BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Desain Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian yang berjudul: “Konfigurasi Argumentasi Siswa dalam Bentuk Concept Map Materi Bryophyta Menggunakan Case Based Learning”
dilaksanakan di SMA N 1 Purwantoro kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 yang beralamat di Jalan Raya Tegalrejo Purwantoro, Tegalrejo, Purwantoro, Wonogiri 57695 dan SMA N 1 Pracimantoro kelas X MIPA 1 dan X MIPA 3 yang beralamat di Jalan Taruna Hardo Semeru No. KM 1 Blindas, Pracimantoro, Wonogiri.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group design. Setiap sekolah dengan 2 kelas yaitu kelas experiment dan kelas control. Pembelajaran di kelas eksperimen I diberikan perlakuan (X) berupa pembelajaran Case Based Learning, sedangkan pada kelas kontrol digunakan pembelajaran yang biasanya diterapkan selama pembelajaran daring oleh guru.
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Nonequivalent Control Group design
O1 X O2
O3 - O4
(Sumber : Sugiyono, 2017) Keterangan:
O1 dan O3 adalah argumentasi siswa sebelum mendapatkan perlakuan case based learning. O2 adalah argumentasi siswa setelah diberikan perlakuan case based learning. O4 adalah argumentasi siswa yang tidak diberikan perlakuan case based learning atau pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru di sekolah.
B. Populasi, Sampel 1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah siswa SMA Negeri kelas X MIPA Kabupaten Wonogiri
2. Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ditentukan berdasarkan purposive sampling dengan uji F berpasangan (uji Anova) untuk nilai akhir semester siswa.
Pasangan kelas yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sample mempunyai sig. > 0.05, artinya kedua kelas mempunyai kualitas yang sama atau setimbang.
Pasangan kelas yang setimbang di SMA N 1 Purwantoro adalah (X MIPA1, X MIPA 2) dan (X MIPA 1, X MIPA 3), dan kelas yang diambil untuk sampel adalah kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 dengan jumlah masing- masing 35 dan 36 anak.
Pasangan kelas yang setimbang di SMA N 1 Pracimantoro adalah (X MIPA1, X MIPA 2), (X MIPA 1, X MIPA 3) dan (X MIPA 2, XMIPA 3), dan kelas yang diambil kelas X MIPA 1 dan X MIPA 3 dengan jumlah masing-masing 36 anak. Hasil uji F lengkap di Lampiran 5.
C. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah :
1. RPP Case based learning (Lampiran 1)
2. Expert concept map (Lampiran 2) yang sudah divalidasi ahli Bryophyta untuk materi klasifikasi Bryophyta khususnya genus Mnium sebagai acuan untuk membuat indikator di matriks soal argumentasi berdasarkan komponen CM
3. Soal argumentasi (Lampiran 3) lengkap dengan kisi-kisi di setiap aspek yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Argumentasi di Setiap Aspek Aspek
argumentasi
Komponen CM
Indikator No
soal
Evidence
Valid Relationship
Menyebutkan ciri-ciri ciri spesifik spesies Mnium hornum 1 Menyebutkan ciri spesifik spesies Mnium undulatum 2 Menyebutkan ciri-ciri ciri spesifik spesies yang termasuk
genus Mnium
3
Hierarki Menyebutkan ciri yang sama antara spesies genus Mnium dan family Mniaceae
4
Warrant Hierarki
Menyimpulkan persamaan ciri yang dimiliki family Mniaceae dan ordo Bryales
5 Menyimpulkani persamaan ciri yang dimiliki ordo Bryales
dan class Musci
6
Backing Crosslink mengelompokkan ciri yang sama antara Mnium hornum dan Mnium undulatum berdasarkan referensi
7
Qualifier
Hierarki
Menyimpulkan persamaan ciri antara genus Mnium dan class Musci berdasarkan pengamatan
8 Menyimpulkan persamaan ciri antara family Mniaceae dan
class Musci berdasarkan pengamatan
9
Rebuttal
Menyimpulkan persamaan ciri antara spesies genus Mnium dan ordo Bryales
10 Menyimpulkan persamaan ciri antara class Musci dan Mnium hornum
11
Claim
Menerapkan prinsip klasifikasi dengan menempatkan spesies Mnium hornum pada ordo Bryales
12 Menerapkan prinsip klasifikasi dengan menempatkan spesies
Mnium undulatum pada family Mniaceae
13 Menerapkan prinsip klasifikasi dengan menempatkan spesies
Mnium undulatum pada class Musci
14
Kisi-kisi Tabel 3.3 dibuat berdasarkan matriks integrasi komponen argumentasi dan CM kemudian dibuat indicator lalu direduksi sehingga menghasilkan 14 soal benar salah beralasan setelah reduksi dengan rincian : 4 soal aspek evidence, 2 soal aspek warrant, 1 soal aspek backing, 2 soal aspek qualifier, 2 soal aspek rebuttal dan 3 soal aspek claim.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian dimulai dari membuat expert CM materi Bryophyta kemudian divalidasikan kepada ahli, mengkonstruk soal argumentasi berdasarkan CM yang disusun berdasarkan matriks integrasi komponen argumentasi dan CM, kemudian dibuat indicator berdasarkan komponen evidence yang diikuti dengan komponen CM: valid relationship, hierarki, crosslink, branching, pattern dan example,
komponen warrant, backing, qualifier, rebuttal dan claim diikuti dengan komponen CM yang sama. Setiap integrasi dibuat di kelompok materi yaitu materi spesies genus Mnium, genus Mnium, family Mniaceae, ordo Bryales dan class Musci. Indikator soal dibuat sesuai dengan materi di expert CM. Indikator dengan makna soal yang sama direduksi. Indikator dari matrix full di Lampiran 3 sebanyak 482 indikator, kemudian indicator dengan makna soal yang sama direduksi sehingga menjadi 106 indikator. Indikator dengan konten yang sama direduksi sehingga terdapat 14 soal yang dikerjakan siswa artinya reduksi dilakukan sebanyak 2 kali. Soal berupa benar salah yang beralasan yang dinilai berdasarkan rubric di Tabel 3.5.
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Soal Argumentasi Secara Umum
Skor Jawaban Deskripsi alasan
3 Benar Siswa mampu memilih jawaban benar/ salah (sesuai dengan kunci jawaban) disertai 5 alasan benar yang mendukung pilihan
2,5 Benar Siswa mampu memilih jawaban benar/ salah (sesuai dengan kunci jawaban) disertai 4 alasan benar yang mendukung pilihan
2 Benar Siswa mampu memilih jawaban benar/ salah (sesuai dengan kunci jawaban) disertai 3 alasan benar yang mendukung pilihan
1,5 Benar Siswa mampu memilih jawaban benar/ salah (sesuai dengan kunci jawaban) disertai 2 alasan benar yang mendukung pilihan
1 Benar Siswa mampu memilih jawaban benar/ salah (sesuai dengan kunci jawaban) disertai 1 alasan benar yang mendukung pilihan
0,5 Salah
Siswa memilih jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban (misalnya kunci benar tetapi siswa memilih salah atau sebaliknya) dan alasan yang diberikan juga salah
(Sumber: Acar and Patton, 2012)
Langkah selanjutnya yaitu membuat link di google form untuk dikerjakan siswa kemudian menentukan sekolah sampel lalu menentukan kelas sampel untuk dipilih sebagai kelas control dan kelas perlakuan menggunakan uji Anova (Uji F berpasangan). Awal pembelajaran semua siswa di setiap kelas mengerjakan soal argumentasi melalui google form sebagai pretest kemudian dilakukan pembelajaran. Pembelajaran di kelas control menggunakan model pembelajaran yang biasanya diterapkan guru secara daring sedangkan kelas perlakuan menggunakan case based learning yang dilakukan secara daring. Kelas kontrol menggunakan model pembelajaran dengan teknis guru menyampaikan materi klasifikasi Plantae melalui google classroom sedangkan model pembelajaran
case based learning sesuai RPP di Lampiran 1. Akhir dari kedua pembelajaran, siswa diberikan penugasan untuk mengerjakan soal argumentasi materi Bryophyta melalui google form sebagai posttest.
Soal argumentasi diuji kelayakannya menggunakan RASCH MODEL (Lampiran 4) dengan hasil untuk reliabilitas: Alpha cronbach 0.93 atau sangat bagus nilai person reliability sebesar 0,75 atau cukup serta nilai item reliability 0,91 atau bagus sekali (Sumintono & Widhiarso, 2015), sehingga instrumen termasuk reliabel. Reliabilitas menunjukkan konsistensi, stabilitas dan pengulangan hasil (Mohajan, 2017), artinya instrumen yang reliable mempunyai hasil yang konsisten, stabil untuk pengukuran walaupun diulang-ulang. Instrumen yang reliable penting karena untuk menghindari resiko bias (Bull, Byrnes, Hettiarachchi, & Downes, 2019)
Uji kelayakan yang selanjutnya yaitu validitas. Validitas menunjukan kemampuan instrumen untuk mengukur sesuatu yang seharusnya diukur (Ng, Yeo, & Mohd Kosnin, 2018). Instrumen yang valid tidak menimbulkan bias dan hanya dapat digunakan untuk mengukur satu dimensi (Arabbani, Mulyani, Mahardiani, & Ariani, 2019). Menurut Boone et al. (2014) dalam (Sumintono &
Widhiarso, 2015) kriteria yang digunakan untuk melihat validitas soal salah satunya melalui:
1. Nilai outfit mean square (MNSQ) yang diterima : 0,5 < MNSQ <1,5 2. Nilai outfit Z-Standard (ZSTD) yang diterima : -2,0 < ZSTD < +2,0
3. Nilai point measure Correlation (Pt Mean Corr) : 0,40 < Pt Measure Corr <
0,85. Soal yang valid minimal memenuhi satu dari tiga kriteria.
Berdasarkan hasil uji RASCH MODEL Tabel 3.4, semua soal sudah memenuhi minimal 1 kriteria dengan demikian semua soal sudah valid (Sumintono &
Widhiarso, 2015), artinya soal mampu mengukur yang seharusnya diukur (Ng et al., 2018; Sumintono & Widhiarso, 2015), dengan demikian soal konfigurasi argumentasi siswa berdasarkan CM dapat diukur menggunakan soal benar salah beralasan. Instrumen yang valid juga menunjukkan bahwa tidak ada bias, dengan demkian instrument pada soal konfigurasi argumentasi siswa berdasarkan CM tidak ada bias dan data skor argumentasi siswa valid.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Soal Argumentasi dengan Rasch Model No Output
MNSQ Ket Output
ZSTD Ket Pt Mean
Corr Ket Kesimpulan
1 0.35 -3.9 0.74 soal valid
2 0.3 -4.1 0.73 soal valid
3 2.93 6.7 0.62 soal valid
4 0.56 -2 0.66 soal valid
5 0.6 -1.9 0.7 soal valid
6 1.05 0.3 0.71 soal valid
7 1.88 2.8 0.51 soal valid
8 1.19 0.9 0.73 soal valid
9 2.27 5 0.66 soal valid
10 0.95 -0.2 0.62 soal valid
11 1.03 0.2 0.75 soal valid
12 0.39 -3.1 0.71 soal valid
13 0.42 -2.8 0.69 soal valid
14 0.89 -0.4 0.78 soal valid
Keterangan : = Memenuhi, = tidak memenuhi
Langkah selanjutnya yaitu mendokumentasikan penelitian. Dokumentasi kegiatan pembelajaran, instrumen penelitian dan jawaban soal argumentasi.
Dokumentasi kegiatan pembelajaran berupa foto dan rekaman video proses pembelajaran untuk mengonfirmasi keterlaksanaan syntax penerapan model pembelajaran case based learning. Dokumentasi instrumen penelitian berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah divalidasi, lembar observasi keterlaksanaan syntax penerapan model pembelajaran case based learning, expert concept map untuk menganalisis argumentasi siswa berdasarkan konfigurasinya dengan concept map (CM.
Gambar 3.1 merupakan expert CM yang telah divalidasi oleh ahli. Expert CM terdiri dari 5 tingkatan takson dari yang paling umum yaitu class, ordo, family, genus dan spesies. Setiap takson mempunyai ciri masing-masing, semakin tinggi takson ciri-cirinya semakin umum dan semakin rendah takson ciri-cirinya semakin spesifik.
Takson yang paling umum adalah class Musci yang mempunyai ciri-ciri:
Warna lumut daun atau Musci berwarna benar-benar hijau karena mempunyai sel- sel plastida yang mengandung klorofil a dan b sehingga bersifat autotrof. Hasil asimilasi berupa zat tepung. Lumut daun hidup di daratan yang lembab dan sel- selnya mempunyai dinding sel dari selulosa. Alat kelamin berupa anteredium
berbentuk bulat dan arkegonium yang seperti botol dengan sporangium selalu terdiri dari banyak sel. Akar musci berupa rhizoid.
Takson yang dibawah class adalah ordo Bryales yang mempunyai ciri-ciri:
Warna lumut daun atau Musci berwarna benar-benar hijau karena mempunyai sel- sel plastida yang mengandung klorofil a dan b sehingga bersifat autotrof. Hasil asimilasi berupa zat tepung. Lumut daun hidup di daratan yang lembab dan sel- selnya mempunyai dinding sel dari selulosa. Alat kelamin berupa anteredium berbentuk bulat dan arkegonium yang seperti botol dengan sporangium selalu terdiri dari banyak sel. Akar musci berupa rhizoid. Ciri spesifik ordo bryales adalah: kapsul spora telah mengalami deferensiasi yang diselubungi kaliptra dan bersifat radial. Terdapat operculum di bagian atas dinding kapsul spora dan terdapat peristom pada operculum. Seta panjang.
Takson yang dibawah ordo adalah family Mniaceae yang mempunyai ciri- ciri: Warna lumut daun atau Musci berwarna benar-benar hijau karena mempunyai sel-sel plastida yang mengandung klorofil a dan b sehingga bersifat autotrof. Hasil asimilasi berupa zat tepung. Lumut daun hidup di daratan yang lembab dan sel-selnya mempunyai dinding sel dari selulosa. Alat kelamin berupa anteredium berbentuk bulat dan arkegonium yang seperti botol dengan sporangium selalu terdiri dari banyak sel. Akar musci berupa rhizoid. Kapsul spora telah mengalami deferensiasi yang diselubungi kaliptra dan bersifat radial.
Terdapat operculum di bagian atas dinding kapsul spora dan terdapat peristom pada operculum. Seta panjang. Ciri khas family Mniaceae adalah: tinggi batang hingga 4-5 cm, umumnya tidak bercabang. Terdapat kapsul lonjong dan cenderung terjumbai, mempunyai peristome ganda, dan sel laminal persegi panjang atau heksagonal.
Takson yang berada dibawah family Mniaceae adalah genus Mnium.
Genus Mnium mempunyai dua contoh spesies yaitu Mnium hornum dan Mnium undulatum. Keduanya mempunyai ciri spesifik masing-masing walaupun mempunyai genus yang sama, sehingga dipisahkan ke dalam dua spesies yang berbeda.
Ciri-ciri Mnium hornum adalah: warna lumut daun atau Musci berwarna benar-benar hijau karena mempunyai sel-sel plastida yang mengandung klorofil a dan b sehingga bersifat autotrof. Hasil asimilasi berupa zat tepung. Lumut daun hidup di daratan yang lembab dan sel-selnya mempunyai dinding sel dari selulosa.
Alat kelamin berupa anteredium berbentuk bulat dan arkegonium yang seperti botol dengan sporangium selalu terdiri dari banyak sel. Akar musci berupa rhizoid. Kapsul spora telah mengalami deferensiasi yang diselubungi kaliptra dan bersifat radial. Terdapat operculum di bagian atas dinding kapsul spora dan terdapat peristom pada operculum. Seta panjang. Tinggi batang hingga 4-5 cm, umumnya tidak bercabang. Terdapat kapsul lonjong dan cenderung terjumbai, mempunyai peristome ganda, dan sel laminal persegi panjang atau heksagonal
Ciri-ciri spesifik dari Mnium hornum adalah: Bentuk daun segitiga.
Dioicous. Batas daun jelas. Ukuran laminar sel 20-40 μm. Membentuk rumput yang lebat atau longgar di tanah dan bebatuan. Daun memanjang. Tepi daun mulus.
Ciri-ciri dari Mnium undulatum adalah: warna lumut daun atau Musci berwarna benar-benar hijau karena mempunyai sel-sel plastida yang mengandung klorofil a dan b sehingga bersifat autotrof. Hasil asimilasi berupa zat tepung.
Lumut daun hidup di daratan yang lembab dan sel-selnya mempunyai dinding sel dari selulosa. Alat kelamin berupa anteredium berbentuk bulat dan arkegonium yang seperti botol dengan sporangium selalu terdiri dari banyak sel. Akar musci berupa rhizoid. Kapsul spora telah mengalami deferensiasi yang diselubungi kaliptra dan bersifat radial. Terdapat operculum di bagian atas dinding kapsul spora dan terdapat peristom pada operculum. Seta panjang. Tinggi batang hingga 4-5 cm, umumnya tidak bercabang. Terdapat kapsul lonjong dan cenderung terjumbai, mempunyai peristome ganda, dan sel laminal persegi panjang atau heksagonal.
Ciri spesifik Mnium undulatum adalah: Daun bergelombang melintang dengan sel laminar selebar 10-16 μm dengan tipe daun deccurent dan memanjang, seta pada lumut berwarna kuning kecoklatan.
Mnium hornum dan Mnium undulatum mempunyai ciri-ciri yang sama namun terdapat ciri spesifik yang berbeda. Mnium hornum dan family Mniaceae mempunyai ciri yang sama yaitu: Warna lumut daun atau Musci berwarna benar- benar hijau karena mempunyai sel-sel plastida yang mengandung klorofil a dan b sehingga bersifat autotrof. Hasil asimilasi berupa zat tepung. Lumut daun hidup di daratan yang lembab dan sel-selnya mempunyai dinding sel dari selulosa. Alat kelamin berupa anteredium berbentuk bulat dan arkegonium yang seperti botol dengan sporangium selalu terdiri dari banyak sel. Akar musci berupa rhizoid.
Kapsul spora telah mengalami deferensiasi yang diselubungi kaliptra dan bersifat radial. Terdapat operculum di bagian atas dinding kapsul spora dan terdapat peristom pada operculum. Seta panjang. Ciri khas family Mniaceae adalah: tinggi batang hingga 4-5 cm, umumnya tidak bercabang. Terdapat kapsul lonjong dan cenderung terjumbai, mempunyai peristome ganda, dan sel laminal persegi panjang atau heksagonal.
Mnium hornum, Mnium undulatum dan ordo Bryales mempunyai ciri yang sama yaitu: warna lumut daun atau Musci berwarna benar-benar hijau karena mempunyai sel-sel plastida yang mengandung klorofil a dan b sehingga bersifat autotrof. Hasil asimilasi berupa zat tepung. Lumut daun hidup di daratan yang lembab dan sel-selnya mempunyai dinding sel dari selulosa. Alat kelamin berupa anteredium berbentuk bulat dan arkegonium yang seperti botol dengan sporangium selalu terdiri dari banyak sel. Akar musci berupa rhizoid. Kapsul spora telah mengalami deferensiasi yang diselubungi kaliptra dan bersifat radial.
Terdapat operculum di bagian atas dinding kapsul spora dan terdapat peristom pada operculum. Seta panjang.
Mnium hornum, Mnium undulatum dan class Musci mempunyai ciri yang sama yaitu: warna lumut daun atau Musci berwarna benar-benar hijau karena mempunyai sel-sel plastida yang mengandung klorofil a dan b sehingga bersifat autotrof. Hasil asimilasi berupa zat tepung. Lumut daun hidup di daratan yang lembab dan sel-selnya mempunyai dinding sel dari selulosa. Alat kelamin berupa anteredium berbentuk bulat dan arkegonium yang seperti botol dengan sporangium selalu terdiri dari banyak sel. Akar musci berupa rhizoid
Gambar 3.1. Expert Concept Map
E. Analisis Data
Analisis data menggunakan aplikasi SPSS 22. Analisis terdiri dari dua poin yaitu: Analisis pengaruh model pembelajaran terhadap konfigurasi
argumentasi berdasarkan komponen CM menggunakan chi-square. Kategorisasi data untuk uji ini adalah model pembelajaran (pembelajaran normal dan case based learning) dan untuk komponen argumentasi adalah evidence, warrant, backing, qualifier rebuttal, dan claim (skor masing-masing 3; 2,5; 2 ; 1.5 ; 1 ; 0.5). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
H01 : Tidak terdapat pengaruh antara case based learning dengan evidence Ha1 : Terdapat pengaruh antara case based learning dengan skor evidence H02 : Tidak terdapat pengaruh antara case based learning dengan warrant Ha2 : Terdapat pengaruh antara case based learning dengan skor warrant H03 : Tidak terdapat pengaruh antara case based learning dengan backing Ha3 : Terdapat pengaruh antara case based learning dengan skor backing H04 : Tidak terdapat pengaruh antara case based learning dengan qualifier Ha4 : Terdapat pengaruh antara case based learning dengan skor qualifier H05 : Tidak terdapat pengaruh antara case based learning dengan rebuttal Ha5 : Terdapat pengaruh antara case based learning dengan skor rebuttal H06 : Tidak terdapat pengaruh antara case based learning dengan claim Ha6 : Terdapat pengaruh antara case based learning dengan skor claim
Analisis poin kedua adalah analisis perbedaan pretest dan posttest menggunakan Wilcoxon test.
Hipotesis:
H01: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 1 Ha1:Terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 1 H02: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 2 Ha2:Terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 2 H03: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 3 Ha3:Terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 3 H04: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 4 Ha4:Terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 4
H05: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 5 Ha5:Terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 5 H06: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 6 Ha6:Terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 6 H07: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 7 Ha7:Terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 7 H08: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 8 Ha8:Terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 8 H09: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 9 Ha9:Terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 9
H010: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 10
Ha10:Terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 10 H011: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 11
Ha11:Terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 11 H012: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 12
Ha12:Terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 12 H013: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 13
Ha13:Terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 13 H014: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 14
Ha14:Terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan posttest soal nomor 14