• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONDISI UMUM KAWASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV KONDISI UMUM KAWASAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

KONDISI UMUM KAWASAN

4.1 Suaka Alam Merapi, Kabupaten Tanah Datar 4.1.1 Sejarah Kawasan

Kawasan Merapi ditetapkan sebagai kawasan suaka alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 442/Kpts-II/1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Sumatera Barat. Merapi dahulunya adalah kawasan lindung (bousweisseen) didasari Government Besluit (GB) 7 Januari 1927 Nomor 23. Suaka Alam Merapi berada di bawah pengelolaan Seksi KSDA Wilayah II Kabupaten Tanah Datar.

Suaka Alam Merapi memiliki Gunung Merapi, salah satu gunung berapi aktif di Sumatera Barat dengan ketinggian 2891,3 meter dari permukaan laut (m dpl). Terhitung sejak akhir abad 18 hingga tahun 2008 tercatat kira-kira sudah 454 kali meletus, 50 diantaranya dalam skala besar, sedangkan sisanya dalam skala kecil dengan mengeluarkan abu belerang.

Gambar 3 Gunung Merapi, simbol sejarah masyarakat Minangkabau (Sumber:

Beyete).

4.1.2 Letak dan Luas

Suaka Alam Merapi berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam. Luas Suaka Alam Merapi secara keseluruhan adalah 9.670 hektar (ha) (Tabel 8). Khusus Suaka Alam Merapi yang berada di Kabupaten Tanah Datar adalah seluas 6.574 ha. Suaka Alam Merapi terletak pada

(2)

0˚21’30” LS - 0˚27’35” LS dan 100˚25’ BT - 100˚38’ BT. Secara administratif Suaka Alam Merapi termasuk ke dalam wilayah kerja Seksi Wilayah Konservasi Sumber Daya Alam II Kabupaten Tanah Datar.

Tabel 8 Letak dan luas Suaka Alam Merapi menurut pembagian wilayah administrasi pemerintahan

No Wilayah Luas Kawasan (ha) Wilayah Kecamatan

1 Kabupaten Tanah Datar 6.574 Kec. Sepuluh Koto Kec. Batipuh Kec. Pariangan Kec. Sungai Tarab Kec. Salimpaung

2 Kabupaten Agam 3.096 Kec. Banuhampu Sei Puar

Kec. Empat Angkat Candung Kec. Baso

Sumber: BKSDA Sumatera Barat (2007)

Adapun batas-batas kawasan Suaka Alam Merapi adalah:

a. Bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Salimpaung dan Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar.

b. Bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Banuhampu Sungai Puar, Kabupaten Agam dan Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar.

c. Bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Empat Angkat Candung dan Kecamatan Baso Banuhampu, Kabupaten Agam.

d. Bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Batipuh dan Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar.

4.1.2 Topografi

Kawasan Suaka Alam Merapi sebagian besarnya (88,15%) merupakan daerah dataran tinggi bergelombang dan berbukit terjal sangat curam, kemiringannya lebih dari 40o. Topografi kawasan ini bervariasi, mulai dari lereng curam dan sangat curam dengan konfigurasi sebagian besarnya bergelombang dan berbukit. Merapi juga memiliki lembah, air terjun dan kawah dengan kepundan yang masih aktif .

Suaka Alam Merapi memiliki sejumlah bukit, seperti Bukit Sibakal Ginting, Bukit Panjanguhan, Bukit Sungkiang, Bukit Barung-barung Timabaku dan Bukit Sirasah. Kawasan di sekitar Suaka Alam Merapi subur sebagai akibat dari letusan yang sering terjadi semenjak tahun 1980-an dan telah lama dimanfaatkan oleh penduduk sebagai lahan pertanian.

(3)

4.1.3 Geologi dan Tanah

Jenis tanah yang terdapat di kawasan Suaka Alam Merapi sebagian besarnya dari jenis tanah andosol, podsolik merah kuning, latosol dan brown forest soil yang berasal dari bahan induk batuan beku berfisiografi volkan.

Kawasan Suaka Alam Merapi memiliki kemiripan dengan Kawasan Gunung Singgalang. Punggung pegunungannya yang terjal terorientasi pada batuan granit, granodiorit, riolit dan tefra berbutir halus kasar dengan solum dangkal. Tekstur tanah lapisan atas dan bawah agak halus, kesuburan rendah, kejenuhan basa rendah, kapastitas tukar kation rendah, kejenuhan aluminium tinggi dan keasaman tinggi. Selain itu juga ditemui batuan kwarsit, sekis batu pasir, shale, berbutir kasar, tekstur lapisan atas dan bawah agak halus, kesuburan rendah, kejenuhan aluminium tinggi dan keasaman tinggi.

Pada kawasan sekitar punggung pegunungan tidak teratur terorientasi pada batuan vulkanik, andesit-basal-diorit, riolit, berbutir halus kasar, tekstur tanah lapisan atas lebih halus dibandingkan lapisan bawah, kesuburan rendah, kejenuhan basa rendah, kapasitas tukar kation rendah, kejenuhan aluminium tinggi dan keasaman tinggi.

4.1.4 Iklim

Schmidt dan Fergusson mengklasifikasikan iklim di kawasan Suaka Alam Merapi ke dalam tipe A dengan curah hujan rata-rata 232,17 mm/bulan dan intensitas curah hujan rata-rata 7,739 mm/hari (kelas intensitas hujan 1/setengah rendah). Curah hujan tertinggi terjadi antara bulan September hingga Mei. Bulan kering dan lembab terjadi sekitar bulan Juni hingga Agustus. Suhu rata-rata berkisar antara 17-25o C dengan kelembaban hingga 89%.

4.1.5 Hidrologi

Suaka Alam Merapi merupakan hulu dari sungai-sungai besar dan kecil yang mengalir melewati daerah-daerah di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam (Tabel 9). Ada 33 sungai yang melalui kawasan Suaka Alam Merapi sehingga membuat kawasan ini juga berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area), terutama bagi daerah aliran sungai (DAS) Batang Agam.

(4)

Tabel 9 Sungai-sungai yang mengalir di Suaka Alam Merapi

No Nama Sungai Kecamatan Kabupaten

1. Batang Malana Gadang Pariangan Tanah Datar

2. Batang Malana Kecil Pariangan Tanah Datar

3. Batang Sigarunggung Sungai Tarab Tanah Datar

4. Batang Siririt X Koto Tanah Datar

5. Batang Arau X Koto Tanah Datar

6. Batang Siabu Batipuh Tanah Datar

7. Batang Tiabung Batipuh Tanah Datar

8. Batang Bangkawas Pariangan Tanah Datar

9. Batang Talago Pariangan Tanah Datar

10. Batang Ipuh Pariangan Tanah Datar

11. Batang Lubuk Batang Pariangan Tanah Datar

12. Batang Guguk Tinggi Pariangan Tanah Datar

13. Batang Bandar Sungai Tarab Tanah Datar

14. Batang Bigau Sungai Tarab Tanah Datar

15. Batang Bilang Bilahan Sungai Tarab Tanah Datar

16. Batang Sibasa Sungai Tarab Tanah Datar

17. Batang Bangkahan Sungai Tarab Tanah Datar

18. Batang Bakali Sungai Tarab Tanah Datar

19. Batang Sawah Gadang Sungai Tarab Tanah Datar

20. Batang Selo Gadang Salimpaung Tanah Datar

21. Batang Tarab Salimpaung Tanah Datar

22. Batang Batu Dinding Salimpaung Tanah Datar

23. Batang Pauh Salimpaung Tanah Datar

24. Batang Simaharga Sungai Tarab Tanah Datar

25. Batang Gadis Batipuh Tanah Datar

26. Batang Asam Silasuang Sungai Tarab Tanah Datar

27. Batang Bungsu Empat Angkat Candung Agam

28. Batang Lurah Kandang Empat Angkat Candung Agam 29 Batang Lurah Sincak Empat Angkat Candung Agam 30. Batang Sarasah Janggut Empat Angkat Candung Agam

31. Batang Jabur Empat Angkat Candung Agam

32. Batang Katik Banuhampu Sungai Puar Agam

33. Batang Lasi Empat Angkat Candung Agam

Sumber: BKSDA Sumatera Barat (2007)

4.1.6 Flora dan Fauna

Suaka Alam Merapi memiliki potensi flora dan fauna yang beragam (Lampiran 5). Namun demikian, belum ada data ilmiah lengkap mengenai inventarisasi flora dan fauna di Suaka Alam Merapi. Kawasan ini merupakan habitat jenis-jenis pohon yang dilindungi, terutama dari suku Dipterocarpaceae, Lauraceae, Euphorbiaceae dan Guttiferae. Terdapat satu jenis pohon yang menjadi key species, yaitu pohon andalas (Morus macroura). Suaka Alam Merapi juga merupakan habitat bagi satwaliar, seperti siamang (Hylobathes sindactylus), tapir (Tapirus indicus), ayam hutan (Gallus gallus), burung enggang (Buceros sp.) dan kijang (Muntiacus montanus).

(5)

4.2 Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar

Kecamatan X Koto merupakan satu dari 14 kecamatan yang termasuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten Tanah Datar. Daerahnya terletak di 00°

23’ 38” - 0° 33’ 54” LS dan 100° 18’ 39” - 100° 26’ 59”BT dengan luasan wilayah total 152,02 km2 (Tabel 10). Kecamatan X Koto memiliki 9 nagari (desa) dengan 41 jorong (dusun). Kesembilan nagari tersebut adalah Tambangan, Jaho, Paninjauan, Panyalaian, Aia Angek, Koto Baru, Pandai Sikek, Singgalang dan Koto Laweh.

Tabel 10 Luas Kecamatan X Koto berdasarkan nagari

No Nagari (Desa) Luas (Km2)

1. Tambangan 23,70

2. Jaho 6,40

3. Paninjauan 13,35

4. Panyalaian 23,77

5. Aia Angek 4,20

6. Koto Baru 1,92

7. Pandai Sikek 21,17

8. Singgalang 55,71

9. Koto Laweh 1,80

Jumlah 152,02

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar (2006)

Adapun batas-batas Kecamatan X Koto adalah sebagai berikut:

a. Bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Batipuah.

b. Bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman.

c. Bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Agam.

d. Bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman.

Kecamatan X Koto memiliki topografi yang berbukit dengan tingkat kelerengan yang landai, hal ini menyebabkan kawasan Kecamatan X Koto sangat baik digunakan untuk kegiatan pertanian dan kegiatan budidaya lainnya. Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kabupaten Tanah Datar menjelaskan secara internal potensi yang ada di Kecamatan X Koto adalah sebagai berikut:

a. Penghasil hortikultura terbanyak.

b. Iklim yang mendukung usaha peternakan.

c. Terdapatnya kerajinan songket yang cukup potensial di Sumatera Barat.

d. Terdapatnya seni ukiran kayu yang potensial dikembangkan.

e. Terdapatnya berbagai jenis makanan dengan cita rasa yang tinggi.

f. Terdapat obyek wisata pesangrahan Gunung Merapi yang sangat indah.

(6)

g. Terdapatnya obyek wisata Talago Tanang yang cukup menarik.

Keseluruhan potensi tersebut masih menghadapi kendala, yaitu lokasinya banyak terdapat di tanah ulayat masyarakat. Selain itu, obyek-obyek wisata yang ada masih belum dikelola dengan baik.

Kecamatan X koto memiliki total jumlah penduduk 39.459 jiwa (Tabel 11) (BPS Tanah Datar 2006), terbagi menjadi 18.841 jiwa penduduk laki-laki dan 20.618 jiwa penduduk perempuan (Tabel 12).

Tabel 11 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan sex ratio pernagari di Kecamatan X Koto

No Nagari Laki-laki

(Jiwa)

Perempuan

(Jiwa) Jumlah Sex Ratio

1. Tambangan 1.157 1.162 2.319 99,57

2. Jaho 528 599 1.127 88,15

3. Paninjauan 3.565 3.780 7.345 94,31

4. Panyalaian 4.179 4.213 8.392 99,19

5. Aia Angek 1.316 1.142 2.758 91,26

6. Koto Baru 1.063 1.313 2.376 80,96

7. Pandai Sikek 2.478 3.184 5.662 77,83

8. Singgalang 3.371 3.611 6.982 93,35

9. Koto Laweh 1.184 1.314 2.498 90,11

Jumlah 18.841 20.618 39.459 91,38

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar (2006)

Tabel 12 Jumlah penduduk Kecamatan X Koto menurut jenis kelamin perkelompok umur

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 – 4 2.067 2.186 4.253

5 – 9 2.085 2.135 4.220

10 – 14 2.631 2.463 5.094

15 – 19 2.573 2.756 5.329

20 – 24 1.273 1.518 2.791

25 – 29 1.222 1.362 2.584

30 – 34 1.108 1.204 2.312

35 – 39 1.189 1.215 2.404

40 – 44 953 1.134 2.087

45 – 49 1.011 1.116 2.127

50 – 54 718 737 1.455

55 – 59 554 624 1.178

60 – 64 492 609 1.101

65 – 69 391 569 960

70 – 74 316 492 808

+ 75 258 498 756

Jumlah 18.841 20.618 39.459

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar (2006)

Kecamatan X Koto memiliki fasilitas pendidikan berupa 16 sekolah Taman Kanak-Kanak (TK), 34 SD/MI, 11 SLTP/MTs, 5 SMA/MA. Fasilitas kesehatan berupa 3 unit Puskesmas dan 6 unit Puskesmas pembantu. Untuk fasilitas ibadah, Kecamatan X Koto memiliki 33 mesjid, 90 mushola dan 41

(7)

langgar. Untuk fasilitas perdagangan dan pasar, Kecamatan X Koto memiliki 4 buah pasar, yaitu Pasar Rabaa di Nagari Panyalaian, Pasar Koto Baru dan Pasar Taranak di Nagari Koto Baru, serta Pasar Baruah di Pandai Sikek.

4.2.1 Nagari Koto Baru

Nagari Koto Baru mempunyai luasan 1,92 km2 (BPS Kabupaten Tanah Datar 2006). Jarak Nagari Koto Baru dengan ibukota Kabupaten Tanah Datar sekitar 37 km. Nagari Koto Baru mempunyai 2 jorong (dusun), yaitu Jorong Koto dan Jorong Subarang. Jumlah penduduk Nagari Koto Baru menurut data terbaru tahun 2007 adalah 2.376 jiwa, yang terdiri dari 1.063 laki-laki dan 1.313 perempuan. Nagari Koto Baru memiliki berbagai fasilitas sosial. Fasilitas pendidikan di Nagari Koto Baru terdiri 1 TK, 1 SD dan 1 SMA. Fasilitas kesehatan berupa 1 unit Puskesmas. Fasilitas berupa 2 mesjid dan 7 mushola.

Nagari Koto Baru sangat terkenal dengan kawasan pertaniannya. Nagari ini merupakan produsen tanaman hortikultura (Tabel 13), palawija (Tabel 14) dan padi sawah (Tabel 15). Hasil pertanian dan hortikulturanya yang terkenal adalah jenis wortel. Produksi wortel Nagari Koto Baru merupakan produksi wortel terbesar dan terbaik kualitasnya di Sumatera Barat. Berbagai hasil pertanian, perkebunan dan hortikultura di nagari tersebut sangat cocok untuk dikembangkan menjadi daerah agrowisata yang sangat mendukung pengembangan ekowisata di Suaka Alam Merapi. Berikut adalah data yang berkaitan dengan hasil pertanian dan perkebunan Nagari Koto Baru yang mendukung pengembangan agrowisata.

Tabel 13 Luas panen dan produksi hortikultura Nagari Koto Baru

No Nagari Sayur-sayuran Buah-buahan

Panen (Ha) Produksi (Ton) Panen (Ha) Produksi (Ton)

1. Koto Baru 154 1.231 4 16

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar (2006)

Tabel 14 Luas panen dan produksi palawija Nagari Koto Baru

No Nagari Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar

Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Panen (Ha)

Produksi (Ton)

1. Koto Baru 2 6 - - - -

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar (2006)

Tabel 15 Luas tanam, panen dan produksi padi sawah Nagari Koto Baru

No Nagari Tanam (Ha) Panen (Ha) Produksi (Ton)

1. Koto Baru 44 42 203

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar (2006)

(8)

Arah kebijaksanaan pengembangan ekowisata diarahkan pada Nagari Koto Baru yang berpotensi di Suaka Alam Merapi (Jalur Koto Baru). Di Nagari Koto Baru terdapat lembaga-lembaga nagari, seperti Kerapatan Adat Nagari, Badan Musyawarah Nagari dan lembaga-lembaga lainnya. Koto Baru memiliki empat kelompok tani, yaitu :

a. Kelompok Tani Bersama: Subur di Jorong Koto.

b. Kelompok Tani Lereng Merapi di Jorong Koto.

c. Kelompok Tani Wanita (KWT): Bundo Kanduang di Jorong Koto.

d. Kelompok Tani Makmur di Jorong Subarang.

Kelompok-kelompok tani tersebut secara rutin mengadakan pertemuan mingguan kelompok, pelatihan kelompok dan kas kelompok. Sebagai contoh, Kelompok Tani Subur dan Kelompok Tani Wanita Bundo Kanduang secara periodik mengadakan pertemuan yang disebut SLAPO (Sekolah Lapangan Petani Organik) setiap Kamis sore di lokasi pertanian mereka.

4.2.2 Nagari Pandai Sikek

Nagari Pandai Sikek mempunyai luasan 21,17 km2, jaraknya dari ibukota Kabupaten Tanah Datar sekitar 40 km. Nagari Pandai Sikek mempunyai 4 jorong, yaitu Jorong Koto Tinggi, Tanjung, Baruah dan Pagu-pagu. Jumlah penduduk Nagari Pandai Sikek adalah 5.662 orang (Tahun 2007), terdiri dari 2.478 laki-laki dan 3.184 perempuan. Nagari Pandai Sikek juga memiliki berbagai fasilitas sosial.

Fasilitas pendidikan terdiri dari 3 TK, 5 SD, 3 SMP dan 1 SMA. Fasilitas kesehatan bagi masyarakat adalah terdapatnya 1 unit Puskesmas pembantu.

Fasilitas ibadah terdiri dari 4 buah mesjid, 9 buah mushola dan 2 buah langgar.

Nagari Pandai Sikek kaya akan sumberdaya alam terutama pertanian dan perikanan, letaknya strategis karena diapit 2 gunung yaitu Gunung Merapi dan Gunung Singgalang sehingga tanahnya subur. Produksi palawijanya terutama dari jenis jagung dan ubi jalar, sedangkan dari jenis tanaman holtikultura adalah sayuran dan buah. Potensi perkebunannya terutama jenis kopi dan kulit manis.

Potensi peternakannya adalah kerbau, sapi, kambing, unggas (ayam dan itik) dan juga dari perikanan karena Nagari Pandai Sikek memiliki banyak sumber mata air.

Luas areal perikanan budidaya di Pandai Sikek sekitar 31 ha. Nagari Pandai Sikek juga sangat terkenal sebagai sentra kerajinan sulaman dan ukiran di Sumatera Barat.

Gambar

Gambar  3    Gunung  Merapi,  simbol  sejarah  masyarakat  Minangkabau  (Sumber:
Tabel 8  Letak   dan   luas   Suaka   Alam   Merapi   menurut  pembagian   wilayah                  administrasi  pemerintahan
Tabel 9  Sungai-sungai yang mengalir di Suaka Alam Merapi
Tabel 10  Luas Kecamatan X Koto berdasarkan nagari
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui prevalensi PJK pada penderita DM tipe 2, karakteristik pasien DM tipe 2 berdasarkan

Maramis, dr., SpKJ(K) Selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan

Adanya perbedaan hasil pada penelitian tersebut serta angka kejadian pneumonia di Kabupaten Bantul masih tinggi maka membuat peneliti tertarik untuk meneliti

ISIS disebut sebagai gerakan atau kelompok ekstremis radikal karena tindakan yang dilakukannya sangat sadis, salah satunya dengan memenggal kepala korbannya.

• NoveI berbagai definisi telah diberikan oleh para ahli dengan berbagai makna, diantaranya ada yang menyatakan novel merupakan karya berbentuk sastra yang di

Bahan yang digunakan adalah umbi bawang dayak, etanol 96%, aquadest, etil asetat, n- heksana, etanol.p.a, Vitamin C, DPPH dan bahan penunjang lainnya yang diperoleh

Proses pembelajaran dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan situasi agar siswa trampil dalam mengatur diri dalam belajar dan dapat mengkondisikan

"Terwujudnya Taman Nasional Perairan Laut Sawu yang dikelola secara berkelanjutan dan kolaboratif guna menjamin keberlangsungan keanekaragaman hayati laut, nilai