• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN DALAM MENANGANI ANAK PUTUS SEKOLAH SESUAI DENGAN UU NO. 20 TAHUN 2003 TENTANG SISDIKNAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN DALAM MENANGANI ANAK PUTUS SEKOLAH SESUAI DENGAN UU NO. 20 TAHUN 2003 TENTANG SISDIKNAS."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN

DALAM MENANGANI ANAK PUTUS SEKOLAH

SESUAI DENGAN UU NO. 20 TAHUN 2003

TENTANG SISDIKNAS

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Helda Anggraini NIM. 3103111036

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Helda Anggraini. NIM. 3103111036. Peran Dinas Pendidikan Kota Medan Dalam Menangani Anak Putus Sekolah Sesuai Dengan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas.

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, atas segala berkat dan karunia-nya yang terus memberikan kesehatan sekaligus ketenangan bagi penulis untuk melaksanakan serta menyelesaikan dan menyusun skripsi ini dengan baik, walaupun disisi lain masih banyak kekurangan yang harus di perbaiki. Tak lupa pula shalawat berangkaikan salam, penulis sanjung sajikan kepada nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (PP-Kn FIS Unimed) skripsi ini berjudul “Peran Dinas Pendidikan Kota Medan Dalam Menangani Anak Putus Sekolah Sesuai Dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas”.

Judul ini penulis ambil, karena penulis tertarik dengan fenomena maraknya anak-anak yang putus sekolah, dilain sisi hal ini kontras dengan banyaknya kebijakan-kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini. Tentunya hal ini menjadi lebih menarik bila kedua fenomena ini dikolaborasikan dan ditinjau dari sudut pandang UU pendidikan yaitu UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.

Dalam penyelesain skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan baik dari segi moril maupun materiil. Penulis banyak diberikan saran, pendapat, maupun data atau bantuan dari pihak lain, sehingga memperlengkap kualitas karya ilmiah ini dalam dunia akademis. Ucapan terimakasih yang teristimewa

(6)

iii

penulis haturkan kepada kedua orang tua (Bapak Hasyim Ba’ah dan mamak Juariah) yang telah memberikan bantuan yang luar biasa kepada penulis baik moril maupun materiil dan juga dengan kasih sayang yang tak terhingga beliau telah membesarkan penulis hingga seperti saat ini. Terimakasih Pak, Mak.

Selain itu, dengan setulus hati penulis juga menghaturkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya penulis persembahkan karya istimewa ini kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan;

2. Bapak Dr. H. Restu, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Unimed, 3. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si selaku Pembantu Dekan III FIS Unimed

sekaligus penguji skripsi, yang telah membantu penulis atas kontribusi saran-sarannya;

4. Ibunda Dra. Yusna Melianti, M.H selaku Ketua Jurusan Pendididikan, Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Unimed sekaligus pembimbing skripsi penulis yang telah sabar dan banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, dan masukan yang sangat bermanfaat untuk penyelesaian skripsi ini;

5. Bapak Parlaungan G. Siahaan, SH, M.Hum selaku Sekretaris Jurusan PPKn FIS Unimed;

(7)

iv

masa perkuliahan dan juga telah banyak memberikan saran-saran yang membangun untuk perbaikan karya ilmiah ini;

7. Ibu Sri Hadiningrum, SH, M.Si selaku dosen penguji skripsi;

8. Bapak/Ibu dosen PP-Kn FIS Unimed lainnya yang telah banyak memberikan pendidikan yang tak terhingga manfaatnya;

9. Kepada Bapak/Ibu pegawai Dinas Pendidikan Kota Medan, Kabid PPMP, Kasi dan Staf Program Pengembangan Pendidikan, serta Kasi dan Staf Bina Program PNFI/PAUD. Terkhusus pada Bu Risma dan Bu Nora yang telah membantu peneliti dari masa pra penelitian hingga akhir penelitian; 10.Bapak/Ibu pegawai Balitbang Kota Medan yang telah membantu

mengeluarkan surat ijin penelitian ke Dinas Pendidikan Kota Medan; 11.Terkhusus kepada Abangnda tersayang, abang Probo Angga Kusuma yang

telah sangat banyak membantu penulis selama masa perkuliahan ini, baik dari segi finansial maupun saran dan motivasi yang sangat membangun. Buat adik-adik terkasih, Prayudi Suganda dan Anggi Sundari, serta kakak Enda Mustika Handayani, yang telah menemani penulis dalam duka maupun keceriaan, yang selalu menemani penulis saat jenuh dalam penyelesaian skripsi ini. Serta buat seseorang yang jauh tapi dekat disuatu tempat, Babang Ilham Satya Sinatra, terimakasih atas kehadirannya selama ini;

(8)

v

pertolongannya. Buat ketikan surat dan bantuan tanda tangannya pak, terimakasih sekali dari hati ini saya ucapkan;

13.Keluarga besar Pusham Unimed, terkhusus kepada Pak Majda El Muhtaj, Pak Wahyudi, serta Pak Fahmi Siregar,dkk yang selama ini telah banyak memberikan motivasi yang sangat membangun, sehingga penulis mampu menjadi mahasiswa yang lebih kreatif, tidak hanya kenal akan teori di kelas, akan tetapi juga mengajari penulis untuk bisa menjadi seseorang yang lebih dari itu;

14.Pihak UPT Perpustakaan Unimed yang telah banyak membantu meminjamkan buku-buku yang bermanfaat dalam penyelesaian perkuliahan selama ini;

15.Rekan-rekan senioren dan junioren HmI cabang Deli Serdang, khususnya Abangnda Quadi Azam, S.Pd., yang telah membantu penulis dalam berdiskusi masalah-masalah yang diangkat dalam penelitian ini;

(9)

vi

17.Kepada teman-teman PPLT SMP Neg. 1 Tanjung Pura, terkhusus buat Azzry Supeno, Nisyaa Opeek, dan Rahmayanti Ngelike Tros, serta teman-teman PPLT lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu;

18.Tak ketinggalan teman-teman sekelas, Nurul Irwanoviana, Ahmad Sayuti, Melisa, Desi, Sangkot Mei, Nikmah Batubara,Chepy, dan teman-teman lainnya di Reguler B PPKn 2010 yang tak bisa disebutkan satu per satu; 19.Keluarga kecil ku di Kos Tuasan Gg. Gultom, mulai dari senioren K JW

dan Ka Serik Mulyani hingga para junioren Almiy, Irawati, Engli, Evi, Elfri, dan Dani serta penghuni kos baru Susan, yang selalu menyemangati penulis di rumah untuk segera menyelesaikan skripsi dan secepatnya wisuda. Tak ketinggalan buat tetangga depan kos, mamak fizah dkk;

20.Serta Saudara/i yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu,penulis mengucapkan banyak terimakasih atas doa dan dukungannya.

Penulis menyadari skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya.

Demikian pengantar dari penulis. Atas perhatian, dukungan, dan masukannya penulis mengucapkan banyak terimakasih, semoga Allah SWT meridhoi kita semua. Yakusa.

Medan, Juni 2014

Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Batasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8

A. Kerangka Teoritis... 8

1. Anak Putus Sekolah... 8

2. Jaminan Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Untuk Setiap Anak Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas... 14

3. Dinas Pendidikan Kota Medan... 16

4. Peranan Dinas Pendidikan Kota Medan Menurut UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas... 19

B. Kerangka Berpikir... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 23

A. Lokasi Penelitian... 23

B. Populasi dan Sampel... 24

1. Populasi... 24

(11)

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 26

1. Variabel Penelitian... 26

2. Definisi Operasional... 26

D. Teknik Pengumpulan Data... 27

E. Teknik Analisis Data... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 30

A. Hasil Penelitian... 30

1. Deskripsi Objek Penelitian... 30

2. Deskripsi Hasil Penelitian... 36

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 53

BAB V PENUTUP... 60

A. Kesimpulan... 60

B. Saran... 61

DAFTAR PUSTAKA... 63

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Siswa Putus Sekolah di Kota Medan Tahun 2012 ... 12

Tabel 2. Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah ... 13

Tabel 3.Staff/Pegawai Dinas Pendidikan Kota Medan yang Menangani Anak Putus Sekolah... 25

Tabel 4. Kisi-Kisi Penelitian... 26

Tabel 5. Jumlah Sekolah yang Dinaungi oleh Dinas Pendidikan Kota Medan Tahun 2011/2012... 32

Tabel 6. Data Pokok Pendidikan Tahun 2005/2006 ... 41

Tabel 7. Data Pokok Pendidikan Tahun 2008/2009... 42

Tabel 8. Data Pokok Pendidikan Tahun 2009/2010... 43

Tabel 9. Data Pokok Pendidikan Tahun 2011/2012... 44

Tabel 10. Tabulasi Data Anak Putus Sekolah di Kota Medan dari Tahun 2005 s/d 2012... 46

(13)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Medan ...18

(14)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Perkembangan Anak Putus Sekolah di Kota Medan dari Tahun 2005 s/d 2012 ... 46

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Wawancara.

Lampiran 2. Dokumentasi Hasil Penelitian (Foto Penelitian)

Lampiran 3. Contoh Angket Dinas Pendidikan Kota Medan yang digunakan Untuk Mendata Anak Putus Sekolah.

Lampiran 4. Pernyataan Kesediaan Narasumber. Lampiran 5. Nota Tugas

Lampiran 6. Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran 7. Kartu Mengikuti Seminar Proposal

Lampiran 8. Surat Izin Pengambilan Data Pendahuluan

Lampiran 9. Surat Penerbitan Izin Penelitian dari Jurusan PPKn FIS Unimed Lampiran 10. Surat Izin Mengadakan Penelitian ke Balitbang Kota Medan Lampiran 11. Surat Rekomendasi Penelitian dari Balitbang Kota Medan

Ke Dinas Pendidikan Kota Medan

Lampiran 12. Surat Telah Mengadakan Penelitian di Dinas Pendidikan Kota Medan

Lampiran 13. Surat Keterangan Kepala Laboratorium Jurusan PPKn FIS Unimed Lampiran 14. Surat Keterangan Kepala UPT Perpustakaan Unimed

Lampiran 15. Pernyataan Keaslian Tulisan Lampiran 16. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 17. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah pelita dan harapan bagi suatu masyarakat, bangsa, dan negara yang kelak akan menjadi motor penggerak kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Hidup matinya suatu bangsa di masa mendatang berada di pundak mereka. Oleh karenanya, agar kelak anak mampu memikul beban berat tersebut,sudah semestinya mereka mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental, sosial, maupun spiritual.

Sebagai generasi muda yang kelak akan meneruskan cita-cita perjuangan bangsa di masa mendatang, sudah selayaknya anak-anak dibina dan dilindungi agar kelak mereka mampu tumbuh menjadi manusia pembangunan yang berkualitas tinggi. Salah satu caranya adalah dengan melindungi dan memenuhi hak pendidikan mereka. Secara konstitusional, penjaminan untuk memperoleh pendidikan telah tertuang pada alinea ke-IV UUDNRI Tahun 1945, yakni:

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial...

Berdasarkan hal tersebut, menegaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukkan negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kecerdasan kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dikatakan berhasil apabila

(17)

2

pemerataan kesempatan pendidikan telah merata dan disesuaikan dengan kebutuhan setiap warga negara. Kemudian untuk menjamin perlindungan dan pemenuhan hak anak atas pendidikan, pemerintah juga telah mengeluarkan perangkat hukum nasional lainnya yakni UU No. 14 tentang Kesejahteraan Anak, UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Terkait UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, dalam undang-undang ini pemerintah memberikan jaminan bagi setiap orang untuk memperoleh pendidikan. Pasal 34 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas memberikan ketentuan tentang wajib belajar dan menjadi tanggung jawab pemerintah dalam penyelenggaraannya. Sebelumnya hal ini juga telah diamanatkan dalam konstitusi negara Indonesia, UUDNRI Tahun 1945 dalam Pasal 31 ayat (1) dan (2) yang memberikan perlindungan jaminan kepada setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

Dari beberapa ketentuan di atas dapat dimaknai bahwa negara memiliki kewajiban memenuhi hak atas pendidikan bagi setiap warga negaranya tanpa membedakan agama, suku, ras, atau bahkan keadaan sosial dan ekonominya. Hal ini jugalah yang menjadi dasar bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan yang layak, guna mengembangkan potensi diri seluas-luasnya. Namun sayangnya, pada praktiknya pemenuhan hak atas pendidikan menjadi sangat sulit dan cenderung terlaksana tidak baik.

(18)

3

putus sekolah di Indonesia menjadi tanda tanya besar dalam pemerataan kesempatan pendidikan. Dilansir dari media massa online(dalam

http://www.srie.org/2013/02/inilah-peringkat-5-besar-provinsi.html:2013),di tahun

2013 Provinsi Sumatera Utara menduduki peringkat kelima angka putus sekolah tertinggi untuk jenjang SMP.

Ada banyak faktor penyebab yang dapat mempengaruhi anak putus sekolah. Maraknya kenakalan remaja saat ini menjadi salah satu faktor anak putus sekolah. Bebasnya pergaulan dan kurangnya pengawasan dari orang tua menjadikan anak bebas memilih gaya hidup yang disukainya. Konsekuensinya anak jadi salah pergaulan, tidak fokus akan pendidikan, atau bahkan melakukan tindakan yang dilarang agama (hamil di luar nikah).

Faktor lain yang menyebabkan anak putus sekolah, diantaranya adalah anak yang putus sekolah tidak terlepas dari persoalan perekonomian masyarakat dan kesadaran orangtua si anak. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Muller dalam Suyanto (2013:355) bahwa,“Kemiskinan dan ketimpangan struktur

institusional adalah variabel utama yang menyebabkan kesempatan masyarakat khususnya anak-anak untuk memperoleh pendidikan menjadi terhambat”. Sukmadinata yang pendapatnya dikutip oleh Suyanto (2013:356) juga mengatakan bahwa, “Faktor utama penyebab anak putus sekolah adalah kesulitan ekonomi

atau karena orang tua tidak mampu menyediakan biaya bagi sekolah anak-anaknya”.

(19)

4

dibeberapa kecamatan di Kota Medan. Dari data tersebut diketahui persentase siswa yang putus sekolah tertinggi/terbesar berada di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Data ini mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh maka semakin tinggi pula tingkat putus sekolah. Hal ini sesuai dengan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh, maka semakin tinggi pula dana pendidikan yang dibutuhkan. Fenomena ini tak sejalan dengan Pasal 46 UU No. 20 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah bertanggung jawab dalam hal pendanaan, seperti menyediakan anggaran pendidikan.

Apabila faktor kemiskinan ini masih terus berlanjut tanpa ada usaha yang dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan, maka hal ini mau tidak mau akan mengakibatkan terbunuhnya anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa ini. Kaum muda yang seharusnya menjadi kaum intelektual akan “hilang”. Hal inilah yang menjadi PR bersama untuk menuntaskan angka buta huruf guna mencapai keberhasilan dalam kualitas pendidikan demi kemajuan bangsa di masa mendatang.

(20)

5

mengurangi dan menangani anak putus sekolah, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Pasal 11 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.

Berdasarkan permasalahan inilah, kemudian penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui upaya-upaya Dinas Pendidikan Kota Medan dalam menyikapi dan menuntaskan angka anak putus sekolah dan mengetahui kendala yang dihadapi Dinas Pendidikan Kota Medan serta mengkajinya ke dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan mengambil judul “Peran Dinas Pendidikan Kota Medan Dalam Menangani Anak Putus Sekolah Sesuai Dengan UU No. 20 Tahun

2003 tentang Sisdiknas”. B. Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang yang dikemukakan di atas maka dapat di identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Hak atas pendidikan masih sangat sulit dan cenderung tidak terlaksana. 2. Masih tingginya angka putus sekolah.

3. Provinsi Sumatera Utara menduduki peringkat ke-5 angka putus sekolah tertinggi untuk jenjang SMP.

4. Kurangnya pengawasan dari orang tua. 5. Kesulitan ekonomi.

6. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan dalam menangani anak putus sekolah.

(21)

6

C. Batasan Masalah

Untuk kejelasan masalah serta memudahkan dalam pemecahannya, maka diperlukan adanya gambaran tentang apa yang akan diteliti dan bagaimana pembatasannya. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan dalam menangani anak putus sekolah.

2. Kendala yang dihadapi Dinas Pendidikan Kota Medan dalam menangani anak putus sekolah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diberikan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan dalam menangani anak putus sekolah?

2. Bagaimanakah kendala-kendala yang dihadapi Dinas Pendidikan Kota Medan dalam menangani anak putus sekolah?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan dasar untuk mencapai sasaran penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan dalam menangani anak putus sekolah.

(22)

7

F. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis sendiri adalah dapat mempertajam kemampuan penulis dalam penulisan karya ilmiah dan menambah pengetahuan dibidang pelayanan sosial.

2. Memberikan kontribusi pemikiran dan masukan kepada pemerintah daerah khususnya Dinas Pendidikan Kota Medan dalam upaya penanganan anak putus sekolah di kota Medan.

(23)

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab selanjutnya, maka penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan dalam menangani anak putus sekolah.

Kinerja Dinas Pendidikan Kota Medan dalam mengani anak putus sekolah cukup optimal, hal ini terlihat dari penuturan beberapa pegawai dinas pendidikan Kota Medan, yang menuturkan melalui program pendidikan non formal Dinas Pendidikan Kota Medan mengarahkan anak-anak yang putus sekolah untuk mengikuti pendidikan keterampilan, kecakapan hidup, kewirausahaan, dan tentunya program kesetaraan atau kegiatan belajar paket (disingkat Kejar Paket).

Upaya dinas pendidikan Kota Medan dalam hal pendanaan khususnya bantuan dana BOS (Biaya Operasional Sekolah) belum dapat optimal. Hal ini dapat penulis simpulkan dari penelitian, yang terdapat banyak ketertutupan informasi dari para informan mengenai hal tersebut. Namun, untuk berbagai program pendidikan non formal, dinas pendidikan Kota Medan tidak memungut biaya dalam pelaksanaannya.

Implementasi UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas mengenai tanggung jawab pemerintah baik pusat maupun daerah dalam menangani anak putus sekolah sudah diterapkan di Medan. Hal ini terlihat dari program pendidikan

(24)

61

non formal yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan dan hal ini sesuai dengan bunyi Pasal 26 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.

2. Kendala-kendala yang dihadapi Dinas Pendidikan Kota Medan dalam menangani anak putus sekolah.

Kendala yang dihadapi oleh Dinas Pendidikan Kota Medan selama menjalankan program ini adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti program-program tersebut. Telah banyak program yang dilakukan oleh dinas pendidikan Kota Medan dalam menangani anak putus sekolah, namun hal ini tidak begitu berjalan lancar sebab kurangnya minat dari anak-anak ataupun masyarakat untuk ikut serta dalam program ini.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan adanya suatu kecenderungan program-program yang diberikan oleh dinas pendidikan Kota Medan untuk menangani anak putus sekolah sering kali tidak bersinkronisasi dengan minat atau kemauan si anak.Untuk itu, ada beberapa saran yang dianggap penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan tentunya mengurangi serta meniadakan angka putus sekolah.

(25)

62

2. Perlu kiranya dilakukan sosialisasi tentang UU pendidikan kepada masyarakat, agar masyarakat paham bahwa mereka memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang sama seperti orang lain.

3. Dibutuhkan perhatian yang lebih tidak hanya Dinas Pendidikan Kota Medan tetapi juga masayarakat luas dalam membantu merubah pola pikir masyarakat awam bahwa “uang lebih penting dari belajar”, menjadi “pendidikan prioritas

utama di samping bekerja”.

(26)

63

DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Supriyanto dkk. 2009. Potret Pemenuhan Hak Atas Pendidikan dan Perumahan di Era Otonomi Daerah:Analisis Situasi di Tiga Daerah. Yogyakarta:PUSHAM UII.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.

Asshiddiqie, Jimly. 2009. Komentar Atas UUDNRI Tahun 1945. Jakarta : Sinar Grafika.

Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

El Muhtaj, Majda. 2008. Dimensi-Dimensi HAM Mengurai Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Jakarta: Grafindo Pers.

Hasballah, Fachruddin. 2006. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Banda Aceh: Yayasan PeNA

Hayunta, Aquino W (Ed). 2005. Anak Jalanan Perempuan. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.

J.Moleong, Lexy.2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Jailani, Muhammad dkk. 2010. Analisis Situasi Hak Anak untuk Isu-isu Tertentu. Yogyakarta: Yayasan Sekretariat Anak Merdeka Indonesia (SAMIN). Marlina. 2009. Peradilan Pidana Anak di Indonesia. Bandung : PT. Refika

Aditama

Muladi. 2005. Hak Asasi Manusia:Hakekat, Konsep dan Implikasinya dalam Perspektif Hukum dan Masyarakat. Bandung: Refika Aditama.

Setiawan, Deny. 2013. Metodologi Penelitian: Teknik Penulisan Skripsi. Medan:UNIMED.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, Bagong. 2013. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Syafaruddin,dkk. 2011. Panduan Penulisan Skripsi. Medan: IAIN Sumatera Utara.

(27)

64

Syahrum, dan Salim. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Citapustaka Media.

Peraturan Perundang-undangan

UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Jurnal Ilmiah Online

Ajisuksmo, Clara R.P. 2009. “Gambaran Pendidikan Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus”, Jurnal Makara,Sosial Humaniora, Vol. 13,No.2 Desember2009:9199,(Online),(http://journal.ui.ac.id/index.php/humanities /article/viewFile/237/233,diakses 06 Februari 2014 pukul 17.32 WIB). Dockery, Donna J. 2012. “Masalah Putus Sekolah (Dropout): Indikator, Tren, dan

Intervensi Bagi konselor Sekolah”, Journal of School Counseling, Volume 10,Number12April2012,(Online),(http://muktizasikin.blogspot.com/2012/0 4/masalah-putus-sekolahdropout-indikator.html, diakses 06 Februari 2014 pukul 17.26 WIB).

Makalah, dan Berita dari Situs Internet

Lestari, Eny Wiji. 2013. Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah, (Online), (http://eonyhuh.blogspot.com/2013/05/makalah-faktor-penyebab-anak putus.html, diakses 1 Februari 2014 pukul 20.00 WIB).

Riyadiningsih.2013. Psikologis Anak Putus Sekolah, (Online), (http://jp.fe.unsoed. ac.id/index. php/sea-1/article/download/214/219, diakses 10 April 2014 pukul 09.00 WIB).

Srie. 2013. Inilah, Peringkat 5 Besar Provinsi Berdasarkan Angka Putus Sekolah, (Online),(http://www.srie.org/2013/02/inilah-peringkat-5-besar

Gambar

Tabel 1. Jumlah Siswa Putus Sekolah di Kota Medan Tahun 2012 ...................  12
Grafik 1. Perkembangan Anak Putus Sekolah di Kota Medan dari Tahun 2005 s/d

Referensi

Dokumen terkait

Tingginya tingkat risiko (RQ) Pb pada nelayan yang berada di wilayah pesisir disebabkan karena laju asupan ikan kembung dan kerang darah yang banyak setiap

[r]

Then the post test was used to know their report text writing ability after the treatment to the experimental class of using scaffolding and the control class used by using

Hasil uji regresi berganda diperoleh 0,000 < 0,05, maka regresi dapat menentukan kualitas website yang terdiri dari kualitas pengguna, kualitas, informasi,

Iklim politik yang kondusif memungkinkan berkembannya aspek hukum ekonomi syariah, yang pada akhirnya, politik hukum dalam bidang ekonomi syari ‘ ah ditentukan oleh

[r]

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Infrastruktur

Sedangkan pengaruh SPIP pada kualitas LK (laporan keuangan) Pemkot Bogor dikarenakan SPIP yang diimplementasikan dengan efektif dan juga diterapkan oleh pimpinan hingga