• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis perilaku mengeluh konsumen pengguna jasa bus Transjogja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis perilaku mengeluh konsumen pengguna jasa bus Transjogja"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Perilaku Mengeluh Konsumen Pengguna Jasa

Bus Transjogja

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Gunadi Prayitno

NIM : 132214091

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

Analisis Perilaku Mengeluh Konsumen Pengguna Jasa Bus

Transjogja

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Gunadi Prayitno

NIM : 132214091

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.”

(Lessing)

“kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita

selalu menyesali apa yang belum kita capai.”

(Schopenhauer)

“Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup ditepi jalan dan dilempari

orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.”

(Abu Bakar Sibli)

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

 Kedua orang tuaku, Bapak Suharjono dan Ibu Lusiana Juwita yang

selalu menjadi motivasi dan semangatku.

 Saudara-saudaraku, Kak Astri, Bang Agus, Bang Dimas, Kak Eti, Bang

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi

dengan judul:

Analisis Perilaku Mengeluh Konsumen Pengguna Jasa Bus Transjogja

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak

terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

menunjukkan gagasan atau pendapat atau pikiran penulis lain yang saya akui

seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau keseluruhan

tulisan yang saya salin, tiru, atau yang diambil dari tulisan orang lain tanpa

memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Yogyakarta, 12 Juli 2017

Yang menyatakan,

Gunadi Prayitno

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Gunadi Prayitno

NIM : 132214091

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Analisis Perilaku Mengeluh Konsumen Pengguna Jasa Bus Transjogja

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal, 12 Juli 2017

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul “Analisis Perilaku Mengeluh Konsumen Pengguna Jasa Bus

Transjogja”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik

tanpa bantuan, dukungan, serta kerjasama dari berbagai pihak yang dengan tulus

dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis sampai

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen.

4. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M, selaku dosen pembimbing I yang telah mengarahkan, membimbing serta memberikan dukungan dan saran

(9)

viii

5. Bapak Drs. Theodorus Sutadi, M.B.A selaku dosen pembimbing II yang dengan teliti, sabar, memberikan bimbingan dan koreksi, serta saran dan

nasihat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini sehingga skripsi

ini menjadi lebih sempurna.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan banyak ilmu, pengalaman dan

pelajaran hidup.

7. Segenap karyawan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

8. Papa, mama, kakak dan adik saya tercinta yang selalu ada dan selalu memberikan dukungan, doa, dan nasihat dalam segala hal.

9. Pihak perusahaan jasa Bus Transjogja yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.

10. Keluarga kecilku di Klaten Lia, Brian, Suparmi, Harjono yang telah memberi saya semangat.

11. Keluarga MPT Ceriwis Lukas, Greta, Vale, Tania, Rosalin, Zane yang selalu bersama-sama berjuang mengerjakan skripsi.

12. Sahabat Seperjuanganku anak-anak Digitum, Lukas, Chandra, Wira, Edi, Nanda, dan Nolin.

13. Para Owner GARA HT, Ricky Fauji, Andrian, dan Alvin. Terimakasih atas kesediaan kalian untuk belajar berwirausaha bersama didalam

(10)

ix

14. Teman-teman satu bimbingan skripsi Lukas, Gretha, Vale, Tania, Rosalin, Zane, Ricky, Alvin, Sam, Nina, Noni, Vian, Pram, Jon, Reza,

Arif, dan Mike yang tiada hentinya memberikan dukungan motivasi

kepada saya.

15. Untuk keluarga besar Manajemen 2013 yang tidak bisa penulis sebut satu persatu, tetap semangat dalam berproses semoga kedepannya

menjadi lebih baik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk

menyempurnakan tulisan ini.

Yogyakarta, 12 Juli 2017

Penulis

Gunadi Prayitno

(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvi

HALAMAN ABSTRAK ... xvii

HALAMAN ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

(12)

xi

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Pemasaran ... 9

2. Jasa ... 9

3. Perilaku Konsumen ... 11

4. Perilaku Mengeluh Konsumen ... 12

5. Demografi ... 16

6. Tingkat Pendidikan ... 17

7. Usia ... 17

8. Jenis Kelamin ... 18

9. Tingkat Pendapatan... .... 18

B. Penelitian Sebelumnya... 19

C. Desain Penelitian ... 21

D. Rumusan Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 25

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 26

D. Variabel Penelitian... 26

E. Definisi Operasional ... 29

(13)

xii

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 36

H. Sumber Data ... 36

I. Teknik Pengumpulan Data ... 37

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 38

K. Teknik Analisa Data ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 43

A. Sejarah Perusahaan ... 43

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 47

C. Lokasi POS (Point of Sales) ... 48

D. Rute Bus Transjogja ... 48

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Penjelasan Penelitian ... 49

B. Pengujian Instrumen ... 50

1. Hasil Uji Validitas ... 50

2. Hasil Uji Reliabilitas ... 52

C. Analisis Deskriptif ... 56

D. Uji U (Mann Whitney) ... 58

E. Pembahasan ... 71

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

(14)

xiii

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(15)

xiv

HALAMAN DAFTAR TABEL

Tabel V.1. Uji Validitas Perilaku Mengeluh ... 50

Tabel V.2. Uji Validitas Motivasi Mengeluh ... 51

Tabel V. 3. Uji Realibilias ... 52

Tabel V. 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 53

Tabel V.5. Karakterisitik Responden Berdasarkan Usia ... 54

Tabel V.6. Karakterisitik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

Tabel V.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 55

Tabel V.8. Hasil Analisis Deskriptif Perilaku Mengeluh ... 56

Tabel V.9. Hasil Analisis Deskriptif Motivasi Mengeluh ... 57

Tabel V.10. Hasil Uji U Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 58

Tabel V.11. Hasil Uji U Berdasarkan Usia ... 60

Tabel V.12. Hasil Uji U Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

Tabel V.13. Hasil Uji U Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 63

Tabel V.14. Mean Difference Perilaku Mengeluh ... 64

Tabel V.15. Hasl Uji U Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 65

(16)

xv

Tabel V.17. Hasil Uji U Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Tabel V.18. Hasil Uji U Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 69

(17)

xvi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... 21

(18)

xvii ABSTRAK

Analisis Perilaku Mengeluh Konsumen Pengguna Jasa Bus

Transjogja

Gunadi Prayitno Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) apa perilaku mengeluh pada konsumen pengguna jasa Bus Transjogja, 2) apa motivasi mengeluh pada konsumen pengguna jasa Bus Transjogja, 3) apakah ada perbedaan perilaku mengeluh konsumen pengguna jasa Bus Transjogja berdasarkan variabel demografi (tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan), 4) apakah ada perbedaan motivasi mengeluh pada konsumen pengguna jasa Bus Transjogja berdasarkan variabel demografi (tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling dengan kriteria konsumen yang pernah menggunakan jasa Bus Transjogja minimal dua kali di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan sampel 100 (seratus) responden. Teknik pengujian instrumen dalam penelitian ini yaitu uji validitas dan reliabilitas, sedangkan teknik analisis data menggunakan analisa deskriptif dan uji mann whitney (U). Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) perilaku mengeluh konsumen pengguna jasa Bus Transjogja dengan menceritakan kepada teman tentang penglaman buruk di Bus Transjogja , 2) motivasi mengeluh konsumen pengguna jasa Bus Transjogja dengan menginginkan upaya perbaikan dari perusahaan Bus Transjogja, 3) tidak terdapat perbedaan perilaku mengeluh konsumen berdasarkan variabel demografi (tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan), 4) tidak terdapat perbedaan motivasi mengeluh berdasarkan variabel demografi (tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan).

(19)

xviii ABSTRACT

Complain Behavior Analysis in Users of Transjogja Bus

Service

Gunadi Prayitno Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

The purpose of this research is to know: 1) what is complain behavior of complain in users of Transjogja Bus service, 2) what is the motivation of complain on Transjogja Bus user, 3) is there any difference of complain behavior of Bus Transjogja service users based on demographic variable (education level, sex, and income level); 4) is there any difference in the motivation of complaints on Transjogja Bus user based on demographic variables (education level, age, sex, and income level). The type of research used in this research is quantitative descriptive research. The sampling technique used is purposive sampling. This study used a sample of 100 (one hundred) respondents. Instrument testing technique in this research is the validity and reliability test, while the technique of data analysis are descriptive analysis and test mann whitney (U). The result of the research shows that: 1) the complain behavior of Transjogja Bus users by telling the friend about bad experience in Bus Transjogja, 2) motivation of complaint of Transjogja Bus users by wanting repair effort from Bus Transjogja company, 3) there is no difference in complaint behavior consumer based on demographic variables (level of education, age, sex, and income level); 4) there is no difference in complaint motivation based on demographic variables (education level, age, sex, and income level).

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi sekarang ini khususnya di Indonesia kepadatan

penduduk yang terjadi membuat semakin banyak permintaan serta

kebutuhan manusia akan berbagai macam sarana untuk mempermudah

setiap aktivitas yang dilakukan baik dalam melakukan pekerjaan, sekolah,

dan pariwisata. Peristiwa ini berdampak pada semakin banyaknya

kebutuhan manusia dalam menggunakan jasa dari berbagai jenis alat

transportasi.

Di Yogyakarta terdapat berbagai macam alternatif transportasi darat

untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat seperti, bus, taksi, kereta

api dan ojek motor. Salah satu sarana transportasi bus yang biasa

dipergunakan oleh masyarakat Yogyakarta ialah Transjogja. Transjogja

adalah sebuah sistem transportasi bus yang cepat, murah, dan berAC di

seputar Kota Yogyakarta. Transjogja merupakan salah satu bagian dari

program penerapan Bus Rapid Transit (BRT) yang dicanangkan departemen

perhubungan. Sistem ini mulai dioperasikan pada awal bulan Maret 2008

oleh dinas perhubungan pemerintah provinsi DIY. Motto pelayanannya

adalah “Aman, Nyaman, Andal, Terjangkau, dan Ramah lingkungan”.

Transjogja menggunakan bus berukuran sedang dengan menerapkan sistem

tertutup, dalam arti penumpang tidak dapat memasuki bus tanpa melewati

(21)

pembayaran yang berbeda-beda: sekali jalan, tiket berlangganan pelajar, dan

tiket berlangganan umum. Ada tiga macam tiket yang dapat dibeli oleh

penumpang, yaitu tiket yang sekali jalan (single trip), dan tiket umum

berlangganan. Tiket ini berbeda dengan karcis bus biasa karena merupakan

kartu pintar (smart card). Karcis ini akan diperiksa secara otomatis

penumpang dapat berganti bus tanpa harus membayar biaya tambahan,

asalkan masih dalam satu tujuan. Hal-hal tersebut tentu menjadi kelebihan

tersendiri bagi Bus Transjogja. Pengelola Transjogja adalah PT Jogja Tugu

Trans, sebagai wujud konsorsium empat koperasi pengelola transportasi

umum kota dan pedesaan di Yogya (Koperasi Pemuda Sleman, Kopata,

Aspada, dan Puskopkar) dan Perum Damri.

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Trans_Jogja diakses pada 2 Maret 2017).

Siapapun yang hendak naik Transjogja wajib membeli tiket single trip

seharga Rp. 3.500. Tiket ini bisa digunakan kemanapun dan selama apapun,

jika kita tidak turun disatu halte kemudian transit ke armada lain, kita tidak

perlu membayar lagi.

Pada kenyataannya Bus Transjogja sekarang ini tidaklah sesuai

dengan motto yang disebutkan. Bus Transjogja memiliki beberapa

kekurangan seperti masih ada penumpang yang mengeluh karena tidak

terlayani sebab busnya terlalu penuh, terlalu lama menunggu apalagi di saat

jam-jam sibuk serta jalur yang macet atau padat. Dikutip dari laman

(www.kompasiana.com/wardhanahendra diakses pada 2 Maret 2017)

(22)

Hal ini terlihat pada pintu geser yang rusak, jok kursi yang terlepas dari

kursinya, atau AC yang kurang dingin. Bahkan menurut halaman tersebut

jika terjadi hujan ada beberapa bus yang mengalami kebocoran, sehingga

lantai bus yang ditumpangi basah dikarenakan air hujan. Dengan keadaan

bus yang demikian tentu bukanlah fenomena yang aneh jika konsumen

merasa kurang puas. Tindakan mengeluh pelanggan dianggap sebagai

peluang penting bagi perusahaan untuk mengetahui reaksi pelanggan atas

suatu pelayanan perusahaan, terutama pada perusahaan jasa (Surpiko

Hapsoro Darpito dalam Kim et al, 2003).

Salah satu faktor yang mempengaruhi seorang konsumen untuk

mengeluh adalah kepuasan yang dirasakan oleh konsumen itu sendiri. Ada

beberapa kemungkinan yang akan terjadi jika perusahaan tidak memenuhi

kriteria kepuasan yang diinginkan oleh seorang konsumen. Tindakan

pertama yang akan dilakukan oleh konsumen jika kepuasan yang tidak

sesuai dengan kriteria yang ia inginkan ialah melakuan tindakan mengeluh

atau menyampaikan keluhan ke perusahaan langsung, ketidakpuasan yang

dialami konsumen Bus Transjogja dikarenakan waktu menunggu di halte

bus yang terlalu lama dan juga kebiasaan sang supir yang biasa ugal-ugalan

dalam membawa kendaran (https://twitter.com/transjogja diakses pada 16

Februari 2017). Sedangkan jika kepuasan yang dirasakan seorang konsumen

sesuai dengan kriteria yang diinginkan maka tindakan mengeluh atau

(23)

Menurut Kotler & Armstrong (2003:107), demografi adalah telaah

mengenai populasi manusia dalam arti jumlah, kepadatan, lokasi, umur,

jenis kelamin, ras, jenis pekerjaan, dan angka statistika lainnya. Tingkat

pendidikan seseorang akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya,

sehubungan dengan cara berpikir dan cara pandang terhadap suatu masalah.

(Hogart, dalam Perdana dan Sukaatmadja : 2015) Usia menentukan

kematangan seseorang dalam bertindak termasuk dalam hal mengeluh

ketika harapan mereka terdapat suatu produk atau jasa terpenuhi. (Kotler

dan Keller, Perdana dan Sukaatmadja : 2015). Pria dan wanita cenderung

memiliki orientasi sikap dan perilaku yang berbeda, sebagian didasarkan

pada unsur genetik dan sebagai pada praktik sosialisasi. (Supartono,

Perdana dan Sukaatmadja : 2015) Jumlah pendapatan akan menggambarkan

besarnya daya beli seseorang konsumen. (Phau dan Sari, dalam Perdana dan

Sukaatmadja : 2015) menemukan pendapatan berpengaruh signifikan

dengan perilaku mengeluh. Pelanggan yang mengeluh atau menyatakan

keluhan memiliki karakteristik tertentu seperti pendidikan yang lebih baik,

pendapatan yang lebih tinggi, dan keterlibatan sosial yang lebih besar telah

memberikan mereka kepercayaan diri, pengetahuan, dan motivasi untuk

berbicara ketika menghadapi masalah (Metehan, dalam Perdana dan

Sukaatmadja : 2015).

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui tentang

tindakan-tindakan perilaku mengeluh yang dilakukan oleh konsumen pengguna jasa

(24)

berdasarkan ruang lingkupnya yakni personal dan sosial. Perilaku mengeluh

konsumen dalam lingkup sosial dapat digolongkan menjadi dua yakni sosial

(teman dan keluarga) dan sosial ( masyarakat). Selain itu juga penulis akan

meneliti apa yang menjadi motivasi konsumen pengguna jasa Bus

Transjogja dalam melakukan tindakan mengeluh.

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan pada latar belakang di

atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis

Perilaku Mengeluh Konsumen Pengguna Jasa Bus Transjogja”.

B. Rumusan Masalah

Transjogja merupakan salah satu moda transportasi umum yang biasa

digunakan masyarakat Yogyakarta. Berbekal motto aman, nyaman,

terjangkau dan ramah lingkungan Transjogja diharapkan dapat menjadi

transportasi umum yang dapat diandalkan. Sayangnya fenomena yang

terjadi sekarang ini banyak sekali kekurangan Transjogja yang dikeluhkan

konsumen, seperti waktu tunggu yang terlalu lama, bus yang sering kali

penuh, AC yang kurang dingin, bahkan terjadi kebocoran saat hujan. Hal ini

tentu saja tidak sesuai dengan motto yang dimiliki Bus Transjogja. Dengan

kualitas Transjogja yang demikian tentu bukan suatu fenomena yang aneh

jika terdapat konsumen yang tidak puas. Ketidakpuasan ini akan memancing

konsumen untuk mengeluh. Penelitian ini juga bertujuan untuk mencari tahu

mengenai hubungan antara variabel demografi (tingkat pendidikan, usia,

(25)

konsumen. Selain itu juga meneliti mengenai apakah terdapat perbedaan

variabel demografi dengan perilaku dan motivasi mengeluh konsumen.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka pertanyaan dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Apa perilaku mengeluh pada konsumen pengguna jasa Bus Transjogja?

2. Apa motivasi mengeluh pada konsumen pengguna jasa Bus Transjogja?

3. Apakah ada perbedaan perilaku mengeluh pada konsumen pengguna

jasa Bus Transjogja berdasarkan variabel demografi (tingkat pendidikan,

usia, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan)?

4. Apakah ada perbedaan motivasi mengeluh pada konsumen pengguna

jasa Bus Transjogja berdasarkan variabel demografi (tingkat pendidikan

usia, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan)?

C. Batasan Masalah

Penulis melakukan pembatasan terhadap masalah-masalah yang

diteliti. Pembatasan masalah yang dilakukan penulis dalam penelitian ini

ialah :

1. Variabel demografi yang diteliti terdiri dari :

a. Pendidikan : terbagi menjadi (SD, SMP, SMA, dan Perguruan

Tinggi).

b. Usia : terbagi menjadi di bawah 20 tahun (<20 tahun) dan

di atas atau sama dengan 20 tahun ( ≥ 20 tahun).

(26)

d. Pendapatan : terbagi menjadi di bawah satu juta lima ratus ribu

rupiah (< Rp.1.500.000) dan di atas atau sama dengan satu juta lima

ratus ribu rupiah (≥ Rp.1.500.000).

2. Motivasi mengeluh konsumen terdiri dari sebagai berikut :

a. Konsumen menginginkan upaya perbaikan.

b. Konsumen ingin memperoleh penjelasan.

c. Konsumen menginginkan permintaan maaf.

d. Konsumen ingin mengekspresikan rasa marah atas ketidak

puasannya.

e. Konsumen mencari kompensasi / ganti rugi dari pihak perusahaan.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, penulis berharap

penelitian ini akan memberikan manfaat sesuai dengan tujuan penelitian ini,

yakni untuk:

1. Untuk mengidentifikasi perilaku pada mengeluh konsumen

pengguna jasa Bus Transjogja.

2. Untuk mengidentifikasi motivasi mengeluh pada konsumen

pengguna jasa Bus Transjogja.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku mengeluh

pada konsumen pengguna jasa Bus Transjogja berdasarkan

variabel demografi (tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, dan

(27)

4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi mengeluh

pada konsumen pengguna jasa Bus Transjogja berdasarkan

variabel demografi (tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, dan

tingkat pendapatan).

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan Transportasi Bus Transjogja Yogyakarta

Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan transportasi Bus

Transjogja untuk mengetahui perilaku mengeluh konsumen berdasarkan

variabel demografi sehingga nantinya dapat dijadikan acuan untuk

memperbaiki kekurangan yang dimiliki perusahaan transportasi Bus

Transjogja.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi Universitas

Sanata Dharma serta menjadi acuan bagi penelitian-penelitian

selanjutnya.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman, serta

dapat mempraktekkan secara langsung mengenai teori-teori yang telah

diperoleh selama kuliah.

4. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca atau

(28)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pemasaran

Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler (2006:5), pemasaran adalah proses mengelola

hubungan pelanggan yang menguntungkan.

Menurut Kotler dan Keller (2012:5) “Marketing is about identifying

and meeting human social needs” yang dapat diartikan pemasaran

itu mengenai mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan sosial

manusia.

2. Jasa

a. Pengertian Jasa

Menurut Tjiptono (2012:15), jasa merupakan aktivitas, manfaat,

kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya bengkel reparasi

kendaraan bermotor, salon kecantikan, kursus keterampilan, pusat

kebugaran, restoran, hotel, rumah sakit, universitas dan lain-lain.

Menurut Lovelock dan Wright (2007:5), jasa adalah kegiatan

ekonomi yang meciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan

(29)

mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri-atau atas

nama-penerima jasa tersebut.

b. Karakteristik Jasa

Tjiptono (2004:15-18) mengutarakan ada empat karaketristik pokok

pada jasa, yaitu :

1.) Intangibility (tidak berwujud)

Jasa bersifat intangibility, artinya tidak dapat dilihat, dirasa,

diraba, dicium, atau didengarkan sebelum dibeli.

Sesesorang tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum ia

menikmatinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa, maka ia

hanya menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa jasa

tersebut.

2.) Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu

dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu,

baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan.

3.) Variability (berubah-ubah)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan

nonstandardizer out-put, artinya banyak variasi bentuk,

kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan di mana

(30)

4.) Perishability (tidak tahan lama)

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat

disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang

tidak dihuni, atau jam tertentu tanpa pasien ditempat praktik

dokter gigi akan berlalu/hilang begitu saja karena tidak dapat

disimpan. Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan,

maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja.

3. Perilaku Konsumen

Menurut Olson, Jerry C. (2013:6), perilaku konsumen merupakan

dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan

lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek-aspek

kehidupan. Dengan kata lain, perilaku konsumen melibatkan pemikiran

dan perasaan yang mereka alami serta tindakan yang mereka lakukan

dalam proses konsumsi.

Dalam pengertian tersebut dapat dipahami bahwa perilaku konsumen

yang bersifat dinamis, dan melibatkan interaksi dan pertukaran sangat

penting untuk dikenali. Menurut (Kotler dan Keller, 2008:166), perilaku

konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan

organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang,

jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

(31)

4. Perilaku Mengeluh Konsumen

(Mowen dan Minor, dalam Perdana dan Sukaatmadja : 2015) Perilaku

keluhan konsumen (consumer complaint behavior) adalah istilah yang

mencakup semua tindakan konsumen yang berbeda bila mereka merasa

tidak puas dengan suatu pembelian. (Metehan, dalam Perdana dan

Sukaatmadja : 2015) Pelanggan yang mengeluh atau menyampaikan

keluhan memiliki karakteristik tertentu seperti pendidikan yang baik,

pendapatan yang lebih tinggi, dan keterlibatan sosial yang lebih besar

telah memberikan mereka kepercayaan diri, pengetahuan, dan motivasi

untuk berbicara ketika mereka menghadapi masalah. (Emir, dalam Asih

dan Setiawan : 2015) Keluhan adalah sebagai salah satu metode yang

digunakan pelanggan untuk mempertunjukkan ketidakpuasan yang

menjadi titik awal dari perilaku mengeluh. (Lam dan Tang, dalam Asih

dan Setiawan : 2015) Keluhan pelanggan sangat penting untuk

perusahaan karena memberikan kesempatan untuk perusahaan agar

mampu memperbaiki kesalahan yang dihadapi selama memberikan

layanan.

a. Penyebab Perilaku Mengeluh Konsumen

Menurut (Pride dan Farrell, dalam Sutanto,Gunawan, dan Thio :

2014), mengungkapkan beberapa penyebab dari tindakan mengeluh

(32)

1.) Incomprehension of customer’s expectations (Ketidakpahaman

dari harapan pelanggan)

Tidak terpenuhinya seluruh harapan konsumen ketika konsumen

membeli produk atau jasa, dalam hati konsumen terdapat

sejumlah harapan sehingga ketika harapan tersebut tidak

terpenuhi maka akan melahirkan tindakan mengeluh karena

konsumen merasa kecewa.

2.) Wrong customer satisfaction standards (Standar kepuasan

pelanggan)

Penyebab tindakan mengeluh konsumen juga bisa terjadi ketika

perusahaan salah menetapkan standar kepuasan konsumen.

Kesalahan dalam penetapan standar ini menyebabkan rendahnya

performance dari produk atau jasa yang terjual sehingga

menyebabkan konsumen melakukan tindakan mengeluh.

3.) Lack of expectation-performance (Kurangnya harapan kinerja)

Keluhan konsumen juga disebabkan karena kinerja yang terlalu

jauh dibandingkan dengan harapan konsumen. Kondisi ini

menyebabkan konsumen melakukan tindakan mengeluh.

4.) Undelivered commitments (Komitmen tidak terkirim)

Keluhan konsumen juga disebabkan karena komitmen yang tidak

(33)

komitmen, maka ketika komitmen tersebut tidak mampu dipenuhi

bisa menyebabkan sebuah tindakan mengeluh.

b. Tindakan Perilaku Mengeluh Konsumen

Menurut (Brb oadbridge dan Marshall, dalam Sutanto, Gunawan,

dan Thio: 2014), mengindikasikan ada 3 opsi dalam perilaku

mengeluh konsumen:

1.) Personal

a.) Melupakan kejadian.

b.) Langsung mengeluh dengan staff yang bertugas.

c.) Memutuskan untuk tidak kembali ke tempat tersebut.

2.) Sosial (Teman dan Keluarga)

a.) Menceritakan kepada teman tentang pengalaman yang

buruk.

b.) Mempengaruhi teman untuk tidak datang ke tempat

tersebut lagi.

3.) Sosial (Masyarakat)

a.) Mengeluh kepada agen konsumen.

b.) Menulis lewat surat kabar atau majalah tentang

pengalaman yang buruk.

c.) Menggunakan jalur hukum.

(34)

Menurut (Heung dan Lam, dalam Susanto, Gunawan, dan Thio :

2014) terdapat beberapa motivasi mengeluh konsumen, berikut

ini merupakan beberapa indikator empirik yang terdapat pada

motivasi perilaku mengeluh konsumen, yaitu :

1.) Konsumen menginginkan upaya perbaikan.

2.) Konsumen ingin memperoleh penjelasan.

3.) Konsumen menginginkan permintaan maaf.

4.) Konsumen ingin mengekspresikan rasa marah atas ketidak

puasannya.

5.) Konsumen mencari kompensasi / ganti rugi dari pihak

perusahaan.

d. Tipe Mengeluh Konsumen

Menurut (Hoyer dan Maclnnis, dalam Susanto, Gunawan dan

Thio : 2014) terdapat beberapa tipe konsumen berdasarkan

perilaku mengeluhnya yakni :

1.) Passives, merupakan tipikal konsumen yang paling rendah

tingkat mengeluhnya. Konsumen ini biasa memiliki

kecenderungan yang pasif atau acuh terhadap kekecewaan

yang dirasakan atas produk atau jasa perusahaan.

2.) Voicers, merupakan tipikal konsumen yang melakukan

tindakan mengeluh langsung kepada retailer atau service

(35)

3.) Irates, merupakan tipikal konsumen yang marah atas

kekecewaan layanan dengan menyampaikan referensi yang

sifatnya negatif kepada orang lain, berhenti melakukan

pembelian produk perusahaan, dan melakukan tindakan

mengeluh kepada provider, tetapi tidak melalui pihak ketiga

seperti media atau lembaga hukum.

4.) Activist, merupakan tipikal konsumen yang melibatkan

ketiga jenis tipe tindakan mengeluh di atas dan

melampiaskan keluhannya juga pada pihak ketiga yaitu

media dan lembaga hukum.

5. Demografi

Menurut Kotler & Armstrong (2003:107), demografi adalah telaah

mengenai populasi manusia dalam arti jumlah, kepadatan, lokasi, umur,

jenis kelamin, ras, jenis pekerjaan, dan angka statistika lainnya. Tingkat

pendidikan seseorang akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya,

sehubungan dengan cara berpikir dan cara pandang terhadap suatu

masalah. (Hongart, dalam Perdana dan Sukaatmadja : 2015) Usia

menentukan kematangan seseorang dalam bertindak termasuk dalam hal

mengeluh ketika harapan mereka terdapat suatu produk atau jasa

terpenuhi. (Kotler dan Keller, Perdana dan Sukaatmadja : 2015). Pria

dan wanita cenderung memiliki orientasi sikap dan perilaku yang

berbeda, sebagian didasarkan pada unsur genetik dan sebagai pada

(36)

6. Tingkat Pendidikan

Menurut (Hogart, dalam Perdana dan Sukaatmadja : 2015) tingkat

pendidikan seseorang akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya,

sehubungan dengan cara berpikir dan cara pandang terhadap suatu

masalah. Menurut (Lovelock dan Wirtz, dalam Perdana dan

Sukaatmadja : 2015) menyatakan bahwa orang dengan keadaan sosial

yang lebih tinggi, lebih mungkin menyampaikan keluhan dibandingkan

dengan tingkat yang lebih rendah. Penelitian yang dilakukan oleh

(Yulianti dan Anzola, dalam Perdana dan Sukaatmadja : 2015) yang

mengemukakan bahwa tingkat pendidikan konsumen secara keseluruhan

dapat dikatakan berada pada level menengah ke atas karena telah

menyelesaikan sekolah wajib belajar selama dua belas tahun. Pelanggan

yang mengeluh atau menyampaikan keluhan, memiliki karakteristik

tertentu seperti pendidikan yang lebih baik untuk berbicara ketika

mereka menghadapi masalah (Metehan, dalam Perdana dan

Sukaatmadja : 2015).

7. Usia

Usia juga dapat menjadi salah satu faktor yang menimbulkan sikap

mengeluh seseorang. Menurut (Hogart, dalam Perdana dan Sukaatmadja

: 2015) menyatakan bahwa usia menentukan kematangan seseorang

dalam bertindak termasuk dalam hal mengeluh ketika harapan mereka

terhadap suatu produk jasa terpenuhi. Penelitian yang dilakukan oleh

(37)

hubungan yang signifikan ditemukan antara usia dengan perilaku

keluhan konsumen. Orang-orang berusia antara 31 sampai 50 tahun

cenderung menyampaikan keluhan. Tetapi, hasil yang berbeda

dikemukakan oleh Yulianti dan Anzola (2009) yang menunjukan bahwa

61,4 % yang melakukan tindakan mengeluh berusia 20 sampai 40 tahun

dan sisanya 38,5 % berusia 41 sampai 65 tahun.

8. Jenis Kelamin

(Kotler dan Keller, dalam Perdana dan Sukaatmadja :2015) pria dan

wanita cenderung memiliki orientasi sikap dan perilaku yang berbeda,

sebagian didasarkan pada unsur genetik dan sebagian pada praktik

sosialisasi. Faktor demografi juga menjadi salah satu penyebab perilaku

mengeluh konsumen, konsumen wanita lebih sering melakukan tindakan

mengeluh (Kau et al, dalam Sutanto, Gunawan dan Thio : 2015) dan

menurut (Lewis, dalam Sutanto, Gunawan dan Thio : 2015) wanita akan

memberitahu kepada masyarakatan mengenai ketidakpuasannya.

9. Tingkat Pendapatan

Menurut (Supartono, dalam Perdana dan Sukaatmadja : 2015)

jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli seorang

konsumen. Menurut (Hamzan, dalam Perdana dan Sukaatmadja : 2015)

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

pendapatan dengan perilaku mengeluh konsumen. Rata-rata pendapatan

responden yang berkisar antara Rp. 1,5 juta – 30 juta per bulan yang

(38)

B. Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh I Wayan Fajar Okta Perdana dan

I Putu Gede Sukaatmadja, mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia. Penelitian

yang berbentuk jurnal ini berjudul “Pengaruh Variabel Demografi

Terhadap Perilaku Mengeluh Konsumen Pengguna Jasa Industri Central

Laundry Di Kota Denpasar”. Pada penelitian ini masalah yang dibahas

adalah pada variabel demografi seperti (usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan), terhadap Perilaku Mengeluh

Konsumen. Penelitian ini menggunakan riset kualitatif yaitu

menggunakan kuesioner terhadap 100 responden. Teknik analisis data

yang digunakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif dan chi square.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditemukan bahwa penelitian ini

menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis Chi Square,

penelitian ini memiliki karakteristik pada tingkat pendidikan, usia, jenis

kelamin dan tingkat pendapatan memiliki hubungan yang signifikan

dengan perilaku mengeluh konsumen pada layanan jasa.

2. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Jonathan Sutanto, Binerco

Gunawan, dan Sienny Thio, mahasiswa Manajemen Perhotelan

Universitas Kristen Petra Surabaya, Indonesia. Penelitian yang

berbentuk jurnal ini berjudul “ Perilaku Dan Motivasi Komplain

(39)

ini masalah yang dibahas adalah perilaku, motivasi komplain, serta

korelasi antara perilaku komplain dengan usia, jenis kelamin, dan

tingkat pendapatan. Penelitian ini menggunakan Uji mean untuk

menguji tingginya perilaku komplain konsumen dan motivasi komplain

konsumen dalam melakukan komplain dan uji chi square untuk

menguji adanya korelasi antara perilaku komplain dengan usia, jenis

(40)

C. Desain Penelitian

Dalam penenlitian ini memiliki kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar 11.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Hipotetsis adalah jawaban sementara yang diajukan dalam sebuah

permasalahan yang masih diuji kebenarannya. Dalam penelitian masalah

Konsumen Pengguna Jasa Bus Transjogja Yogyakarta

Motivasi Komplain Perilaku Komplain

Variabel Demografi

Tingkat Pendidikan

Usia

Jenis Kelamin

(41)

satu dan dua, hipotesis tidak dapat ditentukan karena penelitian yang

dilakukan bersifat derskriptif.

Berikut hipotesis dalam penelitian ini :

1. Perbedaan perilaku mengeluh berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

pemikiran dan cara pikir seseorang. Semakin tinggi pendidikan yang

dimiliki individu maka semakin tinggi juga kemungkinan individu

tersebut untuk melakukan tindakan mengeluh.

H1 : Terdapat perbedaan perilaku mengeluh berdasarkan tingkat

pendidikan konsumen.

2. Perbedaan perilaku mengeluh berdasarkan usia

Usia seorang individu menunjukan semakin banyaknya pengalaman

serta peristiwa yang telah dialaminya, karena dengan banyaknya

pengalaman yang telah dilewati, maka semakin besar juga kemungkinan

untuk melakukan tindakan mengeluh.

H2 : Terdapat perbedaan perilaku mengeluh dengan usia.

3. Perbedaan perilaku mengeluh berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin sangat mempengaruhi pribadi seorang individu tersebut.

Kecenderungan perilaku seseorang dapat dilihat dari perbedaan gender,

misalnya seseorang yang berjenis kelamin wanita lebih memiliki

tingkatan yang lebih tinggi untuk melakukan tindakan mengeluh.

H3 : Terdapat perbedaan perilaku mengeluh dengan jenis kelamin.

(42)

Tingkat pendapatan yang dimiliki seseorang membuat semakin banyak

juga kebutuhan akan bahan primer, sekunder dan tersiernya. Perbedaan

tingkat pendapatan maka akan menimbulkan perbedaan pula terhadap

tindakan yang akan dilakukan individu, sebab semakin tinggi

pendapatan yang dimiliki, maka semakin tinggi juga kemungkinan

untuk melakukan tindakan mengeluh.

H4 : Terdapat perbedaan perilaku mengeluh dengan tingkat pendapatan.

5. Perbedaan motivasi mengeluh berdasarkan tingkat pendidikan

Perbedaan tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang membuat

semakin berbeda juga pemikiran yang dimiliki masing-masing individu.

Hal ini membuat semakin besar motivasi untuk melakukan tindakan

mengeluh.

H5 : Terdapat perbedaan motivasi mengeluh dengan tingkat pendidikan.

6. Perbedaan motivasi mengeluh berdasarkan usia

Kecenderungan pribadi yang dimiliki seseorang dapat dilihat dari

perbedaan usia yang dimiliki individu tersebut. Sebab dari tingkatan

usia menunjukan semakin banyak pengalaman yang sudah dialaminya,

maka semakin termotivasi juga untuk melakukan tindakan mengeluh.

H6 : Terdapat perbedaan motivasi mengeluh dengan usia.

7. Perbedaan motivasi mengeluh berdasarkan jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamin seseorang menjadi semakin berbeda juga watak

(43)

menunjukan perilaku yang besar untuk termotivasi dalam melakukan

tindakan mengeluh.

H7 : Terdapat perbedaan motivasi mengeluh dengan jenis kelamin.

8. Perbedaan motivasi mengeluh berdasarkan tingkat pendapatan

Tingkatan pendapatan yang dimiliki seseorang menjadi pembeda sikap

serta perilakunya, karena semakin tinggi pendapatan yang dimiliki,

maka semakin besar juga keinginan yang ingin didapati, sehingga

individu termotivasi untuk melakukan tindakan mengeluh.

(44)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

ini menganalisis variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi perilaku

mengeluh konsumen pengguna jasa Bus Transjogja. Teknik

pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesioner dibuat dan

disebarkan kepada konsumen pengguna jasa Bus Transjogja. Hasil

analisis dan kesimpulan yang diperoleh hanya akan berlaku pada

konsumen pengguna jasa Bus Transjogja.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil subjek penelitian adalah

konsumen pengguna jasa Bus Transjogja yang pernah mengalami

ketidakpuasan akan layanan yang diberikan.

2. Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perilaku

mengeluh konsumen pengguna jasa Bus Transjogja Yogyakarta.

Variabel-variabel tersebut adalah tingkat pendidikan, usia, jenis

kelamin dan tingkat pendapatan dalam variabel demografi, perilaku

(45)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2017 sampai

dengan Mei 2017.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di halte-halte Bus Transjogja.

D. Variabel Peneltian

Menurut Sugiyono (2010:38), variabel penelitian adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.

1. Variabel Peneltian

a. Demografi

Demografi merupakan suatu populasi manusia atau

kependudukan dalam arti jumlah, kepadatan, lokasi, umur, ras,

jenis pekerjaan, dan angka statistika lainnya. Berikut ini

merupakan indikator empirik yang diteliti :

1.) Tingkat pendidikan

2.) Usia

3.) Jenis kelamin

(46)

b. Motivasi Mengeluh Konsumen

Motivasi Mengeluh konsumen adalah sebuah keinginan yang

mendasari konsumen dalam melakukan sebuah tindakan

mengeluh terhadap jasa transportasi Bus Transjogja. Adapun

indikator empiriknya sebagai berikut :

1.) Konsumen ingin memperoleh upaya perbaikan.

2.) Konsumen ingin memperoleh penjelasan.

3.) Konsumen butuh permintaan maaf.

4.) Konsumen butuh pengekspresian rasa emosinya.

5.) Konsumen mencari kompensasi / ganti rugi.

c. Perilaku Mengeluh Konsumen

Perilaku mengeluh konsumen (consumer complaint behavior)

merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh konsumen yang

dilakukan karena adanya ketidakpuasan pada suatu produk

tertentu. Perilaku mengeluh adalah suatu tindakan yang

dilakukan oleh konsumen. Adapun indikator empiriknya sebagai

berikut :

1.) Personal

a.) Melupakan kejadian.

b.) Menyampaikan keluhan langsung dengan staff yang

bertugas.

c.) Memutuskan untuk tidak kembali lagi atau menghentikan

(47)

2.) Sosial (Teman dan Keluarga)

a.) Menceritakan kepada teman tentang pengalaman buruk

yang dialami.

b.) Mempengaruhi teman atau keluarga untuk tidak datang

ke tempat tersebut lagi.

3.) Sosial (Masyarakat)

a.) Menulis pengalaman buruk yang dialami melalui media

elektronik.

b.) Menulis pengalaman buruk yang dialami melalui media

cetak.

c.) Menggunakan jalur hukum.

2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini mengunakan skala rating,

dengan menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2010 : 93),

skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dan dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat

berupa pernyataan atau pertanyaan dengan diberikan skor atau bobot

secara bertingkat berdasarkan skala likert. Dengan rentang nilai

sebagai berikut :

(48)

Setuju : skor 4

Netral : skor 3

Tidak setuju : skor 2

Sangat tidak setuju : skor 1

E. Definisi Operasional

1. Demografi

Demografi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu

mengenai manusia, dari keadaan, dan sikap yang bisa diukur.

Berikut ini merupakan indikator empirik yang diteliti :

a. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi nilai-nilai

yang dianutnya, sehubungan dengan cara berpikir dan cara

pandang terhadap suatu masalah.

b. Usia

Usia juga dapat menjadi salah satu faktor yang menimbulkan

sikap mengeluh seseorang.

c. Jenis kelamin

Pria dan wanita cenderung memiliki orientasi sikap dan

perilaku yang berbeda, sebagian didasarkan pada unsur

(49)

d. Tingkat Pendapatan

Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli

seseorang konsumen.

2. Motivasi Mengeluh Konsumen

Motivasi Mengeluh konsumen adalah sebuah keinginan yang

mendasari konsumen dalam melakukan sebuah tindakan mengeluh

terhadap jasa transportasi Bus Transjogja. Berikut ini merupakan

motivasi-motivasi mengeluh konsumen :

a. Konsumen ingin memperoleh upaya perbaikan.

Konsumen mengharapan adanya perbaikan dari segi sarana

dan pelayanan, sehingga ketidakpuasan yang dialami

konsumen tidak akan terjadi lagi sesuai dengan harapan

konsumen.

b. Konsumen ingin memperoleh penjelasan.

Konsumen menginginkan perjelasan dari pihak perusahaan

atas ketidakpuasan yang dialami oleh konsumen pengguna

jasa.

c. Konsumen butuh permintaan maaf.

Konsumen mengaharapkan adanya permintaan maaf dari

pihak perusahaan atas ketidakpuasan yang dialami

konsumen.

(50)

Konsumen ingin bisa mengekspresikan emosinya atas

ketidakpuasan yang dialaminya.

e. Konsumen mencari kompensasi / ganti rugi.

Konsumen mengharapkan adanya kompensasi atau ganti rugi

dari pihak perusahaan atas ketidakpuasan yang dialaminya.

3. Perilaku Mengeluh Konsumen

Perilaku mengeluh konsumen (consumer complaint behavior)

merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh konsumen yang

dilakukan karena adanya ketidakpuasan pada suatu produk tertentu.

Perilaku mengeluh adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh

konsumen. Adapun indikator empiriknya sebagai berikut :

a. Personal

Pada perilaku mengeluh yang bersifat personal dampak yang

ditimbulkan dari tindakan konsumen hanya sebatas lingkup

secara individu saja artinya tidak mempengaruhi orang lain.

Indikator empiriknya sebagai berikut :

1.) Melupakan kejadian.

Tindakan melupakan kejadian adalah tindakan oleh

konsumen berupa melupakan kejadian atau tidak

(51)

2.) Menyampaikan keluhan langsung dengan staff yang

bertugas.

Berupa tindakan konsumen yang melakukan tindakan

mengeluh secara langsung kepada produsen akibat dari

ketidakpuasan yang dirasakan oleh konsumen.

3.) Memutuskan untuk tidak kembali lagi atau menghentikan

pengunaan/pembelian.

Tindakan untuk tidak berkunjung kembali atau tidak

mengunakan lagi barang atau jasa yang diberikan oleh

konsumen akibat dari ketidakpuasaan.

b. Sosial (Teman dan Keluarga)

Pada perilaku mengeluh yang bersifat sosial dalam lingkup

teman dan keluarga memiliki dampak mempengaruhi

individu lain yakni teman dan keluarga konsumen yang

mengalami ketidakpuasan. Indikator empiriknya sebagai

berikut :

1.) Menceritakan kepada teman tentang pengalaman buruk

yang dialami.

Tindakan akibat dari ketidakpuasan yang dirasakan oleh

(52)

mengenai pengalaman buruk yang dialaminya dalam

lingkup teman atau keluarganya.

2.) Mempengaruhi teman atau keluarga untuk tidak datang

ke tempat tersebut lagi.

Tindakan mempengaruhi teman atau keluarga untuk

tidak berkunjung akibat dari ketidakpuasan yang pernah

dialami.

c. Sosial (Masyarakat)

Pada perilaku mengeluh yang bersifat sosial dalam lingkup

masyarakat memiliki dampak yang lebih luas dari pada

sosial (teman dan keluarga) karena lingkupnya lebih besar

yakni mempengaruhi individu lain secara luas (umum).

Indikator empiriknya sebagai berikut :

1.) Menulis pengalaman buruk yang dialami melalui media

elektronik.

Tindakan akibat ketidakpuasaan yang dialami oleh

konsumen melalui menceritakan atau menyebarkan

pengalaman buruk secara luas kepada masyarakat dengan

mengunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, Path,

(53)

2.) Menulis pengalaman buruk yang dialami melalui media

cetak.

Tindakan akibat ketidakpuasaan yang dialami oleh

konsumen melalui mencertiakan atau menyebarkan

pengalaman buruk secara luas kepada masyarakat dengan

mengunakan media surat kabar atau majalah.

3.) Menggunakan jalur hukum.

Tindakan akibat ketidakpuasan yang dialami oleh

konsumen melalui jalur hukum untuk mendapatkan

hak-haknya. Jalur hukum yang dapat ditempuh oleh konsumen

adalah dengan melaporkan produsen kepada Yayasan

Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang selanjutnya

dapat ditempuh melalui jalur hukum yang berlaku.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:80), populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian

ini populasi yang akan diteliti adalah konsumen yang menggunakan

(54)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian

ini sampel yang akan diambil adalah konsumen pengguna jasa Bus

Transjogja yang pernah mengalami ketidakpuasan. Karena pada

penelitian ini besar populasi tidak dapat diketahui secara pasti

berapa banyak jumlahnya, oleh karena itu akan sulit mencari berapa

jumlah populasi yang tepat, maka jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

Keterangan :

n = jumlah sampel

ƻ = tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel

95%

Moe = margin of error yaitu tingkat kesalahan maksimum yang dapat

(55)

Bedasarkan hasil perhitungan diatas maka jumlah sampel penelitian

ini adalah 94,04 yang dibulatkan menjadi 100 responden.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengambilan

sampel oleh peneliti adalah teknik Nonprobability Sampling jenis

Sampling Purposive. Pengertian Teknik Sampling Purposive adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,

2010:85).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan melakukan

pertimbangan khusus bahwa yang akan menjadi sampel adalah

konsumen yang memiliki kriteria penelitian yang sesuai pada kriteria

yang telah ditetapkan penulis. Kriteria yang ditetapkan penulis adalah

konsumen yang pernah menggunakan Bus Transjogja minimal sebanyak

dua kali dan sesuai dengan batasan masalah yang telah ditetapkan

penulis yang terdiri dari (tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin dan

tingkat pendapatan).

H. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer pada penelitian ini meliputi kuesioner yang disebarkan

pada responden yang pernah mengalami ketidakpuasan pada jasa

(56)

Transjogja di setiap halte, berdasarkan jawaban konsumen atas

perilaku serta motivasi mengeluh konsumen.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data yang didapatkan

dari hasil studi pustaka, literature, web site internet, hasilnya berupa

profil perusahaan Bus Transjogja, visi, misi, lokasi.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan

menggunakan cara sebagai berikut :

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:142).

Kuesioner dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu yang

pertama bagian identitas responden. Kedua berisi teknis dan tata

cara pengisian kuisioner dan yang ketiga berisi isi kuesioner yakni

mengenai perilaku dan motivasi mengeluh konsumen. Model

kuesioner yang diajukan kepada responden berupa pernyataan sangat

setuju ( 5 poin), setuju (4 poin), netral (3 poin), tidak setuju (2 poin)

dan sangat tidak setuju (1 poin).

(57)

Pengumpulan data dengan cara memperlajari bahan-bahan kuliah,

literature, serta sumber lain yang dikumpulkan guna membantu

memperkuat teori dan analisa.

J. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa

yang hendak diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini

(content validity) menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data

dengan apa yang akan diukur. Biasanya digunakan dengan

menghitung korelasi antara setiap skor butir instrumen dengan skor

total. Pengujian validitas menggunakan teknik korelasi produk untuk

menguji dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: : koefisien korelasi Product moment

N : jumlah responden

jumlah skor X

jumlah Skor Y

jumlah hasil kali antara X dan Y

Besarnya r dapat dihitung dengan menggunakan taraf signifikansi

( sebesar 5%. Jika hasil pengukuran menunjukan > .

(58)

2. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah sebuah instrumen yang digunakan untuk

mengukur sesuatu yang dapat diukur secara konsisten dari waktu ke

waktu. Jadi kata kunci untuk syarat kualifikasi suatu instrumen

pengukuran adalah konsistensi, atau tidak berubah-ubah. Dalam

penelitian ini menggunakan Cron bach’s Alpha. Adapun rumusnya

sebagai berikut:

[ ] [ ]

Keterangan:

R11 : reliabilitas instrument

K : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

: jumlah variant butir

: variant total

Dalam pengukuran reliabilitas, jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah

kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.

K. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan statistik data

berupa mean, sum, standar deviasi, variance, range, dan lain-lain,

untuk mengukur distribusi data apakah normal atau tidak dengan

(59)

untuk mencari nilai Z (Z score) yang digunakan untuk melihat data

yang menyimpang jauh dari rata-ratanya.

Pada penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan tentang

karektiristik pengguna jasa Bus Transjogja menurut tingkat

pendidikan, usia, jenis kelamin dan tingkat pendapatan.

2. Uji U (Mann Whitney)

Uji U Mann Whitney dalam penelitian ini digunakan untuk

menjawab rumusan masalah tiga dan empat. Tujuannya yaitu untuk

mengetahui apakah ada perbedaan perilaku mengeluh konsumen

berdasarkan variabel demografi yakni tingkat pendidikan yang

terbagi menjadi (SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi), usia yang

terbagi menjadi (<20 tahun), dan (≥20 tahun), jenis kelamin yang

dibagi menjadi dua yakni laki-laki dan perempuan dan tingkat

pendapatan dibagi menjadi (< Rp. 1.500.000) dan (≥ Rp. 1.500.000).

Untuk melakukan uji U Mann Whitney nanti akan dibantu dengan

alat SPSS 16. Uji U Mann Whitney digunakan pada analasis

komparatif untuk menguji rata-rata dari dua sampel yang berukuran

tidak sama.

a. Perumusan Hipotesis

1) Ho : tidak ada perbedaan perilaku mengeluh konsumen

berdasarkan variabel demografi (tingkat pendidikan, usia, jenis

(60)

Ha : ada perbedaan perilaku mengeluh konsumen berdasarkan

variabel demografi (tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin dan

tingkat pendapatan).

2) Ho : tidak ada perbedaan motivasi mengeluh konsumen

berdasarkan variabel demografi (tingkat pendidikan, usia, jenis

kelamin dan tingkat pendapatan).

Ha : ada perbedaan motivasi mengeluh konsumen berdasarkan

variabel demografi (tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin dan

tingkat pendapatan).

b. Menentukan level of significance (α) : 5%

Level of significance atau tingkat signifikan dalam penelitian ini

adalah sebesar 0,05.

c. Rumus Hitung

Keterangan :

U : Jumlah peringkat sampel

d. Kriteria pengujian

Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0,05 maka terdapat perbedaan

yang signifikan.

Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05 maka tidak terdapat

(61)

e. Pengambilan Keputusan

1) Jika diterima berarti tidak perbedaan perilaku mengeluh

konsumen berdasarkan variabel demografi (tingkat

pendidikan, usia, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan).

2) Jika ditolak berarti ada perbedaan perilaku mengeluh

konsumen berdasarkan variabel demografi (tingkat

pendidikan, usia, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan)

Jika diterima berarti tidak perbedaan motivasi mengeluh

konsumen berdasarkan variabel demografi demografi

(tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, dan tingkat

pendapatan).

Jika ditolak berarti ada perbedaan motivasi mengeluh

konsumen berdasarkan variabel demografi (tingkat

(62)

43 BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

A. Sejarah berdirinya Transjogja

1. Tahun 2004

Lahirnya Bus Transjogja dimulai pada tahun 2004, dengan munculnya studi

kelayakan angkutan eksekutif pada tahun anggaran 2004 di Dinas Perhubungan

Provinsi DIY. Pada saat itu sebutan untuk bus dimaksud adalah Bus Patas.

2. Tahun 2005

Rencana implementasi pada anggaran 2005 tertunda karena kebutuhan

studi kelayakan yang lebih komprehensif (mencakup analisis teknis, ekonomi,

sosial-budaya, psikologis, dan wisata), sehingga pada tahun anggaran 2005

Dinas Perhubungan Provinsi DIY telah mengadakan kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan persiapan operasional Bus Transjogja, sebagai berikut :

a.) Studi kelayakan reformasi sistem transportasi angkutan umum perkotaan

di Provinsi DIY.

b.) Sosialisasi operasional Bus Patas atau Bus Transjogja.

c.) Penyusunan daftar MoU /kerjasama pemerintah Provinsi DIY dengan

operator Bus Patas atau Bus Transjogja.

d). Persiapan pembentukan badan pengelola Bus Patas dan penyusunan

(63)

Pihak operator yang akan mengoperasikan Patas atau Transjogja

direkomendasikan tergabung dalam satu manajemen khusus (konsorsium) yang

sahamnya dimiliki oleh anggota koperasi yang ada, sehingga kepemilikan

kendaraan (bus) akan dimiliki oleh konsorsium tersebut, bukan milik orang per

orang. Hal ini akan mengembalikan dan mengoptimalisasikan fungsi dari

koperasi.

3. Tahun 2006

Rencana implementasi pada tahun anggaran 2006 terpaksa ditunda

karena adanya bencana alam gempa bumi 27 Mei 2006.

4. Tahun 2007

Pada tahun 2007, tahapan/proses perencanaan Bus Patas atau Transjogja

adalah sebagai berikut :

a.) Lahinya nama atau brand image “Bus Transjogja” yang diberikan

langsung oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pada 7 Juni 2007.

b.) Secara kelembagaan, pengelolaan Bus Transjogja akan diwadahi dalam

bentuk Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Transjogja pada Dinas

Perhubungan Provinsi DIY. Draft rapenda pembentukan dan organisasi unit

pelaksana teknis dinas Transjogja pada dinas perhubungan Provinsi DIY

telah dibuat dan telah diajukan kepada DPRD Provinsi DIY. Namun,

sebelum UPTD terbentuk, operasionalisasi Bus Transjogja dapat

(64)

c.) Adanya MoU antara pemerintah provinsi DIY dengan pemerintah kota

Yogyakarta Nomer 6/KES.BER/GUB/2007 (04/NKB2007) tanggal 3 April

2007 tentang peningkatan pelayanan angkutan orang di jalan dengan

kendaraan umum wilayah perkotaan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hal ini didasari adanya keinginan pemerintah kota Yogyakarta yang

berkeinginan turut serta dalam meningkatkan pelayanan angkutan umum di

wilayah perkotaan Yogyakarta.

d.) Pihak pemerintah kota Yogyakarta akan mendapatkan bantuan bus dari

Ditjen Perhubungan Darat Departemen Perhubungan RI sebanyakan 10 unit

bus, yang akan digabungkan dalam pengelolaan Bus Transjogja. Hal ini

didasari pada kesepakatan bersama antara direktorat jendral perhubungan

darat dengan pemerintah kota Yogyakarta tentang perencanaan,

pembangunan dan pengoperasian angkutan umum massal di kota

Yogyakarta nomor : UM.007/7/3/DRJD/2005 (30/NKB/2005). Pemerintah

kota Yogyakarta juga akan membangun infrastruktur berupa halte/shelter

bus sebanyak 34 unit di wilayah kota Yogyakarta, sedangkan 42 unit lainya

akan dibangun oleh pemerintah provinsi DIY melalui dana APBD tahun

anggaran 2007.

e.) Dari sisi operator, konsorsium operator telah melebur dalam bentuk

Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT Jogja Tugu Trans (JTT), yang

didirikan berdasarkan akta nomor : 12 tanngal 2 Juni 2007 yang dibuat di

hadapan notaris Muhammad Haryanto, SH. Anggaran dasar telah

Gambar

Tabel V.19. Mean Difference Motivasi Mengeluh ............................................................
Gambar IV.1. Rute Bus Transjogja ...................................................................................
Gambar 11.1 Kerangka Konseptual
Gambar IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

menurunkan kadar NH 3 dan BOD 5 limbah cair tahu, tetapi belum efektiv dalam menurunkan.

Dengan mencampurkan tanah, pasir, dan kompos diharapkan menghasilkan komposisi media tanam yang ideal untuk vertikultur selada serta mampu memberikan pengaruh yang

Edoma qssFs

Jumlah tandan bunga yang terbentuk pada kedua varietas dari umur 4 MST hingga 11 MST sangat berbeda nyata (Tabel 4) Komposisi media tanam yang digunakan juga

Usecase berikutnya adalah monitoring server , usecase ini digunakan untuk melihat semua file server yang dimiliki, dalam use case ini memiliki fungsi untuk melakukan

Adapun tujuan dari penelitian ini, anatara lain: (1) Mendeskripsikan bentuk konflik batin tokoh utama 方世杰 Fāng Shì Jié dalam Film Kungfu Dunk « 功夫 灌蓝 » karya 朱延平

Berdasarkan pelayanan RSUD Ungaran di kawasan perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Semarang, maka rekomendasi yang dapat disampaikan kepada Pengelola RSUD Ungaran

Dalam penelitian ini memang 61,4% responden memiliki nilai praktik sikat gigi yang baik, namun berdasarkan hasil observasi selama penelitian, anak-anak tunagrahita hanya