No. Daftar FPEB: 552/UN.40.7.DI/LT/2013
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga BAndung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK
BINA WARGA BANDUNG
(Studi Kuasi Eksperimen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan Think Pair Share Program Keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Bina Warga)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Oleh
Novi Efriyanti Halimah 0901008
No. Daftar FPEB: 552/UN.40.7.DI/LT/2013
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga BAndung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga BAndung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI
PERKANTORAN DI SMK BINA WARGA BANDUNG
(Studi Kuasi Eksperimen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan Think Pair Share Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK
Bina Warga)
Oleh
Novi Efriyanti Halimah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Novi Efriyanti Halimah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga BAndung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK
BINA WARGA BANDUNG
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si Drs. Budi Santoso, M.Si
NIP. 196004121986031002 NIP. 196008261987031001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga BAndung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Rasto, M.Pd
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK
BINA WARGA BANDUNG
(Studi Kuasi Eksperimen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan Think Pair Share Program Keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Bina Warga)
Oleh :
Novi Efriyanti Halimah (0901008)
Skripsi ini dibimbing oleh:
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si.
Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran think pair share dan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran numbered head together yang dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang dianalisis berdasarkan nilai N-Gain.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu dengan desain penelitian kelompok kontrol nonequivalent. Eksperimen dilakukan pada siswa-siswi kelas X-AP1 dan X-AP2 di SMK Bina Warga Bandung pada kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan dan kolega.
Novi Efriyanti Haalimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
USE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF LEARNING IN IMPROVING STUDENT LEARNING SKILLS PROGRAM ADMINISTRATION OFFICE IN SMK BINA WARG BANDUNG
(Quasi-Experimental Study Of The Application Of Cooperative Learning Model Numbered Heads Together And Think Pair Share Program Office
Administration Skills SMK Bina Warga)
By :
Novi Efriyanti Halimah (0901008)
Supervisors:
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si dan Drs. Budi Santoso, M.Si
The purpose of the study to determine differences learning outcomes of control class that used the think pair share learning model and experiments class that used numbered heads together learning model using the views of improving student learning outcomes were analyzed based on the value of N-Gain.
The method used in this study is quasi-experimental methods (quasi-experimental design) to design nonequivalent control group design. The experiments conducted on the students of class X (X-AP1 and AP2 X) at SMK Bina Warga Bandung on competence to apply the principles of cooperation with customers and colleagues.
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ……….… i
ABSTRACT……….. ii
KATA PENGANTAR ...……...………. iii
UCAPAN TERIMAKASIH ……… iv
DAFTAR ISI ………... vi
DAFTAR TABEL ..….………..……….ix
DAFTAR GAMBAR………. x
DAFTAR LAMPIRAN………. xi
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ...Error! Bookmark not defined.
1.2 Identifikasi dan batasan masalah ...Error! Bookmark not defined.
1.3 Perumusan masalah ...Error! Bookmark not defined.
1.4 Tujuan penelitian ...Error! Bookmark not defined.
1.5 Kegunaan hasil penelitian ...Error! Bookmark not defined.
BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Konsep model pembelajaran cooperative learning ...Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Model pembelajaran Cooperative learning ...Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Sintak Model pembelajaran Kooperatif ...Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Keunggulan Cooperative Learning ...Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Macam-Macam Model Pembelajaran Cooperative Learning ... Error! Bookmark not defined.
2.1.5 Model Pembelajaran Numbered Heads Together Error! Bookmark not defined.
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.7 Mengukur efektivitas metode pembelajaran cooperative learning ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Konsep Hasil belajar ...Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Teori-teori belajar ...Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Pengertian hasil belajar ...Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ..Error! Bookmark not defined.
2.2.4 Mengukur hasil belajar ...Error! Bookmark not defined.
2.3 Keterkaitan Antara Cooperative Learning dan Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.4 Kerangka pemikiran ...Error! Bookmark not defined.
2.5 Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.
BAB III DESAIN PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.
3.1 Metode penelitian ...Error! Bookmark not defined.
3.2 Subjek Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
3.3 Skenario Pembelajaran ...Error! Bookmark not defined.
3.4 Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
3.5 Uji Instrumen ...Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Uji Validitas alat tes ...Error! Bookmark not defined.
3.5.2 Uji Reliabilitas alat tes ...Error! Bookmark not defined.
3.5.3 Tingkat kesukaran soal ...Error! Bookmark not defined.
3.5.4 Daya pembeda soal ...Error! Bookmark not defined.
3.6 Teknik analisis data ...Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Uji normalitas ...Error! Bookmark not defined.
3.6.2 Uji Homogenitas ...Error! Bookmark not defined.
3.6.3 perhitungan N-Gain...Error! Bookmark not defined.
3.6.4 Uji Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not
defined.
4.1. Profil sekolah ...Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Sejarah ...Error! Bookmark not defined.
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Uji Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined.
4.2.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ...Error! Bookmark not defined.
4.2.4 Uji Daya Pembeda Soal ...Error! Bookmark not defined.
4.3 Deskripsi Data ...Error! Bookmark not defined.
4.3.1 Hasil Pretest ...Error! Bookmark not defined.
4.3.2 Hasil Postest ...Error! Bookmark not defined.
4.4 Deskripsi Proses Pembelajaran ...Error! Bookmark not defined.
4.4.1 Kelas Eksperimen ...Error! Bookmark not defined.
4.4.2 Kelas Kontrol ...Error! Bookmark not defined.
4.5 Uji Normalitas ...Error! Bookmark not defined.
4.6 Uji Homogenitas ...Error! Bookmark not defined.
4.7 Analisis N-Gain ...Error! Bookmark not defined.
4.8 Uji Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.
4.9 Pembahasan...Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined.
5.2Saran ...Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan salah satu masalah yang menarik untuk
dikaji yaitu mengenai hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dan
perkembangan kemampuan siswa dapat dipengaruhi dari baik atau tidaknya
proses pembelajaran yang dialami langsung oleh siswa. Nana Sudjana
(2008:22) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”. Kemampuan
siswa tersebut dapat dilihat atau diukur melalui nilai-nilai yang diperoleh
siswa dari tes sumatif yang dilakukan sekolah secara berkala. Kegiatan
penilaian berfungsi untuk mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam
mencapai hasil belajar yang optimal.
Nana Sudjana (2011:3) mengemukakan bahwa “penilaian hasil belajar
adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa
dengan kriteria tertentu”. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek penilaian
adalah hasil belajar siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan belajar merupakan salah satu yang dijadikan tolak ukur proses
pembelajaran untuk menghasilkan lulusan berkualitas, terlihat dari hasil
belajar atau nilai yang diperoleh dari tes yang dilaksanakan secara berkala
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran
para pendidik diharapkan untuk dapat menjadi figur pembimbing dalam
mengembangkan penguasaan pengetahuan atau keterampilan peserta didik
baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Menurut Nana Syaodih
Sukmadinata (2005: 102) “Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat
dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik”. Sebagian besar
keterampilan yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar dari apa
yang mereka pelajari dalam lembaga formal maupun nonformal.
Masih rendahnya hasil belajar siswa merupakan salah satu
penghambat pencapaian tujuan pendidikan. Hasil belajar yang rendah
berdampak negatif pada perkembangan perserta didik (psikologi maupun
akademis) maupun sekolah, karena yang dijadikan tolak ukur kesuksesan
sebuah lembaga pendidikan yaitu mengeluarkan lulusan yang berkualitas yang
siap terjun langsung ke dalam masyarakat.
Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada
waktu yang lalu, diperoleh bahwa hasil belajar serta tingkat persentase
kehadiran pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran (AP)
di SMK Bina Warga Bandung untuk kompetensi menerapkan prinsip-prinsip
kerjasama dengan pelanggan dan kolega masih rendah dan belum dapat
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1. 1
Nilai rata-rata ulangan harian kelas X AP
Kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan dan kolega.
Sumber : daftar nilai siswa kelas X Ap SMK Bina Warga Bandung.
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata
harian kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan
dan kolega masih berada dibawah minimum nilai yang telah ditetapkan oleh
sekolah. Siswa dikatakan berhasil jika standar nilai yang diperoleh atau KKM
( Kriteria Ketuntasan Minimal ) telah terpenuhi. Untuk persentase kehadiran
yang ditetapkan yaitu 90%. Rendahnya persentase kehadiran peserta didik
secara tidak langsung menunjukkan bahwa minat dan motivasi belajar siswa
masih jauh dari apa yang diharapkan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ardila,
beliau menyatakan bahwa hasil belajar siswi kelas X di SMK Bina Warga
kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan dan
kolega masih kurang dari apa yang diharapkan, ini dikarenakan metode
ceramah atau konvensional yang digunakan tidak menempatkan siswa dalam
pembelajaran aktif dan memberi peran penting dalam kegiatan belajar
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
model pembelajaran kooperatif tipe think pair share yang sebelumnya telah
diterapkan masih mengalami beberapa kendala yaitu jumlah kelas sangat
besar, maka guru akan mengalami kesulitan dalam membimbing siswa yang
membutuhkan perhatian lebih.
Persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan yang
menganggap bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan
menyodori dengan muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Guru
dipandang oleh siswa sebagai sumber informasi utama yang mahatahu, hal ini
membuat siswa pasif dalam proses pembelajaran dengan alur proses belajar
satu arah. Kegiatan belajar yang efektif dan efisien akan tercapai apabila
dalam proses belajar siswa aktif berinteraksi dengan guru maupun antar
sesama siswa.
Dalam proses pembelajaran, segala upaya yang dapat mempengaruhi
dalam meningkatkan penguasaan pengetahuan siswa atau hasil belajar siswa
penting untuk dilakukan. Hasil belajar yang masih rendah dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor internal dan faktor eksternal, yang termasuk kedalam
faktor internal diantaranya: masih rendahnya minat, perhatian serta motivasi
siswa untuk belajar dan memecahkan soal-soal yang mereka anggap sulit
sedangkan faktor yang termasuk faktor eksternal diantaranya: kondisi
lingkungan belajar, fasilitas belajar mengajar siswa dan keterampilan guru saat
mengajar atau metode pembelajaran yang digunakan.
Keterampilan guru dalam mengelola dan mengorganisir kelas
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diharapkan dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga
siswa antusias dan aktif dalam kegiatan belajar. Namun kenyataan dilapangan
masih banyak yang menunjukkan sikap siswa yang pasif dalam mengikuti
pelajaran. Salah satu langkah untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan
dan keterampilan siswa adalah mampu memilih metode pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan kurikulum. Slameto (2010:65) menyatakan bahwa “guru
yang progresif berani mencoba metode-metode baru yang dapat membantu
meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa
untuk belajar”. Oleh karena itu, mengingat betapa pentingnya metode
pembelajaran untuk menunjang keberhasilan dalam pencapaian tujuan
pembelajaran perlu dikembangkan atau diterapkan metode pembelajaran yang
tepat untuk setiap mata pelajaran.
Kompetensi menerapkan prinsip-prinsip kerja sama dengan pelanggan
dan kolega merupakan salah satu kompetensi aktif pada program keahlian
administrasi perkantoran. Salah satu aspek yang penting untuk dipelajari siswa
dalam kompetensi ini adalah bagaimana menjalin hubungan sosial dan bekerja
sama dengan rekan kerja. Oleh karena itu, pemilihan metode pembelajaran
yang tepat sangat diperlukan agar siswa dapat berinteraksi langsung dengan
lingkungannya dan mengaplikasikan materi secara nyata.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan
guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada
peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
asing lagi di kalangan pendidik yaitu cooperative learning. Metode
Pembelajaran ini menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih
luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan
mengembangkan keterampilan dalam penguasaan pengetahuannya secara
berkelompok. Metode cooperative learning tidak sama dengan sekedar
pembelajaran kelompok. Anita lie (2008:29) mengatakan bahwa “ada unsur
-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan”. Suasana kelas perlu
dibangun dan direncanakan sedemikian rupa agar siswa mendapatkan
kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai metode pembelajaran cooperative. Oleh karena itu,
penulis mengambil judul penelitian yaitu “ Penggunaan Model Pembelajaran
Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program
Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Bandung”.
1.2Identifikasi dan batasan masalah
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, banyak hal
yang harus diperhatikan oleh guru agar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Karena guru memiliki peranan penting yaitu sebagai mediator,
evaluator dan pemberi informasi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu
guru harus mengetahui apa saja yang dapat dijadikan sebagai alternatif yang
membuat suasana kelas berkualitas, efektif dan efisien. Salah sau alternatif
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang dapat di gunakan dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Banyak tipe pembelajaran yang termasuk ke dalam pembelajaran
kooperatif ini diantaranya, Student Team-Achievement (STAD), Team
Games Tournament (TGT), Jigsaw, Team Accelerated Instruction (TAI),
Make a Match, Numbered head together, Think Pair Share, Two Stay Two
Stray, Group Investigation, learning Together, Listening Team, Point Counter
Point dan Complex Instruction.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penulis perlu
membatasi masalah yang terdapat dalam penelitian. Hal tersebut ditunjang
oleh keterlibatan waktu serta kemampuan penulis, maka yang menjadi tema
sentral yang akan diteliti sebagai berikut,
Kecenderungan hasil belajar siswa yang menurun diakibatkan model
pembelajaran yang kurang variatif. Maka peneliti menerapkan model
pembelajaran cooperative learning dengan tipe Numbered Head
Together pada siswa kelas XAP-2 (kelas eksperimen) dan tipe Think
Pair Share Pada XAP-1 (kelas kontrol) SMK Bina Warga program
keahlian Administrasi Perkantoran , kompetensi menerapkan
prinsip-prinsip bekerja sama dengan kolega dan pelanggan.
1.3 Perumusan masalah
Dari penjelasan latar belakang masalah diatas peneliti merumuskan
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum menerapkan model
pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together pada kelas
eksperimen dan Think pair share pada kelas kontrol?
b. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa setelah menerapkan model
pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together pada kelas
eksperimen dan Think pair share pada kelas kontrol?
1.4Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan,
maka tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum menerapkan
model pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together pada kelas
eksperimen dan Think pair share pada kelas kontrol?
b. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa setelah menerapkan
model pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together pada kelas
eksperimen dan Think pair share pada kelas kontrol?
1.5Kegunaan hasil penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis diantaranya sebagai berikut :
1. Secara teoritis, bagi penulis kegiatan penelitian ini di harapkan dapat
menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, serta keterampilan
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meningkatkan hasil belajar siswa program keahlian administrasi
perkantoran di SMK Bina Warga.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat:
a) Bagi peneliti lanjutan, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
melanjutkan atau menyempurnakan permasalahan yang belum atau
kurang dibahas.
b) Bagi pihak sekolah khususnya guru kompetensi menerapkan
prinsip-prinsip kerjasama dengan pelanggan dan kolega, hasil penelitian ini
dapat dijadikan salah satu alternative serta digunakan sebagai masukan
tentang metode pembelajaran cooperative learning untuk proses
Novi Evriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
DESAIN PENELITIAN
3.1 Metode penelitian
Menurut Sugiyono (2012:3) menyatakan bahwa “Metode penelitian
pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu”. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti memilih dua
kelas atau dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
keduanya diberi pretest dan posstes yang sama dengan perbedaan pada kelas
eksperimen memperoleh perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together sedangkan pada kelas
kontrol menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Quasi Experimental Design. Bentuk desain quasi ekperimen yang
dipilih yaitu Nonequivalent Control Group Design. Untuk lebih jelas
rancangan desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 O4
(Sugiyono, 2012:114)
Keterangan :
Novi Evriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu O2 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelas eksperimen
O3 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelas kontrol
O4 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelas kontrol
X : Penggunaan metode cooperative learning tipe NHT
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan orang yang dapat memberikan data dan
informasi yang dibutuhkan peneliti selama melakukan penelitian. Karena
penentuan subjek penelitian berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu
kesamaan rata-rata nilai awal yang tidak jauh berbeda. populasi dalam
penelitian ini yaitu kelas X-AP, Sehingga yang dijadikan sampel penelitian
yaitu X AP-1 yang berjumlah 48 orang (kelas kontrol) dan kelas X AP-2
yang berjumlah 52 orang (kelas eksperimen).
3.3 Skenario Pembelajaran
Karena penentuan model pembelajaran harus sesuai atau dapat diterapkan
dengan mudah oleh peneliti, maka model pembelajaran yang dipilih yaitu
Numbered Head Together untuk kelas eksperimen dan Think-Pair-Share untuk
kelas kontrol, berikut skenario pembelajarannya:
Skenario pembelajaran metode cooperative tipe Numbered Head Together
Novi Evriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3. 1
Skenario Pembelajaran Skenario Pembelajaran Numbered Head
Together
Skenario pembelajaran Think-Pair-Share
Kegiatan Awal
Guru memberikan salam dan sapaan kepada siswa
Pengkondisian kelas / siswa
Guru mengecek kehadiran siwa a. Apresepsi
Guru menjajaki daya ingat siswa tentang pemahaman tentang materi pelajaran.
Guru meminta kepada siswa untuk memberikan sedikit penjelasan tentang tema /materi yang akan dibahas.
b. Memotivasi
Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari.
Guru menginformasikan tentang pembelajaran Numbered Head Together.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Guru menyampaikan buku panduan yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
Guru menyampaikan materi pembelajaran
b. Elaborasi
Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil, setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang, setiap siswa dalam kelompok mendapatkan nomor.
Guru memberikan soal tentang materi yang dipelajari.
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan semua anggota kelompok dapat mengerjakan
Kegiatan Awal
Guru memberikan salam dan sapaan kepada siswa
Pengkondisian kelas
Guru mengecek kehadiran siswa a. Apersepsi
Guru mengajukan pertanyaan terkait materi sebelumnya.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawabannya.
b. Memotivasi
Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari.
Guru menginformasikan tentang model pembelajaran Think Pair Share.
Kegiatan inti a. Eksplorasi
Guru membagikan LKS
kemudian meminta siswa untuk mempelajari bahan yang tertera pada LKS.
Guru menjelaskan pelajaran secara singkat kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap materi yang belum dimengerti. b. Elaborasi
Guru meminta siswa untuk mempelajari (Think)soal-soal yang diberikan oleh guru.
Guru meminta siswa berpasangan (Pair) untuk mendiskusikan hasil pemikiran mereka. Hal ini
Novi Evriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan memahaminya.
Guru memanggil salah satu nomor dan nomor yang dipanggil merupakan perwakilan kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi.
Siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan.
Tugas kelompok atau hasil diskusi kelompok dikumpulkan.
c. Konfirmasi
Guru memberikan tugas individu.
Tugas individu dikumpulkan.
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Kegiatan Akhir a. Refleksi
Peserta didik dan guru melakukan refleksi dan rangkuman materi.
Menyampaikan informasi tentang materi yang akan di bahas pada pertemuan yang akan datang.
Peserta didik diberikan tugas untuk pemahaman materi pertemuan selanjutnya
Penutupan pembelajaran
sama dan tukar pikiran antar masing-masing anggota kelompok.
Guru membimbing jalannya diskusi.
Guru meminta sebagian dari pasangan untuk berbagi (Share) mengenai hasil diskusi mereka ke depan kelas.
Guru memberikan kesempatan kepada pasangan yang lain untuk memberikan tanggapan.
c. Konfirmasi
Siswa diminta untuk menyimpulkan materi
Kegiatan Akhir a. Refleksi
Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman.
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya untuk dipelajari siswa.
Penutupan pembelajaran
(Agus Suprijono, 2013:91-92)
3.4 Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:203) mengemukakan bahwa,
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Pada penelitian ini, untuk memperoleh data yang mendukung peneliti
menyusun dan menyiapkan instrument yaitu tes, wawancara dan lembar
Novi Evriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a.Tes
Tes ini diberikan kepada siswa untuk mengukur seberapa jauh tingkat
pemahaman materi siswa yang sebelumnya sudah disampaikan oleh
guru. Instrument tes ini diberikan pada siswa saat pretes dan postes
dengan karateristik setiap soal tes sama, baik dikelas eksperimen
maupun kelas kontrol.
b. Wawancara
Menurut Sambas Ali Muhidin (2010:16) mengemukakan bahwa “teknik
wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan Tanya jawab, baik secara langsung
maupun tidak langsung secara bertatap muka dengan sumber data”. Alat
pengumpulan data dalam teknik wawancara adalah berupa pedoman
(guide sheet) wawancara, yang berisi daftar pertanyaan yang telah
disusun peneliti untuk ditanyakan kepada responden dalam suatu
wawancara.
c.Lembar observasi
Lembar observasi merupakan alat untuk mengukur tingkah laku siswa
ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Dengan
kata lain lembar observasi dapat mengukur atau menilai proses
pembelajaran. Lembar observasi berupa daftar isian yang diisi oleh
pengamat selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Lembar
observasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang
Novi Evriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
guru, serta interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa
selama pembelajaran berlangsung.
3.5 Uji Instrumen
Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya,
karena data yang diperoleh dari hasil tes setelah pembelajaran akan diolah
dan dianalisis untuk menguji instrument ini. Tujuan analisis dan pengolahan
data ini adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang dapat
dimengerti dan ditafsirkan. Sehingga hubungan dalam penelitian ini dapat
diuji dan dimengerti. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data yaitu
sebagai berikut:
3.5.1 Uji Validitas alat tes
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketetapan alat ukur
terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang
seharusnya diukur. Sugiyono (2006:137), “Instrumen yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)
itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur.”
Novi Evriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xy
r = Koefisien korelasi
N = Jumlah responden uji coba
X = Skor tiap item
Y = Skor Total
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka
mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
1.Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
2.Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya
lembaran data yang terkumpul.
3.Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item
yang diperoleh. Bertujuan untuk mempermudah perhitungan atau
pengolahan data selanjutnya.
4.Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang
perlu diberi skor.
5.Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing
responden.
6.Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap
bulir/item.
7.Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil
perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang
terdapat di tabel, jadi membandingkan nilai rhitung dan nilai rtabel
dengan kriteria kelayakannya sebagai berikut :
Novi Evriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid
3.5.2 Uji Reliabilitas alat tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:221) menyatakan bahwa
“reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik”. Teknik
yang digunakan untuk menentukan reliabilitas soal pilihan ganda
dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan rumus K-R 20,
rumus KR-20 adalah sebagai berikut :
keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p)
Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya soal
S = standar deviasi dari tes
Sedangkan interpretasi besar koefisien korelasi adalah sebagai
Novi Evriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3. 2
Interpretasi reliabilitas tes
Koefisien Kriteria
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup
0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah
(Suharsimi Arikunto, 2011 :75)
3.5.3 Tingkat kesukaran soal
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan
yang disebut indeks kesukaran. Menurut Suharsimi Arikunto
(2010:100) menyatakan bahwa “ tingkat kesukaran adalah suatu
parameter untuk menyatakan bahwa item soal mudah, sedang atau
sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :
(Nana Sudjana, 2008:137)
Keterangan :
I : Indeks kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab benar setiap butir soal
Novi Evriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria yang digunakan sebagai berikut:
0,00 < P < 0,30 Sukar
0,31 < P < 0,70 Sedang
0,71 < P < 1,00 Mudah
3.5.4 Daya pembeda soal
Suatu tes dikatakan baik jika tes tersebut dapat
membedakan antara siswa yang berkemampuan rendah dengan siswa
yang berkemapuan tinggi. Daya pembeda soal adalah kemampuan
suatu butir soal untuk membedakan siswa yang dapat menjawab benar
dengan siswa yang tidak dapat menjawab benar soal tersebut.
Daya pembeda soal dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
D =
( Suharsimi Arikunto, 2006:213)
Keterangan :
D : Indeks diskriminasi
BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
Novi Evriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu JA : Banyak peserta kelompok atas
JB : Banyak peserta kelompok bawah
PA : proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.
Interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan adalah
berdasarkan klasifikasi berikut:
D< 0.00 sangat jelek
0.0 < D < 0.20 jelek
0.20 < D < 0.40 cukup
0.40 < D < 0.70 baik
0.70 < D < 1.00 sangat baik
3.6 Teknik analisis data
Teknik analisis data maksudnya adalah mengolah data hasil
eksperimen selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis
penelitian. Tujuan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data ke
dalam bentuk data yang dimengerti dan ditafsirkan.
3.6.1 Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
Novi Evriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemilihan uji statistik selanjutnya. Pada penelitian ini uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan bantuan piranti lunak pengolah data
IBM SPSS Statistic 18. Uji normalitas yang digunakan yaitu
Kolgomorov-Swirnov dengan taraf signifikansi (α = 0,05). Apabila nilai
sig.> α maka HA diterima artinya data tersebut berdistribusi normal.
3.6.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada
sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang
sama. Dengan kata lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat
yang sama atau homogen. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan bantuan piranti lunak pengolah data IBM SPSS
Statistic 18. uji homogenitas yang dilakukan yaitu Levene Test (Test of
Homogeneity of Variances) dengan taraf signifikansi (α = 0,05).
Apabila nilai dari sig.> α maka HA diterima artinya varians untuk kedua
data tersebut homogeni.
3.6.3 perhitungan N-Gain
N-Gain adalah normalisasi gain, perhitungan N-Gain dilakukan
untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa, pada kompetensi
menerapkan prinsip-prinsip kerjasama dengan pelangga dan kolega. Hal
ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
menggunakan persamaan Hake (1999).
Novi Evriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya, perolehan normalisasi gain diklasifikasikan
menjadi tiga kategori yaitu:
a. N-Gain tinggi: nilai (g) > 0.70
b. N-Gain sedang: 0.70 > (g) > 0.3
c. N-Gain rendah: nilai (g) > 0.3
3.6.4 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis
yang dilakukan dapat diterima atau tidak. Uji hipotesis dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu uji statistik parametrik dan uji statistik
non-parametrik. Untuk menentukan uji statistik yang tepat digunakan maka
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas
selanjutnya dilakukan uji hipotesis.
1) Uji statistik parametrik
Uji statistik parametrik digunakan jika data memenuhi asumsi
statistic, yaitu jika terdistribusi normal dan memiliki variansi yang
homogeny. Untuk menguji hipotesis pada data statistic parametric
dapat menggunakan uji-t (t-test). Pengambilan keputusannya yaitu
apabila nilai sig.< α, dengan α = 0,05 maka H1 diterima. 2) Uji statistik non-parametrik
Jika distribusi datanya tidak memenuhi persyaratan uji parametrik,
data terdistribusi tidak normal dan tidak homogeny maka pengujian
hipotesis dilakukan dengan uji statistic non-parametrik. Uji statistik
non-parametrik yang digunakan jika asumsi parametric tidak
terpenuhi adalah uji Mann-Whitney U. Pengambilan keputusannya
Novi Evriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan menggunakan taraf signifikan 5% ( maka
kriteria pengujiannya adalah:
a. Jika nilai signifikan (Sig.) >0,05 maka H1 diterima.
b. Jika nilai signifikan (Sig.) < 0,05 maka H0 ditolak.
Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
kelas kontrol dan kelas eksperimen.
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
Perumusan hipotesis :
H0 : µ1 < µ2
H1 : µ1 > µ2
Keterangan µ1 = rata-rata (mean) hasil belajar kelas
eksperimen dengan penggunaan model
pembelajaran numbered head together.
µ2 = rata-rata (mean) hasil belajar kelas kontrol
dengan penggunanaan model pembelajaran
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe numbered head together termasuk kedalam klasifikasi sedang hingga
tinggi, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran think pair share
termasuk kedalam klasifikasi rendah hingga sedang.
2. Kemampuan awal kelas kontrol dan eksperimen sama yang ditunjukan oleh uji beda
pretest. Dalam proses pembelajaran setelah penggunaan model pembelajaran
numbered head together peningkatan hasil belajar kognitif siswa lebih tinggi
dibandingkan dengan model pembelajaran think pair share. Selain itu siswa terlihat
lebih aktif dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.
1.2Saran
Dari hasil penelitian, analisis, pembahasan, dan kesimpulan dapat dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran kelompok yang terstruktur,
dan memiliki tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan. Agar semua tahapan
pembelajaran dapat dilaksanaan secara maksimal, diperlukan pengalokasian waktu
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warga Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Agar siswa merespon model pembelajaran kooperatif yang diajukan pada awal
pembelajaran, hendaknya guru mengawali pembelajaran dengan memotivasi dan
menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan diterapkan dengan bahasa yang
mudah dipahami.
3. Bila siswa belum dapat menyimpulkan materi yang dipelajari atau dieksperimenkan,
maka sebaiknya guru melakukan diskusi interaktif dengan siswa untuk mengarahkan
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warna Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pusaka Pelajar.
Anita Lie. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo.
Agus N. Cahyo. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Yogyakarta: DIVA Press.
Etin Solihatin. (2009). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara
Hamzah B. Uno. (2012). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pusaka Pelajar.
Miftahul Huda. (2012). Cooperative learning . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nana Sudjana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
___________. (2008). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Rusman. (2012). Belajar dan pembelajaran berbasis computer mengembangkan profesionalisme guru abad 21. Bandung: ALPABETA.
Slavin, Robert E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa media.
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sambas Ali Muhidin. (2010). Statistik 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adika Utama.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
________. (2006). Metode penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta.
Novi Efriyanti Halimah, 2014
Penggunaan Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Bina Warna Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
_______________. (2006). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
______________. (2010). Prosedur Penenlitian suatu pendekatan praktik. Bandung: Rineka Cipta
Syaodih Sukmadinata, Nana. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mepengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Schunk. Dale. H. (2012). Learning Theories. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. (2007). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :
Prenada Media Group.
Sumber jurnal :
Istiningrum dan Sukanti. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X AK 2 SMK YPKK 2 Sleman. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Juliana. (2013). Pengaruh Kooperatif Teknik NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 14 Pontianak Selatan. Pontianak: Universitas Tanjung Pura.
Riki Devid Arianto dan Lusia Rakhmawati. (2013). Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (Nht) Dengan Tipe Think Pair Share ( Tps) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital Di Smk Negeri 2 Lamongan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Diny Dwi Febriany. (2013). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.