• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR (Studi Kasus: CV. Mandiri Massadidu di Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR (Studi Kasus: CV. Mandiri Massadidu di Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone)"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHA

PUPUK ORGANIK CAIR (Studi Kasus: CV. Mandiri Massadidu

di Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone)

ANDI NURUL ATIRAH 105961108016

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR (Studi Kasus: CV. Mandiri Massadidu

di Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone)

ANDI NURUL ATIRAH 105961108016

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(3)
(4)
(5)

vi

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER DATA INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Keuntungan dan Pemasaran Usaha Pupuk Organik Cair (Studi Kasus : CV. Mandiri Massadidu Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone) adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 24 Februari 2021

Andi Nurul Atirah 105961108016

(6)

vii

ABSTRAK

ANDI NURUL ATIRAH. 105961108016. Analisis Keuntungan dan Pemasaran Usaha Pupuk Organik Cair (Studi Kasus : CV. Mandiri Massadidu Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone). Dibimbing oleh Siti Wardah dan Asriyanti Syarif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan dan pemasaran pupuk organik cair pada CV. Mandiri Massadidu Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone

Penelitian bersifat studi kasus dengan menggunakan informan sebanyak 5 orang yaitu : pengelolah usaha (pemilik) yang berjumlah 1 orang, karyawan yang berjumlah 2 orang serta distributor dan ageng yang masing-msing berjumlah 1 orang. Analisis data yang digunakan analisis keuntungan dan analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan usaha pupuk organik yaitu sebesar Rp. 274.766.334/tahun. Fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran dan fungsi fisik telah dilakukan sedangkan fungsi fasilitas pengendalian resiko belum dilakukan di CV. Mandiri Massadidu. Terdapat 2 saluran pemasaran yaitu : Saluran Tingkat 1 dari CV. Mandiri Massadidu Agen Petani, dan Saluran Tingkat 2 dari CV. Mandiri Massadidu Distributor Agen Pengurus Desa Petani.

(7)

viii ABSTRACT

ANDI NURUL ATIRAH. 105961108016. Profit Analysis and Marketing of Liquid Organic Fertilizer Business (Case Study : CV. Mandiri Massadidu Barebbo District Bone District). Guided by Siti Wardah and Asriyanti Syarif

This research aims to find out the advantages and marketing of liquid organic fertilizer on CV. Mandiri Massadidu District Barebbo Bone District

Research is a case study using informants as many as 5 people, namely: business managers (owners) totaling 1 person, employees of 2 people and distributors and agents who each msing numbered 1 person. Data analysis used profit analysis and descriptive analysis.

The results showed that the profit of organic fertilizer business amounted to Rp. 274.766.334/year. Marketing function is exchange function and physical function has been done while the risk control facility function has not been done in CV. Independent Massadidu. There are 2 marketing channels, namely: Level 1 channel from CV. Mandiri Massadidu Farmer Agent, and Level 2 Channel from CV. Mandiri Massadidu Distributor Agent Village Farmer.

(8)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “analisis keuntungan dan pemasaran usaha pupuk organik cair (Studi Kasus: CV. Mandiri Massadidu di Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone)”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjan Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulisan menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Dr. Ir. Hj. Siti Wardah , M.Si. selaku pembimbing Utama dan Ibu Asriyanti

Syarif, S.P., M.Si. selaku pembimbing pendamping yang senantiasa meluangakan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

2. Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

x

4. Kepada orangtua ayahanda Andi Umar dan Ibu Andi Asni , kakak - kakak dan adikku tercinta dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis. 6. Kepada pihak pemerintah Kabupaten Bone, serta Direktur CV. Mandiri

Massadidu beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di perusahaan tersebut.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan proposal dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis ucapankan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga kebaikan-kebaikan Allah senantiasa tercurahkan kepadanya. Amin.

Makassar, 23 Juni 2020

(10)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN SAMPUL . ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PENGESAHAN KOMISI ... iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR . ... ix

DAFTAR ISI . ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 5 1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

(11)

xii

2.2 Keuntungan ... 7

2.3 Pemasaran ... 10

2.4 Penelitian Terdahulu ... 18

2.5 Kerangka Pemikiran ... 21

III. METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

3.2 Teknik Penentuan Informan ... 23

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.5 Teknik Analisis Data ... 25

3.6 Definisi Operasional ... 26

IV. GAMBARAN UMUM ... 28

4.1 Letak Geografis ... 28

4.2 Letak Geografis CV. Mandiri Massadidu ... 29

4.3 Sejarah CV. Mandiri Massadidu ... 29

4.4 Visi dan Misi perusahaan ... 33

4.5 Struktur Organisasi Perusahaan ... 33

4.6 Sarana dan Prasarana ... 37

4.7 Bahan dan Peralatan ... 37

4.8 Proses Pembuatan Pupuk Organik Cair ... 38

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

(12)

xiii

5.2 Usaha Pembuatan Pupuk ... 43

5.3 Analisis Keuntungan Usaha Pembuatan Pupuk Organik Cair ... 44

5.4 Pemasaran Pupuk Organik Cair ... 49

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

6.1 Kesimpulan ... 53

6.2 Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA

(13)

xiv

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Penelitian Terdahulu ... 18 2. Sarana dan Prasarana ... 37 3. Umur Informan di CV. Mandiri Massadidu Kecamatan Barebbo

Kabupaten Bone ... 40 4. Tingkat Pendidikan Informan di CV. Mandiri Massadidu Kecamatan

Barebbo Kabupaten Bone ... 41 5. Jumlah Tanggungan Keluarga Informan di CV. Mandiri Massadidu

Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone ... 42 6. Pengalaman Berusaha Informan di CV. Mandiri Massadidu Kecamatan

Barebbo Kabupaten Bone ... 43 7. Biaya Tetap Dan Biaya Variabel Usaha Pembuatan Pupuk Organik Cair

di CV. Mandiri Massadidu ... 45 8. Keuntungan Usaha Pembuatan Pupuk Organik Cair di CV. Mandiri

Massadidu ... 47 9. Kelayakan Usaha Pembuatan Pupuk Organik Cair di CV. Mandiri

(14)

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman Teks

1. Bentuk Saluran Pemasaran Barang Konsumen ... 16

2. Kerangka Pemikiran Analisis Keuntungan dan Pemasaran Usaha Pupuk Organik Cair ... 22

3. Struktur Organisasi CV. Mandiri Massadidu ... 33

4. Proses Pembuatan Pupuk Organik Cair ... 38

5. Saluran Pemasaran Tingkat 1 ... 51

(15)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman Teks

1. Daftar Kuisioner ... 59

2. Identitas Informan di CV. Mandiri Massadidu Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone ... 63

3. Biaya Investasi dan Biaya Tetap Usaha Pupuk Organik Cair ... 64

4. Biaya Variabel Usaha Pupuk Organik Cair ... 65

5. Peta Lokasi Penelitian ... 66

6. Dokumentasi ... 67

7. Surat Penelitian ... 71

(16)

1 I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian organik adalah sistem pertanian yang mengacu pada hal-hal yang lebih bersifat alami yang menggunakan pupuk organik dari alam serta sedikit melakukan pengolahan tanah (Bahar, 2007). Menurut Mayrowani (2012), pertanian organik merupakan jawaban atas revolusi hijau yang dianggap menyebabkan berkurangnya kesuburan tanah dan kerusakan lingkungan akibat pemakaian pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan sehingga merusak tanah yang akhirnya dapat menurunkan produktivitas tanah.

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan /OT.140 /5/2013 tentang Sistem Pertanian Organik disebutkan sistem pertanian organik adalah sistem manajemen produksi holistik untuk meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi dan aktifitas biologi tanah. Pertanian organik menekankan penerapan praktek-praktek manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan input dari limbah kegiatan budidaya di lahan dengan mempertimbangkan daya adaptasi terhadap keadaan/kondisi setempat. Jika memungkinkan hal tersebut dapat dicapai dengan penggunaan budaya, metode biologi dan mekanik yang tidak menggunakan bahan sintesis untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam sistem (Departemen Pertanian, 2013), salah satunya dengan penggunaan pupuk organik.

(17)

2 Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari alam, yang berupa sisa-sisa organisme hidup baik sisa tanaman maupun sisa hewan. Pupuk organik mengandung unsur-unsur hara baik makro maupun mikro yang dibutuhkan oleh tumbuhan, supaya dapat tumbuh dengan subur. Beberapa jenis pupuk yang termasuk pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan pupuk guano (Handayani dkk, 2011).

Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dibagi menjadi dua, yakni pupuk cair dan padat. Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Sedangkan pupuk organik padat adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan yang berbentuk padat.

Pupuk organik merupakan dekomposisi bahan-bahan organik atau proses perombakan senyawa yang komplek menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan mikroba. Bahan dasar pembuatan pupuk organik adalah limbah kotoran ternak dan bahan lain misal serbuk gergaji atau sekam, jerami padi, sampah-sampah disekitar kita. Pupuk organik merupakan salah satu komponen untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki kerusakan fisik tanah akibat pemakaian pupuk anorganik pada tanah secara berlebihan yang berakibat rusaknya struktur tanah dalam jangka waktu lama (Kadir dalam Winarni dkk, 2013)

(18)

3 Menurut Hadisuwito (2012), kelebihan pupuk organik adalah mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap, tetapi jumlahnya sedikit, dapat memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah menjadi gembur, memiliki daya simpan air (water

holding capacity) yang tinggi, tanaman lebih tahan terhadap serangan penyakit,

meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungkan, memiliki

residual effect yang positif, sehingga tanaman yang ditanam pada musim berikutnya

tetap bagus pertumbuhan dan produktivitasnya. Hal ini sangat bermanfaat bagi petani, menggunakan pupuk yang berkualitas pada tanaman yang akan di garap dapat meningkatkan hasil panen yang berkualitas tinggi dan menghasilkan tanaman yang sehat, yaitu bebas dari bahan kimia.

Menurut Parnata (2010) kelemahan pupuk organik yang berupa padatan memiliki kuantitas yang besar, sehingga biaya pengangkutanya lebih mahal, kecepatan penyerapan unsur hara oleh tanaman lebih lama dibandingkan dengan penyerapan unsur hara dari pupuk anorganik. Untuk tanah yang sudah miskin unsur hara, pemberian pupuk organik yang membutuhkan jumlah besar sehingga menjadi beban biaya bagi petani.

Pertanian organik kini mulai dikenal masyarakat seiring dengan adanya tren hidup sehat. Sebagian petani sudah menggunakan pupuk organik untuk aplikasi tanamanya walaupun belum 100 persen. Selebihnya, petani masih bergantung pada pupuk non organik. Pupuk organik diproduksi dengan penggunaan bahan-bahan dari alam dan mendistribusikan kepada petani dengan mekanisme pasar.

(19)

4 Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang agroindustri di Kabupaten Bone tepatnya di Kecamatan Barebbo adalah CV. Mandiri Massadidu. Jenis produk yang di hasilkan adalah pupuk organik cair dari hasil fermentasi biogas kotoran sapi. Usahatani dengan pupuk organik seperti pupuk cair dan pupuk padat lebih memberikan tambahan manfaat atau lebih menguntungkan dari pada usahatani pupuk non organik (Astuti, 2006)

CV. Mandiri Massadidu sebagai satu-satunya produsen pupuk organik di Kecamatan Barebbo yang sudah memproduksi dan menjual pupuk organik. Namun demikian usaha ini belum melakukan analisis struktur biaya, keuntungan dan sistem pemasaran. Perusahaan hanya melakukan kegiatan produksi dan pemasaran pupuk organik kepada petani. Hal ini melatar belakagi peneliti untuk melakukan penelitian yang menganalisis keuntungan dan sistem pemasaran Pupuk organik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Berapa besar keuntungan usaha pupuk organik cair pada CV. Mandiri Massadidu diKecamatan Barebbo Kabupaten Bone ?

2. Bagaimana fungsi pemasaran dan saluran pemasaran usaha pupuk organik cair pada CV. Mandiri Massadidu di Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone ?

(20)

5 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk menganalisis keuntungan usaha pupuk organik cair pada CV. Mandiri Massadidu di Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone.

2. Untuk mengetahui fungsi pemasaran dan saluran pemasaran usaha pupuk organik cair pada CV. Mandiri Massadidu di Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone. 1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka kegunaan yang akan diperoleh dengan diadakannya penelitian ini :

1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi atau bahan informasi dalam menyusun stuktur biaya dan keuntungan.

2. Penelitian sebagai masukan bagi perusahaan dalam pelaksanaan sistem pemasaran.

(21)

6 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pupuk Organik Cair

Pupuk organik cair adalah hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur yang berbentuk larutan. Keuntungan dari pupuk organik ini adalah mampu mengatasi defisiensi hara secara cepat, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan juga mampu menyediakan hara secara cepat. Jika dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman (Hadisuwito dalam Manuel 2017)

Pupuk organik cair mengandung unsur kalium yang berperan penting dalam setiap proses metabolism tanaman, yaitu dalam sintesis asam amino dan protein dari ion-ion ammonium serta berperan dalam memelihara tekanan turgor dengan baik sehingga memungkinkan lancarnya proses-proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel.

Pupuk organik cair tidak menimbulkan efek buruk bagi kesehatan tanaman karena bahan dasarnya alamiah, sehingga mudah diserap secara menyeluruh oleh tanaman. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik mempunyai

(22)

7 beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosa sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman yang menyerap nitrogen dari udara (Yusuf, 2010)

Pupuk organik cair dapat dipergunakan untuk semua jenis tanaman hortikultura dengan konsentrasi 1-2 cc yang dilarutkan dalam ½ sampai 1 liter air yang disiramkan lewat tanah atau daun setiap 2-4 minggu sekali (Anonim dalam Setiyowati, 2010)

Kelebihan pupuk organik cair adalah unsur hara yang dikandungnya lebih cepat tersedia dan mudah diserap akar tanaman. Selain dengan cara disiramkan pupuk cair dapat digunakan langsung dengan cara disemprotkan pada daun atau batang tanaman (Pardosi dalam Oviyanti, F 2016)

Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Dari beberapa penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk organik melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik dari pada pemberian melalui tanah (Hanolo dalam Marpaung, 2014) 2.2 Keuntungan

Keuntungan merupakan kegiatan perusahaan yang mengurangkan beberapa biaya yang dikeluarkan dengan hasil penjualan yang di peroleh. Apabila hasil penjualan yang diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya tersebut nilainya positif maka diperoleh keuntungan (laba) (Sadono Sukirno dalam Riyanto, 2012)

(23)

8 Laba adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total, penerimaan total adalah jumlah total yang didapatkan perusahaan dari penjualan produksinya. Dalam definisi fungsinya yaitu harga per unit dikalikan dengan kuantitas output yang diproduksi. Penerimaan marjinal adalah penerimaan tambahan yang diterima perusahaan ketika perusahaan meningkatkan output sebanyak satu unit tambahan.

Menurut Lipsey dalam Hamid (2016) keuntungan adalah penerimaan total dikurangi biaya total. Jadi keuntungan ditentukan oleh dua hal, yaitu penerimaan dan biaya. Jika perubahan penerimaan lebih besar dari pada perubahan biaya dari setiap output, maka keuntungan yang diterima akan meningkat. Jika perubahan penerimaan lebih kecil dari pada perubahan biaya, maka keuntungan yang diterima akan menurun. Keuntungan akan maksimal jika perubahan penerimaan sama dengan perubahan biaya.

Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya produksi sesuai dengan tingkat efesiensi penggunaan faktor produksi pada penggunaan terbaiknya (Suparmoko, 1992). Selisih harga yang dipasarkan ke produsen dan harga yang diberikan oleh konsumen dikurangi dengan biaya pemasaran disebut keuntungan pemasaran. Jarak yang mengantarkan produksi pertanian dari produsen ke konsumen menyebabkan terjadinya perbedaan besarnya keuntungan. Perbedaan harga di masing-masing lembaga pemasaran sangat bervariasi tergantung besar kecilnya keuntungan yang diambil oleh masing-masing lembaga pemasaran (Soekartawi, 1993)

(24)

9 TR = Q · Pq

𝜋 = TR – TC

R/C = TR/TC

Untuk menghitung total penerimaan menggunakan rumus (Sukirno dalam Fanindi, 2018)

Keterangan :

TR = Total Penerimaan

Q = Jumlah produksi yang dijual Pq = Harga setiap satuan produk

Untuk menghitung pendapatan/keuntungan menggunakan rumus (Mubyarto dalam Fanindi, 2018)

Keterangan :

𝜋 = Pendapatan (Keuntungan)

TR = Total Revenue (Total Penerimaan) TC = Total cost (Total Biaya)

Kemudian untuk mengetahui apakah industri pupuk layak untuk dikembangkan atau tidak dapat menggunakan rumus :

Apabila :

R/C = 1, industri tidak untung dan tidak rugi R/C < 1, industri rugi

(25)

10 Kegiatan usaha menentukan keuntungan dengan cara mengurangkan berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang di peroleh. Biaya yang dikeluarkan meliputi pengeluaran bahan mentah, pembayaran upah, dan sewa tempat. Keuntungan dalam teori ekonomi mempunyai arti yang sedikit berbeda dengan pengertian keuntungan dari segi pembukuan.

Salah satu untuk memperoleh keuntungan dengan menggunakan strategi pemasaran. Tujuan strategi pemasaran adalah berorientasi pasar untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, memberikan pengarahan bagi kegiatan-kegiatan penjualan yang menguntungkan, dan mengkordinasikan kegiatan pemasaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut.

2.3 Pemasaran

2.3.1 Pengertian Pemasaran

Menurut Hasyim (2012) pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif. Dalam pemasaran terjadi suatu aliran barang dari produsen ke konsumen dengan melibatkan lembaga perantara pemasaran. Seluruh lembaga perantara pemasaran memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan saluran pemasaran, karena jika terdiri dari rantai pemasaran yang panjang, maka biaya pemasaran yang di keluarkan menjadi lebih besar.

(26)

11 Menurut Assauri dalam Nurdiansyah (2015), pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan, karena pemasaran merupakan pintu terdepan untuk mengalirnya dana kemabali ke dalam perusahaan. Kelancaran masuknya kembali dana dari hasil operasi perusahaan sangat dtentukan oleh bidang pemasaran. Pencapaian keuntungan usaha perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan memasarkan produk perusahaan dengan harga yang menguntungkan.

Menurut Kotler dan Keller dalam Susanto, R (2013) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dalam rangka mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang harus di lakukan oleh para pengusaha termasuk pengusaha agribisnis dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk mendapatkan laba dan untuk berkembang. Berhasil tidaknya usaha tersebut sangat bergantung pada keahliannya di bidang pemasaran, produksi, keuangan dan sumberdaya manusia (Firdaus,2008) 2.3.2 Fungsi Pemasaran

Tujuan pemasaran adalah mengarahkan barang-barang dan jasa-jasa ke tangan konsumen. Untuk itu diperlukan kegiatan-kegiatan tertentu. Berbagai jenis kegiatan dan proses yang diperlukan karena spesialisasinya didalam pemasaran itu

(27)

12 disebut fungsi-fungsi pemasaran. Menurut Suhardi Sigit dalam Sa’adah (2017) fungsi-fungsi pemasaran dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Fungsi Pertukaran

Fungsi pemasaran jenis pertukaran meliputi:

1) Pembelian (buying), proses atau kegiatan yang mendorong untuk mencari penjual. Kegiatan ini merupakan timbal balik dari pada penjualan (selling), oleh karena itu perlu dimengerti proses atau kegiatan apa yang mengakibatkan atau mendorong untuk melakukan pembelian.

2) Penjualan (selling) adalah refleksi dari pada pembelian, merupakan lawan dari pada pembelian. Pembelian tidak akan terjadi tanpa penjualan, penjualan tidak ada tanpa pembelian. Didalam pembelian dan penjualan terjadi saling mendekati, melakukan tawar-menawar, berunding, membentuk harga dan menyerahkan hak pemilikan.

b. Fungsi Penyediaan Fisik

Fungsi pemasaran jenis penyediaan fisik meliputi: 1) Transportasi

Transportasi adalah proses pemindahan barang dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Proses ini menciptakan kegunaan tempat (place untility). Dalam kegiatan dan proses pemindahan ini dipersoalkan bagaimna caranya, apakah menggunakan mobil, pesawat, truk, kereta api, kapal laut atau

(28)

13 dibawa perorangan dan lain sebagainya. Bagaimana cara-cara memuat dan membongkarnya, dibungkus atau tidak dibungkus atau sebagainya.

2) Pergudangan (storage)

Fungsi pemasaran jenis ini melakukan penyimpanan barang sejak selesai diproduksi atau dibeli sampai saat dipakai atau dijual di masa yang akan datang. Perdagangan menciptakan kegunaan waktu (time utility), dan dapat terjadi dimanapun juga sepanjang arus antara produsen dan konsumen. Jadi dapat dilakukan oleh konsumen, perantara, konsumen sendiri dan lainnya. c. Fungsi Fasilitas

Fungsi pemasaran jenis fasilitas meliputi: 1) Standarisasi

Jika barang-barang atau jasa-jasa berpindah tempat, berpindah waktu atau berpindah pemilik, umumnya diperlukan ketentuan-ketentuan tertentu. Standarisasi meliputi penentuan standar produk, pemeriksaan produk untuk menentukan termasuk standar yang mana (inspection) dan menjeniskan barang ke dalam kelompok-kelompok standar yang telah ditentukan (sorting). Arti pentingnya standarisasi adalah oleh adanya penjualan-penjualan yang dilakukan dengan inpection, sampel atau cukup memberikan gambaran atau uraian saja.

(29)

14 2) Pembelanjaan (financing)

Didalam kegiatan pembelian, transportasi, pergudangan, standarisasi dan sebagainya, diperlukan uang atau dana untuk pembiayaan. Kegiatan dari pada dana penyediaan dana yang diperlukan oleh produsen, perantara, maupun konsumen sendiri, untuk kepentingan proses pemasaran disebut fungsi keuangan.

3) Penanggungan Resiko (risk bearing)

Didalam kegiatan atau proses pemasaran terdapat banyak resiko seperti resiko hilang, resiko lepas pemikiran, lepas pengawasan, turun harga, rusak, terbakar dan lain sebagainya. Agar resiko itu dapat dihindarkan atau diperkecil maka terjadilah pengambilan resiko yang dilakukan oleh lembaga atau orang-orang tertentu, misalnya perusahaan perasuransian.

4) Penerangan Pasar (market information)

Penerangan pasar adalah fungsi pemasaran yang luas, karena fungsi ini memberikan keterangan tentang situasi dagang pada umumnya, keterangan yang berhubungan dengan fungsi-fungsi manajemen pemasaran, dan kegiatan-kegiatan lainnya mengenai spesialisasi-spesialisasi di dalam bidang perekonomian.

Pada dasarnya fungsi pemasaran adalah suatu proses pemasaran kegiatan yang sederhana dari barang sebelum produksi sampai dengan bagaimana supaya

(30)

15 sampai ditangan konsumen yang dapat menghasilkan laba perusahaan atau paling tidak sampai kembalinya modal perusahaan (Philip Kotler dalam Wulansari, 2015) 2.3.3 Saluran dan Lembaga Pemasaran

Kotler dalam Purnamasari (2010), mendefinisikan saluran pemasaran merupakan suatu saluran distribusi (channel of distribution) dianggap mencakup suatu kelompok lembaga-lembaga yang melaksanakan keseluruhan kegiatan (fungsi) untuk mengalihkan produk disertai hak miliknya dari lingkungan produksi ke arah lingkungan konsumsi. Saluran pemasaran merupakan suatu jalur dari lembaga-lembaga pemenyalur yang mempunyai kegiatan menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Penyalur ini secara aktif akan mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti agar barang-barang tersebut dapat dibeli konsumen (Stanton dalam Purnamasari, 2010).

Saluran distribusi atau saluran pemasaran merupakan suatu alur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai. Saluran pemasaran merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar, pengecer, melalui mana sebuah komoditi, produk atau jasa dipasarkan (Swastha, 1997)

(31)

16 Sumber : Kotler dan Keller dalam Widya N. (2018)

Gambar 1. Bentuk aluran pemasaran barang konsumen

Menurut Kotler dan Keller dalam Widya N. (2018), tingkat saluran pemasaran terbagi atas beberapa macam, yaitu :

1. Saluran nol-tingkat atau Saluran Pemasaran Langsung (Zero Levels Channel or Direct Marketing Channel)

Bentuk saluran ini adalah bentuk saluran yang paling pendek dan sederhana sebab tanpa menggunakan perantara. Oleh karena itu, saluran distribusi ini disebut saluran distribusi langsung. Produsen menjual langsung ke konsumen dilakukan dengan empat cara, yaitu:

a. Dari rumah ke rumah (door-to door), Arisan rumah (home parties) b. Lewat pos (mailoerder)

(32)

17 2. Saluran satu-tingkat (One Level)

Penjualan melalui satu perantara. Di dalam saluran pemasaran barang konsumsi, perantara ini merupakan pedagang besar atau grosir, sedangkan di dalam saluran barang industri ini merupakan tenaga penjual. Saluran ini juga disebut saluran distribusi langsung sebagaimana halnya dengan bentuk saluran yang pertama. Tetapi di dalam bentuk ini pengecer dapat langsung melakukan pembelian pada produsen dan ada juga beberapa produsen yang mendirikan took pengecer sehingga dapat langsung melayani konsumen.

3. Saluran dua-tingkat (Two Level)

Penjualan yang mempunyai dua perantara penjualan. Dalam saluran pemasaran barang konsumen, mereka merupakan pedagang besar atau grosir dan pengecer, sedangkan saluran pemasaran barang industry mereka merupakan sebuah penyalur tunggal dan distributor industri. Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Disini produsen hanya melayani pembelian dalam jumlah besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian pengecer dilayani oleh pedagang besar dan pembelian konsumen dilayani oleh pengecer.

4. Saluran tiga-tingkat (Tree Level)

Penjualan yang mempunyai tiga perantara, yaitu pedagang besar (grosir), pemborong dan pengecer. Disini produsen memilih pedagang besar sebagai penyalurnya. Mereka menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam

(33)

18 saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditunjukan kepada para konsumen.

Panjang pendeknya saluran pemasaran yang terbentuk dalam proses pemasaran dapat dilihat dari banyaknya lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat didalamnya. Peran lembaga pemasaran dalam proses pemasaran adalah menyalurkan produk hingga sampai ke tangan konsumen, baik itu konsumen rumah tangga maupun industri. Lembaga-lembaga pemasaran inilah yang akan menjalankan fungsi-fungsi pemasaran.

Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran ini lebih lanjut dapat diidentifikasikan sebagai berikut : a.) Tengkulak, yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan dengan petani, tengkulak melakukan transaksi dengan petani baik secara tunai maupun dengan kontrak pembelian. b.) Pedagang pengumpul, yaitu membeli komoditi pertanian dari tengkulak biasanya relative kecil. c.) pedagang besar, yaitu melakukan proses pengumpulan komoditi dari pedagang pengumpul, juga melakukan proses distribusi keagen penjualan ataupun pengecer. d.) Pedagang pengecer merupakan lembaga pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen. (Sudiyono, 2002)

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan dalam melakukan penelitian. Selain itu, untuk menghindari anggapan

(34)

19 kesamaan dalam penelitian ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu sebagai berikut:

Tabel 1. Penelitian Terdahulu No. Nama, Tahun, Judul

Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Rivaldi Lantapa, M.A.V. Manese, E. Wantasen dan F.N.S. Oroh, 2015, Analisis Keuntungan Usaha Pupuk Organik Di Perusahaan CV. Argoniaga Mandiri Kecamatan Bintauna. Analisis keuntungan dengan pendekatan studi kasus

Keuntungan yang diperoleh dari produksi pupuk organik selama satu tahun adalah 43,200kg pupuk padat danpupuk cair 8640. Biaya tetap yang digunakan dalam produksi berjumlah Rp. 154.345.000/tahun dan biaya variabel berjumlah Rp. 104.949.100/tahun. Tingkat keuntungan usaha sebesar Rp. 145.705.900/tahun.

2. Riyanti Isaskar, Nuhfil Nanani dan Dwi Prista Pramana, 2011, Analisis Keuntungan Pembuatan Pupuk Organik (Studi Kasus di Koprasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan).

Deskriptif dengan analisi

keuntungan

Nilai total biaya penyusutan peralatan dalam satu tahun pada pupuk organik Koprasi Agung Jaya sebesar Rp. 1.556.250.Ttotal biaya variabel yang dikeluarkan satu kali produksi adalah Rp. 336.500. Penerimaan yang diperoleh dari usaha pembuatan pupuk organik pada Koprasi Agung Jaya untuk satu kali produksi sebesar Rp. 570.000 dan keuntungan yang diterima sebesar Rp. 218.188 sedangkan untuk satu bulan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 2.181.880 karena dalam satu bulan melakukan produksi sebanyak 10 kali.

3. Annisa Widya N., Nadia Ananda H., Raditya Yuzril M., Restu Mulya P., Siti

Deskriptif dengan pendekatan

kualitatif

Saluran pemasaran di Desa Donowarih terdapat 2 macam bentuk saluran pemasaran, yaitu saluran tingkat 0 dan

(35)

20 Nur Dianti, Tsabitah

Dinniyah, Liana Parquinda, Bagus Prastyo A., M. Khoirur Roziqin, 2018, Analisis Fungsi dan saluran Pemasaran Komoditas Jeruk (Studi Kasus Petani Jeruk Desa Donowarih,

Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang)

tingkat 3. Saluran 0 yaitu dari petani langsung menjual ke konsumen yang dilakukan oleh Pak Yuli, sedangkan saluran pemasaran tingkta 3 dilakukan oleh beberapa petani yaitu dengan menjual ke pedagang besar, pemborong, lalu ke pengecer dan konsumen. Fungsi pemasaran terdapat 9 fokus salah satunya adalah informasi tentang pelanggan dan pesaing, komunikasi persuasif.

4.

Doan Irando Fanindi, Mex Frans Lodwyk Sondakh dan Yolanda Pinky Ivanna Rori, 2018, Analisis Keuntungan Usaha Pia Melati Di Kelurahan Mariyai Kabupaten Sorong Papua Barat.

Analisis Keuntungan dengan

pendekatan studi kasus

Usaha pia melati ini mengeluarkan biaya dalam sebulan produksi adalah Rp. 57.162.654 dengan penerimaan Rp. 77.625.000 dan mendapatkan keuntungan Rp. 20.012.346 dalam sebulan produksi. Dan jika menggunakan R/C cost revenue 1,35 yang berarti usaha ini menguntungkan dan dapat di pertahankan. 5. Sadarman Waruwu dan Yasmini Suryaningsih, 2016, Analisis Model Saluran Pemasaran Pupuk Organik Cap Melon Pada UD. Murta Jaya (Studi Kasus di Desa Juglangan Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo. Analisis Deskripsi

Saluran pemasaran yang terdapat di UD. Murta Jaya ada 3 macam yaitu (1) produsen – Konsumen (2) produsen – pengecer – konsumen (3) produsen – pedagang kolektor – pedagang pengecer – konsumen.

(36)

21 2.5 Kerangka Pikir

Pupuk organik merupakan pupuk yang berperan dalam meningkatkan aktivitas biologi, kimia, dan fisika tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Usaha pembuatan pupuk organik cair memerlukan input untuk menghasilkan produk. Input-input tersebut, baik input tetap maupun variabel akan menimbulkan biaya produksi yang berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang akan diperoleh. Tujuan dari setiap usaha termasuk usaha pembuatan pupuk organik cair adalah untuk mendapatkan keuntungan, sehingga perlu diperhitungkan besarnya biaya yang telah di keluarkan dan pendapatan yang diperoleh.

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.

(37)

22 Gambar 2. Kerangka Pemikiran Analisis Keuntungan Dan Pemasaran Usaha

Pembuatan Pupuk Organik Cair Produksi Penerimaan Keuntungan Sistem Pemasaran

Pupuk Organik Cair Bio M2 Harga - Output Fungsi Pemasaran Saluran Pemasaran

(38)

23 III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di CV. Mandiri Massadidu Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone. Lokasi ditentukan dengan sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa tempat tersebut merupakan salah satu tempat pembuatan pupuk organik cair di Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September - November 2020.

3.2 Teknik Penentuan Informan

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan menggunakan informan sebanyak 5 orang yaitu : pengelolah Usaha (pemillik) yang berjumlah 1 orang, karyawan yang berjumlah 2 orang serta distributor dan agen dengan jumlah masing-masing orang.

3.3 Jenis Data dan Sumber Data

Terdapat dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif

1. Data kualitatif yaitu data yang bersifat deskriptif yang menjelaskan atau menggambarkan tentang sistem pemasaran terkait dengan fungsi, lembaga dan saluran pemasaran pupuk organik pada CV. Mandiri Massadidu.

2. Data kuantitatif data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung sebagai variabel angka, yaitu meliputi keuntungan.

(39)

24 Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu :

1. Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang didapatkan langsung dari sumber partama yaitu pengelolah atau karyawan di CV. Mandiri Massadidu Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone yang terkait dengan analisis keuntungan dan pemasarannya.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang didapatkan dari sumber lain seperti study literature, jurnal, skripsi, tesis, Koran dan buku-buku, Badan Pusat Statistik dan Kantor Desa yang terkait dengan penelitian ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara atau langkah kerja peneliti untuk mengumpulkan data dalam menyusun penulisannya, adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, di mana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian utuk melihat dari dekat kegiatan yang di lakukan (Ridwan dalam Ayudia, 2016).

2. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam merupakan bentuk komunikasi dengan informan, dengan subjek yang di teliti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

(40)

25 dalam mencari informasi berdasarkan tujuan. Wawancara dapat dilakukan secara formal dan informal ditempat resmi dan tempat umum atau tidak resmi (Ahmad, 2014). Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan bersifat terbuka kepada informan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan keuntungan dan pemasaran usaha pembuatan pupuk organik cair. Peneliti tidak membatasi jawaban yang diberikan oleh informan sehingga informasi yang didapatkan lengkap dan mendalam.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik mengumpulkan data yang berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari seseorang. Dokemen yang berbentuk tulisan misalnya misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan dan kebijakan. ( Sugiono, 2014)

3.5 Teknik Analisis Data 1. Keuntungan

Menghitung keuntungan, digunakan rumus : 𝜋 = TR – TC

Keterangan :

𝜋 = Pendapatan (Keuntungan)

TR = Total Revenue (Total Penerimaan) TC = Total cost (Total Biaya)

(41)

26 R/C = TR/TC

Dimana :

R/C < 1, industri rugi

R/C = 1, industri tidak untung dan tidak rugi R/C > 1, indusri untung

2. Sistem pemasaran

a. Sistem pemasaran berupa fungsi pemasaran dianalisis secara deskriptif. b. Saluran dan lembaga yang terlibat dalam pemasaran pupuk organik cair

digunakan analisis deksriptif 3.6 Definisi Operasional

Beberapa defenisi operasional dan konsep pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Produksi adalah jumlah pupuk organik cair yang dihasilkan oleh CV. Mandiri Massadidu

2. Harga adalah harga jual pupuk organik cair yang berlaku pada CV. Mandiri Massadidu.

3. Penerimaan adalah perkalian antara hasil produksi dengan harga jual pupuk organik cair pada CV. Mandiri Massadidu.

4. Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi atau biaya tetap ditambah dengan biaya variabel pada CV. Mandiri Massadidu.

(42)

27 5. Keuntungan adalah selisih dari nilai produksi atau penerimaan dikurangi dengan

biaya total pada CV. Mandiri Massadidu

6. Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen pupuk ke konsumen secara efisien pada CV. Mandiri Massadidu.

(43)

28

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Secara geografis, wilayah Kabupaten Bone terletak di bagian Timur Provinsi Sulawesi Selatan dan bagian barat Teluk Bone dengan potensi sumberdaya alam yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan, disamping memiliki luas wilayah yang relative luas. Kabupaten Bone secara astronomis terletak 04°13’ sampai 05°06’ Lintang Selatan (LS) dan 119°42’ sampai 120°40’ Bujur Timur (BT), yang berada di pantai Timur Provinsi Sulawesi Selatan dengan batas-batas sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep dan Barru • Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone

Kabupaten Bone terdiri dari 27 kecamatan, 328 desa dan 44 kelurahan. Kabupaten ini terletak 174 km kearah timur Kota Makassar. Luas wilayah Kabupaten Bone 4.559 km2 dengan rincian lahan sebagai berikut.

- Persawahan : 88.449 ha - Tegalan/Ladang : 120.524 ha - Tambak/Empang : 11.148 ha

- Perkebunan Negara/Swasta : 43.052,97 ha - Hutan : 145.073 ha

(44)

29 - Padang rumput dan lainnya : 10.503,48 Ha

Kecamatan Barebbo merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri dari 1 kelurahan dan 17 Desa. Luas wilayah Kecamatan Barebbo 114,20 km2. Berdasarkan agregat kependudukan Kabupaten Bone sampai Juni 2019, penduduk di Kecamatan Barebbo sebanyak 30.070 jiwa yang terdiri atas 14.574 jiwa penduduk laki-laki dan 15.496 jiwa penduduk perempuan.

4.2 Letak Geografis CV. Mandiri Massadidu

CV. Mandiri Massadidu terletak di Desa Corowali, Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone yang berbatasan langsung dengan Kelurahan Biru di sebelah utara, dengan Desa Apala di sebelah selatan, dengan Desa Talungen di sebelah timur, dengan Desa Melle di sebelah barat. CV. Mandiri Massadidu memiliki luas lahan ± 10000 m2, luas bangunan ± 236 m2 Dengan jarak tempuh dari kota Bone ± 9 km.

4.3 Sejarah CV. Mandiri Massadidu

Muh. Idham Tamrin mengenal biogas ketika menjabat sebagai Kepala Cabang Bank Mandiri di Manado. Ia mendapat saran dari atasannya tentang program CSR yang biasa dilakukan salah satunya adalah biogas. Saran ini disampaikan kepada beliau karena bersentuhan langsung dengan kebutuhan primer masyarakat, energi. Pada saat mencoba melaksanakan saran tersebut, sayangnya di wilayah Bunaken yang menjadi sasaran program CSR kantor cabangnya tidak memiliki potensi ternak

(45)

30 sapi yang memadai. Pada akhirnya sementara itu program CSR di alihkan ke bentuk kegiatan lain.

Ia kemudian di pindahkan ke kantor Cabang Bone. Di Bone ia melihat potensi ternak sapi yang cukup besar dan cocok untuk pengembangan CSR biogas yang sebelumnya gagal terlaksana Ia kemudian melakukan survey dan melihat beberapa reaktor yang pernah terbangun oleh Dinas Pertanian dan Peternakan. Namun dari hasil pengamatannya ia menjadi berkurang ketertarikannya terhadap biogas karena biaya yang cukup mahal, bahkan penganggaran Pemkab Bone mencapai lebih dari 20 juta rupiah. Menurutnya, biaya sebesar itu tidak efisien jika hanya digunakan untuk membangun reaktor biogas yang pemanfaatannya hanya gas untuk memasak.

Tahun 2012, ia berkenalan dengan Pak Aqdar yang pada saat itu masih di YAPENSA, salah satu mitra konstruksi atau Construction Partner Organization (CPO) program BIRU di Kabupaten Bone. Dari pertemuannya itu, ia dikenalkan bahwa ampas fermentasi kotoran sapi dari reaktor BIRU dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Dari situlah ia kemudian kembali terdorong untuk membuat program CSR berbasis biogas.

Di tahun yang sama, melalui program CSR Kantor Cabangnya, ia membiayai pembangunan 3 unit reaktor BIRU berkapasitas 6 m3 dan 1 unit reaktor BIRU berkapasitas 8 m3. Melalui pendampingan dan pelatihan yang diberikan oleh YAPENSA, kemudian muncullah produk pupuk organik cair “Bio M2” dari program CSR tersebut. Produk ini kemudian ditampilkan dalam acara peresmian kegiatan

(46)

31 CSR yang turut mengundang Bupati Bone beserta jajaran pejabat Pemerintah Kabupaten Bone.

Pak Idham tidak selalu mendampingi binaan CSR-nya tersebut. Pada tahun 2014 Ia mencoba memeriksa perkembangan binaannya yang pada saat itu dipimpin oleh Pak Amir, namun Ia mendapati bahwa produk Bio M2 tidak berkembang lantaran masalah legalitas dan perizinan. Ia kemudian membantu pembentukan CV Mandiri Masadidu sebagai badan usaha yang memproduksi Bio M2, namun badan usaha ini kembali terkendala di permodalan. Karena Bank tidak dapat memberikan pinjaman untuk usaha yang baru dibentuk, maka ia memutuskan untuk turut menyertakan modal membantu pengembangan usaha CV Mandiri Masadidu. Pada saat itu ia memasukkan Andi Asria yang tidak lain adalah istrinya sebagai persero pasif di CV Mandiri Masadidu. Di titik inilah Idham Tamrin bersama istrinya mulai tercebur dalam dunia bisnis pupuk organik cair bio-slurry.

Pak Idham mulai banyak terlibat dalam pengelolaan dan manajemen perusahaan di CV Mandiri Masadidu sementara Pak Amir kini berperan sebagai

supplier bio-slurry cair yang belum diolah. Proses uji kandungan pupuk yang

diproduksinya dilakukan bersama-sama dengan Pak Aqdar melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang berada di Kabupaten Maros. Setidaknya ada 21 parameter kandungan pupuk yang mereka uji di BPTP. Tantangan perjalanan Bio M2 tidak terhenti sampai di situ saja karena ia masih harus mendapatkan izin edar dari Kementerian Pertanian untuk dapat dipasarkan secara luas. Pengurusan izin edar ini

(47)

32 pun ternyata tidak mudah karena panjangnya proses yang harus dilalui. Produknya harus melalui uji efektifitas di lahan pertanian dan tidak sedikit biaya yang dibutuhkan. Hampir lebih dari 40 juta rupiah biaya harus dikeluarkan oleh CV Mandiri Masadidu dan waktu 2 tahun untuk bisa mendapatkan izin edar dari Kementerian Pertanian.

Setelah mendapatkan izin edar tersebut, produk Bio M2 sudah mulai dikenal dan dipasarkan ke berbagai provinsi di Indonesia. Namun perjuangan Pak Idham tidak hanya berhenti sampai disitu. Ia mencoba untuk mencari peluang-peluang agar unit usahanya ini berkembang. Di sisi lain, karena merasa sudah terlalu dalam tenggelam dalam bisnis POC Bio M2 maka Pak Idham pada akhirnya memutuskan untuk pensiun dini dan agar bisa lebih fokus dalam mengelola perusahaannya tersebut. Pak Idham lalu mengupayakan untuk mendaftarkan produknya dalam pengadaan pupuk organik cair yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian. Ia kemudian melalui berbagai tahap dalam proses pengadaan ini, bahkan hingga mempresentasikan produknya di Kementerian Pertanian secara langsung. Mengingat besarnya kebutuhan pengadaan POC yang akan diminta oleh Kementerian Pertanian, maka pada 31 Juli 2019 ia membangun satu reaktor berkapasitas 12 m3 untuk menyokong unit usahanya tersebut. Reaktor tersebut dibangun oleh Pak Aqdar yang kini masih menjadi CPO namun tidak lagi bernaung di YAPENSA tetapi CV Ritma Green Sinergy. Pak Aqdar juga turut menyertakan modal dalam CV Mandiri

(48)

33 Masadidu sehingga perusahaan tersebut mendapat tambahan modal pengembangan usaha.

4.4 Visi dan Misi Perusahaan a. Visi

Menjadikan CV. Mandiri Massadidu sebagai produsen pupuk organik cair yang dikenal dalam skala nasional.

b. Misi

1. Menghasilkan produk pupuk organik cair yang berkualitas dan harga terjangkau 2. Meningkatkan Pendapatan Petani

3. Mendukung pengelolaan pertanian ramah lingkungan (organik) 4.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3. Struktur Organisasi

DIREKTUR

MUH. IDHAM TAMRIN

MANAGER PRODUKSI/PENGA WAS INTERNAL Ir. IRBAS

MANAGER

OPERASIONAL

SULTAN

MANAGER

PEMASARAN

A. ASRIYAH MAPPANGANRO

(49)

34 • Direktur

1. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan. 2. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian

(manager).

3. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan. • Manager Produksi/Pengawasan Internal

1. Melakukan persiapan bahan-bahan pupuk organik cair

2. Melakukan pembuatan pupuk organik cair sesuai dengan prosedur 3. Bertanggung jawab atas produksi pupuk organik cair

4. Memberikan laporan produksi kepada direktur CV. Mandiri Massadidu

5. Mengawasi Pelaksanaan proses produksi, mulai dari bahan baku awal sampai menjadi barang jadi

6. Mengawasi pemakaian bahan baku, pemakaian packing material dan bahan pembantu lainnya dengan meminimalkan pemborosan dan kegagalan proses. 7. Konsisten dalam menerapkan metode kerja dan keselamatan kerja.

8. Mengefektifkan pengoperasian peralatan dan mesin-mesin yang ada. 9. Menjaga kebersihan peralatan dan lingkungan kerja.

10. Memantau perkembangan semua produk yang diproduksi oleh perusahaan. 11. Bertanggung jawab untuk memperoleh kualitas dalam produk dan jasa

perusahaannya.

(50)

35 • Manager Oprasional

1. Memberikan laporan pertanggung jawaban atas barang yang dikirim ke manager pemasaran.

2. Menjaga ketersediaan stock.

3. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.

4. Melakukan permintaan dan mem-follow up permintaan stock.

5. Bertanggung jawab dalam mengatur pengiriman barang agar barang dapat terkirim tepat jumlah barang, jenis barang, tujuan dan tepat waktu.

6. Merencanakan dan mengatur jadwal pengiriman barang ke costumer.

7. Memastikan ketersediaan kendaraan angkutan baik internal maupun eksternal (ekspedisi, transporter)

8. Memerintahkan proses muat barang ke kendaraan angkutan sesuai dengan prioritas

9. Memastikan bukti serah terima barang asli dikembalikan oleh pengirim barang.

10. Membuat laporan pembelian barang.

11. Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui perencanaan secara sistematis dan terkontrol.

12. Melakukan pemilihan/seleksi rekanan pengadaan sesuai kriteria perusahaan. 13. Berperan besar dalam tanggung jawab pengelolaan risiko keuangan

(51)

36 14. Membantu meningkatkan harga dan penjualan barang/jasa perusahaan

15. Mampu untuk memecahkan permasalahan yang terhubung dengan aktivitas keuangan perusahaan.

16. Review untuk semua dokumen yang diperlukan untuk menghindari perselisihan nilai dalam keuangan ataupun cashflow perusahaan.

• Manager Pemasaran

1. Melakukan promosi produk milik CV. Mandiri Massadidu 2. Melakukan penjualan produk milik CV. Mandiri Massadidu 3. Melakukan direct selling

4. Memperkenalkan dan menjelaskan produk kepada klien. 5. Meningkatkan penjualan agar target tercapai.

6. Melakukan follow up dan negosiasi terhadap klien. 7. Mengatur data-data klien.

8. Menjalin hubungan yang baik dengan customer atau klien. 9. Melakukan maintenance dan strategi existing klien.

(52)

37 4.6 Sarana dan Prasarana

Tabel 2. Sarana dan Prasarana di CV. Msndiri Massadidu

No. Uraian Jumlah

1. Gudang 1 2. Kendaraan 1 3. Bangunan 2 4. Ruang Pengemasan 1 5. Dapur 1 6. WC 1 7. Bak Penampungan 8

Sumber : CV. Mandiri Massadidu, 2021 4.7 Bahan dan Peralatan

a. Bahan yang digunakan : - Fases Sapi

- Urin Sapi - MOL

b. Peralata yang digunakan : - Ember

- Saringan - Mixer Manual - Penampungan - Reaktor/gester

(53)

38 1.8 Proses Pembuatan Pupuk Organik Cair

Gambar 4. Proses Pembuatan Pupuk Organik Cair Persiapan bahan baku

Proses pencampuran

Proses pemisahan antara gas dan kotoran

Proses penyaringan

Pemberian Aerasi

Pencampuran dengan MOL dan Proses Fermentasi

(54)

39 a. Persiapan bahan baku pupuk.

b. Fases dan urin sapi di masukkan kedalam mixer, sebelum bahan dimasukkan saluran di tutup terlebih dahulu baru di mixer secara manual.

c. Setelah bahan tercampur saluran dibuka dan di masukkan ke dalam reactor/gester untuk memisahkan antara gas dan kotoran selama 40-50 hari.

d. Setelah reaktor penuh maka dengan otomatis pupuk akan masuk ke dalam kolam pertama dan kedua.

e. Pada kolam pertama dan kedua masih tercampur antara padat dan cair sehingga dipisahkan dengan cara manual selama 10-12 jam.

f. Setelah dipisahkan maka airnya akan dialirkan ke dalam kolam 3 kemudian dari kolam 3 ke kolam 4 dan seterusnya sampai kolam 8. Setiap kolam memiliki saringan masing-masing, untuk memastikan bahwa sudah tidak ada ampas yang tersisa.

g. Dari kolam 5 sampai dengan kolam 8 di lakukan yang namanya aerasi untuk memisahkan sisa-sisa gas. Dan pada kolam 8 ditambahkan sirkulasi air

h. Selanjutnya pupuk di pompa kedalam penampungan dan akan dicampur dengan MOL yang telah dibuat sebelumnya, kemudian dilakukan fermentasi selama 14 hari.

(55)

40

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Informan

Informan berasal dari CV. Mandiri Massadidu yang merupakan pemilik, karyawan, distributor dan agen. Adapun yang menjadi identitas informan di daerah penelitian mencakup umur, tingkat pendidikan, pengalaman berusaha dan jumlah tanggungan.

1. Umur

Umur merupakan suatu kemampuan fisik bagi seseorang yang sangat mempengaruhi cara berfikir dalam melaksanakan hasil kerja usahanya. Kemampuan fisik seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat umur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur informan bervariasi, mulai dari 25 Tahun sampai 55 Tahun. Umur dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini :

Tabel 3. Umur Informan di CV. Mandiri Massadidu Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone

Umur (Tahun) Jumlah (orang) Presentase (%)

25 - 34 1 20,00

35 - 43 2 40,00

44 - 52 1 20,00

53 – 61 1 20,00

Total 5 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2021

Tabel 3. Menjelaskan bahwa pada umur 35-43 memiliki presentase tertinggi yaitu 40% dengan jumlah 2 orang. Berdasarkan teori kependudukan usia produktif

(56)

41 yaitu 15-55 tahun, pada usia tersebut memiliki kemampuan berpikir dan bekerja. (Badan Pusat Statistik, 2015).

2. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan informan merupakan salah satu indikator yang menunjukkan bahwa informan tersebut memiliki keterampilan dan kemampuan, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin cepat pula menerima inovasi dan menanggapi masalah yang ada.

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Informan di CV. Mandiri Massadidu Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone

Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

SMA 3 60,00

S1 2 40,00

Total 5 100,00

Sumber : Data Primer Diolah, 2021

Tabel 4. Menunjukkan bahwa jumlah informan yang tamat SMA sebesar 3 orang dengan persentase 60% dan jumlah informan yang tamat S1 sebesar2 orang dengan persentase 40%. Tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi pola pikir peningkatan usaha yang dimiliki.

3. Jumlah tanggungan Keluarga

Tanggungan keluarga merupakan jumlah anggota keluarga yang biaya hidupnya ditanggung oleh kepala keluarga. Jumlah tanggungan mempengaruhi tingkat kesejahteraan yaitu semakin banyak tanggungan keluarga akan semakin besar beban kebutuhan yang dikeluarkan. Tanggungan keluarga meliputi istri,

(57)

42 anak, dan saudara yang tinggal bersama dalam satu rumah tangga. Jumlah tanggungan keluarga informan dapat dilihat pada tabel 4.dibawah ini :

Tabel 5. Jumlah Tanggungan Keluarga Informan di CV. Mandiri Massadidu Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone

Tanggungan Keluarga

(Orang) Jumlah (orang) Presentase (%)

1 – 2 2 40,00

3 – 4 2 40,00

5 - 6 1 20,00

Total 5 100,00

Sumber : Data Primer Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa informan memiliki tanggungan keluarga dimulai dari tanggungan keluarga berjumlah 2 orang hingga 5 orang. Jumlah informan yang memiliki banyak tanggungan keluarga di kisaran 1-2 orang dan 3-4 orang tanggungan keluarga dengan jumlah informan sebanyak 2 dengan persentase 40% dan paling sedikit pada kisaran 5-6 orang dengan persentase 20%. 4. Pengalaman berusaha

Pengalaman yang dimaksud dalam hal ini, ialah pengalaman informan dalam menekuni usahanya. Semakin lama seseorang menggeluti usahanya, maka semakin banyak pengalaman yang dimilikinya. Pengalaman informan dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini :

(58)

43 Tabel 6. Pengalaman Berusaha Informan di CV. Mandiri Massadidu

Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone Pengalaman Berusaha

(Tahun) Jumlah (orang) Presentase (%)

2 - 3 3 60,00

4 - 5 1 20,00

6 1 20,00

Total 5 100,00

Sumber : Data Primer Diolah, 2021

Berdasarkan tabel 6, jumlah yang paling banyak pengalaman dalam usaha berada dikisaran 2-3 Tahun dengan jumlah informan 3 orang dengan persentase 60%. Keahlian dapat tergantung pada pengalaman informan dalam melakukan aktivitas pekerjaannya. Makin banyak pengalaman berusaha, maka makin tinggi tingkat kemampuan dan keahliannya.

5.2 Usaha Pupuk Organik Cair

Pupuk organik cair merupakan pupuk yang tersusun dari bakteri mahluk hidup, seperti pelapukan sisa makanan, limbah/kotoran hewan yang sangat berguna untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian penelitian menunjukkan bahwa produktifitas sebagian besar lahan pertanian intensif mengalami penurunan yang disebabkan karena turunnya tingkat kesuburan tanah, terutama rendahnya kandungan karbon organik di dalam tanah. Menurut Wardah, S (2017) untuk memulihkan tingkat kesuburan tanah dibutuhkan penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan karena pupuk organik dapat memberi sejumlah nutrisi penting bagi

(59)

44 tanaman baik unsur makro maupun mikro. Disamping itu pupuk organik dapat menggemburkan tanah lempung namun bisa juga merekatkan tanah berpasir.

Pupuk organik akan mengalami beberapa kali fase perombakan dalam tanah oleh mikro organisme untuk menjadi humus sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman. Disamping itu diperlukan pemupukan melalui daun agar dapat menyediakan hara yang langsung masuk ke tanaman. Penyerapan hara melalui daun akan lebih cepat karena unsur hara masuk melalui stomata dan langsung ke dalam sel tanaman. Dengan demikian energi yang digunakan untuk mengalokasikan hara dari akar ke daun dapat dimanfaatkan untuk metabolism tanaman.

Pupuk organik cair Bio M2 merupakan pupuk organik cair yang diolah dari hasil fermentasi biogas kotoran sapi dan tambahan beberapa bahan organik lainnya sehingga mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman secara terus menerus. Kotoran sapi yang digunakan berasal dari sapi yang dipelihara dimana pemberian pakan, minum dan perawatan kesehatan berada di dalam kandang secara terus menerus.

5.2 Analisis Keuntungan Usaha Pupuk Organik Cair

Di dalam usaha, salah satu tujuan yang di peroleh yaitu keuntungan. Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan dan total biaya. Semua tahapan kerja dalam usaha memerlukan biaya yang harus dikeluarkan dan diperhitungkan.

(60)

45 Dimana biaya di bagi menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel

(variabel cost).

1. Penerimaan

Penerimaan usaha pupuk organik cair adalah hasil kali antara harga dan jumlah produksi yang didapat. Adapun jumlah penerimaan usaha pembuatan pupuk organik cair di CV. Mandiri Massadidu yang diperoleh sebesar 720,000,000/tahun yang belum dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.

2. Biaya

Menurut Supradi (2000) biaya adalah sejumlah nilai yang di keluarkan oleh produsen atau pengusaha untuk membiayai kegiatan produksi. Biaya diklasifikasikan menjadi biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya variabel (Variable Cost). Biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan pupuk organik cair di CV. Mandiri Massadidu terdiri dari biaya pajak, sapi, biaya non operasional, instalasi pupuk, penyusutan alat, penyusutan kandang, kendaraan dan listrik, sedangkan biaya variabel yang terdiri dari kemesan produk (botol, stiker, dos) pakan ternak dan biaya tenaga kerja. Adapun uraian biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat pada tabel 7 berikut.

Tabel 7. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usaha Pupuk Organik Cair di CV Mandiri Massadidu ( Rp/tahun, 2020)

No. Uraian Biaya (Rp/tahun)

1. Biaya Investasi 310.000.000

2. Biaya Tetap 10.593.666

3. Biaya Variabel 124.640.000

Jumlah 445.233.666

(61)

46 Pada tabel 7 dijelaskan bahwa biaya yang digunakan dalam produksi pupuk organik cair di CV. Mandiri Massadidu terdiri dari biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya investasi terdiri dari harga sapi sebesar Rp. 180.000.000 berjumlah 15 ekor yang terdiri dari 10 sapi jantan dan 5 sapi betina, biaya non operasional yaitu biaya perizinan CV. Mandiri Massadidu sebesar Rp. 80.000.000 , instalasi pupuk/bak penampungan pupuk organik cair sebesar Rp. 50.000.000, biaya tetap yang terdiri dari penyusutan alat sebesar Rp. 2.368.666, penyusutan kandang Rp. 3.000.000, penyusutan kendaraan Rp. 2.800.000, listrik Rp. 2.400.000/tahun dan pajak Rp. 25.000/tahun. Sedangkan biaya variabel sebesar Rp. 124.640.000/tahun yang terdiri dari biaya tenaga kerja sebesar Rp. 38.400.000, bibit pakan yaitu tanaman Odot dan rumput gajah sebesar Rp. 440.000, botol Rp. 60.000.000, stiker Rp. 1.800.000 dan dos Rp. 24.000.000. Sehingga total biaya yang digunakan keseluruhan sebesar Rp. 445.233.666/tahun

3. Keuntungan

Keuntungan adalah hasil bersih yang didapatkan dari pengurangan total penerimaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Adapun keuntungan yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 8 berikut.

(62)

47 Tabel 8. Keuntungan Usaha Pembuatan Pupuk Organik Cair di CV. Mandiri

Massadidu ( Rp/tahun 2020)

No. Uraian Unit Nilai (Rp)

1. Penerimaan

- Pupuk Organik Cair - Harga Jual Liter Rp/liter 9.000 80.000 Penerimaan Rp 720.000.000 2. Biaya - Biaya Investasi - Biaya Tetap - Biaya Variabel Rp Rp Rp 310.000.000 10.593.666 124.640.000 Total Biaya Rp 445.233.666 3. Keuntungan Rp 274.766.334

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021

Pada tabel 8 menjelaskan bahwa penerimaan yang diperoleh usaha pupuk cair sebesar Rp. 720.000.000/tahun yang bersal dari hasil penjualan pupuk organik cair di CV. Mandiri Massadidu sebanyak 9.000 liter/tahun dengan harga Rp. 80.000/liternya. Penerimaan diperoleh belum dikurangi dengan total biaya. Adapun total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 445.233.666 yang terdiri dari biaya investasi biaya tetap dan biaya variabel. Berdasarkan uraian diatas maka besar keuntungan dapat di hitung dengan menggunakan rumus Π = TR - TC sehingga memperoleh keuntungan sebesar Rp. 274.766.334/tahun.

4. Kelayakan

Kelayakan usaha adalah suatu ukuran untuk mengetahui apakah suatu usaha layak untuk dikembangkan. Layak dalam artian dapat menghasilkan manfaat bagi pengelola. Kelayakan dapat diketahui dengan analisis R/C yaitu Revenue Cost RatioI atau biasa disebut perbandingan antara total biaya (TR) dan total penerimaan (TC).

(63)

48 Kelayakan usaha pembuatan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 9. Kelayakan Usaha Pembuatan Pupuk Organik Cair di CV. Mandiri Massadidu Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone ( Rp/tahun)

Kelayakan Usaha Pembuatan

Pupuk Organik Cair Nilai (Rp) R/C Ratio

Penerimaan 720.000.000

1,6

Total Biaya 445.233.666

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021

Dari tabel 9 menjelaskan bahwa hasil kelayakan R/C Ratio sebesar 1,6 berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan pupuk organik cair di CV. Mandiri Massadidu di Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone layak untuk diusahakan. Hasil tersebut sesuai dengan teori (Soekartawi,2006) bahwa setiap pengeluaran Rp. 1 akan menghasilkan keuntungan R/C ratio sebesar 1,6 jika R/C > 1, artinya jika mengeluarkan biaya Rp. 1 maka akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,6. Maka usaha yang dijalankan mengalami keuntungan atau layak untuk dikembangkan.

Pada penelitian “ Analisis Keuntungan dan Pemasaran Usaha Pupuk Organik cair (studi kasus: CV. Mandiri Massadidu di Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone) keuntungan yang di peroleh sebanyak Rp. 244.566.334/tahun dengan memasarkan pupuk organik cair. Ini berbeda dengan penelitian Renaldi Lantapa dkk 2015 “ Analisis Keuntungan Usaha Pupuk Organik Di Perusahaan CV. Argoniaga Mandiri Kecamatan Bintauna”. Tingkat keuntungan sebesar Rp.145.705.900/tahun dengan

Gambar

Tabel 1. Penelitian Terdahulu  No.  Nama, Tahun, Judul
Gambar 3. Struktur Organisasi
Tabel 2. Sarana dan Prasarana di CV. Msndiri Massadidu
Gambar 4. Proses Pembuatan Pupuk Organik Cair Persiapan bahan baku
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil perhitungan indeks saprobiknya untuk ke 5 stasiun penelitian yang telah ditentukan, ternyata pada semua lokasi yang distudi berkisar &gt;1 – &lt; 1,5

Dengan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pengembangan kawasan pariwisata di Kuta Mandalika, maka diharapkan masyarakat lokal akan mendapatkan dampak positif dari

Dari 200 data swadesh yang telah diklasifikasikan, dapat dilihat bahwa kosakata kerabat yang terdapat pada bahasa Batak Toba dengan bahasa Batak Mandailing adalah

Hal yang menarik bagi penulis dari pemikiran Heidegger tentang hakekat dan makna teknologi adalah karena Heidegger meman- dang teknologi dari perspektif eksistensi manusia yang

Penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat banyak wacana yang diproduksi oleh masyarakat untuk menguatkan penolakan pendirian pabrik PT Semen Indonesia seperti

11 Bantalan pada pasien hemorrhoid menunjukan perubahan yang signifikan diantaranya dilatasi vena, trombosis pembuluh darah, proses degeneratif pada serat kolagen dan jaringan

Untuk itu tidak bisa tidak, dan lalu lintas perdagangan tidak bisa terlepas dari peredaran mata uang asing dalam suatu negara dan untuk itu dengan sendirinya di tengah

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS RISIKO DALAM USAHATERNAK AYAM BROILER (STUDI KASUS USAHA PETERNAKAN X DI DESA TAPOS, KECAMATAN TENJO, KABUPATEN