• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KADAR HARA N, P, K, Mg PADA BRANGKASAN DAN BIJI JAGUNG VARIETAS BISI 18 UNTUK MEMBUAT REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KADAR HARA N, P, K, Mg PADA BRANGKASAN DAN BIJI JAGUNG VARIETAS BISI 18 UNTUK MEMBUAT REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PEMUPUKAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

SKRIPSI

OLEH:

SUCI SUSANTI 140301072

AGROTEKNOLOGI / ILMU TANAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019

(2)

SKRIPSI

OLEH:

SUCI SUSANTI 140301072

AGROTEKNOLOGI / ILMU TANAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat Gelar Sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019

(3)

Tanaman Jagung (Zea mays L.) Nama : Suci Susanti

Nim : 140301072

Program Studi : Agroteknologi Minat : Ilmu Tanah

Disetujui Oleh:

Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Erwin Masrul Harahap, MS.) (Dr. Kemala Sari Lubis, SP., MP.) Ketua Anggota

(4)

Jagung Varietas Bisi 18 untuk Membuat Rekomendasi Pemupukan Tanaman Jagung (Zea mays L.). Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Erwin Masrul Harahap, Ms., dan Dr. Kemala Sari Lubis, SP., MP.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat rekomendasi pemupukan pada tanaman jagung dengan menganalisis kadar hara N, P, K dan Mg yang terkandung pada brangkasan dan biji jagung (Zea mays L.). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut pada bulan Agustus sampai Desember 2018. Penelitian menggunakan metode survei, pengambilan sampel tanaman dilakukan secara acak bebas dengan jumlah sampel sebanyak 10 tanaman jagung. Parameter yang diamati adalah kadar hara N, P, K, dan Mg pada brangkasan dan biji jagung. Hasil penelitian menunjukkan untuk mencapai target produksi 8 ton/ha dibutuhkan dosis pupuk Urea berkisar 5,6-7,6 g/tanaman, SP-36 1,3-2,9 g/, KCl 2,8-3,8 g/tanaman dan Dolomit 1,4-2,6 g/tanaman, untuk mencapai target produksi 12 ton/ha dibutuhkan dosis pupuk Urea berkisar 8,3-11,3g/tanaman,SP-36 2,1-4,4 g/tanaman, KCl 4,0 - 5,8 g/tanaman dan Dolomit 2,2-3,8 g/tanaman . Untuk mencapai target produksi 16 ton/ha dibutuhkan dosis pupuk Urea berkisar 11,1-15,2 g/tanaman , SP- 36 2,8-5,8 g/tanaman , KCl 5,4 - 7,6 g/tanaman dan Dolomit 2,9 - 5,1 g/tanaman dan untuk mencapai target produksi 20 ton/ha dibutuhkan dosis pupuk Urea berkisar 14–19 g/tanaman, SP-36 3,9-7,2 g/tanaman, KCl 6,8 - 9,7 g/tanaman dan Dolomit 3,6 - 6,6 g/tanaman .

Kata Kunci : Jagung, kadar hara N, P, K, Mg.

(5)

SUCI SUSANTI: Nutrient Levels Analysis of N, P, K, and Mg in Stover and Corn

Seeds Varieties Bisi 18 to make Recommendation for Fertilizing Corn Plants

(Zea mays L.). Supervised by Prof. Dr. Ir. Erwin Masrul Harahap, Ms., dan Dr. Kemala Sari Lubis, SP., MP.

The objective of the research was to determine a make fertilizer recommendations on corn plants by analyzing the levels of nutrients N, P, K and Mg contained in stover and corn seeds (Zea mays L.). This research was conducted in Laboratory Riset of the Faculty of Agriculture and Laboratory Penelitian of the Faculty of Pharmacy, University of Sumatra utara, Medan with altitude of ± 25 meters above sea since August until December 2018. This research used survey method, sampling of plant conducted free randomly with sample amount 10 plant of corn. Parameters were observed consist of Nitrogen, Phosphor,Potassium and Magnesium nutrient at stover and corn kernels. The results showed that for reach 8 tons / ha production is required a dose of Urea fertilizer about 5.6-7.6 g/plant, SP-36 1.4-2.9 g/plant, KCL 2,8-3.5 g/plant and Dolomite 1.4-2.6 g/plant, to reach 12 tons / ha production is required Urea fertilizer dosage about 8.3-11.3 g/plant, SP-36 2.1-4.4 g/plant , KCl 4,0 - 5.8 g/plant and Dolomite 2.2 - 3.8 g/plant. To reach 16 tons / ha production is required is dose of Urea fertilizer about 11.1-15.2 g/plant, SP-36 2.8-5.8 g/plant, KCl 5,4 - 7.6 g/plant and Dolomite 2,9 - 5,1 g/plant and to reach of 20 tons / ha produktion required is dosage of Urea fertilizers about 14–19 g/plant, SP-36 3,9-7,2 g/plant, KCl 6,8-9,7 g/plant and Dolomite 3,6 - 6,6 g/plant.

Keywords : Corn, nutrient content N, P, K dan Mg

(6)

dari ayahanda Saprudin dan ibunda Arbaiyah. Penulis merupakan anak pertama dari satu bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah pendidikan sekolah dasar di SD DWIMAS SEJATI 05 Riau lulus pada tahun 2008, MTs GUPPI Pangkatan Rantau Prapat lulus tahun 2011 dan menyelesaikan pendidikan SMA DI SMAN 1 Pangkatan pada tahun 2014. Terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Sumatera Utara, Fakultas Pertanian di program studi Agroekoteknologi pada tahun 2014 melalui jalur SNMPTN.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi pengurus di Unit Kegiatan Mahasiswa Klinik Tanaman (UKM KLINTAN ) Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Pengurus BKM AL-Mukhlisin Fakultas Pertanian, Anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK), dan juga sebagai anggota di komunitas Medan Berkebun.

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. Rantau Sinar Karsa, Kebun Pangkatan, Asian Agri Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhan Batu, dari Juli sampai Agustus 2017.

.

(7)

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

”Analisis Kadar Hara N, P, K dan Mg Pada Brangkasan dan Biji Jagung Varetas Bisi 18 untuk Membuat Rekomendasi Pemupukan Tanaman Jagung (Zea mays L.).

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan finansial dan spiritual. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Ir. Erwin Masrul Harahap, MS.

selaku ketua komisi pembimbing dan ibu Dr. Kemala Sari Lubis, SP., MP., selaku dosen anggota komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada kepada teman-teman Agroteknologi angkatan 2014 serta keluarga besar minat Ilmu Tanah dan kepada seluruh staf pengajar, pegawai serta kerabat di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah berkontribusi dalam kelancaran studi dan penyelesaian skripsi ini. .

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mai 2019

Penulis

(8)

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Kegunaan Penulisan ... 2

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Tanaman Jagung ... 3

Unsur Hara Tanaman Jagung ... 4

Natrium dalam Tanah dan Tanaman ... 6

Fosfat dalam Tanah dan Tanaman ... 8

Kalium dalam Tanah dan Tanaman ... 9

Magnesium dalam Tanah dan Tanaman ... 11

Analisis Tanaman ... 12

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan ... 15

Bahan dan Alat ... 15

Metode Penelitian ... 16

Parameter Penelitian ... 19

Prosedur Analisis ... 19

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 19

Pembahasan ... 22

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 26

Saran ... 26 DAFTAR PUSTAKA

(9)

No Keterangan Hal 1 Produksi Per Hektar dan Kandungan Unsur N, P, K dan Mg

Tanaman Jagung. ...

5

2 Kriteria Kadar Hara Brangkasan Tanaman Jagung ... 5 3 Kriteria Kadar Hara Biji Tanaman Jagung ... 6 4 Rekomendasi Pemupukan N Pada Tanaman Jagung Berdasarkan

Efesiensi Agronomik N dan Kenaikan Hasil Jika Dipipuk N Dibanding Tanpa N ... 7 5 Rekomendasi Pemupukan P Pada Tanaman Jagung Berdasarkan

Target Hasil dan Kenaikan Hasil Jika Dipipuk P Dibanding Tanpa P ... 9 6 Rekomendasi Pemupukan K Pada Tanaman Jagung Berdasarkan

Target Hasil dan Kenaikan Hasil Jika Dipipuk N Dibanding Tanpa K ... 11 7 Harkat Hara Mg pada Daun Indikator pada Tanaman Jagung ... 12 8

9

Hasil Brangkasan dan Biji Jagung ...

Target Produksi yang Diperoleh pada Brangkasan dan Biji...

19 20 10 Analisis Unsur Hara Brangkasan Tanaman Jagung ... 20 11

12

Analisis Unsur Hara Biji Tanaman Jagung ...

Dosis Pemupukan Tanaman Jagung Berdasarkan Target Produksi ...

21 21

(10)

No Keterangan Hal

1 Deskripsi Varietas Jagung Hibrida Bisi 18 ... 30

2 Perhitungan Dosis Pupuk ... 31

3 Perhitungan dosis Pupuk untuk Menghasilkan 8 ton/ha ... 33

4 Perhitungan dosis Pupuk untuk menghasilkan 12 ton/ha ... 35

5 6 Perhitungan dosis pupuk untuk menghasilkan 16 ton/ha ... Perhitungan dosis Pupuk untuk menghasilkan 20 ton/ha ... 37 49 7 Hasil Analisis Nitrogen dan Fosfor Brangkasan dan Biji Jagung ... 40

8 Hasil Analisis Kalium Brangkasan dan Biji Jagung ... 41 9

10 11 12

13

14

15

Hasil Analisis Magnesium Brangkasan dan Biji Jagung ...

Gambar Pengambilan Sampel Tanaman Umur 14 MST ...

Peta Pengambilan Sampel Tanaman...

Produksi Bobot Kering Brangkasan berdasarkan Jarak Tanam dan Jumlah Benih ...

Produksi Bobot Kering Biji berdasarkan Jarak Tanam dan Jumlah Benih ...

Produksi Bobot Kering Brangkasan berdasarkan Dosis Pemupukan ...

Produksi Bobot Kering Biji berdasarkan Dosis Pemupukan ...

41 42 43

44

44

45 46

(11)

Latar Belakang

Jagung merupakan salah satu tanaman yang mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian nasional. Ditinjau dari aspek pengusahaan dan penggunaan hasilnya, jagung merupakan komoditas palawija utama di Indonesia, baik sebagai bahan pangan maupun pakan. Kebutuhan jagung untuk pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri terus meningkat. Hal ini merupakan tantangan dalam menyediakan jagung secara berkesinambungan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2017), dalam empat tahun terakhir yaitu dari tahun 2013-2016 produksi jagung mengalami peningkatan dari 18,5 juta ton menjadi 23,5 juta ton dengan produktivitas per hektar yaitu 4,84 t/ha dan 5,30 t/ha. Kenaikan produksi jagung terjadi karena adanya peningkatan luas panen dan produktivitas. Sedangkan produktivitas jagung di Sumatera Utara masih rendah yaitu dengan rata-rata 6,16 t/ha. Hasil ini masih sangat rendah bila dibandingkan hasil penelitian dengan penerapan teknologi yang berkisar 10 t/ha.

Untuk meningkatkan produksi jagung dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia diperlukan strategi khusus. Adapun tindakan yang dilakukan adalah: (1) Informasi mengenai kadar hara pada tanaman, (2) Pemupukan,(3) Jarak tanam dan jumlah benih perlubang. Salah satu pendekatan inovatif dalam meningkatkan produksi jagung yaitu dengan mengetahui kadar hara pada tanaman jagung sebagai acuan dalam menghitung kebutuhan pupuk untuk tanaman.

Produksi yang tinggi tidak akan mungkin dapat dicapai bila hara yang dibutuhkan tanaman tidak tersedia didalam tanah untuk tanaman tersebut. Oleh karena itu, dalam menentukan dosis pupuk untuk mencapai target produksi perlu

(12)

diketahui berapa jumlah hara yang diserap atau dibutuhkan oleh tanaman, salah satu cara yakni dengan mengetahui hara pada tanaman yang terabsorbsi pada fase vegetatif dan generatif (berangkasan, dan biji). Dengan demikian kebutuhan hara pada tanaman perlu disediakan di tanah sehingga produksi maksimal sesuai yang diinginkan.

Untuk mencapai hal tersebut, perlu dosis pupuk yang tepat berdasarkan hara yang diserap tanaman jagung untuk produksi yang maksimal. Pemberian dosis pupuk yang tepat dapat meningkatkan produksi tanaman jagung. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang peningkatan produksi tanaman jagung (Zea mays L.) melalui hara N, P, K, Mg yang diserap oleh tanaman jagung.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuat rekomendasi pemupukan pada tanaman jagung dengan menganalisis kadar hara N, P, K dan Mg yang terkandung pada brangkasan dan biji jagung (Zea mays L.).

Hipotesis Penelitian

Dengan mengetahui kadar hara N, P, K, dan Mg pada brangkasan dan biji jagung dapat digunakan sabagai data untuk mendisain rekomendasi pemupukan tanaman jagung (Zea mays L.).

Kegunaan Penelitian

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

- Memberikan informasi kepada petani dan pihak terkait mengenai pemupukan berdasarkan kemampuan tanaman, hara yang terbawa panen, dan pupuk yang digunakan.

(13)

Karakteristik Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Tanaman jagung (Zea mays L.) di percaya berasal dari benua Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Namun, yang banyak dipercaya ilmuan adalah bahwa tanaman jagung berasal dari Mexico karena jagung dan spesies liar jagung (teosinte) sejak lama ditemukan didaearah tersebut. Pendapat ini juga di perkuat dengan ditemukannya fosil tepung sari dan tongkol jagung dalam gua,dan kedua spesies memiliki keragaman genetik yang luas. Teosinte dipercaya sebagai progenitor tanaman jagung (Iriany, et al., 2007).

Secara taksonomi tanaman jagung memiliki kingdom: Plantae, Divisio:

Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Class: Monocotyledoneae, ordo, Poales, Famili: Poaceae, Genus: Zea, Spesies: Zea mays L. Jagung merupakan tanaman semusim determinan dan satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Secara struktural, Biji jagung yang telah matang terdiri dari utama yaitu, perikarp, lembaga, endosperm, dan tip kap (Nugraheni, 2016).

Tanaman jagung dapat dibudidayakan pada dataran tinggi maupun dataran rendah, pada lahan sawah dan tegalan. Suhu optimal antara 21-34°C, pH tanah antara 5,6-7,5 dengan ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl.Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan baik. Hal ini yang menyebabkan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak (BPT NAD, 2009).

(14)

Sistem perakaran tanaman jagung merupakan akar serabut dengan 3 macam akar yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Tinggi batang jagung berkisar antara 150 sampai dengan 250 cm yang terbungkus oleh pelepah daun yang berselang-seling berasal dari setiap buku. Jumlah daun jagung bervariasi antara 8 helai sampai dengan 15 helai, berwarna hijau berbentuk pita tanpa tangkai daun. Pelepah daun berfungsi untuk membungkus batang dan melindungi buah (Riwandi, et al., 2014).

Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas.Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besardibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap (Subekti, et al., 2004).

Unsur Hara Tanaman Jagung

Hara N, P dan K merupakan hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung. Cooke, (1985) dalam Syafruddin, (2013) menyatakan setiap ton hasil biji, tanaman jagung membutuhkan 27,4 kg N; 4,8 kg P; dan 18,4 kg K, sehingga diperlukan hara yang tepat agar kebutuhan tanaman akan hara dapat terpenuhi secara optimal. Umumnya, tanah-tanah didaerah tropika basah kekurangan hara terutama N, P, dan K pada tanaman jagung, sehingga untuk mendapatkan hasil mendekati potensi hasil, diperlukan tambahan pupuk yang jumlahnya sangat tergantung lingkungan dan pengelolaan lingkungan.

Pola serapan hara dalam satu musim megikuti pola akumulasi bahan kering.

Sedikit N, P dan K diserap tanaman pada pertumbuhan fase 2, dan serapan hara sangat cepat selama fase vegetatif dan pengisian biji. Unsur hara N dan P terus menerus diserap tanaman sampai mendekati matang, sedangkan K diperlukan saat

(15)

silking. Berikut ini adalah tabel produksi per hektar dan kandungan unsur N, P, K dan Mg tanaman jagung.

Tabel 1. Produksi Per Hektar dan Kandungan Unsur N, P, K dan Mg Tanaman Jagung.

Referensi Produktivitas

Kadar Hara yang Terserap (%)

N P K Mg

Utomo, (2016) 8 ton/ha

4 ton/ha

Brangkasan Biji

0,98 5,4

0,19 0,97

2,22 1,29

- - Hanafiah (2014) 5 ton/ha

5,34 ton/ha

Brangkasan Biji

2,24 2,83

0,35 0,48

2,69 0,69

0,38 0,14 Damanik, (2009) 4 ton/ha Brangkasan

Biji

0,95 1,5

0,15 0,3

0,95 0,75

0,08 0,15 Syafruddin, et al., (2009) 9,45 ton/ha Brangkasan

Biji

0,65 1,36

0,08 0,32

1,66 0,41

0,34 0,11 Syafruddin, (2013) menyatakan berdasarkan peluang hasil 7 ton/ha dan kemampuan tanah menyediakan hara secara alami, rekomendasi untuk tanah vertisol di Sidrap adalah 150 kg N, 23 kg P2O5, 25 K2O kg dan 5 kg S per hektar, di Barru sebanyak 170 kg N, 5 kg P2O5, dan 25 K2O. Menurut Atman, 2015 selain pupuk N, P dan K mutlak diberikan untuk tanaman jagung agar hasil pipilan kering tidak menurun secara significant. Dari berbagai hasil penelitian kadar hara tanaman jagung yang berbeda-beda maka menurut Hanafiah (2014) tidak semua unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman, banyak yang diserap tanaman hanya tersedia didalam tanah tetapi tidak tersedia bagi tanaman.

Tabel 2. Kriteria Kadar Hara Brangkasan Tanaman Jagung (Zea mays L.) Parameter

tanaman

Nilai Rendah

%

Sedang

%

Tinggi

%

N <2,5 2,5-3,2 >3,2

P <0,16-0,24 0,25-0,40 >0,41-0,50

K <2,0 2,0-3,5 >3,5

Mg <0,13 0,13-1,00 >1,00

Sumber: Barker dan Pilbeam, (2007)

(16)

Tabel 3. Kriteria Kadar Hara Biji Tanaman Jagung (Zea mays L.) Parameter

tanaman

Nilai Rendah

%

Sedang

%

Tinggi

%

N <1,50 1,50 >1,50

P <0,29 0,30-0,50 0,51-1,00

K <0,37 0,38-0,75 0,76-1,00

Mg <0,11 0,12-0,30 0,31-0,50

Sumber: Loy dan Lundy, (2012)

Menurut Kaihatu dan Pesireron (2016) dalam upaya peningkatan produktivitas jagung, aspek yang dipedomani adalah tingkat produksi yang telah dicapai saat ini. Pada daerah-daerah yang memiliki produksi yang tinggi (>6,0 t/ha jagung pipilan) perlu di kembangkan program pemantapan produktivitas, seperti pemupukan. Sedangkan daerahnya masih rendah (<5 t/ha) diarahkan untuk pengembangan varietas unggul berpotensi hasil tinggi.

Nitrogen dalam Tanah dan Tanaman

Nitrogen (N) adalah unsur esensial dari seluruh makhluk hidup. Nitrogen disebut sebagai unsur kunci untuk produksi tanaman dan sangat sering menjadi unsur pembatas bagi pertumbuhan dan produksi tanaman di ekosistem tanah.

Nitrogen dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak. Unsur hara ini merupakan penyusun protein dan asam nukleat (purinem pyrimidine), komponen dinding sel bakteri dan berperan dalam sintesis dan transfer energi. Tanaman mengandung 1-5

% N dari bobot kering (Hanafiah, et al., 2009).

Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk NH4+ dan NH3-. Tanaman menyerap kedua bentuk N-amonium maupun n-nitrat, tetapi tanaman lebih banyak menyerap N-amonium dibanding N-nitrat. Hal ini ada kaitannya dengan bentuk N- amonium yang segera dapat digabungkan ke N-organik sebagai penyusun konstituen organ-organ tanaman, sedangkan N nitrat yang diserap sebelum

(17)

diinkorporasikan N-nitrat ini lebih dulu mengalami serangkaian reaksi denitrifikasi (Hanafiah, 2014).

Menurut Demari, et al., 2016, pengelolaan nitrogen (N) yang tidak memadai merupakan faktor pembatas yang menyebabkan rendahnya hasil gabah jagung.

Nitrogen berperan panting dalam metebolisme tanaman terutama dalam pembentukan protein dan biosintesis klorofil yang diperlukan sejak awal fenologi perkembangan tanaman. Pemupukan nitrogen mampu meningkatan kualitas biji- bijian, meningkatkan protein dan nutrisi mineral tanaman, meningkatkan jumlah tongkol jagung per tanaman,meningkatkan berat tongkol jagung.

Nitrogen adalah penyusun utama berat kering tanaman muda dibandingkan tanaman tua. Nitrogen harus tersedia didalam tanaman sebelum terbentuknya sel-sel baru. Tanaman mengabsorbsi N pada waktu tanaman tubuh aktif, tetapi tidak selalu pada tingkat kebutuhan yang sama. Banyaknya N yang dapat diabsorbsi tiap hari persatuan berat tanaman adalah maksimum pada saat masih muda dan berangsur- angsur menurun dengan bertambahnya usia (Budi dan Sari, 2015).

Tabel 4. Rekomendasi Pemupukan N pada Tanaman Jagung Berdasarkan Efesiensi Agronomik N dan Kenaikan Hasil Jika Dipupuk N Dibanding Tanpa N.

Kenaikan hasil dibanding tanpa N

(ton/ha)

Efesiensi Agronomik Rendah

25 kg/kg

Sedang 29 kg/kg

Tinggi 33 kg/kg ...Takaran N kg/ha...

1

2 80

3 120 105

4 160 140 120

5 175 150

6 180

7 210

8 240

Sumber: Witt dalam Syafruddin, et al.,(2007)

(18)

Tanaman yang kekurangan nitrogen umumnya kerdil dengan sistem perakaran terbatas. Daun menjadi kuning atau hijau kekuning-kuningan dan cendrung dapat rontok, hal ini disebabkan proses asimilasi buruk yang menyebabkan pembungaan tanaman terhambat dan memperpendek siklus pertumbuhan. Selain itu, defisiensi nitrogen menurunkan gabahbobot dan hasil gabah jagung masing-masing 9-25% dan 14-80% (Moraditochaee, et al., 2012).

Pemberian pupuk N sesuai dengan kebutuhan tanaman tidak hanya berkaitan dengan tingkat produktivitas dan kualitas hasil, tetapi juga efesiensi ekonomi dan dampak lingkungan, kekurangan pemberian pupuk N akan menyebabkan produktivitas dan kualitas hasil menurun, sebaliknya kelebihan pupuk N akan menyebabkan tanaman mudah rebah, selain tidak efesien dan berdampak negatif terhadap lingkungan (Syafruddin, 2015).

Fosfor dalam Tanah dan Tanaman

Fosfor merupakan hara penting esensial kedua setelah nitrogen yang memegang peranan penting dalam berbagai proses seperti fotosintesis, asimilasi dan respirasi. P berperan dalam pertumbuhan tanaman (batang, akar, daun dan ranting). Fosfat di butuhkan oleh tanaman untuk pembentukan sel pada jaringan akar dan tunas yang sedang tumbuh serta memperkuat batang sehingga tidak mudah rebah pada ekosistem alami (Liferdi, 2010).

Fosfor sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perkembangan tanaman.

Hal ini disebabkan P banyak terdapat didalam nukleotida yang merupakan suatu ikatan yang mengadung P sebagai penyusun RNA dan DNA yang berperan dalam sel tanaman. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi P dalam metabolisme sel dan sebagai aktivator beberapa enzim. Unsur tersebut juga menentukan pertumbuhan akar, mempercepat kematangan dan produksi buah dan biji. Tanaman menyerap

(19)

unsur ini dalam bentuk ion monofosfat atau fosfat primer (H2PO4-

dan sekunder (HPO4-

) (Aprilianda, 2012).

Fungsi fosfor pada tanaman yaitu merangsang pertumbuhan awal dan pembentukan akar dan pertumbuhan, diperlukan untuk pembelahan seldan pembentukan DNA dan RNA, Meningkatkan kemampuan tanaman untuk menyerap air, nutrisi, Merangsang mekar bungadan pengembangan benih, Meningkatkan kekuatan tanaman dankemampuan untuk mentoleransilingkungan yang tidak menguntungkankondisi dan Bantuan dalam fotosintesis danformasi makanan (CFAITC, 2009).

Menurut Fahmi, et al., 2010, defisiensi hara P akan menyebabkan pertumbuhan tanaman yang lambat, daun-daun tua mengalami pigmentasi ungu.

Gejala-gejala tersebut terlihat pada daun-daun tua sebagaimana sifat unsur P yang mobile dalam jaringan tanaman.

Tabel 5. Rekomendasi Pemupukan P pada Tanaman Jagung Berdasarkan Target Hasil dan Kenaikan Hasil Jika Di Pupuk P Dibanding Tanpa P.

Kenaikan hasil dibanding tanpa P

(ton/ha)

Target Hasil

5-8 t/ha 9-12 t/ha ...Takaran P2O5 kg/ha...

0 5-10 10-15

0,5 25-30 30-35

1,0 45-50 50-55

1,5 65-70 70-75

2,0 85-90 90-95

2,5 105-110 110-115

Sumber: Syafruddin,et al., (2009)

Kalium dalam Tanah dan Tanaman

Kalium sebagai hara esensial dibutuhkan tanaman jagung dalam jumlah yang cukup banyak dibanding unsur hara P. Peran K pada tanaman berkaitan erat dengan proses biofisika dan biokimia. Dalam proses biofisika, K berperan penting

(20)

dalam mengatur tekanan osmosis dan tugor, yang pada gilirannya akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel serta membuka dan menutupnya stomata. Gangguan pada pembukaan dan penutupan stomata akibat tanaman kahat (deficiency) K akan menurunkan aktivitas fotosintetis karena terganggunya pemasukan CO2 ke daun. Tanaman yang cukup K dapat mempertahankan kandungan air dalam jaringannya, karena mampu menyerap lengas dari tanah dan

mengikat air sehingga tanaman tahan terhadap cekaman kekeringan (Subandi, 2012).

Secara umum, kalium sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan akar tanaman. Perakaran yang optimal akan mendukung suplai unsur hara ke dalam jaringan tanaman sehingga akan mendukung pertumbuhan tanaman jagung. Selain itu unsur K sangat mempengaruhi laju pemanjangan batang terutama pada jaringan yang aktif membelah pada bagian ujung tanaman (jaringan meristem). Secara alamiah K berdifusi lewat tanah ke akar tanaman yang tumbuh pada daerah perakaran dan K memberikan efek yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman.

(Maruapey dan Faesal, 2010) .

Jumlah kalium yang hilang bersama air atau tercuci adalah sangat bervariasi. Kehilangan ini dapat mencapai 25 Kg per hektar per tahun, tetapi dapat juga lebih besar. Jika air drainase dari tanah yang dipupuk kalium berat diteliti, maka terdapat kadar kalium dalam air tersebut cukup tinggi. Dalam keadaan ekstrim kehilangan ini dapat menyamai nitrogen (Budi dan Sari, 2015).

Penggunaan tambahan pupuk K2O menurut beberapa penelitian yang telah dilakuakan yaitu di negara Pakistan sesuai hasil pengamatan menunjukan hasil peningkatan produksi. Dari 71 percobaan di pupuk 170 kg/ha N dan 74 kg/ha P2O5

selanjutnya dibuat dua perlakuan, perlakuan pertama tidak ditambahkan K2O

(21)

sedangkan perlakuan lain di tambah 124 kg/ha. Dari percobaan tersebut didapat hasil dimana penambahan pupukK2O ternyata produksi yang diperoleh mula-mula 3,346 ton/ha menjadi 3,576 ton/ha.Dengan demikian ada peningkatan hasil 7 % (Aak, 1993).

Tabel 6. Rekomendasi Pemupukan K pada Tanaman Jagung Berdasarkan Target Hasil dan Kenaikan Hasil Jika Di Pupuk K Dibanding Tanpa K.

Kenaikan hasil dibanding tanpa K

(ton/ha)

Target Hasil

4-7 t/ha 7-10 t/ha 10-12 t/ha

...Takaran K20 kg/ha...

0 20-30 30-40 40-50

0,5 40-50 50-60 60-70

1,0 60-70 70-80 80-90

1,5 80-90 90-100 100-110

2,0 100-110 110-120 120-130

2,5 120-130 130-140 140-150

Sumber: Syafruddin, et al.,(2007)

Tanaman yang kekurangan kalium memiliki gejala seperti daun berbintik kuning coklat atau terjadi klorisis, daun berbentuk huruf V terbalik. Gejala nampak pada daun bagian bawah, bagian pinggir daun biasanya berwarna coklat seperti terbakar, tetapi tulang daun tetap hijau, tanaman yang mengalami kahat K parah, daun berubah menjadi coklat dan akhirnya gugur, tanaman mudah rebah dan mudah terinfeksi fungiyang adadi tanah (Atman, 2015).

Magnesium dalam Tanah dan Tanaman

Magnesium diambil tanaman dalam bentuk ion Mg 2+, terutama berperan sebagai penyusun klorofil (satu-satunya mineral), tanpa klorofil fotosintesis tanaman tidak akan berlangsung, dan sebagai aktivator enzim. Secara umum Mg menyusun 0,2 % bagian tanaman, sebagian besar terdapat di daun tetapi sering kali dijumpai dalam proporsi cukup banyak pada biji-bijian padi, jagung, sorgum, kedelai dan kacang tanah (Hanafiah, 2014).

(22)

Magnesium diperlukan dalam proses Fisiologi lain. Salah satu peran utama Magnesium (Mg2+) adalah sebagai kofaktor hampir seluruh enzim yang mengaktifkan proses fosforilasi. Magnesium membentuk jembatan antara struktur pirofosfat dari ATP maupun ADP dengan molekul Enzim. Mg terlibat dalam proses transfer energi pada fotosintesis, glikolisis, daun asam trikarboksilat, dan

respirasi. Mg mempunyai peranan penting pada seluruh proses metabolisma (Budi dan Sari, 2015).

Tabel. 7. Harkat Hara Mg pada Daun Indikator Tanaman Jagung

Harkat Jagung %

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

> 0,55 0,41-0,55 0,21-0,40 0,11-0,20

< 0,10 Sumber. Rosmarkam dan Yuwono, (2002)

Gejala defisiensi pada tanaman menunjukan adanya klorosis diantara tulang daun, terutama daun tua. Jika keadaan ini berjalan terus, jaringan akan mati kering adan mati. Daun akan menjadi kecil dan rapuh, pinggiran daun akan menggulung.

Magnesium mudah bergerak dari organ yang tua keorgan yang lebih muda (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Analisis Tanaman

Analisis tanaman dimulai sejak De Sausure berhasil menganalisa abu tanaman pada tahun 1804 (Ulrich, 1943). Sejak tahun 1862 tersebut analisis tanaman telah dikembangkan sebagai suatu alat untuk mempelajari unsur hara.

Kemudian digunakan sebagai suatu indicator biologis status hara dalam tanah.

Analisis tanaman merupakan cara yang baik untuk menentukan tersedianya unsur hara dalam tanah bagi tanaman.

(23)

Pada tahun 1920-an analisis tanah berkembang kembali, yaitu sejak Lundegardh menyatakan bahwa unsur hara dalam tanaman merupakan pencerminan keadaan unsur hara dalam tanah. Leece (1968) menyakan bahwa suatu konsep baru telah di kembangkan, dimana analisa tanaman dianggap sebagai suatu indeks status hara tanaman tanpa memperdulikan penyediaan unsur hara dari tanah.

Adapun dasar analisa tanaman adalah bahwa kadar hara dalam tanaman pada suatu saat merupakan resultante dari kadar hara dalam tanah dan semua faktor

yang mempengaruhinya, sampai pada saat pengambilan contoh tanaman (Ulrich, 1952; Ulrich dan Hills, 1967; Munson dan Nelson, 1973).

Sampai saat ini peramalan kebutuhan pupuk dengan menggunakan analisis tanah belum memuaskan, karena adanya kesulitan dalam mengambil contoh tanah yang mewakili, sebagai akibat keadaan tanah dan perlakuan pupuk setempat.

Terutama sekali kesulitan dihadapi pada saat penentuan dan pengambilan contoh, untuk tanaman yang mempunyai perakaran dalam seperti tanaman tahunan. Oleh karena itu penelitian mengenai status hara tanaman cendrung lebih banyak beralih dari analisa tanah ke analisa tanaman. Dengandemikian di harapkan penggunaan analisa tanaman dapat berkembang dengan pesat apalagi dengan didapatkanya peralatan dan prosedur yang dapat mempermudah dan mempercepat analisa seperti Colorimetri, Flame Photometer dan Atomic Absorption (de Waard, 1978).

Analisa tanaman di tujukan untuk mengetahui status unsur hara dalam tanaman. Dengan analisa tanaman status unsur hara dapat di tentukan lebih tepat, sehingga tujuan dan anjuran pemupukan dapat dilaksanakan lebih mengenai sasarannya (Santoso, 1984).

Secara umum analisa tanaman dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan produksi dengan cara mengadakan penilian terhadap program

(24)

pemupukan, menduga status unsur hara, mediagnosa perumbuhan yang abnormal, menduga respon terhadap pemupukan, mengadakan monitoringunsur hara selama pertumbuhan (Goodal dan Gregory, 1947; Ulrich dan Hills, 1967).

Lundegardh, (1943) menyatakan bahwa pemakian analisa tanaman memberikan keuntungan lebih banyak dibandingkan dengan analisis tanah, karena analisa tanaman dapat menunjukan lebih tepat tersedianya unsur hara dalam tanah.

Analisa tanaman juga dapat di pergunakan untuk menyatakan status unsur hara dan terjadinya defisiensi unsur hara. Menurut Smith (1962), Ulrich dan Milss (1973), dengan analisa tanaman dapat diketahui terjadinya defisiensi unsur hara tertentu sebelum tanaman menunjukan gejala defisiensi. Geraldson, et al., (1973), menambahkan bahwa analisa tanaman dapat digunakan untuk keperluan perbaikan dan peningktan efesiensi analisa tanah, mengukur efektifitas jumlah, macam dan cara pemupukan, mempelajari pengaruh lingkungan, mempelajari adanya interaksi unsur-unsur hara, dan meneliti efektifitas penggunaan pupuk diantra varietas- varietas tanaman.

Suatu unsur yang terkandung di dalam masing-masing jaringan tanaman tidak berada dalam jumlah yang sam atau tidak homogeny. Konsentrasi unsur dalam bagian tanaman tertentu seperti daun, tangkai daun, batang dan sebagainya terdapat dalam jumlah yang berbeda. Konsentrasi suatu unsur dalam bagian-bagian tanaman tersebut akan berubah sesuai dengan umur tanaman. Untuk tujuan interppretasi dalam analisa tanaman diperlukan suatu hubungan yang baik antara konsentrasi suatu unsur dalam bagian tanaman tertentu dengan pertumbuhan atau produksinya (Ulrich dan Hills, 1973).

(25)

Tempat dan Waktu Penelitian

Pengambilan sampel tanaman untuk penelitian ini dilaksanakan di Areal Percontohan Pertanian Narapidana Desa Klambir Lima Kebun, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Medan, Laboratorium Riset dan Teknologi Fakuktas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Laboratorium Penelitian Tanah Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, di mulai dari bulan Mei 2018 sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman jagung sebagai sampel yang akan dianalisis kadar hara N, P, K dan Mg pada tanaman, sebagai bahan untuk mengukur kadar hara N pada tanaman jagung adalah NaOH 40%, H3BO3 4 %, HCl 1 N, asam sulfat 5 N, bahan untuk mengukur kadar hara P pada tanaman jagung adalah amonium molibdat, kalium antimonit tartarat, asam askorbat, sedangkan bahan untuk mengukur kadar hara K dan Mg pada tanaman jagung asam chlorida 1 N sebagai.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau yang digunakan untuk memotong sampel tanaman jagung saat pengambilan contoh tanaman yang akan dianalisis, AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer) untuk mengukur konsentrasi atau absorbansi suatu sampel atau bahan atom berdasar panjang gelombang, Spektrofotometer untuk mengukur panjang gelombang warna P, Destilatoruntuk mengukur kadar N, Kjeldahlterm untuk pengabuan bahan, timbangan analitik untuk menimbang bahan pendukung penelitian, spidol/pensil

(26)

sebagi alat tulis, kamera sebagai alat dokumentasi, dan sejumlah alat-alat laboratorium.

Metode Penelitian

Penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan kerja yaitu survei pendahuluan, pengambilan sampel tanaman, analisis tanaman di Laboratorium analisis data. dan yang terakhir ialah perhitungan rekomendasi pemupukan Tahapan kegiatan- kegiatan diatas akan diuraiakan satu per satu sebagai berikut:

a. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan dilakukan untuk mengetahui data dari lahan tanaman jagung yang akan diteliti. Adapun data yang dikumpulkan yaitu data luas lahan jagung yang ditanami petani, produksi satu kali tanam, pupuk yang digunakan, berapa kali penanaman per tahun dan penentuan titik pengambilan sampel.

b. Pengambilan Sampel Tanaman

Pengambilan sampel tanaman dilakukan dengan memilih tanaman yang sudah berproduksi (menghasilkan tongkol jagung) yaitu dengan memilih tanaman yang paling subur dan sudah berumur 3 bulan sebanyak 20 tanaman. Sampel tanaman diambil dengan cara menggunakan pisau atau parang untuk memotong tanaman jagung.

c. Analisis Tanaman di Laboratorium

Sebelum melakukan analisis di laboratorium ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu persiapan sampel yang akan dianalisis, mengeringkan tanaman yang telah diambil dari lapangan, menimbang berat basah dan kering brangkasan beserta tongkol jagung dan terakhir yaitu menganalisis kadar hara N, P, K, dan Mg.

Untuk mengetahui hara yang diserap tanaman jagung, maka diukur di Laboratorium Riset dan teknologi Fakultas pertanian, dan Laboratorium

(27)

Penelitian Farmasi. Hara yang di analisis ialah N (metode Kjeldahl), P, K, Mg (metode destruksi basah).

d. Analisis Data

Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus statistik.

Rumus statistik yang digunakan untuk analisa data dalam penelitian ini adalah rumus standard deviasi. Standarddeviasi adalah nilai statistik yang digunakan untuk menentukan bagaimana sebaran data dalam sampel dan seberapa dekat titik data individu atau rata-rata nilai sampel.

Rumus Standart Deviasi:

Keterangan:

S = Standard Deviasi N = Jumlah Sampel

Xi = Nilai sampel Tanaman X = Rata –rata tanaman 2. Parameter Penelitian

1. Bobot Brangkasan dan Biji Jagung

Bobot brangkasan dan biji jagung ditimbang menggunakan timbangan analitik setelah dikeringkan. Brangkasan adalah seluruh bagian tanaman kecuali biji dan akar tanaman tersebut.

2. Kadar Hara N, P, K, Mg pada Tanaman Jagung

Untuk mengetahui kadar hara yang terdapat pada tanaman jagung perlu di analisis kadar hara yang berada di berangkasan dan biji jagung.

(28)

Prosedur Analisis

1. Nitrogen Total Tanaman dengan Metode Kjeldhal

Ditimbang tanaman sebanyak 0,25 g masukkan ketabung reaksi, tambah H2SO4 (biarkan semalam), kemudian destruksi pada elektrothermal, tetesi H2O2 5-10 tetes hingga bening, setelah bening pipet ekstrak sebanyak 10 ml ke dalam labu destilasi tambahkan NaOH 5 ml, Penopthalin 5 tetes dan H2O secukupnya, kemudian masukkan bahan pengikat (penampung hasil destilasi) ke dalam erlenmeyer dengan bahan H3BO3 10 ml dan H2O 10 ml (Mukhlis, 2014).

2. Fosfor Tanaman dengan Metode Destruksi Basah

Ditimbang tanaman sebanyak 0,25 g masukkan ke tabung reaksi, tambah

H2SO4(biarkan semalam), kemudian destruksi pada elektrothermal, tetesi H2O2 5-10 tetes hingga bening, kemudian encerkan sebanyak 5 kali, pipet 5 ml cairan

destruksi basah kedalam tabung reaksi tambahkan 10 ml regen fosfat B kemudian diukur pada Spektrophotometer (Mukhlis, 2014).

3. Kalium Tanaman dengan Metode Destruksi Basah

Ditimbang tanaman sebanyak 0,25 g masukkan ke tabung reaksi, tambah

H2SO4 (biarkan semalam), kemudian destruksi pada elektrothermal, tetesi H2O2 5-10 tetes hingga bening, kemudian encerkan sebanyak 25 kali, kemudian di ukur

pada AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer) (Mukhlis, 2014).

4. Magnesium Tanaman dengan Metode Destruksi Basah

Ditimbang tanaman sebanyak 0,25 g masukkan ke tabung reaksi, tambah H2SO4 (biarkan semalam), kemudian destruksi pada elektrothermal, tetesi H2O2

5-10 tetes hingga bening, kemudian encerkan sebanyak 25 ml, kemudian di ukur pada AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer) (Mukhlis, 2014).

(29)

Hasil

Analisis kadar hara tanaman ditujukan untuk mengetahui status unsur hara didalam tanaman. Dengan analisa tanaman status hara dapat ditentukan lebih tepat, sehingga tujuan dan anjuran pemupukan dapat dilaksaanakan lebih mengenai sasarannya. Analisis tanaman juga dapat dipergunakan untuk menyatakan status unsur hara dan terjadinya defisiensi unsur hara.

Bobot Brangkasan dan Biji Jagung

Berdasarkan hasil yang diperoleh berat rataan brangkasan dan biji dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan Bobot Brangkasan dan Biji Jagung Umur 14 MST

Sampel Hasil

Brangkasan (g) Biji (g)

1 148,29 212,25

2 141,53 192,67

3 157,66 213,56

4 161,66 221,66

5 148,80 201,36

6 165,94 222,37

7 152,54 209,47

8 150,12 201,64

9 142,33 183,32

10 141,69 190,84

11 139,60 181,76

12 147,59 208,23

13 156,02 208,44

14 153,14 211,63

15 163,54 230,78

16 162,55 222,90

17 170,60 242,62

18 151,63 207,36

19 161,76 235,29

20 179,03 240,32

Total 3096,04 4238,46

Rataan 154,80 211,92

(30)

Tabel 8 menunjukan bobot kering brangkasan dan biji jagung, dengan rataan brangkasan yaitu 154,80 g dan biji memiliki bobot rataan 211,92 g. Bobot kering ini dapat dijadikan sebagai target produksi untuk rekomendasi pemupukan sebagai berikut.

Tabel 9. Target Produksi yang Diperoleh pada Brangkasan dan Biji Target Produksi

(ton/ha)

Brangkasan (Kg)

Biji (Kg)

8 5884,71 8000

12 8765,57 12000

16 11687,42 16000

20 14609,29 20000

Pada Tabel 9 dapat dilihat, dari rataan brangkasan dan biji diperoleh target produksi sebagai acuan rekomendasi pemupukan yang akhirnya digunakan untuk menghitung dosis pemupukan pada tanaman jagung.

Tabel 10. Analisis Beberapa Kadar Hara pada Brangkasan Tanaman Jagung 14 MST

Sampel Kadar N

(%)

Kadar P (%)

Kadar K (%)

Kadar Mg (%)

1 1,33 0,16 1,33 0,12

2 1,30 0,19 1,26 0,09

3 1,55 0,14 1,34 0,11

4 1,63 0,25 1,23 0,12

5 1,59 0,14 1,40 0,16

6 1,61 0,15 1,32 0,12

7 1,33 0,17 0,94 0,14

8 1,55 0,12 1,25 0,12

9 1,49 0,16 1,00 0,13

10 1,58 0,16 0,93 0,21

Rataan 1,50 0,16 1,20 0,13

Standar Deviasi 0,13 0,04 0,18 0,03

Range 1,37-1,63 0,12-0,20 1,02-1,38 0,10-0,16 Dari Tabel 10 dapat dilihat hasil analisis unsur hara pada brangkasan jagung yang telah dianalisis. Dari 10 sampel tanaman yang telah dianalisis diperoleh rataan konsentrasi unsur hara N, P, K, dan Mg pada brangkasan jagung, yaitu N 1,50%, kadar hara P 0,16%, kadar hara K 1,20% dan kadar hara Mg 0,13%.

(31)

Tabel 11. Analisis Beberapa Kadar Hara Pada Biji Tanaman Jagung Umur 14 MST

Sampel Kadar N

(%)

Kadar P (%)

Kadar K (%)

Kadar Mg (%)

1 1,69 0,24 0,64 0,14

2 1,40 0,08 0,50 0,07

3 0,93 0,06 0,44 0,08

4 1,62 0,29 0,69 0,13

5 1,48 0,16 0,56 0,08

6 0,91 0,10 0,41 0,07

7 1,42 0,17 0,43 0,07

8 1,75 0,15 0,43 0,09

9 1,41 0,21 0,48 0,10

10 1,20 0,21 0,43 0,07

Rataan 1,38 0,17 0,50 0,09

Standar Deviasi 0,29 0,07 0,10 0,03

Range 1,09-1,67 0,10-0,24 0,40-0,60 0,06-0,12 Hasil analisis status hara N, P, K dan Mg biji jagung yang diambil dari desa Klambir Lima kebun dapat dilihat pada Table 11. Dari data tersebut dari 10 sampel yang telah dianalisis, data yang dapat digunakan untuk rekomendasi pemupukan yaitu N 1,38% dengan standar deviasi 0,29, P 0,17% dengan standar deviasi 0,07, K 0,50% dengan standar deviasi 0,10 dan Mg 0,09% dengan standar deviasi 0,03.

Tabel 12. Dosis Pemupukan Tanaman Jagung Berdasarkan Target Produksi Target Produksi

(ton/ha) Pupuk Dosis

(g/tanaman) 8

Urea 5,6 - 7,6

SP36 1,4 - 2,9

KCl 2,8 - 3,5

Dolomit 1,4 - 2,6

12

Urea 8,3 - 11,3

SP36 2,1 - 4,4

KCl 4,0 - 5,8

Dolomit 2,2 - 3,8

16

Urea 11,1 - 15,2

SP36 2,8 - 5,8

KCl 5,4 - 7,6

Dolomit 2,9 - 5,1

20

Urea 14 – 19

SP36 3,9 - 7,2

KCl 6,8 - 9,7

Dolomit 3,6 - 6,6

Keterangan: Dosis Pemupukan untuk Mencapai Hasil 8, 12, 16 dan 20 ton/ha.

(32)

Pembahasan

Hasil rata-rata bobot kering brangkasan dan biji jagung dapat gunakan sebagai salah satu komponen untuk menghitung rekomendasi pemupukan pada tanaman jagung. Untuk menghasilkan 8 ton/ha biji, diperoleh 5884,71 Kg brangkasan, sedangkan untuk menghasilkan 12 ton/ha biji, diperoleh 8765,57 Kg brangkasan. Untuk menghasilkan 16 ton/ha biji, diperoleh 11689,42 Kg brangkasan, dan untuk menghasilkan 20 ton/ha biji, diperoleh 14609,29 Kg brangkasan.

Berdasarkan hasil analisis 10 sampel tanaman diperoleh kadar hara N jagung berkisar 1,37%-1,63% N pada berangkasan dan 1,09-1,67% N dibiji, dengan rata-rata 1,50% N pada brangkasan dan 1,38% N pada biji. Nitrogen penyusun sekitar 40%-50% bobot kering protoplasma atau bahan hidup sel tanaman, oleh karena itu nitrogen dibutuhkan dalam jumlah lebih besar dibandingkan dengan senyawa lain bagi tanaman.

Fosfor sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini disebabkan karena P banyak terdapat di dalam sel tanaman berupa unit-unit nukleotida. Kadar hara P terdapat pada Tabel 9 dan Tabel 10, yaitu berkisar 0,12%-0,20% pada brangkasan dan 0,10%-0,24% pada biji, dengan rata- rata 0,16% pada brangkasan dan 0,17% dibiji. Fosfor sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta berpengaruh produktivitas dan perbaikan kualitas hasil dan mempercepat masa kemasakan (Aprilianda, 2012).

Unsur K pada penelitian ini yaitu berkisar 0,02% - 1,38% pada berangkasan dan 0,40% - 0,60% pada biji dengan rataan hasil 1,20% dibrangkasan dan 0,50%

pada biji.Pada umumnya unsur K dibutuhkan tanaman jagung dalam jumlah yang cukup banyak unsur hara P. Peran K pada tanaman berkaitan erat dengan proses

(33)

biofisika dan biokimia. Hal ini sesuai dengan pernyataan Subandi (2012), dalam proses biofisika, K berperan penting dalam mengatur tekanan osmosis dan turgor, sedangkan dalam proses biokimia, gangguan pada pembukaan dan penutupan stomata akan menurunkan aktivitas fotosintesis.

Magnesium berfungsi sebagai unsur kunci penyusun klorofil (satu-satunya mineral). Magnesium diambil tanaman dalam bentuk ion Mg 2+. Status Mg pada penelitian ini berkisar 0,10%-0,16% pada brangkasan dan 0,06%-0,12% pada biji, dengan rataan hasil brangkasan 0,13% dan 0,09% pada biji. Dari hasil analisis yang telah dilakukan Mg merupakan kadar hara yang paling kecil dibanding unsur N, P, dan K, hal ini dikarenakan pada umumnya Mg diserap tanaman memang cukup rendah.

Dari hasil perhitungan dosis pupuk didapatkan rekomendasi pemupukan tanaman jagung. Untuk menghasilkan 8 ton/ha tanaman jagung membutuhkan dosis pupuk urea 5,6-7,6 g/tanaman (373,32-506,66 kg/ha), SP-36 1,4-2,9 g/tanaman (93,33-193,33 kg/ha), KCl 2,8-3,5 g/tanaman (186,66-233,33 kg/ha) dan Dolomit sebanyak 1,4-3,8 g/tanaman (93,33-173,33 kg/ha). Untuk menghasilkan 12 ton/ha tanaman jagung membutuhkan urea 8,3-11,3 g/tanaman (553,33-753,33 kg/ha), SP-36 2,1-4,4 g/tanaman (139,99-293,33 kg/ha), KCl 4,0-5,8 g/tanaman (266,66- 386,66 kg/ha) dan Dolomit sebanyak 2,2-3,8 g/tanaman (144,66-253,33 kg/ha).

Untuk menghasilkan 16 ton/ha tanaman jagung membutuhkan dosis pupuk urea 11,1-15,2 g/tanaman (739,99 kg/ha- 1,03 ton/ha), SP-36 2.8-5.8 g/tanaman (186,66- 386,66 kg/ha), KCl 5,4-7,6 g/tanaman (360-506,66 kg/ha) dan Dolomit sebanyak 2,9-5,1 g/tanaman (193,33-339,99 kg/ha). Sedangkan untuk menghasilkan 20 ton/ha tanaman jagung membutuhkan dosis pupuk urea 14-19 g/tanaman (933,32

kg/ha-1,26 ton/ha, SP-36 3,9-7,2 g/tanaman (259,99-479,99 kg/ha), KCl

(34)

6,8-9,7 g/tanaman (453,32-646,66 kg/ha), dan Dolomit sebanyak 3,6-6,5 g/tanaman (239,99-433,32 kg/ha). Secara umum analisa tanaman dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan produksi dengan cara mengadakan penilian terhadap program pemupukan, menduga status unsur hara, mediagnosa perumbuhan yang abnormal, menduga respon terhadap pemupukan, mengadakan monitoring unsur hara selama pertumbuhan (Ulrich dan Hills, 1967).

Hasil analisis kadar hara tersebut dapat dijadikan acuan sebagai rekomendasi pemupukan (Lampiran 2) untuk tanaman jagung. Rekomendasi pupuk ini diperoleh dari status hara jaringan tanaman, hal ini dikarenakan analisa tanaman dapat menunjukkan lebih tepat tersedianya unsur hara dalam tanah. Analisa tanaman juga dapat dipergunakan untuk menyatakan status unsur hara dan terjadinya defisiensi unsur hara.

Produksi jagung di Desa Klambir Lima Kebun, Kecamatan Hamparan Perak yaitu berkisar 7 ton/ha pada jagung pipilan kering dan 9 ton/ha bobot kering jagung tanpa pipil. Dari hasil analisis N, P, K, dan Mg jaringan tanaman dan biji jagung termasuk dalam kriteria rendah. Hal ini disebabkan hara yang tersedia tidak 100 % dapat diserap oleh tanaman melainkan mengalami volatilisasi, hal ini bisa terjadi apabila diaplikasikan ketanah, urea mengalami hidrolisis dan berubah menjadi asam karbanat kemudian amonium, oleh sebab itu pengaplikasian urea alangkah baiknya jangan ditabur untuk memperkecil kemungkinan terjadi volatilisasi, yang kedua penyebab hara tidak dapat diserap tanaman sepenuhnya diakibatkan terlindi ke air tanah, hal ini disebabkan karena kecilnya endapan NO3- yang terdenitrifikasi ke N2(N2O) (Rachman, 1999).

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil jumlah pupuk yang dibutuhkan meningkat, bila sasaran target produksi meningkat. Hal ini bisa saja

(35)

terjadi apabila pemberian pupuk bertahap sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga dapat mengurangi kehilangan hara di dalam tanah kemudian hara tersebut dapat diserap oleh tanaman lebih banyak. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil penelitian Syafruddin, et al., (2009) yang membandingkan target produksi dengan cara diberikan pupuk dan tanpa diberi pupuk.

Varietas jagung yang digunakan pada penelitian ini adalah varietas Bisi 18, berdasarkan Lampiran 1 rata-rata hasil untuk varietas Bisi 18 adalah 9 ton/ha pipilan kering sedangkan untuk potensi hasil 12 ton/ha, jika dihubungkan dengan kandungan kadar hara yang telah diperoleh maka produksi dapat ditingkatkan yaitu dengan cara menambah dosis pemupukan pada tanaman jagung, hal ini karena pada lokasi penelitian pupuk yang digunakan petani hanya pupuk Urea 250 kg/ha, SP36 200 kg/ha dan phonska 300 kg/ha.

Varietas Bisi 18 memiliki keunggulan yaitu mampu memproduksi jagung rata-rata tiap satu kg benih dapat menghasilkan 1 kwintal jagung siap jual ini, berbeda dengan varietas bisi sebelumnya yang menghasilkan dua tongkol dal satu tanaman untuk Bisi 18 hanya menghasilkan 1 tongkol namun memiliki volume lebih besar jika dibandingkan dengan yang bertongkol dua. Untuk per 1000 bijinya (kadar air 15%) yaitu mencapai ± 303 gram (PT. Bisi international, 2018).

(36)

Kesimpulan

1. Dosis pemupukan untuk menghasilkan target produksi 8 ton/ha biji jagung varietas Bisi 18 dibutuhkan dosis pupuk urea berkisar 5,6 - 7,6 g/tanaman, SP-36 1,3 - 2,9 g/tanaman, KCl 2,8 - 3,8 g/tanaman dan Dolomit 1,4 - 2,6 g/tanaman.

2. Dosis pemupukan jagung untuk menghasilkan target produksi 12 ton/ha biji jagung varietas Bisi 18dibutuhkan dosis pupuk urea berkisar 8,3 - 11,3 g/tanaman, SP-36 2,1 -4,4 g/tanaman, KCl 4,0 - 5,8 g/tanaman dan Dolomit 2,2 - 3,8 g/tanaman.

3. Dosis pemupukan jagung untuk menghasilkan target produksi 16 ton/ha biji jagung varietas Bisi 18dibutuhkan dosis pupuk urea berkisar 11,1 - 15,2 g/tanaman, SP-36 2,8 - 5,8 g/tanaman, KCl 5,4 - 7,6 g/tanaman dan Dolomit 2,9 - 5,1 g/tanaman.

4. Dosis pemupukan jagung untuk menghasilkan target produksi 20 ton/ha biji jagung varietas Bisi 18dibutuhkan dosis pupuk urea berkisar 14–19 g/tanaman, SP-36 3,9 - 7,2 g/tanaman, KCl 6,8 - 9,7 g/tanaman dan Dolomit 3,6 - 6,6 g/tanaman.

Saran

Perlu dilakukan pemberian pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman jagung untuk meningkatkan kadar haranya, sehingga produksi jagung dikalangan petani semakin maksimal.

(37)

Aak. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius, Yogyakarta.

Apriliandi, D. 2012. Pengaruh Pupuk Majemuk NPK terhadap Pertumbuhan Produksi dan Serapan Hara Jagung (Zea mays L.) pada Latosol Dermaga. IPB Press, Bogor.

Atman. 2015. Produksi Jagung. Plnataxia, Yogyakarta; 117 hlm.

Barker, A. V and D. J. Pilbeam. 2007. Handbook Plant Nutrition. CRC Press. Inc.

BPS. 2017. Statistik Indonesia. https:// www. Bps.go.id. Diunduh 27 Januari 2018, Jam 13.00 WIB.

BPTP NAD. 2009. Budidaya Tanaman Jagung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nad, 20 Hlm.

Budi, S. dan S. Sari. 2015. Ilmu Dan Implementasi Kesuburan Tanah. UMM Press, Malang, 285 hlm.

CFAITC. 2009. Plant Nutrients–Phosphorus. California Foundation for Agriculture in the Classroom.

Damanik, M. M. B., B. E.,Hasibuan, Fauzi., Sarifuddin., dan H. Hanum. (2009).

Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press, Medan.

De data, S. K. 1981. Principles and Practices of rice Production. A Wiley- Interscience Publication. John Wiley dan Sons. New York.

Demari, G. H., I. R.. Carvalho., M. Nardino., V. J. Szareski., S. M. Dellagostin., T. C. Rosa., D. N Follmann., M. A Monteiro., C. J. Basso., T. Pedó, T. Z. Aumonde and P. D. Zimmer. 2016. Importance Of Nitrogen In Maize Production. International Journal of Current Research. Vol. 8, Issue, 08, pp.36629-36634, August, 2016.

Fahmi, A., S. Syamsuddin, N. H. Utami dan B, Radjagukguk. 2010. Pengaruh Interaksi hara Nitrogen dan Fosfor terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Regosol dan Latosol. Pusat Penelitian Biologi LIPI, Vol 10, Nomor 3, 2010: 279-304 hlm.

Geraldsoon, C. M., G. R. Klackson., and O. A. Lorenz. 1973. Plant analysis as aid in fertilizing vegetable crops pp 365-380. Soil Sci. Soc. Amer. Inc, USA.

Goodal, D. W., and F. G. Gregory. 1974. Chemical corpositon of plant as an inder of their intritional status. Ins. Bur, Hort. Technical composition 17: 112- 117.

(38)

Hanafiah, A. S., T. Sabrina., H. Guchi. 2009. Biologi dan Ekologi Tanah. USU Prees, Medan, 249 hlm.

Hanafiah, K. A. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo, Jakarta, 355 hlm.

Iriany, R. N., M. H. G. Yasin., dan A. M. Takdir. 2007. Asal, Sejarah, Evolusi dan Taksonomi Tanaman Jagung. Dalam: Jagung. Teknik Produksi dan Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan- Balitbangtan; 1-15 hlm.

Kaihatu dan Pesireron. 2016. Adaptasi beberapa Varietas Jagung pada Agroekosistem Lahan Kering Di Maluku. Balai pengkajian Teknologi Pertanian Makulu.

Liferdi, L. 2010. Efek Pemberian Fosfor. Terhadap Pertumbuhan dan Status Hara pada Bibit Manggis. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. J. Hort, Vol 20, Nomor 1, 2010.

Loy, D. D., dan , E. L. Lundy. 2012. Nutritional Properties and Feeding Valueof Corn and Its Coproduct. Department of Animal Science, Iowa State University, Ames, IA, United States,Iowa Beef Center, Iowa State University Extension and Outreach, Ames,IA, United States.

Maruapey, A., dan Faesal. 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk KCl terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Pulut (Zea mays ceratina. L). Dalam:

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010, 315-326 hlm.

Moraditochaee., M., M. K. Motamed., E. Azarpour1., R. K. Danesh., H. R.

Bozorgi., 2012. Effects Of Nitrogen Fertilizer And Plant Density Management In Corn Farming. ARPN Journal of Agricultural and Biological Science. Vol 7, Nomor 2, Februari 2012.133 -134 hlm.

Mukhlis. 2014. Analisis Tanah Tanama. USU Press. Medan.

Muhson, A. 2006. Teknik Analisis Kuantitatif. UNY, Yogyakarta.

Munson, R. D., and Nelson, 1973. Principles and Pratices in Plant analysis. Soil Sci, USA. pp 223-248

Nugraheni, M. 2016. Bahan Pangan Nabati. Pantaxia, Yokyakarta; 284 hlm.

PT. Bisi International. 2014. Budidaya Jagung BISI-18, Peluang Usaha Petani Ladang. http://ujungmanik.desa.id. Diunduh 30/10/2014.

Rachman, S. 1999. Telaah Masalah Pupuk Urea, Keamanan Pangan, Kesehatan dan Lingkungan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

(39)

Riwandi., , M. Handajaningsih., Hasanudin. 2014. Teknik Budidaya Jagung dengan Sistem OrganikDi Lahan Marjinal. UNIB Press Bengkulu; 54 hlm.

Rosmarkam, A. dan M. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakrta, 218 hlm.

Santoso, B., 1984. Konsep dan Analisis Prosedur Tanaman. Universitas Brawijaya, Malang.

Subandi. 2012. Peran Dan Pengelolaan Hara Kalium Untuk Produksi Pangan Di Indonesia. Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang.

Vol. 6 No. 1 Maret 2013: 1-10.

Subekti, N, A., Syafruddin., R.. Efendi.. dan S. Sunarti. 2004. Morfologi Tanaman dan FasePertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.

Syafruddin. 2015. Manajemen Pemupukan Nitrogen Pada Tanaman Jagung.

Balai penelitian tanaman serealia, Maros.

Syafruddin. 2013. Takaran Pupuk N, P, K dan S Tanaman Jagung Beberapa Jenis Tanah Di Sulawesi Selatan. Balai penelitian tanaman serealia, Maros

Syafruddin, M. Akil., dan Faesal. 2009. Pengelolaan hara pada tanaman jagung.

Balai penelitian tanaman serealia, Maros, Sulawesi Selatan.

Ulrich, A., 1943. Plant analysis as a diagnostic prosecure Soil Sci. 55 : 101-112.

, 1952. Physiological bases for assering the nutritional reguerement of plant. Ann. Rev, Physio. 3:207-218.

, And Hills, 1967. Principles and Pratices in Plant analysis. Soil Sci. Soc.

Amer. Inc. Publ, USA: 11-14.

Utomo, M., Sudarsono., R. Bujang., S. Tengku., L. Jamalam dan Wawan, 2016.

Ilmu Tanah. Dsar-dasar Pengelolaan, Prenadamedia Group, Jakarta.

Tandisau, P., dan M. Thamrin. 2005. Kajian Pemupukan N, P dan K Terhadap Jagung pada Lahan Kering Tanah Typic Ustropepts. Balai pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.

Waard de, F. W. F., 1978. Principles Involved in foloar diagnosis. Koninklijk Instituut voor de tropen. Amsterdam pp 6-19.

Zakaria, A. K. 2011. Kebijakan Antisifatif dan Strategi Penggalangan Petani Menuju Swasembada Jagung Nasional. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor.

(40)

Tanggal dilepas : 12 Oktober 2004

Asal : F1 silang tunggal antara galur murni FS46 sebagai induk betina dan galur murni FS17 sebagai induk jantan

Umur : 50% keluar rambut Dataran rendah : + 57 hari

Dataran tinggi : + 70 hari

Masak fisiologis : Dataran rendah : + 100 hari Dataran tinggi : + 125 hari

Batang : Besar, kokoh, tegap Warna batang : Hijau

Tinggi tanaman : + 230 cm

Daun : Medium dan tegak

Warna daun : Hijau gelap Keragaman tanaman : Seragam

Perakaran : Baik

Kerebahan : Tahan rebah

Bentuk malai : Kompak dan agak tegak Warna sekam : Ungu kehijauan

Warna anthera : Ungu kemerahan Warna rambut : Ungu kemerahan Tinggi tongkol : + 115 cm

Kelobot : Menutup tongkol cukup baik Tipe biji : Semi mutiara

Warna biji : Oranye kekuningan Jumlah baris/tongkol : 14 - 16 baris Bobot 1000 biji : + 303 g

Rata-rata hasil : 9,1 t/ha pipilan kering Potensi hasil : 12 t/ha pipilan kering 43

Ketahanan : Tahan terhadap penyakit karat daun dan bercak daun

Daerah pengembangan : Daerah yang sudah biasa menanam jagung hibrida pada musim kemarau dan hujan, terutama

yang menghendaki varietas berumur genjahsedang Keterangan : Baik ditanam di dataran rendah sampai ketinggian

1000 m dpl

Pemulia : Nasib W.W., Putu Darsana, M.H. Wahyudi, dan Purwoko

(41)

Rataan hasil brangkasan dan biji jagung penelitian

Sampel Hasil

Brangkasan (g) Biji (g)

1 148,29 212,25

2 141,53 192,67

3 157,66 213,56

4 161,66 221,66

5 148,80 201,36

6 165,94 222,37

7 152,54 209,47

8 150,12 201,64

9 142,33 183,32

10 141,69 190,84

11 139,60 181,76

12 147,59 208,23

13 156,02 208,44

14 153,14 211,63

15 163,54 230,78

16 162,55 222,90

17 170,60 242,62

18 151,63 207,36

19 161,76 235,29

20 179,03 240,32

Total 3096,04 4238,46

Rataan 154,80 211,92

Target produksi untuk penelitian ada empat, yaitu : 1. 8 ton/ha

2. 12 ton/ha 3. 16 ton/ha 4. 20 ton/ha

Untuk mengetahui hara yang hilang akibat pemanenan pada brangkasan, maka diperlukan data berat brangkasan yang dihitung dengan rumus De data (1981):

Maka untuk target produksi diperoleh brangkasan dan biji :

(42)

2. Target produksi 12 ton diperoleh hasil Brangkasan = 8765,57 Kg

Biji = 12000 Kg

3. Target produksi 16 ton diperoleh hasil Brangkasan = 11687,42Kg

Biji = 16000 Kg

4. Target produksi 20 ton diperoleh hasil Brangkasan = 14609,29 Kg

Biji = 20000 Kg

Analisis unsur hara tanaman jagung yang hilang (brangkasan dan biji) dapat dilihat pada table berikut :

Unsur Hara Konsentrasi Unsur Hara pada Brangkasan (%)

Konsentrasi Unsur Hara pada Biji (%)

N 1,37-1,63 1,09-1,67

P 0,12-0,20 0,10-0,24

K 1,02-1,38 0,40-0,60

Mg 0,10-0,16 0,06-0,12

Cara menghitung dosis pupuk dalam penelitian ini dipakai rumus De data (1981) Sebagai berikut :

1. Brangkasan =

2. Biji =

(43)

 N

N Brangkasan : 5843,71 ( ) ( ) ( ) = 0,0027 Kg

N Biji : 8000 ( ) ( ) ( ) = 0,0029 Kg

Total : 0,0056 Kg Urea/tanaman = 5,6 g Urea/tanaman N Brangkasan : 5843,71 ( ) ( ) ( ) = 0,0032 Kg

N Biji : 8000 ( ) ( ) ( ) = 0,0044 Kg

Total : 0,0076 Kg Urea/tanaman = 7,6 g Urea/tanaman

 P

P Brangkasan : 5843,71 ( ) ( ) ( ) = 0,00067 Kg

P Biji : 8000 ( ) ( ) ( ) = 0,00076 Kg

Total :0,0014 Kg SP36/tanaman = 1,4 g SP36/tanaman P Brangkasan : 5843,71 ( ) ( ) ( ) = 0,0011Kg

P Biji : 8000 ( ) ( ) ( ) = 0,0018 Kg

Total :0,0029 Kg SP36/tanaman = 2,9 g SP36/tanaman

 K

K Brangkasan : 5843,71 ( ) ( ) ( ) = 0,0018 Kg

K Biji : 8000 ( ) ( ) ( ) = 0,00096 Kg

Total : 0,0028 Kg KCl/tanaman = 2,8 g KCl/tanaman K Brangkasan : 5843,71 ( ) ( ) ( ) = 0,0021 Kg

K Biji : 8000 ( ) ( ) ( ) = 0,0014 Kg

Total : 0,0035 Kg KCl/tanaman = 3,5 g KCl/tanaman

(44)

Mg Biji : 8000 ( ) ( ) ( ) = 0,00066 Kg

Total : 0,0014 Kg Dolomit/tanaman = 1,4 g Dolomit/tanaman Mg Brangkasan : 5843,71 ( ) ( ) ( ) = 0,0013 Kg

Mg Biji : 8000 ( ) ( ) ( ) = 0,0013 Kg

Total : 0,0026 Kg Dolomit/tanaman = 2,6 g Dolomit/tanaman

Referensi

Dokumen terkait

Peny esuaian anggaran akibat adany a penyediaan anggaran unt uk penanggulangan bencana alam/bencana sosial dan/at au pemberian bant uan kepada daerah Iain dalam rangka

Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan model regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel sosialisasi

Selanjutnya, dengan mendasarkan pada Permenakertrans Nomor 19/2012, timbul demo buruh secara nasional untuk merubah status hubungan kerja outsourcing bagi jenis pekerjaan (yang

[data pengiriman buku] [data order] [login] [master] Admin Penerbit Penerbit Anggota Anggota Admin Manajeme 1 Setup Data + 2 Proses Transaksi + 3 4 Proses Autentifikasi +

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu efikasi diri serta empati bersama-sama berperan secara signifikan terhadap perilaku

Tujuan dari penelitian evaluasi model discrepancy adalah mendeskripsikan kesenjangan antara realita kinerja konselor profesional dalam mengimplementasikan program

Tujuan penelitian ini adalah 1 mengetahui pengaruh ekstrak kulit batang Cinnamomum burmanii dan daun Carica pubescens terhadap kadar MDA pembuluh koroner mencit secara in vivo;

Drag gambar “Tokoh 4” lalu letakkan di kanan luar area Stage seperti gambar berikut..