• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI JAKET KULIT DI KOTA MAGETAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI JAKET KULIT DI KOTA MAGETAN."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

BAGUS NUR JATI SATRIA NPM : 0342010084

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

KONSUMEN DALAM MEMBELI JAKET

KULIT DI KOTA MAGETAN

Nama Mahasiswa : Bagus Nur Jati Satria

NPM : 0342010084

Jurusan : Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah Disetujui Untuk Ujian Lisan Oleh :

PEMBIMBING

Dra. Lia Nirawati, MSi NIP. 030 223 072

DEKAN

(3)

dengan terselesaikannya laporan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Kualitas

Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Jaket Kulit Di Kota Magetan”

Keberhasilan dalam penuisan laporan skripsi ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak dan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya suatu bimbingan

dari Ibu Lia Nirawati, Dra, MSi, selaku dosen pembimbing utama yang telah

meluangkan waktu dan perhatian untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan

masukan yang berarti selama penyusunan laporan skripsi ini, sehingga dapat

terselesaikan dengan baik. selain itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa

mengucapkan terima kasih kepada berbagi pihak yang turut serta mendukung

tersusunya skripsi ini, antara lain:

1. Dra. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim Surabaya.

2. Drs. Sadjudi, SE, MSi, selaku Ketua Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jatim Surabaya.

3. Drs. Nurhadi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Administasi Bisnis Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

(4)

memberikan dukungan, dorongan, serta doa dan restunya.

6. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi

terselesainnya laporan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu

Penulis mengharapkan perlu adanya penelitian lanjutan,sehingga kritik dan

saran sangat dibutuhkan demi perbaikan pada masa yang akan datang. Akhir kata,

Semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Juni 2010

(5)

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR GAMBAR... vi

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfat Penelitian... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 7

2.1.1. Pemasaran ... 7

2.1.1.1. Pengertian Pemasaran ... 7

2.1.1.2. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 8

2.1.1.3. Konsep Pemasaran ... 9

2.1.1.4. Strategi Pemasaran ………... ... 10

2.1.2. Bauran Pemasaran………... 11

2.1.3. Produk... 13

2.1.3.1. Pengertian Produk ... 13

2.1.3.2. Kualitas Produk ... 14

(6)

2.1.4.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga……... 20

2.1.4.3. Strategi Penetapan Harga... ... 22

2.1.4.4. Tujuan Penetapan Harga……… …. 22

2.1.5 Keputusan Pembelian Konsumen ... 23

2.1.5.1. Pengertian Keputusan Pembelian... 23

2.1.5.2. Sub Keputusan Pembelian ... 24

2.1.5.3. Proses Keputusan Membeli... 24

2.1.5.4. Jenis-jenis Tingkah Laku Keputusan Pembelian ... 27

2.1.5.5. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keputusan membeli... 28

2.1.6. Jenis Perilaku Konsumen... 30

2.2. Kerangka Berpikir... 32

2.3. Hipotesis... 33

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 34

3.1.1.Kualitas dan Harga... 34

3.1.2. Keputusan Membeli/Variabel Terikat ... 36

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel... 36

3.2.1 Populasi ... 36

(7)

3.3.2. Sumber Data ... 38

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.4. Pengujian Kualitas Data ... 39

3.4.1. Validitas ... 39

3.4.2. Reliabilitas ... 40

3.5. Metode Analisis Data ... 41

3.5.1. Regresi Linier Berganda... 41

3.5.2. Uji Hipotesis ... 44

3.5.2.1. Uji F (Secara Simultan)... 44

3.5.2.2. Uji t (Secara Parsial) ... 46

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 50

4.2. Penyajian Data ... 51

4.2.1. Klasifikasi Responden Menurut Jenis Kelamin .. 51

4.2.2. Klasifikasi Responden Menurut Usia ... 52

4.2.3. Distribusi Frekuensi Kualitas Produk (X1) ... 52

4.2.4. Distribusi Frekuensi Harga (X2) ... 54

4.2.5. Distribusi Frekuensi Keputusan Membeli (Y) ... 4.3.Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 56

(8)

4.3.3.2. Uji Asumsi BLUE (Best Linear Unbiased

Estimator) ... 59

4.3.3.3. Regresi Linier Berganda ... 61

4.3.3.4. Pengujian Hipotesis ... 62

4.3.4. Pembahasan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 69

5.2. Saran... 70

(9)

HARGA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI JAKET KULIT DI KOTA MAGETAN.

Penelitian ini dilakukan pada jaket kulit di kota Magetan. Berdasarkan data penjualan jaket kulit di kawasan Selosari Magetan diketahui bahwa terjadi penurunan dalam tiga tahun terakhir mulai dari tahun 2006-2008. Pada tahun 2006 terjadi penjualan sebanyak 188 potong, selanjutnya pada tahun 2007 terjadi penjualan sebanyak 164 potong, dan terakhir pad tahun 2008 terjadi penjualan sebanyak 146 potong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan menganalisis kualitas produk dan harga pada jaket kulit terhadap keputusan konsumen dalam membeli jaket kulit di kota Magetan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen yang membeli produk jaket kulit di Jl. Sawo, Selosari, Magetan yang berjumlah 96 orang. Teknik penentuan sampel menggunakan purpossive sampling adalah teknik sampling yang digunakan peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang

digunakan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk (X1) dan harga (X2)

terhadap keputusan membeli (Y) dalam membeli jaket kulit di kota Magetan yang akan diuji dengan menggunakan program SPSS 13.0. Dengan tingkat signifikansi 5%, didapatkan persamaan regresi berikut :

Y = 1,626 + 0,396 X1 - 0,565 X2

Hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS 13.0 memperlihatkan dengan menggunakan uji F didapatkan bahwa kualitas produk (X1) dan harga (X2) secara simultan berpengaruh terhadap keputusan membeli

(Y) dalam membeli jaket kulit di kota Magetan, sedangkan dengan menggunakan uji t didapatkan bahwa kualitas produk (X1) dan harga (X2) secara parsial

berpengaruh terhadap keputusan membeli (Y) dalam membeli jaket kulit di kota

Magetan. Harga (X2) memberikan pengaruh dominan terhadap keputusan

(10)

1.1 Latar Belakang

Perusahaan adalah suatu organisasi yang di dalamnya terdapat atau

terdiri dari dua orang atau lebih yang mana masing - masing orang memiliki

peran dan tugas sendiri. Telah diketahui bahwa sumber daya manusia atau

faktor manusia menentukan kelangsungan hidup daripada suatu perusahaan,

sehingga tidak ada satupun perusahaan yang tidak melibatkan munsia dalam

merealisasikan tujuannya.

Persaingan antar perusahaan besar maupun kecil yang semakin

menjadikan perusahaan untuk berusaha bertahan dan berkembang. Pada

dasarnya semua perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, industri dan

perdagangan memiliki tujuan yang sama dalam menjalankan usahanya yaitu

mendapatkan keuntungan.

Dalam beberapa waktu terakhir ini perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang sangat cepat telah membuat asumsi dasar bahwa

persaingan abad industri telah bergeser menuju pada persaingan abad

informasi. Hubungan komunikasi dan informasi yang semakin canggih telah

menciptakan era informasi yang tidak mengenal batas waktu dan negara.

Oleh karena itu suatu perusahaan untuk meningkatkan daya saing melalui

(11)

Hal ini menjadi sangat penting bagi kelangsungan hidup sebuah

perusahaaan yang siap bersaing dalam usaha meningkatkan perusahaan.

Persaingan antar perusahaan yang sangat ketat, membutuhkan kemampuan

perusahaan untuk meningkatkan kinerja secara menyeluruh. Tiap perusahaan

dituntut untuk dapat melaksanakan strateginya dalam menghadapi kompetisi

dan menggunakan sumber daya secara lebih efektif dan efisien, yang

akhirnya visi, misi dan strategi perusahaan dapat tercapai.

Namun bagaimana orang-orang yang terlibat dalam perencanaan

strategis perusahaan, misalnya dewan direktur perusahaan, manajer,

supervisor, dan karyawan berkomunikasi. Hal ini masih menjadi masalah di

negara maju maupun di negara yang sedang berkembang seperti di

Indonesia. Produk akhir (barang atau jasa), rencana strategis, proses-proses

manajemen, tidak dikomunikasikan secara baik kepada pengguna akhir.

Namun sayangnya upaya awal yang menggunakan banyak sumber daya

(waktu, uang, dan energi) itu tidak berdampak bagi orang-orang yang harus

melaksanakan rencana bisnis strategis tersebut. Sebagai konsekuensi

pelaksanaan rencana bisnis strategis yang kurang baik itu, hasil yang

diperoleh organisasi bisnis tersebut tidak memuaskan.

Dalam dunia industri, industri tekstil Indonesia telah mencapai suatu

perkembangan yang luas. Kalau pada beberapa tahun yang lalu hanya

terfokus pada industri tekstil yang berskala besar, maka di era globalisasi ini

tidak hanya terfokus pada industri-industri tekstil yang berskala besar

(12)

industri kecil, khususnya industri rumah tangga dan diantaranya adalah

pengrajin jaket kulit.

Produk kulit merupakan salah satu produk tekstil. Produk kulit tak

akan habis oleh zaman. Bahkan, biasanya penggemar kulit sangat fanatik

dan setia menggunakan aksesoris ini. Jaket kulit, misalnya. Barang ini

seperti wajib dimilki para penggemar kulit. Sebagai penghangat tubuh,

sudah banyak jaket yang terbuat dari kain. Tetapi jaket yang terbuat dari

kulit, apalagi kulit itu asli, ini yang masih sedikit.

Para penggemar jaket kulit semakin hari semakin bertambah, hal ini

dapat dilihat dengan adanya perusahaan yang membeli jaket kulit dari para

pengrajin kulit, dan banyaknya konsumen yang membeli produk jaket kulit.

Sejalan dengan semakin berkembangnya zaman dan menigkatnya

kreativitas para pelaku kerajinan kulit, khususnya kulit sapi dalam

menciptakan keragaman komoditas hasil olahan dari bahan kulit. Kualitas

jaket kulit yang diproduksi oleh para pengrajin kulit semakin meningkat.

Bahkan kualitas kulit yang diproduksi tidak kalah dengan negara lain.

Harga jaket kulit bervariasi, tergantung jenis kulit dan kualitasnya.

Misalnya jaket kulit denagn bahan baku kulit sapi, pengrajin menjualnya

dengan harga diantara Rp 400.000,- hingga Rp 600.000,- bahkan lebih.

Kendati demikian sekarang ini, nasib para pengrajin kulit tak sehebat

produknya yang terkenal. Semakin hari omzet penjualan semakin menurun.

(13)

masuknya produk-produk kulit dari luar negeri. Terutama jaket kulit bekas

yang dijual dengan harga di bawah standar.

Sebagai contoh adalah kawasan Selosari, Magetan yang merupakan

pusat penjualan jaket kulit di Kota Magetan. Data penjualan jaket kulit pada

tahun 2006, 2007 dan 2008 menunjukkan penurunan. Hal ini dapat dilihat

pada data penjualan, yang menunjukkan tahun 2006 = 188 potong, tahun

2007 = 164 potong, dan tahun 2008 = 146 potong.

Dari data penjualan tersebut menunjukkan terjadi penurunan dalam

tiga tahun terakhir. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan

volume penjualan, yaitu produk, harga, kualitas, dan promosi.

Oleh sebab itu penulis mencoba meniliti seberapa besar pengaruh

kualitas produk dan harga jaket kulit dengan bahan baku kulit sapi terhadap

minat konsumen di kota Magetan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang terjadi maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah kualitas produk dan harga pada jaket kulit secara simultan

berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli jaket kulit

di kota Magetan ?

2. Apakah kualitas produk dan harga pada jaket kulit secara parsial

berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli jaket kulit

(14)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah kualitas produk dan harga pada jaket kulit

secara simultan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam

membeli jaket kulit di kota Magetan ?

2. Untuk mengetahui apakah kualitas produk dan harga pada jaket kulit

secara parsial berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam

membeli jaket kulit di kota Magetan ?

1.4 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang dikemukakan, adapun

manfaat yang diharapkan antara lain :

1. Manfaat teoritis

Memberikan bukti secara empiris mengenai pengaruh kualitas produk

dan harga terhadap keputusan konsumen dalam membeli jaket kulit

dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis

pada pengembangan teori pemasaran.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai solusi

alternatif dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan

permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh kualitas produk

(15)

2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pemasaran

2.1.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan proses mengkonsentrasikan berbagai sumber daya

dan sasaran dari sebuah organisasi pada berbagai macam kesempatan dan

kebutuhan lingkungan. Pemasaran bersifat universal, sehingga teoritis dan

prakteknya nyaris sama di setiap wilayah. Didalam pemasaran terdapat

sekumpulan konsep, sarana, teori, kebiasaan, prosedur dan pengalaman yang

secara bersamaan tersusun menjadi kerangka pengetahuan yang dapat dipelajari.

Menurut Kotler (1999 :15) mendefinisikan pemasaran suatu proses sosial

dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan

keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuai yang

bernilai satu sama lain”.

Dari definisi tersebut terlihat saling keterkaitan dan lengkapnya ruang

lingkup pemasaran. Untuk itu diperlukan kemampuan organisasi dan manajemen

yang handal dalam menerapkan pemasaran. Pemasaran menurut American

Marketing Association (AMA) yang dikutip oleh Kotler (1999:53) adalah : “Suatu

proses perencanaan dan eksekusi mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga,

promosi hingga distribusi barang-barang, ide-ide dan jasa-jasa untuk melakukan

(16)

Berdasarkan definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahawa pemasaran

merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan

organisasi mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui suatu

proses perencanaan dengan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi

sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu

memuaskan tujuan pelanggan.

2.1.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran terjadi bila sekurang-kurangnya satu pihak pelaku

pertukaran potensial berpikir tentang sarana-sarana untuk melaksanakan

tanggapan yang diinginkan oleh pihak pertama dari pihak lain. Dalam hal ini

manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta

mendapatkan, menjaga dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan,

penyerahan dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul.

Menurut Kotler dan Armstrong (1999:13), manajemen pemasaran sebagai

analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang

untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang

menguntungkan dengan target pembeli demi mencapai sasaran organisasi.

Sedangkan menurut Kotler (2002:9), manajemen pemasaran adalah proses

perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta

penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

(17)

Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen

pemasaran mencakup proses analisis perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

juga mencakup barang, jasa dan gagasan dalam mencapai sasaran organisasi.

2.1.1.3 Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran menyatakan bahwa kondisi perekonomian yang sering

berubah saat ini secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap

kegiatan pemasaran perusahaan, maka konsep pemasaran yang disusun oleh suatu

perusahaan harus sesuai dengan situasi dan kondisi pasar yang ada atau dengan

kata lain perusahaan harus berorientasi dengan pembeli.

Menurut Kotler (1999:21), menyatakan bahwa kunci untuk mencapai

tujuan organisasi adalah terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar

sasaran dan penyerahan produk yang memuaskan secara efektif dan efisien

dibandingkan dengan pesaing.

Konsep pemasaran menurut Swastha (2001:10) merupakan sebuah falsafah

bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat

ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sebagai falsafah bisnis,

konsep pemasaran tersebut telah disusun dengan memasukkan tiga elemen pokok,

yaitu :

a. Orientasi Konsumen

Perusahaan yang ingin mempraktekkan konsumen harus :

1 Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan

(18)

2 Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.

3 Menentukan produk program pemasaran.

4 Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur dan menilai

tingkah laku dan sikap mereka.

5 Menentukan strategi yang baik dengan menitikberatkan pada mutu yang

tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.

b. Volume penjualan yang menguntungkan

Merupakan tujuan konsep pemasaran, artinya laba itu dapat diperoleh melalui

pemasaran konsumen. Laba merupakan pencerminan dari usaha-usaha

perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan pada konsumen. Untuk itu

perusahaan harus dapat menyediakan atau menjual barang dan jasa dengan

harga yang layak.

c. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan

Untuk memberikan kepuasan konsumen secara optimal, maka semua elemen

pemasaran yang ada harus dikoordinasi dan diintegrasikan. Disamping itu juga

perlu dihindari adanya pertentangan di dalam perusahaan dengan pasar.

2.1.1.4 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan bagian dari kegiatan pemasaran. Oleh

karena itu strategi pemasaran haruslah tepat, efektif dan efisien. Menurut Irawan

(2001:116-120), menyatakan bahwa strategi pemasaran merupakan suatu proses

analisis dari peluang pasar, pemilihan tujuan pengembangan strategi atau

(19)

tempat, distribusi, dan promosi serta mengkombinasikan keempat faktor tersebut

sehingga menjadi bauran pemasaran yang baik. Adapun strategi pemasaran itu

adalah sebagai berikut :

1 Menentukan konsumen yang akan dijadikan sebagai sasaran perusahaan

Hanya mengkonsentrasikan pada satu sasaran saja, konsumen yang dituju

harus dapat dilayani dengan menentukan bauran pemasarannya.

2 Menentukan yang diinginkan konsumen

Strategi pemasaran yang baik memerlukan pengetahuan mengenai apa yang

diinginkan oleh konsumen yang menjadi target pasar tersebut.

3 Menentukan bauran pemasaran

Menentukan variabel-variabel yang digunakan perusahaan dalam memenuhi

kebutuhan dan memuaskan keinginan konsumen yaitu harga, produk,

distribusi dan promosi.

2.1.2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Setelah memutuskan strategi pemasaran untuk bersaing secara

keseluruhan, perusahaan harus siap untuk mulai merencanakan rincian dari bauran

pemasaran.

Bauran pemasaran merupakan suatu konsep utama pemasaran modern.

Menurut Kotler (1999:45), menyatakan bahwa marketing mix adalah perangkat

alat perusahaan taktis yang dapat dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan

(20)

Bauran pemasaran (Lamb, Hair, McDaniel, 2001:55), merupakan paduan

antara empat P yaitu produk(product), tempat(place), promosi(promotion) dan

harga(price) untuk mencapai hasil yang optimal.

Marketing mix terdiri dari product, price, promotion dan place menempati

posisi yang sangat vital dalam strategi pemasaran perusahaan dalam strategi

pemasaran perusahaan dalam rangka mencapai konsumen potensialnya.

2.1.3. Produk

2.1.3.1 Pengertian Produk

Produk (Tjiptono, 2001:95) merupakan segala sesuatu yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dimiliki, digunakan, atau

dikonsumsi dan yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan. Sebelum

membuat produk yang dapat dilempar ke pasar, beberapa keputusan mengenai

produk harus diperhatikan dengan benar oleh produsen. Keputusan-keputusan

tersebut antara lain mengenai mutu produk, tampilan pilihan yang ditawarkan,

model, nama merk, ukuran, kemasan maupun layanan setelah pembelian.

Keputusan yang dibuat harus memperhatikan keinginan pasar.

2.1.3.2. Kualitas Produk

Pada umumnya perusahaan industri maupun perdagangan dalam

menjalankan aktivitasnya selalu membutuhkan adanya pengawasan kualitas untuk

menunjang kelangsungan hidup usahanya. Karena didalam perkembangan suatu

(21)

perusahaan, karena perusahaan yang menghasilkan produk tanpa memperhatikan

kualitas produknya maka akan berarti menghilangkan harapan dan akan

mengalami kesulitan pemasaran atau berakibat buruk terhadap masa depan

perusahaan.

Peranan kualitas menjadi bertambah penting dengan adanya

perkembangan peradaban manusia, dimana terdapat perkembangan keahlian

manusia sehingga terjadilah pemisahan kelompok antara produsen dan konsumen.

Perkembangan keadaan ini mempengaruhi kualitas barang-barang yang langsung

mempengaruhi kebutuhan hidup manusia. Dengan adanya perkembangan

teknologi maka para produsen berusaha untuk menjaga reputasi atau nama

baiknya. Usaha untuk menjaga reputasi ini dapat dilakukan melalui kualitas dari

barang-barang dihasilkanya.

Harsono (2000 : 132 ) yang mengungkapkan bahwa kualitas atau kualitas

merupakan ciri atau sifat yang menggambarkan keadaan suatu produk atau

jasa.pada umumnya kualitas ini dihubungkan dengan penggunaan khusus seperti

misalnya : penjang, warna, berat dan lain-lain.

Feigenbaum (2001 : 7) mengatakan bahwa kualitas produk dan jasa adalah

keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa,

pembikinan dan pemeliharaan yang membuat peoduk dan jasa yang digunakan

memenuhi harapan-harapan pelanggan.

Sedangkan Asauri (2001 : 205) mengatakan bahwa kualitas diartikan

(22)

barang / hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang / hasil dimaksudkan

atau dibutuhkan.

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa barang-barang yang

diproduksi haruslah dapat memenuhi beberapa tujuan, dan agar supaya

barang-barang tersebut dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan tersrbut, maka barang-barang

tersebut harus mempunyai kualitas yang tertentu. Dalam hal ini pronusen tidak

dapat begitu saja menentukan kualitas yang bagaimana dan yang dibutuhkan

konsumen serta yang akan dihasilkan karena keinginan, kebutuhan dan selera

antara konsumen berbeda beda. Kualitas adalah sesuatu yang diputuskan oleh

pelanggan aau konsumen, buka oleh pemasaran atau manajemen umum. Kualitas

didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk atau jasa, diukur

berdasarkan persyaratan pelenggan tersebut.

2.1.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk

Kualitas dipengaruhi oleh factor yang akan menentukan bahwa suatu

barang dapat mamenuhi tujuanya. Oleh karena itu, kualitas merupakan tingkatan

pemuasan suatu barang. Assauri (2001 : 206) mengemukakan bahwa tingkat

kualitas ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Fungsi suatu barang

Sutau barang yang dihasilkan hendaknya memperhatikan fungsi untuk

apa barang tersebut digunakan atau dimaksudkan, sehingga

barang-barang yang dihasilkan harus dapat benar-benar memenuhi fungsi

(23)

kepuasan para konsumen, sedangkan tingkat kepuasan tertinggi tidak

selamanya dapat dipenuhi atau dicapai, maka tingkat suatu kualitas

barang tergantung pada tingkat pemenuhan fungsi kepuasan

penggunaan barangyang dapat dicapai. Kualitas yang hendak dicapai

sesuai dengan fungsi apa barang tersebut digunakan atau dibutuhkan,

tahan lamanya, kegunaan, berat, bunyi, mudah tidaknya perawatan dan

kepercayaan.

2. Wujud luar

Salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakan oleh konsumen

dalam melihat suatu barang pertama kalinya, untuk menentukan barang

tersebut adalah wujud luar barang itu. Kadang-kadang walaupun

barang yang dihasilkan secara teknis atau mekanis telah maju, tetapi

bila wujd luarnya kuno atau kurang dapat dterima maka hal ini dapat

menyebabkan barang tersebut tidak disenangi oleh konsumen atau

pembeli, karena dianggap kurang memenuhi syarat-syarat. Factor

wujud luar yang terdapat pada suatu barang tidak hanya terlihat dari

bentuk, tetapi juga dari warna, susunan dan hal-hal lainya.

3. Biaya barang tersebut

Umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan

kualitas barang tersebut. Hal ini terliuat dari barang-batang yang

mempunyai biaya atau harga yang mahal, dapat mrnunjukan bahwa

kualitas barang tersebut relative lebih baik. Demikian pula sebaliknya.

(24)

dapat mrnunjukan bahwa suatu barang tersebut relatif lebih rendah. Ini

terjadi, karena biasanya untuk mendapatkan kualitas yang baik atas

suatu produk dibutuhkan biaya yang lebih mahal. Mengenai biaya

barang-barang ini perlu kiranya disadari bahwa tidak selmanya biaya

suatu barang dapat menentukan kualitas barang tersebut, karena biaya

yang diperkirakan tidak selamanya biaya yang sebenarnya, sehingga se

ring terjadi adanya inefisiensi. Jadi tidak selalu biaya atau harga dari

barang itu lebih rendah dari pada nilai barang itu, tetapi kadang-kadang

terjadi bahwa biaya atau harga dari suatu barang lebih inggi dari pada

nilai yang sebenarnya, karena adanya inefisiensi dalam menghasilkan

barang tersebut dan tingginya keuntungan yang diambil terhadap

barang itu.

2.1.3.4. Dimensi Kualitas Produk

Seorang pemasar dalam mengembangkan suatu produk harus menetapkan

derajat kualitas bagi produknya. Karena kualitas produk menunjukan kemampuan

sebuah produk untuk menjalankan fungsinya sebagaimana dikemukakan oleh

Kotler dan Amstrong (2001 : 257) yaitu “produk quality neans the ability of

product to perform its functions”.

Kualitas produk dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu sudut

pandang internal dan eksternal. Karena dari sudut pandang pemasaran kualitas

diukur dengan persepsi pembeli sesuai dengan pernyataan Kotler dan Amstrong

(25)

pandang yang digunakan untuk melihat kualitas produk adalah sudut pandang

eksternal. Konsumen menilai baik buruknya kualitas suatu produk berdasarkan

persepsinya. Suatu produk dikatakan berkualitas jika memnuhi keburuhan dan

keinginan pembeli. Kualitas ditentukan oleh konsumen dan pengalaman mereka

terhadap produk.

Dalam merencanakan produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan ke

konsumen, perencaan produk harus memperhatikan dimensi kualitas produk.

Melalui dimensi atau unsur-unsur tersebut dapat diketahui tingkatan produk mana

yang lebih disukai oleh konsumen. Dengan memperhatikan dimensi kualitas

produk diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Menurut

Kotler dan Amstrong (2001 : 11) spesifikasi dari dimensi kualitas produk yang

relevan dengan pelanggan dapat dikelompokan dalam enam (6) dimensi yaitu :

1. Performance

Hal yangh paling penting bagi pelanggan atau konsumen adalah kualitas

produk yang menggambarkan keadaan sebenarnya atau apakah pelayanan

yang diberikan dengan cara yang benar.

2. Range and type of feature

Selain fungsi utama dari suatu produk dan pelayanan, pelanggan sering

kali tertarik pada kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki produk dan

pelayanan.

3. Reability and durability

Keandalan produk dalam penggunaan secara normal dan berapa lama

(26)

4. Maintainability and serviceability

Kemudahan dalam pengoperasian produk dankemudahan perbaikan

maupun ketersediaan bahan atau komponen pengganti.

5. Sensori chasacteristicts

Pempilan corak, rasa, daya tarik, bau, selera dan beberapa factor lainya mu

ngkin menjadi aspek penting dalam kualitas.

6. Ethical profile and image

Kualitas adalah bagian terbesar dari kesan pelanggan terhadap produksi

dan pelayananya.

2.1.4. Harga (price)

Harga mencerminkan jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan

untuk mendapatkan produk. Harga yang ditetapkan tersebut memuat komponen

biaya yang dikeluarkan produsen ketika membuat produk dan margin laba yang

diinginkan oleh produsen tersebut.

2.1.4.1 Pengertian Harga

Menurut Basu Swasta (2000 :193) harga merupakan faktor yang perlu

diperhatikan serta perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga, antara lain

biaya, keuntungan, pesaing serta perubahan keinginan pasar.

Harga yang merupakan salah satu atribut yang paling penting yang

dievaluasi oleh konsumen. Karena dalam situasi tertentu konsumen sangat

(27)

lebih tinggi dapat mengeliminasi produk dari pertimbangan konsumen. Akan

tetapi, dalam kasus lainnya harga dapat dipergunakan sebagai indikator pengganti

kualitas produk, dengan hasil bahwa harga yang dipandang lebih tinggi dipandang

positif oleh segmen pasar tertentu.

Secara umum ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam

menetapkan harga (Kotler, 2002 : 341-351), yaitu:

1. Faktor lingkungan internal perusahaan

a. Sasaran pemasaran, bisa berupa maksimisasi laba, mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar,

menciptakan kepemimipinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan,

melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain-lain.

b. Strategi bauran pemasaran, di mana harga merupakan satu-satunya alat

pemasaran yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai sasaran

pemasarannya sehingga harus dikordinasi dengan rancangan produk,

distribusi dan promosi.

c. Biaya, merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus

ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu,

setiap perusahaan pasti menaruh perhatian besar pada aspek struktur biaya

( variabel), serta jenis-jenis biaya lainnya.

d. Organisasi, dimana manajemen perlu memutuskan siapa dalam organisasi

yang harus menetapakan harga. Dalam hal ini setiap perusahaan

(28)

2. Faktor lingkungan eksternal perusahaan

a. Sifat pasar dan permintaan, dimana setiap perusahaan perlu memahami

sifat dasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar

persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, atau monopoli.

Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan.

b. Persaingan, dalam hal ini yang mempengaruhi keputusan penetapan harga

perusahaan perusahaan adalah biaya dan harga pesaing, serta kemungkinan

reaksi pesaing terhadap perubahan harga perusahaan sendiri.

c. Faktor-faktor lingkungan yang lain, seperti kondisi ekonomi, perdagangan,

pemerintah, dan pertimbangan sosial.

2.1.4.2.Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Harga

Menurut Basu Swastha (2001:241), menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi harga meliputi :

a. Keadaan perekonomian

Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku

seperti peperide resisi, misalnya inflasi dan deflasi.

b. Penawaran dan permintaan

Dengan daya permintaan yang sangat besar terhadap suatu barang tertentu

akan mengakibatkan harga barang tersebut meningkat sedangkan apabila

(29)

c. Elastisitas permintaan

Dapat juga dikatakan sebagai permintaan pasar. Sifat tidak hanya berpengaruh

terhadap penentuan harga tetapi mempengaruhi volume yang dijual, apabila

terjadi kenaikan harga maka penjualan akan menurun dan sebaliknya.

d. Persaingan

Harga jual suatu produk juga dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada

antara lain persaingan murni.

e. Biaya

Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga maksimum, sebab suatu

tingkat harga yang tidak dapat menutupi biaya akan mengakibatkan kerugian.

Apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya akan menghasilkan

keuntungan.

f. Tujuan perusahaan

Setiap penetapan harga selalu dikaitkan dengan tujuan perusahaan yang

hendak dicapai antara lain laba maksimum, volume penjualan, penguasaan

pasar dan kembalinya modal yang antara lain laba maksimum, volume

penjualan, penguasaan pasar dan kembalinya modal yang tertanam dalam

jangka waktu tertentu.

g. Pengawasan pemerintah

Pengawasan ini dapat berupa penentuan harga maksimum dan minimum

Deskriminasi harga serta praktek-praktek lain yang mendorong atau menengah

(30)

2.1.4.3. Strategi Penetapan Harga

Penetapan harga, merupakan harga produk yang ditetapkan oleh

perusahaan berdasarkan tiga pandangan yang meliputi :

a. Biaya

Penetapan harga yang dilandaskan atas dasar biaya produksinya dan kemudian

ditambah dengan margin keuntungan yang diinginkan.

b. Konsumen

Penetapan harga yang dilandaskan atas dasar konsumen yaitu harga ditetapkan

atas dasar selera konsumen. Apabila selera atau permintaan konsumen

menghendaki harga jual tinggi maka sebaiknya harga jualnya tinggi pula.

c. Persaingan

Penetapan harga antara lain adalah dasar persaingan. Dengan situasi tertentu

perusahaan seringkali menetapkan harga jualnya karena pertimbangan untuk

memenangkan persaingan.

2.1.4.4. Tujuan Penetapan Harga

Dalam strategi penetapan harga, manajer harus terlebih dahulu menetapkan

tujuan penetapan harga. Tujuan tersebut berasal dari perusahaan itu sendiri yang

selalu berusaha menetapkan harga barang dari perusahaan itu sendiri yang selalu

menetapkan harga setepat mungkin. Penentuan harga biasanya dilakukan dengan

mengadakan beberapa perubahan untuk menguji pasarnya, diterima atau tidaknya

oleh pasar. Jika pasar tidak menerima penawaran tersebut berarti harga perlu

(31)

Beberapa tujuan perusahaan dalam menetapkan harga produknya menurut

Swastha dan Irawan (2001:242) antara lain :

a. Meningkatkan penjualan

b. Mempertahankan dan memperbaiki market share

c. Stabilitas harga

d. Mencapai target pengembalian

e. Mencapai laba maksimum

2.1.5. Distribusi

Menurut Lupiyoadi (2001:80) berhubungan dengan bagaimana cara

penyampaian produk kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Lokasi

berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan

operasi

Distribusi sebuah produk akan intensif ketika produk itu ditempatkan di

banyak toko untuk memenuhi kebutuhan pasar. Untuk mengangkat citra produk

dan memperoleh bantuan dari ritel, perusahaan cenderung mendistribusikan

produknya secara eksklusif dan selektif dibandingkan secara intensif. (Yoo, et al.,

2000)

2.1.6. Promosi

Tjiptono (2002: 219) menjelaskan pendapatnya bahwa promosi merupakan

salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun

(32)

tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan

pernah membelinya.

Advertising adalah bentuk apapun yang disponsori oleh nonpersonal

berupa presentasi dan promosi dari ide, barang atau jasa. Tujuan periklanan adalah

tugas komunikasi yang spesifik dan tingkatan pencapaian yang akan diselesaikan

dengan konsumen yang spesifik pada waktu tertentu, karenanya periklanan dapat

mempengaruhi ekuitas merek dalam berbagai cara. Hal ini dapat menciptakan

awareness dari merek dan peningkatan probabilitas bahwa merek dimasukkan ke

dalam bentuk-bentuk yang dapat membangkitkan awareness konsumen.

(Setiawan dan Afiff, 2007)

Kotler (1997: 257) mengemukakan pendapatnya bahwa perusahaan dapat

melakukan periklanan dan kampanye promosi yang digunakan pada pasar atau

mengubahnya untuk pemasaran pada masing-masing daerah, oleh Kotler proses

ini disebut sebagai komunikasi adaptasi. Dalam hal ini perusahaan dapat

mengubah pesannya menjadi empat macam : pertama, menggunakan satu pesan

diman-mana, variasi hanya pada bahasa, nama, dan warna. Kedua, kemungkinan

menggunakan tema global yang sama tetapi berbeda untuk untuk masing-masing

pasar lokal. Ketiga, mengembangkan iklan karena global, dari sini masing-masing

negara memilih yang pantas. Keempat, perusahaan mengijinkan manajer

masing-masing negara untuk menciptakan kreasi iklan yang spesifik di negaranya, dan

tentunya sesuai dengan panduan yang ada.

Masih menurut Kotler (1997: 337) alat-alat promosi yang dapat digunakan

(33)

promosi penjualan, dan hubungan masyarakat”. Dan menjelaskan pula bahwa

promosi adalah berhubungan dengan tenaga penjualan (sales), periklanan,

promosi penjualan, dan publisitas”.

Pembagian alat-alat promosi yang serupa juga dikemukakan Tjiptono

(2002) menyebutkan bahwa promosi terdiri dari periklanan, publisitas, promosi

penjualan, dan penjualan personal. Lebih lanjut lagi Tjiptono juga menyebutkan

bahwa bauran promosi terdiri dari: personal selling, mass selling, terdiri atas

periklanan dan publisitas, promosi penjualan, public relations (hubungan

masyarakat) dan direct marketing

Seperti yang telah diketahui bahwa promosi merupakan salah satu unsur

dari bauran pemasaran yang tidak kalah penting peranannya daripada elemen

bauran pemasaran lainnya. Perusahaan menggunakan promosi sebagai sarana

untuk berkomunikasi dengan konsumen dan memberitahukan produk atau jasa

yang ditawarkan.

Promosi menurut William, et al, (1990: 365) promosi adalah elemen dari

bauran pemasaran organisasi yang bertugas untuk memberikan informasi,

membujuk, dan mengingatkan pasaran akan produk organisasi.

Dari definisi – definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pada

dasarnya tujuan dari dilakukannya promosi adalah melakukan komunikasi dengan

konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung dalam usaha agar

konsumen mau membeli produk yang ditawarkan oleh produsen. Selain itu

melalui promosidapat dibangun kesan terhadap perusahaan atau terhadap produk

(34)

bahwa produk tersebut tersedia dipasar, memelihara agar produk yang dikenal

oleh konsumen tetap dikenal oleh masyarakat dan masih banyak fungsi lainnya

yang dapat dikerjakan oleh promosi

2.1.7. Keputusan Pembelian Konsumen 2.1.7.1. Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Sunarto (2003 : 150) keputusan membeli adalah suatu proses

pengambilan keputusan yang di lakukan untuk menetapkan kebutuhan akan

barang dan jasa yang perlu dibeli serta mengidentifikasi, mengevaluasi dan

memilih diantara alternatif merek.

Menurut Nugroho (2003 : 413) keputusan membeli adalah suatu proses

pemilihan diantara dua atau lebih ;alternatif dimana semua aspek perilaku dan

kondisi dilibatkan dalam suatu pengambilan keputusan konsumen, termasuk

pengetahuan, arti kepercayaan, perhatian dan pemahaman akan suatu produk yang

ditawarkan.

Menurut Tjiptono (2001 : 20) proses pengambilan keputusan pembelian

sangat bervariasi. Prose pengambilan keputusan dimana konsumen mengenal

masalahnya kemudian diambil suatu tindakan keputusan mengkonsumsi.

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa atribut

produk berupa merek, kemsan dan harga mempunyai hubungan dengan keputusan

membeli. Hal ini sesuai dengan pendapat Tjiptono (2001 : 103) bahwa atribut

produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen

(35)

2.1.7.2. Sub Keputusan Pembelian

Dalam melaksanakan niat pembelian konsumen dapat membuat 5 sub

pembelian, yaitu :

1) Keputusan merek

2) Keputusan pemasok

3) Keputusan kuantitas

4) Keputusan waktu

5) Keputusan metode pembiayaan

2.1.7.3. Proses Keputusan Membeli

Menurut Kotler (2000 : 162) untuk meninjau tahap-tahap yang dilewati

pembeli untuk mencapai keputusan membeli Adapun tahap-tahap dalam proses

keputusan membeli melewati 5 tahap antara lain :

Gambar 2.1

Proses Keputusan Membeli

Tingkah

1) Pengenalan Kebutuhan

Proses membeli dimulai dari pengenalan kebutuhan, dimana

pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli dapat dipicu

(36)

tahap ini, pemasar harus meliti konsumen untuk mengetahui kebutuhan

atau masalah apa yang muncul, apa yang menarik mereka dan bagaimana

hal menarik itu membawa konsumen untuk membeli.

2) Pencarian informasi

Tahap dari proses keputusan pembelian yang merangsang

konsumen untuk mencari informasi lebih banyak, di mana konsumen

mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari

informasi. Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber.

Sumber ini termasuk :

1. Sumber pribadi : keluarga , teman, tetangga dan kenalan

2. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan

3. Sumber publik : media massa, organisasi, penilaian konsumen

4. Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, menggunakan

produk.

3) Evaluasi Alternatif

Tahap dalam proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen

menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam

perangkat pilihan.

Setelah konsumen mendapatkan informasi maka konsumen

memilih diantara alternative sehingga konsumen mengolah informasi

(37)

Pertama : Perusahaan menganggap bahwa setiap konsumen melihat

produk sebagai kumpulan atribut produk. Seperti mutu.

kemudahan, ukuran. harga dan atribut lainnya.

Kedua : Konsumen akan memberikan tingkat arti penting yang

berbeda antara kebutuhan dan keinginan.

Ketiga : Konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan

keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap atribut

produk sehingga membangun citra merek.

Keempat : Harapan akan tercapainya kepuasan produk.

Kelima : Konsumen sampai pada sikap terhadap mempertimbangkan

merek yang berbeda.

4) Keputusan Membeli

Tahap dari proses keputusan pembelian yaitu ketika konsumen

benar-benar membeli produk. Pada umumnya keputusan membeli

konsumen adalah membeli merek yang paling disukai. Tetapi dua faktor

yang muncul dalam proses keputusan membeli yaitu minat untuk membeli

dan keputusan untuk. membeli. Faktor yang dapat menimbulkan keputusan

membeli yaitu faktor pertama adalah sikap orang lain, dan faktor kedua

adalah faktor situasi yang tidak diharapkan.

5) Tingkah Laku Pasca Pembelian

Tahap dari proses keputusan pembeli yang terakhir merupakan

tingkah laku pasca pembelian yang merupakan suatu tindakan lebih lanjut

(38)

2.1.7.4. Jenis-Jenis Tingkah Laku Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2000 : 160) jenis-jenis tingkah laku keputusan pembelian

antara lain:

a. Tingkah laku membeli yang kompleks

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan

keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang

dirasakan diantara merek.

Konsumen yang menjalani tingkah laku membeli yang kompleks

dalam pembelian ini akan melewati proses pembelajaran di mana

mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap dan

selanjutnya membuat pilihan membeli.

b. Tingkah Laku Membeli yang Mengurangi Ketidakcocokan

Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika

konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi

tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek

c. Tingkah Laku Membeli Yang merupakan kebiasaan

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan

keterlibatan konsumen yang rendah dan beberapa perbedaan besar merek yang

dirasakan

d. Tingkah Laku Membeli Yang Mencari Variasi

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan

(39)

2.1.7.5 Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keputusan Membeli

Menurut Engel, (2000 : 252) keputusan membeli, dimana hal-hal yang

perlu dipertimbangkan yaitu Keragaman produk yang tersedia, lokasi (jarak),

harga, promosi penjualan, personel, pelayanan dan fasilitas - fasilitas yang

tersedia.

Sedangkan menurut Tjiptono (2004 : 30) keputusan konsumen didalam

mengkonsumsi jasa merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar

untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan sehingga

menjadikan suatu faktor yang mempengaruhi keputusan membeli jasa.

Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap keputusan menkonsumsi jasa antara lain

yaitu :

1. Product merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk

mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan

pelanggan. Dalam konteks ini produk bisa berupa apa saja baik yang berwujud

fisik atau tidak yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.

2. Pricing merupakan keputusan berkenaan dengan penetapan harga. Keputusan

bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategi dan taktis seperti tingkatan

harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga

diantara berbagai kelompok pelanggan. Pada umumnya, aspek-aspek harga ini

mirip dengan yang biasa dijumpai pemasar barang.

3. Promotion Bauran promosi meliputi berbagai metode untuk

(40)

Meskipun secara garis besar bauran promosi untuk barang sama dengan jasa,

promosi jasa seringkali membutuhkan penekanan tertentu pada upaya

meningkatkan kenampakan tangibilitas jasa.

4. Place Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi

para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik

(misalnya keputusan mengenai di mana sebuah hotel atau restoran harus

didirikan), selain itu keputusan mengenai penggunaan perantara untuk

meningkatkan aksebilitas jasa bagi para pelanggan (misalnya apakah akan

menggunakan jasa agen berjalan ataukah harus memasarkan sendiri secara

langsung kepada konsumen. (contohnya delivery system).

5. People Bagi sebagian besar jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran

pemasaran jasa Oleh sebab itu Setiap organisasi jasa harus secara jelas

menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan dalam interaksinya

dengan pelanggan. Untuk mencapai standar yang ditetapkan maka perusahaan

jasa harus memiliki karyawan yang memiliki skill dalam melayani pelanggan,

Karena semua itu merupakan keputusan bauran pemasaran jasa yang penting.

6. Physical Evidence, karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan

potensia tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengkonsumsinya. Bukti fisik

ini bisa dalam berbagai bentuk misalnya variasi produk yang ditawarkan,

penampilan staf yang rapi dan sopan, ruangan yang nyaman serta

fasilitas-fasilitas lainnya yang dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi

(41)

7. Process. Proses atau operasi merupakan faktor panting bagi konsumen yang

seringkali berperan sebagai pelanggan. Misalnya pelanggan restoran sangat

terpengaruh oleh cara staf melayani mereka dan lamanya menunggu selama

proses produksi atau penyajian makanan.

8. Customer service makna layanan pelanggan yang berbeda atau organisasi jasa.

Dalam sektor jasa layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total jasa

yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu tanggung jawab atas unsur

bauran pemasaran jasa ini tidak bisa diisolasi hanya pada bagian layanan

pelanggan, tetapi menjadi perhatian dan tanggung jawab semua personel

perusahaan. Manajemen kualitas jasa yang ditawarkan kepada pelanggan

berkaitan erat dengan kebijakan desain produk dan personalia

2.1.8. Jenis Perilaku Konsumen

Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, bergantung pada jenis

keputusan pembelian. Terdapat empat jenis perilaku konsumen berdasarkan

tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek (Kotler, 2002 :

202-204), yaitu:

1. Perilaku pembelian yang rumit

Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit bilamana amat

terlibat dalam pembelian dan sadar akan adanya perbedaan-perbedaan besar

diantara merek. Perilaku pembelian yang rumit itu lazim terjadi bila

(42)

2. Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan

Setelah melakukan pembelian, konsumen munkin mengalami suatu

ketidaknyamanan yang muncul setelah merasakan adanya adanya hal-hal yang

tidak mengenakan dari merek yang dibeli atau mendengar hal-hal yang bagus

mengenai merek yang tidak dibeli. Untuk mengurangi ketidaknyaman seperti

itu, komunikasi purna jual pemasar harus memberikan bukti dan dukungan

umtuk membantu konsumen merasa senang mengenai pilihan mereknya.

3. Perilaku pembelian karena kebiasaan

Banyak produk dibeli dengan kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan

tudak adanya perbedaan merek yang signifikan. Jika konsumen tetap

mengambil merek yang sama, hal itu karena kebiasaan, bukan kesetiaan

terhadap merek yang kuat.

4. Perilaku pembelian yang mencari variasi

Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah

namun perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering

melakukan peralihan merek. Namun, pada kesempatan berikutnya konsumen

mungkin mengambil merek yang kain agar tidak bosan atau sekedar untuk

(43)

2.1. Kerangka Berpikir

Produk adalah segala sesuatu , baik menguntungkan atau tidak, yang

diperoleh melalui pertukarandan dapat ditawarkan kepada pasar untuk

diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan.

Kualitas produk merupakan kemampuan yang bias dinilai dari suatu merk

dalam menjalankan fungsinya dengan berbagai manfaat dan keunggulan suatu

produk. Maka kualitas merupakan suatu pengertian gabungan dari daya tahan,

keandalan, ketepatan, kemudahan, pemeliharaan dan perbaikan serta segala factor

lainnya.

Harga merupakan salah satu atribut yang paling penting yang dievaluasi

oleh konsumen. Karena dalam situasi tertentu konsumen sangat sensitife terhadap

harga.

Berdasarkan kualitas dan harga di atas yang dapat menentukan keputusan

konsumen dalam membeli jaket kulit yang dipasarkan dan dijual pada kawasan

Selosari, Magetan yang diukur dengan menggunakan dimensi dua variabel yaitu

kualitas dan harga. Yang mana keduanya ini diharapkan akan menunjukkan

keputusan konsumen dalam membeli atau menggunakan jaket kulit yang

dipasarkan atau dijual oleh beberapa toko tersebut. Kemudian hasilnya akan

dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda untuk mengetahui

pengaruh kualitas dan harga terhadap keputusan konsumen dalam membeli jaket

(44)

Gambar 2.2 Kerangka berpikir

Kualitas Produk ( X1)

Keputusan Membeli

(Y)

Harga (X2)

2.2. Hipotesis

Berdasarkan pada latar belakang, rumusan masalah, landasan teori dan

kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk dan harga produk

secara simultan terhadap keputusan konsumen dalam membeli jaket kulit di

Magetan.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk dan harga produk

secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam membeli jaket kulit di

(45)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai,

sedangkan definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

3.1.1 Kualitas Produk dan Harga /Variabel Bebas (X)

Kualitas dan harga adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting

oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk melakukan

pembelian, antara lain :

1. Kualitas Produk (X1)

Kualitas produk merupakan kemampuan yang bias dinilai dari suatu merk

dalam menjalankan fungsinya dengan berbagai manfaat dan keunggulan suatu

produk. Maka kualitas merupakan suatu pengertian gabungan dari daya tahan,

keandalan, ketepatan, kemudahan, pemeliharaan dan perbaikan produk.

Indikatornya adalah :

a. Kualitas kulit sesuai dengan harapan konsumen.

b. Kualitas kulit sesuai dengan manfaat konsumen.

(46)

d. Keunggulan kualitas kulit.

Cara pengukurannya menggunakan skala likert, dengan penilaian sebagai

berikut :

Sangat tidak setuju = 1

Tidak setuju = 2

Ragu- ragu = 3

Setuju = 4

Sangat setuju = 5

2. Harga (X2)

Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan untuk memperoleh

barang yang dikehendaki atau untuk membayar suatu jasa. Indikatornya

adalah :

a. Kesesuaian harga dengan kemampuan konsumen.

b. Kesesuaian harga dengan manfaat yang diperoleh konsumen.

c. Potongan harga.

d. Kesesuaian harga dengan kualitas kulit.

Cara pengukurannya menggunakan skala likert, dengan penilaian sebagai

berikut :

Sangat tidak setuju = 1

Tidak setuju = 2

Ragu- ragu = 3

Setuju = 4

(47)

3.1.2 Keputusan Membeli/Variabel Terikat (Y)

Keputusan membeli (Y) merupakan tanggapan konsumen terhadap

pengaruh kualitas dan harga produk dalam melakukan keputusan pembelian.

Keputusan membeli adalah suatu proses pengambilan keputusan yang di lakukan

untuk menetapkan kebutuhan akan barang dan jasa yang perlu dibeli serta

mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih diantara alternatif produk.

Indikatornya adalah :

a. Bahan dasar.

b. Minat untuk membeli.

c. Keputusan memilih pengrajin jaket kulit di kota Magetan.

Cara pengukurannya menggunakan skala likert, dengan penilaian sebagai berikut :

Sangat tidak sesuai = 1

Tidak sesuai = 2

Cukup = 3

Sesuai = 4

Sangat sesuai = 5

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi merupakan obyek atau subjek yang berada pada suatu wilayah

dan memenuhi syarat-syarat tertentu (Riduwan, 2004:55). Dalam penelitian ini

yang menjadi populasi adalah konsumen yang membeli jaket kulit di kota

(48)

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan

tertentu yang akan diteliti (Riduwan, 2004:56). Karena jumlah populasinya tidak

diketahui secara pasti maka untuk menentukan sampel yaitu dengan menggunakan

rumus Unknown Populations.

n =

Zα = ukuran tingkat kepercayaan dengan α = 0,05 (tingkat kepercayaan 95

% berarti Z 1/2.95 % = Z0,475 dalam table ditemukan 1,96)

 = standar deviasi (0,25)

e = standart error/kesalahan yang dapat ditoleransi (5 % = 0,05)

n =

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil sebanyak 96 responden (di

(49)

3.2.3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel secara non probability dengan menggunakan

teknik purposive sampling (Riduwan, 2004 : 63), yaitu teknik sampling yang

digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu

di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.

Artinya responden yang dipilih adalah konsumen yang membeli produk jaket

kulit di Jl. Sawo, Selosari, Magetan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

(Hasan, 2002:82) adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di

lapangan oleh orang yang melakukan penelitian (dari sumber asli, tanpa melalui

perantara).

3.3.2. Sumber Data

Sumber data penelitian diperoleh dari responden yang berasal tiga tempat

yaitu konsumen yang membeli produk jaket kulit pada toko Praktis, toko Barokah

dan toko Pahala di Jl. Sawo, Selosari, Magetan.

3.3.3. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan informasi sebagai

(50)

menggunakan kuesioner / angket. Kuesioner (Sugiyono, 2005:135) merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

3.4. Pengujian Kualitas Data

Proses pengambilan data sangat mungkin membutuhkan biaya, waktu dan

tenaga yang besar, padahal data itu dapat menjadi tidak berguna karena kuesioner

yang digunakan tidak memilki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Tanpa

informasi tersebut pembaca menjadi kurang yakin mengenai apakah data yang

dikumpulkan betul-betul menggambarkan fenomena yang ingin diukur. Oleh

karena itu, agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka

informasi yang menyangkut validitas dan reliabilitas alat pengukur haruslah

disampaikan agar data yang diperoleh menjadi valid dan reliabel.

3.4.1. Validitas

Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data yang

ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur, dalam arti

alat ukur yang digunakan untuk mengukur itu valid. Uji validitas dilakukan untuk

mengetahui apakah item-item pertanyaan yang tersaji didalam kuesioner

benar-benar mampu mengungkapkan pasti yang akan diteliti dan mampu mengukur apa

yang hendak diukur. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikansinya

lebih kecil dari 5% (level of significance) menunjukkan bahwa item-item tersebut

(51)

Untuk menguji validitas instrumen dilakukan dengan cara mengkorelasi

skor jawaban yang diperoleh pada setiap item dengan skor total dari keseluruhan

item instrumen dengan teknik korelasi Product Moment

Rumus validitas menurut Umar (2002:105) adalah :

r =

    

X = skor total tiap-tiap item

Y = skor total

3.4.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hal hasil pengukuran relative

konsisten apabila alat ukur digunakan berulang kali. Reliabilitas adalah suatu

nilai yang menunjukkkan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala

yang sama. Untuk menguji reliabilitas konsumen yang skornya bukan 0-1, tetapi

merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk

skala 1-3, 1-5 atau 1-7, dan seterusnya dapat dilakukan dengan menggunakan

teknik dari Cronbach.

Beberapa langkah pokok dalam analisis reliabilitas ini secara teori adalah

(52)

a. Menjumlahkan skor pertanyaan nomor genap (x) dengan skor ganjil (y).

b. Mencari koefisien korelasi momen tangkar (produk momen) r xy

antara x dan y.

c. Melakukan koreksi r xx dengan rumusan spearman brown (koeffisien

korelasi genap-gasal

Rumus reliabilitas menurut Umar (2002:120) adalah:

r 11 =

k = banyak butir pertanyaan

2

3.5. Metode Analisis Data 3.5.1. Regresi Linier Berganda

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Dalam hal

ini regresi linier berganda dapat digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh

kualitas dan harga produk yang dipertimbangkan konsumen untuk membeli

produk jaket kulit adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

(53)

Keterangan :

Y = variable yang akan diramal

a = bilangan konstanta

X1,X2, = kualitas dan harga

b1,b2, = koefisien regresi yang berhubungan dengan masing-masing variable

bebas X1, X2,

Kemudian dilakukan uji asumsi klasik pada model regresi yang diperoleh

untuk mengetahui apakah model yang didapatkan telah memenuhi asumsi klasik

yang ada. Karena dalam analisis regresi linier berganda terdapat beberapa asumsi

yang harus dipenuhi agar persamaan regresi yang dihasilkan akan valid jika

digunakan untuk memprediksi nilai variabel dependen (Santosa P. dan Ashari,

2005 ;231).

Beberapa asumsi klasik tersebut adalah (Sulaiman, 2004: 88-89) :

1. Normalitas

Pengujian terhadap normalitas dilakukan untuk menguji kenormalan distribusi

data. Suatu data dikatakan terdistribusi secara normal apabila data mengikuti

bentuk distribusi normal, yaitu memusat pada nilai rata-rata dan median

(Santosa P dan Ashari, 2005 : 231). Salah satu cara untuk mengetahui bentuk

distribusi data adalah dengan menggunakan plot probabilitas normal (normal

probability plot). Dalam plot ini, masing-masing nilai pengamatan

dipasangkan dengan nilai harapan dari distribusi normal. Adapun dasar

(54)

a. Jika titik-titik (data) menyebar disekitar garis diagonal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika titk-titik (data) menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi

tik memenuhi asumsi normalitas.

2. Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti terdapat hubungan (korelasi) di antara beberapa atau

semua variable independent dalam model regresi (Sulaiman, 2004 : 89). suatu

model regresi yang baik mengasumsikan bahwa tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya

multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflations Factor) dan

tolerance. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.

Multikolinieritas dapat dilihat dari Tolerance dan Variance Inflation Factor

(VIF). Batas non multikolinieritas yaitu nilai VIF ≤ 10 dan mempunyai

tolerance > 0,10, hal ini berarti dalam model regresi tidak terdapat

multikolinieritas. (Ghozali, 2002:57-59).

Suatu model regresi dikatakan bebas dari gejala multikolinearitas apabila nilai

VIF < 10 dan tolerance value > 0,10. apabila model regresi terjadi

multikolinearitas maka salah satu cara penenggulangannya adalah dengan

mengeluarkan salah satu dari variable independent yang saling berkorelasi

(55)

3. Heterokedastisitas

Salah satu asumsi penting dalam model regresi linier berganda adalah bahwa

varians dan residual dari salah satu pengamatan ke pengamatan yang lain

adalah tetap (Santosa P. dan Ashari , 2005 : 242). Apabila asumsi tersebut

tidak terpenuhi berarti terjadi gejala heteroskedasitas. Salah satu cara untuk

mendeteksi terjadi atau tidaknya heteroskedasitas adalah dengan melihat ada

tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana sumbu X adalah Y yang

telah diprediksi, dan sumbu Y adalah residual (Yprediksi - Ysesungguhnya ) yang

telah di-studentized (Santosa S,2000 :210). Adapun dasar pengambilan

keputusan dalah sebagai berikut:

a. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka

telah terjadi heteroskedasitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titk menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.

c. Nilai Probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas

d. Nilai Probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas

3.5.2. Uji Hipotesis

3.5.2.1.Uji F (Secara Simultan)

Melakukan uji F untuk melihat pengaruh variabel bebas, yaitu

(56)

jaket kulit terhadap variabel terikat, yaitu keputusan membeli secara simultan

(bersama-sama).

Dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis yang diuji

Ho : β1 = 0 Terdapat pengaruh tidak signifikan secara simultan antara

variabel bebas dengan variabel terikat.

H1 : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh signifikan secara simultan antar variabel

bebas dengan variabel terikat.

b. Menentukan level signifikan (α ) sebesar 0,05

c. Menentukan nilai Fhitung

Fhitung =

(Sugiyono, 2007 :219)

Keterangan:

R² = koefisien korelasi berganda

k = jumlah variabel bebas

n = jumlah anggota sample

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung R² adalah sebagai

(57)

Keterangan:

R² = koefisien korelasi berganda

JKR= jumlah kuadrat regresi

JKT= jumlah kuadrat total

Kegunaan dari R² adalah untuk mengukur kesesuaian garis regresi .

dalam hal ini, secara sistematis besarnya nilai R² adalah 0 ≤ R² ≤ 1. Di mana,

jika nilai R² mendekati 1 maka dapat dikatakan semakin kuat untuk model

regresi dalam menerangkan variansi variabel terikat. Sebaliknya, jika R²

mendekati 0 maka semakin lemah model regresi dalam menerangkan variansi

variabel bebas dan variabel terikat.

Membandingkan nilai Ftabel dengan Fhitung :

1. Bila Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel

bebas (X1,X2,) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel

terikat (Y)

2. Bila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima danH1 ditolak, artinya variabel bebas

(X1,X2,) berpengaruh tidak signifikan secara simultan terhadap variabel

terikat (Y)

3.5.2.2 Uji t ( Secara Parsial )

Melakukan uji t untuk menguji tingkat signifikan terhadap pengaruh

variable bebas, yaitu faktor-faktor kualitas dan harga produk yang

dipertimbangkan konsumen dalam membeli pelumas jaket kulit terhadap variabel

(58)

Dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis yang akan diuji

H0 : β1 = 0 Terdapat pengaruh tidak signifikan secara parsial antara

variabel bebas dengan variabel terikat.

H0 : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel

bebas dengan variabel terikat.

b. Menentukan level signifikan (α) sebesar 0,05

c. Menentukan nilai thitung

thitung =

2

1 2

r n r

 

(Sugiyono, 2007 : 215)

Keterangan :

r = Koefisien korelasi antar variabel

n = jumlah anggota sampel

Membandingkan antara nilai thitung dengan nilai ttabel :

1. Bila -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya variabel

bebas (X1,X2,) berpengaruh tidak signifikan secara parsial terhadap

variabel terikat (Y)

2. Bila ttabel < ttabel atau thitung > ttabel maka H0 ditolak H1 diterima, artinya

variabel bebas (X1,X2,) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka berpikir
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk: 1) Mengetahui pengaruh kualitas produk dan harga terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk Iphone. 2) Mengetahui diantara kualitas

Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, harga, iklan secara simultan terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk sepeda motor Yamaha..

Dengan alasan-alasan tersebut, maka saya tertarik untuk melakukan penelitian mengenai harga dan kualitas produk terhadap keputusan seseorang membeli suatu produk,

Analisis Pengaruh Kualitas Produk Kesesuaian Harga dan Intensitas Promosi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Rokok Djarum Super (studi pada Konsumen Rokok Djarum

Pengaruh Persepsi Kualitas Produk Dan Desain Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Kendaraan Bermotor Honda Beat, Cucuk Fajar Ari Susandi, 070210391003, 2013,

Skripsi ini menjelaskan tentang pengaruh variabel produk dan harga terhadap variabel keputusan konsumen untuk membeli produk Zoya Palembang, terdiri dari lima bab

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, kualitas dan keragaman produk, serta lokasi pasar terhadap preferensi konsumen dalam membeli produk pertanian di Pasar

Hasil uji reliabilitas, baik variabel variabel produk, harga, promosi dan tempat sebagai variabel bebas maupun keputusan konsumen membeli Bingka Khatulistiwa di