SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Diajukan oleh
RISCKA NUSA 0713010236/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK
(Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)
Yang diajukan
RISCKA NUSA
0713010236/FE/AK
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
TAMADOY THAMRIN,DRS.EC,MM
NIP : 030 194 434 Tanggal :………...
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK
(Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur) Disusun Oleh :
Jawa Timur Dekan Fakultas Ekonomi
PROFESI MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK
(Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)
Yang diajukan
RISCKA NUSA
0713010236/FE/AK
disetujui untuk lisan oleh:
Pembimbing Utama
TAMADOY THAMRIN,DRS.EC,MM
NIP : 030 194 434 Tanggal :………...
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI...iv
DAFTAR TABEL...viii
DAFTAR GAMBAR ...ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI...xi
BAB I. PENDAHULUAN ...1
1.1...Lat ar belakang Masalah ... .. 1
1.2...Ru musan masalah ...5
1.3...Tu juan penelitian...6
1.4...Ma nfaat penelitian...6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...8
2.1. Hasil penelitian terdahulu...8
2.2.3.1. Pengertian Profesi Akuntan Publik ...16
2.2.3.2. Pengertian Profesi Non Akuntan Publik ...17
2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi ...19
2.2.4.1. Nilai instrinsik pekerjaan ...19
2.2.4.2. Teori yang melandasi pengaruh faktor nilai Instrinsik pekerjaan terhadap pemilihan profesi ...20
2.2.4.3. Gaji...22
2.2.4.4. Teori yang melandasi pengaruh faktor gaji terhadap pemilihan profesi ...23
2.2.4.5. Pertimbangan pasar kerja ...24
2.2.4.6. Teori yang melandasi pengaruh faktor pertimbangan pasar kerja terhadap pemilihan profesi ... 25
2.2.6. Hipotesis ...31
BAB III. METODE PENELITIAN ...33
3.1. Definisi operasional dan pengukuran variabel ...33
3.1.1. Definisi operasional ...33
3.1.2. Teknik pengukuran variabel ...35
3.2. Teknik penentuan sampel...36
3.2.1. Obyek penelitian ... 36
3.2.2 . Populasi...37
3.2.3. Sampel ...37
3.3. Teknik pengumpulan data ... 38
3.3.1. Jenis data... 38
3.3.2. Pengumpulan data...39
3.3.3. Sumber data ...40
3.4. Uji kualitas data...40
3.4.1. Uji validitas...40
3.5.2. Uji hipotesis ...43
BAB IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN...46
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ...46
4.1.1. Sejarah Umum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur ...46
4.1.2. Falsafah, Visi, Misi, Tujuan...47
4.1.2.1. Falsafah ...47
4.1.2.2. Visi ...47
4.1.2.3. Misi ...48
4.1.2.4. Tujuan ...49
4.1.3. Riwayat Progdi Akuntansi ...49
4.1.3.1. Visi Progdi Akuntansi...50
4.1.3.2. Misi Progdi Akuntansi ...50
4.1.3.3. Tujuan Progdi Akuntansi ...51
4.2.3. Variabel Pertimbangan Pasar Kerja (X3) ...54
4.2.4. Variabel Persepsi Mahasiswa tentang Seorang Akuntan Publik (X 4)...55
4.2.5. Pemilihan Profesi (Y) ...57
4.3. Uji Validitas ...57
4.3.1. Uji Validitas Nilai Intrinsik Pekerjaan (X 1) ...58
4.3.2. Uji Validitas Gaji (X 2) ...59
4.3.3. Uji Validitas Pertimbangan Pasar Kerja (X3) ...59
4.3.4. Uji Validitas Persepsi Mahasiswa tentang Seorang Akuntan Publik (X 4)...60
4.4. Uji Reliabilitas...61
4.5. Analisis Regresi Logistik ...62
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ...69
4.7. Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan Penelitian ...72
4.8. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ...73
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4 Deskripsi Variabel Persepsi Mahasiswa tentang Seorang Akuntan
Publik (X 4)... 56
Tabel 4.5 Deskripsi Varibel Pemilihan Profesi (Y) ...57
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Nilai Intrinsik Pekerjaan (X 1)...58
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Gaji (X 2) ...59
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Pertimbangan Pasar Kerja (X3) ...59
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Persepsi Mahasiswa tentang Seorang Akuntan Publik (X 4)...60
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas ...61
Tabel 4.11 Uji Kecocokan Model (Model Fit)...62
Tabel 4.12 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat...64
Tabel 4.13 Hasil Regresi Logistik...64
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMILIHAN PROFESI MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK ” dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) Jurusan Akuntani pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5.
banyak meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Kedua orang tua, Mama Nur S. dan Ayahanda Usman, dan Adek perempuanku Ririn yang telah memberikan doa, kasih sayang, nasehat, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materil yang telah diberikan selama ini sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.
7. Keluarga Besar yang telah memberikan doa dan nasihat selama menempuh studi sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
8. Seseorang yang spesial di Hati, yang telah memberikan kasih sayang, doa, nasehat, semangat, dan dukungannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penyusunan skripsi ini dengan baik.
9. Sahabatku Vivi, Gandi, Atta, Andri Ribut yang telah memberikan doa, motivasi, dukungan dan keceriaan selama menempuh studi hingga akhir penyusunan skripsi ini.
Penilis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini meberikan manfaat bagi pembaca.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya, Maret 2011
Oleh : Riscka Nusa
ABSTRAK
Pada saat ini akuntan menjadi sorotan tajam bagi para pelaku bisnis dan masyarakat karena dianggap sebagai salah satu pihak yang mampu memberikan kontribusi besar dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi. Mahasiswa akuntansi sebagai calon sarjana akuntansi, dapat mempertimbangkan profesi apa yang akan mereka jalani nantinya, berprofesi sebagai akuntan publik atau non akuntan publik. Berdasarkan pengamatan di lapangan terhadap 30 mahasiswa angkatan 2007, 11 mahasiswa memilih profesi akuntan publik dan 19 mahasiswa lainnya memilih profesi non akuntan publik. Pertimbangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diantaranya faktor-faktor seperti nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja, dan persepsi mahasiswa tentang seorang akuntan publik, berpengaruh terhadap pemilihan profesi bagi mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner. Adapun respondennya adalah mahasiswa akuntansi UPN “Veteran Jawa Timur angkatan 2007 yang masih aktif hingga tahun 2010/2011 dan telah mengambil mata kuliah audit I dan audit II serta Kasus pemeriksaan akuntansi yang berjumlah 61 mahasiswa, dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah regresi logistik.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja dan persepsi mahasiswa akuntansi tentang seorang akuntan publik berpengaruh tidak signifikan terhadap pemilihan profesi mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.
1.1. Latar Belakang Masalah
Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat pada saat ini
harus diimbangi dengan jumlah tenaga kerja yang berkualitas sehingga akan
tercapai kondisi perekonomian yang kondusif. Perkembangan ini juga diikuti
oleh semakin meluasnya profesi akuntan yang terjadi di negeri ini, karena
profesi akuntan dituntut untuk dapat menjawab tantangan yang ditimbulkan
oleh perubahan lingkungan, sehingga perkembangan dalam dunia bisnis
harus selalu direspon oleh sistem pendidikan akuntansi yang berkualitas dan
siap dipakai dalam dunia kerja (Nilam, 2008: 1). Pendidikan akuntansi harus
menghasilkan akuntan yang profesional sejalan dengan perkembangan
kebutuhan akan jasa akuntansi pada abad mendatang. Agar dapat mencapai
tujuan tersebut, maka desain pendidikan akuntansi harus relevan terhadap
dunia kerja, dalam hal ini dunia kerja bagi sarjana akuntansi. (Benny dan
Yuskar, 2006: 2)
Pada saat ini profesi akuntan menjadi sorotan tajam bagi para
pelaku bisnis dan masyarakat karena dianggap salah satu pihak yang mampu
memberikan kontribusi besar dalam memecahkan masalah yang mereka
Survei yang dilakukan di Canada dan Amerika Serikat, menemukan
adanya penurunan jumlah lulusan mahasiswa berprestasi yang berminat
untuk menjadi akuntan publik. Laporan tahunan yang diterbitkan oleh
American Institut Of Certified Publik Accountants menunjukkan jumlah
lulusan mahasiswa akuntansi yang menjadi akuntan publik mengalami
penurunan lebih dari sepertiga antara tahun 1977 dan 1987 (Mc Neill &
Sanders, 1987, Mc Innes & Sanders, 1988) dalam Andriati (2004: 1). Hal ini
mungkin terjadi karena menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap
profesi akuntan itu sendiri, apalagi setelah terjadinya kasus Enron
Corporation di Amerika yang telah menjadi sorotan bagi profesi akuntan
publik.
Pendidikan tinggi akuntansi tersebut mempunyai tugas penting
untuk dapat dan harus menghasilkan calon-calon tenaga akuntan yang
profesional di beberapa bidang, seperti di akuntan publik, akuntan
manajemen, akuntan pajak dan lainnya. Di antara bidang-bidang tersebut,
bidang akuntan publik dianggap atau dipandang sebagai suatu bidang yang
dapat menjanjikan prospek kerja yang cerah sebagai pilihan profesi
seseorang yang akan atau sedang menempuh studi atau pembelajaran pada
jurusan akuntansi. Profesi ini juga di anggap dapat memberikan kesempatan
bagi individu atau pribadi untuk mengembangkan ketrampilan serta
memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang bervariasi. Hal ini
posisi pada berbagai jenis perusahaan yang memiliki karakteristik yang
berbeda.
Menurut Rasmini (2007: 2) karier merupakan suatu akumulasi dan
pengetahuan yang tertanam pada skill, expertise, dan jaringan hubungan
kerja yang diperoleh melalui serangkaian perkembangan pengalaman kerja
yang lebih luas (Bird, 1994 dalam Deasy: 2000), sebaliknya, Greenberg dan
Baron (2000: 215) menyatakan bahwa karier tersebut meliputi urutan
pengalaman pekerjaan seseorang selama jangka waktu tertentu. Pilihan
karier mahasiswa dipengaruhi oleh stereotype yang mereka bentuk tentang
berbagai macam karier (Holland, 1995 dalam Friedland, 1996 dalam Deasy, 2002). Jadi, persepsi dan stereotype karier merupakan hal penting untuk
menentukan pilihan karier karena persepsi mahasiswa umumnya dipengaruhi
oleh pengetahuan pribadi mengenai lingkungan kerja, informasi dari lulusan
terdahulu, keluarga, dosen, dan text book yang dibaca ataupun digunakan
(Stole, 1976 dalam Felton et al., 1994).
Penelitian yang dilakukan oleh Kurtinah (2003: 182) menunjukan
bahwa mahasiswa akuntansi akan memilih satu diantara dua profesi, yaitu
profesi sebagai akuntan publik atau akuntan non publik. Dengan mengetahui
profesi yang diminati mahasiswa akuntansi, maka setiap mahasiswa
akuntansi akan bisa terjun kedalam dunia bisnis yang tepat dengan profesi
merencanakan kurikulum yang sesuai dan relevan dengan tuntutan dunia
kerja, sehingga mahasiswa akuntansi yang sudah lulus dan siap terjun dalam
dunia kerja lebih mudah menyesuaikan kemampuan yang dimilikinya
dengan tuntutan dalam pekerjaan, apalagi profesi akuntan pada masa yang
akan datang menghadapai tantangan yang berat, maka kesiapan akuntan
publik dan profesionalitasnya mutlak diperlukan.
Mahasiswa akuntansi sebagai calon sarjana akuntansi, dapat
mempertimbangkan profesi apa yang akan mereka jalani nantinya, berprofesi
sebagai akuntan publik atau non akuntan publik. Dari hasil survei sementara
pada mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “ Veteran” Jawa
Timur ditemukan bahwa dari 30 mahasiswa angkatan 2007, 11 mahasiswa
memilih profesi akuntan publik dan 19 mahasiswa lainnya memilih profesi
non akuntan publik. Pertimbangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor yang pertama adalah nilai intrinsik pekerjaan, yang dimaksud
dengan nilai intrinsik adalah sifat yang diukur di dalam dan dari diri mereka
sendiri yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan, misalnya perasaan
berprestasi dan berhasil (Gibson, dkk, 1987: 170). Faktor yang kedua yaitu
gaji, gaji adalah sejumlah upah yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa
dipandang sebagai hal yang pantas dibandingkan dengan orang lain dalam
organisasi (Luthans, 2005: 243), faktor yang ketiga adalah pertimbangan
pasar kerja yang meliputi faktor jangka pendek seperti jumlah lapangan kerja
2003: 183) dalam Nilam (2008 ; 4), dan faktor yang terakhir adalah persepsi
mahasiswa akuntansi tentang seorang akuntan publik, persepsi disini adalah
pengetahuan tentang profesi akuntan publik. Wheeler (1983) dalam Andriati
(2004) menyimpulkan bahwa persepsi individu terhadap kelebihan dan
kelemahan suatu profesi merupakan faktor yang sangat menentukan pilihan
profesi.
Berdasarkan faktor di atas maka penelitian ini akan menguji
pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi sebagai
akuntan publik dan non akuntan publik. Dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya terdiri dari nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan
pasar kerja dan persepsi mahasiswa akuntansi tentang seorang akuntan
publik.
Dari uraian di atas, penulis merumuskan penelitian yang berjudul
“Analisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi mahasiswa akuntansi sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik. (Studi Pada mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
“Apakah faktor-faktor seperti faktor nilai intrinsik pekerjaan, gaji,
pertimbangan pasar kerja, dan persepsi mahasiswa tentang seorang akuntan
publik berpengaruh signifikan terhadap pemilihan profesi bagi mahasiswa
akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
“Untuk mengetahui dan menganalisis apakah faktor-faktor seperti
nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja, dan persepsi
mahasiswa tentang seorang akuntan publik, berpengaruh terhadap pemilihan
profesi bagi mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur ?”
1.4. Manfaat Penelitian
Tercapainya tujuan penelitian tersebut, maka hasil penelitian
diharapkan dapat menghasilkan manfaat bagi :
1. Bagi peneliti
Penelitian ini sangat bermanfaat karena dapat digunakan sebagai bahan
untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang teori-teori dan
konsep-konsep yang diperoleh selama perkuliahan dibandingkan dengan
2. Bagi Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur
Penelitian ini sangat bermanfaat karena dapat memberikan sumbangan
pengetahuan kepada mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur sebagai
pertimbangan bagi mahasiswa dalam pemilihan profesi terutama mahasiswa
akuntansi.
3. Bagi UPN “Veteran” Jawa Timur
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi perpustakaan UPN
“Veteran“ Jawa Timur dan juga dapat berguna untuk sumber informasi,
bahan refrensi atau tambahan informasi yang diperlukan dan pemilihan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Kurtinah (2003)
Judul : Perilaku Mahasiswa Akuntansi di STIE Stikubank Semarang Dan
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Sebagai
Akuntan Publik.
Perumusan Masalah :
Apakah terdapat perbedaan keputusan mahasiswa jurusan Akuntansi dalam
memilih karir sebagai akuntan publik atau non akuntan publik ditinjau dari
faktor intrinsik, penghasilan, pertimbangan pasar kerja, persepsi mahasiswa
serta personalitas ?
Hipotesis :
Pemilihan karir yang mengutamakan faktor intrinsik, gaji awal yang tinggi,
pertimbangan pasar kerja, persepsi mahasiswa serta personalitas, tidak
berbeda diantara mahasiswa jurusan akuntansi yang memlih karir akuntan
publik dan non akuntan publik.
1. Pemilihan karir yang mengutamakan faktor intrinsik, penghasilan
pertama yang paling tinggi, dan pertimbangan pasar kerja, tidak
berbeda antara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai
non akuntan publik.
2. Pemilihan karir sebagai akuntan publik atau non akuntan publik
dipengaruhi oleh persepsi kelebihan profesi akuntan publik dan
persepsi tentang kelemahan sebagai akuntan publik.
3. Ada perbedaan berdasarkan kepribadian antara mahasiswa yang
memilih karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.
4. Persepsi terhadap kelebihan dan kelemahan menjadi akuntan publik
merupakan faktor yang sangat mempengaruhi mahasiswa dalam
memilih karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.
2. Andriati (2004)
Judul : Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi
Dalam Memilih karir sebagai akuntan publik. (Studi Kasus di 8
Universitas Negeri di Jawa).
Perumusan masalah :
1. Apakah terdapat perbedaan antara mahasiswa yang memilih karir
faktor intrinsik, penghasilan, pertimbangan pasar kerja, persepsi
mahasiswa mengenai kelebihan dan kekurangan profesi akuntan
publik, personalitas, dan jenis kelamin ?
2. Faktor – faktor apakah yang secara signifikan mempengaruhi
mahasiswa akuntansi dalam memilih karir sebagai akuntansi publik
ataupun memilih karir akuntan publik dan non akuntan publik ?
Hipotesis :
1. Pemilihan karir yang mengutamakan faktor intrinsik, gaji awal yang
tinggi, pertimbangan pasar kerja, persepsi mahasiswa serta
personalitas, tidak berbeda diantara mahasiswa jurusan akuntansi
yang memilih karir akuntan publik dan non akuntan publik.
2. Tidak ada perbedaan berdasarkan minat mahasiswa akuntansi untuk
berkarier sebagai akuntan publik antara pria dan wanita.
Kesimpulan :
1. Terdapat perbedaan antara mahasiswa akuntansi yang memilih karir
sebagai akuntan publik atau non akuntan publik berdasarkan faktor
intrinsik, pertimbangan pasar kerja, persepsi, dan personalitas
dalam memilih karir sebagai akuntan publik. Tetapi berdasarkan
2. Dari keenam faktor-faktor tersebut, faktor persepsi secara signifikan
mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir sebagai
akuntan publik atau non akuntan publik.
3. Rasmini (2007)
Judul : Faktor-faktor yang berpengaruh Pada Keputusan Pemilihan Profesi
Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik. Pada Mahasiswa
Akuntansi di Bali.
Perumusan masalah :
1. Apakah faktor yang paling dominan mempengaruhi pilihan mahasiswa
ekonomi jurusan akuntansi dalam memilih profesi sebagai akuntan
publik dan non akuntan publik ?
2. Apakah terdapat perbedaan signifikan terhadap faktor yang
berpengaruh dalam pemilihan profesi akuntan publik dan non
3. Apakah terdapat perbedaan secara nyata faktor dominan yang
berpengaruh terhadap pilihan profesi akuntan publik dan non publik
antara mahasiswa dengan mahasiswi ?
4. Apakah terdapat perbedaan secara nyata faktor dominan yang
mempengaruhi pilihan mahasiswa antara mahasiswa S1 Akuntansi
Reguler dengan S1 Akuntansi Ekstensi dalam memilih profesi
sebagai akuntansi publik dan non akuntan publik ?
5. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan faktor dominan yang
mempengaruhi pilihan mahasiswa antara mahasiswa PTN dengan
mahasiswa PTS dalam memilih profesi sebagai akuntan publik dan
non akuntan publik ?
Hipotesis :
1. Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh dalam pemilihan profesi sebagai akuntan publik dan
non akuntan publik.
2. Terdapat perbedaaan faktor dominan yang nyata mengenai
faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi sebagai akuntan
publik dan non akuntan publik antara mahasiswa dan mahasiswi S1
3. Terdapat perbedaan faktor dominan yang nyata antara mahasiswa S1
Reguler dan S1 Ekstensi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
dalam pemilihan profesi sebagai akuntan publik dan non akuntan
publik.
4. Terdapat perbedaan faktor dominan yang nyata antara mahasiswa
perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta mengenai
faktor-faktor yang berpengauh dalam pemilihan profesi akuntan
publik.
Kesimpulan :
1. Faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan profesi akuntan
publik dan non akuntan publik pada mahasiswa akuntansi adalah
adanya persepsi bahwa karir di akuntan publik memberikan
keamanan kerja lebih terjamin (tidak mudah kena PHK).
2. Terdapat perbedaan yang signifikan pada faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan
publik pada mahasiswa dan mahasiswi S1 Akuntansi di Bali.
3. Terdapat perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan akuntan publik
4. Terdapat perbedaan faktor dominan yang mempengaruhi pemilihan
profesi akuntan publik dan non akuntan publik antara mahasiswa
regular dan mahasiswa ekstensi.
5. Terdapat perbedaan faktor dominan yang mempengaruhi pemilihan
profesi akuntan publik dan non akuntan publik antara mahasiswa
PTN dan mahasiswa PTS.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Persepsi
Dalam melihat suatu masalah setiap orang mempunyai persepsi
yang berbeda-beda. Persepsi orang tersebut timbul dari dalam
masing-masing individu. Menurut Ikhsan dan Ishak (2005: 57) persepsi adalah
bagaimana orang-orang melihat atau menginterpestasikan peristiwa, objek,
objek, serta manusia. Definisi yang formal adalah proses dengan mana
seseorang memilih berusaha, dan menginterprestasikan rangsangan ke dalam
suatu gambaran yang terpadu dan penuh arti.
Pengertian persepsi menurut Thoha (2002: 141) adalah proses
kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang
lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan,
Pengertian persepsi menurut Tim penyusun Kamus Pusat
Pengembangan Bahasa Indonesia (2002: 863) mendefinisikan persepsi
sebagai sebagai tanggapan (penerima) langsung dari suatu serapan atau
merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca
inderanya. Sedangkan dalam lingkup yang lebih luas persepsi merupakan
suatu proses yang melibatkan pengetahuan-pengetahuan yang sebelumnya
dalam memperoleh dan menginteprestasikan stimulus yang ditunjukan
dengan oleh panca indera. Dengan kata lain, persepsi merupakan kombinasi
antara faktor utama dunia luar dan diri manusia itu sendiri.
2.2.2. Pengertian Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok
untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian
(http://etikaprofesidanprotokoler.blogspot.com).
“Profesi berdasarkan pengertian yang sempit adalah suatu jenis
pekerjaan yang dipangku oleh jabatan khusus tertentu dalam masyarakat
dengan memenuhi syarat dan ciri tertentu” (Carey, 1970: Loeb, 1978) dalam
Regar (1993: 8). Syarat dan ciri tersebut antara lain :
1. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara mengikuti pendidikan
yang teratur dan dibuktikan dengan tanda atau ijazah keahlian
2. Jasa yang diberikan dibutuhkan oleh masyarakat dan memiliki
monopoli dalam memberikan pelayanan.
3. Memiliki organisasi yang mendapat pengakuan masyarakat
atau perintah dengan perangkat kode etik untuk mengatur
anggotanya serta memiliki budaya profesi.
4. Suatu ciri yang membedakannya dengan perusahaan yakni
tidak mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi lebih
mengutamakan pelayanan dengan memberikan jasa yang
setimpal. Pada dasarnya ciri profesi ini berlaku untuk semua
profesi seperti kedokteran, pengacara, akuntan publik dan
lain-lain.
2.2.3. Profesi Akuntan
Menurut Internasional Federation of Accountants dalam Regar
(2003: 3) yang dimaksud profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan
yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang
pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan
industri, keuangan dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan
sebagai pendidik.
Dalam arti sempit, profesi akuntan lingkup pekerjaan yang
dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimya terdiri dari
Profesi Akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu bidang
profesi seperti organisasi lainnya, misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Supaya dikatakan profesi, maka harus memiliki beberapa syarat sehingga
masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi,
mempercayai hasil kerjanya.
2.2.3.1. Pengertian Profesi Akuntan Publik
Menurut Mulyadi (2002: 47), mendefinisikan akuntan publik adalah
akuntan yang berpraktek dalam kantor dalam Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang menyediakan berbagai jasa yang diatur dalam SPAP (auditing, atestasi,
akuntansi dan review, dan jasa konsultasi).
Akuntan publik adalah profesi yang menjual jasa kepada
masyarakat umum terutama dalam bidang pemeriksaan laporan keuangan
yang disajikan klien. Pemeriksaan tersebut terutama ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan para kreditor, investor, calon kreditor, calon investor,
dan instansi pemerintah. Akuntan publik melaksanakan empat jenis jasa
utama yaitu atestasi, perpajakan, konsultasi manajemen, serta jasa akuntansi
dan pembukuan. (Kurtinah, 2003: 186).
Dalam keputusan Menteri No. 423 / KMK 06 / 2002, yang
izin dari Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam
keputusan Menteri ini.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntan publik
merupakan akuntan profesional yang memberikan jasanya pada masyarakat
umum dan memiliki sifat independen. Seseorang baru dapat menjadi akuntan
publik jika telah melewati proses pendidikan dan sertifikasi terlebih dahulu.
Pendidikan yang diisyaratkan untuk dapat menjadi seorang akuntan publik
adalah sarjana Strata-1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi yang kemudian
dilanjutkan dengan pendidikan profesi Akuntan (PPAk). Untuk proses
sertifikasi diwajibkan untuk lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP).
2.2.3.2. Pengertian Profesi Non Akuntan Publik
Profesi non akuntan publik adalah profesi diluar dari akuntan
publik. Banyak sekali pilihan pada profesi non akuntan publik bahkan bagi
sarjana akuntansi. Pilihan tersebut antara lain (Benny dan Yuskar, 2006 : 8) :
1. Pemeriksa Intern (Internal Auditor)
Dengan bekerja di bagian pemeriksa Intern (internal audit
Departement) suatu perusahaan swasta atau badan Usaha Milik
Negara (BUMN), di BUMN biasanya disebut Satuan Pengawas
Intern (SPI).
Dengan bekerja di BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan), BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) atau
Inspektorat di suatu Departemen Pemerintah.
3. Financial Accountant
Dengan bekerja di bagian akuntansi keuangan suatu
perusahaan.
4. Cost Accountant
Dengan bekerja di bagian akuntansi biaya suatu perusahaan.
5. Management Accountant
Dengan bekerja dibagian akuntansi manajemen suatu
perusahaan
6. Tax Accountant
Dengan bekerja di bagian perpajakan suatu perusahaan atau
Direktorat Jenderal Pajak.
7. Akuntan Pendidik
Dengan bekerja sebagai dosen baik di perguruan Tinggi Negeri
(PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS). Akuntan
pendidik banyak merangkap sebagai akuntan publik, internal
auditor maupun akuntan manajemen (yang bekerja di suatu
perusahaan) atau sebagai government accountant (akuntan
pemerintah) yang bekerja di instansi pemerintah.
Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
profesi dikelompokkan dalam empat kelompok, yaitu :
2.2.4.1. Nilai intrinsik pekerjaan
Pengertian dari nilai intrinsik pekerjaan adalah sifat yang diukur di
dalam dan dari diri mereka sendiri dan berkenaan dengan pelaksanaan
pekerjaan, misalnya perasaan berprestasi dan berhasil. Nilai intrinsik suatu
pekerjaan merupakan hasil dari persepsi seseorang (karyawan) mengenai
seberapa baik pekerjaan tersebut memberikan hal yang dinilai penting.
(Gibson, dkk, 1987: 170).
Nilai intrinsik pekerjaan dalam hal ini memiliki hubungan dengan
kepuasan yang diterima oleh individu saat atau sesudah pekerjaan.
Faktor-faktor ini meliputi penghargaan, kesempatan mendapatkan promosi,
tanggung jawab pekerjaan, tantangan intelektual, dan pelatihan, (Hinch dan
Mischid, 1967) dalam Nilam (2008: 19).
Kepuasan kerja (Robbin, 2002: 36) adalah suatu sikap umum
terhadap pekerjaan seseorang selisih antara banyaknya ganjaran yang
diterima seorang pekerja dan banyaknya yang seharusnya mereka terima.
Menurut Thoha (2002: 230) kepuasan pekerjaan selalu dihubungkan
dengan isi jenis pekerjaan, dan ketidakpuasan bekerja selalu disebabkan
karena hubungan pekerjaan tersebut dengan aspek-aspek di sekitar yang
2.2.4.2. Teori yang melandasi pengaruh faktor Nilai Intrinsik pekerjaan terhadap pemilihan profesi.
Teori jalan-tujuan (Path-Goal Theory) yang dikemukakan oleh
Robert J. House (1971) dalam buku “A Path-Goal of Leadership
Effectiveness”, teori ini memuasatkan pehatian pada cara pemimpin
mempengaruhi persepsi pengikut tentang tujuan pekerjaan, tujuan
pengembangan diri sendiri, dan jalan untuk mencapai tujuan. Menurut teori
ini, para pemimpin adalah efektif karena mereka dapat mempengaruhi
motivasi para pengikut, kemampuan mereka untuk bekerja, dan kepuasan
mereka. (Gibson, dkk, 1984: 300-301)
Dua dalil dalam pengembangan teori jalan-tujuan :
1. Perilaku pemimpin dapat diterima dan memuaskan sejauh
bawahan menganggap perilaku semacam ini merupakan
sumber langsung dari kepuasan alat untuk mendapatkan
kepuasan di waktu yang akan datang.
2. Perilaku pemimpin dapat memotivasi bawahan sampai sejauh
perilaku itu memuaskan kebutuhan bawahan yang
digantungkan pada hasil karya yang efektif, dan perilaku
tersebut melengkapi lingkungan bawahan dengan memberikan
bimbingan, kejelasan pengarahan, dan imbalan yang perlu bagi
Dapat disimpulkan bahwa pemimpin harus memberikan bimbingan
dan nasihat, membantu bawahan menjelaskan harapan yang realistis dan
mengurangi hambatan tercapainya tujuan yang dihargai. Pemimpin merintis
jalan menuju tercapainya tujuan bagi bawahan sampai sejelas mungkin
Gambar 2.1 : Model Path-Goal (Luthans, 2006: 650)
Nilai intrinsik pekerjaan berhubungan dengan kepuasan kerja (job
satisfaction) yang mengacu pada sikap individu secara umum terhadap
pekerjaanya dan pencapaian tujuan, karena seseorang memasuki suatu
organisasi dengan membawa suatu bakat, kemampuan dan ketrampilan
tertentu.
Pada umumnya seseorang yang memiliki kemampuan dan
ketrampilan menginginkan pekerjaan yang memiliki banyak tantangan. Karakteristik Bawahan
Locus of control dan atau
kemampuan
Perilaku/Gaya kepemimpinan
Dukungan Lingkungan Karakteristik tugas Sistem otorisasi formal Kelompok kerja primer
Mereka yang tidak puas dan merasa tidak tercapai tujuannya dengan
melakukan kegiatan sederhana dan terus menerus akan menyebabkan
frustasi, dan perusahaan gagal mengembangkan potensi yang dimiliki
karyawan sehingga dapat menyebabkan kerugian perusahaan. (Nilam,
2008: 21)
Seseorang akan memilih pekerjaan yang sesuai dengan apa yang
diinginkannya, yaitu pekerjaan yang menantang yang mempunyai
kesempatan untuk berprestasi, penghargaan, tanggung jawab, kemajuan, dan
pertumbuhan yang akan memotivasi karyawan. (Luthans, 2006: 283)
2.2.4.3. Gaji
Gaji adalah sejumlah upah yang diterima dan tingkat dimana hal ini
bisa dipandang sebagai hal yang dianggap pantas dibandingkan dengan
orang lain dalam organisasi (Luthans, 2005: 243)
Gaji yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan, telah
diyakini secara mendasar untuk memberikan kepuasan bagi karyawannya.
Menurut Reha dan Lu (1985) kompensasi finansial yang rasional menjadi
kebutuhan mendasar bagi kepuasan kerja. (Kurtinah, 2003 : 183)
Upah (Upah, gaji, bonus) telah lama dipandang sebagai
penghargaan untuk beberapa orang hal tersebut lebih penting dari apapun
yang diberikan perusahaan. Sebagai contoh, Newman dan Hodgetts
telah menempatkan gaji bagus pada urutan paling atas pada faktor memilih
pekerjaan yang penting. (Luthans, 2005: 153)
2.2.4.4. Teori yang melandasi pengaruh faktor Gaji terhadap pemilihan profesi.
Teori Ekuitas diberikan oleh psikolog social J. Stacy Adams (1963)
dalam Luthans (2006 : 290). Teori tersebut berpendapat bahwa input utama
dalam kinerja dan keputusan adalah tingkat ekuitas (inekuitas) yang diterima
seseorang dalam pekerjaan mereka.
Input dan output (hasil kerja) seseorang dan orang lain didasarkan
pada persepsi seseorang. Usia jenis kelamin, status sosial, posisi organisasi,
kualifikasi dan seberapa keras bekerja merupakan contoh variabel input yang
dinilai. Hasil meliputi berbagai penghargaan seperti gaji, status, promosi dan
minat intrinsik seseorang atas apa yang diberikan (input), dan apa yang dia
terima (hasil) versus rasio antara apa yang diberikan orang lain dan yang
mereka terima. (Luthans, 2006: 290)
Rencana upah untuk berprestasi, karyawan terbaik melaksanakan
pekerjaan menerima kenaikan terbesar, karyawan yangterburuk menerima
kenaikan terkecil atau tidak menerima kenaikan sama sekali, jadi manajemen
menyediakan pemikat atau pemotong untuk memotivasi prestasi yang lebih
baik, dan pemotong diterapkan untuk pelaksana yang lamban. (Gibson, dkk,
Sasaran utama program imbalan menurut Gibson, dkk (1987: 167)
adalah :
1. Menarik orang yang berkualitas
2. Mempertahankan karyawan agar tetap datang bekerja
3. Memotivasi karyawan untuk mencapai tingkat prestasi yang
tinggi.
Karena upah (gaji, upah, bonus) telah lama dipandang sebagai
penghargaan untuk beberapa orang hal tersebut lebih penting dari apapun
yang diberikan perusahaan. Menurut Luthans (2005: 153) uang juga
dihubungkan dengan empat atribut simbiolis penting yang diperjuangkan
manusia yaitu : prestasi, penghargaan, status, rasa hormat, kebebasan,
control, dan kekuasan, sehingga upah yang ditawarkan menjadi daya tarik
mahasiswa untuk memilih suatu profesi.
2.2.4.5. Pertimbangan Pasar Kerja
Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan semakin sempitnya
lapangan pekerjaan, kemudahan memperoleh pekerjaan merupakan salah
satu faktor yang mendasari dalam memilih profesi. (Nilam, 2008: 24)
Pertimbangan pasar kerja yang meliputi faktor jangka pendek
seperti jumlah lapangan kerja yang tersedia dan faktor jangka panjang
2.2.4.6. Teori yang melandasi pengaruh Faktor Pertimbangan Pasar Kerja terhadap pemilihan proefsi.
Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin yaitu movere,
yang berarti menggerakkan. Motivasi adalah kesediaan untuk melaksanakan
upaya tinggi, untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian yang dikondisi
oleh kemampuan upaya demikian untuk memenuhi kebutuhan individual
tertentu (Robbin et. Al, 1999: 50) dalam Winardi (2001: 1-2)
Orang yang satu berbeda dengan yang lainnya selain terletak pada
kemampuannya untuk bekerja juga tergantung pada keinginan mereka untuk
bekerja atau tergantung pada motivasinya. Karena prinsip kuno hedonism
menyatakan bahwa seseorang itu mempenyai kecenderungan mencari
keenakan atau kesenangan dan menghindari ketidakenakkan atau kesusahan.
(Thoha, 2002: 203)
Maslow (1954) menemukakan bahwa kebutuhan manusia diatur
dalam suatu seri tingkatan suatu hirarki menurut pentingnya masing-masing
kebutuhan. Segera setelah kebutuhan-kebutuhan pada tingkatan lebih rendah,
kurang lebih terpenuhi, maka muncullah kebutuhan-kebutuhan pada tingkat
berikut yang lebih tinggi, yang menuntut kepuasan. (Handoko, 2003 : 256)
Teori hirarki kebutuhan Maslow menyatakan bahwa di dalam setiap
individu ada suatu jenjang untuk lima kebutuhan yaitu (Winardi, 2001:
1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologikal (sandang, pangan, papan,
sex, dan kebutuhan jasmani lainnya).
2. Kebutuhan akan keamanan.
Tingkatan yang lebih tinggi yakni kebutuhan akan keamanan
(security needs) dapat dinyatakan dalam wujud keinginan akan
proteksi terhadap bahaya fiskal (bahaya kebakaran, atau
serangan kriminal), keinginan untuk mendapatkan kepastian
ekonomi (economic security) atau berkurangnya pendapatan.
3. Kebutuhan-kebutuhan sosial (kasih sayang, rasa dimiliki, dan
persahabatan).
4. Kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan (harga diri, otonomi,
dan prestasi, status, pengakuan, perhatian).
5. Kebutuhan untuk merealisasikan diri (pencapaian potensi diri
dan pemenuhan diri).
Penjelasan di atas disimpulkan bahwa seseorang dalam memilih
suatu profesi dipengauhi juga oleh tingkat kebutuhan yang harus mereka
penuhi. Faktor pertimbangan pasar kerja seperti jumlah lapangan kerja yang
tersedia, keamanan kerja, fleksibilitas karir, kesempatan promosi merupakan
salah satu pemenuhan kebutuhan yaitu kebutuhan akan keamanan. Seseorang
akan memilih satu diantara berbagai jenis pekerjaan jika orang tersebut telah
merasa akan mendapatkan kepastian ekonomi dari pekerjaan yang
berkaitan dengan dimana orang merasa terancam oleh situasi yang tidak jelas
atau tidak aman. (Nilam, 2008 : 26)
Semakin banyak dan luasnya jenis pekerjaan yang ditawarkan maka
semakin besar pula peluang (kepastian) seseorang untuk mendapatkan
pekerjaan tersebut, maka hal tersebut dapat menciptakan suasana atau rasa
aman dalam diri seseorang, sehingga pertimbangan pasar kerja yang
ditawarkan, dan keamanan kerja menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi mahasiswa untuk memilih suatu profesi.
2.2.4.7. Persepsi mahasiswa akuntansi tentang seorang akuntan publik
Wheeler (1983) dalam Andriati (2004) menemukan bahwa profesi
akuntan publik merupakan profesi yang dipandang menjanjikan prospek
yang cerah karena profesi ini memberikan tantangan intelektual dan
pengalaman belajar yang tidak ternilai. Akuntan publik juga merupakan
penasehat bisnis yang terpercaya dan profesi akuntan publik banyak menjadi
manajer, hal ini membentuk persepsi positif terhadap profesi akuntan publik.
Akuntan publik juga menghadapi banyak masalah dan tantangan
berat seperti peningkatan resiko dan tanggung jawab , adanya batasan waktu,
standar overload, persaingan sesama KAP, teknologi yang semakin canggih
yang harus selalu diikuti. (Collins, 1993 dalam Andriati), skandal-skandal
akuntansi yang melibatkan profesi akuntan publik, dan peraturan yang
semakin ketat. Keadaan ini membentuk persepsi negatif terhadap profesi
Wheeler (1983) dalam Andriati (2004) menyimpulkan bahwa
persepsi individu terhadap kelebihan dan kelemahan suatu profesi
merupakan faktor yang sangat menentukan pilihan profesi.
2.2.4.8. Teori yang melandasi pengaruh faktor Persepsi mahasisawa akuntansi tentang seorang akuntan publik terhadap pemilihan profesi.
Teori persepsi diri menganggap bahwa orang-orang
mengembangkan sikap berdasarkan bagaimana mereka mengamati dan
menginterprestasikan perilaku mereka sendiri. Dengan kata lain, teori ini
mengusulkan fakta bahwa sikap tidak menentukan perilaku tetapi sikap itu
dibentuk setelah perilaku berubah, dalam rangka mengubah sikap, manusia
harus menemukan rangsangan terhadap apa yang akan dikembangkan
berdasarkan pada kebutuhannya. (Ikhsan dan Ishak, 2005: 48), oleh karena
itu kita harus mengetahui unsur-unsur yang merangsang atau mempengaruhi
bentuk persepsi mahasiswa akuntansi terhadap persepsi akuntan publik.
Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang persepsi mahasiswa
akuntansi terhadap profesi akuntan publik adalah salah satu faktor penting
dalam pemilihan profesi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.
2.2.5. Premis dan Diagram Kerangka Pemikiran
Berdasarkan teori serta penelitian yang terdahulu yang telah
kemudian dari premis tersebut akan disimpulkan, sehingga menjadi dasar
dalam mengemukakan hipotesis, maka premis-premis tersebut adalah :
Premis 1 : Jenis pekerjaan yang dapat memberi kesempatan untuk
menggunakan ketrampilan dan kemampuan yang dimiliki
sehingga memperoleh kepuasan akan mempengaruhi
mahasiswa akuntansi dalam memilih profesi. Andriati (2004: 2)
Premis 2: Sifat pekerjaan, kesempatan yang diberikan untuk
mengembangkan kemampuan merupakan nilai intrinsik
pekerjaan, merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam
pemilihan profesi mahasiswa. (Isworo, 2007: 19)
Premis 3: Perilaku pimpinan dapat mempengaruhi motivasi para
pengikut, seperti tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri
untuk memperoleh kepuasan sehingga dapat mencapai tujuan.
(path-goal theory) yang dikemukakan oleh Robert J. House,
1971) dalam (Gibson, dkk, 1984: 300-301)
Premis 4 : Gaji atau penghasilan yang diperoleh merupakan daya tarik
utama sesorang dalam memilih pekerjaan. (Kurtinah, 2003:
183)
Premis 5 : Terdapat hubungan antara gaji atau penghasilan dengan
pemilihan profesi. Karena input utama dalam bekerja adalah
tingkat ekuitas yang diterima (gaji) harus dibanding atau lebih
dikemukakan oleh J. Stacy Adams, 1963) dalam Luthans (2006
: 290).
Premis 6 : Pertimbangan pasar kerja meliputi faktor jangka pendek seperti
jumlah lapangan yang tersedia dan faktor jangka panjang
seperti keamanan kerja. (Kurtinah, 2003 : 183)
Premis 7 : Gaji dipertimbangkan dalam keinginan berkarir karena
memang tujuan utama seseorang bekerja adalah penghargaan
finansial. (Prayogo, 2006: 24)
Premis 8 : Teori Hirarki Maslow menyatakan bahwa ada jenjang
kebutuhan yang akan dipenuhi diantaranya kebutuhan akan
keamanan seperti mendapatkan kepastian ekonomi dengan
memperoleh pekerjaan. (Abraham Maslow, 1954) Dalam
Winardi (2001 : 14)
Premis 9 : wheeler (1983) menyimpulkan bahwa persepsi individu
terhadap kelebihan dan kelemahan suatu profesi merupakan
faktor yang sangat menentukan pilihan profesi (Andriati, 2004)
Premis 10 : Andriati (2004) menyimpulkan bahwa faktor persepsi secara
signifikan mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih
Berdasarkan penelitian yang terdahulu maka kerangka pemikiran
teori dapat dibangun dalam gambar dibawah ini :
Gambar 2.2 : Diagram Kerangka Pikir
Regresi Logistik
2.2.6. Hipotesis
Penelitian ini akan melihat mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam pemilihan profesi. Nilai intrinsik pekerjaan
(X1)
Persepsi mahasisawa akuntansi tentang seorang
akuntan publik
(X4)
Pertimbangan pasar kerja
(X3)
Gaji
(X2)
Pemilihan Profesi
(Y)
Akuntan publik (Y1)
Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah
dikemukakan, maka dapat disusun hipotesis yang merupakan jawaban
sementara terhadap permasalahan yang harus diteliti dan dibuktikan.
Faktor nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja, dan
persepsi mahasiswa akuntansi tentang seorang akuntan publik berpengaruh
terhadap pemilihan profesi bagi mahasiswa akuntansi Universitas
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1.Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan
ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur
variabel tersebut (Nazir, 2005: 126).
Definisi operasional ini, tersebut hal-hal yang perlu didefinisikan
dan diamati agar tidak terjadi kesalahpahaman yang berkaitan dengan judul
“Analisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi
mahasiswa akuntansi sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik
(Studi pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “
Veteran” Jawa Timur)” yaitu pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi, dengan berbasis teori
dan rasionalitas yang telah diungkapkan dalam pendahuluan dan landasan
teori.
Dalam penelitian berikut ini, definisi operasional setiap variabel
A. Variabel Bebas
Variabel dalam penelitian ini yaitu nilai intrinsik pekerjaan (X1),
gaji (X2), pertimbangan pasar kerja (X3), persepsi mahasiswa tentang
seorang akuntan publik (X4).
1. Faktor intrinsik pekerjaan (X1)
Faktor intrinsik pekerjaan memiliki hubungan dengan kepuasan
yang diterima dan pencapaian tujuan oleh individu saat atau
sesudah seseorang melakukan pekerjaan (job content). Faktor-faktor
ini meliputi penghargaan, kesempatan mendapat promosi, tanggung
jawab pekerjaan, tantangan intelektual, dan pelatihan.
2. Gaji (X2)
Gaji yang diperoleh adalah sebagai kontraprestasi dari pekerjaan
yang telah diyakini secara mendasar bagi sebagian besar perusahaan
sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada
karyawannya. Kompensasi finansial yang rasional menjadi
kebutuhan mendasar kepuasan kerja.
3. Pertimbangan pasar kerja (X3)
Mahasiswa cenderung menyukai pekerjaan yang aman. Dalam hal
kemudahan mengakses lowongan pekerjaan, dan tidak mudah di
PHK. Selain mempertimbangkan faktor itu, mereka juga
mempertimbangkan faktor itu mereka juga mempertimbangkan
pekerjaan yang membuat mereka bisa berkembang lebih maju.
4. Persepsi mahasiswa akuntansi tentang seoramg akuntan publik (X4)
Dalam hal ini, mahasiswa cenderung memilih profesi akuntan
publik karena mempertimbangkan keuntungan yang akan
didapatkannya, khususnya keuntungan dalam jangka panjang, selain
itu juga dilihat dari pengorbanannya. bila mahasiswa memilih
menjadi akuntan publik maka pada saat awal bekerja dia tidak dapat
mengerjakan pekerjaannya dengan santai, gaji, yang kecil bila
belum berpengalaman, dan tanggung jawab sosial yang berat.
B. Variabel Terikat
Variabel terikat (Y) adalah pemilihan profesi sebagai akuntan
publik. .Dalam hal ini, mahasiswa dapat memilih salah satu diantara dua
profesi, yaitu sebagai non akuntan publik (Kode “0”) atau akuntan publik
(Kode “1”). Skala data pada variabel profesi adalah skala ordinal.
Teknik skala yang digunakan dalam pengukuran variabel adalah
skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
(Riduwan, 2004:86)
Untuk variabel bebas : Nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan
kerja, dan persepsi mahasiswa tentang seorang akuntan publik, diukur
dengan skala ordinal tipe likert dengan skala 1-5 yaitu sangat tidak setuju
sampai dengan sangat setuju.
Tabel 3.1. Skala Pengukuran kuesioner
Sangat Setuju (SS) Dengan nilai skor 5
Setuju (S) Dengan nilai skor 4
Netral (N) Dengan nilai skor 3
Tidak Setuju (TS) Dengan nilai skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) Dengan bilai skor 1
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Obyek Penelitian
Obyek yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah
adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,
2006: 55)
3.2.2. Populasi
Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999 : 115).
Populasi dalam penelitian ini 154 yang merupakan mahasiswa akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur yang
terdiri dari angkatan 2007, yang masih menjadi mahasiswa aktif. (Biro
Admik ‘10/’11).
3.2.3.Sampel
Sampel menurut Indiarto dan Supomo (2001: 115) adalah sebagian
anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan proses tertentu
sehingga diharapkan dapat mewakili populasi. Teknik penarikan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan probability sampling
anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu. (Sugiono, 2003 : 57)
Dengan ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini
diperoleh rumus :
N
n ……….(Umar, 2003 : 146)
1 + N(e)
Dimana :
n jumlah sampel
N jumlah populasi
e persen kelonggaran ketidakadilan karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat diinginkan yaitu 10%
Sedangkan sampel minimal yang dianjurkan berdasarkan rumus diatas
adalah
154
n
60,63 61 responden
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1.Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer
adalah data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual
terjadinya peristiwa (Sekaran, 2006: 77). Data primer dalam
penelitian ini adalah data dalam penyusunan dari mahasiswa UPN
“Veteran” Jawa Timur yang diambil dengan cara menyebarkan
kuesioner.
2. Data Sekunder
adalah data yang diperoleh melalui sumber yang ada (Sekaran, 2006
:77). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data jumlah
mahasiswa yang akan menjadi objek dalam penelitian ini.
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar
untuk memperoleh data yang diperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2005 :
127). Metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu:
a. Observasi langsung
Yaitu mengadakan pengamatan langsung dalam UPN “Veteran”
Jawa Timur untuk memenuhi gambaran yang nyata mengenai data
yang di dapat dari wawancara dan kuesioner.
b. Wawancara
Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab kepada beberapa responden di UPN
“Veteran” Jawa Timur.
c. Kuesioner
Merupakan daftar pertanyaan kepada responden yang berisi
pertanyaan menyangkut dengan masalah penelitian untuk kemudian
diberikan nilai atau skor.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer yaitu data yang diperoleh dengan melakukan survei lapangan yang
menggunakan semua metode pengumpulan data original. Metode
pengumpulan data digunakan dengan cara membagikan questionnaires
kepada responden, sebanyak 61 mahasiswa yang berpartisipasi dalam
penelitian ini.
3.4. Uji Kualitas Data
3.4.1. Uji Validitas
Uji Validitas (Sumarsono, 2004 : 31) dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan.
Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan
antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan
skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,
2009 : 45).
Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing
pertanyaan (ditunjukkan dengan taraf signifikasi lebih kecil dari 0.05), maka
dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut menpunyai validitas
3.4.2.Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009
: 45).
Perhitungan keandalan butir dalam penelitian ini menggunakan
fasilitas yang diberikan oleh SPSS untuk mengukur reliabilitas dengan Uji
Statistik Cronbach Alpha ().
Ukuran untuk menentukan reliabilitas adalah (Ghozali, 2002 : 133):
1. Jika nilai alpha > 0,6 maka pertanyaan reliabel
2. Jika nilai alpha < 0,6 maka pertanyaan tidak reliabel
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.5.1.Regresi Logistik
Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik karena variabel
Dalam pengujian multivariate digunakan analisis regresi logistik
untuk melihat faktor-faktor yang dapat dikaitkan dengan adanya pemilihan
profesi. Analisa data menggunakan regresi logistik dengan metode enter,
teknik ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari keseluruhan
variabel tanpa harus mengestimasi variabel. Untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel mempengaruhi atau tidak mempengaruhi dalam
pemilihan profesi bagi mahasiswa akuntansi.
Bentuk model regresi logistik adalah sebagai berikut :
Pi
Logit Pi = Ln =
0+
1 X1 +
2 X2+
3 X3+
4 X41 - Pi
1
P =
1 + e (0 + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 + 4 X4)
(Nahrowi dan Usman, 2002: 50)
Keterangan :
oleh variabel independennya.
Y : Pemilihan Profesi
Dimana : Y = 0 : bukan akuntan publik
Y = 1 : akuntan publik
X1 : Nilai intrinsik pekerjaan
X2 : Gaji
X3 : Pertimbangan pasar kerja
X4 : Persepsi mahasiswa tentang seorang akuntan publik.
0 : Koefisien konstan
1:2 :3:4 : Koefisien regresi untuk variabel X1 X2 X3 dan X4
3.5.2.Uji Hipotesis
Dari model regresi logistik yaitu dengan menggunakan pengujian
signifikasi model dan menguji kesesuaian model.
1. Pengujian signifikasi model, dengan menggunakan Uji Wald.
Uji Wald yaitu menggunakan uji signifikasi model pada tiap-tiap
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan hipotesis yang akan diuji
H0 : j 0 (tidak ada pengaruh)
H1 : j ≠ 0 (ada pengaruh)
untuk suatu J tertentu ; j = 0, 1…, p
b. Menentukan tingkat signifikasi yaitu = 5%
c. Melakukan Uji Statistik dengan menggunakan persamaan
matematis :
j 2Wj j = 0, 1, 2,…..p
Se.
jKeterangan : j = Koefisien regresi
Se (j) = Standar error / derajat
kesalahan koefisien j
d. Membandingkan Uji Wald dengan chi-square
Wald berdistribusi dengan derajat bebas 1 atau secara
Wj > 2 = H0 ditolak, H1 diterima
Wj < 2 = H0 diterima, H1 Ditolak
Bila H0 ditolak, artinya parameter tersebut signifikan secara
statistik pada tingkat signifikasi = 5%
Bila H0 diterima, artinya parameter tersebut tidak signifikan
secara statistik pada tingkat signifikas = 5%
(Nahrowi dan Usman, 2002 : 256)
2. Menilai kelayakan Model (goodness of fit test)
Hasil pengujian atas kelayakan model regresi (goodness of fit test)
logistik yang diukur dengan nilai chi-square. Berdasarkan uji
Hosmer dan Lemeshow test.
Hipotesisnya :
H0 : Tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang
diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.
H1 : Ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi
dengan klasifikasi yang diamati.
1. Jika nilai statistik Hosmer dan Lemeshow < 0,05 maka H0
ditolak, Hi diterima jika ada perbedaan yang nyata antara
model dengan nilai observasinya sehingga goodness of fit
model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai
observasinya.
2. Jika nilai statistik Hosmer dan Lemeshow > 0,05 maka H0
diterima, H1 ditolak berarti model mampu memprediksi nilai
observasinya atau model dapat diterima karena cocok dengan
data observasinya dan layak dipakai untuk penelitian
selanjutnya.
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1.Sejarah Umum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
merupakan salah satu lembaga tinggi swasta di Indonesia yang berdiri sejak
5 Juli 1959. Selama kurun waktu beberapa tahun, UPN “Veteran” Jawa
Timur telah mengalami berbagai perubahanstatus yaitu :
1. Sejak juli 1959 s/d 1965 Administrasi Perusahaan “Veteran” Cabang
Surabaya.
2. Pada 17 Mei 1968 Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN)
“Veteran” Cabang Jawa Timur dengan 3 Fakultas (Ekonomi,
Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi No.
062/Kpts/MENTRANVED/68.
3. Periode 1976-1994, terjadi peralihan status PTPN “Veteran” Cabang
Jawa Timur sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah
Departemen Pertahanan Keamanan RI.
4. Periode tahun 1977, terjadi perubahan nama PTPN “Veteran” Cabang
Jawa Timur menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Cabang “Jawa Timur.
5. Sejak Tahun akademik 1994/1995 penyelenggaraan dilakukan secara
mandiri sebagai Perguruan Tinggi Swasta.
6. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi No. 001/BAN-PT/AK-1/VII/1998 tanggal 11 Agustus 1998
telah memperoleh status akreditasi penuh untuk semua progdi
(Program Studi).
4.1.2.Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan
4.1.2.1. Falsafah
Turut serta mencerdaskan sumber daya manusia Indonesia melalui
adalah sebagian dari perbuatan mulia dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
4.1.2.2. Visi
UPN “veteran” Jawa Timur mempunyai cita-cita ke depan yang
dituangkan dalam bentuk visi : Menjadi Perguruan Tinggi yang terdepan,
modern dan mandiri dalam mengembangkan Tridharma Perguruan Tinggi,
untuk menghasilkan lulusan sebagai pioner pembangunan yang profesional,
inovatif dan produktif, dilandasi moral pancasila, jiwa kejuangan yang
tinggi dan wawasan kebangsaan dalam rangka menunjang pembangunan
nasional.
4.1.2.3. Misi
Untuk mewujudkan ciri khas tersebut, UPN “veteran” Jawa Timur
mempunyai misi yaitu :
a. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat dengan senantiasa mengedepankan mutu hasil didik
yang didukung oleh tenaga pengajar yang berkualitas dan
b. Menghasilkan lulusan yang cakap, profesional, kreatif, inovatif, dan
produktif yang mampu bersaing dan mengisi peluang bursa tenaga
kerja serta menciptakan lapangan kerja.
c. Membekali dan memantapkan setiap mahasiswa agar menjadi manusia
yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki jiwa
pengabdian dan tanggung jawab serta disiplin yang tinggi, cinta
kepada tanah air dan bangsa dalam rangka menunjang
pembangunan nasional.
4.1.2.4. Tujuan
Menunjang pembangunan nasional di bidan pendidikan tinggi
dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang cakap, profesional,
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki disiplin,
tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi serta rasa kepedulian terhadap
pembangunan nasional.
Jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang terdiri pada
tahun 1974 merupakan salah satu dari 7 (tujuh belas) jurusan akuntansi di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Alasan
pendirian Progdi Akuntansi adalah :
a. Mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan bangsa
b. Pada tahun 1974 belum banyak perguruan tinggi di Surabaya dan Jawa
Timur mendirikan mendirikan progdi akuntansi
c. Perkembangan industri, perdagangan, perbankan di propinsi Jawa
Timur khususnya kota Surabaya sangat pesat.
d. Kebutuhan pendidikan tinggi yang diminati masyarakat yang semakin
tinggi.
Pada awalnya jurusan memiliki status negeri kedinasan di bawah
pengelolaan Departemen Pertahanan. Pada tahun 1994 berdasarkan
keputusan bersama Mendikbud No : Kep/0307/U/1994 dan Menhamkan
No : Kep/10/XI/1994 status Progdi Akuntansi berubah menjadi swasta.
Pada tahun 1998 Progdi memperoleh akreditasi pertama dengan
nilai B berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas
Nomor : 00177/Ak-1.1/UPIAKT/VIII/1998. Pada tahun 2003 memperoleh
Dirjen Dikti Depdiknas Nomor : 06170/Ak-VII-S1-044/UPIAKT/2003.
Selanjutnya pada tahun 2009 Progdi Akuntansi memperoleh akreditasi
dengan nilai A berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti
Depdiknas Nomor : 039/BAN-PT/Ak-XI/S1/1?2009.
4.1.3.1. Visi Progdi Akuntansi
Sebagai pusat keunggulan (center of excellence) dalam proses
belajar mengajar bidang ilmu akuntansi, baik bagi dunia akademik maupun
praktis, dalam rangka menghasilkan lulusan sebagai pioner pembangunan
yang profesional, inovatif, produktif, bermoral Pancasila dan memiliki nilai
kejuangan dalam menghadapi dinamika ilmu pengetahuan, teknologi dan
ekonomi global.
4.1.3.2. Misi Progdi Akuntansi
Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang profesional
dalam bidang akuntansi sesuai dengan tuntutan zaman melalui proses
pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan
mengedepankan semagat kejuangan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, pelayanan, adil, partisipatif, kemitraan, dapat dipercaya, saling
memajukan dan penyempurnaan berkesinambungan dalam menghasilkan
4.1.3.3. Tujuan Progdi Akuntansi
Mendidik mahasiswa menjadi tenaga-tenaga akuntansi yang
profesional baik secara konseptual maupun praktikal, yang memacu
intelegensi, berpikir secara mendalam dan siap berprestasi dalam bidang
ilmu akuntansi, guna menunjang pembangunan nasional.
4.1.3.4. Lokasi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Lokasi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur berada di lingkungan Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur, yaitu di Jalan Rungkut Madya, Gunung
Anyar, Surabaya 60294.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1.Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan (X1)
Faktor intrinsik pekerjaan memiliki hubungan dengan kepuasan
yang diterima dan pencapaian tujuan individu saat atau sesudah seseorang
melakukan pekerjaan (job content). Berikut ini deskripsi dari variabel nilai
intrinsik pekerjaan (X1) adalah :
Skor No Uraian
1 2 3 4 5 Total
1. Kesempatan untuk
berkembang (X1.1)
2. Keahlian tertentu
untuk mencapai
4. Kebebasan dalam
melaksanakan
5. Kesempatan untuk
berinteraksi dengan
6. Penuh tantangan
secara intelektual
7. Memiliki suasana
dinamis dan penuh kekeluargaan (X1.7)
1
8. Lebih bergengsi
daripada profesi
Sumber : Lampiran 2
Rata-rata prosentase jawaban responden pada tabel 4.1
menjelaskan terdapat 78.6% responden yang menjawab skor 4-5 (49.5%
berada pada skor 4 dan 29.1% berada pada skor 5), berdasarkan nilai skor
jawaban yang diberikan tersebut diketahui bahwa responden cenderung
setuju dengan berbagai pertanyaan yang diberikan kepada mereka.
Responden berpendapat bahwa memiliki nilai intrinsik yang tinggi
yang dilihat dari penghargaan yang diterima, kesempatan untuk mendapat