IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (WEB-BASED LEARNING)
SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA (Suatu Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMAN 1 Lembang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh
Annisa Nasrul Syawal
0808766
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (WEB-BASED LEARNING)
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA
Oleh
Annisa Nasrul Syawal
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Annisa Nasrul Syawal 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ANNISA NASRUL SYAWAL
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (WEB-BASED LEARNING)
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Prof. H. Dr. Yaya S. Kusumah, M. Sc., Ph. D. NIP. 195909221983031003
Pembimbing II
Dr. Bambang Avip, M. Si. NIP. 19641205199031001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
ABSTRAK
Annisa Nasrul Syawal. (2013). Implementasi Pembelajaran Berbasis Web (Web-Based Learning) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis bagi siswa yang mendapatkan pembelajaran matematikan dengan model pembelajaran berbasis web dan konvensional; 2) untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis web dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, dengan populasi seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 1 Lembang tahun ajaran 2013/2014. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Dari populasi tersebut diambil dua kelas sebagai sampel penelitian, yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas control dan XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes berbentuk uraian berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis dan instrumen non-tes berupa angket, lembar observasi dan jurnal harian siswa. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan model pembelajaran berbasis web (web-based learning) pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematisnya lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional; 2) siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan model pembelajaran berbasis web (web based learning) kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematisnya lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional.
ABSTRACT
Annisa Nasrul Syawal. (2013). The Implementation Mathematics Learning Using Web Based Learning for Improving Mathematical Problem Solving Skill of Senior High School Students.
This study is motivated by the lack of student’s mathematical problem skill. The purpose of this study is: 1) to investigate whether student undertaking mathematics learning with Web Based Learning model make better achievement in mathematical problem solving skill compared to those undertaking mathematics learning with conventional learning; 2) to investigate whether student undertaking mathematics learning with Web Based Learning model make better improvement in mathematical problem solving skill compared to those undertaking mathematics learning with conventional learning; 3) to investigate students’ attitude towards mathematics learning using Web Based Learning Model. This study used quasi-experimental methods, while the population in the study were all students of class XI Science SMAN 1 Lembang academic year 2013/2014. The sample take by purposive sampling technique, there is XI Science 1 as control group and XI Science 2 as eksperiment group. The test and non-test instruments were deployed in this study. The kind of test instruments used by study was essay based on indicator of mathematical problem solving skill and non-test instruments were in the forms of questionnaire, observation sheet and student’s daily journal. The result of this study show that: 1) students undertaking mathematics learning with Web Based Learning Model make better achievement in mathematical problem solving skill compared to those undertaking mathematics learning with conventional; 1) students undertaking mathematics learning with Web Based Learning Model make better improvement in mathematical problem solving skill compared to those undertaking mathematics learning with conventional; 2) all students have positive attitude towards mathematics learning using Web Based Learning model.
DAFTAR ISI
B. Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran ………..
C. Pembelajaran Berbasis Web (Web-Based Learning) ………
D. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web
E. Pembelajaran Konvensional ………..………..……
F. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis (Mathematical
Problem Solving) ………..………
G. Hipotesis Penelitian ………..
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian ……….
B. Populasi dan Sampel ………...
C. Variabel Penelitian ………..………..………...
D. Instrumen Penelitian ………...
1. Instrumen Data Kuantitatif ………
a. Validitas Butir Soal ……….
b. Reliabilitas ………
c. Indeks Kesukaran ………
d. Daya Pembeda ………..
2. Instrumen Data Kualitatif ………
a. Angket ………...
b. Lembar Observasi ………...
c. Jurnal Harian Siswa ………...
E. Alat atau Bahan Ajar ………...…...
4. Web ………...………..
c. Analisis Data Kualitas Peningkatan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ……….
2. Data Kualitatif ………...
a. Angket ………...
b. Lembar Observasi ………...
c. Jurnal Harian Siswa ………...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ………...………
1. Hasil Penelitian Data Kuantitatif ………...
a. Analisis Data Pretes ……….
1) Uji Normalitas Data Pretes ………
2) Uji Homogenitas Data Pretes ………
3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Pretes …….
b. Analisis Data Postes ……….
1) Uji Normalitas Data Postes ………
2) Uji Homogenitas Data Postes ………
c. Analisis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ……….
1) Uji Normalitas Data N-gain ………
2) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data N-gain ……
d. Analisis Kualitas Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis ……….
2. Hasil penelitian Data Kualitatif ………
a. Analisis Data Hasil Angket ………...
b. Analisis Lembar Observasi ………...
c. Analisis Jurnal Harian Siswa ………
B. Pembahasan ………
1. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa ……….
2. Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Model
Pembelajaran Berbasis Web (Web-Based Learning) …..
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA ………
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……….
81
84
217
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 85
A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 100
A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 120
LAMPIRAN B B.1 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 134
B.2 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 138
B.3 Lembar Jawaban Tes ... 139
B.4 Rubrik Penskoran Tes ... 140
B.5 Kisi-kisi Angket Skala Sikap ... 141
B.6 Angket Sikap Siswa ... 142
B.7 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 143
B.8 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 144
B.9 Jurnal Harian Siswa ... 145
C.2 Kelompok Atas dan Kelompok Bawah ... 149
C.3 Komponen Hasil Uji Coba Tes ... 150
LAMPIRAN D D.1 Skor Tes Kelas Eksperimen ... 152
D.2 Skor Tes Kelas Kontrol ... 154
D.3 Hasil Uji Statistik Data Pretes ... 156
D.4 Hasil Uji Statistik Data Postes ... 159
D.5 Hassil Uji Statistik Indeks Gain ... 161
D.6 Data Mentah Angket ... 164
D.7 Data Skor Angket dengan Skala Likert ... 168
D.8 Data Indeks Gain Angket ... 170
D.9 Hasil Uji Statistik Data Indeks Gain Angket ... 172
LAMPIRAN E E.1 Contoh Hasil Jawaban Pretes Siswa ... 175
E.2 Contoh Hasil Jawaban Posttest Siswa ... 177
E.3 Contoh Hasil Jawaban LKS ... 185
E.4 Contoh Hasil Angket Siswa ... 200
E.5 Contoh Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 203
E.6 Contoh Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 204
E.7 Contoh Hasil Jurnal Harian Siswa ... 209
LAMPIRAN F F.1 Surat Izin Uji Instrumen ... 214
F.2 Surat Izin Penelitian ... 215
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis.. ... 32
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Butir Soal ... 34
Tabel 3.3 Hasil Validitas Butir Soal ... 34
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas ... 36
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran ... 37
Tabel 3.6 Hasil Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal ... 37
Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda ... 39
Tabel 3.8 Hasil Daya Pembeda Tiap Butir Soal ... 39
Tabel 4.1 Deskriptif StatistikData Skor Pretes ... 54
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes... 55
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Pretes... 56
Tabel 4.4 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Pretes ... 57
Tabel 4.5 Deskriptif Statistik Data Skor Postes ... 58
Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Postes ... 61
Tabel 4.8 Deskriptif Statistik Skor N-Gain ... 62
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data N-Gain ... 63
Tabel 4.10 Hasil Uji Mann-Whitney Data N-Gain ... 64
Tabel 4.11 Kriteria Indeks Gain... 65
Tabel 4.12 Skor Angket dan Kategori Sikap Siswa ... 66
Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 68
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan melalui
penetapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam KTSP ini
dijelaskan bahwa mata pelajaran matematika di sekolah bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien
dan tepat dalam pemecahan masalah,
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat melakukan manipulasi dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika,
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh,
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram atau media
5. Sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu. Perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta
sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. (Maemunah, 2010)
Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah yang tertulis
dalam KTSP adalah siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah.
Terlihat jelas bahwa kemampuan pemecahan masalah sangat penting untuk
ditingkatkan pada siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini sejalan
dengan pendapat Wirantiwi (2011: 3) bahwa :
pemecahan masalah adalah bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.
The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) merekomendasikan di tahun 1980 pada sebuah agenda “An Agenda for
Action” bahwa “Problem Solving be the focus of School Mathematics in the 1980s.” (Pemecahan masalah menjadi fokus utama dalam pelajaran matematika sekolah di tahun 1980-an) (Roebyanto dan Ranti, 2011).
Matematika adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
sehari-hari. Meskipun dalam bentuk perhitungan sederhana, matematika tetap
berperan penting dalam banyak hal. Saat ini terdapat sangat banyak anak yang
3
matematika sulit dan tidak menyenangkan, akibat proses pembelajaran
matematika yang salah dan sangat membebani anak.Jika kondisi tersebut
dibiarkan, persoalannya akan semakin kompleks, bahkan tidak menutup
kemungkinan para siswa akan menjauhi matematika. Hal ini sejalan dengan
pendapat Kuraesin (2005: 1) yang mengatakan bahwa sebagian besar siswa
menganggap matematika sebagai ilmu yang hanya menekankan pada
kemampuan berpikir logis dengan penyelesaian yang tunggal dan pasti,
sehingga matematika terkesan sebagai pelajaran yang kaku dan formal.
Padahal, dalam tantangan di era globalisasi seperti sekarang ini matematika
sangat dibutuhkan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi saat ini
memberikan banyak dampak terhadap dunia pendidikan khususnya. Siswa
akan memperoleh informasi dengan mudah dengan bantuan teknologi. Hal ini
menuntut pendidik untuk maju lebih depan dibanding peserta didiknya untuk
mendalami teknologi juga agar guru dapat membimbing dan mendampingi
siswanya dalam proses pembelajaran.
Memperhatikan pendapat di atas, nampak jelas bahwa sehebat apapun
kemajuan teknologi, peran guru tetap sangat diperlukan. Teknologi bukanlah
segalanya, karena hanya berperan sebagai media. Artinya peran guru tidak
sebagai alat bantu dalam pembelajaran guna membantu siswa agar
mempercepat proses pemahaman materi yang disampaikan dan mendampingi
siswa untuk siap menghadapi tantangan-tantangan globalisasi.
Perkembangan teknologi saat ini tentu banyak memberikan kontribusi
bagi masyarakat pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutrisno (2011:
3) “berbagai perangkat komputer beserta koneksinya dapat menghantarkan
peserta belajar secara tepat dan akurat apabila dimanfaatkan secara benar dan
tepat.” Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang tanggap untuk
menjawab tantangan globalisasi ini. Tantangan ini mendorong guru agar
memikirkan strategi pembelajaran apa yang tepat untuk diimplikasikan
terhadap siswa.
Gerlach dan Ely (1980) dalam Uno (2007: 1) menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan
metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Oleh karena
itu, pemilihan metode pembelajaran juga penting. Pemanfaatan metode
pembelajaran sangat diperlukan agar dapat mencapai hasil pembelajaran yang
memuaskan dan kompetensi yang diinginkan.
Pemilihan metode pembelajaran penting untuk diperhatikan dalam
pembelajaran matematika agar manfaatnya dapat tercapai. Metode
5
penting, karena matematika dianggap membosankan oleh peserta didik. Guru
yang dominan di dalam kelas dianggap sebagai suatu faktor dalam
permasalahan ini. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang tepat
sehingga mampu membangkitkan kinerja guru juga peserta didik yang mampu
berperan aktif di dalam kelas. Metode pembelajaran yang diterapkan tentunya
harus mampu membantu guru untuk mempermudah pencapaiannya dalam
pengajaran. Maka dari itu guru harus pandai mengaplikasikan metode
pembelajaran di dalam kelas. Metode pembelajaran yang baik seharusnya
dikembangkan sesuai kebutuhan peserta didik, serta mengikuti perkembangan
teknologi saat ini agar up to date.
Pembelajaran berbasis web (web-based learning) adalah salah satu
metode pembelajaran yang dapat diterapkan di tengah era globalisasi saat ini.
Pembelajaran berbasis web merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan media situs (website) yang bisa diakses melalui jaringan
internet. Maka dari itu, guru yang menerapkan pembelajaran berbasis web
(web-based learning) otomatis melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan komputer. Hal ini mengakibatkan keterlibatan siswa untuk
dapat mengoperasikan komputer juga memanfaatkan web dengan baik agar
mendapatkan informasi dengan tepat. Hal ini sejalan dengan pendapat
guru dalam melaksanakan pembelajaran terintegrasi TIK akan memungkinkan
bagi siswa mempelajari teknologi agar piawai mencari sumber informasi,
menganalisis, memecahkan masalah, dan menjadi komunikator yang baik”.
Kemajuan teknologi di era globalisasi saat ini merupakan tantangan
bagi semua pihak, begitu pula dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat
mempermudah siapa saja untuk mendapatkan informasi secara global.
Tuntutan dalam menjawab globalisasi pendidikan telah hadir di depan mata.
Seperti yang kita ketahui di era globalisasi saat ini teknologi dan informasi
semakin canggih. Dampak positif dari kemajuan tersebut adalah informasi
yang semakin mudah untuk diperoleh. Apabila kita tidak mengikuti
perkembangan teknologi saat ini dapat dibayangkan seberapa jauh kita
tertinggal dibandingkan adik-adik atau anak-anak kita nanti.
Pembelajaran berbasis web (web-based learning) dapat diaplikasikan
pada mata pelajaran matematika. Melalui pembelajaran berbasis web
(web-based learning) matematika dikemas lebih menarik. Peserta didik tidak hanya mendapatkan bimbingan materi dari guru hanya di sekolah saja, ia dapat
dibimbing di rumah juga sehingga pencapaian materi dan pemahaman konsep
matematika dapat lebih efektif.
Proses belajar mengajar melalui pembelajaran berbasis web juga
7
berani untuk bertanya, karena proses web-based learning dilakukan secara online, maka peserta didik dapat bertanya saat kegiatan pembelajaran online berlangsung dengan chatting langsung kepada gurunya. Selain itu, peserta didik juga dapat mengunduh materi matematika yang mereka inginkan
melalui web yang telah disediakan. Hal ini tentu sangat membantu peserta didik untuk melakukan perubahan dalam sistem pembelajaran mereka
khususnya dalam pembelajaran matematika, karena melalui pembelajaran
berbasis web siswa diarahkan untuk bebas bertanya, belajar mandiri sehingga
mampu untuk memecahkan masalah matematis baik dikelas maupun di luar
kelas. Oleh karena itu, pembelajaran berbasis web dapat dijadikan solusi
alternatif untuk membantu siswa memecahkan masalah matematis serta
menghadapi persaingan di era globalisasi saat ini. Melalui pembelajaran
berbasis web (web-based learning) siswa dapat belajar mandiri meskipun
tidak berhadapan dengan guru secara langsung (face-to-face). Hal ini tentu
membantu kemampuan siswa untuk memecahkan masalah matematis.
Pembelajaran berbasis web dapat didesain sedemikian sehingga dapat
memberi ruang pada siswa untuk mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah. Selama proses pembelajaran melalui pembelajaran berbasis web
(web-based learning) setiap siswa berkesempatan untuk bertanya langsung
rumah mereka masing-masing. Selain itu juga, para siswa dapat menuangkan
idenya langsung kepada orang lain untuk menawarkan alternatif ide dalam
memecahkan masalah matematis. Tentu saja hal ini menciptakan suasana
diskusi yang kondusif antara siswa dan guru. Namun, pembelajaran berbasis
web (web-based learning) masih dipandang sesuatu hal yang baru dan sulit
untuk diaplikasikan. Hal ini terjadi karena kurangnya kualitas sumber daya
manusia (guru) yang mampu mengembangkan pembelajaran berbasis web di
sekolah, keterbatasan perangkat (hard ware dan software) komputer di sekolah dilihat dari segi kuantitas serta kualitasnya, selain itu juga adanya
faktor kekhawatiran akan pengaruh negatif dari penggunaan web dalam
pembelajaran (Hartati, 2010: 7).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Implementasi Pembelajaran
Berbasis Web (Web-Based Learning) sebagai Upaya Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,
9
1. Apakah pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
yang memperoleh pembelajaran matematika berbasis web lebih tinggi
daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?
2. Bagaimanakah kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika berbasis
web?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, diantaranya :
1. Mengetahui pengaruh pembelajaran matematika berbasis web
terhadap pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis
bagi siswa.
2. Mengetahui pengaruh pembelajaran matematika berbasis web
terhadap kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis bagi siswa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi
nyata bagi berbagai kalangan berikut ini :
1. Bagi siswa, diharapkan dapat menikmati proses pembelajaran matematika
matematis khususnya pada siswa SMA dalam mengahadapi persaingan
global saat ini.
2. Bagi guru bidang studi matematika, pembelajaran berbasis web dapat
dijadikan salah satu model pembelajaran alternatif untuk mempersiapkan
diri agar menjadi guru yang siap menghadapi kemajuan IPTEK saat ini
dalam menyampaikan materi kepada siswa SMA, khususnya jika
berhubungan dengan pemecahan masalah matematis.
3. Bagi peneliti, memberikan gambaran yang jelas tentang aplikasi
pembelajaran berbasis web dalam aktivitas belajar siswa sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, selain
itu juga memberikan gambaran sejauh mana para siswa beserta gurunya
siap menghadapi kemajuan IPTEK saat ini.
4. Bagi sekolah dan mutu pendidikan, diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk mengaplikasikan pembelajaran matematika berbasis
web dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia.
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda tentang istilah-istilah
11
yang sedang dibicarakan, sehingga dapat bekerja lebih terarah, maka beberapa
istilah perlu didefinisikan secara operasional. Istilah-istilah tersebut adalah :
1. Pembelajaran berbasis web (web-based learning) adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) yang bisa diakses
melalui jaringan internet. Web-based learning dilaksanakan karena adanya jaringan internet. Jaringan internet menjadikan pembelajaran
berbasis web sebuah pengalaman belajar baru untuk berkomunikasi dan
menyampaikan informasi pembelajaran.
Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis web (web-based learning) adalah
sebagai berikut :
a. Interaksi
b. Ketergantungan
c. Relevansi
2. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada
guru (teacher centred) dengan metode ekspositori. Pembelajaran
konvensianal diawali dengan pemberian informasi atau ceramah dalam
dengan pemberian contoh-contoh soal, dan diakhiri dengan latihan untuk
diselesaikan.
3. Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan
memecahkan masalah matematis berdasarkan langkah-langkah Polya : a)
memahami masalah, b) merencanakan pemecahan masalah, c)
melaksanakan proses penyelesaian masalah, d) memeriksa hasil yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis web (web-based learning) dalam pembelajaran
matematika. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Ruseffendi (2005:
52) menyatakan bahwa “Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan
secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek seadanya”. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan bahwa apabila pembentukan kelas baru hanya
akan menyebabkan kekacauan jadwal pelajaran yang telah ditentukan oleh
sekolah.
Desain penelitiannya adalah desain kelompok kontrol non-ekivalen (the
nonequivalent control group design). Penelitian ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen
diberi perlakuan berupa pembelajaran matematika berbasis web (web-based
learning), sedangkan pada kelompok kontrol diberi pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Selanjutnya, kedua kelompok tersebut akan
Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut (Ruseffendi, 2005: 53).
O X O
O O
Keterangan:
O = Pretes (tes awal) dan postes (tes akhir)
X = Perlakuan berupa pembelajaran berbasis web (web-based learning)
B. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 1
Lembang tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat kelas yaitu kelas XI IPA 1,
XI IPA 2, XI IPA3, XI IPA 4. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik pusposive sampling yang bersifat subyektif, artinya pemilihan sampel didasarkan pada pertimbangan peneliti dan guru yang bersangkutan. Sehingga terpilih
sebagaian sampel penelitian, yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Kelas XI IPA 2
terpilih menjadi kelas eksperimen yang akan diberi pembelajaran matematika
berbasis web, sedangkan kelas XI IPA 1 dijadikan sebagai kelas kontrol yang akan
diberikan pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional. Jumlah siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sama yaitu 44 siswa di kelas
31
Pada penelitian ini terdapat dua buah variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika
berbasis web, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa dan sikap siswa.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari: 1) instrumen
untuk menganalisis data kuantitatif dan kualitatif. Instrumen data kuantatif berupa tes
yang digunakan pada saat pretes (tes yang dilakukan sebelum perlakuan diberikan)
dan pada saat postes (tes yang dilakukan setelah perlakuan diberikan). Sedangkan
instrumen untuk menganalisis data kualitatif terdiri dari angket, lembar observasi, dan
jurnal harian siswa. Berikut ini akan dijelaskan tentang instrumen penelitian secara
lebih rinci.
1. Instrumen Data Kuantitatif
Instrumen data kuantitatif berupa tes uraian yang disusun berdasarkan
indikator kemampuan pemecahan masalah matematis. Tes yang digunakan
berbentuk uraian yang terdiri dari 4 butir soal. Soal-soal yang terdapat pada
pretes sama dengan soal-soal yang terdapat pada postes. Pretes diberikan
dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa sebelum perlakuan, sedangkan postes diberikan dengan tujuan melihat
Sebelum digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen
kepada siswa di luar sampel yang telah mempelajari materi diferensial. Uji
coba tes dilakukan untuk mengetahui kualitas instrumen meliputi: validitas,
reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda. Uji coba instrumen tes
kemampuan pemecahan masalah matematis telah dilakukan kepada siswa
kelas XII IPA 3 SMAN 1 Lembang.
Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diberi skor
sesuai rubrik penskoran. Pedoman pemberian skor kemampuan pemecahan
masalah matematis yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi dari
model studi Schoen dan Oehmke (Sumarno, 1994: 25-26) yaitu sebagai
berikut.
Tabel 3.1
Pedoman Pemberian Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Respons siswa terhadap soal Skor
1. Memahami Masalah
Salah menginterpretasikan/salah sama sekali
Salah menafsirkan masalah, mengabaikan kondisi soal
Memahami masalah soal selengkapnya
0 1 2 2. Membuat dan menjalankan rencana pemecahan
Tidak ada rencana, membuat rencana yang tidak relevan
33
Membuat dan menjalankan rencana sesuai dengan prosedur dan memperoleh jawaban yang benar
3. Melakukan perhitungan
Tidak jawaban atau jawaban salah
Melaksanakan prosedur yang benar dan mungkin jawaban benar, tetapi salah perhitungan
Melaksanakan proses yang benar dan mendapatkan hasil benar
0 1
2
Lanjutan Tabel 3.1
Respons siswa terhadap soal Skor
4. Memeriksa kembali hasil
Tidak ada pemeriksaan atau tidak ada keterangan
Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas
Pemeriksaan dilaksanakan untuk melihat kebenaran proses
0 1 2 Sumber: Diadaptasi dari pemberian skor pemecahan masalah model studi Schoen dan
Oehmke (Sumarno, 1994: 25-26)
Setelah data skor hasil uji coba instrumen diperoleh, data tersebut dianalisis untuk
diketahui validitas butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda butir soal, dan indeks
kesukaran butir soal.
a. Validitas Butir Soal
Suatu data dikatakan valid apabila sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya. Oleh karena itu suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi (Suherman, 2003: 102).
Dalam penelitian ini, untuk mencari koefisien validitas instrumen adalah
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ √ ∑ ∑
Keterangan:
= Validitas empirik soal
N = Banyak subyek
X = Skor tiap butir soal masing-masing siswa
Y = Skor total masing-masing siswa
Koefisien validitas ( ) menurut Suherman (2003: 113)
diinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut.
Tabel 3.2
Kriteria Validitas Butir Soal Koefisien validitas ( ) Kriteria
Validitas sangat tinggi Validitas tinggi Validitas sedang Validitas rendah Validitas sangat rendah
Tidak valid
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007 dalam
menentukan daya validitas untuk setiap butir soal, maka diperoleh hasil
sebagai berikut.
35
No
Soal
Nilai tabel Kriteria Kategori
1 0,93
0,308
Valid Sangat tinggi
2 0,66 Valid Sedang
3 0,67 Valid Sedang
4 0,89 Valid Tinggi
b. Reliabilitas
Suherman (2003: 131) mengemukakan bahwa “suatu alat evaluasi
dikatakan reliabel apabila hasil evaluasi tersebut memberikan hasil yang
tetap sama (konsisten, ajeg)”. Adapun bentuk soal tes yang digunakan pada
penelitian ini adalah soal tes tipe subjektif atau uraian, karena itu menurut
Suherman (2003: 154) untuk mencari koefisien reliabilitas ( )
menggunakan rumus sebagai berikut.
∑
Keterangan:
= Koefisien reliabilitas
n = Banyaknya butir soal (item)
∑ = Jumlah varians skor setiap soal
Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat
evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J.P Guilford
(Suherman, 2003: 139) sebagai berikut ini.
Tabel 3.4
0,20 11 Reliabilitas rendah
0,70 r
0,40 11 Reliabilitas sedang
0,90 r
0,70 11 Reliabilitas tinggi
1,00 r
0,90 11 Reliabilitas sangat tinggi
Berdasarkan hasil pengolahan dari Microsoft Office Excel 2007, reliabilitas data hasil tes siswa adalah 0,73. Menurut kriteria dari koefisien
reliabilitas termasuk derajat reliabilitas tinggi.
c. Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan derajat
37
1,00 (Suherman, 2003: 169). Untuk mengetahui indeks kesukaran tiap butir
soal digunakan rumus dari Depdiknas (Dainah, 2012: 33), yaitu sebagai
berikut.
̅
Keterangan :
IK = Indeks Kesukaran
̅ = Rata-rata skor tiap soal
SMI = Skor maksimum ideal
Kriteria indeks kesukaran tiap butir soal (Suherman, 2003: 170)
sebagai berikut.
Tabel 3.5
Kriteria Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Kriteria
Soal terlalu sukar Soal sukar Soal sedang
Soal mudah
Soal terlalu mudah
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007
Tabel 3.6
Hasil Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal Nomor
Soal
Indeks Kesukaran Kriteria
1 0,69 Soal sedang
2 0,71 Soal mudah
3 0,76 Soal mudah
4 0,61 Soal sedang
d. Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah soal menyatakan sejauh mana kemampuan
butir soal mampu membedakan siswa yang menjawab benar dan siswa yang
menjawab salah. Galton (Suherman, 2003: 159) mengemukakan bahwa
“Daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk
membedakan antara testi (siswa) yang pandai atau berkemampuan tinggi
dengan siswa yang bodoh”.
Untuk menentukan daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus
39
Kriteria untuk daya pembeda (Suherman, 2003:161) diinterpretasikan
sebagai berikut.
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007
dalam menentukan daya pembeda untuk setiap butir soal, maka diperoleh
hasil sebagai berikut.
Tabel 3.8
Nomor Soal Daya Pembeda (DP) Interpretasi
1 0,54 Baik
2 0,33 Cukup
3 0,37 Cukup
4 0,73 Sangat Baik
Berdasarkan hasil uji validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya
pembeda terhadap data hasil uji coba instrumen yang telah diuraikan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang disusun layak untuk
digunakan dalam penelitian.
2. Instrumen Data Kualitatif
a. Angket
Angket merupakan instrumen non-tes yang mengukur aspek afektif.
Menurut Suherman (2003: 56), “angket adalah suatu daftar pertanyaan atau
pernyataan yang harus dijawab oleh orang yang akan dievaluasi
(responden)”. Tujuan pembuatan angket sikap siswa adalah untuk
mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika, khususnya
yang menggunakan pembelajaran berbasis web. Skala yang digunakan
41
pernyataan dengan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju
(TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
b. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan data pendukung yang dinilai pada saat
penelitian berlangsung. Lembar observasi harus diisi oleh seorang observer
(pengamat) yang bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam
kegiatan pembelajaran berbasis web. Hal tersebut dibuat untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana dan tujuan
penelitian.
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
dua bagian yaitu lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dalam
mengelola pembelajaran dan lembar observasi untuk mengamati aktivitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi aktivitas
siswa berfungsi untuk menilai partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
berbasis web.
c. Jurnal Harian Siswa
Jurnal harian siswa ini adalah karangan siswa yang dibuat setiap
akhir pembelajaran. Siswa bebas memberikan tanggapan, kritikan, atau
komentar tentang pembelajaran matematika berbasis web. Jurnal harian
komentar siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan guna
memperbaiki pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
E. Alat atau Bahan Ajar
Alat atau bahan ajar yang disusun dalam penelitian ini yaitu rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS).
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun setiap pertemuan
pembelajaran. RPP ini memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran. RPP disusun untuk 3 pertemuan, RPP untuk kelas eksperimen
menggunakan model pembelajaran berbasis web sedangkan RPP untuk kelas
kontrol menggunakan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar kegiatan siswa (LKS) ini memuat kegiatan dan
permasalahan-permasalahan yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS yang diberikan pada kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis web.
43
Power point ini memuat materi ajar yang harus dipelajari oleh siswa. Pemberian materi ajar dalam bentuk power point hanya diberikan pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis web saja.
4. Web
Web ini telah dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menggunakan
web ini untuk men-download materi ajar yang sedang dipelajari maupun yang
akan dipelajari selanjutnya. Web ini juga memfasilitasi siswa untuk
mengumpulkan tugas individu maupun kelompok. Selain itu, melalui web ini
siswa dapat melakukan pembelajaran mandiri di rumah dan berdiskusi langsung
dengan teman maupun guru.
F. Prosedur Penelitian
Tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan dalam melaksanakan penelitian ini
yaitu sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti.
b. Mengajukan judul penelitian yang akan dilaksanakan.
c. Menyusun proposal penelitian.
d. Melaksanakan seminar proposal.
g. Membuat instrumen penelitian.
h. Mengurus perizinan ke sekolah yang akan dijadikan tempat uji coba instrumen
dan tempat penelitian yaitu SMAN 1 Lembang.
i. Menguji instrumen penelitian.
j. Menganalisis hasil uji coba instrumen.
k. Membuat RPP, LKS dan instrumen penelitian.
l. Mengkonsultasikan RPP, LKS dan instrumen penelitian ke dosen
pembimbing.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.
a. Menentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian yaitu
kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas
kontrol.
b. Melaksanakan tes awal (pretes) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis awal siswa
sebelum mendapat perlakuan pembelajaran.
c. Melaksanakan pembelajaran berbasis web pada kelas eksperimen dan
pembelajaran dengan pendekatan konvensional pada kelas kontrol.
d. Melaksanakan observasi pada kelas eksperimen.
45
f. Memberikan angket pada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui sikap
siswa terhadap pembelajaran matematika berbasis web.
3. Tahap Analisis Data
Setelah penelitian selesai dilaksanakan, hasil data kuantitatif dan kualitatif
dikumpulkan untuk kemudian diolah dan dianalisis.
4. Tahap Penyusunan Laporan
Setelah penelitian dan analisis data selesai, dilakukan penyusunan laporan. Hasil
data yang telah diolah dan dianalisis kemudian melakukan bimbingan serta
merevisi hasil laporan setelah melakukan bimbingan.
G. Analisis Data
Secara garis besar dalam penelitian ini ada dua jenis data yang diperoleh
selama penelitian, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data yang diperoleh
tersebut kemudian diolah dan dianalisis sehingga dapat digunakan untuk menjawab
rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun analisis data yang dilakukan adalah
sebagai berikut.
1. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil data pretes, postes/indeks gain yang
diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengolahan data kuantitatif
dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretes, postes/index gain dari
software SPSS (Statistical Package and Service Solution) versi 18.0 for windows. Langkah-langkah untuk menganalisis data kuantitatif adalah sebagai berikut.
a. Analisis Data Pretes
Analisis data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol bertujuan untuk
mengetahui kemampuan awal kedua kelas, apakah kedua kelas tersebuut
mempunyai kemampuan yang setara atau tidak. Skor pretes kemampuan
pemecahan masalah matematis yang diperoleh, dilakukan pengujian sebagai
berikut:
1) Deskriptif Statistik Data Pretes
Deskriptif statistik dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai
data pretes yang diperoleh. Adapun data deskriptif yang dihitung adalah nilai
maksimum, nilai minimum, rata-rata, varians, standar deviasi, dan jumlah
siswa.
2) Uji Normalitas Data Pretes
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data diperlukan untuk
menentukan statistic pengujian beda dua rerata yang akan digunakan.
Pengujian normalitas data dengan bantuan software SPSS versi 19.0 menggunakan uji statistika Saphiro-Wilk dengan taraf signifikansi 5%.
47
perbedaan dua rata-rata. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis
tidak berdistribusi normal, dilakukan uji statistik non-parametrik yaitu
dengan menggunakan uji Mann-Whitney.
3) Uji Homogenitas Varians Data Pretes
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok
data yang diuji memiliki varians yang homogen atau tidak. Pengujian
homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan uji statistika Levene’s
test pada taraf signifikansi 5%.
4) Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pretes
Hal ini dilakukan untuk melihat apakah skor pretes kedua kelas bukan
atau tidak. Jika data memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas, maka
pengujian hipotesisnya menggunakan uji t yaitu Independent Two Sample t-Test. Sedangkan jika data memenuhi asumsi normalitas tetapi tidak homogen, maka pengujiannya hipotesisnya menggunakan pengujian t’ yaitu
Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua variansi tidak homogen.
b. Analisis Data Postes
Pengolahan data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol bertujuan
untuk mengetahui kemampuan akhir kedua kelas. Skor postes kemampuan
pemecahan masalah matematis yang diperoleh, dilakukan pengujian sebagai
1) Deskriptif Statistik Data Postes
Deskriptif statistik dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai
data postes yang diperoleh. Adapun data deskriptif yang dihitung adalah nilai
maksimum, nilai minimum, rata-rata, varians, standar deviasi, dan jumlah
siswa.
2) Uji Normalitas Data Postes
Pengujian normalitas data menggunakan bantuan software SPSS versi 19.0 yaitu uji statistika Saphiro-Wilk dengan taraf signifikansi 5%.
Apabila kedua data berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan dengan uji
homogenitas varians untuk mengetahui statistik uji yang sesuai pada uji
perbedaan dua rata-rata. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis
tidak berdistribusi normal, dilakukan uji statistik non-parametrik yaitu uji
Mann-Whitney.
3) Uji Homogenitas Varians Data Postes
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua
kelompok data yang diuji memiliki varians yang homogen atau tidak.
Pengujian homogenitas varians dilakukan dengan menggunakan uji statistika
Levene’s test pada taraf signifikansi 5%.
49
Uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan rata-rata secara signifikan atau tidak dari kedua kelas. Pengujian
perbedaan dua rata-rata ini dengan menggunakan uji non-parametrik yaitu uji
Mann-Whitney.
C. Analisis Data Kualitas Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa
Jika hasil pretes kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan
kemampuan pemecahan masalah matematis yang sama, maka data yang digunakan
untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis adalah
data postes. Namun, jika hasil pretes kelas kontrol dan kelas eksperimen
menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematis yang berbeda, maka data
yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis adalah data index gain. Index gain ini dihitung dengan menggunakan rumus dari Hake (Kurniawan, 2011: 43), yaitu sebagai berikut.
�� � � �
Adapun kriteria index gain menurut Hake (Kurniawan, 2011: 43) adalah sebagai berikut.
Tabel 3.9 Kriteria Index Gain
g Tinggi g Sedang g Rendah
Dalam penelitian ini karena data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematis yang berbeda maka data
yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis adalah data index gain. Cara pengolahan data skor index gain adalah mendeskripsikan data index gain dengan cara menghitung rata-rata kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
2. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari angket, lembar observasi dan jurnal harian siswa
yang diberikan pada kelas eksperimen. Pengolahan untuk masing-masing data
kualitatif tersebut adalah sebagai berikut.
a. Angket
Angket diberikan kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui
sikap siswa terhadap pembelajaran matematika berbasis web. Angket pada
penelitian ini terdiri dari dua buah kelompok pernyataan yaitu pernyataan
positif dan pernyataan negatif. Jenis angket yang diberikan berupa angket
tertutup, maka untuk mengolah data yang diperoleh dari angket menggunakan
51
Angket ini memuat pernyataan yang disajikan dalam dua bentuk
pernyataan, yaitu pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif
(unfavorable). Setiap pernyataan diberikan empat pilihan jawaban, yaitu Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Setiap pernyataan dalam angket skala Likert memiliki skor yang berbeda, kategori angket skala Likert (Suherman, 2003: 191) adalah sebagai berikut.
Tabel 3.10
Kategori Skor Angket skala Likert
Skor siswa dihitung dengan cara menjumlahkan bobot skor setiap pernyataan
dari alternatif jawaban yang dipilih.
Setelah angket diolah dengan menggunakan cara seperti di atas maka
sikap siswa terhadap sebuah pernyataan dapat digolongkan ke dalam sikap
positif atau sikap negatif. Penggolongan ini dilakukan dengan
membandingkan skor subjek dengan skor alternatif jawaban netral dari
pernyataan. Apabila rata-rata skor siswa terhadap pernyataan lebih dari tiga,
maka dapat dikatakan bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis web Jenis
Pernyataan
Skor
SS S TS TS
Positif 5 4 2 1
tiga, maka dapat dikatakan bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis
web adalah negatif (Suherman, 2003: 191).
b. Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung
aktivitas dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Data hasil
observasi ditulis dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara deskriptif.
c. Jurnal Harian Siswa
Penilaian jurnal harian siswa dilakukan untuk menganalisis pendapat
siswa setelah selesai pembelajaran. Data yang terkumpul ditulis dan dipisahkan
mana yang termasuk jurnal yang bersifat positif dan mana yang bersifat negatif,
sehingga dapat disimpulkan secara umum sebagai bahan evaluasi untuk proses
53
DAFTAR PUSTAKA
Ruseffendi. (1988). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya
Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung:
Tarsito.
Uno, B, Hamzah. (2011). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Rusman. Kurniawan, Deni. dan Riyana, Cepi. (2012). Pembelajaran Berbasis
Teknologi
Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta:
Rajawali Pers.
Sutrisno. (2011). Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi Informasi
Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada Press
Izzati. (2010). Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis:
Apa,
Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya Pada Peserta Didik.
[Online]. Tersedia:
http://bundaiza.wordpress.com/2010/05/23/berpikir-
kreatif-dan-kemampuan-pemecahan-masalah-matematis-apa-mengapa-
dan-bagaimana-mengembangkannya-pada-peserta-didik-pendidikan-matematika-realistik-rme/ [20 Oktober 2012]
Hartati, Linda. (2011). Pengaruh pembelajaran matematika berbasis komputer
terhadap
peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran berbasis web (web-based learning)
terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMA di
SMAN 1 Lembang diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran berbasis web lebih tinggi daripada siswa yang
memperoleh pembelajaran konvensional.
2. Kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran matematika berbasis web lebih baik daripada
siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka perlu dikemukakan beberapa saran berikut ini.
1. Karena pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis web (web-based learning) dapat meningkatkan kemampuan
berbasis web ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran matematika.
2. Untuk penelitian selanjutnya mengenai penggunaan model pembelajaran
berbasis web (web-based learning) dapat diterapkan pada materi, indikator,
dan kompetensi matematik yang berbeda dengan subjek penelitian yang lebih
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, N. (2011). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. [Online] Tersedia: http:// noviansangpendiam. blogspot.com/ 2011/ 04/ kemampuan-pemecahan-masalah-matematika.html [8 Agustus 2011]
Aprilianti, R. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Metakognitif. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Boeree, C. G. (2006). Personality Theories; Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. Yogyakarta: Prismasophie
Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera
Dedi. (2012). Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Para Ahli [Online]. Tersedia: http://dedi26.blogspot.com/2012/06/pengertian-strategi-pembelajaran.html [7 Januari 2013]
Fani, Y. M. (2012). Pengaruh Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Posing terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.
Gordah, E.K. (2009). Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematik Melalui Pendekatan Open Ended. Tesis Pada SPS UPI. Bandung. Tidak Diterbitkan.
Hake, R. R. (1999). Analyzing Change Gain Score [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [27 Desember 2012]
Izzati. (2010). Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya
Pada Peserta Didik. [Online]. Tersedia:
http://bundaiza.wordpress.com /2010/05/23/berpikir-kreatif-dan-kemampuan – pemecahan – masalah – matematis – apa – mengapa – dan - bagaimana-mengembangkannya-pada-peserta-didik-pendidikan-matematika-realistik-rme/ [20 Oktober 2012]
Kholik, Muhammad. (2011). Metode Pembelajaran Konvensional. [Online]. Tersedia:http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/metode-pembelajaran-konvensional/ [30 Oktober 2012]
Maemunah, S .(2010). Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMA. Skripsi. UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Permana, Y. (2010). Mengembangkan Kemampuan Pemahaman, Komunikasi, dan Disposisi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Model-Eliciting Activities. Disertasi Pascasarjana UPI: Tidak Diterbitkan.
Roebyanto dan Ranti. (2011). Hakekat suatu masalah matematika. [Online]. Tersedia: http://midt-pmm.wikispaces.com/Unit+1.[8 Agustus 2011]
Ruseffendi. (1988). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Russeffendi, E. T. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.
Rusman. Kurniawan, Deni. dan Riyana, Cepi. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Saifuddin, Azwar. (1995). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
83
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA UPI
Suherman, E. (2003). Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.
Suherman, E. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Hands-out Perkuliahan FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.
Sumarno, U. (1994). Suatu Alternatif Pengajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Guru dan Siswa SMP. Laporan Penelitian pada Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA IKIP Bandung.
Sunarto. (2009). Pembelajaran Konvensional Paling Banyak Dikritik, Namun Paling Disukai. [Online]. Tersedia: http:// sunartombs.wordpress.com /2009/03/02/ pembelajaran-konvensional-banyak-dikritik-namun-paling-disukai/ [2 Desember 2012]
Suryawan, P, Herry. Strategi Pemecahan Masalah Matematika. [Online]. Tersedia : http://herryps.files.wordpress.com/2010/09/strategi-pemecahan-masalah-matematika.pdf [5 Januari 2013]
Susilawati. (2012). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah MatematisSerta Kaitannya Dengan Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika Pada Siswa SMP. Skripsi FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.
Sutrisno. (2011). Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi Informasi & Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada Press.
Tsai, P.-S., Hwang, G.-J., Tsai, C.-C., Hung, C.-M., & Huang, I. (2012). “An Electronic Library-based Learning Environment for Supporting Web-based Problem-Solving Activities”. Journal of Educational Technology & Society. 15, (4), 252–264.
Uno, B, H. (2009). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, B, H. (2011). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.