• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS WEB(WEB-BASED LEARNING) SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS WEB(WEB-BASED LEARNING) SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (WEB-BASED LEARNING)

SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA (Suatu Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMAN 1 Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

Annisa Nasrul Syawal

0808766

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (WEB-BASED LEARNING)

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA

Oleh

Annisa Nasrul Syawal

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Annisa Nasrul Syawal 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

ANNISA NASRUL SYAWAL

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (WEB-BASED LEARNING)

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. H. Dr. Yaya S. Kusumah, M. Sc., Ph. D. NIP. 195909221983031003

Pembimbing II

Dr. Bambang Avip, M. Si. NIP. 19641205199031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

(4)

ABSTRAK

Annisa Nasrul Syawal. (2013). Implementasi Pembelajaran Berbasis Web (Web-Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis bagi siswa yang mendapatkan pembelajaran matematikan dengan model pembelajaran berbasis web dan konvensional; 2) untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis web dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, dengan populasi seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 1 Lembang tahun ajaran 2013/2014. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Dari populasi tersebut diambil dua kelas sebagai sampel penelitian, yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas control dan XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes berbentuk uraian berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis dan instrumen non-tes berupa angket, lembar observasi dan jurnal harian siswa. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan model pembelajaran berbasis web (web-based learning) pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematisnya lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional; 2) siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan model pembelajaran berbasis web (web based learning) kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematisnya lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional.

(5)

ABSTRACT

Annisa Nasrul Syawal. (2013). The Implementation Mathematics Learning Using Web Based Learning for Improving Mathematical Problem Solving Skill of Senior High School Students.

This study is motivated by the lack of student’s mathematical problem skill. The purpose of this study is: 1) to investigate whether student undertaking mathematics learning with Web Based Learning model make better achievement in mathematical problem solving skill compared to those undertaking mathematics learning with conventional learning; 2) to investigate whether student undertaking mathematics learning with Web Based Learning model make better improvement in mathematical problem solving skill compared to those undertaking mathematics learning with conventional learning; 3) to investigate students’ attitude towards mathematics learning using Web Based Learning Model. This study used quasi-experimental methods, while the population in the study were all students of class XI Science SMAN 1 Lembang academic year 2013/2014. The sample take by purposive sampling technique, there is XI Science 1 as control group and XI Science 2 as eksperiment group. The test and non-test instruments were deployed in this study. The kind of test instruments used by study was essay based on indicator of mathematical problem solving skill and non-test instruments were in the forms of questionnaire, observation sheet and student’s daily journal. The result of this study show that: 1) students undertaking mathematics learning with Web Based Learning Model make better achievement in mathematical problem solving skill compared to those undertaking mathematics learning with conventional; 1) students undertaking mathematics learning with Web Based Learning Model make better improvement in mathematical problem solving skill compared to those undertaking mathematics learning with conventional; 2) all students have positive attitude towards mathematics learning using Web Based Learning model.

(6)

DAFTAR ISI

B. Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran ………..

C. Pembelajaran Berbasis Web (Web-Based Learning) ………

D. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web

(7)

E. Pembelajaran Konvensional ………..………..……

F. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis (Mathematical

Problem Solving) ………..………

G. Hipotesis Penelitian ………..

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian ……….

B. Populasi dan Sampel ………...

C. Variabel Penelitian ………..………..………...

D. Instrumen Penelitian ………...

1. Instrumen Data Kuantitatif ………

a. Validitas Butir Soal ……….

b. Reliabilitas ………

c. Indeks Kesukaran ………

d. Daya Pembeda ………..

2. Instrumen Data Kualitatif ………

a. Angket ………...

b. Lembar Observasi ………...

c. Jurnal Harian Siswa ………...

E. Alat atau Bahan Ajar ………...…...

(8)

4. Web ………...………..

c. Analisis Data Kualitas Peningkatan Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematis ……….

2. Data Kualitatif ………...

a. Angket ………...

b. Lembar Observasi ………...

c. Jurnal Harian Siswa ………...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………...………

1. Hasil Penelitian Data Kuantitatif ………...

a. Analisis Data Pretes ……….

1) Uji Normalitas Data Pretes ………

2) Uji Homogenitas Data Pretes ………

(9)

3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Pretes …….

b. Analisis Data Postes ……….

1) Uji Normalitas Data Postes ………

2) Uji Homogenitas Data Postes ………

c. Analisis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis ……….

1) Uji Normalitas Data N-gain ………

2) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data N-gain ……

d. Analisis Kualitas Peningkatan Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis ……….

2. Hasil penelitian Data Kualitatif ………

a. Analisis Data Hasil Angket ………...

b. Analisis Lembar Observasi ………...

c. Analisis Jurnal Harian Siswa ………

B. Pembahasan ………

1. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Siswa ……….

2. Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Model

Pembelajaran Berbasis Web (Web-Based Learning) …..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(10)

DAFTAR PUSTAKA ………

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……….

81

84

217

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 85

A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 100

A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 120

LAMPIRAN B B.1 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 134

B.2 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 138

B.3 Lembar Jawaban Tes ... 139

B.4 Rubrik Penskoran Tes ... 140

B.5 Kisi-kisi Angket Skala Sikap ... 141

B.6 Angket Sikap Siswa ... 142

B.7 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 143

B.8 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 144

B.9 Jurnal Harian Siswa ... 145

(11)

C.2 Kelompok Atas dan Kelompok Bawah ... 149

C.3 Komponen Hasil Uji Coba Tes ... 150

LAMPIRAN D D.1 Skor Tes Kelas Eksperimen ... 152

D.2 Skor Tes Kelas Kontrol ... 154

D.3 Hasil Uji Statistik Data Pretes ... 156

D.4 Hasil Uji Statistik Data Postes ... 159

D.5 Hassil Uji Statistik Indeks Gain ... 161

D.6 Data Mentah Angket ... 164

D.7 Data Skor Angket dengan Skala Likert ... 168

D.8 Data Indeks Gain Angket ... 170

D.9 Hasil Uji Statistik Data Indeks Gain Angket ... 172

LAMPIRAN E E.1 Contoh Hasil Jawaban Pretes Siswa ... 175

E.2 Contoh Hasil Jawaban Posttest Siswa ... 177

E.3 Contoh Hasil Jawaban LKS ... 185

E.4 Contoh Hasil Angket Siswa ... 200

E.5 Contoh Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 203

E.6 Contoh Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 204

E.7 Contoh Hasil Jurnal Harian Siswa ... 209

LAMPIRAN F F.1 Surat Izin Uji Instrumen ... 214

F.2 Surat Izin Penelitian ... 215

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis.. ... 32

Tabel 3.2 Kriteria Validitas Butir Soal ... 34

Tabel 3.3 Hasil Validitas Butir Soal ... 34

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas ... 36

Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran ... 37

Tabel 3.6 Hasil Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal ... 37

Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda ... 39

Tabel 3.8 Hasil Daya Pembeda Tiap Butir Soal ... 39

Tabel 4.1 Deskriptif StatistikData Skor Pretes ... 54

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes... 55

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Pretes... 56

Tabel 4.4 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Pretes ... 57

Tabel 4.5 Deskriptif Statistik Data Skor Postes ... 58

(13)

Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Postes ... 61

Tabel 4.8 Deskriptif Statistik Skor N-Gain ... 62

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data N-Gain ... 63

Tabel 4.10 Hasil Uji Mann-Whitney Data N-Gain ... 64

Tabel 4.11 Kriteria Indeks Gain... 65

Tabel 4.12 Skor Angket dan Kategori Sikap Siswa ... 66

Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 68

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan melalui

penetapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam KTSP ini

dijelaskan bahwa mata pelajaran matematika di sekolah bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien

dan tepat dalam pemecahan masalah,

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat melakukan manipulasi dalam

membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika,

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh,

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram atau media

(15)

5. Sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki

rasa ingin tahu. Perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta

sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. (Maemunah, 2010)

Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah yang tertulis

dalam KTSP adalah siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah.

Terlihat jelas bahwa kemampuan pemecahan masalah sangat penting untuk

ditingkatkan pada siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini sejalan

dengan pendapat Wirantiwi (2011: 3) bahwa :

pemecahan masalah adalah bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.

The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) merekomendasikan di tahun 1980 pada sebuah agenda “An Agenda for

Action” bahwa “Problem Solving be the focus of School Mathematics in the 1980s.” (Pemecahan masalah menjadi fokus utama dalam pelajaran matematika sekolah di tahun 1980-an) (Roebyanto dan Ranti, 2011).

Matematika adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

sehari-hari. Meskipun dalam bentuk perhitungan sederhana, matematika tetap

berperan penting dalam banyak hal. Saat ini terdapat sangat banyak anak yang

(16)

3

matematika sulit dan tidak menyenangkan, akibat proses pembelajaran

matematika yang salah dan sangat membebani anak.Jika kondisi tersebut

dibiarkan, persoalannya akan semakin kompleks, bahkan tidak menutup

kemungkinan para siswa akan menjauhi matematika. Hal ini sejalan dengan

pendapat Kuraesin (2005: 1) yang mengatakan bahwa sebagian besar siswa

menganggap matematika sebagai ilmu yang hanya menekankan pada

kemampuan berpikir logis dengan penyelesaian yang tunggal dan pasti,

sehingga matematika terkesan sebagai pelajaran yang kaku dan formal.

Padahal, dalam tantangan di era globalisasi seperti sekarang ini matematika

sangat dibutuhkan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi saat ini

memberikan banyak dampak terhadap dunia pendidikan khususnya. Siswa

akan memperoleh informasi dengan mudah dengan bantuan teknologi. Hal ini

menuntut pendidik untuk maju lebih depan dibanding peserta didiknya untuk

mendalami teknologi juga agar guru dapat membimbing dan mendampingi

siswanya dalam proses pembelajaran.

Memperhatikan pendapat di atas, nampak jelas bahwa sehebat apapun

kemajuan teknologi, peran guru tetap sangat diperlukan. Teknologi bukanlah

segalanya, karena hanya berperan sebagai media. Artinya peran guru tidak

(17)

sebagai alat bantu dalam pembelajaran guna membantu siswa agar

mempercepat proses pemahaman materi yang disampaikan dan mendampingi

siswa untuk siap menghadapi tantangan-tantangan globalisasi.

Perkembangan teknologi saat ini tentu banyak memberikan kontribusi

bagi masyarakat pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutrisno (2011:

3) “berbagai perangkat komputer beserta koneksinya dapat menghantarkan

peserta belajar secara tepat dan akurat apabila dimanfaatkan secara benar dan

tepat.” Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang tanggap untuk

menjawab tantangan globalisasi ini. Tantangan ini mendorong guru agar

memikirkan strategi pembelajaran apa yang tepat untuk diimplikasikan

terhadap siswa.

Gerlach dan Ely (1980) dalam Uno (2007: 1) menjelaskan bahwa

strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan

metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Oleh karena

itu, pemilihan metode pembelajaran juga penting. Pemanfaatan metode

pembelajaran sangat diperlukan agar dapat mencapai hasil pembelajaran yang

memuaskan dan kompetensi yang diinginkan.

Pemilihan metode pembelajaran penting untuk diperhatikan dalam

pembelajaran matematika agar manfaatnya dapat tercapai. Metode

(18)

5

penting, karena matematika dianggap membosankan oleh peserta didik. Guru

yang dominan di dalam kelas dianggap sebagai suatu faktor dalam

permasalahan ini. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang tepat

sehingga mampu membangkitkan kinerja guru juga peserta didik yang mampu

berperan aktif di dalam kelas. Metode pembelajaran yang diterapkan tentunya

harus mampu membantu guru untuk mempermudah pencapaiannya dalam

pengajaran. Maka dari itu guru harus pandai mengaplikasikan metode

pembelajaran di dalam kelas. Metode pembelajaran yang baik seharusnya

dikembangkan sesuai kebutuhan peserta didik, serta mengikuti perkembangan

teknologi saat ini agar up to date.

Pembelajaran berbasis web (web-based learning) adalah salah satu

metode pembelajaran yang dapat diterapkan di tengah era globalisasi saat ini.

Pembelajaran berbasis web merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang

memanfaatkan media situs (website) yang bisa diakses melalui jaringan

internet. Maka dari itu, guru yang menerapkan pembelajaran berbasis web

(web-based learning) otomatis melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan komputer. Hal ini mengakibatkan keterlibatan siswa untuk

dapat mengoperasikan komputer juga memanfaatkan web dengan baik agar

mendapatkan informasi dengan tepat. Hal ini sejalan dengan pendapat

(19)

guru dalam melaksanakan pembelajaran terintegrasi TIK akan memungkinkan

bagi siswa mempelajari teknologi agar piawai mencari sumber informasi,

menganalisis, memecahkan masalah, dan menjadi komunikator yang baik”.

Kemajuan teknologi di era globalisasi saat ini merupakan tantangan

bagi semua pihak, begitu pula dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat

mempermudah siapa saja untuk mendapatkan informasi secara global.

Tuntutan dalam menjawab globalisasi pendidikan telah hadir di depan mata.

Seperti yang kita ketahui di era globalisasi saat ini teknologi dan informasi

semakin canggih. Dampak positif dari kemajuan tersebut adalah informasi

yang semakin mudah untuk diperoleh. Apabila kita tidak mengikuti

perkembangan teknologi saat ini dapat dibayangkan seberapa jauh kita

tertinggal dibandingkan adik-adik atau anak-anak kita nanti.

Pembelajaran berbasis web (web-based learning) dapat diaplikasikan

pada mata pelajaran matematika. Melalui pembelajaran berbasis web

(web-based learning) matematika dikemas lebih menarik. Peserta didik tidak hanya mendapatkan bimbingan materi dari guru hanya di sekolah saja, ia dapat

dibimbing di rumah juga sehingga pencapaian materi dan pemahaman konsep

matematika dapat lebih efektif.

Proses belajar mengajar melalui pembelajaran berbasis web juga

(20)

7

berani untuk bertanya, karena proses web-based learning dilakukan secara online, maka peserta didik dapat bertanya saat kegiatan pembelajaran online berlangsung dengan chatting langsung kepada gurunya. Selain itu, peserta didik juga dapat mengunduh materi matematika yang mereka inginkan

melalui web yang telah disediakan. Hal ini tentu sangat membantu peserta didik untuk melakukan perubahan dalam sistem pembelajaran mereka

khususnya dalam pembelajaran matematika, karena melalui pembelajaran

berbasis web siswa diarahkan untuk bebas bertanya, belajar mandiri sehingga

mampu untuk memecahkan masalah matematis baik dikelas maupun di luar

kelas. Oleh karena itu, pembelajaran berbasis web dapat dijadikan solusi

alternatif untuk membantu siswa memecahkan masalah matematis serta

menghadapi persaingan di era globalisasi saat ini. Melalui pembelajaran

berbasis web (web-based learning) siswa dapat belajar mandiri meskipun

tidak berhadapan dengan guru secara langsung (face-to-face). Hal ini tentu

membantu kemampuan siswa untuk memecahkan masalah matematis.

Pembelajaran berbasis web dapat didesain sedemikian sehingga dapat

memberi ruang pada siswa untuk mengembangkan kemampuan pemecahan

masalah. Selama proses pembelajaran melalui pembelajaran berbasis web

(web-based learning) setiap siswa berkesempatan untuk bertanya langsung

(21)

rumah mereka masing-masing. Selain itu juga, para siswa dapat menuangkan

idenya langsung kepada orang lain untuk menawarkan alternatif ide dalam

memecahkan masalah matematis. Tentu saja hal ini menciptakan suasana

diskusi yang kondusif antara siswa dan guru. Namun, pembelajaran berbasis

web (web-based learning) masih dipandang sesuatu hal yang baru dan sulit

untuk diaplikasikan. Hal ini terjadi karena kurangnya kualitas sumber daya

manusia (guru) yang mampu mengembangkan pembelajaran berbasis web di

sekolah, keterbatasan perangkat (hard ware dan software) komputer di sekolah dilihat dari segi kuantitas serta kualitasnya, selain itu juga adanya

faktor kekhawatiran akan pengaruh negatif dari penggunaan web dalam

pembelajaran (Hartati, 2010: 7).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Implementasi Pembelajaran

Berbasis Web (Web-Based Learning) sebagai Upaya Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

(22)

9

1. Apakah pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

yang memperoleh pembelajaran matematika berbasis web lebih tinggi

daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?

2. Bagaimanakah kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika berbasis

web?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, diantaranya :

1. Mengetahui pengaruh pembelajaran matematika berbasis web

terhadap pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis

bagi siswa.

2. Mengetahui pengaruh pembelajaran matematika berbasis web

terhadap kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematis bagi siswa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi

nyata bagi berbagai kalangan berikut ini :

1. Bagi siswa, diharapkan dapat menikmati proses pembelajaran matematika

(23)

matematis khususnya pada siswa SMA dalam mengahadapi persaingan

global saat ini.

2. Bagi guru bidang studi matematika, pembelajaran berbasis web dapat

dijadikan salah satu model pembelajaran alternatif untuk mempersiapkan

diri agar menjadi guru yang siap menghadapi kemajuan IPTEK saat ini

dalam menyampaikan materi kepada siswa SMA, khususnya jika

berhubungan dengan pemecahan masalah matematis.

3. Bagi peneliti, memberikan gambaran yang jelas tentang aplikasi

pembelajaran berbasis web dalam aktivitas belajar siswa sehingga dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, selain

itu juga memberikan gambaran sejauh mana para siswa beserta gurunya

siap menghadapi kemajuan IPTEK saat ini.

4. Bagi sekolah dan mutu pendidikan, diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan untuk mengaplikasikan pembelajaran matematika berbasis

web dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di

Indonesia.

E. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda tentang istilah-istilah

(24)

11

yang sedang dibicarakan, sehingga dapat bekerja lebih terarah, maka beberapa

istilah perlu didefinisikan secara operasional. Istilah-istilah tersebut adalah :

1. Pembelajaran berbasis web (web-based learning) adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) yang bisa diakses

melalui jaringan internet. Web-based learning dilaksanakan karena adanya jaringan internet. Jaringan internet menjadikan pembelajaran

berbasis web sebuah pengalaman belajar baru untuk berkomunikasi dan

menyampaikan informasi pembelajaran.

Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis web (web-based learning) adalah

sebagai berikut :

a. Interaksi

b. Ketergantungan

c. Relevansi

2. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada

guru (teacher centred) dengan metode ekspositori. Pembelajaran

konvensianal diawali dengan pemberian informasi atau ceramah dalam

(25)

dengan pemberian contoh-contoh soal, dan diakhiri dengan latihan untuk

diselesaikan.

3. Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan

memecahkan masalah matematis berdasarkan langkah-langkah Polya : a)

memahami masalah, b) merencanakan pemecahan masalah, c)

melaksanakan proses penyelesaian masalah, d) memeriksa hasil yang

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model

pembelajaran berbasis web (web-based learning) dalam pembelajaran

matematika. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Ruseffendi (2005:

52) menyatakan bahwa “Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan

secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya”. Hal ini

dilakukan dengan pertimbangan bahwa apabila pembentukan kelas baru hanya

akan menyebabkan kekacauan jadwal pelajaran yang telah ditentukan oleh

sekolah.

Desain penelitiannya adalah desain kelompok kontrol non-ekivalen (the

nonequivalent control group design). Penelitian ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen

diberi perlakuan berupa pembelajaran matematika berbasis web (web-based

learning), sedangkan pada kelompok kontrol diberi pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Selanjutnya, kedua kelompok tersebut akan

(27)

Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut (Ruseffendi, 2005: 53).

O X O

O O

Keterangan:

O = Pretes (tes awal) dan postes (tes akhir)

X = Perlakuan berupa pembelajaran berbasis web (web-based learning)

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 1

Lembang tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat kelas yaitu kelas XI IPA 1,

XI IPA 2, XI IPA3, XI IPA 4. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

teknik pusposive sampling yang bersifat subyektif, artinya pemilihan sampel didasarkan pada pertimbangan peneliti dan guru yang bersangkutan. Sehingga terpilih

sebagaian sampel penelitian, yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Kelas XI IPA 2

terpilih menjadi kelas eksperimen yang akan diberi pembelajaran matematika

berbasis web, sedangkan kelas XI IPA 1 dijadikan sebagai kelas kontrol yang akan

diberikan pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional. Jumlah siswa

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sama yaitu 44 siswa di kelas

(28)

31

Pada penelitian ini terdapat dua buah variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika

berbasis web, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa dan sikap siswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari: 1) instrumen

untuk menganalisis data kuantitatif dan kualitatif. Instrumen data kuantatif berupa tes

yang digunakan pada saat pretes (tes yang dilakukan sebelum perlakuan diberikan)

dan pada saat postes (tes yang dilakukan setelah perlakuan diberikan). Sedangkan

instrumen untuk menganalisis data kualitatif terdiri dari angket, lembar observasi, dan

jurnal harian siswa. Berikut ini akan dijelaskan tentang instrumen penelitian secara

lebih rinci.

1. Instrumen Data Kuantitatif

Instrumen data kuantitatif berupa tes uraian yang disusun berdasarkan

indikator kemampuan pemecahan masalah matematis. Tes yang digunakan

berbentuk uraian yang terdiri dari 4 butir soal. Soal-soal yang terdapat pada

pretes sama dengan soal-soal yang terdapat pada postes. Pretes diberikan

dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa sebelum perlakuan, sedangkan postes diberikan dengan tujuan melihat

(29)

Sebelum digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen

kepada siswa di luar sampel yang telah mempelajari materi diferensial. Uji

coba tes dilakukan untuk mengetahui kualitas instrumen meliputi: validitas,

reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda. Uji coba instrumen tes

kemampuan pemecahan masalah matematis telah dilakukan kepada siswa

kelas XII IPA 3 SMAN 1 Lembang.

Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diberi skor

sesuai rubrik penskoran. Pedoman pemberian skor kemampuan pemecahan

masalah matematis yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi dari

model studi Schoen dan Oehmke (Sumarno, 1994: 25-26) yaitu sebagai

berikut.

Tabel 3.1

Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Respons siswa terhadap soal Skor

1. Memahami Masalah

 Salah menginterpretasikan/salah sama sekali

 Salah menafsirkan masalah, mengabaikan kondisi soal

 Memahami masalah soal selengkapnya

0 1 2 2. Membuat dan menjalankan rencana pemecahan

 Tidak ada rencana, membuat rencana yang tidak relevan

(30)

33

 Membuat dan menjalankan rencana sesuai dengan prosedur dan memperoleh jawaban yang benar

3. Melakukan perhitungan

 Tidak jawaban atau jawaban salah

 Melaksanakan prosedur yang benar dan mungkin jawaban benar, tetapi salah perhitungan

 Melaksanakan proses yang benar dan mendapatkan hasil benar

0 1

2

Lanjutan Tabel 3.1

Respons siswa terhadap soal Skor

4. Memeriksa kembali hasil

 Tidak ada pemeriksaan atau tidak ada keterangan

 Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas

 Pemeriksaan dilaksanakan untuk melihat kebenaran proses

0 1 2 Sumber: Diadaptasi dari pemberian skor pemecahan masalah model studi Schoen dan

Oehmke (Sumarno, 1994: 25-26)

Setelah data skor hasil uji coba instrumen diperoleh, data tersebut dianalisis untuk

diketahui validitas butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda butir soal, dan indeks

kesukaran butir soal.

a. Validitas Butir Soal

Suatu data dikatakan valid apabila sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya. Oleh karena itu suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi (Suherman, 2003: 102).

Dalam penelitian ini, untuk mencari koefisien validitas instrumen adalah

(31)

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ √ ∑ ∑

Keterangan:

= Validitas empirik soal

N = Banyak subyek

X = Skor tiap butir soal masing-masing siswa

Y = Skor total masing-masing siswa

Koefisien validitas ( ) menurut Suherman (2003: 113)

diinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3.2

Kriteria Validitas Butir Soal Koefisien validitas ( ) Kriteria

Validitas sangat tinggi Validitas tinggi Validitas sedang Validitas rendah Validitas sangat rendah

Tidak valid

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007 dalam

menentukan daya validitas untuk setiap butir soal, maka diperoleh hasil

sebagai berikut.

(32)

35

No

Soal

Nilai tabel Kriteria Kategori

1 0,93

0,308

Valid Sangat tinggi

2 0,66 Valid Sedang

3 0,67 Valid Sedang

4 0,89 Valid Tinggi

b. Reliabilitas

Suherman (2003: 131) mengemukakan bahwa “suatu alat evaluasi

dikatakan reliabel apabila hasil evaluasi tersebut memberikan hasil yang

tetap sama (konsisten, ajeg)”. Adapun bentuk soal tes yang digunakan pada

penelitian ini adalah soal tes tipe subjektif atau uraian, karena itu menurut

Suherman (2003: 154) untuk mencari koefisien reliabilitas ( )

menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

= Koefisien reliabilitas

n = Banyaknya butir soal (item)

∑ = Jumlah varians skor setiap soal

(33)

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat

evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J.P Guilford

(Suherman, 2003: 139) sebagai berikut ini.

Tabel 3.4

0,20 11 Reliabilitas rendah

0,70 r

0,40 11 Reliabilitas sedang

0,90 r

0,70 11 Reliabilitas tinggi

1,00 r

0,90 11 Reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan hasil pengolahan dari Microsoft Office Excel 2007, reliabilitas data hasil tes siswa adalah 0,73. Menurut kriteria dari koefisien

reliabilitas termasuk derajat reliabilitas tinggi.

c. Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan derajat

(34)

37

1,00 (Suherman, 2003: 169). Untuk mengetahui indeks kesukaran tiap butir

soal digunakan rumus dari Depdiknas (Dainah, 2012: 33), yaitu sebagai

berikut.

̅

Keterangan :

IK = Indeks Kesukaran

̅ = Rata-rata skor tiap soal

SMI = Skor maksimum ideal

Kriteria indeks kesukaran tiap butir soal (Suherman, 2003: 170)

sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kriteria Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Kriteria

Soal terlalu sukar Soal sukar Soal sedang

Soal mudah

Soal terlalu mudah

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007

(35)

Tabel 3.6

Hasil Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal Nomor

Soal

Indeks Kesukaran Kriteria

1 0,69 Soal sedang

2 0,71 Soal mudah

3 0,76 Soal mudah

4 0,61 Soal sedang

d. Daya Pembeda

Daya pembeda sebuah soal menyatakan sejauh mana kemampuan

butir soal mampu membedakan siswa yang menjawab benar dan siswa yang

menjawab salah. Galton (Suherman, 2003: 159) mengemukakan bahwa

“Daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk

membedakan antara testi (siswa) yang pandai atau berkemampuan tinggi

dengan siswa yang bodoh”.

Untuk menentukan daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus

(36)

39

Kriteria untuk daya pembeda (Suherman, 2003:161) diinterpretasikan

sebagai berikut.

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007

dalam menentukan daya pembeda untuk setiap butir soal, maka diperoleh

hasil sebagai berikut.

Tabel 3.8

(37)

Nomor Soal Daya Pembeda (DP) Interpretasi

1 0,54 Baik

2 0,33 Cukup

3 0,37 Cukup

4 0,73 Sangat Baik

Berdasarkan hasil uji validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya

pembeda terhadap data hasil uji coba instrumen yang telah diuraikan di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang disusun layak untuk

digunakan dalam penelitian.

2. Instrumen Data Kualitatif

a. Angket

Angket merupakan instrumen non-tes yang mengukur aspek afektif.

Menurut Suherman (2003: 56), “angket adalah suatu daftar pertanyaan atau

pernyataan yang harus dijawab oleh orang yang akan dievaluasi

(responden)”. Tujuan pembuatan angket sikap siswa adalah untuk

mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika, khususnya

yang menggunakan pembelajaran berbasis web. Skala yang digunakan

(38)

41

pernyataan dengan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju

(TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

b. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan data pendukung yang dinilai pada saat

penelitian berlangsung. Lembar observasi harus diisi oleh seorang observer

(pengamat) yang bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam

kegiatan pembelajaran berbasis web. Hal tersebut dibuat untuk

mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana dan tujuan

penelitian.

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas

dua bagian yaitu lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dalam

mengelola pembelajaran dan lembar observasi untuk mengamati aktivitas

siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi aktivitas

siswa berfungsi untuk menilai partisipasi siswa dalam proses pembelajaran

berbasis web.

c. Jurnal Harian Siswa

Jurnal harian siswa ini adalah karangan siswa yang dibuat setiap

akhir pembelajaran. Siswa bebas memberikan tanggapan, kritikan, atau

komentar tentang pembelajaran matematika berbasis web. Jurnal harian

(39)

komentar siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan guna

memperbaiki pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

E. Alat atau Bahan Ajar

Alat atau bahan ajar yang disusun dalam penelitian ini yaitu rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS).

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun setiap pertemuan

pembelajaran. RPP ini memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran dan kegiatan

pembelajaran. RPP disusun untuk 3 pertemuan, RPP untuk kelas eksperimen

menggunakan model pembelajaran berbasis web sedangkan RPP untuk kelas

kontrol menggunakan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.

2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar kegiatan siswa (LKS) ini memuat kegiatan dan

permasalahan-permasalahan yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS yang diberikan pada kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis web.

(40)

43

Power point ini memuat materi ajar yang harus dipelajari oleh siswa. Pemberian materi ajar dalam bentuk power point hanya diberikan pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis web saja.

4. Web

Web ini telah dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menggunakan

web ini untuk men-download materi ajar yang sedang dipelajari maupun yang

akan dipelajari selanjutnya. Web ini juga memfasilitasi siswa untuk

mengumpulkan tugas individu maupun kelompok. Selain itu, melalui web ini

siswa dapat melakukan pembelajaran mandiri di rumah dan berdiskusi langsung

dengan teman maupun guru.

F. Prosedur Penelitian

Tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan dalam melaksanakan penelitian ini

yaitu sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti.

b. Mengajukan judul penelitian yang akan dilaksanakan.

c. Menyusun proposal penelitian.

d. Melaksanakan seminar proposal.

(41)

g. Membuat instrumen penelitian.

h. Mengurus perizinan ke sekolah yang akan dijadikan tempat uji coba instrumen

dan tempat penelitian yaitu SMAN 1 Lembang.

i. Menguji instrumen penelitian.

j. Menganalisis hasil uji coba instrumen.

k. Membuat RPP, LKS dan instrumen penelitian.

l. Mengkonsultasikan RPP, LKS dan instrumen penelitian ke dosen

pembimbing.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.

a. Menentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian yaitu

kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas

kontrol.

b. Melaksanakan tes awal (pretes) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis awal siswa

sebelum mendapat perlakuan pembelajaran.

c. Melaksanakan pembelajaran berbasis web pada kelas eksperimen dan

pembelajaran dengan pendekatan konvensional pada kelas kontrol.

d. Melaksanakan observasi pada kelas eksperimen.

(42)

45

f. Memberikan angket pada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui sikap

siswa terhadap pembelajaran matematika berbasis web.

3. Tahap Analisis Data

Setelah penelitian selesai dilaksanakan, hasil data kuantitatif dan kualitatif

dikumpulkan untuk kemudian diolah dan dianalisis.

4. Tahap Penyusunan Laporan

Setelah penelitian dan analisis data selesai, dilakukan penyusunan laporan. Hasil

data yang telah diolah dan dianalisis kemudian melakukan bimbingan serta

merevisi hasil laporan setelah melakukan bimbingan.

G. Analisis Data

Secara garis besar dalam penelitian ini ada dua jenis data yang diperoleh

selama penelitian, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data yang diperoleh

tersebut kemudian diolah dan dianalisis sehingga dapat digunakan untuk menjawab

rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun analisis data yang dilakukan adalah

sebagai berikut.

1. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil data pretes, postes/indeks gain yang

diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengolahan data kuantitatif

dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretes, postes/index gain dari

(43)

software SPSS (Statistical Package and Service Solution) versi 18.0 for windows. Langkah-langkah untuk menganalisis data kuantitatif adalah sebagai berikut.

a. Analisis Data Pretes

Analisis data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol bertujuan untuk

mengetahui kemampuan awal kedua kelas, apakah kedua kelas tersebuut

mempunyai kemampuan yang setara atau tidak. Skor pretes kemampuan

pemecahan masalah matematis yang diperoleh, dilakukan pengujian sebagai

berikut:

1) Deskriptif Statistik Data Pretes

Deskriptif statistik dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai

data pretes yang diperoleh. Adapun data deskriptif yang dihitung adalah nilai

maksimum, nilai minimum, rata-rata, varians, standar deviasi, dan jumlah

siswa.

2) Uji Normalitas Data Pretes

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data diperlukan untuk

menentukan statistic pengujian beda dua rerata yang akan digunakan.

Pengujian normalitas data dengan bantuan software SPSS versi 19.0 menggunakan uji statistika Saphiro-Wilk dengan taraf signifikansi 5%.

(44)

47

perbedaan dua rata-rata. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis

tidak berdistribusi normal, dilakukan uji statistik non-parametrik yaitu

dengan menggunakan uji Mann-Whitney.

3) Uji Homogenitas Varians Data Pretes

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok

data yang diuji memiliki varians yang homogen atau tidak. Pengujian

homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan uji statistika Levene’s

test pada taraf signifikansi 5%.

4) Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pretes

Hal ini dilakukan untuk melihat apakah skor pretes kedua kelas bukan

atau tidak. Jika data memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas, maka

pengujian hipotesisnya menggunakan uji t yaitu Independent Two Sample t-Test. Sedangkan jika data memenuhi asumsi normalitas tetapi tidak homogen, maka pengujiannya hipotesisnya menggunakan pengujian t’ yaitu

Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua variansi tidak homogen.

b. Analisis Data Postes

Pengolahan data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol bertujuan

untuk mengetahui kemampuan akhir kedua kelas. Skor postes kemampuan

pemecahan masalah matematis yang diperoleh, dilakukan pengujian sebagai

(45)

1) Deskriptif Statistik Data Postes

Deskriptif statistik dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai

data postes yang diperoleh. Adapun data deskriptif yang dihitung adalah nilai

maksimum, nilai minimum, rata-rata, varians, standar deviasi, dan jumlah

siswa.

2) Uji Normalitas Data Postes

Pengujian normalitas data menggunakan bantuan software SPSS versi 19.0 yaitu uji statistika Saphiro-Wilk dengan taraf signifikansi 5%.

Apabila kedua data berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan dengan uji

homogenitas varians untuk mengetahui statistik uji yang sesuai pada uji

perbedaan dua rata-rata. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis

tidak berdistribusi normal, dilakukan uji statistik non-parametrik yaitu uji

Mann-Whitney.

3) Uji Homogenitas Varians Data Postes

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua

kelompok data yang diuji memiliki varians yang homogen atau tidak.

Pengujian homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan uji statistika

Levene’s test pada taraf signifikansi 5%.

(46)

49

Uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan rata-rata secara signifikan atau tidak dari kedua kelas. Pengujian

perbedaan dua rata-rata ini dengan menggunakan uji non-parametrik yaitu uji

Mann-Whitney.

C. Analisis Data Kualitas Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa

Jika hasil pretes kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan

kemampuan pemecahan masalah matematis yang sama, maka data yang digunakan

untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis adalah

data postes. Namun, jika hasil pretes kelas kontrol dan kelas eksperimen

menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematis yang berbeda, maka data

yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematis adalah data index gain. Index gain ini dihitung dengan menggunakan rumus dari Hake (Kurniawan, 2011: 43), yaitu sebagai berikut.

�� � �

Adapun kriteria index gain menurut Hake (Kurniawan, 2011: 43) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.9 Kriteria Index Gain

(47)

g Tinggi g Sedang g Rendah

Dalam penelitian ini karena data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol

menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematis yang berbeda maka data

yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematis adalah data index gain. Cara pengolahan data skor index gain adalah mendeskripsikan data index gain dengan cara menghitung rata-rata kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari angket, lembar observasi dan jurnal harian siswa

yang diberikan pada kelas eksperimen. Pengolahan untuk masing-masing data

kualitatif tersebut adalah sebagai berikut.

a. Angket

Angket diberikan kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui

sikap siswa terhadap pembelajaran matematika berbasis web. Angket pada

penelitian ini terdiri dari dua buah kelompok pernyataan yaitu pernyataan

positif dan pernyataan negatif. Jenis angket yang diberikan berupa angket

tertutup, maka untuk mengolah data yang diperoleh dari angket menggunakan

(48)

51

Angket ini memuat pernyataan yang disajikan dalam dua bentuk

pernyataan, yaitu pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif

(unfavorable). Setiap pernyataan diberikan empat pilihan jawaban, yaitu Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Setiap pernyataan dalam angket skala Likert memiliki skor yang berbeda, kategori angket skala Likert (Suherman, 2003: 191) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.10

Kategori Skor Angket skala Likert

Skor siswa dihitung dengan cara menjumlahkan bobot skor setiap pernyataan

dari alternatif jawaban yang dipilih.

Setelah angket diolah dengan menggunakan cara seperti di atas maka

sikap siswa terhadap sebuah pernyataan dapat digolongkan ke dalam sikap

positif atau sikap negatif. Penggolongan ini dilakukan dengan

membandingkan skor subjek dengan skor alternatif jawaban netral dari

pernyataan. Apabila rata-rata skor siswa terhadap pernyataan lebih dari tiga,

maka dapat dikatakan bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis web Jenis

Pernyataan

Skor

SS S TS TS

Positif 5 4 2 1

(49)

tiga, maka dapat dikatakan bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis

web adalah negatif (Suherman, 2003: 191).

b. Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung

aktivitas dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Data hasil

observasi ditulis dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara deskriptif.

c. Jurnal Harian Siswa

Penilaian jurnal harian siswa dilakukan untuk menganalisis pendapat

siswa setelah selesai pembelajaran. Data yang terkumpul ditulis dan dipisahkan

mana yang termasuk jurnal yang bersifat positif dan mana yang bersifat negatif,

sehingga dapat disimpulkan secara umum sebagai bahan evaluasi untuk proses

(50)

53

DAFTAR PUSTAKA

Ruseffendi. (1988). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya

Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung:

Tarsito.

Uno, B, Hamzah. (2011). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang

Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Rusman. Kurniawan, Deni. dan Riyana, Cepi. (2012). Pembelajaran Berbasis

Teknologi

Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta:

Rajawali Pers.

Sutrisno. (2011). Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi Informasi

(51)

Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada Press

Izzati. (2010). Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis:

Apa,

Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya Pada Peserta Didik.

[Online]. Tersedia:

http://bundaiza.wordpress.com/2010/05/23/berpikir-

kreatif-dan-kemampuan-pemecahan-masalah-matematis-apa-mengapa-

dan-bagaimana-mengembangkannya-pada-peserta-didik-pendidikan-matematika-realistik-rme/ [20 Oktober 2012]

Hartati, Linda. (2011). Pengaruh pembelajaran matematika berbasis komputer

terhadap

peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

(52)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran berbasis web (web-based learning)

terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMA di

SMAN 1 Lembang diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran berbasis web lebih tinggi daripada siswa yang

memperoleh pembelajaran konvensional.

2. Kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran matematika berbasis web lebih baik daripada

siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka perlu dikemukakan beberapa saran berikut ini.

1. Karena pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis web (web-based learning) dapat meningkatkan kemampuan

(53)

berbasis web ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang

dapat diterapkan dalam proses pembelajaran matematika.

2. Untuk penelitian selanjutnya mengenai penggunaan model pembelajaran

berbasis web (web-based learning) dapat diterapkan pada materi, indikator,

dan kompetensi matematik yang berbeda dengan subjek penelitian yang lebih

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, N. (2011). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. [Online] Tersedia: http:// noviansangpendiam. blogspot.com/ 2011/ 04/ kemampuan-pemecahan-masalah-matematika.html [8 Agustus 2011]

Aprilianti, R. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Metakognitif. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Boeree, C. G. (2006). Personality Theories; Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. Yogyakarta: Prismasophie

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera

Dedi. (2012). Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Para Ahli [Online]. Tersedia: http://dedi26.blogspot.com/2012/06/pengertian-strategi-pembelajaran.html [7 Januari 2013]

Fani, Y. M. (2012). Pengaruh Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Posing terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Gordah, E.K. (2009). Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematik Melalui Pendekatan Open Ended. Tesis Pada SPS UPI. Bandung. Tidak Diterbitkan.

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change Gain Score [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [27 Desember 2012]

(55)

Izzati. (2010). Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya

Pada Peserta Didik. [Online]. Tersedia:

http://bundaiza.wordpress.com /2010/05/23/berpikir-kreatif-dan-kemampuan – pemecahan – masalah – matematis – apa – mengapa – dan - bagaimana-mengembangkannya-pada-peserta-didik-pendidikan-matematika-realistik-rme/ [20 Oktober 2012]

Kholik, Muhammad. (2011). Metode Pembelajaran Konvensional. [Online]. Tersedia:http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/metode-pembelajaran-konvensional/ [30 Oktober 2012]

Maemunah, S .(2010). Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMA. Skripsi. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Permana, Y. (2010). Mengembangkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi, dan Disposisi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Model-Eliciting Activities. Disertasi Pascasarjana UPI: Tidak Diterbitkan.

Roebyanto dan Ranti. (2011). Hakekat suatu masalah matematika. [Online]. Tersedia: http://midt-pmm.wikispaces.com/Unit+1.[8 Agustus 2011]

Ruseffendi. (1988). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Russeffendi, E. T. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Rusman. Kurniawan, Deni. dan Riyana, Cepi. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Saifuddin, Azwar. (1995). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(56)

83

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA UPI

Suherman, E. (2003). Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Suherman, E. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Hands-out Perkuliahan FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Sumarno, U. (1994). Suatu Alternatif Pengajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Guru dan Siswa SMP. Laporan Penelitian pada Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA IKIP Bandung.

Sunarto. (2009). Pembelajaran Konvensional Paling Banyak Dikritik, Namun Paling Disukai. [Online]. Tersedia: http:// sunartombs.wordpress.com /2009/03/02/ pembelajaran-konvensional-banyak-dikritik-namun-paling-disukai/ [2 Desember 2012]

Suryawan, P, Herry. Strategi Pemecahan Masalah Matematika. [Online]. Tersedia : http://herryps.files.wordpress.com/2010/09/strategi-pemecahan-masalah-matematika.pdf [5 Januari 2013]

Susilawati. (2012). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah MatematisSerta Kaitannya Dengan Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika Pada Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Sutrisno. (2011). Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi Informasi & Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada Press.

Tsai, P.-S., Hwang, G.-J., Tsai, C.-C., Hung, C.-M., & Huang, I. (2012). “An Electronic Library-based Learning Environment for Supporting Web-based Problem-Solving Activities”. Journal of Educational Technology & Society. 15, (4), 252–264.

(57)

Uno, B, H. (2009). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, B, H. (2011). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 4.11 Kriteria Indeks Gain................................................................................
Tabel 3.1 Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Tabel 3.4  Kriteria Reliabilitas
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran Menggunakan Permainan Media Balok Untuk Meningkatkan Kemampuan Visual- Spasial Anak Taman Kanak-Kanak.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Kualitas Aparatur Pemerintah daerah dan Good Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan di Kota Semarang (Studi Kasus pada

PENENTUAN KADAR PROTEIN PADA TAUCO DENGAN METODE KJELDAHL DIBALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN MEDAN..

w imr Kecepatan angin induksi arah vertikal pada rotor utama m/s. w hf Kecepatan angin relatif arah vertikal, lokal di sirip horisontal

Konsentrasi nitrat di

Skripsi dengan judul “Pembuatan Tablet Kalsium Laktat Dengan Metode Cetak Langsung Menggunakan Maltodekstrin Sebagai Bahan Penghancur” disusun untuk melengkapi salah satu

Write a composition of about 350 words on one of the following topics.. Describe your

yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit umum kota Padang Sidimpuan yaitu faktor Fasilitas (37,011%), faktor Ketanggapan (18,939%).. Kedua faktor