• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berlangsung di Indonesia. Hak atas kekayaan intelektual yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berlangsung di Indonesia. Hak atas kekayaan intelektual yang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perlindungan hak kekayaan intelektual sanagt penting bagi pembangunan yang sedang berlangsung di Indonesia. Hak atas kekayaan intelektual yang dilindungi di Indonesia bisa saja berupa merek, lisensi, hak cipta, paten maupun desain industri. Kata, huruf, angka, gambar, foto, bentuk, warna, jenis logo, label atau gabungannya yang dapat digunakan untuk membedakan barang dan jasa dapat dianggap sebagai sebuah merek.

Di sebagian negara, slogan iklan juga dianggap sebagai merek dan dapat didaftarkan pada Kantor Hak dan Kekayaan Inteletual (HaKI). Jumlah negara yang membuka kemungkinan untuk pendaftaran bentuk-bentuk merek yang kurang biasa didaftarkan seperti warna tunggal, tanda tiga dimensi (bentuk produk atau kemasan), tanda-tanda yang dapat didengar (bunyi) atau tanda olfactory (bau). Namun demikian, sebagian besar negara telah menentukan batasan-batasan mengenai hal apa saja yang dapat didaftarkan sebagai sebuah merek, secara umum adalah untuk tanda-tanda yang memang secara visual dapat dirasakan atau yang dapat ditunjukkan dengan gambar atau tulisan.

Pemahaman yang harus dibentuk ketika menempatkan merek sebagai hak

kekayaan intelektual adalah kelahiran hak atas merek yang diawali dengan

temuan-temuan barang atau jasa yang lebih dikenal dengan penciptaan. Pada

merek ada unsur ciptaan yakni : desain logo maupun huruf. Dalam merek, bukan

(2)

hak atas ciptaan itu yang dilindungi tetapi merek itu sendiri sebagai tanda pembeda.

1

Merek pada saat ini bukan hanya sebagai suatu nama atau simbol saja, melainkan merek memiliki aset kekayaan yang sangat besar. Merek yang tepat dan dipilih secara hati-hati merupakan aset bisnis yang berharga untuk sebagian besar perusahaan. Perkiraan nilai dari merek-merek terkenal di dunia seperti

Coca-Cola atau IBM melebihi 50 (lima puluh) milyar dollar masing-masingnya.2

Hal ini karena konsumen menilai merek, reputasi, citra dan sejumlah kualitas- kualitas yang konsumen inginkan yang berhubungan dengan merek. Konsumen dalam hal ini mau membayar lebih untuk produk dengan merek tertentu yang telah diakui dunia dan yang dapat memenuhi harapan mereka. Oleh karena itu, memiliki sebuah merek dengan citra dan reputasi yang baik menjadikan sebuah perusahaan lebih kompetitif. Bahkan bagi beberapa negara di Amerika Selatan, merek dijadikan sebagai simbol asosiasi kultural dan sentuhan mistik.

3

Fungsi utama dari sebuah merek adalah agar konsumen dapat mencirikan suatu produk (baik itu barang maupun jasa) yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dibedakan dari produk perusahaan lain yang serupa atau yang mirip yang dimiliki oleh pesaingnya. Konsumen yang merasa puas dengan suatu produk tertentu akan membeli atau memakai kembali produk tersebut di masa yang akan datang. Untuk dapat melakukan hal tersebut pemakai harus mampu

1 O.K.Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal. 330.

2 Sutiman Wijaya, 10 Merek Paling Terkenal di Dunia, Pustaka Bangsa Press, Jakarta, 2008, hal. 2.

3 Yahya Harahap, Tinjauan Merek Secara Umum dan Hukum Merek di Indonesia berdasarkan Undang-Undang RI NO. 19 Tahun 1992, PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1996, hal.11.

(3)

membedakan dengan mudah antara-produki yang asli dengan produk-produk yang identik atau yang mirip.

Untuk memungkinkan satu perusahaan dapat membedakan dirinya dan produk yang dimiliki terhadap apa yang dimiliki oleh para pesaingnya, maka merek menjadi peran penting dalam pencitraan dan strategi pemasaran perusahaan, pemberian kontribusi terhadap citra dan reputasi terhadap produk dari sebuah perusahaan di mata konsumen. Citra dan reputasi perusahaan untuk menciptakan kepercayaan merupakan dasar untuk mendapatkan pembeli yang setia dan meningkatkan nama baik perusahaan. Konsumen sering memakai faktor emosional pada merek tertentu, berdasarkan serentetan kualitas yang diinginkan atau fitur-fitur yang terwujud dalam produk-produk yang dimiliki merek tersebut, contoh : Mobil Toyota yang merupakan top best seller selama satu dasawarsa terakhir ini di Indonesia telah mempunyai reputasi yang legendaris sebagai mobil yang tahan segala kondisi dan cuaca serta suku cadang yang murah dan mudah terjangkau.

Merek juga dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam memelihara dan meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki guna menjamin bahwa merek produk yang mereka miliki memiliki reputasi yang baik.

Hal ini terbukti bahwa beberapa merek terkenal, seperti : sepatu dan sandal Pakalolo yang mempunyai kualitas yang bagus senantiasa berinvestasi dan mengembangkan produk mereka dengan berbagai model dan inovasi yang mutakhir sehingga masyarakat sudah meyakini kualitas dari Pakalolo.

Walaupun sebagian besar pelaku bisnis menyadari pentingnya penggunaan

merek untuk membedakan produk yang mereka miliki dengan produk para

(4)

pesaing mereka, tapi tidak semua dari mereka yang menyadari mengenai pentingnya perlindungan merek melalui pendaftaran. Dalam banyak kejadian, merek yang terdaftar dan dengan memiliki reputasi yang baik pada konsumen, juga dipergunakan untuk mendapatkan dana, dari institusi keuangan yang menyadari arti pentingnya sebuah merek dalam sukses-nya bisnis sebuah usaha pendaftaran, menurut Undang-Undang Merek memberikan hak eksklusif kepada perusahaan pemilik merek guna mencegah pihak-pihak lain untuk memasarkan produk-produk yang identik atau mirip dengan merek yang dimiliki oleh perusahaan bersangkutan dengan menggunakan merek yang sama atau merek yang dapat membingungkan konsumen.

Tanpa adanya pendaftaran merek, investasi yang dimiliki dalam memasarkan sebuah produk dapat menjadi sesuatu yang sia-sia karena perusahaan pesaing dapat memanfaatkan merek yang sama atau merek yang mirip tersebut untuk membuat atau memasarkan produk yang identik atau produk yang mirip.

Jika seorang pesaing menggunakan merek yang identik atau mirip, pelanggan dapat menjadi bingung sehingga membeli produk pesaingnya tersebut yang dikiranya produk dari perusahan sebenarnya.

Hal ini tidak saja mengurangi keuntungan perusahaan dan membuat bingung pelanggannya, tetapi dapat juga merusak reputasi dan citra perusahaan yang bersangkutan, khususnya jika produk pesaing kualitasnya lebih rendah.

Mengingat nilai dari merek dan peran yang dimiliki oleh sebuah merek dalam

menentukan suksesnya sebuah produk di pasar, maka perlu dipastikan bahwa

merek tersebut sudah terdaftar, guna mendapat perlindungan dalam pasar yang

bersangkutan.

(5)

Dalam kegiatan perekonomian, kadang bisa saja terjadi jika merek yang telah terdaftar ternyata tidak pernah digunakan dalam kegiatan perdagangan.

Merek yang tidak pernah digunakan tersebut biasanya dikenal dengan merek non

use.4

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis akan meninjau permasalahan merek dalam sebuah skripsi dengan judul sebagai berikut “Tinjauan Yuridis Terhadap Penghapusan Pendaftaran Merek Akibat Merek Tidak

Merek non use merupakan penyimpangan terhadap definisi merek karena dapat diartikan dengan merek yang tidak lagi sebagai satu kesatuan yang utuh akibat tidak dipergunakannya merek tersebut dalam perdagangan barang dan jasa meskipun merek tersebut sudah didaftarkan dalam Daftar Umum Merek serta telah diberikan hak atas merek tersebut.

Jika pemilik merek tidak memenuhi unsur adanya penggunaan merek baik digunakan oleh dirinya sendiri atau penggunaannya diberikan kepada orang lain dengan izin, maka hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek dapat dimintakan penghapusan merek. Pengertian adanya pelanggaran hak atas merek yang disebabkan oleh adanya merek non use adalah pelanggaran terhadap kewajiban yang dimiliki pemilik merek untuk menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya.

Permasalahan yang cukup penting dalam merek non use adalah adanya itikad tidak baik dari pemegang merek non use untuk merugikan konsumen maupun menyesatkan pihak lain. Undang-Undang Merek menyatakan bahwa merek tidak dapat didaftarkan atas dasar permohonan yang diajukan oleh pemohon yang tidak beritikad baik.

4 Ibid, hal.549.

(6)

Dipergunakan Dalam Kegiatan Perdagangan”. Penulis dalam meneliti skripsi ini mempunyai 2 (dua) alasan, yakni : Alasan pertama adalah karena adanya keinginan untuk memperluas cakrawala berpikir tentang Hak atas Kekayaan Intelektual khususnya mengenai masalah merek. Dengan dasar pertimbangan bahwa untuk masa – masa yang akan datang kebutuhan mengenai hukum merek ini mutlak diperlukan bagi para pelaku usaha.

Alasan kedua adalah bahwa kepentingan praktik dalam bidang merek dapat menjangkau perkembangan ke depan sehingga memerlukan pemahaman yuridis. Paling tidak keinginan untuk mendalami bidang hukum tentang merek, akan menambah pemahaman dalam menyongsong kebutuhan praktik di masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Dalam sebuah skripsi tentu harus ada permasalahan yang akan dibahas.

Adapun permasalahan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana menentukan suatu merek telah tidak dipergunakan dalam

kegiatan perdagangan barang dan jasa ?

2. Mengapa diperlukan pengaturan mengenai masalah penghapusan pendaftaran merek ?

3. Bagaimana implementasi penghapusan pendaftaran merek di Indonesia,

berbagai negara lain dan menurut TRIPs ?

(7)

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan penulisan sebuah skripsi sangat mutlak diperlukan karena di dalamnya terkandung pembahasan atas pokok permasalahan yang ada. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menentukan suatu merek telah tidak dipergunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

2. Untuk mengkaji pengaturan mengenai masalah penghapusan pendaftaran merek.

3. Untuk mengkaji implementasi penghapusan pendaftaran merek di Indonesia, berbagai negara lain dan menurut TRIPs.

Manfaat penulisan sebuah skripsi adalah untuk mengetahui alasan penulis dalam membuat karya ilmiah ini. Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoretik, skripsi ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan hukum merek bagi penulis, khususnya mengenai masalah pendaftaran merek sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.

2. Secara praktis, skripsi ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada

masyarakat pada umumnya baik secara teori maupun secara praktek,

tentang upaya hukum pendaftaran merek dan dapat membantu penulis

dalam menghadapi masalah penghapusan pendaftaran merek yang

mungkin saja akan dihadapi oleh penulis suatu saat nanti apabila sudah

terjun dalam kehidupan bermasyarakat.

(8)

D. Keaslian Penulisan

Skripsi dengan judul “Tinjauan Yuridis Terhadap Penghapusan Pendaftaran Merek Akibat Merek Tidak Dipergunakan Dalam Kegiatan Perdagangan” telah melalui proses peninjauan atau penelusuran kepustakaan.

Dari penelusuran kepustakaan Universitas Sumatera Utara, diketahui bahwa skripsi dengan judul ini belum pernah dibuat dan dibahas sebelumnya di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Dengan kata lain, penulisan skripsi dengan judul ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan berprinsip kepada asas kejujuran.

E. Tinjauan Kepustakaan

Suatu konsep atau suatu kerangka konsep pada hakikatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang bersifat lebih konkrit daripada kerangka teoritis yang sering kali masih bersifat abstrak. Walaupun demikian, suatu kerangka konsep kadang-kadang juga masih bersifat abstrak, sehingga memerlukan definisi-definisi yang bersifat operasional, yang akan dapat membuat suatu pegangan konkrit di dalam proses penelitian. Selain itu, konsep juga bisa merupakan definisi dari segala sesuatu yang telah diamati, konsep menentukan antara variabel-variabel yang ingin menentukan adanya hubungan empiris.

5

5 Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Edisi Ketiga), Jakarta, PT.

Gramedia Pustaka Utama, 1999, hal. 21.

Untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian skripsi ini, perlu

kiranya didefinisikan beberapa konsep dasar dalam rangka menyamakan persepsi

untuk dapat menjawab permasalahan penelitian.

(9)

1. Menurut rumusan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, dikatakan bahwa “ merek merupakan tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf – huruf, angka – angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur – unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”.

2. Muhamad Djumhana menyatakan bahwa merek adal ah suatu tanda pengenal dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa yang sejenis dan sekaligus merupakan jaminan mutunya bila dibandingkan dengan produk barang atau jasa sejenis yang dibuat oleh pihak lainnya. Merek tersebut bisa saja merupakan merek dagang maupun merek jasa. Merek dagang digunakan sebagai pembeda bagi barang – barang yang sejenis yang dibuat oleh perusahaan lain, sedangkan merek jasa diperuntukkan sebagai pembeda perdagangan jasa yang sejenis. Dengan melihat, membaca atau mendengar suatu merek, seseorang sudah dapat mengetahui secara persis suatu barang atau jasa yang akan diperdagangkan oleh pembuatnya.

6

3. Merek juga dapat berfungsi merangsang pertumbuhan industri dan perdagangan yang sehat dan menguntungkan semua pihak. Diakui oleh

Commercial Advisory Foundation in Indonesia ( CAFI ) bahwa masalah

paten dan trademark di Indonesia memegang peranan yang penting di dalam ekonomi Indonesia, terutama berkenaan dengan berkembangnya usaha – usaha industri dalam rangka penanaman modal. Realisasi dari pengaturan merek tersebut juga akan sangat penting bagi kemantapan perkembangan ekonomi jangka panjang. Juga merupakan sarana yang

6 Muhamad Djumhana, Hak Milik Intelektual : Sejarah, Teori dan Praktiknya di Indonesia, Bandung, PT. Citra Aditya Bhakti, 1997, hal. 155.

(10)

sangat diperlukan dalam menghadapi mekanisme pasar bebas yang akan dihadapi dalam globalisasi pasar internasional. Pamor Indonesia pun akan bertambah serta dianggap sebagai negara yang sudah cukup dewasa untuk turut serta dalam pergaulan antar bangsa – bangsa.

7

4. Pendaftaran merek adalah usaha yang dilakukan oleh pihak pengusaha untuk mendapatkan perlindungan hukum atas hak kekayaan dan intelektualnya.

8

5. Penghapusan merek adalah merek non use yang telah didaftarkan oleh pemilik usaha dagang namun tidak pernah dipergunakan atau dipakai dalam kegiatan perdagangan.

9

F. Metode Penulisan

Metode penelitian merupakan suatu prosedur untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Penelitian merupakan suatu pencarian terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.

10

Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode berhubungan dengan masalah cara kerja, yaitu cara kerja untuk dapat memahami obyek yang akan menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan dengan langkah-langkah yang sistematis.

11

Metode ilmiah juga dapat dikatakan sebagai ekspresi mengenai cara berpikir, sedangkan berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan.

12

7 Ibid, hal. 160.

8 Ibid, hal. 161.

9 Ibid, hal. 165.

10 Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1998, hal. 13.

11 Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat-Edisi Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997, hal.16.

12 Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1999. hal. 119.

Sehubungan

(11)

dengan pembahasan permasalahan dalam tesis ini, penulis meneliti permasalahan yang ada dengan berdasarkan kepada metode yang tersusun secara sistematis dan dengan pemikiran tertentu di dalam menganalisa. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan bahan primer, bahan sekunder dan bahan tersier (pendukung).

Penulis dalam mengkaji permasalahan yang ada dalam skripsi ini dengan menggunakan metode Penelitian Kepustakaan (library research). Dengan metode ini penulis meneliti peraturan perundang-undangan yang terkait dengan masalah pendaftaran merek, sehingga didapat bahan primer untuk mengerjakan skripsi ini.

Bahan skunder didapat oleh penulis melalui kajian terhadap buku-buku bacaan dan kamus hukum yang relevan dengan masalah yang dibahas untuk dijadikan landasan berpikir dan tolok ukur bagi penulis dalam menganalisa masalah-masalah dalam penulisan skripsi ini.

Bahan tertier didapat oleh penulis dengan meneliti bahan-bahan di internet dan harian nasional yang semakin menambah khasanah penelitian dalam penulisan skripsi ini.

Selain itu, dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode

analisis deskriptif dengan mengkaji dan menguraikan pokok permasalahan dalam

penulisan skripsi ini menjadi suatu analisis data yang akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan.

(12)

G. Sistematika Penulisan

Dalam sebuah penulisan skripsi diperlukan sistematika penulisan agar skripsi ini tidak melenceng dan tidak sesuai dengan masalah yang akan dikaji.

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan : latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II : MEREK DAN KEGIATAN PERDAGANGAN

Pada bab ini berisikan : pengertian merek, sejarah hukum merek, pendaftaran merek, perlindungan hukum atas merek dan jangka waktu perlindungan merek terdaftar.

Bab III : TINJAUAN HUKUM PENGGUNAAN MEREK DALAM KEGIATAN PERDAGANGAN

Pada bab ini berisikan : penggunaan merek dalam kegiatan perdagangan, pembuktian penggunaan merek dalam kegiatan perdagangan dan perumusan penggunaan merek dalam kegiatan perdagangan.

Bab IV : TINJAUAN HUKUM PENGHAPUSAN PENDAFTARAN MEREK

Pada bab ini berisikan : Pengertian dan ratio pengaturan mengenai

Penghapusan pendaftaran merek, penyebab diperlukannya

pengaturan penghapusan pendaftaran merek, implementasi

(13)

penghapusan pendaftaran merek di Indonesia, dunia internasional dan menurut TRIPs.

Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini biasanya berisikan kesimpulan penulis terhadap isi

skripsi dan saran-saran penulis mengenai pokok permasalahan yang

dibahas dalam skripsi ini.

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang diajukan adalah: pertama , terdapat perbedaan pemahaman konsep pada peserta didik antara yang menerapkan model pembelajaran Learning Cycle dengan pemahaman

Komunikator : yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang; Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran dalam bentuk lambang; Message : pesan,

UNAIR NEWS – Tim peneliti program Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga mengadakan acara pengenalan produk

Menurut Wong (2008), seseorang yang mememiliki tingkat religiusitas tinggi dalam mengikuti aktivitas keagamaan serta memiliki sikap etis lebih baik dalam kehidupan

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dalam pelaksanaan upacara cembengan, wawancara digunakan

e-speaking terdiri dari perintah suara membuka program, menutup program, dan perintah suara mendikte kata dalam microsoft word, yang dapat dilakukan pada menu command, menu

Keunggulan metode soxhlet yaitu membutuhkan pelarut yang sedikit dan untuk peng- uapan pelarut digunakan pemanasan, sedangkan kelemahan metode soxhlet yaitu membutuhkan waktu yang

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T karena berkat rahmat dan hidayahNya skripsi dengan judul “Pengembangan BUDO AKTIF “Buku Dongeng Interaktif” Materi Nasionalisme Pada Tema 8 Subtema