• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 3.3 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang, dan berat untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 3.3 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang, dan berat untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar"

Copied!
278
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA

KOMPETENSI DASAR 3.3 MENYELESAIKAN MASALAH

YANG BERKAITAN DENGAN SATUAN WAKTU, PANJANG,

DAN BERAT UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Agnes Devi Rianingsih NIM: 131134169

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan tulus karya ini saya persembahkan untuk:

 Bapa di Surga, Bunda Maria, dan Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa

menuntunku dalam melalui segala proses dalam kehidupanku.

 Kedua orangtuaku, Antonius Mugiyana dan Yuliana Rusmiyati yang tanpa

mengenal kata lelah untuk terus membimbing, mendidik, memberi

dukungan, mendoakan dan memberikan kasih sayang padaku.

 Kakakku tersayang, Gregorius Ari Wibowo yang selalu memberi semangat

dan memberiku banyak pengalaman hidup yang sangat berharga.

 Agustinus Dwiyatna yang selalu memberikan semangat dan memberikan

dukungan.

 Saudara yang selalu memberikan dukungan.

 Sahabat-sahabatku: Veronica Triyani, Christina Widhi, Dominicus Wayan

Aditya, Laurencia Dina, Maria Triwahyuningsih, dan Maria Kiky yang

selalu ada dalam suka maupun duka dan selalu ada untuk berbagi cerita dan

pengalaman hidup.

 Teman-temanku yang selalu ada dalam suka maupun duka dan selalu

mendukungku.

 Teman-teman payung dan PGSD yang selalu memberikan semangat

(5)

v

 Keluarga besar Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan

kesempatan menjadi mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan

2013.

 Teman-teman Prodi PGSD angkatan 2013 yang selalu memberikan

semangat dan pengalaman tentang pentingnya menjalin ikatan sebagai

keluarga.

 Segala pihak yang senantiasa mendukung dan membantu dalam setiap

proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan

(6)

vi MOTTO

“Bawalah aku berjalan dengan kebenaran-Mu dan ajarlah aku. Sebab

engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti nantikan

sepanjang hari “

(Mazmur 25:5)

“Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

bagiku”

(Filipi 4:13)

“Jangan takut untuk melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai dengan langkah pertama”

(7)

vii

PERNAYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Desember 2016

Penulis

(8)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Agnes Devi Rianingsih

Nomor Mahasiswa : 131134169

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR 3.3 MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN

SATUAN WAKTU, PANJANG, DAN BERAT UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR”

beserta perangkat yang diperlukan.

Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk

penggalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari

saya maupun royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 28 Desember 2016

Yang menyatakan,

(9)

ix ABSTRAK

Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar 3.3 Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan Satuan Waktu, Panjang,

Dan Berat Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Agnes Devi Rianingsih

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini dilakukan karena adanya potensi dan masalah yang berkaitan dengan pembuatan tes hasil belajar. Masalah yang dihadapi oleh guru kelas adalah kesulitan dalam membuat tes hasil belajar yang berkualitas baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan tes hasil belajar dan mengetahui kualitas produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 3.3 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan panjang, waktu, dan berat untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Prosedur pengembangan dan penelitian produk tes hasil belajar matematika ini berdasarkan modifikasi dari model Borg and Gall. Terdapat 10 langkah prosedur penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Penelitian dan pengembangan hanya dilakukan hingga langkah ke 7 dari 10 langkah prosedur pengembangan. Subjek penelitian ini adalah 31 siswa kelas IVA dan 29 siswa kelas IVB SD Kanisisus Sorowajan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) langkah-langkah penelitian pengembangan yaitu (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, (g) revisi produk, (2) hasil analisis butir soal pada 60 butir soal tes diperoleh (a) soal valid sebanyak 35 butir soal atau 58,3% (b) hasil analisis reliabilitas menunjukkan bahwa soal reliabel serta termasuk ke dalam kategori cukup, (c) analisis daya pembeda dengan kategori baik dan kategori baik sekali, (d) analisis tingkat kesukaran diperoleh hasil 17,14% mudah, 51,43% sedang, dan 31,43% sukar, (e) analisis pengecoh diperoleh sebanyak 21 option tidak berfungsi dan telah direvisi. Soal yang telah memenuhi karakteristik kualitas butir soal yang baik kemudian disusun menjadi satu dalam sebuah prototype.

(10)

x ABSTRACT

Development Of Mathematics Assesment Test Result Basic 3.3 Competence To Solve Units Of Time, Units Of Length, And Units Of Mass Problem F or Student

Grade 5th Elementary School Agnes Devi Rianingsih Sanata Dharma University

2017

The background of this research because there was potential problem of achievement test making. The teacher’s class matter was to maked achievement test in good quality. This research intends for developing assessment test result, and knowing the quality of mathematics assessment test result as basic 3.3 competence to solve a problem related to the unit of time, length, and mass for the fourth grade students of Elementary School.

The method which is used in this research is Research and Development (R&D). Product research and development procedures tests results of learning math is based on the modification of the model of the Borg and Gall. There are a 10-step procedure research and development advanced by the Borg and Gall. Research and development is only done up to step 7 of the 10 steps of procedure development. The subjects of this research are thirty-one students in IVA class and 29 students in IVB class of Kanisius Sorowajan Elementary school.

This research showed (1) the ways of development research are: (a) potential problem, (b) collected data, (c) product desain, (d) design validation, (e) design revision, (f) product experiment, and (g) product revision, (2) analysis result from 60 question showed (a) total of valid questions are 35 item or 58,3%, (b) the questions are reliable and included enough categories, (c) analysis of the distinguishing good categories and excellent categories, (d) analysis of the difficulties result of 17,14% easy, 51,43% medium, and 31,43% difficult, (e) analysis of the distaction result 5 options did not work and had revision. Test item that have characteristic of good item then complied into one prototype.

(11)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

telah memberikan berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar 3.3 Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Satuan Waktu, Panjang,

dan Berat untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar” ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penulis juga menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis

memeproleh banyak dukungan, bimbingan, dan bantuan dari banyak pihak baik

secara langsung maupun secara tidak langsung, sebab tanpa itu semua penulis

tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Maka dengan hatiyang

tulus, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, yang memberi rahmat kesehatan dan kelancaran

selama proses penelitian hingga penyusunan skripsi ini.

2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakaprodi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar.

5. Drs. Puji Purnomo, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing, mendukung, dan memberi bantuan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

6. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang

telah membimbing, mendukung, dan memberi bantuan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Para Dosen dan staf PGSD yang telah membantu penulis dalam

(12)

xii

8. Bapak Suwardi, S.Pd., selaku kepala sekolah SD Kanisius Sorowajan yang

telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di

sekolah.

9. Ibu Rosalia Septi Wulansari, S.Pd., yang telah berkenan menerima serta

memeberikan waktu dan tempat bagi penulis dalam melaksanakan kegiatan

penelitian.

10.Ibu Al. Sandra K, S.Pd., yang telah berkenan menerima serta

memeberikan waktu dan tempat bagi penulis dalam melaksanakan kegiatan

penelitian.

11.Ibu Selly Anggun P, S.Pd., selaku wali kelas IVA yang telah membentu

penulis dalam melaksanakan penelitian.

12.Ibu Anna Wiwit Kurniawati, S.Pd., selaku wali kelas IVB yang telah

membentu penulis dalam melaksanakan penelitian.

13.Siswa dan siswi kelas IVA dan IVB di SD Kanisius Sorowajan yang telah

memberikan waktu dan kerjasama yang baik dalam melaksanakan

penelitian.

14.Bapak Antonius Mugiyana dan Yuliana Rusmiyati selaku orangtua penulis

yang telah setia memberikan kasih sayang, dukungan, motivasi dan doa

sehingga skripsi ini dapat terselsaikan dengan baik.

15.Gregorius Ari Wibowo selaku kakak penulis yang telah setia memberikan

kasih sayang, dukungan, motivasi, dan doa sehingga skripsi ini dapat

terselsaikan.

16.Seluruh keluarga penulis yang memberikan dukungan dan doa bagi penulis

dalam meneyelesaikan skripsi ini.

17.Agustinus Dwiyatna yang selalu memberikan semangat, memberikan

dukungan, dan mendoakan.

18.Sahabat-sahabat ku yang telah memeberikan dukungan, dorongan dan

motivasi yang luar biasa sehingga skripsi ini dapat terselsaikan dengan

(13)

xiii

19.Teman-teman kelompok payung yang telah memberikan waktu, ide,

dorongan, dukungan, dan motivasi yang luar biasa sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

20.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu oleh penulis yang

telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Proses penyelesaian skripsi ini ada beberapa kendala baik dalam

diri maupun dari luar. Namun, kendala tersebut bukanlah suatu hambatan

dan penghalang bagi peneliti melainkan menjadi suatu cambukan dan

pengalaman agar tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi yang telah disusun ini dapat berguna untuk para

pembaca dan bermanfaat bagi mutu pendidikan di Sekolah Dasar. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan

dan keterbatasan, oleh karena itu penulis sangat berharap kritik dan saran

yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua

Peneliti

(14)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Batasan Istilah ... 8

(15)

xv

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

1. Tes Hasil Belajar ... 11

a) Definisi Tes ... 11

b) Definisi Belajar ... 12

c) Definisi Hasil Belajar ... 13

d) Definisi Tes Hasil Belajar... 13

2. Tes Pilihan Ganda ... 15

a) Definisi Tes Pilihan Ganda ... 15

b) Pedoman Penyusunan Tes Pilihan Ganda ... 16

c) Kelebihan dan Kelemahan Tes Pilihan Ganda ... 19

3. Konstruksi Tes Hasil Belajar ... 22

a. Validitas ... 22

b. Reliabilitas ... 26

c. Karakteristik Butir Soal ... 29

4. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 31

5. Taksonomi Tes Hasil Belajar ... 41

6. Program TAP (Test Analysis Program) ... 44

7. Matematika ... 45

8. Kompetensi Dasar ... 47

B. Penelitian yang Relevan ... 48

C. Kerangka Berpikir ... 54

D. Pertanyaan Penelitian ... 57

BAB III METODE PENELITIAN ... 59

A. Jenis Penelitian ... 59

C. Prosedur Pengembangan ... 63

D. Teknik Pengumpulan Data ... 66

1. Wawancara ... 66

2. Kuesioner ... 67

3. Tes ... 68

E. Instrumen Penelitian ... 68

1. Pedoman Wawancara ... 68

(16)

xvi

3. Tes ... 72

F. Teknik Analisis Data ... 75

1. Data Kuantitatif ... 75

2. Data Kualitatif ... 85

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 86

A. Hasil Penelitian ... 86

a. Prosedur Pengembangan Tes ... 86

b. Kualitas Tes ... 92

B. Pembahasan ... 110

1. Prosedur Pengembangan Tes ... 110

2. Kualitas Tes ... 118

BAB V KESIMPULAN ... 129

A. Kesimpulan ... 129

B. Keterbatasan Masalah ... 132

C. Saran ... 123

DAFTAR REFERENSI ... 135

LAMPIRAN ... 137

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan ... 68

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner ... 70

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Matematika ... 73

Tabel 3.4 Kategori Interval Skor ... 76

Tabel 3.5 Konversi Kategori Skor ... 78

Tabel 3.6 Kriteria Validitas ... 80

Tabel 3.7 Kriteria Reliabilitas ... 81

Tabel 3.8 Kriteria Daya Beda ... 82

Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 83

Tabel 4.1 Rekapitulasi Penilaian Validator ... 88

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Butir Soal Tipe A ... 92

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Butir Soal Tipe B ... 93

Tabel 4.4 Hasil Uji Daya Beda Butir Soal Tipe A ... 95

Tabel 4.5 Hasil Uji Daya Beda Butir Soal Tipe B ... 96

Tabel 4.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Tipe A ... 98

Tabel 4.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Tipe B ... 99

Tabel 4.8 Hasil Uji Pengecoh Butir Soal Tipe A ... 101

Tabel 4.9 Hasil Uji Pengecoh Butir Soal Tipe B ... 105

Tabel 4.10 Hasil Revisi Pengecoh Butir Soal Tipe A ... 115

Tabel 4.11 Hasil Revisi Pengecoh Butir Soal Tipe B ... 117

Tabel 4.12 Hasil Analisis Validitas dan Kategori Butir Soal Tipe A ... 118

Tabel 4.13 Hasil Analisis Validitas dan Kategori Butir Soal Tipe B ... 119

(18)

xviii

Tabel 4.15 Hasil Analisis Daya Beda dan Kategori Butir Soal Tipe B ... 121

Tabel 4.16 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran dan Kategori Butir Soal Tipe A ... 122

Tabel 4.17 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran dan Kategori Butir Soal Tipe B ... 123

Tabel 4.18 Hasil Analisis Pengecoh dan Kategori Butir Soal Tipe A ... 124

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literature Map dan Penelitian yang Relevan ... 53

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Pengembangan Menurut Borg and Gall ... 60

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 138

Lampiran 2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian ... 139

Lampiran 3 Surat Ijin Melakukan Uji Validitas Penelitian ... 140

Lampiran 4 Pedoman Wawancara ... 142

Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Validasi Soal Tipe A ... 148

Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Validasi Soal Tipe B ... 149

Lampiran 7 Spesifikasi Tes ... 150

Lampiran 8 Kisi-Kisi Soal ... 151

Lampiran 9 Lembar Soal Tipe A ... 154

Lampiran 10 Lembar Soal Tipe B ... 179

Lampiran 11 Hasil Validasi Ahli ... 204

Lampiran 12 Soal Tipe A ... 220

Lampiran 13 Soal Tipe B ... 229

Lampiran 14 Data Jawaban Siswa Pada Soal Tipe A ... 238

Lampiran 15 Data Jawaban Siswa Pada Soal Tipe B ... 240

Lampiran 16 Hasil Analisis Soal Tipe A ... 242

Lampiran 17 Hasil Analisis Soal Tipe B ... 249

Lampiran 18 r Tabel Validitas ... 256

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab 1 ini akan menjelaskan tujuh hal yaitu latar belakang masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, batasan istilah, dan spesifikasi produk.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting, karena

kemajuan suatu bangsa tidak akan pernah terlepas dari aspek pendidikan.

Berdasarkan pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 (dalam

Badrudin, 2014:1) , menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan di Indonesia dibagi menjadi 3

jenjang yaitu pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan

memiliki banyak manfaat dan tujuan bagi siapa saja yang terlibat di

dalamnya.

Pendidikan merupakan sesuatu paling dasar yang memberikan

pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup

(22)

2015: 17) tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa tujuan

pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh sebab itu

untuk mencapai tujuan dari pendidikan, maka diperlukan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang memadai.

Suatu bangsa dan negara dapat dikatakan maju apabila kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) baik. Suardi (2012: iii) mengungkapkan

bahwa pendidikan harus memberikan sumbangan yang besar bagi

peningkatan SDM agar menjadi lebih berkualitas. Kualitas suatu

pendidikan dapat dilihat pada kemampuan lulusan pada suatu jenjang

pendidikan. Mardapi (2008: 5) menjelaskan bahwa salah satu upaya

peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan perbaikan sistem

penilaian. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan

meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas penilaian.

Penilaian merupakan kegiatan untuk mengumpulkan,

menganalisis, dan menafsirkan suatu data tentang hasil belajar siswa dan

mengolah data tersebut menjadi sebuah nilai yang digunakan untuk

menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa. Penilaian hasil

belajar tersebut akan membantu guru dalam mengukur kemampuan siswa

(23)

mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar harus dilakukan dengan

baik mulai dari penentuan instrumen, penyusunan instrumen, pelaksanaan

penilaian, analisis hasil penilaian dan program tindak lanjut hasil

penilaian. Hal tersebut dilakukan agar hasil dari penilaian dapat mengukur

aspek yang menjadi tujuan suatu pembelajaran. Untuk mengetahui

kemampuan dari masing-masing peserta didik maka dapat dilakukan

pengujian atau pemberian tes dalam setiap akhir pembelajaran. Untuk

melakukan pengujian, guru harus membuat alat ukur atau tes yang akan

dikerjakan oleh peserta didik.

Masidjo (1995: 38) memaparkan bahwa tes adalah suatu alat ukur

yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja

dalam suatu situasi yang distandarisasikan, dan yang dimaksudkan untuk

mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok. Sebuah

tes akan dikatakan baik jika memenuhi persyaratan tes yaitu validitas,

reliabilitas, objektivitas, praktibilitas, dan ekonomis. Banyak ragam bentuk

tes yang dilaksanakan oleh suatu lembaga pendidikan, diantaranya adalah

bentuk soal tes pilihan ganda. Item tes pilihan ganda yang baik tersebut

juga harus memuat karakteristik butir soal, yaitu daya pembeda, tingkat

kesulitan soal dan pengecoh pada soal. Pemberian soal tersebut akan dapat

dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kemampuan siswa

(24)

Peneliti mendapatkan informasi yang didapat saat melakukan

wawancara dengan guru kelas IVA dan IVB di SD Kanisius Sorowajan.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada hari Senin, 01 Agustus

2016 di SD Kanisius Sorowajan menunjukkan bahwa guru belum

sepenuhnya membuat soal sendiri, karena masih ada soal yang diambil

dari buku LKS, buku paket, atau buku kumpulan soal. Guru masih merasa

kesulitan dalam membuat soal. Jenis soal yang dibuat oleh guru adalah

soal pilihan ganda dan uraian. Guru belum melakukan pengujian validitas

dan reliabilitas pada setiap soal yang diujikan. Dalam pembuatan soal

pilihan ganda, guru belum sampai pada ranah kognitif mencipta. Guru

biasanya membuat soal sampai pada ranah menganalisis. Hal tersebut

terjadi karena anggapan guru yang memandang bahwa ranah mengevaluasi

dan mencipta itu lebih tepat digunakan pada soal uraian karena

berhubungan langsung dengan praktik dan percobaan. Materi yang

dianggap sulit dan membutuhkan contoh soal yang berkualitas adalah

materi pengukuran. Dari hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa

guru membutuhkan prototipe soal matematika yang sudah valid, reliabel,

mempunyai daya beda, pengecoh, dan indeks kesukaran.

Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti merasa terdorong untuk

melakukan penelitian dan pengembangan (Reserch and Development). Tes

yang dikembangkan berpedoman pada ranah kognitif dalam taksonomi

(25)

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta berdasarkan tingkatan

taksonomi Bloom yang telah direvisi. Penelitian yang dikembangkan

berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompentesi Dasar

3.3 Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Satuan Waktu,

Panjang, dan Berat untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”.

B. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan agar tetap

fokus pada tujuan yang akan dicapai. Batasan-batasan permasalahan

tersebut adalah:

1. Alat ukur yang dikembangkan oleh peneliti berupa soal tes pilihan

ganda dengan jumlah 60 soal.

2. Kisi-kisi dalam soal hanya mengukur ranah kognitif yaitu

mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,

dan mencipta.

3. Tes hasil belajar yang akan dibuat adalah untuk mata pelajaran

matematika kelas IV Sekolah Dasar.

4. Kompetensi dasar yang akan digunakan adalah 3.3 menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang, dan berat.

5. Materi yang digunakan adalah materi satuan waktu, panjang, dan

berat. Tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda dengan empat

(26)

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan tes hasil belajar

matematika kompetensi dasar 3.3 menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan satuan waktu, panjang, dan berat untuk kelas IV SD?

2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar matematika kompetensi

dasar 3.3 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu,

panjang, dan berat untuk kelas IV SD?

D. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar

matematika kompetensi dasar 3.3 menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan satuan waktu, panjang, dan berat untuk kelas IV SD.

2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika

kompetensi dasar 3.3 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

satuan waktu, panjang, dan berat untuk kelas IV SD.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian tentang pengembangan soal ini antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan tentang

pembuatan soal sesuai dengan karakteristik pembuatan soal pilihan

(27)

dasar 3.3 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu,

panjang, dan berat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam

menyusun soal sesuai dengan karakteristik pembuatan soal pilihan

ganda. Peneliti juga menganalisis soal pilihan ganda tersebut

berdasarkan jawaban dari peserta didik.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi

untuk mengembangkan soal pilihan ganda yang memperhatikan

karakteristik pembuatan soal dan memberikan contoh soal tes hasil

belajar matematika kompetensi dasar 3.3 menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang, dan berat.

c. Bagi Siswa

Siswa memperoleh pengalaman dalam mengerjakan soal

pengembangan tes hasil belajar matematika berbentuk pilihan

ganda yang sesuai dengan ranah kognitif dari mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta pada kompetensi dasar 3.3 menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan satuan waktu, panjang, dan berat yang sudah

(28)

d. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

dalam bentuk arsip soal tes hasil belajar matematika kompetensi

dasar 3.3 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan

waktu, panjang, dan berat yang sudah diketahui kualitas dari setiap

butir soal.

F. Batasan Istilah

Berikut ini merupakan batasan istilah dan diuraikan sebagai berikut:

1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah salah satu tipe instrumen yang digunakan

untuk mengumpulkan data tentang kemajuan atau memberi nilai

peserta didik dalam belajar.

2. Matematika

Matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir

dengan strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat

untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis.

3. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah tujuan pembelajaran yang memiliki

cangkupan luas tentang tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang

harus dimiliki siswa agar tugas pembelajaran dapat sesuai dengan jenis

(29)

4. Validitas

Validitas adalah sebuah konsep yang mempunyai hubungan dengan

tingkat sejauh mana tes telah mengukur yang seharusnya diukur.

5. Reliabilitas

Reliabilitas adalah karakter lain dari hasil evaluasi, reliabilitas dapat

diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan.

6. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan butir soal dalam membedakan

siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah.

7. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal

pada tingkat kemampuan tertentu yang dinyatakan dalam bentuk

indeks.

8. Pengecoh

Pengecoh adalah penyesat atau penggoda yang merupakan jawaban

tetapi bukan merupakan merupakan kunci jawaban.

G. Spesifikasi Produk

Produk tes hasil belajar terdapat spesifikasi tes, berikut ini spesifikasi

produk tes hasil belajar :

1. Produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 3.3

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang,

(30)

berupa standar kompetensi dan kompetensi dasar, (b) indikator, (c)

soal tes hasil belajar matematika, (d) kunci jawaban, (e) ranah kognitif,

dan (f) tingkat kesukaran soal.

2. Soal matematika kompetensi dasar 3.3 menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan satuan waktu, panjang, dan berat untuk kelas IV SD

dengan bentuk soal pilihan ganda dengan empat option jawaban yang

siap untuk digunakan.

3. Produk tes hasil belajar matematika yang dikembangkan valid.

4. Produk tes hasil belajar matematika yang dikembangkan reliabel.

5. Instrumen pilihan ganda sudah diuji daya pembeda. Daya pembeda

yang digunakan adalah kategori “baik” dengan dan kategori “baik

sekali”.

6. Instrumen pilihan ganda sudah diuji tingkat kesukaran. Proporsi

tingkat kesukaran adalah 25% soal kategori “mudah, 50% “sedang”,

dan 25% “sukar”.

7. Instrumen pilihan ganda sudah diuji analisis pengecoh.

Pengecoh-pengecoh dalam instrumen tes ini berfungsi dengan baik.

8. Instrumen pilihan ganda disusun menggunakan bahasa Indonesia yang

baku dan sesuai EYD (penggunaan tanda baca, huruf kapital, kata

(31)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini akan menjelaskan empat hal yaitu kajian teori, penelitian yang

relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

Kajian teori ini berisi tentang teori-teori relevan yang berhubungan

dengan tes hasil belajar, konstruksi tes hasil belajar, pengembangan tes hasil

belajar, taksonomi Bloom, matematika, dan kompetensi dasar.

1. Tes Hasil Belajar a) Definisi Tes

Yusuf (2015: 93) tes adalah suatu prosedur yang spesifik dan

sistematis untuk mengukur tingkah laku seseorang; atau suatu

pengukuran yang bersifat objektif mengenai tingkah laku seseorang,

sehingga tingkah laku tersebut dapat digambarkan dengan bantuan

angka, skala atau dengan sistem kategori. Menurut Arifin (2009: 118),

tes merupakan suatu tehnik atau cara yang digunakan dalam rangka

melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat

berbagai pertanyaan-pertanyaan, atau serangkaian tugas yang harus

dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek

perilaku peserta didik. Masidjo (1995: 38) memaparkan bahwa tes

(32)

dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang distandarisasikan, dan

yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar

individu atau kelompok. Sedangkan menurut pendapat Kusaeri (2012:

6), tes merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur sampel

tingkah laku dari peserta tes yang berbentuk suatu pertanyaan.

Menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa definisi tes adalah

suatu alat ukur yang di dalamnya terdapat berbagai

pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman,

penguasaan materi serta tingkah laku seseorang agar dapat digambarkan

dengan bantuan angka, atau skala.

b) Definisi Belajar

Menurut Susanto (2013: 4) belajar merupakan suatu aktivitas

yang dilakukan secara sengaja untuk memperoleh suatu konsep,

pemahaman, dan pengetahuan baru yang memungkinkan menimbulkan

perubahan perilaku yang relatif tetap dalam berpikir, merasa, dan

bertindak.

Winkel (dalam Sulistyorini 2009: 5), belajar merupakan suatu

kegiatan mental berhubungan dengan atau fisik yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang kemudian menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan,

(33)

bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang berproses yang menuju pada

suatu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan yang akan menambah

limu pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman yang akan membawa

suatu perubahan dalam berperilaku.

c) Definisi Hasil Belajar

Sudjana (1989: 22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu

kemampuan yang dimiliki setelah menerima pengalaman belajar.

Menurut Winkel (2004: 61) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam hal sikap dan

tingkah laku. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 36)

menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang ditunjukkan

dari suatu interaksi tindak belajar dan ditunjukkan melalui nilai tes yang

diberikan oleh guru.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai dari hasil

pengalaman belajar yang kemudian dipelajari kembali untuk

mendapatkan perubahan.

d) Definisi Tes Hasil Belajar

Yusuf (2015: 93) menyatakan bahwa tes hasil belajar

(34)

atau pendidik di lembaga pendidikan tinggi, untuk memahami tingkat

keberhasilan peserta didik dalam belajar. Tes hasil belajar juga sering

disebut dengan tes prestasi belajar, merupakan alat yang dapat

digunakan oleh pendidik di sekolah atau pendidik di lembaga

pendidikan tinggi untuk memahami tingkat keberhasilan peserta didik

dalam belajar. Tes hasil belajar adalah salah satu tipe instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemajuan atau memberi

nilai peserta didik dalam belajar. Tes hasil belajar dilakukan dalam

semester, akhir semester, tengah catur wulan dan catur wulan maupun

di tahun ajaran. Menurut Gronlund (dalam Yusuf, 2015: 183) tes hasil

belajar mensupport dan memperkuat komponen-komponen yang lain

dalam menilai kesiapan belajar, memantau proses belajar serta

mendiagnosis belajar. Sedangkan Purwanto (2008: 144)

mengungkapkan bahwa tes hasil belajar adalah alat ukur yang

digunakan untuk melakukan pengukuran guna pengumpulan data hasil

belajar. Berdasarkan pendapat Trianto (2010: 144) tes hasil belajar

merupakan butir tes yang yang digunakan untuk mengetahui hasil

belajar mengajar.

Berdasarkan dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan

bahwa tes hasil belajar adalah tes atau suatu tipe instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa untuk

(35)

untuk melihat perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah

dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan

pengajaran.

2. Tes Pilihan Ganda

a) Definisi Tes Pilihan Ganda

Menurut Sudjana (1990: 48) soal pilihan ganda adalah bentuk tes

yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Widoyoko

(2009: 59) tes pilihan ganda adalah tes di mana setiap butir soalnya

memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu. Pada umumnya

jumlah alternatif jawaban berkisar antara 2 (dua) atau 5 (lima). Kusaeri

(2012: 107) soal bentuk pilihan ganda merupakan soal yang jawabannya

harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.

Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (steam)

dan pilihan jawaban (option). Mardapi (2008: 71) menyatakan tes bentuk

pilihan ganda adalah tes yang jawabannya dapat diperoleh dengan

memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Dalam tes pilihan

ganda ini, bentuk tes terdiri atas: pernyataan (pokok soal), alternatif

jawaban yang mencangkup kunci jawaban dan pengecoh. Soal tes bentuk

pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih

kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Soal tes bentuk pilihan ganda terdiri atas

(36)

persoalan dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula

dalam bentuk pernyataan (statement) yang belum sempurna yang sering

disebut stem, sedangkan pilihan jawaban itu mungkin berbentuk

perkataan, bilangan, atau kalimat dan sering disebut option. Pilihan

jawaban terdiri atas jawaban yang benar atau yang paling benar disebut

kunci jawaban dan kemungkinan jawaban yang salah dinamakan

pengecoh (distractor atau decoy atau fails).

Berdasarkan dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan

bahwa tes pilihan ganda adalah salah satu jenis objektif yang terdiri dari

pertanyaan atau pernyataan yang memiliki beberapa alternatif jawaban.

Dalam alternatif jawaban pilihan ganda terdiri dari jawaban yang benar

atau yang paling benar disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban

yang salah dinamakan pengecoh (distractor).

b) Pedoman Penyusunan Tes Pilihan Ganda

Widoyoko (2012: 77) menyatakan bahwa kualitas butir soal pilihan

ganda sangat bergantung pada kemampuan orang yang menyusun butir

soal. Penyusunan butir soal ini perlu memperhatikan hal-hal berikut:

1. Inti permasalahan harus dicantumkan dalam rumusan pokok soal.

Pokok soal tersebutlah yang dapat membantu siswa dalam

(37)

2. Hindari pengulangan kata-kata yang sama dalam pilihan jawaban.

Peniadaan pengulangan kata ini berarti menyangkut waktu

menulis dan membaca serta menghemat tempat.

3. Hindari rumusan kata yang berlebihan. Rumusan kata yang baik

adalah rumusan yang berisi, padat, dan jelas.

4. Jika pokok soal merupakan pernyataan yang belum lengkap,

maka kata-kata untuk melengkapinya harus diletakkan di ujung

pernyataan, bukan di tengah-tengah kalimat.

5. Susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana dengan

menyusun secara berderet atau dari atas ke bawah. Jika

penyusunan berupa kata maka penyusunan dilakukan secara

berderet maka urutannya harus disusun berdasarkan alfabet. Jika

yang disusun berupa bilangan maka penyusunan dimulai dari atas

ke bawah maka harus diurutkan sesuai dengan panjang bilangan.

6. Ciri khas dari tes pilihan ganda dari tes objektif yang lain adalah

pada pilihan ganda semua alternatif jawaban ada kemungkinan

sebagai jawaban benar. Pembuat soal tes harus membuat soal

yang bisa membuat peserta tes harus membaca dan memikirkan

ulang semua pilihan jawaban sebelum menemukan jawaban yang

(38)

7. Hindari jawaban yang benar ditulis lebih panjang dari jawaban

yang salah. Penyusunan butir soal tes harus merinci jawaban dan

pengecoh dengan tulisan yang sama panjangnya.

8. Hindari adanya petunjuk/indikator pada jawaban yang benar.

9. Gunakan tiga atau lebih alternatif pilihan jawaban.

10.Pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau

kata-kata yang bermakna tidak pasti, misalnya: kebanyakan, seringkali,

kadang-kadang, dan sejenisnya.

11.Pokok soal berisi pertanyaan atau pernyataan yang bersifat

positif.

Berdasarkan dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa pedoman penyusunan tes pilihan ganda adalah sebagai

berikut: (1) mencantumkan inti permasalahan dalam pokok soal,

(2) mengindari pengulangan kata dalam pilihan jawaban, (3)

menghindari perumusan kata yang berlebihan, (4) untuk

melengkapi pernyataan yang belum lengkap, maka kata untuk

melengkapinya harus diletakkan di ujung pernyataan, (5) susunan

alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana, (6) penyusun soal

harus membuat soal yang bisa membuat peserta tes harus

membaca dengan teliti soal sebelum menemukan jawaban yang

tepat, (7) menghindari jawaban yang terlalu panjang, (8)

(39)

yang benar, (9) gunakan tiga atau lebih alternatif pilihan jawaban,

(10) hindari pokok soal yang menggunakan ungkapan atau

kata-kata yang bermakna tidak pasti, dan (11) pokok soal yang berisi

pertanyaan atau pernyataan yang bersifat positif.

c) Kelebihan dan Kelemahan tes pilihan ganda

Jenis tes pilihan ganda mempunyai kelebihan dan kelemahan.

Widoyoko (2009: 68) menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan

soal pilihan ganda.

1) Kelebihan soal pilihan ganda adalah

a) Butir soal tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur

segala level tujuan pembelajaran, mulai dari yang sederhana

sampai dengan yang paling kompleks, kecuali tujuan yang

berupa kemampuan mendemonstrasikan, keterampilan

menyatakan sesuatu secara ekspresif.

b) Karakteristik butir soal pilihan ganda hanya menuntut waktu

mengerjakan sangat minimal, maka setiap perangkat tes yang

menggunakan butir soal pilihan ganda sebagai alat ukur dapat

menggunakan jumlah butir soal yang relatif banyak dan karena

itu penarikan sampel pokok bahasan yang akan diujikan dapat

lebih luas.

(40)

d) Tipe butir soal dapat disusun sedemikian rupa sehingga

menuntut kemampuan peserta tes untuk membedakan berbagai

tingkatan kebenaran.

e) Jumlah pilihan yang disediakan melebihi dua, sehingga akan

dapat mengurangi keinginan peserta tes untuk menebak.

f) Tipe butir soal pilihan ganda memungkinkan dilakukan analisis

butir soal secara baik.

g) Tingkat kesukaran butir soal dapat diatur, dengan hanya

mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban.

h) Informasi yang diberikan lebih kaya. Butir soal ini dapat

memberikan informasi tentang peserta tes lebih banyak kepada

guru, terutama bila butir soal itu memiliki homogenitas yang

tinggi.

2) Kelemahan soal pilihan ganda antara lain :

a) Relatif lebih sulit dalam penyusunan butir soal. Kesulitan

menyusun butir soal tipe pilihan ganda ini terutama untuk

menemukan alternatif jawaban yang homogen.

b) Ada kecenderungan bahwa guru menyusun butir soal tipe

pilihan ganda dengan hanya menguji atau mengukur aspek

ingatan, atau aspek yang paling rendah dalam ranah kognitif.

Bukan berarti bahwa aspek ini tidak penting dalam hasil belajar,

(41)

aspek kognitif, maka perangkat tes tidak terlalu berarti sebagai

alat pengukur keberhasilan belajar secara menyeluruh.

c) Memberikan pengaruh kebiasaan peserta tes terhadap tes bentuk

pilihan ganda (testwise) terhadap hasil tes peserta. Peserta tes

semakin terbiasa dengan bentuk tes tipe pilihan ganda makin

besar kemungkinan ia akan memperoleh skor yang lebih tinggi.

Jihad (2012: 77) menjelaskan tentang kelebihan dan

kelemahan soal pilihan ganda.

1) Kelebihan soal pilihan ganda adalah :

a) Hasil belajar dari yang sederhana sampai yang kompleks

dapat diukur

b) Terstruktur dan petunjuknya jelas.

c) Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi

diagnostik.

d) Tidak dimungkinkan untuk menerka atau menebak jawaban.

e) Penilaian mudah, objektif, dan dapat dipercaya.

2) Kelemahan soal pilihan ganda antara lain :

a) Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama.

b) Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecah masalah,

kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide.

(42)

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa kelebihan dari soal tes pilihan ganda adalah (1) mampu mengukur

hasil belajar dari yang sederhana sampai yang kompleks, (2) bentuk soal

tes tersebut terstruktur dan jelas, (3) terdapat alternatif-alternatif jawaban

yang mampu memberikan informasi diagnostik, (4) tidak mungkinkan

peserta untuk menerka jawaban, dan (5) proses penilaian menjadi lebih

mudah, objektif, dan dapat dipercaya. Sedangkan kelemahan pada soal tes

pilihan ganda adalah (1) penyusunan soal tes membutuhkan waktu yang

cukup lama dan (2) nilai dapat dipengaruhi oleh kemampuan baca yang

baik.

3. Konstruksi Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar yang baik dikonstruksi dengan memenuhi

validitas, reliabilitas, dan karakteristik butir soal yaitu dengan tingkat

kesulitan , daya beda, dan pengecoh alternatif jawaban.

a. Validitas

Surapranata (2004: 50) menyatakan bahwa validitas adalah

sebuah konsep yang mempunyai hubungan dengan tingkat sejauh

mana tes telah mengukur yang seharusnya diukur. Ratnawulan (2015:

59) validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Menurut

Gronlund (dalam Sukardi 2008: 30) valid dapat diartikan sebagai

(43)

evaluasi. Sukardi (2008: 31) menyatakan validitas adalah derajat yang

menunjukkan di mana mengukur apa yang hendak diukur.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa validitas merupakan sebuah konsep yang

berhubungan dengan “ketepatan” yang mempunyai hubungan dengan

tingkat sejauh mana tes telah mengukur yang seharusnya diukur.

Sedangkan menurut Sukiman (dalam Ratnawulan 2015: 59)

validitas suatu instrumen evaluasi mempunyai beberapa makna

penting di antaranya adalah seperti berikut:

a) Validitas berhubungan dengan ketepatan interprestasi hasil

tes atau instrumen evaluasi untuk grup individual dan bukan

instrumen sendiri.

b) Validitas diartikan sebagai derajat yang menunjukkan

kategori yang bisa mencangkup kategori rendah, menengah,

dan tinggi.

c) Prinsip suatu tes valid, tidak universal. Validitas suatu tes

yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah bahwa ia

hanya valid untuk suatu tujuan tertentu saja. Tes valid untuk

bidang studi metrologi industri belum tentu valid untuk

bidang lain misalnya bidang mekanik teknik.

Secara metodologis, validitas suatu tes dapat dibedakan

(44)

a) Validitas Isi

Validitas isi adalah kesesuaian antar butir-butir soal dalam

tes dengan deskripsi bahan yang diajarkan. Sebuah soal yang

dikatakan memiliki validitas isi apabila sesuai dengan isi

kurikulum yang hendak diukur. Semua materi yang diajarkan

tertera dalam kurikulum, oleh sebab itu validitas isi ini disebut

validitas kurikulum. Cara yang digunakan dalam menentukan

validitas isi adalah dengan mengkaji isi tes. Kriteria yang menjadi

dasar pengujian validitas isi adalah kisi-kisi yang telah

direncanakan.

b) Validitas Konstruk

Konstruk (Construct) adalah suatu yang berkaitan dengan

fenomena dan objek yang abstrak, tetapi gejalanya dapat di amati

dan dapat diukur. Validitas konstruk mengandung arti bahwa

suatu alat ukur dikatakan valid apabila telah cocok dengan

konstruksi teoritik di mana tes tersebut dibuat. Dengan kata lain

sebuah tes akan dikatakan memiliki validitas konstuk apabila

soal-soalnya mampu mengukur aspek berpikir seperti yang telah

diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, dan

indikator yang terdapat pada kurikulum. Konstruksi yang

(45)

berkaitan dengan aspek mengingat, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi.

c) Validitas Prediksi

Validitas Prediksi adalah derajat yang menunjukkan suatu

tes dapat memprediksi tentang bagaimana seseorang akan

melakukan suatu prospek tugas atau pekerjaan yang

direncanakan. Validitas prediksi (predictive validity)

menunjukkan hubungan antara tes skor yang diperoleh peserta tes

dengan keadaan yang akan terjadi diwaktu yang akan datang.

Sebuah tes akan dikatakan memiliki validitas prediksi apabila

mempunyai kemampuan untuk memprediksi atau memperkirakan

apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

d) Validitas “ada sekarang” (Concurrent Validity)

Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris.

Sebuah tes dapat dikatakan memiliki validitas empiris jika

hasilnya sesuai dengan pengalaman. Jika ada istilah “sesuai” tentu

ada dua hal yang dipasangkan. Dalam hal ini, hasil tes

dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu

mengenai hal yang telah lampau, sehingga data pengalaman

tersebut sekarang sudah ada (ada sekarang, concurrent).

(46)

b. Reliabilitas

Ratnawulan (2015: 60) kata “reliabilitas” dalam bahasa

Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggris, yang

berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Purwanto

(2008: 154) reliabilitas merupakan akurasi dan presisi yang dihasilkan

oleh alat ukur dalam melakukan pengukuran. Alat ukur yang reliabel

akan menghasilkan ukuran “yang sebenarnya”. Alat ukur yang

reliabel akan memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan

konsisten karena pengukurannya menghasilkan alat yang minimal.

Sukardi (2008: 48) menyatakan bahwa reliabilitas adalah karakter lain

dari hasil evaluasi. Reliabilitas dapat diartikan sama dengan

konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen evaluasi, dikatakan

mempunyai nilai reliabilitas tinggi, apabila tes yang dibuat tersebut

mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak

diukur. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

reliabilitas adalah ketepatan atau kestabilan suatu instrumen sehingga

apabila dilakukan sebuah uji reliabilitas hasilnya akan tetap sama

(konsisten).

Widoyoko (2009: 145) memaparkan bahwa ada dua cara

untuk menguji reliabilitas, yaitu dengan menggunakan metode bentuk

(47)

skor non diskrit. Berikut penjelasan tentang cara untuk menguji

reliabilitas:

1. Reliabilitas Eksternal (External Reliability) a. Metode Bentuk Paralel (Equivalent Method)

Metode pararel dilakukan dengan cara menyusun dua

instrumen yang hampir sama (equivalent). Instrument paralel atau

equivalent adalah dua buah instrumen yang mempunyai kesamaan

tujuan, tingkat kesulitan dan susunan, tetapi butir-butir

pertanyaan/pernyataan berbeda. Kelemahan metode ini adalah

membutuhkan waktu dan biaya yang lebih karena harus

menyusun dua instrumen, dan harus tersedia waktu yang lama

untuk melakukan uji coba sebanyak dua kali.

b. Metode tes Berulang (Test-retest Method)

Metode ini dilakukan untuk menghindari penyusunan

instrumen dua kali. Dengan menggunakan metode ini, kita hanya

menyusun satu perangkat instrumen. Untuk tes yang banyak

mengungkap pengetahuan (ingatan) dan pemahaman, metode ini

kurang mengena karena responden masih ingat akan butir-butir

soalnya. Pada Umumnya hasil tes yang kedua cenderung lebih

baik daripada hasil tes pertama. Hal ini dimungkinkan karena

(48)

2. Reliabilitas Internal (Internal Reliability) a. Instrumen Skor Diskrit

Instrumen skor diskrit, nominal atau pilah adalah

instrumen yang skor jawaban/responsnya hanya dua, yaitu 1 (satu)

dan 0 (nol). Dengan kata lain hanya dua jawaban yaitu benar dan

salah. Jawaban benar diberi skor 1 (satu) sedangkan jawaban salah

diberi skor 0 (nol). Metode belah dua ini dikemukakan oleh

Spearman-Brown.

Ada dua cara membelah butir instrumen, yaitu :

1) Membelah butir instrumen menjadi kelompok butir nomor

genap dan kelompok butir nomor ganjil yang selanjutnya

disebut dengan belahan genap-ganjil.

2) Membelah butir instrumen menjadi kelompok butir nomor

awal dan kelompok butir nomor akhir, yaitu separuh jumlah

pada nomor-nomor awal dan separuh pada nomor-nomor

akhir yang selanjutnya disebut dengan belahan awal-akhir.

b. Instrumen Skor Non Diskrit

Instrumen skor non diskrit adalah instrumen pengukuran

yang dalam sistem skoringnya bukan 1 dan 0 (satu dan nol), tetapi

bersifat gradual, yaitu ada penjenjangan skor, mulai dari skor

(49)

c. Karakteristik butir soal a) Daya pembeda

Ratnawulan (2015: 169) menyatakan bahwa daya pembeda

soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara

siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang

tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Menurut

Purwanto (2009: 102) daya pembeda adalah kemampuan butir soal

membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah.

Arifin (2009: 133) daya pembeda soal adalah kemampuan soal

untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (menguasai

materi) dengan peserta didik yang kurang pandai (kurang/tidak

menguasai materi).

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

daya beda adalah kemampuan item soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai (menguasai materi pelajaran) dengan siswa yang

kurang pandai (tidak menguasai materi pelajaran).

b) Tingkat kesukaran

Menurut Aiken (dalam Ratnawulan, 2015: 169) tingkat

kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal

pada tingkat kemampuan tertentu yang dinyatakan dalam bentuk

indeks. Indeks tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam

(50)

99) memaparkan tingkat kesulitan adalah proporsi siswa peserta tes

yang menjawab benar. Rentang nilai tingkat kesulitan antara 0-1.

Semakin tinggi tingkat kesulitan, maka butir soal semakin mudah

dan banyak yang menjawab dengan benar. Sebaliknya jika semakin

rendah tingkat kesulitan maka butir semakin sukar dan sedikit yang

menjawab benar. Tingkat kesukaran diklasifikasikan menjadi tiga,

yaitu sukar, sedang, dan mudah.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

tingkat kesukaran adalah sebuah peluang untuk menjawab dengan

benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu. Kriteria yang

sudah ditentukan dalam tingkat kesukaran ada tiga yaitu sukar,

sedang, dan mudah. Semakin tinggi tingkat kesukaran maka soal

tersebut akan dikategorikan dalam soal yang mudah namun apabila

soal tersebut tingkat kesukarannya rendah maka soal tersebut

(51)

c) Analisis pengecoh

Menurut Purwanto (2009: 108) pengecoh disebut sebagai

penyesat atau penggoda yang merupakan jawaban tetapi bukan

merupakan kunci jawaban. Pengecoh dibuat untuk menyesatkan

siswa dan mengoda siswa yang kurang begitu jelas dengan materi

untuk memilih jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban.

Arifin (2009:279) menjelaskan bahwa butir soal dapat

dikatakan baik apabila pengecohnya dipilih secara merata oleh

peserta tes, sedangkan butir soal dapat dikatakan kurang baik

apabila pengecohnya dipilih secara tidak merata. Arikunto (2012:

234) mengungkapkan bahwa sebuah distraktor dapat dikatakan

berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% peserta

tes.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

pengecoh adalah sebuah pilihan jawaban yang bukan termasuk

dalam kunci jawaban yang berfungsi sebagai pengecoh atau

penggoda peserta tes agar memilih pengecoh tersebut. Pengecoh

tersebut akan berfungsi dengan baik jika jawaban pengecoh

tersebut dipilih secara merata oleh peserta tes paling sedikit dipilih

(52)

4) Pengembangan Tes Hasil Belajar

Menurut Djaali (dalam Sudaryono dkk 2013: 65) penyusunan

dan pengembangan tes dimaksudkan untuk memperoleh tes yang valid,

sehingga hasil ukurnya dapat mencerminkan secara tepat hasil belajar

atau prestasi belajar yang dicapai oleh masing-masing individu peserta

tes setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Langkah-langkah

konstruksi tes yang di tempuh adalah sebagai berikut :

a) Menetapkan tujuan tes. Tes prestasi belajar dapat dibuat untuk

bermacam-macam tujuan, seperti: (1) tes yang bertujuan untuk

mengadakan ujian nasional atau ujian lain yang sejenis, (2) tes

yang bertujuan untuk mengadakan seleksi, (3) tes yang

bertujuan untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa yang

dikenal dengan tes diagnosis.

b) Analisis kurikulum. Analisis kurikulum bertujuan untuk

menentukan bobot setiap pokok bahasan yang akan dijadikan

dasar dalam menentukan jumlah item atau butir soal untuk

setiap pokok bahasan soal objektif atau bobot soal untuk untuk

uraian, dalam membuat kisi-kisi tes.

c) Analisis buku pelajaran sumber materi belajar lainnya. Analisis

ini mempunyai tujuan yang sama dengan analisis kurikulum,

yaitu menentukan bobot setiap pokok bahasan. Namun dalam

(53)

berdasarkan jumlah halaman materi yang termuat dalam buku

pelajaran atau sumber materi belajar lainnya.

d) Membuat kisi-kisi. Manfaat kisi-kisi adalah untuk menjamin

sampel soal yang baik, dalam arti mencangkup semua pokok

bahasan secara proporsional. Agar item-item atau butir-butir tes

mencangkup keseluruhan materi (pokok bahasan atau sub pokok

bahasan) secara proporsional, maka sebelum menulis butir-butir

tes terlebih dahulu membuat kisi-kisi sebagai pedoman.

e) Penulisan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Penulisan TIK

harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. TIK harus

mencerminkan tingkah laku siswa, oleh karena itu harus

dirumuskan secara operasional, dan secara teknis menggunakan

kata-kata operasional.

f) Penulisan soal. Setelah kisi-kisi dalam bentuk tabel spesifikasi

telah tersedia, maka yang kemudian dibuat adalah butir-butir

soal. Petunjuk yang perlu diperhatikan dalam membuat

butir-butir soal adalah:

a) Soal yang dibuat harus valid (validitas konstruk) dalam arti

mampu mengukur tercapai tidaknya tujuan pembelajaran

(54)

b) Soal yang dibuat harus dapat dikerjakan dengan

menggunakan satu kemampuan spesifik, tanpa dipengaruhi

kemampuan lain yang tidak relevan.

c) Soal yang dibuat harus terlebih dahulu dikerjakan atau

diselesaikan dengan langkah-langkah lengkap sebelum

digunakan pada tes yang sesungguhnya.

d) Menetapkan sejak awal aspek kemampuan yang hendak

diukur untuk setiap soal matematika yang dibuat.

e) Dalam membuat soal matematika, hindari sejauh mungkin

kesalahan-kesalahan ketik, kerena hal itu akan

mempengaruhi validitas soal.

f) Memberikan petunjuk mengerjakan soal secara lengkap dan

jelas untuk setiap bentuk soal metematika dalam suatu tes.

g) Telaah soal (face validity). Soal-soal yang dibuat masih

mungkin terjadi kekuranagan atau kekeliruan yang

menyangkut aspek kemampuan spesifik yang diukur,

bahasa yang digunakan, kesalahan ketik dan lain

sebagainya. Untuk itu sebelum diperbanyak maka soal

terlebih dahulu harus ditelaah oleh teman sejawat yang

mendalami materi tes maupun teknik penulisan soal untuk

(55)

h) Produksi soal terbatas. Tes yang sudah diperbanyak dalam

jumlah yang cukup menurut jumlah sampel uji coba atau

jumlah peserta yang akan mengerjakan tes tersebut dalam

suatu kegiatan uji coba tes.

i) Uji coba tes. Tes yang sudah diperbanyak itu akan

diuji-cobakan pada sejumlah sampel yang telah ditentukan.

Sampel uji coba harus mempunyai karakteristik yang

kurang lebih sama dengan karakteristik peserta tes yang

sesungguhnya.

j) Analisis hasil uji coba. Berdasarkan data hasil ujicoba

dilakukan analisis, terutama analisis butir soal yang

meliputi validitas butir, reliabilitas, daya pembeda, tingkat

kesukaran, dan fungsi pengecoh. Berdasarkan validitas

butir soal tersebut dilakukan seleksi soal menggunakan

kriteria validitas tertentu.

k) Revisi soal. Soal-soal yang valid berdasarkan kriteria

validitas empirik dikonfirmasikan dengan kisi-kisi.

Apabila soal-soal tersebut sudah memenuhi syarat dan telah

mewakili semua materi semua materi yang akan diujikan,

soal-soal tersebut selanjutnya dirakit menjadi sebuah tes,

namun jika masih ada soal-soal yang valid belum

(56)

kisi-kisi, dapat dilakukan perbaikan terhadap soal yang

diperlukan.

l) Merakit soal menjadi tes. Urutan soal dalam suatu tes

dilakukan dengan mengurutkan tingkat kesukaran soal,

yaitu dari soal yang mudah sampai dengan soal yang sulit.

Sedangkan menurut Widoyoko (2009: 88) menyatakan

bahwa ada sembilan langkah yang perlu ditempuh dalam

mengembangkan tes hasil belajar, di antaranya adalah :

1. Menyusun spesifikasi tes

Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah

menetapkan spesifikasi tes, yaitu yang berisi uraian yang

menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu

tes. Spesifikasi yang jelas akan mempermudah dalam menulis soal.

Penyusunan spesifikasi tes mencangkup kegiatan: (1) menentukan

tujuan tes, (2) menyusun kisi-kisi tes, (3) memilih bentuk tes, (4)

menentukan panjang tes.

a) Menentukan tujuan tes

Ditinjau dari segi tujuan ada empat macam tes yang banyak

digunakan di lembaga pendidikan, yaitu

1. Tes penempatan dilaksanakan pada awal pelajaran, untuk

mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki peserta

(57)

2. Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar

yang dihadapi peserta didik, termasuk kesalahan pemahaman

konsep. Tes ini dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa

sebagian besar peserta didik gagal dalam mengikuti proses

pembelajaran. Tes ini memberikan informasi tentang

konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami. Tes

ini berisi materi yang dirasa sulit oleh peserta didik, namun

tingkat kesulitan tes ini cenderung rendah.

3. Tes formatif bertujuan untuk memperoleh masukkan tentang

tingkat keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Hal

ini berguna untuk memperbaiki strategi mengajar. Tes ini

dilakukan secara periodik sepanjang semester.

4. Tes sumatif diberikan di akhir suatu pelajaran, atau akhir

semester, untuk menentukan keberhasilan belajar peserta

didik untuk mata pelajaran tertentu. Tingkat keberhasilan

tersebut dinyatakan dengan skor atau nilai, pemberian

sertifikat, dan sejenisnya. Tingkat kesukaran soal pada tes

sumatif bervariasi.

b) Menyusun kisi-kisi

Kisi-kisi atau biasa juga disebut sebagai tabel

spesifikasi tes merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi

(58)

bagi penulis soal, sehingga menulis soal akan menghasilkan

soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama.

Empat langkah dalam mengembangkan kisi-kisi

tes, yaitu: (1) menulis standar kompetensi dan kompetensi

dasar, (2) menentukan indikator, (3) membuat daftar pokok

bahasan dan sub pokok bahasan yang akan diujikan, (4)

menentukan jumlah butir soal tiap pokok bahasan dan sub

pokok bahasan.

c) Memilih bentuk tes

Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes,

jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa

lembar jawaban tes, cangkupan materi, dan karakteristik mata

pelajaran yang diujikan. Bentuk soal tes objektif pilihan

ganda sangat tepat digunakan bila jumlah peserta banyak,

waktu koreksi singkat, dan cangkupan materi yang diujikan

banyak. Kelebihan tes objektif bentuk pilihan adalah lembar

jawaban dapat diperiksa dengan komputer sehingga

objektivitas penskoran dapat dijamin.

d) Menentukan panjang tes

Penentuan panjang tes didasarkan pada cangkupan materi

(59)

2. Menulis soal tes

Penulisan soal merupakan langkah penjabaran indikator menjadi

pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan

perincian pada kisi-kisi yang telah dibuat. Pertanyaan perlu

dikembangkan dan dibuat dengan jelas dan simpel.

3. Menelaah soal tes

Menelaah soal perlu dilakukan untuk memperbaiki soal jika

ternyata dalam pembuatan soal masih ditemukan kekurangan dan

kesalahan. Sering kali kelemahan dan kekurangan terjadi baik

dari segi tata bahasa maupun dari substansi yang tidak terlihat

oleh pembuat soal. Menelaah soal dilakukan oleh sejumlah orang

yang terdiri dari para ahli yang secara bersama-sama dalam tim

menelaah atau mengkoreksi soal.

4. Melakukan uji coba tes

Sebelum soal digunakan maka uji coba dilakukan untuk

memperbaiki kualitas soal. Uji coba ini dilakukan sebagai sarana

untuk memperbaiki data empirik tentang tingkat kebaikan soal

yang telah disusun. Melalui uji coba dapat diperoleh data tentang

reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, pola jawaban, efektifitas

Gambar

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan
Gambar 3.1  Langkah-langkah pengembangan Borg and Gall (dalam
Gambar 3.2 Langkah-langkah pengembangan yang dilaksanakan peneliti
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang

1, November 2017 Qanun Kabupaten/Kota/ Reusam Gampong Qanun Jinayat menurut Pasal 1 Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 diartikan sebagai hukum yang mengatur tentang jarimah

Perdagangan dan Koperasi serta para pengusaha batik tulis Lasem tentang bagaimana pengusaha Pribumi Muslim yang bergerak dalam industri batik tulis Lasem

Sehubungan bahwa perusahaan Saudara telah menyampaikan Dokumen Kualifikasi untuk Paket Pekerjaan Renovasio Gedung Middle dan Back Office (Penggantian Atap dan Plafond) di

Pada penelitian ini, biogas yang terbentuk berasal dari proses dekomposisi sampah organik, yang berasal dari pasar, secara anaerob dengan pemberian perlakuan

Gambar 27 Aplikasi CBTSync : Status STANDBY – ID Server/SN tidak sesuai dengan server pusat... OFFLINE – CBTSync tidak terkoneksi dengan

Hasil dari penelitian tersebut adalah: (1) berdasarkan sarana analisis, tugas/kejujuran faktor agama dianggap sebagai faktor yang paling signifikan yang mempengaruhi

Berdasarkan seluruh hasil dan pembahasan dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kecemaan orang tua dapat dikurangi apabila perawat dapat melakukan peranannya