• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERADAAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM RPP BIOLOGI SMA KELAS X BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI KOTA YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBERADAAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM RPP BIOLOGI SMA KELAS X BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI KOTA YOGYAKARTA."

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

KEBERADAAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM RPP BIOLOGI

SMA KELAS X BERDASARKAN KURIKULUM 2013

DI KOTA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

IKA FEBY PUTRIANA

NIM 12304241018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

S

B

d

p

D

D

N

Skripsi yang

Biologi SM

disusun ole

pembimbing

Dosen Pemb

Dr. Slamet S

NIP. 196207

g berjudul “

K

A Kelas X

h

Ika Feby

g dan dinyata

bimbing I,

Suyanto, M.E

702 199101

PE

Keberadaan

Berdasarka

y Putriana

akan layak u

Ed.

1 001

 

ERSETUJU

n Keteramp

an Kurikulu

(12304241

untuk diujika

Yo

UAN

pilan Proses

um 2013 di

1018)

ini te

an.

ogyakarta,

Dosen P

Suratsih

NIP. 19

Sains (KPS

Kota Yogy

elah disetuju

Novemb

Pembimbing

h, M.Si.

9591103 198

S) dalam RP

yakarta

” ya

ui oleh dos

ber 2016

g II,

(3)

S

B

d

D

D

N

S

N

S

N

Y

N

Skripsi yang

Biologi SM

disusun oleh

Dewan Peng

Dr. Slamet S

NIP 196207

Suratsih, M.

NIP 195911

Sukiya, M.S

NIP 195302

Yuni Wibow

NIP 197506

g berjudul “

K

A Kelas X

h Ika Feby P

guji pada tan

Nama

Suyanto, M.E

02 199101 1

.Si.

03 198601 1

Si.

04 198303 1

wo, M. Pd

05 200212 1

P

Keberadaan

Berdasarka

Putriana (NIM

nggal 24 No

DE

Ed.

1 001

Ke

1 001

Se

1 002

Pe

1 002

Pe

ENGESAH

n Keteramp

an Kurikulu

M 12304241

ovember 201

WAN PENG

Jabat

etua Penguji

ekretaris Pen

enguji I (Uta

enguji II (Pe

HAN

pilan Proses

um 2013 di

1018) ini tela

6 dan dinyat

GUJI

tan

T

i

nguji

ama)

ndamping)

Yogya

Deka

Univ

Dr. H

NIP

Sains (KPS

Kota Yogy

ah dipertaha

takan lulus.

Tanda Tang

…………

…………

…………

…………

akarta, 24 N

an FMIPA

versitas Nege

Hartono, M.S

19620329 19

S) dalam RP

yakarta

” ya

ankan di dep

gan Tgl

…. ...…....

….. ...…....

….. ...…....

….. ...…....

November 20

eri Yogyakar

Si.

(4)

Y

N

N

P

J

M

p

o

i

m

Yang bertan

Nama

NIM

Program Stu

Judul Peneli

Menyatakan

pengetahuan

orang lain k

ilmiah yang

menjadi tang

nda tangan di

:

I

:

udi

: P

itian

B

Y

n bahwa pen

n saya tidak

kecuali sebag

telah lazim.

ggung jawab

SURA

i bawah ini :

Ika Feby Put

1230424101

Pendidikan B

: Keberadaa

Biologi SMA

Yogyakarta

nelitian ini a

k terdapat k

gai acuan ata

Apabila ter

b saya.

 

AT PERNYA

:

triana

18

Biologi

an Keteramp

A Kelas X B

adalah benar

arya atau p

au kutipan d

rbukti pernya

ATAAN

pilan Proses

Berdasarkan

r-benar kary

endapat yan

dengan meng

ataan ini tida

Yogyakarta

Yang m

Ika Feb

NIM 12

Sains (KPS

n Kurikulum

ya saya send

ng ditulis at

gikuti tata pe

ak benar, sep

, Novem

menyatakan,

by Putriana

2304241018

S) dalam RP

m 2013 di Ko

diri. Sepanja

tau diterbitk

enulisan kar

penuhnya ak

mber 2016

(5)

MOTTO

Bertakwalah pada Allah, maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui segala sesuatu

(QS. Al-Baqarah: 282)

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu,

sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

(QS. Al-Baqarah: 153)

Fa inna ma’al usri yusroo (Karena sesungguhnya disamping kesulitan itu ada

kemudahan)

(QS. Al-Insyirah: 5)

Berusaha maksimal, sabar dan jangan lupakan shalat

(Bapak)

Tidak ada gunanya terpuruk dalam kegagalan. Bangkit dan lanjutkan jalanmu,

karena sesungguhnya roda hidup masih akan terus berputar

(6)

 

PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur atas nikmat Allah SWT, karya ini saya persembahkan untuk :

™

Kedua orang tuaku tercinta dan tersayang, Bp. Sutarto dan Ibu Harsi yang

tiada pernah lelah selalu memberikan segala do’a, nasihat, kepercayaan, dan

dukungannya, juga yang senantiasa menjadi guru terbaik dalam kehidupan,

serta Kakak tercinta Mas Ajiek Ve dan Mbak Anik, keponakanku Adelia dan

Arsyilla terima kasih sudah membuatku memahami betapa indahnya nikmat

Alloh SWT berupa keluarga bahagia

™

Segenap keluarga besar (Alm) Kakek Kartogiyo & (Alm) Kakek Sukimin

yang selalu memberikan do’a, nasihat, dan dukungan.

™

Sahabat terbaikku yaitu Dea Digna, sahabat sekaligus saudara dalam hidupku

yang selalu ada untukku, menerima aku apa adanya, menyemangatiku, dan

memberikan warna yang sangat indah di dalam hidupku.

™

Sahabat terbaikku, Kartika Putri, sahabat yang selalu menemaniku,

menghiburku dan menjadi sahabat istimewa dalam setiap perjuanganku

selama kuliah di Jogja.

™

Sahabat-sahabat terbaikku Nurul Amalia, Nurul Aslina, Sulistiyaningsih,

(7)

™

Keluarga besar Pendidikan Biologi Subsidi A (PBS) 2012 UNY, terima kasih

untuk keindahan, kehangatan, suka, duka, canda, dan tawa. Semoga keluarga

yang sudah terbangan tetap menjadi keluarga sampai kapanpun.

™

Segenap keluarga Kost Srikandi dan Kost Waliyah Samirono, terima kasih

atas kehangatan keluarga kedua di Yogyakarta.

™

Keluarga KKN UNY kelompok 2005 Dusun Rejosari, Terong, Dlingo, Bantul

dan PPL UNY SMA N 1 Klaten yang telah bekerja sama dengan baik dan

memberikan begitu banyak pengalaman dan kenangan berharga.

(8)

 

KEBERADAAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM RPP BIOLOGI

SMA KELAS X BERDASARKAN KURIKULUM 2013

DI KOTA YOGYAKARTA

Oleh

IKA FEBY PUTRIANA 12304241018

Pendidikan Biologi FMIPA UNY

E-mail: ikafeby95@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan keterampilan proses

sains (KPS) ditinjau dari aspek materi pembelajaran dan jenis item KPS dalam RPP,

serta mengetahui perbedaan jenis dan persentase keberadaan KPS dalam RPP

kegiatan lapangan dan RPP kegiatan laboraturium biologi SMA Kelas X di Kota

Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian analisis isi (

content analysis

) dengan cara

meneliti dokumen RPP guru tanpa melihat proses pelaksanaannya di kelas. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh RPP Biologi SMA Kelas X dari sekolah SMA di

Kota Yogyakarta yang sudah menerapkan Kurikulum 2013. Sampel penelitian

ditentukan secara

purposive sampling

yaitu RPP dengan kegiatan lapangan dan

kegiatan laboraturium. Jumlah sampel adalah sebanyak 20 RPP, meliputi 10 RPP

kegiatan lapangan dan 10 RPP kegiatan laboraturium. Instrumen telah divalidasi

muka oleh Dosen Pembimbing (

Expert Judgement

). Pengambilan data diperoleh dari

instrumen penelitian yaitu berupa lembar observasi isi RPP, melalui tiga orang

panelis yang telah memenuhi syarat. Kehandalan data ketiga panelis dihitung

menggunakan rumus Kanonik Krippendorf. Analisis data menggunakan pedoman

penskoran dan statistika deskriptif.

Hasil analisis menunjukkan bahwa KPS telah dikembangkan pada berbagai

materi pembelajaran dalam RPP dengan persentase keberadaan yang relatif sama

yaitu RPP Fungi (75,00%); RPP Ruang lingkup biologi dan RPP Protista(70,83%)

serta RPP Plantae(66,67%). Jenis item KPS yang memiliki persentase keberadaan

paling tinggi adalah item keterampilan mengomunikasikan, sedangkan yang terendah

adalah item keterampilan mengorganisasi dan menganalisis data. Tidak terdapat

perbedaan pada jenis item keterampilan proses sains yang ada dalam RPP kegiatan

lapangan dan RPP kegiatan laboraturium. Perbedaan hanya nampak dalam hal

persentase keberadaan keterampilan proses sainsnya, namun perbedaan persentase

tersebut dikatakan tidak signifikan karena nilai persentase yang relatif sama yaitu

RPP kegiatan laboraturium (72,92%) dan RPP kegiatan lapangan (68,75%).

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia, rahmat,

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun sebagai

salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri

Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Bapak Dr. Hartono selaku Dekan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang

telah memberikan ijin penelitian sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan

lancar.

2.

Bapak Dr. Slamet Suyanto, M.Ed selaku Wakil Dekan I FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan ijin penelitian sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan lancar

dan selalu memberikan arahan, bimbingan, serta motivasi dalam penelitian ini.

3.

Bapak Dr. Paidi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi sekaligus Koor.

Prodi Pendidikan Biologi yang telah memberikan segala bantuan demi kelancaran

skripsi ini.

4.

Bapak Suratsih, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan

arahan, bimbingan, saran, dan motivasi dalam penelitian ini.

5.

Ibu Siti Mariyam dan Atik Kurniawati, M.Pd. selaku dosen PenasehatAkademik

(PA) yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi dalam menjalani

perkuliahan selama ini.

6.

Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas

Negeri Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan pengetahuan selama ini.

7.

Pihak SMA N 1 Yogyakarta, SMA N 2 Yogyakarta,SMA N 3 Yogyakarta, SMA

(10)

 

8.

Keluarga Pendidikan Biologi A 2012 yang selalu memberikan semangat, bantuan,

dan motivasi selama ini.

9.

Ibnu Kholdun, S.Si, selaku staf admin jurursan Pendidikan Biologi, Mas Bowo

dan Mbak Putri selaku petugas perpustakaan, Mbak Ami, Mbak Endang, Bu

Tutik, Pak Dayat, Pak Pribadi, Pak Supri selaku Laboran yang selalu memberikan

bantuan.

10.

Semua pihak yang telah membantu dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini,

yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga semua bantuan yang telah diberikan dengan tulus kepada peneliti

menjadi amal kebaikan dan mendapat ridho Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan mampu memberikan kontribusi nyata untuk membangun bangsa dan

negara. Aamiin yarobbalalamiin.

Yogyakarta, November 2016

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...

i

HALAMAN PERSETUJUAN……….…...

ii

HALAMAN PENGESAHAN……….…….………

iii

SURAT PERNYATAAN…...……….….………

iv

MOTTO……….………..………. v

PERSEMBAHAN…………..………...……… vi

ABSTRAK……….………..……… viii

KATA PENGANTAR……….……

ix

DAFTAR ISI………..……….…

xi

DAFTAR TABEL………….………..…

xiv

DAFTAR GAMBAR.….…..……….…….

xv

DAFTAR LAMPIRAN……..………..

xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang……..………..

1

B.

Identifikasi Masalah..………..…

7

C.

Batasan Masalah….……….…

8

D.

Rumusan Masalah…..……….…

8

E.

Tujuan Penelitian..….………..………

9

(12)

 

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A.

Kurikulum 2013 .………..

12

B.

Hakikat Belajar Sains…..………..

13

C.

Keterampilan Proses Sains ………...

18

D.

Sintesis Keterampilan Proses Sains ………..

27

E.

Karakteristik Perkembangan Kognitif Siswa ………

29

F.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

1.

Pengertian RPP………..….

29

2.

Komponen RPP………...…

32

3.

Langkah-Langkah Penyusunan RPP………...……

33

G.

Penelitian yang Relevan………..….

38

H.

Kerangka Berpikir.………..….

40

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A.

Desain Penelitian .………..

41

B.

Lokasi dan Waktu Penelitian………..

41

C.

Objek Penelitian…………. ………

41

D.

Populasi dan Sampel Penelitian

1.

Populasi……… 42

2.

Sampel ……….

42

E.

Instrumen Penelitian……….…..

42

F.

Prosedur Penelitian……….……

43

G.

Teknik Pengumpulan Data………..……

44

(13)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian ………..

46

1.

Keberadaan KPS dalam RPP Biologi SMA Kelas X di Kota Yogyakarta

a.

Keberadaan KPS ditinjau dari Aspek Materi Pembelajaran dalam

RPP.……….. 49

b.

Keberadaan ditinjau dari Jenis Item KPS …….……….………….

51

2.

Perbandingan data keberadaan KPS pada RPP kegiatan lapangan dan

kegiatan laboraturium ………..……….………

53

B.

Pembahasan

1.

Keberadaan KPS dalam RPP Biologi SMA Kelas X di Kota Yogyakarta

a.

Keberadaan KPS ditinjau dari Aspek Materi Pembelajaran dalam

RPP.……….…… 56

b.

Keberadaan KPS ditinjau dari Jenis Item KPS …...

69

2.

Perbandingan data keberadaan KPS pada RPP kegiatan lapangan dan

kegiatan laboraturium .………...

81

BAB V. PENUTUP

A.

Simpulan .………...

88

B.

Keterbatasan Penelitian ..………...

88

C.

Saran………... 89

DAFTAR PUSTAKA

.……….……..

90

(14)

 

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Kompetensi Keterampilan Proses Sains... 25

Tabel 2. Keberadaan KPS ditinjau dari aspek materi pembelajaran dalam RPP

Biologi SMA Kelas X di wilayah Kota Yogyakarta... 49

Tabel 3. Keberadaan KPS ditinjau dari jenis item KPS dalam RPP Biologi SMA

Kelas X di wilayah Kota Yogyakarta... ... 51

Tabel 4. Perbandingan data RPP kegiatan lapangan dan RPP kegiatan laboraturium

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian………... 40

Gambar 2. Grafik Keberadaan KPS ditinjau dari aspek materi pembelajaran

dalam RPP Biologi Kelas X di Kota Yogyakarta...

50

Gambar 3. Grafik Keberadaan KPS ditinjau dari jenis item KPS dalam RPP

(16)

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pengkodingan RPP Biologi SMA Kelas X di Kota

Yogyakarta... 95

Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen untuk Mengetahui Keterampilan Proses Sains

pada RPP Biologi SMA Kelas X Berdasarkan Kurikulum

2013... 96

Lampiran 3. Instrumen untuk Mengetahui Keterampilan Proses Sains pada RPP

Biologi SMA Kelas X Berdasarkan Kurikulum

2013... 98

Lampiran 4. Pedoman Penskoran Instrumen RPP...…… 101

Lampiran 5. Contoh Pengambilan Data KPS pada RPP... 103

Lampiran 6.Skor Mentah Hasil Pengambilan Data Antar Tiga (3) Panelis pada

RPP Biologi SMA Kelas X Berdasarkan Kurikulum 2013. . ... 108

Lampiran 7. Analisis KPS Antar Tiga (3) Panelis dalam RPP Biologi SMA Kelas

X Berdasarkan Kurikulum 2013... 114

Lampiran 8. Perhitungan Uji Kehandalan Data KPS pada RPP antar 3

Panelis... 132

Lampiran 9. Nilai Koefisien

α

(derajat kecocokan) RPP Biologi SMA Kelas X

Berdasarkan Kurikulum 2013 ...

139

Lampiran 10. Hasil sidang antar 3 panelis dan jumlah Skor per Item Keterampilan

Proses Sains dalam RPP Biologi SMA Kelas X Berdasarkan

Kurikulum 2013 di Kota Yogyakarta…...

140

Lampiran 11. Data Akhir Keterampilan Proses Sains Pada RPP Biologi SMA

Kelas X di Kota Yogyakarta………... .

149

Lampiran 12. Data keberadaan keterampilan proses sains ditinjau dari aspek

(17)

Lampiran 13. Data keberadaan keterampilan proses sains ditinjau dari jenis item

keterampilan proses sains dalam RPP Biologi SMA Kelas X

berdasarkan kurikulum 2013 di wilayah Kota

Yogyakarta... ...

153

Lampiran 14. Perbandingan data RPP kegiatan lapangan dan RPP kegiatan

laboraturium Biologi SMA Kelas X berdasarkan kurikulum 2013 di

Kota Yogyakarta... .

154

Lampiran 15. SK Pembimbing Tugas Akhir Skripsi... .... …....

156

Lampiran 16. SK Penguji Tugas Akhir Skripsi...…..

158

Lampiran 17. Kartu Bimbingan Tugas Akhir Skripsi... .. ……...

160

Lampiran 18. Surat Ijin Penelitian... ……...

161

(18)

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (UU nomor 20 tahun 2003; PP nomor 19 tahun 2005). Kurikulum 2013

dilaksanakan dengan menekankan pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan

pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah yang dimaksudkan dikenal dengan istilah

5M yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasi.

Adanya pendekatan ilmiah pada Kurikulum 2013 menuntut peserta didik agar

lebih aktif, kreatif dan mampu berpikir kritis dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran di kelas.

Pembelajaran yang menempatkan guru sebagai sentral atau pusat dalam

proses pembelajaran tidak lagi digunakan, sebab hal itu membuat peserta didik

menjadi pasif dan tidak bisa berkontribusi dalam pembelajaran di sekolah. Saat

ini, kegiatan pembelajaran lebih mengedepankan pembelajaran yang

menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses pembelajaran (student

center). Peserta didik dituntut untuk aktif dalam menyumbangkan ide dan

pendapat mereka dalam proses pembelajaran, aktif untuk mencari materi

pelajaran dari sumber lain disamping sumber belajar yang disampaikan oleh

(19)

desain pembelajaran yang tepat, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan

hingga evaluasi. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 mengenai Standar Proses

menyatakan bahwa:

“Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.

Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian

pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan silabus dan RPP

disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.”

Berdasarkan teori diatas maka perencanaan pembelajaran tertuang dalam silabus

dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu

KD yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus. Pendekatan

ilmiah diharapkan dimunculkan guru dalam perencanaan pembelajaran hingga

proses pelaksanaanya.

Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP memuat

identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator

pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

Guru diharapkan dapat menyusun komponen–komponen RPP tersebut

berdasarkan KD dan mewujudkan adanya pendekatan ilmiah yang dituangkan

dalam strategi pembelajaran yang baik. Penyusunan RPP tidak bisa dilepaskan

dari tujuan pembelajaran yaitu menciptakan pengalaman belajar siswa dalam

(20)

 

yang perlu diperhatikan oleh guru dalam merumuskan pengalaman belajar siswa,

hal tersebut adalah karakteristik konsep/materi yang diajarkan, kesiapan siswa

dan fasilitas yang tersedia. Karakteristik materi berkaitan dengan tuntutan dan

tuntunan yang sudah melekat untuk setiap materi pada umumnya. Setiap materi

memiliki karakteristik tersendiri yang perlu diperhatikan oleh guru dalam

merumuskan pembelajaran bagi siswa. Hal itu untuk memudahkan siswa dalam

menguasai konsep yang bersangkutan (Nuryani Rustaman, 2003: 90-91).

Djohar (1987: 1) menyatakan bahwa, pembelajaran biologi merupakan

interaksi antara peserta didik dengan objek yang terdiri dari benda (makhluk

hidup), kejadian, proses, dan produk. Guru biologi dalam proses pembelajaran

memberikan kesempatan peserta didik untuk melakukan interaksi dengan objek

belajar secara mandiri, sehingga dapat mengeksplorasi dan menemukan konsep

(Suratsih, 2010: 8). Berdasarkan uraian di atas, maka penting untuk seorang

peserta didik dapat berinteraksi secara langsung dengan objek biologi dan

melakukan metode ilmiah.

Kegiatan pembelajaran biologi sering diidentikkan dengan kegiatan

pengumpulan data melalui eksperimen atau percobaan di laboraturium saja,

padahal pembelajaran biologi juga dapat dilakukan dengan kegiatan lainnya

seperti observasi lingkungan di sekitar siswa. Kedua kegiatan tersebut

memfasilitasi siswa untuk dapat berinteraksi langsung dengan objek belajarnya,

baik berupa fakta, gejala atau fenomena biologi. Meskipun mempunyai prinsip

(21)

kegiatan tersebut mempunyai cara dan langkah-langkah yang berbeda. Oleh

karena itu kemampuan dan keterampilan yang dapat dikuasai siswa dalam

melakukan kegiatan ini akan berbeda, sehingga dalam merumuskan kegiatan

pembelajarannya guru juga akan membuat rancangan kegiatan yang berbeda pula

antara kegiatan di laboraturium dengan kegiatan di lapangan. Menurut White

(1996: 768) kegiatan laboratorium sangat melekat dengan adanya penemuan

konsep melalui suatu kegiatan percobaan, sedangkan kegiatan observasi

lingkungan lebih pada pengamatan langsung terhadap objek tanpa adanya

perlakuan khusus seperti pada kegiatan percobaan. Guru diharapkan memilih

kegiatan yang tepat dalam proses pembelajaran agar dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan kegiatan pembelajaran ini kemudian

dituangkan dalam rumusan RPP yang dibuat oleh guru, tentunya dengan

rancangan kegiatan yang telah disesuaikan dengan materi, kondisi siswa dan

fasilitas sekolah yang tersedia.

Rezba, et al. (1995: 5) mengemukakan, keterampilan proses sains terdiri

dari dua bagian, yakni keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses

sains terintegrasi. Keterampilan proses sains dasar terdiri dari observing,

communicating,

classifying,

measuring metrically,

inferring, dan predicting.

Sedangkan keterampilan proses terintegrasi terdiri dari identifying variables,

constructing a table of data,

constructing a graph,

describing relationships

(22)

 

experimenting. Pengertian lain menurut Herlen (Indrawati, 1999:3) menyatakan

bahwa keterampilan proses ( prosess-skill ) sebagai proses kognitif termasuk di

dalamnya juga interaksi dengan isinya (content). Lebih lanjut Indrawati (1999:3)

mengemukakan bahwa:

"Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang

terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk

menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori , untuk mengembangkan

konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan

terhadap suatu penemuan(falsifikasi)"

Jadi keterampilan proses sains adalah kemampuan anak untuk

menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan, dan menemukan

ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains menjadi bekal bagi peserta didik

dalam memperoleh pengetahuan secara lebih efektif dan mandiri. Dengan

menguasai keterampilan proses sains maka seorang anak dapat terlatih untuk

senantiasa berpikir dan bekerja untuk menemukan sebuah konsep dari fakta-fakta

yang ditemukan di sekitarnya. Keterampilan proses sains adalah sebagian dari

persyaratan agar dapat menguasai pengetahuan sains dengan baik. Salah satunya

adalah Biologi. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Pasal 1 Ayat 2

Lampiran 53, Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan beragai

pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Biologi sebagai

salah satu cabang ilmu sains yang mempunyai kekhasan dalam berpikirnya.

Proses berpikir dalam Biologi meliputi proses pengindraan, adaptasi dan

abstraksi (Nuryani Y. Rustaman, 2003: 13-34). Oleh karena itu, pembelajaran

(23)

bentuk yang efektif untuk mewujudkan adanya pendekatan ilmiah dan

mengembangkan keterampilan proses sains yang dapat dimiliki oleh siswa.

Mengacu pada implementasi Kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran IPA

dikembangkan dengan pendekatan scientific (observing, measuring, questioning,

experiment, communicating) dan keterampilan proses sains lainnya. Kegiatan

yang berbasis scientific

inilah yang dimunculkan baik ketika menyusun RPP,

LKPD maupun ketika pelaksanaan pembelajaran IPA.

Menurut Piaget (1988:166) taraf perkembangan operasi pemikiran formal

dimulai rata-rata pada umur sekitar 11-12 tahun dan dicirikan oleh operasi formal

dan abstrak. Pada tahapan ini, siswa telah memiliki kemampuan

mengkoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif secara serentak maupun

berurutan, misalnya kapasitas merumuskan hipotesis dan menggunakan

prinsip-prinsip abstrak. Kapasitas merumuskan hipotesis yang dimiliki oleh siswa adalah

mampu memecahkan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang

relevan dengan lingkungan, sedangkan dengan kapasitas menggunakan

prinsip-prinsip abstrak, siswa mampu mempelajari materi pelajaran yang abstrak,

misalnya agama, matematika dan lainnya. Kondisi budaya lingkungan yang

maju, memungkinkan terbentuknya suatu system struktur pemikiran yang stabil

pada usia 14 tahun ke atas. Sesuai tahapan kognitif yang dimiliki anak didik,

siswa kelas X SMA sudah mampu untuk diajak berpikir kritis dan logis sehingga

(24)

 

Beberapa SMA di Kota Yogyakarta sudah menerapkan Kurikulum 2013,

maka dalam implementasinya guru juga telah menyusun perangkat pembelajaran

baik silabus, RPP maupun LKPD sesuai dengan kurikulum 2013. Peneliti akan

lebih fokus pada RPP biologi kelas X yang ditulis oleh guru berdasarkan 2013

agar lebih bermanfaat. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti akan

melakukan penelitian yang berjudul “Keberadaan keterampilan proses sains

pada RPP biologi sma kelas X berdasarkan kurikulum 2013 di Kota

Yogyakarta.”

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang dapat

diidentifikasi antara lain:

1.

Apakah terdapat pengaruh karakteristik materi dalam keberadaan

keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan dalam RPP biologi

SMA Kelas X di Kota Yogyakarta?

2.

Apa saja ragam keterampilan proses sains yang muncul dalam RPP

biologi kegiatan lapangan dan RPP biologi kegiatan laboraturium kelas X

di Kota Yogyakarta?

3.

Apa perbedaan pengembangan keterampilan proses sains dasar dan

keterampilan proses sains terintegrasi pada jenjang yang berbeda yaitu

(25)

C.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan

di atas, maka penelitian ini akan difokuskan pada analisis keberadaan

keterampilan proses sains pada RPP Biologi SMA kelas X berdasarkan

Kurikulum 2013 di Kota Yogyakarta. Ragam keterampilan proses sains yang

akan diidentifikasi meliputi keterampilan proses sains essensial yaitu

merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan percobaan,

mengorganisasi data, menyimpulkan dan mengkomunikasi. Hal tersebut

berdasarkan sintesis aspek keterampilan proses sains menurut Rezba, et al (2010:

5) yang mendukung pelaksanaan langkah pembelajaran 5M (mengamati,

menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasi) dengan disesuaikan

prinsip metode ilmiah.

D.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah:

1.

Bagaimana keberadaan keterampilan proses sains yang terdapat dalam RPP

Biologi SMA Kelas X berdasarkan kurikulum 2013 di Kota Yogyakarta ?

2.

Apakah terdapat perbedaan pada jenis dan persentase keberadaan

keterampilan proses sains dalam RPP biologi kegiatan lapangan dengan RPP

biologi kegiatan laboraturium berdasarkan kurikulum 2013 di Kota

(26)

 

E.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

1.

Keberadaan keterampilan proses sains yang terdapat dalam RPP Biologi

SMA Kelas X berdasarkan kurikulum 2013 di Kota Yogyakarta.

2.

Perbedaan jenis dan persentase keberadaan keterampilan proses sains dalam

RPP biologi kegiatan lapangan dengan RPP biologi kegiatan laboraturium

yang disusun berdasarkan kurikulum 2013 di Kota Yogyakarta.

F.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1.

Bagi Guru

Mengetahui keberadaan keterampilan proses sains yang dikembangkan

dalam RPP Biologi SMA kelas X dan mengetahui perbedaan keterampilan

proses sains dalam RPP Biologi kegiatan lapangan dan kegiatan

laboraturium berdasarkan kurikulum 2013 di Kota Yogyakarta, sehingga

sebagai sarana refleksi diri dalam penyusunan RPP yang lebih baik

selanjutnya.

2.

Bagi Peneliti

Mengetahui ragam keterampilan proses sains yang dikembangkan

dalam RPP Biologi SMA kelas X di Kota Yogyakarta sebagai variable pada

penelitian yang dilakukan. Selain itu peneliti juga dapat memperoleh

(27)

guru pada jenis kegiatan pembelajaran yang berbeda, apakah sama atau

berbeda pola keberadaannya.

G.

Definisi Operasional

1.

Keterampilan Proses Sains

Ragam keterampilan proses sains yang diteliti pada penelitian ini

meliputi keterampilan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

merancang dan melakukan percobaan, menganalisis data, menyimpulkan dan

mengomunikasikan. Hal tersebut berdasarkan aspek keterampilan proses sains

menurut Rezba, et al (2010: 5) yang mendukung pelaksanaan langkah

pembelajaran 5M (mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan

mengkomunikasi) dengan disesuaikan prinsip metode ilmiah sebagaimana

ditekankan pada rumusan kurikulum 2013.

2.

Keberadaan keterampilan proses sains

Keberadaan keterampilan proses sains yang dimaksud dalam penelitian

ini yakni keberadaan dilihat dari aspek materi pembelajaran dalam RPP dan

keberadaan dilihat dari jenis item keterampilan proses sains.

3.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu

KD yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus. RPP

dalam penelitian ini didefinisikan sebagai perangkat pembelajaran RPP yang

(28)

 

4.

RPP kegiatan lapangan dan RPP kegiatan laboraturium

Penelitian ini menggunakan 2 kelompok RPP yaitu RPP kegiatan

lapangan dan RPP kegiatan laboraturium. Penentuan kelompok RPP ini

berdasarkan atas observasi awal sebelum penelitian dimulai. RPP kegiatan

lapangan didefinisikan sebagai RPP yang memuat kegiatan inti berupa

pengumpulan data di lingkungan sekitar sekolah (observasi sederhana di

lingkungan luar kelas) siswa dengan jenis pengamatan langsung. RPP

kegiatan laboraturium didefinisikan sebagai RPP yang memuat kegiatan inti

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.

Kurikulum 2013

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (UU nomor 20 tahun 2003; PP nomor 19 tahun 2005). Kurikulum

berbasis kompetensi adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk

dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan,

konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang

didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.

Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa:

(30)

 

Berdasarkan keterangan diatas, kurikulum 2013 dikembangan dengan

dimensi pedagogik modern, menggunakan pembelajaran berbasis pendekatan

ilmiah (

scientific approach

). Pendekatan ilmiah yang dimaksudkan dikenal

dengan istilah 5M yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan

mengkomunikasi. Adanya pendekatan ilmiah tersebut pada Kurikulum 2013

menuntut keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

di kelas dengan harapan akan dihasilkan peserta didik yang aktif, kreatif dan

inovatif melalui kegiatan pembelajaran yang interaktif.

B.

Hakikat Belajar Sains

Hamdani (2011: 173) menjelaskan pengertian sains menurut Paul

Freedman, yaitu suatu bentuk aktivitas manusia untuk memperoleh suatu

pembahasan dan pemahaman tentang alam yang cermat dan lengkap pada

waktu yang lalu, masa kini, dan mendatang serta untuk meningkatkan

kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

Ditambahkan oleh Djohar (1980:7) sains adalah segala sesuatu yang ada di

lingkungan, mempersoalkan segala apa yang terjadi di alam, sejauh dapat

dijangkau dalam proses belajar peserta didik. Novi Nuryanti (2013:10) dalam

penelitiannya menyebutkan bahwa sains berhubungan dengan suatu usaha

untuk memperoleh pemahaman dari berbagai objek persoalan berupa

fenomena alam sekitar. Upaya untuk memperoleh pemahaman tersebut adalah

(31)

ketiga pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sains adalah usaha

untuk memperoleh konsep atau pengetahuan yang didapatkan melalui

pengamatan akan adanya persoalan mengenai fakta atau fenomena di alam

sekitar dengan menggunakan kaidah metode ilmiah.

Belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh seseorang untuk

mencapai tujuannya. Sugihartono (2007: 75) menyebutkan bahwa dalam

proses belajar seseorang memiliki tujuan yang terarah. Tujuan tersebut

nantinya yang akan dijadikan pedoman dalam melakukan usaha-usaha dalam

mencapainya. Belajar sains penting karena peserta didik dapat memperoleh

pengetahuan dari berbagai sumber, tidak hanya kemampuan yang didapatkan

di sekolah, tetapi juga akan lebih baik dalam mengerti proses bagaimana

kemampuan tersebut diperoleh. Perkembangan teknologi yang sangat pesat

saat ini menuntut peserta didik untuk lebih meningkatkan kemampuan

belajarnya, aktif dalam mengikuti perkembangan pengetahuan yang terjadi.

Berpedoman pada pembelajaran sains, peserta didik akan dilatih untuk

mempelajari dan memperoleh berbagai permasalahan dan persoalan yang

menarik untuk dikaji dari lingkungan alam sekitar, dengan upaya tersebut

peserta didik akan lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan pengetahuan

serta wawasannya (Novi Nuryanti, 2013: 12).

Sains adalah tubuh dari ilmu pengetahuan. Sains juga merupakan salah

(32)

 

dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan itu (Towle, 1989: 17). Proses

penemuan jawaban dari pertanyaan –pertanyaan dalam sains meliputi berbagai

kegiatan yang disebut sebagai proses sains (

scientific processes

). Proses sains

menurut Towle (1989: 17-22) terdiri dari:

1.

Observasi

Ilmuan mengerti akan banyak hal tentang alam semesta diawali dari

proses observasi. Observasi merupakan kegiatan yang memanfaatkan

indera untuk menerima/memproses kejadian pada objek atau peristiwa.

Pada saat melakukan observasi, seorang ilmuan merekan data dan

mencatat berbagai informasi spesifik lainnya yang akan digunakan dalam

penemuan fakta.

2.

Mengukur

Mengukur adalah proses untuk menentukan dimensi objek, jumlah objek

dalam grup, durasi peristiwa atau karakter unit presisi lainnya.

3.

Mengorganisasi data

Data tidak akan berguna apabila tidak dikelola. Mengorganisasi data

melibatkan hasil observasi dan pengukuran dalam suatu urutan logika

seperti grafik, diagram, table, atau pemetaan.

4.

Mengklasifikasi

Mengklasifikasi merupakan proses mengelompokkan objek, organism

(33)

identik dengan mengelompokkan organism pada kelompok cirri-ciri atau

morfologinya.

5.

Membuat hipotesis

Hipotesis berawal dari memikirkan penjelasan yang mungkin menjadi

alasan dibalik munculnya suatu pertanyaan. Membuat hipotesis yaitu

proses membentuk pernyataan yang dapat diuji tentang fenomena yang

diperoleh dari observasi, dan merupakan salah satu langkah awal dalam

investigasi ilmiah.

6.

Memprediksi

Pada saat akan menguji hipotesis, seorang ilmuan akan membuat prediksi

yang disusun mengikuti rumusan hipotesis. Memprediksi adalah membuat

pernyataan yang menunjukkan perkiraan hasil dari hipotesis yang akan

diuji. Pernyataan prediksi biasanya disusun dalam bentuk kalimat

“if-then” atau “jika-maka”.

7.

Eksperimen

Eksperimen adalah proses untuk menguji hipotesis atau prediksi dengan

cara mengambil data atau dengan kata lain eksperimen adalah langkah

pengumpulan data dibawah kondisi yang teratur. Eksperimen memiliki

komponen yaitu adanya kelompok control dan kelompok eksperimen.

Kelompok eksperimen memiliki 2 variabel yaitu variable bebas

(34)

 

Setelah ilmuan mengumpulkan dan mengorganisasi data dari kegiatan

studi lapangan atau eksperimen, maka selanjutnya dat tersebut harus di

analisis. Analisis data adalah proses menentukan data reliable, yang

mendukung atau menolak prediksi dan hipotesis. Ilmuan menganalisis

data dalam banyak cara, termasuk menggunakan statistika,

menginterpretasikan grafik, menentukan hubungan antar variable,

membandingkan data dengan penelitian lain dan menentukan

kemungkinan yang membuat kesalahan dalam eksperimen. Selanjutnya

analisis data dapat mennetukan data yang menolak hipotesis atau data

bersifar reliable.

9.

Menarik kesimpulan

Menyimpulkan adalah proses yang menggambarkan kesimpulan

berdasarkan fakta atau alasan dari persepsi yang benar. Fakta termasuk

dalam hasil pengumpulan data selama proses studi lapangan atau

eksperimen, sedangkan alasan dapat termasuk gambaran kesimpulan dari

pengetahuan sebelumnya/hasil eksperimen sebelumnya. Kesimpulan

dapat bersifat teoritis dan tidak teoritis. Kesimpulan tidak dapat dipakai

apabila bukti tidak ada dan tidak dapat di observasi langsung.

10.

Modelling

Modeling telibat dalam pembentukan gambaran objek, system, atau

proses yang dapa membantu menunjukkan hubungan antar data.

(35)

11.

Mengomunikasi

Seorang ilmuan menyampaikan hasil penelitiannya dangan menerbitkan

jurnal imiah, atau melakukan persentasi pada pertemuan imiah atau dalam

suatu konferensi ilmiah.

C.

Keterampilan Proses Sains

Menurut Nuryani Rustaman (1998: 29) keterampilan proses sains

adalah keterampilan yang diperolah dari latihan kemampuan-kemampuan

mental, fisik, dan sosial untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan

konsep, prinsip, dan hukum sains. Berdasarkan pengertian tersebut maka

keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang melibatkan

kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik baik kemampuan mental, fisik

maupun social untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai

hakikat ilmu sains.

Keterampilan proses sains perlu dikembangkan untuk menanamkan

sikap ilmiah pada anak. Conny R. Semiawan (1992: 14-15) berpendapat

bahwa terdapat empat alasan mengapa pendekatan keterampilan proses sains

diterapkan dalam proses belajar mengajar sehari-hari, yaitu :

1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat

sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta

(36)

 

2. Adanya kecenderungan bahwa anak lebih memahami konsep-konsep yang

rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang konkret. Beberapa

contoh konsep yang abstrak dalam biologi adalah proses fotosintesis dan

transpor elektron, sedangkan konsep konkret adalah ciri makhluk hidup

dan lingkungan biotik.

3. Penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak

bersifat mutlak seratus persen (100 %), tapi bersifat relatif,

4. Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari

pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.

Rezba, et. al

(2010:4-5) mengemukakan keterampilan proses sains

dibedakan menjadi dua macam yaitu keterampilan proses sains dasar (

basic

science process skills

) dan keterampilan proses sains terintegrasi (

integrated

science process skills

). Keterampilan proses sains dasar meliputi:

1.

Pengamatan (

Observing

)

Kegiatan pengamatan meliputi identifikasi dan deskripsi ciri-ciri

dari objek. Kegiatan mengamati ini dilakukan dengan memanfaatkan

indera manusia yang dapat mempersepsikan karakteristik objek dengan

cara melihat, mendengar, menyentuh, merasakan atau membaui objek

tersebut. Kegiatan mengamati terdiri dari dua macam, yaitu qualitative

observation dan quantitative observation. Berikut ini adalah keterangan

(37)

a.

Qualitative observation merupakan kegiatan untuk mendeskripsikan

sifat dari objek, bahan, atau peristiwa seperti warna, bentuk, dan

tekstur.

b.

Quantitative observation merupakan kegiatan untuk menentukan

jumlah (mengukur) atau mendeskripsikan kualitas objek, seperti

panjang, volume, massa, berat dan waktu.

2.

Mengkomunikasi (

Communicating

)

Kegiatan mengkomunikasikan hasil penelitian atau hasil

pengamatan kepada orang lain akan lebih efektif apabila menggunakan

perantara seperti symbol, peta, uraian secara langsung, angka, table data,

gambar, diagram peta konsep, model dan grafik. Mengkomunikasikan

hasil penelitian/pengamatan dapat melalui kegiatan persentasi dengan

uraian secara langsung maupun uraian tertulis dalam bentuk laporan,

karya tulis ilmiah dan artikel/jurnal ilmiah.

3.

Mengklasifikasi (

Classifying

)

Mengklasifikasi merupakan kegiatan untuk mengelompokkan dan

mencari hubungan tentang segala sesuatu sesuai dengan lingkungan kita.

System dalam klasifikasi didasarkan pada apa yang dimiliki dan tidak

dimiliki oleh objek. Klasifikasi tersusun dari grup dan sub-grup, kelompok

dan sub-kelompok.

(38)

 

Pengukuran terhadap sifat, bahan, dan peristiwa yang berkaitan

dengan objek dapat dilakukan dengan menyampaikan informasi yang

berkaitan seperti panjang, volume, suhu, masa berat, gaya, waktu dan

lain-lain. Keakuratan dalam pengukuran berperan penting dalam pengumpulan

data dan fakta.

5.

Menyimpulkan (

Inferring

)

Kesimpulan merupakan hasil dari penjelasan atau interpretasi dari

pengamatan. Setiap kesimpulan dibuat berdasarkan satu atau lebih hasil

pengamatan. Kesimpulan bukan sebuah dugaan, karena dugaan sering

didasarkan tanpa atau sedikit fakta. Kegiatan menyimpulkan digunakan

untuk menemukan penjelasan guna menjawab tujuan

penelitian/pengamatan yang telah dilakukan.

6.

Memprediksi (

Predicting

)

Prediksi merupakan pernyataan alasan yang tidak hanya

didasarkan pada pengamatan tetapi juga bentuk nyata hasil pemikiran

yang disusun untuk menjelaskan tentang pengamatan yang dilakukan.

Selanjutnya, keterampilan proses sains terpadu menurut Rezba

(2007:27) meliputi:

1.

Identifikasi variable (

Identifying of variables

)

Identifikasi variable merupakan keterampilan proses sains terpadu

(39)

mereka sendiri. Variable adalah fakor dalam suatu percobaan yang

berubah atau memiliki potensi untuk berubah. Variable yang sengaja

diubah oleh peneliti disebut variable independen (variable bebas),

sedangkan variable yang berubah karena merespon perubahan dari

variable independen disebut variable dependen (variable terikat).

2.

Membuat table data (

Constructing a table of data

)

Table data disajikan untuk mengatur dan mengkomunikasikan

informasi berupa angka-angka. Langkah untuk menyusun data dalam table

adalah sebagai berikut:

a.

Menentukan label pada kolom dan memasukkan data

b.

Mengubah table data menjadi pencatatan pemeriksaan berulang

c.

Memindahkan data dari table ke grafik

d.

Membuat grafik (Constructing a graph)

Tiga keterampilan untuk membuat grafik dari data yaitu:

a.

Membuat label pada sumbu X dan Y

b.

Menentukan skala interval untuk masing-masing sumbu

c.

Meletakkan data yang berpasangan sebagai titik-titik dalam grafik

3.

Mendeskripsikan hubungan antar variable (

Describing relationship

between variables

)

Interpretasi grafik diawali dengan mencari pola atau arah petunjuk

(40)

 

merupakan ringkasan dari hubungan antara variable independen dan

dependen. Penjelasan secara ilmiah harus konsisten dengan fakta-fakta.

4.

Mengumpulkan dan mengolah data (

Acquiring dan Processing your own

data

)

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan saat pengumpulan dan

pengolahan data, yaitu:

a.

Memulai penelitian dengan kata Tanya “Apa”

b.

Memulai penelitian disertai dengan suatu kegiatan dan sebuat

pertanyaan

c.

Menyusun pertanyaan dan kegiatan untuk menjawab permasalahan

yang ada

5.

Menganalisis hasil penelitian (

Analyzing investigation

)

Data yang didapatkan dari penelitian ilmiah dapat tidak akurat jika

berbeda kondisinya. Sebuah factor dapat mempengaruhi hasil suatu

penelitian, kecuali factor tersebut dalam keadaan konstan.

6.

Menyusun hipotesis (

Constructing hypothesis

)

Variable merupakan factor yang menghubungkan antara individu

dengan lingkungan yang dapat berubah. Hipotesis untuk pengujian harus

mengarah pada suatu cara untuk mendesain suatu penelitian. Dalam

penyusunan sebuah hipotesis, pengubahan suatu variable dengan sengaja

dapat mempengaruhi hasil. Perkiraan dalam pembuatan hipotesis

(41)

7.

Menetapkan variable operasional (

Defining variable operationally

)

Menetapkan variable secara operasional berarti menggambarkan

secara khusus bagaimana variable tersebut dapat digunakan untuk

mengukur. Suatu variable dikatakan operasional tergantung pada:

a.

Apa yang diteliti

b.

Bagaimana cara mengukurnya

8.

Menyusun percobaan (

Designing experiments

)

Suatu penelitian dapat dijabarkan secara rinci dalam prosedur yang

disusun untuk menguji hipotesis, prosedur disusun untuk mendapatkan

data yang dapat mendukung atau menolak hipotesis tersebut. Jika suatu

metode yang variabelnya dapat diubah-ubah dan bentuk hasil yang

diinginkan telah tergambar dalam hipotesis, berarti sebagian besar

kegiatan untuk perencanaan pengumpulan data telah selesai. Setelah

permasalahan lebih spesifik, kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan.

9.

Melakukan percobaan (

Experimenting

)

Dalam melaksanakan percobaan, hal yang perlu dilakukan adalah

menentukan permasalahan, menyusun hipotesis, dan menentukan desain

penelitian. Penyelidikan ilmiah dapat mempermudah dalam memahami

mengapa sesuatu dapat terjadi. Cara berpikir ilmiah tergantung pada

pengukuran dan verifikasi data dari penelitian dan penyelidikan.

(42)
[image:42.612.125.532.85.676.2]

 

Tabel 1. Indikator Kompetensi Keterampilan Proses Sains

No.

Jenis

Keterampilan

Indikator

Kompetensi

1. Mengobservasi a.

Menggunakan sebanyak mungkin indera

b.

Mengumpulkan dan menggunakan fakta yang

relevan

2. Menggelompokkan a.

Mencatat setiap pengamatan secara terpisah

b.

Mencari perbedaan secara terpisah

c.

Mengontraskan ciri-ciri

d.

Membandingkan berbagai jenis objek

e.

Mencari dasar pengelompokan atau

penggolongan

f.

Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

3. Menafsirkan

hasil

pengamatan

a.

Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

b.

Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan

c.

Menyimpulkan

4. Memperkirakan a.

Menggunakan pola-pola hasil pengamatan

b.

Mengemukakan apa yang mungkin terjadi

5. Berkomunikasi a.

Mengubah bentuk penyajian

b.

Memberikan/ menggambarkan data empiris hasil

percobaan atau pengamatan dengan grafil, tabel,

atau diagram

c.

Menyusun dan menyampaikan laporan secara

sistematis

d.

Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian

e.

Membaca grafik atau tabel atau diagram

f.

Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau

peristiwa

6. Berhipotesis

a.

Mengetahui bahwa ada lebih dari satu

kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian

b.

Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji

kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih

banyak atau melakukan cara pemecahan masalah

7. Merencanakan

percobaan

a.

Menetukan alat/ bahan/ sumber yang digunakan

b.

Menentukan variabel/ faktor penentu

c.

Menetukan objek yang diukur diamati dan dicatat

d.

Menentukan langkah kerja

8. Menerapkan

konsep atau prinsip

a.

Menjelaskan peristiwa baru misalnya banjir

dengan konsep yang telah dimiliki

b.

Menerpakan konsep dalam situasi baru

9. Mengajukan

pertanyaan

a.

Bertanya apa, bagaimana dan mengapa

(43)

keaadaan yang belum diamati

Keterampilan-keterampilan proses sains harus dilatih dan

dikembangkan pada peserta sesuai dengan jenjang pendidikannya seperti yang

tercantum dalam standar isi Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006.

Keterampilan proses sains dasar diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik

pada jenjang sekolah dasar. Pada peserta didik jenjang SMP diharapkan untuk

melanjutkan penguasaan keterampilan prosesnya sampai pada keterampilan

mengolah/memroses. Selanjutnya di SMA peserta didik harus menguasai

keterampilan proses yang lebih lanjut yaitu keterampilan menginvestigasi.

Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif

atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual

terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses peserta didik

menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam

keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan

bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan

sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam

melaksanakan kegiatan belajar-mengajar (Nuryani Rustaman, 1995:15).

Rangkaian keterampilan proses menurut Nuryani Rustaman (2003: 191)

antara lain mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,

(44)

 

Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada

kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri

(discover)

pengetahuan

yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan

generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston 1988:208). Keterampilan proses

sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar

(basic learning

tool)

yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap

individu dalam mengembangkan diri (Chain dan Evans 1990:5).

D.

Sintesis Keterampilan Proses Sains

Seperti yang telah dijelaskan diatas, Rezba, et. al

(2010:4-5)

mengemukakan keterampilan proses sains dibedakan menjadi dua macam

yaitu keterampilan proses sains dasar (

basic science process skills

) dan

keterampilan proses sains terintegrasi (

integrated science process skills

).

Keterampilan proses sains dasar meliputi keterampilan mengamati,

komunikasi, klasifikasi data, melakukan pengukuran, menyimpulkan, dan

memprediksi. Keterampilan proses sains terintegrasi meliputi keterampilan

identifikasi variabel, membuat tabel data, membuat grafik, mendeskripsikan

hubungan antar antar variabel, meumpulkan dan mengolah data, menganalisis

hasil penelitian, menyususn hipotesis menetapkan variabel operasional,

(45)

Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menghendaki adanya proses

pembelajaran yang berbasis pada pendekatan ilmiah (

scientific approach

).

Pendekatan ilmiah diharapkan dapat menjadi tuntunan dalam proses

pembelajaran untuk melatih siswa dalam menguasai keterampilan proses

sains. Pendekatan ilmiah tersebut meliputi langkah-langkah yang termasuk

dalam metode ilmiah. Brum & McKane (1989: 10) mengemukakan

pendapatnya mengenai metode ilmiah yang terdiri dari: (a)

pengamatan/observasi, (b) formulasi hipotesis yang dapat di uji secara

induktif, (c) eksperimen secara deduktif lengkap dengan penetapan kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen, (d) analisis hasi eksperimen, (e) menarik

kesimpulan, (f)menerima, menolak, atau memodifikasi hipotesis untuk

dikembangkan menjadi teori dan hukum, dan (g) publikasi hasil penelitian.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dalam penelitian ini mengambil

keterampilan proses sains essensial yang dianggap merupakan keterampilan

dasar bagi siswa dalam menjalankan proses pembelajaran berbasis pendekatan

ilmiah pada kurikulum 2013. Keterampilan proses sains essensial dipilih dari

rumusan keterampilan proses sains menurut Rezba, et al (2010: 4-5).

Keterampilan proses sains essensial tersebut meliputi keterampilan

merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang dan melakukan

percobaan, mengorganisasi dan menganalisis data, menyusun kesimpulan

(46)

 

E.

Karakteristik Perkembangan Kognitif Siswa

Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan

manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu berupa semua

proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan

memikirkan lingkungannya (Desmita, 2009:103). Berdasarkan teori

perkembangan kognitif siswa menurut Piaget (Santrock, 2009: 50), diketahui

bahwa siswa yang menempuh jenjang pendidikan menengah atas (usia 15-18

tahun) sudah berada pada tahap operasional formal, sehingga siswa pada

jenjang pendidikan menengah atas sudah bisa diajak berpikir secara kritis dan

logis. Pada tahap perkembangan ini, siswa dapat bernalar dengan cara yang

lebih abstrak, idealis,dan mampu berpikir logis. Selain itu, interaksi dengan

lingkungannya sudah luas, siswa sudah mampu mengembangkan pikiran

formalnya, dan mampu mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan

abstraksi. Oleh karena itu, peserta didik yang berada pada tahap

perkembangan kognitif operasional formal ini diharapkan sudah dapat

memperoleh, memahami dan menerapkan keterampilan proses sains dalam

menghadapi persoalan-persoalan yang ada di sekitarnya.

F.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1.

Pengertian RPP

Perangkat pembelajaran merupakan suatu perangkat yang

(47)

pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran

yang berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi

peserta didik untuk berpatisipasi aktif (Poppy Kamalia Devi, dkk, 2009:

1-5).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai

satu KD yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa “Perencanaan proses pembelajaran

meliputi silabus dan rencana pembelajaran yang memuat

sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil

belajar”. Momon Sudarma (2014: 51) menyatakan bahwa kebebasan

akademik guru adalah menyampaikan pandangan mengenai materi ajar

dan/atau interpretasi terhadap fenomena kehidupan sesuai paradigma

keilmuan. Seorang guru adalah profesional, pola pikir dan produk

pemikirannya tidak boleh dikekang. Permendikbud No.81 A tahun 2013,

menyatakan bahwa RPP dikembangkan guru menyesuaikan apa yang

dinyatakan dalam silabus, dengan kondisi di satuan pendidikan baik

kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, rasa ingin tahu,

kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar,

(48)

 

Guru harus memperhatikan beberapa hal dalam merumuskan

kegiatan pengalaman belajar yang tepat bagi siswa, yaitu antara lain

karakteristik konsep yang diajarkan, kesiapan siswa dan fasilitas yang

tersedia. Karakteristik konsep yang dimaksud adalah tuntutan dan

tuntunan yang sudah melekat untuk tiap konsep. Sebagai contoh, konsep

evolusi yang berarti perubahan secara perlahan-lahan dalam waktu yang

sangat lama, memberikan petunjuk bahwa pengalaman belajar yang paling

tepat dengan mengobservasi dan menganalisis bukti-bukti evolusi.

Demonstrasi kiranya kurang tepat digunakan sebab evolusi berlangsung

lambat dan perlu waktu yang sangat lama. Sebagai arahan, guru dapat

memperhatikan bagaimana saran atau arahan yang diberikan oleh rumusan

kurikulum (Nuryani Rustaman, 2003: 90).

Factor kedua yang harus diperhatikan dalam memilih pengalaman

belajar adalah kesiapan siswa. Guru hendaknya memperhatikan kesiapan

siswa, untuk itu guru hendaknya juga memperhatikan tingkat

perkembangan siswa, terutama tingkat perkembangan kognitif. Factor

ketiga yang juga penting diperhatikan guru adalah ketersediaan alat. Guru

harus mempertimbangkan betul ketersediaan alat dan bahan yang

dibutuhkannya, karena itu sebelum merancang suatu pengalaman belajar

perlu diidentifikasi sarana yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran

(49)

Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP

adalah identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar,

alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian

hasil belajar, dan sumber belajar.

2.

Komponen RPP

Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun

RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun

berdasarkan KD atau sub-tema yang dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau lebih. Komponen RPP menurut Permendikbud No. 69

tahun 2003 tentang Standar Proses Pendidikan terdiri atas:

a.

Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan

b.

Identitas mata pelajaran atau tema/sub-tema pembelajaran

c.

Keterangan kelas dan semester

d.

Judul materi pokok pembelajaran

e.

Keterangan mengenai alokasi waktu yang ditentukan sesuai dengan

(50)

 

mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus

dan KD yang harus dicapai

f.

Tujuan pembelajaran, dirumuskan berdasarkan KD, menggunakan kata

kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup

sikap, pengetahuan dan keterampilan.

g.

Kompetensi dasar dan indicator pencapaian kompetensi

h.

Materi pembelajaran, berisi tentang materi yang diguakan oleh

pendidik untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik

peserta didik dan KD yang akan dicapai

i.

Media pembelajaran, yaitu alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pembelajaran

j.

Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektrionik, alam

sekitar atau sumber belajar lain yang relevan

k.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan melalui tahapan

pendahuluan, inti dan penutup

l.

Penilaian hasil pembelajaran, berupa penilaian sikap, pengetahuan dan

keterampilan peserta didik.

3.

Langkah-langkah menyusun RPP

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 menjelaskan bahwa secara

umum penyusunan RPP memuatterdiri atas langkah-langkah sebagai

(51)

a.

Menuliskan Identitas Mata Pelajaran, yang meliputi: sekolah; mata

pelajaran; tema; kelas/semester; alokasi waktu.

b.

Menuliskan Standar Kompetensi.

SK merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang

menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

yang diharapkan dicapai pada suatu mata pelajaran.

c.

Menuliskan Kompetensi Dasar.

KD adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik

dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator

kompetensi.

d.

Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi.

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau

diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar

tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.

e.

Merumuskan Tujuan Pembelajaran.

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang

telah ditentukan.

(52)

 

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,

dan ditulis dalam bentuk peta konsep sesuai dengan rumusan indikator

pencapaian kompetensi.

g.

Alokasi Waktu.

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian

KD dan beban belajar.

h.

Menentukan metode pembelajaran.

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD atau

indikator yang telah ditetapkan.

i.

Merumuskan kegiatan pembelajaran

1)

Pendahuluan.

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu

pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan

motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

2)

Inti

Kegiatan inti merupakan pro

Gambar

Tabel 1. Indikator Kompetensi Keterampilan Proses Sains
Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian
Tabel 2. Keberadaan KPS ditinjau dari Aspek Materi Pembelajaran dalam RPP Biologi SMA Kelas X di Kota Yogyakarta
Gambar 2. Keberadaan KPS ditinjau dari Aspek Materi Pembelajaran dalam RPP Biologi Kelas X di Kota Yogyakarta  Keterangan:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini disampaikan bahwa setelah dilakukan evaluasi penawaran oleh Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun,

Sedangkan pada penggunaan koagulan biji kelor dan aluminium sulfat pada pH 4 dapat dilihat bahwa memang semakin besar konsentrasi koagulan yang ditambahkan pada

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 201I tentang Pedoman Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Profesi Guruu?engawas dalam Binaan Kementerian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan, pengetahuan ibu hamil yang paling banyak dengan presentasi baik berjumlah 39 responden

Dari 8 sampel daging ayam broiler yang diteliti, hanya satu sampel (25%) yang memenuhi persyaratan SNI 3924 2009 tentang Mutu Karkas dan Daging Ayam untuk jumlah total bakteri,

• Pekerja paruh waktu adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (dahulu disebut

Lulusan perguruan tinggi penyelenggara program kembaran selain menerima gelar Indonesia, (sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)) dimungkinkan memperoleh gelar yang diberikan

Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera Tanjung Mulia Medan, bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional dengan melakukan