• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU. Oleh Hajar SD Negeri Gempol Sari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU. Oleh Hajar SD Negeri Gempol Sari"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU

Oleh Hajar

SD Negeri Gempol Sari Email : hajar001@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh faktor-faktor kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Unit analisis dalam penelitian ini adalah guru di SD Negeri Gempol Sari yang terdiri dari 50 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden, selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS 17.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Gempol Sari sudah baik. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah secara simultan mempunyai pengartuh signifikan terhadap kinerja guru, hal ini ditunjukkan oleh nilai uji F yang memiliki tingkat signifikansi kurang dari 0,05. Demikian halnya dengan uji secara parsial diketahui bahwa kepemimpinan kepala sekolah sevcara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadpa kinerja guru.

Kata kunci : kepala sekolah, kinerja, faktor kepemimpinan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Maju atau mundurnya suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh pendidikan, semakin bermutu pendidikan suatu bangsa semakin besar kemungkinan bangsa itu untuk maju. Pendidikan juga merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai sikap dan prilaku. Pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dirasakan belum memenuhi harapan. Hingga ada motto belajarlah sampai keliang lahat. Hal tersebut merupakan spirit yang muncul, namun sampai saat ini kualitas pendididkan di Indonesia masih rendah.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan adalah penyelenggaran pendidikan nasional dilakukan secara sentralistik, sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat sulit dan kadang–kadang kebijaksanaan dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Dengan demikian sekolah kehilangan kemandirian, motivasi dan inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional. (Depdiknas, 2008)

Pendidikan dilihat dari suatu sistem maka faktor yang turut mempengaruhi kualitas pendidikan adalah (1) Input yakni kualitas guru dan para siswa dan lingkungan

(2)

sekolah (2) Proses pendidikan terutama proses pembelajaran yang dimotori oleh guru (3) Keluaran pendidikan. Dalam proses pendidikan di dalamnya terdapat aktivitas guru mengajar, peran serta sisiwa dalam belajar, sistem pengolahan administrasi serta kepemimipinan kepala sekolah merupakan hal yang perlu dioptimalkan fungsinya agar kualitas pendidikan dapat ditingkatkan.

Salah satu penentu keberhasilan pendidikan adalah kenerja guru. Menurut Hamzah B Unu (2007: 86) kenerja guru adalah hasil kerja guru yang direfleksikan dalam cara merencanakan, malaksankan dan menilai proses belajar mengajar (PBM) yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja, disiplin, profesional guru dalam proses pembelajaran.

Namun demikian guru ada yang mengendalikan yaitu Kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki peranan yang kuat dalam mengkoordinasi, membina dan penentu arah kebijakan, juga menggerakan semua sumber daya pendidikan yang tersedia.

Kepempinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasarn sekolah melalui progaram yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan faktor kunci dalam meningkatkan mutu sekolah melalui guru dan karyawan (Mendiknas, Jawa Pos, 1 Pebruari 2010)

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah faktor-faktor kepemimpinan kepala sekolah secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SD Negeri Gempol Sari ?.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh faktor kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SD Negeri Gempol Sari.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Kepemimpinan.

Kepemimpinan merupakan topik yang sangat menarik dan banyak menjadi bahasan oleh banyak kalangan, baik organisasi bisnis maupun organisasi pelayanan publik termasuk pendidikan. Berdasarkan uraian diatas maka bermunculan beberapa penelitian dan definisi tentang kepemimpinan. Manulang (2008:141) Mendefinisikan kepemimpinan adalah sebagai proses untuk mempengaruhi orang lain untuk berbuat guna mewujudkan tujuan-tujuan yang sudah di tentukan. Sedangkan menurut Yukl (dalam Manullang; 2008:131). Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi diantara pemimpin dan para pengikut (bawahan ) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersama. Sementara Fiedler ( dalam Sutrisno, 2009:231) Kepemimpinan adalah individu dalam kelompok yang diberi tugas untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas kelompok yang terkait dengan tugas.

(3)

Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah.

Sebagai pemimpin formal kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya penimgkatan profesionalisme tenaga pendidik kearah peningkatan prestasi belajar peserta didik. Untuk itu, kepala sekolah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinannya, baik yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan, maupun penciptaan iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksanaannya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam hal ini strategi kepemimpinan yang dilaksanakan menjadi sangat penting, karena laju perkembangan kegiatan atau program pendidikan yang ada pada setiap sekolah ditentukan oleh arahan, bimbinga serta visi dan misi yang ingin dicapai oleh sekolah.

Oleh karena itu dalam kepemimpinannya kepala sekolah diharapkan melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga visi misi serta tujuan sekolah dapat tercapai dengan optimal. Dinas pendidikan ( dulu : Depdikbud ) telah menetapkan kepala sekolah harus mampu melaksanakan tugas atau fungsinya sebagai, (a) Edukator (b) Manajer (c) Administrator dan (d) Supervisor.( Mulyasa, 2005: 98)

a) Kepala sekolah sebagai Edukator (Pendidik)

Kepala Sekolah Sebagai edukator harus memiliki strategi untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan bagi sekolahnya. Untuk kepentingan tersebut Kepala Sekolah harus berusaha menanamkan sedikitnya 4 macam nilai yakni : pembinaan mental, moral, fisik dan artistik.

b) Kepala Sekolah sebagai Manajer

Dalam rangka melaksanakan tugasnya Kepala Sekolah harus memiliki strategi untuk memberdayakan tenaga pendidik melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada tenaga pendidik untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga pendidik dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Melalui proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan arah anggota organisasi sekolah.

c) Kepala Sekolah sebagai Administrator.

Kepala sekolah sebagai Aministrator memiliki hubungan yang erat dengan berbagai aktivitas pengolahan aministrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah, yaitu Kemampuan mengolah kurikulum administrasi peserta didik, administrasi personalia, administrasi sarana dan prasarana, administrasi kearsipan dan mengolah administrasi keuangan.

Kemampuan mengolah kurikulum diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi, pembelajaran, bimbingan konseling, kegiatan praktikum dan data di perpustakaan.

d) Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Tugas Kepala Sekolah sebagai Supervisor yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Menurut Sergiovani dan Starrat (dalam Mulyasa, 2005 : 111) menjelaskan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari disekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai

(4)

masyarakat belajar yang lebih efektif. Kepala Sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual dan simulasi pembelajaran.

e) Kepala Sekolah sebagai Inovator

Dalam rangka menjalankaan fungsinya, Kepala Sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberi keteladanan kepada seluruh tenaga pendidik. Hal ini akan tercermin dari cara-cara melakukan pekerjaan secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional, obyektif, pragmatis, keteladanan disiplin, serta adaptel dan fleksibel.

f) Kepala Sekolah sebagai Motivator

Kepala Sekolah harus memberikan motivasi kepada para tenaga pendidik dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan, suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan sumber belajar.

Pengertian Kinerja

Menurut Vroom (dalam fattah :2004 :16) yang menyatakan bahwa performansi (kinerja) diformulasikan dengan rumus : P = f (M x A), performance atau kinerja (P) adalah fungsi dari perkalian antara Motivation (M) yakni kekuatan dan doerongan, serta ability (A) atau kemampuan. Rumus tersebut menunjukkan bahwa performansi (kinerja) seseorang adalah fungsi dari motivasi dan kemampuan.Hal yang hampir sama dikemukakan oleh sutermeister (dalam fattah:2004: 15) bahwa “employe’s job performance are considered to result from ability and motivation”. Dengan demikian kinerja guru disekolah selalu di dasari oleh unsur kemampuan dan motivasi.

Indikator-Indikator Kinerja

Menurut Gibson (dalam Mulyadi ,1989 : 86) salah satu kriteria untuk mengukur keefektifan kinerja seorang pegawai dalam sebuah organisasi adalah :Kepuasan Kerja, Peningkatan Kehadiran, Kebetahan kerja, Keterlibatan pada pekerjaan, Peningkatan usaha karena dorongan komitmen yang tinggi.

METODE PENELITIAN Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : Obyek/Subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sugiyono (2007:117). Populasi dalam penelitian ini adalah guru SD Negeri Gempol Sari.

Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sugiono (2007:117). Sampel dalam penelitian ini adalah guru SD Negeri Gempol Sari yang diambil secara random sampling yang menjadi sampel penelitian.

(5)

Pada penelitian ada 50 sampel penelitian yang mewakili populasi, selanjutnya disebut responden.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner (angket). Kuosioner (angket) adalah : Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis pada responden untuk dijawab. (Sugiyono, 2007 : 199) Kuosioner akan dibagikan kepada guru sekolah yang telah ditunjuk untuk mendapatkan data yang diinginkan.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan statistic inferensial dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.

Rumus analisis regresi berganda sebagai berikut :

Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e Dimana : Y = Kinerja Guru; X1 = Pendidik ; X2 = Manajer;

X3 = Administrator ; X4 = Supervisor ; X5 = Inovator ; X6 = Motivator

HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian

Sebelum sampai pada analisis inferensial untuk membuktikan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya, maka perlu diuraikan mengenai karakteristik responden.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Memetakan karakteristik responden sangat penting artinya dalam sebuah penelitian, karena dengan mengetahui karakteritsik responden maka akan lebih mudah bagi peneliti untuk menguraikan tentang hasil penelitian khususnya berkaitan dengan responden.

Tabel 1. Karakteristik Responden No Jenis Kelamin Jml Persen Lama Kerja

(Tahun)

Jml Persen

1 Laki-laki 18 36 % < 25 tahun 0 0.0 %

2 Perempuan 32 64 % 25 ≤ X ≤ 35 0 0.0%

No Pendidikan Jml Persen 35 ≤ X ≤ 45 3 6.0 %

1 SMA / SPG 2 4.0 % 45 ≤ X ≤ 55 44 88.0 %

2 DIPLOMA 18 36.0 % ≥ 55 3 6.5 %

3 S1 (Sarjana) 30 60.0 % Jumlah 50 100%

4 S2 (Pascasarjana) 0 0,0 % Sumber : Hasil Penelitian Diolah

(6)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa guru di SD Negeri Gempol Sari 1 yang laki-laki sebanyak 18 orang (36%) dan yang perempuan sebanyak 32 orang (64%) dengan demikian dapat dikatakan bahwa di SD Negeri Gempol Sari lebih banyak guru perempuan dibanding guru laki-laki. Hal ini wajar karena pendidikan dasar membutuhkan guru yang sabar dan telaten dalam mendidik anak-anak. Sehingga guru perempuan lebih cocok untuk di pendidikan dasar.

Guru yang berusia kurang dari 25 tahun ada sebanyak 0 orang (0%) , guru yang berusia antara 25 ≤ X ≤ 35 tahun ada sebanyak 0 orang atau sebesar 0% guru yang berusia antara 35 ≤ X ≤ 45 tahun ada sebanyak 3 orang atau sebesar 6.0%. Sedangkan guru yang berusia antara 45 ≤ X ≤ 55 tahun ada sebanyak 44%. Dan guru yang berusia lebih dari 55 tahun ada sebanyak 3 orang atau sebesar 6.5%.

Pendidikan merupakan factor utama dalam proses pembelajaran, semakin tinggi tingkat pendidikan guru maka akan semakin luas wawasannya dan akan semakin banyak ilmu yang diberikan kepada siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru di SD Negeri Gempol Sari berpedidikan sarjana. Guru yang berpendidikan SMA/SPG ada sebanyak 2 orang atau sebesar 4.0%. Guru yang berpendidikan Diploma ada sebanyak 18 atau sebesar 36.0 %. Sedangkan guru yang berpendidikan sarjana ada sebanyak 30 orang atau sebesar 60.0% dan guru yang berpendidikan pascasarjana belum ada.

Fungsi Kepemimpinan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner kepada responden diketahui bahwa distribusi fungsi kepemimpinan menurut responden sebagai berikut :

Fungsi pendidik bagi Kepala Sekolah merupakan salah satu aspek penting dalam menentukan kinerja guru dalam bekerja. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang tanggapan responden tentang fungsi kepala sekolah sebagai pendidik di lingkungan sekolah sebagai berikut :

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kepala Sekolah sebagai Pendidik (X1)

No Uraian

Selalu Sering Kadang Kadang

Jarang Tidak Pernah

 %  %  %  %  % 1 Pembinaan

Mental (X11)

27 55,1 18 36,7 3 6,1 - - 1 2,0 2 Pembinaan Moral

(X12)

38 77,6 7 14,3 2 4,1 - - 2 4,1 3 Memberdayakan

guru (X21)

25 51 20 40,8 3 6,1 1 2,0 - - 4 Mendorong

Pendidik (X22)

30 61,2 11 22,4 8 16,3 - - - -

(7)

Lanjutan Tabel 2. Frekuensi Kepala Sekolah sebagai Pendidik (X1)

No Uraian

Selalu Sering Kadang Kadang

Jarang Tidak Pernah

 %  %  %  %  % 5 Mengelola

kurikulum (X31)

37 75,5 9 18,4 2 4,1 1 2 - - 6 Mengelola admin

personalia (X32)

35 71,4 9 18,4 3 6,1 2 4,1 - - 7 Mengelola admin

keuangan (X33)

19 38,8 15 30,6 12 24,5 2 4,1 1 2 8 Diskusi kelompok

(X41)

29 59,2 14 28,6 6 12,2 - - - - 9 Kunjungan kelas

(X42)

1 2 17 34,7 28 57,1 3 6,1 - - 10 Pembicaraan

individual (X43)

14 28,6 22 44,9 12 24,5 1 2 - - 11 Simulasi

Pembelajaran (X44)

7 14,3 18 36,7 20 40,8 4 8,2 - - 12 Kreatif (X51) 21 42,9 21 42,9 6 12,2 1 2,0 - - 13 Delegatif (X52) 21 42,9 22 44,9 5 10,2 1 2,0 - - 14 Integratif (X53) 22 44,9 24 49 3 6,1 - - - - 15 Rasional dan

Obyektif (X54)

17 34,7 23 46,9 6 12,2 3 6,1 - - 16 Pragmatis (X55) 33 67,3 11 22,4 4 8,2 1 2,0 - - 17 Disiplin (X56) 22 44,9 21 42,9 5 10,2 1 2,0 - - 18 Fleksibel (X57) 28 57,1 18 36,7 2 4,1 1 2,0 - - Sumber : Hasil Penelitian Diolah

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa fungsi sebagai pendidik oleh kepala sekolah dalam bekerja merupakan salah satu indikator kepemimpinan yang berpengaruh terhadap kinerja guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berkaitan dengan pembinaan mental para guru menyatakan bahwa kepala sekolah sudah melaksanakan pembinaan mental dengan baik. Demikian halnya dengan pembinaan moral, hal ini tercermin pada hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada para guru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepala sekolah sudah memberdayakan guru , selalu memberi dorongan pada Pendidik. Fungsi administrator bagi Kepala Sekolah merupakan salah satu aspek penting dalam menentukan kinerja guru dalam bekerja. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang tanggapan responden

(8)

tentang fungsi kepala sekolah melaksanakan administrasi sebagai berikut : Kepala sekolah selalu mengelola kurikulum dengan baik disamping itu kepala sekolah juga Mengelola administrasi personalia serta administrasi keuangan.

Fungsi supervisor bagi Kepala Sekolah merupakan salah satu aspek penting dalam menentukan kinerja guru dalam bekerja. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang tanggapan responden tentang fungsi kepala sekolah sebagai supervisor di lingkungan sekolah sebagai berikut :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepala sekolah selalu mengelola diskusi kelompok serta melakukan kunjungan kelas, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Disamping itu Kepala sekolah selalu melakukan Simulasi Pembelajaran dalam melaksanakan pekerjaannya.

Fungsi inovator bagi Kepala Sekolah merupakan salah satu aspek penting dalam menentukan kinerja guru dalam bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Responden mempersepsikan bahwa Kepala sekolah selalu kreatif, disamping juga melakukan pendelegasian pekerjaan kepada guru. Serta dalam upaya untuk meningkatkan kepemimpinannya, kepala sekolah senantiasa integratif serta rasional obyektif dalam menyelesaikan permasalahan. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa kepala sekolah selalu pragmatis dan disiplin dalam melaksanakan pekerjaan.

Mneskipun demikian tidak meninggalkan asas fleksibiltas dalam kepemimpinannya.

Fungsi motivator pendidik bagi Kepala Sekolah merupakan salah satu aspek penting dalam menentukan kinerja guru dalam bekerja. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang tanggapan responden tentang fungsi kepala sekolah sebagai motivator di lingkungan sekolah sebagai berikut :

Berkaitan dengan pengaturan lingkungan, responden mempersepsikan bahwa Kepala sekolah selalu melakukan pengaturan lingkungan dan memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi.

Berdasarkan hasil analisis diskriptif diatas dapat dijelaskan bahwa fungsi kepemimpinan Kepala Sekolah yang meliputi fungsi pendidik, fungsi manajer, fungsi administrator, fungsi supervisor, fungsi inovator dan motivator pada SD Negeri Gempol Sari amat baik. Hal tersebut nampak pada hasil analisis diskriptif sebagian besar responden menyatakan para kepala sekolah selalu melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut diatas.

Kinerja Guru

Kinerja dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah dalam lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang tanggapan responden tentang kinerja guru SD Negeri Gempol Sari yang diukur berdasarkan kualitas kerja, kecepatan/ketepatan kerja, inisiatif dalam bekerja, kemampuan kerja dan komunikasi sebagai berikut :

Kualitas kerja merupakan salah satu indikator kinerja guru dalam bekerja.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tanggapan responden tentang kinerjanya berdasarkan kualitas kerjanya sebagai berikut

Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa sebagian besar guru selalu Merencanakan program pengajaran, melakukan penilaian hasil belajar serta selalu berhati-hati dalam menjelaskan materi.

(9)

Kecepatan/Ketepatan Kerja

Kualitas kerja merupakan salah satu indikator kinerja guru dalam bekerja.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang tanggapan responden tentang kinerjanya berdasarkan kualitas kerjanya sebagai berikut :

Responden mempersepsikan bahwa guru selalu Menerapkan hal-hal baru yang baru dalam pembelajaran disamping itu guru selalu memberikan materi ajar sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka guru selalu menyelesaikan program pengajaran sesuai kalender akademik.

Inisiatif dalam Bekerja

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Inisiatif dalam kerja merupakan salah satu indikator kinerja guru SD Negeri Gempol Sari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru selalu menggunakan media dalam pembelajaran. Disamping itu guru juga selalu menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan pekerjaan, seorang guru juga dituntut untuk ikut serta dalam penyelenggaraan administrasi sekolah. Berkaitan dengan inisiatif dalam bekerja, para guru juga selalu menciptakan hal–hal baru yang lebih efektif dalam menata administrasi.

Kemampuan Kerja

Responden mempersepsikan bahwa guru selalu Mampu dalam memimpin kelas, guru juga memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian hasil belajar. Disamping itu seorang guru juga selalu menguasai landasan pendidikan dan mampu mengelola PBM.

Komunikasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Responden mempersepsikan bahwa guru selalu Melaksanakan layanan bimbingan belajar, selalu Menggunakan berbagai teknik dalam mengelola proses belajar mengajar dan Terbuka dalam menerima masukan untuk perbaikan

Berdasarkan hasil analisis diskriptif sebagaimana dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru yang diukur berdasarkan kualitas kerja, ketepatan/kecepatan kerja, inisiatif dalam bekerja, kemampuan kerja dan komuniukasi guru SD Negeri Gempol Sari pada prinsipnya masuk dalam kategori baik.

Analisis Statistik Inferensial

Selanjutnya untuk membuat pengujian hipotesis yang telah diajukan dibutuhan analisis data dengan menggunakan regresi berganda. Hasil analisi regresi berganda dengan SPSS diperoleh persamaan yang dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

(10)

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi dengan menggunakan SPSS

Model

Unstandardized coeficients Standardized coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) X1

X2 X3 X4 X5 X6

1.313 .784 .524 .901 .452 .640 .760

1.147 .138 .159 .193 .187 .268 .107

.734 .517 .862 .432 .561 .728

1.144 3.501 2.432 5.556 2.262 2.770 3.188

.259 .007 .023 .003 .041 .031 .008 Sumber : Hasil Penelitian Diolah

Dari hasil analisis data yang terdapat dalam lampiran dan dirangkum pada tabel diatas, diketahui bahwa persamaan regresi untuk hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = 1,313 + 0,784X1 + 0,524X2 + 0,901X3 +0,452X4 +0,640X5 +0,760X6 Persamaan diatas mengandung maksud bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh fungsi kepemimpinan Kepala Sekolah. Persamaan diatas dapat di jabarkan sebagai berikut :

Konstanta = 1,313 artinya bahwa apabila tidak ada variabel fungsi kepemimpinan, maka tingkat kinerja guru adalah sebesar 1,313 satuan

Koefisien X1 sebesar 0,784 artinya bahwa apabila fungsi kepemimpinan sebagai pendidik naik satu satuan, maka kinerja guru SD Negeri Gempol Sari akan menurun sebesar 0,784 satuan.

Koefisien X2 sebesar 0,524 artinya bahwa apabila fungsi kepemimpinan sebagai Manajer naik satu satuan, maka kinerja guru SD Negeri Gempol Sari akan mampu menurun sebesar 0,524 satuan.

Koefisien X3 sebesar 0,901 artinya bahwa apabila fungsi kepemimpinan sebagai administrator naik satu satuan, maka kinerja guru SD Negeri Gempol Sari akan mampu meningkat sebesar 0,901 satuan.

Koefisien X4 sebesar 0,452 artinya bahwa apabila fungsi kepemimpinan sebagai Supervisor naik satu satuan, maka kinerja guru SD Negeri Gempol Sari akan mampu meningkat sebesar 0,452 satuan.

Koefisien X5 sebesar 0,640 artinya bahwa apabila fungsi kepemimpinan sebagai Inovator naik satu satuan, maka kinerja guru SD Negeri Gempol Sari akan mampu meningkat sebesar 0,640 satuan.

Koefisien X6 sebesar 0,760 artinya bahwa apabila fungsi kepemimpinan sebagai Motivator naik satu satuan, maka kinerja guru SD Negeri Gempol Sari akan mampu meningkat sebesar 0,760 satuan.

Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa secara simultan fungsi kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja guru digunakan analisis uji F (Anova) sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

(11)

Tabel 4. Hasil Analisis Uji F (Anova)

Model Sum of

Square df

Mean

Square F Sig.

1 Regression Residual Total

3,174 11,872 15,046

6 42 48

.529 .283

12.872 .002

Sumber : Hasil Penelitian Diolah

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 12,872 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti bahwa secara bersama-sama fungsi kepemimpinan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja guru SD Negeri Gempol Sari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa fungsi kepemimpinan yang terdiri dari fungsi pendidik, fungsi manajer, fungsi supervisor, fungsi administrator, fungsi inovator dan fungsi motivator secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja guru SD Negeri Gempol Sari diterima.

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat besarnya pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja guru digunakan analisis koefisien determinasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi sebesar R2 = 0,211 yang berarti bahwa 21,1 % kinerja guru dapat dijelaskan oleh fungsi kepemimpinan, sedangkan sisanya sebesar 78,9 % di pengaruhi oleh variabel lain diluar fungsi kepemimpinan.

Pengujian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa secara parsial faktor-faktor fungsi kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja Guru digunakan analisis dengan uji t parsial. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa nilai t pada masing- masing faktor fungsi sebagai berikut:

Nilai t hitung fungsi pendidik (X1.1) adalah sebesar 3,501 dengan signifikansi sebesar 0,007 (lebih kecil dari 0,05) artinya bahwa secara parsial fungsi pendidik kepala sekolah mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja Guru .

Nilai t hitung fungsi manajer (X1.2) adalah sebesar 2,432 dengan signifikansi sebesar 0,023 (lebih kecil dari 0,05) artinya bahwa secara parsial fungsi manajer kepala sekolah mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja Guru

Nilai t hitung fungsi administrator (X1.3) adalah sebesar 5,556 dengan signifikansi sebesar 0,003 (lebih kecil dari 0,05) artinya bahwa secara parsial fungsi administrator kepala sekolah mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja Guru

Nilai t hitung fungsi supervisor (X1.4) adalah sebesar 2,263 dengan signifikansi sebesar 0,041 (lebih kecil dari 0,05) artinya bahwa secara parsial fungsi supervisor kepala sekolah mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja Guru

Nilai t hitung fungsi inovator (X1.5) adalah sebesar 2,770 dengan signifikansi sebesar 0,031 (lebih kecil dari 0,05) artinya bahwa secara parsial fungsi inovator kepala sekolah mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja Guru

Nilai t hitung fungsi motivator (X1.6) adalah sebesar 3,188 dengan signifikansi sebesar 0,008 (lebih kecil dari 0,05) artinya bahwa secara parsial fungsi motivator kepala sekolah mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja Guru

(12)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Fungsi kepemimpinan Kepala Sekolah yang meliputi fungsi pendidik, fungsi manajer, fungsi administrator, fungsi supervisor, fungsi inovator dan motivator secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru pada SD Negeri Gempol Sari. Koefisien determinasi sebesar 0,211 menunjukkan bahwa kinerja guru pada SD Negeri Gempol Sari sebesar 21,1 %, disebabkan oleh fungsi kepemimpinan dan sisanya sebesar 78,9 % disebabkan oleh faktor lainnya yang tidak diteliti.

2. Fungsi kepemimpinan Kepala Sekolah yang meliputi fungsi pendidik, fungsi manajer, fungsi administrator, fungsi supervisor, fungsi inovator dan motivator secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru pada SD Negeri Gempol Sari.

Diantara Fungsi kepemimpinan Kepala Sekolah yang meliputi fungsi pendidik, fungsi manajer, fungsi administrator, fungsi supervisor, fungsi inovator dan motivator, ternyata fungsi administrator mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja guru pada SD Negeri Gempol Sari.

DAFTAR PUSTAKA

Covey R Stephen,(2005),The 8th Habit, Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Depdiknas,(2001),Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah ,Buku1 konsep dan pelaksanaannya, Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Indrawijaya,Adam, (1999), Perilaku Organisasi, Bandung: Sinar Baru.

Manulang,(2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jogjakarta: PT. BPFE.

Mangkunegara,(2005), Manajemen SumberDaya Manusia, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.

Mulyasa,(2005), Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.

Mulyadi, (1999), Organisasi; Teori Struktur Dan Proses, Jakarta: LP2LPTK Depdikbud.

Nimran ,Umar (1999), Perilaku Organisasi, Surabaya: Citra Media Surabaya.

Nanang, Fattah, (2004), Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Safaria ,Triantoro,(2004), Kepemimpinan, Jogjakarta: Graha Ilmu.

Sugiono,(2007), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfa Betha.

Sugiono,(2004), Metodologi Penelitian Administrasi, Bandung; Alfa Betha.

Sujak,(1990),Kepemimpinan; Manajemen Konsistensinya dalam Perilaku Organisasi, Bandung: Pusdiklat Depdikbud.

Uno, B Hanzah, (2007), Teori Motifasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara.

Indrawijaya,Adam, (1999), Perilaku Organisasi, Bandung: Sinar Baru.

Gambar

Tabel 1.  Karakteristik Responden  No  Jenis Kelamin  Jml   Persen  Lama  Kerja
Tabel 2.  Distribusi Frekuensi Kepala Sekolah sebagai Pendidik (X1)
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi dengan menggunakan SPSS
Tabel 4. Hasil Analisis Uji F (Anova)  Model  Sum  of  Square  df  Mean  Square  F  Sig

Referensi

Dokumen terkait

As of Cisco IOS Software Release 12.0, Cisco routers now have ip subnet-zero enabled by default, but if the network engineer feels that it is unsafe to use subnet zero, the no

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

Berbagai penelitian terdahulu yang telah dilakukan menunjukkan bahwa daun kersen (Muntingia calabura L.) memiliki efek antibakteri sehingga penelitian ini

Pada kesempatan ini kami akan membuat inovasi dari pembuatan garam industri yang sesuai dengan SNI telah dilakukan, antara lain dengan alat purifikasi garam rakyat

[r]

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa atas rahmatNya yang melindungi, memberkati, memberikan kekuatan, dan semangat dalam penyusunan skripsi ini sehingga penulis

sumber–sumber visual berupa foto tentang peristiwa dan kejadian yang terjadi di.. Kota Medan antara tahun 1945-1950 dengan membuat sebuah konteks

PROFIL KEMAMPUAN INKUIRI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN STRATEGI TEACHING LEARNING SEQUENCES DALAM INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI GAYA GESEK.. Universitas Pendidikan