PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENDEKATAN SINEKTIK DALAM PENGAJARAN BAHASA JEPANG KEPARIWISATAAN
( Penelitian Eksperimen Mata Kuliah Bahasa Jepang pada Mahasiswa semester III STP Trisakti Jakarta )
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang
Rita Agustina Karnawati ( 1009504 )
Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Pendekatan Sinektik dalam Pengajaran Bahasa Jepang Kepariwisataan
Penelitian ini berjudul “Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Pendekatan Sinektik dalam Pengajaran Bahasa Jepang Kepariwisataan”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan Sinektik dalam meningkatkan kemampuan berbicara mahasiswa pada mata kuliah bahasa Jepang dan untuk mengetahui efektifitas penggunaan pendekatan Sinektik yang diterapkan dalam mata kuliah bahasa Jepang pada siswa semester 3 di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen murni dengan desain “The Pre-Post Test Control Group Design”. Sampel atau sumber data penelitian ini adalah mahasiswa semester 3 di STP Trisakti pada kelas A,B,C,D dan Kelas E,F,G. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan angket.
Dari hasil analisis data diketahui bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan antara kemampuan berbicara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini ditunjukan dengan perolehan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 82.86 dan nilai rata-rata posttest kelas kontrol sebesar 69.29. Selain itu, dari hasil analisis data angket , diketahui bahwa penggunaan pendekatan Sinektik mendapat respon positif dari mahasiswa karena dalam pembelajaran dengan pendekatan sinektik mahasiswa menjadi lebih percaya diri untuk berbicara dan kemampuan berbicara mengalami peningkatan
Kata kunci : Pendekatan Sinektik
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING ...ii
PERSETUJUAN KOMISI PENGUJI...iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ...v
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 7
C. Batasan Masalah... 8
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian...8
E. Hipotesis...10
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakekat Kemampuan Berbicara...11
B. Pendekatan Sinektik...12
1. Teori Sinektik...13
2. Langkah-langkah Kegiatan Sinektik...16
C. Pengajaran Kaiwa di STP Trisakti...23
E. KKNI ( PP no: 8, 2012) ...25
F. Bahan Ajar / Materi...26
G. Metode Pengajaran Mata Kuliah Bahasa Jepang Yang Berlangsung Saat Ini...27
H. Permasalahan Dalam Pengajaran Bahasa Jepang di STP Trisakti...27
I. Permasalahan Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang di STP Trisakti...28
J. Penerapan Pembelajaran Bahasa Jepang Dengan Pendekatan Sinektik di STP Trisakti………...31
1. Pra kegiatan ( pembuka)...31
2. Kegiatan...32
3. Pasca kegiatan (penutup)...37
K. Penelitian Terdahulu...38
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian...40
B. Tehnik Pengumpulan Data...41
C. Tehnik Analisa Data...41
D. Tempat Dan Waktu Penelitian...42
E. Variabel Penelitian... 42
F. Instrumen Penelitian...42
1. Angket...42
2. Tes Lisan...45
b. Tes Menyimak Menjadi Rragam Lisan………...45
G. Populasi...48
H. Data dan Sumber Data...49
I. Rancangan Penulisan...49
J. Prosedur Penulisan... 53
K. Hasil Uji Coba Tes...54
L. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data...57
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan kegiatan Eksperimen...59
1. Peertemuan pertama...59
2. Pertemuan kedua...60
3. Pertemuan ketiga...63
4. Pertemuan keempat...65
5. Pertemuan kelima...67
B. Hasil Analisa Data...69
1. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol...73
2. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol...74
3. Uji – T Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol...76
4. Uji – T Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol…...77
5. Kriteria Efektifitas Pembelajaran…………... 79
6. Penyajian Data Angket...81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...105
B. Saran – Saran ...106
DAFTAR PUSTAKA...107
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan berbagai bidang pendidikan, kemampuan
berkomunikasi merupakan tujuan utama dalam pembelajaran suatu bahasa.
Salah satu komponen keterampilan berbahasa yang harus dimiliki adalah
berbicara yaitu berbicara yang baik dengan menggunakan tata bahasa yang
benar. Untuk memiliki ketrampilan tersebut diperlukan suatu upaya dari
pengajar bahasa sehingga dapat memfasilitasi pencapaian tujuan tersebut,
dengan demikian mahasiswa diharapkan dapat berkomunikasi secara baik dan
benar.
Tarigan (1983: 15) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata – kata untuk mengekspresikan,
menyatakan, serta menyampaikan gagasan dan perasaan. Sebagai bentuk atau
wujudnya berbicara disebut sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan
gagasan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar
atau penyimak.
Courtillon (2003: 63) menyatakan bahwa ketrampilan berbicara
merupakan aspek terlemah dalam pembelajaran bahasa. Penguasaan ini juga
dirasakan oleh para pendidik sebagai hal yang paling sukar dalam hal
Tagliante menyebutkan bahwa berbicara dalam bahasa asing sering
membingungkan. Hal ini dapat dimengerti karena ketrampilan berbicara
merupakan proses yang panjang, dimulai dari mahasiswa menerima input yang
sama sekali berbeda, kemudian mencoba mengulang bunyi – bunyi asing
sambil mereka – reka makna yang terkandung di dalamnya tanpa dapat
membedakan bunyi – bunyi yang mengawali atau mengakhiri sebuah kata baru.
Selanjutnya mahasiswa mencoba memproduksi ujaran dan mengendapkan
dalam memori bunyi – bunyi yang telah didengar, tahap berikutnya mereka
akan merangkai bunyi – bunyi tersebut dalam bentuk tulisan dan merangkai
dalam kalimat. (Enggriani, 2009:4), setelah itu mahasiswa dituntut untuk dapat
memproduksi ujaran yang bermakna dan berkaitan dengan situasi komunikasi
tertentu.
Persyaratan mendasar aspek apapun dari ketrampilan manusia adalah
komunikasi, saling tukar informasi, pandangan, gagasan, sikap, pertimbangan,
dan sebagainya antara dua orang atau lebih. Leslie menyebutkan bahwa tanpa
komunikasi maka tidak ada interaksi antara manusia dan itu akan
mengakibatkan musnahnya ketrampilan manusia, semua itu akan berlangsung
melalui penggunaan bahasa (Soepardjo, 2012: 171). Manusia berkomunikasi
dengan bermacam – macam cara dan pendekatan, semua pendekatan wajib
untuk dipraktekan, di dalam pembelajaran keterampilan berbicara, peserta
didik perlu diberi ruang dan waktu untuk mengimplementasikan bahasa yang
dipelajarinya, mereka butuh kesempatan berbicara, kebiasaan untuk
Menjadikan pembelajaran percakapan disukai oleh peserta didik dan
tidak menyulitkan, merupakan tugas guru / dosen profesional. Bagaimana
mungkin kompetensi berbicara peserta didik dapat meningkat kalau guru /
dosen saja tidak pernah berbicara dalam bahasa yang mereka ajarkan, karena
itu guru / dosen diharapkan mencari metode yang tepat dalam proses
pembelajaran percakapan sehingga proses pembelajaran menjadi tepat sasaran
dan menjadi kegiatan yang menyenangkan.
Tujuan pembelajaran bahasa asing dari tamatan STP Trisakti
khususnya jurusan perhotelan adalah :
1. Saat memasuki lapangan kerja di industri pariwisata mampu
mengembangkan sikap profesional, mampu berkompetisi dan mampu
mengembangkan diri,
2. Menjadi tenaga kerja yang memenuhi kebutuhan pasar industri
pariwisata saat ini dan masa yang akan datang.
Keahlian khusus yang harus dimiliki program perhotelan adalah:
1. Mampu menyambut tamu di hotel atau restoran,
2. Mampu mengarahkan tamu ke tempat yang akan dituju,
3. Mampu menjelaskan fasilitas – fasilitas yang ada di hotel atau kamar
hotel atau restoran,
4. Mampu melayani pembayaran di hotel atau restoran,
5. Mampu memberi saran kepada tamu,
6. Mampu mengatasi masalah yang mungkin terjadi saat memberikan
Berkaitan dengan kepariwisataan ini maka kurikulum di STP Trisakti
menyertakan mata kuliah bahasa Jepang sebagai bahasa asing pilihan yang
tujuannya, dengan pembelajaran bahasa Jepang diharapkan mahasiswa mampu
berbicara atau berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa Jepang
khususnya dalam bidang pariwisata, industri pariwisata yang meliputi bisnis
perhotelan, restoran, perjalanan wisata. Selain itu mahasiswa juga diharapkan
mampu memberikan dan menerima informasi serta mengatasi masalah secara
lisan dalam bahasa Jepang dengan struktur kalimat dan pilihan kata yang tepat.
Industri pariwisata sangat pesat perkembangannya, tuntutan persaingan
global dalam bisnis pariwisata tentu saja menuntut Sumber Daya Manusia
Profesional yang mampu bersaing secara global pula. Berbagai kemampuan
wajib dimiliki seseorang agar dapat bersaing di dunia Profesional. Salah satu
kemampuan yang dimaksud adalah bahasa asing. Kriteria mampu berbahasa
asing tentu saja memiliki ketrampilan berbicara dalam bahasa tersebut sebab
kemampuan berbicara atau berkomunikasilah yang akan membedakan
seseorang dikatakan menguasai atau tidak suatu bahasa.
Ketatnya persaingan di era globalisasi, daya saing SDM Pariwisata di
arena internasional dan regional, jenis keahlian SDM yang dibutuhkan di sektor
kepariwistaan, menjadi tantangan besar bagi STP Trisakti atau Pemerintah RI,
karena itu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, telah
mengeluarkan Surat Keputusan Menteri, Nomor: Kep.30/Men/III/2010,
tentang penetapan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia)
pendidikan bahasa Jepang untuk hotel. SKKNI adalah cikal bakal Asean
Common Competency Standards Tourism Professionals (ACCSTP). SKKNI adalah
uraian kemampuan yang mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja
minimal yang harus dimiliki oleh seseorang untuk menduduki jabatan tertentu.
Standar kompetensi adalah pernyataan yang menguraikan ketrampilan,
pengetahuan dan sikap yang harus dilakukan saat bekerja serta penerapannya,
sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh tempat kerja (Kepmen no
30 : 2009). Dilanjutkan dengan (PP no 8: 2012) tentang KKNI (Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia) di dalam KKNI tertuang deskripsi spesifikasi
yang berlaku khusus untuk setiap jenjang kualifikasi kerja bidang keahlian
tertentu yang mengacu pada generik level. Standar kompetensi lulusan bahasa
Jepang untuk hotel pada jabatan kerja junior front liner dan senior front liner sesuai
dengan KKNI pada level III.
Standard kompetensi lulusan yang telah tertuang dalam KKNI untuk
bidang jasa bahasa Jepang untuk hotel, maka kompetensi berbicara dalam
industri pariwisata terutama bahasa asing sangat diperlukan untuk
meningkatkan daya saing sumber daya manusia dan memenuhi standard
kompetensi lulusan yang telah tertuang dalam KKNI berdasarkan generik level.
Fakta menunjukan bahwa penguasaan ketrampilan berbicara bahasa Jepang
mahasiswa STP Trisakti masih belum sesuai harapan. Ketatnya persaingan di
industri pariwisata, tamatan institusi ini diharapkan menjadi tenaga terampil
dan kompetitif di bidang jasa pariwisata. Sejumlah kendala menjadi
terbatasnya penguasaan kosakata, kurangnya pemahaman terhadap tata bahasa
yang telah diajarkan, motivasi yang rendah dalam belajar bahasa Jepang, dan
metode pembelajaran yang monoton dan kurang variatif.
Bahasa Jepang merupakan mata kuliah bahasa asing pilihan yang
diajarkan di jurusan perhotelan dan jurusan usaha perjalanan wisata, mata
kuliah bahasa Jepang diberikan di semester dua dan semester tiga, total tatap
muka pembelajaran bahasa Jepang selama dua semester yaitu (24 kali tatap
muka sebanyak 72 jam). Buku ajar yang digunakan disesuaikan dengan silabus
yang telah ditetapkan oleh institusi yaitu Bahasa Jepang Kepariwisataan,
dimana goi banyak menggunakan istilah – istilah perhotelan atau pariwisata.
Ketika pengajar memberikan latihan kepada mahasiswa pada saat
pembelajaran bahasa Jepang yang berlangsung selama ini di STP Trisakti,
mahasiswa ditugaskan untuk membuat kalimat dalam bahasa Jepang dan
kemudian mempresentasikannya, mahasiswa kebanyakan hanya mengganti
kata sesuai dengan contoh yang diberikan oleh pengajar, gagasan atau
kreatifitas dari mahasiswa untuk membuat contoh kalimat baru masih kurang
dan cenderung pasif.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran bahasa
Jepang selama ini di STP Trisakti, penulis mencatat beberapa hal penting yang
dapat mempengaruhi kelancaran proses pembelajaran pengajaran antara lain:
kemampuan pengajar, sikap profesionalisme pengajar, latar belakang
pendidikan pengajar, pengalaman mengajar, pengajar dituntut untuk
yang di dalamnya terdapat pendekatan, metode yang tujuannya untuk
memudahkan mahasiswa mempelajari bahasa Jepang.
Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan
penelitian yang tujuannya adalah bagaimana pembelajar bahasa Jepang di STP
Trisakti dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam bahasa Jepang
dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif yaitu menggunakan
pendekatan sinektik. Sinektik merupakan pendekatan untuk perkembangan
kreatifitas mahasiswa dengan bermain analogi. Dengan bermain analogi
mahasiswa diharapkan menjadi lebih kreatif. Hasil penulisan ini diharapkan
dapat menjadi sebuah alternatif metode pengajaran dalam pembelajaran mata
kuliah bahasa Jepang di STP Trisakti.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
masalah umum dalam penelitian ini adalah: “Apakah pendekatan sinektik
dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang
pada mahasiswa STP Trisakti?”. Sutedi (2009: 57), mengidentifikasi dan
membatasi masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian. Banyak masalah
yang dirumuskan dari tema atau judul penelitian, tetapi peneliti perlu
membatasinya pada hal – hal yang dianggap penting saja. Dari masalah
tersebut, penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan berbicara bahasa Jepang mahasiswa STP
Trisakti sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran dengan
2. Adakah perbedaan signifikan dalam berbicara bahasa Jepang mahasiswa
setelah penerapan pembelajaran dengan pendekatan sinektik?
3. Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap penerapan pembelajaran
bahasa Jepang dengan pendekatan sinektik?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis akan membatasi masalah – masalah yang
dibahas, yaitu:
1. Penelitian ini hanya mengkaji peningkatan signifikan dalam berbicara
bahasa Jepang mahasiswa setelah penerapan pembelajaran dengan
pendekatan sinektik.
2. Penelitian ini hanya mengkaji tentang tanggapan mahasiswa terhadap
penerapan pembelajaran bahasa Jepang dengan pendekatan sinektik.
3. Penelitian ini hanya mengkaji tentang keefektifan dari pendekatan
sinektik dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang
mahasiswa.
D.Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini di antaranya
adalah untuk:
1. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan berbicara bahasa Jepang pada mahasiswa setelah penerapan pendekatan sinektik.
3. Mendeskripsikan efektifitas pembelajaran dengan pendekatan sinektik dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang mahasiswa.
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
praktis untuk kemajuan bahasa Jepang di STP Trisakti.
Secara teoritis, manfaat hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi,
dan informasi baru terhadap pengajaran mata kuliah bahasa jepang di STP
Trisakti.
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa,
pengajar dan penelitian selanjutnya. Bagi mahasiswa hasil penulisan ini dapat
memberikan manfaat dan memberikan kepercayaan diri ketika berinteraksi
dengan orang Jepang dalam kegiatan job training. Bagi pengajar hasil penulisan
ini dapat memberikan manfaat metode yang tepat pada saat mengajarkan mata
kuliah bahasa Jepang kepariwisataan. Bagi peneliti lanjutan hasil penulisan ini
E. Hipotesis
Rumusan hipotesis diuji dengan menggunakan kriteria yang meliputi
sebagai berikut
Hk : Terdapat perbedaan terhadap peningkatan kemampuan berbicara
bahasa Jepang setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan sinektik
Ho : Tidak terdapat perbedaan terhadap peningkatan kemampuan berbicara
bahasa Jepang setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan sinektik
Jika nilai thitung < ttabel atau jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima Hk
ditolak.
Jika nilai thitung > ttabel atau jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak Hk
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni yang memenuhi
persyaratan. Yang dimaksud persyaratan disini adalah adanya kelompok lain
yang disebut kelompok pembanding atau kelompok kontrol, maka perbedaanya
dapat diketahui secara pasti karena dibandingkan dengan yang tidak
mendapatkan perlakuan. Sutedi (2009: 18), menyatakan bahwa penelitian
eksperimen merupakan penelitian murni, karena didalamnya kegiatan
mengontrol, manipulasi, dan observasi semuanya dilakukan.
Dalam bahasa Jepang eksperimen ini bisa dilakukan dalam bentuk uji
coba metoda pengajaran, media pembelajaran, bentuk latihan (drill) dan
sebagainya, yang tujuannya untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas
proses dan hasil kegiatan belajar mengajar. Uji coba bisa dilakukan bermula
dari suatu ide, gagasan atau suatu teori pengajaran tertentu untuk diterapkan ke
dalam pengajaran lainnya. Misalnya, dalam pengajaran bahasa asing seperti
bahasa Jepang bisa diuji cobakan metoda bahasa kedua atau bahasa asing
lainnya yang dianggap berhasil.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif (Quantitative research), Sutedi
(2009: 19) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
datanya berupa angka-angka yang diolah dengan menggunakan metoda
statistik. Dasar penelitian kuantitatif adalah filosofi positivisme yang
fragmental, sehingga dianggap tidak akan mengalami perubahan ketika
penelitian sedang berlangsung. Oleh karena itu dapat disusun suatu rancangan
penelitian yang pasti dan tidak mengalami perubahan selama penelitian
berlangsung. Posisi peneliti, terlepas dari objek yang diteliti, penggunaan
statistik sebagai alat ukur yang digunakan untuk menjaga keobjeketifannya.
B. Tehnik Pengumpulan Data
Data penelitian ini diperoleh dengan melakukan pre test dan post test,
untuk mengukur pemahaman mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan sinektik.
C. Tehnik Analisis Data
Data yang terkumpul dalam penulisan ini dianalisis dengan
menggunakan statistik deskriptif, dalam penelitian bahasa Jepang statistik
deskriptif ( SPSS 21) ini bisa digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya
perbedaan yang signifikan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya.
Pengujian dilakukan melalui uji t dengan α= 0,05 yaitu untuk mengetahui
perbedaan nilai antara kelas eksperimen yang mendapat perlakuan
pembelajaran dengan pendekatan sinektik dan kelas kontrol yang tidak
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata kuliah pengajaran bahasa Jepang
di STP Trisakti, Jalan IKPN (Veteran) Tanah Kusir, Bintaro, Jakarta Selatan.
Waktu pelaksanaan penelitian kurang lebih satu bulan pada semester ganjil
awal bulan November 2012 sampai akhir November 2012
E. Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2010: 169) dalam penelitian yang mempelajari
pengaruh suatu treatment, terdapat variabel penyebab (X) atau variabel bebas
(independent variabel) dan variabel akibat (Y) atau variabel terikat, tergantung,
atau dependent variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), sebagai berikut :
1. Variabel bebas ( X): Pendekatan Sinektik
2. Variabel terikat (Y): pembelajaran mata kuliah bahasa Jepang.
F. Instrument Penelitian
1. Angket
Sutedi (2009: 133) menyatakan bahwa angket merupakan salah satu
instrumen pengumpul data penelitian yang diberikan pada responden (manusia
sebagai objek penelitian). Teknik angket ini dilaksanakan dengan cara
pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan
disebarkan untuk mendapatkan keterangan dari responden.
Faisal (1981: 2) menyatakan bahwa dilihat dari sifat keleluasaan
responden dalam memberikan jawabannya, angket dapat digolongkan ke
alternatif jawabannya sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tidak
memiliki keleluasaan untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang
diberikan padanya. Sebaliknya Angket Terbuka, responden diberikan keleluasaan
untuk menjawabnya, karena hanya berupa daftar pertanyaan saja. Jawaban
dari angket terbuka berupa jawaban singkat atau uraian bebas termasuk ke
dalam angket terbuka.
Angket ini digunakan untuk memperoleh informasi respon dari
mahasiswa terhadap pembelajaran bahasa Jepang dengan menggunakan
pendekatan sinektik. Angket ini dilaksanakan setelah proses pembelajaran
dengan pendekatan sinektik berakhir, yaitu setelah dilaksanakan posttest.
Model angket ini terdiri dari 10 pertanyaan, 8 pertanyaan berupa
pertanyaan sikap mahasiswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan sinektik berupa angket tertutup yang telah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih, 2 pertanyaan berupa angket terbuka, yang
memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya
sendiri. Dalam pembuatan angket sebelumnya dibuat kisi-kisi pertanyaan
Tabel 3.1
Kisi – kisi Pertanyaan Angket
Sikap Indikator Nomor
2. Tes Lisan
Instrumen peningkatan kemampuan berbicara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berbentuk tes lisan yaitu :
a. membuat teks monolog dan mentransfer menjadi ragam lisan.
b. mentransfer menyimak menjadi ragam lisan.
Menurut Djiwandono (2007: 120) sesuai dengan hakekat dan sifat
kegiatan berbicara sebagai penggunaan kemampuan bahasa yang aktif dan
produktif, test kemampuan berbicara ini paling tepat dilaksanakan bukan
sebagai test objektif melainkan sebagai test subjektif. Seperti dimaklumi dalam
penyelenggaraan tes subjektif bukan kunci jawaban dengan daftar jawaban
yang diperlukan, melainkan rambu-rambu penskoran (scoring guide), itu semua
demi terjaminnya validitas tes dan sekaligus upaya tercapainya tingkat
reliabilitas yang tinggi, bila perlu menugaskan lebih dari satu orang penilai.
Tabel 3. 2
Rincian Kemampuan Berbicara
No Unsur kemampuan
berbicara
Rincian kemampuan
1 Isi yang relevan Isi wacana lisan sesuai dan relevan dengan topik yang dimaksudkan untuk dibahas
2 Organisasi yang sistematis Isi wacana disusun secara sistematis menurut suatu pola tertentu
3 Penggunaan bahasa yang baik dan benar
3. Kisi – kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.3
Kisi – kisi Instrument Penelitian
No Indikator Aspek ketrampilan berbicara Instrumen
1 Isi dari topik ( ー 話題 内容:面
penilaian dalam peningkatan berbicara bahasa Jepang difokuskan pada lima
aspek dengan total nilai 100, yaitu :
1. ー 話題 内容 :面白 た 知 い情報あ た
Nilai berkisar 1 – 40
Isi dari topik atau tema yang dibuat oleh mahasiswa apakah dapat
memberikan informasi tentang hal yang belum diketahui, kemudian isi
dari tema yang dibicarakan menarik atau tidak.
2. 文法 語彙 表現
Nilai berkisar 1 – 30
3. 話 方: 大 いさ 発音 ー
Nilai berkisar 1 – 20
a. Kejelasan suara,
b. Aksen, dalam bahasa Jepang memiliki aksen tertentu dalam setiap
katanya.
c. Intonasi ( tanda baca ) naik turunnya bunyi atau nada ujaran dalam
suatu kalimat untuk menyatakan berbagai makna atau perasaan
disebut intonasi.
d. Kecepatan pengucapan.
4. ン ー ョン
Nilai berkisar 1 – 5
Kata diatas bermakna, hubungan antara orang yang satu dengan yang
lain, tetapi dalam hal penelitian ini tidak terjadi interaksi antara
mahasiswa dengan tamu Jepang, kata interaksi ini diterjemahkan dalam
penilaian ini ke dalam kata keluwesan.
5. そ 他:写真 地図
Nilai berkisar 1 – 5
Aspek – aspek yang dinilai dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Tabel 3.4
Nama
mahasiswa
Aspek - aspek penilaian Total
Isi dari
adalah mahasiswa – mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, mata kuliah bahasa Jepang, semester III. Sample penelitian ini adalah mahasiswa /
mahasiswi di dua kelas yang berbeda. Dimana kelas yang pertama adalah kelas
eksperimen yang mendapat perlakuan, sedangkan kelas yang kedua sebagai
kelas kontrol yaitu kelas yang tidak mendapat perlakuan.
Tabel 3.5
sampling, sample penulisan ini ditetapkan pada Jurusan Perhotelan kelas (A, B,
sebanyak 14 orang. Sample didasarkan atas pertimbangan kepentingan analisis
data, maka jumlah sample adalah 27 orang, dengan prestasi mahasiswa yang
homogen.
H. Data dan Sumber data
Arikunto (2010: 172) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.
Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa angket dan tes lisan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data – data yang dapat
memberikan keberhasilan serta ketidakberhasilan penelitian. Penelitian ini
bersifat kuantitatif dalam bentuk pre test dan pos test, sedangkan sumber datanya
adalah mahasiswa STP Trisakti Jurusan Perhotelan semester III, Jl IKPN
Bintaro, Jakarta Selatan.
I. Rancangan Penulisan
Penulisan dilakukan dengan menggunakan dua kelas, satu kelas sebagai
kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu dengan menggunakan pendekatan
sinektik, sedangkan kelas lain sebagai kelas kontrol tidak mendapat perlakuan.
Di akhir penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan post test
untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan pendekatan sinektik di kelas eksperimen dan untuk
membandingkan tingkat pemahaman mahasiswa di kelas kontrol yang tidak
mendapat perlakuan.
Sutedi(2009: 126) menyatakan bahwa dalam penelitian kependidikan termasuk
belajar mahasiswa. Artinya alat ukur seperti tes digunakan untuk mengorek
informasi dari mahasiswa, tentang kemampuannya setelah mengalami suatu
proses pembelajaran. Karena itu, instrumen tes sering digunakan dalam
berbagai jenis penelitian, baik penelitian deskriptif maupun penelitian
eksperimental. Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk
mengukur hasil belajar mahasiswa setelah selesai satu program pengajaran
tertentu, jadi penelitian yang memberikan perlakuan pada mahasiswa
(penelitian eksperimental) umumnya akan diukur dengan menggunakan test
(post test). Agar penelitian yang diperoleh melalui tes benar- benar layak sebagai
data penelitian, tes tersebut harus memiliki validitas dan realibilitas yang cukup
terandalkan.
Untuk menguji hipotesa yang menyatakan ada tidaknya perbedaan
antara dua variabel atau lebih yang sedang diteliti. Tehnik ini juga dapat
dipakai untuk mengolah data dalam penelitian eksperimental, misalnya setelah
suatu perlakuan diberikan pada kelas experimen (variabel X) dan kelas kontrol
(variabel Y), kemudian diukur melalui test pada kedua kelas tersebut. Hasil test
itu dibandingkan dan dicari ada tidaknya perbedaan yang signifikan
berdasarkan nilai rata rata pada mean dari kedua kelas tersebut. Jika nilai rata
rata yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi dan ternyata memiliki
perbedaan yang signifikan, maka disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan
pada kelas eksperimen lebih baik dibanding dengan perlakuan pada kelas
Rumus yang digunakan untuk mencari ada atau tidaknya perbedaan yang
signifikan antara variabel yang diteliti tadi, yaitu dengan menggunakan uji t test
(uji t tabel)
1. Mencari nilai thitung dengan rumus berikut
Untuk mencari nilai t - hitung harus diketahui terlebih dahulu nilai rata
– rata (mean) dan standard deviasi dari setiap variabel (X dan Y) tersebut. Salah satu rumus sederhana dalam mencari mean dan standard deviasi, antara
lain sebagai berikut
2. Mencari mean variabel x dengan rumus berikut
3. Mencari mean variabel y dengan rumus berikut
4. Mencari standar deviasi dari variabel X dengan rumus berikut
6. Mencari standar error mean variabel X dengan rumus berikut
7. Mencari standar error mean variabel Y dengan rumus berikut
8. Mencari standar error perbedaan mean X dan Y dengan rumus berikut
9. Mencari signifikan dengan derajat kebebasan
db = (Nx + Ny) – 1
10.Kriteria Efektifitas Pembelajaran
Untuk menentukan tingkat efektifitas pembelajaran, terlebih dahulu dicari
gain yang dinormalisasi (normalized gain) dari data pre test dan post test,
rumusnya
Keterangan :
[g] = normalized gain
T1 = Pre-test
T2 = Post-test
J. Prosedur Penulisan
Tahapan tentang penulisan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan sinektik dimulai dengan observasi di lapangan. Rancangan
kegiatan penulisan tersusun sebagai berikut :
1. Tahap observasi awal
Pada tahap ini hal yang akan penulis lakukan adalah melakukan
pengajaran bahasa Jepang tanpa melakukan dengan metoda pendekatan sinektik,
mengulang kosakata, tata bahasa dan menganalisa kesulitan yang terjadi pada
mahasiswa.
2. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini penulis akan melakukan beberapa langkah – langkah seperti
a. Menganalisa langkah – langkah pembelajaran bahasa Jepang dengan menggunakan pendekatan sinektik
b. Membuat satuan acara perkuliahan
c. Mengembangkan instrument untuk tes
3. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini penulis akan menerapkan langkah langkah pembelajaran
bahasa jepang dengan menggunakan pendekatan sinektik strategi dua,
pembelajaran ini dilakukan dalam 4 kali tatap muka dan diakhiri dengan
mengadakan postest pada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan
perlakuan. Dalam pelaksanaan penulis menentukan target kompetensi yaitu
kemampuan berbicara bahasa Jepang yaitu:
a. Mengekspresikan ungkapan- ungkapan yang terkait dengan materi
sebagai petugas di hotel atau di restoran, memperkenalkan kosa kata
baru dan berlatih pola kalimat yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
b. Sinektik merupakan kegiatan beranalogi, maka penulis mempersiapkan
beberapa analogi sesuai dengan materi rencana pembelajaran.
c. Kompetensi berbicara yang akan dinilai adalah: isi dari topik, pola
kalimat( 語彙 文法 表現) , ketepatan ( 大 さ 発音 ー ),
keluwesan (etika, bahasa tubuh), そ 他 写真 地図
K.Hasil Uji Coba Tes
Sebagai langkah analisa empiris untuk mengetahui validitas dan
realibilitas tes, maka penulis mengujicobakan instrument test pada 10
mahasiswa STP Trisakti pada kelas eksperimen.
1. Uji validitas
Djiwandono (2008 : 164) menyatakan bahwa tes bahasa yang valid sebagai
alat ukur kemampuan bahasa memusatkan pengukurannya pada kemampuan
bahasa peserta tes, kemampuan berbicara memusatkan pengukuran
kemampuan pada kemampuan mengungkapkan diri melalui berbicara bukan
2. Reliabilitas tes esai
Djiwandono (2008: 170) menyatakan bahwa tes diharapkan untuk
menghasilkan hasil pengukuran yang ajeg, konsisten, tidak berubah-ubah,
dapat dipercaya dan diandalkan, atau singkatnya reliabel.
Suherman dan Sukjaya (1990) menyatakan bahwa uji reliabilitas
diperlukan untuk melengkapi syarat valid sebuah alat evaluasi. Untuk
mengetahui apakah sebuah tes memiliki reliabilitas tinggi, sedang,atau rendah
dapat dilihat dari nilai koefisien reliabilitasnya. Adapun untuk hasil
perhitungan koefisien reliabilitas diinterpretasikan dengan klasifikasi koefisien
reliabilitas
Tabel 3.6
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien
Reliabilitas
Interpretasi
r11 ≤ 0,20 Sangat rendah 0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah 0,40 < r11 ≤ 0,60 Sedang 0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi 0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi
Untuk menguji reliabilitas soal bentuk esai dapat digunakan rumus
r=
Keterangan :
r : angka koefisien reliabilitas yang dicari
K : Jumlah butir soal
: Jumlah varian seluruh butir soal ( mulai dari , soal 1,2,3 dst )
: Varian total
Hasil uji reliabilitas bisa dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.7
Koefisien Reliabilitas
Cronbach's Alpha N of Items
0,761 10
Berdasarkan tabel berikut diketahui bahwa nilai reliabilitas sebesar 0.761 dan
L.Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data
Enggriani (2009: 54), menyatakan bahwa, tujuan pemeriksaan
keabsahan data adalah agar data yang dikumpulkan selama proses penelitian
dapat dipercaya dengan bentuk :
1. Kredibilitas, peneliti melakukan pengamatan, mengumpulkan data dengan cermat, ketekunan dalam mengamati, pengecekan dokumen
pada partisipan lain dan penyempurnaan dan perbandingan.
2. Transferabilitas, pencatatan dan pengumpulan data secara rinci
3. Dependabilitas, data yang benar dilakukan pengecekan terhadap beberapa sumber.
4. Konfirmabilitas, data yang objektif melalui pengecekan dan pemeriksaan data.
5. Auditing, merupakan proses akhir dari pemeriksaan keabsahan data. Setelah semua data terkumpul, data tersebut perlu dicek kembali atau
dikonsultasikan kembali bila terdapat hal-hal yang meragukan atau data
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, dapat diambil beberapa
kesimpulan, sebagai berikut:
1. Keberhasilan pembelajaran bahasa Jepang di STP Trisakti Jakarta yang
ditandai dengan peningkatan kemampuan berbicara ternyata dapat
ditingkatkan melalui pendekatan sinektik. Hal ini dapat dilihat dari hasil
post test terdapat peningkatan secara signifikan.
2. Kemampuan mahasiswa STP Trisakti dalam berbicara bahasa Jepang
sebelum diberikan pembelajaran menggunakan pendekatan sinektik
dikategorikan rendah. Adapun kemampuan mahasiswa STP Trisakti
dalam memahami berbicara bahasa Jepang setelah diberikan
pembelajaran menggunakan pendekatan sinektik dikategorikan tinggi.
3. Pendekatan sinektik efektif diterapkan dalam pembelajaran bahasa
Jepang pada mahasiswa STP Trisakti. Hal ini dinyatakan berdasarkan
perolehan nilai yang dapat dicermati berdasarkan hasil statistik
inferensial uji – t yang menunjukkan bahwa thitung lebih besar
dibandingkan t tabel yang berarti hipotesis penulisan ini diterima (Hk).
4. Penerapan pembelajaran bahasa Jepang dengan pendekatan sinektik
dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang mahasiswa
B. Saran – saran
1. Bagi pengajar
Bagi pengajar khususnya di STP Trisakti, diharapkan benar-benar
memahami langkah – langkah pembelajaran bahasa Jepang dengan
menggunakan pendekatan sinektik. Pengajar disarankan untuk
mengembangkan kreatifitas mahasiswa dalam berbicara dengan situasi
yang menyenangkan. Pengajar harus menguasai materi dan
mempersiapkan RPP dan materi bahan ajar sebelum memulai
pembelajaran dengan pendekatan sinektik.
2. Bagi institusi
Waktu pembelajaran bahasa Jepang sebaiknya ditambah atau tidak
dijadikan satu kali tatap muka dalam satu minggu, apabila diberikan
langsung (60 menit x 3) maka pembelajar akan merasa bosan. Kegiatan
berbicara membutuhkan waktu yang cukup sehingga apabila dalam dua
semester hanya disediakan 24 kali tatap muka saja, maka LO (learning
outcomes) yang telah tertuang dalam KKNI, sulit untuk tercapai.
3. Bagi peneliti
Kepada peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada
bidang yang sejenis, pendekatan sinektik ini bisa diterapkan dalam
kompetensi menulis. Karena dapat membuat mahasiswa pada
Daftar Pustaka
Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Bruce Joyce, Marsha Weil. 1986. Model of Teaching. Prentice/ Hall
International. Inc
Courtillon Janine. 2003. Elaborer un Cours de FLE. Paris : Hachette Livre
Danasasmita Wawan, 2009. Metodologi Pembelajaran bahasa Jepang, Bandung :
Rizqi Press.
Djiwandono Soenardi. 2008. Tes Bahasa. Malang : Macanan Jaya Cemerlang
Enggriani Mimi. 2009. Tesis, Pendekatan berbicara bahasa Perancis melalui
pendekatan Sinektik, Jakarta : UNJ
Hadley. 1993. Teaching Language In Contex. USA: Heinle & Heinte Publishes
Hapsari Eki Kusuma. 2012. Seminar Internasional. Bali : ASPBJI
Juariah. 2012. Tehnik Pengajaran Kaiwa Tingkat Menengah di Unsada, dengan
Menggunakan “Manga”Sebagai Media Pengajaran.dalam Seminar
Internasional, hal 40. Bali : ASPBJI
Isono, Koichi. 2003. Japanese for Hotel Staff. Tokyo: JAL Academy
Kida. 2007. Hanasu Koto o Oshieru. Tokyo: Kokusai Kouryuukikin Nihonggo
Kyouikuho Shiriizu.
KKNI. 2012. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Konsorsium Bahasa
Jepang: Jakarta
Mina Kobayashi. 1998. Yoku wakaru Kyoujuhou, Tokyo: Space.alc
Sutedi Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang ( Panduan bagi guru dan
calon guru dalam meneliti bahasa Jepang
danpengajarannya ),Bandung:Humaniora.
Sumiko Taniguchi. 2007. Nihonggo Kyouikugaku o Manabu Hito No Tameni.
Tokyo : Bojinsha
Seminar 2012, Prosiding. Bali : ASPBJI
Soepardjo Djojok. 2012. Aisatsu Sebagai Komponen Bahasa Untuk Meningkatkan
Kompetensi Percapakan dalam : Seminar Internasional , hal 172 . Bali :
ASPBJI
Sugihartono.2012. Model 3W+3S dalam Pembelajaran Bahasa Jepang dalam:
Seminar Internasional, hal 307. Bali: ASPBJI
Semiawan Cony. 1984. Memupuk bakat dan kreativitas mahasiswa,
Jakarta :Gramedia.
SKKNI. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, KEPMEN Tenaga Kerja
dan Transmigrasi : Jakarta
Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media
Tarigan Henry Guntur. 1981. Berbicara sebagai suatu ketrampilan berbahasa,
Bandung : Percetakan Angkasa
Tarigan, Henry Guntur 1983: Menyimak; sebagai suatu keterampilan Berbahasa.
Tarigan, Henri Guntur .1991. Metodologi Pengajaran Bahasa Asing.
Bandung: Percetakan Angkasa
Tarigan Henry Guntur. 2009. Pengajaran Kompetensi Bahasa.