75
BAB IV
KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN
4.1. Konsep perancangan utama
Konsep perancangan dari extreme sport center ini adalah memadukan beberapa fungsi aktivitas kedalam satu bangunan. Dalam hal ini penggabungan fungsi aktivitas yang dimaksud adalah penggabungan dari beberapa aktivitas olahraga ekstrem di dalam satu wadah. Penyelesaian masalah pada desain dilakukan dengan pendekatan menggunakan struktur tensil. Struktur tensil merupakan sistem struktur yang memiliki fleksibilitas tinggi dan optimalisasi ruang yang sangat baik . fasilitas ini juga dapat dijadikan sebagai area rekreasi ekstrem dan juga sekedar sebagai tempat berkumpul komunitas dan masyarakat umum. Sehingga Aktivitas olahraga ekstrem akan semakin dikenal dan familiar dikalangan masyarakat luas.
1. Struktur Tensil Sebagai Elemen Identifikasi Ruang & Pembentuk Citra Bangunan
Struktur Tensil dapat digunakan sebagai elemen identifikasi ruang yang sangat baik. Area yang ternaungi oleh satu bentangan sistem struktur tensile dapat digunakan sebagai elemen identifikasi ruang. Pengunjung dapat dengan mudah mengidentifikasi fungsi ruang dalam sebuah bangunan yang memiliki ukuran ruang yang besar. Variasi dapat dilakukan dengan menggunakan permainan ketinggian titik puncak dan kembangan atap ataupun kombinasi pola dan warna material penutup atap.
Penggunaan struktur tensil juga menarik untuk dijadikan sebagai media eksplorasi citra visual bangunan. Bentukan yang dihasilkan oleh struktur ini adalah bentukan dinamis yang dapat dibentuk dengan bebas.
76 Gambar 4.1 Skema pembagian fungsi ruang
Sumber : Analisis Penulis (2015)
Teknik ekspos struktur dan kombinasi material akan menguatkan citra bangunan.
2. Struktur Tensil pendukung Fleksibilitas, Optimalisasi ruang &
Ramah Lingkungan
Struktur Tensil Bersifat fleksibel. Bentangan ruang dan peletakan elemen struktur dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan ruang dan fungsi yang diwadahi. Penggunaan elemen penyangga lebih sedikit dibandingkan dengan sistem struktur konvensional.
Penggunaan Sistem struktur Tensil juga bersifat ramah lingkungan. Penggunaan material Knock-down meminimalkan limbah konstruksi yang dihasilkan. Bentukan atap yang meninggi pada satu titik menyalurkan panas dengan baik ke bagian atas bangunan. Selain itu penggunaan atap material penutup atap fabric yang saat ini telah memiliki teknologi mutakhir, dapat memasukkan cahaya ke dalam bangunan dan meminimalisir panas yang masuk.
77 Gambar 4.2 Skema struktur tensil
Sumber : Analisis Penulis (2015)
Diagram 4.1 Skema penjabaran konsep Sumber : Analisis penulis (2015)
4.2. Konsep programatik
4.2.1. Konsep program ruang
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya pada bagian Analisis variabel kegiatan ,Fasilitas extreme sport center ini dapat dibagi menjadi 3 zona besar
78
Zona komunitas
1. Hall / Area berkumpul 2. Front office
3. Lounge & kantin 4. Ruang meeting
Zona Extreme Sport 1. Area Skateboard 2. Area BMX trial 3. Area Parkour 4. Area Wallclimbing
Zona fungsi penunjang 1. Toilet
2. Ruang edukasi dan pengenalan aktivitas 3. Ruang audio visual
4. Ruang Ibadah 5. Ruang medis 6. Ruang storage 7. Gudang 8. Dapur kantin
9. Ruang Building management 10. Area parkir
4.2.2. Konsep zonasi
Konsep zonasi yang diterapkan pada bangunan adalah pembagian zona secara terklaster sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Zona penunjang akan terintegrasi kedalam setiap area aktivitas ekstrem. Zonasi area aktivitas utama terletak pada bagian bangunan yang menghadap ke arah laut. Sedangkan area servis dan penyambutan terletak pada bagian samping dan depan bangunan.
Setiap klaster olahraga ekstrim akan dihubungkan melalui jalur sirkulasi yang
79 linear. Sehingga akan mempermudah pencapaian dan pengidentifikasian fungsi aktivitas.
Diagram 4.2 Skema zonasi Sumber : Analisis penulis (2015)
4.2.3. Konsep tata ruang dalam
Konsep tata ruang yang diterapkan pada fasilitas extreme sport center ini adalah konsep open-plan. Batas antara setiap aktivitas diminimalkan sehingga terjadi tingkat interaksi yang maksimal. Walaupun menggunakan sistem open plan ,namun tiap area aktivitas akan mudah diidentifikasi melalui beberapa ciri dan elemen desain tersendiri. Interaksi antara ruang dalam dan ruang luar pun dimaksimalkan dengan mengintegrasikan elemen lanskap kedalam bangunan. Funsgsi ruang servis akan terintegrasi antar tiap aktivitas.
Sehingga akan didapatkan kemudahan baik dalam hal pemakaian maupun pengelolaan.
80 Gambar 4.3 Perakitan elemen rintangan
http://caproductions.com/wp-content/uploads/2013/03/XgamesBra132.jpg - 01/20/2016 08:02)
Diagram 4.3. Skema tata ruang dalam Sumber : Analisis penulis (2015)
Konsep tata ruang dalam pada fasilitas extreme sport center ini juga menekankan pada unsur fleksibilitas. Tiap area olahraga memiliki elemen rintangan yang dapat dimodifikasi sesuai dengan keinginan. Rintangan dapat disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang diinginkan. Selain itu , masing- masing area olahraga juga dapat mengakomodasi kebutuhan kompetisi.
81 4.2.4. Konsep tata ruang luar (lanskap)
Pada bagian ruang luar , konsep yang diterapkan adalah sebuah lanskap outdoor yang terintegrasi dengan fungsi aktivitas indoor. Setiap aktivitas indoor akan terasa speerti aktivitas outdoor namun tetap mendapatkan perlindungan dari gangguan cuaca.
Diagram 4.4 Skema tata ruang luar Sumber : Analisis penulis (2015)
Elemen lanskap didesain Sebagai area berkumpul dan area penyelenggaraan event-event tertentu. Elemen lanskap didesain secara lebih konservatif dengan memperthankan potensi vegetasi eksisting yang ada dan bersifat fleksibel ,sehingga sewaktu-waktu dapat dirubah fungsinya menjadi area perluasan arena extreme sport yang digunakan saat menyelenggarakan event-event kompetisi berskala besar.
4.2.5. Konsep bentukan
Konsep bentukan denah bangunan extreme sport center ini adalah sebuah persegi yang dikombinasikan dengan bentukan limas pada struktur atap tensil. Bentukan denah persegi berfungsi untuk memaksimalkan
82 Diagram 4.5 Diagram konsep sirkulasi
Sumber : Analisis Penulis (2015)
penggunaan ruang yang ada. Bentukan atap limas sendiri berfungsi untuk memaksimalkan ketinggian bangunan pada titik tertentu untuk mengakomodasi kegiatan yang membutuhkan area tinggi tanpa harus meninggikan keseluruhan bangunan yang akan mengakibatkan pada pemborosan struktur.
Gambar 4.4 Skema bentukan Sumber : Analisis penulis (2015)
4.2.6. Konsep sirkulasi
Konsep sirkulasi yang diterpakan pada bangunan extreme sport center ini adalah sistem sirkulasi semi-linear. Hal ini bertujuan agar mempermudah proses pencapaian, pengidentifikasian ruang, dan pengawasan pada bangunan.
Setiap klaster kegiatan olahraga ekstrim akan memiliki sirkulasi tersendiri berupa sirkulasi radial yang akan beririsan dengan jalur sirkulasi utama.
83 Gambar 4.5 Efek lampu pada membran
https://secure.ifai.com/ 1/20/2016 08:31
4.2.7. Konsep Pencahayaan
Pencahayan merupakan elemen penting dalam melakukan setiap aktivitas. Tak terkecuali aktivitas olahraga ekstrim yang memerlukan konsentrasi tinggi . Aktivitas olahraga ekstrim membutuhkan tingkat pencahayaan yang cukup baik untuk menunjang keberlangsungan aktivitas.
Konsep pencahayaan pada bangunan secara garis besar dapat dibagi menjadi 2. Pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Utnuk aktivitas pada siang hari , tingkat keterbuakaan bangunan yang tinggi terhadap lingkungan luar ,memudahkan cahaya alami untuk masuk kedalam bangunan ,baik secara langsung maupun tidak. Bukaan dirancang sedimikian rupa sehingga tidak akan memberikan efek silau pada pengguna fasilitas.
Pada aktivitas yang dilakukan malam hari, Pencahayaan buatan memainkan peranan penting. Pencahayaan buatan dihasilkan oleh beberapa lampu sorot dan lampu pendar yang dirancang agar memberikan efek kenyamanan bagi pengguna fasilitas. Lampu pendar juga akan menyinari bagian penutup atap sehingga menciptakan efek visual yang memperindah citra bangunan.
84 Gambar 4.6 Ilustrasi penggunaan floodlight
http://www.surfaceperformance.com/wp-content/uploads/2013/06/Floodlight_Testing_Slider.jpg 1/20/2016 08:31
Gambar 4.7 Penutup atap membran
https://http://www.etacon.co.in/img/demo/tensile3.jpg 12/27/2015 20:31
Pada malam hari , terdapat dua macam pencahayaan yang digunakan pada bangunan, Pencahayaan yang pertama adalah jenis pencahayaan langsung yang akan menunjang aktivitas pengguna fasilitas ekstrem.
Pencahayaan langsung berupa lampu sorot yang dirancang untuk dapat menerangi pengguna secara optimal tanpa memberikan efek silau yang berlebihan. Jenis pencahayaan yang kedua adalah pencahayaan yang menerangi sistem struktur dan penutup atap. Jenis pencahayaan ini akan mengekspos citra visual bangunan secara jelas.
4.2.8. Konsep struktur & material
Struktur yang digunakan pada bangunan ini menganut pada sistem struktur tensil. Penggunaan struktur ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas pada bangunan. Dengan penggunaan struktur tensil ,
85 Gambar 4.8 Ilustrasi Aplikasi material sling dan baja
http://www.archpaper.com/uploads/image/Frei-Otto-Roofing-for-main-sports-facilities-in-the-Munich- Olympic-Park-03.jpg 12/27/2015 20:31
Aktivitas olahraga ekstrem yang membutuhkan ruang yang tinggi akan dapat terakomodasi dengan baik Tanpa harus meninggikan bangunan secara keseluruhan. Selain itu struktur tensil juga dapat menyediakan ruang yang memiliki bentang yang lebar dengan tingkat efisiensi penggunaan material yang tinggi. Material yang digunakan berupa material ringan yang ramah lingkungan. Struktur tensil yang memiliki kembangan yang berbeda-beda akan dirancang untuk menaungi aktivitas yang berbeda-beda. Sehingga akan mempermudah pengunjung dalam menidentifikasi ruang.