• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Izin Pengelolaan Pelataran Parkir Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Izin Pengelolaan Pelataran Parkir Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2002"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

H. Latar Belakang

Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan nasional sesuai dengan alinea IV Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya UUD NRI 1945) yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka perlu dilaksanakan pembangunan nasional yang menyeluruh dan terpadu secara berkesinambungan.

Penerapan otonomi daerah sesungguhnya ditujukan untuk mendekatkan proses pengambilan keputusan kepada kelompok masyarakat yang paling bawah, dengan memperhatikan ciri khas budaya dan lingkungan setempat, sehingga kebijakan publik dapat diterima dan produktif dalam memilih kebutuhan serta rasa keadilan masyarakat.1

Masalah lalu lintas di

perparkiran. Apabila ada kendaraan baik roda empat maupun roda dua yang diparkir sembarangan di jalan, terutama di kawasan padat lalu lintas, pasti akan menimbulkan kemacetan. Padahal, di kawasan itu sudah ada rambu lalu lintas dilarang parkir. Pembongkaran plang parkir oleh petugas Satuan Lalu Lintas

1

(2)

Polresta Medan bersama Dinas Perhubungan yang sangat rawan kemacetan, tujuannya untuk memperlancar arus lalu lintas.2

Transportasi memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting dalam perekonomian dan pembangunan di daerah, transportasi sebagai urat nadi (urat darah) yang mengalir ke seluruh bagian tubuh manusia. Salah satu pendukung suatu negara yang maju dan kuat adalah transportasi. Oleh karena itu, transportasi secara nasional, regional dan perkotaan harus diatur, diselenggarakan dan diorganisasikan secara kesisteman, agar dapat melayani kebutuhan transportasi secara efektif dan efisien, untuk melaksanakan berbagai kegiatan ekonomi sosial administrasi pemerintahan dan politik dalam kerangka mewujudkan kehidupan masyarakat yang dinamis, berkeadilan, dan penunjang serta sebagai fasilitas pendorong. Sebagai fasilitas penunjang, dimaksudkan akan meningkatkan pengembangan berbagai kegiatan di sektor-sektor lain di luar sektor transportasi. Sebagai fasilitas pendorong diharapkan akan membantu membuka daerah-daerah terisolasi.3

Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan menginginkan kendaraannya parkir di tempat, dimana di tempat yang mudah dicapai. Kemudahan yang diinginkan tersebut salah satunya adalah parkir di badan jalan. Perparkiran secara umum juga diartikan sebagai suatu usaha untuk melancarkan arus lalu lintas dan meningkatkan produktifitas sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh negara.4

2

3

Raharjo Adisasmita & Sakti Adji Adisasmita, Manajemen Transportasi Darat, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2011, hal. 6

4

(3)

Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu keadaraan bermotor bersifat sementara.5

Berdasarkan Perda No. 7 Tahun 2002 tentang Perizinan Pelataran Parkir di tepi jalan umum, tempat khusus parkir dan perizinan pelataran parkir, jelas dikatakan bahwa tarif untuk kendaraan bermotor roda 4 (empat) sebesar Rp.1.000,- dan untuk kendaraan bermotor roda 2 (dua) sebesar Rp.300, hal yang terjadi dilapangan justru jauh dari harapan. Dilapangan, para petugas parkir menaikkan hingga 200 persen. Tarif kendaraan bermotor roda 2 (dua) yang semula sebesar Rp. 300,- naik menjadi Rp. 1.000,- dan untuk kendaraan bermotor roda 4 (empat) menjadi sebesar Rp. 2000,-. Anehnya, kejadian ini telah lama berlangsung tanpa ada penegasan dari para dinas yang terkait. Dengan kata lain, ada kenaikan illegal hingga 200 persen yang dilakukan oleh penggiat parkir. Ketidaktahuan masyarakat Parkir telah menjadi salah satu hal yang krusial dalam lalu lintas jalan, khususnya Kota Medan. Keberadaan tempat parkir di Kota Medan sangat membantu masyarakat terutama bagi mereka yang memiliki kendaraan. Oleh sebab itu masalah parkir diatur di dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan Parkir Ditepi Jalan Umum, Tempat Khusus Parkir dan Perizinan Pelataran Parkir. Keberadaan tempat parkir sangat membantu masyarakat khususnya bagi mereka yang memiliki kendaraan. Dapat dibayangkan apabila tidak terdapat tempat parkir.

5

(4)

tentang peraturan yang ditetapkan membuat para pengelola parkir semakin memasang ‘aksinya’.6

Wewenang pemberian izin pengelolaan

Kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara merupakan kota metropolitan yang ada di Indonesia. Kota Medan memiliki potensi ekonomi yang besar, hal ini dilihat dari pesatnya perkembangan usaha dibidang perdagangan dan industri. Dengan potensi ekonomi yang besar tersebut, diharapkan tidak menimbulkan masalah-masalah yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Untuk melakukan semua kegiatan, tersebut sudah tentu menggunakan sarana transportasi. Sarana transportasi yang paling umum digunakan adalah mobil dan motor yang setiap hari jumlahnya terus meningkat sehingga telah membawa dampak terhadap masalah pengaturan parkir yang sering sekali ditemui di Kota Medan.

Kerja Perangkat Daerah tanggungjawab yaitu Dinas Perhubungan, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) dan Dinas Pendapatan.7 Untuk itu panitia khusus (Pansus) rancangan peraturan daerah (Ranperda) perizinan pelataran parkir, berharap tumpang tindih

wewenang pemberian izin pengelolaa8

Kebijakan parkir mempunyai tujuan untuk terciptanya ketertiban perparkiran. Semakin berkembangnya tuntutan masyarakat terhadap ketertiban perparkiran maka dibuatlah peraturan yang dapat meningkatkan ketertiban

(5)

pengelolaan perparkiran kepada pemakai jasa parkir secara maksimal yaitu melalui peraturan daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2002 tentang Perizinan Pelataran Parkir Ditepi Jalan Umum.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis memilih judul Prosedur Izin Pengelolaan Pelataran Parkir Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2002.

I. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana pengaturan hukum izin pengelolaan pelataran parkir?

2. Bagaimana prosedur izin pengelolaan pelataran parkir berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2002?

3. Bagaimana akibat hukum yang timbul dalam pemberian izin pengelolaan pelataran parkir?

J. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaturan hukum izin pengelolaan pelataran parkir. 2. Untuk mengetahui prosedur izin pengelolaan pelataran parkir berdasarkan

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2002.

3. Untuk mengetahui akibat hukum yang timbul dalam pemberian izin pengelolaan pelataran parkir.

8

(6)

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara:

1. Secara teoritis

Diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu hukum administrasi negara berkaitan dengan prosedur izin pengelolaan pelataran parkir.

2. Secara praktis

Diharapkan bermanfaat bagi lembaga penegak hukum, praktisi hukum dan pemerintah agar dapat lebih mengetahui dan memahami tentang prosedur izin pengelolaan pelataran parkir.

K. Keaslian Penulisan

Berdasarkan penelusuran literatur di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara maupun Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Cabang Fakultas Hukum, bahwa penelitian dengan judul prosedur izin pengelolaan pelataran parkir berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2002, belum pernah diteliti oleh penelitian sebelumnya, namun ada beberapa judul berkaitan dengan prosedur izin pengelolaan pelataran parkir, antara lain :

Irfan Fajri Ramb (2014), dengan judul penelitian Tinjauan Hukum Administrasi Negara Tentang Retribusi Parkir Kota Padangsidimpuan. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Manfaat retribusi parkir terhadap pedapatan daerah Kota Padangsidimpuan? 2. Pemerintah kota Padangsidimpuan mengatur pengelolaan parkir agar retribusi

(7)

3. Upaya penertiban dan sanksi yang diterapkan terhadap pengelola parkir yang terbukti melanggar Perda Kota Padangsidimpuan No. 5 tahun 2010?

L. Tinjauan Pustaka

Negara hukum ialah negara yang susunannya diatur dengan sebaik-baiknya dalam undang-undang, sehingga segala kekuasaan dari alat-alat pemerintahannya didasarkan pada hukum. Rakyat tidak boleh melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum. Negara hukum itu ialah negara yang diperintah bukan oleh orang-orang, tetapi oleh undang-undang. Karena itu, di dalam negara hukum, hakhak rakyat dijamin sepenuhnya oleh negara dan terhadap negara, sebaliknya, kewajiban-kewajiban rakyat harus dipenuhi seluruhnya dengan tunduk dan taat kepada segala peraturan pemerintah dan undang-undang negara. Ide sentral negara hukum adalah pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia yang bertumpu atas prinsip kebebasan dan persamaan. Adanya undang-undang dasar akan memberikan jaminan konstitusional terhadap asas kebebasan dan persamaan.9

Tugas pemerintahan dalam negara hukum modern (Welfare state) seperti sekarang ini tidak hanya melaksanakan undang-undang saja, tetapi lebih luas dari itu yaitu menyelenggarakan kepentingan umum. Negara Kesejahteraan (Welfare state) dituntut harus selalu dapat bertindak untuk menyelesaikan segala aspek atau

persoalan yang menyangkut kehidupan warga negaranya, meskipun dalam penyelesaiannya belum ada peraturan yang mengaturnya.10

9

Murtir Jeddawi, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta, Total Media, 2012, hal. 28 10

(8)

Dengan memberi izin penguasa memperkenankan orang yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenamya dilarang, ini menyangkut perkenan bagi suatu tindakan yang demi kepentingan umum mengharuskan pengawasan khusus atasnya.11

Izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan syah atau diperbolehkannya seseorang atau badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu.12

Izin adalah salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum administrasi negara. Pemerintah menggunakan izin sebagai sarana yuridis untuk mengemudikan tingkah laku para warga.13 Izin ialah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan perundang-undangan.14 Izin (vergunning) adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan Undang-Undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan peraturan perundang-undangan.15

11

N.M.Spelt dan J.BJ.M. Ten Berge, Pengantar Hukum Perizinan, Surabaya, 1992, hal3 12

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Pasal 1 ayat (8)

13

Ridwan HR. Hukum Administrasi Negara, Jakarta, Rajawali Press, 2013, hal 199. 14

Ibid. 15

Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sertor Pelayanan Publik, Jakarta, Sinar Grafika 2010, hal. 168

(9)

Pemberian pengertian izin tersebut menunjukkan adanya penekanan pada izin yang tertulis, yakni berbentuk dokumen, sehingga yang disebut sebagai izin tidak termasuk yang diberikan secara lisan.

M. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.16

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif untuk mengkaji peraturan-peraturan yang berkaitan dengan Prosedur Izin Pengelolaan Pelataran Parkir. Penelitian yuridis normatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa hukum yang tertulis dari bahan perpustakaan atau data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan nama bahan sekunder dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum.17

16

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2010, hal 3.

17

(10)

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Dikatakan bersifat deskriptif karena dalam penelitian ini diharapkan memperoleh gambaran yang menyeluruh, lengkap dan sistematis mengenai prosedur izin pengelolaan pelataran parkir.

2. Sumber data

Sumber data diperoleh dari penelitian kepustakaan yang didukung penelitian lapangan, sebagai berikut :

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat yang terdiri dari peraturan perundang-undangan, bahan hukum yang tidak dikodifikasi, yurisprudensi. Data dari pemerintah yang berupa dokumen-dokumen tertulis yang bersumber pada Perundang-undangan, diantaranya, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2002 tentang Perizinan Pelataran Parkir.

b. Bahan hukum sekunder, bahan hukum yang tidak mempunyai kekuatan dan hanya berfungsi sebagai penjelas dari hukum primer, yaitu pendapat para ahli, karya ilmiah, jurnal, makalah dan artikel.

c. Bahan hukum tersier, bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan sekunder, misalnya ensiklopedia dan kamus hukum.

3. Teknik pengumpulan data

Mengingat penelitian ini adalah penelitian yang bersifat yuridis normatif yang memusatkan perhatian pada data sekunder, maka pengumpulan data utama ditempuh dengan melakukan penelitian kepustakaan (library research) dan studi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

(11)

Data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisa dengan menggunakan metode deduktif dan induktif. Metode deduktif dilakukan dengan membaca, menafsirkan dan membandingkan, sedangkan metode induktif dilakukan dengan menerjemahkan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik skripsi ini, sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

N. Sistematika Penulisan

(12)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II PENGATURAN HUKUM IZIN PENGELOLAAN PELATARAN PARKIR

Bab ini membahas mengenai pengertian izin pengelolaan pelataran parkir, landasan hukum izin pelataran parkir dan instansi yang berwenang mengeluarkan izin pelataran parkir

BAB III PROSEDUR IZIN PENGELOLAAN PELATARAN PARKIR BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 7 TAHUN 2002

Bab ini membahas mengenai syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh izin pelataran parkir, prosedur izin pengelolaan parkir pelataran dan hambatan dalam perolehan izin pelataran parkir.

BAB IV AKIBAT HUKUM YANG TIMBUL DALAM PEMBERIAN IZIN PENGELOLAAN PELATARAN PARKIR

Bab ini berisikan hak yang diperoleh pemegang izin, kewajiban bagi pemegang izin dan sanksi bagi penyalahgunaan izin pelataran parkir. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

SISTEM INFORMASI PARIWISATA SUMATERA UTARA KHUSUS KABUPATEN KARO BERBASIS WEB.

[r]

With 80% dependable surface water (irrigation releases at Kolar reservoir) and rainfall in the Kolar command area, the optimal cropping pat- terns corresponding to di€erent

KesimpLrlan yarru tepat dari hasil percobaan tersebut adalah... lanttart tidak beru'arna nicrratrdakan enzim lrekerja, dengan demikian enzim bekcrja pada suasana basa

In this paper, a new method has been presented for the extraction of edge information by using Differential Search Optimization Algorithm.. The proposed method

Mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai teks hadis hukum dan penjelasannya yang terkait dengan masalah-masalah hukum3. Mahasiswa memiliki kemampuan

In the main step, spectral unmixing of the OLI images is applied to the larch forest, specifying the larch tree spectral signal based on corrected field spectrometer measurements of

Mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai teks hadis hukum dan penjelasannya yang terkait dengan masalah-masalah hukum di bidang munakahat, mawaris,