ABSTRAK
UMAR SINAGA. Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Komunikasi Interpel'Sonal, Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja, Study Empirik di SD Negeri se-Kecamatan Binjai Utara. Tesis. Medan: Program Studi: Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Juli 2010.
Penelitian ini bertuj uan untuk mengetahui pengaruh ( 1) Persepsi Guru tentang Kepernimpinan Transformasional Kepala Sekolah, (2) Komunikasi Interpersonal, (3) Motivasi Kerja terhadap (4) Kepuasan Kerja Guru. Dengan mengetahui pengaruh antara variabel-variabel tersebut diharapkan kepala sekolah dapat membuat langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kemampuan dalam memperdayakan segala kemampuan, pengetahuan dan keterampilan para guru, dan bersama para guru dapat membina komunikasi secara intensif sehingga para dapat melaksanakan tugasnya dengan motivasi yang tinggi sehingga pada ak:himya mereka merasakan kepuasan kerja.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar (SO) Negeri se-Kecamatan Binjai Utara. Populasi penelitian adalah guru-guru sejumlah 460 orang, dan dari antara mereka yang menjadi sampel adalah sebanyak 82 orang yang dipilih secara random.
Data variabel penelitian ini adalah data kuantitatif untuk mengukur pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1), Komunikasi Interpersonal (X2), Motivasi Kerja (X3), dan Kepuasan Kerja ()4). Untuk
memperoleh data tersebut digunakan kuesioner. ·
Metode pengujian yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) dan analisis regresi Iinier dengan memanfaatkan cara manual, Program SPSS versi 14 dan LISREL versi 8.3 untuk memperoleh basil yang valid. Dengan menggunakan metode-metode tersebut diperoleh basil sebagai berikut:
(a) Persamaan Struktur I adalah X 3
= .3580
Xt + .3 197 X 2 + &t (b) Persamaan Struktur 2 adalah )4=
.30338 X t + .26981 X2 + &2Persamaan Struktur 1 menggambarkan bahwa koefisien jalur Xl terhadap X3 (px3xl)
=
.3580 atau 35,80%, koefisien jalur X2 terhadap X3 (px3x2)=
.3197 atau 31,97%, dan faktor lain di luar analisis ini (&t) adalah .7353 atau 73,53%. Sedangkan persamaan Struktur 2 menggambarkan bahwa koefisien j alur X l terhadap X4 (px4xl) = .30338 atau sebesar 30,34%, koefisien jalur X2 terhadap X4 (px4x2) = .26981 atau sebesar 26, 98%, dan faktor lain di luar analisis ini (&2) adalah .5238 atau sebesar 52,38%.ABSTRACT
UMAR SINAGA. The Effect of Teacher's Perception on the Headmaster's Transformational Leadership, Interpersonal Communication, Work Motivation to the Work Satisfaction, An Empirical Case Study at SD Negeri in District Nort Binjai. Thesis. Study Program: Administration Postgraduate School, State University of Medan, July 2010.
The objectives of this research are to fmd out the effect (1) Teacher's Perception on the Headmaster's Transformational Leadership, {2) Interpersonal Communication, {3) Work Motivation to the (4) Work Satisfaction the Teacher. By knowing the effect between the variables hoped the Headmaster can make the good steps to increase the achievement in deceive all of the achievement, knowledge and the skill of teachers, and with the teachers can build the communication intensively so that the teachers can do their duty with high motivation so that they feel satisfaction work.
This research is done at SD Negeri in District Nort Binjai. Research population are the teachers about 460 persons, and some of them to be sample are 82 peoples who are chosen by random.
Variables dat for this researh is quantitative data to measure the effect of Teacher's Perception on the Headmaster's Transfomuitional Leadership (XI), Interpersonal Communication (X2), Work Motivation (X3) to the Work Satisfaction(X4) To get this data is used by questioner.
The method of testing is Path Analysis and Linear Regression Analysis by making manually, SPSS 14 Programme and Lisrel 8.3 to get the valid result. Outcome of these methods is:
(a) Equation ofStruktur 1 is x3
=
.3580 XI+ .3197 x 2 + SJ {b) Equation of Struktur 2 is Xt = .30338 XI + .26981 x2+
£2The equation of Struktur I states that path coefficient XI toward X3 (px3xl) = .3580 or 35.80 %, path coefficient X2 toward X3 (px3x2) = .7353 or 73.53 % and
another factor in the outside of this analysis (EI) is .7353 or 73.53 %. Equation of Struktur 2 states that path coefficient X1 toward X4 (px4x1)
=
.30338 or 30.34 %, path coefficient X2 toward X4 (px4x2) = .26981 or 26.98 %, and another factor in the outside of this analysis (&I) is .5238 or 52.38 %.: -., -t
~PE N .J} , \J t '\.1\. 1.! . .r~ ~
nl:'-I PE'R
,.
s ·I·I·,s·I ,..,L:1·,.r -
~ ~- t :r · ' \ ~ ) · rE - ~ : 1 ~ ; , .... ,.'-', 1lit ....
~,, li ,KEPEMIMPINAN
T R ANSF O I ~MASJONALKEPALA
SEKOLAH, KOMVf,JKASI lNTERNASlONAL,
MOTl VASI
KERJA
TKRHADAP KEPUASAN KERJA
GURU
(S'I1JDY EMPHUK Di SD NEGERJ SE-KECA:v1ATAN BlNJAl
UTARA)
z
?
m
Diajukan
Guna
Memenuhi S alah SatuS'yarat
Uti.'uk
Memperoleh Ge/ar Afugister PendidikanProgram Stu di A dmjr. isJrasi Pcndidikan
Oleh:
'UMAR_ S IN
A(t_t1
NIM : 0811881 30034
0
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
TESIS
PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA
SEKOLAH, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, MOTIV ASI
KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA
(STUD I EMPIRIK DI SD NEGERI SE-KECAMA TAN
BINJ AI UTARA)
Disusun dan diajukan oleh:
UMARSINAGA
NIM 081188130034
Medan, .. . ... September 2010
Pembg_
Prof. Dr. Belferik Manullang
NIP. 130518778
Program Studi
Administrasi Pendidikan
Ketua
Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd.
NIP. 131648293
Menyetujui
Tim Pembimbing
Mengetahui,
PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
No.
NAMA
1.
Prof. Dr. Belferik Manullang
NIP. 130518778
(Ketua)
2.
Prof. Dr. Berlin Sibarani, M.Pd.
4.
5.
NIP. 13 1119832
(Sekretaris)
Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd.
NIP. 131648293
(Anggota)
Dr. Arif Rahman, M.Pd.
NIP. 132002684
(Anggota)
Prof. lbnu Hajar, M.Si.
NIP. 131662712
(Anggota)
Nama Mahasiswa : Umar Sinaga
NIM
: 081188130034
Tanggal Lulus
: 19 Agustus 2010
KATAPENGANTAR
Ucapan syukur dan sembah sujud penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Baik atas berkatNya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: ~~ Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Komunikasi Interpersonal, Motivasi Keija terhadap Kepuasan Kerja: studi Empirik di SD Negeri se-Kecamatan Binjai Utara.
Dalam penulisan tesis ini penulis juga ingin menyampaikan terirna kasih banyak kepada pihak-pihak yang memberikan bimbangan, bantuan dan motivasi kepada penulis. Pertama-tama penulis berterirna kasih kepada Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang dan Prof. Dr. Berlin Sibarani M.Pd. selaku pembimbing I dan II yang telah memberikan bantuan berupa bimbingan, pemikiran dan araban yang perlu untuk penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih penulis juga disarnpaikan untuk para narasumber yaitu Bapak Prof.
Dr. Syaful Sagala, M.Pd., Dr. Arif Rahman M.Pd., Prof. Dr. lbnu Hajar M.Si., yang telah banyak memberikan masukan untuk penyempurnaan tesis ini.
Demikian juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Syahwal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, selaku Direktur PPs Unimed, Bapak Prof. Dr. Syaful Sagala, M.Pd. dan Drs.
Yasatodo Wau, M.Pd., dan Bapak dan lbu dosen serta stafPPs Unimed yang memberikan ilmu selama penulis mengikuti perkuliahan di Pascasaijana Universitas Negeri Medan.
Terima kasih banyak juga penulis sarnpaikan kepada Kepala Dinas Kota Binjai, Bapak H. Misron Hayat Harahap, S.Pd., Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Binjai Utara, Bapak Saran Efendi, S.Ag., M.Pd., yang memberikan izin dan motivasi kepada penulis dalam mengadakan penelitian ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sarnpaikan kepada Bapak Dr.lndra yang banyak memberikan ilmu tentang Analisis Jalur (Path Analysis) yang menjadi model analisis penelitian ini. Demikian juga ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada para Bapak dan lbu Kepala Sekolah dan para guru di SD Negeri se-Kecamatan Binjai Utara yang telah memberikan kesempatan dan waktu serta tanggapan melalui jawaban atas kuesioner penelitian ini.
Demikian juga ucapan terirna kasih penulis sarnpaikan kepada Kepala sekolah dan rekan-rekan guru Sekolah Luar Biasa Negeri Binjai, ternpat penulis bekerja, yang rnernberikan dorongan dan jawaban kuesioner uji coba penelitian tesis ini.
Ucapan terima kasih yang istimewa juga penulis sarnpaikan kepada istriku tersayang Fransiska Maria br. Marbun, dan anak-anakku: Putra Ignatius Sinaga, Diana Caecilia Sinaga, Cindy Krista Regina Sinaga, Joe Vito Sinaga, yang tiada henti-hentinya rnernberikan semangat, dukungan dan perhatian kepada penulis dalarn rnenyelesaikan tugas belajar S2 di PPs Unimed. Kepada mereka yang kusayangi penulis persernbahkan karya tulis ini.
Akhir kata penulis rnenyadari banyak kekurangan dalarn tesis ini. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna derni penyernpumaan tesis ini.
vi
Medan, .. .... Agustus 2010
DAFTARISI
LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK
KATAPENGANTAR DAFTARISI
DAFT ART ABEL DAFTAR GAMBAR DAFT AR LAMPIRAN
BABI
PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah B. ldentifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Perumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F . Manfaat Penelitian
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN IDPOTESIS ... .
>
A. Deskripsi Teoretis 1. Kepuasan Kerja ... ... ... . ... ... . a. Arti Kepuasan Ketja ... ... .. ... . b. Teori Kepuasan Kerja .. ... ... .... ... .c. Indikator Untuk Mengukur
Kepuasan Kerja ... ... ... .... .. ... . 2. Motivasi Ketja . . ... .. .... ... ... . a. Pengertian Motivasi Ketja ... . b. Aspek-aspek Motivasi . ... ... . 1. Motivasi sebagai Kebutuhan ... ... ... . 2. Motivasi sebagai Sumber Perilalru .... ... .. 3. Persepsi ten tang Kepemimpinan
Transfonnasional ... ... .. 4. Komunikasi Interpersonal . .. . ... .. 5 . Penelitian yang Relevan ... .
6. Kerangka Berpikir .. ... ... . B. Paradigma Variabel Penelitian
C.
Pengaju an Hipotesis Penelitian BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN1. Tempat dan Waktu Penelitian 2. Metode Penelitian
3. Populasi dan Sam pel
1. Populasi 2. Sampel
4. Variabel Penelitian 5. Defenisi Operasional
6. lnstrumen Penelitian
7. Uji Coba Instrumen
8. Teknik Pengumpulan Data
9. Teknik Analisis Data
a. Uji AnaJisis Korelasi Sederhana
87
89
93 9399
100 103 104dan Ganda . . . 104
b. Uji Analisis Regresi Sederhana dan Ganda 105 c. Uji AnalisisJalur (Path Analysis) . . . .. . . .... ... .. ... 106
BAD IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . . .. . . . .. . . .. . ... . . .. .. 110
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian . . . ... 110
1. Deskripsi Data Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X,) .. . .... . . . ... 110
2. Deskripsi Data Komunikasi Interpersonal (X2) . . . ... ... .. ... .. . . .... 113
3. Deskripsi Data Motivasi Kerja (X3) ... 11 5 4. Deskripsi Data Kepuasan Kerja ()4) ... 11 7 B. Teknik Analisa Data ... ... ... 120
l. Model Jalur ... 120
2. Koefisien Jalur ... 120
3. Hubungan Antar Variabel ... ... .. ... .. ... ... 121
C. Pengujian Persyaratan Anal isis .. . . .. . . .. . . .. .. ... 123
1. Pengujian Normalitas Data.. .... ... ... . .... . ... 123
2. Pengujian Homogenitas ... .. ... . ... 124
3. Pengujian Linieritas dan Signifikansi Koefisien Regresi ... .... 126
D. Analisis Model ... 133
a. Perhitungan Pengaruh Langsung (Direct Effects) .. .. ... . ... .... .. . ... ... 136
b. Perhitungan Pengaruh Tidak Langsung (Indirect E.ffocts) . . ... . ... ... .. . . . ... 140
c. Perhitungan Pengaruh Total (Total Effects) 141 E. Hipotesis Penelitian 142 F. Pembahasan dan lnterpretasi Hasil Penelitian ... 147
G. Keterbatasan Penelitian ... 157
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 159
A. KESIMPULAN ... 159
B. IMPLIKASI ... 160
C. SARAN ... ... 167
DAFT AR PUST AKA ... -... 170
LAMPIRAN ... 174
DAFTAR TABEL
No Keterangan Tabel Halaman
Tabel
3.1
Jumlah Guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Binjai Utara 873.2
Jumlah Guru SD Negeri Kecamatan Binjai Utara sesuai denganMultikarakter secara Sirnultan 88
3.3
Karakteristik Sam~ menurut Strata dan Substrata91
3.4
Penyebaran Populasi menurut Strata-strata92
3.5
Sampel menurut Strata-strata93
3.6
Kisi-kisi Variabel Persepsi Guru ten tang KepemirnpinanTransformasional Ktpl]_a Sekolah
95
3.7
Kisi-kisi Variabel Komunikasi Interpersonal _jf ~96
3.8
Kisi-kisi Variabel Motivasi Kelja··
...:-..."
/ ~ .'\.98
3.9
Kisi-kisi V ariabel Kepuasan Kelja'\.'
994.1
Distribusi Frekuensi Data Kelompok V ariabel Persepsi Guru'
tentang Kepernimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)
I ll
4.2
Distribusi Frekuensi Data Kelompok V ariabel KomunikasiInterpersonal 0C2)
r--2
113
4.3
Distribusi Freku en~i Data Kelompok Variabel Motivasi Kerja(XJ) n\
115
4.4
Distribusi Frekuensi Data Kelompok Variabel Kepuasan Kelja ..l-()4)
'
118
4.5
Rangkwnan Hasil Perbitungan Uji Normalitas Data ~,. ...124
4.6
Rangkuman Hasil Perhitungan Uj i Homogenitas ...126
4.7
Rangkurnan Hasil Perhitungan Korelasi Dian tara V ariabel H ..134
4.8
Rangkwnan Hasil Analisis Koefisien Pengaruh Langsung,-Pengaruh Tidak Langsung dan -Pengaruh Total antara Variabel
'--...
135
[image:11.533.34.467.52.592.2]DAFTAR GAMBAR
Gam bar Halaman
I. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja .. ... . .. .. . .. .. . ... 10 2. Fakror-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Menurut Robbins . . . 38 3. Pengaruh Variabel Eksogenous (X1 dan X2) terhadap
V ariabel Endogenous (Y 1 dan Y 2) • • • • • • • • . • • . • • • • . • . . • • • • • • . . • • • • • • • • • • • • 84 4. Koefisien Jalur Variabel Penelitian .. . .... .. .. . . .... .. . .. . . . ... .. ... ... 109 5. Grafik Histogram Persepsi Guru tentang Kepemimpinan
Transformasional Kepala Sekolah (X1) ... ... .. . ... ... . .. . . ... II 1 6. Giafik Histogram Komunikasi Interpersonal (X2) . . . 114
7. Graftk Histogram Motivasi Kerja (X3).. . . .. .. ... ... . .. . . .. .. . ... . . .. . .... 116
8. Grafik Histogram Kepuasan Kerja ()4) . . . 119 9. Asumsi Pembentuk Garis Linear pada Estimasi Persepsi
Guru tentang Kepemitppinan Transformasional Kepala Seko1ah (X1)
terhadap Kepuasan Kerja (X4) ... . .... . .. . .. .... ... . ... .... .. .. .... . ... 128 10. Asumsi Pembentuk Garis Linera pada Estimasi Persepsi
Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Seko1ah (X1) terhadap Motivasi Kerja (X3) . . . I29 11. Aswnsi Pembentuk Garis Linear pada Estimasi Komunikasi
Interpersonal (X2) terhadap Kepuasan Kerja ()4) . . . 13 1 Asumsi Pembentuk Garis Linear pada Estimasi Komunikasi
Interpersonal (X2) terhadap Motivasi Kerja (X.) . . . ... 132 Asumsi Pembentuk Garis Linear pada Motivasi Kerja (X3)
terhadap Kepuasan Kerja (}4) . . . .... 133 Model Kerangka Teoritik .. .. .. ... .. .... ... . ... . .. . ... .. .. .. ... .. . .. .. .. 133
I
[image:12.532.39.468.59.601.2]DAFT AR LAMPIRAN
Lampiran
l. lnstrumen Penelitian
2. Uji V aliditas dan Reliabilitas Instrumen
3. Sebaran Data Penelitian
4. Data Penelitian
5. Analisis Deskriptif
6. Uji Persyaratan Analisis Multivariat
7. Analisis Hipotesis
-
z
~
m
Xll
Halaman
174
179
215
-
z
?
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepuasan keda adalah satu isu utama di kalangan pekeda. lsu tersebut merupakan satu masalah sosial yang perlu ditanggulangi secara serius. Banyak penelitian dan kajian telah dilakukan tentang kepuasan kerja. Masalah kepuasan kerja menjadi salah satu dari perkara yang sangat diminati oleh para pengkaji dan
telah diperbincangkan secara mendalam dan luas, namun kepuasan keda tetap saja menjadi satu perkara yang paling sukar untuk dibahas secara memuaskan. Salah satu penyebabnya adalah karena kepuasan kel]a berkenaan dengan pemahaman, kepentingan, kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda dari individu-individu dalam suatu organisasi. Setiap orang yang .bekerja berharap dapat memperoleh kepuasan dari pebekerjaannya. Kepuasan keda antara satu individu dengan individu lain berbeda satu sama lain. Perbedaan itu terjadi sejalan dengan aneka bentuk kebutuhan dan keingi{lan yang perlu dipenuhi oleh individu tersebut dari pekedaannya. Semakin banyak' kebutuhan dan keinginan individu yang perlu dipenuhi dari pekerjaannya, maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan yang ingin dirasakan.
situasi ke~a yang dialami. Penilaian tersebut dapat dilakukan terbadap salah satu peke~aannya, juga sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu dari nilai-nilai penting dalam pekerjaan. Dengan kata lain, kepuasan kerja berbubungan dengan perasaan menyukai situasi kerjanya.
Kepuasan ketja merupakan suatu kombinasi dari keadaan psikologi, fisiologi yang menyebabkan seseorang sungguh-sungguh merasa puas dan bahagia atas pekerjaannya. Perasaan puas tersebut tampak pada perasaan positif dan negatif terbadap sesuatu pekerjaan yang tertentu. Maka kepuasan kerja dapat dilihat dari sikap positif dan negatif seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya.
Perasaan-perasaan yang berbubungan dengan kepuasan dan ketidakpuasan kerja lebih cenderung mencenninkan penafsiran seseorang tentang pengalaman-pengalamannya dalam melaksanakan pekerjaan pada waktu sekarang dan waktu lampau daripada harapan-harapan untuk masa depan. John Locke menyimpulkan bahwa terdapat dua unsur penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar. Pertama, nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan. Yang ingin dicapai ialah nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting oleh individu. Kedua, nilai-nilai pekerjaan harus membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Kepuasan keJja merupakan basil dari tenaga kerja yang berkaitan dengan motivasi ketja. Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalahjumlah dari kepuasan kerja (dari setiap aspek pekerjaan) dikalikan dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan bagi individu. Perasaan puas atau
-
z
?
tidak puas terhadap pekerjaannya merupakan sesuatu yang bersifat pribadi, yaitu
tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan
antara keinginan-keinginannya dengan basil yang diperolehnya dari pekeljaannya.
Menurut Gibson, Ivancevich, Donnelly {1993: 95) kepuasan kelja terkait
erat dengan motivasi. Hal itu dapat dijelaskan dengan memahami motivasi
sebagai usaha memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri seseorang,
yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya.
Motivasi adalah faktor penggerak dalam diri seseorang yang akan mengarahkan
perilaku dan prestasi keljanya. Motivasi ini dipengaruhi oleh faktor kebutuhan
dan tujuan yang belum dicapai oleh seseorang, yang pada dasamya ingin dipenuhi
melalui pekeljaannya. Jika kebutuhan dan tujuan itu tidak dapat dicapai dalam
pekerjaannya, maka dia tidak dapat merasakan kepuasan kelja. Motivasi
seseorang ditentukan oleh unsur penggerak sehingga menimbulkan pengarub pada
perilaku karyawan yang bersangkutan untuk bekelja lebih giat.
Hubungan kepuasan kelja dengan motivasi kerja juga dapat dijelaskan
sesuai dengan pandangan Herzberg. Menurutnya teori kepuasan kelja disebut j uga
teori dua factor tentang motivasi. Dua faktor itu adalah faktor ekstrinsik, keadaan
pekeljaan yang menghasilkan ketidakpuasan di kalangan karyawan jika kondisi
tersebut tidak ada. Faktor tersebut mencakup upah, jaminan pekerjaan, kondisi
kerja, status, prosedur perusahaan, mutu supervise dan mutu hubungan antarpribadi di antara rekan sekelja, dengan atasan dan dengan bawahan. Faktor
yang kedua adalah faktor intrinsik, isi pekerjaan yang apabila ada dalam pekeljaan
tersebut akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Faktor tersebut mencakup prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, dan kemungkinan untuk berkembang.
(Gibson, lvancevich, Donnelly, 1993: 107-108).
Menurut Abraham Maslow yang terkenal dengan Teori Hierarki Kebutuhan (Robbin, 2006: 214-221) motivasi itu sendiri berhubungan dengan kebutuhan manusia. Tentang hal itu Maslow mengatakan bahwa dalam diri manusia terdapat banyak kebutuhan yang meliputi kebutuhan biologis dan psikologis. Dalam kaitan motivasi kerja dan kebutuhan tersebut, penelitian Iebih lanj u~ .dilakukan oleh Clayton. Dia mengatakan bahwa kebutuhan manusia sebagaimana dipaparkan oleh Maslow menyangkut eksistensi, interaksi/ relasi dan pertumbuhan manusia. Teori ini dikenal dengan teori ERG yang merupakan singkatan dari Existence, Relatedness and Growth.
Dalam banyak organisasi kurangnya motivasi kerja para pegawai/ karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor. M. Scott Myers (Winardi, 2004: 360-361) menyebutkan tiga faktor sebagai berikut: I) Faktor pekerjaan penuh tantangan. Faktor ini memungkinkan dicapainya suatu perasaan menghasilkan prestasi, tanggungjawab, pertumbuhan, kemajuan, kesenangan terhadap pekerjaan itu sendiri, dan penghargaan yang sesuai; 2) Faktor-faktor yang berhubungan dengan peraturan-peraturan kerja, penerangan, istirahat, titel-titel, hak-hak yang diperoleh karena senioritas, upah, jaminan-jaminan sosial; 3) Faktor-faktor yang terkait dengan kesempatan-kesempatan yang penting, meliputi kesempatan untuk
mencapai prestasi, kepekaan terhadap lingkungan dan kecenderungan mencari-cari kesalahan/ kelemahan organisasi atau anggota organisasi lainnya.
Sigmund Freud (Winardi, 2004: 371) mengatakan bahwa seringkali sebagian kecil dari motivasi jelas terlihat atau disadari oleh orang yang bersangkutan. ltu berarti bahwa banyak motivasi manusia tersembunyi di bawah sadar, bagaikan gunung es. Maka tugas seorang pimpinan (manajer) adalah memotivasi bawahan/ karyawan dan peduli terhadap kebutuhan-kebutuhan bawahannya melalui perbuatan yang nyata
Tujuan seseorang ditentukan oleh persepsinya tentang kenyataan. Persepsi itu berbeda antara seorang dengan yang lain. Persepsi pada hakekatnya merupakan proses kognitif yang d ialami oleh setiap orang di dalam memaharni
-
z
informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghatan, perasaan dan harapan. Persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang?
unik terhadap sesuatu (Thoha, 1988: 138).Dalam suatu organisasi, persepsi itu berkenaan dengan unsur-unsur yang terdapat di dalarnnya, yaitu sumber-sumber daya, kepemimpinan, imbalan-imbalan, struktur dan desain pekerjaan yang ada dalam organisasi tersebut (Winardi, 2004: 197). Oleh karena itu persepsi seseorang tentang kepemimpinan transformasional menunjuk pemahaman seseorang tentang makna kepemimpinan transformasional, tentang ciri-ciri pemimpin transformasional, tentang mekanisme komunikasi antara atasan dengan bawahan dan sebaliknya .
Persepsi tentang kepemimpinan kepemimpinan berkaitan dengan orientasi pada pendukung, mampu menciptakan efektivitas komunikasi dan membawa perubahan. Lebih jelas hal itu menurut Yuki (2005: 316) dapat dilihat dalam pedoman untuk kepemimpinan transfonnasional yaitu menyatakan visi yangjelas dan menarik kepada pengikut, menjelaskan bagaimana visi tersebut dapat dicapai oleh pengikut, bertindak secara rahasia dan optimistis, memperlihatkan keyakinan terhadap pengikut, menggunakan tindakan dramatis dan simbolis untuk menekankan nilai-nilai penting kepada pengikut, memimpin dengan memberikan contoh kepada bawahan, memberikan wewenang kepada pengikut untuk mencapai visi organisasi.
Persepsi berkaitan dengan komunikasi. Keterkaitan itu dapat dijelaskan sebagai berikut: persepsi timbul karena adanya dua faktor, yaitu faktor internal dan ekstemal. Faktor internal antaranya tergantung pada proses pemahaman sesuatu tennasuk di dalamnya sistem nilai, tujuan, kepercayaan dan tanggapannya terhadap basil yang dicapai. Faktor ekstemal berupa lingkungan. Kedua faktor itu menimbulkan persepsi karena didahului oleh suatu proses yang dikenal dengan komunikasi. Demikian juga komunikasi itu terselenggara dengan baik atau tidak tergantung pada persepsi masing-masing orang yang telibat di dalam proses komunikasi tersebut (Thoha, 1988: 135-136).
Sementara itu Robbins (2006: 473) memperlihatkan hubungan persepsi tentang kepemimpinan transforrnasional dengan komunikasi interpersonal dengan mengatakan bahwa seorang pemimpin transforrnasional merupakan sarana paling
efektif untuk membangun komitmen karyawan pada perusahaan. Ini berarti bahwa seorang pemimpin yang transfonnasional memiliki visi yang baik demi keberhasilan perusahaan. Dia ( l) akan berusaha menstimulasi kapasitas intelektual bawahan, (2) memperlakukan bawahan sebagai individu yang berbeda, (3) memberikan inspirasi bawahan untuk maju, (4) percaya atas kemampuan bawahan, (5) tidak mengutamakan kepentingan pribadi. Hal ini hanya teljadi jika seorang pemimpin menguasai model komunikasi interpersonal.
Bagi bawahan/ karyawan menurut Yuki (2005: 305) kepemimpinan transfonnasional adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekelja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisasi bergerak ke arah pencapaian sasaran. Dengan demikian, inti kepemimpinan bukan pertama-tama terletak pada kedudukannya dalam organisasi, melainkan bagaimana pemimpin melaksanakan fungsinya sebagai komunikator.
Hal penting berkaitan dengan hubungan antara persepsi tentang kepemimpinan transfonnasional dengan komunikasi adalah bahwa dalam komunikasi pemikiran, perasaan dan sikap serta harapan, baik dari pihak bawahan terhadap atasan maupun dari pihak atasan terhadap bawahan dapat dimengerti satu sama lain (Thoha, 1988: 137).
Sementara itu teori kepuasan kerja juga menekankan kebutuhan penerimaan sosial. Sehubungan dengan hal itu McClelland (Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1993: 1 16) mengatakan bahwa penerimaan sosial mempengaruhi tingkat kepuasan keJja. Kebutuhan penerimaan sosial tersebut meliputi kebutuhan berprestasi, kebutuhan kekuasaan dan kebutuhan afiliasi. Sehubungan dengan hal tersebut Anoraga (1 993: 18) menerangkan kepemimpinan merupakan hal penting dalam mencapai kepuasan kelja. Kepemimpinan yang berkaitan dengan kepuasan kelja adalah kepemimpinan yang berorientasi pada tenggang rasa (consideration).
Dalam hal ini hubungan fungsional mencerminkan sejauhmana atasan membantu tenaga kelja untuk memuaskan nilai-nilai pekeJjaan yang penting bagi tenaga kelja. Tingkat kepuasan keJja yang paling besar yang dirasakan oleh bawahan terhadap atasannya adalah jika di antara keduanya terdapat jenis hubungan yang positif. Hal ini mengindikasikan bahwa jika atasan memiliki ciri pemimpin yang transfonnasional, maka tenaga kelja akan meningkat motivasinya dan sekaligus dapat merasa puas dengan pekeJjaannya. Hal senada diungkapkan lebih tegas oleh Robbins (2006: 482) bahwa pemimpin transformasional dengan otoritas mendorong kebajikan moral ketika mereka berupaya mengubah sikap dan perilaku para pengikut.
Sedangkan pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kepuasan keJja dapat dilihat melalui arah komunikasi yang dipergunakan dalam suatu organisasi. Menurut Robbins (2006: 394-395) arab komunikasi dalam suatu organisasi dapat teJjadi dalam dua bentuk yaitu vertikal dan horizontal. Bentuk komunikasi vertikal dibagi menjadi ke arah bawah dan ke arab atas. Hubungan ke bawah ini
dilakukan dalam menetapkan sasaran, memberikan instruksi pekeljaan, menginfonnasikan kebijakan dan prosedur kepada bawahan. Komunikasi ke arah atas memberikan umpan balik dari bawahan ke atasan, menginfonnasikan mengenai kemajuan ke sasaran, dan menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh bawahan. Komunikasi ini menyebabkan para atasan menyadari perasaan para karyawan terf:ladap pekeljaannya, rekan sekeljanya dan organisasi secara umum. Komunikasi ini juga berguna untuk memperolah gagasan mengenai cara memperbaiki kondisi organisasi. Sedangkan komunikasi horizontal teljadi di antara anggota kelompok kelja yang sama, di antara anggota kelompok kelja pada tingkat yang sama, di antara manejer pada tingkat yang sama. Komunikasi ini sering diperlukan untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi.
Bentuk komunikasi yang digunakan sangat menentukan kelangsungan suatu organisasi, karena di dalam organisasi hidup, terlibat dan berperan banyak individu yang memiliki beraneka ragam kepentingan, kebutuhan, cita-cita, kompetensi, keahlian, kebiasaan, dan lain sebagainya. Maka dalam usaha untuk menggapai tujuan, suatu organisasi yang memakai komunikasi interpersonal akan
berbeda tingkat loyalitas setiap anggota organisasi dibandingkan dengan organisasi yang memakai bentuk komunikasi searah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kelja dapat dilihat pada skema berikut ini:
Gambar 1
Faktor-faktor yang mempengarubi Kepuasan Kerja
Maslow Alderfer Hezberg McClelland
- ~diri
• Rasa Mc:mililci,
ri •
Ketcrl<ailanSoGaJ da! Cmta ---{
• Pckerj- itu
...
bR8SU"&iawab.k<majuao, patuJnl>oMo
. p...,._
• Ku.alitas hubunpn .. pribadi da!g• ... sdcerja, dolpo lllasm,
datpo bowab111
• J..W:...
P<ltcrjul • KOD<Iisi Kcoja • Goji
(Gibson, Ivancevich dan Donnelly, 1993: 115)
- ~
Afililli
Berdasarkan skema d i atas dapat diketahui beberapa faktor yang mernpengaruhi kepuasan kerja. Faktor-faktor tersebut termuat dalam Kepemimpinan Transformasional, Komunikasi Interpersonal, Motivasi Kelja yang akan diuraikan Jebih Jan jut dalam bab II.
Dalam menggarap persoalan itu. perhatian peneliti terarah kepada organisasi pendidikan (sekolah). Maka fokus dari penelitian adalah Persepsi Guru tentang Kepemimpinan T ransformasional Kepala Sekolab, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja terlladap Kepuasan Kerja Guru Sekolab Dasar (SD) Negeri se-Kecamataa Biajai Utara. Konsentrasi penelitian adalab guru-guru di Sekolah Dasar (SO) Negeri se-Kecamatan Binjai Utara, yang terdiri dari 37 sekolah.
B. ldentifikasi Masalah
Penelitian ini akan berfokus pada beberapa masalah yang dapat diidentiflkasi sebagai berikut: (1) Apakah para guru memiliki pemahaman, harapan dan tanggapan yang positif tentang kepala sekolah dalam memperhatikan kepentingan dan kebutuhan serta aspirasi mereka? (2) Apakah para guru merasa terlibat dalam mengambil keputusan demi mencapai tujuan sekolah? (3) Apakah terjadi komunikasi yang saling membangun baik antar guru maupun antara guru dengan kepala sekolah? (4) Apakah guru memperoleh informasi dan petunjuk yang jelas dari kepala sekolah dalam melaksanakan suatu tugas? (5) Apakah para guru memiliki motivasi kuat dalam melaksanakan pekerjaan? (6) Apakah para
guru membuat terobosan-terobosan baru dalam tugas? (7) Apakah kepala sekolah memberikan penghargaan nyata terhadap kreativitas dan prestasi para guru? (8) Apakah para guru mengalami supervisi yang intensif dan motivatif oleh kepala sekolah? (9) Apakah para guru merasa puas atas pekerjaannya?
C. Pembatasan Masalab
Masalah yang akan diteliti adalah Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (XI), Komunikasi Interpersonal (X2), Motivasi Kerja (X3), terhadap Kepuasan Kerja Guru (X4). Dari skema tersebut dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu Persepsi Guru Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja, dan satu di antara variabel bebas tersebut yaitu Motivasi Kerja menjadi variabel pengantara, sedangkan variabel terikat adalah Kepuasan Kerja Guru.
-
z
?
m
D. Perumusan Masalab
Keempat variabel dalam penelitian tersebut dirumuskan sebagai berikut: I. Apakah terdapat pengaruh secara langsung Persepsi Guru tentang
Kepemimpinan Transfonnasional Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja Guru?
Apakah terdapat pengaruh secara langsung Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transfonnasional Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja? Apakah terdapat pengaruh secara langsung Komunikasi Interpersonal terhadap Kepuasan Kerja Guru?
4. Apakah terdapat pengaruh
secara
langsung Komunikasi Interpersonal terhadap Motivasi Kerja?5. Apakah terdapat pengaruh secara langsung Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru?
6. Apakah terdapat pengaruh secara tidak langsung Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah melalui Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru?
7. Apakah terdapat pengaruh secara tidak langsung Komunikasi Interpersonal melalui Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru?
E. Tujuan PeneJitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
I. Pengaruh secara langsung Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja Guru?
2. Pengaruh secara langsung Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja?
3. Pengaruh secara langsung Komunikasi Interpersonal terhadap Kepuasan Kerja Guru?
4. Penganih secara langsung Komunikasi Interpersonal terhadap Motivasi Kerja?
5. Pengaruh secara langsung Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru?
6. Pengaruh secara tidak langsung Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah melalui Motivasi Kerja terhadap Kepuasan KerjaGuru?
7. Pengaruh secara tidak langsung Komunikasi Interpersonal melalui Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru?
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Kepala-kepala Sekolah untuk mengenal dan menerapkan gaya kepemimpinan transformasional dalam usaha memotivasi dan meningkatkan kepuasan kerja guru-guru SO Negeri se-Kecamatan Binjai Utara.
2. Kepala-kepala sekolah bersama dengan para guru melaksanakan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab secara memuaskan di lingkungan Dinas Pendidikan Kecamatan Binjai Utara.
3. Para guru SD Negeri se-Kecamatan Binjai Utara dalam memahami dan mengembangkan motivasi kelja sehingga tugas belajar dan mengajar dapat memberikan kepuasan kelja untuk semua pihak.
4. Pejabat Dinas Pendidikan Cabang Kecamatan Binjai Utara dengan bekeljasama dengan kepala-kepala sekolah dan guru-guru dalam mengupayakan kualitas pendidikan pada tingkat SD Negeri se-Kecamatan Binjai Utara.
5. Landasan empiris atau kerangka acuan bagi penelitian berikutnya yang sejenis
dengan penelitian ini.
BABY
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan basil analisis data dan perhitungan statistik. seperti yang diuraik.an pada bab sebelumnya, terkait dengan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transfonnasional Kepala Sekolah, Komunikasi lnte rperso na~
Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Guru Negeri se-Kecamatan Binjai Utara dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
I. Terdapat pengaruh secara langsung Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transfonnasional Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja Guru sebesar 0,30 atau 30 %.
2. Terdapat pengaruh langsung Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transfonnasional Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kelja Guru sebesar 0,36 atau 36 %.
3. Terdapat pengaruh langsung Komunikasi Interpersonal terhadap Kepuasan Kerja sebesar 0,27 atau 27 %.
4. Terdapat pengaruh langsung Komunikasi Interpersonal terhadap Motivasi Kerja Guru sebesar 0,32 atau 32%.
6. Terdapat pengaruh tidak langsung Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah melalui Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru sebesar 0, 13 atau 13 %.
7. Teniapat pengaruh tidak langsung Komunikasi Interpersonal melalui Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru sebesar 0,11 atau II %. 8. Pengaruh langsung Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional
Kepala Sekolah dan Komunikasi Interpersonal terhadap Motivasi Kerja adalah sebesar 0,2647 atau 26,47 %; Faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini tetapi ikut berpengaruh terhadap Motivasi Kelja adalah sebesar 0, 7353 atau 73,53 %.
9. Pengaruh secara tidak langsung Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasiona1 Kepala Sekolah dan Komunikasi Interpersonal terhadap Kepuasan Kelja melalui Motivasi Kerja adalah sebesar 0,4762 atau 47,62 %; Faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini tetapi ikut mempengaruhi Kepuasan Kerja adalah sebesar 0,5238 atau 52,38 %.
B.
IMPLIKASIHasil penelitian Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja ini memberikan implikasi penelitian teoretis dan kebijakan sebagai berikut:
-
z
~
1. lmplikasi Teoritis
Penelitian ini memperkuat teori bahwa Kepuasan Kerja tergantung dari
Persepsi Guru tentang Kepemimpinan T ransformasional Kepala Sekolah,
Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja.
Model penelitian yang ditawarkan dapat dijadikan sebagai rujukan dalam
melihat pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah, Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja
Guru SD Negeri se-Kecamatan Binjai Utara.
Kepuasan Kerja Guru SD Negeri se-Kecamatan Binjai Utara merupakan
masalah yang terkait dengan komitmen dan usaha serta komunikasi yang
dibangun oleh kepala sekolah dalam mengidentiflkasi dan memberdayakan segala
kemampuan, keterampilan dan keahlian para guru da lam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya Komitmen dan usaha kepala sekolah tersebut dapat dilihat
dalam usaha sejauhmana kepala sekolah melibatkan para guru dalam setiap
kebijakan sekolah dan sejauhmana komunikasi yang sehat secara intensif
dijalankan. Faktor-faktor tersebut dapat memotivasi para guru untuk memberikan
basil terbaik, yang selanjutnya menghasilkan kepuasan untuk semua pibak.
Kepuasan kerja merupakan harapan yang ingin diwujudkan oleh setiap
orang. Kepuasan kerja juga dapat meminimalisir perasaan bosan dan sia-sia dalam
pekerjaan. Hal itu dapat memberikan dampak negatiftidak hanya bagi guru tetapi
j uga bagi orang-orang yang men ikmati pendidikan tersebut. Oleh karena itu dalam
j abatan kepemimpinan kepala sekolah melekat tanggungjawab dan kewajiban
yang berkaitan dengan usaha memotivasi guru. Motivasi itu seringkali perlu
dikondisikan sedemikian rupa lewat tindakan memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada para guru untuk mengembangkan diri dan kemampuannya dan lewat upaya menjalin relasi dan komunikasi yang kondusif, sehingga para guru merasa sebagai bagian keseluruhan dari cita-cita pendidikan di sekolah masing-masing. Para guru di SD Negeri se-Kecamatan Binjai Utara tidak ingin diperlakukan sebagai pihak ouJsider. Mereka ingin dihargai dan mendapat kesempatan yang seluas-Iuasnya untuk berpartisipasi aktif dan berprestasi sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki.
Pada kajian teoritis sebelumnya telah ditegaskan oleh Moon bahwa ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dan kepuasan yaitu (I) Keterampilan dan . pengetahuan karyawan, (2) Sumber daya yang tersedia, (3) Kualitas dan gaya kepemimpinan yang ada, (4) tingkat motivasi kerja. Herzberg j uga menyebutkan dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu faktor ekstrinsik atau disebut
-
z
faktor hygiene dan faktor intrinsik atau faktor motivator. Faktor ekstrinsik menyebabkan para pegawai merasa sangat tidak puas, jika tidak tersedia secara?
memadai. Faktor ekstrinsik tersebut meliputi upah kerja, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, status dalam pekerjaan, prosedur perusahaan, mutu supervisi dan mutu hubungan antarpribadi di antara rekan sekerja, dengan atasan dan dengan bawahan. Sedangkan faktor intrinsik dapat menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang selanjutnya dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Sebaliknya jika kondisi tersebut tidak ada, maka tidak akan timbul rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Faktor instrinsik tersebut meliputi pencapaian prestasi, pengakuan (penghargaan), tanggungjawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, dan kemungkinan berkembang. Bahkan Abraham Maslow mengatakan bahwa kepuasan kerja-
z
~
bergantung pada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan karyawan. Karyawan akan merasa puas apabila ia mendapatkan apa yang dibutuhkan. Makin besar kebutuhan karyawan terpenuhi, makin puas pula karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, apabila kebutuhan karyawan tidak dapat terpenuhi, karyawan tersebut akan merasa tidak puas.
Dalam penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Binjai Utara, teori-teori tersebut telah membuktikan hipotesis bahwa terdapat pengaruh langsung Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Komunikasi lnterpersonal dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Guru. Bahkan terdapat pengaruh secara tidak Jangsung variasi Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Komunikasi Interpersonal terhadap Kepuasan Kerja melalui variasi Motivasi Kerja.
Para guru SD Negeri se-Kecamatan Binjai Utara mengharapkan kepaJa sekolah yang memiliki kesungguhan dalam mengomodir kesulitan-kesulitan dan kebutuhan-kebutuhan mereka dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam posisinya sebagai tenaga profesional para guru membutuhkan araban, bimbingan dan informasi serta supervisi untuk menunjang perkembangan tugas mereka. Mereka mengharapkan kebutuhan-kebutuhan mereka dapat diperoleh dari pekerjaannya. Kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi mengakibatkan ketidakpuasan kerja. Kebutuhan-kebutuhan itu tidak hanya menyangkut materi tetapi juga psikilogis berupa perhatian, dukungan dan penghargaan. Manakala kebutuhan-kebutuhan para guru dapat diperoleh dari pekerjaannya, maka mereka
akan bekerja dengan motivasi yang tinggi, yang selanjutnya berpengaruh kepada kinerja yang tinggi.
Bagi para guru, kepala sekolah adalah sosok yang membangun cita-cita perbaikan pendidikan bersama-sama dengan guru. Keterbukaan terhadap pengalaman negatif dan posit if kepala sekolah bersama dengan para guru tidak boleh mengurangi semangat dan tekad untuk mengubah situasi ke arah yang lebih baik. Selain memiliki wawasan yang luas d i bidang manajemen pendidikan, kepala sekolah j uga perlu menguasai seni berkomunikasi yang baik, sehingga segala informasi yang perlu disampaikan dapat dimengerti dengan tepat oleh para guru. Semua ini dapat menjadi sumber motivasi kerja bagi para guru. Oleh karena itu kepala sekolah harus bergandengan tangan dengan para guru. Hal ini membenarkan pandangan bahwa ujung tombak pendidikan adalah para guru yang bergumul secara langsung dengan siswa-siswi dengan segala macam permasalahannya.
2. Implikasi Kebijakan
Kebijakan teoritis baru bermakna manakala dikaitkan langsung dengan kebijakan-kebijakan. Teori-teori yang dikemukakan oleh para pakar tentang masalah-masalah akan menjadi hampa jika tidak bersentuhan dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat. Kebenaran suatu teori j ustru dapat diuji dalam kebijakan-kebijakan. Sebaliknya logika dan regulasi dari dengan kebijakan-kebijakan terdapat dalam teori·teori yang telah teruji.
Terkait dengan variabel Kepuasan Kerja yang dipengaruhi oleb Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolab, Komunikasi
-
z
~
m
Interpersonal dan Motivasi Kerja, dapat dikemukakan beberapa kebijakan sebagai berikut:
1. Kebijakan pendidikan berbasis tenaga pendidik: faktor tenaga keJja merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas suatu organisasi. Tenaga pendidik di dalam suatu organisasi sekolah merupakan bagian yang terpenting dibandingkan dengan komponen-komponen lainnya. Oleh karena itu sudah merupakan kewajiban bagi setiap kepala sekolah sebagai pimpinan organisasi sekolah untuk dapat memberikan motivasi agar dicapai kepuasan kerja bagi para guru.
2. Masih terkait dengan guru, gaya kepemimpinan yang perlu dibangun di sekolah adalah kepemimpinan yang berorientasi pada motivasi. Motivasi yang ada pada diri seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya. Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi intemalnya. Pemenuhan kebutuhan guru oleh kepala sekolah merupakan salah satu hal yang dapat mendorong guru untuk dapat melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik. Semakin diperhatikan tujuan-tujuan guru dalam suatu organisasi, akan
semakin giat masing-masing guru melakukan pekerjaannya, yaitu berarti semakin mudah untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Kebijakan lain yang relevan datam dunia pendidikan saat ini adatah pengoptimalan fungsi partisipatif dan sinergis serta kooperatif: penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggungjawab bersama, kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah, guru sebagai ujung tombak pelaksanaan
proses pembelajaran, dan siswa bersama orangtua/ wali mengambil bagian aktif dan kooperatif untuk memperbaiki mutu Jayanan pendidikan sesuai dengan posisi dan fungsinya masing-masing.
4. Kepuasan kerja merupakan harapan setiap insan yang terlibat di sekolah. Oleh karena itu para kepala sekolah sebagai pemegang pucuk kepemimpinan di SD Negeri se-Kecamatan Binjai Utara senantiasa perlu menyadari dan membuat langkah-langkah strategis untuk memberdayakan seluruh kemampuan dan keterampilan para guru dan membina komunikasi yang motivatif sehingga dengan para guru juga memiliki komitmen, dedikasi dan integritas tinggi dalam melaksanakan tugas. Rendahnya kinerja beberapa guru di SD Negeri di Kecamatan Binjai Utara merupakan pengaruh dari rendahnya pemenuhan kepuasan kerja. Prestasi kerja yang diperoleh guru belum memberikan dampak
yang optimal dalam kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru akan merubah perilaku dan perasaannya. Rendahnya jaminan finasial dan jaminan sosial merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan guru meliputi sistem, besamya gaj~ tunjangan, promosi dan fasilitas yang diberikan.
-
z
?
m
C. SARAN
Berdasarkan temuan penelitian, maka beberapa saran dapat diajukan. A. Dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja guru, kepala sekolah perlu:
Merumuskan secara bersama-sama para guru kebijakan-kebijakan di sekolah.
2 Mendukung dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para guru untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian para guru lewat pendidikan dan pelatihan atau kursus-kursus sesuai dengan bidangnya masing-masing.
3 Membuat kuesioner untuk diisi para guru sebagai bahan evaluasi atas keberhasilan dan kegagalan serta keridala yang dialaminya sebagai pimpinan sekolah.
4 Memotivasi para guru untuk membuat persiapan mengajar berupa Rencana Pembelajaran yang baru dan otentik.
5 Membagi tugas mengajar baik bagi guru bidang studi maupun guru
kelas sesuai dengan kemampuan Jatar belakang pendidikan guru-guru, sehingga para guru dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan kompetensinya.
6 Datang lebih awal dan pulang Jebih lama daripada guru sehingga dapat mengetahui disiplin waktu dari para guru.
7 Menyarnpaikan kepada para guru informasi penting tidak hanya secara lisan tetapi juga secara tertulis.
8 Mengadakan supervisi klinis secara kepada para guru sehingga dapat memberikan masukan-masukan baru guna memperbaiki kekurangan para guru.
9 Mengelolah keuangan dan bantuan-bantuan lain secara lebih transparan, sehingga tidak menimbulkan prasangka negatifpara guru. B. Dengan mengetahui besamya pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan
transformasional kepala sekolah, komunikasi interpersonal dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja dalam penelitian ini, maka para guru sendiri penting melaksanakan hal-hal berikut:
1. Atas inisiatif sendiri berkonsultasi kepada kepala sekolah tentang kendala dan kesulitan dalam mengajar sebingga para guru mendapatkan jalan keluar dari kepala sekolah atas masalah dan kesulitan yang dihadapi.
2. Membuat Persiapan Mengajar yang baru (tidak mengkopi ulang Persiapan yang lalu atau milik guru lain) pada setiap tahun pembelajaran.
3. Hadir dan menjalankan tugas di sekolah sesuai dengan waktu yang sudah disepakati bersama (tidak terlambat datang dan cepat pulang serta sering izin dengan mengada-ada alasan).
4. Bersedia melaksanakan perbaikan tugas jika memperoleh kritik
dari rekan-rekan guru lain dan teguran/ peringatan dari kepala
sekolah.
5. Berdiskusi dengan guru-guru yang Jebih berpengalaman dalam hal mengajar).
6. Memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan yang diberikan dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan melalui pendidikan dan pelatihan atau kursus.
7. Sekalipun insentif dan tunjungan-tunjangan kesejahteraan tidak diterima secara rutin/ lancar, tetap melaksanakan tugas mengajar dengan semangat, karena gaji bulanan sudah pasti diterima. C. Mengingat besarnya faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi motivasi kerja
dan kepuasan kerja, selain persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan komunikasi interpersonal, kepada peneliti berikutnya untuk membuat penelitian lanjutan dengan mengkaji faktor-faktor tersebut sehingga menjadi kontribusi penting dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Binjai Utara.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
A.rikunto, Suharsimi (2003). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Ami, Muhammad (2007). Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
As'ad, Mob. (2004). Seri llmu Sumber Daya Manusia Psikologi lndustri. Yogyakarta:
Liberty
Bafadal, Ibrahim (2003). Peninglcatan Proftsional
Guru
Seko/ah Dasar. Jakarta: BumiAksara.
Bafadal, Ibrahim (1992). Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya da/am Membina
Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara.
Balitbang (2003). Kepemimpinan Transformasiona/ Kepa/a Seko/ah. Jakarta.
Bass, B. M. ( 1985). Leadership and Performance Beyond Expectation. New York: Free Press.
Burhanuddin (1994). Ana/isis Administrasi Manjemen dan Kepemimpinan Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Cascio, Wayne F. (1990). Human Resources: Productivity, Quality of Work Life, Profits.
Boston-Arnerika: Irwin.
Case, Agnes (2003). Transformational Leadership. Disertation, Doctoral in University at
Baffalo.
David Krech, Richard S. Crutchfield; dan Egerton L. Ballachy (1962). Individual in
Society. New York: McGraw-Hill Book Company.
Djuwita, Afriani (2003). Memilih & Mencari Kerja sesuai dengan Bakat dan
Kepribadian. Tangerang: Agromedia Pustaka.
Echols, Jhon M. Hassan Shadily (1989). Kamus lnggris-lndonesia. Jakarta: PT
Gramedia.
Gibson, lvancevich dan Donnelly (1 993). Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta:
Erlangga. ··
Handoko, T. Hani (1995). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Harsiwi, Agung M. (2003). Hubungan Kepemimpinan Transformasional dan
Hartono, Frans M. (1991). Peran Kepemimpinan Transformasional dalam Upaya
Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Makalah Seminar Departemen Tenaga Kerja.
Hasan, Cbasan Chalidjah (1994). Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya: Al-Ikhlas.
Hasibuan, M.S.P (2000). Manajemen Sumber-daya Manusia. Jakarta Bumi Aksara. Hicks, Herbert G. dan Gullet, G. Ray (1997). Organisasi: Teori dan Tingkahlaku
(terjemahan oleh G. Kartasapoetra). Jakarta: Bumi Aksara.
Hoy, Wayne K. and Miskel, Cecil G. ( 1987). Education Administration: Theory,
Research and Practice. New York: Random House Inc.
Irianto, H. Agus (2008). Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana. J., Dubrin Andrew (2005). The Complete IDEAL 'S Guide Leadership (terjemahan oleh
Tri Wibowo Budi Santoso ). Jakarta: Prenada Media.
Jonathan, Sarwono. 2006, Ana/isis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13. Bandung: Andi,.
Manullang, Belferik (2006). Kepemimpinan Pedagogis: Membangun Karalcter Sumber
Daya Manusia. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.
Manullang, Belferik dan Sri Milfayetty (2007). Landasan llmiah llmu Pendidikan. Medan: Program Pascasarjana UNlMED.
Miftah, Thoha (2007). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Grafmdo Persada. Pace, R. Wayne & Don F. Faules (2006). Komunikasi Organisasi: Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT Rosdakarya Offset
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2008). Cara Menggunakan dan Memaknai
Ana/isis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta.
Rivai, Veithzal (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: Grafmdo Persada.
Robbins, Stephen P. (2000). Organizational Behavior: Concept Controvercies. Eight Edition. New York: Pentice Hall Inc .
. .. . . .. . . .. .. . .. .. .... (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks.
Sardiman, A.M. ( 2001). Interaksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.
Siagian, Sondang P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka
Cipta.
... ... .... .. ... .. .... (2003). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta .
.. . . .. . . . ... . .. .. (1995). Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Sinamo, Jansen (2003). Ethos 21. Jakarta: Darma Mahardika.
Sirait, Justine T. (2006). Memahami Aspek-aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia
®lam Organisasi. Jakarta: Grasindo.
Sudjana ( 1992). Metotkl Statistika. Bandung: Tarsito.
Streers, Richard M., Porter, Lyman W. and Bigley, Gegory (1996). Motivation and
Leadership at Work. New York: Me. Graw Hill Inc.
Sutisna, Oteng ( 1983). Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa
Syafei, Imran (2006). Tesis. Hubungan Kepemimpinan Transformasiona/ dan Eros Kerja
dengan Kepusan Kerja Guru SD Negeri Kecamatan Medan Tuntungan. Medan:
Pascasrujana Unimed.
Thoha, Miftah (1988). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar tkln Aplikasinya. Jakarta:
Rajawali.
Usman, Husain dan R. Pumomo Setiady Akbar (2006). Pengantar Statistik. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
W ahjosumidjo ( 1999). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Gratin do Persada.
Walpole, Rona E (1997). Pengantar Statistik. Edisi ke-3. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Wexley, K.N. and Yuki, G.A. (1977). Perilaku Organisasi dan Psilcologi Persona/ia.
Jilid 1. Jakarta: Bina Aksara.
Winardi, J. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana
Winkel S. (1996). Psilcologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
Yuki, Gary (2005). Kepemimpinan ®lam Organisasi. Jakarta: PT Indeks
Yuwono, I, dkk. (2005). Psikologi lndustri tkJn Organisasi. Surabaya: Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga.
http:/ tfpsikologi.wisnuwardhana.ac.id/ diakses tanggal 07 Desernber 2009
http:/ lguruvalah.20m.cornl diakses tanggal 21 Maret 2010
http:l 1<.umpulBlogger.cornl diakses tanggal
04
April2010http:l l\vww.smppatra.com/ diakses tanggal18 Juni 2010