• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA PENYULUH PERTANIAN PADA APLIKASI BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR MUHAMMAD NAWIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KINERJA PENYULUH PERTANIAN PADA APLIKASI BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR MUHAMMAD NAWIR"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

i

MUHAMMAD NAWIR

105960121512

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017

(2)

ii

KINERJA PENYULUH PERTANIAN

PADA APLIKASI BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG DI

KABUPATEN TAKALAR

MUHAMMAD NAWIR

105960 1215 12

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017

(3)

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

(4)
(5)

v

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul :

KINERJA PENYULUH PERTANIAN PADA APLIKASI BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR

adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Maret 2017

MUHAMMAD NAWIR

(6)

vi ABSTRAK

MUHAMMAD NAWIR.105960121512. Kinerja Penyuluh Pertanian Pada

Aplikasi Budidaya Tanaman Jagung di Kabupaten Takalar. Dibimbing oleh ABU BAKAR IDHAN dan SYATIR.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja penyuluh pertanian pada aplikasi budidaya tanaman jagung di kabupaten takalar.

Pengambilan populasi dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan cara sensus yaitu kinerja penyuluh pertanian pada aplikasi budidaya tanaman jagung di kabupaten takalar yang tersebar di tiga kecamatan, kecamatan galesong utara yaitu 6 orang penyuluh, kecamatan galesong yaitu 12 orang penyuluh, dan kecamatan galesong selatan 12 orang penyuluh. Jadi jumlah populasi sebanyak 30 orang penyuluh pertanian. Penarikan sampel dalam penelitian ini adalah pengambilan sampel dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling) yaitu dipilih dari semua penyuluh yang tersebar di kabupaten takalar. Analisis data yang digunakan adalah Deskriptif kuantitatif yaitu tiap variabel yang diukur terdiri dari tiga pilihan jawaban masing-masing bernilai skor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja penyuluh pertanian pada aplikasi budidaya tanaman jagung di kabupaten takalar diperoleh berdasarkan karakteristik yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian dapat di lihat dari pengaruh umur penyuluh pertaniann sebanyak 2,43 atau kategori tinggi, tingkat pendidikan penyuluh pertanian 2,33 atau kategori sedang, kegiatan pelatihan penyuluh pertanian 2,73 atau kategori tingi dan lama masa kerja penyuluh pertanian 2,66 atau kategori tinggi. Kinerja penyuluh pertanian berdasarkan motivasi penyuluh di kabupaten takalar memiliki 2,57 atau di kategorikan tinggi dengan kata lain bahwa motivasi penyuluh pertanian kabanyakan masih tidak puas dengan prestasi dan penyuluh masih menginginkan perubahan oleh petani tanaman jagung dan motivasi penyuluh juga mau membangun sinergitas antara pemerintah dan petani. Kinerja penyuluh pertanian pada aplikasi budidaya tanaman jagung di kabupaten takalar di kategorikan tinggi atau memiliki 2,49, karna selain di bantu oleh penyuluh tanamn jagung juga menggunakan varietas unggul yang tidak mudah terserang hama dan penyakit.

(7)

vii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam

tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat

dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Kinerja Penyuluh Pertanian Pada Aplikasi Budidaya Tanaman Jagung

di Kabupaten Takalar”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Dr. Ir. Abu bakar Idhan, MP. selaku pembimbing I dan Syatir, S.P., M.Si.

selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing

dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

2. Bapak H. Burhanuddin,S.Pi., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Amruddin, S.Pt., M.Si. selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas

(8)

viii

4. Kedua orang tua ayahanda Mustari dan ibunda H. dg ngagi, serta kerabat dan

segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun

material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Teman-teman seperjuangan SAMURAI (Solidaritas Aksi Mahasiswa Untuk

Rakyat Indonesia) , dan Organ intra maupun ekstra yang telah memberikan

ruang untuk berproses serta teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan

satu per satu.

6. Teman-teman seperjuangan Adrianto, Mawardin, Bustam, Fahrudin, dan

adinda Juswansar Serta teman-teman KKP Malino angkatan IX, dan seluruh

teman-teman Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar.

7. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

penulis.

8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir

yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga

kristal-kristal Allah SWT senantiasa tercurah kepdanya. Amin.

Makassar, Maret 2017

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1 1.1. LatarBelakang ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 3 1.3. Tujuan Penelitian ... 3 1.4. Manfaat Peneletia ... … 5 1.5. Kegunaan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Pengertian dan Ukuran Kinerja Penyuluh Pertanian ... 6

(10)

x

2.3. Karakteristik Penyuluh Pertanian ... 9

2.4. Motivasi Penyuluh Pertanian ... 11

2.5. Penyuluh Pertanian ... 12

2.6. Prinsip-prinsip Penyuluh Pertanian ... 14

2.7. Tujuan Penyuluhan ... 17

2.8. Budidaya Tanaman Jagung ... 18

2.9. Kerangka Pikir ... 28

III. METODE PENELITIAN ... 30

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 30

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 31

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.5. Teknik Analisis Data ... 32

3.6. Definisi Operasional ... 33

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 36

4.1. Keadaan Wilayah Kecamatan Galesong Selatan ... 36

4.1.1. Letak Geografis Dan Topografi ... 36

4.1.2. Curah Hujan ... 36

4.1.3. Suhu Udara ... 37

4.1.4. Jenis Tanah ... 37

4.1.5. Penggunaan Lahan ... 37

4.1.6. Keadaan Penduduk ... 38

(11)

xi

4.2. Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Galesong ... 40

4.2.1. Letak Administratif dan Keadaan Geografis ... 40

4.2.2. Tanah, Topografi dan Iklim ... 42

4.2.3. Luas Wilayah ... 42

4.2.4. Demografi ... 43

4.2.5. Luas dan Sawah ... 44

4.3. Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Galesong Utara ... 45

4.3.1. Tanah, Topografi, dan Iklim ... 45

4.3.2. Luas Wilayah ... 46

4.3.3. Luas Sawah ... 47

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN ... 48

5.1. Identitas Responden ... 48

5.1.1. Umur Penyuluh ... 48

5.1.2. Tingkat Pendidikan Penyuluh ... 49

5.1.3. Masa Kerja Penyuluh Pertanian ... 51

5.2. Karakteristik Yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh ... 52

5.3. Motivasi Penyuluh ... 53

5.4. Kinerja Penyuluh Pertanian Pada Aplikasi Budidaya Tanaman Jagung . 56 VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

6.1. Kesimpulan ... 59

6.2. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

1. Luas Lahan Sawah, Lahan Kering, dan Lahan Perikanan di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K), Kecamatan

Galesong Selatan Kabupaten Takalar ... 38

2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar ... 39

3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar ... 40

4. Keadaan Curah Hujan Selama 10 Tahun di Kecamatan Galesong ... 41

5. Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk, Luas dan Kepadatan Penduduk di Rincian Tiap Desa di Kecamatan Galesong ... 43

6. Luas Sawah Menurut Jenis Pengairan Tiap Desa di Kecamatan Galesong ... 44

7. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kecamatan Galesong Utara ... 46

8. Luas Sawah Menurut Jenis Pengairan Tiap Desa di Kecamatan Galesong Utara ... 47

9. Tingkat Umur Responden Penyuluh Pertanian di Tiga Kecamatan di Kabupaten Takalar ... .. 48

10. Penyuluh Pertanian Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 50

11. Kinerja Penyuluh Pertanian Berdasarkan Masa Kerja ... 52

12. Kinerja Penyuluh Berdasarkan Karakteristik ... 53

13. Kinerja Penyuluh Pertanian Berdasarkan Motivasi Penyuluh Pertanian ... 54

14. Kinerja Penyuluh Pertanian Pada Aplikasi Budidaya Tanaman Jagung di Kabupaten Takalar ... 58

(13)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin maju suatu Negara semakin banyak orang yang terdidik, maka

semakin dirasakan akan pentingnya dunia penyuluhan di sektor pertanian.Apalagi

di Negara republik Indonesia. Indonesia merupakan Negara yang memiliki jumlah

penduduk yang sangat begitu tinggi, kemudian ditopang oleh sumber daya alam

yang sangat begitu luas, daratan dan lautan adalah bukti nyata bahwa Negara ini

adalah surganya dunia yang terbentang dari sabang sampai marauke, jadi tidak

salah ketika dunia mengatakan bahwa Indonesia adalah Negara maritim dan

Negara agraria. Terutama di sektor pertanian yang harus dibenahi dan

ditingkatkan. Pembangunan pertanian akan maju ketika Negara memberikan

respon yang serius terhadap,bagaimana kinerja penyuluh pertanian dalam

memberikan penyuluhan ke masyarakat petani untuk lebih fokus mensejahterakan

petani dan menyokong pendapatan ekonomi Negara ketika penyuluhan pertanian

sukses terlaksana secara maksimal.Oleh sebab itu kinerja penyuluh merupakan

potensi pembangunan baik dalam jumlah maupun mutu.Sekarang kita

menghadapi kenyataan bahwa jumlah penyuluh di Indonesia masih sedikit dan

mutunya belum bisa dikatakan baik/hebat, sehingga persoalan penyuluhan

Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan.

kinerja Penyuluhan pertanian dapat dipandang sebagai suatu bentuk

pendidikan membantu proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar

(14)

2

peningkatan produksi, pendapatan/keuntungan dan perbaikan

kesejahteraanya. Margono Slamet (2000) menegaskan bahwa inti dari kegiatan

penyuluhan adalah untuk memberdayakan masyarakat.Memberdayakan berarti

memberi daya kepada yang tidak berdaya dan atau mengembangkan daya yang

sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih bermanfaatbagi masyarakat yang

bersangkutan.Penyuluhan merupakan suatu pendidikan non-formal yang

merupakan perpaduan dari kegiatan menggugah minat/keinginan, menyebarkan

pengetahuan/keterampilan dan kecakapan, menimbulkan swadaya masyarakat,

sehingga diharapkan terjadinya perubahan prilaku, sikap, tindakan dan

pengetahuan,yang pada akhirnya dapat meningkatkan swadaya masyarakat petani.

Kinerja penyuluh pertanian di provensi Sulawesi selatanmerupakan suatu

pola pengembangan yang di lakukan oleh mentri pertanian di setiap provensi

dengan menekankan kuantitas dan kualitas kinerja penyuluh dalam hal menjaga

ketahanan pangan yang beriorentasikan di tingkat nasional maupun

internasional.Ini dilakukan karna kinerja penyuluh merupakan salah satu faktor

yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi dan membantu

perekonomian daerah.Selain itu penyuluh pertanian juga melingkupi seluruh dari

sub-sektor pertanian lainnya seperti penyuluh peternakan, tanaman pangan,

holtikultura dan perkebunan. Penyuluhan peternakan merupakan suatu usaha atau

upaya untuk mengubah prilaku peternak dan keluarganya, agar mereka

mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu memecahkan

masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil

(15)

3

hidupnya. Untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan, maka diperlukan

seorang penyuluh pertanian yang mempunyai kinerja yang baik dimana penyuluh

pertanian ini memberikan sumbangsih yang besar terhadap perubahan prilaku,

sikap, tindakan dan pengetahuan petani yang nantinya akan meningkatkan swadaya

masyarakat. Dengan demikian seorang penyuluh pertanian dikatakan memiliki

kinerja yang baik apabila sudah melaksanakan tugas pokok menurut standar

tertentu. Berdasarkan Undang-Undang No.16 Tahun 2006 tentang tugas pokok

penyuluh pertanian adalah menyiapkan, melaksanakan, mengevaluasi,

melaporkan, dan mengembangkan kegiatan penyuluhan.

Untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan penyuluhan, seorang penyuluh

pertanian dituntut tidak hanya memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan

teknis yang memadai, namun juga dituntut kemampuan mengembangkan jalannya

proses dan kegiatan penyuluhan agar lebih efektif. Dalam melaksanakan kegiatan

penyuluhan materi yang disampaikan harus disesuaikan dengan kebutuhan

petani dan permasalahan yang dihadapi petani. Teknik dan metodepenyuluhan

yang dipilih mestinya juga sesuai dengan kondisi dan ketersediaan bahan dan alat

yang ada. Dengan demikian kreatifitas dan kemampuan penyuluh

memanfaatkan bahan dan alat yang ada, dapat menjamin efektivitas metode

serta meningkatkan keberhasilan pelaksanaan penyuluhan.

Kompetensi seorang penyuluh memilih teknik dan metode penyuluhan

hendaknya juga diikuti dengan kemampuan penguasaan teknik berkomunikasi

yang baik dan benar. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang menjadi sasaran

(16)

4

penyuluh pertanian dituntut untuk dapat memiliki kompetensi yang

memadai.Begitu pula dengan pengembangan tanaman jagung di kecamatan

galesong selatan kabupaten takalar.Bahwa kinerja penyuluh pertanian sangat banyak

mempengaruhi produktifitas tanaman.

Pengembangan tanam jagung di Kabupaten Takalar tidak lepas dari peran

kinerja penyuluh yang ada di daerah tersebut. Penyuluh berperan dalam

memberikan penyuluhan pertanian terkait dengan bagaimana pengembangan

tanaman jagung, mulai dari penyediaan benih jagung, budidaya jagung sampai

kepada pemasaran hasil produksi jagung. Penyuluhan yang ada di Kabupaten

Takalar belum terlalu maksimal melihat masih lebih banyak petani melakukan

usahatani di luar komoditi jagung. Di sisi lain Kabupaten Takalar sangat berpotensi

bagi pengembangan tanaman jagung karena tanah yang dimiliki sangat cocok untuk

komoditas budidaya jagung.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimana menetahui Kinerja Penyuluh Pertanian Pada Aplikasi

Budidaya Tanaman Jagung di Kabupaten Takalar?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana kinerja penyuluh pertanian pada aplikasi

(17)

5 1.4. Manfaat Peneletian

1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian

pada aplikasi budidaya tanaman jagung di kabupaten Takalar.

2. Sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten takalar dalam hal

perlunya kinerja penyuluh pertanian terutama aplikasi budidaya tanaman

jagung di kabupaten Takalar.

3. Bagi penulis untuk menambah wawasan terutama yang berhubungan

dengan bagaimana kinerja penyuluh pertanian pada aplikasi budidaya

tanaman jagung, serta berguna sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya

(18)

6

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Ukuran Kinerja Penyuluh Pertanian

Sumber daya manusia merupakan faktor esensial dalam organisasi. Sumber

daya manusia berfungsi sebagai motor penggerak organisasi dengan segala

potensinya. Seiring dengan makin berkembangnya pembangunan yang ada, baik

dari segi ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya, maka makin banyak individu

yang terlibat di dalamnya.Individu-individu ini yang bergerak secara aktif dalam

mewujudkan pembangunan.Terkait dengan hal tersebut maka, orang-orang mulai

memandang kinerja individu sebagai hal yang penting.Kinerja memiliki hubungan

dengan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki individu dalam suatu

organisasi.Di mana keterampilan dan pengetahuan inilah kekuatan individu

sebagai sumber daya di perusahaan, sekaligus aset utama perusahaan (Rivai dan

Basri 2005).

Kinerja merupakan salah satu cerminan potensi dari sumber daya manusia.

Kinerja merupakan konstruksi dasar dari pekerjaan individu di suatu sistem

(Viswesvaran 2011).Kinerja berasal dari Bahasa Inggris, yaitu performance yang

artinya adalah hasil kerja atau prestasi kerja (Oxford Dictionary).Pengertian

kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang

dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan kemampuan kerja.Lavasque dalam

Nawawi (2006) menyebutkan bahwa kinerja merupakan segala sesuatu yang telah

(19)

7

Jadi, kinerja penyuluh merupakan penilaian atas keseluruhan kegiatan kerja

yang telah dilakukan untuk kemudian dibandingkan dengan kesesuaian target

yang ingin dicapai melalui indikator-indikator tertentu.Berdasarkan beberapa

definisi di atas mengenai kinerja, dapat disimpulkan bahwa kinerja memiliki

beberapa komponen utama. Komponen tersebut diantaranya; hasil kerja, prestasi

kerja, komitmen awal atau standar, target atau tujuan, dan adanya periode waktu.

Kinerja sumber daya manusia di suatu organisasi merupakan hal utama yang

membantu organisasi mencapai tujuannya, sehingga penilaian kinerja perlu untuk

dilakukan.Penilaian (performance appraisal) seringkali disebut juga sebagai

evaluasi kinerja.Evaluasi kinerja ini sangat penting dilakukan karena hasilnya

dapat digunakan untuk memelihara potensi kerja, menentukan kebutuhan

pelatihan, sebagai dasar untuk mengembangkan karier dan sebagai dasar untuk

promosi jabatan (Rivai dan Basri 2005). Demikian halnya pada penyuluh sebagai

individu dalam organisasi. Pelaksanaan kinerja penyuluh membutuhkan evaluasi

sebagai upaya pengukurannya.

Evaluasi menurut Rae (2005) adalah pendekatan penilaian dengan

memperhatikan kelengkapan proses pelatihan atau pembelajaran terhadap praktik

individu pada tugas atau pekerjaan mereka. Rivai dan Basri (2005)

mendefinisikan evaluasi kinerja sebagai kajian sistematis mengenai kondisi kerja

karyawan yang dilaksanakan secara formal, yang dikaitkan dengan standar kerja

yang telah ditentukan sebelumnya oleh perusahaan.Kinerja sebagai suatu hasil

paparan kerja dengan faktor-faktor lain dinilai tidak berdiri begitu saja.Maka,

(20)

8

kinerja.Penilaian kinerja sendiri, kemudian diharapkan mampu untuk

memfokuskan karyawan terhadap tujuan strategis dan untuk penempatan, untuk

perubahan rencana dan tujuan pelatihan serta pengembangan. Singkatnya,

penilaian kinerja merupakan suatu alternatif cara untuk menjaga kinerja karyawan

agar tetap sesuai dengan tujuan perusahaan. Definisi penilaian kinerja dalam

penelitian ini adalah suatu kajian terhadap unsur-unsur kinerja individu dalam

suatu organisasi dibandingkan dengan standar kerja yang telah ada pada suatu

waktu tertentu, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian kinerja

yang ada dengan harapan perusahaan untuk mencapai tujuan.

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian

Kinerja seorang penyuluh dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama

bahwa kinerja merupakan fungsi dari karakteristik individu, karakteristik tersebut

merupakan peubah penting yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang

termasuk penyuluh pertanian, dengan demikian karakter penyuluh dapat juga

mempengaruhi motivasi, produktivitas kerja yang pada gilirannya tercermin

dalam performance atau kinerja.Ke dua bahwa kinerja merupakan

pengaruh-pengaruh yang bersifat situasional diantaranya terjadi perbedaan pengelolaan dan

penyelenggaraan penyuluhan pertanian di setiap kabupaten yang menyangkut

keberagaman aspek kelembagaan, ketenagaan, program penyelenggaraan dan

pembiayaan (Leilani dan Jahi 2006).

Sehingga, kinerja penyuluh tidak dapat berdiri sendiri. Kinerja penyuluh

(21)

9

pendukung.Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri penyuluh itu

sendiri, faktor yang erat kaitannya dengan hal-hal yang mempengaruhi individu

penyuluh (Sapar 2011).Faktor internal dibagi menjadi dua, yaitu karakteristik

penyuluh dan motivasi penyuluh.Sedangkan, faktor pendukung adalah faktor yang

berasal dari luar individu penyuluh yang tidak dapat dikontrol dan berfungsi untuk

mendukung kinerja penyuluh.

1.3. Karakteristik Penyuluh Pertanian

Kinerja dalam pelaksanaannya memiliki kaitan erat dengan pengetahuan

pekerja akan pekerjaan yang dilakukan, pengalaman pekerja atas pekerjaan yang

dilakukan dan juga kepribadian, berupa kondisi di dalam diri pekerja dalam

menghadapai bidang kerjanya (Nawawi 2006). Selanjutnya, kepribadian meliputi

minat, bakat, kemampuan bekerja sama atau keterbukaan, ketekunan, kejujuran,

motivasi kerja dan sikap terhadap pekerjaan. Hal inilah yang sering disebut

sebagai karakteristik penyuluh. Karakteristik penyuluh adalah ciri utama sebagai

pembeda antara satu penyuluh dengan penyuluh lain. Karakteristik penyuluh

diantaranya adalah jenis kelamin, umur, pendidikan formal, pelatihan, masa kerja,

dan jumlah petani binaan.Pada penelitian Viantimala dan Sumaryo (2006)

disebutkan mengenai pentingnya keberadaan penyuluh perempuan dalam

peranannya untuk mendekati petani. Apabila berbasis gender, keberadaan

perempuan dalam usaha tani cukup banyak, dan penyuluh perempuan akan lebih

mudah mendekati para wanita tani. Umur penyuluh adalah jumlah akumulasi usia

(22)

10

BKKBN (2013) usia produktif manusia adalah pada rentang 15-64 tahun. Pada

usia produktif, penyuluh dapat bekerja dengan baik karena minimnya keterbatasan

fisik. Umur penyuluh sendiri sesuai dengan penelitian Bahua (2010) memiliki

pengaruh terhadap kinerja penyuluh, sehingga harus diperhatikan.Pendidikan

formal adalah keseluruhan lama sukses pendidikan formal yang ditempuh oleh

penyuluh. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian (Bahua et al. 2010; Marliati

et al. 2008 dan Sapar et al. 2011) pendidikan merupakan salah satu faktor yang

memiliki pengaruh pada kinerja penyuluh. Hal ini dikuatkan oleh pendapat den

Ban dan Hawkins (1999) yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan dasar

dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi untuk membantu

penyuluh. Pelatihan sebagai bagian dari pendidikan penyuluh didefinisikan

sebagai proses sistematik dalam upaya pengubahan perilaku karyawan untuk

mencapai tujuan organisasional dalam waktu relatif singkat. Berdasarkan Aruan

(2013) diketahui bahwa pemberian pelatihan mampu meningkatkan kinerja

penyuluh.Masa kerja penyuluh adalah lama waktu penyuluh menjalankan

profesinya.Menurut Bahua et al. (2010) seperti faktor-faktor sebelumnya, masa

kerja penyuluh juga memiliki pengaruh pada kinerja penyuluh. Semakin lama

bekerja maka kinerja akan semakin meningkat. Jumlah petani binaan adalah

keseluruhan petani yang secara aktif dibina dibawah tanggung jawab dan

pengawasan seorang penyuluh.Menurut Departemen Pertanian (2004) jumlah

petani binaan ideal seorang penyuluh adalah sebanyak 150-200 orang.Jumlah

(23)

11 1.4. Motivasi Penyuluh Pertanian

Kemudian terdapat motivasi sebagai salah faktor internal, Lindler (1998)

dalam Sapar (2011) menyebut motivasi sebagai proses psikologis yang

menentukan kegunaan serta arah perilaku, kecenderungan dalam bertindak untuk

memenuhi kebutuhan dan suatu dorongan internal untuk memenuhi kebutuhan

yang belum terpenuhi dan kemauan untuk memenuhinya. Motivasi adalah

dorongan dari dalam diri manusia untuk mencapai kebutuhannya (McClelland

1987).Motivasi dalam bekerja menurut konsep Pace dan Faules (2010) adalah

suatu kemauan orang untuk mencurahkan energi dan antusiasme dalam kerja.

Perbedaan antara motivasi seorang dengan orang lain terletak pada kemampuan

mereka mengarahkan perilaku mereka pada tujuan. Istilah motivasi juga merujuk

pada kondisi yang mendorong tindakan.Dapat dikatakan bahwa motivasi sendiri

merupakan suatu dorongan yang berasal dari dalam individu, dorongan ini

merupakan hasil paparan faktor-faktor baik dari dalam dan luar yang

menyebabkan adanya keinginan untuk melakukan sesuatu demi memenuhi

kebutuhan atau mencapai kepuasan tertentu Teori motivasi erat kaitannya dengan

beberapa teori yang terkait dengan motivasi manusia. Terdapat teori hierarki

Maslow (1954) diacu dalam McClelland (1987) yang mengemukakan bahwa

kebutuhan terdiri atas lima kategori; fisiologis, keamanan, rasa memiliki,

penghargaan dan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki kaitan

satu sama lain dan akan mempengaruhi upaya pemenuhan kebutuhan yang

dikaitkan dengan motivasi. Berdasarkan McClelland (1987) terdapat tiga

(24)

12

pencapaian (need for achievment), kebutuhan kekuasaan (need for power) dan

kebutuhan hubungan (need for affiliation). McClelland (1987) mengatakan bahwa

motivasi pada seseorang dapat diukur dari kemampuannya menentukan

tujuan-tujuan, kemampuan seseorang dalam memilih jalan yang tidak ekstrim dalam

rangka mencapai tujuan, dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang

memberi umpan balik. Memiliki motivasi yang kuat dapat mendorong penyuluh

dalam meningkatkan kinerjanya

2.5. Penyuluh Pertanian

Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non

formal), bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better bussines), hidup

lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community)

serta menjaga kelestarian lingkungannya (better environment). Dengan

pencanangan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan pada tanggal 11

Juni 2005 oleh Presiden RI, menyebabkan terjadinya perubahan pengertian

penyuluhan pertanian. Penyuluhan Pertanian menurut Undang-Undang No 16

Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (UU

SP3K) adalah merupakan Proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku

usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya

dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan serta sumber lainnya

sebagai upaya untuk meningkatkanproduktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan

kesejahteraannya serta meningkatkan kesadarandalam pelestarian lingkungan

(25)

13

dengan penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perlu dibuat indikator kinerja

penyuluhan pertanian.

Berikut disajikan 9 (sembilan) indikator Kinerja Penyuluh Pertanian:

1. Tersusunnya Data Potensi Wilayah

2. Tersusunnya Programa Penyuluhan Pertanian

3. Tersusunnya Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian

4. Terdiseminasinya Informasi Teknoloi Pertanian Kepada Pelaku Utama

5. Tumbuh Kembangnya Kelembagaan Petani

6. Meningkatnya Kapasitas Pelaku Utama

7. Meningkatnya Akses Pelaku Utama terhadap Informasi Pasar, teknologi,

Sarana Prasarana dan Pembiayaan

8. Meningkatnya Produtivitas dan Skala Usaha Pelaku Utama

9. Meningkatnya Pendapatan Pelaku Utama

Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik

penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta

keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau

dan mampu menerapkan inovasi (teknologi baru). Sedangkan teknik penyuluhan

pertanian dapat didefinisikan sebagai keputusan – keputusan yang dibuat oleh

sumberatau penyuluh dalam memilih serta menata simbul dan isi pesan

menentukan pilihan cara dan frekuensi penyampaian pesan serta menentukan

bentuk penyajian pesan. Namun dalam penelitian ini hanya mengambil beberapa

(26)

14 2.6. Prinsip-prinsip Penyuluh Pertanian

Penyuluh pertanian dalam melaksanakn fungsinya harus memiliki sebuah

Prinsip, karna prinsip merupakan suatu pernyataan mengenai kebijaksanaan yang

dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan dilaksanakan

secara konsisten. Dalam kegiatan penyuluhan, prinsip menurut Pertanian (2010),

tentang kebijaksanaan yang dijadikan Mathews dalam Departemen menyatakan

bahwa: Prinsip adalah suatu pertanyaanpedoman dalam pengambilan keputusan

dan melaksanakan kegiatan secara konsisten. Karena itu prinsip berlaku umum,

dapat diterima secara umum, dan telah diyakini kebenarannya dari berbagai hasil

pengamatan dalam kondisi yang beragam. Dengan demikian, ”prinsip” dapat

dijadikan sebagai landasan pokok yang benar, bagi pelaksanaan kegiatan yang

akan dilaksanakan.

Menurut Soekandar dalam Departemen Pertanian (2010), prinsip

penyuluhan pertanian banyak sekali jumlahnya, namun beberapa hal yang penting

mengenai prinsip penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut:

a. Penyuluhan pertanian sebaiknya di selenggarakan menurut keadaan yang

nyata.

b. Penyuluhan pertanian seyogyanya ditujukan kepada kepentingan dan kebutuhan

sasaran.

c. Penyuluhan pertanian ditujukan kepada seluruh anggota keluarga tani

d. Penyuluhan pertanian adalah pendidikan untuk demokrasi.

e. Harus ada kerjasama yang erat antara penyuluh, peneliti dan lembaga lain yang

(27)

15

f. Rencana kerja penyuluhan pertanian sebaiknya disusun secara bersama

antara petani dan penyuluh.

g. Penyuluhan pertanian bersifat luwes dan dapat menyesuaikan diri terhadap

perubahan.

Penyuluhan pertanian diselenggarakan sesuai denganfisolofi dan

prinsip-prinsip penyuluhan pertanian dan prinsip-prinsip-prinsip-prinsip penyelenggaraan penyuluhan

pertanian (Departemen Pertanian, 2010).

Selanjutnya, Mardikanto (2006) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip

dalam metode penyuluhan pertanian, meliputi:

1. Upaya Pengembangan untuk berpikir kreatif:

Prinsip ini dimaksudkan bahwa melalui penyuluhan pertanian harus mampu

menghasilkan petani-petani yang mandiri, mampu mengatasi permasalahan

yang dihadapi dan mampu mengembangkan kreativitasnya untuk

memanfaatkan setiap potensi dan peluang yang diketahui untuk memperbaiki

mutu hidupnya.

2. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan sasaran:

Prinsip ini akan mendorong petani belajar pada situasi nyata sesuai

permasalahan yang dihadapi.

3. Setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya:

Prinsip ini mengingatkan kepada penyuluh bahwa keputusan-keputusan yang

diambil petani dilakukan berdasarkan lingkungan sosialnya.

(28)

16

Keakraban hubungan antara penyuluh dan sasaran memungkinkan terciptanya

keterbukaan sasaran dalam mengemukakan masalahnya.

5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.

Metoda yang diterapkan harus mampu merangsang sasaran untuk selalu

siap (dalam arti sikap dan pikiran) dan dengan sukahati melakukan

perubahan-perubahan demi perbaikan mutu hidupnya sendiri, keluarganya dan

masyarakatnya.

Terjadinya perubahan ”context dan content” pembangunan pertanian dalam era reformasi, mengakibatkan terjadi pula perubahan sasaran dalam

penyuluhan pertanian. Perubahan tersebut memberi pengaruh yang sangat besar

karena saat ini tidak hanya petani dijadikan sebagai sasaran utama (objek)

kegiatan penyuluhan tapi melibatkan pula stakeholder yaitu pelaku agrobisnis.

Jadi, penyuluhan pertanian merupakan suatu upaya atau proses kegiatan yang

dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan petani. Secara khusus,

penerapan penyuluhan pertanian dalam era disentralisasi (lokalita) sebagaimana

yang diamanatkan oleh UU Nomor 22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU

Nomor 32 Tahun 2004, Pusat Pengembangan Penyuluhan (Pusbangluh) Pertanian

mengeluarkan kebijakan tentang pelaksanaan penyuluhan pertanian spesifik

lokalita yang bersifat partisipatif yaitu, pendidikan nonformal bagi petani dan

masyarakat melalui upaya pemberdayaan dan kemampuan memecahkan masalah

sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah masing-masing dengan prinsip

kesetaraan dan kemitraan, keterbukaan, kesetaraan kewenangan, dan tanggung

(29)

17

dan berkemampuan untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan

kekuatan sendiri.

2.7. Tujuan Penyuluhan

Penyuluhan mempunyai dua tujuan yang akan dicapai yakni: tujuan

jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendek adalah

menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah pada usaha tani yang

meliputi: perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap dan tindakan petani

keluarganya melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Dengan berubahnya perilaku petani dan keluarganya, diharapkan dapat

mengelola usaha taninya dengan produktif, efektif dan efisien (Zakaria dalam

Departemen Pertanian, 2010). Adapun tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan

taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraan petani yang diarahkan pada

terwujudnya perbaikan teknis bertani (better farming), perbaikan usahatani

(better business), dan perbaikan kehidupan petani dan masyarakatnya (better

living). Dari pengalaman pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan di Indonesia selama tiga dasawarsa terakhir, menunjukkan bahwa, untuk mencapai

ketiga bentuk perbaikan yang disebutkan di atas masih memerlukan

perbaikan-perbaikan lain yang menyangkut (Deptan, 2002, dalam Departemen

Pertanian, 2010):

a. Perbaikan kelembagaan pertanian (better organizatioan) demi terjalinnya

(30)

18

b. Perbaikan kehidupan masyarakat (better community), yang dalam perbaikan

pendapatan, stabilitas keamanan dan politik, yang sangat diperlukan bagi

terlaksananya pembangunan pertanian yang merupakan sub-sistem

pembangunan masyarakat(community development)

c. Perbaikan usaha dan lingkungan hidup (better enviroment) demi

kelangsungan usaha tani.

2.8. Budidaya Tanaman Jagung

Budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya

hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/hasil

panennya.Kegiatan budi daya dapat dianggap sebagai inti dari usaha tani. Jagung

merupakan salah satu komoditas utama yang banyak dibudidayakan oleh

masyarakat terutama di Indonesia. Jumlah jagung yang diproduksi oleh

masyarakat belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar karena masih banyak

masyarakat yang belum mengetahui tentang bagaimana cara membudidayakan

jagung yang benar dan baik dan tanah atau lahan untuk tanaman jagung telah

banyak dialih fungsikan sebagai gedung-gedung dan lain-lain. Perusahaan swasta

pun juga belum memproduksi jagung secara optimal. Jagung juga sebagai

makanan pokok di suatu daerah tertentu dan diubah menjadi beberapa makanan

ringan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga kebutuhan akan jagung

meningkat di masyarakat.

Hasil tanaman jagung juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

masih belum optimalnya penyebaran varietas unggul dimasyarakat, pemakaian

(31)

19

beum diperbaiki. Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman jagung adalah

peningkatan taraf hidup petani dan memenuhi kebutuhan pasar maka perlu

peningkatan produksi jagung yang memenuhi standard baik kualitas dan kuantitas

jagung yan dihasilkan tetapi dalam melakukan hal tersebut perlu mengetahui atau

memahami karakteristik tanaman jagung yang akan ditanam seperti morfologi,

fisiologi dan agroekologi yang diperlukan oleh tanaman jagung sehingga dapat

meningkatkan produksi jagung di Indonesia.

Banyak kegunaan tanaman jagung selain sebagai makanan tetapi jagung

dapat dijadikan sebagai tepung, jagung rebus, jagung bakar dan lain-lain sehingga

dapat meningkatkan permintaan untuk tanaman jagung. Semakin banyak

permintaan pasar maka akan meningkatkan jumlah permintaan sehingga produksi

tanaman atau barang akan semakin menurun karena stok barang semakin menipis

serta meningkatkan harga barang. Jagung juga mengandung karbohidrat yang

sangat banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Keunggulan komparatif daritanaman

jagung banyak diolah dalam bentuk tepung, makanan ringan atau digunakan untuk

bahan baku pakan ternak. Hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan

untuk keperluan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Sejalan dengan

perkembangan industri pengolah jagung dan perkembangan sektor

peternakan, permintaan akan jagung cenderung semakin meningkat.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi tanaman jagung dapat

dari berbagai hal, salah satu contohnya yaitu faktor iklim.Iklim merupakan

keadaan dimana yang sangat menentukan sehingga tidak semua tanaman dapat

(32)

20

jagung tetapi dapat juga menentukan dalam hal kandungan gizi yang dihasilkan

tanaman tetapi masyarakat tidak mementingkan gizi yang terkandung dalam

tanaman jagung tersebut.Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki

iklim tropis yang hanya memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau.Untuk

daerah iklim tropis kandungan gizi dalam tanaman hanya banyak mengandung

karbohidrat yang tinggi tetapi rendah kandungan protein pada setiap tanaman

yang dihasilkan (Kartasapoetra, 1990).

Peningkatan produktivitas tanaman jagung merupakan hal yang penting

dalam memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia. Dalam hal peningkatan produksi

tanaman jagung ini perlu memperhatikan berbagai faktor seperti iklim, esensial,

hama dan penyakit danvarietas tanaman yang akan ditanam. Salah satu faktok

iklim yang berpengaruh dalam meningkatkan produksi tanaman adalah cahaya.

Cahaya merupakan hasil dari gabungan antara berbagai warna yang ditimbulkan

oleh sinar matahari atau benda lain yang dapat menghasilkan cahaya. Bagi

tanaman cahaya sangat penting karena menyangkut berbagai hal dalam melakukan

fotosintesis yang dibutuhkan oleh tanaman untuk melangsungkan hidupnya.

Bukan hanya dalam hal fotosintesis cahaya yang diperlukan oleh tanaman tetapi

proses pekembangan seperti perkecambahan, perpanjangan batang, membukanya

hipocotyl, perluasan daun, sintesa klorofil, gerakan batang dan daun, pembukaan

bunga dan dormansi tunas (Fitter dan Hay, 1992).

Irigasi merupakan salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan air bagi

tanaman dengan membuat saluran-saluran irigasi sehingga ketika air dibutuhkan

(33)

21

tersebut.Hal ini tersebut merupakan salah satu manfaat pengairan atau irigasi bagi

tanaman dan petani.Untuk tanaman jagung panjang akar hanya mencapai panjang

25 cm sehingga dalam mencari sumber air tanaman jagung tidak dapat

menjangkau air tanah yang dalam.Untuk irigasi tanaman jagung lebih baik

menggunakan irigasi bawah permukaan karena panjang akar tanaman jagung tidak

cukup untuk menjangkau air tanah yang dalam selain itu irigasi ini hanya

diperuntukkan bagi tanaman produksi (Al Omran et al, 2012).

A. Morfologi Tanman Jagung

1. Akar

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m

meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah

cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang

membantu menyangga tegaknya tanaman.

2. Batang jagung

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,

namun tidak seperti padi atau gandum.Terdapat mutan yang batangnya tidak

tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset.Batang beruas-ruas.Ruas

terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.Batang jagung cukup kokoh

namun tidak banyak mengandung lignin.

3. Daun

Daun jagung adalah daun sempurna.Bentuknya memanjang.Antara

pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang

(34)

22

jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata

dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas.Struktur ini berperan penting dalam

respon tanaman menanggapi defisit air pada selsel daun.

4. Bunga

Jagung memiliki bunga jantandan bunga betina yang terpisah (diklin)

dalam satu tanaman (monoecious).Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas

bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh

sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak

tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence).Serbuk sari berwarna kuning dan

beraroma khas.Bunga betina tersusun dalam tongkol.

5. Tongkol

Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun.Pada

umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif

meskipun memiliki sejumlah bunga betina.Buah Jagung siap panen Beberapa

varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut

sebagai varietas prolifik.Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan

2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya protandri.

B. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung

1. Iklim

Iklim yang kehendaki oleh sebagian besar tanaman adalah daerah-daerah

beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah, jagung

dapat tumbuh didaerah yang terletak antara 0-5 derajat LU hingga 0-40 derajat

(35)

23

hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata.Pada fase pembungaan dan

pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air.Sebaiknya jagung

ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau. Pertumbuhan

tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang

ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/merana dan memberikan biji yang

kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.

2. Suhu

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi

pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27 derajat

C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar

30 derajat C. Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik

dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan

pengeringan hasil.

C. Media Tanam

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus.Agar supaya dapat

tumbuh optimum tanah harus gembur, subur dan kaya humus. Jenis tanah yang

dapat ditanami jagung antara lain andosol, latosol, grumosol, tanah berpasir.Pada

tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang

baik dengan pengolahan tanah secara baik.Sedangkan untuk tanah dengan tekstur

lempung/liat berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhan. Keasaman tanah

erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman

(36)

24

Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam

kondisi baik. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat ditanami jagung,

karena disana kemungkinan terjadi erosi tanah sangat kecil.Sedangkan daerah

dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan teras

terlebih dahulu.

D. Teknik Penanaman

1. Persiapan

Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu

penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung

dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan

tanah sampai rata. Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan

terlampau basah tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak

lengket.Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran

drainase.

2. Penanaman

Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek.Jarak

tanaman harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan

pemeliharaan tanaman mudah.Beberapa varietas mempunyai populasi optimum

yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar

dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung dapat ditanam dengan menggunakan

jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau 100 cm x 20 cm

(37)

25

perlubang. Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap lubang diisi

2-3 biji jagung kemudian lubang ditutup dengan tanah.

3. Pemupukan

Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling banyak

diserap tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Nitrogen

dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai pematangan

biji.Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus menerus pada

semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Kekurangan nitrogen dalam

tanaman walaupun pada stadia permulaan akan menurunkan hasil.Tanaman

jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut, khususnya saat

tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat sebelum tanaman

setinggi lutut. Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak tanaman setinggi

lutut sampai selesai pembungaan.

4. Pemeliharaan

Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman,

penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman dapat

dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu.Penjarangan tanaman

dilakukan 2-3 minggu setelah tanam.Tanaman yang sehat dan tegap terus di

pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan.Penurunan hasil

yang disebabkan oleh persaingan gulma sangat beragam sesuai dengan jenis

tanaman, jenis lahan, populasi dan jenis gulma serta faktor budidaya

lainnya.Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai

(38)

26

Agar tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma.Penyiangan dilakukan

pada umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai menganggu atau

merusak akar tanaman.Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembubuan

pada waktu pemupukan kedua.Pembubuan selain untuk memperkokoh batang

juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan.

Tindakan pemeliharaan lainnya yaitu pemangkasan daun.Daun jagung segar dapat

digunakan sebagai makanan ternak. Dari hasil penelitian pemangkasan seluruh

daun pada fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara nyata karena pada fase

itu biji telah terisi penuh.

5. Pengairan

Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari

sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam).Pada masa

pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu

berbunga yang membutuhkan air terbanyak.Pada masa berbunga ini waktu hujan

pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus

menerus. Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak

layu.Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun layu.Daerah dengan curah

hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan dapat mencukupi.Pengairan juga

dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung atau

menggunakan pompa air bila kesulitan air.

6. Panen

Waktu panen jagung di pengaruhi oleh jenis varietas yang ditanam,

(39)

27

cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga. Pemanenan

dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit jagung sudah

kuning.Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari

pada bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen.Jagung yang

dipanen prematur butirannya keriput dan setelah dikeringkan akan menghasilkan

butir pecah atau butirnya rusak setelah proses pemipilan. Apabila dipanen lewat

waktunya juga akan banyak butiran jagung yang rusak. Pemanenan sebaiknya

dilakukan saat tidak turun hujan sehingga pengeringan dapat segera

dilakukan.Umumya jagung dipanen dalam keadaan tongkol berkelobot

(berkulit). Cara penanganan panen dan pasca panen yang kurang baik

akan memberikan dampak yang buruk terhadap mutu jagung, apabila mutu

jagung menurun, maka harga jual menurun dan pendapatan petani menjadi

lebih rendah. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi baik buruknya

mutu jagung adalah adanya jamur dan cendawan yang ditandai dengan

warna kehitam-hitaman, kehijau-hijauan atau putih pada buah jagung. Salah

satu diantara jamur tersebut adalah Aspergilis sp yang menghasilkan

racun aslatoksin dan berbahaya bagi manusia maupun ternak lainnya,

jamur tersebut dapat dimatikan dengan pemanasan tetapi racunnya tidak

dapat ditangkal dengan pemanasan.

7.PascaPanen

Penanganan pasca panen bisa dengan cara pengeringan, pada umumnya dilakukan

dengan menghamparkan jagung dibawah terik matahari menggunakan alas tikar

(40)

28

juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian jagung dipipil, agar segera

dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air kurang lebih 12%) agar dapat

disimpan lama, biasanya memerlukan waktu penjemuran 60 jam sinar matahari.

2.9. Kerangka Pikir

Dalam upaya menggambarkan kinerja penyuluh pertanian Pada aplikasi

budidaya tanaman jagung di kabupaten takalar secara menyeluruh dan terpadu

diperlukan suatu perencanaan secara matang dan terarah. Penyuluh Pertanian

Lapangan (PPL) merupakan agen bagi perubahan perilaku petani dan PPL

membantu petani untuk meningkatkan usahatani terutama bagaimana kinerja

penyuluh dalam pengembangan petani tanaman jagung di kabupaten takalar ?

Kerangka pikir kinerja penyuluh pertanian pada aplikasi budidaya tanaman

jagung di kabupaten takalar merupakan pengelolaan sumber daya alam dan

sumber daya manusia yang dilakukan oleh kinerja penyuluh pertanian pada

aplikasi budidaya tanaman jagung dalam hal pengembangan dan tentu saja

peningkatan produktivitas tanaman jagung.

Dalam aplikasi budidaya tanaman jagung di kabupaten takalar, kinerja

penyuluh pertanian merupakan salah satu faktor pendukung atas kesuksesan dan

keberhasilan pengembangan petani tanaman jagung tersebut. Itu terjadi karna

kinerja penyuluh pertanian selain memiliki wawasan/konsepdan perencanaan yang

lebih berkompoten dalam hal pengembangan petani tanaman jagung, penyuluhpun

memiliki kesadaran akan tanggung jawab tugas di sektor pertanian.

Dengan adanya kinerja penyuluh pertanian pada aplikasi budidaya

(41)

29

petani dengan segenap kemampuannya agar tercipta suatu kemandirian petani

yang tidak tergantung pada pihak lain.

Kerangka berpikir,kinerjapenyuluh pertanian pada aplikasi tanaman

jagung di kabupaten takalar dijelaskan pada Gambar Berdasarkan kerangka

pemikiran diatas, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar skema kerangka

pemikiran berikut :

Gambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran Kinerja Penyuluh Karakteristik Penyuluh

1. Umur

2. Pendidikan formal 3. Pelatihan

4. Masa kerja

5. Jumlah petani binaan

Motivasi Penyuluh

1. Kebutuhan akan prestasi 2. Kebutuhan akan kekuasaan 3. Kebutuhan akan hubungan 4. Kebutuhan akan materi

KINERJA PENYULUH 1. Persiapan penyuluhan

pertanian

2. Pelaksanaan penyuluhan pertanian

3. Evaluasi dan pelaporan penyuluhan pertanian

(42)

30

III.

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di tiga kecamatan yaitu kecamatan

galesong selatan, galesong kota, dan galesong utara di Kabupaten takalar, dengan

pertimbangan bahwa kabupaten takalar merupakan daerah yang memiliki lahan

pertanian tanaman jagung yang produktif, selain itu tenaga penyuluh pertanian

masih aktif terutama pengembangan petani tanaman jagung. Penelitian ini akan

dilaksanakan mulai bulan januari sampai bulan maret tahun 2017 di Kabupaten

Takalar.

3.2.Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh penyuluh pertanian lapangan yang

berstatus PNS dan non PNS melakukan aplikasi budidaya tanaman jagung di

Kabupaten Takalar.

Teknik penentuan sampel untuk penyuluh pertanian digunakan tekhnik

sensus. Pengertian Sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh populasi

diselidiki satu per satu. Data yang diperoleh tersebut merupakan hasil pengolahan

sensus disebut sebagai data yang sebenarnya (true value), atau sering juga disebut

parameter. Pengambilan data penelitian ini diambil dari 30 penyuluh petanian

yang tersebar di tiga kecamatan yaitu galesong selatan, galesong kota dan

(43)

31 3.3.Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden berupa

jawaban terhadap kuesioner dan observasi langsung di lapangan.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait dan

mempelajari berbagai literature seperti buku buku, jurnal, maupun artikel

ilmiah yang terkait dengan penelitian ini.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis, yaitu :

1. Tinjauan kepustakaan (library research), yaitu mempelajari

literatur-literatur, majalah dan catatan-catatan yang berhubungan dengan

permasalahan yang dibahas guna memperoleh kerangka teoritis sekaligus

sebagai rerangka dasar dan alat analisa. Hal tersebut dimaksudkan sebagai

sumber acuan untuk membahas teori yang mendasari pembahasan masalah

dalam penelitian ini. Untuk melengkapi informasi, peneliti juga mengutip

beberapa artikel yang diakses pada berbagai situs di internet.

2. Wawancara, yaitu dengan mengajukan serangkaian pertanyaan yang dibuat

dalam suatu daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada

(44)

32 3.5. Teknik Analisis Data

Metode penelitian merupakan cara bagaimana untuk dapat memahami

suatu objek penelitian. Metode penelitian ini akan memandu penelitian tentang

urutan bagaimana penelitian dilakukan yang meliputi teknik dan prosedur yang

digunakan dalam penelitian.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

deskriptif kuantitatif yaitu tiap variabel yang diukur terdiri dari tiga pilihan

jawaban masing-masing bernilai skor 3 bila menjawab ya, skor 2 jika menjawab

kadang-kadang, dan skor 1 bila menjawab tidak, selanjutnya digunakan rumus

interval masing-masing kriteria. Jawaban responden tersebut akan dikategorikan

kedalam beberapa kategori menurut alternatif jawaban. Kategori jawaban

tersebut akan ditemukan dengan skala interval dengan rumus (Sugiyono, 2005):

Kelas kategori :

Jawaban responden masing-masing variabel dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

Skor untuk kategori rendah = 1,00 - 1,66

Skor untuk kategori sedang = 1,67 – 2,33

(45)

33 3.6. Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan pengertian dalam

penelitian ini, maka diberikan defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:

Defenisi Operasional

1. Karakteristik penyuluh adalahciri utama sebagai pembeda antara satu

penyuluh dengan penyuluh lain. Karakteristik penyuluh diantaranya

adalah jenis kelamin, umur, pendidikan formal, pelatihan, masa kerja,

dan jenjang karir..

2. Umur merupakan salah satu faktor pendorong sukses atau tidaknya

kinerja penyuluh pertanian.

3. Pendidikan formal merupakan jenjang pendidikan dari SD, SMP, SMA

dan sampai pada perguruan tinggi. Pendidikan formal ini merupakan

salah satu tolak ukur untuk mengetahui kematangan dalam berpikir dan

bertindak.

4. Pelatihan adalah suatu bentuk pengembangan wawasan dan skil

seseorang dalam menjalankan tugas penyuluhan.

5. Masa kerja merupakan ukuran kegiatan seseorang dalam suatu pekerjaan

yang meliputi umur, prestasi dan loyalitas serta tanggung jawab.

6. Motivasi penyuluh adalah dorongan fisiologiyang bersumber dari dalam

diri seorang penyuluh maupun dari luar (lingkungan) sehingga

mengakibatkan proses aktivitas tubuh yang energik untuk mencapai

target dan kebutuhan yang sudah di tentukan baik secara pribadi maupun

(46)

34

7. Kebutuhan akan prestasi adalah hasil dari sebuah pencapaian usaha.

8. Kebutuhan akan kekuasaan adalah kewenangan seseorang untuk

menguasai dan mengarahkan guna menjalankan kewenangan tersebut

sesuai dengan kewenangan yang diberikan.

9. Kebutuhan akan hubungan adalah suatu proses interaksi yang di lakukan

2 orang atau lebih, dengan bertujuan membangun hubungan kerjasama.

10. budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya

hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/hasil panennya.

11. Kinerja adalah suatu proses aktivitas perpaduan antara akal dan tubuh di

dalam bidang pekerjaan yang sudah ditekuni untuk mencapai

prestasi/hasil yang menjadi target.

12. Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non

formal), bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan

(better bussines), hidup lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat

lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian lingkungannya

(better environment).

13. Persiapan penyuluh pertanian yaitu kesiapan petugas penyuluh pertanian

untuk melaksanakan tugas yang sudah di sepakati.

14. Pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah aktualisasi terhadap konsep

(47)

35

15. Evaluasi dan pelaporan penyuluhan pertanian adalahproses penilaian

Dalam kegiatan penyuluhan,evaluasi dapat diartikan sebagaipengukuran

(48)

36

IV.

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Keadaan Wilayah Kecamatan Galesong Selatan

4.1.1. Letak geografis dan Topografi

Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

(BP3K) Kecamatan Galesong Selatan, terletak sekitar 10-17 km sebelah Barat laut

Ibu Kota Kabupaten Takalar, dengan luas wilayah sekitar 1.922,01 Ha atau 19.22

Km2, dengan batas-batas sebagai wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Galesong

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

Topografi wilayah pada umumnya merupakan dataran rendah yang datar dengan

ketinggian 0-10 meter diatas permukaan laut.

4.1,2. Curah Hujan

Berdasarkan data curah hujan selama 10 tahun terakhir, menunjukkan bahwa

peta klasifikasi iklim menurut aldemen Wilayah kerja BP3K Kecamatan Galesong

Selatan mempunyai tipe iklim 0-4 dimana dengan suhu udara rata-rata 30oC-35oC,

dimana untuk bulan basah (200 mm) terjadi 3-4 pada bulan berturut-turut mulai

Bulan Nopember, Desember, Januari, Februari dan Maret. Sedangkan bulan

(49)

37 4.1.3. Suhu Udara

Suhu udara yang terjadi di wilayah kerja BP3K Kecamatan Galesong

Selatan berkisar antara 19oC-35oC, suhu tertinggi terjadi pada musim kemarau

yakni pada bulan Agustus - Oktober.

4.1.4. Jenis Tanah

Jenis tanah yang terdapat di wilayah kerja BP3K Kecamatan Galesong

Selatan, sebagian besar Aluvial, yang asal pembentukannya terdiri dari endapan

liat dan pasir yang berwarna coklat kelabu serta aluvial sidromoaf yang terdapat

dipesisir pantai.

4.1.5. Penggunaan Lahan

Negara Indonesia terkenal dengan sebuah Negara agraris, hal ini ditunjukkan

dengan besarnya luas lahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan usahatani tanaman

pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Untuk itu dapat dilihat pada table

(50)

38

Tabel 1. Luas Lahan Sawah, Lahan Kering, dan Lahan Perikanan di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Kec. Galesong Selatan Kab. Takalar.

No Desa

PENGGUNAAN LAHAN

Ket.

Lahan Sawah (Ha) Lahan Kering (Ha) Lahan Perikanan (Ha)

Teknis Irigasi 1/2 teknis Tada hujan Ladang Pekarangan Kolam Teknis Sederhana

1 Bontokanang - - 112.63 10.10 42.44 - 54.00 - 2 Kalebentang 30.35 17.56 38.53 - 27.80 - - - 3 Bentang 42.71 16.59 22.70 - 30.83 - - - 4 Tarowang 73.72 30.05 20.23 - 28.00 - - - 5 Sawakong 150.00 39.89 22.20 7.67 79.10 - - - 6 Bontokassi 86.72 49.64 - 0.80 63.58 - - - 7 Kadatong 27.64 20.90 20.10 2.00 32.00 - - - 8 Barammamase - - 164.20 1.40 18.00 - 19.00 - 9 Popo - - 116.40 45.00 32.77 - 30.00 - 10 Bontomarannu - - 79.75 - 9.15 - - - 11 Kalukubodo - - 132.00 - 51.15 - 5.00 - 12 Mangindara - - 40.12 16.00 8.50 - 55.00 - Jumlah 411.14 174.63 768.86 82.97 423.32 - 163.00 - 4.1.6. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk di Wilayah Kerja BP3K Kecamatan Galesong Selatan

adalah sebesar 24.088 jiwa, terdiri dari 10.521 jiwa laki-laki dan 12.973 jiwa

perempuan. Komposisi penduduk di Wilayah Kerja BP3K Kecamatan Galesong

(51)

39

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Kec. Galesong Selatan Kab. Takalar.

No Desa

PENDUDUK (Orang) Rumah

Tangga (KK) Laki – Laki Perempuan Jumlah

1 Bontokanang 1.015 1.891 2.906 1.015 2 Kalebentang 593 626 1.219 313 3 Bentang 590 607 1.197 312 4 Tarowang 972 967 1.939 524 5 Sawakong 1.392 1.616 3008 737 6 Bontokassi 921 1.102 2.023 485 7 Kadatong 648 746 1.394 345 8 Barammamase 1.055 1.101 2.156 535 9 Popo 1.128 1.221 2.343 660 10 Bontomarannu 763 1.245 2008 516 11 Kalukubodo 256 575 1431 344 12 Mangindara 1.188 1.276 2.464 582 Jumlah 10.521 12.973 24.088 6.368

4.1.7. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan di Kecamatan Galesong Selatan dapat dilihat pada

(52)

40

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Galesong Selatan Kab. Takalar.

No

Desa Pendidikan (Orang)

Ke t. Tdk tamat SD SD SLTP SLTA Akademi Pergur uan tinggi 1 Bontokanang 78 1.567 531 276 15 20 2 Kalebentang 256 305 312 225 5 21 3 Bentang 60 458 308 175 8 20 4 Tarowang 97 603 515 416 14 28 5 Sawakong 913 053 532 311 77 59 6 Bontokassi 369 273 449 328 152 36 7 Kadatong 7 247 73 372 31 17 8 barammamase 212 272 101 91 5 12 9 Popo 602 689 483 359 168 42 10 bontomarannu 179 1.084 314 235 24 33 11 Kalukubodo 550 700 52 27 10 9 12 Mangendara - 900 871 104 2 5 Jumlah 3323 8051 4541 2939 551 302

4.2. Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Galesong

4.2.1. Letak Administratif dan Keadaan Geografis

Galesong adalah salah satu kecamatan dalam wilayah administratif

Gambar

Gambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran Kinerja PenyuluhKarakteristik Penyuluh
Tabel 4. Keadaan Curah Hujan Selama 10 Tahun (2006-2016) di                      Kecamatan Galesong
Tabel 6. Luas Sawah Menurut Jenis Pengairan Tiap Desa di Kecamatan  Galesong
Tabel 7. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Zato bi lahko rekli, da internet služi kot nekakšen pospeševalec pri razmahu terorizma in predvsem teroristov samotarjev, saj posamezniki v internetnem okolju iščejo podporo s

Sedangkan untuk kadar protein, variabel yang memenuhi standar mutu mie kering mutu II yakni minimal 8% adalah variabel komposisi tepung jagung:tepung terigu =

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, penelitian mengenai Aspek Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate

Bobot setiap aspek modal manusia didasarkan pada gagasan bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan aspek penting bagi para pengusaha yang terkait dengan pengetahuan,

Perusahaan Bisnis Tunggal Tingkat Korporasi / Bisnis Strategi Produksi Operasi / Litbang Strategi Keuangan / Akunting Strategi Pemasaran Strategi Hubungan Karyawan.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi yang

Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa yang mempengaruhi dari bentuk analisis isi berita kriminal pada rubrik kriminal surat kabar Harian Vokal edisi Februari

Sedangkan kalau tidak signifikan variabel dummy yang digunakan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut sama dengan pertumbuhan ekonomi wilayah yang dijadikan basis yaitu