• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WARGA BANDUNG: Studi Kuasi Eksperimen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WARGA BANDUNG: Studi Kuasi Eksperimen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan T"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPEB: 552/UN.40.7.DI/LT/2013

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga BAndung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK

BINA WARGA BANDUNG

(Studi Kuasi Eksperimen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan Think Pair Share Program Keahlian Administrasi

Perkantoran SMK Bina Warga)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh

Novi Efriyanti Halimah 0901008

(2)

No. Daftar FPEB: 552/UN.40.7.DI/LT/2013

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga BAndung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(3)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga BAndung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI

PERKANTORAN DI SMK BINA WARGA BANDUNG

(Studi Kuasi Eksperimen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan Think Pair Share Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK

Bina Warga)

Oleh

Novi Efriyanti Halimah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Novi Efriyanti Halimah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga BAndung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK

BINA WARGA BANDUNG

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si Drs. Budi Santoso, M.Si

NIP. 196004121986031002 NIP. 196008261987031001

Mengetahui, Ketua Program Studi

(5)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga BAndung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Rasto, M.Pd

(6)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK

BINA WARGA BANDUNG

(Studi Kuasi Eksperimen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan Think Pair Share Program Keahlian Administrasi

Perkantoran SMK Bina Warga)

Oleh :

Novi Efriyanti Halimah (0901008)

Skripsi ini dibimbing oleh:

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si.

Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran think pair share dan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran numbered head together yang dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang dianalisis berdasarkan nilai N-Gain.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu dengan desain penelitian kelompok kontrol nonequivalent. Eksperimen dilakukan pada siswa-siswi kelas X-AP1 dan X-AP2 di SMK Bina Warga Bandung pada kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan dan kolega.

(7)

Novi Efriyanti Haalimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

USE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF LEARNING IN IMPROVING STUDENT LEARNING SKILLS PROGRAM ADMINISTRATION OFFICE IN SMK BINA WARG BANDUNG

(Quasi-Experimental Study Of The Application Of Cooperative Learning Model Numbered Heads Together And Think Pair Share Program Office

Administration Skills SMK Bina Warga)

By :

Novi Efriyanti Halimah (0901008)

Supervisors:

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si

The purpose of the study to determine differences learning outcomes of control class that used the think pair share learning model and experiments class that used numbered heads together learning model using the views of improving student learning outcomes were analyzed based on the value of N-Gain.

The method used in this study is quasi-experimental methods (quasi-experimental design) to design nonequivalent control group design. The experiments conducted on the students of class X (X-AP1 and AP2 X) at SMK Bina Warga Bandung on competence to apply the principles of cooperation with customers and colleagues.

(8)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….… i

ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR ...……...………. iii

UCAPAN TERIMAKASIH ……… iv

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR TABEL ..….………..……….ix

DAFTAR GAMBAR………. x

DAFTAR LAMPIRAN………. xi

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ...Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi dan batasan masalah ...Error! Bookmark not defined.

1.3 Perumusan masalah ...Error! Bookmark not defined.

1.4 Tujuan penelitian ...Error! Bookmark not defined.

1.5 Kegunaan hasil penelitian ...Error! Bookmark not defined.

BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Konsep model pembelajaran cooperative learning ...Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Model pembelajaran Cooperative learning ...Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Sintak Model pembelajaran Kooperatif ...Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Keunggulan Cooperative Learning ...Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Macam-Macam Model Pembelajaran Cooperative Learning ... Error! Bookmark not defined.

2.1.5 Model Pembelajaran Numbered Heads Together Error! Bookmark not defined.

(9)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.7 Mengukur efektivitas metode pembelajaran cooperative learning ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Konsep Hasil belajar ...Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Teori-teori belajar ...Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Pengertian hasil belajar ...Error! Bookmark not defined.

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ..Error! Bookmark not defined.

2.2.4 Mengukur hasil belajar ...Error! Bookmark not defined.

2.3 Keterkaitan Antara Cooperative Learning dan Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Kerangka pemikiran ...Error! Bookmark not defined.

2.5 Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.

BAB III DESAIN PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

3.1 Metode penelitian ...Error! Bookmark not defined.

3.2 Subjek Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

3.3 Skenario Pembelajaran ...Error! Bookmark not defined.

3.4 Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

3.5 Uji Instrumen ...Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Uji Validitas alat tes ...Error! Bookmark not defined.

3.5.2 Uji Reliabilitas alat tes ...Error! Bookmark not defined.

3.5.3 Tingkat kesukaran soal ...Error! Bookmark not defined.

3.5.4 Daya pembeda soal ...Error! Bookmark not defined.

3.6 Teknik analisis data ...Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Uji normalitas ...Error! Bookmark not defined.

3.6.2 Uji Homogenitas ...Error! Bookmark not defined.

3.6.3 perhitungan N-Gain...Error! Bookmark not defined.

3.6.4 Uji Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

4.1. Profil sekolah ...Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Sejarah ...Error! Bookmark not defined.

(10)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Uji Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ...Error! Bookmark not defined.

4.2.4 Uji Daya Pembeda Soal ...Error! Bookmark not defined.

4.3 Deskripsi Data ...Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Hasil Pretest ...Error! Bookmark not defined.

4.3.2 Hasil Postest ...Error! Bookmark not defined.

4.4 Deskripsi Proses Pembelajaran ...Error! Bookmark not defined.

4.4.1 Kelas Eksperimen ...Error! Bookmark not defined.

4.4.2 Kelas Kontrol ...Error! Bookmark not defined.

4.5 Uji Normalitas ...Error! Bookmark not defined.

4.6 Uji Homogenitas ...Error! Bookmark not defined.

4.7 Analisis N-Gain ...Error! Bookmark not defined.

4.8 Uji Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.

4.9 Pembahasan...Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined.

5.2Saran ...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA

(11)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan salah satu masalah yang menarik untuk

dikaji yaitu mengenai hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dan

perkembangan kemampuan siswa dapat dipengaruhi dari baik atau tidaknya

proses pembelajaran yang dialami langsung oleh siswa. Nana Sudjana

(2008:22) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”. Kemampuan

siswa tersebut dapat dilihat atau diukur melalui nilai-nilai yang diperoleh

siswa dari tes sumatif yang dilakukan sekolah secara berkala. Kegiatan

penilaian berfungsi untuk mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam

mencapai hasil belajar yang optimal.

Nana Sudjana (2011:3) mengemukakan bahwa “penilaian hasil belajar

adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa

dengan kriteria tertentu”. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek penilaian

adalah hasil belajar siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Kegiatan belajar merupakan salah satu yang dijadikan tolak ukur proses

pembelajaran untuk menghasilkan lulusan berkualitas, terlihat dari hasil

belajar atau nilai yang diperoleh dari tes yang dilaksanakan secara berkala

(12)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran

para pendidik diharapkan untuk dapat menjadi figur pembimbing dalam

mengembangkan penguasaan pengetahuan atau keterampilan peserta didik

baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Menurut Nana Syaodih

Sukmadinata (2005: 102) “Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat

dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik”. Sebagian besar

keterampilan yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar dari apa

yang mereka pelajari dalam lembaga formal maupun nonformal.

Masih rendahnya hasil belajar siswa merupakan salah satu

penghambat pencapaian tujuan pendidikan. Hasil belajar yang rendah

berdampak negatif pada perkembangan perserta didik (psikologi maupun

akademis) maupun sekolah, karena yang dijadikan tolak ukur kesuksesan

sebuah lembaga pendidikan yaitu mengeluarkan lulusan yang berkualitas yang

siap terjun langsung ke dalam masyarakat.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada

waktu yang lalu, diperoleh bahwa hasil belajar serta tingkat persentase

kehadiran pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran (AP)

di SMK Bina Warga Bandung untuk kompetensi menerapkan prinsip-prinsip

kerjasama dengan pelanggan dan kolega masih rendah dan belum dapat

(13)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1. 1

Nilai rata-rata ulangan harian kelas X AP

Kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan dan kolega.

Sumber : daftar nilai siswa kelas X Ap SMK Bina Warga Bandung.

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata

harian kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan

dan kolega masih berada dibawah minimum nilai yang telah ditetapkan oleh

sekolah. Siswa dikatakan berhasil jika standar nilai yang diperoleh atau KKM

( Kriteria Ketuntasan Minimal ) telah terpenuhi. Untuk persentase kehadiran

yang ditetapkan yaitu 90%. Rendahnya persentase kehadiran peserta didik

secara tidak langsung menunjukkan bahwa minat dan motivasi belajar siswa

masih jauh dari apa yang diharapkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ardila,

beliau menyatakan bahwa hasil belajar siswi kelas X di SMK Bina Warga

kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan dan

kolega masih kurang dari apa yang diharapkan, ini dikarenakan metode

ceramah atau konvensional yang digunakan tidak menempatkan siswa dalam

pembelajaran aktif dan memberi peran penting dalam kegiatan belajar

(14)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model pembelajaran kooperatif tipe think pair share yang sebelumnya telah

diterapkan masih mengalami beberapa kendala yaitu jumlah kelas sangat

besar, maka guru akan mengalami kesulitan dalam membimbing siswa yang

membutuhkan perhatian lebih.

Persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan yang

menganggap bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan

menyodori dengan muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Guru

dipandang oleh siswa sebagai sumber informasi utama yang mahatahu, hal ini

membuat siswa pasif dalam proses pembelajaran dengan alur proses belajar

satu arah. Kegiatan belajar yang efektif dan efisien akan tercapai apabila

dalam proses belajar siswa aktif berinteraksi dengan guru maupun antar

sesama siswa.

Dalam proses pembelajaran, segala upaya yang dapat mempengaruhi

dalam meningkatkan penguasaan pengetahuan siswa atau hasil belajar siswa

penting untuk dilakukan. Hasil belajar yang masih rendah dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Faktor internal dan faktor eksternal, yang termasuk kedalam

faktor internal diantaranya: masih rendahnya minat, perhatian serta motivasi

siswa untuk belajar dan memecahkan soal-soal yang mereka anggap sulit

sedangkan faktor yang termasuk faktor eksternal diantaranya: kondisi

lingkungan belajar, fasilitas belajar mengajar siswa dan keterampilan guru saat

mengajar atau metode pembelajaran yang digunakan.

Keterampilan guru dalam mengelola dan mengorganisir kelas

(15)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga

siswa antusias dan aktif dalam kegiatan belajar. Namun kenyataan dilapangan

masih banyak yang menunjukkan sikap siswa yang pasif dalam mengikuti

pelajaran. Salah satu langkah untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan

dan keterampilan siswa adalah mampu memilih metode pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan kurikulum. Slameto (2010:65) menyatakan bahwa “guru

yang progresif berani mencoba metode-metode baru yang dapat membantu

meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa

untuk belajar”. Oleh karena itu, mengingat betapa pentingnya metode

pembelajaran untuk menunjang keberhasilan dalam pencapaian tujuan

pembelajaran perlu dikembangkan atau diterapkan metode pembelajaran yang

tepat untuk setiap mata pelajaran.

Kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerja sama dengan pelanggan

dan kolega merupakan salah satu kompetensi aktif pada program keahlian

administrasi perkantoran. Salah satu aspek yang penting untuk dipelajari siswa

dalam kompetensi ini adalah bagaimana menjalin hubungan sosial dan bekerja

sama dengan rekan kerja. Oleh karena itu, pemilihan metode pembelajaran

yang tepat sangat diperlukan agar siswa dapat berinteraksi langsung dengan

lingkungannya dan mengaplikasikan materi secara nyata.

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan

guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada

peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses

(16)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

asing lagi di kalangan pendidik yaitu cooperative learning. Metode

Pembelajaran ini menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih

luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan

mengembangkan keterampilan dalam penguasaan pengetahuannya secara

berkelompok. Metode cooperative learning tidak sama dengan sekedar

pembelajaran kelompok. Anita lie (2008:29) mengatakan bahwa “ada unsur

-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan

pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan”. Suasana kelas perlu

dibangun dan direncanakan sedemikian rupa agar siswa mendapatkan

kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai metode pembelajaran cooperative. Oleh karena itu,

penulis mengambil judul penelitian yaitu Penggunaan Model Pembelajaran

Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program

Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Bandung”.

1.2Identifikasi dan batasan masalah

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, banyak hal

yang harus diperhatikan oleh guru agar dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Karena guru memiliki peranan penting yaitu sebagai mediator,

evaluator dan pemberi informasi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu

guru harus mengetahui apa saja yang dapat dijadikan sebagai alternatif yang

membuat suasana kelas berkualitas, efektif dan efisien. Salah sau alternatif

(17)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang dapat di gunakan dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

Banyak tipe pembelajaran yang termasuk ke dalam pembelajaran

kooperatif ini diantaranya, Student Team-Achievement (STAD), Team

Games Tournament (TGT), Jigsaw, Team Accelerated Instruction (TAI),

Make a Match, Numbered head together, Think Pair Share, Two Stay Two

Stray, Group Investigation, learning Together, Listening Team, Point Counter

Point dan Complex Instruction.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penulis perlu

membatasi masalah yang terdapat dalam penelitian. Hal tersebut ditunjang

oleh keterlibatan waktu serta kemampuan penulis, maka yang menjadi tema

sentral yang akan diteliti sebagai berikut,

Kecenderungan hasil belajar siswa yang menurun diakibatkan model

pembelajaran yang kurang variatif. Maka peneliti menerapkan model

pembelajaran cooperative learning dengan tipe Numbered Head

Together pada siswa kelas XAP-2 (kelas eksperimen) dan tipe Think

Pair Share Pada XAP-1 (kelas kontrol) SMK Bina Warga program

keahlian Administrasi Perkantoran , kompetensi menerapkan

prinsip-prinsip bekerja sama dengan kolega dan pelanggan.

1.3 Perumusan masalah

Dari penjelasan latar belakang masalah diatas peneliti merumuskan

(18)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum menerapkan model

pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together pada kelas

eksperimen dan Think pair share pada kelas kontrol?

b. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa setelah menerapkan model

pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together pada kelas

eksperimen dan Think pair share pada kelas kontrol?

1.4Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan,

maka tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum menerapkan

model pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together pada kelas

eksperimen dan Think pair share pada kelas kontrol?

b. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa setelah menerapkan

model pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together pada kelas

eksperimen dan Think pair share pada kelas kontrol?

1.5Kegunaan hasil penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis diantaranya sebagai berikut :

1. Secara teoritis, bagi penulis kegiatan penelitian ini di harapkan dapat

menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, serta keterampilan

(19)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan hasil belajar siswa program keahlian administrasi

perkantoran di SMK Bina Warga.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat:

a) Bagi peneliti lanjutan, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk

melanjutkan atau menyempurnakan permasalahan yang belum atau

kurang dibahas.

b) Bagi pihak sekolah khususnya guru kompetensi menerapkan

prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan dan kolega, hasil penelitian ini

dapat dijadikan salah satu alternative serta digunakan sebagai masukan

tentang metode pembelajaran cooperative learning untuk proses

(20)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

DESAIN PENELITIAN

3.1 Metode penelitian

Menurut Sugiyono (2012:3) menyatakan bahwa “Metode penelitian

pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu”. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti memilih dua

kelas atau dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

keduanya diberi pretest dan posstes yang sama dengan perbedaan pada kelas

eksperimen memperoleh perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together sedangkan pada kelas

kontrol menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode Quasi Experimental Design. Bentuk desain quasi ekperimen yang

dipilih yaitu Nonequivalent Control Group Design. Untuk lebih jelas

rancangan desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

(Sugiyono, 2012:114)

Keterangan :

(21)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu O2 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelas eksperimen

O3 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelas kontrol

O4 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelas kontrol

X : Penggunaan metode cooperative learning tipe NHT

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan orang yang dapat memberikan data dan

informasi yang dibutuhkan peneliti selama melakukan penelitian. Karena

penentuan subjek penelitian berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu

kesamaan rata-rata nilai awal yang tidak jauh berbeda. populasi dalam

penelitian ini yaitu kelas X-AP, Sehingga yang dijadikan sampel penelitian

yaitu X AP-1 yang berjumlah 48 orang (kelas kontrol) dan kelas X AP-2

yang berjumlah 52 orang (kelas eksperimen).

3.3 Skenario Pembelajaran

Karena penentuan model pembelajaran harus sesuai atau dapat diterapkan

dengan mudah oleh peneliti, maka model pembelajaran yang dipilih yaitu

Numbered Head Together untuk kelas eksperimen dan Think-Pair-Share untuk

kelas kontrol, berikut skenario pembelajarannya:

Skenario pembelajaran metode cooperative tipe Numbered Head Together

(22)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3. 1

Skenario Pembelajaran Skenario Pembelajaran Numbered Head

Together

Skenario pembelajaran Think-Pair-Share

Kegiatan Awal

 Guru memberikan salam dan sapaan kepada siswa

 Pengkondisian kelas / siswa

 Guru mengecek kehadiran siwa a. Apresepsi

 Guru menjajaki daya ingat siswa tentang pemahaman tentang materi pelajaran.

 Guru meminta kepada siswa untuk memberikan sedikit penjelasan tentang tema /materi yang akan dibahas.

b. Memotivasi

 Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari.

 Guru menginformasikan tentang pembelajaran Numbered Head Together.

Kegiatan Inti a. Eksplorasi

 Guru menyampaikan buku panduan yang akan digunakan dalam

pembelajaran.

 Guru menyampaikan materi pembelajaran

b. Elaborasi

 Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil, setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang, setiap siswa dalam kelompok mendapatkan nomor.

 Guru memberikan soal tentang materi yang dipelajari.

 Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan semua anggota kelompok dapat mengerjakan

Kegiatan Awal

 Guru memberikan salam dan sapaan kepada siswa

 Pengkondisian kelas

 Guru mengecek kehadiran siswa a. Apersepsi

 Guru mengajukan pertanyaan terkait materi sebelumnya.

 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawabannya.

b. Memotivasi

 Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari.

 Guru menginformasikan tentang model pembelajaran Think Pair Share.

Kegiatan inti a. Eksplorasi

 Guru membagikan LKS

kemudian meminta siswa untuk mempelajari bahan yang tertera pada LKS.

 Guru menjelaskan pelajaran secara singkat kemudian

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap materi yang belum dimengerti. b. Elaborasi

 Guru meminta siswa untuk mempelajari (Think)soal-soal yang diberikan oleh guru.

 Guru meminta siswa berpasangan (Pair) untuk mendiskusikan hasil pemikiran mereka. Hal ini

(23)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan memahaminya.

 Guru memanggil salah satu nomor dan nomor yang dipanggil merupakan perwakilan kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi.

 Siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan.

 Tugas kelompok atau hasil diskusi kelompok dikumpulkan.

c. Konfirmasi

 Guru memberikan tugas individu.

 Tugas individu dikumpulkan.

 Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Kegiatan Akhir a. Refleksi

 Peserta didik dan guru melakukan refleksi dan rangkuman materi.

 Menyampaikan informasi tentang materi yang akan di bahas pada pertemuan yang akan datang.

 Peserta didik diberikan tugas untuk pemahaman materi pertemuan selanjutnya

Penutupan pembelajaran

sama dan tukar pikiran antar masing-masing anggota kelompok.

 Guru membimbing jalannya diskusi.

 Guru meminta sebagian dari pasangan untuk berbagi (Share) mengenai hasil diskusi mereka ke depan kelas.

 Guru memberikan kesempatan kepada pasangan yang lain untuk memberikan tanggapan.

c. Konfirmasi

 Siswa diminta untuk menyimpulkan materi

Kegiatan Akhir a. Refleksi

 Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.

 Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya untuk dipelajari siswa.

 Penutupan pembelajaran

(Agus Suprijono, 2013:91-92)

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:203) mengemukakan bahwa,

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Pada penelitian ini, untuk memperoleh data yang mendukung peneliti

menyusun dan menyiapkan instrument yaitu tes, wawancara dan lembar

(24)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a.Tes

Tes ini diberikan kepada siswa untuk mengukur seberapa jauh tingkat

pemahaman materi siswa yang sebelumnya sudah disampaikan oleh

guru. Instrument tes ini diberikan pada siswa saat pretes dan postes

dengan karateristik setiap soal tes sama, baik dikelas eksperimen

maupun kelas kontrol.

b. Wawancara

Menurut Sambas Ali Muhidin (2010:16) mengemukakan bahwa “teknik

wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengadakan Tanya jawab, baik secara langsung

maupun tidak langsung secara bertatap muka dengan sumber data”. Alat

pengumpulan data dalam teknik wawancara adalah berupa pedoman

(guide sheet) wawancara, yang berisi daftar pertanyaan yang telah

disusun peneliti untuk ditanyakan kepada responden dalam suatu

wawancara.

c.Lembar observasi

Lembar observasi merupakan alat untuk mengukur tingkah laku siswa

ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Dengan

kata lain lembar observasi dapat mengukur atau menilai proses

pembelajaran. Lembar observasi berupa daftar isian yang diisi oleh

pengamat selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Lembar

observasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang

(25)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru, serta interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa

selama pembelajaran berlangsung.

3.5 Uji Instrumen

Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya,

karena data yang diperoleh dari hasil tes setelah pembelajaran akan diolah

dan dianalisis untuk menguji instrument ini. Tujuan analisis dan pengolahan

data ini adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang dapat

dimengerti dan ditafsirkan. Sehingga hubungan dalam penelitian ini dapat

diuji dan dimengerti. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data yaitu

sebagai berikut:

3.5.1 Uji Validitas alat tes

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketetapan alat ukur

terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang

seharusnya diukur. Sugiyono (2006:137), “Instrumen yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)

itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur.”

(26)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xy

r = Koefisien korelasi

N = Jumlah responden uji coba

X = Skor tiap item

Y = Skor Total

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka

mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1.Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

2.Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya

lembaran data yang terkumpul.

3.Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item

yang diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau

pengolahan data selanjutnya.

4.Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang

perlu diberi skor.

5.Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

6.Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap

bulir/item.

7.Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil

perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang

terdapat di tabel, jadi membandingkan nilai rhitung dan nilai rtabel

dengan kriteria kelayakannya sebagai berikut :

(27)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid

3.5.2 Uji Reliabilitas alat tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:221) menyatakan bahwa

“reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu

instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik”. Teknik

yang digunakan untuk menentukan reliabilitas soal pilihan ganda

dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan rumus K-R 20,

rumus KR-20 adalah sebagai berikut :

keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p)

Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya soal

S = standar deviasi dari tes

Sedangkan interpretasi besar koefisien korelasi adalah sebagai

(28)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3. 2

Interpretasi reliabilitas tes

Koefisien Kriteria

0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup

0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah

0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah

(Suharsimi Arikunto, 2011 :75)

3.5.3 Tingkat kesukaran soal

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan

yang disebut indeks kesukaran. Menurut Suharsimi Arikunto

(2010:100) menyatakan bahwa “ tingkat kesukaran adalah suatu

parameter untuk menyatakan bahwa item soal mudah, sedang atau

sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :

(Nana Sudjana, 2008:137)

Keterangan :

I : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab benar setiap butir soal

(29)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria yang digunakan sebagai berikut:

0,00 < P < 0,30 Sukar

0,31 < P < 0,70 Sedang

0,71 < P < 1,00 Mudah

3.5.4 Daya pembeda soal

Suatu tes dikatakan baik jika tes tersebut dapat

membedakan antara siswa yang berkemampuan rendah dengan siswa

yang berkemapuan tinggi. Daya pembeda soal adalah kemampuan

suatu butir soal untuk membedakan siswa yang dapat menjawab benar

dengan siswa yang tidak dapat menjawab benar soal tersebut.

Daya pembeda soal dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

D =

( Suharsimi Arikunto, 2006:213)

Keterangan :

D : Indeks diskriminasi

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar

(30)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu JA : Banyak peserta kelompok atas

JB : Banyak peserta kelompok bawah

PA : proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.

Interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan adalah

berdasarkan klasifikasi berikut:

D< 0.00 sangat jelek

0.0 < D < 0.20 jelek

0.20 < D < 0.40 cukup

0.40 < D < 0.70 baik

0.70 < D < 1.00 sangat baik

3.6 Teknik analisis data

Teknik analisis data maksudnya adalah mengolah data hasil

eksperimen selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis

penelitian. Tujuan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data ke

dalam bentuk data yang dimengerti dan ditafsirkan.

3.6.1 Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu

(31)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemilihan uji statistik selanjutnya. Pada penelitian ini uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan bantuan piranti lunak pengolah data

IBM SPSS Statistic 18. Uji normalitas yang digunakan yaitu

Kolgomorov-Swirnov dengan taraf signifikansi (α = 0,05). Apabila nilai

sig.> α maka HA diterima artinya data tersebut berdistribusi normal.

3.6.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada

sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang

sama. Dengan kata lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat

yang sama atau homogen. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan bantuan piranti lunak pengolah data IBM SPSS

Statistic 18. uji homogenitas yang dilakukan yaitu Levene Test (Test of

Homogeneity of Variances) dengan taraf signifikansi (α = 0,05).

Apabila nilai dari sig.> α maka HA diterima artinya varians untuk kedua

data tersebut homogeni.

3.6.3 perhitungan N-Gain

N-Gain adalah normalisasi gain, perhitungan N-Gain dilakukan

untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa, pada kompetensi

menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelangga dan kolega. Hal

ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

menggunakan persamaan Hake (1999).

(32)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya, perolehan normalisasi gain diklasifikasikan

menjadi tiga kategori yaitu:

a. N-Gain tinggi: nilai (g) > 0.70

b. N-Gain sedang: 0.70 > (g) > 0.3

c. N-Gain rendah: nilai (g) > 0.3

3.6.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis

yang dilakukan dapat diterima atau tidak. Uji hipotesis dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu uji statistik parametrik dan uji statistik

non-parametrik. Untuk menentukan uji statistik yang tepat digunakan maka

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas

selanjutnya dilakukan uji hipotesis.

1) Uji statistik parametrik

Uji statistik parametrik digunakan jika data memenuhi asumsi

statistic, yaitu jika terdistribusi normal dan memiliki variansi yang

homogeny. Untuk menguji hipotesis pada data statistic parametric

dapat menggunakan uji-t (t-test). Pengambilan keputusannya yaitu

apabila nilai sig.< α, dengan α = 0,05 maka H1 diterima. 2) Uji statistik non-parametrik

Jika distribusi datanya tidak memenuhi persyaratan uji parametrik,

data terdistribusi tidak normal dan tidak homogeny maka pengujian

hipotesis dilakukan dengan uji statistic non-parametrik. Uji statistik

non-parametrik yang digunakan jika asumsi parametric tidak

terpenuhi adalah uji Mann-Whitney U. Pengambilan keputusannya

(33)

Novi Evriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan menggunakan taraf signifikan 5% ( maka

kriteria pengujiannya adalah:

a. Jika nilai signifikan (Sig.) >0,05 maka H1 diterima.

b. Jika nilai signifikan (Sig.) < 0,05 maka H0 ditolak.

Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar

kelas kontrol dan kelas eksperimen.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas

kontrol dan kelas eksperimen.

Perumusan hipotesis :

H0 : µ1 < µ2

H1 : µ1 > µ2

Keterangan µ1 = rata-rata (mean) hasil belajar kelas

eksperimen dengan penggunaan model

pembelajaran numbered head together.

µ2 = rata-rata (mean) hasil belajar kelas kontrol

dengan penggunanaan model pembelajaran

(34)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe numbered head together termasuk kedalam klasifikasi sedang hingga

tinggi, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran think pair share

termasuk kedalam klasifikasi rendah hingga sedang.

2. Kemampuan awal kelas kontrol dan eksperimen sama yang ditunjukan oleh uji beda

pretest. Dalam proses pembelajaran setelah penggunaan model pembelajaran

numbered head together peningkatan hasil belajar kognitif siswa lebih tinggi

dibandingkan dengan model pembelajaran think pair share. Selain itu siswa terlihat

lebih aktif dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.

1.2Saran

Dari hasil penelitian, analisis, pembahasan, dan kesimpulan dapat dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran kelompok yang terstruktur,

dan memiliki tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan. Agar semua tahapan

pembelajaran dapat dilaksanaan secara maksimal, diperlukan pengalokasian waktu

(35)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Agar siswa merespon model pembelajaran kooperatif yang diajukan pada awal

pembelajaran, hendaknya guru mengawali pembelajaran dengan memotivasi dan

menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan diterapkan dengan bahasa yang

mudah dipahami.

3. Bila siswa belum dapat menyimpulkan materi yang dipelajari atau dieksperimenkan,

maka sebaiknya guru melakukan diskusi interaktif dengan siswa untuk mengarahkan

(36)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warna Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pusaka Pelajar.

Anita Lie. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo.

Agus N. Cahyo. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Yogyakarta: DIVA Press.

Etin Solihatin. (2009). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara

Hamzah B. Uno. (2012). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pusaka Pelajar.

Miftahul Huda. (2012). Cooperative learning . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nana Sudjana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

___________. (2008). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Rusman. (2012). Belajar dan pembelajaran berbasis computer mengembangkan profesionalisme guru abad 21. Bandung: ALPABETA.

Slavin, Robert E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa media.

Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sambas Ali Muhidin. (2010). Statistik 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adika Utama.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

________. (2006). Metode penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta.

(37)

Novi Efriyanti Halimah, 2014

Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warna Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

_______________. (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

______________. (2010). Prosedur Penenlitian suatu pendekatan praktik. Bandung: Rineka Cipta

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mepengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Schunk. Dale. H. (2012). Learning Theories. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. (2007). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :

Prenada Media Group.

Sumber jurnal :

Istiningrum dan Sukanti. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X AK 2 SMK YPKK 2 Sleman. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Juliana. (2013). Pengaruh Kooperatif Teknik NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 14 Pontianak Selatan. Pontianak: Universitas Tanjung Pura.

Riki Devid Arianto dan Lusia Rakhmawati. (2013). Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (Nht) Dengan Tipe Think Pair Share ( Tps) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital Di Smk Negeri 2 Lamongan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Diny Dwi Febriany. (2013). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Gambar

Tabel 1. 1 Nilai rata-rata ulangan harian kelas X AP
Tabel 3. 1
Tabel 3. 2

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 31, 32, 33 dan 34 Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional dan Pasal 467 ayat (3)

Total panel (balanced) observations: 135 Instrument specification: C SIZE CR ROA ROE Constant added to instrument list. Variable Coefficient

Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Pengaruh Penerapan Pendekatan Problem Centered Learning (PCL) Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa SMP.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Bahwa pemberian ganti rugi oleh Pemerintah kepada bekas pemilik tanah kelebihan maksimum dan absentee/guntai yang dikuasai Negara, berdasarkan perhitungan pasal 6

Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, total luas daun, bobot kering tajuk, bobot kering akar, jumlah polong berisi, jumlah polong hampa, jumlah

“Bagaimana Perilaku Sosial Remaja Tunadaksa yang Menggunakan Jejaring Sosial ” khusunya remaja tunadaksa yang menggunakan facebook. Kemudian dari. fokus penelitian yang

[r]