Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KORELASI DIANTARA PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF
SCIENCE, SIKAP TENTANG SAINS, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Fisika
Oleh SHINTA SONIA
0905590
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Korelasi diantara Pengetahuan tentang Nature of Science, Sikap tentang Sains, dan Prestasi Belajar Siswa SMP dalam Pembelajaran Fisika menggunakan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Lingkungan” ini beserta seluruh isinya sepenuhnya karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi
yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juni 2013
Yang membuat pernyataan,
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KORELASI DIANTARA PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF
SCIENCE, SIKAP TENTANG SAINS, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN
Oleh
Shinta Sonia
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Shinta Sonia 2013 Universitas Pendidikan indonesia
Juni 2013
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
KORELASI DIANTARA PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF
SCIENCE , SIKAP TENTANG SAINS, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN
Oleh : Shinta Sonia NIM. 0905590
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I,
Dr. Didi Teguh Chandra, M.Si. NIP. 195910131984031001
Pembimbing II,
Drs. Unang Purwana, M.Pd. NIP. 195711301981011001
Mengetahui,
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KORELASI DIANTARA PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF
SCIENCE, SIKAP TENTANG SAINS, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN
Shinta Sonia NIM. 0905590
Pembimbing I : Dr. Didi Teguh Chandra, M.Si. Pembimbing II: Drs. Unang Purwana, M.Pd.
Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI
ABSTRAK
Penelitian berjudul “Korelasi diantara Pengetahuan tentang Nature of Science, Sikap tentang Sains, dan Prestasi Belajar Siswa SMP dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Lingkungan” ini dilatarbelakangi oleh banyaknya asumsi yang mengatakan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh sikap siswa tentang sains. Disamping itu, karakteristik dari sains atau nature of science (NOS) dianggap perlu diketahui oleh siswa karena berhubungan dengan domain prestasi belajar dan sikap tentang sains. Hubungan diantara pengetahuan tentang NOS, sikap tentang sains dan prestasi belajar dapat diketahui setelah siswa mengalami suatu pembelajaran. Dalam penelitian ini diterapkan pendekatan sains teknologi masyarakat lingkungan (STML) dalam pembelajaran fisika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan diantara pengetahuan tentang NOS, sikap tentang sains dan prestasi belajar siswa SMP. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII salah satu SMP di Bandung yang diambil melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui tes prestasi belajar, skala sikap tentang sains dan tes pengetahuan tentang NOS. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik korelasi. Dari hasil analisis data diperoleh korelasi prestasi belajar dengan sikap tentang sains sebesar 0,127. Sementara, korelasi prestasi belajar dengan pengetahuan tentang NOS sebesar 0,106. Sedangkan, korelasi antara sikap tentang sains dengan pengetahuan tentang NOS adalah sebesar 0,0673. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa antara prestasi belajar, sikap tentang sains dan pengetahuan tentang NOS siswa SMP memiliki korelasi yang positif.
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KORELASI DIANTARA PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF
SCIENCE, SIKAP TENTANG SAINS, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN
Shinta Sonia NIM. 0905590
Perceptor I : Dr. Didi Teguh Chandra, M.Si. Perceptor II: Drs. Unang Purwana, M.Pd. Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI
ABSTRACT
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Variabel Penelitian ... 7
D. Defini Operasional ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 9
G. Hipotesis Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN TEORI ... 11
A. Pembelajaran Fisika ... 11
B. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Lingkungan (STML) ... 12
C. Nature of Science (NOS) ... 20
D. Sikap tentang Sains (Attitude toward Science) ... 23
E. Prestasi Belajar ... 29
F. Hubungan Prestasi Belajar, Sikap tentang Sains, dan Pengetahuan tentang NOS ... 31
G. Kontribusi Sikap tentang Sains dan Pengetahuan tentang NOS dalam Pendekatan STML ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35
A. Metode Penelitian ... 35
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36
C. Instrumen Penelitian ... 36
D. Proses Pengembangan Instrumen ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ... 44
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
G. Teknik Pengolahan Data Penelitian ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56
A. Pelaksanaan Pendekatan STML ... 56
B. Prestasi Belajar ... 58
C. Sikap tentang Sains ... 61
D. Pengetahuan tentang Nature of Science ... 64
E. Korelasi antara Pengetahuan tentang NOS dengan Prestasi Belajar ... 64
F. Korelasi antara Pengetahuan tentang NOS dengan Sikap tentang Sains ... 70
G. Korelasi antara Sikap tentang Sains dengan Pengetahuan tentang NOS Prestasi Belajar ... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiran A Perangkat Pembelajaran
2. Lampiran B Judgement dan Uji Coba Instrumen 3. Lampiran C Instrumen Penelitian
4. Lampiran D Analisis Hasil Penelitian 5. Lampiran E Studi Pendahuluan
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1 Perbedaaan Pendekatan STML dengan Pendekatan Biasa dalam
Proses Pembelajaran ... 15
Tabel 3.1 Interpretasi Validitas Butir Soal ... 39
Tabel 3.2 Validitas Setiap Butir Soal ... 39
Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 40
Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran Setiap Butir Soal ... 40
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... 41
Tabel 3.6 Daya Pembeda Setiap Butir Soal ... 41
Tabel 3.7 Interpretasi Reliabilitas Tes ... 42
Tabel 3.8 Rekapitulasi Uji Coba Instrumen ... 43
Tabel 3.9 Interpretasi Gain Ternormalisasi ... 49
Tabel 3.10 korelasi Variabel X dan Y ... 52
Tabel 3.11 Interpretasi Angka Indeks Korelasi ... 54
Tabel 3.12 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Pendekatan STML ... 55
Tabel 4.1 Persentase Keterlaksanaan Pendekatan STML ... 56
Tabel 4.2 Rekapitulasi Gain Ternormalisasi ... 58
Tabel 4.3 Kategorisasi Pengetahuan Siswa tentang NOS ... 61
Tabel 4.4 Pengelompokkan Pengetahuan Siswa tentang NOS ... 62
Tabel 4.5 Kategorisasi Sikap Siswa tentang Sains ... 64
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.7 Korelasi antara Pengetahuan tentang NOS dengan Sikap Siswa
tentang Sains ... 68
Tabel 4.8 Rekapitulasi Jumlah Siswa dalam Kelompok Pengetahuan tentang
NOS dan Sikap Siswa tentang Sains ... 69
Tabel 4.9 Korelasi antara Pengetahuan tentang NOS dengan Prestasi Belajar . 70
Tabel 4.10 Rekapitulasi Jumlah Siswa dalam Kelompok Prestasi Belajar dan
Pengetahuan tentang NOS ... 71
Tabel 4.11 Korelasi antara Sikap Siswa tentang Sains dengan Prestasi Belajar . 73
Tabel 4.12 Rekapitulasi Jumlah Siswa dalam Kelompok Sikap tentang Sains
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Implementasi Pendekatan STML dalam Pembelajaran Sains .... 16
Gambar 2.2 Tahapan Model STM (Poedjiadi, 2007) ... 18
Gambar 2.3 The Six Domains of Science ... 31
Gambar 3.1 Bagan alur penelitian ... 47
Gambar 3.2 Penentuan 3 kelompok menurut Sudijono (2008: 176) ... 50
Gambar 4.1 Grafik Persentase Kelompok Prestasi Belajar ... 60
Gambar 4.2 Grafik Rata-rata Pengetahuan Siswa tentang NOS untuk Setiap Aspek ... 63
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Pengetahuan tentang alam tidak terlepas dari kehidupan masyarakat sebagai
makhluk hidup, sehingga pengetahuan alam menjadi suatu ilmu yang wajib
dipelajari oleh seluruh siswa. Mata pelajaran yang berkaitan dengan hal tersebut
adalah ilmu pengetahuan alam (IPA) atau juga dikenal dengan sains. Danim
(2010) menjelaskan bahwa “Pendidikan sains sepatutnya menghasilkan manusia
yang menguasai ilmu dan paham perkaitan yang harmoni di antara ilmu dan alam sekitar”.
Salah satu cabang sains yang berkaitan dengan gejala alam secara fisik
adalah fisika. Dalam mempelajari fisika, banyak peristiwa di dalam kehidupan
sehari-hari yang dapat diselidiki penyebabnya. Fisika tidak hanya menjelaskan
mengenai gejala alam, tetapi juga mengajak kita untuk turut serta dalam
melakukan pengukuran secara kuantitatif mengenai gejala alam yang teramati.
Pembelajaran fisika berkaitan dengan pengetahuan mengenai gejala alam
dan penyebabnya. Pembelajaran fisika akan lebih bermakna apabila siswa dapat
memahami apa yang dipelajari serta dapat mengaplikasikannya secara nyata di
lingkungan masyarakat. Siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat selama
pembelajaran, melainkan juga turut serta dalam proses pembelajaran fisika,
sehingga siswa memiliki pengalaman yang lebih bermakna dalam pembelajaran
fisika.
Pembelajaran fisika berkaitan dengan konsep, prinsip, hukum dan teori yang berkaitan dengan alam. Konsep, prinsip, hukum dan teori merupakan pengetahuan
ilmiah (scientific knowledge) yang tidaklah terbentuk dengan sendirinya.
Diperlukan berbagai langkah dalam membentuk suatu pengetahuan ilmiah yaitu
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
“Scientific knowledge is constructed and developed in a variety of ways including observation, analysis, speculation, library investigation and experimentation”.
Pengetahuan ilmiah dibangun melalui serangkaian pengamatan dan percobaan.
Percobaan yang dilakukan tentunya didasarkan pada metode ilmiah. Kegiatan
tersebut juga berkaitan dengan pengetahuan ilmiah. Menurut National Science
Teachers Association (NSTA, 2000), scientific knowledge (pengetahuan ilmiah)
dan scientific method (metode ilmiah) perlu diketahui oleh siswa dalam
memahami nature of science. Nature of science (NOS) merupakan karakteristik
atau sifat alamiah dari sains yang terdiri dari pengetahuan ilmiah dan metode
ilmiah. Dengan demikian, NOS perlu diketahui oleh setiap siswa, sehingga
keberadaan sains dapat disadari secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Seiring dengan berkembangnya sains, teknologi juga ikut mengalami
perkembangan. Teknologi yang muncul di jaman sekarang ini tidak terlepas dari
penemuan-penemuan di bidang sains. Namun tidak jarang, teknologi pun
memiliki peran yang penting dalam memajukan sains. Hal ini menunjukkan
adanya keterkaitan antara sains dengan teknologi yang saling mempengaruhi. Ini
berarti, teknologi pun berperan dalam nature of science. Pernyataan tersebut
sejalan dengan NSTA yang menyatakan bahwa selain scientific knowledge dan
scientific method, juga terdapat teknologi dalam NOS. Pengetahuan siswa tentang
NOS diduga dapat menumbuhkan sikap siswa tentang sains. Siswa akan dapat
menilai suatu objek apabila siswa tahu mengenai objek tersebut.
Berawal dari pandangan yang positif, sesuatu dapat dipelajari dengan lebih
mudah. Dalam mempelajari sains khususnya pada pembelajaran fisika, sikap
siswa tentang sains (attitude toward science) diharapkan positif agar siswa dapat
dengan mudah mempelajari dan menghayati sains. Ada banyak asumsi yang mengatakan bahwa, terdapat hubungan yang positif antara sikap siswa dengan
prestasi belajarnya. Dengan kata lain, siswa yang mempunyai sikap positif
terhadap pelajaran tertentu akan cenderung lebih tekun dalam belajar sehingga
mencapai prestasi yang memuaskan. Siswa yang memiliki pemikiran yang positif
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
atau “saya merasa senang dan nyaman di kelas sains”. Sikap demikianlah yang diperlukan dalam mempelajari sains.
Selain dengan sikap, antara prestasi belajar dengan pengetahuan tentang
NOS diduga saling berhubungan. Enger & McCormack (Enger dan Yager, 2009:
2), mengemukakan bahwa terdapat 6 domain pembelajaran siswa, diantaranya
adalah prestasi belajar, sikap dan NOS. Dengan demikian, banyak yang menduga
bahwa diantara pengetahuan tentang NOS, sikap tentang sains, dan prestasi
belajar memiliki suatu hubungan atau korelasi.
Keterkaitan diantara pengetahuan tentang NOS, sikap tentang sains, serta
prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh proses pembelajarannya. Kebanyakan
siswa lebih menyukai pembelajaran yang mengikutsertakan siswa secara aktif.
Siswa tidak hanya mendengarkan dan melihat, melainkan siswa turut terlibat
langsung dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran seperti itu dapat
didukung dengan teknologi yang terus berkembang. Dengan berkembangnya
teknologi, proses pembelajaran fisika diharapkan dapat lebih bervariatif dan
aplikatif agar siswa tidak merasa bosan. Hal ini sesuai dengan harapan pemerintah
dalam Peraturan Menteri No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi, yang menyatakan
bahwa:
“... diharapkan ada penekanan pembelajaran saling temas/STM (Sains, Lingkungan, teknologi dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.” Proses pembelajaran yang berupaya untuk mendekatkan siswa kepada objek
yang dibahas dalam pembelajaran secara langsung atau siswa dibawa langsung ke
lingkungan sekitarnya dianggap lebih aplikatif. Dengan demikian, siswa tidak
hanya dapat merasakan pembelajaran sains di kelas saja tetapi juga dapat
merasakannya secara nyata serta dapat mengaplikasikannya di masyarakat dan
lingkungannya yang tentunya berkaitan pula dengan sains dan teknologi.
Kenyataan yang terjadi di lapangan tidaklah seperti itu. Hasil wawancara
dengan salah satu guru fisika menyatakan bahwa dalam pembelajaran fisika
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dari lingkungan. Biasanya materi langsung diberikan kepada siswa tanpa disajikan
terlebih dahulu permasalahan lingkungan, karena alokasi waktu yang diperkirakan
tidak cukup. Selain itu, penggunaan media seperti video dan artikel jarang
dilakukan. Padahal menurut 5 orang siswa yang telah diwawancarai mengatakan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan media seperti itu dianggap lebih
menarik dan tidak membuat siswa mengantuk. Berdasarkan hasil wawancara
dengan kelima siswa tersebut, biasanya guru mereka langsung memberikan materi
dan kemudian latihan soal. Hal ini juga didukung dengan hasil observasi yang
menunjukkan bahwa siswa hanya menerima informasi, mencatat, membaca dan
mengulang kembali hal-hal yang telah diinformasikan. Pembelajaran seperti itulah
yang dianggap membosankan bagi siswa.
Banyak siswa yang tidak menyukai sains, terutama mata pelajaran fisika.
Hal ini didukung dengan hasil dari studi pendahuluan yang telah dilakukan di
salah satu SMP Negeri di kota Bandung melalui pengisian angket oleh 38 siswa
pada bulan September 2012. Dari hasil tersebut diketahui bahwa 30 orang siswa
menganggap fisika itu membosankan. Selain itu, skor pengisian angket terkait
dengan sikap siswa tentang sains termasuk ke dalam kategori rendah. Sementara
dari pengisian angket terkait NOS, 24 siswa memiliki pengetahuan yang rendah
mengenai NOS.
Fakta lain menunjukkan bahwa dari 38 siswa, hanya 5 sampai 7 orang siswa
yang sering mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan dari guru terkait
dengan konsep fisika. Data tersebut diperoleh berdasarkan pengalaman melalui
Program Pengalaman Lapangan (PPL). Data tersebut menunjukkan rendahnya
sikap siswa terhadap sains. Hal ini juga dapat menjadi salah satu faktor rendahnya
prestasi belajar siswa. Data lain menunjukkan bahwa dari 38 siswa, 21 siswa diantaranya memperoleh nilai ulangan harian fisika di bawah nilai KKM. Data ini
menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas dalam mata pelajaran
fisika.
Fakta-fakta tersebut memberi gambaran bahwa dalam pembelajaran fisika,
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
siswa tergolong rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh pendekatan yang dilakukan
belum dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar fisika. Siswa hanya
menerima informasi, mencatat, membaca dan mengulang kembali hal-hal yang
telah diinformasikan. Pada proses pembelajaran seperti itulah, umumnya siswa
memiliki sikap yang belum baik mengenai mata pelajaran sains, kelas sains, dan
guru sains (Enger & Yager, 2009), sehingga sains dianggap membosankan bagi
siswa dan tidak menyenangkan. Hal tersebut akan berbeda ketika digunakan
pendekatan yang berpusat pada siswa.
Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika dan
sesuai dengan harapan pemerintah adalah pendekatan sains teknologi masyarakat
lingkungan (STML). Pendekatan STML merupakan suatu proses pembelajaran
dimana mengkaitkan antara sains dan teknologi yang dapat bermanfaat bagi
masyarakat dan lingkungannya. Melalui pendekatan STML ini, siswa dapat
merasakan secara nyata masalah-masalah yang sering dilihatnya serta dapat
memecahkan masalah tersebut melalui suatu pembelajaran di sekolah. Hal ini
dapat membantu meningkatkan kemampuan akademik mereka serta memberi
mereka pengetahuan yang lebih baik tentang konsep fisika yang berasal dari
lingkungan. Melalui pendekatan STML, diharapkan prestasi belajar siswa dapat
meningkat. Selain itu, siswa dapat memiliki sikap yang baik tentang sains dan
pengetahuan yang baik tentang NOS.
Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Trisnayanti (2009) terkait
dengan pendekatan STML yang berjudul “Implementasi Sains Teknologi
Masyarakat dan Lingkungan Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Fisika untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran” diperoleh hasil bahwa setelah
diterapkannya pendekatan STML, aktivitas belajar siswa tergolong ke dalam kategori aktif dengan persentase 68,75%. Selain itu, siswa mengetahui bagaimana
penggunaannya dalam masyarakat dan dampaknya terhadap lingkungan. Sekitar
86% siswa dinyatakan tuntas dalam pembelajaran fisika. Dengan kata lain,
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam penelitian tersebut hanya terfokus pada satu pokok bahasan yaitu
mengenai optik, sehingga belum diteliti penerapan pendekatan STML pada materi
lain dalam fisika. Dalam penelitian ini, pendekatan STML diterapkan dalam
materi usaha dan energi. Materi usaha dan energi merupakan salah satu materi
yang cocok untuk diterapkan pendekatan STML, karena dalam materi tersebut ada
banyak peristiwa di lingkungan masyarakat yang dapat teramati secara langsung
yang berkaitan dengan sains dan teknologi.
Melalui pembelajaran fisika yang menggunakan pendekatan STML akan
dicari hubungan antara prestasi belajar, sikap siswa tentang sains dan juga
pengetahuan tentang NOS, yang diduga memiliki hubungan yang positif. Hal
tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harty at al. (1991)
dengan judul “Understanding the nature of science and attitudes toward science
and science teaching of preservice elementary teachers in three preparation
sequences”. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
terdapatnya korelasi yang positif antara NOS dengan sikap tentang sains.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Nurhayati (2002) dengan judul skripsi “Hubungan Inteligensi dan Sikap Terhadap Pelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 1 MAN Yogyakarta III” menunjukkan
bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap
matematika dengan prestasi belajar matematika dengan koefisien korelasi sebesar
0,513.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, peneliti termotivasi untuk
mengetahui hubungan antara prestasi belajar, sikap tentang sains, dan
pengetahuan tentang NOS dalam pembelajaran fisika. Maka dari itu, penelitian ini diberi judul “Korelasi diantara Pengetahuan tentang Nature of Science, Sikap tentang Sains, dan Prestasi Belajar Siswa SMP dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Lingkungan”
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Didasarkan pada latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah korelasi diantara pengetahuan tentang nature of science, sikap tentang sains, dan prestasi belajar siswa SMP dalam pembelajaran
fisika menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat lingkungan?”.
Adapun pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa SMP dalam pembelajaran
fisika menggunakan pendekatan STML?
2. Bagaimanakah sikap siswa tentang sains dalam pembelajaran fisika
menggunakan pendekatan STML?
3. Bagaimanakah pengetahuan siswa tentang nature of science dalam
pembelajaran fisika menggunakan pendekatan STML?
4. Bagaimanakah korelasi antara pengetahuan tentang nature of science dengan
sikap tentang sains siswa SMP dalam pembelajaran fisika menggunakan
pendekatan STML?
5. Bagaimanakah korelasi antara pengetahuan nature of science dengan prestasi
belajar siswa SMP dalam pembelajaran fisika menggunakan pendekatan
STML?
6. Bagaimanakah korelasi antara sikap tentang sains dengan prestasi belajar siswa
SMP dalam pembelajaran fisika menggunakan pendekatan STML?
C.Variabel Penelitian
Perumusan masalah di atas, didasarkan pada variabel yang diteliti. Variabel
secara umum adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam
penelitian (Setyosari, 2010: 108). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
pendekatan STML, sedangkan variabel bebasnya adalah pengetahuan tentang
nature of science, sikap tentang sains, dan prestasi belajar.
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam pembahasan mengenai
penelitian ini, terdapat beberapa definisi sebagai penyamaan persepsi sebagai
berikut:
1. Pendekatan sains teknologi masyarakat lingkungan (STML)
Pendekatan sains teknologi masyarakat lingkungan (STML) adalah salah satu
pendekatan pembelajaran yang berupaya untuk mendekatkan siswa kepada
objek yang dibahas dalam pembelajaran yang berkaitan dengan teknologi di
masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengetahui keterlaksanaan pendekatan
STML dilakukan observasi oleh observer terhadap kegiatan guru dan siswa
dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pendekatan STML.
2. Pengetahuan siswa tentang nature of science
Pengetahuan siswa tentang nature of science adalah informasi yang diperoleh
siswa melalui panca inderanya mengenai metode ilmiah (scientific method),
pengetahuan ilmiah (scientific knowledge), dan teknologi (technology) dalam
pembelajaran sains. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang nature of
science digunakan tes tertulis dengan jenis soal pilihan ganda yang diberikan
satu kali di akhir pembelajaran. Soal yang digunakan dalam tes ini diadopsi
dari buku The Iowa Assessment Handbook.
3. Sikap Siswa Tentang Sains
Sikap siswa tentang sains adalah kecenderungan pada rasa senang dan tidak
senang siswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan sains. Dalam penelitian
ini, sikap siswa tentang sains terdiri dari minat terhadap sains, sikap tentang
ilmuwan, dan sikap tentang pertanggungjawaban sosial. Untuk mengetahui
sikap siswa terhadap sains digunakan instrumen berupa angket dengan teknik
pengolahan menggunakan Skala Likert. Jenis angket yang akan digunakan sebagian diadopsi dari The Iowa Assessment Handbook. Angket diberikan satu
kali sesudah diterapkan pendekatan STML.
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa, dimana hasil tersebut
merupakan gambaran penguasaan pengetahuan dan keterampilan dari siswa
yang berwujud angka. Untuk mengukur prestasi belajar dilakukan tes di awal
(pretest) dan di akhir (posttest) pembelajaran. Soal yang diberikan dalam tes
prestasi belajar berkaitan dengan materi usaha dan energi.
E.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan di awal, tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan prestasi belajar siswa SMP dalam pembelajaran fisika
2. Mengetahui sikap siswa tentang sains dalam pembelajaran fisika menggunakan
pendekatan STML
3. Mengetahui pengetahuan siswa tentang nature of science dalam pembelajaran
fisika menggunakan pendekatan STML
4. Mengetahui korelasi antara pengetahuan tentang nature of science dengan
sikap tentang sains siswa SMP dalam pembelajaran fisika
5. Mengetahui korelasi antara pengetahuan nature of science dengan prestasi
belajar siswa SMP dalam pembelajaran fisika
6. Mengetahui korelasi antara sikap tentang sains dengan prestasi belajar siswa
SMP dalam pembelajaran fisika
F. Manfaat Penelitian
Setiap kegiatan, tentunya memiliki manfaat tersendiri sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai serta hasil yang diperoleh. Hasil dari penelitian ini
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Peneliti
Hasil penelitian ini menjadi bukti empiris bagi peneliti dan pihak lain
yang berkepentingan, mengenai korelasi antara pengetahuan siswa tentang
NOS, sikap siswa tentang sains serta prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
fisika. Selain itu, peneliti dapat mengimplementasikan pendekatan STML
dalam pembelajaran fisika di kelas VIII SMP.
2. Sekolah
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bukti empiris yang
menggambarkan pengetahuan siswa tentang NOS, sikap siswa tentang sains
serta prestasi belajar siswa. Selain itu, pendekatan STML dapat dijadikan salah
satu pendekatan alternatif dalam pembelajaran sains di sekolah yang sesuai
dengan harapan pemerintah.
3. Pengembangan Ilmu
Bagi pengembangan ilmu, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya penelitian sejenis. Selain itu, dapat dijadikan sebagai referensi
dalam penelitian selanjutnya terkait dengan pendekatan STML, pengetahuan
tentang NOS, sikap tentang sains dan prestasi belajar.
G.Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu penelitian. Berdasarkan
latar belakang dan tujuan penelitian, hipotesis dalam penelitian ini antara lain:
1. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara pengetahuan tentang nature of
science dengan sikap tentang sains.
2. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara pengetahuan tentang nature of
science dengan prestasi belajar.
3. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara sikap tentang sains dengan
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian korelasional. Metode penelitian
merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh
asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan
dan isu-isu yang dihadapi. Penggunaan metode penelitian korelasional disesuaikan
dengan tujuan penelitian ini.
Metode penelitian korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu
variabel dengan variabel-variabel lain (Sukmadinata, 2011: 56). Senada dengan
hal tersebut, Gravetter & Forzano (2012) mengemukakan bahwa:
“The goal of the correlational research strategy is to examine and
describe the associations and relationships between variables. In the correlation research, two or more variables are measured to obtain a set of scores (usually two scores) for each individual. The measurements are then examined to identify any patterns of relationship that exist between the variables and to measure the strength of the relationship.”
Hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya dinyatakan oleh
besarnya angka koefisien korelasi antara kedua variabel tersebut melalui
perhitungan statistik. Menurut Sukmadinata (2011: 56), adanya korelasi antara
dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh hubungan sebaba akibat
dari suatu veriabel terhadap variabel lainnya. Korelasi yang tinggi antara dua
variabel atau lebih, tidak berarti menyebabkan atau mengakibatkan variabel lain.
Bisa saja terjadi sebaliknya yaitu ketidaksejajaran (korelasi negatif).
Dalam penelitian ini, korelasi yang diteliti adalah korelasi antara
pengetahuan tentang NOS dengan sikap tentang sains; pengetahuan tentang NOS
dengan prestasi belajar; dan prestasi belajar dengan sikap tentang sains. Penilaian
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
akhir pembelajaran. Sedangkan untuk prestasi belajar, dilakukan tes sebelum dan
setelah pembelajaran STML, sehingga dapat diketahui besar peningkatan yang
terjadi. Namun, untuk mengetahui korelasi prestasi belajar dengan sikap dan
pengetahuan tentang NOS, nilai yang diambil adalah nilai akhir (posttest). Teknik
korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi phi.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan seluruh orang atau objek yang akan menjadi sasaran
kesimpuan penelitian (Sukmadinata, 2011: 266). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh kelas VIII salah satu SMPN di kota Bandung. Dari populasi
tersebut, diambil suatu sampel. Teknik pengambilan sampel penelitian
menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan
pengambilan sampel berdasarkan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, sampel
ditentukan langsung oleh guru mata pelajaran IPA yang disesuaikan dengan
tujuan penelitian. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah salah satu
kelas VIII salah satu SMPN di kota Bandung.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat ukur yang dipakai untuk mengukur variabel
(Setyosari, 2010: 134). Instrumen yang digunakan adalah tes pengetahuan siswa
tentang nature of science, skala sikap, tes prestasi belajar, dan lembar observasi.
a) Tes Prestasi Belajar
Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk
mengungkapkan performansi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan
atau materi yang telah diajarkan (Azwar, 2012b: 9). Jenis soal yang digunakan dalam tes prestasi belajar berupa pilihan ganda (PG) dengan jumlah soal
sebanyak 20 butir soal yang terkait dengan materi energi dan usaha.
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tes pengetahuan tentang nature of science berupa tes objetif dalam
bentuk pilihan ganda. Soal-soal yang digunakan terkait dengan pengetahuan
tentang nature of science secara umum. Jumlah soal yang digunakan adalah
sebanyak 14 butir soal.
c) Skala Sikap
Instrumen yang digunakan untuk mengukur sikap siswa tentang sains
(attitude toward science) berupa skala sikap. Dalam skala sikap terdapat
pernyataan dan skala persetujuan. Pernyataan-pernyataan dalam instrumen ini
berupa pernyataan terkait dengan minat siswa terhadap sains, sikap siswa
tentang saintis, dan sikap siswa terhadap pertanggungjawaban sosial dalam
sains
.
Skala sikap yang digunakan mengacu kepada skala likert, dimanaterdapat lima tingkat persetujuan. Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau
gejala sosial (Riduwan, 2012: 12).
Skala likert yang digunakan adalah skala likert dengan jenis frekuensi
kejadian. Bentuk pilihan jenjang yang menunjukkan frekuensi kejadian,
biasanya disajikan dalam bentuk: tidak pernah (TP), jarang (J), kadang-kadang
(K), sering (SE), dan selalu (SL) (Azwar, 2012a).
d) Lembar observasi keterlaksanaan pendekatan STML
Lembar observasi dimaksudkan untuk mengetahui keterlaksanaan dari
pendekatan STML yang diterapkan dalam pembelajaran fisika. Di dalam
lembar observasi terdapat kegiatan yang dilakukan oleh guru yang menggunakan pendekatan STML serta kegiatan siswa selama pembelajaran
fisika. Observer mengamati kegiatan guru dan siswa, kemudian memberikan
tanda checklis pada kolom yang tersedia.
D. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian yang telah dibuat, kemudian dijudgment oleh dosen
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
instrumen diujikan kepada siswa yang telah mempelajari materi Usaha dan
Energi. Uji instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat reliabilitas dan
validitas dari instrumen. Setyosari (2010: 180) mengemukakan bahwa “Tingkat
reliabilitas suatu instrumen menunjukkan berapa kali pun data itu diambil akan tetap sama”. Instrumen yang reliabel sebenarnya mengandung makna bahwa instrumen tersebut cukup mantap untuk mengambil data penelitian, sehingga
mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya hasilnya.
Validitas suatu instrumen menunjukkan adanya tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang hendak diukur (Setyosari, 2010: 185). Artinya, instrumen
tersebut dapat mengungkapkan data dari variabel yang dikaji secara tepat.
Instrumen dianggap sahih apabila validitasnya tinggi. Instrumen yang
diujicobakan hanya instrumen tes prestasi belajar. Sedangkan untuk instrumen
sikap dan pemahaman siswa tentang hakikat sains dilakukan judgment pakar.
Hasil dari uji coba instrumen tes prestasi belajar, selanjutnya dilakukan
analisis. Analisis yang dilakukan antara lain:
a) Validitas Butir Soal
Validitas butir soal dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang
dimiliki oleh sebutir soal (yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tes
sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat
butir soal tersebut (Sudijono, 2007: 182). Uji validitas butir soal ini dilakukan
dengan menggunakan teknik korelasi point biserial dengan rumus berikut:
√
Keterangan : rphi = koefisien korelasi point biserial
Mp = rerata skor dari siswa yang menjawab benar
Mt = rerata skor total
SDt = standar deviasi dari skor total
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
q = proporsi siswa yang menjawab salah
q = 1 - p
Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh dari
perhitungan diatas, digunakan kriteria validitas butir soal seperti dibawah ini,
Tabel 3.1. Interpretasi Validitas Butir Soal
Nilai r Interpretasi
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
Dari hasil uji instrumen yang telah dilakukan diperoleh validitas
masing-masing butir soal sebagai berikut:
Tabel 3.2 Validitas Setiap Butir Soal
No. Validitas No. Soal
b) Tingkat Kesukaran Butir Soal
Taraf kesukaran suatu soal adalah perbandingan jumlah yang benar dari
siswa untuk suatu soal dengan jumlah siswa yang mengikuti tes. Soal yang
baik adalah soal yang tidak terlalu mudah (tidak merangsang peserta didik
untuk mempertinggi usaha memecahkannya) dan juga tidak terlalu sukar
(menyebabkan peserta didik putus asa dan tidak bersemangat). Tingkat
kesukaran butir soal atau disebut juga tingkat kemudahan butir soal pada
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Ket : P = Taraf kesukaran
B = Banyaknya siswayang menjawab benar JS= Jumlah siswa yang mengikuti tes
Untuk menginterpretasikan indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari
perhitungan diatas, digunakan kriteria tingkat kesukaran seperti yang
ditunjukkan tabel di bawah ini,
Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal
Nilai P Interpretasi Kurang dari 0,30 Terlalu sukar 0,30 – 0,70 Cukup (sedang) Lebih dari 0,70 Terlalu mudah
(Sudijono, 2007: 372)
Dari hasil uji instrumen yang telah dilakukan, diperoleh tingkat
kesukaran masing-masing butir soal sebagai berikut:
Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran Setiap Butir Soal
No. Tingkat Kesukaran No. Soal
1. Sukar 9, 12, 18
2. Cikup 1, 3, 5, 13, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 25
3. Mudah 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 14, 15, 23, 26, 27, 28, 29, 30
c) Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu butir soal tes prestasi
belajar untuk dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi
dengan siswa yang berkemampuan rendah, sehingga sebagian besar siswa yang
memiliki kemampuan tinggi untuk menjawab butir soal tersebut lebih banyak
yang menjawab betul, sementara siswa yang kemampuannya rendah untuk
menjawab butir soal tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab soal dengan
benar (Sudijono, 2007: 385). Besarnya indeks daya pembeda butir soal pada
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Ket : DP = Indeks daya pembeda
A
B = Jumlah kelompok atas yang menjawab benar
A
J = Jumlah siswa yang berada di kelompok atas
B
B = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
B
J = Jumlah siswa yang berada di kelompok bawah
Untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda yang diperoleh dari
perhitungan diatas, digunakan tabel kriteria daya pembeda seperti yang
ditunjukkan pada Tabel di bawah ini,
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
DP Klasifikasi Interpretasi
Kurang dari 0,20 Poor Jelek
0,20 - 0,40 Satisfactory Sedang
0,40 - 0,70 Good Baik
0,70 – 1,00 Excellent Baik sekali
Bertanda negatif - Jelek sekali
(Sudijono, 2007: 389)
Dari hasil uji instrumen yang telah dilakukan, diperoleh tingkat
kesukaran masing-masing butir soal sebagai berikut:
Tabel 3.6 Daya Pembeda Setiap Butir Soal
No. Daya Pembeda No. Soal
Reliabilitas menunjukkan ketetapan suatu tes atau soal, jika soal diujikan
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data yang menghasilkan data yang dapat
dipercaya dalam arti selalu menghasilkan data yang sama walaupun data diambil berapa kali pun”.
Untuk mengetahui reliabilitas perangkat tes dapat digunakan metode K-R
20 dengan rumus (Arikunto, 2007: 100) berikut:
∑
Ket : r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 - p ) ∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya soal
St = standar deviasi dari tes
Untuk mengintrepetasikan nilai reliabilitas perangkat tes yang diperoleh
dari perhitungan diatas, digunakan kriteria reliabilitas tes seperti yang
ditunjukan pada berikut,
Tabel 3.7 Interpretasi Reliabilitas Tes
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi
Reliabilitas yang diperoleh dari hasil uji instrumen sebesar 0,8 yang termasuk
ke dalam kategori tinggi.
Kegiatan uji coba instrumen dilakukan di salah satu SMP di kota Bandung.
Instrumen tes yang diujicobakan berupa 30 soal pilihan ganda. Dari hasil uji coba
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
instrumen tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui kriteria masing-masing
butir soal yang telah diujikan. Berikut ini adalah rekapitulasi mengenai validitas,
daya pembeda, dan tingkat kesukaran dari setiap butir soal serta reliabilitas
instrument tes prestasi belajar.
Tabel 3.8 Rekapitulasi Uji Coba Instrumen
No. Soal
Validitas Daya Pembeda Tingkat
Kesukaran Reliabilitas Keterangan Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu sekali
Pengumpulan data dapat didefinisikan sebagai suatu proses mendapatkan
data empiris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu (Silalahi,
2010: 280). Sebelum mengumpulkan data, terlebih dahulu menentukan teknik
pengumpulan data yang sesuai. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah dalam bentuk tes dan non tes.
1. Tes
Menurut Brown (Azwar, 2012b: 3), tes adalah prosedur yang sistematik
guna mengukur sampel perilaku seseorang. Tes yang dilakukan berupa tes
tertulis untuk mengukur prestasi belajar siswa, pengetahuan tentang nature of
science, dan sikap siswa tentang sains. Untuk mengetahui sikap siswa tentang
sains, tes yang digunakan berupa skala sikap dengan aturan penskalaannya
mengacu pada aturan skala Likert. Pengumpulan data melalui tes prestasi
belajar dilakukan di awal dan di akhir pembelajaran. Sedangkan tes untuk sikap
dan pengetahuan tentang nature of science dilakukan satu kali di akhir
pembelajaran.
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pengumpulan data melalui teknik non tes dalam penelitian ini berupa
angket dan observasi. Pengumpulan data melalui angket digunakan untuk studi
pendahuluan. Sedangkan observasi dalam penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui keterlaksanaan dari pendekatan STML dalam pembelajaran fisika.
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Silalahi, 2010). Instrumen
yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pendekatan STML.
Observasi ini dilakukan oleh beberapa observer yang ikut ke dalam kelas untuk
mengamati proses pembelajaran. Observer memberikan tanda checklis pada
kolom yang tersedia dalam lembar observasi.
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dimulai dari
tahap persiapan, pelaksanaan dan tahapan akhir. Berikut rincian dari ketiga
tahapan tersebut:
a) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini, kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Melakukan studi pendahuluan melalui studi lapangan dan studi pustaka,
yaitu dengan memperoleh teori-teori yang akurat mengenai permasalahan
yang akan dikaji serta data-data empiris yang mendukung.
b. Merumuskan masalah penelitian.
c. Telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengenai pokok
bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian dengan
maksud untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai.
d. Membuat dan menyusun perangkat pembelajaran, seperti Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Skenario Pembelajaran sesuai dengan
pendekatan STML.
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
f. Melakukan judgment instrumen oleh dosen dan guru mata pelajaran fisika
g. Menguji coba instrumen tes yang telah dirancang dan kemudian dilakukan
analisis, pengolahan serta perbaikan.
h. Melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi awal sekolah sebagai
populasi dan kelas yang akan diuji coba sebagai sampel.
b) Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi :
a. Memberikan pretest (tes awal) berupa tes prestasi belajar.
b. Memberikan perlakuan berupa penerapan pendekatan STML dalam
pembelajaran fisika.
c. Memberikan posttest (tes akhir) untuk mengukur prestasi belajar siswa
setelah diberi perlakuan. Selain itu juga diberikan skala sikap tentang sains
dan tes pengetahuan siswa tentang nature of science di akhir pembelajaran.
c) Tahap Akhir
Pada tahapan akhir, kegiatan yang akan dilakukan berupa:
b. Mengolah data hasil pretest dan posttest dari tes prestasi belajar.
c. Mengolah data hasil skala sikap tentang sains dan tes pengetahuan siswa
tentang nature of science.
d. Malakukan analisis terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan.
e. Menganalisis hasil observasi oleh observer untuk mengetahui
keterlaksanaan pendekatan STML.
f. Menghitung koefisien korelasi antara pengetahuan siswa tentang nature of
science dan sikap siswa tentang sains, korelasi antara pengetahuan siswa
tentang nature of science dan prestasi belajar, serta korelasi antara sikap
siswa tentang sains dan prestasi belajar. Kemudian membandingkan nilai dari kedua koefisien korelasi tersebut.
g. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh.
h. Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Studi Pendahuluan
Studi Pustaka mengenai Pendekatan STML
Melakukan
Studi Lapangan: observasi pembelajaran fisika di kelas dan penyebaran angket kepada siswa
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu G. Teknik Pengolahan Data Penelitian
Setelah data dikumpulkan, data tersebut kemudian diolah dan dianalisis.
Berikut merupakan teknik pengolahan data yang digunakan:
1. Tes Prestasi Belajar
Tes prestasi belajar dilakukan dalam pretest dan postest. Data yang
diperoleh dari pretest dan posttest tersebut, kemudian dilakukan pengolahan
sehingga diperoleh nilai gain yang akan menunjukkan adanya peningkatan atau
tidak adanya peningkatan terhadap prestasi belajar siswa setelah diterapkan
pendekatan STML. Berikut merupakan langkah-langkah yang ditempuh untuk
melakukan pengolahan data tes prestasi belajar:
a. Penskoran
Penskoran diberikan ketika mengoreksi jawaban pretest dan posttest
siswa. Sebelum memberi skor, terlebih dahulu ditentukan standar skor untuk Observasi keterlaksanaan
pendekatan STML
Kesimpulan Pengolahan data
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tiap butir soal yang bergantung pada jenis dan jumlah soal. Pemberian skor
bergantung pada kesesuaian dari jawaban siswa dengan kunci jawaban. Dalam
penelitian ini, bobot nilai untuk setiap soal adalah 1. Jika siswa menjawab
selain kunci jawaban, maka nilainya nol. Sedangkan jika jawaban siswa benar,
maka nilainya adalah 1.
b. Menjumlahkan perolehan skor masing-masing siswa
Skor pretest yang diperoleh setiap siswa, kemudian dikonversi
sedemikian rupa sehingga terletak pada rentang skala 1-100. Hal yang sama
juga dilakukan untuk skor posttest.
c. Menghitung gain masing-masing siswa
Nilai pretest dan posttest yang telah dikonversi, kemudian digunakan
untuk menentukan nilai gain yang ternormalisasi. Besarnya skor gain yang
ternormalisasi ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
Ket: = gain ternormalisasi
Tf = skor posttest
Ti = skor pretest
SI = skor ideal atau skor maksimal
Setelah nilai diperoleh, kemudian diinterpretasikan ke dalam kategori yang
diadopsi dari Hake (1999) sebagai berikut:
Tabel 3.9 Interpretasi Gain Ternormalisasi
Nilai Kategori
≥ 0,7 Tinggi
0,7 > ≥ 0,3 Sedang
< 0,3 Rendah
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah diketahui nilai gain ternormalisasi masing-masing siswa,
kemudian dihitung rata-ratanya. Untuk menghitung rata-rata gain
ternormalisasi ( ̅), terlebih dahulu menghitung jumlah gain ternormalisasi
seluruh siswa (∑ ), kemudian dibagi dengan jumlah siswa N.
̅
Setelah memperoleh rata-rata gain ternormalisasi, selanjutnya diinterpretasikan
seperti pada poin c.
2. Pengolahan data untuk sikap
Sikap tentang sains diukur melalui skala sikap yang kemudian dilakukan
pengolahan dengan menggunakan penskalaan model likert. Penentuan nilai skala
yaitu dengan pemberian bobot bagi setiap tingkat persetujuan. Bobot nilai yang
diberikan rentang antara satu sampai lima.
Jenis skala yang digunakan berupa frekuensi, yaitu selalu (SL), sering (SE),
kadang-kadang (K), jarang (J), dan tidak pernah (TP). Untuk pernyataan yang
bersifat positif jawaban SL diberi nilai 5, jawaban SE diberi nilai 4, jawaban K
diberi nilai 3, jawaban J diberi nilai 2, dan jawaban TP diberi nilai 1. Sebaliknya,
untuk pernyataan yang bersifat negatif jawaban SL diberi nilai 1, jawaban SE
diberi nilai 2, jawaban K diberi nilai 3, jawaban J diberi nilai 4, dan jawaban TP
diberi nilai 5.
Nilai siswa, dapat ditentukan dengan menjumlahkan skor yang diperoleh
siswa disetiap nomor dan membaginya dengan skor maksimum. Selanjutnya
dikalikan dengan 100 supaya nilai siswa berada pada rentang antara 1-100.
Nilai siswa tersebut kemudian dikategorikan ke dalam tiga kelompok. Untuk
mengetahui rentang setiap kelompok digunakan pengelompokkan tiga ranking
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.2 Penentuan 3 kelompok menurut Sudijono (2008: 176)
Keterangan: M = mean
SD = Standar Deviasi
Standar Deviasi dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
√∑ ̅
dengan = nilai siswa; ̅ = rata-rata; = jumlah siswa
Siswa yang berada di ranking atas memiliki kategori sikap tinggi; siswa
yang berada di ranking tengah memiliki kategori sikap sedang; dan siswa yang
berada di ranking bawah memiliki kategori sikap rendah.
3. Pengolahan data untuk pengetahuan tentang nature of science
Instrumen yang digunakan berupa PG, sehingga untuk penskorannya hampir
sama dengan penskoran tes prestasi belajar. Skor siswa dihitung dari jumlah
jawaban yang benar, kemudian dibagi dengan skor maksimum dan selanjutnya
dikalikan dengan 100, sehingga diperoleh nilai siswa.
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Nilai siswa tersebut kemudian dikategorikan ke dalam tiga kelompok. Sama
seperti sikap, untuk mengetahui rentang setiap kelompok digunakan
pengelompokkan tiga ranking menurut Sudijono (2008: 176).
4. Korelasi diantara pengetahuan tentang NOS, sikap tentang sains, dan prestasi
belajar
Dari hasil tes yang dilakukan akan dilihat korelasi antara pengetahuan
tentang NOS dengan sikap tentang sains, korelasi antara pengetahuan tentang
NOS dengan prestasi belajar, serta korelasi antara sikap tentang sains dengan
prestasi belajar. Pengolahan data yang digunakan untuk ketiga korelasi tersebut
sama, yaitu dengan menggunakan teknik koefisien korelasi. Koefisien korelasi
merupakan sebuah angka yang dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui
seberapa besar kekuatan korelasi di antara variabel yang sedang diselidiki
korelasinya (Sudijono, 2008: 186). Jenis koefisien korelasi yang digunakan adalah
koefisien korelasi phi (phi coefficient correlation). Koefisien korelasi phi
digunakan jika salah satu variabel atau kedua variabel tidak berdistribusi normal.
Teknik korelasi phi adalah salah satu teknik analisis korelasional yang
dipergunakan apabila data yang dikorelasikan adalah data yang dikotomi atau
terpisah (Sudijono, 2008: 243). Besar-kecil, kuat-lemah, atau tinggi-rendahnya
korelasi antar dua variabel, ditunjukkan oleh besar-kecilnya angka indeks koreasi
yang dilambangkan dengan huruf (phi).
Data yang diperoleh kemudian di rekapitulasi seperti yang ditunjukkan oleh
tabel berikut:
Tabel 3.10 Korelasi Variabel X dan Y
Variabel X Variabel Y
di atas rata-rata di bawah rata-rata
di atas rata-rata a b
Shinta Sonia, 2013
Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari tabel tersebut kemudian dilakukan perhitungan untuk memperoleh nilai
korelasi phi, melalui persamaan berikut:
√
(Sudijono, 2008: 244)
Keterangan : = koefisien korelasi phi
= jumlah siswa yang memiliki nilai variabel X dan Y di atas
rata-rata
= jumlah siswa yang memiliki nilai variabel X di atas rata-rata dan
Y di bawah rata-rata
= jumlah siswa yang memiliki nilai variabel X di bawah rata-rata
dan Y di atas rata-rata
= jumlah siswa yang memiliki nilai variabel X dan Y di bawah
rata-rata
Angka indeks korelasi phi yang diperoleh, kemudian diinterpretasikan, sebagai
berikut:
Korelasi positif menunjukkan bahwa kedua variabel yang berkorelasi
berjalan paralel (Sudijono, 2008: 180). Artinya, bahwa hubungan antardua
variabel itu menunjukkan arah yang sama. Apabila variabel X mengalami
kenaikan atau pertambahan, maka akan diikuti pula dengan kenaikan atau
pertambahan pada variabel Y. Begitupun sebaliknya, jika variabel X mengalami
penurunan, maka variabel Y pun ikut mengalami penurunan.
Korelasi negatif menunjukkan bahwa kedua variabel yang berkorelasi
berjalan dengan arah yang berlawanan, bertentangan atau berkebalikan (Sudijono,