• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKAIAN PROPOLIS SEBAGAI ANTIBAKTERI PADA PASTA GIGI THE USE OF PROPOLIS AS AN ATIBACTERIAL AGENT IN DENTRIFRICE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMAKAIAN PROPOLIS SEBAGAI ANTIBAKTERI PADA PASTA GIGI THE USE OF PROPOLIS AS AN ATIBACTERIAL AGENT IN DENTRIFRICE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAKAIAN PROPOLIS SEBAGAI ANTIBAKTERI PADA PASTA GIGI THE USE OF PROPOLIS AS AN ATIBACTERIAL AGENT IN DENTRIFRICE

Oleh:

Eriska Riyanti*, Dede Hadidjah**, Allin Perama Iswari*** *Bagian Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

** Bagian Periodontologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran *** Mahasiswa Profesi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Abstract

Propolis is one of bee product that applied to dentrifrice which purpose to inhibit the growth of microbial Plaque. The colour of propolis in common is yellow and brown. The main component are flavonoid, fenolic acid, and caffeic acid phenylethylester (CAPE). Propolis can inhibit oral microorganism like Streptococcus mutans and Staphylococcus aureus. Another function of propolis are as anti inflamatory agent and antioxidant. This paper is intended to give an alternative material which can added to dentrifrice based on composition and function of propolis. Efectivity of propolis will be increase when the dentrifrice used everyday. Anti inflamatory effect can be used as an oral mucositis treatment and anti oxidant as protection toward irritant agent. Processing of propolis by lyophilization methode which freezing and drying process. It may be concluded that need socialization for alternative material in dentrifrice and further research should be done especially the effect of propolis in gingivitis and periodontitis.

Keywords: propolis, plaque, dentrifrice.

PENDAHULUAN

Propolis merupakan resin lengket yang berasal dari batang pohon atau kulit kayu, dikumpulkan dan diproses dengan sekresi cairan ludah lebah. Setiap jenis lebah memiliki sumber resin tertentu yang ada di daerah masing-masing sehingga kompoisi propolis sangat bervariasi. Propolis telah diuji dapat mengurangi insidensi karies gigi pada tikus. Komponen propolis, terutama polyphenolics berupa apigenin dan tt-farnesol telah terbukti secara biologis memiliki aktivitas melawan Streptococcus

(2)

mutans dan terbukti menghambat aktivitas glukosiltransferase sebesar 90-95% serta melapisi gigi dan melindungi hidroksiapatit melalui saliva sebesar 35-58%. 1

Pasta gigi dipakai untuk membantu membersihkan dan memoles gigi. Bahan untuk membersihkan gigi tersedia dalam bentuk pasta, bubuk (tooth powder) dan gel. 2 Pasta gigi merupakan bahan yang berfungsi sebagai media bagi zat aktif penghilang bakteri dan plak (antiplak) untuk dapat diaplikasikan pada permukaan gigi. 3

Pasta gigi biasa digunakan pada saat menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi. Penggunaan pasta gigi bersama sikat gigi melalui penyikatan gigi adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan oleh masyarakat saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kebersihan rongga mulut. 4

Penambahan zat aktif pada pasta gigi yang bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut bukan hanya bertujuan sebagai program pencegahan kerusakan gigi pada orang dewasa, melainkan juga dapat mencegah kerusakan gigi sedini mungkin bila penambahan zat tersebut dilakukan pada pasta gigi anak. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dikembangkan bahan yang dapat ditambahkan ke dalam pasta gigi. Salah satu bahan yang diteliti adalah propolis, suatu produk alami dari lebah. Pasta gigi yang mengandung propolis penggunaannya tidak terbatas diperuntukkan bagi orang dewasa saja, tetapi dapat juga digunakan oleh anak-anak sehingga dapat mendukung upaya pembentukan pola hidup sadar kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Perilaku sadar kesehatan gigi dan mulut sebaiknya dilaksanakan sejak dini agar dapat menjadi suatu kebiasaan hidup yang akan dilakukan seterusnya.

Propolis merupakan bahan antimikroba alami yang ditambahkan dalam pasta gigi untuk menghambat pertumbuhan dan perkembangan plak. Propolis tidak hanya menekan pertumbuhan bakteri plak, tetapi berpotensi dalam menunjang keberhasilan

(3)

perawatan penyakit periodontal, karena propolis juga diketahui dapat meningkatkan sistem imun tubuh sehingga dapat mempercepat penyembuhan jaringan yang rusak atau luka, seperti pada perdarahan gusi, luka pascaoperasi, atau penyembuhan pasca perawatan periodontal. 5

KOMPOSISI PROPOLIS

Propolis berasal dari bahasa Yunani yaitu pro yang berarti di depan/sebelum dan polis yang berarti kota. Istilah ini menggambarkan propolis sebagai pelindung sarang lebah dari hal-hal di luar sarang agar supaya sarang dan isinya yang mengandung koloni larva lebah madu terlindungi dari bahaya dan senantiasa bersih steril dengan tujuan agar telur dapat menetas dan berkembang dengan sempurna. 6,7

Tabel 2.3 Komposisi Propolis8

KELAS KOMPONEN GRUP KOMPONEN PERSENTASE (%)

Resin Flavonoid, asam fenolat,

ester

45 – 55 Asam lemak, lilin Lilin lebah dan zat lain

yang berasal dari tumbuhan

25 – 35

Minyak esensial Pollen

Zat yang mudah menguap Protein (16 asam amino bebas, >1%) arginin, dan prolin sebanyak 46%

10 5

Bahan organik dan mineral lain

14 mineral (besi, seng, keton, lakton, quinon, steroid, asam benzoik, vitamin, gula)

5

Komponen utama dari propolis adalah flavonoid dan asam fenolat, termasuk caffeic acid phenylesthylester (CAPE) yang kandungannya mencapai 50% dari seluruh komposisi. Flavonoid terdapat hampir di semua spesies bunga. Flavonoid merupakan

(4)

salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Golongan flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada seluruh dunia tumbuhan.

Jenis flavonoid yang terpenting dalam propolis adalah pinocembrin dan galangin. Kandungan kimia flavonoid dalam propolis sedikit berbeda dengan flavonoid dari bunga karena adanya suatu proses yang dilakukan oleh lebah. Kandungan flavonoid dalam propolis bervariasi sekitar 10-20%. Kandungan tersebut merupakan yang terbanyak dibandingkan kandungan flavonoid dalam produk lebah lain. 7

KOMPOSISI PASTA GIGI

Komposisi umum bahan yang terdapat dalam pasta gigi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Komposisi Pasta Gigi9

KOMPOSISI BAHAN PERSENTASI (%)

Abrasif 20 – 40 Air 20 – 40 Pembasah 20 – 40 Deterjen/foaming agent 1 – 2 Pengikat >2 Pengharum >2 Pemanis >2

Pewarna dan Pengawet <1

Zat Aktif >5

Bahan abrasif merupakan zat yang berfungsi menghilangkan pewarnaan ekstrinsik dari permukaan gigi serta memoles permukaan gigi. Bahan abrasif yang biasa digunakan adalah kalsium karbonat, dikalsium fosfat, silikon oksida, aluminium oksida, dan polivinil klorida. 2,10 Bahan abrasif yang ideal harus mampu menghilangkan plak, pelikel, tanpa membuat permukaan gigi menjadi kasar dan juga harus mempunyai daya poles yang mampu mencegah reakumulasi plak. 11

(5)

Bahan pembasah dapat mencegah keringnya pasta gigi setelah penutup wadahnya dibuka dan berkontak dengan udara luar. Bahan pembasah berfungsi untuk mempertahankan kelembaban dan konsistensi dari pasta gigi. Zat yang ditambahkan sebagai pembasah yaitu sorbitol, manitol, gliserin, propilen glikol, dan surfaktan. 10,12

Deterjen atau foaming agent yang digunakan pada pasta gigi adalah sodium lauryl sulphate, sodium n-lauryl sarcosinate, dan sodium cocomonoglyceride sulfonate. Sodium lauryl sulphate merupakan bahan pembersih yang paling sering dipakai karena sangat stabil, memiliki sifat antibakteri, dan memiliki tegangan permukaan yang rendah sehingga dapat memudahkan aliran pasta ke seluruh bagian gigi. 9,12

Bahan pengikat dalam pasta gigi berfungsi untuk mencegah terjadinya pemisahan antara bahan padat dan cair selama penyimpanan dengan jalan membentuk suspensi yang stabil. Bahan yang biasa digunakan adalah karboksil metal selulosa, amilosa, alginate, dan derivat sintetis selulosa. 12 Bahan pengikat pada pasta gigi dibagi menjadi dua, yaitu bahan yang larut dalam air seperti carragcenates, alginate, dan sodium karboksil metal selulosa, serta bahan yang tidak larut dalam air seperti magnesium, aluminium silikat, dan koloid silika. 9

Bahan pengharum merupakan karakter yang sangat penting bagi suatu pasta gigi karena dapat menjadi penentu tingkat penerimaan masyarakat terhadap suatu jenis pasta gigi. Aroma dari pasta gigi harus menyenangkan, memiliki rasa yang enak, dan tahan lama. Sediaan bahan pengharum biasanya dalam bentuk minyak esensial seperti minyak permen, eukaliptus, timi, jeruk, kayu manis, dan metal salisilat. Digunakan pula aroma sintetis seperti spearmint, peppermint, wintergreen, dan cinnamon. 9

Formulasi awal pasta gigi mengandung gula, madu, dan pemanis lain yang dapat menghasilkan asam dan menurunkan kadar pH saat penyintesisan di dalam mulut.

(6)

Bahan pemanis tersebut dapat menimbulkan karies. Saat ini bahan pemanis yang diaplikasian ke dalam pasta gigi adalah bahan pemanis nonkariogenik,seperti sakarin, sorbitol, manitol, siklamat dan silitol. 9,10

Bahan pewarna juga sering diaplikasikan ke dalam pasta gigi. Fungsinya adalah untuk membuat pasta gigi lebih menarik. Bahan tersebut tidak boleh menyebabkan pewarnaan pada gigi atau menyebabkan perubahan warna pada jaringan mulut yang lain. Bahan pewarna yang biasa dipakai adalah bahan pewarna dari tumbuhan. 12

Bahan pengawet berfungsi menghambat pertumbuhan mikroba, yaitu bakteri dan jamur. Bahan yang biasa digunakan untuk mengawetkan sediaan pasta gigi adalah alkohol, benzoat, formaldehid, dan fenol diklorinat. 12

Pasta gigi juga mengandung bahan aktif yang dapat mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut. Di bawah ini adalah tabel mengenai kandungan bahan aktif yang biasa diaplikasikan ke dalam pasta gigi:

Tabel 2.2 Kandungan Bahan Aktif dalam Pasta Gigi 13

KANDUNGAN BAHAN FUNGSI

Potassium nitrat, sodium sitrat, stronsium klorida

Mengurangi hipersensitivitas dentin Pirofosfat, triklosan, zinc citrate Mengurangi plak dan kalkulus

supragingiva

Triklosan, flour Mengurangi inflamasi gusi

Peroksida, sodium tripolifosfat, sodium heksaametafosfat

Mengurangi pewarnaan pada permukaan gigi

PEMBAHASAN

Pasta gigi yang mengandung propolis aktif melindungi gigi manusia dari serangan bakteri, virus, dan jamur. Kecepatan kerja dan aktivitas propolis dalam reaksi menahan

(7)

serangan kuman merupakan keunggulan dari propolis dibandingkan dengan bahan alami serupa lainnya. 14

Propolis adalah produk alam tidak beracun dengan banyak khasiat dari segi farmakologis. Beberapa kandungan propolis yang telah diidentifikasi adalah flavonoid aglikon, derivat asam sianamat, dan terpenoid. Flavonoid, yang merupakan kandungan utama propolis, diketahui dalam artikel Propolis toothpaste the perfect touch for your teeth memiliki aktivitas melawan mikroorganisme oral. Berdasarkan kandungan lainnya, aktivitas biologis yang dimiliki propolis adalah sebagai antiradang, anestetik, dan sebagai pelindung sel mulut. Propolis memiliki kandungan bahan yang bersifat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembentuk plak. Komponen propolis yang bersifat antibakteri yaitu polyisoprenylated benzophenone, galangin, pinobanksin, dan pinocembrin. 8, 14

Hasil penelitian terhadap Bacillus de koch dan kemudian diikuti peneliti-peneliti lain menunjukkan, propolis memiliki efek bakterisid terhadap bakteri pemicu terbentuknya karies gigi. 8 Propolis juga memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan. Efek antiinflamasi dan antioksidan tersebut dapat dimanfaatkan dengan pengaplikasian propolis tersebut ke dalam pasta gigi. Pemakaian rutin pasta gigi setiap menyikat gigi dapat membantu efektivitas kerja propolis. Efek antiinflamasi dapat dimanfaatkan untuk mengurangi dan mengobati sariawan dan penyakit periodontal lain, sedangkan efek antioksidan dimanfaatkan sebagai proteksi pada gigi dan jaringan sekitar terhadap iritan.7

Propolis banyak diteliti sebagai obat yang dapat menyembuhkan penyakit dan lebih banyak digunakan dalam bentuk cair, gel, atau dikemas dalam kapsul. Propolis saat ini lebih banyak dimanfaatkan untuk kesehatan tubuh secara umum dibanding

(8)

untuk kesehatan rongga mulut. Penelitian mengenai pemanfaatan propolis dalam kesehatan rongga mulut masih terus dikembangkan. Begitu pula dengan proses pengemasan propolis sebagai bahan atau obat untuk kesehaan rongga mulut, seperti dikemas dalam bentuk pasta gigi. Khasiat propolis yang paling diharapkan dalam pasta gigi adalah dapat secara signifikan menghambat pertumbuhan bakteri pembentuk plak (efek antibakteri), meskipun propolis juga memiliki khasiat atau efek lain, seperti antiinflamasi untuk sariawan dan penyakit periodontal lain.

Sebagai obat atau penyembuh penyakit, propolis dikemas melalui suatu proses yang semakin memudahkan untuk dikonsumsi tanpa mengurangi khasiat. Pada umumnya propolis masih mengandung resin lilin namun demikian dengan proses produksi yang lebih sempurna sudah banyak propolis yang tidak lagi mengandung resin dan lilin sehingga lebih aman untuk ginjal dan organ lainnya. Propolis yang dijadikan ekstrak diproses melalui metode lyophilization atau metode pembekuan disertai pengeringan. Metode ini adalah salah satu metode yang digunakan untuk mempertahankan sifat atau khasiat yang dimiliki propolis, termasuk pada propolis yang diekstrak ke dalam pasta gigi. Sifat propolis dalam pasta gigi dapat dipertahankan apabila ditempatkan dalam wadah yang benar dan sesuai serta disimpan di tempat kering dengan suhu berkisar 10-20oC dan dihindarkan dari terpaan suhu panas terlalu lama. 8,15

Kandungan propolis dalam pasta gigi biasanya memiliki konsentrasi sebesar 1%. Propolis dalam pasta gigi berupa ekstrak yang biasa dilarutkan dalam air. Pada pasta gigi, propolis seringkali dikombinasikan dengan tanaman herbal, seperti peppermint, untuk menambah efek terapi maupun untuk pemberi rasa. Pasta gigi yang mengandung propolis biasanya mempunyai waktu kadaluwarsa selama 3 (tiga) tahun setelah tanggal

(9)

produksinya. Kandungan sifat antioksidan dan antibakteri yang dimiliki propolis membantu pasta gigi bersifat awet.7,8,14

Kandungan propolis berupa polyisoprenylated benzophenone, galangin, pinobanksin, dan pinocembrin dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen oral dengan menghalangi aktivitas enzim glucosyltransferase (GTFs) dari bakteri pembentuk plak, terutama Streptococcus mutans. Glucosyltransferase mempermudah pembentukan ikatan alfa glucan dari sukrosa yang secara signifikan akan membuat komposisi matriks polisakarida. Kumpulan matriks polisakarida ini akan menyebabkan plak. Glucan tersebut menginisiasi perlekatan dan akumulasi Streptococcus mutans pada gigi.

Streptococcus mutans memproduksi sedikitnya tiga glucosyltransferase yaitu: 1. GTF B yang menyintesis polimer tidak larut α1,3-linked glucan. 2. GTF C yang menyintesis campuran tidak larut α1,3-linked glucan. 3. GTF yang menyintesis polimer larut α1,6-linked glucan.

Terhambatnya aktivitas enzim glucosyltransferase (GTFs) oleh kandungan bahan dari propolis tersebut menyebabkan penurunan sintesis gula dan penurunan pembentukan matriks polisakarida, sehingga pembentukan plak dapat dikurangi. 14

Dapat disimpulkan bahwa perlu dilakukan sosialisasi dalam pemakaian bahan-bahan lain yang dapat digunakan dalam pasta gigi dan diperlukan penelitian-penelitian terutama untuk mengetahui efek propolis pada perawatan gingivitis dan periodontitis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Koo; Pearson, S. K; Anne, K. S. . Effects of apigenin and tt-farnesol on glucosyltransferase activity, biofilm viability and caries development in

(10)

http://www.interscience.wiley.com/journal/118920980 (diakses 21 November 2008).

2. Newman, M. G; Takei, H. H; Klokkevold, P.R; Carranza, F. A. Clinical periodontology. Missouri: Saunders Elsevier. 2006:137, 140, 732-733.

3. Perry, D.A and Beemsterboer, P. L. Periodontology for the dental hygienist. St. Louis: Saunders Elsevier. 2007: 241-242, 249-250.

4. Grant, D. A; Stern, I. B; Everett, F. G. Periodontics in the tradition of Orban and Gottlieb. St. Louis: The C. V. Mosby Company. 1979:529-530.

5. Ivanhoe. What’s new in health care honey for your teeth. [Online]. 2001. Available at http://www.reallyrawoney.com (diakses 10 November 2008).

6. Hoesada, I; Sugiowantono, R; Theodora, I; Saptojono, B. Rahasia kekayaan alam untuk kesehatan. Jakarta: High Desert. 2000:33.

7. Suranto, A. Terapi madu. Jakarta: Penebar Plus. 2007:82-84, 88, 91, 94.

8. Franz. Sehat dengan terapi lebah (Apitherapy). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2008:57-58.

9. Harris, N. O and Garcia-Godoy, F. Primary preventive dentistry. New Jersey: Pearson Education, Inc. 2004:123-127.

10. Lindhe, J; Karring, T; Lang, N. P. Clinical eriodontology and implant dentistry. Oxford: Blackwell Munksgaard. 2003:81-89, 90, 92, 451-452, 458, 470.

11. Cowley, M. T. Essentials of periodontology and periodontics. London: Geoffrey. 1981:143

12. Wilkins, E. M. Clinical ractise of the dental hygienist. Philadelphia: Lipincott Williams & Wilkins. 1999:264, 271, 387-388.

13. Nield-Gehrig, J. S and Willmann, D. E. Foundation of periodontics for the dental hygienist. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer Business. 2008:345.

14. Fortune Star Indonesia. Propolis toothpaste the perfect touch for your teeth. [Online]. 2009. Available at

http://fortunestar.co.id/lain-lain/propolis-toothpaste.html (diakses tanggal 9 April 2009).

15. Admin. Sarang lebah (bee propolis) penyembuh luar biasa. [Online]. 2007. Available at http://www.eiklanbaris.com/mod.php=viewarticle (diakses 4 November 2008).

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Proses pertama merupakan proses yang tergantung pada cahaya matahari, yaitu reaksi terang yang membutuhkan energi cahaya matahari langsung dan molekul-molekul energi

Judul Skripsi : Aplikasi Pembuatan Invoice Pelanggan Postpaid Pada Sistem Post Billing Processing Dengan Enkripsi MD5.. Di

Dalam hubungan dengan harta pencarian untuk dijadikan harta warisan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tidak dapat ditempuh suatu cara yang pasti modal dalam

Untuk mendapatkan model/desain sambungan balok – kolom beton bertulang pracetak gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya yang tahan terhadap gempa

Memaparkan bagaimana cara mendapatkan data mengenai diagnosa penyakit pencernaan anak dan solusi penanganan dengan metode forward chaining berbasis web. Pada

Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran model Mind Mapping terjadi peningkatan rasa ingin tahu dan kemampuan menulis

Hasil penelitian 1 orang yang memliki tingkat kebugaran jasmani dalam kategori kurang sekali tidak mengalami Acute Mountain Sickness (AMS) , 3 orang yang memliki

Penyebab : protozoa Eimeira. Gejala : nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah. Pengendalian : diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air.