Teknik Perpipaan
Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran.
Sistem ini terdiri dari sistem persediaan air,
pompa, perpipaan, kopling outlet dan inlet serta slang dan nozle.
Sistem instalasi hydrant kering ialah suatu
sistem hydrant yang pipa-pipanya tidak berisi air, dan akan berisi air manakala hydrant
tersebut digunakan.
Sistem instalasi hydrant basah adalah suatu sistem hydrant yg pipa-pipa nya selalu berisi air.
Hydrant gedung adalah hydrant yg terletak di dalam suatu bangunan yg sistem dan
peralatannya disediakan serta dipasang dalam bangunan tsb.
Hydrant halaman ialah hydrant yg terletak diluar bangunan, sedang instalasi dan peralatannya
disediakan serta dipasang di lingkungan bangunan tsb.
Hydrant pilar ialah bagian peralatan dari instalasi pipa hydrant yg terletak di luar
bangunan yg dapat dihubungkan dgn slang kebakaran
Hydrant box ialah bagian peralatan dari sistem hydrant yg berisi kran, slang dan nozle.
Siamese connection ialah bagian peralatan dari instalasi pipa hydrant yg terletak diluar
bangunan dan digunakan untuk mensuplai air dari mobil kebakaran.
Nozle ialah suatu alat penyemprot yg terletak pada bagian ujung dari slang yg digunakan utk pengaturan pengeluaran air.
Slang hydrant ialah alat yg digunakan untuk mengalirkan air yg bersifat flexible.
Hose reel ialah slang yg digunakan utk
mengalirkan air yang pada bagian ujungnya
selalu terpasang nozle secara tetap dihubungkan secara permanen dengan sumber air bertekanan
Klasifikasi Bangunan Ketinggian dan Jumlah Lantai
A Ketinggian sampai dgn 8 m atau 1 lantai (lapis) B Ketinggian sampai dgn 8 m atau 2 lantai (lapis) C Ketinggian sampai dgn 14 m atau 4 lantai (lapis) D Ketinggian sampai dgn 40 m atau 8 lantai (lapis) E Ketinggian sampai dgn 40 m atau di atas 8 lantai
(lapis)
Berdasarkan jenis dan penempatan hydrant
1. Hydrant gedung 2. Hydrant halaman
Berdasarkan besar ukuran pipa hydrant yg dipakai
1. Hydrant kelas I 2. Hydrant kelas II 3. Hydrant kelas III
Hydrant kelas I ialah suatu hydrant yg
menggunakan ukuran slang 6,25 cm (2,5 inch)
Hydrant kelas II ialah suatu hydrant yg
menggunakan ukuran slang 3,75 cm (1,5 inch)
Hydrant kelas III ialah suatu hydrant yg
menggunakan ukuran sistem gabungan kelas I dan kelas II.
Setiap bangunan industri harus dilindungi dgn instalasi hydrant dgn ketentuan sbb :
1. Panjang slang dan pancaran air dpt menjangkau seluruh ruangan yg dilindungi
2. Setiap bangunan dgn bahaya kebakaran ringan yg mempunyai luas lantai minimum 1000 m2 dan
maksimum 2000 m2 harus dipasang minimum 2 titik hydrant, setiap penambahan luas lantai
maksimum 1000 m2 harus ditambah minimum 1 titik hydrant
3. Setiap bangunan industri dgn kebakaran sedang yg mempunyai luas lantai minimum 800 m2 dan
maksimum 1600 m2 harus dipasang minimum 2 titik hydrant, setiap penambahan luas lantai maksimum 800 m2 harus ditambah minimum 1 titik hydrant.
4. Setiap bangunan industri dengan kebakaran tinggi yg mempunyai luas lantai minimum 600 m2 harus dipasang minimum 2 titik hydrant, setiap penambahan luas lantai maksimum 600 m2 harus ditambah minimum 1 titik
hydrant.
Setiap bangunan umum/tempat pertemuan dan
perdagangan harus dilindungi dgn instalasi hydrant kebakaran dgn ketentuan sbb :
1. Slang dan pancaran air yang ada dapat menjangkau seluruh ruangan yg dilindungi
2. Setiap bangunan umum/tempat pertemuan, tempat hiburan, perhotelan, tempat perawatan, perkantoran dan pertokoan/pasar untuk setiap 800 m2 harus
dipasang minimum 1 titik hydrant.
3. Setiap bangunan tempat beribadah dan pendidikan untuk setiap 1000 m2 harus dipasang minimum 1 titik hydrant.
4. Setiap bangunan perumahan dengan luas
minimum 1000 m2 harus dipasang minimum 1 titik hydrant
Sumber air untuk persediaan hydrant dapat berasal dari PDAM, sumur artesis (bor), sumur gali dengan sistem penampungan, tangki
gravitasi, tangki bertekanan, reservoir air dengan sistem pemompaan.
Persediaan air setiap saat yg dapat dipergunakan minimum selama 30 menit pada kapasitas
pompa 1800 liter/menit.
Pompa hydrant :
1. Pompa utama
Pompa ini berfungsi sebagai penggerak utama bekerjanya sistem hidran. Pompa Utama akan bekerja setelah kapasitas maksimal pompa jockey terlampaui
Operasi kerja Pompa Utama didisain untuk hidup (start) secara otomatis dan berhenti bekerja (stop) secara manual, melalui tombol reset pada panel Pompa Kebakaran
2. Pompa Cadangan
Berfungsi sebagai penggerak cadangan dari sistem hidran, yang titik start bekerjanya setelah Pompa Utama.
Pompa ini meskipun berfungsi sebagai cadangan, namun tetap dalam kondisi “siaga operasi”. Dalam kondisi seperti ini Pompa Cadangan akan bekerja secara otomatis pada saat kapasitas maksimal pompa utama terlampaui, mengalami kerusakan atau pada saat sumber daya utama (PLN) padam
Sama halnya dengan Pompa Utama, operasi kerja pompa cadangan didisain untuk hidup (start) secara otomatis dan berhenti bekerja (stop) secara manual
3. Pompa jockey
Berfungsi untuk mempertahankan tekanan statis didalam jaringan
sistem hidran. Pada saat terjadi pengeluaran kecil sejumlah air didalam jaringan pompa jockey ini akan bekerja guna mengembalikan tekanan keposisi semula. Karenanya sekaligus pompa jockey juga akan
berfungsi untuk memantau kebocoran-kebocoran pada jaringan sistem hidran.
Operasi kerja pompa jockey didisain untuk hidup (start) secara
otomatis pada saat salah satu katup pengeluaran dibuka atau terjadi kebocoran pada jaringan dan akan berhenti bekerja (stop) secara otomatis pada saat katup bukaan ditutup
Dalam merencanakan sistim perpipaan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Diameter pipa induk minimum 15 cm dan diameter pipa cabang minimum 10 cm atau dihitung secara hidrolis
2. Tidak boleh digabungkan dengan instalasi lainnya.
3. Pipa berdiameter sampai 6,25 cm (2,5 inch) harus menggunakan sambungan ulir
4. Pipa berdiameter lebih besar dari 6,25 cm (2,5 inch) harus menggunakan sambungan las.
5. Memasang pipa horizontal
diberi penggantung dengan kemampuan 5 kali berat pipa berisi air
harus terpisah dengan penggantung lain
jarak antar penggantung maximum 3,5 m
6. Pipa yg menembus beton bangunan harus
disediakan selongsong dari besi tuang/pipa baja dengan kelonggaran minimum 25 mm diluar pipa
7. Pipa yg dipasang didalam tanah harus memenuhi persaratan
kedalaman minimal 75 cm dari permukaan tanah
pipa harus diberi tumpuan pada jarak setiap 3 meter
dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata
pipa harus dicat (flincote) minimum 3 lapis
pemasangan pipa didaerah korosi perlu dilindungi dengan cara yang tepat
Slang air pemadam kebakaran di buat secara khusus dari bahan kanvas, polyester dan karet sesuai dgn
fungsi yg diperlukan dalam tugas pemadaman yaitu :
1. Harus kuat menahan tekanan air yg tinggi
2. Tahan gesekan
3. Tahan pengaruh zat kimia
4. Mempunyai sifat yg kuat, ringan dan elastis
5. Panjang slang air 30 m dgn ukuran 1,5 inch s/d 2,5 inch
6. Dilengkapi dengan kopling dan nozle sesuai dgn ukuran
Jenis nozle
1. Nozle dgn semprotan jet (semprotan lurus) untuk tujuan semprotan jarak jauh
2. Nozle pancaran (spray) bertujuan sebagai
perisai untuk mendekat ke daerah kebakaran
3. Nozle kombinasi yg dapat diatur dgn bentuk jenis pancaran lurus dan pancaran spray
Diameter slang utk hydrant gedung maximum 1,5”/40 mm.
Diameter pipa tegak harus memenuhi ketentuan
1. Utk bangunan rendah diameter pipa tegak 2”/50 mm
2. Utk bangunan tinggi kelas A, diameter pipa tegak 2,5”/65 mm
3. Utk bangunan tinggi kelas B, diameter pipa tegak 4”/100 mm
Dilengkapi dgn katup pengeluaran (landing valve) berukuran 2,5 inch
Hydrant halaman/hydrant pilar yg mempunyai 1 atau 2 kopling pengeluaran dgn diameter 2,5“
Diameter slang hydrant halaman 2,5”/65 mm
Hydrant pilar harus dipasang pada jarak tidak kurang dari 6 meter dari tepi bangunan
Pada sistem hydrant halaman harus ada
sambungan kembar siam (siamese connection).