• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI KEPERCAYAAN RAKYAT MELAYU PADA PEGOBATAN PENYAKIT ANAK DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI AMALIA SYAHPUTRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FUNGSI KEPERCAYAAN RAKYAT MELAYU PADA PEGOBATAN PENYAKIT ANAK DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI AMALIA SYAHPUTRI"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI KEPERCAYAAN RAKYAT MELAYU PADA PEGOBATAN PENYAKIT ANAK DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN

DELI SERDANG

SKRIPSI

AMALIA SYAHPUTRI 160702027

PROGRAM STUDI SASTRA MELAYU FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(2)
(3)
(4)
(5)

SURAT PERNYATAAN

Nama : Amalia Syahputri

NIM 160702027

Tempat tanggal lahir : Paya Pasir, 6 November 1997

Prodi : Sastra Melayu

Alamat : Jln. Titi Pahlawan Lorong Marhed Lingkungan 8 Payah Pasir

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul: “Fungsi Kepercayaan Rakyat Melayu Pada Pengobatan Penyakit Anak Di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang” yang diusulkan dan dijadikan skripsi untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dari Program Studi Sastra Melayu, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara: bersifat original dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun.

Jika dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan peryataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya.

Mengetahui Medan, 29 September2021

Yang Menyatakan,

Amalia Syahputri 160702027

(6)

FUNGSI KEPERCAYAAN RAKYAT MELAYU PADA PENGOBATAN PENYAKIT ANAK DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN

DELI SERDANG Oleh:

Amalia Syahputri ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Fungsi Kepercayaan Rakyat Melayu Pada Pengobatan Penyakit Anak Di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Dalam skripsi ini membahas mengenai pengobatan pada anak di dusun IV Desa Hamparan Perak. Adapun pokok pembahasan dalam skripsi ini mengenai apa sajakah jenis pengobatan penyakit anak pada masyarakat Melayu di dusun IV Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang dan bagaimana fungsi kepercayaan rakyat Melayu pada pengoabatan penyakit anak di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana jenis pengobatan penyakit anak pada masyarakat Melayu di dusun IV Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang dan mendeskripsikan fungsi kepercayaan rakyat Melayu pada pengobatan penyakit anak di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Teori yang digunakan untuk mengupas permasalahan ini ialah landasan teori folklor dan landasan teori kepercayaan. Penelitian ini merupakan pelitian bersifat lapangan dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa jenis pengoabatan penyakit anak terdiri dua jenis yaitu pengobatan bersifat rasional dan pengobatan bersifat irasional. Tahapan pengobatan terdiri dari tahapan persiapan dan tahapan pelaksanaan. Sedangkan fungsi kepercayaan rakyat Melayu dalam pengobatan penyakit anak terdiri dari mempertebal keyakinan, sistem proyeksi khayalan, mendidik, melarang dan menghibur.

Kata Kunci: Folklor, Pengobatan Penyakit Anak, Fungsi Kepercayaan Rakyat.

(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pengkaji ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala karena telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada pengkaji sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana strata-1 pada Program Studi Sastra Melayu, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul yang diangkat dalam skripsi ini adalah “Fungsi Kepercayaan Rakyat Melayu Pada Pengobatan Penyakit Anak Di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang”.

Pengkaji berharap skripsi ini dapat menjadi bahan informasi bagi para pembaca. Dalam skripsi ini terdiri atas lima bab. Bab I pendahuluan mencakup latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II tinjauan pustaka mencakup kajian relevan, landasan teori. Bab III metode penelitian meliputi, metode dasar, sumber data, lokasi penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab IV mencakup hasil dan pembahasan. Bab V kesimpulan dan saran.

Pengkaji menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Namun, pengkaji telah berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu dengan kerendahan hati pengkaji mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata pengkaji ucapkan terimakasih.

Medan,28 April 2021 Pengkaji

Amalia Syahputri 160702027

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam proses penulisan skripsi ini tidak luput dari berbagai hambatan. Namun dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pengkaji mengajukan banak terima kasih kepada:

1. Ayahanda Agus Pramono dan Ibunda Jamila yang senantiasa memberikan dukungan dan doa kepada penulis hingga saat ini serta tiada kata yang dapat mewakili rasa sayang penulis untuk ayah dan ibu sekalian.

2. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Rozanna Mulyani, M.A selaku Ketua Program Studi Sastra Melayu, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Mardiah Mawar Kembaren, M.A., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing dan Sekretaris Program Studi Sastra Melayu, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Terimakasih atas bimbingan, saran, doa dan dukungan yang diberikan kepada pengkaji dengan penuh kesabaran.

5. Dr. Rozanna Mulyani M.A, selaku Dosen Penguji saya ucapkan terima kasih atas masukan dan arahannya.

6. Bapak Arie Azhari Nasution, S.S, M.A selaku Dosen Penguji saya ucapkan terima kasih atas masukan dan arahannya.

(10)

7. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengajaran kepada pengkaji.

8. Abangda Prayogo dan Kak Tridayani selaku pegawai administrasi di Program Studi Sastra Melayu yang telah mendukung kelancaran administrasi.

9. Segenap civitas akademika Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, segenap pegawai perpustakaan Universitas Sumatera Utara atas seluruh bantuan demi kelancaran studi pengkaji.

10. Para informan saya Ibu Saptiah, Ibu Ruslaini, Ibu Asnah dan Ibu Faridah penulis ucapkan terima kasih atas informasi yang telah diberikan mengenai kepercayaan rakyat terhadap pengobatan anak.

11. Teruntuk Emi Salim Harahap terimakasih atas doa, bantuan, motivasi dan dukungannya selama ini.

12. Teruntuk teman-teman seperjuangan stambuk 2016 Sastra Melayu yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis ucapkan terima kasih atas kerja sama dan motivasinya selama ini.

13. Kepada teman-temanku Boy Desmana, Siti Mayani, Hamidah Fadillah, Hendra Zebua, Wahyu Sahara Ritonga, Nurul Ulfa, Insanul Husni Nasution, Irmayani, Revo Handari Bancin, Tarmizi Pakpahan, Naufal Nazib terimakasih atas doa, bantuan, motivasi dan dukungan kepada penulis.

(11)

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan rahmat-Nya atas segala kebaikan, keikhlasan, dan bantuan semua pihak. Akhir kata, meskipun skripsi ini jauh dari kata sempurna. Namun sekecil apapun semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 28 April 2021 Penulis

Amalia Syahputri 160702027

(12)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kajian Relevan ... 8

2.2 Landasan Teori ... 11

2.2.1 Teori Folklor ... 12

2.2.2 Teori Kepercayaaan ... 14

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

3.1 Metode Dasar ... 18

3.2 Sumber Data ... 18

3.3 Intrumen Penelitian ... 19

3.4 Lokasi Penelitian ... 20

(13)

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 20

3.6 Metode Analisis Data ... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 23

4.1 Deskripsi Wilayah ... 23

4.1.1 letak geografis ... 23

4.2 Kepercayaan Masyarakat Melayu Di Kecamatan Hamparan Perak ... 25

4.3 Penyakit Umum Pada Anak Di Kecamatan Hamparan Perak ... 26

4.4 Jenis-Jenis Pengobatan Penyakit Anak Bersifat Rasional Dan Irasional Pada Masyarakat Melayu Di Kecamatan Hamparan Perak ... 27

4.5 Tahap Pengobatan Penyakit Anak Pada Masyarakat Melayu Kecamatan Hamparan Perak ... 29

4.5.1 Tahap Persiapan Pengobatan Penyakit Anak Bersifat Rasional ... 24

4.5.2 Tahap Pelaksanaan Pengobatan Penyakit Anak Bersifat Rasional ... 39

4.5.3 Tahap Persiapan Pengobatan Penyakit Anak Bersifat Irasional ... 50

4.5.4 Tahap Pelaksanaan Pengobatan Penyakit Anak Bersifat Irasional ... 51

4.6 Fungsi Sosial Kepercayaan Rakyat Melayu Pada Pengobatan Penyakit Anak . 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

Lampiran ... 69

Lampiran I ... 69

Lampiran II ... 70

Lampiran III ... 72

Lampiran IV ... 75

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel I Doa dalam pengobatan penyakit anak di Kecamatan Hamparan Perak ... 57 Tabel II Pengobatan penyakit anak pada masyarakat Melayu di Kecamatan Hamparan Perak ... 58 Tabel III Fungsi sosial kepercayaan rakyat pada pengobatan penyakit anak di

Kecamatan Hamparan Perak... 63

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta kabupaten deli serdang ... 24

Gambar 2. Bunga kembang sepatu dan semangkok air ... 30

Gambar 3. Pohon sidingin-dingin ... 31

Gambar 4. Petai cina dan saringan ... 32

Gambar 5. Asam jeruk, jeruk nipis, dan pisau ... 33

Gambar 6. Pohon pisang dan sendok ... 33

Gambar 7. Obat panas dalam, air putih dan saringan ... 34

Gambar 8. Pucuk daun jambu, saringan, dan air putuh ... 35

Gambar 9. Buah sawo, garam, dan ... 36

Gambar 10. Jeruk nipis, garam, kecap, dan sendok ... 37

Gambar 11. Kunyit, minyak kelapa, saringan, parutan, dan mangkok ... 38

Gambar 12. Pohon cimplukan, ar mendidih, dan kompor gas ... 38

Gmabar 13. Daun jeruk, minyak goreng, dan kompor gas ... 39

Gambar 14. Remasan bunga kembang sepatu dan pengaplikasiannya ... 40

Gambar 15. Remasan daun sidingin-dingin ... 41

Gambar 16. Serbuk petai cina dan pengaplikasiannya ... 42

Gambar 17. Asam jawa dan pengaplikasiannya ... 42

Gambar 18. Daun pisang yang terdapat embun pagi ... 43

Gambar 19. Campuran obat panas dalam dan pengaplikasiannya... 44

Gambar 20. Daun pucuk jambudan pengaplikasiannya ... 45

Gambar 21. Obat diare berbahan daun jambu biji ... 45

Gambar 22. Racikan obat batuk ... 46

Gambar 23. Obat kerumut dan pengaplikasinannya ... 47

Gambar 24. Rebusan daun cimplukan ... 48

(16)

Gambar 25. Daun jarak yang sedang dipanggang ... 49

Gambar 26. Induk kunyit, kapur, dan pisau ... 50

Gambar 27. Sirih ... 51

Gambar 28. Orang dipilis ... 52

Gambar 29. Pemasangan tangkal jaring ... 53

Gambar 30. Tangkal jerango bungle ... 54

Gambar 31. Tangkal besi putih ... 55

Gambar 32. Tangkal benang 3 warna ... 55

Gambar 33. Tangkal kain ... 56

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negera yang berbentuk kepulauan mencakup lebih dari 17.000 pulau yang dihuni dengan beragam suku bangsa, ras, etnis, agama, dan budaya sehingga membuat Indonesia memiliki keberagaman kebudayaan.

Kebudayaan adalah sesuatu hal yang ada dalam masyarakat serta memiliki perkembangan dan bergerak menuju titik tertentu, dimana titik tersebuat adalah sebuah pencapaian dari hasil karya cipta manusia yang lahir dan ada dari masyarakat itu sendiri. Menurut konsep antropologi kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, serta hasil karya manusia (Koentjaraningrat 1990:18).

Tantawi (2016:17), secara etimologi kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhaya bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti akal atau budi.

Sekalipun akar kata budaya di derivasi dari akar kata yang berbeda dapat dikatakan bahwa kebudayaan berkenaan dengan hal-hal yang berkenaan dengan budi dan akal.

Kebudayaan menjadi sebuah pola hidup menyeluruh bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Kebudayaan tidak dapat dilepaskan dari keberadaan masyarakat yang menjadi pelaku dalam menjalankan kebudayaan itu sendiri yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Keberagaman kebudayaan tersebut dimiliki oleh bayak suku dan etnis di Indonesia. Ada banyak etnis dan suku besar di Indonesia salah satunya adalah etnis

(18)

Melayu. Etnis Melayu merupakan salah satu dari sekian banyak etnis dan suku besar yang ada di Indonesia. Keberadaan etnis Melayu pada dasarnya bertempat tinggal di sekitaran wilayah pesisir Sumatera dan Semenanjung Malaya. Masyrakat Melayu tersebar luas hingga ke semuruh nusantara dibuktikan dengan banyaknya peninggalan dari masyarakat Melayu itu sendiri baik berupa peningglan benda maupun peninggalan status pengakuan (Takari 2019:3).

Masyarakat Melayu memiliki banyak ragam kebudayaan baik dari segi tarian, makanan, syair, pengobataan, kepercayaan, dan masik banyak lagi. salah satu kebudayaan yang mesih dipercayaai oleh masyarakat Melayu yang tinggal di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang adalah mengenai pengobatan penyakit pada anak. Penyakit atau yang sering disebut sebagai bale dikenal dan dipercayai oleh masyarakat Melayu yang ditinggal di Kecamatan Hamparan Perak merupakan sebuah penyakit baik penyakit parah maupun penyakit yang biasa saja khususnya penyakit pada anak (wawancara Septiah 4 Desember 2020).

Pada masyarakat Melayu di Kecamatan Hamparan Perak masih menjalankan tradisi pengobatan tradisional tersebut. Dalam pengobatanya masyarakat Melayu tersebut lebih banyak menggunakan rempah-rempah dan tumbuhan yang ada disekitaran pekarangan rumah. Penyakit yang dianggap menjadi sebuah bale sehingga wajib disembuhkan dengan cara apapun baik dengan cara tradisonal maupun secara medis. Namun masyarakat Melayu lebih meyakinan bahawa pengobatan secara tradisional lebih ampuh tanpa efek samping, sehingga kepercayaan masyarakat Melayu tersebut lebih mendahulukan pengobatan tradisional.

(19)

Dalam pemahaman masyarakat Melayu penyakit merupakan sesuatu keadaan yang harus disembuhkan dari diri manusia khususnya pada anak-anak. Penelitian ini fokus pengobatan penyakit anak pada usia dari 1 sampai dengan 12 tahun, sebab pada usia tersebut anak dapat terserang berbagai penyakit baik yang bersifat alamiah maupun gaib. Beberapa penyakit yang akan dibahas secara mendalam serta dapat menghambat tumbuh kembang anak dan tak jarang juga dapat menghilangkan nyawa anak itu sendiri. Sehingga masyarakat Melayu di Kecamatan Hamparan Perak memiliki cara pengobatannya tersendiri.

Penelitian mengenai pengobatan penyakit anak pada masyarakat Melayu ini merupakan bagian dari kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

Sehingga membuat kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Melayu di Kecamatan Hamparan Perak sangat unik karena tanpa sadari bahwa masyarakat tradisional sudah mengenal media pengobatan panyakit terlebih dahulu. Melalui penelitian ini pengkaji menggunakan pendektan folklor. Folklor memiliki arti sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga bisa dibedakan dari kelompok lainya (Danandjaja 1984:12). penelitian ini menitik beratkan pada pembagaian folklor sebagaian lisan yang sesuai dengan cara dan media penyampaian dari pesan-pesan (pengobatan) secara lisan dari generasi ke genearasi. Selain itu penelitian ini menggunakan pendekatan kepercayaan untuk menjawab fungsi kepercayaan masyarakat dalam pengobatan penyakit anak yang diasaskan James W.

Fowler. Kepercayaan adalah sesuatu keyakinan seseorang untuk bertindak atas dasar

(20)

kata-kata, tindakan maupun pemahaman tentang sesuatu hal yang dianggap baik (Fowler 1995:31)

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis mengambil judul fungsi kepercayaan rakyat Melayu dalam pengobatan penyakit anak di Dusun IV Kecamatan Hamparan Perak, kabupaten Deli Serdang. Hal yang membuat Penulis tertarik untuk mengkaji dikarenakan ingin memperlihatkan keintelektualan dan kecerdasan berpikir masyarakat tradisional Melayu dalam mengobati sebuah penyakit. Dalam penelitian ini pengkajian menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.

Kasiram (2008:149), berpendapat bahwa metode kualitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa keterangan, fenomena, dan peristiwa yang bertujuan untuk mencari makna dan pemahamanya. Penulis memilih judul ini, karena kepercayaan rakyat terhadap pengobatan yang ada sangat menarik untuk diangkat dan dapat diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi oleh masyarakat pendukungnya. Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi penulis, karena sedikitnya informasi yang di dapat dijadikan referensi untuk menyempurnakan skripsi ini. Maka, penulis mengangkat kepercayaan rakyat ini agar dapat menjadi dokumen dan pengetahuan bagi generasi berikutnya.

(21)

1.2 Batasan Masalah

Dalam sebuah penelitian batasan masalah sangat penting dilakukan bertujuan agar penelitian tidak mengalami perluasan pembahasan sehingga lebih terfokus dan terarah. Adapun batasan dalam penelitian ini hanya terfokus pada pengobatan pada anak dan fungsi kepercayaan rakyat Melayu pada pegobatan penyakit anak di dusun IV Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apa sajakah jenis penyakit dan cara pengobatan pada masyarakat Melayu di dusun IV Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang?

2. Bagaimana fungsi sosial kepercayaan rakyat Melayu pada pegobatan penyakit anak di dusun IV Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang?

1.4 Tujuan Penelitian

Melalui rumusan masalah yang akan dibahas maka pengkaji memiliki beberapa tujuan dalam penelitian ini sehingga dapat memberikan penjelas secara ilmiah berdasarkan permasalahan yang dikaji. Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

(22)

1. Untuk mengetahui jenis dan cara pengobatan penyakit anak pada masyarakat Melayu di dusun IV Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk mendeskripsikan fungsi kepercayaan rakyat Melayu Hamparan Perak dalam pengobatan penyakit anak di dusun IV Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

1.5 Manfaat Penelitian

Dalam sebuah penelitian diharapkan mampu memberi manfaat dalam berbagai bidang. Manfaat penelitian terdiri dari dua bagian yaitu manfaat teoritis dan mafaat praktis. Secara sedehana manfaat teoritis adalah sebuah manfaat yang berdampak langsung pada bidang akademik maupun ilmu pengetahuan lainnya. Sedangkan manfaat praktis ialah sebuah manfaat yang berdampak secara langsung kepada masyarakat sehingga dapat mengetahui permasalahan apa yang sedang dikaji.

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi media informasi serta menambah wawasan sehingga memberikan pemahaman yang konferhensif.

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembanding pada penelitian selanjutnya.

(23)

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Dalam kajian ini dapat menjadi penambah wawasan pembaca atau pengunjung mengenai kearifan lokal khususnya di wilayah Kecamatan Hamparan Perak.

2. Sebagai upaya mengangkat kembali kearifan lokal yang ada di wilayah Hamparan Perak khususnya dalam kepercayaan rakyat (pengobatan) masyarakat Melayu kepada anak yang sudah mulai terlupakan

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan

Dalam sebuah karya ilmiah khususnya skripsi wajib memerlukan kajian yang relevan untuk menjadi sebuah bahan pembanding maupun membantu literatur untuk menyempurnakan sebuah penelitian. Kajian relevan dapat berupa buku, literatur, hasil penelitian berupa jurnal, skripsi, tesis, maupun disertasi yang sesuai dengan pembahasan yang dibahas dalam penelitian. Selain itu kajian relevan juga menjadi sebuah pedoman berfikir dalam melaksanakan penelitian sebab dalam kajian relevan juga memuat sebuah ulasan mengenai landasan teori yang dijadikan pedoman dalam membahas sebuah permasalahan penelitian. Berikut ini beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan dengan judul fungsi sosial kepercayaan rakyat Melayu pada pegobatan penyakit anak di dusun IV Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

Sari dkk (2014), dalam jurnal yang berjudul “Ungkapan Kepercayaan Rakyat Dalam Upacara Penyelengaraan Jenazah Di Kenegarian Selayo Kecamatan Kubung Kabupaten Solok”. Dalam penelitian tersebut yang dibahas merupakan ungkapan kepercayaan rakyat yeng terdapat dalam upacara penyelenggaraan jenazah di Kenegarian Selayo Kecamatan Kubung Kabupaten Solok yang mengatakan “idak bulih tingaan mayat surang di dalam rumah beko dilangkahi kuciang” ini merupakan salah satu ungakapan kepercayaan rakyat di Kenegarian Selayo. Berdasarkan hasil

(25)

penelitian dengan menggunakan pendekatan folklor terdapat 17 ungkapan yang terbagi atas saat dimandikan terdapat 6 ungkapan, saat disholatkan 1 ungkapan, dan saat dikuburkan 11 ungkapan.

Fitri dkk (2018), dalam Jurnal yang berjudul “Struktur Dan Fungsi Sosial Kepercayaan Rakyat Ungkapan Larangan Mengenai Tubuh Manusia Dan Obat- Obatan Masyarakat Kenagarian Tanjuang Alam Kecamatan Tanjuang Baru Kabupaten Tanah Datar” fokus penelitian ini mengkaji mengenai bagaimana struktur dan fungsi kepercayaan rakyat ungkapan larangan mengenai tubuh manusia dan obat- obatan masyarakat Kenagarian Tanjung Alam Kecamatan Tanjung Baru Kabupaten Tanah Datar. Hasil penelitian ini dengan menggunakan folklor sebagai landasan keilmuan sehingga mendapatkan hasil penelitian yang terdiri atas struktur dua bagian yang terdiri atas sebab akibat dan struktur ketiga bagian atas sebab, konvensi, dan akibat. Selain itu hasil dari penelitian ini juga mendeskripsikan fungsi sosial kepercayaan rakyat ungkapan larangan mengenai tubuh manusia dan obat-obatan.

Adapun fungsi sosial tersebut terdiri atas mempertebal keyakinan, sistem proyeksi khayalan, mendidik, melarang, dan menghibur.

Leoni dkk (2018), dalam Jurnal yang berjudul “Folklor Kepercayaan Rakyat Masyarakat Melayu Di Kabupaten Bintan”. Pada penelitian ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaan rakyat masyarakat Melayu Bintan lalu mendeskripsikannya secara ilmiah. Pokok pembahasan dalam penelitian yaitu sebuah sebuah tradisi yang hingga sampai saat ini masih dikekalkan berupa kepercayaan rakyat masyarakat berhubungan dengan lingkaran hidup manusia, kepercayaan rakyat

(26)

masyarakat mengenai alam gaib, kepercayaan rakyat masyarakat mengenai terciptanya alam semesta dan dunia, serta terakhir mengenai fungsi kepercayaan rakyat kehidupan bermasyarakat.

Sherliawati (2014), dalam skripsi yang berjudul “Kepercayaan Masyarakat Terhadap Dukun: Studi Kasus Di Lingkungan 5 Kelurahan Yukum Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah”. Sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini fokus penelitian ini berupa pendeskripsian mengapa masyarakat masih mempercayai dukun sebagai penolong dan penyelesaian masalah perjodohan, pelaris dagangan, pengatur cuaca dan hasil pertanian, serta kedudukan politik yang menggunakan pendekatan struktural sebagai landasan teorinya.

Rahmawati (2014), dalam skripsi yang berjudul “Kepercayaan Masyarakat Terhadap Erebambang (Suatu Tinjauan Sosio-Antropologi) Di Desa Pencong Kecamatan Biringbulu Kabupaten Goa”. Penelitian ini berfokus pada permasalahan mengenai kepercayaan rakyat terhadap Erebambang. Erebambang merupakan sebuah tempat pemandian air panas yang yang terbentuk secara alamiah atau proses vulkanologi sehingga menghasilkan air panas yang banyak mengandung zat belerang.

Namun, secara turun-temurun masyarakat di Desa Pencong mempercayai cerita legenda mengenai Erebambang bahwa dahulunya pada masa kerajaan silam ada tujuh bidadari yang turun dari khayangan yang mandi di Erebambang lalu akhirnya tinggal disebuah goa dekat pemandian air panas tersebut dan didalam goa itu para bidadari memasak sehingga kegiatan tersebut membuat dalam perut gunung itu memanas

(27)

hingga mulai saat itu dari dalam perut gunung keluar Pencong mengeluarkan air panas. Pokok permasalahan berupa cerita asal usul dan kepercayaan masyarakat di Desa Pencong dan mengenai kepercayaan masyarakat di Desa pencong terhadap Erebambang ditinjau dari aspek sosio dan antropologi sastra.

Berdasarkan pemaparan mengenai penelitian terdahulu tidak ditemukan kesamaan yang serupa dengan penelitian yang akan dibahas. Namun terdapat beberpa perbedaan yang mecolok. Penelitian yang akan dikaji merupakan sebuah pembahasan mengenai kebudayaan dari masyarakat Melayu dengan pokok pembahasan tentang fungsi kepercayaan rakyat Melayu pegobatan penyakit anak di Desa Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Pengobatan pada penyakit anak baik berupa tahapan maupun alat dan bahan yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini. Sedangkan dalam penelitian terdahulu memiliki perbedaan mulai dari objek penelitian, lokasi penelitian hingga pada pokok pembahasanya. Namun, kesamaan berupa landasan teori yang digunakan yaitu landasan teori folklor dan landasan teori kepercayaan.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori merupakan sebuah landasan pemikiran ilmiah untuk melakukan tindakan menguji, membuktikan, wujud kebenaran pada sebuah pengamatan secara umum sehingga memudahkan seseorang peneliti untuk memecahkan sebuah masalahan yang sedang dikaji. Dalam penelitian yang berjudul fungsi kepercayaan rakyat Melayu pada pegobatan penyakit anak di Kecamatan

(28)

Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang pengkaji menggunakan landasan teori folklor dan landasan teori kepercayaan sebagai landasan ilmiah.

2.2.1 Folklor

Secara etimologi kata folklor berasal dari bahasa Inggris yaitu folklor yang berakar dari kata folk dan lore. Menurut Alan Dundes (dalam Danandjaja 1984:2), berpendapat bahwa folk merupakan suatu kelompok atau kolektif, yang dapat diartikan sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok-kelompok lainnya. Sedangkan lore diartikan sebagian kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun secara lisan atau melalui sesuatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device).

Berdasarkan uraian di atas dapat didefenisikan bahwa folklor adalah sebagaian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan secara turun-temurun. Aspek penyebaran yang diwariskan secara turun-temurun dan bersifat tradisi melalui kata- kata maupun dari praktik adat yang dilihat secara langsung. Dengan demikian dapat diketahui bahwa folklor pada dasarnya merupakan wujud budaya yang diturunkan atau diwariskan secara turun-temurun dengan media mulut atau lisan (oral) Alan Dundes (dalam Danandjaja 1984:3).

Menurut Jan Harold Bruvand (dalam Danandjaja 1984:39), membagi folklor menjadi tiga kelompok penting pertama folklor lisan. Folklor lisan merupakan folklor yang bentuknya murni lisan. Folklor lisan terdiri atas beberapa bagian yaitu: bahasa

(29)

rakyat, seperti logat, julukan, pangkat tradisional, dan gelar kebangsawanan.

Ungkapan tradisional seperti pribahasa atau pepatah. Cerita prosa rakyat berupa mite, legenda, dan dongeng. Serta nyanyian rakyat, pertanyaan tradisonal atau teka-teki.

Folklor sebagian lisan merupan folklor yang bentuknya campuran dari lisan dan unsur bukan lisan. Folklor ini terbagi atas beberapa bagian seperti kepercayaan rakyat (takhayul), permainan rakyat, tarian rakyat, adat istiadat rakyat, upacara, pesta rakyat, dan lain-lain. Folklor bukan lisan merupakan folklor yang bentuknya bukan lisan.

Folklor bukan lisan dapat berupa arsitektur rakyat, kerajianan tangan rakyat, pakaian rakyat, perhiasan, makanan dan minuman, dan obat-obatan tradisional.

Bascom (dalam Danandjaja 1984:6), menyatakan bahwa folklor memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Sebagai sistem proyeksi.

2. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga kebudayaan.

3. Sebagai alat pendidik anak.

4. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh anggota masyrakat lainnya.

Menurut Danandjaja (1984:7), agar dapat membedakan folklor dari ragam kebudayaan lainnya wajib mengetahui dan memahami ciri-ciri utama mengenai folklor. Adapun ciri-ciri utama folklor sebagai berikut:

1. Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan atau diartikan penyebarannya disampikan dari mulut ke mulut.

(30)

2. Folklor bersifat tradisional yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar.

3. Folklor ada (eksis) dalam versi-versi bahkan jenis-jenisnya berbeda-beda.

4. Folklor bersifat anonim yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui lagi.

5. Folklor biasanya mempuyai bentuk berumus atau berpola.

6. Folklor mempunyai kegunaan (function) dalam kehidupan bersama suatu kolektif.

7. Folklor bersifat pralogis artinya mempunyai cara logika sendiri yang tidak disesuaikan dengan logika umum.

8. Folklor menjadi milik bersama dari kolektif tertentu.

Berdasarkan keterangan yang telah dipaparkan di atas jenis folklor yang dekat dan cocok dengan pembahasan yaitu folklor sebagian lisan dan folklor bukan lisan. Sebeb folklor sebagian lisan terdiri dari beberapa bagian salah satunya adalah kepercayaan rakyat dan folklor bukan lisan salah satu pembagiannya yaitu obat-obatan. Sesuai dengan judul penelitian fungsi kepercayaan rakyat Melayu pada pengobatan penyakit anak di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Maka kedua folklor ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.

2.2.2 Kepercayaan

Pada konsep sosiologi kepercayaan dikenal dengan trust. Kepercayaan memiliki makna percaya atas beberapa kualitas atau sesuatu atribut, seseorang, atau kebenaran dari suatu pernyataan. Torsvik (dalam Damsar 2011:185), berpendapat bahwa

(31)

kepercayaan merupakan sebuah kecenderungan perilaku tertentu yang dapat mengurangi sebuah resiko. Kepercayaan lahir pada diri manusia dengan mempercayai sesuatu hal yang bertujuan untuk mengurangi sebuah resiko dalam kehidupan.

Fowler (1995:19), menerangkan bahwasanya kepercayaan adalah sebuah cara seseorang pribadi atau kelompok dalam memasuki aneka ragam lapangan daya hidup yang kompleks untuk berhubungan dengan hal-hal yang dianggap penting. Hubungan yang terbangun atas kepercayaan menjadi sebuah dasar seseorang atau masyarakat untuk mempercayai adanya sebuah hal yang dapat memberikan manfaat. Sehingga manfaat inilah yang dicari oleh setiap individu atau masyarakat dalam menjalani kehidupan.

Dalam sebuah kepercayaan masyarakatlah yang menjadi pelaku utama dalam mempercayai suatu hal. Kepercayaan rakyat merupakan salah satu bentuk dari sastra lisan yang dikembangkan secara lisan dan tulisan serta menyebar pada masyarakat dan disampaikan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Masyarakatlah yang menjadi pelaku utama sekaligus orang yang menjadi media informasi untuk menyampaikan sebuah pesan dari waktu ke waktu (Sulistyorini 2017:5).

Ungkapan mengenai kepercayaan rakyat ini merupakan bagian dari folklor sebagian lisan karena kepercayaan rakyat terdiri atas pertanyaan yang bersifat lisan ditambah dengan gerak isyarat yang dianggap memiliki makna gaib. Kepercayaan rakyat memiliki beberapa macam salah satunya adalah larangan, pengobatan, hingga kepercayan yang bersifat gaib atau tahayul. Dengan adanya kepercayaan masyarakat

(32)

akan sesuatu hal yang dianggap gaib maupun nyata, masyarakat di memahami akan adanya sebuah kekuatan atau norma serta aturan yang mengikat seseorang untuk melakukan sesuatu Danandjaja (1984:45).

Pada pengembangan fungsi kepercayaan rakyat Danandjaja (1984:170), memberikan sebuah pemahaman mengenai fungsi kepercayaan rakyat dalam kehidupan sehari-hari diantaranya sebagai berikut:

1. Mempertebal keyakinan

Mempertebal keyakinan merupakan sebuah wujud dari fungsi kepercayaan rakyat yang disebabkan karena masyarakat yakin akan adanya makluk gaib yang menempati alam sekeliling tempat tinggal dan berasal dari jiwa-jiwa orang lain.

2. Sistem proyeksi khayalan

Fungsi ini menjadi sebuah sistem yang menunjukkan kepribadian yang berasal dari diri sendiri sehingga sesorang menjadi halusinasi dan mengalami ganguan kejiwaan akibat bentuk dari makhluk gaib yang terlihatnya.

3. Mendidik

Fungsi kepercayaan rakyat salah satunya adalah mendidik yaitu untuk memberikan sesuatu yang belum diketahui oleh orang lain yang bertujuan untuk memberitahu dan menyampaikan makna sehingga dapat menjadi bagian upaya pembinaan diri, sikap, mental, dan akhlak.

(33)

4. Melarang

Fungsi ini memberikan sebuah arahan yang bertujuan melarang agar seseorang tidak melakukan sesuatu hal yang salah sehingga berakibat buruk bagi orang lain maupun bagi diri sendiri.

5. Menghibur

Dalam fungsi ini menghibur menjadi sebuah semangat baru bagi sesorang yang mengalami sesuatu hal masalah sehingga dengan adanya rasa menghibur ini sesorang dapat menyejukkan hati yang sedang mengalami musibah.

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Dasar

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yang berjudul fungsi kepercayaan rakyat Melayu pada pengobatan penyakit anak di dusun IV Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode ini dianggap tepat sebagai alat untuk menelaah permasalahan yang ada. Metode kualitatif bersifat deskriptif sebuah cara dan prosedur dalam pemecahan masalah dengan menyelidiki objek penelitian sehingga mendapatkan data secara ilmiah. Metode kualitatif adalah sebuah metode yang berlandaskan pada sebuah filsafat dan digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alami sehingga hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada sebuah makna dan mendeskripsikannya (Sugiyono 2018:15).

3.2 Sumber Data

Menurut Zuldafrial (2012:46) sumber data adalah subjek dari mana sebuah dapat diperoleh. Terdapat dua sumber data yang dianggap penting dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah seluruh proses tahapan pengobatan penyakit anak pada masyarakat Melayu di dusun IV Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

(35)

Dalam hal ini seluruh data berupa proses tahapan pengonatan penyakit anak diperoleh secara langsung melalui informan.

2. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa hasil penelitian ilmiah terdahulu baik berbentuk laporan penelitian, jurnal, buku, maupun arsip yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dibahas. Sumber data sekunder diperoleh secara tidak langsung misalnya peneliti harus mencari data dari orang lain ataupun dokumen pendukung.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data bertujuan agar seluruh data dapat terkumpul dengan baik sehingga dapat diolah, dianalisis, sehingga dapat disajikan secara ilmiah dengan metode penelitian yang sesuai.berikut ini adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yang berjudul fungsi kepercayaan rakyat Melayu pada pegobatan penyakit anak di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang:

1. Alat rekam: alat ini digunakan untuk merekam seluruh data keterangan yang disampikan oleh informan serta untuk mengambil gambar agar dapat dianalisis secara ilmiah.

2. Alat tulis berupa buku dan pulpen: digunakan sebagai alat untuk mencatat hal- hal yang penting pada saat penelitian.

(36)

3.4 Lokasi Penelitian

Sebuah penelitian lapangan sangat berkaitan dengan lokasi penelitian yang menjadi tempat pengkajian dilakukan terhadap sebuah permasalahan. Dalam penelitian yang berjudul fungsi kepercayaan rakyat Melayu pada pengobatan penyakit anak berlokasi dusun IV Desa Hamparan Perak Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dikarenakan wilayah ini sebagian besar dihuni oleh masyarakat Melayu yang masih mengekalkan kearifan lokal berupa pengobatan yang bersifat tradisional pada anak- anak Melayu ketika mengalami sakit penyakit. Sehingga pengkaji melihat tempat tersebut layak dilakukan sebuah penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data sebuah cara yang dipakai untuk mengumpulkan data penelitian sebanyak mungkin yang memakai ketentuan secara ilmiah. Pada penelitian ini adapun metode pengumpulan data adalah metode dengan penelitian lapangan sehingga cara pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1. Metode Obeservasi

Metode observasi merupakan sebuah cara yang digunakan saat sebelum penelitian terlaksana. Endraswara (2008:9), menyatakan bahwa observasi merupakan bagian utama dalam aktivitas penelitian lapangan yang berjuan untuk melihat kondisi awal dan merasakan segala fenomena yang akan diteliti. Dalam pengumpulan data ini

(37)

metode observasi dilakukan di wilayah Dusun IV Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang yang mayoritas masyarakatnya adalah etnis Melayu dan masih menjaga kearifan lokal berupa pengobatan penyakit pada anak.

2. Metode Wawancara Tak Struktur

Metode wawancara tak struktur dilakukan dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan informasi yang akurat berdasarkan keterangan yang diberikan oleh informan terkait. Menurut Sugiyono (2018:25) wawancara tak struktur adalah sebuah metode wawancara yang dilakukan peneliti dengan tidak menggunakan panduan atau pedoman pertanyaan yang tersusun secara sistematis untuk dipertanyakan kepada informan. Dalam hal ini seluruh pertanyaan hanyalah berfokus pada permasalahan agar pembahasan dalam wawancara tidak begitu meluas.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi dalam sebuah penelitian wajib diperlukan yang berguna untuk melengkapi data dalam sebuah penelitian. Dokumentasi dapat berupa gambar, rekaman, maupun video yang terjadi saat penelitian berlangsung maupun benda- benda yang berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini dokumentasi yang menunjang penelitian mengenai fungsi kepercayaan rakyat Melayu pada pengobatan penyakit anak di kecamatan Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang dapat berupa gambar kegiatan cara dan tahap pengobatan, alat dan bahan yang digunakan maupun hal-hal yang dianggap penting serta rekaman yang memperkuat data di lapangan.

(38)

3.6 Metode Analisis Data

Pada penelitian lapangan metode analisis data dilakukan sebagai tahap terakhir setelah seluruh data terkumpul. Menurut Bogdan & Biklen dalam (Moleong 1998:248) metode analisis data adalah cara yang diguakan untuk menganalisis data penelitian. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan pengkaji dalam menganalisis data penelitian berdasarkan permasalahan yang akan dibahas:

1. Melakukan penelitian dan mengumpulkan data sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas.

2. Mengelompokkan hasil data penelitian berdasarkan teori yang digunakan.

3. Menganalisis data secara ilmiah dan objektif berdasarkan teori yang digunakan.

4. Menyalin kembali data yang telah dianalisis berdasarkan teori yang digunakan.

5. Membuat kesimpulan secara ilmiah berdasarkan hasil penelitian.

(39)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah

Gambaran atau deskripsi wilayah merupakan hal yang penting disajikan dalam sebuah hasil penelitian, hal ini dikarenakan agar pembaca dapat memahami dan mengetahui gambaran wilayah tempat penelitian tersebut. Dalam deskripsi wilayah mengenai lokasi penelitian yang dilakukan pengkaji yang berada di Dusun IV Desa Hamparan, Perak Kecamatan Hamparan, Perak Kabupaten Deli Serdang Dengan menyajikan beberapa data berupa letak gografis (Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang 2020:10).

4.1.1 Letak Geografis

Letak geografis lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang berada diantara koordinat 2 sampai dengan 1 Lintang Utara - sampai dnegan 27 Bujur Timur. Secara administratif Kabupaten Deli Serdang terdiri dari 22 Kabupaten, 14 Kelurahan, dan 380 Desa dengan luas wilayah

± 249.772 Ha (2.497,72 Km²). Dari semua kebupaten yang ada di Kabupaten Deli Seradang, kabupaten terluas berada pada wilayah Kabupaten Hamparan Perak yang memiliki luas ± 23,015 Ha atau 9,21% dari luas total Kabupaten Deli Serdang.

Kabupaten Deli Serdang jika ditinjau secara detail berada pada posisi yang sangat strategis dengan berbagai keberagamannya. Posisi dari wilayah Kabuapten Deli Serdang berdampingan dengan beberapa wilayah diantaranya:

(40)

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka.

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun.

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Karo.

Sebelah Timur : berbatasann dengan Kabupaten Sedang Bedagai.

(Gambar 1 Peta Kabupaten Deli Serdang)

(https://www.google.com/search?q=peta+kabupaten+deli+serdang&source=lmns&bi h=657&biw=1366&safe=strict&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwim3fC5kYnuAhURQ H0KHbZeAgcQ AUoAHoECAEQAA- diakses pada tanggal 7 Januari 2021).

Secara letak administrasi Kabupaten Deli Sedang dari 22 Kabupaten, 14 Kelurahan, dan 380 Desa, berikut ini adalah data tabel dari Kabupaten Deli Serdang berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari jumlah desa, jumlah kelurahan secara administrasi. Salah satu kecamatan dari wiladah kabupaten Deli Serdang ialah kecamatan Hamparan Perak. Kecamatan Hamparan Perak yang termasuk ke dalam peta administrasi Kabupaten Deli Serdang maka berikut ini adalah deskripsi dari wilayah Kecamatan Hamparan Perak:

(41)

Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdangmemilikiluas 1,441,024 a terdiri dari 20 desa yang berada pada garis lintang ’0’ dan garis bujur 42’00’.

Dengan ketinggian tempat 13-28 Mdpl dnegan kemiringan lereng 0-15% tetapi di dominasi olehlereng<2%(datar). Kecamatan Hamparan Perakmemilikicurahhujan 1600-2400 mm/tahun. Adapunbatas-bataswilayahdari Kecamatan Hamparan Perak sebagai berikut:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Precut Sei Tuan.

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Sunggal.

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal.

Sebelah Timur : berbatasan dengan kota Madya Medan.

4.2 Kepercayaan Masyarakat Melayu Hamparan Perak

Lewicky dan Wiethoff (2000:4) mendeskripsikan kepercayaan adalah sebagian dari keyakian individu dan kemauan untuk bertindak atas dasar kata-kata, tindakan, dan keputusan orang lain. Hal ini menyebabkan adanya sebuah pemahaman atas apa yang dipercaya sehingga berkembang dan menjadi sebuah sistem kepercayaan yang didasari oleh pengalaman hidup setiap individu dalam menjalankan aturan atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Dalam masyarakat Melayu di dusun IV Desa Hamparan Perak Hamparan Perak mempercayai beberapa hal mengenai sesuatu yang berorientasi pada kehidupan. Masyarakat Melayu Hamparan Perak meyakini bahwa kepercayaan

(42)

adalah segala sesuatu yang kita yakini baik secara gaib maupun nyata, namun masyarakat Melayu di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang pada umumnya tetap berpegang teguh pada ajaran Islam. Wilayah Kecamatan Hamparan Perak merupakan bagaian dari pemukiman masyarakat Melayu yang tinggal berdampingan dengan masyarakat lainnya baik suku Jawa, Batak, Aceh dan lain-lain.

Kepercayaan masyarakat Melayu tumbuh dan berkembang sejak lama, kepercayaan inilah yang masih tetap dilestarikan oleh masyarakat Melayu yang tinggal di wilayah Hamparan Perak. Kepercayaan mengenai hal yang pengobatan penyakit anak di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

4.3 Penyakit Umum Pada Anak Di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

Penyakit merupakan sebuah musibah atau yang sering disebut oleh masyarakat Melayu di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang dengan sebutan bale. Penyakit merupakan sebuah kondisi terdapat dimana keadaan tubuh yang abnormal, yang menyebabkanya hilangnya kondisi normal atau sehat. Adanya hal tidak normalan ini, belum cukup untuk mengetahui apakah seseorang itu terkena sebuah peyakit karena penyakit biasanya disertai dengan gejala-gejala yang menjadi tahap awal perkembangan sebuah penyakit (Underwood 1999:76).

Pada masyarakat Melayu yang tinggal di dusun IV Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang khususnya anak-anak sering mengalami sakit yang diakibatkan dengan pola perilaku maupun hal-hal yang

(43)

dipercayai karena terkena gangguan gaib. Dalam penelitian ini ada 10 penyakit anak yang akan dibahas terdiri dari: deman atau keteguran, cacingan, bisul, sakit mata, panas dalam, diare, batuk, kerumut, masuk angin atau gembung, dan cacar air yang biasa diobati oleh orang tua dengan pengobatan tradisional dengan harapan agar anak tersebut mendapat kesembuhan. Berikut ini merupakan tahapan dan pelaksanaan dalam pengobatan penyakit anak.

4.4 Jenis-Jenis Pengobatan Penyakit Anak Bersifat Rasional Dan Irasional pada Masyarakat Melayu Di Kecamatan Hamparan Perak

Penyakit merupakan sebuah keadaan dimana terdapat ganguan terhadap bentuk atau salah satu fungsi bagian tubuh yang menyebabkan tubauh tidak dapat bekerja seperti normal. Keadaan tubuh yang semakin mengalami ketidaknormalan adalah tanda-tanda dimana seseorang individu telah terserang penyakit. Dalam pengobatan sebuah penyakit masyarakat Melayu di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang memiliki ragam jenis pengobatan yang bersifat tradisional. Pengobatan penyakit ini didapati dari para leluhur masyarakat Melayu itu sendiri yang diajarkan secara turun-temurun. Pada penelitian ini berfokus pada pengobatan penyakit anak di dusun IV Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Jenis pengobatan penyakit anak pada masyarakat Melayu Hamparan Perak terbagi atas dua yaitu pengobatan yang bersifat rasioal dan pengobatan yang bersifat irasional. Pengobatan merupakan serangkaian cara yang dilakukan seseorang untuk bertujuan menyembuhkan sebuah penyakit yang sedang dialami. Dalam sebuah pengobatan masyarakat Melayu yang bersifat rasional. Pengobatan bersifat rasional

(44)

adalah sebuah cara pengobatan yang dilakukan oleh seseorang atau masyarakat Melayu berdasarkan pemikiran dan pertimbangan yang logis dan cocok dengan akal sehat manusia. Pengobatan ini bertujuan untuk meyembuhkan sesorang dari berbagai penyakit dengan pengetahuan yang didapatkan secara turun-temurun dari leluhurnya.

Adapun cara yang digunakan dalam pengobatan ini dapat dipahami oleh masyarakat luas serta bisa dimaknai dengan baik. Pengobatan penyakit bersifat rasional pada umumnya banyak menggunakan rempah-rempah dan tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar rumah. Namun, ada juga tanaman atau bahan yang dipakai untuk mengobati penyakit yang harus dibeli dari luar sebab di zaman sekarang ini sangat minim sekali masyarakat atau keluarga yang menanam tanaman obat-obatan disekitaran rumah.

Dunia pengobatan Melayu sangat beragam salah satunya adalah pengobatan penyakit anak yang bersifat irasional. Pengobatan yang bersifat irasional biasanya didapatkan masyarakat Melayu dari para leluhur yang diajarkan secara turun-temurun maupun secara wahyu atau ilham. Pengobatan ini biasanya meggunakan rempah- rempah dan benda-benda yang diyakini dapat memberikan kekuatan. Secara garis besar pengobatan bersifat irasional diartikan sebagai segala sesuatu yang berlawanan dengan pemahaman rasional. Selain itu pengertian pengobatan irasional dapat diartikan juga sebagai sebuah pemahaman pengobatan yang menggunakan alat dan bahan di luar akal sehat manusia.

(45)

4.5 Tahapan Pengobatan Penyakit Anak Pada Masyarakat Melayu Di Kecamatan Hamparan Perak

Dalam pengobatan penyakit anak di dusun IV Desa Hamparan Perak Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Masyarakat Melayu di wilayah tersebut memiliki dua tahap di masing-masing jenis pengobatan yaitu tahapan persiapan dan tahapan pelaksanaan pemberiaan obat. Pada tahapan pengobatan anak yang terserang penyakit dilakukan pengobatan secara rutin hingga sampai dipercayai sembuh, jika pengobatan tradisonal juga tidak berjalan dengan baik maka anak yang sakit akan di rujuk ke rumah sakit atau klinik terdekat untuk mendapatkan pengobatan secara medis.

4.5.1 Tahap Persiapan Pengobatan Bersifat Rasional

Dalam tahap persiapan mengobati penyakit anak biasanya dilakukan oleh Ibu dan ayah, hal ini dilakukan secara bersama-sama dengan harapan agar anak segera sembuh. Namun, terkadang peranan Ibu lebih aktif dari pada Ayah karena keterbatasan waktu. Ibu lebih banyak waktu dengan anak di rumah sementara Ayah bekerja. Pada tahapan persiapan hal-hal yang dilakukan adalah mempersipakan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mengobati penyakit anak tersebut. Berikut ini adalah tahapan persipan dalam mengobati penyakit anak yang dilakukan oleh masyarakat Melayu di dusun IV Desa Hamparan Perak, Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang:

(46)

1 Penyakit Demam

Demam merupakan sebuah keadaan dimana kondisi suhu tubuh seseorang mengalami peningkatan dari suhu normal. Pada kondisi demam anak pada umumnya akan mengalami pusing, muntah, dan tubuhnya terasa lebih hangat. Anak akan merasa tidak nyaman atau gelisah berlebihan dan akan sering menangis. Pada keadaan ini tahap persiapan alat dan bahan untuk mengobati penyakit demam pada anak khususnya yang dilakukan oleh masyarakat Melayu dengan cara mempilis, disembur, dan dengan memberikan beberapa ramuan yang terdiri dari:

Diubati

Alat: 1. Mangkok

Bahan: 1. Air ½ liter

2. Bunga kembang sepatu

(Gambar pribadi 2: bunga kembang sepatu dan semangkok air)

Selain itu terdapat bahan-bahan lainnya dalam pengobatan penyakit anak yang digunakan oleh masyarakat Melayu. Bahan tersebut dipercayai sebagai obat-obatan herbal yang mampu mencabut demam seorang anak. Berikut ini adalah alat dan bahan yang digunakan:

(47)

Alat: 1. Manggkok

Bahan: 1. Air ½ liter

2. Daun sidingin-dingin

(Gambar pribadi 3: pohon sidingin-dingin)

2. Penyakit Cacingan

Penyakit cacingan merupakan kondisi seorang anak mengalami kurus yang dapat disebabkan karena adanya cacing atau parasit yang berada di dalam perut.

Cacing tersebut menyerap nutrisi yang seseorang makan sehingga kondisi tubuh tidak mendapatkan asupan nutrisi dengan baik. Penyakit cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kebersihan ataupun perhatian orang tua kepada anak terhadap apa yang di makan dan kebiasaanya. Masyarakat Melayu yang berada di dusun IV Desa Hamparan Perak. Serdang melakukan pengobatan cacingan dengan mempersipakan alat dan bahan terlebih dahulu. Berikut ini adalah alat dan bahan yang digunakan untuk mengobati penyakit cacingan pada anak:

Alat: 1. Saringan halus

2. Penggilingan 3. Piring kecil

Bahan: 1. Petai Cina

2. Air putih ½ gelas

(48)

(Gambar pribadi 4: biji petai cina dan saringan )

3. Penyakit Bisul

Penyakit bisul adalah sebuah penyakit benjolan merah pada kulit yang berisikan nanah dan terasa nyeri. Penyakit ini secara ilmiah disebabkan karena infeksi bakteri yang memicu peradangan pada dinding kulit tempat tumbuhnya rambut- rambut halus. Pada masyarakat Melayu umumnya mengetahui penyakit ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu dikarenakan banyak mengkonsumsi telur.

Umumnya penyakit ini sering dialami oleh anak kecil. Namun, tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga dapat terkena. Pada masyarakat Melayu di desa Hamparan Perak mengobati penyakit ini pada anak biasanya dilakukan dengan mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut:

Alat: 1. Piring kecil

2. Gilingan 3. Pisau Bahan: 1. Asam Jawa

2. Jeruk nipis

(49)

(Gambar pribadi 5: asam jawa, jeruk nipis, dan pisau)

4. Penyakit Mata (Iritasi)

Sakit mata merupakan sebuah keadaan mata yang memerah akibat iritasi debu maupun benda yang masuk ke dalam mata sehingga membuat mata merah dan berair.

Penyakit ini juga biasanya sering menyerang anak-anak yang diakibatkan pola bermain dan kurangnya menjaga kebersihan. Pada masyarakat Melayu pengobatan tradisional diberikan kepada anak dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang dipercayai dapat memberikan kesembuhan. Salah satu tumbuhan alami dijadikan obat sakit mata yaitu dengan menyiapkan embun pagi yang berada di daun pisang.

Embun tersebut diambil ketika pagi hari dan tidak boleh yang sudah lama terkena sinar matahari, berkut ini adalah alat dan bahan yang digunakan untuk mengobati penyakit mata atau iritasi secara tradisional:

Alat: 1. Sendok

Bahan: 1. Embun (yang melekat di daun pisang saat pagi hari)

(Gambar pribadi 6: pohon pisang dan sendok)

(50)

5. Penyakit Panas Dalam

Penyakit panas dalam adalah suatu keadaan dimana tubuh manusia mengalami panas yang berlebihan terutama di dareah sistem pencernaan yang ditandai dengan sariawan, sakitnya berada ditenggorokan. Keadaan ini sering dialami oleh anak-anak karena kurangnya pengawasan orang tua kepada anak sebab makanan yang dikonsumsi anak-anak sangat beragam. Selain itu, mengkonsumsi air putih juga merupakan kunci utama agar tidak terjadi panas dalam. Masayarakat Melayu mengobati penyakit ini dengan pengobatan tradisional dengan cara meminum beberapa ramuan dengan menyiapkan beberapa alat dan bahan. Berikut ini adalah alat dan bahan yang digunakan untuk mengobati penyait panas dalam:

Alat: 1. Saringan halus Bahan : 1. Gula batu

2. Gelas 2. Biji selasih

3. Piring 3. Air putih 1 gelas

4. Kulit kayu manis

(Gambar pribadi 7: obat panas dalam, air putih, dan saringan)

Gambar

Table Fungsi Sosial Kepercayaan Rakyat Melayu Pada Pengobatan Penyakit  Anak Di Kecamatan Hamparan Perak

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Penyedia yang merasa keberatan atas hasil pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan kepada Pokja 12 Unit Layanan Pengadaan Provinsi Jawa Tengah selaku Pelaksana Pengadaan

Diagram 2 : Aktivitas Siswa Dalam Penerapan Model TGT di kelas IV pada Siklus I dan II Dari berbagai diagram aktivitas yang telah siswa lakukan dalam penelitian mengalami kenaikan

Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV) Terhadap Harga Saham pada

Mekanisme kerja sudah berjalan dengan baik tetapi SDM penanggulangan radikalisme masih kurang, karena anggota yang melaksanakan tugas belum memiliki pemahaman yang cukup terhadap

Menjelaskan isi kandungan hadits tentang menyayangi anak yatim secara sedarhana. Jumlah

(1) Dalam hal Wakil Jaksa Agung dan Jaksa Agung Muda dinilai melakukan perbuatan yang dapat menyebabkan pemberhentian tidak dengan hormat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat

Teknologi internet adalah salah satu cara dari berbagai macam media yang dapat digunakan untuk memberikan informasi-informasi mengenai permasalahan narkoba, dengan menggunakan

Maka dari itu pada tahun 1990an pemerintah mengangkat kembali keberadaan Aksara Sunda dan membuat Aksara Sunda Baku, yaitu Aksara Sunda yang dimodernisasikan, seperti