SKRIPSI
Oleh
FITRI RUBAINI NIM. 141000370
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
ANALISIS PENGGUNAAN DANA DESA DALAM BIDANG KESEHATAN DI DESA KOTA DATAR KECAMATAN
HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
FITRI RUBAINI NIM. 141000370
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
i
ii Telah diuji dan dipertahankan
Pada tanggal : 03 Mei 2019
TIM PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Destanul Aulia, S.K.M., M.B.A., M.Ec., Ph.D.
Anggota : 1. Dr. Juanita, S.E., M.Kes.
2. dr. Rusmalawaty, M.Kes.
iii
iv Abstrak
Dana Desa merupakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang ditujukan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota. Pengalokasian dana desa bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik di desa, mengentaskan kemiskinan, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa, serta memperkuat masyarakat desa sebagai pokok dari pembangunan melalui berbagai program yang ada salah satunya adalah program kesehatan. Pemberlakuan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 bahwa Desa akan mendapatkan kucuran dana bersumber APBN rata-rata Rp. 1 Miliar per desa setiap tahunnya. Dalam memajukan tingkat derajat kesehatan suatu masyarakat menurut World Health Organization (WHO) diperlukan anggaran paling sedikit 5% - 6% dari total APBN suatu Negara, sedangkan untuk tercapainya derajat kesehatan yang ideal dibutuhkan anggaran 15% - 20% dari APBN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif dengan metode penelitian Kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap 6 informan di Desa Kota Datar yang terlibat dalam penggunaan dana desa. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan kegiatan program dana desa untuk penyerapan anggaran lebih diprioritaskan untuk infrastrukrur desa sehingga di bidang kesehatan kegiatannya belum dapat terselenggara secara menyeluruh dan belum menjadi prioritas di Desa Kota Datar.
Diperlukan sosialisasi kebijakan dan regulasi baik ditingkat pusat dan daerah serta pembinaan dan pengendalian implementasinya, termasuk penyaluran dan akuntabilitas pengelolaan dana desa dan alokasi dana desa. Dengan demikian harapannya kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan di desa menjadi prioritas di masyarakat desa sesuai dengan kewenangannya, analisa kebutuhan dan sumber daya yang dimilikinya.
Kata kunci: Dana desa, anggaran kesehatan
v
the village are transferred through the income and Expenditure Budget of the regional district/city. Allocation of village funds aims to improve public services in the village, alleviate poverty, overcome disparities between villages, and strengthen village communities as the subject of development through various programs, one of which is a health program. The enactment of Act No. 6 of the year 2014 that the village will get funds sourced APBN an average of Rp 1 billion per village per year. In advancing the level of a society's health degree according to the World Health Organization (WHO) required a budget of at least 5%-6% of the total APBN of a country, while to achieve the ideal degree of health required a budget of 15%-20% from the APBN. The approach used in this study is a descriptive approach with Qualitative research method through interviewing deep against 6 informant in the village Kota Datar involved in the use of the village Fund. The results showed the execution of program activities the village Fund to the absorption of the budget more prioritized for infrastrukrur village so that health plans have yet to be thoroughly established and has not been a priority in The Village Of Kota Datar. Necessary regulatory policies and good socialization of present central and regional as well as coaching and controlling itsimplementation, including the channeling of funds management and accountability of the village and the village fund allocation. Thus the hope community empowerment activities in the health sector a priority in the community in accordance with its villages, needs analysis and resources.
Keywords: Village fund, health budget
vi
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Penggunaan Dana Desa dalam Bidang Kesehatan di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).
Tugas akhir ini penulis mempersembahkan kepada yang teristimewa yaitu ayahanda Arbani dan ibunda Sariah yang senantiasa memberikan perhatian dan kasih sayang serta doa sejak penulis lahir hingga sekarang, serta keluarga tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat.
Selama penyusunan skripsi ini mulai dari awal hingga akhir penulis telah mendapatkan banyak bimbingan, dukungan, serta bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu dalam kesempatam ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes., selaku Ketua Departemen Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
vii dapat diselesaikan dengan baik.
5. Dr. Juanita, S.E., M.Kes., dan dr. Rusmalawaty, M.Kes., selaku Anggota Penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan serta masukan selama proses ujian skripsi hingga skripsi ini selesai dengan baik.
6. dr. Ria Masniari Lubis, M.si., selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama masa perkuliahan.
7. Mazni S.Pd.i., selaku Kepala Desa Kota Datar yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak.
8. Perangkat Desa Kantor Pemerintahan Desa Kota Datar yang telah membantu saya dengan memberikan banyak informasi dan data-data yang bersangkutan dengan penulisan skripsi ini.
9. Kakak dan Abang kandung saya Afifatun Nadiah dan Rahim Fauzi S.Pd yang senantiasa memberikan masukan, arahan serta semangat untuk saya dalam penulisan skripsi ini. Tidak lupa juga kepada kedua adik kandung saya Nurfadhila S.Pd dan Khairani S.Kom yang selalu memberikan semangat serta dorongan kepada saya dalam penulisan skripsi ini.
10. Teman-teman saya Hafizhatul Husna, Finta Gustina Pohan, Ummi Siti, Try
Octari, yang senantiasa memberikan semangat dari awal penulisan sampai
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
viii
Saya merasa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, tidak lupa pula saya ucapkan mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Kritik, saran dan masukan yang membangun saya harapkan agar dapat memperbaiki isi skripsi ini. Akhir kata semoga dapat memberikan manfaat pada semua pihak.
Medan, Mei 2019
Fitri Rubaini
ix
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Istilah xv
Riwayat Hidup xvi
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 7
Tujuan Penelitian 8
Manfaat Penelitian 8
Tinjauan Pustaka 10
Desa 10
Pengertian desa 10
Kebijakan tentang desa 10
Karakteristik pembangunan desa 11
Kesehatan di pedesaan 12
Tinjauan Kebijakan Dana Desa 13
Definisi dana desa 13
Dasar pengaturan desa dan dana desa 14
Tujuan dana desa 15
Sumber pendapatan desa 15
Pengertian alokasi dana desa 16
Penetapan besaran alokasi dana desa 17 Penetapan rincian dan penyaluran dana desa 18
Pengelolaan dana desa di desa 19
Asas pengelolaan keuangan desa dan tim pengelola
keuangan desa 23
Alokasi Dana Desa dengan Desa Terpilih 24
Kebijakan Prioritas Penggunaan Dana Desa 25
Penggunaan dana desa 25
Penggunaan dana desa dalam bidang kesehatan 26
Landasan Teori 28
x
Kerangka Berpikir 28
Metode Penelitian 30
Jenis Penelitian 30
Lokasi dan Waktu Penelitian 30
Subjek Penelitian 30
Definisi Konsep 30
Metode Pengumpulan Data 32
Metode Analisis Data 33
Hasil Penelitian dan Pembahasan 35
Deskripsi Desa Kota Datar 35
Sejarah desa 35
Batas wilayah desa 35
Kondisi pemerintahan desa 36
Keadaan sosial 36
Keadaan kesehatan 36
Karakteristik Informan 38
Masukan (Input) 39
Dana desa 39
Mekanisme pencairan dana desa 39
Sumber daya manusia 41
Proses (Process) 42
Pengelolaan dana desa di desa 42
Perencanaan 42
Pelaksanaan 44
Penatausahaan 45
Pelaporan dan pertanggungjawaban 46
Keluaran (Output) 47
Penggunaan dan pemanfaatan dana desa 47 Output dana desa bidang kesehatan di desa Kota Datar 60
Keterbatasan Penelitian 63
Kesimpulan dan Saran 64
Kesimpulan 64
Saran 66
Daftar Pustaka 68
Lampiran 70
xi
1 Proporsi Kematian Bayi dan Ibu yang Melahirkan di Desa
Kota Datar Tahun 2017 37
2 Proporsi Cakupan Imunisasi dan Gizi Kurang pada Balita
di Desa Kota Datar Tahun 2017 37
3 Proporsi Sumber Air Bersih di Desa Kota Datar Tahun
2017 38
4 Karakteristik Informan 38
5 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pemerintah Desa
Kota Datar Tahun Anggaran 2016 49
6 Anggaran Biaya Tahun 2016 dalam Bidang Kesehatan Bidang Pembangunan Desa Kegiatan Pembinaan dan Pengelolaan Posyandu
50
7 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pemerintah Desa
Kota Datar Tahun Anggaran 2017 51
8 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pemerintah Desa
Kota Datar Tahun 2017 dalam Bidang Kesehatan 53 9 Anggaran Biaya Pembuatan Air Bersih di Dusun IX Tahun
2017 53
10 Anggaran Biaya Pengadaan, Pembangunan, Pengembangan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana Kesehatan untuk
Ambulance Desa Tahun 2017 54
11 Anggaran Biaya Bidang Pemberdayaan Masyarakat Pengelolaan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kegiatan Operasional PPKBD (Peran Pembantu Pembina
Keluarga Berencana Desa) Tahun 2017 55
12 Anggaran Biaya Tahun 2017 dalam Bidang Kesehatan Bidang Pembangunan Desa Kegiatan Pembinaan dan
Pengelolaan Posyandu 55
xii
13 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pemerintah Desa
Kota Datar Tahun 2018 56
14 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pemerintah Desa
Kota Datar Tahun 2018 dalam Bidang Kesehatan 58 15 Kegiatan Output Dana Desa yang Telah Terselenggara di
Bidang Kesehatan Tahun 2015-2018 60
xiii
1 Kerangka berpikir 29
xiv
Daftar Lampiran
Lampiran Judul Halaman
1 Pemberian Izin Penelitian 70
2 Surat Selesai Melakukan Penelitian 71
3 Surat Permohonan Bersedia Menjadi Informan 72
4 Pedoman Wawancara Mendalam 73
5 Hasil Wawancara Mendalam 83
6 Dokumentasi Penelitian 88
xv
ADDM Alokasi Dana Desa Minimal ADDP Alokasi Dana Desa Proporsional
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBDes Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BPD Badan Permusyawaratan Desa
BUMDesa Badan Usaha Milik Desa
LKMD Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat
PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PPKBD Peran Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa PTPKD Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa
RAB Rencana Anggaran Biaya
SILTAP Penghasilan Tetap
TPK Tim Pelaksana Kegiatan
xvi
1
Pada hakekatnya pembangunan kesehatan merupakan usaha yang dilakukan oleh semua elemen bangsa indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, keinginan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
Dalam bidang kesehatan sumber daya adalah semua bentuk biaya, tenaga, perlengkapan kesehatan, sedia obat-obatan dan peralatan kesehatan serta sarana sektor kesehatan dan teknologi yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat (Undang-Undang No. 36 Tahun 2009).
Selanjutnya, lahirnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
merupakan fase terbaru dalam tata pemerintahan yang memberikan kewenangan,
kepercayaan lebih besar pada pemerintahan desa untuk melaksanakan
pembangunan. Undang-undang Desa merupakan penegasan bahwa desa memiliki
hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat. Misi utama Undang-undang Desa adalah negara wajib
melindungi dan memberdayakan desa agar menjadi kuat, maju, mandiri dan
demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan
pemerintahan. Untuk merealisasikan tujuan pembangunan desa tersebut, maka
berbagai rencana dan program-program pembangunan telah dibuat dan
2
diimplementasikan di desa, salah satunya ialah kebijakan alokasi dana desa.
Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 72 menyebutkan bahwa distribusi anggaran bersumber dari Belanja Pusat dengan mengefektifkan program berbasis desa dengan menyeluruh dan adil.
Dana desa merupakan dana yang bersumber dari Angaran Pendapatan dan Belanja Negara yang ditujukan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota. Pengalokasian dana desa diharapkan agar dapat mengembangkan pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan, melalui peningkatan pelayanan publik, memajukan perekonomian, serta memperkuat masyarakat desa sebagai pokok dari pembangunan. Pendistribusian dana desa dilakukan dengan menggunakan alokasi yang dibagi secara rata dan alokasi yang dibagi berdasarkan jumlah penduduk, angka kematian, luas wilayah dan tingkat kesulitan geografis. Pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat merupakan prioritas dalam penggunaan dana desa.
Kebutuhan pembangunan meliputi kebutuhan primer, pelayanan dasar, lingkungan dan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa. Pelayanan dasar yang diberikan antara lain pendidikan, infrastruktur dasar dan kesehatan (Kementerian Keuangan RI, 2015).
Alokasi Dana Desa berasal dari APBD Kabupaten/Kota yang bersumber
dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/kota
setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. Alokasi Dana Desa (ADD) digunakan
untuk mendanai penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat (Peraturan Bupati Deli Serdang, 2017).
Tahun 2015-2019 adalah periode pembangunan kesehatan dengan program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang di dukung dengan perlindungan Finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan merupakan bagian dari kemampuan untuk memecahkan permasalahan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan nasional seperti pemberlakuan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Desa akan memperoleh dana bersumber APBN rata rata Rp. 1 miliar per desa setiap tahun. Anggaran biaya sebesar ini akan sangat besar artinya bagi pemberdayaan masyarakat desa, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) akan lebih mungkin di upayakan di tingkat rumah tangga di desa. Peningkatan status kesehatan masyarakat merupakan tujuan Indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak yang akan dicapai dengan meningkatkan usaha pencapaian promosi kesehatan dan pengaktifan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
Dalam memajukan derajat kesehatan suatu masyarakat menurut World
Health Organization (WHO) diperlukan anggaran paling sedikit 5% - 6% dari
total APBN suatu Negara, sedangkan untuk tercapainya derajat kesehatan yang
ideal dibutuhkan anggaaran 15% - 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Anggaran yang cukup tinggi tersebut memang diperlukan karena biaya
4
kesehatan yang cukup besar sedangkan kesehatan tetap harus menjadi prioritas dikarenakan kesehatan adalah investasi guna meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas warganya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Menteri Keuangan Republik Indonesia hasil evaluasi tiga tahun terakhir penyelenggaraannya dihitung sejak Tahun 2015 Dana Desa terbukti sudah menghasilkan sarana/prasarana yang bermanfaat bagi masyarakat, antara lain berupa terbangunnya lebih dari 95,2 ribu kilometer jalan desa; 914 ribu meter jembatan; 22.616 unit sambungan air bersih;
2.201 unit tambatan perahu; 14.957 unit PAUD; 4.004 unit Polindes; 19.485 unit sumur; 3.106 pasar desa; 103.405 unit drainase dan irigasi; 10.964 unit Posyandu;
1.338 unit embung dalam periode 2015-2016.
Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, penetapan prioritas penggunaan dana desa pada bidang pemberdayaan masyarakat desa meliputi pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana kesehatan dengan kegiatannya yaitu air bersih berskala desa, sanitasi lingkungan, jambanisasi, MCK (mandi, cuci, kakus), mobil/kapal motor untuk ambulance desa, alat bantu penyandang disabilitas, panti rehabilitas penyandang disabilitas, balai pengobatan, posyandu, poskesdes/polindes, posbindu, reagen rapid tes kid untuk menguji sampel-sampel makanan dan sarana prasarana kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah desa.
Pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat antara lain adalah
penyediaan air bersih, pelayanan kesehatan lingkungan, kampanye promosi hidup
sehat guna mencegah penyakit seperti penyakit menular, penyakit seksual,
HIV/AIDS, tuberculosis, hipertensi, diabetes mellitus dan gangguan jiwa, bantuan intensif untuk kader kesehatan masyarakat, pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan sehat untuk peningkatan gizi balita dan anak sekolah, kampanye dan promosi hak – hak anak, keterampilan pengasuhan anak dan perlindungan anak, pengelolaan balai pengobatan desa dan persalinan, perawatan kesehatan dan pendampingan ibu (hamil, nifas dan meyusui), pengobatan untuk lansia, keluarga berencana, pengelolaan kegiatan rehabilitasi bagi penyandang disabilitas, pelatihan kader kesehatan masyarakat, pelatihan hak – hak anak, pelatihan pangan yang sehat dan aman, pelatihan kader desa untuk pangan yang sehat dan aman (Peraturan Menteri Desa, 2017).
Sumatera Utara pada Tahun 2018 untuk penggunaan Dana Desa 88,96%
digunakan untuk pembangunan fisik, 11,04 % untuk pemberdayaan dan pembinaan masyarakat. Artinya penggunaan lebih banyak digunakan pada pembangunan fisik dibandingkan untuk pemberdayaan masyarakat yang didalamnya ada kegiatan bidang kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Desa Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018.
Berdasarkan data dari Kemendes mencatat dana desa Tahun 2015 sebesar
Rp. 20,67 triliun dengan penyerapan 82,72 persen, Tahun 2016 dengan dana desa
Rp. 46,98 triliun dengan penyerapan 97,65 persen serta Tahun 2017 dengan
jumlah dana desa sebesar Rp. 60 triliun dengan penyerapan 98,54 persen. Selain
itu, dana desa tersebut telah digunakan antara lain untuk membangun jalan desa
sepanjang 158.691 kilometer, jembatan 1.028.225 meter, tambatan perahu 4.711
unit, 14.770 unit kegiatan badan usaha milik desa (BUMDes), pasar desa 6.932
6
unit, panahan tanah 179.625 unit, air bersih 942.927 unit, serta saluran irigasi 39.351 unit.
Sesuai dengan data yang diperoleh untuk Kabupaten Deli Serdang bahwa perlu adanya penguatan input dalam pengelolaan keuangan melalui pemanfaatan potensi sumber daya manusia yang tersedia serta dukungan dan partisipasi masyarakat.
Pada penelitian ini mengkaji alokasi dana desa di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.
Deli Serdang terdiri dari 22 Kecamatan, 380 Desa. Desa Kota Datar merupakan salah satu Desa di Kabupaten Deli Serdang yang telah menerima dana desa sejak Tahun 2015. Desa Kota datar mempunyai sumber dana untuk kesehatan yang bersumber dari APBN dan APBD. Dari hasil survei awal penelitian di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak bahwa diketahui total dana desa pada Tahun 2016 yang bersumber APBN sebesar Rp. 699.145.000,- dengan Alokasi Dana Desa yang bersumber dari APBD Rp. 511.337.000,-. Pada Tahun 2017 Dana Desa sebesar Rp. 892.049.000,- Alokasi dana desa sebesar Rp. 529.451.000,-. Tahun 2018 Dana Desa sebesar Rp. 856.414.000,- Alokasi Dana Desa Rp. 644.244.000,-.
Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pelaksanaan
penggunaan dana desa di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak masih
mengalami kendala dan hambatan diantaranya adalah keterbatasan kualitas
sumber daya manusia yang masih kurang dalam pengelolaan dana desa dari proses
perencanaan sampai kepada pertanggungjawaban, penggunaan dana desa yang
masih diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur desa. Hal ini dikarenakan
pemerintah desa lebih banyak membelanjakan dana desa untuk pembangunan di bidang non kesehatan dibandingkan untuk kegiatan bidang kesehatan. Dengan demikian output dari dana desa dalam bidang kesehatan masih belum dapat diselenggarakan secara menyeluruh dan belum menjadi prioritas di Desa Kota Datar. Untuk itu, tetap diperlukan sosialisasi kebijakan dan regulasi baik ditingkat pusat dan daerah serta pembinaan dan pengendalian implementasinya, termasuk penyaluran dan akuntabilitas pengelolaan dana desa dan alokasi dana desa.
Dengan demikian, harapannya kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan di desa dapat menjadi prioritas di masyarakat desa sesuai dengan kewenangannya, analisa kebutuhan prioritas dan sumber daya yang dimilikinya.
Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penellitian yang berjudul “Analisis Penggunaan Dana Desa dalam Bidang Kesehatan di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang”.
Perumusan Masalah
Penggunaan dana desa bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik di desa, mengentaskan kemiskinan, mengatasi kesenjangan pembangunan antardesa melalui berbagai program yang ada salah satunya adalah program kesehatan.
Namun demikian penggunaan dana desa untuk program kesehatan belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengacu pada input, proses dan output yang meliputi:
1. Bagaimana masukan (input) dalam pelaksanaan penggunaan dana desa yang
8
Meliputi anggaran biaya dan sumber daya manusia di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli serdang?
2. Bagaimana proses (process) pengelolaan keuangan desa dalam bidang kesehatan dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban?
3. Bagaimana keluaran (output dana desa melalui penyelenggaraan kegiatan yang telah dilaksanakan di bidang kesehatan?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang dituliskan maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah :
1. Menganalisis masukan (input) dalam pelaksanaan penggunaan dana desa yang meliputi anggaran biaya dan sumber daya manusia di Desa Kota Datar Kecamatan hamparan Perak Kabupaten Deli serdang.
2. Menganalisis proses (process) pengelolaan keuangan desa dalam bidang kesehatan dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban.
3. Mendeskripsikan keluaran (output) dana desa melalui penyelenggaraan kegiatan yang telah dilaksanakan di bidang kesehatan.
Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan khususnya Pemerintah Desa Kota
datar mengenai penggunaan dana desa yang berhubungan dengan proses
pengelolaan keuangan desa agar nantinya dapat menentukan dan
melaksanakan kegiatan dalam rangka meningkatkan sarana prasarana kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi civitas akademik
dan dapat dijadikan referensi dalam pengkajian masalah penggunan dan
pemanfaatan dana desa dalam pembangunan khususnya di bidang kesehatan.
10
Tinjauan Pustaka
Desa
Pengertian desa. Desa adalah bagian terkecil dari suatu sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia yang merupakan kesatuan wilayah yang dipimpin oleh kepala desa dengan pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa.
Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, Pembinaan kemasyarakatan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. Sekretaris desa adalah bertindak selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan desa. (UU Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 26 tentang Desa).
Kebijakan tentang desa. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 4 menyebutkan bahwa pengaturan desa bertujuan untuk :
1. Memberikan pengakuan dan penghormatan atas desa yang sudah ada dengan
keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas desa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat desa.
4. Mendorong prakarsa, gerakan dan partisipasi masyarakat desa untuk pengembangan potensi dan aset desa guna kesejahteraan bersama.
5. Membentuk pemerintahan desa yang professional, efisien dan efektif, terbuka serta bertanggungjawab.
6. Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum.
7. Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat desa guna mewujudkan masyarakat desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional.
8. Memajukan perekonomian masyarakat desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional.
9. Memperkuat masyarakat desa sebagai subjek pembangunan.
Karakteristik pembangunan desa. Karakteristik pembangunan desa terdapat beberapa aspek yang berhubungan dalam pembangunan desa itu sendiri yaitu :
1. Aspek morfologi desa, yaitu pemanfaatan dan penggunaan lahan atau tanah
oleh penduduk atau masyarakat yang bersifat agraris, dengan pembangunan
rumah tinggal yang berpencar (jarang) antara rumah satu dengan rumah yang
lain. Hal ini disebabkan karena lokasi geografis untuk pertanian yang
12
menyebabkan lahan pertanian berada di luar dan terpisah dari lokasi pemukiman.
2. Aspek jumlah penduduk, yaitu desa dengan kepadatan yang rendah.
3. Aspek ekonomi, di pedesaan masyarakatnya cenderung bermata pencarian pokok pada bidang pertanian, bercocok tanam dan nelayan.
4. Aspek hukum, desa merupakan kesatuan wilayah hukum tersendiri yang memiliki aturan atau nilai-nilai berdasarka yang dianut dalam desa itu sendiri berdasarkan norma Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pedesaan.
5. Aspek sosial budaya, aspek ini tampak dari hubungan sosial antar penduduknya yang bersifat sangat khas sesuai dengan hubungan kekeluargaan serta sangat erat kaitannya dengan sikap gotong royong di dalam kehidupan bermasyarakat.
Kesehatan di pedesaan. Masalah kesehatan di pedesaan dapat ditinjau dari dua segi yaitu dalam hal kesehatan itu sendiri (substantial) dan hal penyelenggaraannya (management). Masalah kesehatan (substantial) dapat berupa berbagai jenis penyakit, sedangkan masalah penyelenggaraannya kesehatan meliputi masalah peningkatan, perlindungan, penemuan masalah (substantial) secara awal, pengobatan dan pemulihan kesehatan pada perseorangan maupun pada kelompok masyarakat.
Masalah penyelenggaraan kesehatan harus mendukung satu sama lain
antara kesehatan dan pembangunan secara menyeluruh. Kemajuan ekonomi
mendorong perbaikan gizi yang memperkuat daya tahan, serta perbaikan
lingkungan hidup yang dapat mengurangi kejangkitan penyakit. Rendahnya kejangkitan penyakit dan tingginya daya tahan untuk meningkatkan taraf kesehatan. Taraf kesehatan mendukung daya belajar dan daya kerja. Perawatan kesehatan ibu dan anak merupakan penciptaan belajar dan daya kerja di masa depan. Ini menjadi modal bagi perbaikan ekonomi dan pembangunan lebih lanjut.
Tinjauan Kebijakan Dana Desa
Definisi dana desa. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfrer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota dan digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat (Peraturan Menteri Desa, 2017).
Menurut Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, Bab VIII Tentang Keuangan dan Aset Desa Pasal 72, sumber-sumber pendapatan desa terdiri dari :
1. Pendapatan asli desa yang terdiri dari Hasil Usaha Desa, Hasil kekayaan Desa, Hasil Swadaya dan partisipasi masyarakat, hasil gotong-royong dan lain-lain Pendapatan Asli Desa
2. Alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 3. Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota
4. Alokasi dan desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota.
5. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi
14
dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/kota 6. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat 7. Lain-lain pendapatan desa yang sah
Dasar pengaturan desa dan dana desa. Dasar pengaturan tentang Desa Dana Desa adalah:
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menyebutkan bahwa desa memiliki kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul dan adat istiadat desa.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
PP Nomor 8 Tahun 2016 Pasal I menyebutkan bahwa Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang di transfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
4. Peraturan Menteri Desa Nomor 19 Tahun 2017 tentang Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2018.
5. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 004 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
6. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 593 Tahun 2016 tentang Alokasi Dana Desa (ADD) dan Bagian Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
7. Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 257 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian dan Pedoman Teknis Penggunaan Dana Desa Kabupaten Deli Serdang Tahun Anggaran 2017.
Tujuan dana desa. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 72 ayat (1) tentang Desa. tujuan dana desa adalah :
1. Meningkatkan pelayanan publik di desa.
2. Mengentaskan kemiskinan.
3. Mengatasi kesenjangan pembangunan antardesa.
4. Memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan.
Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 72 ayat (2) Dana Desa dihitung berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan berdasarkan :
1. Jumlah penduduk 2. Angka kemiskinan 3. Luas wilayah
4. Tingkat kesulitan geografis
Sumber pendapatan desa. Melalui Undang-Undang Desa, Desa telah
diperkuat kewenangannya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat desa.
16
Selain diperkuat kewenangannya, Desa juga diberikan sumber-sumber pendapatan. Berdasarkan UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa pasal 72 ayat (1), Pendapatan Desa bersumber dari :
1. Pendapatan Asli Desa : Hasil usaha, hasil asset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa
2. Dana desa dari APBN
3. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kab/kota (paling sedikit 10%)
4. Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima Kab/Kota (minimal 10% dari Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Umum)
5. Bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kab/Kota 6. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga
7. Lain-lain pendapatan Desa yang sah.
Pengertian alokasi dana desa. Alokasi Dana Desa adalah dana yang
dialokasikan oleh pemerintah kabupaten/Kota untuk Desa, yang bersumber dari
bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
Kabupaten/Kota yang dimaksudkan untuk membiayai program pemerintahan desa
dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat desa dengan meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di
desa dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara
partisipatif sesuai potensi desa dalam meningkatkan pemerataan pendapatan dan
kesempatan kerja untuk mendorong peningkatan swadaya gotong – royong
masyarakat. Alokasi Dana Desa merupakan salah satu bentuk hubungan keuangan antar tingkat pemerintahan desa (Peraturan Bupati Deli Serdang No. 257 Tahun 2017).
Alokasi Dana Desa di Kabupaten Deli Serdang merupakan suplay dari pemerintah Kabupaten Deli Serdang sebagai sarana dan implus untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang ada di desa wilayah Deli Serdang salah satunya adalah desa kota datar, dimana bantuan tersebut digunakan sebagai fasilitas masyarakat dalam pengembangan dan memajukan produktivitas.
Artinya, anggaran pemerintah yang diberikan kepada desa terkait sepenuhnya adalah fasilitas pembanguan dan pemberdayaan desa sebagai salah satu lembaga yang andil dalam format pemerintahan. Dana tersebut harus digunakan dan dialokasikan sebagaimana mestinya sesuai dengan Undang – Undang dan ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia sehingga Alokasi Dana Desa tersebut mampu meningkatkan pembanguan desa. Partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan dan mengimplementasikan bantuan tersebut untuk kedepan.
Penetapan besaran alokasi dana desa. Alokasi Dana Desa (ADD) adalah untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Besaran ADD setiap desa ditetapkan dengan mempertimbangkan :
1. Kebutuhan Siltap (penghasilan tetap) dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa.
2. Jumlah penduduk desa, luas wilayah desa, angka kemiskinan desa dan indeks
18
kesulitan geografis desa.
3. Bobot variabel jumlah penduduk adalah 40%, luas wilayah 20%, angka kemiskinan 30% dan indeks kesulitan geografis desa 10%.
4. Besaran ADD setalah dikurangi Siltap dan tunjangan dialokasikan kepada masing-masing desa dengan prinsip adil dan merata. Prinsip adil adalah pembagian ADD secara proporsional (ADDP) sebesar 40% dari pagu ADD kabupaten setelah dikurangi siltap dan tunjangan. Prinsip merata adalah sebesar 60% minimal (ADDM) dari pagu ADD kabupaten setelah dikurangi siltap dan tunjangan.
Penggunaan ADD dikelompokkan kedalam : a. Penyelenggaraan Pemerintah Desa
1). Penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa.
2) Tunjangan kepala desa dan perangkat desa.
3) Operasional penyelenggaraan pemerintah desa.
4) Operasioanal BPD a) Pembangunan Desa.
b) Pembinaan Kemasyarakatan.
c) Pemberdayaan Masyarakat.
d) Tak Terduga.
Penetapan rincian dan penyaluran dana desa. Berdasarkan Perbup Deli
Serdang Nomor 257 Tahun 2017 tentang Pedoman Teknis Penggunaan Dana Desa
bahwa penetapan rincian dana desa untuk setiap desa berdasarkan alokasi dasar
dan alokasi formula yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk,
angka kemiskinan, luas wilayah dan indeks kesulitan geografis desa. Sebesar 90%
(sembilan puluh perseratus) dari pagu dana desa yang diterima Kabupaten dibagi secara merata kepada seluruh desa sebagai alokasi dasar, 10% (sepuluh perseratus) dari pagu dana yang diterima Kabupaten dibagi menggunakan rumus dengan variabel Jumlah penduduk desa, Angka kemiskinan desa, Luas wilayah desa dan Indeks kesulitan geografis desa. Perhitungan besaran dari alokasi formula adalah 25% jmlah penduduk, 35% angka kemiskinan, 10% luas wilayah dan 30% indeks kesulitan geografis.
Penyaluran dana desa dilakukan melalui pemindah bukuan dari rekening kas umum daerah ke rekening kas desa. Pemindahan bukuan dari rekening kas umum daerah ke rekening kas desa dilakukan setelah permohonan pencairan dana dari desa disampaikan kepada Bupati, Kepala Dinas Pemberdayaan masyarakat dan Desa Kabupaten Deli Serdang. Penyaluran dana desa dilakukan secara bertahap dengan ketentuan tahap I sebesar 60% dan tahap II sebesar 40%.
Pengelolaan dana desa di desa. Pengelolaan dana desa termasuk kedalam pengelolaan keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparansi, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
Berdasarkan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 004 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Pengelolaan keuangan secara akuntabilitas dijabarkan sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan
a.
Kepala desa mengadakan sosialisasi pelaksanaan Alokasi Dana Desa dan
membentuk Tim pelaksana ADD yang ditetapkan dengan keputusan
20
kepala desa sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.
b. Kepala desa dan perangkat desa membuat rencana detail tentang penggunaan Alokasi Dana Desa untuk penyelenggaraan pemerintah, pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat dan pembinaan kemasyarakatan.
c. Sekretaris desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan RKPDesa (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) tahun berkenaan.
d. Sekretaris desa menyampaikan rancangan peraturan desa tentang tentang APBDesa kepada kepala desa.
e. Kepala desa dan perangkat desa membuat rencana detail tentang penggunaan Alokasi Dana Desa untuk penyelenggaraan pemerintahan.
f. Kepala desa menuangkan kegiatan yang didanai Alokasi Dana Desa dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBDesa)
g. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.
h. APBDesa dievaluasi oleh Bupati/Walikota selama maksimal 20 hari kerja, dan kepala desa harus melakukan penyempurnaan selama 7 hari jika APBDesa dinyatakan tidak sesuai.
i. Prioritas penggunaan dana desa ditetapkan dalam musyawarah desa antara BPD, Pemdes dan unsur masyarakat.
2. Tahap Pelaksanaan
a.