12
PENGERTIAN WAKTU
A. Gambaran Umum Tentang Waktu
Waktu adalah serangkaian saat ketika proses suatu kejadian, perubahan atau keadaan saat berlangsung suatu benda, lamanya saat tertentu untuk melakukan sesuatu, sebuah kesempatan, tempo, peluang, ketika saat, keadaan hari dan saat yang ditentukan berdasarkan pembagian bola dunia1. Kamus Kontemporer Arab- Indonesia menjelaskan waktu adalah masa atau zaman.2 Menurut ilmu fisika waktu adalah dimensi yang memungkinkan dibedakannya dua peristiwa identik namun berlainan yang berlangsung pada titik yang sama dalam ruang (space time). Selang antara dua peristiwa tersebut membentuk pengukuran dasar pengukuran waktu.
Mengenai tujuan umum, waktu sesuai putaran Bumi pada sumbunya memberikan satuan jam (day) dan peredaran Bumi mengelilingi Matahari (year) memberikan satuan kalender. Sedangkan tujuan ilmiah, waktu didefinisikan dalam istilah frekuensi adalah suatu radiasi elektromagnetik tertentu (second).3
Pembahasan mengenai waktu salah satunya ialah konsep waktu dalam al- Qur‟an. Kata waktu terdapat dalam beberapa ayat dengan berbagai term kata yang berbeda misalkan: Kata „ajal dan term dari turunan makna kata ‘Ajal4, pengertian kata ajal mempunyai makna bahwa segala sesuatu memiliki batas waktu berakhirnya, sehingga tidak ada yang kekal kecuali Allah Swt. Kata dahr5, yang mana mempunyai makna bahwa segala sesuatu pernah tiada, dan menjadikan segala
1 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hlm. 1125
2 Atabik Ali, Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab- Indonesia (Yogyakarta: Ali Maksum, 1996), hlm. 2030
3Alan Isaacs, Kamus Lengkap Fisika (Jakarta: Erlangga, 1995), hlm. 446-447
4Term kata „ajal yang mana terdapat dalam surah Thaha ayat 84, surah al-„Araf ayat 15, surah Maryam ayat 84, surah Thaha ayat 114, surah al-Qiyamah ayat 16, surah al-Kahfi ayat 58, surah al-Fath ayat 20, surah al-Isra ayat 18, surah Yunus ayat 11, surah Shad ayat 16, surah Thaha ayat 83, surah al-Baqarah ayat 203, surah al-„Ankabut ayat 54, surah Yunus ayat 11, surah al-Isra ayat 18, surah al-Qiyamah ayat 20, surah al-Insan ayat 27, surah al-Anbiya ayat 37, surah al-Isra ayat 11, surah al-Baqarah ayat 51, 54, 92, 93, surah an-Nisa ayat 152, surah al-„Araf ayat 152, surah Hud ayat 69, surah aż-Żariyat ayat 26, surah al-„Araf ayat 148 dan surah Thaha ayat 88. Lihat Muhammad Fuad „Abdul Baqy, al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fāż al-Qur’an (Mesir: Dar Al-Hadiṡ, 2007), hlm. 548-549
5Terdapat dalam surah al-Jasyiyah ayat 24, dan surah al-Insan ayat 1. Lihat Muhammad Fuad
„Abdul Baqy, Ibid, hlm 264
sesuatu terikat oleh waktu (dahr). Kata waqt6 memiliki makna sebagai batas akhir suatu kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan. Pengertian ini tergambar dari waktu-waktu shalat yang memberi gambaran tentang adanya pembagian waktu yang dialami (seperti detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan seterusnya), dan sekaligus kewajiban untuk menyelesaikan melakukan pekerjaan dalam waktu-waktu tersebut, dan tidak membiarkannya berlalu begitu saja. Kata 'ashr7, mempunyai makna memberi kesan bahwa waktu yang dialami oleh manusia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.8Dapat juga dikatakan kurun waktu atau dahr berasal dari kata bahasa Arab yang artinya menimpa, ada beberapa pendapat mengenai arti kata ini yaitu mengartikan ad-dahr adalah masa sejak sebelum penciptaan. Menurut al- Ashfahani9 ialah masa yang dilalui oleh alam, mulai masa penciptaannya sampai masa kehancurannya, menurut at-Thabarī ialah waktu berlangsungnya malam dan siang.10
Pandangan waktu dilihat dari ilmu sosial ialah semua fenomena sosial terjadi saat tertentu dalam waktu, semua proses sosial terjadi terus menerus sepanjang waktu, singkatnya kehidupan sosial berlangsung dalam ruang waktu, waktu seperti ruang yang melekat dalam tubuh intraksi sosial. Waktu adalah dimensi yang sangat diperlukan dan terlibat dalam setiap aspek kehidupan. Jadi waktu lebih erat lagi kaitannya dengan perubahan sosial. Setiap kejadian, perubahan, proses gerakan, keadaan dinamis, secara tersirat menyatakan waktu.11
Ciri umum waktu sebagai dimensi setiap fenomena sosial dan aspek perubahan sosial. Salah satu bentuk kaitannya yang terjadi adalah rentetan kejadian yang lebih dahulu dan yang kemudian menghubungkan peristiwa dalam satu mata rantai atau proses terjadi pada waktu tertentu inilah yang disebut kelekatan waktu. Bila dilihat lebih dekat maka setiap fenomena atau peristiwa sosial akan terlihat bahwa fenomena sosial tak hanya terkait secara eksternal dengan fenomena lain, tetapi
6 Term yang semakna yaitu ada dalam surah al-Hijr ayat 38, surah Shad ayat 80, surah al-„Araf ayat 187, 142, 143, 155, surah asy-Syu‟ara ayat 38, surah al-Waqi‟ah ayat 50, surah an-Naba ayat 17, surah ad- Dukhan ayat 40, surah al-Baqarah ayat 189 dan surah An-Nisa ayat 103. Lihat Hamid Hasan Qolay SM.HK, indek terjemah Al-Qur’anul-Karim (Jakarta: Yayasan Halimatus-Sa‟diyyah, 1997), hlm. 773-783
7 Terdapat dalam surah al-„Ashr ayat 1
8M. Quraish Shihab, Op.Cit, hlm. 553
9Yang dikutip oleh M. Quraish Shihab dalam bukunya Ensiklopedia Al-Qur’an yang diterbitkan oleh Lentera Hati, tahun 2007
10M. Quraish Shihab, dkk, Ensiklopedia Al-Qur’an ( Jakarta: Lentera Hati, 2007), hlm. 157
11Piotr Sztompka, The Sociology Of Social Change, diterjemahkan oleh Alimandan, Sosiologi Perubahan Sosial ( Jakarta: Prenada, 2007), hlm. 45
secara internal dapat dirinci ke dalam komponen-komponen dan setiap komponen itu pun terkait waktunya12. Peristiwa apapun yang terjadi di masa depan telah berada di tempat yang berbeda dalam alian waktu.
Aliran waktu tak dapat berubah itu menyiratkan adanya perbedaan antara masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Sebenarnya tidak ada masa kini karena proses sosial itu berlanjut dan setiap saat proses sosial itu berlangsung tanpa henti dari masa lalu ke masa mendatang. Ada persepsi mengenai waktu seperti yang dikatakan Barbara Adam yang dikutip oleh Piotr Sztompka, The Sociology Of Social Change sebagai berikut: 13
“kita mengetahui peristiwa dimasa lalu dengan mencatat, membayangkan masa kini secara langsung, dan mengetahui masa lalu hanya dalam imajinasi, kejadian masa lalu ditentukan, kejadian masa kini akan ditentukan, dan kejadian di masa mendatang belum ditentukan. Masa lalu tak dapat lagi dipengaruhi, masa kini sedang dipengaruhi, dan masa depan hanya secara potensial yang dapat dipengaruhi.”
Pengukuran waktu memerlukan skala dan satuan, ukurannya dapat dibuat dengan mengacu pada peristiwa yang berulang yang menandai interval14 dan peristiwa yang unik menunjukan awal skala. Peristiwa alamiah menyediakan titik acuan nyata, dan yang paling sederhana ialah peredaran astronomi15, pergantian siang dan malam, serta pergantian musim. Konsep tentang terbit dan terbenam Matahari, pagi tengah hari, sore, dan malam adalah universal. Ditentukan oleh keadaan awal keberadaan manusia di Bumi. Begitu juga pergantian musim, semi, panas, gugur, dingin, yang dipakai membedakan cuaca dan biasanya dikaitkan dengan lingkaran pemeliharaan dan perkembangan. Satuan waktu yang diakui secara universal ialah bulanan yang didasarkan atas peredaran bulan selama dua puluh sembilan atau tiga puluh hari.16
Satuan waktu lebih menyiratkan pada pengalaman sosial daripada satuan alamiah, misalkan perhitungan satu minggu hingga taraf tertentu adalah konvensional walaupun awalnya berbeda di berbagai kultur, satu minggu delapan hari di Mesir kuno, tujuh hari dalam tradisi Yahudi-Kristen, sepuluh hari di Cina,
12Piotr Sztompka, Ibid, hlm 47
13 Ibid, hlm 48
14Interval adalah masa antara dua kejadian yang saling berkaitan atau jangka waktu (Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op.Cit, hlm. 567
15Astronomi adalah bidang ilmu yang mempelajari secara ilmiah tentang angkasa dengan segala isinya dalam artian benda-benda angkasa. Lihat Robin Kerrod, Bengkel Ilmu Astronomi ( Jakarta: Erlangga, 1999), hlm. 7
16Piotr Sztompka, Loc.Cit, hlm. 51
lima hari di bagian tertentu di Afrika dan Amerika Tengah. Dasar penentuan satu minggu ditemukan dalam berulangnya hari pasar dan pekan raya. Pendapat yang lain penentuan satu minggu berdasarkan kebutuhan biologis, satu hari untuk beristirahat, dan menyediakan satu hari untuk kegiatan keagamaan, misalkan hari Jum‟at untuk orang Islam, sabtu dalam Yudaisme, Minggu dalam Kristen.17
Peralatan teknis pertama untuk menyatakan atau menandai mengukur waktu berasal dari Babilonia dan Mesir pada ribuan tahun sebelum masehi. Sejarah menyatakan adanya temuan jam di Eropa pada tahun pertengahan abad ke-14 M.
Penggunaan jam atau arloji pada saat itu terbatas hanya untuk kalangan orang kaya, namun pada abad ke-19 produksi arloji diproduksi secara massal oleh pabrik di Swiss dan AS. Jam dan arloji memungkinkan memisahkan waktu dari kejadian alamiah atau kejadian sosial dan untuk memperkenalkan satuan waktu konvensional yang sama dan mudah dihitung. Pembagian hari menjadi 12 jam, pembagian 1 jam menjadi 60 menit dan 1 menit menjadi 60 detik berdasarkan sistem zodiak18 pada zaman Yunani kuno dari pertengahan abad ke-14. Pandangan mengenai waktu dapat dibedakan berdasarkan aspek-aspek berikut:19
Pertama. Tingkat kesadaran akan adanya waktu, ini adalah tanda paling umum, yang mana di satu sisi ditunjukan oleh obsesi mengenai waktu, aliran waktu, berlalunya waktu, keterbatasan waktu dengan pepatah “waktu adalah uang. Di sisi lain sikap acuh tak acuh, mengabaikan waktu.
Kedua. Kedalaman kesadaran tentang waktu, adakalanya hanya waktu terdekat saja yang disadari. sedangkan waktu jangka panjang kadang tidak disadari20.
Ketiga. Bentuk aliran waktu, melingkar atau lurus. Pandangan linier lahir dari ajaran kristen tentang penebusan dosa dan keselamatan di masa datang, sedangkan pandangan melingkar cocok dengan fakta kehidupan sehari-hari yang lebih banyak perhatian pada roda kehidupan yang terus berputar.
Keempat. Penekanan pada masa lalu atau masa mendatang adalah cara memikirkan bagaimana masa depan.
17Ibid, hlm. 51
18 Zodiak adalah pita khayal diangkasa yang dilintasi oleh matahari dan planet-planet lain, yang disebut lingkaran hewan karena sebagian besar rasi bintang yang dilalui matahari memiliki nama-nama hewan. Lihat Robin Kerrod, Op.Cit, hlm. 66
19Piotr Sztompka, Op.Cit, hlm. 52- 53
20Sebagaimana dalam Al-Qur‟an surah al-„Ashr dijelaskan demi waktu, sesungguhyna manusia dalam kerugian” di sini disiratkan bahwasannya manusia harus dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.
Masyarakat modern menjadikan waktu sebagai alat pengatur, pengordinasi dan pengorganisir aktivitas manusia. Oleh karena itu waktu mendapat kualitas otonom yang menakjubkan. Waktu tidak lagi sebagai alat atau instrumen akan tetapi sebagai nilai di dalam dirinya sendiri. Waktu menjadi independen, variabel utama, faktor utama menentukan dalam kehidupan.21 Adapun waktu dapat diklarifikasikan sesuai panjang dan lamanya waktu yaitu: 22
1. Waktu Sesaat
Menurut pandangan sains waktu sesaat tidak selalu dapat dipahami secara fisik, seperti dimensi waktu yang biasa digunakan, namun sebagian yang lainnnya dapat dipahami karena terkait dengan fenomena tertentu sebagai bagian dari hari, dari siklus siang dan malam, misalkan:
a. Fajr, yaitu saat munculnya cahaya yang membentang di langit b. Isyraq atau terbitnya Matahari pada waktu pagi hari dari ufuk Timur
c. Duha yaitu waktu dimulai dari terbitnya Matahari sampai menyinari alam semesta
d. Dulukusy syams, waktu tergelincirnya Matahari ke ufuk Barat
e. Hina Tuzhirun (waktu zuhur) waktu di mana Matahari berada di tengah- tengah langit
f. An-nahr yaitu waktu siang dimulai dari terbit sampai tengggelamnya Matahari
g. Waktu maghrib yaitu waktu ketika Matahari terbenam di ufuk Barat dan berakhir ketika mega merah terbenam.
h. Isya23 yaitu ketika mega merah tenggelam dan masuk dalam kegelapan malam
2. Waktu dalam Bilangan Hari24
Malam dan siang merupakan ukuran waktu, hal ini disebabkan adanya perbedaan yang mendasar dari malam dan siang tersebut. Matahari menjadi alat ukur waktu. Satu hari adalah waktu dari Matahari terbit sampai Matahari terbit berikutnya, dan satu hari adalah 24 jam, satu jam sama dengan 60 menit,
21Piotr Sztompka, Op.Cit, hlm. 53-60
22 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Op.Cit, hlm. 20-21
23Sebagaimana hadis Nabi Saw dalam kitab al-Muwatha, juz 1, hlm. 8
الله ىلص يبٌلا جوز تولس مأ ىلىه عفار يب الله دبع يع دايز يب ديسي يع للاه يع يٌثدحو نلس و هيلع
: تقو يع ةريره ابأ لأس هًأ ةلاصلا
ثلث ييبو لٌيب اه ءاشعلاو سوشلا تبرغ اذإ برغولاو ليلثه للظ ىام اذإ رصعلاو للثه للظ ىام اذإ رهظلا لص كربخأ اًأ ةريره ىبأ لاقف سلغلا يٌعي شبغب حبصلا لصو ليللا
24 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Loc.Cit, hlm. 25
sedangkan satu menit adalah 60 detik. Kenyataannya jangka waktu saat Matahari terbit tidak selalu tepat 24 jam, kadang lebih dan kadang kurang dari 24 jam, namun rata-rata 24 jam.
Zaman sekarang penentuan waktu tidak lagi melihat posisi Matahari, melainkan cukup dengan melihat arloji atau jam tangan, bahkan dengan pengetahuan yang canggih saat-saat Matahari terbit dan terbenam sudah dapat dihitung dengan komputer, hari pun dihitung berdasarkan waktu pada jam.
Allah menjadikan siang dan malam sebagai bukti kebesarannya. Makhluk yang ada di Bumi sangat membutuhkan pergantian siang dan malam, sebagaimana firman Allah dalam surah Yunus (QS: 10) ayat 6725: Dialah yang menjadikan malam bagi kamu agar kamu beristirahat di dalamnya dan (menjadikan) siang terang benderang (agar kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya itu adalah tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.
Pergantian siang dan malam adalah untuk keseimbangan makhluk hidup di Bumi, siang hari sebagai sarana untuk beraktivitas, sedangkan malam hari sebagai sarana untuk beristirahat. Makhluk hidup tidak akan kuat bilamana melakukan aktivitas terus menerus26, sebagaimana firman Allah dalam surah al- Qaṣaṣ (QS: 28) ayat 7127: katakanlah (kepada mereka wahai Muḥamad)
"Terangkanlah kepada mereka, jika Allah menciptakan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka Apakah kamu tidak mendengar?"
Siang dan malam terjadi disebabkan Matahari. Siang terjadi karena Matahari menyinari Bumi, dan malam karena Matahari terbenam. Namun apa sebabnya Matahari terbit dan terbenam?. Sebagian orang beranggapan bahwa siang dan malam akibat Matahari mengelilingi Bumi, ternyata anggapan itu yang salah.
Matahari tidak mengelilingi Bumi tapi Bumilah yang mengelilingi Matahari.
Hal ini diketahui atas pengamatan di antariksa bahwa Bumi senantiasa berputar.
25 Ayat itu berbunyi:
26 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Op.Cit, hlm. 28
27 Ayat itu berbunyi:
Bagian Bumi yang mengahadap Matahari menjadi terang, sehingga terjadilah siang, dan bagian yang lain yang membelakangi Matahari menjadi gelap, maka terjadilah malam.28
Akibat rotasi atau berputarnya Bumi, Matahari dan benda langit lainnya terlihat terbit dan terbenam, bulan dan bintang tampak terbit dari Timur dan terbenam di sebelah Barat. Sebenarnya kedudukan benda-benda langit lain tidak berubah namun akibat rotasi Bumi mengesankan adanya perpindahan posisi dari benda tersebut. Konsep satu hari dalam astronomi terkait dengan fenomena rotasi Bumi29 dan revolusi Bumi30 mengelilingi Matahari.31
Kedudukan sumbu rotasi Bumi yang miring sekitar 23,5 derajat terhadap sumbu bidang orbit Bumi32 mengelilingi Matahari. Dan orbit Bumi berbentuk elips dapat menimbulkan masalah bila digunakan sebagai acuan waktu, detak jarum jam tidak bisa bergerak teratur merefleksikan kedudukan Matahari yang sebenarnya. Namun yang dipakai acuan adalah konsep Matahari rata-rata yaitu Matahari fiktif ideal yang secara keseluruhan menggambarkan kondisi Matahari yang selalu berada di ekuator langit dan Bumi mengorbit dalam bentuk lingkaran sempurna. Satu hari umumnya berasosiasi dengan acuan Matahari atau dinamakan hari Matahari (hari). Satu jam Matahari rata-rata sama disemua tempat baik di Eropa, Afika maupun di Asia.33
Sehubungan dengan waktu dalam bilangan hari maka tak terlepas dengan adanya nama-nama hari seperti Ahad (ahad artinya satu), Senin (iṡnain artinya dua), Selasa (ṡalsa artinya tiga) , Rabu (rab’u artinya empat), Kamis (khamis artinya lima), Jum‟at (jum’at), Sabtu (sab’ah artinya tujuh), nama-nama hari ini berasal dari bahasa Arab. Berbeda dengan nama hari dari bahasa Inggris yaitu Sunday (sun), Monday (moon), Tuesday (mars), Wednesday (Merkurius),
28Ian Graham, Intisari Ilmu Ruang Angkasa (Jakarta: Erlangga, 2005), hlm. 17
29Rotasi Bumi adalah perputaran Bumi pada porosnya atau sumbu rotasi Bumi. Lihat Janice Vancleave, Proyek-Proyek Ilmu Bumi, diterjemahkan oleh Sherly Suminto (Bandung: Intan Sejati, 2004) hlm.
25
30Revolusi Bumi adalah pergerakan Bumi mengelilingi matahari. Lihat A. Gunawan Admiranto, Menjelajahi Bintang Galaxi dan Alam Semesta (Yogyakarta: Kanisius, 2009), hlm. 166
31Ian Graham, Loc.Cit, hlm. 9
32Orbit adalah lintasan suatu benda langit mengelilingi benda langit lain di dalam ruang angkasa.
Sebagian besar orbit berbentuk hampir bulat elips. Jadi orbit Bumi ialah lintasan Bumi mengelilingi Matahari.
Lihat Alaan Isaacs, Kamus Lengkap Fisika, diterjemahkan oleh J. Danusantoso (Jakarta: Erlangga, 1994), hlm. 306
33Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an , Op.Cit, hlm. 29-30
Thursday (Jupiter), Friday (venus) dan Saturday (saturnus) diambil dari nama- nama planet yang tua, pada waktu itu Matahari dan bulan dianggap planet.34 3. Waktu dalam Bilangan Bulan
Setiap waktu dalam hitungan bulan tak terlepas dari keberadaan dan adanya bulan. Fenomena ini tentu saja berkaitan dengan Matahari yang menjadi sumber cahaya bagi bulan. Adapun jumlah bulan dalam setahun ada dua belas bulan sebagaimana dalam al-Qur‟an dijelaskan35: Sesungguhnya bilangan bulan dalam ketetapan Allah adalah dua belas bulan, ketika Allah menciptakan langit dan Bumi, dimana terdapat empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang benar, Maka janganlah kamu Menganaia diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang- orang yang bertakwa.
Salah satu alat penanda waktu baik hari bulan maupun tahun yaitu kalender yang mana merupakan sebagai penjejak waktu dalam jangka panjang. Sistem penanggalan diibaratkan sebuah penggaris yang mengukur sebuah panjang benda. Persamaan sebuah penggaris adalah sebuah jam atau stop watch dengan jarum jam bergerak secara teratur menggambarkan rotasi dan revolusi Bumi.
Pada dasarnya kalender mengacu pada periode berulangnya fenomena rotasi Bumi sebagai unit harian, fenomena fase Bulan sebagai unit bulanan, atau revolusi Bumi mengelilingi Matahari sebagai unit satu tahun, selang waktu setahun, sepuluh tahun, seabad, satu millennia, dan seterusnya dapat dicatat dalam kalender, namun sistem kalender memerlukan manusia untuk menjaganya.
Periode sinodis bulan dipergunakan sebagai acuan dalam kalender bulan, bila diasumsikan bahwa orbit Bumi mengelilingi Matahari dengan periode 365, 2564 (tiga ratus enam puluh lima koma dua lima enam empat) hari. Dan orbit
34 Ibid, hlm. 62
35 Surah at-Taubah (QS: 9) ayat 36, yang berbunyi:
bulan mengelilingi Bumi dengan periode sideris36 bulan 27,312660879 (dua puluh tujuh koma tiga satu dua enam enam kosong delapan tujuh sembilan) hari atau 27 hari 7 jam 42 menit 12 detik dan periode sinodis37 bulan 29,53058912 (dua puluh sembilan koma lima tiga nol lima delapan Sembilan satu dua) hari.
Sebab satu bulan sinodis rata-rata 29,530589 (dua puluh Sembilan koma lima tiga nol lima delapan Sembilan) hari maka satu tahun terdiri dari 12 bulan sinodis atau sekitar 354,36 (tiga ratus lima puluh empat koma tiga enam) hari, sedangkan setahun tropis adalah 365,2421897 (tiga ratus enam puluh lima koma dua empat dua delapan Sembilan tujuh) hari. Maka satu tahun kalender bulan (Qamari) sekitar 11 hari lebih cepat dibanding dengan kalender Matahari.
Hubungan antara siklus kalender Matahari dengan kalender bulan dapat diketahui dengan siklus 19 tahun atau siklus 235 lunas bulan atau yang disebut dengan siklus meton. Siklus meton akan memberitahu fase bulan yang sama akan jatuh pada tanggal yang hampir sama atau sama antara kalender masehi dan bulan.38
4. Waktu dalam Bilangan Tahun
Satu tahun Syamsiah berarti jangka waktu Bumi mengelilingi Matahari yaitu 365,24 (tiga ratus enam puluh koma dua empat) hari, namun tahun Qamari satu bulan adalah jangka waktu purnama sampai purnama berikutnya yaitu 29,53 (dua puluh sembilan koma lima tiga) hari jadi satu tahun Qamari ada 354,56 (tiga ratus lima puluh koma lima empat) hari.39 Pemahaman terhadap perubahan posisi Matahari yang menyinari kawasan kutub Utara dan kutub Selatan Bumi secara bergantian dan berulang ada kaitannya dengan siklus musim. Berupa musim semi, panas, gugur dan musim dingin d ibelahan Bumi Utara maupun Selatan. Secara alamiah manusia merespon kehadiran bulan dan Matahari dan fenomena alam yang dibentuk untuk keperluan penanggalan yang diperlukan untuk berbagai jadwal kegiatan sehari-hari dan kegiatan ritual. Bagi manusia khususnya umat Islam adanya peredaran bulan dan Matahari berfungsi untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu, yang digunakan untuk
36 Periode sideris adalah ukuran konjungsi bulan dengan bintang tertentu atau yang disebut syahr nujum
37 Periode sinodis adalah ukuran waktu satu bulan berdasarkan gerakan bulan dari saat konjungsi dengan Matahari sampai saat konjungsi Matahari lagi
38Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Op.Cit, hlm. 47- 48
39 Ibid, hlm. 56
menentukan melaksanakan ibadah tertentu, sebagaimana dijelaskan dalam al- Qur‟an40: Dia-lah yang menjadikan Matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya tempat-tempat bagi perjalanan bulan itu, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang sesuatu itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui.
B. Ukuran Waktu Berdasarkan Syamsiah
Ukuran waktu Syamsiah yaitu ukuran waktu berdasarkan perjalanan Bumi mengelilingi Matahari41. Matahari adalah bintang terdekat untuk memberikan energi dalam mempertahankan kehidupan di Bumi. Diameter Matahari sekitar 14 x 105 km atau 109 kali diameter Bumi. Berat Matahari 333.400 kali berat Bumi atau secara pendekatan 1,99 x 1030 kg.42 Gerakan semu Matahari dibatasi oleh garis lintang 23,50 U yang disebut tropis canser atau garis balik utara dan lintang 23,50 S yang disebut tropis capricorn atau garis balik selatan. Pada tengah hari jam 12:00 sinar Matahari tegak lurus ekuator, sinar Matahari menyinggung kutub Utara dan kutub Selatan, lingkaran terang melalui kutub utara dan kutub selatan membagi garis lintang tempat sama besar, sehingga lamanya siang dan malam hari rata-rata sama 12 jam di seluruh tempat di Bumi.43 Setiap hari Matahari terbit di ufuk Timur, kemudian bergerak makin lama makin tinggi pada tengah hari mencapai kedudukan tertinggi pada hari itu, setelah tengah hari meneruskan perjalanannya makin lama semakin rendah dan senja hari terbenam di ufuk Barat.44
Hitungan kalender masehi dari bulan Januari sampai Desember, jumlah harinya kadang-kadang 28, 29, 30, 31 hari, ini disebabkan karena penentuan bulannya tidak mengikuti peredaran bulan. Kalender masehi hanya menghitung jumlah hari dalam satu tahun, kemudian membaginya menjadi dua belas bulan, oleh karena itu agar jumlah hari dalam satu tahun 365 atau 366 hari, jumlah hari dalam
40 Surah Yunus (QS: 10) ayat 5, yang berbunyi:
41 Matahari merupakan bintang pada pusat tata surya yang memancarkan cahayanya sendiri. (Robin Kerrod, Op.Cit, hlm. 112
42Bayong Tjasyono HK, Ilmu Kebumian dan Antariksa (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.
69
43Ibid, hlm. 70
44 A. Jamil, Ilmu Falak (Teori dan Aplikasi) (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 12
tiap bulannya diatur bergantian 30 hari atau 31 hari. Akan tetapi berbeda dalam bulan Februari jika satu tahunnya 366 hari jumlah harinya 29 hari.45 Namun bila jumlah satu tahun 365 hari maka bulan Februari jumlahnya 2846 hari.
Cikal bakal kalender masehi yang digunakan sekarang ialah kalender Romawi. Awalnya Julia Caesar mengusulkan bulan Maret merupakan bulan awal kalender masehi, namun para senator mempertahankan tradisi yang sudah ada yaitu Januari sebagai awal bulan kalender masehi. Struktur masehi sebelum 4 masehi tidak diketahui dengan pasti karena pada masa Agustus Caesar menangguhkan penggunaan tahun kabisat hingga tahun 4 M , kelahiran Nabi Isa juga diketahui pada tahun 8 SM hingga 4 SM bukan pada tahun 1 M. Namun tahun masehi tetap berjalan walaupun tidak sempurna dan mengalami masa-masa gelap dalam sejarah pembentukannya. Sejak tahun 45 SM Julius Caesar menetapkan satu tahun adalah 365,25 (tiga ratus enam puluh lima koma dua lima) hari. Lebih seperempat (0,25) hari, kemudian dibulatkan setiap empat tahun menjadi tambahan satu hari pada bulan Februari ada 29 hari.47
Satu hari Matahari rata-rata merupakan hasil perpaduan antara rotasi dan revolusi Bumi. Secara teoritis pergantian hari di suatu tempat terjadi pada saat Matahari rata-rata berkulminasi bawah atau jam 00:00 tengah malam waktu setempat. Sekitar tahun 1925 kebanyakan almanak Nautika mempergunakan pergantian hari mulai tengah malam, kini sistem itu dianut oleh semua negara berkaitan erat dengan pergantian hari dalam sistem kalender masehi (merupakan sistem kalender Matahari).48 Astronomi memiliki sebuah ukuran waktu yang dikenal dengan adanya jam Matahari, jam bintang dan jam sederis49, jam bintang bergerak berjalan sekitar 3 menit 56 detik lebih cepat dari jam Matahari. Jam bintang lebih bermanfaat untuk mengetahui benda langit atau bintang yang berada di atas tempat pengamat. Manusia lebih akrab menggunakan jam Matahari untuk keperluan hidup sehari-hari yaitu berupa alat jam tangan atau jam dinding.50
45 Disebut tahun kabisat atau tahun panjang yang terjadi empat tahun sekali. Tahun kabisat adalah tahun yang dapat dibagi empat, pengecualian tahun-tahun abad yang tidak dapat dibagi 400. Oleh karena itu tahun milenium 2000 adalah tahun kabisat, tetapi 2100 bukan tahun kabisat. Lihat Robin Krrod, Op.Cit, hlm.
131
46Disebut tahun basitah atau tahun pendek
47 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an,Op.Cit, hlm. 57
48Ibid, hlm. 30-32
49Robin Kerrod, Loc.Cit, hlm. 63
50Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Loc.Cit, hlm. 32
C. Ukuran Waktu Berdasarkan Qamariyah
Bulan Qamariyah adalah waktu yang mengikuti pensesuaian perputaran bulan51 mengelilingi Bumi52, dalam satu tahun terdiri dari 12 bulan53, dan satu bulan terdiri dari 29 atau 30 hari. Awal bulan Qamari dimulai dari munculnya bulan sabit dan di akhiri dengan terbenamnya bulan sabit. Orang Arab telah memberikan nama pada setiap bulan disesuaikan dengan peristiwa yang terjadi di bulan tersebut yakni:54
1. Muharram atau bulan Asyura, dinamakan demikian karena bulan ini dimuliakan atau diharamkan untuk berperang.
2. Safar artinya kosong karena orang Arab pergi untuk melakukan peperangan sehingga negeri mereka kosong, dapat juga karena menjadikan musuh-musuh meninggalkan barang miliknya sehingga tangan mereka kosong, atau diambil dari tempat peperangan pada zaman dahulu yang bernama Safriyah.
3. Rabi’ al-Awwal bermakna musim semi pertama masa dimana mulai tumbuh 4. Rabi’ al-Akhir bermakna musim semi kedua
5. Jumad al-Awal dinamakan demikian karena berada pada musim dingin sehingga air menjadi beku, dulu dinamakan Jumad al-Khamsah
6. Jumad al-Akhir berada dalam musim dingin kedua dulu dinamakan jumadil sittah
7. Rajab berarti mengagungkan dan memuliakan dapat juga berarti berhenti dari peperangan
8. Sya’ban artinya berpencar untuk mencari air atau berpencar untuk melakukan perang.
9. Ramaḍan bulan ini jatuh pada musim panas, sebab arti kata ramda adalah pasir yang panas dikarenakan sengatan Matahari
10. Syawal artinya terangkat karena pada masa ini unta betina mengangkat ekornya agar dapat dihubungi oleh pejantan, atau juga derajat panas Matahari makin meningkat.
11. Żulka’dah kata qa’ada berarti duduk, karena orang Arab duduk-duduk tidak mau berperang demi mengagungkan bulan ini
51Bulan adalah satelit alami Bumi, yang memiliki ukuran diameter 3.475 km, volume 0,02 kali dari Bumi, berjarak 384.400 km dari Bumi. Lihat Dan Green, Astronomy Out of this World, diterjemahkan oleh Shelomi Angeli (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 22
52Lihat Sakirman, Op.Cit, hlm. 346
53Sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur‟an surah at-Tauubah ayat 36
54 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Op.Cit, hlm. 43
12. Żulhijjah dinamakan demikian karena pada bulan ini dilaksanakannya ibadah haji (orang Arab Jahiliyah melakukan haji dengan cara mereka sendiri).
Adapun dari dua belas bulan Hijriyah ada empat bulan yang dinamakan bulan haram yaitu Żulka‟dah, Żulhijjah, Muharram dan Rajab. Tiga bulan pertama beriringan sedangkan satu bulan terpisah, karena dengan tujuan mengamankan pelaksanaan haji, sehingga bila ada yang ingin berhaji jauh dari kota Mekah dapat memulai perjalanan pada bulan Żulka‟dah tanpa adanya gangguan peperangan, dan akan aman bila kembali karena bulan haram akan berakhir pada bulan Muharam.
Sedangkan bulan Rajab dinamakan bulan haram karena pada bulan ini banyak yang akan melakukan umrah.55
Sejarah tahun Qamariyah atau Hijriyah mempunyai sejarah yang jelas, pengamatan hilal dilakukan pada zaman Nabi Saw dan regulasinya ditetapkan oleh kepemimpinan khalifah „Umar bin al-Khattab (637 M) setelah 17 tahun kaum muslimin hijrah ke Madinah. Awal penanggalan Hijriyah bertepatan dengan 16 Juli 622 M. Kondisi fase bulan pada waktu itu ijtimak penentu awal bulan Muharam 1 Hijriyah berlangsung pada jam 08:26 waktu Mekah dan pada saat itu terjadi gerhana Matahari sebagian. Pergantian hari pada kalender Hijriah adalah terjadi pada waktu maghrib56, berbeda dengan kalender masehi pergantian hari berlangsung pada tengah malam. Waktu satu bulan itu tepatnya 29,530589 (dua puluh sembilan koma lima tiga nol lima delapan Sembilan) hampir 29,5 hari, oleh karena itu jangka waktu antara bulan baru sampai bulan baru berikutnya kadang-kadang 29 hari atau 30 hari.
Oleh karena itu jumlah hari dalam kalender Qamariyah berganti-ganti ada yang 29 atau 30 hari. Akibatnya tidak mungkin lebih dari 30 hari atau kurang dari 29 hari.57
Peredaran Bulan mengelilingi Bumi menjadikan waktu terbaik dalam artian menjadi tolak ukur yang akurat, oleh karena itu dijadikan sebagai landasan waktu hari besar agama dalam Islam seperti tanggal 1 Muharam, Maulid Nabi Saw dan lainnya. Begitu juga dalam agama-agama lain, penentuan hari raya Nyepi, hari raya
55 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Op.Cit, hlm. 44
56 Sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur‟an surah al-Isra (QS: 17) ayat 12 yang berbunyi:
Artinya dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.
57Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Loc.Cit, hlm. 46-47
Waisak, Wafat Isa al-Masih, hari raya Imlek, juga memanfaatkan siklus peredaran bulan mengelilingi Bumi.58
Persoalan penentuan awal bulan pada kalender Qamariyah atau kalender Hijri menggunakan tata cara hisab dan rukyah. Masalah hisab dan rukyah khususnya di negara Indonesia dalam hal penentuan awal bulan khususnya bulan Ramaḍan, Syawal dan Żulhijjah seringkali memunculkan perbedaan, bahkan kadang menyulut adanya permusuhan yang mengusik adanya jalinan ukhuwah Islamiyah. Persoalan ini terjadi karena dalam hal fiqih hisab rukyah di Indonesia secara institusi disimbolkan pada dua organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia. Nahdlatul Ulama disimbolkan sebagai mażhab rukyah sedangkan Muḥamadiyyah disimbolkan sebagai mażhab hisab.59
Penentuan awal bulan Qamariyah pada dasarnya bersumber pada hadiṡ- hadiṡ hisab rukyah. Para ulama berbeda pendapat dalam memahaminya sehingga melahirkan perbedaan perhitungan awal bulan. Pendapat pertama bahwa penentuan awal Ramaḍan, Syawal dan Żulhijjah harus didasarkan pada rukyah atau melihat hilal yang dilakukan pada tanggal 29-nya. Apabila rukyah tidak berhasil dilihat, disebabkan belum dapat dilihat atau karena adanya gangguan cuaca (mendung), maka penentuan awal bulan tersebut harus berdasarkan istikmal (disempurnakan 30 hari)60. Menurut mażhab ini dalam kaitan rukyah bersifat ta’abudi – ghair al- ma’qul ma’na artinya tidak dapat dirasionalkan, dalam artian tidak dapat diperluas dan dikembangkan. Sehingga hanya terbatas pada melihat dengan mata telanjang, dengan demikian secara mutlak perhitungan hisab falaki tidak dapat digunakan, inilah yang disebut dengan mażhab rukyah.61
Pendapat lain mengenai rukyah dalam hadiṡ-hadiṡ hisab rukyah tersebut termasuk ta’aquli-ma’qul ma’na artinya dapat dirasionalkan diperluas dan dikembangkan. Sehingga dapat diartikan antara lain dengan mengetahui sekalipun bersifat żanni (dugaan kuat) tentang adanya hilal, walaupun tidak dapat dilihat.
Inilah pendapat yang dipakai oleh mażhab hisab.62
58Ibid, hlm. 62-64. Lihat juga Sakirman, Op.Cit, hlm. 346
59Ahmad Izzudin, Ilmu falak Praktis (Metode Hisab– Rukyah Praktis dan Solusi Permasalahannya) (Semarang; Pustaka Rizki Putra), hlm. 91
60Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal Abū „Abdillāh , Musnad Imam, Op.Cit, juz 5, hlm. 42
61Ahmad Izzudin, Loc.Cit, hlm. 92
62Ibid,.
Pendapat lain yang berupaya menjembatani kedua mażhab tersebut, dalam hal ini seperti pendapat al-Qalyubi yang mengartikan rukyah dengan imkanurrukyah (posisi hilal mungkin dilihat). Dengan demikian yang dimaksud dengan rukyah ialah segala hal yang berkaitan memberikan dugaan kuat bahwa hilal telah berada di atas ufuk dan mungkin bisa dilihat. Oleh karena itu awal bulan dapat ditetapkan berdasarkan hisab qath’i. Sehingga berkaitan dengan rukyah posisi hilal berkisar pada tiga keadaan, yaitu: a) pasti tidak mungkin dapat dilihat ( istihalah ar-rukyah, b) mungkin dapat dilihat (imkan ar-rukyah) c) pasti dapat dilihat (al-qath’u bi ar- rukyah).63
Perbedaan pendapat ini juga disebabkan dalam mengartikan atau fokus pada kata hadiṡ hisab rukyah64 faqduru lahu (maka kadarkanlah). Menurut mażhab rukyah kata tersebut harus diartikan sempurnakanlah bilangan bulan itu menjadi tiga puluh hari, sedangkan menurut mażhab hisab kata tersebut diartikan fa’udduhu bil hisab (hitunglah bulan itu berdasarkan hisab).65
D. Perbedaan Kalender Syamsiah dan Qamariyah
Kalender ialah suatu tanda penanggalan dari dimulainya awal tahun pada sistem kalender tersebut. Penandaan tersebut merupakan ciptaan manusia dari pengalaman dan pengamatan terhadap keteraturan gerak Matahari, Bumi dan Bulan dengan memanfaatkan pola yang berulang. Sistem kalender salah satunya ialah kalender Syamsiah (solar calendar) dan Qamariyah (lunar calendar). Kalender Syamsiah adalah sistem penanggalan yang didasarkan pada peredaran Bumi mengelilingi Matahari atau dinamakan pula tahun Saurya. Sedangkan kalender Qamariyah adalah sistem penanggalan yang didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi atau dinamakan tahun candra (lunar sistem). Dua kalender tersebut menyebabkan adanya dua garis tanggal baik Syamsiah maupun Qamariyah,
63 Shihabudin al-Qalyubi, Hasyiah al-Minhaj al- Thalibin, yang dikutip oleh Ahmad Izzudin, Op.Cit, hlm. 92
64 Hadist riwayat Bukhārī, dalam bab Qaulun Nabi Saw, juz 3, hlm. 34, yaitu:
َلاَقَ ف َناَضَمَر َرَكَذ ملسو هيلع للها ىلص ِللها َلوُسَر َّنَأ اَمُهْ نَع ُهَّللا َيِضَر ، َرَمُع ِنْب ِللها ِدْبَع ْنَع ، ٍعِفاَن ْنَع ٍكِلاَم ْنَع ، َةَمَلْسَم ُنْب ِللها ُدْبَع اَنَ ثَّدَح اوُموُصَت َََلا :
ُهَل اوُرُدْااَف ْمُ ْيَلَع َّمُ ْنِ َف ُ ْوَرَ ت َّ َح اوُرِ ْ ُ ت َلاَو ، َلَ ِْاا اُوَرَ ت َّ َح Artinya: diceritakan dari „Abdullah bin maslamah dari Malik dari Nafi‟, dari „Abdullah bin „Umar, bahwasanya Rasulullah Saw menjelaskan bulan Ramaḍan kemudian beliau bersabda: janganlah kamu berpuasa sampai kamu melihat hilal dan janganlah kamu berbuka sebelum melihatnya lagi, jika tertutup awan maka perkirakanlah
65Ahmad Izzudin, Ilmu falak Praktis, Op.Cit, hlm. 93
yang mana garis tanggal tersebut harus ada karena Bumi bulat sehingga perlu adanya pembatas pergantian hari. 66
Garis tanggal Syamsiah ditentukan berdasarkan kesepakatan internasional yang menjadikan garis bujur 0 drajat melalui Greenwich dan garis bujur 180 drajat melalui lautan Pasifik. Di sebelah Timur garis tanggal internasional tanggalnya lebih muda dari pada tanggal di sebelah Barat67. Garis tanggal Qamariyah pun sama sifatnya seperti garis tanggal internasional, yang mana di sebelah Timur garis tanggal Qamariyah tanggalnya lebih muda daripada disebelah Barat. Namun bedanya, garis tanggal Qamariyah tidak tetap pada garis bujur tertentu. Posisinya akan berubah setiap bulannya karena tergantung posisi Bulan dan Matahari.68
Pembuatan garis tanggal Qamariyah pada saat ini digunakan dua definisi yaitu: Pertama, berdasarkan visibilitas hilal seperti yang dilakukan IICP (International Islamic Calendar Programer yang berpusat di Malaysia)69. Kedua, berdasarkan syarat minimal bulan di horizon pada saat Matahari terbenam, cara ini yang paling sederhana namun paling baik untuk menjadi kriteria pertama dalam mengkonfirmasikan rukyah al-hilal (Rukyah al-hilal adalah usaha melihat hilal dengan mata telanjang). Berdasarkan perhitungan cara yang kedua, garis tanggal pada awal bulan (Żulhijjah 1417 H/1997 M) melalui pantai barat Australia, pantai Barat Sumatra, India, Kazakistan dan Rusia bagian Barat. Oleh karena itu garis tanggal ini memisahkan Arab Saudi dengan Indonesia, adanya pemisahan ini maka menyebabkan Idul Adha di Arab Saudi lebih dahulu dari pada di Indonesia.70
Islam mengakui adanya kalender Matahari dan bulan sebagai penentu waktu71karena keduanya memiliki peredaran yang teratur yang mana dapat diteliti
66 T. Djamaluddin, Menggegas Fiqih Astronomi (tela’ah Hisab rukyah dan pencarian solusi perbedaan hari raya) (Bandunga: Kaki Langit 2005), hlm. 12
67 Contohnya catatan sejarah penyerahan tentara Jepang kepada sekutu, kejadiannya sama, namun dalam buku-buku sejarah berbeda, dalam buku sejarah Amerika kejadian itu terjadi pada tanggal 14 Agustus 1945, sedangkan buku-buku sejarah di Asia menyebutkan bahwasannya kejadian penyerahan itu menyebutkan pada tanggal 15 Agustus 1945.
68 T. Djamaluddin, Loc. Cit, hlm. 12-13
69Lihat Ahmad Fauzan, “Melacak Algoritma Hisab Awal Bulan Qamariyah dalam Kitab Nurul Anwar”, dalam Studia Islamika (Semarang: Jurnal penelitian Vol. 11, No 1, Mei 2014), hlm 76
70 Ahmad Fauzan, Op. Cit, hlm. 13
71Sebagaimana dalam al-Qur‟an dijelaskan pada surah al-An‟am (QS: 06) ayat 96, yang berbunyi:
Artinya: Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.
dan dihitung72. Matahari dapat digunakan untuk penentu pergantian tahun yang ditandai dengan siklus musim (pertanian, pelayaran, migrasi yang tentunya menggunakan kalender Matahari.73 Namun kalender Matahari tidak dapat menentukan pergantian hari dengan cermat, sedangkan untuk kegiatan keagamaan diperlukan adanya kepastian hari. Oleh karena itu maka digunakanlah kalender bulan, karena pergantian hari dalam kalender bulan mudah dikenali dengan melihat bentuk-bentuk bulan. Misalkan hilal saat maghrib menunjukan awal bulan, bulan setengah pada saat maghrib menunjukan tangal 7 atau 8, dan purnama pada saat maghrib menunjukan tangal 14 atau 15 tergantung pengamatan hilalnya. Semua fase-fase bulan jelas perubahannya dari bentuk sabit sampai menjadi sabit kembali74
Hilal dapat digunakan sebagai penentu waktu ibadah, perubahan yang signifikan dari hari ke hari menyebabkan bulan dijadikan penentu waktu ibadah yang baik. Oleh karena itu bukan hanya orang Islam saja yang menggunakan bulan sebagai penentu waktu kegiatan keagamaan, namun umat Hindu pun menggunakan bulan mati sebagai penentu hari Nyepi. Umat Budha menggunakan bulan purnama sebagai waktu Waisak, sedangkan umat Kristiani menggunakan bulan purnama pertama sebagai penentu hari Paskah.75
72Sebagaimana dalam al-Qur‟an dijelaskan pada surah Ar-Rahman (QS: 55) ayat 5, yang berbunyi:
Artinya: Matahari dan Bulan (beredar) menurut perhitungan.
73 T. Djamaluddin, Op.Cit, hlm. 38
74Sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur‟an pada surah Yasin (QS: 36) ayat 39, yang berbunyi:
Artinya: Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua. (maksudnya: bulan-bulan itu pada Awal bulan, kecil berbentuk sabit, kemudian sesudah menempati manzilah-manzilah, Dia menjadi purnama, kemudian pada manzilah terakhir kelihatan seperti tandan kering yang melengkung).
75 T. Djamaluddin, Op.Cit, hlm. 38