• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHUNAN 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TAHUNAN 2018"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TAHUNAN 2018

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I KUPANG

KEMENTERIAN PERTANIAN

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I KUPANG

JL.YOS SUDARSO TENAU KUPANG

(2)

A. Latar Belakang

Perkembangan perdagangan dunia yang semakin pesat dan mengglobal saat ini ditambah kemajuan dibidang Teknologi Informasi dan Transportasi yang sangat cepat, sehingga lalu lintas hewan, produk hewan, tumbuhan dan produknya semakin meningkat pula. Hal ini merupakan tantangan bagi karantina khususnya kesiapannya dalam mengawal/mempertahankan Wilayah Negara RI dari kemungkinan masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).

Posisi dan peranan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang dalam upaya mencegah masuk HPHK dan OPTK dari luar negeri serta mencegah penyebarannya dari satu area ke area lainnya dalam wilayah RI sangat strategis, karena secara geografis berbatasan langsung dengan negara lain Australia dan Timor Leste.

B. Tujuan

Laporan Tahunan ini disusun dengan Tujuan :

1. Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan Karantina Hewan dan Tumbuhan mulai bulan Januari sampai bulan Desember Tahun Anggaran 2018.

2. Sebagai bahan evaluasi dan bahan kajian dalam menentukan kebijakan bagi penentu kebijakan dalam penyempurnaan pelaksanan kegiatan perkarantinaan.

(3)

3. Untuk melihat tingkat pencapaian kinerja hasil kegiatan baik administratif maupun kegiatan teknis.

C. Keadaan Umum UPT

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Tehnis Karantina Pertanian, tanggal 3 April 2008, Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang yang merupakan UPT Teknis Badan Karantina Pertanian, dengan struktur/bagan organisasi sebagai berikut :

Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang sesuai SK No. 4042/Kpts/KP.330/12/2010

KEPALA BALAI

drh. Nur Hartanto, MM

NIP. 196705201995031001

KEPALA SUB. BAGIAN TATA USAHA

Sarwo Sikam, SP NIP. 196903221998031002 KEPALA SEKSI KARANTINA HEWAN drh. Siti Rofi’ah NIP. 197702042009122001 KEPALA SEKSI KARANTINA TUMBUHAN

Yulia Dwi Kristanti, SP

NIP. 197507262006042020

KEPALA SEKSI PENGAWASAN & PENINDAKAN

drh. Benny Aprissa S P

NIP. 198104182009011005

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

STRUKTUR ORGANISASI

(4)

Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang mempunyai wilayah kerja yang tersebar di Propinsi Nusa Tenggara Timur kecuali Pulau Flores dan pulau - pulau disekitarnya. Adapun Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang meliputi : 1. Bandar Udara :

Bandar Udara El Tari Kota Kupang

Bandar Udara Tambolaka Kab. Sumba Barat Daya

Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Kab. Sumba Timur Bandar Udara Mali di Kabupaten Alor

Bandar Udara A.A Bere Talo di Kab. Belu 2. Pelabuhan Laut

Pelabuhan Laut Tenau Kota Kupang

Pelabuhan Laut Nusantara Waingapu Kab. Sumba Timur Pelabuhan Laut Wini Kab. Kefamenanu

Pelabuhan Laut Sabu - Seba

Pelabuhan Laut Atapupu Kab. Belu

Pelabuhan Laut Waikelo Kab. Sumba Barat Daya Pelabuhan Laut Baa Kab. Rote Ndao

Pelabuhan Laut Kalabahi Kab. Alor

Pelabuhan Laut Pantai Baru Kab Rote Ndao 3. Pelabuhan Penyeberangan Bolok Kab. Kupang

4. Pos Perbatasan : Mota’ain, Metamasin, Napan, Wini 5. Kantor Pos Kupang

(5)

Wilayah Kerja BKP Kelas 1

Kupang meliputi :

WILKER TENAU 1 WILKER BOLOK 2 WILKER ELTARI 3 WILKER MOTA’AIN WILKER WINI WILKER ATAPUPU WILKER METAMASIN WILKER NAPAN 4 5 687 WILKER SABU WILKER ROTE WILKER WAINGAPU WILKER WAIKELO WILKER ALOR 13 11 12 10 9

Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang

Kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang didukung oleh sarana dan prasarana yang dimiliki dan tenaga pegawai yang ada. Adapun sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki berupa : Bangunan gedung kantor BKP Kelas I Kupang 1 unit, bangunan kantor di wilker 17 unit, gedung laboratorium 5 unit, screen house 2 unit, Incenerator 4 unit dan Instalasi Karantina Hewan 23 unit, Instalasi KT 1 unit, Rumah Dinas 5 unit. Sedangkan jumlah pegawai yang melaksanakan kegiatan sebanyak 95 orang pegawai yang dibantu oleh 23 orang tenaga harian lepas.

Pada Tahun Anggaran 2018 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang mendapatkan alokasi dana dalam DIPA nomor : 018.12.2.238205/2018 tanggal 5 Desember 2017 Tahun Anggaran 2018, sebesar 15.569.427.000,- (Lima Belas Milyar Lima Ratus

(6)

Enam Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Rupiah).

TUGAS POKOK

Balai karantina Peranian Kelas I Kupang dalam penyelenggaraan karantina mempunyai tugas pokok :

a. Melakukan kegiatan Operasional Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan.

b. Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati. FUNGSI

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang menyelenggarakan fungsi 8P :

a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan, serta urusan tata usaha dan rumah tangga.

b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,

perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan

pembebasan media pembawa Hama Penyakit Hewan

Karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).

c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK maupun OPTK. d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK maupun OPTK.

e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

f. Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Operasional Karantina Hewan dan Tumbuhan.

g. Pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

h. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan saranateknik karantina hewan dan tumbuhan.

(7)

i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati.

(8)

A. KEUANGAN DIPA 2018

DIPA Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Tahun 2018 berjumlah : Rp. 15.569.427.000,- (Lima Belas Milyar Lima Ratus Enam Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Rupiah) sedangkan realisasi sampai dengan 31 Desember 2018 sebesar Rp. 15.532.085.735,- (Lima Belas Milyar Lima Ratus Tiga Puluh Dua Juta Delapan Puluh Lima Ribu Tujuh Ratus Tiga Puluh Lima Rupiah) atau sebesar 99,7 %.

DIPA sebesar Rp. 15.569.427.000,- (Lima Belas Milyar Lima Ratus Enam Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Rupiah) dioperasionalkan untuk membiayai kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Belanja

Tabel 1. Realisasi Pelaksanaan DIPA TA. 2018

No Uraian Anggaran Realisasi Keterangan Sisa Anggaran 1 2 3 BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA MODAL 6.013.746.000 4.342.687.000 5.212.994.000 5.996.323.416 4.324.968.828 5.210.793.491 17.422.584 17.718.172 2.200.509 JUMLAH BELANJA 15.569.427.000 15.532.085.735 37.341.265

Sedangkan pendapatan negara tahun 2018 dari target

Rp. 1.389.289.000,-(Satu Milyar Tiga Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta Dua Ratus Delapan Puluh Sembilan Ribu Rupiah). Realisasi diatas target yaitu Rp. 1.967.846.051,-(Satu Milyar Sembilan Ratus Enam Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus

(9)

Empat Puluh Enam Ribu Lima Puluh Satu Rupiah) atau (141.64 %) sesuai rincian dibawah ini :

Penerimaan Negara Bukan Pajak

Pada Tahun 2018 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang mendapatkan target PNBP sebesar Rp. 1.389.289.000,-(Satu Milyar Tiga Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta Dua Ratus Delapan Puluh Sembilan Ribu Rupiah) sedangkan realisasi yang tercapai sebesar Rp. 1.967.846.051,-(Satu Milyar Sembilan Ratus Enam Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus Empat Puluh Enam Ribu Lima Puluh Satu Rupiah).

Penerimaan ini sebagian besar berasal dari pendapatan imbalan jasa karantina dan sebagian kecil dari penerimaan sewa rumah dinas dan pendapatan anggaran lainnya. Perbandingan penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat pada daftar berikut:

Tabel 2. Target dan Realisasi PNBP Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang 2014 - 2018

NO TAHUN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) %

1 2014 620.000.000 675.850.639 121.04

2 2015 740.000.000 913.146.903 123.39

3 2016 672.247.338 1.122.722.360 167.75

4 2017 1.270.000.000 1.713.662.956 228.30

(10)

Tabel 3. Penerimaan PNBP Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang

DATA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) TAHUN : 2018

NO BULAN JUMLAH PENERIMAAN (Rp)

1 Januari 68.566.904 2 Pebruari 96.358.061 3 Maret 113.659.418 4 April 171.447.702 5 Mei 181.313.700 6 Juni 133.708.728 7 Juli 234.161.719 8 Agustus 231.514.962 9 September 161.642.106 10 Oktober 287.638.317 11 Nopember 155.237.989 12 Desember 132.596.445 Jumlah 1.967.846.051

(11)

B. KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA 1. Kepegawaian

Sampai dengan bulan Desember 2018 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang baru memiliki personil sebanyak 118 orang terdiri dari :

 95 orang PNS

 23 orang tenaga kontrak (Tenaga Harian Lepas)

Dari 118 orang ini tersebar di kantor Balai dan di Wilker Lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang.

Uraian selanjutnya lihat pada daftar lampiran 1 – 6

1. Data Pegawai UPT. BKP. Kelas I Kupang (Lampiran 1)

2. Realisasi Mutasi Alih Tugas Pegawai dari dan ke BKP.Kelas I Kupang (Lampiran 2)

3. Rekapitulasi Kenaikan Gaji Berkala BKP. Kelas I Kupang (Lampiran 3)

4. Daftar Pegawai Cuti BKP.Kelas I Kupang (Lampiran 4)

5. Rekapitulasi Kenaikan Pangkat BKP. Kelas I Kupang (Lampiran 5)

6. Daftar Nama Tenaga Harian Lepas (THL) pada BKP.Kelas I Kupang (Lampiran 6)

7. Data Pegawai Pensiun BKP. Kelas I Kupang (Lampiran 7) Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang merupakan salah satu UPT Pusat Badan Karantina yang mempunyai kegiatan administrasi (Ketata Usahaan) untuk menunjang kegiatan teknis.

(12)

C. PERLENGKAPAN (SARANA DAN PRASARANA)

Pengelolaan Barang Negara di Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang dilakukan oleh UAKBP dengan Nomor : 018.12.24.238205 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang.

Barang-barang yang dikelola oleh BKP Kelas I Kupang terdiri dari Barang bergerak dan barang tidak bergerak.

 Barang tidak bergerak terdiri dari : tanah dan bangunan

 Barang bergerak terdiri dari : kendaraan, peralatan lab, kelengkapan sarana gedung, persediaan obat, media, ATK, serta bahan sosialisasi.

 Pada tahun 2018 terdapat pengadaan :

NO NAMA BARANG JUMLAH (UNIT)

1 Station Wagon 1

2 Sepeda motor 5

3 Mesin fotocopy folio 1

4 Lemari besi/metal 2

5 Lemari kayu 2

6 CCTV 1

7 Kotak Surat 2

8 Meja kerja kayu 1

9 Kursi besi/metal 33 10 Sice 5 11 Meja recepsionis 1 12 AC split 9 13 UPS 5 14 Handpone encription 1 15 Genset 1 16 PC unit 1 17 Laptop 1

(13)

18 Printer 6 19 Eksternal/Potable hardisk 1 20 Server 1 21 Station Wagon 1 22 Handpone encription 1 23 Pen Camera 1 24 Camera digital 2 25 PC unit 2 26 Laptop 11 27 Printer 7

(14)

Dalam pelaksanaan kegiatan operasional Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang dilaksanakan oleh Seksi Karantina Hewan, Seksi Karantina Tumbuhan dan Seksi Pengawasan dan Penindakan. Seksi Karantina Hewan mempunyai tugas dan fungsi perihal pembinaan pelayanan teknis operasional tindak karantina hewan, melaksanakan pengelolaan data informasi dan dokumentasi serta pelaporan, pengelolaan laboratorium. Seksi Karantina Tumbuhan mempunyai tugas dan fungsi perihal pembinaan pelayanan teknis operasional tindak karantina tumbuhan, melaksanakan pengelolaan data informasi dan dokumentasi serta pelaporan, pengelolaan laboratorium. Seksi Pengawasan dan Penindakan memiliki tugas melaksanakan pengawasan dan penindakan pelanggaran Peraturan Perundang - Undangan Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang, penyiapan koordinasi penyelenggaraan fungsi PPNS Karantina Hewan dan Tumbuhan.

A. KARANTINA HEWAN

Kegiatan bidang pelayanan operasional tindak karantina hewan pada tahun 2018 hampir sama tetapi penekanannya terletak pada upaya peningkatan kualitas pelayanan dan kepuasan masyarakat. Upaya peningkatan pelayanan dilakukan terus menerus sehingga mampu menghadirkan pelayanan yang prima (efektif, efisien dan profesional). Karena tujuan utama yang harus dicapai adalah memberikan pelayanan prima kepada pengguna jasa dalam upaya pencegahan masuk dan keluar serta menyebarnya penyakit hewan karantina yang dibawa melalui media pembawa HPHK yang dilalulintaskan.

(15)

Adapun kegiatan yang dikerjakan oleh Seksi Karantina Hewan tahun 2018 yaitu :

a. Meningkatkan pelaksanaan operasional tindakan karantina

hewan berupa pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,

perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan

pembebasan terhadap media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK).

b. Meningkatkan konsolidasi, kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait dilingkungan bandara, pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan dan lintas batas antar negara lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang

c. Meningkatkan pengawasan terhadap keamanan pangan produk hewan (BAH, HBAH) untuk memberi jaminan keamanan dan kesehatan kepada konsumen.

d. Pemantauan daerah sebar HPHK ke beberapa kabupaten lingkup Propinsi NTT khususnya lingkup Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang.

Pelaksanaan kegiatan operasional perkarantinaan hewan terhadap lalulintas media pembawa hama dan penyakit hewan karantina serta keamanan produk hewan (BAH, HBAH) melalui bandara, pelabuhan laut, fery dan lintas batas antar negara lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang mencakup pengawasan terhadap lalulintas Impor, ekspor, domestik masuk dan keluar terhadap hewan dan produk hewan (Bahan Asal Hewan dan Hasil bahan Asal Hewan) dan benda lain. Jumlah tabel volume untuk kegiatan Impor, Ekspor, Domestik keluar dan Domestik Masuk tahun 2018 mengalami peningkatan dibanding tahun 2017.

(16)

Gambar 3: Grafik Perbandingan total Frekuensi kegiatan Operasional Karantina Hewan dari tahun 2017 – 2018

Gambar 4: Grafik Perbandingan Total Volume Kegiatan Operasional Karantina Hewan dari tahun 2017 – 2018

(17)

Kegiatan yang dilakukan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Seksi Karantina Hewan antara lain :

1. Impor

Frekuensi kegiatan transportasi yang melalui Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang umumnya melalui entry dan exit point yang menyebar dibeberapa batas darat diperbatasan antar Negara RI – RDTL, seperti Mota’ain, Napan, Metamasin dan lain – lain. Frekuensi dan volume impor Hewan, BAH, HBAH dan Benda Lain tahun 2018 yang melalui batas darat antar negara tersebut tidak mengalami peningkatan, sedangkan komoditas hewan seperti sapi, kuda, kerbau, kambing, babi dan ayam yang mengalami peningkatan di tahun 2018 (Data terlampir).

2. Ekspor

Frekuensi kegiatan ekspor yang dilaksanakan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang melalui wilayah kerja yang menyebar di tapal batas darat RI – RDTL tahun 2018 mengalami peningkatan dibanding tahun 2017. Dari segi volume dan frekuensi semua media pembawa HPHK juga mengalami peningkatan (Data terlampir).

3. Domestik Masuk

Frekuensi kegiatan domestik masuk yang dilaksanakan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang melalui wilayah kerja yang menyebar dibeberapa pelabuhan laut dan bandara pada tahun 2018 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2017. Dari segi volume media pembawa HPHK mengalami peningkatan di tahun 2018 (Data terlampir).

(18)

4. Domestik Keluar

Frekuensi kegiatan domestik keluar yang dilaksanakan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang melalui pelabuhan laut dan bandara di wilayah kerja tahun 2018 mengalami peningkatan

dibandingkan tahun 2017 sedangkan untuk volume

kegiatannya mengalami penurunan (Data terlampir). 5. Kegiatan Pemantauan Karantina Hewan

Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang melaksanakan kegiatan pemantauan daerah sebar HPHK Tahun 2018 sesuai DIPA Tahun 2018. Dasar hukum pelaksanaan pemantauan HPHK berdasarkan pada Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan; Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan; Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian; serta Keputusan Kepala Badan karantina Pertanian Nomor. 146/Kpts/KP.120/K/1/2018 tentang Pedoman Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Tahun 2018.

Pemantauan prioritas nasional dilaksanakan secara tidak langsung dengan meminta informasi data dari dinas setempat dan institusi yang berperan dalam penyelenggaraan survelensi dan pemetaan status penyakit. Data yang diambil berupa data status dan situasi HPHK serta data potensi akselerasi komoditi perdagangan hewan dan produk hewan di masing-masing wilayah. Data Informasi Status dan Situasi HPHK meliputi Data Gejala Klinis (GK), Data Penelitian, Data Uji Lab Pasif dan Data Hasil Surveilans. Dari data tersebut dianalisis HPHK dan komoditi unggulan daerah yang berpotensi ekspor. Pemantauan

(19)

HPHK berbasis data sekunder dilakukan di Kabupaten dan Kota di wilayah Nusa Tenggara Timur khususnya Wilayah Kerja BKP Kelas I Kupang. Pemantauan HPHK di Pulau Sumba meliputi Kab. Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Pemantauan di Pulau Timor meliputi Kab. Belu, Malaka, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Kabupaten Kupang dan Kota Kupang. Pemantauan juga dilakukan di Pulau Rote, Pulau Sabu dan Pulau Alor. Data HPHK juga dihimpun dari FKH Udayana, FKH Undana dan BBVet Denpasar.

Pemantauan prioritas regional dilaksanakan dengan pengambilan sampel di lapangan sesuai dengan target penyakit yang ditentukan oleh UPT Karantina Pertanian. Mengingat Lalu-lintas sapi potong yang dikeluarkan dari Pulau Timor tinggi menggunakan kapal kargo maupun kapal Tol Laut Camara Nusantara, berdasarkan data tahun 2017 BKP Kelas I Kupang volume pengeluaran sapi potong melalui pelabuhan Tenau 33 810 ekor, pelabuhan Atapupu 9 133 ekor dan pelabuhan Wini 6 661 ekor (BKP Kupang 2017). Sedangkan pulau Timor merupakan endemis penyakit bruselosis yang merupakan salah satu penyakit yang berakibat menurunnya populasi dan kerugian ekonomi akibat kegagalan bunting dan kematian pedet. Sehingga sebagai wujud peran dalam pencegahan tersebarnya HPHK bruselosis dan upaya pemberantasannya BKP kupang menyelenggarakan pemantauan prioritas regional penyakit Bruselosis pada sapi untuk mengetahui kejadian penyakit di wilayah pulau Timor. Pemantauan dilaksanakan di 6 daerah tingkat II kabupaten dan kota di Pulau Timor antara lain : Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka.

(20)

1. Pemantauan Prioritas Regional

Pemantauan dilakukan bulan April 2018 di 6 daerah tingkat II di Pulau Timor wilayah BKP Kelas I Kupang. Penentuan jumlah sampel dilakukan menggunakan tabel Canon and

Roe. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil

sampel darah sapi potong pada vena jugularis untuk dilakukan koleksi serum dan dilakukan pengujian screening

dengan RBT dilanjutkan dengan uji konfirmasi

menggunakan CFT. Pengujian dilakukan di Laboratorium Karantina Hewan BKP Kelas I Kupang dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Veteriner Dinas Peternakan Provinsi NTT.

Pengujian sampel menggunakan metode Uji Rose Bengal (RBT) dan complement fixation test (CFT). Uji RBT merupakan uji pendahuluan atau uji tapis untuk mendeteksi hewan tersangka bruselosis. Keuntungan dari uji RBT adalah dapat memperoleh hasil pemeriksaan dengan cepat dan sensitif, sedangkan kerugian dari pengujian RBT mempunyai spesifitas hasil pemeriksaan yang kurang (Noor 2006). Maka untuk mendiagnosa secara akurat perlu dilakukan konfirmasi lebih lanjut dengan CFT sebagai peneguhan hasil diagnosa. Perolehan sampel pemantauan tabel 1 rata-rata mencapai 100% di 6 kabupaten dan kota di Pulau Timor.

Tabel 1 Realisasi perolehan sampel pemantauan

No Lokasi Target(sampel) Realisasi Persentase

1 Kota Kupang 290 281 97 % 2 Kab. Kupang 149 150 100% 3 Kab TTU 149 156 104.69% 4 Kab TTS 299 310 103.67% 5 KAb. Belu 29 34 117.24% 6 Kab. Malaka 59 66 111.86% Total 975 997

(21)

1. Kota Kupang

Pengambilan sampel Kota Kupang di 3 kecamatan pada table 2 dengan hasil pengujian serologis negatif.

Tabel 2 Hasil uji serologis sampel asal Kota Kupang

No Kecamatan Jumlah(sampel) RBT (+) CFT (+) 1 Maulafa 138 0 0 2 Alak 35 0 0 3 Kelapa lima 34 0 0 4 Maulafa 47 0 0 5 Alak 27 0 0 Total 281 0 0 2. Kabupaten Kupang

Pengambilan sampel Kabupaten Kupang di 3 kecamatan pada tabel 3 dengan hasil pengujian serologis 3 sampel positif bruselosis.

Tabel 3 Hasil uji serologis sampel asal Kota Kupang

No Kecamatan Jumlah(sampel) RBT (+) CFT (+)

1 Kupang Timur 69 0 0

2 Raknamo 38 3 3

3 Sulamu 43 0 0

(22)

3. Kabupaten Timor Tengah Selatan

Pengambilan sampel Kabupaten Timor Tengah Selatan di 3 kecamatan pada tabel 4 dengan hasil pengujian serologis negatif bruselosis.

Tabel 4 Hasil uji serologis sampel asal Kabupaten Timor Tengah Selatan

No Kecamatan Jumlah(sampel) RBT (+) CFT (+)

1 Aban Selatan (Kel. Linamnutu) 67 0 0 2 Amanuban Selatan (Kel. Polo) 16 0 0 3 Amanuban Selatan (Kel. Oebelo) 227 0 0 Total 310 0 0

4. Kabupaten Timor Tengah Utara

Pengambilan sampel Kabupaten Timor Tengah Utara di 3 kecamatan pada tabel 5 dengan hasil pengujian serologis 1 sampel positif bruselosis.

Tabel 5 Hasil uji serologis sampel asal Kabupaten Timor Tengah Utara No Kecamatan Jumlah(sampel) RBT (+) CFT (+) 1 Kota Kefamenanu (kel. Maubeli) 29 0 0 2 Noemuti (Kel. Noemuti 76 1 1 3 Insana

(Kel. Insana Nafinis)

51 0 0

(23)

5. Kabupaten Belu

Pengambilan sampel Kabupaten Belu di 7 kecamatan pada tabel 6 dengan hasil pengujian serologis 2 sampel positif bruselosis.

Tabel 6 Hasil uji serologis sampel asal Kabupaten Belu

No Kecamatan Jumlah(sampel) RBT (+) CFT (+) 1 Lasiolat 4 0 0 2 Raimanuk 4 0 0 3 Tasifeto Timur 6 0 0 4 Kakuluk Mesak 6 1 1 5 Atambua barat 2 0 0 6 Atambua kota 2 1 1 7 Tasifeto barat 10 0 0 Total 34 2 2 6. Kabupaten Malaka

Pengambilan sampel Kabupaten Malaka di 3 kecamatan pada tabel 7 dengan hasil pengujian serologis 5 sampel positif bruselosis.

Tabel 7 Hasil uji serologis sampel asal Kabupaten Malaka

No Kecamatan Jumlah(sampel) RBT (+) CFT (+)

1 Weliman 30 5 5

2 Kobalima 32 0 0

3 Malaka Tengah 4 0 0

Total 66 5 5

Dari hasil pengujian serologis sampel pemantauan di Pulau Timor, diperoleh grafik hasil pemantauan mengikuti grafik prevalensi data dinas peternakan (gambar 1). Perolehan hasil ini

(24)

menunjukkan adanya bruselosis di 4 kabupaten di Pulau Timor.

Gambar 1. Prevalensi (data disnak) dan Prevalensi (data pemantauan)

Dari data tersebut ditemukan sampel positif bruselosis berdasarkan uji RBT dan CFT asal Kab. Kupang 3 sampel, Kab. TTU 1 sampel, Kab. Belu 2 sampel, Kab. Malaka 5 sampel. Dari hasil positif bruselosis dapat dibuat peta bruselosis di Pulau Timor.

(25)

Gambar 2. Peta Bruselosis di P Timor Hasil Pemantauan HPHK Tahun 2018

Legenda : Bruselosis

Berdasarkan hasil uji diatas menunjukkan bahwa sapi potong di Pulau Timor mempunyai potensi penyebaran bruselosis antar area sehingga perlu dilakukan skrining secara intensif oleh petugas karantina di daerah asal sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan penyebarannya.

2. Pemantauan Prioritas Nasional

Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang melaksanakan kegiatan pemantauan daerah sebar HPHK secara tidak langsung sebagai prioritas nasional dengan meminta informasi dari dinas setempat yang akan dilakukan di Kabupaten dan Kota serta Balai Besar Veteriner Denpasar sebagai institusi yang berperan dalam penyelenggaraan survelensi dan pemetaan status penyakit di wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Dari data tersebut dianalisis Hama penyakit Hewan Karantina.

(26)

Tabel 8. Data Status dan Situasi HPHK di wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang berdasarkan gejala klinis

Sumber data : Dinas Peternakan dan Dinas yang membidangi kesehatan hewan pada 12 Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2017

No Jenis HPHK Jenis Hewan Gejala Klinis

Kabupaten/Kota

1 Scabies Kambing, Anjing, Domba, Sapi, Babi, Kerbau

1012 Malaka, Sabu, Rote, Alor, SBD, Sumba Tengah, Sumba Timur

2 ND Ayam 730 Rote, Alor, Kab Kupang,

Sabu Raijua

3 Fowl Cholera Ayam 8 Malaka

4 Bruselosis Sapi 1 Alor

5 Orf Kambing 427 Rote, Alor

6 SE Sapi, Kerbau,Babi 446 Rote, Alor, SBD, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Timur, Kab Kupang

7 Surra Kuda 107 SBD, Sumba Tengah

8 Hog Cholera Babi 634 SBD, Sumba Tengah,

Sumba Timur 9 Myasis Kuda, Kerbau, Sapi,

Babi, Anjing, Kambing

117 Sumba Timur, Alor

10 Ring Worm Sapi 10 Sabu Raijua

11 Parvo Virus Anjing 3 Sabu Raijua

12 MCF Sapi 57 Sabu Raijua, Rote

Ndao

(27)

Tabel 9. Data Status dan Situasi HPHK di wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang berdasarkan Uji Lab Pasif

Sumber data : Dinas Peternakan dan Dinas yang membidangi kesehatan hewan pada 12 Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2017 No Jenis HPHK Jenis Hewan Uji Lab Pasif Metode Uji Lab Penguji Kabupaten /Kota ( + ) (-) 1 Bruselosis Sapi 1 4 2 5387 RBT Disnak Kab Belu Disnak kab. Kupang

Belu, Kab. Kupang

2 SE Sapi, Kerbau ,Babi 2 4

56 ELISA UPT vet

Kupang Disnak Kab. Alor Alor, SBD, Sumba Barat 3 ND Ayam 2 6 0 ELISA Disnak kab. Kupang

Rote, Alor, Kab

(28)

Tabel 10. Data Status dan Situasi HPHK di Provinsi NTT berdasarkan hasil Surveylance

S u m b e r

data : Dinas Peternakan dan Dinas yang membidangi kesehatan hewan pada 12 Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2017 dan BBVet Denpasar

Hasil pengamatan Status dan Situasi Hama Penyakit Hewan Karantina di Wilayah BKP Kelas I Kupang, dapat disimpulkan sebagai berikut : Berdasarkan Data Gejala Klinis, Data Penelitian dan Data Surveilance ditemukan 13 Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Golongan II di wilayah BKP Kelas I Kupang tahun 2018 yaitu Hog Cholera, Septichaemia Epizootica (SE), Scabies, Surra, dan Fowl Cholera, Bruselosis, Orf, ND, Myasis, Ring Worm, Parvovirus, MCF, IBR. Peta penyakit Peta status situasi penyakit HPHK di Wilayah BKP Kelas I Kupang Tahun 2018 sebagai berikut :

No Jenis HPHK Jenis Hewan Survey lance Metode Uji Lab Penguji Kabupaten /Kota (+) (-) 1

Bruselosis Sapi 8 22 CFT BBVet

Dps

(29)

Gambar 3. Peta HPHK Tahun 2018

6. Pengujian Laboratorium

Uji laboratorium tahun 2018 berupa pemeriksaan RBT pada serum darah sapi, uji organoleptik pada telur ayam konsumsi. Pengujian Laboratorium 2018 :

a. TPC : 263 sampel dengan hasil pencemaran

mikroba<1 x 106 CFU/g BMCM.

b. RBT : 24.064 sampel hasil positif 107 sampel

c. Organoleptik : 5.620 sampel dengan hasil uji bersih, utuh, normal seluruhnya.

d. Ulas darah : 319 sampel dengan hasil negatif Trypanosoma

sp

Kegiatan Karantina Hewan Lainnya : 1. Analisa Risiko

Kegiatan analisa risiko yang dikerjakan oleh Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang pada tahun 2018 terdapat dua tema Analisa Risiko yakni

(30)

Analisa Risiko Kualitatif Salmonellosis melalui Telur Ayam Konsumsidari Jawa Timur ( Surabaya ) ke Kupang dan Penilaian Risiko Kualitatif dari Penyakit Avian Influenza Melalui Pupuk Kandang Ayam dari Gresik ke Waingapu. Hasil analisa risiko diseminarkan pada tanggal 26-28 September 2018 dalam kegiatan Workshop Analisa Risiko Hama Penyakit Hewan Karantina TA 2018 di Bogor.

a. Analisa Risiko Kualitatif Salmonellosis melalui Telur Ayam Konsumsidari Jawa Timur ( Surabaya ) ke Kupang.

Tema ini dikerjakan secara berkelompok oleh tim BKP kelas 1 Kupang dan BBKP Surabaya. Hasil yang diperoleh dari kajian analisa risiko ini adalah bahwa :

 Telur ayam konsumsi yang dilalulintaskan dari daerah Jawa Timur ke NTT melalui transportasi laut diidentifikasi sebagai BAHAYA

Penilaian Risiko Pelepasan (release assessment) bakteri

Salmonella spp.melalui telur ayam konsumsi dari Jawa

Timur ( melalui pelabuhan laut Tanjung Perak) ke NTT ( melalui pelabuhan laut Tenau) adalah SANGAT RENDAH  Penilaian pendedahan (exposure assessment) pada telur

ayam konsumsi yang membawa bakteri Salmonella spp. dari Jawa Timur (melalui pelabuhan laut Tanjung Perak) ke NTT (melalui pelabuhan laut Tenau) adalah SANGAT RENDAH

 Hasil penilaian dampak/konsekuensi adalah RENDAH Sehingga dapat disimpulkan bahwa Analisa Risiko atas lalulintas telur ayam konsumsi dari Jawa Timur ke NTT melalui transportasi laut: DAPAT DIABAIKAN.

b. Analisa Risiko Kualitatif Salmonellosis melalui Telur Ayam Konsumsidari Jawa Timur ( Surabaya ) ke Kupang.

(31)

Tema ini dikerjakan secara berkelompok oleh tim BKP kelas 1 Kupang dan BBKP Surabaya. Hasil yang diperoleh dari kajian analisa risiko ini adalah bahwa :

 Pupuk kandang ayam yang dilalulintaskan dari daerah Jawa Timur ke Sumba Timur melalui transportasi laut diidentifikasi sebagai BAHAYA

Penilaian Risiko Pelepasan (release assessment) Virus AI melalui Pupuk Kandang Ayam dari Jawa Timur ( melalui pelabuhan Gresik ) ke Sumba Timur ( melalui Pelabuhan laut Waingapu ) adalah SANGAT RENDAH

Penilaian pendedahan (exposure assessment) pada pupuk kandang yang mengandung virus AI yang dimasukkan ke Sumba Timur ( Kota Waingapu ) yang berasal dari Jawa Timur ( Surabaya ) melalui pelabuhan laut Waingapu adalah SANGAT RENDAH

 Hasil penilaian dampak/konsekuensi diperoleh satu atau berupa nilai “D” maka penilaiannya adalah RENDAH

2. Monitoring Produk Hewan

Monitoring yang dilakukan oleh Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang sesuai surat Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Nomor 2020/KR.020/K.2/01/2018, tanggal 19 Januari 2018 perihal Monitoring Tindakan Karrantina Hewan terhadap produk Hewan yaitu Deteksi Avian Influenza (AI) pada Telur. Hasil dari analisa risiko tersebut diseminarkan pada tanggal 29 - 31 September 2018 pada kegiatan Workshop Monitoring Produk Hewan TA 2018 di Belitung. Hasil yang diperoleh dari kajian analisa risiko ini adalah :

 Volume dan frekuensi pemasukan telur konsumsi asal unggas ke Kupang NTT cukup tinggi yaitu sebanyak 3.111.160 kg

(32)

dalam 357 kali pemasukan terhitung hingga bulan Agustus 2018

 BKP kelas 1 Kupang melakukan tiga (3) kali uji PCR yang dirujuk ke BBVet Denpasar. Pengujian pertama terdiri dari enam (6) sampel yang dinyatakan negatif(-) PCR AI; pengujian kedua terdiri dari tiga (3) sampel yang dinyatakan negatif (-) PCR AI, dan pengujian ketiga terdiri dari enam (6) sampel yang dinyatakan negatif (-) PCR AI

 Dari hasil monitoring diketahuibahwatelurkonsumsi yang dikirim kekupang dinyatakan negatif (-) AI sehingga aman untuk dikonsumsi.

(33)

B. KARANTINA TUMBUHAN

Seksi Karantina Tumbuhan merupakan bagian dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Wilayah kerja operasionalnya meliputi pelabuhan-pelabuhan pemasukan dan pengeluaran yang berada di propinsi Nusa Tenggara Timur. Selain pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan dan bandar udara juga termasuk pos-pos perbatasan dengan negara Timor Leste yang dahulunya merupakan salah satu propinsi di Indonesia. Banyaknya wilayah kerja yang seharusnya dijaga oleh petugas karantina dibanding dengan jumlah personil yang ada, belumlah mencukupi. Ini

merupakan suatu kendala operasional yang dihadapi.

Karakteristik Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terdiri atas pulau-pulau yang tersebar di propinsi ini berimbas pada banyaknya pelabuhan-pelabuhan pemasukan dan pengeluaran baru seiring dengan meningkatnya lalu lintas laut, udara maupun daerah lintas batas. Peningkatan arus lalu lintas komoditas tumbuhan tersebut akan membawa dampak pada tugas pokok dan fungsi karantina, dikarenakan terjadinya peningkatan resiko terbawanya atau tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan bersama dengan pemasukan bibit tanaman dan hasil tanaman yang dimasukan ke wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Mengingat banyaknya pelabuhan-pelabuhan yang semestinya harus dijaga tetapi oleh karena keterbatasan tenaga, maka baru beberapa pelabuhan saja yang sudah terisi petugas sesuai dengan jumlah personil, situasi dan kondisi setempat.

Penyelenggaraan kegiatan operasional Seksi Karantina Tumbuhan hingga saat ini sudah dilaksanakan di : Pelabuhan Tenau-Kupang, Pelabuhan penyeberangan Bolok, Bandar udara

(34)

Pelabuhan Laut Kalabahi-Alor, Pelabuhan Laut Atapupu, Pelabuhan Laut Waikelo, Bandar Udara Tambolaka (Sumba Barat Daya) dan Pos Pemeriksaan Lintas Batas Mota’ain, metamasin dan Wini. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Atapupu ini dirintis bersamaan dengan Pos Pemeriksaan Lintas Batas Mota’ain mulai TA.2004. Mengingat potensi yang cukup besar dengan peningkatan arus lalu lintas komoditas pertanian, wilayah kerja ini telah dibuka untuk meliput pelabuhan Atapupu, Wini serta pos perbatasan. Dengan demikian permasalahan dan pelayanan perkarantinaan di daerah perbatasan dapat diselesaikan relatif lebih dekat. Secara umum terdapat tiga jenis kelompok kegiatan pelayanan tindak karantina yang dilakukan di Seksi Karantina Tumbuhan yakni kegiatan Karantina Tumbuhan Luar Negeri (KTLN) Impor, yaitu tindakan karantina terhadap tanaman/bahan tanaman (komoditas pertanian) atau media pembawa lainnya yang dimasukkan ke propinsi NTT dari negara lain; Sertifikasi Kesehatan Tumbuhan Ekspor, yaitu tindakan karantina terhadap tanaman/bahan tanaman atau media pembawa lainnya yang dikeluarkan dari propinsi ini ke luar negeri (ekspor) dalam rangka penerbitan Surat Kesehatan Tumbuhan (Phytosanitary Certificate); serta Karantina Tumbuhan Dalam Negeri (KTDN) / Domestik, yaitu tindakan karantina terhadap tanaman/bahan tanaman (komoditas pertanian) atau media pembawa lainnya yang diantar pulaukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia. Tindakan karantina dimaksud dalam kegiatan pelayanan tersebut diatas meliputi tindakan 8P : Pemeriksaan, Pengasingan Dan Pengamatan,

Penahanan, Penolakan, Perlakuan, Pemusnahan Dan

(35)

1. Tindakan Pemeriksaan dan Pembebasan a. Pemasukan Luar Negeri ( Impor )

Kegiatan Sertifikasi Karantina Tumbuhan pemasukan dari luar negeri banyak didominasi pemasukan beras dari Vietnam melalui pelabuhan Tenau-Kupang dan media pembawa (kemiri, kopra, kopi, mete dan asam) melalui pos Pemeriksaan Lintas Batas Mota’ain Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Volume kegiatan impor tahun 2018 sebanyak 17.123.617 kg dengan frekuensi sebanyak 321 kali, mengalami peningkatan jumlah kegiatan import di tahun 2015. Pada Tahun 2018 ada pemasukan Beras impor yang melaui Pelabuhan Tenau Kupang (data terlampir)

Tabel 1. Data Frekuensi dan Volume Kegiatan Impor Media Pembawa OPT/OPTK Tahun 2018

No. Media Pembawa Frekuensi Volume

1 Kemiri 77 560.134

2 Kopra 67 581.810

3 Kopi 131 963.923

4 Gembili 6 31.380

5

6 Mede Biji Kunyit 2 1 9.860 900

7 Asam 7 81.061

Jumlah 291 2.229.068

b. Pengeluaran / Ekspor

Kegiatan operasional karantina tumbuhan ekspor mempunyai frekuensi yang belum begitu besar, mengingat akses pasar yang langsung keluar negeri masih terbatas, kecuali dengan negara Timor Leste. Jenis komoditas yang paling banyak di

(36)

ekspor melalui tempat pengeluaran Pos Pemeriksaan Lintas Batas Mota’ain yang meliputi komoditas bawang merah, bawang putih, bawang Bombay, kedelai, kentang, kacang tanah, jintan, dan lada. Kegiatan operasional ekspor komoditas tumbuhan pada tahun 2018 jumlah volumenya adalah 537.169 kg, dengan frekuensi masing-masing 459 kali. Komoditi yang banyak di ekspor ke Timor Leste adalah bawang putih, bawang merah, kedelai dan kentang.Bila dibandingkan dengan kegiatan yang sama dengan tahun 2016, kegiatan tahun 2018 mengalami peningkatan volume mencapai ± 28 %. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah komoditi yang di ekspor ke Negara Timor Leste seperti bawang merah, bawang putih, bawang bombay, kentang, kedelai dan meubel jati. Kegiatan operasional karantina tumbuhan menjadi tantangan tersendiri di wilayah Nusa Tenggara Timur ini mengingat banyaknya pulau-pulau yang tersebar. Banyaknya pulau yang tersebar dibandingkan dengan personil yang ada belumlah memadai. Dengan sumber daya manusia yang terbatas tersebut kegiatan operasional harus tetap berjalan sambil menunggu proses penambahan personil.. Berikut grafik yang menggambarkan volume hasil kegiatan operasional secara keseluruhan (data terlampir).

(37)

Gambar 5. Grafik Perbandingan total Frekuensi kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan dari tahun 2017 – 2018

Gambar 6. Grafik Perbandingan total Volume kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan dari tahun 2017 – 2018

(38)

c. Domestik Masuk.

Kegiatan operasional domestik masuk TA - 2018 di wilayah Nusa Tenggara Timur yang melalui pelabuhan - pelabuhan

pemasukan dengan jumlah komoditas tumbuhan

seluruhnya sebanyak 71.264.559 Kg, 17.991 Btg dengan frekuensi kegiatan 7.379 kali. Jenis yang dimasukkan dari hasil tanaman meliputi Beras, Buah-buahan segar seperti Apel, Salak, Rambutan, Anggur, dan sebagainya serta sayur-sayuran seperti Kentang, Bawang Merah, Bawang Putih dan lain sebagainya. Untuk bibit/benih tanaman terdiri atas benih jagung, benih padi, bibit kakao, dan bibit durian. Daerah asal komoditas yang dimasukkan ke wilayah NTT umumnya berasal dari Jawa Timur, Sulsel, Bali, NTB, Jawa Barat, Jawa Tengah. Kegiatan Operasional Domestik Masuk mengalami peningkatan dibandingkan dengan kegiatan tahun 2017 (data terlampir).

d. Domestik Keluar

Kegiatan operasional domestik keluar melalui pelabuhan - pelabuhan pengeluaran di wilayah Nusa Tenggaara Timur TA – 2018 Volume sebanyak 238.829.104 Kg, dengan frekuensi 2.903 kali,dibandingkan tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 25%. Media pembawa yang dilalu lintaskan antara lain: Asam, Kemiri, Kopra, Mete, Kakao, Kopi ,Kacang tanah dan lain sebaginya dan bibit tanaman ubi kayu, kemiri, bibit jati, coklat, bibi buah-buahan, benih padi, kedelai, jeruk, tanaman hias, jenis-jenis komoditas hasil tanaman seperti Kentang, cabai, kacang tanah, Pinang, Jahe, juga hasil perkebunan seperti Kopra, Kopi, Mete, Kakao, dan lain sebagainya dengan tujuan Jawa timur, Sulsel, Ambon, dll.

(39)

Kegiatan penunjang operasional merupakan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung secara langsung maupun tidak langsung pelaksanaan tindakan karantina di pelabuhan. Kegiatan penunjang operasional yang secara langsung mendukung pelaksanaan tindakan karantina adalah kegiatan operasional laboratorium, sedang kegiatan penunjang yang tidak secara langsung mendukung pelaksanaan tindakan karantina adalah sosialisasi tentang karantina tumbuhan (data terlampir).

2. Kegiatan Intersepsi

Pelaksanaan fungsi laboratorium sangat menunjang

kegiatan operasional. Hasil-hasil determinasi maupun

identifikasi yang dilakukan akan memperkuat validitas sertifikasi yang dikeluarkan karantina. Selama tahun 2018 hasil-hasil pelaksanaan determinasi atau identifikasi yang dilaksanakan meliputi identifikasi hama dan penyakit yang terbawa oleh komoditas beras, benih, kemiri, asam dan kopra yang di lalu lintaskan antar area. OPT-OPT yang berhasil diidentifikasi umumnya masih tergolong dalam OPT yang

bersifat kosmopolitan, seperti Tribolium castaneum,

Oryzaephilus surinamensis, Sitophilus oryzae,. untuk

cendawan hasil identifikasinya antara lain Aspergillus flavus,

Aspergillus niger, Cercospora, Kikuchii, Echinocloa Colonum. Hasil intersepsi Tahun 2018 tidak ditemukan OPTK

akan tetapi ditemukan OPTK A2 yaitu Peronospora shorgii pada tanaman Jagung

(40)

3 . Penggunaan Formulir

Jumlah penggunaan formulir seluruhnya berjumlah 7.364 set yang terdiri dari :

a. KT-11 ( Impor ) : - set

b. KT-9 (Domestik Masuk) : 2.743 set

c. KT-12 (Domestik Keluar) : 3.728 set

d. KT-10 (Ekspor) : 893 set

Jumlah keseluruhan ………… : 7.364 set

Formulir-formulir pendukung lainnya tidak termasuk dalam perincian diatas dan jumlahnya terlihat pada masing-masing kegiatan seperti halnya pemberitahuan pemasukan, surat tugas

pemeriksaan, laporan hasil pemeriksaan, penahanan,

pemusnahan, berita acara pemusnahan dan sebagainya. 4. Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan

Tindakan penahanan, penolakan dan pemusnahan merupakan satu rangkaian kegiatan, tindakan ini dikenakan pada bibit jeruk yang dimasukkan dari daerah lain ke wilayah propinsi NTT. Tindakan ini dilakukan untuk mengamankan SK Gubernur NTT No.52 Tahun 2002 yang merupakan penegasan

SK Menteri Pertanian No.610/Kpts/TP.630/6/1989.

Pengamanan ini harus diperketat untuk melindungi komoditas jeruk keprok SoE yang masih terbebas dari penyakit CVPD. Dalam pengawasan peredaran bibit jeruk ini telah dijalin kerjasama dengan UPTD PSBTPH Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi NTT untuk bersama-sama dalam pengawasan masuknya bibit jeruk ke wilayah NTT yang di lengkapi dengan sertifikat pemasukan, Selama tahun 2018 tidak terdapat tindakan pemusnahan selain pemusnahan sampel dari laboratorium.

(41)

5. Kegiatan Pemantauan OPT/OPTK

Kegiatan Pemantaun OPTK/OPT Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Tahun 2018 Maret sampai dengan Mei 2018 di enam Kabupaten diantaranya yaitu Kabupaten Belu, Kabupaten Timur Tengah Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Kupang dan kabupaten Alor,Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sasaran pemantauan daerah sebar OPT/OPTK tahun 2018 mengacu pada daftar OPTK sebagaimana terdapat pada lampiran permentan No. 93/Kpts/HK.060/12/2011. Selain itu OPTK khusus yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan pemantauan daerah sebar OPTK tahun anggaran 2018 adalah Peronospora Sorghii yang menyerang tanaman jagung dan Pantoea stewartii (OPTK A2), serta lalat Buah (bactrocera sp),

Sebelum pemantauan dilakukan OPT/OPTK, terlebih dahulu mengumpulkan data sekunder dari enam Kabupaten tersebut. Adapun data sekunder yang diperoleh dari dinas kabupaten setempat dituangkan dalam table 1.

Tabel 1. Data serangan OPT di enam Kabupaten dari Dinas Pertanian Kabupaten

No Lokasi/Kabupaten Tanaman/inang OPT yang menyerang

1

. Belu Padi Hama putih palsu, Wereng,

Ulat daun, Penggerek batang,

Walang sangit

Jagung Penggerek batang,

Penggerek tongkol,

Cabai Kutu daun,

Lalat buah

Tomat Kutu daun,

lalat buah (larva), aphis

(42)

No Lokasi/Kabupaten Tanaman/inang OPT yang menyerang

Sumba Barat Day Jagung Penggerek batang, Ulat

grayak,

Penyakit bulai

Cabe Ulat grayak, Kepik,

Kutu daun,

Penyakit bercak daun, antraknosa

Pisang Ulat penggulung daun,

Layu bakteri

Tomat Penggerek daun,

Penyakit busuk daun, Layu

3. Kupang Padi Hama putih palsu,

Wereng, Ulat daun,

Penggerek batang,

Walang sangit

Jagung Penggerek batang,

Penggerek tongkol,

Cabai Lalat buah, Kutu daun,

Kepik, antraknosa

Bawang merah Ulat daun,

Penyakit busuk

Kacang hijau Penggerek polong

2

. Sumba Barat Day Padi Hama putih palsu, Ulat gerayak, Penggerek batang, Walang sangit

Kedelai Penggerek polong,

Penghisap polong, Ulat grayak,

Penggulung daun, Karat daun

(43)

4. TTS Padi Wereng, Ulat daun,

Penggerek batang,

Walang sangit

Jagung Penggerek batang,

Penggerek tongkol,

Table 1. OPT/OPTK yang ditemukan dalam pemantauan tahun 2018 di enam kabupaten di Pulau Timor.

No

. Kab OPT/OPTK yang ditemukan

Tanama

Jagung Padi Jeruk Kacang Tanah Pisang Cabai

daun tongkol daun bulir daun batang daun kacang daun daun bat ang

1. Belu Nectria haematococca

Fusarium sp. Curvularia lunata Helminthosporium turciccum Helminthosporium oryzae Nigrospora oryzae Puccinia sorghi Drechslera sacchari √ 2. TTS Nigrospora oryzae √ √ √ Pithomyces sp. √ √ Fusarium solani √ √ √ Phoma sp. √ √ √ √ Curvularia lunata √ √ Puccinia sorgi Colletotrichum sp. √ 3. SBD Phoma sp. √ √ √ Curvularia lunata √ √ √ Nigrospora oryzae √ √ Fusarium solani √ √ Fusarium oxysporum √ √ Trichocladium sp. √ √ Drechslera sacchari √ √ Drechslera biseptata Bipolaris sativum Arthrobotrys sp. Stigmella sp. Rhizopus stolonifer Helminthosporium turciccum Peronosclerospora sorghi Ostrinia furnacalis Peregrinus maidis √ 4. ST Puccinia arachidis √ √ Rhizoctonia solani √ √ Cercospora arachidicola Fusarium moniliforme √ √ Nigrospora oryzae √ √

(44)

Curvularia lunata √ √ √ Alternaria alternata Drechslera biseptata Phoma sp. Helminthosporium oryzae √ √ Pithomyces maydicus √ √ √ Bipolaris maydis Helminthosporium turcicum Puccinia sorghi Curvularia eragrostidis Alternaria longisima Fusarium solani Fusarium graminearum Curvularia fallax Curvularia pallescens

5. Kupang Curvularia lunata √ √ √ √

Nigrospora oryzae √ √ √ Phoma sp. √ √ √ √ √ Fusarium solani √ √ √ √ Monilia sp Puccinia sorghi √ √ √ Alternaria solani Fusarium oxysporum Drechslera biseptata Drechslera sacchari √ √ Nigrospora sp. √ √ Peyroneilaea sp. Trichothecium sp. Colletotrichum capsici √ √ Rhizosphaera sp. Asteromella sp. Nilaparvata lugens

Keterangan : SBD : Sumba Barat Daya TTS : Timur Tengah Selatan ST : Sumba Timur

(45)

C. Pengawasan dan Penindakan Tindak Pidana Karantina

Kegiatan pengawasan Komoditi Karantina Pertanian melalui Impor, Ekspor, Domestik Masuk maupun Domestik Keluar terhadap media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina (OPTK) pada UPT Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang secara umum berlangsung dengan baik.

Bentuk Pengawasan Seksi Pengawasan dan Penindakan dalam Tahun 2018:

 Pengawasan melalui i-Qfast data dan informasi lalu-lintas Komoditi Karantina Pertanian dari UPT lain yang pemasukannya ke Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang dalam rangka Sinkronisasi Data melalui system tersebut dapat membantu Petugas Karantina Hewan dan Petugas Karantina Tumbuhan dalam melakukan Tindakan Karantina 8P.

 Pengawasan Petugas wasdak berlangsung di Pelabuhan Laut Tenau, Pelabuhan Penyeberangan Feri Bolok, Pelabuhan Udara Bandara El-Tari, juga dilakukan oleh Petugas Fungsional di Wilayah Kerja Karantina masing-masing.

 Kegiatan Patroli selain berlangsung pada Pelabuhan resmi juga berlangsung pada tempat yang belum ditetapkan sebagai tempat Pemasukan dan Pengeluaran resmi yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

 Kegiatan Pengawasan Insindentil yang sifatnya tidak rutin, berlangsung di area Pelabuhan Laut, Bandara Udara, Cargo Bandara, Gudang atau Depo milik Pengguna Jasa Karantina yang ditetapkan dengan SK. Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang.

(46)

A. Koordinasi/kerjasama dengan instansi terkait a) Koordinasi/Kerjasama dengan Instansi Terkait.

Sesuai Surat Keputusan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang No: 491/OT.160/K.17.B/1/2018 tentang Tim Koordinasi Pengawasan Perkarantinaan Bersama Instansi Terkait tahun 2018; bentuk kerja sama pengawasan tersebut melibatkan 9 (sembilan) orang personil dari Unsur TNI dan Polri pada 7 Lokasi, 3 Pintu Perbatasan antar Negara (PLBN) yaitu Wini-TTU; Motamasin Kabupaten Malaka; Motaain Kabupaten Belu dan 4 Lokasi di Wilker rawan terhadap pelanggaran seperti Wilker Rote; Wilker Tenau; Wilker El-Tari; Wilker Bolok. Adapun tugas Tim Koordinasi Pengawasan Perkarantinaan Bersama Instansi Terkait adalah Menegakan Peraturan tentang Perkarantinaan Hewan, Tumbuhan dan keamanan Hayati Hewani dan Nabati sebagaimana diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan dan Peraturan Pemerintah serta Surat Keputusan Menteri yang mengatur tentang Karantina, dalam melaksanakan tugasnya Tim Koordinasi tetap berkoordinasi bersama Penanggung Jawab Wilayah Kerja Karantina Pertanian dan Petugas Karantina Lainnya diwilayah perbatasan antar negara RI/RDTL dan di Wilayah kerja yang rawan pelanggaran peraturan perkarantinaan.

b) Koordinasi dan Pengawasan Di Wilayah Perbatasan RI/RDTL. Seksi Pengawasan dan Penindakan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang tahun 2018 melakukan koordinasi dan pengawasan media

(47)

pembawa HPHK dan OPTK di Pintu Perbatasan RI-RDTL yang belum ditetapkan:

1. Sesuai Surat Tugas Nomor: 1827/TU.320/K17.B/10/2018 melakukan Koordinasi dan Pengawasan Lalulintas Media Pembawa HPHK dan OPTK di Wilayah Perbatasan RI-RDTL Turiskain Kabupaten Belu; pada tanggal 29 s/d 31 Oktober 2018.

2. Sesuai Surat Tugas Nomor: 1826/TU.320/K17.B/10/2018 melakukan Koordinasi dan Pengawasan Lalulintas Media Pembawa HPHK dan OPTK di Wilayah Perbatasan RI-RDTL Pintu Perbatasan Houmeniana Kabupaten Timor Tengah Utara; pada tanggal 22 s/d 24 Oktober 2018.

c) Kegiatan Patroli dan Pengawasan Gudang Milik Pengguna Jasa, Tempat Yang Belum Ditetapkan.

Dalam rangka mencegah tindakan Pelanggaran Karantina oleh Pengguna Jasa Karantina maupun oleh masyarakat atau pelintas maka Seksi Wasdak melakukan Patroli dan Pengawasan di Gudang Pemilik Pengguna Jasa Karantina, Pelabuhan yang tidak resmi/atau pelabuhan yang belum ditetapkan dengan Keputusan Meteri dimana terhadap Kejadian atau Permasalahan yang ditemui menjadi data sumber untuk proses perbaikan dan pelaksanaan Tindak Karantina.

Secara umum dari kegiatan pengawasan yang berlangsung di temukan kejadian-kejadian atntara lain:

 Kontainer pakan ternak di bongkar di Gudang pemilik tetapi belum melaporkan kepada petugas Karantina.

 Komoditi seperti asam, Kemiri, Kopra yang sudah dimasukan dalam Kontainer dan siap di Tarik ke pelabuhan tetapi belum ada Informasi/Laporan kepada Petugas Karantina Tumbuhan.

(48)

 Bahan Asal Hewan seperti Kulit Sapi di masukan dalam Kontainer tetapi belum ada Laporan Pemerikasaan Petugas Karantina Hewan.

 Jumlah kontainer barang berupa beras yang dimasukan tidak sesuai dengan sertifikat dari daerah asal.

 Komoditi yang dilalulintaskan melalui container didapati tidak menyertai/tidak memiliki dokumen Karantina.

 Terdapat beberapa jenis komoditi dalam satu container tetapi pemilik hanya mengurus dokumen Karantina hanya 1(satu) jenis saja; contoh dalam container mereka muat asam, kemiri, kopra, kulit sapi tetapi yang di urus hanya dokumen asam.

Terhadap kejadian dan hal-hal tersebut diatas telah menjadi pembinaan kepada pengguna jasa Karantina melalui kegiatan patroli dan pengawasan Wasdak sehingga kedepan akan mengurangi Niat Pelanggaran Karantina

d) Kegiatan Penyelidikan dan Penyidikan

Penyelidikan dan penyidikan kepada pemilik bahan asal hewan PT. Ramayana Mall terkait pemasukan daging Hasil Bahan Asal Hewan berupa Daging Ayam Olahan Komoditi tersebut berasal dari Surabaya Jawa Timur sebanyak 4,517 Kg dimasukan ke Kupang NTT. Komoditi tersebut dilakukan Tindak Karantina Penahanan,

tanggal 10 Juli 2018 Nomor Berita Acara

2018.1.3801.0.T8A.M.000009 setelah dilakukan Tindak Karantina Hewan dimana Pemasukan Daging Ayam Olahan milik PT. Ramayana Mall tidak memenuhi persyaratan administrasi maupun teknis berupa:

1. Tidak dapat menyerahkan dokumen Karantina berupa Sertifikat sanitasi Produk Hewan (KH.12)

2. Setelah diberikan tenggang waktu untuk melengkapi dokumen yang dipersyaratkan pemilik dapat memenuhinya.

(49)

3. Hasil observasi dan pemeriksaan Laboratorium bahawa daging ayam olahan tersebut sudah layak konsumsi.

Kesimpulan hasil BAP proses penyilidikan dan penyidikan kepada pemilik daging Ayam Olahan sebanyak 4,517 Kg PT Ramayana Mall An. Robertus sebagai berikut:

 Belum cukup bukti adanya unsur kesengajaan melanggar pasal 30, 31 junto pasal 6a Undang-undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 1992.

 Secara prosedur Karantina, Pemilik telah melengkapi persyaratan Karantina

 Dilakukan pemeriksaan terhadap daging kerbau tersebut secara laboratoris layak untuk dijual/dikonsumsi.

 BAB VII pasal 28 Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang pembinaan (sudah diberi kesempatan untuk melengkapi dokumen persyaratan Karantina)

B. Apresiasi/Sosialisasi/Workshop/Seminar 1. Pelaksanaan Sosialisasi

Dalam tahun 2018 wasdak telah melaksanakan kegiatan Sosialisasi pada tanggal 02 Mei 2018 di Hotel Aston. Dengan Tema “Sosialisasi dan Koordinasi Karantina Pertanian dengan TNI dan POLRI dalam rangka Meningkatkan Sinergitas Pengawasan dan Pencegahan Masuknya Penyakit Hewan dan Tumbuhan di Wilayah Perbatasan RI-Republik Demokrat Timor Leste”. Nara Sumber berasal dari Kepala Badan Karantina yang diwakili oleh Drh. Nur Hartanto, MM, Pembicara dari Mabes TNI-AD Kol.Inf Agustinus, SIP, M.Si jabatan Paban I Mabes TNI, Pembicara dari Mabes Polri Kombes Drs. Umardani, M.Si sebagai Kadiv Ekonomi Mabes TNI. Serat Undangan dikeluarkan oleh Sekda Provinsi NTT, Peserta terdiri dari SKPD Provinsi NTT, Dinas Peternakan Kab. Kupang, Dinas Peternakan dan Pertanian Kota Kupang, Komandan Korem

(50)

TNI-AD, Lantamal VII Kupang, TNI- AU Kupang, POLDA NTT, Kapolres Kota Kupang, Kodim Kota Kupang, Imigrasi, Bea Cukai, Karantina Ikan, SATGAS PAMTAS RI-RDTL, Pengguna Jasa Karantina, Insan Pers, Mahasiswa, Kepala UPT BALI-NUSRA, PJ Wilker, dan Petugas karantina.

2. Pengawasan dan Pemeriksaan terhadap Kapal YACHT peserta Sail.

Kegiatan dan pemeriksaan di Entry Point Pantai Kupang terhadap Peserta Sail Indonesia kepada 18 kapal asal berbagai negara dengan jumlah ABK/Penumpang sebanyak 45 orang berlangsung di Pantai Kupang tanggal 07 s/d 13 Agustus 2018.

3. Kegiatan Pameran

Tahun 2018 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang tidak mengikuti kegiatan Pameran Pembangunan Karena tidak tersedia Anggaran/Dana dalam DIPA 2018.

4. Pawai Pembangunan/Pawai Kendaraan Hias HUT RI ke 73 Tahun 2018

Sesuai Surat Undangan Pemerintah Provinsi NTT, Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi maka Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang turut serta dalam pawai kendaraan hias HUT RI Ke-73 tahun 2018 yang berlangsung pada tanggal 18 Agustus 2018. Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang mengikuti pawai bersama instansi baik pemerintah maupun swasta, kegiatan pawai yang dilaksanakan berupa menghias kendaraan karantina yang memperkenalkan tentang Balai Karantina Kelas I Kupang, serta membagikan komoditi karantina berupa telur masak kepada masyarakat secara gratis untuk meningkatkan gizi masyarakat.

(51)

A. Permasalahan

Kegiatan 3M (Money, Man, Material) di Balai Karantina Pertanian Kelas I perlu ditingkatkan. Banyaknya entry/exit point yang menyebar di banyak pulau di Propinsi NTT (selain wilker Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende) tidak sebanding dengan anggaran, ketersediaan sarana prasarana maupun personal yang dimiliki saat ini beberapa wilayah kerja belum dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai. Demikian halnya anggaran operasional petugas belum sepenuhnya terakomodir. Banyak wilayah kerja belum memiliki pejabat fungsional dan bahkan adanya perangkapan tugas kebeberapa wilayah kerja. Dari aspek kualitas dan kuantitas SDM masih kurang.

B. Solusi

 Diperlukan peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasional.

 Alokasi anggaran sesuai kebutuhan melalui perencanaan yang efektif sehingga kebutuhan anggaran operasional dan lain-lainnya terakomodir hingga ke Wilayah Kerja.

 Sehubungan keterbatasan tenaga operasional perlu ditambah pengangkatan PNS baru dalam jumlah yang memadai terutama berbasis teknis untuk kebutuhan personal di wilayah kerja.

(52)

ADMINISTRASI

 Administrasi 3M untuk bagian personalia dan keuangan telah dilaksanakan dengan baik melalui SAI, SABMN dan SIMPEG.  Administrasi telah baik untuk Karantina Hewan maupun

Karantina Tumbuhan telah dilaksanakan sesuai petunjuk operasional dengan menggunakan blangko KT untuk komoditi tumbuhan dan blangko KH untuk komoditi hewan.

OPERASIONAL

1. Operasional domestik keluar dan domestik masuk untuk volume komoditas hewan dan produk hewan tahun 2018 bila dibandingkan tahun 2017 mengalami kenaikan sedangkan yang mengalami penurunan adalah frekuensi domestik masuk. Untuk ekspor dan impor mengalami peningkatan frekuensi dan volume hal ini disebabkan oleh kemajuan perdagangan antar negara.

2. Kegiatan Teknis Operasional Karantina Tumbuhan selama TA. 2018 mengalami peningkatan volume dan frekuensi khususnya untuk kegiatan operasional domestik keluar dan masuk sedangkan untuk kegiatan impor mengalami peningkatan.

3. Pelaksanaan kegiatan operasional sudah mengikuti kegiatan operasional pelabuhan secara penuh. Pelaksanaan fungsi karantina perlu ditingkatkan sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia, terlebih dengan adanya pos – pos lintas batas dengan negara Timor Leste.

4. Penguatan laboratorium dan jaringan rujukan perlu dibangun untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Gambar

Gambar 1.   Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian  Kelas I Kupang sesuai SK No
Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas  I Kupang
Tabel  2. Target dan Realisasi PNBP Balai Karantina  Pertanian  Kelas I Kupang 2014 - 2018
Tabel  3. Penerimaan PNBP Balai Karantina Pertanian     Kelas I Kupang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada gambar 4.2 nampak bahwa kelembaban paling kecil terjadi pada jam 13.00 WIB, karena pada jam 12.00 WIB suhu udara didalam dan diluar ruang pengering mencapai harga

Dukungan terhadap visi dan misi Presiden dan Kementerian Pertanian tersebut diwujudkan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Badan Karantina Pertanian melalui Program

51 Tahun 2015 tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, dilakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala untuk pemasukan media pembawa ke wilayah

Tindakan pemusnahan terhadap komoditas tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama tahun 2018, telah dilaksanakan sebanyak 1 Kali, yaitu Bibit Jeruk

2019 Laporan Tahunan BKP Kls I Bandar Lampung BAB I PENDAHULUAN 1 1 Keadaan Umum Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan

Perbandingan realisasi kinerja tahun 2018 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang dengan standar nasional (Badan Karantina Pertanian) Indikator Kinerja

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENULIS TEKS NARASI (Penelitian Studi Kasus terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Kecamatan.. Caringin Kabupaten Garut)

Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti mempunyai keuntungan antara lain untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan