan dari bon – bon pengiriman mas..kalau yang berkilo-kilo ya
harus catat mas..”
(informan Bapak Abdul Hamid) Berdasarkan pemaparan tersebut Bapak Abdul Hamid telah melakukan pencatatan dan pengelolaan keuangan penjualan tetapi tidak semua transaksi ada pencatatan.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan kelima yaitu Ibu Muslimah selaku pemilik Toko Muslimah. Masih dengan pertanyaan yang sama. Apakah anda melakukan pencatatan dan pengelolaan keuangan ?
Berikut pemaparan Ibu Muslimah pada tanggal 3 Juni 2013 :
“ gak pencatatan mas..lek biyen oret – oretan, saiki gak (kalo dulu
oret – oretan,sekaran gak)..tapi kalo ada orang beli banyak gitu mbak
kasih nota, y owes tak kasih nota (ya sudah saya kasih nota), tapi kalo
(informan Ibu Muslimah) Berdasarkan pemaparan tersebut Ibu Muslimah hanya melakukan pencatatan pada jumlah barang yang besar atau banyak.
Berdasarkan pemaparan lima informan diatas bahwa kebanyakan dari mereka belum melakukan pencatatan keuangan secara baik dan teratur, mereka hanya sebatas membuat nota-nota dan ingatan saja.
4.2.2. Pentingnya Pencatatan Keuangan Bagi Industri Kecil
Pencatatan keuangan mempunyai peran yang sangat penting di dalam kelangsungan sebuah industri. Peranan pencatatan keuangan tidak hanya industri yang besar saja namun untuk industri yang kecil sekalipun pencatatan keuangan ini sangat diperlukan. Bagi para pelaku industri besar pencatatan yang sesuai degan Standar Akuntansi Keuangan mutlak dilakukan.
Sedangkan untuk industri yang berskala kecil pencatatan keuangan yang baik dan benar tentu akan sangat berperan di dalam perkembangan dan kelangsungan usahanya. Disini peneliti ingin mengetahui seberapa penting pencatatan keuangan dilakukan bagi indsutri kecil.
Peneliti melakukan wawancara dengan informan yang pertama yaitu Ibu Zuhro dengan pertanyaan, Seberapa penting pencatatan dan pengelolaan keuangan dilakukan ?
“ penting sih mas, tapi saya cuma hanya mengingat saja, gak
pernah saya catat, biasanya ya cuma pakai kalkulator “
(informan Ibu Zuhro) Berdasarkan pemaparan Ibu Zuhro beranggapan pencatatan keuangan penting untuk dilakukan, walaupun pentng namun Ibu Zuhro belum melakukan pencatatan keuangan.
Wawancara selanjutnya selanjutnya ditujukan kepada Ibu Lia. Masih dengan pertanyaan yang sama. Seberapa penting pencatatan dan pengelolaan keuangan dilakukan ?
Berikut ini pemaparan yang diungkapkan oleh Ibu Lia pada tanggal 15 April 2013 :
“ sebenarnya penting sih mas, cuma terlalu sering keluar masuk
uangnya jadi saya kerepotan, soalnya saya juga membantu menjual kalau
sedang ramai, dan saya juga mengurus anak saya “
Berdasarkan pemaparan Ibu Lia beranggapan pencatatan keuangan penting untuk dilakukan, walaupun pentng namun Ibu Lia belum melakukan pencatatan keuangan.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan ketiga yaitu Bapak Joyo. Masih dengan pertanyaan yang sama yang diajukan oleh peneliti. Masih dengan pertanyaan yang sama. Seberapa penting pencatatan dan pengelolaan keuangan dilakukan ?
Berikut pemaparan Bapak Joyo pada tanggal 28 Mei 2013 :
“ Aslinya penting mas, kalau saya tau cara-cara di supermarket itu
anak-anak jadi ya missal kalau kita surut penjualannya ya kita nombok,
masalahnya kurang hasilnya..kalau lebih ya tenang gak mikir masalah
nomboknya tadi..tapi kalau umpama ada orang lain yang kerja jelas
pencatatan harus penting mas..”
(informan Bapak Joyo) Berdasarkan pemaparan Bapak Joko beranggapan pencatatan keuangan penting untuk dilakukan, tetapi berhubung yang kerja adalah keluarga sendiri jadi jarang dilakukan.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan keempat yaitu Bapak Ahmad Hamid selaku pemilik Toko Abadi Jaya. Masih dengan pertanyaan yang sama. Seberapa penting pencatatan dan pengelolaan keuangan dilakukan ?
Berikut pemaparan Bapak Abdul Hamid pada tanggal 3 Juni 2013 :
“ iya penting juga ya..tapi kalo kita itu di buru sama kerjaan jadi
gak sampai kesana, Cuma kalo masalah mencatat ya ada kayak bon –
bon..”
(informan Bapak Abdul Hamid) Berdasarkan pemaparan Bapak Abdul Hamid beranggapan pencatatan keuangan penting untuk dilakukan, tetapi karena kesibukan bapak Abdul Hamid jarang melakukan pencatatan.
Berikut pemaparan Ibu Muslimah pada tanggal 3 Juni 2013 :
“ bagiku gak penting mas..soalle pengeluaran mbek pendapatan
kan gede pengeluaran, dadi gak tau tak catat (soalnya pengeluaran sama
pendapatan kan besar pengeluaran, jadi gak pernah di catat), cuma
diingat mas, pokok’e saiki oleh sake mene ngkok di gawe kulakkan sak
mene yo wes ngono ae (pokoknya sekarang dapat segini ntar di buat
jualan segini ya sudah gitu saja) “
(informan Ibu Muslimah) Berdasarkan pemaparan Ibu Muslimah beranggapan pencatatan keuangan tidak penting untuk dilakukan, hanya cuma diingat saja.
4.2.3. Pengetahuan Mengenai Pencatatan Keuangan
Ilmu pengetahuan merupakan pedoman bagi setiap orang untuk lebih mengenal kehidupan sekitar dan untuk lebih memperluas wawasan. Oleh sebab itu setiap orang dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan supaya tidak tersesat dalam hidupnya. Sekolah merupakan media formal yang disediakan pemerintah dengan tujuan untuk memperoleh ilmu setinggi mungkin secara benar dan terarah. Dewasa ini pendidikan dan ilmu tidak hanya diperoleh melalui proses pendidikan formal saja.
Pengalaman hidup yang telah dialami oleh setiap orang dimasa lalu merupakan ilmu yang berharga dan tidak sama dialami antara satu orang dengan yang lainnya. Dengan pengalaman juga setiap orang dapat belajar untuk dapat mengambi suatu keputusan yang lebih baik dimasa depan.
Berikut ini pemaparan yang diungkapkan oleh Ibu Lia pada tanggal 15 April 2013 :
“yaa sekedar tau saja mas,,kalo ada yang minta di buatttin bon
atau nota ya saya buattin mas..kalo gak ada yang minta ya gak saya tulis
mas”
(informan Ibu Lia) Berdasarkan pemaparan Ibu Lia, dalam melakukan pencatatan keuangan, Ibu Lia hanya mengandalkan bon-bon atau nota-nota penjualan.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan ketiga yaitu Bapak Joyo. Masih dengan pertanyaan yang sama. Dari mana anda mengetahui cara pencatatan dan pengelolaan tersebut ?.
Berikut pemaparan Bapak Joyo pada tanggal 28 Mei 2013 :
“taunya bapak ya dari supermarket-supermarket, jujur saja dari
cina-cina itu mas..terus ya dari nota-nota penjualan...”
(informan Bapak Joyo) Berdasarkan pemaparan Bapak Joko bahwa Bapak Joyo telah mengetahui pencatatan keuangan dari supermarket dan dari nota-nota penjualan.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan keempat yaitu Bapak Abdul Hamid. Masih dengan pertanyaan yang sama. Dari mana anda mengetahui cara pencatatan dan pengelolaan tersebut ?
Berikut pemaparan Bapak Abdul Hamid pada tanggal 3 Juni 2013:
“ dari inisiatif sendiri mas..dari kita beli barang berapa terus kita
jual nanti kita dapat untung apa ndak, kan kita taunya dari sana..”
Berdasarkan pemaparan Bapak Abdul Hamid bahwa Bapak Abdul Hamid telah mengetahui pencatatan dari hasil penjualan.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan kelima yaitu Ibu Muslimah. Masih dengan pertanyaan yang sama. Dari mana anda mengetahui cara pencatatan dan pengelolaan tersebut ?
Berikut pemaparan Ibu Muslimah pada tanggal 3 Juni 2013 :
“tau dari diri sendiri mas..”
(informan Ibu Muslimah) Berdasarkan pemaparan Ibu Muslimah bahwa Ibu Muslimah telah mengetahui pencatatan dari pengetahuan yang beliau miliki.
4.2.4. Pencatatan Keuangan Ter masuk Pengeluaran Pr ibadi
Didalam menyusun prinsip akuntansi, digunakan asumsi-asumsi dan konsep-konsep dasar tertentu. Asumsi dasar ini merupakan aspek dari lingkungan dimana akuntansi itu dilaksanakan. Sedangkan konsep-konsep dasar merupakan pedoman dalam menyusun prinsip akuntansi. Ada beberapa asumsi dasar mendasari struktur akuntansi. Salah satu asumsi-asumsi tersebut adalah kesatuan usaha khusus. Dalam konsep kesatuan usaha khusus ini, perusahaan dipandang sebagai unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya.
adanya pemisahan antara harta pribadi dan harta usaha ini perkembangan industri dapat dipantau.
Peneliti melakukan wawancara dengan informan yang pertama yaitu Ibu Zuhro dengan pertanyaan, Apakah setiap transaksi dilakukan pencatatan termasuk pengeluaran pribadi ?
Berikut ini pemaparan pertama yang diungkapkan oleh Ibu Zuhro pada tanggal 15 April 2013 :
“…ndak nak”
(informan Ibu Zuhro) Dari pemaparan di atas Ibu Zuhro tidak melakukan pencatatan pengeluaran pribadi.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan kedua yaitu Ibu Lia. Masih dengan pertanyaan yang sama. Apakah setiap transaksi dilakukan pencatatan termasuk pengeluaran pribadi ?
Berikut ini pemaparan yang diungkapkan oleh Ibu Lia pada tanggal 15 April 2013 :
“yaa saya pisah mas…pengeluaran untuk keluarga sama untuk
toko tapi gak saya catat, hanya saya ingat saja..”
(informan Ibu Lia) Dari pemaparan di atas Ibu Lia sudah melakukan pemisahan antara pengeluaran usaha dan pribadi, namun memang pemisahan ini tidak selalu diterapkan oleh Ibu Lia. Dan untuk pencatatan transaksi pengeluaran pribadi belum dilakukan walaupun telah dilakukan pemisahan.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan ketiga yaitu Bapak Joyo. Masih dengan pertanyaan yang sama. Apakah setiap transaksi dilakukan pencatatan termasuk pengeluaran pribadi ?
“setiap pengeluaran hasil penjualan itu biarpun gak dicatat
dibuku besar itu sudah di hitung mas..termasuk pengeluaran pribadi..jadi
ya gak semua hasil penjualan di catat..”
(informan Bapak Joyo) Berdasarkan pemaparan Bapak Joyo di atas, tidak semua hasil penjualan dicatat dan pengeluaran pribadi juga tidak selalu dicatat.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan keempat yaitu Bapak Abdul Hamid. Masih dengan pertanyaan yang sama. Apakah setiap transaksi dilakukan pencatatan termasuk pengeluaran pribadi ?
Berikut pemaparan Bapak Abdul Hamid pada tanggal 3 Juni 2013 :
“ kita kalo di warung gak mas..barang kali ada orang beli kita kan
bisa ngelayani mas..dari catatan itu kan sudah kita catat mas..kalo
pengeluaran pribadi ya gak pernah juga mas..tapi kalo dari hasil
penjualan kita putar mas..”
(informan Bapak Abdul Hamid) Berdasarkan pemaparan Bapak Abdul Hamid, tidak semua hasil penjualan dicatat dan pengeluaran pribadi juga tidak selalu dicatat.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan kelima yaitu Ibu Muslimah. Masih dengan pertanyaan yang sama. Apakah setiap transaksi dilakukan pencatatan termasuk pengeluaran pribadi ?
Berikut pemaparan Ibu Muslimah pada tanggal 3 Juni 2013 :
“gak mas..tapi wes dipisah mas mbek pengeluaran pribadi (tapi
sudah dipisah mas sama pengeluaran pribadi), tapi kalo pemasukkan
kurang, nombok’e metu (duitnya keluar)..”
Berdasarkan pemaparan Ibu Muslimah, tidak semua hasil penjualan dicatat dan pengeluaran pribadi juga tidak selalu dicatat tetapi sudah ada pemisahan antara pemasukan dari toko dan pengeluaran pribadi.
4.2.5. Yang Melakukan Pencatatan Keuangan
Keberhasilan suatu usaha yang diantaranya ditandai dengan naiknya laba merupakan suatu impian yang ingin dicapai oleh pemilik usaha tersebut, tidak terkecuali usaha yang kecil sekalipun seperti industri kecil. Keberhasilan sumber daya manusia yang ada tidak luput dari kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya itu sendiri tetapi juga pengelolaanya. Tugas pengelolaan salah satunya adalah pengelolaan dalam hal keuangan usahanya.
Peneliti melakukan wawancara dengan informan yang pertama yaitu Ibu Lia dengan pertanyaan, Siapa yang bertugas melakukan proses pencatatan dan pengelolaan keuangan ?
Berikut ini pemaparan yang diungkapkan oleh Ibu Lia pada tanggal 15 April 2013
“ya saya sendiri mas..tapi kalau sibuk ya gaka ada mas selain
saya..”
(informan Ibu Lia) Menurut keterangan Ibu Lia, beliau melakukan sendiri pencatatan penjualan usahanya.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan ketiga yaitu Bapak Joyo. Masih dengan pertanyaan yang sama. Siapa yang bertugas melakukan proses pencatatan dan pengelolaan keuangan ?
“kalau yang bertugas sih dari keluarga sendiri mas..jadi gak
gantungno (mengandalkan) bapak aja. Iya kalau bapak ada dirumah,
kalau bapak lagi keluar kirim barang atau yang jelas ibu..ibu iya kalau
pas bisa ngelayani penjualan, kalau waktu ditinggal goring didalam, pasti
adalah yang saling bantu ada anak laki, mantu laki, mantu perempuan,
jadi saling membantu pencatatan lah..”
(informan Bapak Joyo) Menurut keterangan Bapak Joyo, beliau tidak sendiri melakukan pencatatan karena di bantu olah semua keluarga.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan keempat yaitu Bapak Abdul Hamid. Masih dengan pertanyaan yang sama. Siapa yang bertugas melakukan proses pencatatan dan pengelolaan keuangan ?
Berikut pemaparan Bapak Abdul Hamid pada tanggal 3 Juni 2013 :
“ kadang saya mas, kadang ibu juga..gantian mas..kadang anak
juga, tapi secara keseluruhan saya mas..”
(informan Bapak Abdul Hamid) Menurut keterangan Bapak Abdul Hamid, beliau tidak sendiri melakukan pencatatan karena di bantu olah semua keluarga, tetapi secara keseluruhan lebih banyak dari bapak Abdul Hamid.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara pada informan kelima yaitu Ibu Muslimah. Masih dengan pertanyaan yang sama. Siapa yang bertugas melakukan proses pencatatan dan pengelolaan keuangan ?
Berikut pemaparan Ibu Muslimah pada tanggal 3 Juni 2013 :
“aku mas..gak mesti mas, nek kapan aku sek bazaar kadang
mbak’e (gak mesti mas, kalo kapan aku masih bazar kadang mbaknya),
(informan Ibu Muslimah) Menurut keterangan Ibu Muslimah, bukan hanya beliau yang melakukan pencatatan, terkadang di bantu oleh kelaurga.
4.2. Keterbatasan Peneliti
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan tentang Pencatatan dan Pengelolaan Keuangan Penjualan (Sentra Industri Kecil Makanan Olahan Hasil Laut Kelurahan Sukolilo Kecamatan Bulak Surabaya) disimpulkan bahwa pengusaha industri kecil tersebut sebenarnya telah sadar pentingnya pencatatan dan pengelolaan keuangan dalam sebuah usaha. Namun yang dilakukan oleh pengusaha industri tersebut masih sangat sederhana, yaitu pada keluar dan masuknya uang.
Pandangan pemahaman keuangan oleh pengusaha industri kecil sangatlah kurang, namun pengusaha masih berusaha untuk melakukan pencatatan keuangan walaupun dengan pengetahuan dan keterampilan yang sangat minim. Tujuan laporan keuangan dibuat oleh pemilik industri kecil diharapkan dapat mengontrol keuangan baik pengeluaran maupun pendapatan dalam menjalankan usaha tersebut.
teratur juga dibutuhkan apabila pemilik usaha akan melakukan peminjaman modal pada kreditur.
5.2 Sar an
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan dimasa yang akan datang, yaitu antara lain :
1. Bagi pengusaha industri kecil
Bagi pengusaha diharapkan dapat menerapkan pencatatan keuangan yang lebih baik, teratur, lengkap dan sesuai dengan standar, tidak hanya pencatatan pemasukan (pendapatan) dan pengeluaran saja tetapi setiap transaksi perlu adanya pencatatan secara jelas. Pengusaha juga harus memperhatikan pentingnya pemahaman pencatatan dan pengelolan keuangan yang bertujuan untuk mencapai tujuan usaha. Pemahaman pencatatan keuangan yang baik dan teratur akan mendorong terciptanya pencatatan keuangan yang baik pula, sehingga pengelolaan keuangan dapt terkontrol dengan baik.
2. Bagi perguruan tinggi
Fenomena yang terjadi di lapangan, dapat dijadikan sebagai lahan perguruan tinggi untuk dapat melaksanakan pelatihan-pelatihan kepada para pengusaha industri kecil dengan medi KKN sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Anonim, 2008, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan
Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
”Veteran” Jawa Timur, Surabaya
Choirirah, R. Reni, 2010, Penerapan Pencatatan Keuangan Pada Industri Kecil
Rumahan (Studi Kasus Pengusaha Pada Pengusaha Counter Pulsa Bedjo Cell Di Tuban). Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
”Veteran” Jawa Timur, Surabaya
Dewi, K. Shinta, 2009, Analisis Strategi Pengembangan Usaha Industri Kecil
Olahan Carica (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo). Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor
Harini, dan Dra. Mintasih Indriayu, 2008, Peranan Ibu Rumah Tangga dalam
Meningkatkan Ekonomi Keluarga Melalui Sektor Usaha Infromal di Kabupaten Sukoharjo
Moleong, J. Lexy, 2012, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Naoko, Komori, 2000, In Search of Feminine Accounting Practice: The
Experience of Woman ’Accountants’ in Japan. Sheffild University
Management School and Wakyama University
Pinasti, Margani, 2007, Pengaruh Penyelenggara dan Penggunaan Informasi
Akuntansi Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi Akuntansi : Suatu Riset Eksperimen
Renata, J. Ardhian, 2007, Studi Tentang Manajemen Pengelolaan Keuangan
Keluarga Pedagang Etnis Cina d Kya-kya Kembang Jepun Surabaya.
Sugiyono, 2008, Memahami Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta Bandung
Suci, N. Maya, 2010, Makna Penerapan Pencatatan Keuangan Bagi Pelaku
Usaha Kecil Menengah (UKM), (Studi Kasus Pada Pecel Ponorogo Bu Tari). Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”
Jawa Timur, Surabaya
Trisnaningsih, Sri dan Fitria Widyasari, 2010, Manajamen Pengelolaan Dan
Keluarga Mapan di Surabaya. Universitas UK. Petra Surabaya