BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini bertujuan memberikan landasan yang valid terhadap penelitian sehingga hasil penelitian dan data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Beberapa pembahasan yang tertera dalam bab ini antara lain:
ruang lingkup penelitian, metode pengambilan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan metode analisis data. Berikut merupakan beberapa sub bab yang akan dibahas.
A. Ruang Lingkup Penelitian
Peneliti menggunakan pengumpulan data dengan survei kuesioner online kepada responden para pengguna smartphone merek Samsung.
Metode pengumpulan data primer yang diperoleh secara online. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan menjelaskan suatu fenomena dengan cara mengukur dan menganalisis variabel penelitian menggunakan analisis data numerik dengan teknik statistik yang tepat dan spesifik untuk menjawab pertanyaan seperti siapa, apa, dimana, kapan, dan bagaimana (Apuke, 2017).
B. Populasi, Teknik Sampling Dan Sampel, Pelaksanaan Dan Sumber Data Populasi merupakan semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas (Kerlinger,2004). Populasi juga merupakan kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan (Nazir,2005). Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
smartphone merek Samsung yang berdomisili di Pulau Jawa. Populasi di Pulau Jawa dipilih karena berdasarkan survei, masyarakat di Pulau Jawa menunjukkan proporsi kepemilikan smartphone yang paling banyak dibandingkan dengan kepemilikan di pulau lainnya (www.indonesiabaik.id, 2018). Hal ini bisa disebabkan karena ketersediaan akses telekomunikasi yang cukup baik serta terjangkaunya perangkat smartphone di Pulau Jawa.
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi untuk tujuan penelitian (Sekaran dan Bougie, 2016). Sampling merupakan proses untuk memilih perwakilan atau sampel yang diambil berdasarkan suatu populasi sebagai tujuan penelitian.
Adapun dalam penelitian ini menggunakan teknik Non-Random Sampling.
Non-Random Sampling dipilih karena jumlah dari populasi yang akan dijadikan responden dalam penelitian tidak diketahui (tak terhingga), penggunaan teknik Non-Random Sampling berarti dalam pemilihan sampel dilakukan tidak secara acak. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, dan snowball.
Teknik Purposive Sampling dipilih dalam penelitian ini karena menurut Sugiyono (2016:85) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Alasan menggunakan teknik Purposive Sampling adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti.
Oleh karena itu, penulis memilih teknik Purposive Sampling yang menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kriteria yang dijadikan sebagai sampel penelitian adalah anggota populasi yang menggunakan smartphone Samsung minimal selama 1 tahun terakhir.
Penelitian ini mengestimasi jumlah responden adalah sejumlah 200 orang. Pemilihan sampel ini berpedoman pada pendapat Hair (2017) yang mengatakan bahwa dalam studi kuantitatif diperbolehkan menggunakan jumlah sampel antara 100 sampai dengan 200 responden. Penentuan jumlah sampel diharapkan dapat memenuhi kriteria dalam pengujian hipotesis sesuai dengan metode statistik yang digunakan.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah sumber data yang didapat langsung dari responden oleh peneliti (Sekaran dan Bougie, 2016). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban kuesioner yang diberikan kepada responden.
Kuisioner yang telah dibagikan secara online nantinya dikumpulkan dan didapatkan data yang mencakup karakteristik responden penelitian serta tanggapan responden.
C. Metode Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan survei kuesioner online sebagai alat pengumpulan data. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi responden dalam arti tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui dalam penelitian (Arikunto, 2006). Peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepasa sejumlah responden secara online dan kemudian responden memilih beberapa alternatif jawaban yang sudah tersedia.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Proses penentuan indikator pada bagian ini merupakan upaya pembentukan indikator dari sebuah variabel yang telah dipaparkan sebelumnya. Pembentukan variabel indikator perlu dilakukan guna membantu teknik pengukuran dan memberikan kemudahan pengamatan dalam pengumpulan data di lapangan. Definisi dan indikator variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
Tabel 1.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Indikator
Nilai Fungsional Persepsi yang dirasakan pelanggan melalui atribut fungsional atau fisik dari produk tersebut yang berbeda dengan yang lain. Secara operasional dalam kajian ini, nilai fungsional adalah persepsi pelanggan terhadap atribut/fisik produk smartphone Samsung
1. Kualitas Baik 2. Dapat diandalkan 3. Ter-update
Nilai Sosial
Persepsi yang dirasakan oleh pelanggan karena menggunakan produk tersebut dengan satu atau lebih kelompok sosial khusus. Secara operasional dalam kajian ini, nilai operasional dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan saat menggunakan produk smartphone Samsung pada kelompok sosial.
1. Diakui 2. Dipandang 3. Baik
4. Citra diri meningkat
Nilai Emosional
Persepsi emosional dari pengalaman konsumen dengan produk. Hal yang dirasakan oleh konsumen antara lain nilai-nilai emosional yang positif misalnya rasa kesenangan dalam penerimaan produk- produk baru. Secara operasional dalam kajian ini, nilai emosional dapat didefinisikan sebagai persepsi emosional yang positif saat menggunakan smartphone Samsung.
1. Menikmati
2. Ingin terus menggunakan 3. Rileks
4. Baik 5. Senang
Nilai Epistemik
Persepsi yang dirasakan dari kapasitas produk untuk membangkitkan rasa ingin tahu, memberikan hal baru dan/atau untuk memenuhi keinginan. Secara operasional dalam kajian ini, nilai epistemik didefinisikan sebagai persepsi pelanggan dari kapasitas produk smartphone Samsung untuk meningkatkan rasa ingin tahu, memberikan hal baru dan/atau untuk memenuhi keinginan.
1. Memperoleh pengetahuan 2. Menemukan hal baru 3. Fitur baru dan berbeda.
Manfaat Fungsional
Manfaat fungsional terkait dengan penghematan waktu, kenyamanan, informasi yang berguna, saran untuk membuat keputusan pembelian terbaik dan menggunakan hubungan untuk bertukar informasi.
Secara operasional dalam kajian ini, manfaat fungsional dapat didefinisikan sebagai penghematan waktu, kenyamanan, informasi yang berguna, saran untuk membuat keputusan pembelian produk smartphone Samsung terbaik dan memanfaatkan hubungan untuk bertukar informasi.
1. Kenyamanan 2. Menghemat waktu 3. Bermanfaat 4. Membantu
Manfaat Sosial Manfaat sosial dapat mengarah pada manfaat yang dirasakan bagian dari emosional suatu hubungan, seperti pengakuan pribadi, keakraban, dan persahabatan, daripada hasil transaksi. Secara operasional
1. Kedekatan 2. Menikmati waktu 3. Hubungan pribadi
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
dalamkajian ini, manfaat sosial dapat mengarah emosional suatu hubungan dengan pelayanan pada toko Samsung.
4. Kenyamanan
Manfaat Kepercayaan
Manfaat kepercayaan adalah manfaat psikologis yang terdiri dari perasaan nyaman terkait dengan mengetahui apa yang diharapkan selama pertemuan layanan yang kemudian membuat perasaan aman, mengurangi kecemasan, menambah kepercayaan pada penyedia layanan. Secara operasional dalam kajian ini, manfaat kepercayaan yaitu manfaat psikologis yang berupa perasaan nyaman, tidak cemas, percaya pada pelayanan di toko Samsung.
1. Tidak ragu 2. Tidak khawatir 3. Yakin
Manfaat Pelayanan Khusus
Manfaat pelayanan khusus merupakan sebuah bentuk perlakuan istimewa bagi pelanggan berupa pelayanan yang berbeda dari pelanggan lain pada umumnya. Secara operasional dalam kajian ini, manfaat pelayanan khusus adalah bentuk perlakuan istimewa untuk pelanggan khusus yang berbeda dengan pelanggan lainnya.
4. Diskon atau penawaran khusus
5. Harga khusus 6. Prioritas
Kepuasan Konsumen
Kepuasan pelanggan adalah perasaan pelanggan, baik itu berupa kesenangan atau ketidakpuasan yang timbul dari membandingkan sebuah produk dengan harapan konsumen atas produk tersebut. Secara operasional dalam kajian ini, kepuasan pelanggan adalah perasaan berupa kesenangan atau ketidakpuasan pelanggan karena produk smartphone Samsung tidak sesuai dengan harapan.
1. Sesuai keinginan 2. Baik
3. Sesuai permintaan 4. Senang
Loyalitas Merek
Loyalitas merek adalah preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu. Secara operasional dalam kajian ini, loyalitas merek didefinisikan sebagai preferensi konsumen secara konsisten untk melakukan pembelian pada smartphone Samsung.
1. Ingin terus menggunakan 2. Merekomendasikan pada
orang terdekat 3. Bangga
4. Tidak berpindah merek
Sumber: Data Olahan Penulis, 2019
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
E. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan skala likert untuk mengukur respon dari responden yang tertera dalam bentuk kuesioner. Skala likert merupakan respon terhadap sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan variabel tertentu untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada lima skala (Sekaran dan Bougie, 2016).
Pengujian analisis data diawali dengan uji validitas dan uji realibilitas terhadap data yang diperoleh dari survei yang telah dilakukan. Tujuannya untuk memberikan jaminan bahwa data yang diperoleh telah memenuhi kriteria untuk diuji dengan menggunakan berbagai jenis metode yang ada. Pada penelitian ini penulis menggunakan skala likert 5 poin dengan berpatokan pada Riduwan (2012), yaitu :
1. Jawaban sangat setuju skor 5
2. Jawaban setuju skor 4
3. Jawaban kurang setuju skor 3 4. Jawaban tidak setuju skor 2 5. Jawaban sangat tidak setuju skor 1
Metode analisis data pada penelitian ini disajikan secara deskriptif, yakni dengan menggunakan SEM-PLS (Structural Equaition Modeling – Partial Least Square). SEM-PLS adalah metode yang dipakai untuk mengestimasi jalur model yang kompleks dengan variabel laten dan hubungan antar variabelnya yang memungkinkan peneliti untuk membuat teori operasional dan menentukan konstruksi model statistik yang sesuai. Menurut (Hair, Ringle &
Sarstedt, 2017; Richter dkk, 2015) SEM-PLS memberikan fasilitas untuk menganalisis dan mempredisksi melalui data dengan cara yang terukur serta menjelaskan suatu fenomena secara konseptual.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
F. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2009:35). Dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis.
G. Analisis Uji Instrumen 1. Uji validitas
Suatu instrumen dalam penelitian dapat dikatakan valid apabila dalam instrumen tersebut dinilai mampu mengukur variabel yang diterapkan. Adapun untuk dapat mengetahui sebuah instrumen dapat mengukur suatu variabel penelitian, maka pengujian validitas dan reliabilitas perlu dilakukan. Uji validitas berfungsi untuk mengukur valid tidaknya atau sah tidaknya setiap item pertanyaan pada kuesioner yang diajukan.
Kuesioner dapat dikatakan valid apabila tiap item pertanyaan yang ada didalam kuesioner mampu mewakili variabel yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Hair, 2017).
Ukuran validitas suatu item pertanyaan dapat dilihat melalui nilai CFA (Confirmatory Factor Analysis) dan nilai Outer Loading dengan kriteria sebagai berikut:
a. Nilai item pertanyaan > 0.7 yang artinya item pertanyaan dapat dipertahankan atau digunakan karena dianggap mampu mewakili yang diukur dalam kuesiner.
b. 0.4 < nilai item pertanyaan < 0.7, yang artinya item pertanyaan dapat dipertahankan apabila Composite Reliability tidak meningkat. Akan tetapi, apabila Composite
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
Reliability meningkat maka item pertanyaan tidak dapat digunakan dan harus dhilangkan.
c. Nilai item pertanyaan < 0.4 yang berarti item pertanyaan tidak dapat dipertahankan atau harus dihilangkan karena dianggap tidak mampu dalam mewakili variabel yang diukur dalam kuesioner.
2. Uji Reliabilitas
Setelah mengetahui nilai uji validitas, selanjutnya dilakukan Uji Reliabilitas. Uji Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa konsisten item pertanyaan yang mengukur variabel penelitian tersebut. Reliabilitas mencakup keseluruhan konsep eksperimen yang kemudian menetapkan hasil untuk mengetahui dan mendapatkan apakah hasil yang diperoleh telah memenuhi persyaratan dari metode penelitian (Mohajan, 2017).
Hasil Uji Reliabilitas dapat dilihat dan diketahui melalui Composite Reliability dengan meninjau nilai Cronbah’s Alpha. Item pertanyaan dinyatakan reliabel apabila nilai Cronbah’s Alpha menunjukkan angka > 0.7. Ada tiga tingkatan reabilitas yaitu:
a. Nilai Alpha 0.8 – 1.0 dikategorikan reabilitas baik.
b. Nilai Alpha 0.6 – 0.79 dikategorikan reabilitas diterima.
c. Nilai Alpha ≤ 0.6 dikategorikan reabilitas kurang baik.
3. Uji Asumsi SEM PLS
Asumsi yang harus dipenuhi dalam proses pengumpulan dan pengolahan data yang dianalisis dengan model SEM PLS adalah sebagai berikut:
Menurut Monecke & Leisch (2012) dalam Sarwono dan Narimawati (2015:12), asumsi-asumsi pada model SEM dengan PLS adalah :
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
a. Tidak ada asumsi normalitas, PLS sebagai alternatif dari SEM tidak mengharuskan data berdistribusi normal mulivariat, sehingga dalam penerapannya asumsi normalitas tidak diperlukan.
b. Ukuran sampel yang relatif kecil dapat digunakan. Seperti yang dituliskan oleh Birn (2000) bahwa dalam studi kuantitatif diperbolehkan menggunakan jumlah sampel antara 100 sampai dengan 200 responden.
c. Tidak mengharuskan randomisasi sampel dengan demikian sampel yang dipilih dengan pendekatan non-probabilitas, seperti ‘accidental sampling’, ‘purposive sampling’ dan sejenisnya dapat digunakan dalam SEM dengan PLS.
d. Selain model hubungan indikator refleksif, SEM dengan PLS memperbolehkan indikator formatif digunakan dalam mengukur variabel laten.
e. SEM dengan PLS mengizinkan adanya variabel laten dikotomi.
f. SEM dengan PLS memberi kelonggaran terhadap keharusan adanya skala pengukuran interval.
g. Distribusi residual dalam SEM dengan PLS tidak diharuskan seperti pada SEM yang berbasis kovarian dimana dalam SEM tersebut distribusi residual harus sekecil mungkin seperti pada regresi linier.
h. SEM dengan PLS dapat digunakan sebagai prosedur yang digunakan untuk mengembangkan teori pada tahap awal.
i. Pendekatan regresi dalam SEM dengan PLS lebih cocok dibandingkan dalam SEM yang berbasis kovarian.
j. Dalam SEM dengan PLS hanya diperbolehkan model rekursif (sebab- akibat) saja dan tidak mengizinkan model non-rekursif (timbal balik) sebagaimana dalam SEM yang berbasis kovarian.
k. SEM dengan PLS memungkinkan model sangat kompleks dengan banyak variabel laten dan indikator.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
4. Uji GoF (Goodnes of Fit)
Uji Goodnes of Fit adalah pengujian yang dapat mendeskripsikan seberapa baik model penelitian menggambarkan suatu penelitian (Olivares & Forero, 2010). Analsisis Structural Equation Model (SEM) adalah salah satu teknik analisis statistik yang berfungsi untuk melakukan analisis hubungan antar variabel laten dan variabel yang diamati sebagai indikatornya, hubungan antara variabel laten dan kesalahan pengukuran.
Dalam hal ini hubungan dibentuk melalui struktural model (hubungan antara variabel independen dan variabel dependen). Dalam analisis SEM dilakukan evaluasi terkait asumsi SEM dan kriteria dari Goodnes of Fit (GoF). Indeks kesesuaian (fit index) bertujuan untuk menghitung berbagai proporsi tertimbang dari varian dalam matriks kovarians sampel yang dijabarkan oleh matriks kovarians populasi yang telah diestimasi (Bentler, 1983).
GFI adalah indeks yang menjelaskan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan dan dihitung melalui residual dari model yang diprediksi dan dibandingkan secara ukuran non-statistikal yang memiliki rentang nilai dari 0 (poor fit) hingga 1.0 (perfect fit). Besarnya nilai dalam indeks menunjukkan “better fit”. Secara statistik Goodness of Fit dalam suatu model penelitian dapat diukur melalui analisis nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan statistik t, dimana:
a. Apabila nilai dalam Goodness of Fit menunjukan nilai yang lebih besar dari 0.36 maka H0 diterima atau dipertahankan, yang artinya model regresi mampu menjelaskan data observasinya.
b. Apabila dalam nilai Goodness of Fit menunjukkan nilai yang lebih kecil dari 0.36 maka H0 ditolak atau tidak dapat dipertahankan, yang artinya dalam model regresi tidak dapat mendeskripsikan observasinya.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
5. Uji Hipotesis
Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat uji Structural Equation Modelling (SEM). Digunakannya SEM karena SEM memiliki kelebihan diantaranya adalah menyediakan metode yang langsung menangani multi hubungan secara silmultan, sekaligus memberikan pengujian statistik yang efisien. Uji hipotesis ini dilakukan dengan metode resampling bootstraping. Ukuran signifikansi memperjelas dukungan terhadap suatu hipotesis dengan menggunakan nilai T-table dan T-statistic dalam melakukan uji statistik.
Penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan meninjau nilai dari koefisien jalur dan membandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai signifikansinya.
Adapun dalam pengambilan keputusannya terdapat kriteria tertentu yang perlu diperhatikan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini yakni:
a. H0 dan H1 ditolak apabila nilai t (probabilitas) ≤ 0,05 atau sama dengan nilai signifikansi (0,05 ≤ Sig) sehingga dapaat dikatakan tidak signifikan.
b. H0 dan H1 ditolak apabila nilai t (probabilitas) ≥ 0,05 atau sama dengan nilai signifikansi (0,05 ≥ Sig) sehingga dapat dikatakan signifikan.