KEBERADAAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM RPP BIOLOGI
SMA KELAS X BERDASARKAN KURIKULUM 2013
DI KOTA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
IKA FEBY PUTRIANA
NIM 12304241018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
S
B
d
p
D
D
N
Skripsi yang
Biologi SM
disusun ole
pembimbing
Dosen Pemb
Dr. Slamet S
NIP. 196207
g berjudul “
K
A Kelas X
h
Ika Feby
g dan dinyata
bimbing I,
Suyanto, M.E
702 199101
PE
Keberadaan
Berdasarka
y Putriana
akan layak u
Ed.
1 001
ERSETUJU
n Keteramp
an Kurikulu
(12304241
untuk diujika
Yo
UAN
pilan Proses
um 2013 di
1018)
ini te
an.
ogyakarta,
Dosen P
Suratsih
NIP. 19
Sains (KPS
Kota Yogy
elah disetuju
Novemb
Pembimbing
h, M.Si.
9591103 198
S) dalam RP
yakarta
” ya
ui oleh dos
ber 2016
g II,
S
B
d
D
D
N
S
N
S
N
Y
N
Skripsi yang
Biologi SM
disusun oleh
Dewan Peng
Dr. Slamet S
NIP 196207
Suratsih, M.
NIP 195911
Sukiya, M.S
NIP 195302
Yuni Wibow
NIP 197506
g berjudul “
K
A Kelas X
h Ika Feby P
guji pada tan
Nama
Suyanto, M.E
02 199101 1
.Si.
03 198601 1
Si.
04 198303 1
wo, M. Pd
05 200212 1
P
Keberadaan
Berdasarka
Putriana (NIM
nggal 24 No
DE
Ed.
1 001
Ke
1 001
Se
1 002
Pe
1 002
Pe
ENGESAH
n Keteramp
an Kurikulu
M 12304241
ovember 201
WAN PENG
Jabat
etua Penguji
ekretaris Pen
enguji I (Uta
enguji II (Pe
HAN
pilan Proses
um 2013 di
1018) ini tela
6 dan dinyat
GUJI
tan
T
i
nguji
ama)
ndamping)
Yogya
Deka
Univ
Dr. H
NIP
Sains (KPS
Kota Yogy
ah dipertaha
takan lulus.
Tanda Tang
…………
…………
…………
…………
akarta, 24 N
an FMIPA
versitas Nege
Hartono, M.S
19620329 19
S) dalam RP
yakarta
” ya
ankan di dep
gan Tgl
…. ...…....
….. ...…....
….. ...…....
….. ...…....
November 20
eri Yogyakar
Si.
Y
N
N
P
J
M
p
o
i
m
Yang bertan
Nama
NIM
Program Stu
Judul Peneli
Menyatakan
pengetahuan
orang lain k
ilmiah yang
menjadi tang
nda tangan di
:
I
:
udi
: P
itian
B
Y
n bahwa pen
n saya tidak
kecuali sebag
telah lazim.
ggung jawab
SURA
i bawah ini :
Ika Feby Put
1230424101
Pendidikan B
: Keberadaa
Biologi SMA
Yogyakarta
nelitian ini a
k terdapat k
gai acuan ata
Apabila ter
b saya.
AT PERNYA
:
triana
18
Biologi
an Keteramp
A Kelas X B
adalah benar
arya atau p
au kutipan d
rbukti pernya
ATAAN
pilan Proses
Berdasarkan
r-benar kary
endapat yan
dengan meng
ataan ini tida
Yogyakarta
Yang m
Ika Feb
NIM 12
Sains (KPS
n Kurikulum
ya saya send
ng ditulis at
gikuti tata pe
ak benar, sep
, Novem
menyatakan,
by Putriana
2304241018
S) dalam RP
m 2013 di Ko
diri. Sepanja
tau diterbitk
enulisan kar
penuhnya ak
mber 2016
MOTTO
Bertakwalah pada Allah, maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu
(QS. Al-Baqarah: 282)
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar
(QS. Al-Baqarah: 153)
Fa inna ma’al usri yusroo (Karena sesungguhnya disamping kesulitan itu ada
kemudahan)
(QS. Al-Insyirah: 5)
Berusaha maksimal, sabar dan jangan lupakan shalat
(Bapak)
Tidak ada gunanya terpuruk dalam kegagalan. Bangkit dan lanjutkan jalanmu,
karena sesungguhnya roda hidup masih akan terus berputar
PERSEMBAHAN
Dengan penuh syukur atas nikmat Allah SWT, karya ini saya persembahkan untuk :
Kedua orang tuaku tercinta dan tersayang, Bp. Sutarto dan Ibu Harsi yang
tiada pernah lelah selalu memberikan segala do’a, nasihat, kepercayaan, dan
dukungannya, juga yang senantiasa menjadi guru terbaik dalam kehidupan,
serta Kakak tercinta Mas Ajiek Ve dan Mbak Anik, keponakanku Adelia dan
Arsyilla terima kasih sudah membuatku memahami betapa indahnya nikmat
Alloh SWT berupa keluarga bahagia
Segenap keluarga besar (Alm) Kakek Kartogiyo & (Alm) Kakek Sukimin
yang selalu memberikan do’a, nasihat, dan dukungan.
Sahabat terbaikku yaitu Dea Digna, sahabat sekaligus saudara dalam hidupku
yang selalu ada untukku, menerima aku apa adanya, menyemangatiku, dan
memberikan warna yang sangat indah di dalam hidupku.
Sahabat terbaikku, Kartika Putri, sahabat yang selalu menemaniku,
menghiburku dan menjadi sahabat istimewa dalam setiap perjuanganku
selama kuliah di Jogja.
Sahabat-sahabat terbaikku Nurul Amalia, Nurul Aslina, Sulistiyaningsih,
Keluarga besar Pendidikan Biologi Subsidi A (PBS) 2012 UNY, terima kasih
untuk keindahan, kehangatan, suka, duka, canda, dan tawa. Semoga keluarga
yang sudah terbangan tetap menjadi keluarga sampai kapanpun.
Segenap keluarga Kost Srikandi dan Kost Waliyah Samirono, terima kasih
atas kehangatan keluarga kedua di Yogyakarta.
Keluarga KKN UNY kelompok 2005 Dusun Rejosari, Terong, Dlingo, Bantul
dan PPL UNY SMA N 1 Klaten yang telah bekerja sama dengan baik dan
memberikan begitu banyak pengalaman dan kenangan berharga.
KEBERADAAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM RPP BIOLOGI
SMA KELAS X BERDASARKAN KURIKULUM 2013
DI KOTA YOGYAKARTA
OlehIKA FEBY PUTRIANA 12304241018
Pendidikan Biologi FMIPA UNY
E-mail: ikafeby95@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan keterampilan proses
sains (KPS) ditinjau dari aspek materi pembelajaran dan jenis item KPS dalam RPP,
serta mengetahui perbedaan jenis dan persentase keberadaan KPS dalam RPP
kegiatan lapangan dan RPP kegiatan laboraturium biologi SMA Kelas X di Kota
Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian analisis isi (
content analysis
) dengan cara
meneliti dokumen RPP guru tanpa melihat proses pelaksanaannya di kelas. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh RPP Biologi SMA Kelas X dari sekolah SMA di
Kota Yogyakarta yang sudah menerapkan Kurikulum 2013. Sampel penelitian
ditentukan secara
purposive sampling
yaitu RPP dengan kegiatan lapangan dan
kegiatan laboraturium. Jumlah sampel adalah sebanyak 20 RPP, meliputi 10 RPP
kegiatan lapangan dan 10 RPP kegiatan laboraturium. Instrumen telah divalidasi
muka oleh Dosen Pembimbing (
Expert Judgement
). Pengambilan data diperoleh dari
instrumen penelitian yaitu berupa lembar observasi isi RPP, melalui tiga orang
panelis yang telah memenuhi syarat. Kehandalan data ketiga panelis dihitung
menggunakan rumus Kanonik Krippendorf. Analisis data menggunakan pedoman
penskoran dan statistika deskriptif.
Hasil analisis menunjukkan bahwa KPS telah dikembangkan pada berbagai
materi pembelajaran dalam RPP dengan persentase keberadaan yang relatif sama
yaitu RPP Fungi (75,00%); RPP Ruang lingkup biologi dan RPP Protista(70,83%)
serta RPP Plantae(66,67%). Jenis item KPS yang memiliki persentase keberadaan
paling tinggi adalah item keterampilan mengomunikasikan, sedangkan yang terendah
adalah item keterampilan mengorganisasi dan menganalisis data. Tidak terdapat
perbedaan pada jenis item keterampilan proses sains yang ada dalam RPP kegiatan
lapangan dan RPP kegiatan laboraturium. Perbedaan hanya nampak dalam hal
persentase keberadaan keterampilan proses sainsnya, namun perbedaan persentase
tersebut dikatakan tidak signifikan karena nilai persentase yang relatif sama yaitu
RPP kegiatan laboraturium (72,92%) dan RPP kegiatan lapangan (68,75%).
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia, rahmat,
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun sebagai
salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri
Yogyakarta.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Dr. Hartono selaku Dekan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang
telah memberikan ijin penelitian sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan
lancar.
2.
Bapak Dr. Slamet Suyanto, M.Ed selaku Wakil Dekan I FMIPA Universitas
Negeri Yogyakarta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan ijin penelitian sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan lancar
dan selalu memberikan arahan, bimbingan, serta motivasi dalam penelitian ini.
3.
Bapak Dr. Paidi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi sekaligus Koor.
Prodi Pendidikan Biologi yang telah memberikan segala bantuan demi kelancaran
skripsi ini.
4.
Bapak Suratsih, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan
arahan, bimbingan, saran, dan motivasi dalam penelitian ini.
5.
Ibu Siti Mariyam dan Atik Kurniawati, M.Pd. selaku dosen PenasehatAkademik
(PA) yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi dalam menjalani
perkuliahan selama ini.
6.
Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Negeri Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan pengetahuan selama ini.
7.
Pihak SMA N 1 Yogyakarta, SMA N 2 Yogyakarta,SMA N 3 Yogyakarta, SMA
8.
Keluarga Pendidikan Biologi A 2012 yang selalu memberikan semangat, bantuan,
dan motivasi selama ini.
9.
Ibnu Kholdun, S.Si, selaku staf admin jurursan Pendidikan Biologi, Mas Bowo
dan Mbak Putri selaku petugas perpustakaan, Mbak Ami, Mbak Endang, Bu
Tutik, Pak Dayat, Pak Pribadi, Pak Supri selaku Laboran yang selalu memberikan
bantuan.
10.
Semua pihak yang telah membantu dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini,
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga semua bantuan yang telah diberikan dengan tulus kepada peneliti
menjadi amal kebaikan dan mendapat ridho Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dan mampu memberikan kontribusi nyata untuk membangun bangsa dan
negara. Aamiin yarobbalalamiin.
Yogyakarta, November 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………...
i
HALAMAN PERSETUJUAN……….…...
ii
HALAMAN PENGESAHAN……….…….………
iii
SURAT PERNYATAAN…...……….….………
iv
MOTTO……….………..………. v
PERSEMBAHAN…………..………...……… vi
ABSTRAK……….………..……… viii
KATA PENGANTAR……….……
ix
DAFTAR ISI………..……….…
xi
DAFTAR TABEL………….………..…
xiv
DAFTAR GAMBAR.….…..……….…….
xv
DAFTAR LAMPIRAN……..………..
xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang……..………..
1
B.
Identifikasi Masalah..………..…
7
C.
Batasan Masalah….……….…
8
D.
Rumusan Masalah…..……….…
8
E.
Tujuan Penelitian..….………..………
9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A.
Kurikulum 2013 .………..
12
B.
Hakikat Belajar Sains…..………..
13
C.
Keterampilan Proses Sains ………...
18
D.
Sintesis Keterampilan Proses Sains ………..
27
E.
Karakteristik Perkembangan Kognitif Siswa ………
29
F.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
1.
Pengertian RPP………..….
29
2.
Komponen RPP………...…
32
3.
Langkah-Langkah Penyusunan RPP………...……
33
G.
Penelitian yang Relevan………..….
38
H.
Kerangka Berpikir.………..….
40
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A.
Desain Penelitian .………..
41
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian………..
41
C.
Objek Penelitian…………. ………
41
D.
Populasi dan Sampel Penelitian
1.
Populasi……… 42
2.
Sampel ……….
42
E.
Instrumen Penelitian……….…..
42
F.
Prosedur Penelitian……….……
43
G.
Teknik Pengumpulan Data………..……
44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian ………..
46
1.
Keberadaan KPS dalam RPP Biologi SMA Kelas X di Kota Yogyakarta
a.
Keberadaan KPS ditinjau dari Aspek Materi Pembelajaran dalam
RPP.……….. 49
b.
Keberadaan ditinjau dari Jenis Item KPS …….……….………….
51
2.
Perbandingan data keberadaan KPS pada RPP kegiatan lapangan dan
kegiatan laboraturium ………..……….………
53
B.
Pembahasan
1.
Keberadaan KPS dalam RPP Biologi SMA Kelas X di Kota Yogyakarta
a.
Keberadaan KPS ditinjau dari Aspek Materi Pembelajaran dalam
RPP.……….…… 56
b.
Keberadaan KPS ditinjau dari Jenis Item KPS …...
69
2.
Perbandingan data keberadaan KPS pada RPP kegiatan lapangan dan
kegiatan laboraturium .………...
81
BAB V. PENUTUP
A.
Simpulan .………...
88
B.
Keterbatasan Penelitian ..………...
88
C.
Saran………... 89
DAFTAR PUSTAKA
.……….……..
90
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Indikator Kompetensi Keterampilan Proses Sains... 25
Tabel 2. Keberadaan KPS ditinjau dari aspek materi pembelajaran dalam RPP
Biologi SMA Kelas X di wilayah Kota Yogyakarta... 49
Tabel 3. Keberadaan KPS ditinjau dari jenis item KPS dalam RPP Biologi SMA
Kelas X di wilayah Kota Yogyakarta... ... 51
Tabel 4. Perbandingan data RPP kegiatan lapangan dan RPP kegiatan laboraturium
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian………... 40
Gambar 2. Grafik Keberadaan KPS ditinjau dari aspek materi pembelajaran
dalam RPP Biologi Kelas X di Kota Yogyakarta...
50
Gambar 3. Grafik Keberadaan KPS ditinjau dari jenis item KPS dalam RPP
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengkodingan RPP Biologi SMA Kelas X di Kota
Yogyakarta... 95
Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen untuk Mengetahui Keterampilan Proses Sains
pada RPP Biologi SMA Kelas X Berdasarkan Kurikulum
2013... 96
Lampiran 3. Instrumen untuk Mengetahui Keterampilan Proses Sains pada RPP
Biologi SMA Kelas X Berdasarkan Kurikulum
2013... 98
Lampiran 4. Pedoman Penskoran Instrumen RPP...…… 101
Lampiran 5. Contoh Pengambilan Data KPS pada RPP... 103
Lampiran 6.Skor Mentah Hasil Pengambilan Data Antar Tiga (3) Panelis pada
RPP Biologi SMA Kelas X Berdasarkan Kurikulum 2013. . ... 108
Lampiran 7. Analisis KPS Antar Tiga (3) Panelis dalam RPP Biologi SMA Kelas
X Berdasarkan Kurikulum 2013... 114
Lampiran 8. Perhitungan Uji Kehandalan Data KPS pada RPP antar 3
Panelis... 132
Lampiran 9. Nilai Koefisien
α
(derajat kecocokan) RPP Biologi SMA Kelas X
Berdasarkan Kurikulum 2013 ...
139
Lampiran 10. Hasil sidang antar 3 panelis dan jumlah Skor per Item Keterampilan
Proses Sains dalam RPP Biologi SMA Kelas X Berdasarkan
Kurikulum 2013 di Kota Yogyakarta…...
140
Lampiran 11. Data Akhir Keterampilan Proses Sains Pada RPP Biologi SMA
Kelas X di Kota Yogyakarta………... .
149
Lampiran 12. Data keberadaan keterampilan proses sains ditinjau dari aspek
Lampiran 13. Data keberadaan keterampilan proses sains ditinjau dari jenis item
keterampilan proses sains dalam RPP Biologi SMA Kelas X
berdasarkan kurikulum 2013 di wilayah Kota
Yogyakarta... ...
153
Lampiran 14. Perbandingan data RPP kegiatan lapangan dan RPP kegiatan
laboraturium Biologi SMA Kelas X berdasarkan kurikulum 2013 di
Kota Yogyakarta... .
154
Lampiran 15. SK Pembimbing Tugas Akhir Skripsi... .... …....
156
Lampiran 16. SK Penguji Tugas Akhir Skripsi...…..
158
Lampiran 17. Kartu Bimbingan Tugas Akhir Skripsi... .. ……...
160
Lampiran 18. Surat Ijin Penelitian... ……...
161
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (UU nomor 20 tahun 2003; PP nomor 19 tahun 2005). Kurikulum 2013
dilaksanakan dengan menekankan pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan
pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah yang dimaksudkan dikenal dengan istilah
5M yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasi.
Adanya pendekatan ilmiah pada Kurikulum 2013 menuntut peserta didik agar
lebih aktif, kreatif dan mampu berpikir kritis dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas.
Pembelajaran yang menempatkan guru sebagai sentral atau pusat dalam
proses pembelajaran tidak lagi digunakan, sebab hal itu membuat peserta didik
menjadi pasif dan tidak bisa berkontribusi dalam pembelajaran di sekolah. Saat
ini, kegiatan pembelajaran lebih mengedepankan pembelajaran yang
menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses pembelajaran (student
center). Peserta didik dituntut untuk aktif dalam menyumbangkan ide dan
pendapat mereka dalam proses pembelajaran, aktif untuk mencari materi
pelajaran dari sumber lain disamping sumber belajar yang disampaikan oleh
desain pembelajaran yang tepat, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan
hingga evaluasi. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 mengenai Standar Proses
menyatakan bahwa:
“Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian
pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.”
Berdasarkan teori diatas maka perencanaan pembelajaran tertuang dalam silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu
KD yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus. Pendekatan
ilmiah diharapkan dimunculkan guru dalam perencanaan pembelajaran hingga
proses pelaksanaanya.
Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP memuat
identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator
pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
Guru diharapkan dapat menyusun komponen–komponen RPP tersebut
berdasarkan KD dan mewujudkan adanya pendekatan ilmiah yang dituangkan
dalam strategi pembelajaran yang baik. Penyusunan RPP tidak bisa dilepaskan
dari tujuan pembelajaran yaitu menciptakan pengalaman belajar siswa dalam
yang perlu diperhatikan oleh guru dalam merumuskan pengalaman belajar siswa,
hal tersebut adalah karakteristik konsep/materi yang diajarkan, kesiapan siswa
dan fasilitas yang tersedia. Karakteristik materi berkaitan dengan tuntutan dan
tuntunan yang sudah melekat untuk setiap materi pada umumnya. Setiap materi
memiliki karakteristik tersendiri yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
merumuskan pembelajaran bagi siswa. Hal itu untuk memudahkan siswa dalam
menguasai konsep yang bersangkutan (Nuryani Rustaman, 2003: 90-91).
Djohar (1987: 1) menyatakan bahwa, pembelajaran biologi merupakan
interaksi antara peserta didik dengan objek yang terdiri dari benda (makhluk
hidup), kejadian, proses, dan produk. Guru biologi dalam proses pembelajaran
memberikan kesempatan peserta didik untuk melakukan interaksi dengan objek
belajar secara mandiri, sehingga dapat mengeksplorasi dan menemukan konsep
(Suratsih, 2010: 8). Berdasarkan uraian di atas, maka penting untuk seorang
peserta didik dapat berinteraksi secara langsung dengan objek biologi dan
melakukan metode ilmiah.
Kegiatan pembelajaran biologi sering diidentikkan dengan kegiatan
pengumpulan data melalui eksperimen atau percobaan di laboraturium saja,
padahal pembelajaran biologi juga dapat dilakukan dengan kegiatan lainnya
seperti observasi lingkungan di sekitar siswa. Kedua kegiatan tersebut
memfasilitasi siswa untuk dapat berinteraksi langsung dengan objek belajarnya,
baik berupa fakta, gejala atau fenomena biologi. Meskipun mempunyai prinsip
kegiatan tersebut mempunyai cara dan langkah-langkah yang berbeda. Oleh
karena itu kemampuan dan keterampilan yang dapat dikuasai siswa dalam
melakukan kegiatan ini akan berbeda, sehingga dalam merumuskan kegiatan
pembelajarannya guru juga akan membuat rancangan kegiatan yang berbeda pula
antara kegiatan di laboraturium dengan kegiatan di lapangan. Menurut White
(1996: 768) kegiatan laboratorium sangat melekat dengan adanya penemuan
konsep melalui suatu kegiatan percobaan, sedangkan kegiatan observasi
lingkungan lebih pada pengamatan langsung terhadap objek tanpa adanya
perlakuan khusus seperti pada kegiatan percobaan. Guru diharapkan memilih
kegiatan yang tepat dalam proses pembelajaran agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan kegiatan pembelajaran ini kemudian
dituangkan dalam rumusan RPP yang dibuat oleh guru, tentunya dengan
rancangan kegiatan yang telah disesuaikan dengan materi, kondisi siswa dan
fasilitas sekolah yang tersedia.
Rezba, et al. (1995: 5) mengemukakan, keterampilan proses sains terdiri
dari dua bagian, yakni keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses
sains terintegrasi. Keterampilan proses sains dasar terdiri dari observing,
communicating,
classifying,
measuring metrically,
inferring, dan predicting.
Sedangkan keterampilan proses terintegrasi terdiri dari identifying variables,
constructing a table of data,
constructing a graph,
describing relationships
experimenting. Pengertian lain menurut Herlen (Indrawati, 1999:3) menyatakan
bahwa keterampilan proses ( prosess-skill ) sebagai proses kognitif termasuk di
dalamnya juga interaksi dengan isinya (content). Lebih lanjut Indrawati (1999:3)
mengemukakan bahwa:
"Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang
terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk
menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori , untuk mengembangkan
konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan
terhadap suatu penemuan(falsifikasi)"
Jadi keterampilan proses sains adalah kemampuan anak untuk
menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan, dan menemukan
ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains menjadi bekal bagi peserta didik
dalam memperoleh pengetahuan secara lebih efektif dan mandiri. Dengan
menguasai keterampilan proses sains maka seorang anak dapat terlatih untuk
senantiasa berpikir dan bekerja untuk menemukan sebuah konsep dari fakta-fakta
yang ditemukan di sekitarnya. Keterampilan proses sains adalah sebagian dari
persyaratan agar dapat menguasai pengetahuan sains dengan baik. Salah satunya
adalah Biologi. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Pasal 1 Ayat 2
Lampiran 53, Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan beragai
pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Biologi sebagai
salah satu cabang ilmu sains yang mempunyai kekhasan dalam berpikirnya.
Proses berpikir dalam Biologi meliputi proses pengindraan, adaptasi dan
abstraksi (Nuryani Y. Rustaman, 2003: 13-34). Oleh karena itu, pembelajaran
bentuk yang efektif untuk mewujudkan adanya pendekatan ilmiah dan
mengembangkan keterampilan proses sains yang dapat dimiliki oleh siswa.
Mengacu pada implementasi Kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran IPA
dikembangkan dengan pendekatan scientific (observing, measuring, questioning,
experiment, communicating) dan keterampilan proses sains lainnya. Kegiatan
yang berbasis scientific
inilah yang dimunculkan baik ketika menyusun RPP,
LKPD maupun ketika pelaksanaan pembelajaran IPA.
Menurut Piaget (1988:166) taraf perkembangan operasi pemikiran formal
dimulai rata-rata pada umur sekitar 11-12 tahun dan dicirikan oleh operasi formal
dan abstrak. Pada tahapan ini, siswa telah memiliki kemampuan
mengkoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif secara serentak maupun
berurutan, misalnya kapasitas merumuskan hipotesis dan menggunakan
prinsip-prinsip abstrak. Kapasitas merumuskan hipotesis yang dimiliki oleh siswa adalah
mampu memecahkan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang
relevan dengan lingkungan, sedangkan dengan kapasitas menggunakan
prinsip-prinsip abstrak, siswa mampu mempelajari materi pelajaran yang abstrak,
misalnya agama, matematika dan lainnya. Kondisi budaya lingkungan yang
maju, memungkinkan terbentuknya suatu system struktur pemikiran yang stabil
pada usia 14 tahun ke atas. Sesuai tahapan kognitif yang dimiliki anak didik,
siswa kelas X SMA sudah mampu untuk diajak berpikir kritis dan logis sehingga
Beberapa SMA di Kota Yogyakarta sudah menerapkan Kurikulum 2013,
maka dalam implementasinya guru juga telah menyusun perangkat pembelajaran
baik silabus, RPP maupun LKPD sesuai dengan kurikulum 2013. Peneliti akan
lebih fokus pada RPP biologi kelas X yang ditulis oleh guru berdasarkan 2013
agar lebih bermanfaat. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti akan
melakukan penelitian yang berjudul “Keberadaan keterampilan proses sains
pada RPP biologi sma kelas X berdasarkan kurikulum 2013 di Kota
Yogyakarta.”
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang dapat
diidentifikasi antara lain:
1.
Apakah terdapat pengaruh karakteristik materi dalam keberadaan
keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan dalam RPP biologi
SMA Kelas X di Kota Yogyakarta?
2.
Apa saja ragam keterampilan proses sains yang muncul dalam RPP
biologi kegiatan lapangan dan RPP biologi kegiatan laboraturium kelas X
di Kota Yogyakarta?
3.
Apa perbedaan pengembangan keterampilan proses sains dasar dan
keterampilan proses sains terintegrasi pada jenjang yang berbeda yaitu
C.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan
di atas, maka penelitian ini akan difokuskan pada analisis keberadaan
keterampilan proses sains pada RPP Biologi SMA kelas X berdasarkan
Kurikulum 2013 di Kota Yogyakarta. Ragam keterampilan proses sains yang
akan diidentifikasi meliputi keterampilan proses sains essensial yaitu
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan percobaan,
mengorganisasi data, menyimpulkan dan mengkomunikasi. Hal tersebut
berdasarkan sintesis aspek keterampilan proses sains menurut Rezba, et al (2010:
5) yang mendukung pelaksanaan langkah pembelajaran 5M (mengamati,
menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasi) dengan disesuaikan
prinsip metode ilmiah.
D.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana keberadaan keterampilan proses sains yang terdapat dalam RPP
Biologi SMA Kelas X berdasarkan kurikulum 2013 di Kota Yogyakarta ?
2.
Apakah terdapat perbedaan pada jenis dan persentase keberadaan
keterampilan proses sains dalam RPP biologi kegiatan lapangan dengan RPP
biologi kegiatan laboraturium berdasarkan kurikulum 2013 di Kota
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui:
1.
Keberadaan keterampilan proses sains yang terdapat dalam RPP Biologi
SMA Kelas X berdasarkan kurikulum 2013 di Kota Yogyakarta.
2.
Perbedaan jenis dan persentase keberadaan keterampilan proses sains dalam
RPP biologi kegiatan lapangan dengan RPP biologi kegiatan laboraturium
yang disusun berdasarkan kurikulum 2013 di Kota Yogyakarta.
F.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1.
Bagi Guru
Mengetahui keberadaan keterampilan proses sains yang dikembangkan
dalam RPP Biologi SMA kelas X dan mengetahui perbedaan keterampilan
proses sains dalam RPP Biologi kegiatan lapangan dan kegiatan
laboraturium berdasarkan kurikulum 2013 di Kota Yogyakarta, sehingga
sebagai sarana refleksi diri dalam penyusunan RPP yang lebih baik
selanjutnya.
2.
Bagi Peneliti
Mengetahui ragam keterampilan proses sains yang dikembangkan
dalam RPP Biologi SMA kelas X di Kota Yogyakarta sebagai variable pada
penelitian yang dilakukan. Selain itu peneliti juga dapat memperoleh
guru pada jenis kegiatan pembelajaran yang berbeda, apakah sama atau
berbeda pola keberadaannya.
G.
Definisi Operasional
1.
Keterampilan Proses Sains
Ragam keterampilan proses sains yang diteliti pada penelitian ini
meliputi keterampilan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
merancang dan melakukan percobaan, menganalisis data, menyimpulkan dan
mengomunikasikan. Hal tersebut berdasarkan aspek keterampilan proses sains
menurut Rezba, et al (2010: 5) yang mendukung pelaksanaan langkah
pembelajaran 5M (mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan
mengkomunikasi) dengan disesuaikan prinsip metode ilmiah sebagaimana
ditekankan pada rumusan kurikulum 2013.
2.
Keberadaan keterampilan proses sains
Keberadaan keterampilan proses sains yang dimaksud dalam penelitian
ini yakni keberadaan dilihat dari aspek materi pembelajaran dalam RPP dan
keberadaan dilihat dari jenis item keterampilan proses sains.
3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu
KD yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus. RPP
dalam penelitian ini didefinisikan sebagai perangkat pembelajaran RPP yang
4.
RPP kegiatan lapangan dan RPP kegiatan laboraturium
Penelitian ini menggunakan 2 kelompok RPP yaitu RPP kegiatan
lapangan dan RPP kegiatan laboraturium. Penentuan kelompok RPP ini
berdasarkan atas observasi awal sebelum penelitian dimulai. RPP kegiatan
lapangan didefinisikan sebagai RPP yang memuat kegiatan inti berupa
pengumpulan data di lingkungan sekitar sekolah (observasi sederhana di
lingkungan luar kelas) siswa dengan jenis pengamatan langsung. RPP
kegiatan laboraturium didefinisikan sebagai RPP yang memuat kegiatan inti
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Kurikulum 2013
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (UU nomor 20 tahun 2003; PP nomor 19 tahun 2005). Kurikulum
berbasis kompetensi adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk
dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan,
konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang
didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Sebagaimana dijelaskan dalam Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa:
Berdasarkan keterangan diatas, kurikulum 2013 dikembangan dengan
dimensi pedagogik modern, menggunakan pembelajaran berbasis pendekatan
ilmiah (
scientific approach
). Pendekatan ilmiah yang dimaksudkan dikenal
dengan istilah 5M yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan
mengkomunikasi. Adanya pendekatan ilmiah tersebut pada Kurikulum 2013
menuntut keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
di kelas dengan harapan akan dihasilkan peserta didik yang aktif, kreatif dan
inovatif melalui kegiatan pembelajaran yang interaktif.
B.
Hakikat Belajar Sains
Hamdani (2011: 173) menjelaskan pengertian sains menurut Paul
Freedman, yaitu suatu bentuk aktivitas manusia untuk memperoleh suatu
pembahasan dan pemahaman tentang alam yang cermat dan lengkap pada
waktu yang lalu, masa kini, dan mendatang serta untuk meningkatkan
kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Ditambahkan oleh Djohar (1980:7) sains adalah segala sesuatu yang ada di
lingkungan, mempersoalkan segala apa yang terjadi di alam, sejauh dapat
dijangkau dalam proses belajar peserta didik. Novi Nuryanti (2013:10) dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa sains berhubungan dengan suatu usaha
untuk memperoleh pemahaman dari berbagai objek persoalan berupa
fenomena alam sekitar. Upaya untuk memperoleh pemahaman tersebut adalah
ketiga pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sains adalah usaha
untuk memperoleh konsep atau pengetahuan yang didapatkan melalui
pengamatan akan adanya persoalan mengenai fakta atau fenomena di alam
sekitar dengan menggunakan kaidah metode ilmiah.
Belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh seseorang untuk
mencapai tujuannya. Sugihartono (2007: 75) menyebutkan bahwa dalam
proses belajar seseorang memiliki tujuan yang terarah. Tujuan tersebut
nantinya yang akan dijadikan pedoman dalam melakukan usaha-usaha dalam
mencapainya. Belajar sains penting karena peserta didik dapat memperoleh
pengetahuan dari berbagai sumber, tidak hanya kemampuan yang didapatkan
di sekolah, tetapi juga akan lebih baik dalam mengerti proses bagaimana
kemampuan tersebut diperoleh. Perkembangan teknologi yang sangat pesat
saat ini menuntut peserta didik untuk lebih meningkatkan kemampuan
belajarnya, aktif dalam mengikuti perkembangan pengetahuan yang terjadi.
Berpedoman pada pembelajaran sains, peserta didik akan dilatih untuk
mempelajari dan memperoleh berbagai permasalahan dan persoalan yang
menarik untuk dikaji dari lingkungan alam sekitar, dengan upaya tersebut
peserta didik akan lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan pengetahuan
serta wawasannya (Novi Nuryanti, 2013: 12).
Sains adalah tubuh dari ilmu pengetahuan. Sains juga merupakan salah
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan itu (Towle, 1989: 17). Proses
penemuan jawaban dari pertanyaan –pertanyaan dalam sains meliputi berbagai
kegiatan yang disebut sebagai proses sains (
scientific processes
). Proses sains
menurut Towle (1989: 17-22) terdiri dari:
1.
Observasi
Ilmuan mengerti akan banyak hal tentang alam semesta diawali dari
proses observasi. Observasi merupakan kegiatan yang memanfaatkan
indera untuk menerima/memproses kejadian pada objek atau peristiwa.
Pada saat melakukan observasi, seorang ilmuan merekan data dan
mencatat berbagai informasi spesifik lainnya yang akan digunakan dalam
penemuan fakta.
2.
Mengukur
Mengukur adalah proses untuk menentukan dimensi objek, jumlah objek
dalam grup, durasi peristiwa atau karakter unit presisi lainnya.
3.
Mengorganisasi data
Data tidak akan berguna apabila tidak dikelola. Mengorganisasi data
melibatkan hasil observasi dan pengukuran dalam suatu urutan logika
seperti grafik, diagram, table, atau pemetaan.
4.
Mengklasifikasi
Mengklasifikasi merupakan proses mengelompokkan objek, organism
identik dengan mengelompokkan organism pada kelompok cirri-ciri atau
morfologinya.
5.
Membuat hipotesis
Hipotesis berawal dari memikirkan penjelasan yang mungkin menjadi
alasan dibalik munculnya suatu pertanyaan. Membuat hipotesis yaitu
proses membentuk pernyataan yang dapat diuji tentang fenomena yang
diperoleh dari observasi, dan merupakan salah satu langkah awal dalam
investigasi ilmiah.
6.
Memprediksi
Pada saat akan menguji hipotesis, seorang ilmuan akan membuat prediksi
yang disusun mengikuti rumusan hipotesis. Memprediksi adalah membuat
pernyataan yang menunjukkan perkiraan hasil dari hipotesis yang akan
diuji. Pernyataan prediksi biasanya disusun dalam bentuk kalimat
“if-then” atau “jika-maka”.
7.
Eksperimen
Eksperimen adalah proses untuk menguji hipotesis atau prediksi dengan
cara mengambil data atau dengan kata lain eksperimen adalah langkah
pengumpulan data dibawah kondisi yang teratur. Eksperimen memiliki
komponen yaitu adanya kelompok control dan kelompok eksperimen.
Kelompok eksperimen memiliki 2 variabel yaitu variable bebas
Setelah ilmuan mengumpulkan dan mengorganisasi data dari kegiatan
studi lapangan atau eksperimen, maka selanjutnya dat tersebut harus di
analisis. Analisis data adalah proses menentukan data reliable, yang
mendukung atau menolak prediksi dan hipotesis. Ilmuan menganalisis
data dalam banyak cara, termasuk menggunakan statistika,
menginterpretasikan grafik, menentukan hubungan antar variable,
membandingkan data dengan penelitian lain dan menentukan
kemungkinan yang membuat kesalahan dalam eksperimen. Selanjutnya
analisis data dapat mennetukan data yang menolak hipotesis atau data
bersifar reliable.
9.
Menarik kesimpulan
Menyimpulkan adalah proses yang menggambarkan kesimpulan
berdasarkan fakta atau alasan dari persepsi yang benar. Fakta termasuk
dalam hasil pengumpulan data selama proses studi lapangan atau
eksperimen, sedangkan alasan dapat termasuk gambaran kesimpulan dari
pengetahuan sebelumnya/hasil eksperimen sebelumnya. Kesimpulan
dapat bersifat teoritis dan tidak teoritis. Kesimpulan tidak dapat dipakai
apabila bukti tidak ada dan tidak dapat di observasi langsung.
10.
Modelling
Modeling telibat dalam pembentukan gambaran objek, system, atau
proses yang dapa membantu menunjukkan hubungan antar data.
11.
Mengomunikasi
Seorang ilmuan menyampaikan hasil penelitiannya dangan menerbitkan
jurnal imiah, atau melakukan persentasi pada pertemuan imiah atau dalam
suatu konferensi ilmiah.
C.
Keterampilan Proses Sains
Menurut Nuryani Rustaman (1998: 29) keterampilan proses sains
adalah keterampilan yang diperolah dari latihan kemampuan-kemampuan
mental, fisik, dan sosial untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan
konsep, prinsip, dan hukum sains. Berdasarkan pengertian tersebut maka
keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang melibatkan
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik baik kemampuan mental, fisik
maupun social untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai
hakikat ilmu sains.
Keterampilan proses sains perlu dikembangkan untuk menanamkan
sikap ilmiah pada anak. Conny R. Semiawan (1992: 14-15) berpendapat
bahwa terdapat empat alasan mengapa pendekatan keterampilan proses sains
diterapkan dalam proses belajar mengajar sehari-hari, yaitu :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat
sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta
2. Adanya kecenderungan bahwa anak lebih memahami konsep-konsep yang
rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang konkret. Beberapa
contoh konsep yang abstrak dalam biologi adalah proses fotosintesis dan
transpor elektron, sedangkan konsep konkret adalah ciri makhluk hidup
dan lingkungan biotik.
3. Penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
bersifat mutlak seratus persen (100 %), tapi bersifat relatif,
4. Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari
pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.
Rezba, et. al
(2010:4-5) mengemukakan keterampilan proses sains
dibedakan menjadi dua macam yaitu keterampilan proses sains dasar (
basic
science process skills
) dan keterampilan proses sains terintegrasi (
integrated
science process skills
). Keterampilan proses sains dasar meliputi:
1.
Pengamatan (
Observing
)
Kegiatan pengamatan meliputi identifikasi dan deskripsi ciri-ciri
dari objek. Kegiatan mengamati ini dilakukan dengan memanfaatkan
indera manusia yang dapat mempersepsikan karakteristik objek dengan
cara melihat, mendengar, menyentuh, merasakan atau membaui objek
tersebut. Kegiatan mengamati terdiri dari dua macam, yaitu qualitative
observation dan quantitative observation. Berikut ini adalah keterangan
a.
Qualitative observation merupakan kegiatan untuk mendeskripsikan
sifat dari objek, bahan, atau peristiwa seperti warna, bentuk, dan
tekstur.
b.
Quantitative observation merupakan kegiatan untuk menentukan
jumlah (mengukur) atau mendeskripsikan kualitas objek, seperti
panjang, volume, massa, berat dan waktu.
2.
Mengkomunikasi (
Communicating
)
Kegiatan mengkomunikasikan hasil penelitian atau hasil
pengamatan kepada orang lain akan lebih efektif apabila menggunakan
perantara seperti symbol, peta, uraian secara langsung, angka, table data,
gambar, diagram peta konsep, model dan grafik. Mengkomunikasikan
hasil penelitian/pengamatan dapat melalui kegiatan persentasi dengan
uraian secara langsung maupun uraian tertulis dalam bentuk laporan,
karya tulis ilmiah dan artikel/jurnal ilmiah.
3.
Mengklasifikasi (
Classifying
)
Mengklasifikasi merupakan kegiatan untuk mengelompokkan dan
mencari hubungan tentang segala sesuatu sesuai dengan lingkungan kita.
System dalam klasifikasi didasarkan pada apa yang dimiliki dan tidak
dimiliki oleh objek. Klasifikasi tersusun dari grup dan sub-grup, kelompok
dan sub-kelompok.
Pengukuran terhadap sifat, bahan, dan peristiwa yang berkaitan
dengan objek dapat dilakukan dengan menyampaikan informasi yang
berkaitan seperti panjang, volume, suhu, masa berat, gaya, waktu dan
lain-lain. Keakuratan dalam pengukuran berperan penting dalam pengumpulan
data dan fakta.
5.
Menyimpulkan (
Inferring
)
Kesimpulan merupakan hasil dari penjelasan atau interpretasi dari
pengamatan. Setiap kesimpulan dibuat berdasarkan satu atau lebih hasil
pengamatan. Kesimpulan bukan sebuah dugaan, karena dugaan sering
didasarkan tanpa atau sedikit fakta. Kegiatan menyimpulkan digunakan
untuk menemukan penjelasan guna menjawab tujuan
penelitian/pengamatan yang telah dilakukan.
6.
Memprediksi (
Predicting
)
Prediksi merupakan pernyataan alasan yang tidak hanya
didasarkan pada pengamatan tetapi juga bentuk nyata hasil pemikiran
yang disusun untuk menjelaskan tentang pengamatan yang dilakukan.
Selanjutnya, keterampilan proses sains terpadu menurut Rezba
(2007:27) meliputi:
1.
Identifikasi variable (
Identifying of variables
)
Identifikasi variable merupakan keterampilan proses sains terpadu
mereka sendiri. Variable adalah fakor dalam suatu percobaan yang
berubah atau memiliki potensi untuk berubah. Variable yang sengaja
diubah oleh peneliti disebut variable independen (variable bebas),
sedangkan variable yang berubah karena merespon perubahan dari
variable independen disebut variable dependen (variable terikat).
2.
Membuat table data (
Constructing a table of data
)
Table data disajikan untuk mengatur dan mengkomunikasikan
informasi berupa angka-angka. Langkah untuk menyusun data dalam table
adalah sebagai berikut:
a.
Menentukan label pada kolom dan memasukkan data
b.
Mengubah table data menjadi pencatatan pemeriksaan berulang
c.
Memindahkan data dari table ke grafik
d.
Membuat grafik (Constructing a graph)
Tiga keterampilan untuk membuat grafik dari data yaitu:
a.
Membuat label pada sumbu X dan Y
b.
Menentukan skala interval untuk masing-masing sumbu
c.
Meletakkan data yang berpasangan sebagai titik-titik dalam grafik
3.
Mendeskripsikan hubungan antar variable (
Describing relationship
between variables
)
Interpretasi grafik diawali dengan mencari pola atau arah petunjuk
merupakan ringkasan dari hubungan antara variable independen dan
dependen. Penjelasan secara ilmiah harus konsisten dengan fakta-fakta.
4.
Mengumpulkan dan mengolah data (
Acquiring dan Processing your own
data
)
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan saat pengumpulan dan
pengolahan data, yaitu:
a.
Memulai penelitian dengan kata Tanya “Apa”
b.
Memulai penelitian disertai dengan suatu kegiatan dan sebuat
pertanyaan
c.
Menyusun pertanyaan dan kegiatan untuk menjawab permasalahan
yang ada
5.
Menganalisis hasil penelitian (
Analyzing investigation
)
Data yang didapatkan dari penelitian ilmiah dapat tidak akurat jika
berbeda kondisinya. Sebuah factor dapat mempengaruhi hasil suatu
penelitian, kecuali factor tersebut dalam keadaan konstan.
6.
Menyusun hipotesis (
Constructing hypothesis
)
Variable merupakan factor yang menghubungkan antara individu
dengan lingkungan yang dapat berubah. Hipotesis untuk pengujian harus
mengarah pada suatu cara untuk mendesain suatu penelitian. Dalam
penyusunan sebuah hipotesis, pengubahan suatu variable dengan sengaja
dapat mempengaruhi hasil. Perkiraan dalam pembuatan hipotesis
7.
Menetapkan variable operasional (
Defining variable operationally
)
Menetapkan variable secara operasional berarti menggambarkan
secara khusus bagaimana variable tersebut dapat digunakan untuk
mengukur. Suatu variable dikatakan operasional tergantung pada:
a.
Apa yang diteliti
b.
Bagaimana cara mengukurnya
8.
Menyusun percobaan (
Designing experiments
)
Suatu penelitian dapat dijabarkan secara rinci dalam prosedur yang
disusun untuk menguji hipotesis, prosedur disusun untuk mendapatkan
data yang dapat mendukung atau menolak hipotesis tersebut. Jika suatu
metode yang variabelnya dapat diubah-ubah dan bentuk hasil yang
diinginkan telah tergambar dalam hipotesis, berarti sebagian besar
kegiatan untuk perencanaan pengumpulan data telah selesai. Setelah
permasalahan lebih spesifik, kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan.
9.
Melakukan percobaan (
Experimenting
)
Dalam melaksanakan percobaan, hal yang perlu dilakukan adalah
menentukan permasalahan, menyusun hipotesis, dan menentukan desain
penelitian. Penyelidikan ilmiah dapat mempermudah dalam memahami
mengapa sesuatu dapat terjadi. Cara berpikir ilmiah tergantung pada
pengukuran dan verifikasi data dari penelitian dan penyelidikan.
Tabel 1. Indikator Kompetensi Keterampilan Proses Sains
No.
Jenis
Keterampilan
Indikator
Kompetensi
1. Mengobservasi a.
Menggunakan sebanyak mungkin indera
b.
Mengumpulkan dan menggunakan fakta yang
relevan
2. Menggelompokkan a.
Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
b.
Mencari perbedaan secara terpisah
c.
Mengontraskan ciri-ciri
d.
Membandingkan berbagai jenis objek
e.
Mencari dasar pengelompokan atau
penggolongan
f.
Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
3. Menafsirkan
hasil
pengamatan
a.
Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
b.
Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
c.
Menyimpulkan
4. Memperkirakan a.
Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
b.
Mengemukakan apa yang mungkin terjadi
5. Berkomunikasi a.
Mengubah bentuk penyajian
b.
Memberikan/ menggambarkan data empiris hasil
percobaan atau pengamatan dengan grafil, tabel,
atau diagram
c.
Menyusun dan menyampaikan laporan secara
sistematis
d.
Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
e.
Membaca grafik atau tabel atau diagram
f.
Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau
peristiwa
6. Berhipotesis
a.
Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian
b.
Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih
banyak atau melakukan cara pemecahan masalah
7. Merencanakan
percobaan
a.
Menetukan alat/ bahan/ sumber yang digunakan
b.
Menentukan variabel/ faktor penentu
c.
Menetukan objek yang diukur diamati dan dicatat
d.
Menentukan langkah kerja
8. Menerapkan
konsep atau prinsip
a.
Menjelaskan peristiwa baru misalnya banjir
dengan konsep yang telah dimiliki
b.
Menerpakan konsep dalam situasi baru
9. Mengajukan
pertanyaan
a.
Bertanya apa, bagaimana dan mengapa
keaadaan yang belum diamati
Keterampilan-keterampilan proses sains harus dilatih dan
dikembangkan pada peserta sesuai dengan jenjang pendidikannya seperti yang
tercantum dalam standar isi Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006.
Keterampilan proses sains dasar diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik
pada jenjang sekolah dasar. Pada peserta didik jenjang SMP diharapkan untuk
melanjutkan penguasaan keterampilan prosesnya sampai pada keterampilan
mengolah/memroses. Selanjutnya di SMA peserta didik harus menguasai
keterampilan proses yang lebih lanjut yaitu keterampilan menginvestigasi.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif
atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual
terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses peserta didik
menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam
keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan
bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan
sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam
melaksanakan kegiatan belajar-mengajar (Nuryani Rustaman, 1995:15).
Rangkaian keterampilan proses menurut Nuryani Rustaman (2003: 191)
antara lain mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,
Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada
kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri
(discover)
pengetahuan
yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan
generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston 1988:208). Keterampilan proses
sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar
(basic learning
tool)
yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain dan Evans 1990:5).
D.
Sintesis Keterampilan Proses Sains
Seperti yang telah dijelaskan diatas, Rezba, et. al
(2010:4-5)
mengemukakan keterampilan proses sains dibedakan menjadi dua macam
yaitu keterampilan proses sains dasar (
basic science process skills
) dan
keterampilan proses sains terintegrasi (
integrated science process skills
).
Keterampilan proses sains dasar meliputi keterampilan mengamati,
komunikasi, klasifikasi data, melakukan pengukuran, menyimpulkan, dan
memprediksi. Keterampilan proses sains terintegrasi meliputi keterampilan
identifikasi variabel, membuat tabel data, membuat grafik, mendeskripsikan
hubungan antar antar variabel, meumpulkan dan mengolah data, menganalisis
hasil penelitian, menyususn hipotesis menetapkan variabel operasional,
Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menghendaki adanya proses
pembelajaran yang berbasis pada pendekatan ilmiah (
scientific approach
).
Pendekatan ilmiah diharapkan dapat menjadi tuntunan dalam proses
pembelajaran untuk melatih siswa dalam menguasai keterampilan proses
sains. Pendekatan ilmiah tersebut meliputi langkah-langkah yang termasuk
dalam metode ilmiah. Brum & McKane (1989: 10) mengemukakan
pendapatnya mengenai metode ilmiah yang terdiri dari: (a)
pengamatan/observasi, (b) formulasi hipotesis yang dapat di uji secara
induktif, (c) eksperimen secara deduktif lengkap dengan penetapan kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen, (d) analisis hasi eksperimen, (e) menarik
kesimpulan, (f)menerima, menolak, atau memodifikasi hipotesis untuk
dikembangkan menjadi teori dan hukum, dan (g) publikasi hasil penelitian.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dalam penelitian ini mengambil
keterampilan proses sains essensial yang dianggap merupakan keterampilan
dasar bagi siswa dalam menjalankan proses pembelajaran berbasis pendekatan
ilmiah pada kurikulum 2013. Keterampilan proses sains essensial dipilih dari
rumusan keterampilan proses sains menurut Rezba, et al (2010: 4-5).
Keterampilan proses sains essensial tersebut meliputi keterampilan
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang dan melakukan
percobaan, mengorganisasi dan menganalisis data, menyusun kesimpulan
E.
Karakteristik Perkembangan Kognitif Siswa
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan
manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu berupa semua
proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan
memikirkan lingkungannya (Desmita, 2009:103). Berdasarkan teori
perkembangan kognitif siswa menurut Piaget (Santrock, 2009: 50), diketahui
bahwa siswa yang menempuh jenjang pendidikan menengah atas (usia 15-18
tahun) sudah berada pada tahap operasional formal, sehingga siswa pada
jenjang pendidikan menengah atas sudah bisa diajak berpikir secara kritis dan
logis. Pada tahap perkembangan ini, siswa dapat bernalar dengan cara yang
lebih abstrak, idealis,dan mampu berpikir logis. Selain itu, interaksi dengan
lingkungannya sudah luas, siswa sudah mampu mengembangkan pikiran
formalnya, dan mampu mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan
abstraksi. Oleh karena itu, peserta didik yang berada pada tahap
perkembangan kognitif operasional formal ini diharapkan sudah dapat
memperoleh, memahami dan menerapkan keterampilan proses sains dalam
menghadapi persoalan-persoalan yang ada di sekitarnya.
F.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1.
Pengertian RPP
Perangkat pembelajaran merupakan suatu perangkat yang
pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran
yang berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi
peserta didik untuk berpatisipasi aktif (Poppy Kamalia Devi, dkk, 2009:
1-5).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai
satu KD yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa “Perencanaan proses pembelajaran
meliputi silabus dan rencana pembelajaran yang memuat
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar”. Momon Sudarma (2014: 51) menyatakan bahwa kebebasan
akademik guru adalah menyampaikan pandangan mengenai materi ajar
dan/atau interpretasi terhadap fenomena kehidupan sesuai paradigma
keilmuan. Seorang guru adalah profesional, pola pikir dan produk
pemikirannya tidak boleh dikekang. Permendikbud No.81 A tahun 2013,
menyatakan bahwa RPP dikembangkan guru menyesuaikan apa yang
dinyatakan dalam silabus, dengan kondisi di satuan pendidikan baik
kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, rasa ingin tahu,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar,
Guru harus memperhatikan beberapa hal dalam merumuskan
kegiatan pengalaman belajar yang tepat bagi siswa, yaitu antara lain
karakteristik konsep yang diajarkan, kesiapan siswa dan fasilitas yang
tersedia. Karakteristik konsep yang dimaksud adalah tuntutan dan
tuntunan yang sudah melekat untuk tiap konsep. Sebagai contoh, konsep
evolusi yang berarti perubahan secara perlahan-lahan dalam waktu yang
sangat lama, memberikan petunjuk bahwa pengalaman belajar yang paling
tepat dengan mengobservasi dan menganalisis bukti-bukti evolusi.
Demonstrasi kiranya kurang tepat digunakan sebab evolusi berlangsung
lambat dan perlu waktu yang sangat lama. Sebagai arahan, guru dapat
memperhatikan bagaimana saran atau arahan yang diberikan oleh rumusan
kurikulum (Nuryani Rustaman, 2003: 90).
Factor kedua yang harus diperhatikan dalam memilih pengalaman
belajar adalah kesiapan siswa. Guru hendaknya memperhatikan kesiapan
siswa, untuk itu guru hendaknya juga memperhatikan tingkat
perkembangan siswa, terutama tingkat perkembangan kognitif. Factor
ketiga yang juga penting diperhatikan guru adalah ketersediaan alat. Guru
harus mempertimbangkan betul ketersediaan alat dan bahan yang
dibutuhkannya, karena itu sebelum merancang suatu pengalaman belajar
perlu diidentifikasi sarana yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran
Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP
adalah identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar,
alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian
hasil belajar, dan sumber belajar.
2.
Komponen RPP
Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun
berdasarkan KD atau sub-tema yang dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Komponen RPP menurut Permendikbud No. 69
tahun 2003 tentang Standar Proses Pendidikan terdiri atas:
a.
Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
b.
Identitas mata pelajaran atau tema/sub-tema pembelajaran
c.
Keterangan kelas dan semester
d.
Judul materi pokok pembelajaran
e.
Keterangan mengenai alokasi waktu yang ditentukan sesuai dengan
mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus
dan KD yang harus dicapai
f.
Tujuan pembelajaran, dirumuskan berdasarkan KD, menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup
sikap, pengetahuan dan keterampilan.
g.
Kompetensi dasar dan indicator pencapaian kompetensi
h.
Materi pembelajaran, berisi tentang materi yang diguakan oleh
pendidik untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan KD yang akan dicapai
i.
Media pembelajaran, yaitu alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pembelajaran
j.
Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektrionik, alam
sekitar atau sumber belajar lain yang relevan
k.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti dan penutup
l.
Penilaian hasil pembelajaran, berupa penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan peserta didik.
3.
Langkah-langkah menyusun RPP
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 menjelaskan bahwa secara
umum penyusunan RPP memuatterdiri atas langkah-langkah sebagai
a.
Menuliskan Identitas Mata Pelajaran, yang meliputi: sekolah; mata
pelajaran; tema; kelas/semester; alokasi waktu.
b.
Menuliskan Standar Kompetensi.
SK merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang diharapkan dicapai pada suatu mata pelajaran.
c.
Menuliskan Kompetensi Dasar.
KD adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi.
d.
Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi.
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
e.
Merumuskan Tujuan Pembelajaran.
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang
telah ditentukan.
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk peta konsep sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi.
g.
Alokasi Waktu.
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar.
h.
Menentukan metode pembelajaran.
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD atau
indikator yang telah ditetapkan.
i.
Merumuskan kegiatan pembelajaran
1)
Pendahuluan.
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu
pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan
motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
2)
Inti
Kegiatan inti merupakan pro