• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN KAKAWIHAN BARUDAK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN DI SDN MOHAMMAD TOHA KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN KAKAWIHAN BARUDAK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN DI SDN MOHAMMAD TOHA KOTA BANDUNG."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

DI SDN MOHAMMAD TOHA KOTA BANDUNG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Seni Musik

Oleh

Cece Suganda

0807512

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)
(3)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “PEMBELAJARAN KAKAWIHAN BARUDAK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN DI SDN MOHAMMAD TOHA KOTA BANDUNG, membahas mengenai pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan di SDN Mohammad Toha, baik itu tahapan persiapan pembelajaran (pemilihan materi dalam pembelajaran), proses pembelajaran dan tahapan evaluasi setelah seleseinya proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan alasan atau kriteria dalam pemilihan lagu pada proses pembelajaran kakawihan barudak, mendeskripsikan proses pembelajaran dari awal hingga akhir, serta mendeskripsikan evaluasi dalam pembelajaran kakawihan barudak.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Dengan metode dan pendektan ini peneliti melakukan pengamatan secara objektif yang menungkapkan berbagai temuan dar sejumlah data yang ada dan menggambarkan secara sistemasis fakta yang diteliti di lapangan yang kemudian dianalisis dan selanjutnya diuraikan menjadi satu bentuk deskripsi pada laporan tertulis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Observasi, Wawancara, Dokumentasi.

Pada saat melakukan penelitian di lapangan, peneliti menemukan informasi mengenai masalah yang hendak diungkap dari hasil wawancara dengan narasumber (pengajar materi kakawihan barudak) yang dianggap memiliki pemahaman dan pengalaman dalam mengajarkan materi kakawihan barudak dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Selain dari wawancara, peneliti juga banyak menemukan data dan informasi melalui observasi secara langsung serta dengan studi dokumentasi. Sehingga peneliti mendapatkan jawaban atas semua masalah yang dideskripsikan pada Bab IV. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemilihan materi lagu merupakan hal pertama yang paling penting dalam pembelajaran kakawihan barudak, karena dalam materi terdapat makna rumpaka yang menjadi bahan pelajaran bagi peserta didik. Selain pemilihan materi, proses pembelajaran dan evaluasi juga merupakan hal yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Maka dalam Bab IV dianalisis dan dibahas tentang pemilihan materi lagu, proses pembelajaran serta evaluasi dalam pembelajaran kakawihan barudak.

(4)

DAF\TAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

KATA PENGANTAR...i

UCAPAN TERIMA KASIH...ii

ABSTRAK...iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR LAMPIRAN...viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Asumsi ... 9

F. Metode Penelitian ... 9

G. Teknik Pengumpulan Data ... 10

H. Teknik Pengolahan Data ... 11

(5)

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Pembelajaran ... 12

1. Hakikat Belajar ... 13

2. Hakikat Pembelajaran ... 17

3. Strategi Pembelajaran ... 18

4. Metode Pembelajaran ... 21

5. Tahapan Proses Pembelajaran ... 24

6. Evaluasi Pembelajaran ... 28

B. Konsep Dasar Kebudayaan ... 30

C. Konsep Dasar Karawitan ... 33

1. Konsep Karawitan ... 33

2. Konsep Laras ... 34

3. Serat Kanayagan ... 36

D. Konsep Dasar Kakawihan Barudak ... 37

1. Konsep Dasar Kawih ... 37

2. Konsep Dasar Kakawihan Barudak ... 37

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 39

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

C. Definisi Operasional ... 43

(6)

E. Teknik Pengumpulan Data ... 44

1. Observasi ... 45

2. Wawancara ... 48

3. Dokumentasi ... 50

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 50

G. Langkah-Langkah Penelitian ... 51

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53

1. Pemilihan Materi Lagu dalam Pembelajaran Kakawihan Barudak ... 53

2. Metode Pembelajaran ... 53

3. Proses Pembelajaran Kakawihan Barudak ... 53

4. Evaluasi Pembelajaran ... 61

B. Pembahasan ... 63

1. Pemilihan Materi Lagu dalam Pembelajaran Kakawihan Barudak ... 63

2. Metode Pembelajaran ... 70

3. Proses Pembelajaran Kakawihan Barudak ... 71

4. Evaluasi Pembelajaran ... 83

(7)

B. Saran …... 88

DAFTAR PUSTAKA... 91

Lampiran A ... 92

(8)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sunda merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia yang mempunyai

beragam kebudayaan, di mana salah satunya dalam bentuk kesenian tradisional,

baik karawitan sekar (musik vokal), karawitan gending (musik instrumental)

maupun gabungan dari keduanya atau karawitan sekar gending. Seperti;

Angklung, Calung, Gamelan degung, Kacapi suling, Reog dan banyak lagi yang

lainnya. Seni karawitan sekar atau musik vokal yang terdapat di Sunda ada yang

disebut dengan Beluk, Pantun, Pupuh, Tembang Cianjuran, Ciawian, Cigawiran

dan sebagainya. Termasuk salah satu seni vokal yang dahulu banyak dinyanyikan

oleh anak-anak di Sunda yang biasa disebut dengan istilah kakawihan barudak

atau kawih murangkalih.

Jika dilihat dari kondisi saat ini, kebanyakan masyarakat sudah mulai

meninggalkan tradisi atau budayanya sendiri, mereka lebih tertarik untuk

mempelajari atau mengapresiasi kebudayaan orang lain. Penulis mengungkapkan

hal seperti itu bukan tanpa alasan, lihat saja tayangan di semua chanel TV,

pernahkah kita melihat kebudayaan tradisional yang diangkat menjadi topik

utama? Kalaupun ada, persentasenya sangat rendah dibandingkan dengan

tayangan tentang budaya bangsa lain. Salah satu contohnya hampir semua acara

musik didominasi oleh musik dari budaya bangsa lain, seperti K-Pop (Korean

(9)

kita seperti Kacapi Suling, Keroncong, Talempong, Tanjidor, kakawihan barudak

dan musik tradisional lainnya hampir tidak tersentuh.

Melihat kenyataan di atas, maka akan seperti apa nasib musik tradisional

kebanggaan kita? Mungkin 20 atau 30 tahun yang akan datang anak cucu kita

tidak lagi mengenal gamelan, angklung, calung dan alat muik tradisional lainnya.

Mungkin mereka akan bertanya-tanya, ”seperti apa gamelan itu?” Atau, ”seperti

apa bunyi suling itu?”. Mungkin kebudayaan yang masih bisa kita nikmati saat ini

hanya menjadi sebuah dongeng pengantar tidur pada saat itu. Kita semua pasti

berharap itu semua tidak akan pernah terjadi.

Anak-anak di Sunda pada masa sekarang lebih mengenal Piano, Drum,

Gitar, Biola dan alat-alat musik lainnya yang berasal dari kebudayaan negara lain.

Pernyataan di atas bukan berarti penulis tidak setuju dalam hal mempelajari musik

atau kebudayaan bangsa lain. Boleh-boleh saja mempelajari kebudayaan bangsa

lain akan tetapi kita sebagai warga negara yang baik dan mempunyai rasa cinta

tanah air, tanah tempat di mana kita dilahirkan, kita harus mendasari semuanya

dengan budaya bangsa kita sendiri. Seperti dalam peribahasa, “dimana bumi

dipijak disana langit di junjung”, atau peribahasa Sunda yang menyebutkan, “ulah

nepi ka jati kasilih ku junti”. Artinya kurang lebih kita harus menjunjung tinggi

budaya dimana tempat kita berada, jangan sampai kebudayaan bangsa sendiri

(10)

Berkenaan dengan moderenitas di Indonesia, Dieter Mack (2001:146),

salah seorang dosen seni musik pasca sarjana UPI, dalam bukunya yang berjudul

Pendidikan Musik antara harapan dan realita, mengatakan,

“Permasalahannya adalah bahwa moderenitas di Indonesia di impor, bukan dikembangkan dari akar-akar tradisi dari masing-masing budaya. Justru hal ini perlu diluruskan dalam rangka pendidikan, khususnya pada pendidikan seni supaya anak Indonesia berakar pada budayanya sendiri”.

Di tengah perkembangan zaman, ketika banyak orang mulai meninggalkan

kebudayaan tradisional. Maka dunia pendidikan diharapkan menjadi tulang

punggung atau harapan sebagai pemecah permasalahan yang berkembang pada

masa kini, tanpa terkecuali dalam hal kebudayaan tradisional. Hal itu karena

dalam dunia pendidikan misi untuk menanamkan kembali rasa cinta terhadap

kebudayaan daerah sendiri dapat dilaksanakan.

Penanaman kecintaan terhadap kebudayaan tradisional memang tepat jika

dilaksanakan dalam dunia pendidikan atau di sekolah-sekolah, karena sekolah

adalah tempat untuk belajar. Belajar tentang berbagai hal dalam kehidupan,

termasuk budaya tradisional, yang di dalamnya mempelajari musik tradisional.

Ada pepatah mengatakan lebih cepat lebih baik, maka penanaman kecintaan

terhadap musik tradisional dapat dimulai dari tingkat sekolah dasar.

SDN Mohammad Toha yang terletak di jalan Mohammad Toha 22,

Ciateul Kota Bandung ini adalah salah satu dari sedikit sekolah dasar yang sadar

akan pentingnya menanamkan kecintaan terhadap budaya tradisional, khususnya

musik tradisional. Sebenarnya bukan hanya faktor kesadaran akan pentingnya

mengajarkan kesenian tradisional saja yang menjadikan musik tradisional tidak

(11)

menjadi pengajar karawitan. Tidak banyak pengajar yang bisa mengajarkan musik

tradisional karena kurangnya pengetahuan mereka tentang karawitan, adapun

seniman tradisional yang memiliki kemampuan dalam karawitan mereka tidak

menguasai teknik-teknik mengajar. Hal itu lah yang menjadi salah satu faktor

penghambat pelaksanaan pembelajaran kesenian tradisional di sekolah.

Di sekolah ini anak-anak dikenalkan kembali dengan budaya tradisional

yang ada di wilayah Sunda. Sejak awal, dalam materi pembelajaran seni budaya

anak diperkenalkan dengan kakawihan barudak, materi pembelajaran ini sesuai

dengan usia perkembangan anak. Usia anak-anak adalah ketika anak masih

senang bermain dan aktif, maka akan lebih efektif memberikan materi pelajaran

yang berupa permainan. Minat dan semangat siswa di atas disalurkan pihak

sekolah melalui pembelajaran permainan gamelan dan kakawihan (nyanyian).

Siswa di SD ini juga diberi keterampilan untuk menabuh gamelan. Siswa

kelas IV mempelajari gamelan Salendro yang dipadukan dengan lagu-lagu

kakawihan barudak yang kebanyakan berlaras Salendro. Kelas V mempelajari

gamelan Degung dengan berbagai kawih sederhana atau kawih perjuangan yang

menggunakan laras Degung. Sementara siswa kelas VI di sekolah ini dibimbing

untuk membuat sebuah karya musik sederhana dengan menggunakan media

gamelan maupun dengan media lainnya.

Sekolah ini juga memberikan materi penguatan karawitan dengan

mengadakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan pembiasaan.

Misalnya dalam kegiatan ekstrakurikuler, terdapat kegiatan ekstrakurikuler yaitu;

(12)

kebudayaan daerah setempat, siswa juga mengikuti berbagai pembiasaan, seperti

pada setiap hari rabu siswa wajib menggunakan bahasa Sunda, setiap hari kamis

pagi sebelum memulai pelajaran siswa mengikuti pembiasaan dalam bentuk

latihan pencak silat. Bakat vokal yang dimiliki siswa di sekolah ini juga diasah

dalam kegiatan pembiasaan karawitan. Kegiatan ini dilaksanakan pada setiap hari

rabu minggu pertama setiap bulannya yang pelaksanaannya pada pagi hari

sebelum memulai pelajaran. Materi yang diajarkan berisikan pengenalan pupuh

dan lagu kaulinan barudak/kakawihan barudak.

Pupuh yang diajarkan biasanya merupakan pupuh raehan, yaitu pupuh

yang sudah dirubah dengan pertimbangan tanpa mengubah bentuk pupuhnya,

yang dalam istilah musik barat disebut diaransemen. Pupuh balakbak, pangkur,

maskumambang dan berbagai pupuh lainnya menjadi materi pembelajaran

pembekalan. Sedangkan materi lagu-lagu kaulinan barudak atau kakawihan

barudak seperti lagu ulin di bururan, ayang-ayanggung, oray-orayan dan

lain-lain.

Melihat cara mengajar dan proses pembelajaran karawitan di SD ini,

menarik perhatian penulis untuk mengadakan sebuah penelitian. Penelitian ini

berjudul Pembelajaran Kakawihan Barudak Pada Mata Pelajaran Seni

Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung. Dengan adanya penelitian ini penulis berharap akan lestarinya kebudayaan kita,

kebudayaan Indonesia khususnya kebudayaan Sunda. Sebagaimana tercantum

dalam Pasal 8 ayat (1) Peraturan bersama menteri dalam negeri dan menteri

(13)

berikut: Menjaga dan melestarikan budaya dapat dilakukan melalui: kajian;

penelitian; diskusi; seminar; workshop; eksperimen; dan penciptaan model-model

baru.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini berkeinginan untuk mengkaji tentang kakawihan barudak

yang diajarkan pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN

Mohammad Toha. Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam

penelitian ini disusun dalam bentuk kalimat tanya,

Bagaimana pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni Budaya

dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung?”

Untuk menjawab dan mendeskripsikan rumusan masalah di atas disusun

dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pemilihan materi kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni

Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung?

2. Bagaimana metode pembelajaran dalam pembelajaran kakawihan barudak

pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha

Kota Bandung?

3. Bagaimana evaluasi hasil pembelajaran kakawihan barudak pada mata

pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota

(14)

C.Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah disusun, penelitian ini memiliki tujuan

sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Mengetahui proses pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran

Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui materi ajar dan alasan-alasan atau kriteria pemilihan materi dalam

pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni Budaya dan

Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung.

b. Mengetahui metode pembelajaran dalam pembelajaran kakawihan barudak

pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha

Kota Bandung.

c. Mengetahui hasil pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni

Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang baik bagi berbagai

pihak. Adapun manfaat setelah penelitian selesai sebagai berikut:

Bagi pemerintah penelitian ini akan bermanfaat, karena merupakan salah

satu upaya revitalisasi budaya. Salah satu upaya menjaga dan melestarikan

budaya. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 8 ayat (1) Peraturan mendagri dan

(15)

Bagi guru penelitian ini akan menambah wawasan dalam bidang kesenian

tradisional khususnya kakawihan barudak. Mengetahui manfaat yang akan

didapatkan siswa,setelah mengetahui proses dan manfaat maka hasil penelitian ini

akan menjadi acuan dalam menerapkan pembelajaran kakawihan barudak ke

dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Bagi masyarakat penelitian ini akan berguna, menambah wawasan dan

mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang kebudayaan yang pernah

populer. Mengetahui pola hidup dan kebiasaan masyarakat di masa lalu. Serta

mengambil pelajaran dari warisan kebudayaan tersebut sebagai landasan dan

falsafah hidup, sehingga ciri khas dan jati diri suatu bangsa bisa tetap terjaga.

Bagi orang tua dengan adanya kakawihan barudak ini membantu untuk

menjaga pergaulan anak dari pengaruh negatif kemajuan jaman. Seperti dari

pengaruh permainan play station atau game online. Serta hal lain yang kurang

baik dan kurang cocok untuk dikonsumsi oleh usia anak.

Manfaat bagi anak atau siswa itu sendiri, selain anak lebih mengenal salah

satu kesenian tradisional daerah sendiri anak juga dapat mengambil manfaat

langsung dari kesenian tradisional ini. Seperti, belajar bernyanyi. Kakawihan

barudak ini merupakan salah satu musik vokal (karawitan sekar), sehingga

dengan belajar lagu-lagu dalam kakawihan barudak anak secar tidak langsung

akan belajar musik atau musik vokal pada khususnya.

Sementara untuk dunia akademisi, penelitian ini bisa dijadikan sebagai

referensi bahan pembelajaran, dan dapat dijadikan sebagai acuan atau bahan atau

(16)

E. Asumsi

Proses pemilihan materi dalam pembelajaran kakawihan barudak pada

mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota

Bandung ini harus ditentukan dari segi manfaat bagi anak-anak atau peserta didik.

Selain itu pemilihan materi berdasarkan dari segi tujuan, filosofi dan keunikan

yang terdapat dalam sebuah kakawihan barudak. Lagu-lagu kakawihan barudak

diajarkan dengan cara dibeo atau langsung dari mulut ke mulut. Pada tahap

selanjutnya yaitu tahap evaluasi, pembelajaran ini lebih cocok bila diadakan tes

praktek.

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian

deskriftif analisis dan menggunakan pendekatan secara kualitatif sehingga hasil

dari penelitian ini merupakan bukti-bukti penelitian berupa hasil wawancara dari

narasumber dan dokmentasi berupa foto-foto dan video penelitian.

Metode yang akan dilakukan dalam pengumpulan data pada analisis ini

adalah melalui beberapa metode diantaranya yaitu melakukan diskusi dengan

narasumber yang dituju dan melakukan wawancara pada narasumber juga

orang-orang yang mengikuti perkembangan nara sumber hingga saat ini. Selain itu, data

juga akan dikumpulkan dalam bentuk data-data audio atau visual serta hasil

dokumentasi dan wawancara yang bisa menunjang dan akan membantu

(17)

G. Teknik Pengumpulan Data

Instrument yang di gunakan dalam pengumpukan data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan sebuah teknik dalam penelitian untuk mengamati

secara langsung di lapangan, sehingga penelitian akan memperoleh hasil yang

akurat. Untuk memperoleh data yang akurat observasi ini juga harus dilakukan

secara berulang-ulang, dan terus menerus.

2. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab secara langsung antara

penanya dan penjawab, untuk memperoleh keterangan tertentu. Sesuai dengan

pernyataan Moh. Nazir yaitu,

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden. Wawancara adalah proses pengumpulan data untuk suatu penelitian (Nazir, 2005: 193).

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data dengan bantuan

catatan peristiwa yang berbentuk tulisan, gambar, meupun rekaman audio visual

dari sumber data (Nurul Husna, 2011: 7). Dokumentasi ini berguna untuk lebih

(18)

H. Teknik Pengolahan

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono. 2007:89).

Setelah data yang didapat dari hasil observasi wawancara dan dokumentasi

dirasakan sudah sesuai dengan yang diinginkan, tahap selanjutnya adalah

penyeleksian data. Data diolah dengan cara dipilah dan dipilih mana yang

sekiranya dianggap paling mendukung pada penelitian. Setelah itu kemudian data

yang paling mendukung tersebut akan diteliti lebih lanjut.

I. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di SD Negeri Mohammad Toha yang ada di jalan

Mohammad Toha no. 22, Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung (40252).

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Guru yang

akan menjadi subjek penelitian adalah guru seni budaya di SDN Mohammad

Toha, yaitu pa Endi Supendi. Serta siswa-siswa kelas IV yang mempelajari

kakawihan barudak pada mata pelajaran seni budaya di SDN Mohammad Toha

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan sebuah cara untuk mendapatkan dan

mengolah data dari sebuah penelitian, sebagaimana menurut pernyataan Sugiyono

(2010:3) yang menyebutkan, “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujtuan dan kegunaan tertentu”.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan pengolahan data nya

secara kualitatif. Penelitian kualitatif sendiri menurut pengertiannya adalah

pengertian yang menekankan pada kualitas atau hal terpenting yang berupa

kejadian atau fenomena yang dapat dijadikan pelajaran berharga.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan

kualitatif, sebagaimana telah dibahas di bab I secara sepintas. Penelitian ini

bertujuan mengadakan pengamatan secara objektif yang mengungkapkan berbagai

temuan dari sejumlah data yang ada, dan menggambarkan objek dan subjek yang

diteliti di lapangan secara tepat yang kemudian dianalisis dan selanjutnya

(20)

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Mohammad Toha, yang lokasinya

ada di jalan Mohammad Toha no. 22, Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung

(40252).

Gambar 3.1

Bangunan kelas SDN Mohammad Toha

(Dokumentasi Cece Suganda 2012)

Penelitian ini memilih lokasi di SD tersebut karena jarang sekali SD yang

menggunakan kesenian tradisional sebagai dasar pembelajaran pada mata

pelajaran Karawitan. Seperti yang telah diungkapkan selain mengangkat

kakawihan barudak sebagai materi dalam pembelajaran. Selain itu di SD ini juga

(21)

dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler atau dalam kegiatan

lainnya.

Dalam kegiatan intrakurikuler di SD ini terdapat mata pelajaran seni

budaya dan keterampilan yang mengajarkan tentang gamelan salendro dan

kakawihan barudak di kelas tiga dan empat, pembelajaran kawih sunda dan

gamelan pelog di kelas lima, serta komposisi sederhana di kelas enam.

Dalam kegiatan ekstrakurikuler terdapat ekstrakurikuler angklung,

karawitan dan rampak sekar. Sedangkan dalam kegiatan lainnya seperti

pembekalan atau pembiasaan karawitan yang dilaksanakan pada setiap hari rabu

minggu pertama setiap bulannya. Kegiatan ini dilaksanakan di lapangan dan di

ikuti oleh seluruh siswa. Biasanya kegiatan ini mempelajari pupuh, dan pupuh

raehan, materi kakawihan dan lain sebagainya.

Selain karena materi pembelajarannya, SD ini juga mempunyai fasilitas

yang memadai untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Terdapat gamelan

pelog dan salendro, angklung, kecapi, keyboard, gitar, jimbe dan berbagai alat

musik lain di SD ini. Selain itu SD ini juga mempunyai dua ruangan khusus untuk

praktek pembelajaran seni budaya, terdapat dua ruang aula kesenian. Diharapkan

dengan fasilitas yang lengkap dan materi yang cukup banyak dalam hal karawitan

sunda dapat membantu peneliti untuk memperoleh data yang diharapkan, yang

(22)

Gambar 3.2

Ruang Aula Kesenian SDN Mohammad Toha Bandung

(Dokumentasi Cece Suganda 2012)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru-guru/pengajar. Guru

yang akan menjadi subjek penelitian adalah guru karawitan di SDN Mohammad

Toha, yaitu pa Endi Supendi, A. Md. Serta siswa kelas empat yang mempelajari

kakawihan barudak pada mata pelajaran seni budaya di SDN Mohammad Toha

Kota Bandung. Pemilihan siswa kelas empat sebagai subjek penelitian karena

materi pembelajaran kakawihan barudak yang disatukan dengan pembelajaran

gamelan salendro sebagai waditra pengiring kakawihan barudak, di sampaikan di

(23)

Gambar 3.3

Siswa kelas IV SDN Mohammad Toha

(Dokumentasi Cece Suganda 2012)

C. Definisi Operasional

1. Pembelajaran : Berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang

diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan

awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses,

perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau

belajar (KBBI). Untuk tercapainya suatu pendidikan maka dalam

pendidikan tersebut akan terjadi proses pembelajaran.

2. Kawih : Kawih teh nyaeta rakitan basa nu jadi kedalna rasa, gelar na

(24)

”kawih adalah bahasa ikatan yang merupakan curahan rasa yang disajikan

memerlukan lagu” (Soepandi, Atik. 1985: 15).

3. Barudak: Berasal dari bahasa Sunda yang berarti anak-anak

4. Kakawihan Barudak : Kakawihan Barudak berarti Lagu-lagu yang biasa

di nyanyikan oleh anak-anak pada saat bermain, baik didalam rumah

maupun diluar rumah, seperti dihalaman rumah pada saat terang bulan, dan

di tempat-tempat lainnya, tempat mereka bermain (Hidayat, 2007: 169).

D. Fokus Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan dalam bab satu, maka

fokus penelitian ini adalah pada proses pemilihan materi dalam pembelajaran

kakawihan barudak, mengetahui tahapan pembelajaran, metode yang digunakan,

pendekatan guru, dan evaluasi hasil pembelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan bagian terpenting dari sebuah penelitian, karena dalam

penelitian itu sendiri yang dikumpulkan dan yang diolah adalah data, maka pada

fase pengumpulan data ini merupakan fase terpenting untuk memperoleh hasil

seseuai dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui kebenaran suatu

permasalahan yang terjadi di lapangan, peneliti menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data selama penelitian yaitu: observasi, wawancara dan

(25)

1. Observasi

Dalam penelitian ini dilakukan dua tahap observasi yaitu observasi

pendahuluan dan observasi mendalam. Observasi pendahuluan dilakukan sebelum

penelitian yang lebih dalam dilaksanakan. Observasi ini bersifat perkenalan dan

mengetahui kondisi awal lokasi dan subjek penelitian. Sedangkan pada observasi

lanjutan dilakukan pengumpulan data yang mendalam, yang lebih terperinci dan

lebih mengarah kepada pokok permasalahan yang diteliti.

Sebelum peneliti mengadakan observasi ke lokasi penelitian, pada awalnya

peneliti mendapat masukan dari salah satu dosen seni musik Universitas

Pendidikan Indonesia, bahwa di SDN Mohammad Toha ada mata pelajaran

karawitan, yang membahas berbagai jenis kesenian tradisional termasuk

kakawihan barudak. Setelah mengetahui informasi tersebut maka peneliti

mencoba menggali informasi lebih lanjut melalui media internet. Informasi yang

diperoleh dari internet berupa beberapa artikel yang memang dalam artikel

tersebut dijelaskan bahwa di SD tersebut terdapat banyak kesenian tradisional.

Ada juga data yang diperoleh dari internet itu berupa skripsi, sebenarnya skripsi

tersebut adalah tentang pembelajaran Jimbe, namun di skripsi tersebut dijelaskan

bahwa di SDN Mohammad Toha banyak dipelajari kesenian tradisional.

Dari hasil pencarian informasi tersebut muncullah keinginan peneliti untuk

survei lokasi sekaligus tahap observasi pendahuluan. Sebelum melakukan

observasi dan survei lokasi peneliti mencari data profil SDN Mohammad Toha

(26)

tersebut mengantarkan peneliti ke lokasi penelitian untuk mengadakan survei dan

observasi pendahuluan.

Observasi pendahuluan ini dilaksanakan 2 kali, yaitu pada tanggal 5

oktober dan tanggal 10 oktober 2012. Pada tahap observasi pendahuluan

pertemuan pertama (pada tanggal 5 oktober) peneliti benar-benar belum tahu

secara pasti lokasi penelitian, lokasi dan subjek penelitian yang akan diteliti. Dari

hasil observasi pendahuluan yang pertama peneliti mendapatkan informasi

mengenai adanya mata pelajaran karawitan dan ada materi kakawihan barudak

juga dalam pembahasannya. Selain itu di SD ini juga mengadakan kegiatan lain

yang mendukung pembelajaran, seperti adanya ekstrakurikuler dan adanya

pembiasaan karawitan.

Gambar 3.4

Program Pembiasaan karawitan di SDN Mohammad Toha

(Dokumentasi Cece Suganda 2012)

Proses selanjutnya adalah observasi pendahuluan tahap ke dua, observasi

(27)

Endi Supendi. Setelah itu dilanjutkan observasi pendahuluan yang lebih

mendalam, peneliti mencari informasi tentang fokus penelitian yaitu tentang

materi pembelajaran kakawihan barudak. Informan selanjutnya pengajar mata

pelajaran karawitan, yaitu bapak Endi.

Pada Observasi tahap ini peneliti mengamati ruangan tempat belajar siswa,

yaitu di aula kesenian SDN Mohammad Toha, pada tahap ini peneliti melihat

kondisi fasilitas belajar di sekolah, yang berupa instrument musik barat dan

banyak waditra karawitan Sunda. Seperti keyboard, jimbe, seperangkat Gamelan

Degung, Gamelan Pelog, Gamelan Salendro, satu set Angklung, enam buah

Kacapi, dan enam set Kendang.

Gambar 3.5

Ruangan praktek mata pelajaran seni budaya dan keterampilan

(Dokumentasi Cece Suganda 2012)

(28)

November, 8 November dan 22 November. Pada pertemuan pertama (18 oktober)

guru memberikan rangsangan kepada siswa untuk belajar membaca notasi angka.

Kemudian pada pertemuan kedua (1 November) guru memberikan materi

lagu/mempelajari lagu. Setelah itu pada pertemuan ketiga (8 November) guru

memberikan materi gending atau pengiring lagu kakawihan barudak. Kemudian

pertemuan terakhir (22 November) guru menggabungkan materi lagu dengan

gending, sekaligus guru mengadakan evaluasi dengan cara tes kelompok.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai interviewer atau pihak yang

mencari atau mengumpulkan informasi, kemudian pihak yang berperan sebagai

informan atau interviewee adalah guru mata pelajaran karawitan bapak Endi

Supendi, A. Md dan beberapa siswa kelas empat yang mempelajari materi

kakawihan barudak.

Untuk memperoleh data yang jelas dan mendalam maka peneliti

menggunakan teknik wawancara, yaitu wawancara terstruktur, dan wawancara

tidak terstruktur. Peneliti menggunakan kedua teknik tersebut dalam

mengumpulkan data, yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara terstruktur ini

dilakukan peneliti pada saat peneliti mewawancara siswa kelas empat, hal ini

dikarenakan jumlah responden cukup banyak, sehingga dirasa cocok untuk

menggunakan teknik pengumpulan data secara wawancara terstruktur.

Wawancara Tidak Terstruktur ini dipakai peneliti pada saat peneliti

(29)

mengetahui secara pasti tentang informasi yang dicari dan yang dibutuhkan.

Sehingga peneliti menggali informasi sebanyak-banyaknya dengan wawancara

jenis ini.

Teknik wawancara ini juga digunakan peneliti untuk mewawancara

pengajar, dengan alasan untuk memperoleh data sebanyak-banyaknya dari

informan. Peneliti hanya menggunakan garis-garis besar permasalahannya,

kemudian peneliti mengembangkan sendiri ketika proses wawancara

dilaksanakan. Sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2012: 234) yang

menyebutkan, “wawancara tidak terstruktur atau terbuka sering digunakan dalam

penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam

tentang subyek yang diteliti”.

Gambar 3.6

Proses wawancara dengan guru serta beberapa siswa

(30)

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen ini akan

melengkapi teknik penelitian lain, mempertegas dan memeperjelas situasi

lapangan yang diteliti. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2012:

240) yang menyebutkan, “hasil penelitian akan semakin kredibel apabila

didukung oleh foto-foto atau karya tulis dan seni yang telah ada”.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan media dokumentasi

dilakukan pada setiap tahapan pengumpulan data. Pada saat observasi dan

wawancara, baik itu yang merupakan pendahuluan maupun observasi atau

wawancara yang lebih mendalam.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Proses pengolahan dan analisis data merupakan tahapan setelah

pengumpulan data sebelum data dituangkan dalam bentuk laporan penelitian.

Sejumlah data diperoleh melalui hasil observasi, wawancara dengan guru dan

siswa, serta melalui dokumentasi serta studi pustaka.

Data yang diperoleh selama tahapan pengumpulan data dikumpulkan

kemudian di seleksi, antara data yang sesuai atau tidak sesuai dengan materi

penelitian. Kemudian data yang dianggap sesuai dianalisis dan disusun kedalam

(31)

G.Langkah-langkah Penelitian

Untuk membantu mempermudah proses penelitian di lapangan, peneliti

menentukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

1. Pemilihan Topik atau Judul

Dalam hal ini peneliti mencari topik atau permasalahan yang akan dikaji

dan dijadikan sebagai bahan untuk penelitian. Kemudian terkumpullah beberapa

topik yang memungkinkan untuk diadakannya sebuah penelitian. Setelah itu

peneliti menentukan topik mana yang akan dijadikan sumber penelitian.

Selanjutnya peneliti memberikan anggapan sementara mengenai topik yang akan

diteliti dari berbagai sumber yang peneliti temui sebelum ke lapangan.

2. Penyusunan Proposal

Setelah topik permaslahan dan judul telah disetujui, langkah selanjutnya

adalah penyusunan proposal penelitian yang terdiri dari latar belakang serta

rumusan masalah yang akan peneliti ungkap untuk selanjutnya menjadi sebuah

karya ilmiah.

3. Survei

Setelah menentukan judul dan tempat penelitian, peneliti melakukan survei

langsung ke lapangan, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang faktual

(32)

kakawihan pada suatu kelompok tertentu yang dalam penelitian ini SDN

Mohammad Toha.

4. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan mencari data-data yang

akurat, baik dari buku, artikel, jurnal, skripsi, internet dan melakukan observasi

maupun wawancara langsung sesuai dengan topik atau permasalahan yang sedang

dikaji.

5. Penyusunan Laporan

Langkah terakhir yang peneliti tempuh adalah penulisan laporan dalam

bentuk skripsi yang berisikan rincian dan hasil penelitian lapangan dan

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti mengenai

pembelajaran Kakawihan Barudak pada mata pelajaran Seni Budaya dan

Keterampilan di SDN Mohammad Toha, dalam bab ini peneliti menyampaikan

kesimpulan dari hasil penelitian. Hasil penelitian tersebut meliputi pemilihan

materi lagu, penerapan metode pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran dalam pembelajaran kakawihan barudak dalam mata pelajaran

SBK.

Materi pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran seni budaya

dan keterampilan di SD Negeri Mohammad Toha ini terdiri dari lagu Ulin di

buruan, Oray-orayan, Ayang-ayanggung. Namun dalam pelaksanannya peneliti

hanya meneliti lagu Ulin di buruan. Dalam pemberian materi lagu, peneliti

melihat kesulitan baik dari pihak siswa dalam pembelajarannya. Hal tersebut

dikarenakan cara pengucapan dalam lirik lagu, karena lagu kakawihan barudak ini

menggunakan bahasa yang sulit di ucapkan oleh anak serta pemahaman arti dari

lagu tersebut. Hal tersebut terbukti ketika wawancara dengan siswa, mereka

mengaku susah menghapal liriknya dan tidak begitu mengerti dengan isi lagunya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Endi Supendi, maka

(34)

kriteria; nu dinamis, nu hegar, nu gumbira, lirik sesuai usia, lirik pendek agar

mudah dihapalkan, melodi sederhana.

Penerapan metode yang diberikan guru kepada siswa mempengaruhi atas

keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Dalam pembelajaran ini guru merancang

tahapan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi,

imitasi, latihan dan metode praktek kemudian menyampaikan materi. Penerapan

pendekatan guru terhadap anak usia dini yaitu belajar sambil bermain seperti

dalam pembelajaran kakawihan barudak yang diajarkan menggunakan metode

praktek dan menggunakan media gamelan Salendro sebagai pengiringnya.

Dalam pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran seni budaya

dan keterampilan di SD Negeri Mohammad Toha Bandung, guru tidak melakukan

evaluasi secara langsung dalam bentuk ujian melainkan dalam setiap pertemuan

guru member evaluasi kepada setiap siswa dengan cara meminta siswa maju ke

depan menyanyikan dan memainkan gamelan lagu yang telah di contohkan.

Namun di akhir pembelajaran siswa memainkan gamelan berkelompok dengan

menyanyikan lagu kakawihan barudak juga, lalu kemudian guru mengevaluasi

dan memberi penilaian.

Bedasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan, peneliti melihat

kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran yaitu pengaturan

siswa yang aktif karena sesuai dengan usia mereka yang terlalu banyak bermain

menyulitkan guru untuk menguasai kelas. Hal tersebut mengharuskan guru untuk

memiliki strategi, metode pendekatan khusus untuk menghadapi siswa. Dalam hal

(35)

mempunyai penangan yang berbeda. Guru menggunakan cara yang tidak keras

tetapi tegas sehingga siswa akan kembali mengikuti pelajaran dengan fokus.

Selain itu guru pun memberikan pujian bila anak berani tampil dan mau menyanyi

ke depan selain itu guru memberi apresiasi terhadap penampilan siswa yang

berani ke depan untuk mempraktekan nyanyian dan gerakan.

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disusun, terdapat

kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran. Maka kelebihan harus

ditingkatkan dan kekurangan harus diperbaiki. Menyikapi kekurangan, kelebihan,

perbaikan dalam proses pembelajaran serta kecintaan terhadap budaya tradisional

peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. SD Negeri Mohammad Toha

Agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi terutama untuk pembelajaran

kakawihan barudak, sarana dan prasarana yang mendukung terhadap

pembelajaran harus ditingkatkan lebih baik lagi, diantaranya: kurikulum yang

terencana, pengadaan fasilitas dalam pembelajaran, pilihan lagu yang lebih

variatif dan disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Selain memperhatikan materi yang disampaikan guru juga harus

memperhatikan penggunaan metode dan pendekatan yang disesuaikan dengan

psikologi dan kondisi anak dalam proses pembelajaran. Hal tersebut untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik pada siswa.

(36)

Selain pihak sekolah, pihak orang tua pun dinilai akan memberikan efek

terhadap perkembangan pengetahuan dan keterampilan anak dalam bidang budaya

tradisional khususnya kakawihan barudak. Kontribusi secara tidak langsung yang

diberikan orang tua terhadap minat dan bakat serta rasa kecintaan anak pada

budaya tradisional terutama budaya Sunda salah satu contohnya dengan

menggunakan bahasa Sunda yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Selain kontribusi tidak langsung orang tua juga bisa memberikan bantuan secara

nyata, misalkan mengajarkan anak lagu kakawihan barudak, membantu anak

ketika menghafal liriknya, mengucapkan liriknya, dan menjelaskan kepada anak

maksud yang terkandung dalam lirik lagu tersebut.

3. Pemerintah

Menjaga kelestarian budaya merupakan kewajiban seluruh warga negara,

namun sebagai pihak yang memiliki kewenangan dan kekuasaan mestinya

pemerintah bisa menjaga dan melestarikan kebudayaan tradisional yang menjadi

aset berharga yang dimiliki nusantara. Cara konkrit untuk menjaga kelestarian

budaya tradisional tersebut adalah dengan cara membuat kebijakan atau peraturan

yang menekankan pendidikan harus berlandaskan budaya lokal, bantuan terutama

dalam sarana prasarana untuk pengembangan budaya lokal, penghargaan terhadap

seniman-seniman tradisional yang dengan setia berkarya dan menjaga kelestarian

budaya nusantara dan banyak lagi hal-hal lainnya.

4. Lain-lain

Sebagaimana telah dipaparkan di atas, peneliti menggaris bawahi “menjaga

(37)

mempunyai kewenangan dalam bidang media (baik itu media radio, tv, koran dan

lain sebagainya) maka perbanyaklah bahasan, acara, serta segala sesuatu yang

mendukung kebudayaan tradisional. Jika berprofesi sebagai seniman, meskipun

mempunyai talenta tidak hanya dari budaya tradisional (misalkan seorang

penyanyi seriosa atau pemain biola), dia tidak melupakan begitu saja budaya

tradisional. Jika dia seorang rakyat biasa minimal dengan menggunakan bahasa,

etika, tata krama yang berlandaskan budaya tradisional dan minimal dengan

mencintai budaya tradisional agar tetap terjaga kelestariannya, karena jika bukan

kita sendiri yang menjaganya maka siapa lagi yang akan peduli terhadap budaya

(38)

Cece Suganda , 2013

PEMBELAJARAN KAKAWIHAN BARUDAK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN Ambarjaya, Beni. 2008. Model-model Pembelajaran Kreatif. Bandung: Tinta Emas

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Herdini, Heri. 2007. Raden Machjar Angga Koesoemadinata Pemikiran dan Aktifitasnya dalam Dunia Karawitan Sunda. Bandung: Sunan Ambu Press

Milyartini, Rita. 2009. Evaluasi Pendidikan Musik. Bandung: Bintang WarliArtika

Mack, Dieter. 2001. Pendidikan Musik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Natapradja, Iwan. 2003. Sekar Gending. Bandung PT Karya Cipta Lestari

Ruhimat, at. all. 2009. Kurikulum & Pembelajaran. Bandung FIP UPI

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sutrisno. 2011. Seni Karawitan. Ciamis: DINA

Tamsyah, Budi Rahayu. 2003. Kamus Lengkep Sunda-Indonesia, Indonesia-Sunda. Bandung: CV. PUSTAKA SETIA

Taufik Hidayat, Rahmat. 2007. Peperenian Urang Sunda. Bandung: PT Qiblat Buku Utama

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

http://bio-sanjaya.blogspot.com/2012/04/pendidikan-pengertian-pendidikan.html#ixzz1zNuQudnH (2 Juli 2012)

http://carapedia.com/pengertian_definisi_pembelajaran_menurut_para_ahli_info507.html (3Juli 2012)

(39)

Gambar

Gambar 3.1 Bangunan kelas SDN Mohammad Toha
Gambar 3.2 Ruang Aula Kesenian SDN Mohammad Toha Bandung
Gambar 3.3 Siswa kelas IV SDN Mohammad Toha
Gambar 3.4 Program Pembiasaan karawitan di SDN Mohammad Toha
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk merumuskan pengembangan program latihan teknik pendamping awas bagi keluarga siswa tunanetra Untuk itu, upaya dalam mengungkap dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengomposan bahan organik dan varietas tanaman padi IP 400 yang berbeda dapat menekan laju emisi gas metan (CH4), suhu udara

PENGEMBANGAN PROGRAM LATIHAN ORIENTASI DAN MOBILITAS TEKNIK PENDAMPING AWAS BAGI KELUARGA SISWA TUNANETRA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Hang Tuah

Hasil penelitian ini adalah ditemukannya bahwa: 1) Pelaksanaan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Coblong Kota Bandung secara

Analisis citra – Satu hal dalam gambaran warna dibuat oleh layar komputer dibuat oleh layar komputer dengan menyiapkan setiap [pixel] (sebuah titik yang. mempunyai alamat dalam

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,kerena terbatasnya

Hulu Selangor Gombak Kuala Selangor Kelang Petaling W.P Jelebu Pekan Kuantan Maran Temerloh Bera Bentong Raub PAHANG SELANGOR Sabak Bernam Hulu L t Kuala Langat Kelang Jelebu