Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 2020 eISSN 2657- 0998
95
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X PEM-1 Materi Struktur Organisasi Lingkup Perusahaan Pelajaran Administrasi
Umum Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya Pada SMK Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie
Syaifuddin
Guru SMK Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie email: [email protected]
ABSTRAK
Kegiatan belajar mengajar tidak selamanya berjalan seperti yang diingkan, karena keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar. Hal ini juga terjadi di SMK Negeri 1 Sigli, di mana sebagian besar guru masih melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan dan jenuh ini bisa mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga banyak siswa yang tidak tuntas. Berdasarkan masalah tersebut diatas peneliti akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas yang mengacu pada model yang dikembangkan Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan, refleksi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ekonomi dan bisnis Materi Kesetimbangan pada siswa kelas X PEM-1 SMK Negeri 1 Sigli Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya.
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan pada Semester I Tahun Ajaran 2018/2019 dimana subjek penelitiannya adalah siswa Kelas X PEM-1 SMK Negeri 1 Sigli yang berjumlah 18 siswa. Data yang diperoleh untuk penelitian berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Sramble.
Terjadi peningkatan hasil belajar siswa setiap siklus dimana pada prasiklus nilai rata-rata kelasnya 61,92 dengan ketuntasan belajar 42,30%, dan pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 68,08 dengan tingkat ketuntasan 73,03% dan terus meningkat pada siklus II menjadi 76,31 dengan ketuntasan belajar mencapai 88,46%. Demikian juga aktivitas guru dan siswa terus meningkat setiap siklusnya.
Simpulan dari penelitian adalah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Tutor Sebaya terbukti dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi dan bisnis Materi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran pada siswa kelas X PEM-1 SMK Negeri 1 Sigli.
Kata Kunci : Ekonomi dan bisnis, hasil belajar, Tutor Sebaya
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan pengaruh, bantuan, atau tuntunan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak didik (Soedomo Hadi, 2003 : 18). Salah satu bentuk pelaksanaan pendidikan adalah pengajaran. Kegiatan belajar mengajar merupakan
96
satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Menurut Hamalik (2005 : 36) menerangkan bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil/tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih luas yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan tetapi perubahan kelakuan. Sedangkan menurut Corey (Syaiful, 2005:61) menyatakan bahwa proses pembelajar-an adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan repon terhadap situasi tertentu, proses pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar merupakan kegiatan sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadi kegiatan belajar yang optimal. Suatu kondisi pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan diharapkan mamu membuat siswa belajar, karena secara tidak langsung siswa akan termotivasi untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Dalam kegiatan belajar mengajar terdiri atas komponen- komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun komponen-komponen tersebut antara lain: (a) peserta didik; (b) tenaga pendidik; (c) materi pelajaran; (d) media atau peralata pembelajaran; (e) strategi dan metode pembelajaran; (f) evaluasi atau hasil penilaian; (g) lingkungan pembelajaran; serta (h) pengelolaan kelas (Iskandar, 2009 : 31). Apabila semua komponen tersebut dapat bekerja sama secara maksimal, maka kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancar dan diharapkan hasil belajar siswa baik dan tujuan pembelajaran tercapai. Merumuskan dan menulis tujuan- tujuan pengajaran merupakan satu tahap dalam proses desain pengajaran (Uno, 2008 : 108). Tujuan merupakan dasar untuk mengukur hasil pengajaran, yang dapat dijadikan landasan dalam menentukan strategi pembelajaran.
Istilah ekonomi berasal dari bahasa yunani yaitu Oikonomia yang terdiri dari dua suku kata yaitu oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga, sedangkan nomor berarti aturan. Sehingga oikonomia mengandung arti aturan rumah tangga. Oikonomia mempunyai arti aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam rumah tangga (Sukwiaty, 2007 : 101). Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan muncullah ilmu yang disebut ilmu ekonomi. Dalam pembelajaran Ekonomi dan bisnis sebenarnya telah banyak upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun usaha itu belum menunjukkan hasil yang optimal. Rentang nilai siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai terlalu mencolok. Untuk itu perlu diupayakan pula agar rentang nilai antar siswa tersebut tidak terlalu jauh yaitu dengan memanfaatkan siswa yang pandai untuk menularkan kemampuannya pada siswa lain yang kemampuannya lebih rendah. Tentu saja guru yang menjadi perancang model pembelajaran harus mengubah bentuk pembelajaran yang lain. Pembelajaran tersebut adalah pembelajaran tutor sebaya. Hisyam Zaini dalam Suyitno (2004 : 24) menyatakan bahwa “Metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain.
Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya”.
Pembelajaran dengan metode tutor sebaya memberikan kebebasan kepada siswa yang menjadi tutor untuk mengembangkan metode dalam menjelaskan materi kepada teman-temannya. Namun demikian, mereka juga diberi tanggung jawab oleh dosen agar bisa menjelaskan materi pelajaran pada teman (tutee) yang masih belum paham, sehingga dalam pelaksanaannya tutor bisa lebih leluasa dalam menyampaikan materi sesuai dengan
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 20120 eISSN 2657- 0998
97 keinginan tutee. Kondisi pembelajaran yang difasilitasi oleh teman sebaya yang akrab akan membuat tutee mengikuti kegiatan pembelajaran lebih efektif, karena siswa akan lebih leluasa untuk mengatur waktu pembelajaran, tujuan-tujuan belajar dan target penguasaan materi yang diharapkan.
Kenyataannya pendidikan saat ini masih mengalami berbagai masalah, salah satu masalah yang dekat dengan hal tersebut adalah hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh sikap, perilaku dan prestasi belajar (nilai) siswa secara umum. Banyak siswa yang sering melalaikan tugas mereka seperti tidak mengerjakan PR atau tugas-tugas yang lain, mengacuhkan penjelasan materi dari guru, bahkan masih banyak juga siswa yang kesulitan saat menghadapi soal ulangan atau ujian semester pada beberapa mata pelajaran sehingga nilai mereka pun tidak maksimal. Biasanya mereka mengalami kesulitan pada mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman, ketelitian dan perhitungan. Berdasar pada pemaparan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar siswa masih rendah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti merasa perlu mengadakan suatu penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar, dengan mengambil judul upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas X PEM-1 materi srtuktur organisasi lingkup perusahaan pelajaran administasi umum melalui model pembelajaran tutor sebaya pada SMK Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie.
METODELOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie selama 3 bulan, mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan April 2018. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas X PEM-1 SMK Negeri 1 Sigli Kab Pidie Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 18 orang siswa. Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II. Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekskriptif komparatif dan deskriptif kualitatif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional. Guru cenderung menstranfer ilmu pada siswa, sehingga siswa pasif, kurang kreatif, bahkan cenderung bosan. Disamping itu dalam menyampaikan materi guru tanpa menggunakan alat peraga. Sebelum siklus I (pra siklus) banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Hal ini diindikasikan pada capaian nilai hasil belajar di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 70.
98
Tabel 1 Nilai Tes Pra Siklus NO
Hasil (Angka)
Hasil(Huruf) Arti Lambang Jumlah Siswa
Persen
1 3,66-4,00 A Sangat baik - 0 %
2 3.00-3,65 B Baik 2 12,5 %
3 2,66-299 C Cukup 5 16,5 %
4 1,66-2,65 D Kurang 8 37,5 %
5 <1,66 E Sangat Kurang 5 18,5 %
Jumlah 16 100%
Sumber : Hasil tabulasi data Januari 2018
Berdasarkan hasil analisis dalam tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 0 % atau tidak ada, yang mendapat nilai B (baik) sebanyak 16,7.% atau sebanyak 3 siswa dan yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 33,3 % atau 6 siswa , dan yang mendapat nilai kurang 33,3 % atau sebanyak 8 siswa, sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang 16,7 % atau sebanyak 5 siswa.
Deskripsi Hasil Siklus I 1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pemilihan Materi dan penyusunan rencana pelasaksanaan pembelajaran
Berdasarkan materi yang dipilih kemudian disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Masing-masing RPP diberikan alokasi waktu sebanyak 2 x 45 menit, artinya setiap RPP disampaikan dalam 1 kali tatap muka. Dengan demikian, selama siklus I terjadi 2 kali tatap muka.
b. Pembentukan kelompok-kelompok belajar
Pada siklus I, siswa dalam satu kelas dibagi menjadi 4 kelompok kecil dengan memperhatikan heterogenitas baik kemampuan, gender.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Tatap Muka
Tatap muka I dan II dengan RPP tentang pembelajaran Ekonomi dan bisnis khususnya upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas X PEM-1 materi srtuktur organisasi lingkup perusahaan pelajaran administasi umum melalui model pembelajaran tutor sebaya pada SMK Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Pembelajaran Tutor Sebaya dengan langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Guru secara klasikal menjelaskan strategi pembelajaran yang harus dilaksanakan siswa.
2) Secara kelompok siswa berkompetisi menempelkan pias–pias peta pada peta yang telah didesain. Kelompok yang selesai terlebih dulu boleh memperagakan yel–
yelnya.
3) Secara kelompok siswa mencari dan menemukan pada buku panduan.
4) Secara kelompok siswa bertanya jawab antar kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 20120 eISSN 2657- 0998
99 5) Kelompok yang mendapat skor paling tinggi mendapat hadiah.
6) Guru memberi umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap Materi yang dipelajari dengan mengadakan evaluasi berupa tes.
7) Guru menilai hasil evaluasi.
8) Guru memberikan tindak lanjut.
Sekilas gambaran proses pembelajaran pada siklus I, guru tidak lagi mentransfer Materi pada siswa, tapi siswa secara aktif bekerja sama dalam kelompok untuk mencari Materi serta mendiskusikannya. Siswa tampak aktif dan bergairah dalam pembelajaran.
Dalam kegiatan ini mereka saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk berkompetisi dengan kelompok lain dalam menyelesaikan lembar kerja siswa .Suasana pembelajaran lebih menyenangkan nampak semua siswa bergairah dalam mengikuti pelajaran.
b. Wawancara
Wawancara dilaksanakan pada saat kegiatan tatap muka setelah selesai diskusi.
Kegiatan wawancara dilaksanakan oleh guru terhadap beberapa anggota kelompok.
Wawancara diperlukan untuk mengetahui sejauh mana perasaan siswa dalam memahami materi upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas X PEM-1 materi srtuktur organisasi lingkup perusahaan pelajaran administasi umum melalui model pembelajaran tutor sebaya dengan wawancara juga digunakan sebagai bahan refleksi.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini observasi dilakukan oleh 2 (dua) observer yaitu guru kelas (teman sejawat) pada SMK Negeri 1 Sigli Kab Pidie. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui secara detail keaktifan, kerjasama, kecepatan dan ketepatan siswa dalam memahami Materi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan rencana tindakan pada siklus II.
3) Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada siklus I dapat dideskripsikan seperti pada tabel berikut ini.
Untuk memperjelas data hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2 Hasil Rekap Nilai Tes Siklus I No Hasil
(Angka)
Hasil ( Huruf)
Arti Lambang Jumlah Siswa
Persen
1 85-100 A Sangat baik 2 11,1 %
2 75-84 B Baik 9 50,0 %
3 65-74 C Cukup 6 33,3 %
4 55-64 D Kurang 1 5,6 %
5 <54 E Sangat Kurang - -
Jumlah 18 100 %
Sumber: Hasil Tabulasi Data Maret 2018
100
Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 2 siswa (11,1 %), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 9 siswa atau (50,0 %), sedangkan dari jumlah 18 siswa yang masih mendapatkan nilai C (cukup) sebanyak 6 siswa (33,3%), sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) ada 1 siswa (5,6
%), sedangkan yang mendapat nilai D (sangat kurang) tidak ada atau 0%.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil tes kemampuan awal dengan hasil tes kemampuan siklus I dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih di bawah Kriteria ketuntasan Minimal. Pada pra siklus jumlah siswa yang dibawah KKM sebanyak 15 anak dan pada akhir siklus I berkurang menjadi 7 anak. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 4,83 menjadi 6,67. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I, seperti disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3. Perbandingan Hasil Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus I No Hasil tes
(dalam huruf )
Jumlah siswa yang berhasil Pra siklus Siklus I
1 A (85 -100) - 2
2 B (75-84) 3 9
3 C (65-74) 6 6
4 D (55-64) 8 1
5 E (< 54) 1 -
Jumlah 18 18
Sumber : Hasil Tabulasi data Maret 2018
Tabel 4. Perbandingan Ketuntasan Belajar antara Pra Siklus dengan Siklus I No Ketuntasan
Jumlah Siswa
Pra Siklus Siklus I
Jumlah Persen Jumlah Persen
1. Tuntas 3 16,66% 7 38,88%
2. Belum Tuntas 15 83,34% 11 61,11%
Jumlah 18 100% 18 100%
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas X PEM-1 materi srtuktur organisasi lingkup perusahaan pelajaran administasi umum melalui model pembelajaran tutor sebaya, mampu meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu, rata-rata kelas pun mengalami kenaikan menjadi 75. Walaupun sudah terjadi kenaikan seperti tersebut di atas, namun hasil tersebut belum optimal. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran, karena sebagian siswa beranggapan bahwa kegiatan secara kelompok akan mendapat prestasi yang sama. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 20120 eISSN 2657- 0998
101 Deskripsi Hasil Siklus II
1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pemilihan Materi dan penyusunan rencana pelasaksanaan pembelajaran
Dalam siklus II, pada hakikatnya merupakan perbaikan atas kondisi siklus I. Materi pembelajaran yang telah ditentukan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut adalah 2 x 45 menit dengan 2 kali tatap muka.
b. Pembentukan kelompok siswa
Pada siklus II, strategi pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran Tutor Sebaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X PEM-1 yang dikemas dalam bentuk kuis yang dikompetisikan antar kelompok, sehingga siswa dibagi menjadi 4 kelompok.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Tatap Muka
Tatap muka I dan II dengan RPP tentang materi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Guru memberikan evaluasi atas kegiatan pembelajaran pada siklus I.
2) Guru memberikan motivasi pentingnya strategi menggaris bawahi dalam pembuatan peta konsep.
3) Guru melatih siswa untuk menerapkan strategi belajar menggarisbawahi dan membuat peta konsep secara mandiri.
4) Mengevaluasi tugas latihan menggarisbawahi dan membuat peta konsep.
5) Membimbing siswa untuk merangkum pelajaran.
6) Guru memberikan evaluasi dengan tes.
7) Guru menilai hasil evaluasi.
Pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, siswa masaih belajar secara kelompok, namun dalam kegiatan kelompok ini siswa tertantang untuk lebih mandiri dalam menguasai materi. Karena disamping belajar secara kelompok, namun mereka antar individu harus berkompetisi secara pribadi .
b. Wawancara
Wawancara dilaksanakan pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran.
Wawancara diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami, memadukan dengan mata pelajaran lain. Disamping itu, wawancara digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa. Hasil wawancara digunakan sebagai bahan refleksi.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini observasi dilakukan oleh 2 (dua) observer yaitu guru pada SMK Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie.
Observasi dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi.
102
3) Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada siklus II dapat dideskripsikan seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Rekap Hasil Nilai Tes Siklus II No Hasil
(Angka)
Hasil
(Huruf) Arti Lambang Jumlah
Siswa Persen
1 85-100 A Sangat Baik 4 22,2 %
2 75-84 B Baik 12 66,7 %
3 65-74 C Cukup 2 11,1 %
4 55-64 D Kurang - -
5 <54 E Sangat Kurang - -
Jumlah 18 100%
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 22,2 % atau 4 siswa, sedangkan yang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 66,7 % atau 12 siswa. Dan yang mendapat nilai C (cukup) adalah 11,1 % atau sebanyak 2 siswa.Sedangjkan yang mendapat nilai D dan E tidak ada. Sedangkan nilai rata-rata kelas 7,66. Ketuntasan belajar pada siklus II dapat ditabulasikan seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Ketuntasan Belajar Siklus II No Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persen
1. Tuntas 16 88,89 %
2. Belum Tuntas 2 11,11 %
Jumlah 18 100 %
Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 16 siswa ( 88,88%) yang berarti sudah ada peningkatan.
4) Refleksi
Berdasarkan nilai hasil siklus I dan nilai hasil siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran yang digunakan adalah upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas X PEM-1 materi srtuktur organisasi lingkup perusahaan pelajaran administasi umum melalui model pembelajaran tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar. Untuk lebih jelasnya pada tabel berikut dipaparkan hasil refleksi pada siklus II.
Tabel 7 Perbandingan Hasil Nilai Tes Siklus I dan Siklus II No Hasil Tes Jumlah Siswa yang Berhasil
Siklus I Siklus II
1 A (85 -100) 2 4
2 B (75-84) 9 12
3 C (65-74) 6 2
4 D (55-64) 1 -
5 E (< 54) - -
Jumlah 18 18
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Pebruari 20120 eISSN 2657- 0998
103 Jika dibandingkan antara keadaan kondisi awal , siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa saat kondisi awal rata- rata kelas sebesar 4,83, sedangkan nilai rata- rata kelas siklus II sudah ada peningkatan menjadi 6,67. Adapun kenaikan rata – rata pada siklus II menjadi 7,66. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan diagram dibawah ini :
Tabel 8. Perbandingan Hasil Tes Pra siklus, siklus I dan Siklus II NO HasilLambang
Angka
Hasil Evaluasi
Arti Lambang
Pra tindakan
Model Siklus I
Model Siklus II
1 85-100 A Sangat Baik - 2 4
2 75-84 B Baik 3 9 12
3 65-74 C Cukup 6 6 2
4 55-64 D Kurang 8 1 -
5 <54 E Sangat
Kurang
1 - -
Jumlah 18 18 18
Tabel 9. Perbandingan Ketuntasan Nilai Rata-Rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Uraian Jumlah siswa
Rata-Rata Tuntas Belum Tuntas
1 Kondisi Awal 3 anak 15 anak 40,83
2 Siklus I 12 anak 6 anak 60,67
3 Siklus II 16 anak 2 anak 70,66
Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas X PEM-1 materi srtuktur organisasi lingkup perusahaan pelajaran administasi umum melalui model pembelajaran tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar. Dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pembelajaran Tutor Sebaya untuk Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X PEM-1 materi srtuktur organisasi lingkup perusahaan pelajaran administasi umum melalui model pembelajaran tutor sebaya pada SMK Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie Tahun Pelajaran 2018/2019.
PENUTUP Kesimpulan
Penerapan pembelajaran tutor sebaya siswa kelas X PEM-1 Materi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran Pelajaran ekonomi dan bisnis Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya. Hasil belajar mata Pelajaran ekonomi dan bisnis khususnya Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas X PEM-1 materi srtuktur organisasi lingkup perusahaan pelajaran administasi umum melalui model pembelajaran tutor sebaya pada SMK Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie Tahun Pelajaran 2018/2019. Pada akhir siklus I, siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 61,11% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 38,89% (7 siswa), sedangkan pada akhir siklus II, sebanyak 88,89% dan sebanyak 11,11% (7 siswa) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai
104
rata- rata kelas siklus I, 7,50 dan rata-rata kelas siklus II, 8,25. Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan rata-rata kelas mencapai kenaikan sebesar 70,50%, dan ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan mencapai peningkatan sebesar 58%. Jika dibandingkan dengan kondisi awal.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Soedomo. 2003. Pengantar Pendidikan. Surakarta: UNS Pers.
Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan. Sistem. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press.
Syaiful. Sagala.2005, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alvabeta.
Sukwiaty, dkk. 2007. Ekonomi 2 SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira.
Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang:
FMIPA UNNES.
Uno, B. Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.