• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI LOKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II DESKRIPSI LOKASI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

A. KPU Kota Surakarta 1. Pengertian KPU Kota

PP RI No. 6 Tahun 2005 Pasal I menyatakan bahwa Komisi Pemilihan Umum Daerah adalah KPU Provinsi dan KPU kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 untuk menyelenggarakan Menurut Hari Moerti (2005:

www.Parlemen.co.id) menyatakan bahwa “KPU Kota merupakan

penyelenggara pemilukada langsung dengan posisi tertinggi di wilayah

kerjanya dan tidak bertanggung jawab secara hukum kepada DPRD dan

Pemerintah Daerah” namun pada pelaksanaannya KPU Kota juga

bertanggung jawab terhadap DPRD tekait penggunaan anggaran dalam

pelaksanaan pemilukada, dikarenakan menggunakan dana dari APBD

wilayah penyelenggaraan. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan,

pengangkatan, dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah

pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa “KPUD terlah diubah nama menjadi

KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota”, namun perubahan istilah ini

tidak berpengaruh banyak kepada hasil dari pemilukada, karena pada

esensinya keberadaan KPU kabupaten/Kota dan KPUD adalah sama dan

(2)

hanya berganti sebutan. Sehingga sah-sah saja menyebut KPUD maupun KPU Kabupaten/Kota. Penggantian ini hanya berfungsi untuk memperjelas perbedaan antar KPU tingkat provinsi dan kota/kabupaten.

Namun pada pelaksanaan pemilukada tahun 2010 kota surakarta mengacu pada PP No. 49/2008 dengan menyebut KPU kota Surakarta. Berdasarkan pendapat diatas yang dimaksud dengan KPU kota adalah KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota yang diberi wewenang menyelenggarakan pemilukada langsung dengan posisi tertinggi diwilayah kerjanya.

2. Tugas dan Wewenang Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPU Kota) Untuk menjalankan fungsi penyelenggaraan pemilukada, KPU kota diberi tugas dan wewenang yang memadai. Berdasarkan PP No 6 tahun 2005 pasal 66 ayat (1) disebutkan bahwa sebagai penyelengara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah, tugas dan wewenang KPU kota menetapkan segala tata cara mengenai pemilukada serta mengkoordinir sistematis

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Merencanakan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah

b. Menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan

c. Mengkordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua

tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah

(3)

d. Menetapkan tanggal dan tata cara pelaksannaan kampanye, serta pemungutan suara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah e. Meneliti persyaratan partai politik atau gabungan partai politik yang

mengusulkan calon

f. Meneliti persyaratan calon kepala darah dan wakil kepala daerah yang diusulkan

g. Menetapkan pasangan calon yang telah memenuhi persyaratan h. Menerima pendaftaran dan tim kampanye

i. Mengumumkan sumbangan dana kampanye

j. Menetapkan hasil rekapitulasi perhitungan suara dan mengumumkan hasil pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah

k. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksannaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah

l. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur oleh peraturan perundang-undangan.

m. Menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye dan mengumumkan hasil audit.

Sebagai penyelenggara pemilihan KPU kota tidak hanya memiliki tugas wewenang sebagai pijakan hukum menyelenggarakan Pemilukada.

Lebih dari itu, KPU kota memiliki kewajiban-kewajiban. Menurut PP No.

6 Tahun 2005 diantara kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh

KPU kota sebagai penyelenggara pemilihan adalah sebagai berikut:

(4)

Memperlakukan pasangan calon secara adil dan setara, menetapkan standarisasi serta kebutuhan jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilihan berdasaerkan peraturan perundang-undangan, menyampaikan laporan kepada DPD untuk setiap tahap pelaksanaan pemilihan dan menyampaikan informasi kegiatan kepada masyarakat, memelihara arsip dan dokumen pemilihan serta mengelola barang inventaris milik KPU kota berdasarkan peraturan perunda ng-undangan, mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran kepada DPRD dan melaksanakan semua tahapan tepat waktu. (Nuansa Aulia, 2007:35).

Untuk menciptakan pemilukada yang jujur dan adil, dibutuhkan banyak pilar. Disamping perlu adanya berbagai aturan main yang jelas dan demokratis, juga dibutuhkan para pelaksana dan kelembagaan yang handal. Penyiapan kelembagaan dan personal pada dasarnya dimaksudkan untuk melaksanakan pemilukada yang jujur dan adil dari sisi proses pelaksanaanya. Dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilihan, KPU kota tidak bejalan sendiri. Ia dibantu oleh para penyelenggara pemilihan tingkat kecamatan dan desa, termasuk penyelenggaraan pemilihan di tingkat TPS yaitu PPK, PPS, dan KPPS.

Hal ini tertuang dalam PP No. 6 Tahun 2005 pasal 7 yang isinya

sebagai berikut “1)Dalan menyelengarakan pemilihan, KPU kabupaten

atau kota membentuk PPK, PPS, dan KPPS, 2) Pembentukan panitia

pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling lama 21 (dua puluh

satu) hari sejak pemberitahuan DPRD”.

(5)

Menurut PP No. 6 Tahun 2005 “Lembaga-lembaga yang berada di bawah naungan KPU kota sebagai lembaga penyelenggaraan pemilihan ditingkat kecamatan dan desa, termasuk penyelenggaraan pemilihan di tingkat TPS yaitu PPK, PPS dan KPPS.” dijelaskan sebagai berikut:

a. PPK (Panitia Pemilih Kecamatan)

PPK merupakan perpanjangan dari KPU kota yang berkedudukan di setiap kecamatan. PPK sebagaimana dimaksud mempunyai tugas dan wewenang:

1) Mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS dalam wilayah kerjanya, membuat berita acara dan sertifikasi hasil penghitungan suara, dan

2) Membantu tugas-tugas KPU kota dalam melaksanakan pemilihan b. PPS (Panitia Pemungutan Suara)

Satu tingkat dibawah PPK yaitu PPS yang berkedudukan di desa/kelurahan. Menurut pasal 11 PP RI No. 6 Tahun 2005 tugas dan wewenang dari PPS adalah:

1) Melakukan pendaftaran pemilih;

2) Mengangkat petugas pencatat dan pendaftar;

3) Menyampaikan daftar pemilih kepada PPK;

4) Melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh TPS dalam wilayah kerjanya dan membuat berita acara dan sertifikat rekaputulasi hasil penghitungan suara; dan

5) Membantu tugas PPK

(6)

c. KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara)

KPPS merupakan tim pelaksana teknis lapangan yang bertugas diseluruh TPS-TPS di wilayah kerjanya. Anggota KPPS sebanyak 7 orang, dan bertugas melaksanakan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS. KPPS sebagaimana dimaksud berkewajiban membuat berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara untuk disampaikan kepada PPS.

3. Peranan KPU Kota

Menurut Undang-undang No. 22 Tahun 2007 “peran KPU Kota adalah apa saja yang dapat dilakukan oleh KPU kota dalam masyarakat sebagai organisasi penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan pemilihan.”

Peranan KPU kota dalam setiap tahapan pemilukada ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan seperti pada mestinya apabila KPU kota tidak menjalankan salah satu saja maka akan terhambatnya proses pemilukada.

Pada pemilukada segala sesuatu yang berkaitan dengan pengaturan tata pelaksanaan pemilukada diserahkan kepada KPU kota setempat, sedangkan KPU diatasnya hanya bertugas sebagai supervisi.

Dengan begitu, pada pemilukada bupati/walikota, maka KPU kabupaten

atau kota yang memiliki peranan penting untuk membuat aturan main tata

pelaksanaan pemilukada, sementara fungsi supervisi diberikan KPU

provinsi. Untuk pemilukada gubernur, KPU provinsi yang

menyelenggarakan dengan supervisi dari KPU pusat. Ketentuan KPU kota

(7)

sebagai penyelenggara Pemilukada ini telah diatur oleh UU No. 32 Tahun 2004 dan PP No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dalam PP tersebut disebutkan bahwa penyelenggaraan pemilukada adalah KPU kota.

Jadi KPU kota yang memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan pemilukada sebagai mana yang termuat dalam pasal 4 ayat (1) berikut:

1) Pemilihan kepala daerah diselenggarakan oleh KPU kota

2) Dalam menyelenggarakan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, KPU provinsi menetapkan KPU kabupaten/kota sebagai bagian pelaksanaan tahap penyelenggaaan pemilihan.

3) Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

4) Dalam pelaksanaan pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 KPU kota/kabupaten bertanggung jawab kepada DPRD.

(Nuansa Aulia, 2007:6)

Fungsi KPUD sebagai suatu stuktur sistem yang digunakan untuk

mensukseskan jalanya pemilukada dalam suatu pemerintahan, seperti

konsep yang dikemukakan Almond dalam Ronald H. Chilcote (2003:222)

bahwa “Konsep yang berkembang melalui beberapa fase menyebutkan

dalam salah satu fasenya yaitu fase yang kedua mengenai fungsi output

dari suatu pemerintahan yakni pembuatan aturan, penerapan aturan, dan

(8)

penilaian aturan”, sedangkan fungsi input misalnya sosialisasi politik, artikulasi kepentingan, penggabungan kepentingan dan komunikasi politik.

Bagi KPU kota fungsi output ini dilakukan dalam realisasi kewenangan membentuk kebijakan misalnya dalam pembuatan keputusan- keputusan KPU dan dinyatakan oleh Almond (1999: 25) bahwa

“Sosialisasi politik dapat mendorong orang untuk berpartisipasi dalam budaya politik masyarakat”. Sosialisasi dapat terjadi didalam keluarga, sekolah, kelompok keagamaan, institusi-institusi pemerintah, partai-partai politik, birokrasi dan lain-lain.

Dalam pemilukada sosialisasi seperti yang diutarakan di atas memang sangat diperlukan guna memberikan pendidikan pemilih pada warga masyarakat. Baik dilakukan dalam forum formal maupun informal, tidak ada yang dapat menjadi takaran, yang paling utama adalah pendidikan politik yang diberikan mengena pada sasaranya. Jadi fungsi KPU kota dapat berjalan secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan peran dan statusnya sebagai lembaga negara dan lembaga sosial.

Mekanisme pemilihan secara langsung ini memang merupakan

suatu tahapan penting dalam pemilukada. Namun, hal tersebut tidak cukup

menjamin semuanya akan berjalan lancar. Dengan demikian peran KPU

kota dalam Pemilukada di masing-masing daerah sangat berat. KPU kota

memiliki suatu posisi atau tempat yang diharapkan ada pada suatu

lembaga negara sesuai dengan tingkah laku dan fungsinya, sesuai dengan

hak serta kewajiban yang harus ditampilkan lembaga tersebut sebagai

(9)

pemilik peranan tersebut. Komisi Pemilihan Umum Daerah dalam peranannya ini mengatur semua tahap penyelenggaraan pemilihan dari tahap awal dan harus selalu koordinasi dengan KPU pusat. Sehingga, segala kegiatan yang dilakukan oleh KPU kota pada setiap tingkatan akan berjalan secara konsisten.

B. Pemilihan Kepala Daerah

Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) merupakan salah satu langkah maju dalam mewujudkan demokratisasi di tingkat lokal, dimana demokrasi di tingkat nasional akan tumbuh berkembang dengan mapan dan dewasa apabila pada tingkat lokal, nilai-nilai demokrasi berakar dengan baik terlebih dahulu baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Sehingga untuk mewujudkan pemilihan kepala daerah yang bebas dan adil diperlukan berbagai macam peraturan-peraturan yang mendasari kebijakan ini.

Adapun peraturan perundangan yang mengatur tentang pelaksanaan Pemilukada tersebut antara lain:

1. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

2. Peraturan Mahkamah Agung RI No. 2 tahun 2005 tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan Terhadap Penetapan Hasil Pemilukada Dan Pilwakada dari KPU Kabupaten/ Kota.

3. Peraturan Pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 2005 tentang Perubahan

atas UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Perpu ini berisi

(10)

tentang perubahan pada jumlah pemilih maksimum pada tiap TPS dan pelaksanaan Pemilukada dalam situasi genting.

4. PP No. 17 tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah RI No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

5. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2005 tentang pemilihan, Pengesahan, Daerah Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

6. Peraturan Menteri dalam Negeri No. 9 tahun 2005 tentang Pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. (Kemendagri, 2005: 2)

Peraturan perundang-undangan yang ada pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan pemilukada yang bebas dan adil. Dalam proses pelaksanaanya peraturan perundangan ini mengatur mulai dari lembaga penyelenggara, aturan main dan teknis penyelenggaraan. Teknis penyelenggaraan dari pemilukada menurut Undang –Undang No. 32 Tahun 2004 dan PP No. 6 Tahun 2005, dibagi menjadi dua tahap yaitu “Tahap persiapan dan tahap pelaksanaan”.

Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan meliputi:

a. Pemberitahuan DPRD kepada kepala daerah mengenai berakhirnya

masa jabatan

(11)

b. Pemberitahuan DPRD kepada KPU kota/kabupaten mengenai berakhirnya masajabatan kepala daerah

c. Perencanaan penyelenggaraan, meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daearah

d. Pembentukan panitia pengawas, PPK, PPS dan KPPS e. Pemberitahuan dan pendaftaran pemantau

2. Tahap Pelaksanaan meliputi:

a. Penetapan daftar pemilih,

b. Pengumuman pendaftaran dan penetapan pasangan calon, c. Kampanye,

d. Pemungutan suara, e. Perhitungan suara,

f. Penetapan pasangan calon kepala daerah/wakil kepala daeah terpilih, pengesahan, dan pelantikan.

Mekanisme pemilihan secara langsung merupakan suatu tahapan

penting dalam pilkada. Kesuksesan dari setiap tahapan yang ada akan

mempengaruhi keberhasilan pilkada secara keseluruhan. Sehingga setiap

tahapan ini dilaksanakan dengan matang sesuai aturan yang ada. Namun

hal ini tidak cukup menjamin semuanya akan berjalan lancar. Banyak

kendala dan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi pada setiap tahapan

demi tahapanya.

(12)

a. Daftar Pemilih Tetap (DPT)

Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pemilukada Surakarta 2015 yang tercatat di KPU Kota Surakarta adalah sebanyak 399.915 orang, yang tersebar di 5 kecamatan di kota Surakarta.

Tabel Daftar Pemilih Tetap (DPT)

Kegiatan pendaftaran pemilih dilaksanakan dengan berlandaskan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang warga negara untuk dapat menggunakan hak pilihnya adalah sebagai berikut :

a) Warga negara Indonesia yang pada hari dan tanggal pemungutan suara telah berumur 17 tahun, atau belum berumur 17 tahun namun sudah berstatus kawin.

NO KECAMATAN DPT

1. LAWEYAN

71.722

2. SERENGAN

38.964

3. PASAR KLIWON

61.295

4. JEBRES

102.494 5. BANJARSARI

125.440

KOTA SURAKARTA

399.915

(13)

b) Sedang tidak terganggu jiwa/ingatannya.

c) Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

d) Berdomisili di daerah pemilihan sekurang-kurangnya 6(enam) bulan sebelum disahkan daftar pemilih sementara yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Tujuan DPT selain untuk mengidentifikasi masyarakat yang telah mempunyai hak pilih, pendaftaran pemilih tetap juga bertujuan antara lain untuk mempersiapkan jumlah logistik utamanya surat suara yang akan didistribusikan ke seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS), untuk dijadikan pedoman pengalokasian dana yang dibutuhkan terkait pengadaan logistik pemilukada. Hal tersebut juga untuk menghindari penduduk luar daerah memilih di daerah pelaksanaan pilkada serta mengantisipasi pemberian suara lebih dari satu kali dalam pencoblosan.

b. Relawan Demokrasi

Relawan Demokrasi melakukan sosialisasi politik yang

merupakan bagian dari upaya peningkatan partisipasi pemilu,

dimana pemilu merupakan bagian penting dalam sistem politik

demokrasi. Dan dalam hal ini Relawan Demokrasi menjadi salah

satu agen/sarana dari lembaga pemerintah yang dapat kita lihat

juga sebagai komunikator dalam proses sosialisasi untuk

(14)

meberikan informasi, pengetahuan dan nilai-nilai politik. Pada Pilkada Kota Surakarta tahun 2015, KPU Kota Surakarta berinisiatif untuk membuat sebuah tim yang kinerjanya sama dengan relawan demokrasi pada Pemilu 2014 lalu yang diberi sebutan dengan Tim Gerak Pasti atau Tim Gerak Partisipasi. Untuk meningkatkan pasrtisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2015 Kota Surakarta, KPU Kota Surakarta membentuk Relawan Penggerak Partisipasi yang disingkat sebagai Relawan Gerak Pasti dengan tugas pokoknya adalah menjadi mitra KPU Kota Surakarta melakukan sosialisasi mengenai Pilkada Serentak Kota Surakarta langsung kepada masyarakat dengan sasaran kelompok pemilih pemula, kelompok pemilik perempuan, kelompok pemilih keagamaan, pemilih kelompok disabilitas dan kelompok pemilik pinggiran. Point penting dalam materi bimbingan teknis relawan Gerak Pasti adalah :

1) Relawan Penggerak Partisipasi adalah orang/personil yang direkrut oleh KPU Kota Surakarta yang bertugas untuk membantu meningkatkan dan menggerakkan partisipasi pemilih pada Pilkada 2015.

2) Penggerak Partisipasi (Gerak Pasti) merupakan sebuah model

gerakan membangun kesadaran pemilih untuk menggunakan

hak pilih dengan cerdas yang dibagi dalam beberapa segmen :

a) Pemilih Keagamaan;

(15)

b) Pemilih Perempuan;

c) Pemilih Marginal/Pinggiran;

d) Pemilih Pemula;

e) Pemilih Difsabilitas/Difabel.

3) Materi yang harus dikuasai oleh relawan Gerak Pasti diantaranya adalah :

a) Siapa penyelenggara Pilkada;

b) Syarat menjadi pemilih dan masalahnya;

c) Hari, tanggal, waktu pemungutan suara;

d) Siapa pasangan calon yang ditetapkan dan visi-misinya;

e) Pengertian dan substansi kampanye;

f) Jenis pelanggaran dalam Pemilihan;

g) Cara melipat surat suara dan pemberian tanda coblos yang benar/sah.

4) Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh relawan Gerak Pasti dalam menjalankan tugasnya mensosialisasikan Pilkada Serentak Tahun 2015 Kota Surakarta antara lain :

(a) Melakukan komunikasi dengan tokoh dan stakeholders (Tomas-Toga, Lurah, LPMK, Ormas, OKP, PKK, Posyandu, TKPKD, P2KP dll)

(b) Memetakan kegiatan stakeholders, apakah kegiatan2nya

bersifat insidental, ataukah rutin?

(16)

(c) Menyusun jadual untuk masuk ke kegiatan stakeholders.

(d) Menentukan metode sosialisasi yang akan dipakai.

5) Relawan Gerak Pasti adalah orang kreatif dengan arti :

(a) Baru yaitu inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh dan mengejutkan.

(b) Berguna atau useful, yaitu lebih enak, lebih praktis, mempermudah,mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil yang baik.

(c) Dapat dimengerti atau understandable, yaitu hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat dilain waktu

6) Materi yang berkaitan dengan Pilkada Serentak 2015 yang akan menjadi isi materi sosialisasi relawan adalah :

(a) Dasar Hukum Landasan kegiatan Pilkada Serentak 2015 : (1) UU RI No. 15 th 2011 Tentang penyelenggara

Pemilihan UMUM

(2) UU RI No.8 th 2015 tentang perubahan atas UU no.1 tahun 2015 tentang Penetapan PERPPU No 1 thn.

2014 menjadi Undang-undang.

(3) PKPU No. 2 th 2015 tahapan,program,dan jadwal

penyelenggaraan Pemilihan Gubernur & Wakil

Gubernur,Bupati & Wakil Bupati, Walikota dan Wakil

Walikota.

(17)

(b) Syarat pemilih adalah Warga Negara Indonesia/Penduduk Kota Surakarta yang :

(1) Berusia 17 tahun atau lebih pada hari pemungutan suara atau sudah/pernah kawin;

(2) Tidak sedang terganggu jiwa/ingatanya;

(3) Tidak sedang dicabut hak pilihnya;

(4) Berdomisili di wilayah pemilihan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum disahkan DPS yang dibuktikan dengan KTP Kota Surakarta atau dokumen kependudukan lainya dari instansi yang berwenang;

(5) Bukan anggota Tentara Nasional Indonesia, atau Kepolisian Negara Republik Indonesia.

(c) Azas pemilu (1) langsung;

(2) umum;

(3) bebas;

(4) rahasia

(d) Waktu pemungutan suara (1) Pemungutan Suara

Hari Rabu Paing Tanggal 9 DESEMBER 2015 Mulai pukul 07.00 s/d 13.00 waktu setempat;

(2) Penghitungan Suara

Mulai 13.00 WIB s/d selesai

(18)

(e) Pemilih yang berhak memberikan suara adalah pemilih yang terdaftar dalam :

(1) DPS (Daftar Pemilih Sementara);

(2) DPT (Daftar Pemilih Tetap);

(3) DPTb1 (Daftar Pemilih Tambahan1);

(4) DPTb2 (Daftar Pemilih Tambahan2).

(f) Pemberian suara pada surat suara

(1) Surat Suara Ditandatangani Ketua KPPS;

(2) Mencoblos menggunakan alat coblos yang disediakan;

(3) Mencoblos pada kolom yang berisi Nomor urut, Photo pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota, dan atau nama pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Surakarta.

(g) Varian suara sah dan tidak sah

(1) Varian Suara Sah

(19)

Gambar 4.2 Varian Suara Sah (2) Varian Suara Tidak Sah

Gambar 4.3 Varian Suara Tidak Sah

(h) Kegiatan relawan gerak pasti

Sesuai dengan SK Penetapan Anggota Relawan Gerak Pasti bahwa Gerak Pasti adalah sebagai berikut :

(1) Membantu Komisi Pemilihan Umum Kota Surakarta dalam melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih;

(2) Memetakan varian segmen/kelompok sasaran;

(3) Mengidentifikasi kebutuhan varian segmen/kelompok sasaran;

(4) Mengidentifikasi materi dan metode sosialisasi yang

akan dilakukan;

(20)

(5) Menyusun jadwal kegiatan dan berkoordinasi dengan relawan pemilu yang lain;

(6) Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal;

(7) Menyusun dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada KPU Kota Surakarta;

Relawan Gerak Pasti melaksanakan tugas selama 3 (tiga) bulan, yaitu bulan September, Oktober dan November, dalam melakukan kegiatan, KPU Kota Surakarta memberikan kebebasan dalam membuat sebuah acara atau metode sosialisasi bagi masing-masing relawan dan segmen sasarannya sesuai dengan pembekalan pada saat bimbingan teknis relawan gerak pasti sebelumnya.

Untuk administrasi kegiatan dilaksanakan oleh kesekretariatan KPU Kota Surakarta, sehingga bagi Relawan yang akan melaksanakan kegiatan wajib memberikan jadwal sosialisasi secara lengkap dan rinci meliputi data-data : dimana, jam berapa, sasrannya siapa dan alat pendukung sosialisasi yang dibutuhkan. Sehingga koordinator Gerak Pasti di Sekretariat KPU Kota Surakarta dapat menyiapkan berkas-berkas permohonan ijin sosialisasi dan alat-alat sosialisasi yang dibutuhkan.

Syarat menjadi relawan Gerak Pasti : (1) Warga Negara Indonesia;

(2) Usia minimal 17 tahun pada saat mendaftar, khusus pemilih pemula maksimal 25 tahun;

(3) Pendidikan minimal SLTA/Sederajat;

(21)

(4) Berdomisili di wilayah kerja setempat;

(5) Non-partisipan, sekurang-kurangnya dalam 5 (lima) tahun terakhir;

(6) Memiliki komitmen menjadi relawan kepemiluan;

(7) Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dan lancar;

(8) Jujur, bertanggung jawab dan berbudi pekerti baik;

(9) Bukan bagian dari penyelenggara pemilu;

(10) Diutamakan yang memiliki pengalaman kehumasan, pernah aktif dalam kegiatan penyuluhan atau aktif dalam organisasi kemasyarakatan/kemahasiswaan;

(11) Tidak pernah terlibat tindak pidana atau tidak sedang menjalani proses hukum atas tindak pidana.

Relawan Penggerak Partisipasi segmen pemilih pemula melakukan sosialisasi dengan materi yang sama dengan relawan segmen lainnya.

Namun pada segmen pemilih pemula akan muncul pertanyaan yang berbeda

seperti jika pemilih pemula tersebut baru pertama kali memilih dan masih

sangat awam dalam tata cara pemilihan yang baik dan benar, atau mungkin

mereka belum berumur genap 17 tahun saat sosialisasi berlangsung namun

saat Pilkada umur mereka sudah genap 17 tahun apa yang harus mereka

lakukanseperti itu. Hal-hal tersebut harus dikuasai oleh tim relawan dalam

menghadapi lapangan.

Gambar

Tabel Daftar Pemilih Tetap (DPT)
Gambar 4.2 Varian Suara Sah  (2) Varian Suara Tidak Sah

Referensi

Dokumen terkait

Alur pengujian pada game space shooter ini adalah mencari dua tipe player yang dapat mewakili player pemula dan player handal untuk mencoba game yang telah dibuat

Bertindak sebagai pengendali secara langsung dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah Koordinator lapangan (KorLap), sedangkan Koordinator Lapangan (Korlap) harus

Penambahan tepung atau pati pada kadar yang sama menghasilkan daya hambat yang berbeda, oleh karena tepung menghasilkan pH yang lebih rendah maka daya hambat bakteri

• Pelaksanaan otonomi daerah menyebabkan banyaknya kebijakan pembangunan yang diambil hanya didasarkan pada pertimbangan kepentingan daerah dan bersifat jangka pendek. •

Dengan segala kelebihan diatas maka bisnis budidaya landak Susu sangat layak dilaksanakan karena pasti bisa dilakukan mahasiswa, tidak menyita waktu dan tempat serta

Metode yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari eksperimen dan uji kimia dan fisika (meliputi waktu vicat, kekekalan bentuk dan kuat tekan). 2) Pembuatan Semen

Hasil percobaan untuk variasi konsentrasi CuCl2 (Gambar 6) dapat menjelaskan bahwa komposisi optimal untuk pembuatan matrik penukar ion heksasianoferat ini

pengukuran dan pencatatan terhadap semua kemajuan fisik proyek demi dikeluarkannya sebuah sertifikat bulanan. c) Memeriksa semua pengerjaan pembangunan serta uji mutu yang