• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKADENGAN METODE Pengaruh Penerapan Pembeelajaran Matematika Dengan Metode Inquiry Learning Dan Reciprocal Teaching Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa (Eksperimen Pada Kelas XI IPA Semester

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKADENGAN METODE Pengaruh Penerapan Pembeelajaran Matematika Dengan Metode Inquiry Learning Dan Reciprocal Teaching Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa (Eksperimen Pada Kelas XI IPA Semester "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARU DENGAN M

TEACHIN

(Eksperimen P

Unt

FAKUL UNIVE

UH PENERAPAN PEMBELAJARAN MAT METODE INQUIRY LEARNING DAN RE HING TERHADAP PRESTASI BELAJAR D

DARI MINAT BELAJAR SISWA n Pada Kelas XI IPA Semester I SMA MUH

NASKAH PUBLIKASI

ntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Gun Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh : MUH IQBAL SALAMI

A410 090 217

ULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDI VERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKAR

2013

ATEMATIKA RECIPROCAL

DITINJAU

H I KLATEN)

una

(2)
(3)

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE INQUIRY LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING

TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

(Eksperimen Pada Kelas XI IPA Semester I SMA MUH I KLATEN Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

Muh Iqbal Salami1 dan Idris Harta2

1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, iqbalsalami.977@gmail.com

2

Staf Pengajar UMS Surakarta, idrisharta@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya: 1) perbedaan pengaruh antara metode pembelajaran Inquiry Learning dan Reciprocal Teaching terhadap prestasi belajar matematika. (2) perbedaan pengaruh Minat Belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika. (3) interaksi pengaruh metode pembelajaran dan Minat Belajar terhadap prestasi belajar matematika. Jenis penelitian termasuk eksperimen. Populasinya seluruh siswa kelas XI IPA SMA MUH I Klaten tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 4 kelas yaitu kelas XI IPA I, XI IPA 2, XI IPA3, dan XI IPA IV. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI IPA I dikenai metode Inquiry Learning dan XI IPA IV dikenai metode Reciprocal Teaching. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, dokumentasi dan tes. Teknik analisis data digunakan analisis variansi dua jalur sel tak sama yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis untuk uji normalitas dan uji homogenitas. Uji lanjut analisis variansi digunakan komparasi ganda dengan metode Scheffe. Dari hasil analisis data dengan taraf signifikansi 5 % diperoleh bahwa: (1) Ada perbedaan antara metode pembelajaran (Inquiry Learning ) dan metode pembelajaran (Reciprocal Teaching) terhadap prestasi belajar matematika siswa {(FA = 4,343) >

(Ftabel = 4,027)}. (2) Ada perbedaan prestasi belajar matematika ditinjau dari Minat

Belajar {(FB = 4,246) > (Ftabel = 3,175)}. (3) Tidak terdapat interaksi antara metode

pembelajaran dan Minat Belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika {(FAB =

0,448) < (Ftabel = 3,175)}.

(4)

PENDAHULUAN

Hasil studi Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), nilai rata-rata siswa untuk matematika 386. Dengan nilai itu, Indonesia berada di posisi ke-38 dari 63 negara dan 14 negara bagian atau wilayah yang disurvei. Posisi Indonesia sedikit di atas Maroko, Oman dan Ghana. Indonesia jauh tertinggal dari Thailand, Malaysia untuk matematika (TIMSS 2011, 2012: 42).

Nilai rata-rata siswa untuk metematika mengalami penurunan 11 angka dari 2007. Adapun untuk nilai sains 406 atau turun 21 angka dibandingkan dengan 2007. Dengan nilai rata-rata sains 406, Indonesia berada di posisi ke-40.

TIMMS adalah studi internasional tentang prestasi matematika dan sains siswa sekolah lanjut tingkat pertama. Studi yang dikoordinasikan The International Association for the Evaluation of Educational Achivement di Perguruan Tinggi Boston ini dilakukan setiap empat tahun, yakni tahun 1995, 1999, 2003, 2007, dan 2011. Indonesia mulai berpartisipasi sejak 1999.

Melihat permasalahan diatas menunjukkan bahwa ada permasalah dalam proses pembelajaran matematika, sehingga perlu diperbaiki guna meningkatkan minat belajar matematika. Mengingat pentingnya matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang melatih penalaran. Dengan penerapan pembelajaran yang tepat diharapkan mampu mengembangkangkan kemampuan berfikir siswa.

(5)

akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Dapat disimpulkan, bahwa untuk menumbuhkan minat siswa, guru harus menumbuhkan gairah siswa untuk belajar.

Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya dalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan yang dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2010: 75).

Ciri khas pembelajaran inquiry adalah membimbing, melatih, dan membiasakan siswa untuk terampil berpikir sebab siswa terlibat secara mental dan fisik. Pelatihan dan pembiasaan siswa untuk terampil berpikir merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih besar sehingga hasil belajar pun dapat memuaskan (Hamdani, 2011: 23).

Pembelajaran yang lain adalah Reciprocal teaching yaitu pendekatan konstruktivis yang berdasar pada prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan, dimana ketrampilan-ketrampilan metakognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru untuk meperbaiki kinerja membaca siswa yang membaca pemahamannya rendah (Nur dan Wikandari dalam Trianto, 2000: 16).

(6)

untuk belajar. Menurut Slameto (2003: 54-60), hasil belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, diantaranya; (1) Faktor Internal, merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Seperti; Kesehatan, Perhatian, Minat, bakat, motivasi, kematangan. (2) Faktor Eksternal, merukan faktor yang ada diluar diri individu yang sedang belajar. Separti; Keluarga, sekolah, dan masyarakat. Penelitian ini lebih difokuskan pada minat dan hasil belajar .

Terkait dengan uraian diatas, mendorong bagi peneliti untuk melakukan suatu eksperimentasi pembelajaran matematika dengan menerapkan metode pembelajaran Inquiry learning dan Reciprocal Teaching terhadap prestasi belajar ditinjau dari minat balajar siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Penelitian ini dilakukan dengan sengaja untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu dengan membagi subyek menjadi dua kelas, eksperimen. Dalam penelitian ini kelas eksperimen pertama diberi perlakuan dengan metode Inquiry Learning dan kelas eksperimen kedua diberi perlakuan dengan metode Reciprocal Teaching. Sebelum perlakuan diberikan, terlebih dahulu masing-masing kelompok dipastikan memiliki kemampuan awal yang sama. Sebagai tahap akhir dari penelitian ini adalah masing-masing kelompok diberikan tes untuk mengukur prestasi setelah mendapat perlakuan.

Tempat yang digunakan untuk penelitian mengenai eksperimentasi metode pembelajaran Inquiry Learning dan Reciprocal Teaching ditinjau dari minat belajar siswa adalah di SMA MUH I Klaten. Pelaksanaan penelitian ini pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.

(7)

III, dan XI IPA IV. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI IPA I sebagai kelas Eksperimen 1 yang dikenai metode Inquiry Learning dan XI IPA IV sebagai kelas Eksperimen 2 yang dikenai metode Reciprocal Teaching.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, variabel bebasnya yaitu metode pembelajaran dan minat belajar siswa. Metode pembelajaran adalah cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Digunakan dua metode pembelajaran dalam penelitian ini, yaitu metode Inquiry Learning untuk kelas Eksperimen 1 dan Reciprocal Teaching untuk kelas Eksperimen 2. Sedangkan minat belajar siswa adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan siswa terhadap belajar ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar. Indikator yang digunakan untuk mengukur minat belajar siswa yaitu perhatian yang besar, usaha meraih prestasi dan ketekunan dalam belajar. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika. Prestasi belajar matematika merupakan hasil pengukuran dan penilaian yang telah dicapai siswa etelah melalui proses belajar metematika.

Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket dan dokumentasi. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data nilai hasil belajar matematika. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang minat belajar siswa yang bertujuan untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama siswa dan tentang keadaan awal siswa yang diambil dari ujian akhir semester genap bidang studi matematika kelas XI IPA.

(8)

2009: 170) Uji homogenitas digunakan untuk menguji seragam atau tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Dalam penelitian ini uji homogenitas menggunakan uji Bartlett. Uji Hipotesis yang digunakan adalah Anava dua Jalur dengan Sel Tak Sama. Anava dua Jalur dengan Sel Tak Sama bertujuan untuk menguji signifikansi perbedaan efek (pengaruh) dua variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk uji lanjutan setelah analisis variansi digunakan metode scheffe. Uji scheffe dilakukan apabila Ho ditolak dan variansi bebas dari Ho yang ditolak tersebut minimal terdiri dari tiga kategori. Jika Ho ditolak tetapi variabel bebas dari Ho tersebut terdiri dari dua kategori maka untuk melihat perbedaan pengaruh antara kedua kategori mengikuti perbedaan rataannya.

[image:8.595.143.546.377.704.2]

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 1Hasil Analisis Anava dua Jalur dengan Sel Tak Sama Tabel 1

Hasil Analisis Anava dua Jalur dengan Sel Tak Sama

Sumber Varian JK dK RK Fobs Keputusan

Metode Pembelajaran (A)

579,837 1 579,84 4,343 4,027 H0A Ditolak

Minat belajar (B) 1133,84 2 566,98 4,246 3,175 H0B Ditolak

Interaksi (AB) 119,656 2 59,83 0,448 3,175 H0AB Diterima

Galat 4539,7 59 133,52

Total 6373,029 64

Tabel 2 Rerata Marginal Metode

Pembelajaran

Minat Rerata

Marginal

Tinggi Sedang Rendah

Inquiry learning 76,43 80,45 72,27 76,38

Reciprocal

Teaching 72,5 75,38 61,5 69,79

(9)
[image:9.595.146.514.145.343.2]

Gambar 1

Berdasarkan Tabel 2, diperoleh hasil analisis: 1. Hipotesis Pertama

Uji perbedaan hasil belajar matematika dengan metode Inquiry learning dan Reciprocal teaching, menggunakan ANAVA dua jalan sel tak sama pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai FA = 4,343 dan Ftabel = 4,027 . Oleh karena

FA > Ftabel ; maka H0 ditolak, yang berarti bahwa ada perbedaan antara metode

Inquiry learning dan Reciprocal teaching terhadap hasil belajar atau boleh dikatakan metode pembelajaran memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan statistika.

Berdasarkan tabel 2, hasil analisis data pada penelitian ini, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 76,38 untuk kelas eksperimen 1 dan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 69,79 untuk kelas eksperimen 2. Dengan membandingkan rata-rata nilai hasil belajar kedua kelas eksperimen tersebut, dapat dilihat bahwa metode Inquiry Learning memiliki nilai rata-rata hasil belajar yang lebih tinggi dari pada metode Reciprocal teaching, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode Inquiry Learning lebih baik dari pada Metode Reciprocal teaching.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Tinggi Sedang Rendah

R a ta -R a ta P r e st a si Minat

Eksperimen 1

(10)

Keunggulan Metode Inquiry learning dari metode Reciprocal teaching, dapat pula dilihat melalui proses berjalannya pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti. Kelas yang diberi metode pembelajaran Inquiry Learning lebih aktif dalam pembelajaran, karena pembelajaran ini memang diarahkan agar siswa berpikir kritis dan analitis. Siswa lebih semangat karena keinginan belajar itu muncul dari diri siswa sendiri. Siswa juga terlihat antusias untuk bertanya tentang sesuatu yang tidak mereka pahami.

Sedangkan siswa kelas yang diberi metode pembelajaran Reciprocal teaching ada keaktifan tapi tidak seaktif pada pembelajaran Inquiry Learning. Siswa cenderung kurang menggunakan waktu yang diberikan untuk memahami permasalahan.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang dikenai metode pembelajaran Inquiry Learning dan siswa yang dikenai metode pembelajaran Reciprocal teaching. Penggunaan metode pembelajaran Inquiry Learning lebih memotivasi siswa untuk aktif terlibat dalam pembelajaran matematika, sehingga menghasilkan hasil belajar yang lebih baik.

2. Hipotesis kedua

Uji perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan minat belajar tinggi, sedang dan rendah, menggunakan ANAVA 2 jalan sel tak sama pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai FB = 4,246 dan Ftabel = 3,175 . Oleh karena

FA >Ftabel ; maka H0 ditolak, yang berarti bahwa ada perbedaan hasil belajar

(11)

Karena H0B ditolak sehingga dilakukan uji komparasi ganda antar

kolom dengan menggunakan model Scheffe dan secara singkat dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 3

H0

( + ) RKG Fobs Keputusan

µB1 = µB2 11,903 0,11859 136,1 0,7344 6,35 H0 diterima

µB1 = µB3 57,456 0,124542 136,1 3,3895 6,35 H0 diterima

µB2 = µB3 121,661 0,089286 136,1 10,011 6,35 H0 ditolak

Keterangan:

µB1 = rerata siswa yang mempunyai Minat tinggi

µB2 = rerata siswa yang mempunyai Minat sedang

µB3 = rerata siswa yang mempunyai Minat rendah

Berdasarkan tabel 3, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa kelompok minat tinggi dan siswa kelompok Minat sedang.

b. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa kelompok minat tinggi dan siswa Minat rendah.

c. Ada perbedaan hasil belajar yang cukup signifikan antara siswa kelompok minat sedang dan siswa kelompok minat rendah.

3. Hipotesis ketiga

(12)

pembelajaran Inquiry Learning dan Reciprocal teaching dengan minat belajar belajar siswa.

Tidak adanya interaksi antara metode pembelajaran Inquiry Learning dan Reciprocal teaching dengan minat belajar belajar siswa dapat dilihat pada grafik profil gambar 1 dengan tidak berpotongannya antara profil variabel bebasnya yaitu metode pembelajaran dan minat belajar siswa. Hal ini memberi arti bahwa pada setiap kategori minat belajar siswa (tinggi, sedang dan rendah), metode pembelajaran Inquiry Learning memiliki hasil belajar matematika yang lebih baik dari pada metode pembelajaran Reciprocal teaching.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dengan mengacu pada hipotesis taraf signifikansi α = 5% yang telah dirumuskan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Ada perbedaan antara metode pembelajaran Inquiry Learning dan

metode pembelajaran Reciprocal Teachingterhadap hasil belajar matematika siswa. Hal ini didasarkan dari analisis data F(hitung)A = 4,343

danFtabel = 4,027 . Dengan melihat rerata pada kelas eksperimen 1

adalah 76,38 dan kelas eksperimen 2 adalah 69,79; maka metode pembelajaran Inquiry Learning lebih baik dari metode pembelajaran Reciprocal Teaching.

(13)

Ftabel = 3,175. Dengan uji pasca lanjut diperoleh = 10,01123

dan Ftabel= 6,35 sehingga terdapat perbedaan hasil belajar matematika

antara siswa dengan minat belajar sedang dan siswa dengan minat belajar rendah.

3. Tidak ada interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. Hal ini didasarkan dari analisis data Fhitung = 0,448 dan Ftabel = 3,175.

DAFTAR PUSTAKA

Mullis, Ina, dkk. 2012. TIMSS 2011 Internatiaonal Rsult in Mathematics. Boston Collega: TIMSS 2011

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Djamarah, Saiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka cipta

Trianto. 2009. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP). Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Gambar

Tabel 1Hasil Analisis Anava dua Jalur dengan Sel Tak Sama
Gambar 1

Referensi

Dokumen terkait

Saran: Walaupun sampai suatu saat teknologi klonasi manusia ini mencapai suatu kesempurnaan, hendaknya setiap pembaca tidak takabur dan inenyadari bahwa

Setelah melakukan wawancara dengan operator di lapangan serta bagian workshop dan bagian maintenance adapun data masalah yang didapat pada mesin pemindah bahan jenis belt conveyor

[r]

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis besaran tingkat dan dekomposisi disparitas pembangunan wilayah, (2)

It attempts to show how an argument is built in a student’s thesis in the Department of Islamic Education, Faculty of Tarbiyah and Education, Islamic University of Bandung by

Share dapat meningkatkan hasil belajar perkalian pada siswa kelas 3 SDN. Gemampir kecamatan Karangnongko

Penetapan kawasan penyebaran dan pengembangan peternakan erat kaitannya dengan evaluasi dan analisis kesesuaian lahan terutama bagi ternak ruminansia karena sangat tergantung

Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah semua biaya proyek yang secara tidak langsung berhubungan dengan konstruksi di lapangan tetapi harus ada dan tidak