• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. lainnya merasa berada dalam satu tempat dengan tujuan-tujuan yang secara bersama-sama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. lainnya merasa berada dalam satu tempat dengan tujuan-tujuan yang secara bersama-sama"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

2.1 Pembelajaran Kooperatif

Kooperatif adalah suatu gambaran kerjasama antara individu yang satu dengan lainnya dalam suatu ikatan tertentu. Ikatan-ikatan tersebut yang menyebabkan antara satu dengan yang lainnya merasa berada dalam satu tempat dengan tujuan-tujuan yang secara bersama-sama diharapkan oleh setiap orang yang berada dalam ikatan itu.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang berlandaskan konstruktivis. Konstruktivisme dalam pembelajaran kooperatif adalah siswa mampu menemukan dan memahami konsep-konsep sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Di dalam model pembelajaran tersebut pada aspek masyarakat belajar diharapkan bahwa setiap individu dalam kelompok harus berperan agar tujuan yang telah digariskan dapat tercapai. Kooperatif learning dengan istilah pembelajaran gotong-royong yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Anita Lie (dalam Isjoni, 2007: 20) menyatakan bahwa

”Kooperatif learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja (gotong-royong) secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja”.

Beberapa ciri kooperatif learning (Isjoni, 2007: 20) adalah: (a) setiap anggota memiliki peran, (b) terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa, (c) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif tidak identik dengan pembelajaran kelompok. Dalam pembelajaran kelompok guru dapat mengoptimalkan

7

(2)

siswa bekerja bersama dengan siswa lainnya. Pembelajaran kelompok berbeda dengan pembelajaran kooperatif, karena ciri-ciri pembelajaran kooperatif seperti dikemukakan oleh Slavin tidak tersirat secara sistematis. Oleh karena itu guru dapat mengoptimalkan kinerja yang telah dilaksanakannya dengan memilih satu metode yang akan digunakan.

Dalam pembelajaran kooperatif tentunya menggunakan langka-langka pembelajaran yang digunakan. Trianto (2011:48) membagi atas enam langka utama dalam pembelajaran kooperatif yaitu terdapat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

No Fase Tingkah Laku Guru

1 Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan motivasi belajar

2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan

3

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efesien 4 Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasekan hasil kerjanya

6 Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

2.1.1 Pembelajaran Group Investigation

Investigasi lebih dikenal dalam dunia jurnalistik, namu dalam namun dalam

perkembangannya istilah “investigasi” lebih diperluas pengertiannya. Investigasi adalah upaya

(3)

penelitian, penyelidikan, pengusutan, pencarian, pemeriksaan, dan pengumpulan data, informasi dan temuan lainnya untuk mengetahui atau membuktikan kebenaran atau bahkan kesalahan sebuah fakta yang kemudian menyajikan kesimpulan atas rangkaian temuan dan susunan kejadian. Pembelajaran Group Investigation (Penyelidikan Kelompok) ini berasal dari tulisan- tulisan filsafat, etika, dan psikologi sejak tahun-tahun pertama abad ini. Orang pertama yang merintis menggunakan metode ini adalah John Dewey. Dewey memandang bahwa kerjasama dalam kelas sebagai prasyarat untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan yang kompleks dalam demokrasi. Kelas merupakan bentuk kerjasama dimana guru dan murid membangun proses pembelajaran dengan perencanaan yang baik (Slavin 2005:214).

Group Investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. Slavin (2005:24) menerangkan bahwa siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

metode Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu:

Penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group.

Dalam pembelajaran pada metode investigasi kelompok, guru bertindak sebagai nara

sumber dan sebagai fasilitator. Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu. Yang pertama dan

yang terpenting adalah guru harus membuat kemampuan komunikasi dan sosial yang diharapkan

(4)

dari para siswa (Slavin, 2005:216). Siswa perlu membuat perencanaan kooparatif terhadap bahasan yang akan mereka lakukan. Para anggota kelompok berpartisipasi dalam merencanakan berbagai macam dimensi dan persyaratan yang menjadi bahasan mereka. Biasanya ada pembagian kerja dalam kelompok yang dapat meningkatkan saling ketergantungan positif di antara para anggota.

Slavin (2005:215) mengemukakan, bahwa hal penting yang dibutuhkan untuk melakukan metode Group Investigation adalah:

a. Menguasai Kemampuan Kelompok. Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di luar kelas, kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.

b. Rencana Kooperatif. Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.

c. Peran Guru. Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok- kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.

Para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen.

Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat

terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan

(5)

penyelidikan yang mendalam atas topik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan kelas.

Dalam pembelajaran dengan menggunakan Group Investigation atau investigasi kelompok dapat dilakukan dengan berbagai tahapan-tahapan. Trianto (2011:59) membagi tahapan-tahapan pengangajaran dengan metode Group Investigasi atas enam tahapan yang ditunjukan dengan Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 2. Tahapan-Tahapan dalam Goup Investigation

No Tahapan Tindakan

1

Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok.

Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki.

Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.

2 Merencanakan tugas.

Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.

3 Membuat penyelidikan

Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.

4 Mempersiapkan tugas akhir.

Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.

5 Mempresentasikan tugas akhir.

Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.

6 Evaluasi Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif dan kemudian dipadukan dengan

sintaks pembelajaran Group Investigation (GI) di atas yang diaplikasikan pelaksanaan di sekolah

yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), maka peneliti memodivikasi

langkah-langkah pembelajaran Group Investigation guna kelancaran dan demi tercapainya

indikator yang telah ditetapkan. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

(6)
(7)

Tabel 3. Hasil Modifikasi Sintaks Group Investigation (GI)

No Tahapan Pelaksanaan

1

Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok.

a. Guru dan siswa bersama-sama mempersiapkan topik.

b. Guru membentuk kelompok secara heterogen.

c. Siswa disuruh memilih satu topic yang akan mereka selidiki.

2 Merencanakan tugas.

d. Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota.

e. Tiap anggota kelompok mencari sendiri referensi yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas yang telah dibagi dalam kelompok.

3 Membuat penyelidikan

f. Siswa mengumpulkan informasi dari referensi yang telah didapat.

g. Siswa membuat kesimpulan perorangan dengan menggunakan kata-kata sendiri.

4 Mempersiapkan tugas akhir.

h. Kelompok membuat rangkuman semua kesimpulan yang ditemukan oleh anggotanya.

5 Mempresentasikan tugas akhir.

i. Ketua kelompok mempresentasikan hasil rangkuman mereka.

j. Kelompok lain tetap mengikuti dan diperbolehkan memberikan pendapat.

6 Evaluasi

k. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan lisan kepada seluruh siswa dengan semua topik yang telah dipelajari.

2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Group Investigation

Adapun yang menjadi kelebihan dalam penggunaan metode Group Investigation (GI) adalah sebagai berikut.

1. Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas

2. Dapat memberikan semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif 3. Rasa percaya diri dapat lebih meningkat

4. Dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah 5. Meningkatkan belajar bekerja sama

6. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru

7. Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis

(8)

8. Belajar menghargai pendapat orang lain

9. Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan

(http://ekocin.wordpress.com) Sehubungan dengan hal di atas, yang menjadi kekurangan dari penggunaan metode Group Investigation (GI) adalah sebagai berikut.

1. Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan.

2. Sulitnya memberikan penilaian secara personal.

3. Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, model pembelajran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri

4. Menuntut kesiapan guru untuk menyiapkan materi atau topik investigasi secara keseluruhan.

Sehingga akan sulit terlaksana bagi guru yang kurang kesiapannya.

5. Memerlukan waktu belajar relatif lebih lama.

6. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif

(http://ekocin.wordpress.com) 2.2 Hasil Belajar

Hasil belajar dapat diartikan sebagai perolehan siswa pada materi tertentu setelah mereka menjalani aktivitas belajar dalam waktu tertentu. Hasil belajar masing-masing siswa biasanya akan diketahui setelah guru melakukan pengukuran dengan menggunakan tes.

Dalam interaksi belajar mengajar ditemukan bahwa proses belajar yang dilakukan oleh

siswa merupakan kunci keberhasilan dalam belajar. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal,

siswa menghadapi berbagai faktor yang berasal dari dirinya (faktor internal) maupun faktor yang

berasal dari luar dirinya (eksternal).

(9)

Sementara dalam proses penyampaian materi oleh guru mengharapkan agar seluruh siswa dapat mengerti dan memahami setiap yang disampaikan. Namun dalam proses komunikasi pembelajaran itu tidak seperti apa yang kita harapkan. Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang proses komunikasi yang disebut dengan barriers, atau noises.

Hambatan tersebut antara lain (1) hambatan psikologis seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan, inteligensi, pengetahuan, (2) hambatan fisik seperti misalnya kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh, (3) hambatan kultural seperti misalnya perbedaan adat-istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai kepanutan; (4) hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar. Selain hal tersebut hambatan-hambatan komunikasi yang mengakibatkan gangguan proses komunikasi yaitu gangguan berasal dari saluran (misal pesan yang disajikan dalam bentuk saluran visual, tetapi disampaikan dengan ceramah), dan gangguan dari penerima pesan (disebabkan oleh daya tangkap penerima yang rendah, tiadanya motivasi, rasa lelah dan mengantuk).

Lingkup hasil belajar yang diukur meliputi 3 kawasan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Lebih lanjut lagi, Benjamin Bloom (dalam Sudjana, 2009:29-30) menjelaskan ketiga ranah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ranah kognitif. Ranah ini berkenaan dengan intelektual yang meliputi pengetahuan (C1),

pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). Ranah kognitif

dalam taksonomi Bloom telah direvisi oleh sekelompok siswa Bloom (Sudjana, 2009:29-32)

dan diberi nama baru taxonomy for learning, teaching, and assessing (taksonomi untuk

belajar, mengajar,dan mengakses). Ranah kognitif yang telah direvisi terdiri dari tujuh

kategori, yaitu:

(10)

a. Mengingat, merupakan tingkatan terendah tujuan ranah kognitif berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah dan prinsip-prinsip dalam bentuk seperti mempelajari.

b. Memahami, merupakan tingkatan kemampuan memahami atau mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan isi pelajaran lainnya.

c. Menerapkan, merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai situasi konkrit.

d. Menganalisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran kebagian-bagian yang menjadi unsur pokok.

e. Sintesis, merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok kedalam struktur yang baru.

f. Mengevaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud dan tujuan tertentu.

g. Menciptakan.

2. Ranah afektif. Ranah ini berkenaan dengan sikap. Adapun aspek ranah afektif meliputi penerimaan, reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

3. Ranah psikomotorik. Ranah ini berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak.

Ada enam aspek ranah psikomotorik yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan, gerakan keterampilan kompleks serta gerakan ekspresif dan interpretatif.

Melihat beberapa jenis kawasan yang menjadi lingkup belajar di atas jelas bahwa untuk

mencapai hasil belajar maksimal pada konsep tersebut tidak sebatas melalui model ceramah saja,

melainkan perlu didukung oleh model pembelajaran yang relevan untuk mempermudah

(11)

penyajian materi, menarik perhatian siswa, sehingga memudahkan mereka menyerap dan mengusai materi, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang dianggap relevan adalah metode pembelajaran group investigation (GI). Berdasarkan uraian mengenai hasil belajar maka pada penelitian ini diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang menyangkut aspek mengingat, memahami, dan menerapkan pada diri peserta didik.

2.3 Materi Alat-Alat Optik

Alat optik merupakan alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya (Giancoli, 2001).

Alat optik membuat hidup manusia lebih mudah dan berarti. Adapun macam-macam alat optik adalah sebagai berikut.

a. Mata

Setiap manusia memiliki alat optik tercanggih yang pernah ada, yaitu mata. Mata

merupakan bagian dari pancaindra yang berfungsi untuk melihat. Mata membantu Anda

menikmati keindahan alam, melihat temanteman, mengamati benda-benda di sekeliling, dan

masih banyak lagi yang dapat Anda nikmati melalui mata. Coba bayangkan bila manusia tidak

mempunyai mata atau mata Anda buta, tentu dunia ini terlihat gelap gulita. Apabila diamati,

ternyata mata terdiri atas beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsi berbeda-beda

tetapi saling mendukung. Bagian- bagian mata yang penting tersebut, antara lain, kornea, pupil,

iris, aquaeus humour, otot akomodasi, lensa mata, retina, vitreous humour, bintik kuning, bintik

buta, dan saraf mata. Berikut adalah bagian-bagian mata dan fungsinya:

(12)

1. Kornea. Kornea merupakan bagian luar mata yang tipis, lunak, dan transparan. Kornea berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata, serta melindungi bagian mata yang sensitif di bawahnya.

2. Pupil. Pupil merupakan celah sempit berbentuk lingkaran dan berfungsi agar cahaya dapat masuk ke dalam mata.

3. Iris. Iris adalah selaput berwarna hitam, biru, atau coklat yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya pupil. Warna inilah yang Anda lihat sebagai warna mata seseorang.

4. Aquaeus Humour. Aquaeus humour merupakan cairan di depan lensa mata untuk membiaskan cahaya ke dalam mata.

5. Otot Akomodasi. Otot akomodasi adalah otot yang menempel pada lensa mata dan berfungsi untuk mengatur tebal dan tipisnya lensa mata.

6. Lensa Mata. Lensa mata berbentuk cembung, berserat, elastis, dan bening. Lensa ini berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk bayangan pada retina 7. Retina. Retina adalah bagian belakang mata yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya

bayangan.

8. Vitreous Humour. Vitreous humour adalah cairan di dalam bola mata yang berfungsi untuk meneruskan cahaya dari lensa ke retina.

9. Bintik Kuning. Bintik kuning adalah bagian dari retina yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya bayangan yang jelas.

10. Bintik Buta. Bintik buta adalah bagian dari retina yang apabila bayangan jatuh pada bagian ini, maka bayangan tampak tidak jelas atau kabur.

11. Saraf Mata. Saraf mata befungsi untuk meneruskan rangsangan bayangan dari retina menuju

ke otak.

(13)

Bagaimana proses terlihatnya suatu benda oleh mata? Benda yang berada di depan mata memantulkan cahaya. Cahaya tersebut masuk ke mata melalui pupil yang kemudian akan dibiaskan oleh lensa mata sehingga terbentuk bayangan pada retina. Oleh saraf, bayangan tadi diteruskan ke pusat saraf (otak), sehingga Anda terkesan melihat benda.

1) Daya Akomodasi Mata. Bola mata Anda bentuknya tetap, sehingga jarak lensa mata ke retina juga tetap. Hal ini berarti jarak bayangan yang dibentuk lensa mata selalu tetap, padahal jarak benda yang Anda lihat berbeda. Bagaimana supaya Anda tetap dapat melihat benda dengan jarak bayangan yang terbentuk tetap, meskipun jarak benda yang dilihat berubah? Tentu Anda harus mengubah jarak fokus lensa mata, dengan cara mengubah kecembungan lensa mata. Hal inilah yang menyebabkan Anda bisa melihat benda yang memiliki jarak berbeda tanpa mengalami kesulitan. Kemampuan ini merupakan karunia Tuhan yang sampai sekarang manusia belum bisa menirunya.

Lensa mata dapat mencembung atau pun memipih secara otomatis karena adanya otot

akomodasi (otot siliar). Untuk melihat benda yang letaknya dekat, otot siliar menegang

sehingga lensa mata mencembung dan sebaliknya untuk melihat benda yang letaknya jauh,

otot siliar mengendur (rileks), sehingga lensa mata memipih. Kemampuan otot mata untuk

menebalkan atau memipihkan lensa mata disebut daya akomodasi mata. Agar benda/objek

dapat terlihat jelas, objek harus terletak pada daerah penglihatan mata, yaitu antara titik dekat

dan titik jauh mata. Titik dekat (punctum proximum = pp) adalah titik terdekat yang masih

dapat dilihat dengan jelas oleh mata (± 25 cm). Pada titik dekat ini lensa mata akan

mencembung maksimal. Titik jauh (punctum remotum = pr) adalah titik terjauh yang masih

dapat dilihat dengan jelas oleh mata, jaraknya tak terhingga. Pada titik jauh ini, lensa mata

akan memipih maksimal.

(14)

2) Cacat Mata. Tidak semua mata manusia dapat membentuk bayangan tepat pada retina, ada mata yang mengalami anomali. Hal ini dapat terjadi karena daya akomodasi mata sudah berkurang sehingga titik jauh atau titik dekat mata sudah bergeser. Keadaan mata yang demikian disebut cacat mata.

Cacat mata yang diderita seseorang dapat disebabkan oleh kerja mata (kebiasaan mata) yang berlebihan atau cacat sejak lahir. Jenis-jenis penyakit pada mata yaitu sebagai berikut:

a. Miopi (Rabun Jauh). Miopi adalah kondisi mata yang tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya jauh. Penderita miopi titik jauhnya lebih dekat daripada tak terhingga (titik jauh < ~) dan titik dekatnya kurang dari 25 cm. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat dipipihkan sebagaimana mestinya sehingga bayangan dari benda yang letaknya jauh akan jatuh di depan retina. Untuk dapat melihat benda-benda yang letaknya jauh agar nampak jelas, penderita miopi ditolong dengan kaca mata berlensa cekung (negatif). Miopi dapat terjadi karena mata terlalu sering/terbiasa melihat benda yang dekat. Cacat mata ini sering dialami tukang jam, tukang las, operator komputer, dan sebagainya.

b. Hipermetropi. Hipermetropi adalah cacat mata dimana mata tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya dekat. Titik dekatnya lebih jauh daripada titik dekat mata normal (titik dekat > 25 cm). Pernahkah Anda melihat orang yang membaca koran dengan letak koran yang agak dijauhkan? Orang semacam itulah yang dikatakan menderita hipermetropi. Penderita hipermetropi hanya dapat melihat dengan jelas benda- benda yang letaknya jauh sehingga cacat mata ini sering disebut mata terang jauh.

Hipermetropi disebabkan lensa mata terlalu pipih dan sulit dicembungkan sehingga bila

melihat benda-benda yang letaknya dekat, bayangannya jatuh di belakang retina. Supaya

(15)

dapat melihat benda-benda yang letaknya dekat dengan jelas, penderita hipermetropi ditolong dengan kaca mata berlensa cembung (positif). Hipermetropi dapat terjadi karena mata terlalu sering/terbiasa melihat benda-benda yang jauh. Cacat mata ini sering dialami oleh orang-orang yang bekerja sebagai sopir, nahkoda, pilot, masinis, dan sebagainya.

c. Presbiopi (Mata Tua). Orang-orang yang sudah tua, biasanya daya akomodasinya sudah berkurang. Pada mata. Presbiopi, titik dekatnya lebih jauh daripada titik dekat mata normal (titik dekat > 25 cm) dan titik jauhnya lebih dekat daripada titik jauh mata normal (titik jauh < ~). Oleh karena itu, penderita presbiopi tidak dapat melihat benda-benda yang letaknya dekat maupun jauh. Untuk dapat melihat jauh dengan jelas dan untuk membaca pada jarak normal, penderita presbiopi dapat ditolong dengan kaca mata berlensa rangkap (kacamata bifokal). Kacamata bifokal adalah kaca mata yang terdiri atas dua lensa, yaitu lensa cekung dan lensa cembung. Lensa cekung berfungsi untuk melihat benda jauh dan lensa cembung untuk melihat benda dekat/membaca.

d. Astigmatisma. Astigmatisma adalah cacat mata dimana kelengkungan selaput bening atau lensa mata tidak merata sehingga berkas sinar yang mengenai mata tidak dapat terpusat dengan sempurna. Cacat mata astigmatisma tidak dapat membedakan garis-garis tegak dengan garis-garis mendatar secara bersama-sama. Cacat mata ini dapat ditolong dengan kaca mata berlensa silinder

e. Tipuan Mata. Selain memiliki banyak keunggulan, mata manusia juga memiliki beberapa keterbatasan. Oleh karena itu, dalam pengamatan dan pengukuran, mata tidak selalu memberikan hal-hal yang benar.

b. Lup (Kaca Pembesar)

(16)

Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri atas sebuah lensa cembung. Lup digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar nampak lebih besar dan jelas. Ada 2 cara dalam menggunakan lup, yaitu dengan mata berakomodasi dan dengan mata tak berakomodasi. Pada saat mata belum menggunakan lup, benda tampak jelas bila diletakkan pada titik dekat pengamat (s = sn) sehingga mata melihat benda dengan sudut pandang menggunakan lup dimana benda diletakkan antara titik O dan F (di ruang I) dan diperoleh bayangan yang terletak pada titik dekat mata pengamat (s' = sn). Karena sudut pandang mata menjadi lebih besar, yaitu, maka mata pengamat berakomodasi maksimum. Untuk mata normal dan berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk berada pada jarak baca normal (sn) yaitu 25 cm. Oleh karena itu, perbesaran bayangan pada lup dapat dituliskan M=

𝑆′

𝑆

, karena s' = 25 cm, maka perbesarannya menjadi M=

25

𝑆

Lup terbuat dari sebuah lensa cembung, sehingga persamaan lup sama dengan persamaan lensa cembung.

f = s 1 +

' 1 s atau

s 1 =

' 1 1

s fPerbesaran bayangan (M):

M= S

25 M=25 (

S 1 )

M= 25 ( f 1 -

' 1

S ) M=

' 25 25

S f

Untuk mata berakomodasi maksimum s' = -25 cm (tanda negatif (-) menunjukkan bayangan di depan lensa) sehingga diperoleh:

M = '

25 25

S

f  atau M= 25 1

f

(17)

Keterangan:

M : perbesaran bayangan f : jarak fokus lup

Sifat bayangan yang dihasilkan lup adalah maya, tegak, dan diperbesar. Menggunakan lup untuk mengamati benda dengan mata berakomodasi maksimum cepat menimbulkan lelah.

Oleh karena itu, pengamatan dengan menggunakan lup sebaiknya dilakukan dengan mata tak berakomodasi (mata dalam keadaan rileks). Menggunakan lup dengan mata tak berakomodasi dapat diperoleh bila benda diletakkan pada titik fokus lup (s = f).

Untuk mata tak berakomodasi, bayangan terbentuk di tak terhingga (s' = ∞ ) sehingga perbesaran bayangan yang dibentuk lup untuk mata tak berakomodasi adalah sebagai berikut:

M = '

25 25

S f

M = 25  25 

f karena 25  0

 , maka M=

f 25

c. Kamera

Kamera adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan bayangan fotografi pada film negatif. Kamera terdiri atas beberapa bagian, antara lain, sebagai berikut.

1. Lensa cembung, berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk sehingga terbentuk bayangan yang nyata, terbalik, dan diperkecil.

2. Diafragma, adalah lubang kecil yang dapat diatur lebarnya dan berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk melalui lensa.

3. Apertur, berfungsi untuk mengatur besar-kecilnya diafragma.

4. Pelat film, berfungsi sebagai tempat bayangan dan menghasilkan gambar negatif, yaitu

gambar yang berwarna tidak sama dengan aslinya, tembus cahaya.

(18)

d. Mikroskop

Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar tampak jelas dan besar. Mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung. Lensa yang dekat dengan benda yang diamati (objek) disebut lensa objektif dan lensa yang dekat dengan pengamat disebut lensa okuler. Mikroskop yang memiliki dua lensa disebut mikroskop cahaya lensa ganda. Karena mikroskop terdiri atas dua lensa positif, maka lensa objektifnya dibuat lebih kuat daripada lensa okuler (focus lensa objektif lebih pendek daripada focus lensa okuler). Hal ini dimaksudkan agar benda yang diamati kelihatan sangat besar dan mikroskop dapat dibuat lebih praktis (lebih pendek). Benda yang akan amati diletakkan pada sebuah kaca preparat di depan lensa objektif dan berada di ruang II lensa objektif (fobj < s < 2 fobj). Hal ini menyebabkan bayangan yang terbentuk bersifat nyata, terbalik dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk lensa objektif merupakan benda bagi lensa okuler. Untuk memperoleh bayangan yang jelas, Anda dapat menggeser lensa okuler dengan memutar tombol pengatur. Supaya bayangan terlihat terang, di bawah objek diletakkan sebuah cermin cekung yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya dan diarahkan pada objek. Ada dua cara dalam menggunakan mikroskop, yaitu dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tak berakomodasi.

e. Teropong

Teropong atau teleskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh agar tampak lebih jelas dan dekat. Ditinjau dari objeknya, teropong dibedakan menjadi dua, yaitu teropong bintang dan teropong medan.

1) Teropong Bintang. Teropong bintang adalah teropong yang digunakan untuk melihat atau

mengamati benda-benda langit, seperti bintang, planet, dan satelit.

(19)

2) Teropong Medan (Teropong Bumi). Teropong medan digunakan untuk mengamati benda- benda yang jauh di permukaan bumi. Teropong bumi terdiri atas tiga lensa cembung, masing- masing sebagai lensa objektif, lensa pembalik, dan lensa okuler.

f. Periskop

Periskop adalah teropong pada kapal selam yang digunakan untuk mengamati benda- benda di permukaan laut. Periskop terdiri atas 2 lensa cembung dan 2 prisma siku-siku sama kaki. Jalannya sinar pada periskop adalah sebagai berikut.

1. Sinar sejajar dari benda yang jauh menuju ke lensa obyektif.

2. Prisma P1 memantulkan sinar dari lensa objektif menuju ke prisma P2.

3. Oleh prisma P2 sinar tersebut dipantulkan lagi dan bersilangan di depan lensa okuler tepat di titik fokus lensa okuler.

g. Proyektor Slide

Proyektor slide adalah alat yang digunakan untuk memproyeksikan gambar diapositif sehingga diperoleh bayangan nyata dan diperbesar pada layar. Bagian-bagian yang penting pada proyektor slide, antara lain lampu kecil yang memancarkan sinar kuat melalui pusat kaca, cermin cekung yang berfungsi sebagai reflektor cahaya, lensa cembung untuk membentuk bayangan pada layar, dan slide atau gambar diapositif. Giancoli (2001:333).

2.4 Kajian Penelitian Relevan

1. Dalam penelitian Rosdiana pada tahun 2012 yang berjudul Meningkatkan Kemampuan

Komunikasi Matematika Melalui Model Group Investigation (GI) Pada Materi Belah

(20)

Ketupat dan Jajar Genjang yang dilakukan dengan tindakan kelas pada kelas VII-1 SMP Negeri 4 Gorontalo. Sampel sebanyak 31 orang dan dilakukan sebanyak dua siklus. Pada siklus I persentase siswa yang tuntas sebesar 41,94% dan pada siklus II hasil dari semua siswa yang dikenai tindakan mencapai 87,1%. Dengan demikian, model Group Investigation (GI) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika pada materi belah ketupat dan jajar genjang.

2. Sementara pada penelitian yang dilakukan oleh Intan Raras Rewa Diana yang juga menggunakan metode group Investigation pada tahun 2010 dengan judul pengaruh Kooperatif Learning Metode Group Investigation terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Komputer dan Pengelolaan Informatik di kelas XI SMA Negeri 1 Bandung. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada ranah kognitif aspek pengetahuan, pemahaman dan penerapan antara yang kelas yang menggunakan metode Group Investigation dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran Drill.

3. Selanjutnya penelitian oleh Naharini Endah Lestari pada tahun 2012 yang bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh pembelajaran kooperatif model Group Investigation terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas V sekolah dasar Muhamadiah Mutihan dengan sampel sebanyak 59 siswa. pembelajaran kooperatif model Group Investigation mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V Sekolah Dasar Muhammadiyah Mutihan

2.5 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan kajian teoretisnya, maka hipotesis dalam penelitian ini

berbunyi: “Terdapat perbedaan yang signifikan dalam penggunaan metode pembelajaranjan GI

(Group Investigasion) pada kelas eksperimen dan metode pembelajaran kooperatif pembelajaran

langsung pada kelas kontrol terhadap hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran fisika di

SMA Negeri 1 Managgu”.

Gambar

Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2. Tahapan-Tahapan dalam Goup Investigation
Tabel 3. Hasil Modifikasi Sintaks Group Investigation (GI)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini agar mudah dipahami, maka masalah yang diteliti dibatasi dengan membahas bagaimanakah proses pembentukan ryakugo dan jenis-jenisnya yang terdapat pada novel

Tingkat inflasi, yaitu dalam pasar valuta asing perdagangan internasional baik dalam bentuk barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga

Sistem penerimaan kas adalah suatu catatatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan kas yang diterima perusahaan baik yang berupa uang tunai maupun

Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa variabel sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pembelian

mengarahkan peserta didik untuk mencatat informasi terkait permasalahan yang disam- paikan dan mendorong peserta didik bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas; (3)

Pada tahap analisis, kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir dari sistem, yaitu

(3) Pemanfaatan energi dari sumber energi baru dan sumber energi terbarukan yang dilakukan oleh badan usaha, bentuk usaha tetap, dan perseorangan dapat memperoleh kemudahan

Kinerja Individu pengguna Core Banking System di Bank BPD Bali. Hal ini berarti semakin tinggi faktor kemanfaatan Core Banking System maka menghasilkan kinerja individu yang