• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIGIT SRI HARTA F3206087

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIGIT SRI HARTA F3206087"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

TUGAS AKHIR

DISIPLIN KERJA PEGAWAI DEPARTEMEN

PEKERJAAN UMUM BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI

BENGAWAN SOLO

TUGAS AKHIR

Ditujukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas Dan Memenuhi Syarat –

Syarat

Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Ekonomi

Dikerjakan Oleh :

SIGIT SRI HARTA F3206087

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

ii ABSTRAK

DISIPLIN KERJA PEGAWAI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO

SIGIT SRI HARTA F 3206087

Sekarang ini akan banyak terjadi perubahan dalam era pembangunan, ini terjadi karena majunya teknologi dan ilmu pengetahuan. Di dalam lingkup organisasi perusahaan besar dituntut senantiasa berjalan dinamis dengan perubahan global yang sekarang ini terjadi. Keberhasilan suatu organisasi dapat dilakukan dengan adanya pengembangan Sumber Daya Manusia yang berupa perbaikan sistem kerja dalam perusahaan, pelatihan dan pengembangan pegawai serta ahli teknologi. Untuk itu dalam penelitian ini penulis dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan disiplin kerja pegawai pada Departemen Pekerjaan Umum Wilayah Sungai Bengawan Solo, serta penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.

Di dalam penelitian menggunakan metode pengumpulan data dengan cara pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan study pustaka serta dengan pengumpulan data primer maupun sekunder, metode análisis data dengan cara metode deskriptif dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Penerapan disiplin dalam perusahaan atau organisasi ditujukan kepada seluruh karyawan atau pegawai yang ada dalam lingkup perusahaan atau organisasi agar peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat ditaati dan dipatuhi, sehingga dapat diharapkan pekerjaan dapat dilakukan dengan penuh tanggung jawab, seefektif dan seefesien mungkin untuk tercapainya keberhasilan tujuan perusahaan. Dengan mentaati peraturan berarti pegawai telah memberikan dorongan yang positif pada perusahaan dalam melaksanakan program yang ditetapkan, sehingga memudahkan tercapainya tujuan perusahaan.

(3)

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan Judul:

DISIPLIN KERJA PEGAWAI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO

Surakarta, 2012

Telah disetujui oleh dosen pembimbing

Drs. Atmaji, MM

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v MOTTO

“Bukan Kecerdasan Anda, Melainkan Sikap Andalah yang Akan

Mengangkat Anda Dalam Kehidupan”

“Sifat Orang yang Berilmu Tinggi Adalah Merendahkan Hati Kepada

Manusia dan Takut Kepada TUHAN”

“Kita Tidak Pernah Diberi Impian Tanpa Kemampuan Untuk

Mewujudkan”

(Richard Bach)

“Dan Sesungguhnya Akhir Itu Lebih Baik dari Permulaan”

(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Terimakasih Allah SWT atas cinta dan kasih-MU yang Kau berikan

kepadaku, dan hanya Engkau yang selalu mendampingiku disaat aku

membutuhkan untuk menapaki dan menjalani kehidupan selama ini.

Bapak, Ibu dan adik yang disetiap doa yang engkau berikan kepadaku,

sehingga aku menjadi lebih mudah dalam menjalani semuanya. Terima kasih

untuk pengorbanan Bapak dan Ibu untukku, dan Engkau adalah bagian

terpenting dalam hidupku yang tak akan aku lupakan sepanjang hidupku.

Teman-temanku Giring, Ambon, Hanung, Manyol, Sunandar, Kunadi, thanks

atas dukungan dan bantuannya.

Ank-anak BI ’09 : Slamet, Wahyu, Rian, Topa, Ecezt,

Tamon, Rino, Kembar, Dion, Arga, Patel, makasih atas

tempat dan bantuan komputernya.

Semua pihak yang terlibat dalam rangkaian penulisan tugas akhir ini, baik langsung maupun tidak langsung, saya ucapkan banyak terima kasih

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir

dengan judul DISIPLIN KERJA PEGAWAI DEPARTEMEN PEKERJAAN

UMUM BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO ini dapat

diselesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai

gelar Ahli Madya pada program Diploma III Program Studi Manajemen

Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak-pihak yang membantu penyusunan laporan tugas akhir ini :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

2. Drs. Djoko Purwanto, MBA Selaku Ketua Progam Studi Manajemen

Pemasaran pada Progam Diploma III FE UNS.

3. Selaku Pembimbing Tugas Akhir, Drs. Atmaji, MM yang telah

memberikan pengarahan selama penyusunan Tugas Akhir.

4. Ir. Nicomedis Suyadi, SP.1 selaku Kepala Balai Besar Wilayah

(8)

commit to user

viii

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan

tugas akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun. Namun demikian, karya sederhana ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surakarta,

Penulis

(9)

commit to user

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Disiplin... 9

B. Macam-Macam Disiplin... 16

C. Pelaksanaan Disiplin Kerja... 17

D. Tujuan Disiplin Kerja... 19

(10)

commit to user

x BAB III. PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan... 22

B. Evaluasi Magang Kerja... 39

C. Pembahasan... 40

1. Tata Tertib Pegawai Departemen Pekerjaan Umum BBWSBS... . 42

2. Waktu Kerja Departemen Pekerjaan Umum BBWSBS... 43

3. Pelaksanaan Disiplin kerja Departemen Pekerjaan Umum BBWSBS ... ... 44

BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan... 58

B. Saran... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

halaman

(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan

2. Surat Keterangan

3. Saran dari Perusahaan Tempat Magang

(14)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak perubahan yang akan dihadapi dalam masa pembangunan

sekarang ini sebagai akibat kemajuan pesat dari ilmu pengetahuan dan

teknologi. Di dalam suatu lingkup organisasi, perusahaan dituntut untuk

senantiasa dinamis dengan berbagai perubahan tren global.

Setiap organisasi hendaknya membuka diri terhadap tuntutan

perubahan serta berupaya menyusun strategi yang kebijakan yang

selaras dengan perubahan yang dimaksud. Sumber Daya Manusia (SDM)

merupakan salah satu bidang strategis yang menjadi perhatian.

Organisasi yang mampu bersaing adalah organisasi yang

mempunyai Sumber Daya Manusia yang berkualitas dengan berbasis ilmu

pengetahuan dan memiliki ketrampilan. Kelancaran penyelenggaraan

suatu organisasi sangat bergantung dari komponen organisasi, salah

satunya adalah Sumber Daya Manusia.

Manusia adalah sumber daya yang paling penting dalam usaha

mencapai keberhasilan. Sumber daya manusia ini menunjang organisasi

dengan karya, bakat, kreatifitas, dan dorongan.

Pegawai merupakan sumber daya manusia yang pada dasarnya

merupakan bagian dari perusahaan, artinya sebagai anggota perusahaan,

pegawai hendaknya secara efektif ikut serta memajukan kinerja dan

(15)

commit to user

2

dengan kemampuan dan kompetensinya. Berhasil tidaknya suatu

perusahaan atau organisasi dan target-target operasional tidak lepas dari

peran pegawai yang berkompeten dan berintegrasi itnggi.

Keberhasilan suatu organisasi dapat dilakukan dengan adanya

pengembangan manajemen sumber daya manusia yang bias berupa

perbaikan system kerja yang digunakan dalam perusahaan atau

organisasi. Perkembangan sumber daya manusia dengan pelatihan dan

pengembangan pegawai serta mengadakan ahli teknologi tinggi.

Disamping itu untuk mencapai tujuan organisasi perlu diupayakan

lamhkah-langkah yang terencana, sistematik, berkelanjutan, dan

terkoordinasi dalam meningkatkan kualitas dan pengabdian dan peranan

pegawai. Pembinaan disiplin pegawai merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan kualitas pengabdian dan perannya dalam mencapai tujuan.

Pembinaan pegawai sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dalam mewujudkan pegawai yang penuh kesetiaan,

sadar akan tanggung jawab, berdayaguna dan behasilguna. Oleh karena

itu pembinaan pegawai hendaknya dilaksanakan secara

berkesinambungan sehingga dapat memotivasi pegawai dalam rangka

efektifitas dan efisien kerja sehingga tidak menimbulkan adanya

penyimpangan-penyimpangan maupun tindakan-tindakan diluar peraturan

yang sudah ditetapkan. Demi tercapainya semua itu sangat dibutuhkan

adanya kesadaran akan disiplin tinggi. Sikap pegawai yang loyal,

(16)

commit to user

3

Menegakkan disiplin penting bagi suatu lembaga atau organisasi,

sebab dengan disiplin diharapkan sebagian besar dari

peraturan-peraturan ditaati oleh sebagian besar pegawai. Dengan adanya

kedisiplinan tersebut, dapat diharapkan pekerjaan akan dilakukan seefektif

dan seefesien mungkin. Tujuan yang telah ditetapkan tidak akan dicapai

atau mungkin dapat dicapai tetapi kurang efektif dan efisien. Tidak

dipungkiri, terkadang tidak semua peraturan ditaati oleh pegawainya.

Kadang masih ada beberapa pelanggaran yang dilakukan, mungkin

dikarenakan kurang adanya kesadaran untuk berdisiplin. sehingga

menegakkan suatu kedisiplinan sangat perlu bagi organisasi, agar

pegawai diharapkan dapat mematuhi sebagian besar dari

peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dan dapat tercapai secara efektif dan

efisien tujuan yang telah ditetapkan, seperti pendapat dari Alex Nitisemito

(1982:200) : menegakkan suatu kedisiplinan perlu bagi suatu organisasi,

sebab dengan kedisiplinan tersebut dapat diharapkan sebagian besar dari

peraturan-peraturan ditaati oleh para karyawan.

Dalam meningkatkan kinerja karyawan yang baik, sangat

diharapkan adanya peningkatan kualitas pegawai, diantaranya adalah

peningkatan kedisiplinannya. Dengan bekal kedisiplinan, sangat

diharapkan semua kegiatan yang memberikan pelayanan maupun intern

lingkungan kerja akan dapat diupayakan keberhasilannya semaksimal

mungkin. Menurut pendapat Admosudirjo (1976:210) : “untuk membuat

segala macam urusan lancer, disiplin itu mutlak perlu dan tidak satupun

(17)

commit to user

4

Agar kedisiplinan dapat terlaksana dengan baik, maka kedisiplinan

hendaknya dapat menunjang tujuan serta sesuai dengan kemampuan dari

para pegawai, karena tegaknya disiplin kerja dari pegawai menyebabkan

pelaksanaan kinerja lembaga atau organisasi lebih efektif dan efisien,

serta mempermudah dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan uraian diatas penulis berkeinginan untuk malakukan

penelitian mengenai kedisiplinan pegawai di Departemen Pekerjaan

Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo yaitu dalam bidang

kepegawaian, maka penulis mengangkat topik “DISIPLIN KERJA

PEGAWAI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO”

B. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pemilihan judul pada laporan Tugas Akhir, agar

hasil laporan tidak menyimpang dari pokok pembahasannya, dan

mempermudah penulis untuk mendapatkan data-data, maka dalam

penyusunan laporan ini perlu penulis rumuskan permasalahannya,

sebagai berikut :

1. Apakah semua pegawai sudah mematuhi waktu atau jam

kerja perusahaan?

2. Bagaimana beban kerja dan tugas, fungsi, pokok pegawai

(18)

commit to user

5 C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah :

1. Untuk mengetahui semua pegawai sudah mematuhi waktu

atau jam kerja perusahaan.

2. Untuk mengetahui beban kerja dan tugas, fungsi, pokok

pegawai pada perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

a. Sebagai media dalam menerapkan ilmu pengetahuan

yang diperoleh selama belajar dibangku kuliah.

b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang

berkaitan dengan kedisiplinan kerja.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

masukan perusahaan dalam menetapkan kedisiplinan kerja

pegawai sehingga perusahaan dapat berjalan dengan efektif

dan efisien.

3. Bagi Pihak Lain

a. Dapat memberikan manfaat berupa tambahan

informasi dan sebagai referensi bacaan untuk

(19)

commit to user

6

b. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan

sumbangan pemikiran bagi mahasiswa lain sebagai

masukan untuk menyusun Tugas Akhir.

E. Metode Penelitian

1. Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada sebuah Departemen yang

berada di wilayah Surakarta, yaitu : Departemen Pekerjaan

Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.

2. Data yang Diperlukan

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari sumbernya dengan

mengadakan wawancara langsung dengan pihak yang

berkepentingan ditempat obyek penelitian.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari pihak lain. Data ini diperoleh

dari karya tulis lain yang pernah meneliti objek yg sama

berupa catatan, laporan historis, dokumen dan sumber

informasi lainnya.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara ( Interview )

Wawancara dilakukan peneliti dengan pihak terkait untuk

menggali informasi yang relevan dengan permasalahan

(20)

commit to user

7

Wawancara dilakukan kepada orang yang ada di

Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah

Sungai Bengawan Solo.

b. Observasi

Penulis melakukan pengamatan langsung dan mencatat

secara langsung di Departemen Pekerjaan Umum Balai

Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo sebagai objek

penelitian yang didasarkan pada tujuan penelitian.

c. Studi Pustaka

Merupakan metode pengumpulan data melalui studi

tentang ilmu-ilmu yang ada hubunganya dengan masalah

tersebut, sehingga mendapat teori-teori yang dapat

memperjelas permasalahan yang dibahas dan

mempelajari literature serta referensi yang relevan untuk

memperoleh landasan kuat sebagai dasar penyusunan

Tugas Akhir.

4. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan adalah analisis

secara metode Diskriptif kualitatif yang memberikan

gambaran atau memaparkan suatu peristiwa. Menurut

Hadari Hanafi dan Mimi Martini (1996:73) “Metode Diskriptif

dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang

(21)

commit to user

8

obyek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.

Sedangkan yang dimaksud bersifat kualitatif atau penelitian

naturalis adalah penelitian yang bersifat atau mempunyai

karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan

sewajarnya dan sebagaimana mestinya (natural setting),

dengan tidak dirubah dalam bentuk symbol-simbol atau

(22)

commit to user

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Disiplin

Dalam kehidupan perusahaan kondisi tertib dan teratur merupakan

sebagian aspek penting yang berperan pada kelancaran organisasi dalam

mencapai tujuannya.

Untuk menetralisir kondisi tertib dan teratur maka diperlukan

pengaturan akan mekanisme kerja, diantaranya dalam bentuk peraturan

kerja organisasi yang ditujukan pada semua unsur dalam organisasi.

Tujuan dari peraturan ini adalah untuk menciptakan suasana tertib dan

teratur dalam pencapaian hasil kerja yang maksimal, dalam arti

pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuatitas, dan waktu.

Agar dapat berjalan dengan baik maka diperlukan ketaatan dan peran

serta yang posotif dari setiap pegawai.

Asal kata disiplin adalah dari bahasa latin discipline yang kurang

lebih artinya adalah pelatihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian

serta pengembangan tabiat.

A.S Moenir (191:181) mendefinisikan :

“Disiplin adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menciptakan keadaan

di suatu lingkungan kerja yang tertib, berdaya guna, dan berhasil guna

melalui system pengaturan yang tepat”.

Sikap disiplin sangat diperlukan dalam kesuksesan adalah manusia

(23)

commit to user

10

cara hidup dan mengatur cara kerja. Jadi sangat erat kaitannya manusia

yang sukses dengan disiplin kerja pegawai merupakan hal yang mutlak

dilakukan.

IG. Wursanto (1985:147) menyatakan bahwa :

“Disiplin adalah bsuatu sikap atau ketaatan seseorang terhadap aturan

atau ketentuan yang berlaku dalam organisasi yang seseorang itu

menggabungkan diri dalam organisasi serta adanya kesadara dan

keinsyafan bukan ada unsure paksaan”.

Selanjutnya menurut pendapat Alex.S.Nitisemito (1982:199) :

“Kedisiplinan adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan manusia

sesuai dengan paraturan dari perusahaan baik tertulis maupun tidak”.

Dari pendapat ini, disiplin bukan hanya sebatas sikap saja, namun sudah

menjadi tingkah laku dan perbuatan dalam mentaati pareturan yang telah

ditetapkan.

Kegiatan seorang pegawai bermacam-macam dan tiap pekerjaan

datangnya kerap kali tidak menentu atau bahkan saling tumpang tindih.

Karena itu, sangat penting hal yang dilakukan oleh seorang pegawai

adalah pendekatan terhadap tugasnya secara metodik dan tertib disiplin.

Sondang P.Siagian (1997:304) menyatakan bahwa :

“Pendisiplinan pagawai adalah suatu bentuk pelatihan yang

berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap, dan perilaku

karyawan, sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha

bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta

(24)

commit to user

11

Menurut Hodges (dikutip Helmi, 1996:87) mendefinisikan disiplin

kerja sebagai sikap seseorang atau kelompok yang berniat mengikuti

peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.

Pegawai adalah orang-orang yang bergabung dalam suatu

organisasi. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, Hodges mengemukakan

bahwa disiplin kerja pegawai adalah suatu sikap dan tingkah laku yang

menunjukkan ketaatan karyawan terhadap paraturan organisasi atau

perusahaan. Sikap dan perilaku itu ditunjukkan dengan berbagai inisiatif,

kemauan dan kehendak untuk mentaati peraturan, artinya orang yang

dikatakan mempunyai disiplin kerja yang tinggi tidak semata-mata patuh

dan taat pada peraturan organisasi secara kaku dan mati, tetapi

mempunyai kehendak untuk menyesuaikan diri dengan

peraturan-peraturan yang ditetapkan dalam organisasi.

Disiplin timbul dari watak dan batin dari orang itu sendiri, dengan

segala kesadaran akan perbuatannya, untuk mentaati tata tertib atau

peraturan yang telah ditetapkan. Maka disiplin perlu dilatih agar seseorang

lebih tertib dan taat terhadap peraturan yang telah dibuat. Dengan

demikian maka setiap orang tidak bertindak sembarangan sesuai

kehendaknya sendiri. Apabila disiplin ini sudah terlatih dalam diri seorang

pegawai, maka pegawai tersebut akan melaksanakan tugas dengan

penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Agar terwujud suatu disiplin kerja yang baik, menurut IG.Surono

(1985:1) diperlukan adanya prinsip-prinsip yang tertanam dalam diri setiap

(25)

commit to user

12

1. Kemauan untuk menyelaraskan tindakan dengan tata tertib yang

telah ditentukan.

2. Bersedia memperbaiki tindakan yang tidak pantas dengan disertai

rasa takut pada pimpinan.

3. Bersedia menerima segala tindakan korektif.

4. Karyawan hendaknya menyadari bahwa setiap organisasi kerja

memang harus diatur sedemikian rupa, sehingga pegawai tidak

semaunya sendiri.

Hal-hal yang menunjang kedisiplinan menurut Alex S. Nitisemito

(1984:119-123) ada beberapa hal yang dapat menunjang keberhasilan

dalam pendisiplinan karyawan, yaitu :

1. Ancaman

Dalam rangka menegakkan kedisiplinan kadang kala perlu adanya

ancaman meskipun ancaman yang diberikan tidak bertujuan untuk

menghukum, tetapi lebih bertujuan untuk mendidik supaya

bertingkah laku sesuai dengan yang kita harapkan.

2. Kesejahteraan

Untuk menegakkan kedisiplinan maka tidak cukup dengan

ancaman saja, tetapi perlu kesejahteraan yang cukup yaitu

besarnya upah yang mereka terima, sehingga minimal mereka

(26)

commit to user

13

3. Ketegasan

Jangan sampai kita membiarkan suatu pelanggaran yang kita

ketahui tanpa tindakan atau membiarkan pelanggaran tersebut

berlarut-larut tanpa tindakan yang tegas.

4. Partisipasi

Dengan jalan memasukkan unsur partisipasi maka para karyawan

akan merasa bahwa peraturan tentang ancamanhukuman adalah

hasil persetujuan bersama.

5. Tujuan dan Kemampuan

Agar kedisiplinan dapat dilaksanakan dalam praktek, maka

kedisiplinan hendaknya dapat menunjang tujuan perusahaan serta

sesuai dengan kemampuan dari karyawan.

6. Keteladanan Pimpinan

Mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan

kedisiplinan sehingga keteladanan pimpinan harus diperhatikan.

Menurut Simamora (1997), masalah disiplin yang umum yang

sering ditimbulkan para karyawan antara lain absensi, produktifitas

yang kurang, alkoholisme, dan ketidakpatuhan. Dibawah ini akan

disebutkan mengenai sebab dan jenis masalah disiplin karyawan,

yaitu :

a. Sebab Organisasional

1) Rekruitmen dan seleksi yang buruk

2) Pelatihan dan pengembangan yang tidak memadai

(27)

commit to user

14

4) Supervisi yang lemah

5) Kebijakan dan peraturan yang tidak masuk akal

b. Sebab Individu

1) Pemakaian alkohol dan obat obatan

2) Kesulitan-kesulitan finansial

3) Masalah-masalah domestik

4) Penyakit fisik atau mental

5) Kepribadian

c. Jenis-jenis Masalah Karyawan

1) Ketidakhadiran dan keterlambatan

2) Bahasa yang menghina dan cabul

3) Sikap yang buruk dan tidak loyal

4) Kecerobohan dan kelalaian

5) Pelanggaran peraturan perusahaan

6) Kinerja yang buruk

7) Perlambatan kerja

Pegawai adalah manusia biasa yang keadaan atau kadar

kedisiplinannya tidak selalu tetap sepanjang waktu, maka dalam upaya

pembinaan disiplin kerja pegawai seorang pemimpin harus dapat

membaca keadaan atau kadar disiplin pegawai. Dengan mengetahui

kadar atau keadaan disiplin pegawai akan dapat dipahami sebab fakta

yang dapat berpengaruh terhadap sikap disiplin dan selanjutnya dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil tindakan yang

(28)

commit to user

15

Untuk mengetahui apakah para pegawai bekerja dengan penuh

disiplin atau tidak dapat dilihat dari aspek-aspek yang berhubungan

dengan kedisiplinan pegawai. Seperti menurut Lateiner & Levien

(1983:77) mengungkapkan aspek-aspek disiplin kerja, sebagai berikut :

1. Keteraturan dan ketepatan waktu kerja, yang dimaksud disini

adalah bila karyawan datang ketempat kerja berdasarkan jadwal

waktu kerja yang ditentukan oleh perusahaan.

2. Ketepatan dalam menggunakan pakaian dan peralatan, artinya

menggunakan pakaian dan peralatan sesuai dengan standar

organisasi atau perusahaan dengan benar.

3. Menghasilkan jumlah dan kualitas kerja yang memuaskan, artinya

dapat menghasilkan jumlah dan kualitas kerja yang menjadi target

atau sasaran perusahaan.

4. Menyelesaikan pekerjaan dengan semangat kerja yang baik,

artinya menyelesaikan pekerjaan dengan sungguh-sungguh,

sehingga dapat selesai sesuai target waktu yang ditentukan oleh

perusahaan.

Dengan demikian, disiplin kerja sesungguhnya mengandung

pengertian adanya ketaatan dan kepatuhan para pegawai terhadap

peraturan yang berlaku yang telah ditetapkan yang mencakup ketepatan

dalam menggunakan waktu kerja, menggunakan pakaian sesuai dengan

ketentuan, hati-hati dalam menggunakan fasilitas kerja, mengikuti

prosedur kerja yang ditentukan dan mempunyai tanggung jawab yang

(29)

commit to user

16

Dari berbagai pengertian disiplin diatas, dapat diambil pengertian

menurut penulis bahwa, disiplin kerja pegawai merupakan suatu sikap

mental serta tingkah laku yang mencerminkan ketaatan, ketertiban,

kesadaran, kesukarelaan terhadap peraturan yang berlaku dari

orang-orang yang bergabung dalam suatu organisasi, sehingga ia didalam

melaksanakan pekerjaannya tertib dan tanggung jawab dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Macam - Macam Disiplin

T. Hani Handoko membagi disiplin kerja menjadi tiga macam, yaitu

:

1. Disiplin Preventif

Disiplin Preventif adalah tindakan yang mendorong para karyawan

untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi

standar yang telah ditetapkan. Artinya melalui kejelasan dan penjelasan

tentang pola sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan dari setiap

anggota organisasi diusahakan jangan sampai para karyawan berperilaku

negative. Tujuan pokoknya adalah mendorong karyawan untuk memiliki

disiplin diri.

2. Disiplin Korektif

Disiplin Korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani

pelanggaran terhadap peraturan dan mencoba untuk menghindari

pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut, sehingga perbuatan dimasa yang

(30)

commit to user

17

Tindakan korektif biasanya berupa jenis hukuman tertentu. Sebagai

contoh peringatan atau skorsing, jadi dalam disiplin korektif kegiatan

pendisiplinan diambil setelah terjadinya pelanggaran peraturan.

Bagi pegawai, untuk menegakkan sikap disiplin kerja telah diatur

oleh masing-masing organisasi yang terkait yang tentunya mengatur

kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau

larangan dilanggar oleh pegawai. Sedang yang dimaksud dengan

pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan

pegawai yang melanggar ketentuan pegawai, baik yang dilakukan didalam

maupun diluar kerja.

3. Disiplin Progresif

Disiplin Progresif adalah kegiatan memberikan hokum,an-hukuman

yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang.

Tujuan dari disiplin progresif ini agar karyawan untuk mengambil

tindakan-tindakan korektif sebelum mendapat hukuman yang lebih serius.

C. Pelaksanaan Disiplin Kerja Pegawai Pada Departemen Pekerjaan

Umum Balai Besar Wilayah Bengawan Bengawan Solo

“Laksana” yang berarti sifat, laku atau perbuatan. Pelaksanaan

berarti proses, cara atau perbuatan melaksanakan. Jadi definisi dari

pelaksanaan sesuatu (rancangan, keputusan).

Dalam kaitannya dengan disiplin, sebagaimana diatur dalam Buku

Peraturan Tata Tertib Pegawai Tahun 2002 : sesuai dengan tuntutan

(31)

commit to user

18

integritas dan disiplin dalam melaksanakan tugas, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan, antara lain :

1. Pegawai harus menghindari untuk melakukan tindakan atau

membuka kesempatan yang menciptakan peluang bagi perorangan

atau badan, guna memberikan sesuatu.

2. Dalam rangka menjamin terpeliharanya tata tertib dan disiplin kerja

yang tinggi, setiap pegawai wajib bertingkah laku dan bersikap

sesuai dengan norma kepegawaian pada umumnya.

3. Pelanggaran terhadap peraturan tata tertib dikenai sanksi

sebagaimana diatur dalam Peraturan Disiplin Pegawai Departemen

Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah Bengawan Bengawan Solo.

4. Dalam rangka menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran

pelaksanaan tugas serta menegakkan disiplin, guna meningkatkan

citra dan budaya kerja yang baik, dipandang perlu untuk

menyempurnakan dan menetapkan ketentuan mengenai norma

kepegawaian dalam peraturan tata tertib. Sehubungan dengan hal

tersebut diharapkan setiap pegawai dapat mentaati dan

melaksanakan peraturan ini dengan penuh kasadaran dan

tanggung jawab sehingga disiplin pegawai dapat ditegakkan, serta

budaya kerja dan citra organisasi dapat ditingkatkan.

Dalam rangka untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi

di perlukan pegawai yang memenuhi syarat berikut :

a. Setia dan taat pada Pancasila dan UUD 1945,

(32)

commit to user

19

b. Berwibawa dan bermoral baik.

c. Berhasil dan berdaya guna.

d. Bersih dan bermutu tinggi.

e. Sadar akan tanggung jawab untuk menyelenggarakan

tugas pemerintah dan pembangunan.

D. Tujuan Disiplin Kerja

Jika organisasi membiarkan salah seorang pegawainya melakukan

pelanggaran maka tidak menutup kemungkinan akan muncul pelanggaran

yang sama oleh pegawai yang lain. Dalam hal ini dapat terjadi secara

terus menerus sampai akhirnya peraturan tersebut seolah-olah tidak

berlaku dan hal ini tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh

organisasi. Oleh karena itu perlu adanya tindakan disiplin untuk

menghindari hal tersebut.

Menurut Lateiner & Leviene (1980) tindakan disiplin tidak bertujuan

untuk menghukum atau membalas dendam pada pegawai dengan

tindakan setimpal, tetapi antara lain bertujuan :

1. Memperbaiki perilaku pegawai yang melanggar peraturan.

2. Memberi teladan pada pegawai lain agar tidak melakukan

pelanggaran yang sama.

3. Tercapainya tujuan organisasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan dari disiplin kerja

pegawai adalah agar peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan

(33)

commit to user

20

diharapkan pekerjaan dapat dilakukan dengan penuh tanggung jawab,

seefektif dan seefisien mungkin untuk tercapainya keberhasilan tujuan

organisasi.

E. Beban Kerja

Penetapan standar perhitungan beban kerja unit organisasi sangat

diperlukan guna mengetahui secara langsung seberapa beban kerja suatu

unit organisasi dengan menguraikan fungsi-fungsi menjadi proses,

aktivitas, dan tugas yang didistribusikan kepada unit-unit kerja sehingga

dapat meningkatkan koordinasi serta menghindari tumpang tindih dalam

melaksanakan tugas dan fungsi. Dengan demikian akan diketahui besaran

organisasi sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembanya serta

mempertimbangkan aspek rentang kendali.

Selain itu, kinerja organisasi yang optimal dapat dihasilkan apabila

besarannya sesuai dengan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan

serta didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, sehingga unit

organisasi dapat melakukan tugas yang diembanya dengan lebih efektif,

efisien, dan produktif.

Mintorogo & Sudarmayanti (1992:38) menyatakan bahwa untuk

mencapai efisiensi perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Berhasil guna, yaitu pekerjaan telah dilaksanakan dengan tepat

target, dan tepat waktu.

2. Ekonomi, yaitu penggunaan biaya, tenaga, bahan, alat, waktu,

(34)

commit to user

21

3. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan secara

tepat.

4. Pembagian kerja yang nyata berdasarkan beban kerja.

5. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, yaitu wewenang

harus sama dan seimbang dengan tanggungjawabnya.

6. Prosedur kerja yang praktis untuk dapat dilaksanakan.

Dari semua uraian pemikiran sebagaimana tersebut diatas, tersirat

makna bahwa dalam melaksanakan analisis beban kerja diperlukan

hal-hal sebagai berikut :

1. Hasil analisis jabatan yang berupa informasi jabatan.

2. Menetapkan jumlah jam kerja per hari.

3. Adanya satuan hasil.

4. Waktu penyelesaian dari tugas-tugas.

5. Adanya waktu standar kerja.

6. Adanya beban kerja yang akan diukur.

(35)

commit to user

22 BAB III

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Profil Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa

dengan luasan DAS sebesar kurang lebih 16,100 km2 , mengalir dari

Pegunungan Sewu di sebelah barat-selatan Surakarta, ke laut jawa di

utara Surabaya melalui alur sepanjang kurang lebih 600 km. Berdasarkan

geografi, Daerah Aliran Sungai (Sub DAS) Bengawan Solo Hulu dengan

luas 6.072 km2 , Bengawan Solo Hilir dengan luas 6.273 km2 dan Kali

Madiun dengan luas 3.755 km2.

Sungai Bengawan Solo merupakan sumber air yang cukup potensial

bagi usaha-usaha Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA), untuk

memenuhi berbagai keperluan antara lain Domestik, Air Baku Perkotaan,

Industri, perkotaan dan lain-lain.

Disamping sifat yang menguntungkan seperti tersebut diatas,

Bengawan Solo juga mempunyai sifat yang merugikan, yaitu berupa

bencana kekeringan pada musim kemarau dan bencana banjir pada

musim penghujan. Dampak negatif banjir ini menimbulkan kerugian harta

benda dan jiwa manusia yang sedikit.

Akibat terjadinya banjir besar tahun 1966, pemerintah membentuk “

(36)

commit to user

23

menangani akibat banjir tersebut, sedang pengembangan sumber daya air

(SDA) di wilayah sungai Bengawan Solo dimulai pada tahun 1969 setalah

terjadinya bencana banjir besar dengan membentuk Badan Pelaksanaan

“Proyek Bengawan Solo”, berpusat di kota surakarta, berdasarkan Kep

Men PUTL No. : 135/KPTS/1969, dengan kegiatan berupa

perbaikan-perbaikan kerusakan akibat banjir tahun 1966 dan 1968.

Pada tahun 1972 dengan bantuan teknis Overseas Technical

Cooperation Agency (OTCA) dari Jepang (saat ini dikenal dengan nama

Japan International Cooperation Agency atau JICA), yang dimulai dengan

survei dan studi menyeluruh pada Wilayah Sungai. Rumusan Master

Plan/Rencana Induk selasai pada tahun 1974. Fokus Master Plan OTCA

adalah pada pengembangan beberapa bendungan serbaguna dengan

sasaran pengembangan irigasi/pertanian, perbaikan sungai, rencana

perbaikan banjir, pengembangan tenaga listrik, bangunan pasir, dan

pengembangan daerah rawa.

Sampai saat ini rencana induk telah dikaji ulang yang disebut

Rencana Induk (2001) Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air

Satuan Wilayah Sungai Bengawan Solo atau yang disebut pula CDMP

(Com-prehensive Development and Management Plan), yang telah

mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan

Jawa Timur, serta dalam penyusunannya telah berusaha melakukan

konsultasi dengan masyarakat dan partisipasi stakeholders untuk

mengidentifikasi masalah-masalah pengelolaan air dan kebutuhan

(37)

commit to user

24

daya air dan strategi pengelolaan Sumber Daya Air Satuan Wilayah

Sungai Bengawan Solo.

Sesuai dengan berjalannya waktu organisasi pengelola wilayah

sungai Bengawan Solo selalu berubah dan sampai akhir tahun 2006

menjadi “Induk Pelaksana Kegiatan Pengembangan Wilayah Sungai

Bengawan Solo” (IPKPWSBS).

Pada tahun 2007, pemerintah membentuk organisasi Unit

Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya

Air untuk Wilayah sungai Bengawan Solo dengan nama “Balai Besar

Wilayah Sungai Bengawan Solo” (BBWSBS).

1. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS)

a. Landasan Hukum

1) UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

2) UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaraan Negara

3) UU No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

4) UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

5) Permen PU No 11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan

(38)

commit to user

25

6) Persetujuan Men PAN No B/1616/M.PAN/10/2006 tentang

pembentukan UPT di lingkungan Ditjen. SDA dan Ditjen. Bina

Marga Departemen Pekerjaan Umum

7) Persetujuan Men PAN No B/2427/M.PAN/10/2006 tentang

pembentukan UPT di lingkungan Ditjen. SDA dan Ditjen Bina

Marga Departemen Pekerjaan Umum

8) Permen PU No 12/PRT/ M/2006 tentang susunan Organisasi

dan Tata Kerja Balai Besar Wilayah Sungai

9) Permen PU No 26/PRT/M/2006 tentang Perubahan atas

Permen PU No 12 dan 13 tentang Susunan Organisasi Tata

Kerja Balai Besar/Balai Wilayah Sungai

b. Embrio Organisasi BBWS Bengawan Solo

1) SNVT Irigasi Andalan Jawa Tengah yang berada di Wilayah

Sungai Bengawan Solo

2) SNVT Pengembangan Air Tanah Jawa Tengah yang berada di

Wilayah Sungai Bengawan Solo

3) SNVT Irigasi Andalan Jawa Timur yang berada di Wilayah

Sungai Bengawan Solo

4) SNVT Pengembangan Air Tanah Jawa Timur yang berada di

(39)

commit to user

26

c. Wilayah Kerja BBWS Bengawan Solo

Wilayah kerja BBWS Bengawan Solo seluas 19.780 km2 yang

terdiri dari:

1) DAS Bengawan Solo, Luas DAS = 16.100 km2

2) DAS K. Grindulu, K. Teleng, dan K. Lorog, Luas DAS =1.520

km2

3) DAS K. Lamong, Luas DAS = 720 km2

4) DAS Pantai Utara Jawa Timur, Luas DAS = 1.440 km2

d. Permasalahan yang di hadapai Departemen Pekerjaan Umum

Wilayah Sungai Bengawan Solo :

1) Banjir

2) Kekeringan

3) Intrusi Air Laut

4) penurunan Kualitas Air

5) Kerusakan Lingkungan di Daerah Aliran Sungai

6) Pengambilan Air Liar dengan Pompa dan Galian C

7) Bangunan Prasarana Perkantoran bagi BBWS Bengawan Solo

8) Dana O dan P yang belum mencukupi

9) Kekurangan Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan bidang

(40)

commit to user

27

2. Produk Jasa Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah

Sungai Bengawan Solo

Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah Sungai

Bengawan Solo bergerak dibidang jasa yaitu dengan mengelola dan

mengembangkan sungai Bengawan Solo agar dapat bermanfaat bagi

semua masyarakat karena sungai Bengawan Solo merupakan sumber air

yang cukup potensial bagi usaha-usaha Pengembangan Sumber Daya Air

(PSDA). Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah Sungai

Bengawan Solo juga mengembangkan beberapa bendungan serba guna

dengan sasaran pengembangan irigasi/pertanian, perbaikan sungai

rencana pengendalian banjir, pengembangan tenaga listrik, bangunan

penahan pasir, dan pengembangan daerah rawa. Pelaksanaan Kegiatan

Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo saat ini mengacu pada

Rencana Induk (2001).

Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air Satuan Wilayah

Sungai Bengawan Solo, dan pada Tahun Anggaran 2007 dan 2008

sedang dilakukan studi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air. Selain

mengacu pada rencana induk (2001), pelaksanaan kegiatan mengacu

pula usulan Pemerintah Propinsi, Kabupaten, Kota dan Masyarakat serta

penanganan akibat bencana alam. Rencana Induk (2001) pengembangan

dan pengelolaan sumber daya air terdiri dari 5 komponen rencana, yang

didukung oleh 29 kegiatan yaitu seperti dibawah ini :

(41)

commit to user

28

a. Rencana Penyediaan Air Domestik dan Industri

1) Tampungan memanjang (Long-channel storage) Bengawan Solo

Hilir

2) Penyediaan Air PDAM di Wilayah Surakarta

3) Penyediaan Air untuk Sistem Pengembangan PDAM

4) Penyediaan Air untuk Daerah Rembang

b. Rencana Rehabilitasi dan Pengembangan Irigasi

1) Solo Vallei Werken

2) 9 Waduk Irigasi pada anak Sungai Bengawan Solo Hulu

3) 3 Waduk Irigasi pada anak Sungai kali madiun

4) 16 Waduk Irigasi pada anak Sungai Bengawan Solo Hilir

5) Waduk Irigasi Kedung Bendo

6) Rehabilitasi dan Peningkatan Sistim Irigasi

7) Waduk Serbaguna Bendo

8) Waduk Serbaguna Badegan

9) Waduk Pidekso

(42)

commit to user

29

Komponen 2 : Memantapkan Pengelolaan Daerah Tangkapan Air

a. Rencana Konservasi dan Pengelolaan Daerah Tangkapan Air

1) Penanganan mendesak sedimentasi Waduk Wonogiri

2) Rehabilitasi waduk dan pengelolaan DTA Waduk Wonogiri

3) Rehabilitasi dan pengelolaan lahan kritis di 6 lokasi DTA

4) Komponen 3: Memantapkan Pengelolaan Kualitas Air

b. Rencana Pengelolaan Kualitas Air

1) Peningkatan kerangka pengelolaan kualitas air di SWS

Bengawan Solo

2) Studi Mengenaibbuangan air limbah di SWS Bengawan Solo

Komponen 4 : Memantapkan Pengelolaan Pengendalian Banjir

a. Rencana Pengelolaan Pengendalian Banjir

1) Perbaikan Sungai Bengawan Solo Hilir, Fase II

2) Perbaikan Sungai Bengawan Solo Hulu, Fase II

3) Perbaikan Sungai Kali Madiun, Fase II dan III

4) Studi PerbaikanKali Grindulu

5) Studi Perbaikan Kali Lamong

(43)

commit to user

30

7) Studi Perbaikan Drainase Kota

8) Rehabilitasi bangunan-bangunan sungai yang sudah ada

9) Bengawan Solo FFWS

Komponen 5 : Memantapkan Kerangka Institusi Pengelola SDA

a. Rencana Pemantapan dan Peningkatan Kerangka Institusi

Pengelolaan SDA

*Pemberdayaan institusi dalam pengelolaan SDA di SWS Bengawan

Solo.

3. Struktur Organisasi

Sebagai suatu Departemen yang bergerak di bidang jasa,

Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan

Solo membutuhkan orang-orang yang cakap dalam melaksanakan semua

tugas-tugas kantor. Dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan sehari-hari,

agar tidak terjadi kekeliruan dalam pelaksanaan tugas masing-masing

bidang maka Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar bertujuan untuk

memperbaiki efisiensi dan efektifitas para pegawai dan unit kerja yang

tersedia.

Struktur Organisasi Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar

(44)

commit to user

31

Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Gambar 3.1 : STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO

WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO

Ir. GRAITA SUTADI, M.Sc.

KASUB. BAGIAN KEPALA BAGIAN TATA USAHA

Ir. HARJONO, MM.

Ir. ARI PARTONO, CES.

KASI PEL SUNGAI

KEPALA SATKER BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO

Ir. GRAITA SUTADI,M.Sc.

KEPALA SNVT PPSDA BENGAWAN SOLO

Ir. AGUS RUDYANTO, M.Tech

BENDAHARA PENGELUARAN

R. SUNU AGUSTRIANTO,SE

BENDAHARA PENGELUARAN

M. BUDI PRASETYO, B.Sc PEJABAT PENERBIT SPM

Dra. SATITI WUSIANTI, MM

PEJABAT PENERBIT SPM

PPK-09 : PENGEMBANGAN AIR

SUTARYONO,ME.

PPK-10 : PENDAYAGUNAAN AIR

JOJOK IMAM S.,SE,ST,MM

PPK-11 : IRIGASI I

Drs. EDY LIESTIANTO, ATP.

PPK-12 : IRIGASI II

(45)

commit to user

32 4. Personalia

Setiap departemen pasti akan berusaha untuk menerapkan satu

peraturan dan tata tertib bagi karyawan mereka. Hal ini dilakukan supaya

terbentuk suatu manajemen Departemen dengan baik.

Begitu juga yang dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum Balai

Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo. Meskipun dalam pelaksanaan

kegiatannya tidak berorientasi pada keuntungan pribadi namun dalam

memajukan Departemen ini diperlukan adanya pembinaan terhadap

karyawan yang ada. Untuk itu Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar

Wilayah Sungai Bengawan Solo berusaha menciptakan karyawan yang

terampil dan profesional serta mempunyai kinerja tinggi. Kinerja sangat

berpengaruh untuk menciptakan karakteristik sebuah departemen serta

upaya mencapai tujuan usaha departemen secara keseluruhan.

Selama 45 hari penulis telah melaksanakan magang kerja pada

Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan

Solo, Berikut data yang telah penulis dapat mengenai karyawan

Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan

Solo :

1. Penerimaan Karyawan

Penerimaan karyawan di Departemen Pekerjaan Umum Balai

Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo adalah dengan Test Umum

(46)

commit to user

33

a. Surat Lamaran Pekerjaan

b. Kartu Tanda Penduduk

c. Pasfoto 3X4 2 Lembar

d. Surat Keterangan Catatan Kepolisian

e. Kartu Kuning dari Departemen Tenaga Kerja

f. Surat Keterangan Sehat dan Bebas Narkoba

g. Surat Pernyataan bersedia ditempatkan dimana saja

h. Daftar Riwayat Hidup

2. Tata Tertib

Tata Tertip Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah

Sungai Bengawan Solo sesuai dengan aturan 5 hari kerja yaitu

antara lain :

a. Karyawan wajib masuk bekerja sesuai jadwal yang telah

ditentukan,

- Masuk pukul 08.00 pagi

- Pulang pukul 15.30 sore

b. Harus memakai seragam yang telah ditentukan

(47)

commit to user

34

d. Dilarang merokok, makan atau mengunyah permen karet pada

waktu bekerja

e. Dilarang membawa barang terlarang, senjata tajam dan barang

terlarang lainnya

f. Dilarang tidur pada waktu bekerja

g. Dilarang memujuk atau mengajak pekerja atau teman sejawat

untuk melakukan perbuatan yang melanggar hukum

h. Dilarang membocorkan rahasia Departemen Pekerjaan Umum

Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

i. Karyawan wajib melaksanakan kerja lembur apabila diperlukan

j. Karyawan sanggup melaksanakan tugas-tugas lain yang

diperintahkan pimpinan sepanjang menyangkut kepentingan

Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah Sungai

Bengawan Solo

3. Sanksi Pelanggaran pada Karyawan

Sanksi pelanggaran yang diterapkan di Departemen Pekerjaan

Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo adalah:

a. Pemberian peringatan

Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat

peringatan pertama, kedua dan ketiga.Tujuan pemberian

(48)

commit to user

35

pelanggaran yang telah dilakukannya. Disamping itu pula surat

peringatan tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

memberikan penilaian kondite pagawai.

b. Pemberian sanksi harus segera

Pegawai yang melanggar disiplin harus segera diberikan sanksi

yang sesuai dengan peraturan organisasi yang berlaku.

Tujuannya agar pegawai yang bersangkutan memahami sanksi

pelanggaran yang berlaku diperusahaan. Kelalaian pemberian

sanksi akan memperlemah disiplin yang ada. Di samping itu,

akan membuat pegawai mengabaikan kedisiplinan.

c. Pemberian sanksi harus konsisten

Pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin harus

konsisten. Hal ini bertujuan agar pegawai sabar dan menghargai

peraturan-peraturan yang berlaku. Ketidak konsistenan

pemberian sanksi dapat mengakibatkan merasakan adanya

diskriminasi pegawai, ringannya sanksi dan pengabaian disiplin.

d. Pemberian sanksi harus impersonal

Pemberian sanksi pelanggaran disiplin harus tidak

membeda-bedakan pegawai, tua-muda, pria-wanita tetap diperlakukan

sama sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuannya agar

pegawai menyadari bahwa disiplin kerja berlaku untuk semua

pegawai dengan sanksi pelanggaran yang sesuai dengan

(49)

commit to user

36

4. Pemberian Penghargaan pada Karyawan

Ada dua bentuk penghargaan pegawai, yaitu bentuk langsung

yaitu upah dan gaji, bentuk kompensasi yang tak langsung yang

merupakan pelayanan dan keuntungan.

a. Upah dan Gaji

Upah adalah pembayaran berupa uang untuk pelayanan kerja

atau uang yang biasanya dibayarkan kepada pagawai secara

per jam, per hari, dan persetengah hari. Sedangkan gaji

merupakan uang yang dibayarkan kepada pegawai atas jasa

pelayanannya yang diberikan secara bulanan. Pada

Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah Sungai

Bengawan Solo, gaji dibayarkan setiap satu bulan sekali.

b. Bonus

Bonus adalah gaji tambahan untuk karyawan yang kerjanya

melampaui target yang telah ditentukan oleh pimpinan

perusahaan.

Pada Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah

Sungai Bengawan Solo, bonus diberikan pada karyawan yang

(50)

commit to user

37 5. Pemindahan Kerja

Petunjuk teknis pengusulan mutasi Pegawai Negeri Sipil :

a. Dasar Hukum dalam pengusulan mutasi Pegawai Negeri Sipil:

1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 286/PRT/M/2005

tanggal 15 juni 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Pekerjaan Umum.

2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2006

tanggal 9 Nopember 2006 tentang Perubahan Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum No. 12/PRT/M/2006 tentang

susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Wilayah

Sungai dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

No.13/PRT/M/ 2006 tentang susunan Organisasi dan Tata

Kerja Balai Wilayah Sungai.

3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 25/PRT/M/2006

tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bendungan.

4) Keputusan Direktur Jenderal Sumber Daya Air No.

112/KPTS/D/2007 tanggal 31 Agustus 2007 tentang

(51)

commit to user

38

b. Pengertian Pengusulan Mutasi Pegawai Negeri Sipil :

1) Pegawai Negeri Sipil adalah orang atau seseorang yang

bekerja pada Pemerintah Republik Indonesia dan digaji

menurut undang-undang yang berlaku.

2) Mutasi adalah perubahan status seseorang Pegawai

Negeri dalam kepangkatan atau gaji atau golongan dan

lain-lain.

c. Dasar Pertimbangan Pengusulan Mutasi Pegawai Negeri Sipil :

Untuk mempercepat proses pelaksanaan mutasi seorang

Pegawai Negeri dalam pengurusan:

1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil 100%

2) Proses Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil

3) Proses Peninjauan Masa Kerja Pegawai Negeri Sipil

4) Proses Pensiun Pegawai Negeri Sipil

5) Proses lain-lain yang berkaitan dengan mutasi Pegawai

Negeri Sipil:

(1). Gaji berkala

(2). Pengurusan Karpeg/Karis/Karsu/Taspen

(3). Pemindahan

(52)

commit to user

39

Di Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah

Sungai Bengawan Solo menggunakan system mutasi sesuai

kebutuhan yaitu pemindahan karyawan yang dibutuhkan dibagian

lain yang memerlukannya.

B. Evaluasi Pelaksanaan Magang Kerja

Di dalam pelaksanaan praktek magang kerja pada Departemen

Pekerjaan Umum Wilayah Sungai Bengawan Solo, penulis tidak banyak

mendapatkan kesulitan yang berarti. Hal ini dikarenakan pihak

pembimbing di lapangan dan pihak pimpinan beserta seluruh staf

Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan

Solo banyak memberikan bantuan-bantuan serta masukan yang

kesemuanya itu sangat membantu penulis dalam menyelesaikan laporan

magang kerja. Dalam satu setengah bulan penulis banyak

pengalaman-pengalaman baru yang didapat oleh penulis.

Dalam dua minggu pertama penulis diberikan tugas untuk

menyusun rencana dalam jangka satu tahun kedepan dan memeriksa

serta memantau kedisiplinan karyawan pada Departemen Pekerjaan

Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo. Dua minggu

berikutnya penulis diberikan kesempatan melihat penyusunan anggaran

dalam satu tahun kedepan, dan penulis diberikan penjelasan tentang

beban kerja dan tugas, fungsi, pokok pegawai pada Departemen

Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo. Dua

(53)

commit to user

40

perbaikan saluran irigasi di sekitar sungai Bengawan Solo. Di samping itu

pihak Departemen Pekerjaan Umum Wilayah Sungai Bengawan Solo

memberikan penjelasan yang gamblang mengenai perannya dalam

masyarakat. Dan setelah penulis pahami, penulis dapat memberikan

sedikit evaluasi tentang peranan Departemen Pekerjaan Umum Balai

Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo sebagai salah satu departemen

yang melakukan aktivitasnya sesuai dengan Surat Keputusan Mentri

Pekerjaan Umum.

C. Pembahasan

Setiap perusahaan pasti menginginkan pagawai yang mempunyai

kedisiplinan yang baik, karena dengan memiliki pegawai yang disiplin,

perusahaan akan mudah melakukan pencapaian tujuan organisasi.

Dari pembahasan sebelumnya, maka dapat kita ketahui bahwa

disiplin kerja pegawai adalah suatu sikap mental serta tingkah laku yang

mencerminkan ketaatan, ketertiban kesadaran dan kesukarelaan terhadap

peraturan yang berlaku dari orang-orang yang bergabung dalam suatu

organisasi, sehingga ia dalam melaksanakan pekerjaannya tertib dan

tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Penerapan disiplin dalam perusahaan atau organisasi ditujukan

kepada seluruh karyawan atau pegawai yang ada dalam lingkup

perusahaan atau organisasi agar peraturan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan dapat ditaati dan dipatuhi, sehingga dapat diharapkan

(54)

commit to user

41

seefisien mungkin untuk tercapainya keberhasilan tujuan organisasi.

Dengan mentaati peraturan berarti pegawai telah memberikan dorongan

yang positif pada perusahaan dalam melaksanakan program yang telah

ditetapkan, sehingga memudahkan tercapainya tujuan perusahaan.

Tujuan penerapan disiplin dalam perusahaan atau organisasi dapat

juga untuk memastikan bahwa perilaku pegawai konsisten dengan aturan

yang telah ditetapkan perusahaan. Selain itu tujuan disiplin dapat

menciptakan rasa saling hormat atau saling percaya antara atasan

dengan bawahannya, maka perlu dijalin hubungan yang positif antara

atasan dengan bawahannya.

Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Wilayah Sungai

Bengawan Solo mempunyai tujuan yang bergerak dibidang jasa yaitu

dengan mengelola dan mengembangkan sungai Bengawan Solo agar

dapat bermanfaat bagi semua masyarakat karena sungai Bengawan Solo

merupakan sumber air yang cukup potensial bagi usaha-usaha

Pengembangan Sungai Daya Air (PSDA), oleh karena itu diperlukan

pegawai yang berkualitas, professional, memiliki integritas dan disiplin

yang tinggi. Agar tujuannya terlaksana dengan baik tentunya Departemen

Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo menerapkan

peraturan-peraturan untuk tata tertib kedisiplinan para pegawainya.

Untuk pelaksanaan tata tertib kedisiplinan pegawai Departemen

(55)

commit to user

42

ketentuan-ketentuan ditetapkan Departemen Umum Balai Besar Wilayah

Sungai Bengawan Solo yang isinya kurang lebig sebagai berikut :

1. Tata Tertib Pegawai Departemen Umum Balai Besar

Wilayah Sungai Bengawan Solo

a. Ketentuan Umum

1) Peraturan tata tertib adalah ketentuan kepegawaian

yang dikeluarkan oleh Departemen Umum Balai

Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo mengenai

sikap dan perilaku pegawai didalam dan diluar kantor.

2) Pekerjaan adalah tugas dan kewajiban dari

Departemen Umum Balai Besar Wilayah Sungai

Bengawan Solo yang dilakukan oleh pegawai.

3) Hari kerja adalah hari senin sampai hari jum’at,

kecuali hari libur.

4) Jam kerja adalah Waktu kerja kecuali waktu istirahat.

5) Dispensasi waktu kerja adalah pengecualian dari

aturan umum mengenai pemanfaatan waktu kerja

untuk suatu keadaan yang khusus.

b. Ketidak hadiran

1) Pegawai yang tidak hadir pada waktu hari kerja, wajib

meminta izin secara tertulis disertai alasan

ketidakhadirannya kepada pimpinan satuan kerja

(56)

commit to user

43

dilakukan secara lisan yang untuk selanjutnya

ditegaskan secara tertulis.

2) Pegawai yang tidak hadir bekerja tanpa

pemberitahuan atau dengan alasan yang tidak

disetujui pimpinan satuan kerja lebih dari 5 hari kerja

berturut-turut dapat dikenekan sanksi sesuai dengan

peraturan.

c. Penampilan Pegawai

1) Pada hari kerja dan selama waktu kerja, pegawai

wajib berpenampilan rapi, bersih, pantas dan sopan

dengan memperlihatkan warna dan corak pakaian

yang serasi dan sesuai dengan norma ketimuran dan

menggunakan sepatu kerja yang sesuai.

2) Pakaian kerja pegawai sesuai dengan ketentuan yang

diberikan oleh pimpinan.

2. Waktu Kerja Departemen Umum Balai Besar Wilayah

Sungai Bengawan Solo

Waktu karja yang diterapkan pada Departemen Umum Balai

Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Surakarta, yaitu 5 (lima)

hari kerja secara jam kerja, sebagai berikut :

Senin sampai jum’at : jam 08.00 – 15.30 WIB

(57)

commit to user

44

Minggu : Libur

Dengan istirahat selama 1 jam dari jam 12.00 WIB sampai

dengan jam 13.00 WIB.

3. Pelaksanaan Disiplin Kerja Pegawai Departemen Umum

Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

Dalam bab ini penulis akan sampaikan mengenai gambaran

pelaksanaan disiplin kerja pegawai Departemen Umum Balai

Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.

Yang dimaksud dengan disiplin kerja pegawai dalam

penelitian ini adalah suatu sikap atau mental serta tingkah laku

yang mencerminkan ketaatan, ketertiban, kesadaran dan

kesukarelaan terhadap peraturan yang berlaku dari orang-orang

yang bergabung dalam suatu organisasi, sehingga ia didalam

melaksanakan pekerjaannya tertib dan tanggung jawab dalam

rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam hal ini ketaatan tersebut diukur dari beberapa hal,

yaiu :

a. Ketaatan pegawai dalam mematuhi aturan waktu

kerja

b. Mengenai beban kerja, dan tugas, fungsi, pokok

(58)

commit to user

45

Dengan menggunakan ukuran-ukuran diatas, dapat

digunakan untuk mendapatkan gambaran secara umum

mengenai pelaksanaan disiplin kerja Departemen Umum Balai

Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Surakarta.

Ganbaran mengenai pelaksanaan disiplin kerja tersebut

penulis dapatkan dari hasil penelitian di Departemen Umum

Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Surakarta. Selain

dari data yang didapatkan dan hasil penelitian selama magang,

penulis juga menggunakan beberapa arsip atau dokumen, buku

sebagai bahan untuk mendukung data yang telah ada.

Untuk mengetahui gambaran mengenai pelaksanaan disiplin

kerja pegawai tersebut, maka penulis akan jelaskan

berdasarkan hasil penelitian selama magang di Departemen

Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Surakarta,

sebagai berikut :

1. Ketaatan Pegawai Dalam Mematuhi Waktu atau Jam Kerja

di Departemen Umum Balai Besar Wilayah Sungai

Bengawan Solo Surakarta

Dalam melakukan pembahasan mengenai kepatuhan

pegawai akan jam kerja dikelompokkan kedalam 3 (tiga) hal,

(59)

commit to user

46

a. Kehadiran pegawai pada saat masuk kantor dan selama

jam kantor

b. Ketaatan pegawai untuk mematuhi ketentuan jam pulang

kantor

c. Ketaatan pegawai dalam mengikuti kegiatan kantor

Berdasarkan pengamatan langsung dari lokasi penelitian,

pelaksanaan disiplin waktu dalam bekerja sudah dapat berjalan

dengan baik. Hal itu terwujud dalam hal kegiatan sehari-hari

pegawai dalam pelaksanaan jam kerja atau jam kantor.

Tabel 3.1

Pelaksanaan Jam Kerja Departemen Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Surakarta

No HARI JAM KERJA JAM PULANG

Sungai Bengawan Solo Surakarta

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa waktu kerja yang

berlaku di Departemen Umum Balai Besar Wilayah Sungai

Bengawan Solo adalah 5 (lima) hari kerja, yaitu hari senin

sampai hari jum’at kecuali tanggal merah (hari libur) dimana

(60)

commit to user

47

kerja yang mana waktu pelaksanaannya tidak tentu, sesuai

dengan pekerjaan masing-masing.

Dari hasil yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan

bahwa pelaksanaan jam kerja yang berlaku di Departemen

Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo sudah baik,

semua pegawai datang dan pulang kantor sesuai dengan

ketentuan. Adapun pegawai keluar kantor pada saat jam kerja

kantor, itu dikarenakan tugas dinas yang diperintahkan. Hal ini

dikemukakan oleh salah satu pegawai yang menyatakan

sebagai berikut :

” Pegawai disini pada dasarnya mengerti akan kewajiban

masing-masing sebagai pagawai Departemen Umum Balai

Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo harus mentaati aturan

waktu kerja, karena pekerjaan yang banyak dan masing-masing

pegawai mempunyai pekerjaan yang tidak sama, maka waktu

kerja mereka gunakan sebaik-baiknya agar pekerjaan bisa

terselesaikan tepat waktu, karena besok akan ada lagi

pekerjaan yang harus diselesaikan, jadi semuanya harus

terselesaikan tepat waktu agar pekerjaan tidak menumpuk” (

Sumber : Hasil wawancara dengan staff pegawai, tanggal : 17

Februari 2009 ).

Apa yang dikatakan staff pegawai diatas juga dikatakan oleh

(61)

commit to user

48

” Pegawai disini melaksanakan jam kerja dengan baik dan

setiap pegawai yang meninggalkan pekerjaan harus ijin kepada

kepala seksi dan melihat kepentingannya ” ( Sumber : Hasil

wawancara dengan staff personalia, pada tanggal 19 Februari

2009 )

Di Departemen Umum Balai Besar Wilayah Sungai

Bengawan Solo telah ada pembagian tugas masing-masing

sehingga semua pegawai melaksanakan tugasnya

masing-masing, karena pekerjaan itu tidak dapat dilakukan pegawai

lain.

Untuk mengetahui gambaran mengenai pelaksanaan disiplin

kerja pegawai di Departemen Umum Balai Besar Wilayah

Sungai Bengawan Solo apakah sudah sesuai dengan prosedur

dan peraturan yang berlaku, maka penulis berpedoman pada

pengetahuan dan ketaatan pegawai terhadap peraturan yang

ada. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa

sebagian besar pegawai pada Departemen Umum Balai Besar

Wilayah Sungai Bengawan Solo sudah mengetahui dan

melaksanakan disiplin.

” Memang benar Mas, pegawai-pegawai disini pada umumnya

taat terhadap aturan yang berlaku, dengan kesadaran sendiri

melaksanakan kewajiban sebagai pegawai Departemen Umum

(62)

commit to user

49

tahu bahwa bekerja disini tidaklah mudah dan diinginkan semua

orang, maka semua pegawai tentunya akan bekerja semaksimal

mungkin ” ( Sumber : Hasil wawancara dengan staff pegawai,

tanggal 19 Februari 2009 ).

Disiplin kerja pegawai dapat terlaksana dengan baik atas

kesadaran dari dalam diri pegawai akan arti pentingnya

kedisiplinan kerja serta dengan adanya peraturan-peraturan

yang jelas dan tegas dalam pelaksanaannya. Yang mana para

pegawai berpedoman pada aturan tata tertib Departemen

Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.

Dalam peraturan tersebut , para pegawai tidak merasa

bahwa peraturan tersebut memberatkan, karena pegawai

Departemen Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan

Solo harus tunduk dan taat pada peraturan yang berlaku,

karena hal tersebut merupakan hal yang wajar dan merupakan

kewajiban yang harus mereka jalani. Seperti yang dikatakan

salah satu pegawai, sebagai berikut :

” Tentu semua pegawai disini dapat melaksanakan ketentuan

dengan baik. Dan selama ini belum pernah terjadi pelanggaran

disiplin pegawai, karena mereka semua tahu dan dengan

kesadaran mematuhi peraturan yang ada ” ( Sumber :

Gambar

Tabel 3.1 Pelaksanaan Jam Kerja Departemen Umum Balai Besar

Referensi

Dokumen terkait

Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal ´ Dengan adanya disiplin, maka karyawan akan taat dalam bekerja

pegawai atau karyawan sebagai salah satu kompenen sistem organisasi. Pegawai mempunyai peran yang utama dalam setiap kegiatan organisasi, karena pegawai menjadi

Tengah Motivasi (X1) Budaya Organisasi (X2) Disiplin Kerja (X3) Kinerja Karyawan (Y) Analisis Linear Berganda Motivasi, Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja berpengaruh

Rendahnya kinerja pegawai bukan hanya kesalahan karyawan, organisasi atau perusahaan tidak hanya melihat dari aspek kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan

pegawai atau karyawan sebagai salah satu kompenen sistem organisasi. Pegawai mempunyai peran yang utama dalam setiap kegiatan organisasi, karena pegawai menjadi

Umumnya, disiplin kerja dan penilaian kinerja karyawan yang diterapkan suatu akan dapat meningkatkan efektivitas kerja karyawan di suatu organisasi atau perusahaan,

Disiplin adalah kesadaran atau kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan atau organisasi dan norma-norma sosial berlaku dimana karyawan selalu datang

Tujuan penerapan budaya organisasi adalah agar seluruh individu dalam perusahaan atau organisasi mematuhi dan berpedoman pada system nilai keyakinan dan norma-norma yang berlaku dalam