• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGGUNAAN DANA DESA DALAM BIDANG KESEHATAN DI DESA KOTA DATAR KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGGUNAAN DANA DESA DALAM BIDANG KESEHATAN DI DESA KOTA DATAR KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

FITRI RUBAINI NIM. 141000370

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

(2)

ANALISIS PENGGUNAAN DANA DESA DALAM BIDANG KESEHATAN DI DESA KOTA DATAR KECAMATAN

HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

FITRI RUBAINI NIM. 141000370

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

(3)

i

(4)

ii Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal : 03 Mei 2019

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Destanul Aulia, S.K.M., M.B.A., M.Ec., Ph.D.

Anggota : 1. Dr. Juanita, S.E., M.Kes.

2. dr. Rusmalawaty, M.Kes.

(5)

iii

(6)

iv Abstrak

Dana Desa merupakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang ditujukan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota. Pengalokasian dana desa bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik di desa, mengentaskan kemiskinan, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa, serta memperkuat masyarakat desa sebagai pokok dari pembangunan melalui berbagai program yang ada salah satunya adalah program kesehatan. Pemberlakuan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 bahwa Desa akan mendapatkan kucuran dana bersumber APBN rata-rata Rp. 1 Miliar per desa setiap tahunnya. Dalam memajukan tingkat derajat kesehatan suatu masyarakat menurut World Health Organization (WHO) diperlukan anggaran paling sedikit 5% - 6% dari total APBN suatu Negara, sedangkan untuk tercapainya derajat kesehatan yang ideal dibutuhkan anggaran 15% - 20% dari APBN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif dengan metode penelitian Kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap 6 informan di Desa Kota Datar yang terlibat dalam penggunaan dana desa. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan kegiatan program dana desa untuk penyerapan anggaran lebih diprioritaskan untuk infrastrukrur desa sehingga di bidang kesehatan kegiatannya belum dapat terselenggara secara menyeluruh dan belum menjadi prioritas di Desa Kota Datar.

Diperlukan sosialisasi kebijakan dan regulasi baik ditingkat pusat dan daerah serta pembinaan dan pengendalian implementasinya, termasuk penyaluran dan akuntabilitas pengelolaan dana desa dan alokasi dana desa. Dengan demikian harapannya kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan di desa menjadi prioritas di masyarakat desa sesuai dengan kewenangannya, analisa kebutuhan dan sumber daya yang dimilikinya.

Kata kunci: Dana desa, anggaran kesehatan

(7)

v

the village are transferred through the income and Expenditure Budget of the regional district/city. Allocation of village funds aims to improve public services in the village, alleviate poverty, overcome disparities between villages, and strengthen village communities as the subject of development through various programs, one of which is a health program. The enactment of Act No. 6 of the year 2014 that the village will get funds sourced APBN an average of Rp 1 billion per village per year. In advancing the level of a society's health degree according to the World Health Organization (WHO) required a budget of at least 5%-6% of the total APBN of a country, while to achieve the ideal degree of health required a budget of 15%-20% from the APBN. The approach used in this study is a descriptive approach with Qualitative research method through interviewing deep against 6 informant in the village Kota Datar involved in the use of the village Fund. The results showed the execution of program activities the village Fund to the absorption of the budget more prioritized for infrastrukrur village so that health plans have yet to be thoroughly established and has not been a priority in The Village Of Kota Datar. Necessary regulatory policies and good socialization of present central and regional as well as coaching and controlling itsimplementation, including the channeling of funds management and accountability of the village and the village fund allocation. Thus the hope community empowerment activities in the health sector a priority in the community in accordance with its villages, needs analysis and resources.

Keywords: Village fund, health budget

(8)

vi

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Analisis Penggunaan Dana Desa dalam Bidang Kesehatan di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

Tugas akhir ini penulis mempersembahkan kepada yang teristimewa yaitu ayahanda Arbani dan ibunda Sariah yang senantiasa memberikan perhatian dan kasih sayang serta doa sejak penulis lahir hingga sekarang, serta keluarga tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat.

Selama penyusunan skripsi ini mulai dari awal hingga akhir penulis telah mendapatkan banyak bimbingan, dukungan, serta bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu dalam kesempatam ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes., selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

(9)

vii dapat diselesaikan dengan baik.

5. Dr. Juanita, S.E., M.Kes., dan dr. Rusmalawaty, M.Kes., selaku Anggota Penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan serta masukan selama proses ujian skripsi hingga skripsi ini selesai dengan baik.

6. dr. Ria Masniari Lubis, M.si., selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama masa perkuliahan.

7. Mazni S.Pd.i., selaku Kepala Desa Kota Datar yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak.

8. Perangkat Desa Kantor Pemerintahan Desa Kota Datar yang telah membantu saya dengan memberikan banyak informasi dan data-data yang bersangkutan dengan penulisan skripsi ini.

9. Kakak dan Abang kandung saya Afifatun Nadiah dan Rahim Fauzi S.Pd yang senantiasa memberikan masukan, arahan serta semangat untuk saya dalam penulisan skripsi ini. Tidak lupa juga kepada kedua adik kandung saya Nurfadhila S.Pd dan Khairani S.Kom yang selalu memberikan semangat serta dorongan kepada saya dalam penulisan skripsi ini.

10. Teman-teman saya Hafizhatul Husna, Finta Gustina Pohan, Ummi Siti, Try

Octari, yang senantiasa memberikan semangat dari awal penulisan sampai

terselesaikannya penulisan skripsi ini.

(10)

viii

Saya merasa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, tidak lupa pula saya ucapkan mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Kritik, saran dan masukan yang membangun saya harapkan agar dapat memperbaiki isi skripsi ini. Akhir kata semoga dapat memberikan manfaat pada semua pihak.

Medan, Mei 2019

Fitri Rubaini

(11)

ix

Halaman Persetujuan i

Halaman Penetapan Tim Penguji ii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii

Abstrak iv

Abstract v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xiii

Daftar Lampiran xiv

Daftar Istilah xv

Riwayat Hidup xvi

Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 7

Tujuan Penelitian 8

Manfaat Penelitian 8

Tinjauan Pustaka 10

Desa 10

Pengertian desa 10

Kebijakan tentang desa 10

Karakteristik pembangunan desa 11

Kesehatan di pedesaan 12

Tinjauan Kebijakan Dana Desa 13

Definisi dana desa 13

Dasar pengaturan desa dan dana desa 14

Tujuan dana desa 15

Sumber pendapatan desa 15

Pengertian alokasi dana desa 16

Penetapan besaran alokasi dana desa 17 Penetapan rincian dan penyaluran dana desa 18

Pengelolaan dana desa di desa 19

Asas pengelolaan keuangan desa dan tim pengelola

keuangan desa 23

Alokasi Dana Desa dengan Desa Terpilih 24

Kebijakan Prioritas Penggunaan Dana Desa 25

Penggunaan dana desa 25

Penggunaan dana desa dalam bidang kesehatan 26

Landasan Teori 28

(12)

x

Kerangka Berpikir 28

Metode Penelitian 30

Jenis Penelitian 30

Lokasi dan Waktu Penelitian 30

Subjek Penelitian 30

Definisi Konsep 30

Metode Pengumpulan Data 32

Metode Analisis Data 33

Hasil Penelitian dan Pembahasan 35

Deskripsi Desa Kota Datar 35

Sejarah desa 35

Batas wilayah desa 35

Kondisi pemerintahan desa 36

Keadaan sosial 36

Keadaan kesehatan 36

Karakteristik Informan 38

Masukan (Input) 39

Dana desa 39

Mekanisme pencairan dana desa 39

Sumber daya manusia 41

Proses (Process) 42

Pengelolaan dana desa di desa 42

Perencanaan 42

Pelaksanaan 44

Penatausahaan 45

Pelaporan dan pertanggungjawaban 46

Keluaran (Output) 47

Penggunaan dan pemanfaatan dana desa 47 Output dana desa bidang kesehatan di desa Kota Datar 60

Keterbatasan Penelitian 63

Kesimpulan dan Saran 64

Kesimpulan 64

Saran 66

Daftar Pustaka 68

Lampiran 70

(13)

xi

1 Proporsi Kematian Bayi dan Ibu yang Melahirkan di Desa

Kota Datar Tahun 2017 37

2 Proporsi Cakupan Imunisasi dan Gizi Kurang pada Balita

di Desa Kota Datar Tahun 2017 37

3 Proporsi Sumber Air Bersih di Desa Kota Datar Tahun

2017 38

4 Karakteristik Informan 38

5 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pemerintah Desa

Kota Datar Tahun Anggaran 2016 49

6 Anggaran Biaya Tahun 2016 dalam Bidang Kesehatan Bidang Pembangunan Desa Kegiatan Pembinaan dan Pengelolaan Posyandu

50

7 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pemerintah Desa

Kota Datar Tahun Anggaran 2017 51

8 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pemerintah Desa

Kota Datar Tahun 2017 dalam Bidang Kesehatan 53 9 Anggaran Biaya Pembuatan Air Bersih di Dusun IX Tahun

2017 53

10 Anggaran Biaya Pengadaan, Pembangunan, Pengembangan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana Kesehatan untuk

Ambulance Desa Tahun 2017 54

11 Anggaran Biaya Bidang Pemberdayaan Masyarakat Pengelolaan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kegiatan Operasional PPKBD (Peran Pembantu Pembina

Keluarga Berencana Desa) Tahun 2017 55

12 Anggaran Biaya Tahun 2017 dalam Bidang Kesehatan Bidang Pembangunan Desa Kegiatan Pembinaan dan

Pengelolaan Posyandu 55

(14)

xii

13 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pemerintah Desa

Kota Datar Tahun 2018 56

14 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pemerintah Desa

Kota Datar Tahun 2018 dalam Bidang Kesehatan 58 15 Kegiatan Output Dana Desa yang Telah Terselenggara di

Bidang Kesehatan Tahun 2015-2018 60

(15)

xiii

1 Kerangka berpikir 29

(16)

xiv

Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Pemberian Izin Penelitian 70

2 Surat Selesai Melakukan Penelitian 71

3 Surat Permohonan Bersedia Menjadi Informan 72

4 Pedoman Wawancara Mendalam 73

5 Hasil Wawancara Mendalam 83

6 Dokumentasi Penelitian 88

(17)

xv

ADDM Alokasi Dana Desa Minimal ADDP Alokasi Dana Desa Proporsional

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBDes Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BPD Badan Permusyawaratan Desa

BUMDesa Badan Usaha Milik Desa

LKMD Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PPKBD Peran Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa PTPKD Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa

RAB Rencana Anggaran Biaya

SILTAP Penghasilan Tetap

TPK Tim Pelaksana Kegiatan

(18)

xvi

(19)

1

Pada hakekatnya pembangunan kesehatan merupakan usaha yang dilakukan oleh semua elemen bangsa indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, keinginan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Dalam bidang kesehatan sumber daya adalah semua bentuk biaya, tenaga, perlengkapan kesehatan, sedia obat-obatan dan peralatan kesehatan serta sarana sektor kesehatan dan teknologi yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat (Undang-Undang No. 36 Tahun 2009).

Selanjutnya, lahirnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

merupakan fase terbaru dalam tata pemerintahan yang memberikan kewenangan,

kepercayaan lebih besar pada pemerintahan desa untuk melaksanakan

pembangunan. Undang-undang Desa merupakan penegasan bahwa desa memiliki

hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat. Misi utama Undang-undang Desa adalah negara wajib

melindungi dan memberdayakan desa agar menjadi kuat, maju, mandiri dan

demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan

pemerintahan. Untuk merealisasikan tujuan pembangunan desa tersebut, maka

berbagai rencana dan program-program pembangunan telah dibuat dan

(20)

2

diimplementasikan di desa, salah satunya ialah kebijakan alokasi dana desa.

Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 72 menyebutkan bahwa distribusi anggaran bersumber dari Belanja Pusat dengan mengefektifkan program berbasis desa dengan menyeluruh dan adil.

Dana desa merupakan dana yang bersumber dari Angaran Pendapatan dan Belanja Negara yang ditujukan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota. Pengalokasian dana desa diharapkan agar dapat mengembangkan pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan, melalui peningkatan pelayanan publik, memajukan perekonomian, serta memperkuat masyarakat desa sebagai pokok dari pembangunan. Pendistribusian dana desa dilakukan dengan menggunakan alokasi yang dibagi secara rata dan alokasi yang dibagi berdasarkan jumlah penduduk, angka kematian, luas wilayah dan tingkat kesulitan geografis. Pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat merupakan prioritas dalam penggunaan dana desa.

Kebutuhan pembangunan meliputi kebutuhan primer, pelayanan dasar, lingkungan dan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa. Pelayanan dasar yang diberikan antara lain pendidikan, infrastruktur dasar dan kesehatan (Kementerian Keuangan RI, 2015).

Alokasi Dana Desa berasal dari APBD Kabupaten/Kota yang bersumber

dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh

Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/kota

setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. Alokasi Dana Desa (ADD) digunakan

untuk mendanai penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan,

(21)

pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat (Peraturan Bupati Deli Serdang, 2017).

Tahun 2015-2019 adalah periode pembangunan kesehatan dengan program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang di dukung dengan perlindungan Finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.

Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan merupakan bagian dari kemampuan untuk memecahkan permasalahan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan nasional seperti pemberlakuan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Desa akan memperoleh dana bersumber APBN rata rata Rp. 1 miliar per desa setiap tahun. Anggaran biaya sebesar ini akan sangat besar artinya bagi pemberdayaan masyarakat desa, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) akan lebih mungkin di upayakan di tingkat rumah tangga di desa. Peningkatan status kesehatan masyarakat merupakan tujuan Indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak yang akan dicapai dengan meningkatkan usaha pencapaian promosi kesehatan dan pengaktifan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.

Dalam memajukan derajat kesehatan suatu masyarakat menurut World

Health Organization (WHO) diperlukan anggaran paling sedikit 5% - 6% dari

total APBN suatu Negara, sedangkan untuk tercapainya derajat kesehatan yang

ideal dibutuhkan anggaaran 15% - 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara. Anggaran yang cukup tinggi tersebut memang diperlukan karena biaya

(22)

4

kesehatan yang cukup besar sedangkan kesehatan tetap harus menjadi prioritas dikarenakan kesehatan adalah investasi guna meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas warganya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Menteri Keuangan Republik Indonesia hasil evaluasi tiga tahun terakhir penyelenggaraannya dihitung sejak Tahun 2015 Dana Desa terbukti sudah menghasilkan sarana/prasarana yang bermanfaat bagi masyarakat, antara lain berupa terbangunnya lebih dari 95,2 ribu kilometer jalan desa; 914 ribu meter jembatan; 22.616 unit sambungan air bersih;

2.201 unit tambatan perahu; 14.957 unit PAUD; 4.004 unit Polindes; 19.485 unit sumur; 3.106 pasar desa; 103.405 unit drainase dan irigasi; 10.964 unit Posyandu;

1.338 unit embung dalam periode 2015-2016.

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, penetapan prioritas penggunaan dana desa pada bidang pemberdayaan masyarakat desa meliputi pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana kesehatan dengan kegiatannya yaitu air bersih berskala desa, sanitasi lingkungan, jambanisasi, MCK (mandi, cuci, kakus), mobil/kapal motor untuk ambulance desa, alat bantu penyandang disabilitas, panti rehabilitas penyandang disabilitas, balai pengobatan, posyandu, poskesdes/polindes, posbindu, reagen rapid tes kid untuk menguji sampel-sampel makanan dan sarana prasarana kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah desa.

Pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat antara lain adalah

penyediaan air bersih, pelayanan kesehatan lingkungan, kampanye promosi hidup

sehat guna mencegah penyakit seperti penyakit menular, penyakit seksual,

(23)

HIV/AIDS, tuberculosis, hipertensi, diabetes mellitus dan gangguan jiwa, bantuan intensif untuk kader kesehatan masyarakat, pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan sehat untuk peningkatan gizi balita dan anak sekolah, kampanye dan promosi hak – hak anak, keterampilan pengasuhan anak dan perlindungan anak, pengelolaan balai pengobatan desa dan persalinan, perawatan kesehatan dan pendampingan ibu (hamil, nifas dan meyusui), pengobatan untuk lansia, keluarga berencana, pengelolaan kegiatan rehabilitasi bagi penyandang disabilitas, pelatihan kader kesehatan masyarakat, pelatihan hak – hak anak, pelatihan pangan yang sehat dan aman, pelatihan kader desa untuk pangan yang sehat dan aman (Peraturan Menteri Desa, 2017).

Sumatera Utara pada Tahun 2018 untuk penggunaan Dana Desa 88,96%

digunakan untuk pembangunan fisik, 11,04 % untuk pemberdayaan dan pembinaan masyarakat. Artinya penggunaan lebih banyak digunakan pada pembangunan fisik dibandingkan untuk pemberdayaan masyarakat yang didalamnya ada kegiatan bidang kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Desa Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018.

Berdasarkan data dari Kemendes mencatat dana desa Tahun 2015 sebesar

Rp. 20,67 triliun dengan penyerapan 82,72 persen, Tahun 2016 dengan dana desa

Rp. 46,98 triliun dengan penyerapan 97,65 persen serta Tahun 2017 dengan

jumlah dana desa sebesar Rp. 60 triliun dengan penyerapan 98,54 persen. Selain

itu, dana desa tersebut telah digunakan antara lain untuk membangun jalan desa

sepanjang 158.691 kilometer, jembatan 1.028.225 meter, tambatan perahu 4.711

unit, 14.770 unit kegiatan badan usaha milik desa (BUMDes), pasar desa 6.932

(24)

6

unit, panahan tanah 179.625 unit, air bersih 942.927 unit, serta saluran irigasi 39.351 unit.

Sesuai dengan data yang diperoleh untuk Kabupaten Deli Serdang bahwa perlu adanya penguatan input dalam pengelolaan keuangan melalui pemanfaatan potensi sumber daya manusia yang tersedia serta dukungan dan partisipasi masyarakat.

Pada penelitian ini mengkaji alokasi dana desa di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.

Deli Serdang terdiri dari 22 Kecamatan, 380 Desa. Desa Kota Datar merupakan salah satu Desa di Kabupaten Deli Serdang yang telah menerima dana desa sejak Tahun 2015. Desa Kota datar mempunyai sumber dana untuk kesehatan yang bersumber dari APBN dan APBD. Dari hasil survei awal penelitian di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak bahwa diketahui total dana desa pada Tahun 2016 yang bersumber APBN sebesar Rp. 699.145.000,- dengan Alokasi Dana Desa yang bersumber dari APBD Rp. 511.337.000,-. Pada Tahun 2017 Dana Desa sebesar Rp. 892.049.000,- Alokasi dana desa sebesar Rp. 529.451.000,-. Tahun 2018 Dana Desa sebesar Rp. 856.414.000,- Alokasi Dana Desa Rp. 644.244.000,-.

Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pelaksanaan

penggunaan dana desa di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak masih

mengalami kendala dan hambatan diantaranya adalah keterbatasan kualitas

sumber daya manusia yang masih kurang dalam pengelolaan dana desa dari proses

perencanaan sampai kepada pertanggungjawaban, penggunaan dana desa yang

masih diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur desa. Hal ini dikarenakan

(25)

pemerintah desa lebih banyak membelanjakan dana desa untuk pembangunan di bidang non kesehatan dibandingkan untuk kegiatan bidang kesehatan. Dengan demikian output dari dana desa dalam bidang kesehatan masih belum dapat diselenggarakan secara menyeluruh dan belum menjadi prioritas di Desa Kota Datar. Untuk itu, tetap diperlukan sosialisasi kebijakan dan regulasi baik ditingkat pusat dan daerah serta pembinaan dan pengendalian implementasinya, termasuk penyaluran dan akuntabilitas pengelolaan dana desa dan alokasi dana desa.

Dengan demikian, harapannya kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan di desa dapat menjadi prioritas di masyarakat desa sesuai dengan kewenangannya, analisa kebutuhan prioritas dan sumber daya yang dimilikinya.

Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penellitian yang berjudul “Analisis Penggunaan Dana Desa dalam Bidang Kesehatan di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang”.

Perumusan Masalah

Penggunaan dana desa bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik di desa, mengentaskan kemiskinan, mengatasi kesenjangan pembangunan antardesa melalui berbagai program yang ada salah satunya adalah program kesehatan.

Namun demikian penggunaan dana desa untuk program kesehatan belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengacu pada input, proses dan output yang meliputi:

1. Bagaimana masukan (input) dalam pelaksanaan penggunaan dana desa yang

(26)

8

Meliputi anggaran biaya dan sumber daya manusia di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli serdang?

2. Bagaimana proses (process) pengelolaan keuangan desa dalam bidang kesehatan dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban?

3. Bagaimana keluaran (output dana desa melalui penyelenggaraan kegiatan yang telah dilaksanakan di bidang kesehatan?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dituliskan maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah :

1. Menganalisis masukan (input) dalam pelaksanaan penggunaan dana desa yang meliputi anggaran biaya dan sumber daya manusia di Desa Kota Datar Kecamatan hamparan Perak Kabupaten Deli serdang.

2. Menganalisis proses (process) pengelolaan keuangan desa dalam bidang kesehatan dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban.

3. Mendeskripsikan keluaran (output) dana desa melalui penyelenggaraan kegiatan yang telah dilaksanakan di bidang kesehatan.

Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan khususnya Pemerintah Desa Kota

datar mengenai penggunaan dana desa yang berhubungan dengan proses

pengelolaan keuangan desa agar nantinya dapat menentukan dan

(27)

melaksanakan kegiatan dalam rangka meningkatkan sarana prasarana kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi civitas akademik

dan dapat dijadikan referensi dalam pengkajian masalah penggunan dan

pemanfaatan dana desa dalam pembangunan khususnya di bidang kesehatan.

(28)

10

Tinjauan Pustaka

Desa

Pengertian desa. Desa adalah bagian terkecil dari suatu sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia yang merupakan kesatuan wilayah yang dipimpin oleh kepala desa dengan pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa.

Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, Pembinaan kemasyarakatan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. Sekretaris desa adalah bertindak selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan desa. (UU Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 26 tentang Desa).

Kebijakan tentang desa. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 4 menyebutkan bahwa pengaturan desa bertujuan untuk :

1. Memberikan pengakuan dan penghormatan atas desa yang sudah ada dengan

keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

(29)

2. Memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas desa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat desa.

4. Mendorong prakarsa, gerakan dan partisipasi masyarakat desa untuk pengembangan potensi dan aset desa guna kesejahteraan bersama.

5. Membentuk pemerintahan desa yang professional, efisien dan efektif, terbuka serta bertanggungjawab.

6. Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum.

7. Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat desa guna mewujudkan masyarakat desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional.

8. Memajukan perekonomian masyarakat desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional.

9. Memperkuat masyarakat desa sebagai subjek pembangunan.

Karakteristik pembangunan desa. Karakteristik pembangunan desa terdapat beberapa aspek yang berhubungan dalam pembangunan desa itu sendiri yaitu :

1. Aspek morfologi desa, yaitu pemanfaatan dan penggunaan lahan atau tanah

oleh penduduk atau masyarakat yang bersifat agraris, dengan pembangunan

rumah tinggal yang berpencar (jarang) antara rumah satu dengan rumah yang

lain. Hal ini disebabkan karena lokasi geografis untuk pertanian yang

(30)

12

menyebabkan lahan pertanian berada di luar dan terpisah dari lokasi pemukiman.

2. Aspek jumlah penduduk, yaitu desa dengan kepadatan yang rendah.

3. Aspek ekonomi, di pedesaan masyarakatnya cenderung bermata pencarian pokok pada bidang pertanian, bercocok tanam dan nelayan.

4. Aspek hukum, desa merupakan kesatuan wilayah hukum tersendiri yang memiliki aturan atau nilai-nilai berdasarka yang dianut dalam desa itu sendiri berdasarkan norma Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pedesaan.

5. Aspek sosial budaya, aspek ini tampak dari hubungan sosial antar penduduknya yang bersifat sangat khas sesuai dengan hubungan kekeluargaan serta sangat erat kaitannya dengan sikap gotong royong di dalam kehidupan bermasyarakat.

Kesehatan di pedesaan. Masalah kesehatan di pedesaan dapat ditinjau dari dua segi yaitu dalam hal kesehatan itu sendiri (substantial) dan hal penyelenggaraannya (management). Masalah kesehatan (substantial) dapat berupa berbagai jenis penyakit, sedangkan masalah penyelenggaraannya kesehatan meliputi masalah peningkatan, perlindungan, penemuan masalah (substantial) secara awal, pengobatan dan pemulihan kesehatan pada perseorangan maupun pada kelompok masyarakat.

Masalah penyelenggaraan kesehatan harus mendukung satu sama lain

antara kesehatan dan pembangunan secara menyeluruh. Kemajuan ekonomi

mendorong perbaikan gizi yang memperkuat daya tahan, serta perbaikan

(31)

lingkungan hidup yang dapat mengurangi kejangkitan penyakit. Rendahnya kejangkitan penyakit dan tingginya daya tahan untuk meningkatkan taraf kesehatan. Taraf kesehatan mendukung daya belajar dan daya kerja. Perawatan kesehatan ibu dan anak merupakan penciptaan belajar dan daya kerja di masa depan. Ini menjadi modal bagi perbaikan ekonomi dan pembangunan lebih lanjut.

Tinjauan Kebijakan Dana Desa

Definisi dana desa. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfrer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota dan digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat (Peraturan Menteri Desa, 2017).

Menurut Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, Bab VIII Tentang Keuangan dan Aset Desa Pasal 72, sumber-sumber pendapatan desa terdiri dari :

1. Pendapatan asli desa yang terdiri dari Hasil Usaha Desa, Hasil kekayaan Desa, Hasil Swadaya dan partisipasi masyarakat, hasil gotong-royong dan lain-lain Pendapatan Asli Desa

2. Alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 3. Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota

4. Alokasi dan desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota.

5. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

(32)

14

dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/kota 6. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat 7. Lain-lain pendapatan desa yang sah

Dasar pengaturan desa dan dana desa. Dasar pengaturan tentang Desa Dana Desa adalah:

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menyebutkan bahwa desa memiliki kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul dan adat istiadat desa.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

PP Nomor 8 Tahun 2016 Pasal I menyebutkan bahwa Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang di transfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

4. Peraturan Menteri Desa Nomor 19 Tahun 2017 tentang Prioritas Penggunaan

(33)

Dana Desa Tahun 2018.

5. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 004 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

6. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 593 Tahun 2016 tentang Alokasi Dana Desa (ADD) dan Bagian Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

7. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 257 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian dan Pedoman Teknis Penggunaan Dana Desa Kabupaten Deli Serdang Tahun Anggaran 2017.

Tujuan dana desa. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 72 ayat (1) tentang Desa. tujuan dana desa adalah :

1. Meningkatkan pelayanan publik di desa.

2. Mengentaskan kemiskinan.

3. Mengatasi kesenjangan pembangunan antardesa.

4. Memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan.

Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 72 ayat (2) Dana Desa dihitung berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan berdasarkan :

1. Jumlah penduduk 2. Angka kemiskinan 3. Luas wilayah

4. Tingkat kesulitan geografis

Sumber pendapatan desa. Melalui Undang-Undang Desa, Desa telah

diperkuat kewenangannya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat desa.

(34)

16

Selain diperkuat kewenangannya, Desa juga diberikan sumber-sumber pendapatan. Berdasarkan UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa pasal 72 ayat (1), Pendapatan Desa bersumber dari :

1. Pendapatan Asli Desa : Hasil usaha, hasil asset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa

2. Dana desa dari APBN

3. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kab/kota (paling sedikit 10%)

4. Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima Kab/Kota (minimal 10% dari Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Umum)

5. Bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kab/Kota 6. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga

7. Lain-lain pendapatan Desa yang sah.

Pengertian alokasi dana desa. Alokasi Dana Desa adalah dana yang

dialokasikan oleh pemerintah kabupaten/Kota untuk Desa, yang bersumber dari

bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh

Kabupaten/Kota yang dimaksudkan untuk membiayai program pemerintahan desa

dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan

masyarakat desa dengan meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di

desa dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara

partisipatif sesuai potensi desa dalam meningkatkan pemerataan pendapatan dan

kesempatan kerja untuk mendorong peningkatan swadaya gotong – royong

(35)

masyarakat. Alokasi Dana Desa merupakan salah satu bentuk hubungan keuangan antar tingkat pemerintahan desa (Peraturan Bupati Deli Serdang No. 257 Tahun 2017).

Alokasi Dana Desa di Kabupaten Deli Serdang merupakan suplay dari pemerintah Kabupaten Deli Serdang sebagai sarana dan implus untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang ada di desa wilayah Deli Serdang salah satunya adalah desa kota datar, dimana bantuan tersebut digunakan sebagai fasilitas masyarakat dalam pengembangan dan memajukan produktivitas.

Artinya, anggaran pemerintah yang diberikan kepada desa terkait sepenuhnya adalah fasilitas pembanguan dan pemberdayaan desa sebagai salah satu lembaga yang andil dalam format pemerintahan. Dana tersebut harus digunakan dan dialokasikan sebagaimana mestinya sesuai dengan Undang – Undang dan ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia sehingga Alokasi Dana Desa tersebut mampu meningkatkan pembanguan desa. Partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan dan mengimplementasikan bantuan tersebut untuk kedepan.

Penetapan besaran alokasi dana desa. Alokasi Dana Desa (ADD) adalah untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Besaran ADD setiap desa ditetapkan dengan mempertimbangkan :

1. Kebutuhan Siltap (penghasilan tetap) dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa.

2. Jumlah penduduk desa, luas wilayah desa, angka kemiskinan desa dan indeks

(36)

18

kesulitan geografis desa.

3. Bobot variabel jumlah penduduk adalah 40%, luas wilayah 20%, angka kemiskinan 30% dan indeks kesulitan geografis desa 10%.

4. Besaran ADD setalah dikurangi Siltap dan tunjangan dialokasikan kepada masing-masing desa dengan prinsip adil dan merata. Prinsip adil adalah pembagian ADD secara proporsional (ADDP) sebesar 40% dari pagu ADD kabupaten setelah dikurangi siltap dan tunjangan. Prinsip merata adalah sebesar 60% minimal (ADDM) dari pagu ADD kabupaten setelah dikurangi siltap dan tunjangan.

Penggunaan ADD dikelompokkan kedalam : a. Penyelenggaraan Pemerintah Desa

1). Penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa.

2) Tunjangan kepala desa dan perangkat desa.

3) Operasional penyelenggaraan pemerintah desa.

4) Operasioanal BPD a) Pembangunan Desa.

b) Pembinaan Kemasyarakatan.

c) Pemberdayaan Masyarakat.

d) Tak Terduga.

Penetapan rincian dan penyaluran dana desa. Berdasarkan Perbup Deli

Serdang Nomor 257 Tahun 2017 tentang Pedoman Teknis Penggunaan Dana Desa

bahwa penetapan rincian dana desa untuk setiap desa berdasarkan alokasi dasar

dan alokasi formula yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk,

(37)

angka kemiskinan, luas wilayah dan indeks kesulitan geografis desa. Sebesar 90%

(sembilan puluh perseratus) dari pagu dana desa yang diterima Kabupaten dibagi secara merata kepada seluruh desa sebagai alokasi dasar, 10% (sepuluh perseratus) dari pagu dana yang diterima Kabupaten dibagi menggunakan rumus dengan variabel Jumlah penduduk desa, Angka kemiskinan desa, Luas wilayah desa dan Indeks kesulitan geografis desa. Perhitungan besaran dari alokasi formula adalah 25% jmlah penduduk, 35% angka kemiskinan, 10% luas wilayah dan 30% indeks kesulitan geografis.

Penyaluran dana desa dilakukan melalui pemindah bukuan dari rekening kas umum daerah ke rekening kas desa. Pemindahan bukuan dari rekening kas umum daerah ke rekening kas desa dilakukan setelah permohonan pencairan dana dari desa disampaikan kepada Bupati, Kepala Dinas Pemberdayaan masyarakat dan Desa Kabupaten Deli Serdang. Penyaluran dana desa dilakukan secara bertahap dengan ketentuan tahap I sebesar 60% dan tahap II sebesar 40%.

Pengelolaan dana desa di desa. Pengelolaan dana desa termasuk kedalam pengelolaan keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparansi, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

Berdasarkan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 004 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Pengelolaan keuangan secara akuntabilitas dijabarkan sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

a.

Kepala desa mengadakan sosialisasi pelaksanaan Alokasi Dana Desa dan

membentuk Tim pelaksana ADD yang ditetapkan dengan keputusan

(38)

20

kepala desa sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.

b. Kepala desa dan perangkat desa membuat rencana detail tentang penggunaan Alokasi Dana Desa untuk penyelenggaraan pemerintah, pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat dan pembinaan kemasyarakatan.

c. Sekretaris desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan RKPDesa (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) tahun berkenaan.

d. Sekretaris desa menyampaikan rancangan peraturan desa tentang tentang APBDesa kepada kepala desa.

e. Kepala desa dan perangkat desa membuat rencana detail tentang penggunaan Alokasi Dana Desa untuk penyelenggaraan pemerintahan.

f. Kepala desa menuangkan kegiatan yang didanai Alokasi Dana Desa dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBDesa)

g. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.

h. APBDesa dievaluasi oleh Bupati/Walikota selama maksimal 20 hari kerja, dan kepala desa harus melakukan penyempurnaan selama 7 hari jika APBDesa dinyatakan tidak sesuai.

i. Prioritas penggunaan dana desa ditetapkan dalam musyawarah desa antara BPD, Pemdes dan unsur masyarakat.

2. Tahap Pelaksanaan

a.

Setelah peraturan desa tentang APBDesa ditetapkan, maka tim pelaksana

(39)

Alokasi Dana Desa tingkat desa dapat mulai melakukan kegiatan yang diawali dari penyusunan program kegiatan yang didanai dari Alokasi Dana Desa.

b. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening desa.

c. Pelaksana kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan buku pembantu kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksana kegiatan.

d. Alokasi dana untuk penyelenggaraan pemerintahan dikelola oleh tim pelaksana bidang pemerintahan.

e. Alokasi dana untuk pemberdayaan masyarakat dikelola oleh tim pelaksana Bidang Pemberdayaan Masyarakat.

f. Pengeluaran desa untuk siltap kepada desa dan perangkat desa serta tunjangan BPD dapat dilakukan apabila keputusan Bupati tentang besaran ADD (Alokasi Dana Desa) dan siltap telah ditetapkan.

g. Pengeluaran dan penerimaan dilaksanakan melalui rekening kas desa atau sesuai ketetapan pemerintah kabupaten/kota, dengan dukungan bukti yang lengkap dan sah.

h. Pengadaan barang dan jasa di desa diatur dengan Perbup/Walikota.

i. Penggunaan biaya yang tak terduga harus dibuat rincian RAB dan disahkan kepala desa.

3. Penatausahaan

(40)

22

a. Penatausahaan dilakukan wajib oleh Bendahara Desa

b. Bendahara desa wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib.

c. Bendahara wajib mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban.

d. Laporan disampaikan setiap bulan kepada kepala desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

e. Jika terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan Alokasi Dana Desa, maka penyelesaiannya secara berjenjang sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

4. Tahap Pelaporan

a. Kepala desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada bupati dan Badan Pemberdayaan Masyarakat melalui camat.

b. Penyampaian laporan realisasi dilaksankan dengan jenjang pertama Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) menyampaikan kepada Tim Fasilitas tingkat camat. Tim Fasilitas menyampaikan laporan dari Tim Pelaksana kepada Tim Pembina tingkat Kabupaten.

c. Pelaporan dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan proses pengelolaan dan penggunaan Alokasi Dana Desa yang mencakup :

d. Perkembangan kegiatan dan penyerapan dana.

e. Masalah yang dihadapi dan pemecahannya.

f. Pencapaian hasil penggunaan Alokasi Dana Desa dari berbagai bidang.

5. Tahap Pertanggungjawaban

(41)

a. Kepala desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa kepada bupati setiap akhir tahun anggaran.

b. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa sebagaimana terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan.

c. Surat pertanggungjawaban (SPJ) APBDesa berada di desa setelah dilakukan verifikasi oleh camat.

d. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBBDesa diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat antara lain berupa papan pengumuman, radio komunitas dan media informasi lainnya.

Asas pengelolaan keuangan desa dan tim pengelola keuangan desa.

Asas pengelolaan keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dikelola dengan tertib dan disiplin anggaran.

Dalam Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 004 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa Bab III Pasal 4 Tim Pengelola Keuangan Desa adalah :

1. Tim pengelolaan keuangan desa adalah tim yang dibentuk ditingkat kabupaten, tingkat kecamatan dan tingkat desa.

2. Tim pembinaan pengelolaan keuangan desa berkedudukan di tingkat kabupaten.

3. Tim fasilitas pengelolaan keuangan desa berkedudukan di tingkat kecamatan.

4. Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) berkedudukan di

tingkat desa.

(42)

24

Alokasi Dana Desa dengan Desa Terpilih

Desa terpilih untuk mengetahui Alokasi Dana Desa adalah Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Desa ini dipilih karena desa tersebut telah menerima dana desa sejak Tahun 2015. Dana desa bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik di desa, mengentaskan kemiskinan, mengatasi kesenjangan pembangunan antardesa melalui berbagai program yang ada salah satunya adalah program kesehatan. Dana desa yang diterima Desa Kota Datar setiap tahunnya mengalami peningkatan untuk Tahun 2019 saja naik sekitar 40% dari tahun sebelumya. Pada penelitian ini peneliti hanya memfokuskan penelitian Dana Desa yang diterima Desa Kota Datar pada Tahun 2016- 2018, hal ini disebabkan karena keterbatasan data yang diberikan oleh pemerintah desa untuk tahun tersebut.

Pada hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh penulis bahwa dana

desa di desa tersebut masih fokus digunakan untuk pembiayaan infrastruktur

seperti pembangunan jalan desa, jembatan dan fasilitas lainnya. Pembangunan

infrastruktur menjadi prioritas saat ini di desa Kota datar sehingga pemerintah

desa lebih banyak membelanjakan dana desa untuk pembangunan di bidang non

kesehatan dibandingkan untuk pembangunan kesehatan. Hal ini lah yang

mendorong penulis untuk melakukan penelitian di Desa Kota Datar karena ingin

mengetahui bagaimana penggunaan dana desa yang sesuai dengan peraturan

pemerintah serta output yang dihasilkan dari dana desa khususnya untuk

pembiayaan kesehatan.

(43)

Kebijakan Prioritas Penggunaan Dana Desa

Penggunaan dana desa. Dana Desa digunakan untuk membiayai pembangunan desa yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, peningkatan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan dengan prioritas penggunaan dana desa diarahkan untuk pelaksanaan program dan kegiatan pembanguna desa yang meliputi antara lain :

1. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana dasar untuk pemenuhan kebutuhan :

a. Lingkungan pemukiman b. Transportasi

c. Energi

d. Informasi dan komunikasi

2. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana pelayanan sosial dasar untuk pemenuhan kebutuhan :

a. Kesehatan masyarakat b. Pendidikan dan kebudayaan

3. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana ekonomi untuk mewujudkan lumbung ekonomi desa yang meliputi:

a. Usaha ekonomi pertanian berskala produktif untuk ketahanan pangan b. Usaha ekonomi pertanian berskala produktif yang difokuskan pada

kebijakan satu desa satu produk unggulan yang meliputi aspek produksi, distribusi dan pemasaran.

4. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana

(44)

26

lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan : a. Kesiapsiagaan menghadapi bencana alam b. Penanganan bencana alam

c. Penanganan kejadian luar biasa lainnya d. Pelestarian lingkungan hidup

5. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana lainnya yang sesuai dengan kebutuhan desa dan ditetapkan dalam musyawarah desa.

Penggunaan dana desa dalam bidang kesehatan. Berdasarkan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 257 Tahun 2017 tentang Pedoman Teknis Penggunaan Dana Desa adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Prioritas Bidang Pembangunan Desa.

Peningkatan Kualitas dan Akses Terhadap Pelayanan Sosial Dasar.

Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana kesehatan antara lain :

a. Air bersih berskala desa b. Sanitasi lingkungan c. Jambanisasi

d. Mandi, cuci, kakus (MCK)

e. Mobil/kapal motor untuk ambulance desa f. Alat bantu penyandang disabilitas

g. Panti rahabilitasi penyandang disabilitas

h. Balai pengobatan

(45)

i. Posyandu j. Poskesdes k. Posbindu

l. Saranan prasarana kesehatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah desa.

2. Kegiatan Prioritas Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain:

a. Penyediaan air bersih

b. Pelayanan kesehatan lingkungan

c. Kampanye dan promosi hidup sehat guna mecegah penyakit seperti penyakit menular, penyakit seksual, HIV/AIDS, tuberculosis, hipertensi, diabetes mellitus dan gangguan jiwa

d. Bantuan intensif untuk kader kesehatan masyarakat

e. Pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan sehat untuk peningkatan gizi balita dan anak sekolah

f. Perawatan Kesehatan untuk ibu hamil dan menyusui;

g. Pengobatan untuk lansia

h. Fasilitas keluarga berencana (Pembentukan Tim KB Desa), Pembentukan

menuju desa layak anak, pembentukan gerakan perlindungan anak

berbasis masyarakat, pembentukan kader PKDRT, pembentukan satgas

perlindungan perempuan dan anak, peningkatan Komunikasi Informasi

Edukasi (KIE) dan layanan KB, penyuluhan Bina Keluarga remaja

(46)

28

(BKR), Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R), Penyuluhan Bina Keluarga Lansia, Desa Wisma.

i. Pengelolaan kegiatan rehabilitasi bagi penyandang disabilitas.

j. Program Pencegahan dan Pemberantasan, Penyalahgunaan, Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

k. Kegiatan pengelolaan pelayanan kesehatan masyarakat desa lainnya yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan konsisi desa yang diputuskan dalam musyawarah desa.

Landasan Teori

Penulis tidak menemukan penelitian terdahulu yang dijadikan acuan, hanya saja penulis menggunakan acuan pada Undang-Undang tentang Desa Tahun 2014, Pedoman Teknis Penggunaan Dana Desa Tahun 2017, Peraturan Pemerintah tentang Dana Desa Sumber APBN, Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Peraturan Menteri Desa mengenai Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa, Peraturan Bupati Deli Serdang tentang Pengelolaan Keuangan Desa, buku saku dana desa yang diperoleh secara online serta jurnal mengenai dana desa.

Kerangka Berpikir

Menurut Azwar (2010), pelayanan kesehatan sebagai suatu sistem

memiliki unsur-unsur yang meliputi masukan (input), proses (process), dan

keluaran (output). Yang digambarkan sebagai berikut:

(47)

Gambar 1. Kerangka berpikir INPUT

 Dana Desa

 SDM Pengelola Keuangan Desa

OUTPUT

Penyelenggaraan Kegiatan

Program Dana Desa di Bidang Kesehatan PROSES

 Perencanaan

 Pelaksanaan

 Penatausahaan

 Pelaporan

 Pertanggungjaw

aban

(48)

30

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif dengan metode penelitian Kualitatif. Kualitatif adalah proses pencarian data untuk memahami masalah sosial yang didasari pada penelitian menyeluruh (holistic), dibentuk oleh kata-kata dan diperoleh dari situasi yang ilmiah. Sehingga diharapkan akan diperoleh data dan gambaran yang lebih lengkap mengenai penggunaan dana desa di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada bulan Agustus 2018 sampai dengan Februari 2019.

Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini pihak yang dijadikan Informan adalah Aparat Desa di Desa Kota Datar yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan Pembangunan, BPD dan masyarakat. Terdiri dari 6 orang yang dianggap mempunyai informasi kunci (key informan) dalam penelitian ini.

Definisi Konsep

Untuk memudahkan dalam menganalisis data maka perlu diberikan

batasan-batasan dan gejala-gejala yang diidentifikasi dengan tujuan untuk

menjawab masalah penelitian, yakni sebagai berikut :

(49)

1. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat (Peraturan Menteri Desa, 2017)

2. Sumber daya manusia adalah semua orang yang bertugas sebagai pengelola keuangan desa dalam pelaksanaan penggunaan dana desa.

3. Perencanaan Keuangan adalah kegiatan untuk memperkirakan pendapatan dan belanja dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang.

4. Pelaksanaan dalam pengelolaan keuangan desa adalah rangkaian kegiatan untuk melaksanakan APBDesa dalam satu tahun anggaran yang dimulai dari 1 Januari hingga 31 Desember. Atas dasar APBDesa dimaksud disusunlah rencana anggaran biaya (RAB) untuk setiap kegiatan yang menjadi dasar pengajuan surat permintaan pembayaran (SPP).

5. Penatausahaan merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis (teratur dan masuk akal/logis) dalam bidang keuangan berdasarkan prinsip, standar, serta prosedur tertentu sehingga informasi aktual (informasi yang sesungguhnya) berkenaan dengan keuangan dapat segera diperoleh.

6. Peloporan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan hal-hal yang

berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu

periode tertentu sebagai bentuk pelaksanaan tanggungjawab

(pertanggungjawaban) atas tugas dan wewenang yang diberikan laporan

(50)

32

merupakan suatu bentuk penyajian data dan informasi mengenai sesuatu kegiatan ataupun keadaan yang berkenaan dengan adanya suatu tanggungjawab yang ditugaskan.

7. Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa dilakukan setiap akhir tahun anggaran yang disampaikan kepada Bupati/Walikota dan di dalam Forum Musyawarah Desa.

Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat, maka penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Library research (Penelitian kepustakaan)

Penelitian kepustakaan ini adalah sebagai salah satu cara dalam proses pengambilan data dengan membaca buku-buku, teori-teori, artikel, perundang-undangan, internet dan sumber-sumber bahan bacaan lainnya yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.

2. Pengamatan (Observasi langsung)

Teknik pengamatan merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki. Teknik observasi memungkinkan peneliti mengamati dari dekat gejala penyelidikan. Peneliti hanya mencatat apa yang sesungguhnya tampak sebagai gejala dan menghindari pendapat pribadi terhadap peristiwa atau gejala tersebut.

3. Wawancara Mendalam

Teknik wawancara dipergunakan untuk memperoleh data, keterangan ataupun

(51)

penjelasan dari orang yang berkompeten dengan masalah yang diteliti. Teknik ini merupakan komunikasi langsung antara peneliti dengan subjek penelitian untuk memperoleh data yang lebih banyak. Dengan teknik wawancara, peneliti akan memperoleh informasi yang memang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden. Wawancara mendalam akan ditujukan kepada Kepala Desa, BPD, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan Pembangunan dan salah satu perwakilan dari masyarakat. Wawancara terstruktur itu untuk memperoleh penjelasan yang rinci dan mendalam mengenai penggunaan Dana Desa khususnya dalam Bidang Kesehatan di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis mulai dari mengumpulkan, menganalisa dan pengelolaan data yang menghasilkan kumpulan dokumen yang berisi keterangan atas hal – hal yang menunjang berlangsungnya suatu kegiatan. Dokumentasi menghasilkan beberapa jenis dokumen yang berbeda dan sesuai dengan tingkat kebutuhan masing-masing pihak yang melakukan proses dokumentasi tersebut. Dokumen dapat disajikan sebagai alat kontrol utama untuk membuktikan kebenaran hasil wawancara.

Metode Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara analisis data (Content Analysist)

dalam penyajian data disajikan dalam bentuk narasi, proses analisis data dapat

(52)

34

dilakukan dengan menganalisis mulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber, yaitu dari hasil wawancara, pengamatan yang sudah ditulis

dalam catatan lapangan dan dokumentasi. Dalam penelitian kualitatif jumlah

informan biasanya lebih sedikit. Oleh karena itu validitas yang digunakan dalam

penelitian kualitatif disebut triangulasi. Dalam penelitian ini hanya menggunakan

triangulasi metode yaitu mengkombinasikan wawancara mendalam, penelusuran

dokumen dan triangulasi sumber yaitu menggunakan informasi berbeda untuk

melakukan cross check informasi dari beberapa sumber, untuk memperbaiki hasil

data yang diperoleh bila mendapatkan data yang berbeda (Meleong, 2010).

(53)

35

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Deskripsi Desa Kota Datar

Sejarah desa. Desa Kota Datar adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, yang menurut beberapa tokoh masyarakat dulunya desa ini mempunyai tanah datar yang kaya akan pepohonan.

Wilayah tersebut lambat laun menjadi nama sebuah desa yang pada saat itu menjadi sebuah nama Desa Kota Datar.

Desa Kota Datar terbentuk mulai pada Tahun 1950-an atau sekitar Tahun 70-an, Desa Kota Datar bernama kampung Kota Datar setelah Tahun 1979 berubah menjadi Desa Kota Datar sesuai Undang-Undang No. 5 Tahun 1979.

Pada Tahun 1979 pengelolaan desa diserahkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan warga Desa Kota Datar banyak digunakan untuk menata kelembagaan kelompok masyarakat tersebut walaupun bersifat sederhana, mulai dari pembagian regu yang nantinya berkembang menjadi dusun dan penataan kelompok-kelompok pertanian yang lain. Pada saat itu kegiatan kelompok masyarakat banyak bekerja pada sektor pertanian. Namun karena para pendatang waktu itu berasal dari desa lain maka banyak juga yang membawa hewan ternak sebagian mengembangbiakannya di desa Kota Datar.

Batas wilayah desa. Letak geografis Desa Kota Datar, terletak diantara : 1. Sebelah Utara: Desa Telaga Tujuh Kecamatan Labuhan Deli dan Desa

Bantenan Kabupaten Langkat

2. Sebelah Selatan: Desa Bulu Cina

3. Sebelah Barat: Desa Tandam Hilir II

(54)

36

4. Sebelah Timur: Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak.

Luas wilayah desa terdiri dari Pemukiman : 90 ha, Pertanian Sawah : 975 ha, Ladang/tegalan : 378 ha, Perkantoran : 1200 M, Sekolah : 5700 M. Adapun jarak ke ibu kota kecamatan terdekat : 17 km/35 menit, jarak ke ibu kota Kabupaten : 72 km/4 jam.

Kondisi pemerintahan desa. Kondisi pemerintahan Desa Kota Datar berdasarkan administrasi terdiri dari 1 desa dan 15 dusun. Dalam melaksanakan kegiatannya pemerintah Desa Kota Datar terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Perangkat Desa, dan BPD. Adapun pembagian dusun yang menjadi wilayah kerja pemerintah Desa Kota Datar adalah dusun I sampai dusun XV.

Keadaan sosial. Data pada tahun 2018 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin terdiri dari jumlah kepala keluarga sebanyak 2.194 KK, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 3.730 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 3.998 jiwa.

Jumlah pemeluk Agama Islam sebanyak 7372 orang dan yang beragama Kristen sebanyak 356 orang. Tempat Ibadah dengan jumlah 5 Masjid/18 buah Musholla dan 3 Gereja yang berada di dusun XV.

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Kota datar sesuai dengan data yang diperoleh yaitu SD/MI sebanyak 150 orang, SLTP/MTs : 461 orang, SLTA/MA:

216 Orang, S1/Diploma : 38 orang, Putus Sekolah: 77 orang dan Buta huruf : 30 orang.

Keadaan kesehatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari pemerintah

Desa Kota Datar Tahun 2017 adalah sebagai berikut :

(55)

Tabel 1

Proporsi Kematian Bayi dan Ibu yang Melahirkan di Desa Kota Datar Tahun 2017

Keadaan Kesehatan n %

Kematian Bayi Bayi Lahir 68 100

Bayi Meninggal - 0

Kematian Ibu Ibu Melahirkan 68 100

Ibu Meninggal - 0

Tabel 2

Proporsi Cakupan Imunisasi dan Gizi Kurang pada Balita di Desa Kota Datar Tahun 2017

Keadaan Kesehatan n %

Cakupan Imunisasi

Polio 3 93 12,98

DPT-1 68 9,49

Cacar (Varicella) 61 8,51

Gizi Balita

Balita Gizi Buruk - 0

Balita Gizi Baik 712 99,44

Balita Gizi Kurang 4 0,5

Pada tabel tersebut diketahui bahwa pada Tahun 2017 terdapat masalah 4

orang anak balita yang mengalami gizi kurang, hal ini disebabkan karena

kurangnya asupan gizi anak serta pola pengasuhan ibu yang salah. Khusus untuk 4

orang yang mengalami gizi kurang ini maka pemerintah desa serta

puskesmasbekerja sama agar pembiayaan kesehatan untuk balita lebih

ditingkatkan dan diperhatikan lagi sehingga keadaan gizi kurang di desa Kota

datar dapat di atasi dengan pemenuhan gizi seimbang melalui penguatan

posyandu.

Gambar

Gambar 1. Kerangka berpikir  INPUT   Dana  Desa   SDM Pengelola Keuangan Desa  OUTPUT  Penyelenggaraan  Kegiatan Program Dana Desa  di  Bidang Kesehatan PROSES   Perencanaan   Pelaksanaan   Penatausahaan   Pelaporan   Pertanggungjawaban
Foto 1 : Kegiatan wawancara bersama Bapak Muhammad Yusup selaku     Sekretaris Desa
Foto 3 : Kegiatan Pemberian Informasi pada Peran Pembantu Pembina Keluarga   Berencana Desa (PPKBD)

Referensi

Dokumen terkait

Secara sistematik aplikasikan algoritma di atas bagi matriks jarak tertentu D yang diberikan untuk menghasilkan satu penyelesaian awal lawatan tertutup kepada TSP.. (iii)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi gula memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kadar air, berpengaruh nyata terhadap total padatan terlarut, dan

Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar yang dibuang dari sumber pencemar ke dalam air pada sumber air sehingga tidak

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara metode latihan bagian dengan metode latihan keseluruhan terhadap pukulan forehand drive tenis meja pada kegiatan ekstrakurikuler

Sebutkan 3 dampak negative dari bacaan tersebut, apabila pasar tradisional hilang! Jawab : ………. Kita harus selalu menghargai dan memiliki rasa bangga terhadap budaya local. Sebutkan

Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

Di Sumatera Barat bantuan dana bergulir kepada masyarakat miskin salah satunya adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang diperuntukkan

Dana Alokasi Desa yang selanjutnya disingkat DAD adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah untuk Desa yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak Daerah, Bagi