• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI JUJUR DAN MENEPATI JANJI SISWA KELAS IX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI JUJUR DAN MENEPATI JANJI SISWA KELAS IX"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

370

PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATERI JUJUR DAN MENEPATI JANJI SISWA KELAS IX

Nurhayati

Prodi Pendidikan Profesi Guru PAI Email: saidanurhayati@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktifitas siswa pada saat pembelajaran dengan penerapan model Example Non Example materi jujur dan menepati janji mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Example Non Example dalam meningkatkan hasil belajar materi jujur dan menepati janji Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa Kelas IX C SMP Negeri 1 Sidomulyo tahun pelajaran 2022/2023. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX C SMP Negeri 1 Sidomulyo. Siswa berjumlah 25 siswa, dengan jumlah siswa laki-laki 11 dan 14 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data berupa hasil tes, observasi dan dokumentasi. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Example Non Example pada siswa kelas IX C di SMP Negeri 1 Sidomulyo, maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : penggunaan Model pembelajaran Example Non Example dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada materi Jujur dan Menepati Janji, hal itu dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai dari siklus ke siklus yang diperoleh melalui tes evaluasi disetiap akhir siklus, dan juga dari pe rsentase aktivitas kegiatan belajar siswa. Pada siklus I hasil tes evaluasi belajar siswa mencapai rata-rata 70,8 dengan siswa tuntas 67%, dan aktivitas belajar siswa mencapai rata-rata 56,76%. Pada siklus II hasil tes evaluasi belajar siswa mencapai rata-rata 88,4 dengan siswa tuntas 92%, dan aktivitas belajar siswa mencapai rata-rata 81,68%.

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

371 Kata Kunci :

Model Example Non Example, Hasil Belajar, Jujur dan Menepati Janji

PENDAHULUAN

Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan perkembangan peningkatan kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, membuka kemungkinan siswa tidak hanya belajar di dalam kelas yang dibimbing oleh guru saja, akan tetapi siswa dapat belajar dari luar kelas seperti dari lingkungan masyarakat, media cetak maupun media elektronik, serta sarana-sarana lain yang ada di sekitar kita.

Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis untuk melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar siswa dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam pembelajaran, sifat dari materi yang akan diajarkan dan tingkat kemampuan siswa. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP jika hanya disampaikan melalui model yang tidak sesuai dengan materi akan sulit diterima oleh siswa dan membosankan. Dalam hal ini diperlukan oleh seorang guru untuk mempertimbangkan model pembelajaran lain yang efektif dan tepat.

Bagaimanapun guru adalah pusat perhatian dan pemegang kendali proses pembelajaran. Maka suasana emosional yang terbangun antara guru dan siswa

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

372

akan sangat menentukan minat dan motivasi belajar siswa. Pengalaman yang diperoleh oleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain seperti hasil dari penuturan guru hanya akan mampir sesaat untuk diingat dan setelah itu dilupakan. Oleh karena itu, dalam konteks kurikulum yang berlaku saat ini di SMP, yakni kurikulum 2013 (K13) yang menekankan pada proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang tidak hanya dengan memberitahukan akan tetapi mendorong siswa untuk melakukan suatu proses melalui berbagai aktivitas yang dapat mendukung terhadap pencapaian kompetensi.

Permasalahan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas IX C SMPN 1 Sidomulyo selama ini dapat dikatakan belum optimal, hal ini dapat dilihat kondisi siswa pada saat mulai maupun dalam proses pembelajaran. Ketika sudah bel pelajaran masuk masih ada siswa yang tidak langsung masuk ke kelas, di dalam kelas siswa masih ribut jika guru belum mengkondisikan siswa. Pada saat proses pembelajaran berlangsung tidak seluruh siswa fokus pada pembelajaran, masih terdapat siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya, mengganggu temannya, izin ke kamar mandi tetapi mampir ke kantin, bahkan ada siswa yang terlihat pernah tertidur di kelas. Juga dapat dilihat dari hasil belajar siswa berdasarkan hasil jawaban pada saat siswa menjawab soal – soal yang diberikan guru tergolong masih rendah. Hal tersebut terlihat dari hasil pretest pra siklus yang menunjukkan bahwa dari 25 siswa kelas IX C SMPN 1 Sidomulyo terdapat 13 siswa yang tuntas (52%) dan 12 siswa yang belum tuntas (48 %).

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP N 1 Sidomulyo yang belum optimal disebabkan oleh beberapa hal, antara lain karena kurang bermaknanya pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bagi siswa, terbatasnya sarana dan prasarana untuk pembelajaran yang

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

373

tersedia, model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang bervariasi dan guru belum dapat memberdayakan seluruh potensi yang ada pada dirinya dalam penerapan model pembelajaran. Cara yang dirasa tepat guna dalam meningkatkan motivasi serta aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran diantaranya dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai sehingga memberikan kesan menarik serta memberikan aktivitas pada siswa. Penerapan model pembelajaran yang selama ini berpusat pada guru, misalnya ceramah disertai dengan model pembelajaran yang tidak mengikutsertakan aktivitas siswa, maka siswa akan cenderung menjadi pasif dan kurang memberikan respon ketika guru menyampaikan materi pelajaran, sehingga hasil yang dicapai juga tidak maksimal, baik dari aspek kognitif maupun afektifnya terutama pada materi jujur dan menepati janji, yang masih dianggap sekedar materi yang hanya dihafal atau diingat, bukan untuk diterapkan. Padahal pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini apalagi pada materi jujur dan menepati janji, tujuan yang paling utama adalah mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Permasalahan tersebut merupakan langkah awal yang menjadi alasan untuk mencari solusi dengan menggunakan model yang sesuai dengan materi yang disampaikan dan dapat menjadikan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam lebih bermakna dan dapat memperbaiki sikap siswa setelah proses pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan model pembelajaran Example Non-Example yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada sehingga dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Example Non-Example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran. Model pembelajaran ini bertujuan untuk mendorong siswa berpikir kritis agar mampu memecahkan

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

374

permasalahan yang termuat dalam contoh gambar yang telah disajikan. Media gambar digunakan supaya siswa dapat menganalisis gambar dan mampu mendeskripsikan gambar tersebut. Dengan demikian, model pembelajaran ini menekankan pada analisis siswa. Model pembelajaran ini juga bertujuan untuk mengajarkan siswa agar dapat belajar memahami dan menganalisis sebuah konsep. Konsep itu sendiri dipelajari melalui dua cara yaitu pengamatan dan definisi. Jadi, Example Non-Example adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.

Model pembelajaran Example Non-Example memiliki kelebihan yaitu siswa dapat lebih kritis dalam menganalisis gambar, siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar, dan siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Example Non-Example ini, siswa dituntut menuangkan ide-idenya melalui kerjasama, sehingga dapat memecahkan permasalahan dalam menganalisis materi ajar yang disampaikan.

Penerapan model pembelajaran Example Non Example diharapkan akan terjadi penambahan dan peningkatan aktifitas belajar siswa, peningkatan motivasi siswa, peningkatan interaksi antar siswa, peningkatan interaksi antara siswa dengan guru, peningkatan pemahaman siswa yang diberikan oleh guru dan peningkatan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Sidomulyo tepatnya pada siswa kelas IX C. Hal ini disebabkan karena hasil belajar siswa yang tergolong masih rendah, dilihat berdasarkan hasil jawaban pada saat siswa menjawab soal – soal yang diberikan guru. Untuk itu penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Example Non Example Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Jujur dan Menepati Janji Siswa Kelas IX.” Penelitian ini

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

375

dimaksudkan sebagai penelitian tindakan kelas dimana peneliti bermaksud menerapkan model Example Non Example sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 1 Sidomulyo tahun pelajaran 2022-2023.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di sini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang menurut Sulipan, yang dikutip oleh Afi Parnawi (2020:

3), Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research ialah penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat dari tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2015: 2) menjelaskan Penelitian Tindakan Kelas sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. PTK yang merupakan suatu kegiatan ilmiah terdiri dari Penelitian-Tindakan-Kelas.

- Penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi si peneliti.

- Tindakan merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

- Kelas merupakan sekelompok siswa yang sama dan menerima pelajaran yang sama dari seorang pendidik.

Dengan demikian tujuan penelitian tindakan diarahkan kedalam tiga wilayah yaitu untuk memperbaiki praktik, untuk pengembangan profesional dan untuk memperbaiki keadaaan atau situasi dimana praktik tersebut dilaksanakan.

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

376

Penelitian Tindakan Kelas berfokus pada kelas yang sehari- hari diajar atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Hal ini disebabkan karena Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang berbasis pada kelas.

Prosedur pelaksanaan atau penelitian ini terdiri empat tahapan, yaitu : 1. Tahap Perencanaan (Planing)

2. Tahap Pelaksanaan (Acting) 3. Observasi (Observing) 4. Refleksi (Reflecting)

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi di Jalan Spontan No. 252 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan tanggal 17 September sampai dengan 5 Oktober 2022 pada semester Ganjil tahun pelajaran 2022/20223 dengan menggunakan model pembelajaran Example Non Example.

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IX C SMP Negeri 1 Sidomulyo semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023. Siswa berjumlah 25 siswa, dengan jumlah siswa laki- laki 11 dan 14 siswa perempuan .

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan tes, observasi dan dokumentasi. Selanjutnya menganalisa data kuantitatif dan data kualitatif.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Kegiatan tersebut disebut dengan siklus kegiatan pemecahan masalah. Adapun di sisni peneliti mengikuti model dari Suharsimi Arikunto (2015: 42) sebagai berikut:

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

377

Tahap pertama, peneliti melakukan kegiatan pra siklus dengan melakukan kegiatan pembelajaran seperti biasa hanya memberikan contoh dengan bercerita tanpa menggunakan model pembelajaran example non example.

Pembelajaran pada siklus 1 akan membahas tema Mengasah Kejujuran Diri, yang tahapannya sebagai berikut:

1. Perencanaan : Menyusun RPP, menyiapkan media pembelajaran yang dianggap sesuai, menyiapkan LKPD, dan instrumen penelitian serta alat penunjang yang dibutukhan.

2. Tindakan : Yaitu peneliti melakukan tindakan penelitian dengan melakukan proses pembelajaran sesuai dengan yang tertuang dalam RPP, mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti sampai kegiatan penutup, dan dilakukan evaluasi/ posttest.

3. Refleksi : Yaitu kegiatan menganalisis, memahami dan membuat perbaikan berdasarkan pengamatan dan catatan lapangan. Refleksi berguna untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan. Apabila telah telah tercapai target yang diinginkan, maka siklus tindakan berhenti, tetapi jika belum maka siklus tindakan diulangi dengan memperbaiki perencanaan.

Peneliti melakukan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan dalam

(9)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

378

kegiatan pembelajaran dengan merinci kekurangan dan kelebihan yang didapat dari kegiatan tersebut. Selanjutnya memutuskan akan melakukan tindakan siklus berikutnya atau tidak.

Berdasarkan kegiatan tersebut, yakni hasil siklus I peneliti mempersiapkan langkah berikutnya yaitu untuk siklus II, dan pada siklus II ini peneliti melanjutkan sub pokok bahasan yang sebelumnya belum selesai yaitu materi Menepati Janji. Dengan melihat kekurangan yang terjadi pada siklus I, peneliti menyusun perencanaan, melakukan tindakan, observasi dan refleksi pada siklus II dan melakukan perbaikan-perbaikan atas kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya di siklus II. Setelah siklus II selesai dilakukan refleksi kemudian dianalisis dan untuk siklus berikutnya atau berhenti jika ternyata sudah mengalami ketuntasan secara klasikal.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II guru telah menerapkan model pembelajaran example non example dengan baik dan dilihat dari hasil belajar siswa pelaksanaan proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik.

Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya penerapan model pembelajaran example non example dapat meningkatkan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Adapun perbandingan antara kedua siklus tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel Perbandingan Hasil Belajar siklus I dan Siklus II

Kategori Siklus I/Prosentase Siklus II/Prosentase

(10)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

379

Tuntas 16 64% 23 92%

Tidak tuntas 9 36% 2 8%

Jumlah 25 100% 25 100%

Berdasarkan tabel tersebut dapat dipahami bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, sehingga mencapai ketuntasan yang diharapkan, dan tidak perlu diadakan tindakan berikutnya.

Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran example non example atau pembelajaran dengan menyajikan gambar-gambar atau tayangan video yang termasuk contoh ataupun bukan contoh dari materi yang dipelajari khususnya tentang jujur dan menepati janji yang bersifat faktual yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari merupakan langkah yang tepat. Dengan model ini siswa menjadi lebih paham, karena pembelajaran menjadi lebih konkrit dan realistis. Penggunaan model pembelajaran example non example dapat meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang disampaikan guru.

Aktivitas siswa pada siklus II meningkat dibandingkan pada siklus sebelumnya, dari 64,9% menjadi 97%. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai rata-rata 88,4 dengan siswa tuntas meningkat dari 64% menjadi 92 %.

Pada siklus II pembelajaran semakin baik dengan bimbingan dan arahan guru.

Siswa yang memperhatikan bertambah sehingga lebih efektif, siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan meningkat sehingga semakin aktif, siswa yang mencatat konsep semakin baik dan yang mengerjakan tugas lebih baik dengan hasil yang baik dan indikator keberhasilan sudah tercapai.

Berdasarkan uraian di atas bahwa aktivitas siswa dapat mempengaruhi hasil belajar. Pentingnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menurut E.Mulyasa (2002: 32) menyatakan bahwa: Keaktifan siswa dalam proses

(11)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

380

pembelajaran sangat penting karena pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidakknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran.

Selain keaktifan juga diperlukan kemampuan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Model pembelajaran example non example yang diterapkan di kelas IX C SMPN 1 Sidomulyo tahun pelajaran 2022-2023 dapat meningkatkan aktifitas siswa. Siswa yang memperhatikan bertambah sehingga lebih efektif, siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan meningkat sehingga semakin aktif, siswa yang mencatat konsep semakin baik dan yang mengerjakan tugas lebih baik dengan hasil yang baik.

2. Model pembelajaran example non example yang diterapkan di kelas IX C SMPN 1 Sidomulyo tahun pelajaran 2022-2023 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan sebelum pembelajaran dengan model example non example (pra siklus). Pada siklus I hasil belajar siswa mencapai rata-rata 70.8 dengan siswa tuntas 64% (16 siswa). Pada siklus II hasil belajar siswa rata-rata 88,4 dengan siswa tuntas 23 siswa.

DAFTAR PUSTAKA

(12)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

381

Ahsan, Muhammad, 2019, Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti, Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI

Arikunto, Suharsimi, 2015, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara Arsyad, Azhar. (2017). Media Pembelajaran Edisi Revisi. Jakarta: RajaGrafindo

Persada.

Dahar. 2019, Materi Kuliah, Teori Belajar Behavior Dan Kognitif Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdayama, Jumanta, 2014, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, Bogor: Ghalia Indonesia IKAPI.

Huda, Miftahul. (2015). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Joyce, B. R., Weil, M., & Calhoun, E. (2016). Models of teaching. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Komalasari, Kokom. 2017. Pembelajaran kontekstual: konsep dan aplikasi.

Bandung: Refika Aditama.

Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Kata Pena.

Muhibbin,S. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, dalam Jurnal Psikologi, Strategi Self Regulated Learning dan Prestasi Belajar:Kajian Meta Analisis, 37(1). Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.

Muhibbin,S. 2003, Psikologi Belajar, dalam Jurnal Laporan Observasi : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar,UUM Tarbiyah

(13)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

382

Mulyasa,E. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Parnawi, Afi, 2020, Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: CV.Budi Utama Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Sodiq,A. 2019, Materi Kuliah, Struktur Keilmuan PAI. Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Sudjana,N. 2010, Penilaian Hasil Proses Belalajar, dalam Jurnal Laporan Observasi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar, UMM Tarbiyah

https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/jwp/article/view/3757

https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/1924/1/DONI%20%20UMARSON O%20-%201063245.pdf

https://ejurnal-mapalus-unima.ac.id/index.php/eduprimary/article/view/1483

Referensi

Dokumen terkait

Setelah teori Graf ditemukan oleh Sir William Rowan Hamilton, pergerakan bidak kuda dalam papan catur direpresentasikan sebagai sebuah graf dengan tiap kotak papan

Dari hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa ada beberapa kompetensi dasar dan materi pokok dalam Kurikulum 2013 Matematika Kelas VII tetapi

Berdasarkan pengolahan data dapat diketahui bahwa kecemasan mahasiswa PLBKS dalam melaksanakan proses layanan BK di daerah dilihat dari aspek fisiologis dan

Hal ini dapat terjadi karena apabila BOPO meningkat berarti terjadi peningkatan alokasi dana bank untuk membiayai kegiatan operasional lebih besar dibandingkan

Pertama Functional Hazard Assessment (FHA) yang bertujuan untuk mengidentifikasi segala kondisi kegagalan yang berkaitan dengan fungsi yang terdapat pada sebuah pesawat atau

Dalam konteks pemilihan media pembelajaran untuk anak usia dini, beberapa dasar pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran di antaranya

Maka apabila kita menganalisa pelbagai macam pendapat tentang isi aliran idealisme, yang pada dasarnya membicarakan tentang alam pikiran rohani yang berupa angan-angan untuk

Saat ini, integrasi sosial yang dibangun jemaat GPIB Pniel pasca konflik telah. berhasil, yang dilakukan dengan cara mengubah strategi kehadiran, bukan