DI SDN MOHAMMAD TOHA KOTA BANDUNG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Seni Musik
Oleh
Cece Suganda
0807512
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “PEMBELAJARAN KAKAWIHAN BARUDAK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN DI SDN MOHAMMAD TOHA KOTA BANDUNG, membahas mengenai pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan di SDN Mohammad Toha, baik itu tahapan persiapan pembelajaran (pemilihan materi dalam pembelajaran), proses pembelajaran dan tahapan evaluasi setelah seleseinya proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan alasan atau kriteria dalam pemilihan lagu pada proses pembelajaran kakawihan barudak, mendeskripsikan proses pembelajaran dari awal hingga akhir, serta mendeskripsikan evaluasi dalam pembelajaran kakawihan barudak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Dengan metode dan pendektan ini peneliti melakukan pengamatan secara objektif yang menungkapkan berbagai temuan dar sejumlah data yang ada dan menggambarkan secara sistemasis fakta yang diteliti di lapangan yang kemudian dianalisis dan selanjutnya diuraikan menjadi satu bentuk deskripsi pada laporan tertulis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Observasi, Wawancara, Dokumentasi.
Pada saat melakukan penelitian di lapangan, peneliti menemukan informasi mengenai masalah yang hendak diungkap dari hasil wawancara dengan narasumber (pengajar materi kakawihan barudak) yang dianggap memiliki pemahaman dan pengalaman dalam mengajarkan materi kakawihan barudak dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Selain dari wawancara, peneliti juga banyak menemukan data dan informasi melalui observasi secara langsung serta dengan studi dokumentasi. Sehingga peneliti mendapatkan jawaban atas semua masalah yang dideskripsikan pada Bab IV. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemilihan materi lagu merupakan hal pertama yang paling penting dalam pembelajaran kakawihan barudak, karena dalam materi terdapat makna rumpaka yang menjadi bahan pelajaran bagi peserta didik. Selain pemilihan materi, proses pembelajaran dan evaluasi juga merupakan hal yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Maka dalam Bab IV dianalisis dan dibahas tentang pemilihan materi lagu, proses pembelajaran serta evaluasi dalam pembelajaran kakawihan barudak.
DAF\TAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR...i
UCAPAN TERIMA KASIH...ii
ABSTRAK...iii
DAFTAR ISI...iv
DAFTAR GAMBAR...vii
DAFTAR LAMPIRAN...viii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Asumsi ... 9
F. Metode Penelitian ... 9
G. Teknik Pengumpulan Data ... 10
H. Teknik Pengolahan Data ... 11
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Pembelajaran ... 12
1. Hakikat Belajar ... 13
2. Hakikat Pembelajaran ... 17
3. Strategi Pembelajaran ... 18
4. Metode Pembelajaran ... 21
5. Tahapan Proses Pembelajaran ... 24
6. Evaluasi Pembelajaran ... 28
B. Konsep Dasar Kebudayaan ... 30
C. Konsep Dasar Karawitan ... 33
1. Konsep Karawitan ... 33
2. Konsep Laras ... 34
3. Serat Kanayagan ... 36
D. Konsep Dasar Kakawihan Barudak ... 37
1. Konsep Dasar Kawih ... 37
2. Konsep Dasar Kakawihan Barudak ... 37
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 39
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40
C. Definisi Operasional ... 43
E. Teknik Pengumpulan Data ... 44
1. Observasi ... 45
2. Wawancara ... 48
3. Dokumentasi ... 50
F. Pengolahan dan Analisis Data ... 50
G. Langkah-Langkah Penelitian ... 51
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53
1. Pemilihan Materi Lagu dalam Pembelajaran Kakawihan Barudak ... 53
2. Metode Pembelajaran ... 53
3. Proses Pembelajaran Kakawihan Barudak ... 53
4. Evaluasi Pembelajaran ... 61
B. Pembahasan ... 63
1. Pemilihan Materi Lagu dalam Pembelajaran Kakawihan Barudak ... 63
2. Metode Pembelajaran ... 70
3. Proses Pembelajaran Kakawihan Barudak ... 71
4. Evaluasi Pembelajaran ... 83
B. Saran …... 88
DAFTAR PUSTAKA... 91
Lampiran A ... 92
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sunda merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia yang mempunyai
beragam kebudayaan, di mana salah satunya dalam bentuk kesenian tradisional,
baik karawitan sekar (musik vokal), karawitan gending (musik instrumental)
maupun gabungan dari keduanya atau karawitan sekar gending. Seperti;
Angklung, Calung, Gamelan degung, Kacapi suling, Reog dan banyak lagi yang
lainnya. Seni karawitan sekar atau musik vokal yang terdapat di Sunda ada yang
disebut dengan Beluk, Pantun, Pupuh, Tembang Cianjuran, Ciawian, Cigawiran
dan sebagainya. Termasuk salah satu seni vokal yang dahulu banyak dinyanyikan
oleh anak-anak di Sunda yang biasa disebut dengan istilah kakawihan barudak
atau kawih murangkalih.
Jika dilihat dari kondisi saat ini, kebanyakan masyarakat sudah mulai
meninggalkan tradisi atau budayanya sendiri, mereka lebih tertarik untuk
mempelajari atau mengapresiasi kebudayaan orang lain. Penulis mengungkapkan
hal seperti itu bukan tanpa alasan, lihat saja tayangan di semua chanel TV,
pernahkah kita melihat kebudayaan tradisional yang diangkat menjadi topik
utama? Kalaupun ada, persentasenya sangat rendah dibandingkan dengan
tayangan tentang budaya bangsa lain. Salah satu contohnya hampir semua acara
musik didominasi oleh musik dari budaya bangsa lain, seperti K-Pop (Korean
kita seperti Kacapi Suling, Keroncong, Talempong, Tanjidor, kakawihan barudak
dan musik tradisional lainnya hampir tidak tersentuh.
Melihat kenyataan di atas, maka akan seperti apa nasib musik tradisional
kebanggaan kita? Mungkin 20 atau 30 tahun yang akan datang anak cucu kita
tidak lagi mengenal gamelan, angklung, calung dan alat muik tradisional lainnya.
Mungkin mereka akan bertanya-tanya, ”seperti apa gamelan itu?” Atau, ”seperti
apa bunyi suling itu?”. Mungkin kebudayaan yang masih bisa kita nikmati saat ini
hanya menjadi sebuah dongeng pengantar tidur pada saat itu. Kita semua pasti
berharap itu semua tidak akan pernah terjadi.
Anak-anak di Sunda pada masa sekarang lebih mengenal Piano, Drum,
Gitar, Biola dan alat-alat musik lainnya yang berasal dari kebudayaan negara lain.
Pernyataan di atas bukan berarti penulis tidak setuju dalam hal mempelajari musik
atau kebudayaan bangsa lain. Boleh-boleh saja mempelajari kebudayaan bangsa
lain akan tetapi kita sebagai warga negara yang baik dan mempunyai rasa cinta
tanah air, tanah tempat di mana kita dilahirkan, kita harus mendasari semuanya
dengan budaya bangsa kita sendiri. Seperti dalam peribahasa, “dimana bumi
dipijak disana langit di junjung”, atau peribahasa Sunda yang menyebutkan, “ulah
nepi ka jati kasilih ku junti”. Artinya kurang lebih kita harus menjunjung tinggi
budaya dimana tempat kita berada, jangan sampai kebudayaan bangsa sendiri
Berkenaan dengan moderenitas di Indonesia, Dieter Mack (2001:146),
salah seorang dosen seni musik pasca sarjana UPI, dalam bukunya yang berjudul
Pendidikan Musik antara harapan dan realita, mengatakan,
“Permasalahannya adalah bahwa moderenitas di Indonesia di impor, bukan dikembangkan dari akar-akar tradisi dari masing-masing budaya. Justru hal ini perlu diluruskan dalam rangka pendidikan, khususnya pada pendidikan seni supaya anak Indonesia berakar pada budayanya sendiri”.
Di tengah perkembangan zaman, ketika banyak orang mulai meninggalkan
kebudayaan tradisional. Maka dunia pendidikan diharapkan menjadi tulang
punggung atau harapan sebagai pemecah permasalahan yang berkembang pada
masa kini, tanpa terkecuali dalam hal kebudayaan tradisional. Hal itu karena
dalam dunia pendidikan misi untuk menanamkan kembali rasa cinta terhadap
kebudayaan daerah sendiri dapat dilaksanakan.
Penanaman kecintaan terhadap kebudayaan tradisional memang tepat jika
dilaksanakan dalam dunia pendidikan atau di sekolah-sekolah, karena sekolah
adalah tempat untuk belajar. Belajar tentang berbagai hal dalam kehidupan,
termasuk budaya tradisional, yang di dalamnya mempelajari musik tradisional.
Ada pepatah mengatakan lebih cepat lebih baik, maka penanaman kecintaan
terhadap musik tradisional dapat dimulai dari tingkat sekolah dasar.
SDN Mohammad Toha yang terletak di jalan Mohammad Toha 22,
Ciateul Kota Bandung ini adalah salah satu dari sedikit sekolah dasar yang sadar
akan pentingnya menanamkan kecintaan terhadap budaya tradisional, khususnya
musik tradisional. Sebenarnya bukan hanya faktor kesadaran akan pentingnya
mengajarkan kesenian tradisional saja yang menjadikan musik tradisional tidak
menjadi pengajar karawitan. Tidak banyak pengajar yang bisa mengajarkan musik
tradisional karena kurangnya pengetahuan mereka tentang karawitan, adapun
seniman tradisional yang memiliki kemampuan dalam karawitan mereka tidak
menguasai teknik-teknik mengajar. Hal itu lah yang menjadi salah satu faktor
penghambat pelaksanaan pembelajaran kesenian tradisional di sekolah.
Di sekolah ini anak-anak dikenalkan kembali dengan budaya tradisional
yang ada di wilayah Sunda. Sejak awal, dalam materi pembelajaran seni budaya
anak diperkenalkan dengan kakawihan barudak, materi pembelajaran ini sesuai
dengan usia perkembangan anak. Usia anak-anak adalah ketika anak masih
senang bermain dan aktif, maka akan lebih efektif memberikan materi pelajaran
yang berupa permainan. Minat dan semangat siswa di atas disalurkan pihak
sekolah melalui pembelajaran permainan gamelan dan kakawihan (nyanyian).
Siswa di SD ini juga diberi keterampilan untuk menabuh gamelan. Siswa
kelas IV mempelajari gamelan Salendro yang dipadukan dengan lagu-lagu
kakawihan barudak yang kebanyakan berlaras Salendro. Kelas V mempelajari
gamelan Degung dengan berbagai kawih sederhana atau kawih perjuangan yang
menggunakan laras Degung. Sementara siswa kelas VI di sekolah ini dibimbing
untuk membuat sebuah karya musik sederhana dengan menggunakan media
gamelan maupun dengan media lainnya.
Sekolah ini juga memberikan materi penguatan karawitan dengan
mengadakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan pembiasaan.
Misalnya dalam kegiatan ekstrakurikuler, terdapat kegiatan ekstrakurikuler yaitu;
kebudayaan daerah setempat, siswa juga mengikuti berbagai pembiasaan, seperti
pada setiap hari rabu siswa wajib menggunakan bahasa Sunda, setiap hari kamis
pagi sebelum memulai pelajaran siswa mengikuti pembiasaan dalam bentuk
latihan pencak silat. Bakat vokal yang dimiliki siswa di sekolah ini juga diasah
dalam kegiatan pembiasaan karawitan. Kegiatan ini dilaksanakan pada setiap hari
rabu minggu pertama setiap bulannya yang pelaksanaannya pada pagi hari
sebelum memulai pelajaran. Materi yang diajarkan berisikan pengenalan pupuh
dan lagu kaulinan barudak/kakawihan barudak.
Pupuh yang diajarkan biasanya merupakan pupuh raehan, yaitu pupuh
yang sudah dirubah dengan pertimbangan tanpa mengubah bentuk pupuhnya,
yang dalam istilah musik barat disebut diaransemen. Pupuh balakbak, pangkur,
maskumambang dan berbagai pupuh lainnya menjadi materi pembelajaran
pembekalan. Sedangkan materi lagu-lagu kaulinan barudak atau kakawihan
barudak seperti lagu ulin di bururan, ayang-ayanggung, oray-orayan dan
lain-lain.
Melihat cara mengajar dan proses pembelajaran karawitan di SD ini,
menarik perhatian penulis untuk mengadakan sebuah penelitian. Penelitian ini
berjudul Pembelajaran Kakawihan Barudak Pada Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung. Dengan adanya penelitian ini penulis berharap akan lestarinya kebudayaan kita,
kebudayaan Indonesia khususnya kebudayaan Sunda. Sebagaimana tercantum
dalam Pasal 8 ayat (1) Peraturan bersama menteri dalam negeri dan menteri
berikut: Menjaga dan melestarikan budaya dapat dilakukan melalui: kajian;
penelitian; diskusi; seminar; workshop; eksperimen; dan penciptaan model-model
baru.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini berkeinginan untuk mengkaji tentang kakawihan barudak
yang diajarkan pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN
Mohammad Toha. Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam
penelitian ini disusun dalam bentuk kalimat tanya,
“Bagaimana pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni Budaya
dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung?”
Untuk menjawab dan mendeskripsikan rumusan masalah di atas disusun
dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pemilihan materi kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung?
2. Bagaimana metode pembelajaran dalam pembelajaran kakawihan barudak
pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha
Kota Bandung?
3. Bagaimana evaluasi hasil pembelajaran kakawihan barudak pada mata
pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota
C.Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah disusun, penelitian ini memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Mengetahui proses pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran
Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui materi ajar dan alasan-alasan atau kriteria pemilihan materi dalam
pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung.
b. Mengetahui metode pembelajaran dalam pembelajaran kakawihan barudak
pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha
Kota Bandung.
c. Mengetahui hasil pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang baik bagi berbagai
pihak. Adapun manfaat setelah penelitian selesai sebagai berikut:
Bagi pemerintah penelitian ini akan bermanfaat, karena merupakan salah
satu upaya revitalisasi budaya. Salah satu upaya menjaga dan melestarikan
budaya. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 8 ayat (1) Peraturan mendagri dan
Bagi guru penelitian ini akan menambah wawasan dalam bidang kesenian
tradisional khususnya kakawihan barudak. Mengetahui manfaat yang akan
didapatkan siswa,setelah mengetahui proses dan manfaat maka hasil penelitian ini
akan menjadi acuan dalam menerapkan pembelajaran kakawihan barudak ke
dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Bagi masyarakat penelitian ini akan berguna, menambah wawasan dan
mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang kebudayaan yang pernah
populer. Mengetahui pola hidup dan kebiasaan masyarakat di masa lalu. Serta
mengambil pelajaran dari warisan kebudayaan tersebut sebagai landasan dan
falsafah hidup, sehingga ciri khas dan jati diri suatu bangsa bisa tetap terjaga.
Bagi orang tua dengan adanya kakawihan barudak ini membantu untuk
menjaga pergaulan anak dari pengaruh negatif kemajuan jaman. Seperti dari
pengaruh permainan play station atau game online. Serta hal lain yang kurang
baik dan kurang cocok untuk dikonsumsi oleh usia anak.
Manfaat bagi anak atau siswa itu sendiri, selain anak lebih mengenal salah
satu kesenian tradisional daerah sendiri anak juga dapat mengambil manfaat
langsung dari kesenian tradisional ini. Seperti, belajar bernyanyi. Kakawihan
barudak ini merupakan salah satu musik vokal (karawitan sekar), sehingga
dengan belajar lagu-lagu dalam kakawihan barudak anak secar tidak langsung
akan belajar musik atau musik vokal pada khususnya.
Sementara untuk dunia akademisi, penelitian ini bisa dijadikan sebagai
referensi bahan pembelajaran, dan dapat dijadikan sebagai acuan atau bahan atau
E. Asumsi
Proses pemilihan materi dalam pembelajaran kakawihan barudak pada
mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SDN Mohammad Toha Kota
Bandung ini harus ditentukan dari segi manfaat bagi anak-anak atau peserta didik.
Selain itu pemilihan materi berdasarkan dari segi tujuan, filosofi dan keunikan
yang terdapat dalam sebuah kakawihan barudak. Lagu-lagu kakawihan barudak
diajarkan dengan cara dibeo atau langsung dari mulut ke mulut. Pada tahap
selanjutnya yaitu tahap evaluasi, pembelajaran ini lebih cocok bila diadakan tes
praktek.
F. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian
deskriftif analisis dan menggunakan pendekatan secara kualitatif sehingga hasil
dari penelitian ini merupakan bukti-bukti penelitian berupa hasil wawancara dari
narasumber dan dokmentasi berupa foto-foto dan video penelitian.
Metode yang akan dilakukan dalam pengumpulan data pada analisis ini
adalah melalui beberapa metode diantaranya yaitu melakukan diskusi dengan
narasumber yang dituju dan melakukan wawancara pada narasumber juga
orang-orang yang mengikuti perkembangan nara sumber hingga saat ini. Selain itu, data
juga akan dikumpulkan dalam bentuk data-data audio atau visual serta hasil
dokumentasi dan wawancara yang bisa menunjang dan akan membantu
G. Teknik Pengumpulan Data
Instrument yang di gunakan dalam pengumpukan data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan sebuah teknik dalam penelitian untuk mengamati
secara langsung di lapangan, sehingga penelitian akan memperoleh hasil yang
akurat. Untuk memperoleh data yang akurat observasi ini juga harus dilakukan
secara berulang-ulang, dan terus menerus.
2. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab secara langsung antara
penanya dan penjawab, untuk memperoleh keterangan tertentu. Sesuai dengan
pernyataan Moh. Nazir yaitu,
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden. Wawancara adalah proses pengumpulan data untuk suatu penelitian (Nazir, 2005: 193).
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data dengan bantuan
catatan peristiwa yang berbentuk tulisan, gambar, meupun rekaman audio visual
dari sumber data (Nurul Husna, 2011: 7). Dokumentasi ini berguna untuk lebih
H. Teknik Pengolahan
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono. 2007:89).
Setelah data yang didapat dari hasil observasi wawancara dan dokumentasi
dirasakan sudah sesuai dengan yang diinginkan, tahap selanjutnya adalah
penyeleksian data. Data diolah dengan cara dipilah dan dipilih mana yang
sekiranya dianggap paling mendukung pada penelitian. Setelah itu kemudian data
yang paling mendukung tersebut akan diteliti lebih lanjut.
I. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di SD Negeri Mohammad Toha yang ada di jalan
Mohammad Toha no. 22, Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung (40252).
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Guru yang
akan menjadi subjek penelitian adalah guru seni budaya di SDN Mohammad
Toha, yaitu pa Endi Supendi. Serta siswa-siswa kelas IV yang mempelajari
kakawihan barudak pada mata pelajaran seni budaya di SDN Mohammad Toha
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan sebuah cara untuk mendapatkan dan
mengolah data dari sebuah penelitian, sebagaimana menurut pernyataan Sugiyono
(2010:3) yang menyebutkan, “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujtuan dan kegunaan tertentu”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan pengolahan data nya
secara kualitatif. Penelitian kualitatif sendiri menurut pengertiannya adalah
pengertian yang menekankan pada kualitas atau hal terpenting yang berupa
kejadian atau fenomena yang dapat dijadikan pelajaran berharga.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan
kualitatif, sebagaimana telah dibahas di bab I secara sepintas. Penelitian ini
bertujuan mengadakan pengamatan secara objektif yang mengungkapkan berbagai
temuan dari sejumlah data yang ada, dan menggambarkan objek dan subjek yang
diteliti di lapangan secara tepat yang kemudian dianalisis dan selanjutnya
B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Mohammad Toha, yang lokasinya
ada di jalan Mohammad Toha no. 22, Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung
(40252).
Gambar 3.1
Bangunan kelas SDN Mohammad Toha
(Dokumentasi Cece Suganda 2012)
Penelitian ini memilih lokasi di SD tersebut karena jarang sekali SD yang
menggunakan kesenian tradisional sebagai dasar pembelajaran pada mata
pelajaran Karawitan. Seperti yang telah diungkapkan selain mengangkat
kakawihan barudak sebagai materi dalam pembelajaran. Selain itu di SD ini juga
dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler atau dalam kegiatan
lainnya.
Dalam kegiatan intrakurikuler di SD ini terdapat mata pelajaran seni
budaya dan keterampilan yang mengajarkan tentang gamelan salendro dan
kakawihan barudak di kelas tiga dan empat, pembelajaran kawih sunda dan
gamelan pelog di kelas lima, serta komposisi sederhana di kelas enam.
Dalam kegiatan ekstrakurikuler terdapat ekstrakurikuler angklung,
karawitan dan rampak sekar. Sedangkan dalam kegiatan lainnya seperti
pembekalan atau pembiasaan karawitan yang dilaksanakan pada setiap hari rabu
minggu pertama setiap bulannya. Kegiatan ini dilaksanakan di lapangan dan di
ikuti oleh seluruh siswa. Biasanya kegiatan ini mempelajari pupuh, dan pupuh
raehan, materi kakawihan dan lain sebagainya.
Selain karena materi pembelajarannya, SD ini juga mempunyai fasilitas
yang memadai untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Terdapat gamelan
pelog dan salendro, angklung, kecapi, keyboard, gitar, jimbe dan berbagai alat
musik lain di SD ini. Selain itu SD ini juga mempunyai dua ruangan khusus untuk
praktek pembelajaran seni budaya, terdapat dua ruang aula kesenian. Diharapkan
dengan fasilitas yang lengkap dan materi yang cukup banyak dalam hal karawitan
sunda dapat membantu peneliti untuk memperoleh data yang diharapkan, yang
Gambar 3.2
Ruang Aula Kesenian SDN Mohammad Toha Bandung
(Dokumentasi Cece Suganda 2012)
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru-guru/pengajar. Guru
yang akan menjadi subjek penelitian adalah guru karawitan di SDN Mohammad
Toha, yaitu pa Endi Supendi, A. Md. Serta siswa kelas empat yang mempelajari
kakawihan barudak pada mata pelajaran seni budaya di SDN Mohammad Toha
Kota Bandung. Pemilihan siswa kelas empat sebagai subjek penelitian karena
materi pembelajaran kakawihan barudak yang disatukan dengan pembelajaran
gamelan salendro sebagai waditra pengiring kakawihan barudak, di sampaikan di
Gambar 3.3
Siswa kelas IV SDN Mohammad Toha
(Dokumentasi Cece Suganda 2012)
C. Definisi Operasional
1. Pembelajaran : Berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang
diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan
awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses,
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau
belajar (KBBI). Untuk tercapainya suatu pendidikan maka dalam
pendidikan tersebut akan terjadi proses pembelajaran.
2. Kawih : Kawih teh nyaeta rakitan basa nu jadi kedalna rasa, gelar na
”kawih adalah bahasa ikatan yang merupakan curahan rasa yang disajikan
memerlukan lagu” (Soepandi, Atik. 1985: 15).
3. Barudak: Berasal dari bahasa Sunda yang berarti anak-anak
4. Kakawihan Barudak : Kakawihan Barudak berarti Lagu-lagu yang biasa
di nyanyikan oleh anak-anak pada saat bermain, baik didalam rumah
maupun diluar rumah, seperti dihalaman rumah pada saat terang bulan, dan
di tempat-tempat lainnya, tempat mereka bermain (Hidayat, 2007: 169).
D. Fokus Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan dalam bab satu, maka
fokus penelitian ini adalah pada proses pemilihan materi dalam pembelajaran
kakawihan barudak, mengetahui tahapan pembelajaran, metode yang digunakan,
pendekatan guru, dan evaluasi hasil pembelajaran.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan bagian terpenting dari sebuah penelitian, karena dalam
penelitian itu sendiri yang dikumpulkan dan yang diolah adalah data, maka pada
fase pengumpulan data ini merupakan fase terpenting untuk memperoleh hasil
seseuai dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui kebenaran suatu
permasalahan yang terjadi di lapangan, peneliti menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data selama penelitian yaitu: observasi, wawancara dan
1. Observasi
Dalam penelitian ini dilakukan dua tahap observasi yaitu observasi
pendahuluan dan observasi mendalam. Observasi pendahuluan dilakukan sebelum
penelitian yang lebih dalam dilaksanakan. Observasi ini bersifat perkenalan dan
mengetahui kondisi awal lokasi dan subjek penelitian. Sedangkan pada observasi
lanjutan dilakukan pengumpulan data yang mendalam, yang lebih terperinci dan
lebih mengarah kepada pokok permasalahan yang diteliti.
Sebelum peneliti mengadakan observasi ke lokasi penelitian, pada awalnya
peneliti mendapat masukan dari salah satu dosen seni musik Universitas
Pendidikan Indonesia, bahwa di SDN Mohammad Toha ada mata pelajaran
karawitan, yang membahas berbagai jenis kesenian tradisional termasuk
kakawihan barudak. Setelah mengetahui informasi tersebut maka peneliti
mencoba menggali informasi lebih lanjut melalui media internet. Informasi yang
diperoleh dari internet berupa beberapa artikel yang memang dalam artikel
tersebut dijelaskan bahwa di SD tersebut terdapat banyak kesenian tradisional.
Ada juga data yang diperoleh dari internet itu berupa skripsi, sebenarnya skripsi
tersebut adalah tentang pembelajaran Jimbe, namun di skripsi tersebut dijelaskan
bahwa di SDN Mohammad Toha banyak dipelajari kesenian tradisional.
Dari hasil pencarian informasi tersebut muncullah keinginan peneliti untuk
survei lokasi sekaligus tahap observasi pendahuluan. Sebelum melakukan
observasi dan survei lokasi peneliti mencari data profil SDN Mohammad Toha
tersebut mengantarkan peneliti ke lokasi penelitian untuk mengadakan survei dan
observasi pendahuluan.
Observasi pendahuluan ini dilaksanakan 2 kali, yaitu pada tanggal 5
oktober dan tanggal 10 oktober 2012. Pada tahap observasi pendahuluan
pertemuan pertama (pada tanggal 5 oktober) peneliti benar-benar belum tahu
secara pasti lokasi penelitian, lokasi dan subjek penelitian yang akan diteliti. Dari
hasil observasi pendahuluan yang pertama peneliti mendapatkan informasi
mengenai adanya mata pelajaran karawitan dan ada materi kakawihan barudak
juga dalam pembahasannya. Selain itu di SD ini juga mengadakan kegiatan lain
yang mendukung pembelajaran, seperti adanya ekstrakurikuler dan adanya
pembiasaan karawitan.
Gambar 3.4
Program Pembiasaan karawitan di SDN Mohammad Toha
(Dokumentasi Cece Suganda 2012)
Proses selanjutnya adalah observasi pendahuluan tahap ke dua, observasi
Endi Supendi. Setelah itu dilanjutkan observasi pendahuluan yang lebih
mendalam, peneliti mencari informasi tentang fokus penelitian yaitu tentang
materi pembelajaran kakawihan barudak. Informan selanjutnya pengajar mata
pelajaran karawitan, yaitu bapak Endi.
Pada Observasi tahap ini peneliti mengamati ruangan tempat belajar siswa,
yaitu di aula kesenian SDN Mohammad Toha, pada tahap ini peneliti melihat
kondisi fasilitas belajar di sekolah, yang berupa instrument musik barat dan
banyak waditra karawitan Sunda. Seperti keyboard, jimbe, seperangkat Gamelan
Degung, Gamelan Pelog, Gamelan Salendro, satu set Angklung, enam buah
Kacapi, dan enam set Kendang.
Gambar 3.5
Ruangan praktek mata pelajaran seni budaya dan keterampilan
(Dokumentasi Cece Suganda 2012)
November, 8 November dan 22 November. Pada pertemuan pertama (18 oktober)
guru memberikan rangsangan kepada siswa untuk belajar membaca notasi angka.
Kemudian pada pertemuan kedua (1 November) guru memberikan materi
lagu/mempelajari lagu. Setelah itu pada pertemuan ketiga (8 November) guru
memberikan materi gending atau pengiring lagu kakawihan barudak. Kemudian
pertemuan terakhir (22 November) guru menggabungkan materi lagu dengan
gending, sekaligus guru mengadakan evaluasi dengan cara tes kelompok.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai interviewer atau pihak yang
mencari atau mengumpulkan informasi, kemudian pihak yang berperan sebagai
informan atau interviewee adalah guru mata pelajaran karawitan bapak Endi
Supendi, A. Md dan beberapa siswa kelas empat yang mempelajari materi
kakawihan barudak.
Untuk memperoleh data yang jelas dan mendalam maka peneliti
menggunakan teknik wawancara, yaitu wawancara terstruktur, dan wawancara
tidak terstruktur. Peneliti menggunakan kedua teknik tersebut dalam
mengumpulkan data, yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara terstruktur ini
dilakukan peneliti pada saat peneliti mewawancara siswa kelas empat, hal ini
dikarenakan jumlah responden cukup banyak, sehingga dirasa cocok untuk
menggunakan teknik pengumpulan data secara wawancara terstruktur.
Wawancara Tidak Terstruktur ini dipakai peneliti pada saat peneliti
mengetahui secara pasti tentang informasi yang dicari dan yang dibutuhkan.
Sehingga peneliti menggali informasi sebanyak-banyaknya dengan wawancara
jenis ini.
Teknik wawancara ini juga digunakan peneliti untuk mewawancara
pengajar, dengan alasan untuk memperoleh data sebanyak-banyaknya dari
informan. Peneliti hanya menggunakan garis-garis besar permasalahannya,
kemudian peneliti mengembangkan sendiri ketika proses wawancara
dilaksanakan. Sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2012: 234) yang
menyebutkan, “wawancara tidak terstruktur atau terbuka sering digunakan dalam
penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam
tentang subyek yang diteliti”.
Gambar 3.6
Proses wawancara dengan guru serta beberapa siswa
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen ini akan
melengkapi teknik penelitian lain, mempertegas dan memeperjelas situasi
lapangan yang diteliti. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2012:
240) yang menyebutkan, “hasil penelitian akan semakin kredibel apabila
didukung oleh foto-foto atau karya tulis dan seni yang telah ada”.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan media dokumentasi
dilakukan pada setiap tahapan pengumpulan data. Pada saat observasi dan
wawancara, baik itu yang merupakan pendahuluan maupun observasi atau
wawancara yang lebih mendalam.
F. Pengolahan dan Analisis Data
Proses pengolahan dan analisis data merupakan tahapan setelah
pengumpulan data sebelum data dituangkan dalam bentuk laporan penelitian.
Sejumlah data diperoleh melalui hasil observasi, wawancara dengan guru dan
siswa, serta melalui dokumentasi serta studi pustaka.
Data yang diperoleh selama tahapan pengumpulan data dikumpulkan
kemudian di seleksi, antara data yang sesuai atau tidak sesuai dengan materi
penelitian. Kemudian data yang dianggap sesuai dianalisis dan disusun kedalam
G.Langkah-langkah Penelitian
Untuk membantu mempermudah proses penelitian di lapangan, peneliti
menentukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :
1. Pemilihan Topik atau Judul
Dalam hal ini peneliti mencari topik atau permasalahan yang akan dikaji
dan dijadikan sebagai bahan untuk penelitian. Kemudian terkumpullah beberapa
topik yang memungkinkan untuk diadakannya sebuah penelitian. Setelah itu
peneliti menentukan topik mana yang akan dijadikan sumber penelitian.
Selanjutnya peneliti memberikan anggapan sementara mengenai topik yang akan
diteliti dari berbagai sumber yang peneliti temui sebelum ke lapangan.
2. Penyusunan Proposal
Setelah topik permaslahan dan judul telah disetujui, langkah selanjutnya
adalah penyusunan proposal penelitian yang terdiri dari latar belakang serta
rumusan masalah yang akan peneliti ungkap untuk selanjutnya menjadi sebuah
karya ilmiah.
3. Survei
Setelah menentukan judul dan tempat penelitian, peneliti melakukan survei
langsung ke lapangan, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang faktual
kakawihan pada suatu kelompok tertentu yang dalam penelitian ini SDN
Mohammad Toha.
4. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan mencari data-data yang
akurat, baik dari buku, artikel, jurnal, skripsi, internet dan melakukan observasi
maupun wawancara langsung sesuai dengan topik atau permasalahan yang sedang
dikaji.
5. Penyusunan Laporan
Langkah terakhir yang peneliti tempuh adalah penulisan laporan dalam
bentuk skripsi yang berisikan rincian dan hasil penelitian lapangan dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti mengenai
pembelajaran Kakawihan Barudak pada mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan di SDN Mohammad Toha, dalam bab ini peneliti menyampaikan
kesimpulan dari hasil penelitian. Hasil penelitian tersebut meliputi pemilihan
materi lagu, penerapan metode pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran dalam pembelajaran kakawihan barudak dalam mata pelajaran
SBK.
Materi pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran seni budaya
dan keterampilan di SD Negeri Mohammad Toha ini terdiri dari lagu Ulin di
buruan, Oray-orayan, Ayang-ayanggung. Namun dalam pelaksanannya peneliti
hanya meneliti lagu Ulin di buruan. Dalam pemberian materi lagu, peneliti
melihat kesulitan baik dari pihak siswa dalam pembelajarannya. Hal tersebut
dikarenakan cara pengucapan dalam lirik lagu, karena lagu kakawihan barudak ini
menggunakan bahasa yang sulit di ucapkan oleh anak serta pemahaman arti dari
lagu tersebut. Hal tersebut terbukti ketika wawancara dengan siswa, mereka
mengaku susah menghapal liriknya dan tidak begitu mengerti dengan isi lagunya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Endi Supendi, maka
kriteria; nu dinamis, nu hegar, nu gumbira, lirik sesuai usia, lirik pendek agar
mudah dihapalkan, melodi sederhana.
Penerapan metode yang diberikan guru kepada siswa mempengaruhi atas
keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Dalam pembelajaran ini guru merancang
tahapan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi,
imitasi, latihan dan metode praktek kemudian menyampaikan materi. Penerapan
pendekatan guru terhadap anak usia dini yaitu belajar sambil bermain seperti
dalam pembelajaran kakawihan barudak yang diajarkan menggunakan metode
praktek dan menggunakan media gamelan Salendro sebagai pengiringnya.
Dalam pembelajaran kakawihan barudak pada mata pelajaran seni budaya
dan keterampilan di SD Negeri Mohammad Toha Bandung, guru tidak melakukan
evaluasi secara langsung dalam bentuk ujian melainkan dalam setiap pertemuan
guru member evaluasi kepada setiap siswa dengan cara meminta siswa maju ke
depan menyanyikan dan memainkan gamelan lagu yang telah di contohkan.
Namun di akhir pembelajaran siswa memainkan gamelan berkelompok dengan
menyanyikan lagu kakawihan barudak juga, lalu kemudian guru mengevaluasi
dan memberi penilaian.
Bedasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan, peneliti melihat
kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran yaitu pengaturan
siswa yang aktif karena sesuai dengan usia mereka yang terlalu banyak bermain
menyulitkan guru untuk menguasai kelas. Hal tersebut mengharuskan guru untuk
memiliki strategi, metode pendekatan khusus untuk menghadapi siswa. Dalam hal
mempunyai penangan yang berbeda. Guru menggunakan cara yang tidak keras
tetapi tegas sehingga siswa akan kembali mengikuti pelajaran dengan fokus.
Selain itu guru pun memberikan pujian bila anak berani tampil dan mau menyanyi
ke depan selain itu guru memberi apresiasi terhadap penampilan siswa yang
berani ke depan untuk mempraktekan nyanyian dan gerakan.
B. Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disusun, terdapat
kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran. Maka kelebihan harus
ditingkatkan dan kekurangan harus diperbaiki. Menyikapi kekurangan, kelebihan,
perbaikan dalam proses pembelajaran serta kecintaan terhadap budaya tradisional
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. SD Negeri Mohammad Toha
Agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi terutama untuk pembelajaran
kakawihan barudak, sarana dan prasarana yang mendukung terhadap
pembelajaran harus ditingkatkan lebih baik lagi, diantaranya: kurikulum yang
terencana, pengadaan fasilitas dalam pembelajaran, pilihan lagu yang lebih
variatif dan disesuaikan dengan kemampuan siswa.
Selain memperhatikan materi yang disampaikan guru juga harus
memperhatikan penggunaan metode dan pendekatan yang disesuaikan dengan
psikologi dan kondisi anak dalam proses pembelajaran. Hal tersebut untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik pada siswa.
Selain pihak sekolah, pihak orang tua pun dinilai akan memberikan efek
terhadap perkembangan pengetahuan dan keterampilan anak dalam bidang budaya
tradisional khususnya kakawihan barudak. Kontribusi secara tidak langsung yang
diberikan orang tua terhadap minat dan bakat serta rasa kecintaan anak pada
budaya tradisional terutama budaya Sunda salah satu contohnya dengan
menggunakan bahasa Sunda yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
Selain kontribusi tidak langsung orang tua juga bisa memberikan bantuan secara
nyata, misalkan mengajarkan anak lagu kakawihan barudak, membantu anak
ketika menghafal liriknya, mengucapkan liriknya, dan menjelaskan kepada anak
maksud yang terkandung dalam lirik lagu tersebut.
3. Pemerintah
Menjaga kelestarian budaya merupakan kewajiban seluruh warga negara,
namun sebagai pihak yang memiliki kewenangan dan kekuasaan mestinya
pemerintah bisa menjaga dan melestarikan kebudayaan tradisional yang menjadi
aset berharga yang dimiliki nusantara. Cara konkrit untuk menjaga kelestarian
budaya tradisional tersebut adalah dengan cara membuat kebijakan atau peraturan
yang menekankan pendidikan harus berlandaskan budaya lokal, bantuan terutama
dalam sarana prasarana untuk pengembangan budaya lokal, penghargaan terhadap
seniman-seniman tradisional yang dengan setia berkarya dan menjaga kelestarian
budaya nusantara dan banyak lagi hal-hal lainnya.
4. Lain-lain
Sebagaimana telah dipaparkan di atas, peneliti menggaris bawahi “menjaga
mempunyai kewenangan dalam bidang media (baik itu media radio, tv, koran dan
lain sebagainya) maka perbanyaklah bahasan, acara, serta segala sesuatu yang
mendukung kebudayaan tradisional. Jika berprofesi sebagai seniman, meskipun
mempunyai talenta tidak hanya dari budaya tradisional (misalkan seorang
penyanyi seriosa atau pemain biola), dia tidak melupakan begitu saja budaya
tradisional. Jika dia seorang rakyat biasa minimal dengan menggunakan bahasa,
etika, tata krama yang berlandaskan budaya tradisional dan minimal dengan
mencintai budaya tradisional agar tetap terjaga kelestariannya, karena jika bukan
kita sendiri yang menjaganya maka siapa lagi yang akan peduli terhadap budaya
Cece Suganda , 2013
PEMBELAJARAN KAKAWIHAN BARUDAK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN Ambarjaya, Beni. 2008. Model-model Pembelajaran Kreatif. Bandung: Tinta Emas
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Herdini, Heri. 2007. Raden Machjar Angga Koesoemadinata Pemikiran dan Aktifitasnya dalam Dunia Karawitan Sunda. Bandung: Sunan Ambu Press
Milyartini, Rita. 2009. Evaluasi Pendidikan Musik. Bandung: Bintang WarliArtika
Mack, Dieter. 2001. Pendidikan Musik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Natapradja, Iwan. 2003. Sekar Gending. Bandung PT Karya Cipta Lestari
Ruhimat, at. all. 2009. Kurikulum & Pembelajaran. Bandung FIP UPI
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sutrisno. 2011. Seni Karawitan. Ciamis: DINA
Tamsyah, Budi Rahayu. 2003. Kamus Lengkep Sunda-Indonesia, Indonesia-Sunda. Bandung: CV. PUSTAKA SETIA
Taufik Hidayat, Rahmat. 2007. Peperenian Urang Sunda. Bandung: PT Qiblat Buku Utama
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
http://bio-sanjaya.blogspot.com/2012/04/pendidikan-pengertian-pendidikan.html#ixzz1zNuQudnH (2 Juli 2012)
http://carapedia.com/pengertian_definisi_pembelajaran_menurut_para_ahli_info507.html (3Juli 2012)