• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2020 SEKRETARIS JENDERAL. ttd. ACHMAD SIGIT DWIWAHJONO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2020 SEKRETARIS JENDERAL. ttd. ACHMAD SIGIT DWIWAHJONO"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dokumen Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 dapat diselesaikan.

Rencana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan dan acuan penganggaran yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terhitung mulai tahun 2020–2024. Renstra Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian memuat visi dan misi, tujuan, strategi, program, arah kebijakan, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, target kinerja, dan pendanaan sesuai dengan core-business Sekretariat Jenderal. Penyusunan Renstra Sekretariat Jenderal dilaksanakan dengan melibatkan seluruh Biro dan Pusat di lingkungan Sekretariat Jenderal, sehingga menjadi acuan bagi pelaksanaan tugas serta dapat diimplementasikan dalam kegiatan unit di lingkungan Sekretariat Jenderal Kemenperin dalam mencapai visi Sekretariat Jenderal sebagai penggerak utama bagi pencapaian visi Kementerian Perindustrian.

Jakarta, Juli 2020 SEKRETARIS JENDERAL

ttd.

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..………i

Daftar Isi ..………..ii

Peraturan Sekretaris Jenderal Tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 .….………..1

BAB I PENDAHULUAN ………..….8

A. Kondisi Umum ..………8

B. Potensi dan Permasalahan ……..………...……12

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS ……….….14

A. Visi ………..……14

B. Misi………..………14

C. Tujuan ……….…..16

D. Sasaran Strategis ………..………...……….16

1. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) ..………..17

2. Perspektif Proses Internal (Internal Process Perspective) ……....18

3. Perspektif Pembelajaran Organisasi (Learn and Growth Perspective) ..……….……….20

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KERANGKA REGULASI ..………..22

A. Arah Kebijakan dan Strategi ..………...………22

B. Kerangka Regulasi ..………..25

C. Kerangka Kelembagaan ..………...……….30

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ..……….33

A. Target Kinerja ..………...…...33

(4)

BAB V PENUTUP ..………36 Gambar 1 Peta Strategis Renstra Kementerian Perindustrian 2020-2024 ..…37 Gambar 2 Pohon Kinerja Setjen dalam Renstra Kemenperin 2020-2024 ....…38 Gambar 3 Peta Strategi Renstra Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024 ……..39 Matriks 1 Kinerja dan Pendanaan Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024 ……40 Matriks 2 Pedoman Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024 ………62 Matriks 3 Keterkaitan Antara Aktivitas/Kegiatan Output, Indikator Kinerja, dan Sasaran Strategis ..………….………..………96

(5)

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 2 TAHUN 2020

TENTANG

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2020-2024

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15 Tahun 2020 tentang Peraturan Menteri Perindustrian tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024, perlu menyusun Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024;

Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang

Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 29

Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 142);

2. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian

(6)

Perindustrian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1509);

11. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 478);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN

PERINDUSTRIAN TENTANG RENCANA STRATEGIS

SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2020-2024.

Pasal 1

Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024, yang selanjutnya disebut Renstra Setjen Kemenperin 2020-2024, merupakan dokumen perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2020 sampai dengan tahun 2024.

Pasal 2

(1) Renstra Setjen Kemenperin Tahun 2020-2024

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri atas : a. pendahuluan;

b. visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis;

c. arah kebijakan, strategi, kerangka regulasi, dan kerangka kelembagaan;

d. target kinerja dan kerangka pendanaan; dan e. penutup.

(2) Renstra Setjen Kemenperin Tahun 2020-2024

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Sekretaris Jenderal ini.

Pasal 3

Renstra Setjen Kemenperin Tahun 2020-2024 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 digunakan sebagai acuan bagi setiap

(7)

unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian dalam menyusun dokumen perencanaan dan anggaran

Pasal 4

Unit kerja Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian wajib menyusun Rencana Strategis 2020-2024 dengan mengacu pada Renstra Setjen Kemenperin 2020-2024 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

Pasal 5

Rencana strategis unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian wajib mencantumkan keterkaitan antara aktivitas/kegiatan, output, indikator kinerja, dan sasaran strategis pada masing-masing unit kerja sesuai dengan tujuan maupun sasaran strategis yang berusaha dicapai pada Renstra Setjen Kemenperin 2020-2024.

Pasal 6

(1) Pimpinan unit kerja tingkat Eselon II di lingkungan

Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian

melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap

pelaksanaan Rencana Strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.

(2) Pimpinan unit kerja tingkat Eselon II di lingkungan

Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian

menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Sekretaris Jenderal.

Pasal 7

Sekretaris Jenderal melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Setjen Kemenperin Tahun 2020-2024.

(8)

Pasal 8

Peraturan Sekretaris Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Juli 2020 SEKRETARIS JENDERAL,

ttd.

(9)

LAMPIRAN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL

NOMOR 2 TAHUN 2020 TAHUN 2020

TENTANG

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT

JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2020-2024

RENSTRA SETJEN 2020-2024 BAB I PENDAHULUAN

A. Kondisi Umum

B. Potensi dan Permasalahan 1. Potensi

2. Permasalahan

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS A. Visi

B. Misi C. Tujuan

D. Sasaran Strategis

1. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)

2. Perspektif Proses Internal (Internal Process Perspective) 3. Perspektif Pembelajaran Organisasi (Learn and Growth

Perspective)

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KERANGKA REGULASI A. Arah Kebijakan dan Strategi

B. Kerangka Regulasi C. Kerangka Kelembagaan

(10)

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN A. Target Kinerja

B. Kerangka Pendanaan

(11)

Gambar 1 Peta Strategis Renstra Kementerian Perindustrian 2020-2024 Gambar 2 Pohon Kinerja Setjen dalam Renstra Kemenperin 2020-2024 Gambar 3 Peta Strategi Renstra Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024 Matriks 1 Kinerja dan Pendanaan Sekretariat JenderalTahun 2020-2024 Matriks 2 Pedoman Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Juli 2020 SEKRETARIS JENDERAL,

ttd.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Kondisi Umum

Pembangunan nasional adalah upaya seluruh komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sesuai dengan Nawacita Presiden Republik Indonesia Jilid II dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, sektor industri merupakan salah satu sektor prioritas Pemerintah yang diharapkan memberikan kontribusi optimal dalam mewujudkan kesejahteraan

dan kemakmuran rakyat Indonesia.

Dalam mendukung pembangunan nasional dan mewujudkan amanah dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perindustrian telah menyusun Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2020-2024 sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Perindustrian tentang Rencana Strategis Kementerian

Perindustrian Tahun 2020-2024. Renstra Setjen Kemenperin Tahun

2020-2024 sebagai penjabaran dari Renstra Kemenperin Tahun 2020-2020-2024 disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024. Renstra Setjen Kemenperin Tahun 2020-2024 memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan anggaran pada Sekretariat Jenderal dan dipergunakan sebagai acuan setiap unit kerja eselon II lingkup Sekretariat Jenderal dalam menetapkan dan menerapkan Indikator Kinerja, Rencana Kerja, dan Rencana Kerja Anggaran untuk 5 (lima) tahun ke depan.

Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024, Sekretariat Jenderal berfokus pada Program Dukungan

Manajemen Kementerian Perindustrian yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan:

a. Peningkatan Layanan Legislasi, Advokasi, Dokumentasi, dan Informasi Hukum;

b. Peningkatan Layanan Administrasi, Layanan Pengadaan, Layanan Kesehatan, dan Manajemen Perkantoran Berbasis Teknologi; c. Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia;

(13)

d. Peningkatan Sistem Tata Kelola Keuangan dan Barang Milik Negara yang Profesional;

e. Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Pelaporan;

f. Pembangunan Sistem Informasi Industri Yang Terintegrasi dan Andal; g. Peningkatan Kualitas Kehumasan;

h. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri;

i. Pembangunan, Pengadaan, Perbaikan, dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kerja; dan

j. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri dan Dukungan Manajemen, Pembinaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan.

Dalam rangka mewujudkan fokus pengembangan industri pada periode tahun 2020–2024, maka diperlukan gambaran pencapaian yang telah dilaksanakan dalam Renstra Kemenperin periode 2015-2019 dan perlu memperhatikan aspirasi masyarakat. Berikut ini capaian Renstra Setjen tahun 2014-2019:

Tabel 1.1 Capaian Renstra Setjen Tahun 2015-2019

No. Sasaran/ Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

T R T R T R T R T R

TJ. Terwujudnya pelayanan prima bagi stakeholder Sekretariat Jenderal

1 Peningkatan kepuasan stakeholder eksternal

Belum jadi IKT

Belum jadi IKT 7,5 10 15 6 20 14,67

2 Peningkatan kepuasan stakeholder internal

Belum jadi IKT

Belum jadi IKT 7,5 12,67 15 -6 20 -2,33

1 Mewujudkan manajemen Kementerian Perindustrian yang andal dan professional

1 Tingkat kepuasan stakeholder eksternal

Belum jadi IKU

Belum jadi IKU 3,3 3,3 3,5 3,18 3,7 3,44 2 Tingkat kepuasan

stakeholder internal

Belum jadi IKU

Belum jadi IKU 3,3 3,38 3,5 2,82 3,7 2,93

2 Mewujudkan Sistem Perencanaan yang Berkualitas

1 Persentase kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan dokumen Trilateral Meeting 90 90 90 92,2 90 98 95 95,48 95 95,7 2 Persentase anggaran Kementerian Perindustrian yang masuk dalam Catatan Halaman IV Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau persentase anggaran Kementerian Perindustrian yang dibintangi akibat kesalahan dalam perencanaan Belum jadi IK 10 11,5 10 5,03 5 2,77 5 2,28 3 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian Belum jadi IK A (75,00) BB (73,90) 76 76,34 78 77,12 80 78,04

(14)

No. Sasaran/ Indikator Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

T R T R T R T R T R

3 Layanan Administrasi yang Profesional dan Akuntabel

1 Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN Capaian Standar Tertinggi Capaian Standar Tertinggi Capaian Standar Tertinggi Capaian Standar Tertinggi Capaian Standar Tertinggi 2 Persentase nilai BMN Kementerian Perindustrian yang ditetapkan status penggunaannya Belum jadi IK 10 16,5 11 26,56 12 40,47 13 13,11

3 Nilai hasil audit kearsipan

Belum jadi IK

Belum jadi IK 80 70 75 86,9 80 92,4

4 Persentase pemberitaan negatif sektor industri

Belum jadi IK

9 0,1 2 0,6 1,5 0,1 1,5 0,15

4 Layanan Hukum yang Andal

1 Persentase peraturan perundang-undangan bidang industri yang diundangkan Belum jadi IK 95 73,17 95 95,65 95 100 Tidak menjadi IK 2 Peraturan perundangan yang diselesaikan Belum jadi IK 3 3

3 Persentase kasus hukum yang diselesaikan

Belum jadi IK

Belum jadi IK 90 83,33 95 100 95 100

5 Tata kelola Barang Milik Negara (BMN) Kementerian yang Efektif dan Efisien

1 Persentase sarana-prasarana yang dapat dimanfaatkan Belum jadi IK 95 92,5 95 94 95 95,1 95 93,41 2 Persentase penurunan konsumsi energi Belum jadi IK 10 6,53 12 7,06 7,5 -4,79 16 -3,65

6 Meningkatkan kinerja ASN dan Efektivitas Organisasi

1 Rata-rata nilai prestasi

kerja pegawai Kementerian Perindustrian 76 86,96 78 87,34 80 87,52 82 87,66 82 89,72 2 Rata-rata produktivitas kinerja minumum pegawai Kementerian Perindustrian Belum jadi IK Belum jadi IK 1200 1464,33 1200 1466,82 1200 1464,61 3 Tingkat efektivitas organisasi Kemenperin Belum jadi IK 90 90,22

7 Informasi Industri yang Mudah Diakses dan Relevan

1 Tingkat Kesesuaian ketersediaan data dan informasi industri dalam Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) terhadap kebutuhan/permintaan stakeholder Belum jadi IK Belum jadi IK 50 88,7 60 97,7 70 94,37

8 Meningkatkan Penggunaan Produk dalam Negeri

1 Perusahaan tersertifikasi TKDN yang menjalankan kontrak PBJ pemerintah Belum jadi IK 25 27 2 Rekomendasi penyelesaian perselisihan TKDN Belum jadi IK 2 2

Secara umum, pada tahun 2019 Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian telah mencapai target kinerja. Dari 21 (dua puluh satu) indikator kinerja yang ditetapkan, 19 (sembilan belas) indikator kinerja dinyatakan

(15)

“berhasil” yaitu dengan capaian ≥ 90%. Adapun 2 (dua) indikator lainnya, yakni peningkatan kepuasan stakeholder internal dan persentase penurunan konsumsi energi belum mencapai target kinerja.

Indikator peningkatan kepuasan stakeholder internal tidak mencapai

target di tahun 2019 dengan nilai -2,33 dikarenakan berdasarkan hasil

pengolahan data hasil survei, terdapat 5 (lima) kriteria ukur dengan nilai yang cukup rendah yaitu data dari Pusdatin masih kurang spesifik, informasi program karir pegawai di lingkungan Kemenperin, penyelesaian sengketa pengadaan, buku pedoman pencairan anggaran dan tanggung jawab serta penempatan pegawai sesuai kebutuhan unit kerja.

Maka, rekomendasi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pelayanan dapat ditindaklanjuti dengan:

1) Membuat wadah komunikasi di setiap eselon II di bawah Sekretariat Jenderal setiap periode dengan tujuan melaporkan kinerja yang sudah dilakukan dan meminta masukan dari direktorat selaku stakeholder untuk perbaikan selanjutnya;

2) Perlu dilakukan sampling kepuasan saat melakukan pelayanan kepada

stakeholder diluar dari Survey Kepuasan Pelanggan regular sehingga hasil dari sampling survey tersebut dapat menjadi tools pencegahan apabila terindikasi adanya penurunan kualitas pelayanan.

Sementara itu indikator Persentase penurunan konsumsi energi tidak mencapai target di tahun 2019 dengan nilai -3,65 persen disebabkan peralatan pada sistem tata udara sudah melewati umur teknis peralatan mekanikal-elektrikal. Peralatan itu merupakan pengadaan tahun 2006 dan mempunyai umur pemakaian hanya 10 tahun sehingga diperlukan penggantian.

Berdasarkan hasil audit energi oleh Kementerian ESDM tahun 2016, perlu dilakukan penggantian Mesin Chiller Nomor 4 dan penggantian Cooling Tower. Hingga saat ini rekomendasi tersebut belum dapat dilakukan karena terkendala dengan kebutuhan alokasi anggaran untuk prioritas kegiatan lain.

Untuk capaian kinerja Kerangka Regulasi tahun 2015-2019 dilihat berdasarkan 53 regulasi yang telah disusun untuk tahun 2015-2019 adalah terdapat 12 (22,64%) regulasi telah selesai, 3 (5,66%) regulasi dalam proses penyelesaian, dan 38 (71,69%) regulasi yang telah lewat masa penyusunannya dan masih belum ada kejelasan untuk dilanjutkan atau tidak.

Total rencana anggaran periode 2015-2019 pada Renstra Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian adalah Rp5.599.286.071.000 (Lima Triliun Lima Ratus Sembilan Puluh Sembilan Miliar Dua Ratus Delapan Puluh Enam

(16)

Juta Tujuh Puluh Satu Ribu Rupiah) sedangkan total pagu anggaran yang diterima selama periode tersebut Rp.4.324.174.230.000 (Empat Triliun Tiga Ratus Dua Puluh Empat Miliar Seratus Tujuh Puluh Empat Juta Dua Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah). Sehingga terdapat gap atau selisih sebesar Rp1.275.111.841.000 (Satu Triliun Dua Ratus Tujuh Puluh Lima Miliar Seratus Sebelas Juta Delapan Ratus Empat Puluh Satu Ribu Rupiah) antara rencana anggaran di Renstra Setjen Kemenperin dengan nilai pagu yang diterima. Hal ini merupakan salah satu penyebab tidak tercapainya atau terhambatnya beberapa target kinerja dan terlaksananya rencana aksi.

B. Potensi dan Permasalahan

Untuk menajamkan perencanaan strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian perlu dilakukan pemetaan atas potensi yang

dimiliki oleh Sekretariat Jenderal. Untuk itu, setiap peluang dan kesempatan

yang ada harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Selain itu, perlu juga dilakukan antisipasi atas setiap kendala dan hambatan yang dihadapi ataupun menyiasati kelemahan yang ada dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Analisis lingkungan dilakukan terhadap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan organisasi Kementerian Perindustrian secara keseluruhan dan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian pada khususnya.

1. Lingkungan Internal

1) Kekuatan

a. Adanya komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh pegawai Sekretariat Jenderal untuk mengembangkan dan meningkatkan sistem, standar, dan prosedur kerja guna mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang lebih baik;

b. Adanya SDM yang andal dan profesional dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi pemerintahan secara efektif dan efisien berdasarkan prinsip tata kelola pemerintahan yang lebih baik;

c. Kualitas Laporan Keuangan yang mendapatkan capaian standar tertinggi, yaitu Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);

d. Pembagian tugas jelas yang sesuai tugas dan fungsi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian;

e. Pengembangan jaringan informasi dan website secara terpadu dan berkesinambungan.

(17)

2) Kelemahan

a. Pola pengembangan karir atau kompetensi belum dilaksanakan dengan baik;

b. Kualitas perencanaan relatif masih belum optimal;

c. Belum optimalnya fungsi koordinasi antar unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian;

d. Data dan informasi dalam rangka mendukung pengambilan keputusan masih terbatas;

e. Lemahnya pengendalian intern terhadap pelaksanaan kegiatan dan anggaran sehingga pencapaian target belum optimal.

2. Lingkungan Eksternal

1) Peluang

a. Adanya dukungan penyediaan data industri oleh Badan Pusat Statistik(BPS);

b. Terbangunnya jalinan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga lainnya;

c. Reformasi Birokrasi di Indonesia yang telah berjalan dan terus ditingkatkan untuk mewujudkan birokrasi yang bersih, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel;

d. Kualitas Laporan Keuangan yang mendapatkan capaian standar tertinggi, yaitu opini WTP.

2) Ancaman

a. Penghematan anggaran oleh Kementerian Keuangan dan

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dapat menghambat pelaksanaan program dan kegiatan yang telah direncanakan;

b. Koordinasi dan sinergitas antar Kementerian/Lembaga belum optimal;

c. Belum optimalnya koordinasi pelaksanaan kegiatan Kementerian Perindustrian antara unit kerja pusat dan daerah;

d. Banyaknya Program Legislasi Nasional (prolegnas) yang harus diselesaikan sehingga menambah waktu tunggu pengesahan rancangan peraturan yang disusun Kemenperin.

(18)

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS

A. Visi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian. Untuk itu, Sekretariat Jenderal mendukung dan mengoptimalkan segenap potensi yang ada untuk mewujudkan visi Kementerian Perindustrian yang juga merupakan visi Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2020-2024 sebagai berikut:

“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Negara apabila dipandang dalam sudut pandang sektor industri adalah mewujudkan industri tangguh dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri dalam mengelola sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja melalui penambahan lapangan kerja baru, serta meningkatnya investasi dan ekspor sektor industri sehingga dapat bersaing dengan negara maju lainnya. Pemanfaatan teknologi dimaksudkan dapat mengelola sumber daya yang ada dengan kekuatan SDM yang kompeten dan IPTEK yang inovatif melalui implementasi Making Indonesia 4.0 untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata.

B. Misi

Dalam rangka mewujudkan visi Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2020-2024 yang akan dicapai melalui 9 (sembilan) misi yang telah ditetapkan

juga menjadi visi Kementerian Perindustrian, yaitu: 1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia;

2. Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing; 3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan;

4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan;

(19)

6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat,dan Terpercaya;

7. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga;

8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya; dan 9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan.

Kementerian Perindustrian juga memiliki nilai-nilai yang telah ditetapkan sebagai acuan bagi pegawai Kementerian Perindustrian mewujudkan manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan semangat bergotong royong yang

diharapkan berdampak positif bagi pertumbuhan industri di Indonesia. Nilai-nilai tersebut terdiri dari integritas, profesional, inovatif, produktif dan

kompetitif. Kelima nilai ini disebut INSAN OKE, yang harus diketahui,

dipahami dan dilaksanakan oleh semua pegawai Kementerian Perindustrian dalam bekerja, bersikap, dan berkontribusi dalam pengembangan industri nasional.

Penjabaran dari masing-masing nilai tersebut sebagai berikut:

1. Integritas. Diartikan berpikir, berkata, berperilaku, dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral yang berlaku. Dengan memegang teguh integritas, maka perilaku utama yang dijalani oleh para pegawai di lingkungan Kementerian Perindustrian adalah bertindak dengan konsisten yang dilandasi dengan norma dan kode etik profesi, serta bekerja dengan penuh tanggung jawab dan transparan. 2. Profesional. Diartikan bekerja dengan tuntas dan akurat didasarkan

kompetensi terbaik, penuh tanggung jawab, dan memiliki komitmen yang tinggi. Perilaku utama dari profesionalitas adalah bekerja dengan kualifikasi teknis, standar profesi dan prosedur baku, dan melaksanakan tugas, fungsi, wewenang dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan.

3. Inovatif. Diartikan berupaya melakukan berbagai penyempurnaan yang memiliki nilai tambah untuk mengimplementasikan gagasan sebagai solusi alternatif guna mempermudah proses kerja yang lebih baik, cepat, dan tepat. Perilaku utama dari nilai kerja inovatif adalah selalu melakukan

perbaikan proses dan cara kerja secara berkesinambungan,

mengembangkan ide baru, alternatif, atau kreasi dalam meningkatkan pelayanan kepada para pemangku kepentingan.

4. Produktif. Diartikan mengelola sumber daya secara efektif dan efisien untuk memberikan hasil kerja yang bermanfaat dan tepat guna sesuai

(20)

dengan target yang telah ditetapkan. Perilaku utama dari nilai produktif ini adalah bekerja dengan menggunakan sumber daya secara optimal mencapai kinerja yang maksimal, dan hasil kerja memberikan manfaat dan berguna bagi para pemangku kepentingan.

5. Kompetitif. Diartikan menjadi yang terbaik, memiliki daya saing dan keunggulan serta berguna baik bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Nilai kerja ini terpancar dari perilaku utama yang dimiliki, yakni bersikap dan berperilaku untuk menjadi yang terbaik, dan mengedepankan keunggulan atau keunikan yang dimilikinya dalam menghadapi persaingan.

C. Tujuan

Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi pembangunan industri, maka disusunlah tujuan dari Sekretariat Jenderal yakni, “Terwujudnya Dukungan

Manajemen Kementerian Perindustrian yang Efektif” dengan indikator

tujuannya yakni Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Perindustrian.

D. Sasaran Strategis

Untuk mencapai tujuan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian yang telah ditetapkan, maka perlu dijabarkan dalam beberapa sasaran strategis dengan menggunakan pendekatan metode Balanced Score Card (BSC) yang dibagi dalam tiga perspektif, yakni Perspektif Pelanggan (Customer Perspective), Perspektif Proses Internal (Internal Process Perspective), dan Perspektif Pembelajaran Organisasi (Learn and Growth Perspective), sebagai berikut:

(21)

1. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective), terdiri atas 3 (tiga) sasaran

strategis (SS), sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1: Terwujudnya tata kelola kementerian yang efektif dan efisien, dengan indikator kinerja utama:

a. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian. Target pada tahun 2020 adalah nilai 78 dan menjadi nilai 80 pada tahun 2024; dan

b. Efektivitas regulasi bidang industri yang ditetapkan. Pada tahun 2020 ditargetkan efektifitas sebesar 72 persen dan mencapai 80 persen pada tahun 2024.

Sasaran Strategis 2: Meningkatnya penggunaan produk dalam negeri,

dengan indikator kinerja utama:

a. Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Pada tahun 2020 ditargetkan capaian sebesar 46,63 persen dan meningkat hingga 52,48 persen pada tahun 2024 berdasarkan penilaian Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP); dan

b. Jumlah produk tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) ≥ 25% yang masih berlaku. Pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak 6200

produk dan meningkat hingga 8400 produk tersertifikasi pada tahun 2024.

Sasaran Strategis 3: Terwujudnya sistem informasi industri yang andal dan efektivitas publikasi kinerja industri, dengan indikator kinerja utama:

a. Tingkat kesesuaian data dan informasi industri terhadap permintaan eksternal. Pada tahun 2020 tingkat kesesuaian data dan informasi industri terhadap permintaan eksternal ditargetkan sebesar 2,80 dan mencapai 2,85 pada tahun 2024; dan

b. Persentase jumlah media partner yang mempublikasikan kinerja Kemenperin. Pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak 80 partner media dan meningkat sebanyak 84 partner pada tahun 2024.

(22)

2. Perspektif Proses Internal (Internal Process Perspective), terdiri atas 7

(tujuh) sasaran strategis (SS), sebagai berikut:

Sasaran Strategis 4: Terwujudnya tata kelola keuangan, BMN, Sarana dan Prasarana Kemenperin yang efektif dan efisien, dengan indikator

kinerja:

a. Nilai kinerja pengelolaan anggaran Kementerian Perindustrian. Hasil penilaian pada tahun 2020 ditargetkan adalah 90 dan meningkat hingga nilai 94 pada tahun 2024 berdasar penilaian yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan;

b. Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN. Pada tahun 2020 hingga tahun 2024 ditargetkan untuk mendapatkan nilai/opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK);

c. Indeks kepuasan ketersediaan sarana dan prasarana. Pada tahun 2020 nilai indikator kepuasan ditargetkan sebesar 3,0 dan meningkat sebesar 4,0 pada tahun 2024; dan

d. Efisiensi energi gedung kantor pusat Kementerian Perindustrian. Pada tahun 2020 tingkat keberhasilan konservasi energi ditargetkan sebesar 41 persen dan meningkat hingga 42 persen pada tahun 2024 berdasar standar nilai indeks konsumsi energi sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Nomor 38 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung Hijau.

Sasaran Strategis 5: Meningkatnya kualitas dan efektivitas perencanaan program, anggaran, dan evaluasi kinerja industri, dengan indikator

kinerja:

a. Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan dengan rencana program dan kegiatan prioritas nasional. Pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 95,5 persen dan mencapai 97,5 persen pada tahun 2024; dan

b. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Sekretariat Jenderal. Pada tahun 2020 nilai SAKIP Sekretariat Jenderal ditargetkan sebesar 84 dan pada tahun 2024 ditargetkan sebesar 85 berdasar asesmen tim evaluator Inspektorat Jenderal.

(23)

Sasaran Strategis 6: Meningkatnya kinerja ASN dan Efektivitas Organisasi, dengan indikator kinerja:

a. Indeks kompetensi, profesional, dan integritas pegawai Kemenperin. Pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 70 persen dan meningkat sebesar 80 persen pada tahun 2024;

b. Indeks kesesuaian organisasi. Target pada tahun 2020 ditetapkan sebesar 71 persen dan meningkat menjadi 75 persen pada tahun 2024; c. Indeks kesesuaian tata laksana. Target yang ditetapkan pada tahun 2020

adalah sebesar 71 persen dan meningkat hingga 75 persen pada tahun 2024;

d. Indeks audit kearsipan. Nilai yang ditargetkan untuk dicapai pada tahun 2020 adalah “BB” dan meningkat hingga “A” pada tahun 2024 berdasar penilaian oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI); dan

e. Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Pada tahun 2020 ditetapkan target indeks sebesar 3,2 dan meningkat hingga 4,0 pada tahun 2024.

Sasaran Strategis 7: Meningkatnya layanan legislasi dan advokasi yang andal, dengan indikator kinerja:

a. Indeks ketetapan waktu penyelesaian tanggapan/telaahan hukum terhadap rancangan peraturan perundang-undangan. Target yang ditetapkan pada tahun 2020 adalah sebanyak 15 hari dan terakselerasi hingga mencapai 7 hari pada tahun 2024; dan

b. Persentase kasus hukum yang diselesaikan. Target pada tahun 2020 hingga tahun 2024 adalah sebesar 100 persen.

Sasaran Strategis 8: Meningkatnya nilai TKDN produk industri, dengan

indikator kinerja:

a. Jumlah sertifikasi TKDN. Pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak 1000 sertifikat yang ditandasahkan oleh pusat P3DN dan meningkat menjadi 2700 sertifikat pada tahun 2024; dan

b. Nilai produk dalam negeri yang digunakan dalam proses pengadaan

pemerintah. Pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak Rp1,0 triliun dan

meningkat hingga Rp2,0 triliun rupiah pada tahun 2024 berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

(24)

Sasaran Strategis 9:Tersedianya data dan informasi industri yang berkualitas, dengan indikator kinerja:

a. Tersedianya data dan informasi sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan. Pada tahun 2020 ditargetkan indeks sebesar 3,0 dan meningkat hingga 3,18 pada tahun 2024; dan

b. Tingkat ketepatan waktu penyampaian informasi baku secara periodik. Target yang ditetapkan pada tahun 2020 hingga tahun 2024 adalah sebesar 100 persen.

Sasaran Strategis 10: Meningkatnya pemberitaan media massa dan interaksi media sosial terhadap kinerja industri, dengan indikator kinerja:

a. Tingkat Interaksi (Engagement Rate) Akun Media Sosial Kemenperin dengan Masyarakat. Pada tahun 2020 ditetapkan target sebesar 2,0 persen dan meningkat hingga 3,0 persen pada tahun 2024; dan

b. Peningkatan pemberitaan dan publikasi di media massa. Target pada tahun 2020 ditetapkan sebesar 5 persen dan meningkat hingga 12 persen pada tahun 2024.

3. Perspektif Pembelajaran Organisasi (Learn and Growth Perspective),

terdiri atas 4 (empat) sasaran strategis (SS), sebagai berikut:

Sasaran Strategis 11: Meningkatnya Kinerja ASN Setjen, dengan indikator

kinerja:

Indeks kompetensi, profesional, dan integritas pegawai Sekretariat Jenderal. Target pada tahun 2020 adalah sebesar 70 persen dan meningkat hingga 80 persen pada tahun 2024.

Sasaran Strategis 12: Meningkatnya penggunaan Knowledge Management di Setjen, dengan indikator kinerja:

Rata-rata informasi yang dibagikan ke Knowledge Management Intranet. Pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 6 informasi dan meningkat menjadi 10 informasi pada tahun 2024.

Sasaran Strategis 13: Meningkatnya efektivitas organisasi Setjen,

dengan indikator kinerja:

Indeks kesesuaian organisasi Sekretariat Jenderal. Target yang ditetapkan pada tahun 2020 adalah sebesar 71 persen dan meningkat hingga 75 persen pada tahun 2024.

(25)

Sasaran Strategis 14: Meningkatnya tata kelola keuangan Setjen secara efisien dan akuntabel, dengan indikator kinerja:

Nilai kinerja pengelolaan anggaran Sekretariat Jenderal. Pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 90 persen dan meningkat hingga 94 persen pada tahun 2024.

(26)

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

A. Arah Kebijakan dan Strategi

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, terdapat 5 (lima) arahan utama Presiden, yaitu:

1. Pembangunan SDM;

2. Pembangunan Infrastruktur; 3. Penyederhanaan Regulasi;

4. Penyederhanaan Birokrasi; dan 5. Transformasi Ekonomi.

Kelima arahan tersebut merupakan amanat Presiden untuk mencapai tujuan utama dari rencana pembangunan nasional periode terakhir. Selanjutnya, dari kelima arahan tersebut dirumuskan agenda pembangunan yang didalamnya mencakup Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas. Adapun agenda pembangunan tersebut yaitu:

1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas; 2. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan;

3. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing; 4. Membangun kebudayaan dan karakter bangsa;

5. Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar;

6. Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim; dan

7. Memperkuat stabilitas polhukhankam dan transformasi pelayanan publik. Fokus Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas Kementerian Perindustrian berkontribusi dalam Agenda Pembangunan I yaitu “Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan”. Kebijakan pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi akan dilakukan dengan melaksanakan peningkatan nilai tambah ekonomi.

Arah kebijakan Kementerian Perindustrian dalam Rencana Strategis tahun 2020-2024 disusun berdasarkan visi dan dijabarkan ke dalam 6 (enam)

(27)

misi pembangunan industri, dilaksanakan melalui 6 (enam) kebijakan pembangunan sektor industri, yaitu:

1. Kebijakan pengembangan sumber daya industri;

2. Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana industri; 3. Kebijakan pemberdayaan industri;

4. Kebijakan pengembangan perwilayahan industri; 5. Kebijakan fasilitas fiskal dan nonfiskal; dan 6. Kebijakan reformasi birokrasi.

Dari 6 misi tersebut, Sekretariat Jenderal melaksanakan kebijakan pengembangan sarana dan prasarana industri, kebijakan pemberdayaan industri, dan kebijakan reformasi birokrasi. Adapun langkah-langkah operasional yang ditempuh dari setiap kebijakan adalah sebagai berikut :

a. Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana industri dilaksanakan melalui:

1. Program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian dengan sasaran terwujudnya sistem informasi industri yang andal dan efektivitas publikasi kinerja industri.

2. Pengembangan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas). Penyelenggaraan SIINas meliputi:

(1) pembangunan danpengembangan sistem informasi; (2) pengelolaan sistem informasi;

(3) pengadaan data dan penyediaan informasi; (4) penyebarluasan data dan informasi; dan

(5) pembinaan dan pengawasan sistem informasi. Implementasi SIINas tahun 2020-2024 akan difokuskan pada beberapa aktivitas utama yaitu:

(a) pengumpulan data industri dan data kawasan industri secara online, pengadaan data peluang dan perkembangan peluang pasar, dan data perkembangan teknologi industri;

(b) pengembangan sistem informasi dan integrasi proses bisnis yang terkait dengan pemberian fasilitas fiskal dan nonfiskal, serta layanan publik Kementerian Perindustrian ke dalam SIINas; (c) publikasi informasi industri;

(d) pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan industri, perusahaan kawasan industri, dan pemerintah daerah.

(28)

b. Kebijakan pemberdayaan industri dilaksanakan melalui:

1. Program nilai tambah dan daya saing industri dengan 4 (empat) sasaran yaitu:

1) Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri pengolahan nonmigas;

2) Meningkatnya kemampuan industri dalam negeri; 3) Meningkatnya penguasaan pasar industri; dan

4) Penguatan kewirausahaan dan industri kecil dan menengah (IKM). 2. Program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian dengan

sasaran meningkatnya penggunaan produk dalam negeri.

c. Kebijakan reformasi birokrasi dilaksanakan melalui Program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian dengan 3 (tiga) sasaran yaitu:

1) Terwujudnya Tata Kelola Kementerian yang Efektif dan Efisien; 2) Terwujudnya Efektifitas dan Efisiensi Pelaksanaan Program

Kementerian Perindustrian; dan

3) Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.

Reformasi Birokrasi merupakan upaya berkelanjutan yang setiap tahapannya memberikan perubahan atau perbaikan birokrasi ke arah yang lebih baik. Reformasi Birokrasi berkaitan dengan penataan ulang proses birokrasi dari tingkat (level) tertinggi hingga terendah dan melakukan terobosan baru (innovation breakthrough) dengan langkah-langkah bertahap, konkret, realistis, sungguh-sungguh, berfikir di luar kebiasaan/rutinitas yang ada (out of the box thinking), perubahan paradigma (a new paradigm shift), dan dengan upaya luar biasa (business not as usual).

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi tahun 2020–2024 merupakan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Perindustrian dengan sasaran sebagai berikut:

1. terwujudnya birokrasi Kementerian Perindustrian yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN);

2. meningkatnya kualitas pelayanan publik Kementerian Perindustrian kepada masyarakat; dan

3. meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja Kementerian

Perindustrian.

Untuk mewujudkan sasaran Reformasi Birokrasi (RB) tersebut di atas, Kementerian Perindustrian akan melakukan perubahan-perubahan secara bertahap dan berkesinambungan, antara lain dengan mengubah sistem kerja yang konvensional menjadi sistem kerja yang berbasis IT (online, real time, and

(29)

integrated) dan paperless sehingga dapat dicapai efisiensi/optimalisasi

penggunaan anggaran, meningkatnya kualitas pelayanan publik,

meningkatnya akuntabilitas, kinerja organisasi, dan mencegah praktik-praktik KKN dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Perindustrian.

Perubahan lain yang diharapkan adalah perubahan pola pikir pegawai yang semula berorientasi “ingin dilayani” menjadi “pelayan publik” dan perubahan budaya kerja. Dengan didukung perbaikan sistem, secara bertahap akan dapat dicapai kondisi birokrasi yang diinginkan yaitu yang dapat mewujudkan tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi pemerintah yang profesional, berintegritas tinggi, menjadi pelayan masyarakat dan abdi negara sehingga dapat memberikan kontribusi pada capaian kinerja Kementerian Perindustrian dan akan memiliki dampak nyata bagi sektor industri.

Dalam pelaksanaan program RB, Kementerian Perindustrian telah menetapkan 8 (delapan) area perubahan sebagai berikut:

1. Manajemen Perubahan;

2. Penataan Peraturan Perundang-Undangan; 3. Penataan dan Penguatan Organisasi;

4. Penataan Tata Laksana;

5. Penataan Sistem Manajemen SDM; 6. Penguatan Akuntabilitas Kinerja;

7. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; dan 8. Penguatan Pengawasan

B. Kerangka Regulasi

Dalam rangka meningkatkan kinerja Sekretariat Jenderal dan mendukung pencapaian kinerja Kementerian, maka perlu disusun dan ditetapkan regulasi yang mengatur pengelolaan internal Kementerian. Sekretariat Jenderal yang memilki tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian, dipandang perlu untuk menyusun regulasi dimaksud. Adapun beberapa regulasi yang akan disusun dan ditetapkan selama periode 2020–2024 sebagai berikut:

(30)

Tabel 3.1 Matriks Usulan Penyusunan dan Penetapan Regulasi Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024

No. Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian Dan Penelitian

Unit Penanggungjawab Unit Terkait/ Institusi Target Penyelesaian 1 RPerpres tentang Kebijakan Industri Nasional Tahun 2020-2024 Amanat PP Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035

Biro Perencanaan Biro

Perencanaan 2020 2 Permenperin Renja Pembangunan Industri Tahun 2020, 2021, 2022, 2023, 2024 Amanat UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian

Biro Perencanaan Direktorat Jenderal terkait 2020, 2021, 2022, 2023, 2024 3 Permenperin Renstra Kementerian Perindustrian 2020-2024 Peraturan Menteri PPN/Bappenas Nomor 5 Tahun 2019 Tentang

Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024

Biro Perencanaan Direktorat Jenderal terkait

2020

4 Peraturan Menteri Perindustrian tentang Kelas Jabatan pada Setiap Jabatan di Lingkungan Kementerian Perindustrian Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2018 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Perindustrian ; Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2013 tentang Penetapan Kelas Jabatan di Lingkungan Instansi Pemerintah

Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia Seluruh Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Perindustrian 2020 5 Rancangan Peraturan Menteri Tentang Pelayanan Advokasi Hukum di Kementerian Perindustrian Rancangan ini merupakan standarisasi pelayanan advokasi hukum

Biro Hukum Seluruh Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Perindustrian

(31)

No. Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian Dan Penelitian

Unit Penanggungjawab Unit Terkait/ Institusi Target Penyelesaian 6 Rencangan Peraturan Menteri Perindustrian Tentang Klasifikasi dan Kode Kearsipan

Rancangan ini merupakan tindak lanjut hasil pengawasan kearsipan tahun 2018-2019

Biro Umum Seluruh Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Perindustrian 2021 7 Revisi Permenperin Nomor 31 Tahun 2017 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 19/M-Ind/Per/2/2010 Tentang Daftar Mesin, Barang, Dan Bahan Produksi Dalam Negeri Untuk Pembangunan Atau Pengembangan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal

Revisi ini merupakan pemutakhiran data daftar mesin, barang, dan bahan produksi dalam negeri untuk pembangunan atau pengembangan Industri dalam rangka penanaman modal Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri 2020 8 RPP tentang Perubahan atas PP Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035 Amanat UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian

Biro Perencanaan Biro

Perencanaan 2021 9 Rencangan Peraturan Menteri Perindustrian Tentang Pengelolaan Arsip Dinamis Rancangan ini merupakan tindak lanjut hasil pengawasan kearsipan tahun 2018-2019

Biro Umum Seluruh Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Perindustrian 2021 10 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pedoman Pembentukan Tim Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Amanat PP Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri Pasal 74 ayat (3) Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri 2021

(32)

No. Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian Dan Penelitian

Unit Penanggungjawab Unit Terkait/ Institusi Target Penyelesaian 11 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian

tentang Kriteria, Tata Cara, dan

Persyaratan Pengenaan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Perindustrian Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian ini merupakan rancangan peraturan turunan dari Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian

Perindustrian (belum disahkan)

Biro Keuangan Seluruh Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Perindustrian 2021 12 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Rancangan Permenperin ini merupakan perubahan terhadap permenperin Nomor 52 tahun 2015 tentang SPIP di lingkungan Kemenperin (PP 60 Tahun 2008)

Biro Keuangan Seluruh Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Perindustrian 2021 13 Peraturan Menteri Perindustrian Tentang Pemberian Kuasa Dan Pendelegasian Kewenangan Bidang Kepegawaian Di Lingkungan Kementerian Perindustrian

Revisi Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 47/M-IND/PER/12/2005 tentang Pemberian Kuasa dan Pendelegasian Kewenangan Bidang Kepegawaian di Lingkungan Departemen Perindustrian

Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia Seluruh Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Perindustrian 2021 14 Peraturan Menteri Perindustrian tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian Dengan adanya penyetaraan dari jabatan struktural ke fungsional diperlukan perubahan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian

Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia Seluruh Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Perindustrian 2021 15 Revisi Permenperin Nomor 57 Tahun 2006 tentang Amanat PP Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Pusat Peningkatan Penggunaan 2021

(33)

No. Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian Dan Penelitian

Unit Penanggungjawab Unit Terkait/ Institusi Target Penyelesaian Penunjukan Surveyor Sebagai Pelaksana Verifikasi Capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) atas Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri

Pasal 70 ayat (7) Negeri Produk Dalam

Negeri

16 Revisi Permenperin Nomor 16 Tahun 2011 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri Amanat PP Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri Pasal 68 ayat (3) dan Pasal 69 Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri 2021 17 Perubahan Peraturan Menteri Perindustrian No 351 Tahun 2011 tentang Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Kementerian Perindustrian Perubahan penugasan PPID Kementerian Perindustrian dari Kepala Pusat Komunikasi Publik menjadi Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Perluasan PPID di Unit Pusat terutama penambahan PPID di lingkungan Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal,

dan Perubahan tata cara permohonan informasi publik dimana permohonan informasi dilakukan melalui satu pintu yaitu Biro Hubungan Masyarakat Biro Hubungan Masyarakat Seluruh Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Perindustrian 2022 18 Permenperin tentang Pengenaan Besaran Denda Administrasi dalam Penyampaian Data Industri

Amanat PP No.2 Tahun 2017 dan Permenperin No.2 Tahun 2019

Pusat Data dan Informasi Direktorat Jenderal terkait, Biro Keuangan 2022 19 Revisi Permenperin Nomor 02 Tahun 2014 tentang Pedoman Amanat PP Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam 2022

(34)

No. Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian Dan Penelitian

Unit Penanggungjawab Unit Terkait/ Institusi Target Penyelesaian Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Negeri 20 Revisi Permenperin Nomor 03 Tahun 2014 tentang Pedoman Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah Yang Tidak Dibiayai Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Amanat PP Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri 2022 21 Permenperin tentang Pengelolaan SIINas

Amanat UU No.3 Tahun 2014 dan PP No.2 Tahun 2017

Pusat Data dan Informasi

Direktorat Jenderal terkait

2024

C. Kerangka Kelembagaan

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54) sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 142) Kementerian Perindustrian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam membantu kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, Kementerian Perindustrian memiliki unit organisasi Sekretariat Jenderal.

Sesuai Peraturan Menteri Perindustrian nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Sekretariat Jenderal

(35)

terdiri atas 6 (enam) Biro. Selain itu, terdapat 2 (dua) Pusat yang bertanggung jawab langsung kepada Menteri namun memiliki fungsi koordinasi dengan Sekretariat Jenderal. Secara lengkap nomenklatur eselon II dan tugas dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Nomenklatur unit kerja eselon II & tugas di lingkungan Sekretariat Jenderal tahun 2020 – 2024

No. Nomenklatur Unit Kerja

Eselon II Tugas

1 Biro Perencanaan Melaksanakan koordinasi dan penyusunan perencanaan program dan anggaran di bidang ekosistem inovasi industri, ekosistem manufaktur, komersialisasi produk industri, dukungan administrasi, dan pengawasan kementerian serta evaluasi dan pelaporan Kementerian Perindustrian.

2 Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Melaksanakan pembinaan dan koordinasi perencanaan, penataan, dan evaluasi organisasi dan tata laksana serta pengelolaan manajemen sumber daya manusia

3 Biro Keuangan Melaksanakan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi urusan keuangan dan barang milik negara kementerian, pengelolaan dan pengendalian risiko serta pelaksanaan reformasi birokrasi.

4 Biro Hukum Melaksanakan pembinaan, koordinasi, dan fasilitasi penyusunan dan evaluasi peraturan perundang-undangan dan perjanjian kerja sama, advokasi hukum serta pengelolaan jaringan informasi dan dokumentasi hukum.

5 Biro Hubungan Masyarakat Melaksanakan pembinaan, koordinasi, dan pemberian dukungan administrasi hubungan masyarakat.

6 Biro Umum Melaksanakan koordinasi, pembinaan, dan pengelolaan program dan ketatausahaan pimpinan, keprotokolan, kearsipan, administrasi, perpustakaan, kerumahtanggaan serta pengelolaan barang milik negara Sekretariat Jenderal dan pengadaan barang/jasa di lingkungan kementerian.

7 Pusat Data dan Informasi Melaksanakan pembinaan dan pengelolaan sistem informasi, kerja sama, manajemen data, serta analisis dan penyajian data dan informasi.

8 Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)

Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan penggunaan produk dalam negeri.

(36)

Untuk struktur organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian, dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Struktur organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian

(37)

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

A. Target Kinerja

Untuk mencapai sasaran strategis tahun 2020-2024 sesuai dengan arah kebijakan dan strategi serta struktur organisasi Kementerian Perindustrian yang telah dijabarkan, Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian akan melaksanakan program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian yang bertujuan untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian. Adapun sasaran-sasaran program/sasaran strategi/outcome dan indikator outcome yang akan dicapai dari pelaksanaan program ini sebagai berikut :

Tabel 4.1 Sasaran dan Indikator Kinerja

Program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

Kode Sasaran Program (Outcome)/Indikator Satuan Target

2020 2021 2022 2023 2024 DUKUNGAN MANAJEMEN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Tj Terwujudnya dukungan manajemen Kementerian Perindustrian yang efektif Tj1 Indeks Reformasi Birokrasi (RB)

Kementerian Perindustrian

Nilai 78 78,5 79 79,5 80

CUSTOMER PERSPECTIVE

SS1 Terwujudnya tata kelola Kementerian yang efektif dan efisien 1 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian

Nilai 78 78,5 79 79,5 80

2 Efektivitas regulasi bidang industri yang ditetapkan

Persen 72 74 76 78 80

SS2 Meningkatnya penggunaan produk dalam negeri 1 Persentase nilai capaian penggunaan

produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah

Persen 46,63 48,02 49,47 50,95 52,48

2 Jumlah produk tersertifikasi TKDN ≥ 25% yang masih berlaku

Produk 6200 6630 7130 7640 8400 SS3 Terwujudnya sistem informasi industri yang andal dan efektivitas publikasi kinerja industri

1 Tingkat kesesuaian data dan informasi industri terhadap permintaan eksternal

Skala (1-4) 2,80 2,81 2,82 2,83 2,85

2 Persentase jumlah media partner yang mempublikasikan kinerja Kemenperin

Nilai 80 81 82 83 84

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

SS4 Terwujudnya tata kelola keuangan, BMN, Sarana dan Prasarana kemenperin yang efektif dan efisien

1 Nilai kinerja pengelolaan anggaran Kementerian Perindustrian

Nilai 90 92,5 93 93,5 94

2 Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN

(38)

Kode Sasaran Program (Outcome)/Indikator Satuan Target

2020 2021 2022 2023 2024 3 Indeks kepuasan ketersediaan

sarana dan prasarana

Indeks 3,0 3,0 3,0 3,0 4,0 4 Efisiensi energi gedung kantor pusat

Kementerian Perindustrian

Persen 41 41 41 42 42

SS5 Meningkatnya kualitas dan efektivitas perencanaan program, anggaran, dan evaluasi kinerja industri

1 Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan dengan rencana program dan kegiatan prioritas nasional

Persen 95,5 96 96,5 97 97,5

2 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Sekretariat Jenderal

Nilai 84 84 85 85 85

SS6 Meningkatnya kinerja ASN dan Efektivitas Organisasi

1 Indeks kompetensi, profesional, dan integritas pegawai Kemenperin

Persen 70 71 73 76 80

2 Indeks kesesuaian organisasi Persen 71 72 73 74 75 3 Indeks kesesuaian tata laksana Persen 71 72 73 74 75

4 Indeks audit kearsipan Nilai BB BB BB BB A

5 Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)

Nilai 3,2 3,4 3,5 3,7 4,0 SS7 Meningkatnya layanan legislasi dan advokasi yang andal

1 Indeks ketetapan waktu penyelesaian tanggapan/telaahan hukum terhadap rancangan peraturan perundang-undangan

Hari 15 15 10 10 7

2 Persentase kasus hukum yang diselesaikan

Persen 100 100 100 100 100 SS8 Meningkatnya nilai TKDN produk industri

1 Jumlah sertifikasi TKDN Produk 1000 2000 2300 2500 2700 2

Nilai produk dalam negeri yang digunakan dalam proses pengadaan pemerintah

Triliun 1,0 1,25 1,5 1,7 2,0

SS9 Tersedianya data dan informasi industri yang berkualitas 1 Tersedianya data dan informasi

sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan

Skala (1-4)

3,0 3,10 3,12 3,15 3,18

2 Tingkat ketepatan waktu penyampaian informasi baku secara periodik

Persen 100 100 100 100 100

SS10 Meningkatnya pemberitaan media massa dan interaksi media sosial terhadap kinerja industri 1 Tingkat Interaksi (Engagement Rate)

Akun Media Sosial Kemenperin dengan Masyarakat

Persen 2,0 2,2 2,4 2,6 3,0

2 Peningkatan pemberitaan dan publikasi di media massa

Persen 5 7 9 10 12

LEARN & GROWTH PERSPECTIVE

SS11 Meningkatnya Kinerja ASN Setjen 1 Indeks kompetensi, profesional, dan

integritas pegawai Sekretariat Jenderal

Persen 70 71 73 76 80

SS12 Meningkatnya penggunaan Knowledge management di Setjen 1 Rata-rata informasi yang dibagikan

ke knowledge management intranet

Informasi 6 7 8 9 10

SS13 Meningkatnya efektivitas organisasi setjen 1 Indeks kesesuaian organisasi

Sekretariat Jenderal

(39)

Kode Sasaran Program (Outcome)/Indikator Satuan Target

2020 2021 2022 2023 2024 SS14 Meningkatnya tata kelola keuangan Setjen secara efisien dan akuntabel

1 Nilai kinerja pengelolaan anggaran Sekretariat Jenderal

Nilai 90 92,5 93 93,5 94

B. Kerangka Pendanaan

Untuk mencapai sasaran strategis tahun 2020-2024, Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian akan melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan arah kebijakan dan strategi serta struktur organisasi yang telah ditetapkan. Berikut ini kerangka pendanaan dari program dan kegiatan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian tahun 2020-2024.

Tabel 4.2

Kerangka Pendanaan Program dan Kegiatan

Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

KODE PROGRAM/KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP MILIAR) 2020 2021 2022 2023 2024 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 165,0 490,0 490,0 490,0 490,0

1824

Peningkatan Layanan Legislasi,

Advokasi, Dokumentasi, Dan Informasi Hukum

6,0 22,4 22,4 22,4 22,4

1825

Peningkatan Layanan Administrasi, Layanan Pengadaan, Layanan Kesehatan dan Manajemen Perkantoran Berbasis Teknologi

32,5 54,1 54,1 54,1 54,1

1826 Pengembangan Organisasi dan Sumber

Daya Manusia 6,0 18,9 18,9 18,9 18,9

1827

Peningkatan Sistem Tata Kelola Keuangan dan Barang Milik Negara yang Profesional

55,2 68,3 68,3 68,3 68,3 1828 Peningkatan Kualitas Perencanaan dan

Pelaporan 12,5 80,0 80,0 80,0 42,0

1829 Pembangunan Sistem Informasi

Industri yang Terintegrasi dan Andal 19,7 78,1 78,1 78,1 100,0 1831 Peningkatan Kualitas Kehumasan 13,5 56,0 56,0 56,0 56,0 4905 Peningkatan Penggunaan Produk

Dalam Negeri 11,6 36,9 36,9 36,9 36,9

5270

Pembangunan, Pengadaan, Perbaikan dan Peningkatan Sarana dan

Prasarana Kerja

(40)

BAB V PENUTUP

Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 merupakan rencana kerja jangka menengah dan merupakan penjabaran program, kegiatan, sasaran, dan indikator kinerja dalam upaya untuk mencapai visi dan misi Sekretariat Jenderal selama lima tahun ke depan. Penyusunan Renstra dilakukan secara sistematis, komprehensif, integratif, dan sinergis dengan menggunakan alat bantu peta strategi dan Key Performance Indicator (KPI) agar penggunaan sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan secara lebih efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. Rencana Strategis Sekretariat Jenderal akan di-review secara berkala setiap tahunnya dan dilakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan kebijakan jika dipandang perlu.

Kegiatan-kegiatan tahunan telah disusun dan direncanakan berdasarkan kondisi lingkungan saat ini. Oleh karena itu seiring dengan berjalannya waktu pelaksanaan, kegiatan-kegiatan tersebut dapat diperkaya sesuai dengan perubahan lingkungan yang ada ketika menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT).

Renstra Sekretariat Jenderal ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja dan memberikan kejelasan terhadap tahap-tahap pencapaian visi dan misi Sekretariat Jenderal secara sistematis.

(41)

Gambar 1 Peta Strategis Renstra Kementerian Perindustrian 2020-2024

(42)

Gambar 2 Pohon Kinerja Setjen dalam Renstra Kemenperin 2020-2024

Terwujudnya dukungan manajemen Kementerian Perindustrian yang efektif

Ren str a Ke men p er in T ah u n 2 0 2 0 -2 0 2 4 R e n st ra Se tj e n T ah u n 2 0 2 0 -2 02 4

1. Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah Meningkatnya kemampuan industri

dalam negeri SS3

2. Produk tersertifikasi TKDN ≥ 25% yang masih berlaku

Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif

SS7

1. Efektivitas regulasi bidang industri yang ditetapkan

Terwujudnya ASN Kementerian Perindustrian yang profesional dan berkepribadian

SS10

1. Indeks kompetensi, profesional, dan integritas pegawai Kementerian Perindustrian

Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

SS12

1. Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN

2. Indeks RB Kementerian Perindustrian

Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan, serta pengendalian ynag berkualitas dan akuntabel

SS13

1. Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan dengan rencana program dan kegiatan prioritas nasional

2. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian

Terwujudnya sistem informasi industri yang berkualitas

SS11

1. Data dan informasi sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan

2. Tingkat ketepatan waktu penyampaian informasi baku secara periodik

1. Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Perindustrian

Terwujudnya tata kelola Kementerian efektif dan efisien

SP1

1. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian

2. Efektivitas regulasi bidang industri yang ditetapkan

Meningkatnya penggunaan produk dalam negeri SP2

1. Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah

2. Jumlah produk tersertifikasi TKDN ≥ 25% yang masih berlaku

Terwujudnya tata kelola keuangan, BMN, Sarana dan Prasarana kemenperin yang efektif dan efisien SP4

1. Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN

Meningkatnya kualitas dan efektivitas perencanaan program, anggaran, dan evaluasi kinerja industri SP5

1. Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan dengan rencana program dan kegiatan prioritas nasional

Meningkatnya kinerja ASN dan Efektivitas Organisasi

SP6

1. Indeks kompetensi, profesional, dan integritas pegawai Kemenperin

Terwujudnya tata kelola keuangan, BMN, Sarana dan Prasarana kemenperin yang efektif dan efisien

SP9

1. Tersedianya data dan informasi sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan

2. Tingkat ketepatan waktu penyampaian informasi baku secara periodik ST

(43)

Gambar

Tabel 1.1 Capaian Renstra Setjen Tahun 2015-2019
Gambar 2.1 Peta Strategis Sekretariat Jenderal 2020-2024
Tabel 3.1 Matriks Usulan Penyusunan dan Penetapan Regulasi   Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024
Tabel 3.2 Nomenklatur unit kerja eselon II & tugas di lingkungan  Sekretariat Jenderal tahun 2020 – 2024
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2014 pasal 46 ayat 3 yang menyatakan bahwa persetujuan penggunaan tanda SNI diberikan oleh BSN kepada pelaku usaha, PP Nomor 34 tahun 2018 terkait

Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan.. organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Peningkatan dukungan manajemen di berbagai aspek

Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai capaian pelaksanaan kegiatan Sekretariat Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus menjadi bahan

Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun 2020-2024 disusun untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional selama 5 (lima)

Berdasarkan amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun 2014 serta disempurnakan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Kesehatan disusun berdasarkan PermenPAN RB Nomor 53 Tahun 2014, merupakan sarana dalam menyebarluaskan

Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik

Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas atas pencapaian sasaran strategis untuk memenuhi amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja