Nomor : 018/S/PGSD/8/Jan/2013
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MATERI
PENGUKURAN SUDUT
(Penelitan Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rohmah Kecamatan Sukajadi Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
OLEH
NENG MAEMUNAH
1007994
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
▸ Baca selengkapnya: sudut matematika kelas 5
(2)LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : NENG MAEMUNAH
NIM ` : 1007994
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MATERI
PENGUKURAN SUDUT
(Penelitan Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rohmah Kecamatan Sukajadi Kota Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I
Drs. Sufyani Prabawanto, M.Ed. NIP.19600830 198603 1 003
Pembimbing II
Dr.Hj.Ernawulan Syaodih M.Pd NIP.19651001 199802 2 001
Mengetahui,
Ketua Program studi PGSD
Nomor : 018/S/PGSD/8/Jan/2013
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pendekatan Konstruktivisme
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika
Tentang Pengukuran Sudut” ini sepenuhnya karya saya sendiri.Tidak ada bagian
di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Desember 2012
Yang membuat pernyataan
i
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MATERI
PENGUKURAN SUDUT
(Penelitan Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rohmah Kecamatan Sukajadi Kota Bandung)
Neng Maemunah 1007994 ABSTRAK
ii
CONSTRUCTIVIST APPROACH
TO IMPROVE STUDENT LEARNING IN LEARNING MATHEMATICS OF MATERIALS
ANGLE MEASUREMENT
(Research Class Action Against Students Islamic Elementary School Fourth Grade
Ar-Rohmah Sukajadi Bandung District)
Neng Maemunah 1007994
ABSTRACT
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 5
E. Penjelasan Istilah ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A.Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Matematika ... 7
1. Pengertian Pendekatan Konstruktivisme ... 7
2. Prinsip dan Karakteristik Konstruktivisme ... 10
3. Tahapan Pembelajaran Konstruktivisme ... 11
vi
B.Hasil Belajar ... 14
1. PengertianHasilBelajar ... 14
2. RuangLingkupPenilaianHasilBelajar ... 15
C. Pembelajaran Matematika tentang Pengukuran Sudut Di Kelas IV SD/MI ... 16
1. Pengertian Pembelajaran Matematika ... 16
2. Pengertian Pengukuran Sudut ... 16
D. Pengukuran sudut dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme ... 20
E. Penelitian yang Relevan ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24
A.Metodologi Penelitian ... 24
B.Lokasi dan Subyek Penelitian ... 25
C.Instrumen Penelitian ... 26
D.Prosedur Penelitian ... 32
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
A.Hasil Penelitian ... 39
1. Kondisi Awal ... 39
2. Hasil Kegiatan Pembelajaran ... 40
a. Siklus I ... 40
1) Perencanaan Pembelajaran ... 40
vii
3) Observasi / Pengamatan ... 43
4) Refleksi ... 46
b. Siklus II ... 48
1) Perencanaan Pembelajaran ... 48
2) Pelaksanaan Pembelajaran ... 48
3) Observasi / Pengamatan ... 50
4) Refleksi ... 53
3. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 53
4. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Saat Pembelajaran ... 55
B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
1. Pembahasan Siklus I ... 56
2. Pembahasan Siklus II ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60
A.Kesimpulan ... 60
B.Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting
dalam pengembangan dunia pendidikan. Hal ini disebabkan matematika
merupakan ilmu dasar bagi pengembangan disiplin ilmu yang lain, oleh karena itu
pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang potensial untuk diajarkan di
seluruh jenjang pendidikan.
Pelajaran matematika telah memberikan manfaat yang nyata dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga matematika ditempatkan sebagai salah satu ilmu
pengetahuan dasar yang penting untuk dipelajari. Namun bagi sebagian siswa
untuk mempelajari matematika sedikit menyulitkan dan membosankan, bahkan
mungkin sebagian siswa juga tidak menyukai pelajaran matematika, ini
dikarenakan mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran berhitung dimana
siswa harus berfikir abstrak, teliti, cermat dan mampu memahami keadaan
lingkungan sekitar
Berdasarkan pengalaman peneliti pada tahun ajaran sebelumnya yaitu,
tahun ajaran 2011/2012 di kelas IV, hasil belajar siswa dalam pembelajaran
rendah dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Supaya hal
tersebut tidak terulang kembali pada tahun pelajaran sekarang, maka diperlukan
suatu pendekatan pembelajaran dalam menyampaikan materi matematika.
Selama ini pembelajaran matematika disampaikan dengan cara metode
ceramah, dimana guru menjadi pusat belajar bagi siswa. Pembelajaran seperti ini
untuk masa mendatang dipandang kurang efektif karena kurang melibatkan
pengembangan kemampuan berpikir siswa dan kemampuan bertindak secara
kritis, siswa kurang termotivasi dan kurang bertanggung jawab terhadap proses
belajar yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi.
Hal tersebut diakibatkan karena guru tidak memberi kesempatan kepada siswa
untuk aktif terlibat dan mengalami sendiri serta mengemukakan hasil
pemikirannya dalam pembelajaran. Model pembelajaran klasikal seperti ini dapat
membuat siswa bosan dam membuat siswa malas dalam mengikuti pembelajaran
matematika sehingga masalah tersebut berpengaruh kepada rendahnya pencapaian
hasil belajar siswa.
Menurut H.W. Fowler “matematika merupakan mata pelajaran yang
bersifat abstrak, sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan
metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa.” (Surianta,
2008). Dengan demikian seorang guru harus berupaya mencari metode atau
pendekatam yang tepat unrtuk menyampaikan materi pelajaran matematikaagar
dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran serta kompetensi
3
Ruang lingkup materi atau bahan ajar mata pelajaran matematikatingkat
SD sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006mencakup
: bilangan, geometri, dan pengukuranserta pengolahan data. Materi geometri dan
pengukuran di dalamnya terdapat salah satu pokok bahasan mengenai pengukuran
sudut.
Pembelajaran dalam menanamkan konsep pengukuran sudut sebaiknya
dikaitkan dengan pengalaman siswa atau pengetahuan yang dimlikinya. Hal
tersebut dapat membantu siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan dan
memudahkan pemahaman. Untuk menyampaikan konsep tersebut dapat dicapai
melalui kegiata memanipulasi alat peraga benda nyatadalam pengukuran sudut.
Dalam melakukan pengukuran sudut ternyata sebagian siswa masih
kesulitan menggunakan alat ukur seperti penggaris dan busur derajat, contohnya
sebagian siswa selalu tidak tepat dan tidak teliti dalam mengukur sudut, dan ada
juga yang tidak tepat dalam membuat sinar garis. Kesulitan-kesulitan inilah yang
mempengaruhi kurangnya hasil belajar siswa dalam mengukur sudut. Keadaan
seperti itu sangat memprihatinkan sebab materi pengukuran sudut merupakan
salah satu satu materi matematika yang harus dikuasai oleh siswa. Oleh sebab itu
perlu ada jalan keluar untuk memecahkan berbagai masalah tersebut diatas salah
satu diantaranya seorang guru menetapkan suatu pendekatan pembelajaran yang
lebih baik dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan pembelajaran
sebelumnya.
Pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan dalam
makna, mempertanyakan kejelasan dan bersikap kritis. Windayana, dkk
(2006:22-23) menyatakan bahwa “pendekatan konstruktivisme sebagai pendekatan belajar
yang dikembangkan Piaget yang memposisikan siswa sebagai individu yang aktif
mengkosntruksi sendiri pengetahuan”.
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untik mencari bagamana cara
mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan salah satu pendekatan
pembelajaran matematika yang menekankan siswa untuk aktif membangun
pengetahuan sendiri tentang konsep yang akan dipelajari yaitu mengenai
pengukuran sudut dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang materi pengukuran
sudut ?
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang materi pengukuran
sudut ?
c. Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan
konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang materi pengukuran
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengungkap
:
a. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme
dalam pembelajaran matematika tentang materi pengukuran sudut.
b. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme
dalam pembelajaran matematika tentang materi pengukuran sudut.
c. Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan
konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang materi pengukuran
sudut.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait
dengan dunia pendidikan, terutama guru dan siswa kelas IV di Madrasah
Ibtidaiyah Ar-Rohmah Kota Bandung yang langsung terlibat dalam proses
pembelajaran di kelas, yaitu :
a. Bagi siswa, akan memperoleh pengalaman belajar mareti matematika yang
lebih nyata, menarik menyenangkan dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk mmbangun sendiri pemahamannya sehingga dapat meningkatkan hasil
b. Bagi guru, dapat menambah pengalaman, serta pemahaman perihal
penggunaan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV dalam pemahaman materi pengukuran sudut pada
pembelajaran matematika.
c. Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah khususnya
pembelajaran matematika.
d. Bagi peneliti, dapat memperoleh informasi tentang persiapan, perencanaan,
pelaksanaan serta hasil belajar siswa yang dicapai pada pembelajaran
matematika tentang pengukuran sudut dengan mennggunakan pendekatan
konstruktivisme.
e. Penjelasan Istilah
1. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
memungkinkan siswa membangun pengetahuan sendiri, membuat makna,
mempertanyakan kejelasan dan bersikap kritis.
2. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan siswa setelah mengikuti
pembelajaran yang diukur dengan skor tes.
7
Pengukuran sudut adalah kegiatan untuk menentukan besarnya sudut
menggunakan alat pengukur, yaitu busur derajat, sudut satuan dan
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa yang
berkaitan dengan perbaikan pembelajaran, jenis penelitian yang dianggap tepat
adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), PTK adalah suatu bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu
agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di
kelas secara lebih profesional.
Hermawan, Mujiono dan Suherman (2007:80) berpendapat bahwa :
Tujuan utama dari Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses belajar mengajar. Selanjutnya tujuan tersebut dapat tercapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam mencari solusi permasalahan yang terdapat di kelas, tujuan utama penelitian tindakan kelas ini adala pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru di dalam kelas.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa maksud dari PTK adalah
untuk meningkatkan kinerja para guru agar mencapai hasil maksimal dalam
proses belajar mengajar.
Model PTK yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model spiral.
25
siklus yang dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan (siklus spiral)’.
Artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat pencapaiannya.
Penelitian Tindakan Kelas model spiral ini merupakan suatu rangkaian
lengkap yang terdiri dari empat komponen (Sukayati,2008:18), yaitu: 1)
perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4)
refleksi (reflecting). Keempat komponen itu dipandang sebagai suaru siklus spiral
atau siklus itu berulang terus sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan.
Adapun desain penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan terdiri dari
dua siklus. Rangkaian siklus tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Mc.Taggart
B. Lokasi dan Subyek Penelitian
Perencanaan selanjutnya sampai
berhasil Refleksi
Perencanaan II Perencanaan I
Refleksi
Observasi
Observasi Tindakan
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rohmah
Sukajadi yang berlokasi di Jl. Sukajadi No.140, Kelurahan Pasteur Kecamatan
Sukajadi kota Bandung. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV
dengan jumlah siswa 20 orang, terdiri dai 11 orang siswa laki-laki dan 9 0rang
siswa perempuan.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP dapat diartikan sebagai prosespenyusunan materi pelajaran dengan
memilih penggunaan media, pendekatan,metode, penilaian dan alokasi waktu
tertentu yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS adalah lembaran kerja yang dikerjakan siswa selama pembelajaran
yang bertujuan untuk mengetahui penilaian siswa.
2. Instrumen Pengumpul Data
Untuk memperoleh data yang benar dan sesuai dengan tujuan penelitian
maka diperlukan instrumen pengumpul data yang tepat. Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini adalah :
a. Instrumen Tes
Tes adalah pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian
27
berupa tes tertulis bertujuan untuk mengetahu pemahaman siswa melalui skor.
Alat evaluasi yang baik dapat ditinjau berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
1) Validitas Item Tes
Koefisien Validitas dihitung dengan menggunakan program Anates Versi
4.07 for windows, dengan rumus Pearson’s Product Moment (To Karno: 10)
yaitu :
�
=
∑
XY
− ∑
X
(
∑
)
�∑
2− ∑
)
2�∑
2−
(
∑
)
2}
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara x dan y
N = Banyaknya testi
X = skor tiap butir soal masing-masing siswa
Y = skor total masing-masing siswa
Koefisien validitas ( rxy) diinterpretasikan dengan kriteria seperti
tercantum dalam tabel dibawah ini, menurut Guilford (Suherman,
2003:113)sebagai berikut :
Tabel 3.1
Klasifikasi Interpretasi Koefisien validitas
Nilai (rxy) Interpretasi
0,90 rxy 1,00 Sangat Tinggi
0,70 rxy 0,90 Tinggi
2) Reliabilitas Item Tes
Perhitungan reliabilitas dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan
hasil yang tetap sama (konsisten atau ajeg), Uji reliabilitas ini menggunakan
program Anates Versi 4.07 for windows dan rumusnya (To Karno, 2003:10)
adalah sebagai berikut :
�
��=
2 x r
gg1 + r
ggKeterangan :
r
tt=
koefisien reliabilitasr
gg = koefisien korelasi ganjil-genapKriteria interpretasi koefisien reliabilitas menurut Nurgana (Ruseffendi,
2005 :160) dijelaskan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
0,80 rxy 1,00 Sangat Tinggi
0,20 rxy 0,40 Rendah
0,00 rxy 0,20 Sangat Rendah
29
0,60 rxy 0,80 Tinggi
0,40 rxy 0,60 Sedang
0,20 rxy 0,40 Rendah
0,00 rxy 0,20 Sangat Rendah
3) Daya Pembeda Item Tes
Untuk menghitung daya pembeda tiap butir soal dengan menggunakan
program Anates Versi 4.07 for windows .Adapun rumusnya (To Karno,2003:14)
BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
NA = Jumlah siswa pada salah satu kelompok A atau B
Kriteria untuk daya pembeda tiap butir soal dinyatakan pada tabel di
bawah ini :
Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda
4) Tingkat Kesukaran Item tes
Untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal berbentuk uraian
dengan menggunakan program Anates Versi 4.07 for windows, dan rumusnya (To
Karno, 2003:15) adalah sebagai berikut :
�
=
B A+BBNA+NB
X 100%
Keterangan :
TK = Indeks kesukaran butir soal tertentu
BA = Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok A
BB = Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok B
NA = Jumlah siswa pada kelompok A (atas / unggul)
NB = Jumlah siswa pada kelompok B (bawah / asor)
Adapun klasifikasi indeks kesukaran tiap butir soal dinyatakan dalam tabel
di bawah ini :
Tabel 3.4
Kriteria Indeks Kesukaran
Setelah dilakukan uji coba soal, maka didapat validitas,reliabilitas, daya
pembeda dan indeks kesukaran,untuk tes siklus I dan tes siklus II sebagai berikut :
Tabel 3.5
Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus I IK (Indeks Kesukaran) Interpretasi
0% - 15% Soal terlalu sukar
16% - 30% Soal sukar
31% - 70% Soal sedang
71% - 85% Soal mudah
31
No. Validitas Indeks Kesukaran Daya pembeda Keterangan
Skor (%) Kriteria Skor (%) Kriteria Skor (%) Kriteria
Adapun soal tersebut adalah soal nomor 4, karena memilki validitas yang sedang
dan indeks kesukaran sedang, soal ini hanya diubah dalam bentuk pertanyaannya
saja.
Tabel 3.6
Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus II
No. Validitas Indeks Kesukaran Daya pembeda Keterangan
Reliabilitas item tes siklus II tersebut memiliki skor 0,65 yang berkriteria
tinggi. Berdasarkan pada tabel 3.6 di atas ada empat soal yang digunakan dan soal
yang lainya tidak digunakan.
b. Instrumen Non-tes
Instrumen pengumpul data non tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1) Lembar observasi Kegiatan Guru
Lembar observasi kegiatan guru digunakan untuk memantau pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran hal ini
dilakukan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Lembar observasi diisi oleh
pengamat sebagai dasar untuk perbaikan bagi peneliti.
2) Lembar Observasi Kegiatan Siswa
Lembar observasi kegiatan siswa digunakan untuk memantau segala
aktivitas siswa selama proses pembelajaran, dengan tujuan sebagai bahan refleksi
bagi perbaikan pembelajaran untuk tindakan selanjutnya.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian disusun dalam dua siklus setiap siklus terdiri dari satu kali
pertemuan. Adapun prosedur penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perncanaan
33
2) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
3) Mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi
pengukuran sudut dan tujuan yang akan dicapai.
4) Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijadikan apersepsi.
5) Mempersiapkan lembar kegiatan siswa (LKS) untuk mengeksplor
pengetahuan siswa.
6) Mempersiapkan lembar evaluasi siswa untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi.
7) Mempersiapkan instrumen observasi.
8) Penelitian didampingi oleh seorang guru lain (observer)
b. Pelaksanaan
Setelah penyusunan perencanaan, maka pada tahap ini peneliti
melaksanakan rancangan pembelajaran, diantaranya :
1) Memotivasi siswa agar dapat mengemukakan konsep awalnya berkenaan
dengan pembahasan materi.
2) Memberikan pertanyaan-pertanyaan apersepsi.
3) Mengelompokan siswa terdiri dari 4 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari lima anggota yang heterogen.
4) Siswa melakukan diskusi kelompok dengan materi mengukur besar sudut
dengan satuan tidak baku dan satuan baku, menggambar sudut dengan
5) Membahas hasil diskusi kelompok. Kemudian memberikan kesempatan
kepada wakil dari kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok. Kemudian memberikan penguatan terhadap jawaban siswa
yang tepat.
6) Memberikan soal-soal evaluasi.
c. Observasi / Pengamatan
1) Mengamati jalannya proses pembelajaran
2) Mengamati kemampuan siswa dalam menyelesaikan lembar kegiatan
siswa.
3) Mengamati keaktifan siswa dalam menyelesaikan lembar kegiatan siswa.
4) Mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran.
5) Mengamati siswa dalam menyelesaikan soal.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk menganalisis dan meninjau kembali kegiatan
pembelajaran yang sudah berlangsung dengan melihat instrumen pengamatan.
Maksud dari kegiatan ini adalah agar peneliti mengetahui kekurangan yang ada
pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung selain itu juga agar
mengetahui kritik dan saran dari rekan sejawat (observer) untuk perencanaan
tindakan selanjutnya.
2. Siklus II
35
1) Pada siklus kedua ini guru membuat perencanaan dengan memperhatikan
refleksi pada siklus I.
2) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai
dengan Kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP).
3) Mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi
pengukuran sudut.
4) Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijadikan apersepsi.
5) Mempersiapkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk mengeksplor
pengetahuan siswa.
6) Mempersiapkan lembar evaluasi siswa untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi.
7) Mempersiapkan instrumen observasi.
8) Penelitian didampingi oleh seorang guru lain (observer)
b. Pelaksanaan
1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang
telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada
siklus I.
2) Menanamkan konsep pengukuran sudut. Materi pada siklus II terdiri dari
menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran dan seperempat
putaran salam satuan derajat dan mengenal sudut siku-siku dengan
menggunakan empat arah mata angin.
3) Melakukan diskusi kelompok dengan materi menentukan besar sudut
derajat dan mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah
mata angin
4) Membahas hasil diskusi kelompok. Kemudian memberikan kesempatan
kepada wakil dari kelompokuntuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok. Serta memberikan penguatan terhadap jawaban siswa yang
tepat.
5) Menimpulkan materi secara bersama-sama.
6) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data dengan mudah
memahami dan mencari penyelesaiannya.
c. Observasi/Pengamatan
1) Melakukan pemabtauan selama proses belajar
2) Mengamati kemampuan siswa dalam menyelesaikan lembar kegiatan
siswa
3) Mengamati keaktifan siswa dalam menyelesaikan lembar kegiatan siswa
4) Mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran
5) Mengamati siswa dalam menyelesaikan soal.
d. Refleksi
Melakukan refleksi dengan menganalisis semua bahan pembelajaran yang
sudah terencana menjadi data yang otentik dalam mencapai tujuan. Dengan
refleksi berarti merenungkan sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar
dan mencari solusinya.
37
Pengolahan dan Analisis data dilakukan selama penelitian dari awal
sampai akhir. Langkah analisis data yaitu penyeleksian data dengan mengolah
data yang akurat yang dapat menjawab fokus penelitian dan memberikan
gambaran tentang hasil penelitian. Data yang diperoleh digolongkan ke dalam
data kualitatif dan kuantitatif.
1. Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi kegiatan guru dan lembar
observasi kegiatan siswa. Data-data kualitatif ini kemudian dipaparkan dalam
bentuk deskripsi dan diintrerpretasikan berdasarkan sikap dan partisipasi siswa
selama mengikuti pembelajaran.
2. Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari lembar evaluasi setiap siklus. Setelah data
kuantitatif diperoleh kemudian dilakukan analisis data dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Penskoran
Sebelum melakukan evaluasi akhir untuk setiap siklus, terlebih dulu
ditentukan aturan penskoran untuk setiap butir soal.
Tabel 3.7
Aturan Penskoran Setiap Item Tes
skor Deskripsi
0 Siswa tidak merespons sama sekali
3 Siswa tidak menulis cara penyelesaianm jawaban benar
5 Siswa menulis cara penyelesaian salah, jawaban benar
8 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban salah
10 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban benar
Diadaptasi dari Randall (Nurlaela, 2011)
b) Menghitung nilai rata-rata kelas denganrumus (Prabawanto, dalam
Nurlaela:2011):
= ∑ �
�
Keterangan :
= Nilai rata-rata kelas
∑ � = Total nilai yang diperoleh siswa
� = Jumlah siswa
c) Menghitung presentase ketuntasa n belajar klasikal dengan rumus:
=
∑ 65� X100%
Keterangan:
TB = ketuntasan belajar
∑ 65 = Jumlah siswa yang mendapat nilai lbih besar dari atau sama dengan
65
� = banyak siswa
39
d) Pada penelitian ini siswa dikatakan tuntas belajar bila siswa telah mencapai
nilai KKM yang berlaku di kelas IV, yaitu 65. Dan kriteria ketuntasan yang
ditetapkan Mulyasa (2006) adalah pembelajaran dikatakan telah belajar tuntas
jika sekurang-kurangnya dapat mengerjakan soal dengan benar 65% dari skor
nilai. Sedangkan daya serap klasikal dikatakan baik apabila
sekurang-kurangnya 85% siswa telah mencapai ketuntasan belajar. Apabla siswa tuntas
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pendekatan konstruktivisme untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Tentang
Materi Pengukuran Sudut di kelas IV MI Ar-Rohmah kecamatan Sukajadi Kota
Bandung Tahun ajaran 2012/2013, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstrruktivisme
dalam pembelajaran metematika tentang materi pengukuran sudut, dibuat
sebaik mungkin oleh peneliti, yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Tahun 2006. Dalam setiap perencanaan juga dipersiapkan
instrumen penelitian dan instrumen pembelajaran yang tepat. Perbaikan demi
perbaikan selalu dilakukan sesuai dengan hasil observasi pengamat, sehingga
perencanaan untuk siklus berikutnya semua kekurangan yang muncul pada
siklus sebelumnya sudah diperbaiki. Pada siklus II perencanaan mengacu pada
hasil refleksi bersama dengan pengamat hal ini dilakukan untuk memperbaiki
61
hasil pengamatan observer, perencanaan pada siklus II terlihat adanya
perbaikan dari perencanaan pada siklus I.
2. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang
sebelumnya sudah dibuat. Aktifitas guru pada siklus I masih ada beberapa
kekurangan yang perlu diperbaiki, namun pada siklus II aktifitas terlihat baik,
guru bertindak sebagai fasilitator, serta mediator yang baik bagi siswa.
Sedangkan aktifitas siswa pada siklus I, masih ada beberapa siswa yang tidak
mau bergabung dengan kelompoknya pada saat presentasi kelompok beberapa
perwakilan kelompok masih kaku dan malu-malu untuk tampil ke depan.
Namun pada siklus ke II semuanya bisa diperbaiki, serta pembelajaran
berjalan dengan lancar dan kondusif, siswa terllihat antusias mengikuti
pembelajaran
3. Berdasarkan hasil tes siklus yang telah dilaksanakan dapat diketahui bahwa
hasil belajar siswa kelas IV MI Ar Rohmah dengan pendekatan
konstruktivisme mengalami peningkatan hal ini tampak pada rata-rata skor
yang meningkat pada siklus I sampai siklus II. Rata-rata skor siklus I
mencapai 53.1 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 7 orang.
(35%). Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan terlihat pada nilai
rata-rata kelas yaitu 77,35 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM
sebanyak 17 orang. Dan pada ketuntasan hasil belajar secara klasikal
peningkatan yang signifikan yaitu dengan perolehan presentase sebesar 85%
pada siklus II. Aktifitas belajar siswa dari siklus I sampai siklus II juga
berkelompok mereka aktif berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing
kerjasama kelompok terjalin erat serta siswa juga aktif dalam mengajukan
pendapatnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan
konstruktivisme dapat meningkatkan nasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika tentang materi pengukuran sudut di kelas IV MI Ar-Rohmah
Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.
B. Saran
Untuk menindaklantjuti pembelajaran matematika tentang pengukuran
sudut dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, maka dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam
pembelajaran, maka guru harus dapat mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang efektif sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu guru
juga harus memperhatikan karakteristik usia siswa sekolah dasar, sehingga
penggunaan metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran dan media yang
digunakan dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa. Karena dengan
memperhatikan hal-hal tersebut, siswa dapat dengan mudah memahami
pembelajaran, maka hasil belajar siswapun akan meningkat. Penerapan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam
pembelajaran matematika di kelas IV dapat meningkatkan kemampuan
63
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivismedapat digunakan
sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika.
2. Bagi siswa
Penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya subyek yang ada pada
penelitian ini. Maka disarankan untuk para siswa agar dapat terus memanfaarkan
pengetahuan tersebut agar hasil belajar siswa terus meningkat.
3. Bagi Sekolah
Dapat menjadikan penggunaan pendekatan konstruktivisme ini sebagai
pendekatan pembelajaran yang inovatif dan dapat memotivasi guru-guru untuk
melakukan inovasi-inovasi pembelajaran yang lain dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Sekolah juga sebaiknya
memberikan banyak pelatihan-pelatihan terhadap guru, pelatihan tersebut berupa
pelatihan mengenai metode, pendekatan atau model pembelajaran yang bisa
diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran di kelas
64
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.
Dimyati dan Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Asdi Mahasatya
Hamalik O..(2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hamsa.(2009). Pendekatan Konstruktivisme. Tersedia : http://aliefhamsa.blogspot.com/2009/10/konstruksi-berarti-membangun-dalam.html [2 Februari 2013]
Hermawan, R.. Mujionodan Ayi S. (2007).Metode Penelitian Pendidikan Sekolah
Dasar. Bandung: UPI Press
Indriyastuti. (2012). Dunia Matematika Kelas IV SD. Solo: Tiga Serangkai.
Kasbolah, K.(1998).Penelitian Tindakan Kelas. Malang:Depdikbud
Khafid, M. Dan Suyati.(2008) Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas
III Semester 2. Jakarta: Erlangga
Lentera Kecil.(2011).Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Tersedia: http:// lenterakecil.com/pembelajaran-matematika-di-sekolah-dasar/ [2 Februari 2012]
Munawar S. (2010). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Upaya
Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Operasi Bilangan Bulat. Skripsi
Program PGSD FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Mulyasa. (2006). KTSP Sebuah Panduan Praktis. Bandung : Remaja Rosda Karya
Mustaqiem B. dan Astuti A. (2008).Ayo Belajar Matematika untuk Kelas IV SD
65
Nurhasanah,N. (2010). Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sudut Di Kelas III Sekolah Dasar.Skripsi Program PGSD FIP UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Nurlaela,Y. (2011).Penggunaan Alat Peraga Kancing Berwarna Untuk
Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa Tentang Bilangan Bulat.
Skripsi Program PGSD FIP UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Prihandoko, A.C.(2006) Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika Secara
Benar dan Menarik. Jakarta: Depdiknas.
Purwanto, N.(2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ruseffendi,E.T.(2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Eksak
lainnya.Bandung.Tarsito
Sa’adah,L. (2009). Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan
Pemahaman Siswa Tentang Penjumlahan Pecahan.Skripsi Program PGSD
FIP UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Sagala,S.(2007). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: CV.Alfabeta
Santrock, J.W. (2010). Psikologi Pendidikan,terj. Tri Wibowo B.S. Jakarta: Kencana.
Suharmanto F.(2009). Arti Pengukuran Dalam Pendidikan [online]. Tersedia:
http://bangfajars.wordpress.com/2009/09/03/arti-pengukuran-dalam-pendidikan/. [27 Desember 2012].
Suherman,E.Dkk.(2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI
Sukayati.(2008). Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarta: P4TK Matematika
Surianta, I.M. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type STAD
dengan Media VCD untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IX B SMP Negeri I Banjarangkan Tahun 2008/2009.[Online].Tersedia:http://disdikklungkung.net/content/view/73/4
6/[3 Desember 2012].
Sutardi, D. dan Sudirjo, E..(2007).Pembaharuan dalam PBM di SD. Bandung: UPI Press.
Suwangsih, E.dan Tiurlina.(2006).Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press
Tim MKPBM.(2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: FPMIPA UPI
To Karno (2003). Mengenal Analisis Tes. Bandung : UPI
Windayana, H., dkk.(2007). Modul Pendidikan Matematika I. Bandung: UPI Press