• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lihat Berita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Lihat Berita"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Kendala Riset di Indonesia di Mata Menristekdikti

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Riset, Tekhnologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mendorong kegiatan penelitian agar terus dilakukan Indonesia. Menristekdikti Mohammad Nasir menyebut, kegiatan penelitian yang dilakukan masyarakat Indonesia, termasuk perguruan tinggi bisa menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan daya saing bangsa.

"Riset ini tidak bisa dilihat secara nyata karena prosesnya yang terlalu sulit. Sementara riset itu sendiri sulit karena adanya pertanggungjawaban keuangan," ungkap Nasir di Kantor Kemenristekdikti Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (6/1/2017).

Ia menjelaskan, pertanggungjawaban pada keuangan inilah yang menjadi salah satu faktor sulitnya kegiatan penelitian. Nasir berujar jika peneliti itu tugasnya adalah meneliti bukan mengurusi hal-hal seperti itu.

"Bisa tambah stres nanti kalau memikirkan hal itu (laporan keuangan) juga," ucap dia.

Oleh karena itu, lanjut Nasir, regulasi dalam pendanaan kegiatan penelitian diubah. Anggaran yang diberikan disesuaikan dengan outcome atau pengeluaran yang akan dilakukan.

"Riset harus menjadi concern untuk menuju pada kualitas riset Indonesia yang semakin baik," ujar Nasir.

Dia pun meminta agar perguruan tinggi juga bisa meningkatkan anggaran untuk penelitian. Karena menurut dia dengan naiknya anggaran, juga bisa meningkatkan prestasi perguruan tinggi tersebut.

Lalu, Nasir menyebut korupsi juga menjadi faktor lain daya saing riset Indonesia turun. Untuk mencegahnya, maka kini dibentuk Satgas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) di dalam Kemenristekdikti.

"Korupsi membuat daya saing Indonesia turun. Oleh karenanya, dibuatlah sistem online. Maka dengan sistem online harapannya dapat mengurangi korupsi dan kita sudah bentuk saber pungli," papar dia.

Referensi

Dokumen terkait

"Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyiapkan dana penelitian sebesar Rp1,395 triliun, ditambah alokasi untuk PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri Badan

Berdasarkan riset yang dilakukan Kemenristek Dikti, Perguruan tinggi di Indonesia paling banyak meriset terkait dengan bidang kesehatan, Teknologi dan Informasi, dan Kekuatan

Dengan semangat inovasi dan pergerakan perubahan yang dilakukan kemenristekdikti dalam upaya meningkatkan daya saing perguruan tinggi diatas merupakan revolusi

Namun demikian, upaya peningkatan mutu dan daya saing perguruan tinggi harus terus dilakukan, termasuk peningkatan mutu dan relevansi Lembaga Pendidikan dan

Dengan semangat inovasi dan pergerakan perubahan yang dilakukan kemenristekdikti dalam upaya meningkatkan daya saing perguruan tinggi diatas merupakan revolusi

Faktor-faktor untuk meningkatkan daya saing, yang masih menjadi tantangan bagi Indonesia, yaitu salah satunya adalah daya saing dalam bidang sumber daya manusia atau tenaga

Untuk meningkatkan daya saing perguruan tinggi, maka perguruan tinggi melakukan reformasi yang mencakup: a) Reformasi Kelembagaan, reformasi ini dimaksudkan

Semisal, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir menyebut pemenuhan target 35 ribu MW listrik tahun 2025 bisa terpenuhi jika Indonesia membangun pembangkit