• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI DIANTARA PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF SCIENCE, SIKAP TENTANG SAINS, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KORELASI DIANTARA PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF SCIENCE, SIKAP TENTANG SAINS, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KORELASI DIANTARA PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF

SCIENCE, SIKAP TENTANG SAINS, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh SHINTA SONIA

0905590

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Korelasi diantara Pengetahuan tentang Nature of Science, Sikap tentang Sains, dan Prestasi Belajar Siswa SMP dalam Pembelajaran Fisika menggunakan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Lingkungan” ini beserta seluruh isinya sepenuhnya karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi

yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran

terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2013

Yang membuat pernyataan,

(3)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KORELASI DIANTARA PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF

SCIENCE, SIKAP TENTANG SAINS, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN

Oleh

Shinta Sonia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Shinta Sonia 2013 Universitas Pendidikan indonesia

Juni 2013

(4)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

KORELASI DIANTARA PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF

SCIENCE , SIKAP TENTANG SAINS, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN

Oleh : Shinta Sonia NIM. 0905590

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Dr. Didi Teguh Chandra, M.Si. NIP. 195910131984031001

Pembimbing II,

Drs. Unang Purwana, M.Pd. NIP. 195711301981011001

Mengetahui,

(5)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(6)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KORELASI DIANTARA PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF

SCIENCE, SIKAP TENTANG SAINS, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN

Shinta Sonia NIM. 0905590

Pembimbing I : Dr. Didi Teguh Chandra, M.Si. Pembimbing II: Drs. Unang Purwana, M.Pd.

Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI

ABSTRAK

Penelitian berjudul “Korelasi diantara Pengetahuan tentang Nature of Science, Sikap tentang Sains, dan Prestasi Belajar Siswa SMP dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Lingkungan” ini dilatarbelakangi oleh banyaknya asumsi yang mengatakan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh sikap siswa tentang sains. Disamping itu, karakteristik dari sains atau nature of science (NOS) dianggap perlu diketahui oleh siswa karena berhubungan dengan domain prestasi belajar dan sikap tentang sains. Hubungan diantara pengetahuan tentang NOS, sikap tentang sains dan prestasi belajar dapat diketahui setelah siswa mengalami suatu pembelajaran. Dalam penelitian ini diterapkan pendekatan sains teknologi masyarakat lingkungan (STML) dalam pembelajaran fisika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan diantara pengetahuan tentang NOS, sikap tentang sains dan prestasi belajar siswa SMP. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII salah satu SMP di Bandung yang diambil melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui tes prestasi belajar, skala sikap tentang sains dan tes pengetahuan tentang NOS. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik korelasi. Dari hasil analisis data diperoleh korelasi prestasi belajar dengan sikap tentang sains sebesar 0,127. Sementara, korelasi prestasi belajar dengan pengetahuan tentang NOS sebesar 0,106. Sedangkan, korelasi antara sikap tentang sains dengan pengetahuan tentang NOS adalah sebesar 0,0673. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa antara prestasi belajar, sikap tentang sains dan pengetahuan tentang NOS siswa SMP memiliki korelasi yang positif.

(7)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KORELASI DIANTARA PENGETAHUAN TENTANG NATURE OF

SCIENCE, SIKAP TENTANG SAINS, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

SMP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT LINGKUNGAN

Shinta Sonia NIM. 0905590

Perceptor I : Dr. Didi Teguh Chandra, M.Si. Perceptor II: Drs. Unang Purwana, M.Pd. Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI

ABSTRACT

(8)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(9)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Variabel Penelitian ... 7

D. Defini Operasional ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

G. Hipotesis Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 11

A. Pembelajaran Fisika ... 11

B. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Lingkungan (STML) ... 12

C. Nature of Science (NOS) ... 20

D. Sikap tentang Sains (Attitude toward Science) ... 23

E. Prestasi Belajar ... 29

F. Hubungan Prestasi Belajar, Sikap tentang Sains, dan Pengetahuan tentang NOS ... 31

G. Kontribusi Sikap tentang Sains dan Pengetahuan tentang NOS dalam Pendekatan STML ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Metode Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

C. Instrumen Penelitian ... 36

D. Proses Pengembangan Instrumen ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 44

(10)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

G. Teknik Pengolahan Data Penelitian ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Pelaksanaan Pendekatan STML ... 56

B. Prestasi Belajar ... 58

C. Sikap tentang Sains ... 61

D. Pengetahuan tentang Nature of Science ... 64

E. Korelasi antara Pengetahuan tentang NOS dengan Prestasi Belajar ... 64

F. Korelasi antara Pengetahuan tentang NOS dengan Sikap tentang Sains ... 70

G. Korelasi antara Sikap tentang Sains dengan Pengetahuan tentang NOS Prestasi Belajar ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Lampiran A Perangkat Pembelajaran

2. Lampiran B Judgement dan Uji Coba Instrumen 3. Lampiran C Instrumen Penelitian

4. Lampiran D Analisis Hasil Penelitian 5. Lampiran E Studi Pendahuluan

(11)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1 Perbedaaan Pendekatan STML dengan Pendekatan Biasa dalam

Proses Pembelajaran ... 15

Tabel 3.1 Interpretasi Validitas Butir Soal ... 39

Tabel 3.2 Validitas Setiap Butir Soal ... 39

Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 40

Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran Setiap Butir Soal ... 40

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... 41

Tabel 3.6 Daya Pembeda Setiap Butir Soal ... 41

Tabel 3.7 Interpretasi Reliabilitas Tes ... 42

Tabel 3.8 Rekapitulasi Uji Coba Instrumen ... 43

Tabel 3.9 Interpretasi Gain Ternormalisasi ... 49

Tabel 3.10 korelasi Variabel X dan Y ... 52

Tabel 3.11 Interpretasi Angka Indeks Korelasi ... 54

Tabel 3.12 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Pendekatan STML ... 55

Tabel 4.1 Persentase Keterlaksanaan Pendekatan STML ... 56

Tabel 4.2 Rekapitulasi Gain Ternormalisasi ... 58

Tabel 4.3 Kategorisasi Pengetahuan Siswa tentang NOS ... 61

Tabel 4.4 Pengelompokkan Pengetahuan Siswa tentang NOS ... 62

Tabel 4.5 Kategorisasi Sikap Siswa tentang Sains ... 64

(12)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.7 Korelasi antara Pengetahuan tentang NOS dengan Sikap Siswa

tentang Sains ... 68

Tabel 4.8 Rekapitulasi Jumlah Siswa dalam Kelompok Pengetahuan tentang

NOS dan Sikap Siswa tentang Sains ... 69

Tabel 4.9 Korelasi antara Pengetahuan tentang NOS dengan Prestasi Belajar . 70

Tabel 4.10 Rekapitulasi Jumlah Siswa dalam Kelompok Prestasi Belajar dan

Pengetahuan tentang NOS ... 71

Tabel 4.11 Korelasi antara Sikap Siswa tentang Sains dengan Prestasi Belajar . 73

Tabel 4.12 Rekapitulasi Jumlah Siswa dalam Kelompok Sikap tentang Sains

(13)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Implementasi Pendekatan STML dalam Pembelajaran Sains .... 16

Gambar 2.2 Tahapan Model STM (Poedjiadi, 2007) ... 18

Gambar 2.3 The Six Domains of Science ... 31

Gambar 3.1 Bagan alur penelitian ... 47

Gambar 3.2 Penentuan 3 kelompok menurut Sudijono (2008: 176) ... 50

Gambar 4.1 Grafik Persentase Kelompok Prestasi Belajar ... 60

Gambar 4.2 Grafik Rata-rata Pengetahuan Siswa tentang NOS untuk Setiap Aspek ... 63

(14)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

(15)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pengetahuan tentang alam tidak terlepas dari kehidupan masyarakat sebagai

makhluk hidup, sehingga pengetahuan alam menjadi suatu ilmu yang wajib

dipelajari oleh seluruh siswa. Mata pelajaran yang berkaitan dengan hal tersebut

adalah ilmu pengetahuan alam (IPA) atau juga dikenal dengan sains. Danim

(2010) menjelaskan bahwa “Pendidikan sains sepatutnya menghasilkan manusia

yang menguasai ilmu dan paham perkaitan yang harmoni di antara ilmu dan alam sekitar”.

Salah satu cabang sains yang berkaitan dengan gejala alam secara fisik

adalah fisika. Dalam mempelajari fisika, banyak peristiwa di dalam kehidupan

sehari-hari yang dapat diselidiki penyebabnya. Fisika tidak hanya menjelaskan

mengenai gejala alam, tetapi juga mengajak kita untuk turut serta dalam

melakukan pengukuran secara kuantitatif mengenai gejala alam yang teramati.

Pembelajaran fisika berkaitan dengan pengetahuan mengenai gejala alam

dan penyebabnya. Pembelajaran fisika akan lebih bermakna apabila siswa dapat

memahami apa yang dipelajari serta dapat mengaplikasikannya secara nyata di

lingkungan masyarakat. Siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat selama

pembelajaran, melainkan juga turut serta dalam proses pembelajaran fisika,

sehingga siswa memiliki pengalaman yang lebih bermakna dalam pembelajaran

fisika.

Pembelajaran fisika berkaitan dengan konsep, prinsip, hukum dan teori yang berkaitan dengan alam. Konsep, prinsip, hukum dan teori merupakan pengetahuan

ilmiah (scientific knowledge) yang tidaklah terbentuk dengan sendirinya.

Diperlukan berbagai langkah dalam membentuk suatu pengetahuan ilmiah yaitu

(16)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

“Scientific knowledge is constructed and developed in a variety of ways including observation, analysis, speculation, library investigation and experimentation”.

Pengetahuan ilmiah dibangun melalui serangkaian pengamatan dan percobaan.

Percobaan yang dilakukan tentunya didasarkan pada metode ilmiah. Kegiatan

tersebut juga berkaitan dengan pengetahuan ilmiah. Menurut National Science

Teachers Association (NSTA, 2000), scientific knowledge (pengetahuan ilmiah)

dan scientific method (metode ilmiah) perlu diketahui oleh siswa dalam

memahami nature of science. Nature of science (NOS) merupakan karakteristik

atau sifat alamiah dari sains yang terdiri dari pengetahuan ilmiah dan metode

ilmiah. Dengan demikian, NOS perlu diketahui oleh setiap siswa, sehingga

keberadaan sains dapat disadari secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Seiring dengan berkembangnya sains, teknologi juga ikut mengalami

perkembangan. Teknologi yang muncul di jaman sekarang ini tidak terlepas dari

penemuan-penemuan di bidang sains. Namun tidak jarang, teknologi pun

memiliki peran yang penting dalam memajukan sains. Hal ini menunjukkan

adanya keterkaitan antara sains dengan teknologi yang saling mempengaruhi. Ini

berarti, teknologi pun berperan dalam nature of science. Pernyataan tersebut

sejalan dengan NSTA yang menyatakan bahwa selain scientific knowledge dan

scientific method, juga terdapat teknologi dalam NOS. Pengetahuan siswa tentang

NOS diduga dapat menumbuhkan sikap siswa tentang sains. Siswa akan dapat

menilai suatu objek apabila siswa tahu mengenai objek tersebut.

Berawal dari pandangan yang positif, sesuatu dapat dipelajari dengan lebih

mudah. Dalam mempelajari sains khususnya pada pembelajaran fisika, sikap

siswa tentang sains (attitude toward science) diharapkan positif agar siswa dapat

dengan mudah mempelajari dan menghayati sains. Ada banyak asumsi yang mengatakan bahwa, terdapat hubungan yang positif antara sikap siswa dengan

prestasi belajarnya. Dengan kata lain, siswa yang mempunyai sikap positif

terhadap pelajaran tertentu akan cenderung lebih tekun dalam belajar sehingga

mencapai prestasi yang memuaskan. Siswa yang memiliki pemikiran yang positif

(17)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

atau “saya merasa senang dan nyaman di kelas sains”. Sikap demikianlah yang diperlukan dalam mempelajari sains.

Selain dengan sikap, antara prestasi belajar dengan pengetahuan tentang

NOS diduga saling berhubungan. Enger & McCormack (Enger dan Yager, 2009:

2), mengemukakan bahwa terdapat 6 domain pembelajaran siswa, diantaranya

adalah prestasi belajar, sikap dan NOS. Dengan demikian, banyak yang menduga

bahwa diantara pengetahuan tentang NOS, sikap tentang sains, dan prestasi

belajar memiliki suatu hubungan atau korelasi.

Keterkaitan diantara pengetahuan tentang NOS, sikap tentang sains, serta

prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh proses pembelajarannya. Kebanyakan

siswa lebih menyukai pembelajaran yang mengikutsertakan siswa secara aktif.

Siswa tidak hanya mendengarkan dan melihat, melainkan siswa turut terlibat

langsung dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran seperti itu dapat

didukung dengan teknologi yang terus berkembang. Dengan berkembangnya

teknologi, proses pembelajaran fisika diharapkan dapat lebih bervariatif dan

aplikatif agar siswa tidak merasa bosan. Hal ini sesuai dengan harapan pemerintah

dalam Peraturan Menteri No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi, yang menyatakan

bahwa:

“... diharapkan ada penekanan pembelajaran saling temas/STM (Sains, Lingkungan, teknologi dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.” Proses pembelajaran yang berupaya untuk mendekatkan siswa kepada objek

yang dibahas dalam pembelajaran secara langsung atau siswa dibawa langsung ke

lingkungan sekitarnya dianggap lebih aplikatif. Dengan demikian, siswa tidak

hanya dapat merasakan pembelajaran sains di kelas saja tetapi juga dapat

merasakannya secara nyata serta dapat mengaplikasikannya di masyarakat dan

lingkungannya yang tentunya berkaitan pula dengan sains dan teknologi.

Kenyataan yang terjadi di lapangan tidaklah seperti itu. Hasil wawancara

dengan salah satu guru fisika menyatakan bahwa dalam pembelajaran fisika

(18)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dari lingkungan. Biasanya materi langsung diberikan kepada siswa tanpa disajikan

terlebih dahulu permasalahan lingkungan, karena alokasi waktu yang diperkirakan

tidak cukup. Selain itu, penggunaan media seperti video dan artikel jarang

dilakukan. Padahal menurut 5 orang siswa yang telah diwawancarai mengatakan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan media seperti itu dianggap lebih

menarik dan tidak membuat siswa mengantuk. Berdasarkan hasil wawancara

dengan kelima siswa tersebut, biasanya guru mereka langsung memberikan materi

dan kemudian latihan soal. Hal ini juga didukung dengan hasil observasi yang

menunjukkan bahwa siswa hanya menerima informasi, mencatat, membaca dan

mengulang kembali hal-hal yang telah diinformasikan. Pembelajaran seperti itulah

yang dianggap membosankan bagi siswa.

Banyak siswa yang tidak menyukai sains, terutama mata pelajaran fisika.

Hal ini didukung dengan hasil dari studi pendahuluan yang telah dilakukan di

salah satu SMP Negeri di kota Bandung melalui pengisian angket oleh 38 siswa

pada bulan September 2012. Dari hasil tersebut diketahui bahwa 30 orang siswa

menganggap fisika itu membosankan. Selain itu, skor pengisian angket terkait

dengan sikap siswa tentang sains termasuk ke dalam kategori rendah. Sementara

dari pengisian angket terkait NOS, 24 siswa memiliki pengetahuan yang rendah

mengenai NOS.

Fakta lain menunjukkan bahwa dari 38 siswa, hanya 5 sampai 7 orang siswa

yang sering mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan dari guru terkait

dengan konsep fisika. Data tersebut diperoleh berdasarkan pengalaman melalui

Program Pengalaman Lapangan (PPL). Data tersebut menunjukkan rendahnya

sikap siswa terhadap sains. Hal ini juga dapat menjadi salah satu faktor rendahnya

prestasi belajar siswa. Data lain menunjukkan bahwa dari 38 siswa, 21 siswa diantaranya memperoleh nilai ulangan harian fisika di bawah nilai KKM. Data ini

menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas dalam mata pelajaran

fisika.

Fakta-fakta tersebut memberi gambaran bahwa dalam pembelajaran fisika,

(19)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siswa tergolong rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh pendekatan yang dilakukan

belum dapat membangkitkan semangat siswa untuk belajar fisika. Siswa hanya

menerima informasi, mencatat, membaca dan mengulang kembali hal-hal yang

telah diinformasikan. Pada proses pembelajaran seperti itulah, umumnya siswa

memiliki sikap yang belum baik mengenai mata pelajaran sains, kelas sains, dan

guru sains (Enger & Yager, 2009), sehingga sains dianggap membosankan bagi

siswa dan tidak menyenangkan. Hal tersebut akan berbeda ketika digunakan

pendekatan yang berpusat pada siswa.

Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika dan

sesuai dengan harapan pemerintah adalah pendekatan sains teknologi masyarakat

lingkungan (STML). Pendekatan STML merupakan suatu proses pembelajaran

dimana mengkaitkan antara sains dan teknologi yang dapat bermanfaat bagi

masyarakat dan lingkungannya. Melalui pendekatan STML ini, siswa dapat

merasakan secara nyata masalah-masalah yang sering dilihatnya serta dapat

memecahkan masalah tersebut melalui suatu pembelajaran di sekolah. Hal ini

dapat membantu meningkatkan kemampuan akademik mereka serta memberi

mereka pengetahuan yang lebih baik tentang konsep fisika yang berasal dari

lingkungan. Melalui pendekatan STML, diharapkan prestasi belajar siswa dapat

meningkat. Selain itu, siswa dapat memiliki sikap yang baik tentang sains dan

pengetahuan yang baik tentang NOS.

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Trisnayanti (2009) terkait

dengan pendekatan STML yang berjudul “Implementasi Sains Teknologi

Masyarakat dan Lingkungan Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Fisika untuk

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran” diperoleh hasil bahwa setelah

diterapkannya pendekatan STML, aktivitas belajar siswa tergolong ke dalam kategori aktif dengan persentase 68,75%. Selain itu, siswa mengetahui bagaimana

penggunaannya dalam masyarakat dan dampaknya terhadap lingkungan. Sekitar

86% siswa dinyatakan tuntas dalam pembelajaran fisika. Dengan kata lain,

(20)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam penelitian tersebut hanya terfokus pada satu pokok bahasan yaitu

mengenai optik, sehingga belum diteliti penerapan pendekatan STML pada materi

lain dalam fisika. Dalam penelitian ini, pendekatan STML diterapkan dalam

materi usaha dan energi. Materi usaha dan energi merupakan salah satu materi

yang cocok untuk diterapkan pendekatan STML, karena dalam materi tersebut ada

banyak peristiwa di lingkungan masyarakat yang dapat teramati secara langsung

yang berkaitan dengan sains dan teknologi.

Melalui pembelajaran fisika yang menggunakan pendekatan STML akan

dicari hubungan antara prestasi belajar, sikap siswa tentang sains dan juga

pengetahuan tentang NOS, yang diduga memiliki hubungan yang positif. Hal

tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harty at al. (1991)

dengan judul “Understanding the nature of science and attitudes toward science

and science teaching of preservice elementary teachers in three preparation

sequences”. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa

terdapatnya korelasi yang positif antara NOS dengan sikap tentang sains.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Nurhayati (2002) dengan judul skripsi “Hubungan Inteligensi dan Sikap Terhadap Pelajaran Matematika dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 1 MAN Yogyakarta III” menunjukkan

bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap

matematika dengan prestasi belajar matematika dengan koefisien korelasi sebesar

0,513.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, peneliti termotivasi untuk

mengetahui hubungan antara prestasi belajar, sikap tentang sains, dan

pengetahuan tentang NOS dalam pembelajaran fisika. Maka dari itu, penelitian ini diberi judul “Korelasi diantara Pengetahuan tentang Nature of Science, Sikap tentang Sains, dan Prestasi Belajar Siswa SMP dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Lingkungan

(21)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Didasarkan pada latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah korelasi diantara pengetahuan tentang nature of science, sikap tentang sains, dan prestasi belajar siswa SMP dalam pembelajaran

fisika menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat lingkungan?”.

Adapun pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa SMP dalam pembelajaran

fisika menggunakan pendekatan STML?

2. Bagaimanakah sikap siswa tentang sains dalam pembelajaran fisika

menggunakan pendekatan STML?

3. Bagaimanakah pengetahuan siswa tentang nature of science dalam

pembelajaran fisika menggunakan pendekatan STML?

4. Bagaimanakah korelasi antara pengetahuan tentang nature of science dengan

sikap tentang sains siswa SMP dalam pembelajaran fisika menggunakan

pendekatan STML?

5. Bagaimanakah korelasi antara pengetahuan nature of science dengan prestasi

belajar siswa SMP dalam pembelajaran fisika menggunakan pendekatan

STML?

6. Bagaimanakah korelasi antara sikap tentang sains dengan prestasi belajar siswa

SMP dalam pembelajaran fisika menggunakan pendekatan STML?

C.Variabel Penelitian

Perumusan masalah di atas, didasarkan pada variabel yang diteliti. Variabel

secara umum adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam

penelitian (Setyosari, 2010: 108). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

pendekatan STML, sedangkan variabel bebasnya adalah pengetahuan tentang

nature of science, sikap tentang sains, dan prestasi belajar.

(22)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam pembahasan mengenai

penelitian ini, terdapat beberapa definisi sebagai penyamaan persepsi sebagai

berikut:

1. Pendekatan sains teknologi masyarakat lingkungan (STML)

Pendekatan sains teknologi masyarakat lingkungan (STML) adalah salah satu

pendekatan pembelajaran yang berupaya untuk mendekatkan siswa kepada

objek yang dibahas dalam pembelajaran yang berkaitan dengan teknologi di

masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengetahui keterlaksanaan pendekatan

STML dilakukan observasi oleh observer terhadap kegiatan guru dan siswa

dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pendekatan STML.

2. Pengetahuan siswa tentang nature of science

Pengetahuan siswa tentang nature of science adalah informasi yang diperoleh

siswa melalui panca inderanya mengenai metode ilmiah (scientific method),

pengetahuan ilmiah (scientific knowledge), dan teknologi (technology) dalam

pembelajaran sains. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang nature of

science digunakan tes tertulis dengan jenis soal pilihan ganda yang diberikan

satu kali di akhir pembelajaran. Soal yang digunakan dalam tes ini diadopsi

dari buku The Iowa Assessment Handbook.

3. Sikap Siswa Tentang Sains

Sikap siswa tentang sains adalah kecenderungan pada rasa senang dan tidak

senang siswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan sains. Dalam penelitian

ini, sikap siswa tentang sains terdiri dari minat terhadap sains, sikap tentang

ilmuwan, dan sikap tentang pertanggungjawaban sosial. Untuk mengetahui

sikap siswa terhadap sains digunakan instrumen berupa angket dengan teknik

pengolahan menggunakan Skala Likert. Jenis angket yang akan digunakan sebagian diadopsi dari The Iowa Assessment Handbook. Angket diberikan satu

kali sesudah diterapkan pendekatan STML.

(23)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa, dimana hasil tersebut

merupakan gambaran penguasaan pengetahuan dan keterampilan dari siswa

yang berwujud angka. Untuk mengukur prestasi belajar dilakukan tes di awal

(pretest) dan di akhir (posttest) pembelajaran. Soal yang diberikan dalam tes

prestasi belajar berkaitan dengan materi usaha dan energi.

E.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan di awal, tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan prestasi belajar siswa SMP dalam pembelajaran fisika

2. Mengetahui sikap siswa tentang sains dalam pembelajaran fisika menggunakan

pendekatan STML

3. Mengetahui pengetahuan siswa tentang nature of science dalam pembelajaran

fisika menggunakan pendekatan STML

4. Mengetahui korelasi antara pengetahuan tentang nature of science dengan

sikap tentang sains siswa SMP dalam pembelajaran fisika

5. Mengetahui korelasi antara pengetahuan nature of science dengan prestasi

belajar siswa SMP dalam pembelajaran fisika

6. Mengetahui korelasi antara sikap tentang sains dengan prestasi belajar siswa

SMP dalam pembelajaran fisika

F. Manfaat Penelitian

Setiap kegiatan, tentunya memiliki manfaat tersendiri sesuai dengan tujuan

yang hendak dicapai serta hasil yang diperoleh. Hasil dari penelitian ini

(24)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Peneliti

Hasil penelitian ini menjadi bukti empiris bagi peneliti dan pihak lain

yang berkepentingan, mengenai korelasi antara pengetahuan siswa tentang

NOS, sikap siswa tentang sains serta prestasi belajar siswa dalam pembelajaran

fisika. Selain itu, peneliti dapat mengimplementasikan pendekatan STML

dalam pembelajaran fisika di kelas VIII SMP.

2. Sekolah

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bukti empiris yang

menggambarkan pengetahuan siswa tentang NOS, sikap siswa tentang sains

serta prestasi belajar siswa. Selain itu, pendekatan STML dapat dijadikan salah

satu pendekatan alternatif dalam pembelajaran sains di sekolah yang sesuai

dengan harapan pemerintah.

3. Pengembangan Ilmu

Bagi pengembangan ilmu, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memperkaya penelitian sejenis. Selain itu, dapat dijadikan sebagai referensi

dalam penelitian selanjutnya terkait dengan pendekatan STML, pengetahuan

tentang NOS, sikap tentang sains dan prestasi belajar.

G.Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu penelitian. Berdasarkan

latar belakang dan tujuan penelitian, hipotesis dalam penelitian ini antara lain:

1. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara pengetahuan tentang nature of

science dengan sikap tentang sains.

2. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara pengetahuan tentang nature of

science dengan prestasi belajar.

3. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara sikap tentang sains dengan

(25)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian

yang digunakan adalah metode penelitian korelasional. Metode penelitian

merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan

dan isu-isu yang dihadapi. Penggunaan metode penelitian korelasional disesuaikan

dengan tujuan penelitian ini.

Metode penelitian korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu

variabel dengan variabel-variabel lain (Sukmadinata, 2011: 56). Senada dengan

hal tersebut, Gravetter & Forzano (2012) mengemukakan bahwa:

“The goal of the correlational research strategy is to examine and

describe the associations and relationships between variables. In the correlation research, two or more variables are measured to obtain a set of scores (usually two scores) for each individual. The measurements are then examined to identify any patterns of relationship that exist between the variables and to measure the strength of the relationship.”

Hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya dinyatakan oleh

besarnya angka koefisien korelasi antara kedua variabel tersebut melalui

perhitungan statistik. Menurut Sukmadinata (2011: 56), adanya korelasi antara

dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh hubungan sebaba akibat

dari suatu veriabel terhadap variabel lainnya. Korelasi yang tinggi antara dua

variabel atau lebih, tidak berarti menyebabkan atau mengakibatkan variabel lain.

Bisa saja terjadi sebaliknya yaitu ketidaksejajaran (korelasi negatif).

Dalam penelitian ini, korelasi yang diteliti adalah korelasi antara

pengetahuan tentang NOS dengan sikap tentang sains; pengetahuan tentang NOS

dengan prestasi belajar; dan prestasi belajar dengan sikap tentang sains. Penilaian

(26)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

akhir pembelajaran. Sedangkan untuk prestasi belajar, dilakukan tes sebelum dan

setelah pembelajaran STML, sehingga dapat diketahui besar peningkatan yang

terjadi. Namun, untuk mengetahui korelasi prestasi belajar dengan sikap dan

pengetahuan tentang NOS, nilai yang diambil adalah nilai akhir (posttest). Teknik

korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi phi.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan seluruh orang atau objek yang akan menjadi sasaran

kesimpuan penelitian (Sukmadinata, 2011: 266). Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh kelas VIII salah satu SMPN di kota Bandung. Dari populasi

tersebut, diambil suatu sampel. Teknik pengambilan sampel penelitian

menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan

pengambilan sampel berdasarkan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, sampel

ditentukan langsung oleh guru mata pelajaran IPA yang disesuaikan dengan

tujuan penelitian. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah salah satu

kelas VIII salah satu SMPN di kota Bandung.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat ukur yang dipakai untuk mengukur variabel

(Setyosari, 2010: 134). Instrumen yang digunakan adalah tes pengetahuan siswa

tentang nature of science, skala sikap, tes prestasi belajar, dan lembar observasi.

a) Tes Prestasi Belajar

Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk

mengungkapkan performansi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan

atau materi yang telah diajarkan (Azwar, 2012b: 9). Jenis soal yang digunakan dalam tes prestasi belajar berupa pilihan ganda (PG) dengan jumlah soal

sebanyak 20 butir soal yang terkait dengan materi energi dan usaha.

(27)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tes pengetahuan tentang nature of science berupa tes objetif dalam

bentuk pilihan ganda. Soal-soal yang digunakan terkait dengan pengetahuan

tentang nature of science secara umum. Jumlah soal yang digunakan adalah

sebanyak 14 butir soal.

c) Skala Sikap

Instrumen yang digunakan untuk mengukur sikap siswa tentang sains

(attitude toward science) berupa skala sikap. Dalam skala sikap terdapat

pernyataan dan skala persetujuan. Pernyataan-pernyataan dalam instrumen ini

berupa pernyataan terkait dengan minat siswa terhadap sains, sikap siswa

tentang saintis, dan sikap siswa terhadap pertanggungjawaban sosial dalam

sains

.

Skala sikap yang digunakan mengacu kepada skala likert, dimana

terdapat lima tingkat persetujuan. Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau

gejala sosial (Riduwan, 2012: 12).

Skala likert yang digunakan adalah skala likert dengan jenis frekuensi

kejadian. Bentuk pilihan jenjang yang menunjukkan frekuensi kejadian,

biasanya disajikan dalam bentuk: tidak pernah (TP), jarang (J), kadang-kadang

(K), sering (SE), dan selalu (SL) (Azwar, 2012a).

d) Lembar observasi keterlaksanaan pendekatan STML

Lembar observasi dimaksudkan untuk mengetahui keterlaksanaan dari

pendekatan STML yang diterapkan dalam pembelajaran fisika. Di dalam

lembar observasi terdapat kegiatan yang dilakukan oleh guru yang menggunakan pendekatan STML serta kegiatan siswa selama pembelajaran

fisika. Observer mengamati kegiatan guru dan siswa, kemudian memberikan

tanda checklis pada kolom yang tersedia.

D. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian yang telah dibuat, kemudian dijudgment oleh dosen

(28)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

instrumen diujikan kepada siswa yang telah mempelajari materi Usaha dan

Energi. Uji instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat reliabilitas dan

validitas dari instrumen. Setyosari (2010: 180) mengemukakan bahwa “Tingkat

reliabilitas suatu instrumen menunjukkan berapa kali pun data itu diambil akan tetap sama”. Instrumen yang reliabel sebenarnya mengandung makna bahwa instrumen tersebut cukup mantap untuk mengambil data penelitian, sehingga

mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya hasilnya.

Validitas suatu instrumen menunjukkan adanya tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang hendak diukur (Setyosari, 2010: 185). Artinya, instrumen

tersebut dapat mengungkapkan data dari variabel yang dikaji secara tepat.

Instrumen dianggap sahih apabila validitasnya tinggi. Instrumen yang

diujicobakan hanya instrumen tes prestasi belajar. Sedangkan untuk instrumen

sikap dan pemahaman siswa tentang hakikat sains dilakukan judgment pakar.

Hasil dari uji coba instrumen tes prestasi belajar, selanjutnya dilakukan

analisis. Analisis yang dilakukan antara lain:

a) Validitas Butir Soal

Validitas butir soal dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang

dimiliki oleh sebutir soal (yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tes

sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat

butir soal tersebut (Sudijono, 2007: 182). Uji validitas butir soal ini dilakukan

dengan menggunakan teknik korelasi point biserial dengan rumus berikut:

Keterangan : rphi = koefisien korelasi point biserial

Mp = rerata skor dari siswa yang menjawab benar

Mt = rerata skor total

SDt = standar deviasi dari skor total

(29)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

q = proporsi siswa yang menjawab salah

q = 1 - p

Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh dari

perhitungan diatas, digunakan kriteria validitas butir soal seperti dibawah ini,

Tabel 3.1. Interpretasi Validitas Butir Soal

Nilai r Interpretasi

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

Dari hasil uji instrumen yang telah dilakukan diperoleh validitas

masing-masing butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.2 Validitas Setiap Butir Soal

No. Validitas No. Soal

b) Tingkat Kesukaran Butir Soal

Taraf kesukaran suatu soal adalah perbandingan jumlah yang benar dari

siswa untuk suatu soal dengan jumlah siswa yang mengikuti tes. Soal yang

baik adalah soal yang tidak terlalu mudah (tidak merangsang peserta didik

untuk mempertinggi usaha memecahkannya) dan juga tidak terlalu sukar

(menyebabkan peserta didik putus asa dan tidak bersemangat). Tingkat

kesukaran butir soal atau disebut juga tingkat kemudahan butir soal pada

(30)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ket : P = Taraf kesukaran

B = Banyaknya siswayang menjawab benar JS= Jumlah siswa yang mengikuti tes

Untuk menginterpretasikan indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari

perhitungan diatas, digunakan kriteria tingkat kesukaran seperti yang

ditunjukkan tabel di bawah ini,

Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal

Nilai P Interpretasi Kurang dari 0,30 Terlalu sukar 0,30 – 0,70 Cukup (sedang) Lebih dari 0,70 Terlalu mudah

(Sudijono, 2007: 372)

Dari hasil uji instrumen yang telah dilakukan, diperoleh tingkat

kesukaran masing-masing butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran Setiap Butir Soal

No. Tingkat Kesukaran No. Soal

1. Sukar 9, 12, 18

2. Cikup 1, 3, 5, 13, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 25

3. Mudah 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 14, 15, 23, 26, 27, 28, 29, 30

c) Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu butir soal tes prestasi

belajar untuk dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi

dengan siswa yang berkemampuan rendah, sehingga sebagian besar siswa yang

memiliki kemampuan tinggi untuk menjawab butir soal tersebut lebih banyak

yang menjawab betul, sementara siswa yang kemampuannya rendah untuk

menjawab butir soal tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab soal dengan

benar (Sudijono, 2007: 385). Besarnya indeks daya pembeda butir soal pada

(31)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ket : DP = Indeks daya pembeda

A

B = Jumlah kelompok atas yang menjawab benar

A

J = Jumlah siswa yang berada di kelompok atas

B

B = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar

B

J = Jumlah siswa yang berada di kelompok bawah

Untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda yang diperoleh dari

perhitungan diatas, digunakan tabel kriteria daya pembeda seperti yang

ditunjukkan pada Tabel di bawah ini,

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

DP Klasifikasi Interpretasi

Kurang dari 0,20 Poor Jelek

0,20 - 0,40 Satisfactory Sedang

0,40 - 0,70 Good Baik

0,70 – 1,00 Excellent Baik sekali

Bertanda negatif - Jelek sekali

(Sudijono, 2007: 389)

Dari hasil uji instrumen yang telah dilakukan, diperoleh tingkat

kesukaran masing-masing butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.6 Daya Pembeda Setiap Butir Soal

No. Daya Pembeda No. Soal

Reliabilitas menunjukkan ketetapan suatu tes atau soal, jika soal diujikan

(32)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data yang menghasilkan data yang dapat

dipercaya dalam arti selalu menghasilkan data yang sama walaupun data diambil berapa kali pun”.

Untuk mengetahui reliabilitas perangkat tes dapat digunakan metode K-R

20 dengan rumus (Arikunto, 2007: 100) berikut:

Ket : r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

p = proporsi siswa yang menjawab benar

q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 - p ) ∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya soal

St = standar deviasi dari tes

Untuk mengintrepetasikan nilai reliabilitas perangkat tes yang diperoleh

dari perhitungan diatas, digunakan kriteria reliabilitas tes seperti yang

ditunjukan pada berikut,

Tabel 3.7 Interpretasi Reliabilitas Tes

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi

Reliabilitas yang diperoleh dari hasil uji instrumen sebesar 0,8 yang termasuk

ke dalam kategori tinggi.

Kegiatan uji coba instrumen dilakukan di salah satu SMP di kota Bandung.

Instrumen tes yang diujicobakan berupa 30 soal pilihan ganda. Dari hasil uji coba

(33)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

instrumen tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui kriteria masing-masing

butir soal yang telah diujikan. Berikut ini adalah rekapitulasi mengenai validitas,

daya pembeda, dan tingkat kesukaran dari setiap butir soal serta reliabilitas

instrument tes prestasi belajar.

Tabel 3.8 Rekapitulasi Uji Coba Instrumen

No. Soal

Validitas Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran Reliabilitas Keterangan Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

(34)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu sekali

Pengumpulan data dapat didefinisikan sebagai suatu proses mendapatkan

data empiris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu (Silalahi,

2010: 280). Sebelum mengumpulkan data, terlebih dahulu menentukan teknik

pengumpulan data yang sesuai. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah dalam bentuk tes dan non tes.

1. Tes

Menurut Brown (Azwar, 2012b: 3), tes adalah prosedur yang sistematik

guna mengukur sampel perilaku seseorang. Tes yang dilakukan berupa tes

tertulis untuk mengukur prestasi belajar siswa, pengetahuan tentang nature of

science, dan sikap siswa tentang sains. Untuk mengetahui sikap siswa tentang

sains, tes yang digunakan berupa skala sikap dengan aturan penskalaannya

mengacu pada aturan skala Likert. Pengumpulan data melalui tes prestasi

belajar dilakukan di awal dan di akhir pembelajaran. Sedangkan tes untuk sikap

dan pengetahuan tentang nature of science dilakukan satu kali di akhir

pembelajaran.

(35)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengumpulan data melalui teknik non tes dalam penelitian ini berupa

angket dan observasi. Pengumpulan data melalui angket digunakan untuk studi

pendahuluan. Sedangkan observasi dalam penelitian ini ditujukan untuk

mengetahui keterlaksanaan dari pendekatan STML dalam pembelajaran fisika.

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian

untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Silalahi, 2010). Instrumen

yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan pendekatan STML.

Observasi ini dilakukan oleh beberapa observer yang ikut ke dalam kelas untuk

mengamati proses pembelajaran. Observer memberikan tanda checklis pada

kolom yang tersedia dalam lembar observasi.

F. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dimulai dari

tahap persiapan, pelaksanaan dan tahapan akhir. Berikut rincian dari ketiga

tahapan tersebut:

a) Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini, kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Melakukan studi pendahuluan melalui studi lapangan dan studi pustaka,

yaitu dengan memperoleh teori-teori yang akurat mengenai permasalahan

yang akan dikaji serta data-data empiris yang mendukung.

b. Merumuskan masalah penelitian.

c. Telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengenai pokok

bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian dengan

maksud untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai.

d. Membuat dan menyusun perangkat pembelajaran, seperti Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Skenario Pembelajaran sesuai dengan

pendekatan STML.

(36)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

f. Melakukan judgment instrumen oleh dosen dan guru mata pelajaran fisika

g. Menguji coba instrumen tes yang telah dirancang dan kemudian dilakukan

analisis, pengolahan serta perbaikan.

h. Melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi awal sekolah sebagai

populasi dan kelas yang akan diuji coba sebagai sampel.

b) Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi :

a. Memberikan pretest (tes awal) berupa tes prestasi belajar.

b. Memberikan perlakuan berupa penerapan pendekatan STML dalam

pembelajaran fisika.

c. Memberikan posttest (tes akhir) untuk mengukur prestasi belajar siswa

setelah diberi perlakuan. Selain itu juga diberikan skala sikap tentang sains

dan tes pengetahuan siswa tentang nature of science di akhir pembelajaran.

c) Tahap Akhir

Pada tahapan akhir, kegiatan yang akan dilakukan berupa:

b. Mengolah data hasil pretest dan posttest dari tes prestasi belajar.

c. Mengolah data hasil skala sikap tentang sains dan tes pengetahuan siswa

tentang nature of science.

d. Malakukan analisis terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan.

e. Menganalisis hasil observasi oleh observer untuk mengetahui

keterlaksanaan pendekatan STML.

f. Menghitung koefisien korelasi antara pengetahuan siswa tentang nature of

science dan sikap siswa tentang sains, korelasi antara pengetahuan siswa

tentang nature of science dan prestasi belajar, serta korelasi antara sikap

siswa tentang sains dan prestasi belajar. Kemudian membandingkan nilai dari kedua koefisien korelasi tersebut.

g. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh.

h. Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang

(37)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Studi Pendahuluan

Studi Pustaka mengenai Pendekatan STML

Melakukan

Studi Lapangan: observasi pembelajaran fisika di kelas dan penyebaran angket kepada siswa

(38)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu G. Teknik Pengolahan Data Penelitian

Setelah data dikumpulkan, data tersebut kemudian diolah dan dianalisis.

Berikut merupakan teknik pengolahan data yang digunakan:

1. Tes Prestasi Belajar

Tes prestasi belajar dilakukan dalam pretest dan postest. Data yang

diperoleh dari pretest dan posttest tersebut, kemudian dilakukan pengolahan

sehingga diperoleh nilai gain yang akan menunjukkan adanya peningkatan atau

tidak adanya peningkatan terhadap prestasi belajar siswa setelah diterapkan

pendekatan STML. Berikut merupakan langkah-langkah yang ditempuh untuk

melakukan pengolahan data tes prestasi belajar:

a. Penskoran

Penskoran diberikan ketika mengoreksi jawaban pretest dan posttest

siswa. Sebelum memberi skor, terlebih dahulu ditentukan standar skor untuk Observasi keterlaksanaan

pendekatan STML

Kesimpulan Pengolahan data

(39)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tiap butir soal yang bergantung pada jenis dan jumlah soal. Pemberian skor

bergantung pada kesesuaian dari jawaban siswa dengan kunci jawaban. Dalam

penelitian ini, bobot nilai untuk setiap soal adalah 1. Jika siswa menjawab

selain kunci jawaban, maka nilainya nol. Sedangkan jika jawaban siswa benar,

maka nilainya adalah 1.

b. Menjumlahkan perolehan skor masing-masing siswa

Skor pretest yang diperoleh setiap siswa, kemudian dikonversi

sedemikian rupa sehingga terletak pada rentang skala 1-100. Hal yang sama

juga dilakukan untuk skor posttest.

c. Menghitung gain masing-masing siswa

Nilai pretest dan posttest yang telah dikonversi, kemudian digunakan

untuk menentukan nilai gain yang ternormalisasi. Besarnya skor gain yang

ternormalisasi ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:

Ket: = gain ternormalisasi

Tf = skor posttest

Ti = skor pretest

SI = skor ideal atau skor maksimal

Setelah nilai diperoleh, kemudian diinterpretasikan ke dalam kategori yang

diadopsi dari Hake (1999) sebagai berikut:

Tabel 3.9 Interpretasi Gain Ternormalisasi

Nilai Kategori

≥ 0,7 Tinggi

0,7 > ≥ 0,3 Sedang

< 0,3 Rendah

(40)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah diketahui nilai gain ternormalisasi masing-masing siswa,

kemudian dihitung rata-ratanya. Untuk menghitung rata-rata gain

ternormalisasi ( ̅), terlebih dahulu menghitung jumlah gain ternormalisasi

seluruh siswa (∑ ), kemudian dibagi dengan jumlah siswa N.

̅

Setelah memperoleh rata-rata gain ternormalisasi, selanjutnya diinterpretasikan

seperti pada poin c.

2. Pengolahan data untuk sikap

Sikap tentang sains diukur melalui skala sikap yang kemudian dilakukan

pengolahan dengan menggunakan penskalaan model likert. Penentuan nilai skala

yaitu dengan pemberian bobot bagi setiap tingkat persetujuan. Bobot nilai yang

diberikan rentang antara satu sampai lima.

Jenis skala yang digunakan berupa frekuensi, yaitu selalu (SL), sering (SE),

kadang-kadang (K), jarang (J), dan tidak pernah (TP). Untuk pernyataan yang

bersifat positif jawaban SL diberi nilai 5, jawaban SE diberi nilai 4, jawaban K

diberi nilai 3, jawaban J diberi nilai 2, dan jawaban TP diberi nilai 1. Sebaliknya,

untuk pernyataan yang bersifat negatif jawaban SL diberi nilai 1, jawaban SE

diberi nilai 2, jawaban K diberi nilai 3, jawaban J diberi nilai 4, dan jawaban TP

diberi nilai 5.

Nilai siswa, dapat ditentukan dengan menjumlahkan skor yang diperoleh

siswa disetiap nomor dan membaginya dengan skor maksimum. Selanjutnya

dikalikan dengan 100 supaya nilai siswa berada pada rentang antara 1-100.

Nilai siswa tersebut kemudian dikategorikan ke dalam tiga kelompok. Untuk

mengetahui rentang setiap kelompok digunakan pengelompokkan tiga ranking

(41)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2 Penentuan 3 kelompok menurut Sudijono (2008: 176)

Keterangan: M = mean

SD = Standar Deviasi

Standar Deviasi dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

√∑ ̅

dengan = nilai siswa; ̅ = rata-rata; = jumlah siswa

Siswa yang berada di ranking atas memiliki kategori sikap tinggi; siswa

yang berada di ranking tengah memiliki kategori sikap sedang; dan siswa yang

berada di ranking bawah memiliki kategori sikap rendah.

3. Pengolahan data untuk pengetahuan tentang nature of science

Instrumen yang digunakan berupa PG, sehingga untuk penskorannya hampir

sama dengan penskoran tes prestasi belajar. Skor siswa dihitung dari jumlah

jawaban yang benar, kemudian dibagi dengan skor maksimum dan selanjutnya

dikalikan dengan 100, sehingga diperoleh nilai siswa.

(42)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nilai siswa tersebut kemudian dikategorikan ke dalam tiga kelompok. Sama

seperti sikap, untuk mengetahui rentang setiap kelompok digunakan

pengelompokkan tiga ranking menurut Sudijono (2008: 176).

4. Korelasi diantara pengetahuan tentang NOS, sikap tentang sains, dan prestasi

belajar

Dari hasil tes yang dilakukan akan dilihat korelasi antara pengetahuan

tentang NOS dengan sikap tentang sains, korelasi antara pengetahuan tentang

NOS dengan prestasi belajar, serta korelasi antara sikap tentang sains dengan

prestasi belajar. Pengolahan data yang digunakan untuk ketiga korelasi tersebut

sama, yaitu dengan menggunakan teknik koefisien korelasi. Koefisien korelasi

merupakan sebuah angka yang dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui

seberapa besar kekuatan korelasi di antara variabel yang sedang diselidiki

korelasinya (Sudijono, 2008: 186). Jenis koefisien korelasi yang digunakan adalah

koefisien korelasi phi (phi coefficient correlation). Koefisien korelasi phi

digunakan jika salah satu variabel atau kedua variabel tidak berdistribusi normal.

Teknik korelasi phi adalah salah satu teknik analisis korelasional yang

dipergunakan apabila data yang dikorelasikan adalah data yang dikotomi atau

terpisah (Sudijono, 2008: 243). Besar-kecil, kuat-lemah, atau tinggi-rendahnya

korelasi antar dua variabel, ditunjukkan oleh besar-kecilnya angka indeks koreasi

yang dilambangkan dengan huruf (phi).

Data yang diperoleh kemudian di rekapitulasi seperti yang ditunjukkan oleh

tabel berikut:

Tabel 3.10 Korelasi Variabel X dan Y

Variabel X Variabel Y

di atas rata-rata di bawah rata-rata

di atas rata-rata a b

(43)

Shinta Sonia, 2013

Korelasi Diantara Pengetahuan Tentang Nature Of Science, Sikap Tentang Sains, Dan Prestasi Belajar Siswa Smp Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Sains Teknology Masyarakat Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari tabel tersebut kemudian dilakukan perhitungan untuk memperoleh nilai

korelasi phi, melalui persamaan berikut:

(Sudijono, 2008: 244)

Keterangan : = koefisien korelasi phi

= jumlah siswa yang memiliki nilai variabel X dan Y di atas

rata-rata

= jumlah siswa yang memiliki nilai variabel X di atas rata-rata dan

Y di bawah rata-rata

= jumlah siswa yang memiliki nilai variabel X di bawah rata-rata

dan Y di atas rata-rata

= jumlah siswa yang memiliki nilai variabel X dan Y di bawah

rata-rata

Angka indeks korelasi phi yang diperoleh, kemudian diinterpretasikan, sebagai

berikut:

Korelasi positif menunjukkan bahwa kedua variabel yang berkorelasi

berjalan paralel (Sudijono, 2008: 180). Artinya, bahwa hubungan antardua

variabel itu menunjukkan arah yang sama. Apabila variabel X mengalami

kenaikan atau pertambahan, maka akan diikuti pula dengan kenaikan atau

pertambahan pada variabel Y. Begitupun sebaliknya, jika variabel X mengalami

penurunan, maka variabel Y pun ikut mengalami penurunan.

Korelasi negatif menunjukkan bahwa kedua variabel yang berkorelasi

berjalan dengan arah yang berlawanan, bertentangan atau berkebalikan (Sudijono,

Gambar

Tabel 4.11 Korelasi antara Sikap Siswa tentang Sains dengan Prestasi Belajar  . 73
Tabel 3.1. Interpretasi Validitas Butir Soal
Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
+7

Referensi

Dokumen terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA UMKM DI KABUPATEN BOGOR.. PUSPITA

Semakin tingginya minat baca siswa, membuat transaksi peminjaman buku diperpustakaan semakin meningkat dan membuat siswa semakin kritis untuk mengajukan usulan penambahan

1.Pendapat dan saran tentang Program Bimbingan dan Konseling bagi Pengembangan Motivasi Berprestasi Siswa.. Pendapat tentang Program Bimbingan dan Konseling bagi

[r]

Susu Kedelai yang dibuat dari Ampas Tahu dengan Penambahan Bahan Pengental.. Fakultas Kesehatan

tepung ampas tahu dengan tepung beras merah (4 keping cookies ) memiliki kandungan tiap. zat gizi yang dapat dilihat pada tabel dibawah

DiajukanUntukMemenuhiSalah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi. Oleh:

memberi daya rekat yang baik antara bahan dalam campuran, styrofoam akan1. bereaksi dengan polimer yang akan membentuk crosslink yang mana