5 A. Landasan Teori
1. Koperasi
a. Pengertian Koperasi
“Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang atau badan hukum koperasi yang memiliki keterbatasan kemampuan ekonomi, dengan tujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggotanya.” Adenk (2013:4)
Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 11/Per/M.KUKM/IX/2015 Tahun 2015, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
b. Prinsip Koperasi
Berdasarkan UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Prinsip koperasi adalah sebagai berikut:
1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
3) Pembagian SHU dilakukan sesuai dengan jasa usaha anggota
4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
5) Kemandirian
6) Pendidikan perkoperasian
7) Kerjasama antar koperasi 2. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Setiap badan usaha pasti membuat laporan keuangan di setiap akhir periode berakhir. Mengingat pentingnya laporan keuangan bagi internal badan usaha maupun eksternal badan usaha dalam membuat laporan keuangan harus teliti dan berhati-hati dalam menyusun laporan keuangan. Pengertian laporan keuangan dari beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan- perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan). Munawir (2010:5)
“Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.”
Kasmir (2015:7)
“Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya.“ Hanafi (2009:49)
b. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan, hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. PSAK 1 (2015:3)
Berikut ini adalah beberapa tujuan laporan keuangan:
1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.
4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.
7) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8) Informasi keuangan lainnya. Kasmir (2015:10) 3. Analisis Laporan Keuangan
a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses dalam rangka membantu menganalisis atau mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan,hasil-hasil operasi perusahaan masa lalu dan masa depan.
Analisis rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu. (Wiratna,2017:15)
Analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya dan menelaah masing-masing dari unsur tersebut guna memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Hery (2015:132)
Analisis laporan keuangan adalah uraian pos-pos laporan keuangan yang menjadi unit informasi yang lebih kecil, digunakan untuk melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Harahap (2015:190)
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses menelaah laporan keuangan untuk melihat berbagai hubungan dan kecenderungan yang dapat memberikan pertimbangan terhadap keberhasilan perusahaan dimasa datang.
b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Kegunaan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1) Untuk memberikan informasi yang lebih mendalam terhadap laporan keuangan itu sendiri.
2) Untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan.
3) Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
4) Dapat digunakan untuk membandingkan dengan perusahaan lain atas dengan perusahaan lain secara industri.
5) Untuk memahami situasi dan kondisi keuangan perusahaan.
6) Dapat juga digunakan untuk memprediksi bagaimana keadaan perusahaan pada masa mendatang . Sugiono (2016:10)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kegunaan laporan keuangan untuk memberikan informasi yang lebih mendalam terhadapa laporan keuangan perusahaan, untuk memahami situasi dan kondisi keuangan perusahaan, serta untuk memprediksi bagaimana keadaan perusahaan pada masa mendatang.
c. Metode Analisis Laporan Keuangan
Ada dua metode analisis yang digunakan, yaitu:
1) Analisis Horisontal (horizontal analysis)
Analisa horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horizontal ini disebut pula sabagai metode analisa dinamis.
2) Analisis Vertikal (vertical analysis)
Analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa meliputi satu periode atau saat saja, yaitu membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga akan diketahui keadaan keuanggan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertikal dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya. Munawir (2010:36)
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode analisis laporan keuangan terbagi menjadi analisis vertikal dan horisontal. Analisis vertikal yaitu analisis yang dilakukan hanya suatu periode laporan keuangan saja sedangkan analisis horisontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan dari beberapa periode,menggambarkan informasi perusahaan yang sama tetapi untuk periode waktu yang berbeda.
4. Analisis Rasio keuangan
Analisis rasio merupakan sebuah cara menganalisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan dari data-data perhitungan yang ditampilkan dalam neraca dan laporan laba rugi. Tujuan analisis rasio keuangan adalah untuk mengukur dan menilai kinerja keuangan perusahaan dalam suatu waktu untuk acuan perkembangan perusahaan.
Analisis terhadap laporan keuangan perusahaan bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan, tingkat kesehatan dan tingkat resiko suatu perusahaan dengan menghitung data rasio-rasio keuangan perusahaan.
(Hanafi, 2009:5)
5. Macam-macam Rasio Keuangan a. Rasio Likuiditas (liquidity ratio)
Rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Dalam rasio-rasio likuiditas, analisa dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.
Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Rumus untuk mencari rasio lancar dapat digunakan sebagai berikut:
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Aktiva Lancar (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)
Utang Lancar (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠)⋯ ⋯ (1) 2) Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu relatif lama untuk diuangkan. Rumus untuk mencari rasio cepat dapat digunakan sebagai berikut:
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Aktiva Lancar − Persediaan
Utang Lancar (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠)⋯ ⋯ ⋯ (2) 3) Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas atau cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Rumus untuk mencari rasio kas atau cash ratio dapat digunakan sebagai berikut:
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Kas (𝐶𝑎𝑠ℎ)
Utang Lancar (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠) 𝑥 100% ⋯ (3) 4) Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over)
Rasio perputaran kas digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja yang dibutuhkan untuk membayar tagihan
dan membiayai penjualan. Rumus untuk mencari rasio perputaran kas dapat digunakan sebagai berikut:
Perputaran Kas = Penjualan Bersih
Modal Kerja Bersih 𝑥 100% ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (4) 5) Inventory to Net Working Capital
Inventory to Net Working Capital merupakan rasio untuk
mengukur atau membandingkan jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Rumus untuk mencari rasio ItNWC dapat digunakan sebagai berikut:
𝐼𝑡𝑁𝑊𝐶 = Persediaan
Aktiva Lancar − Utang Lancar 𝑥 100% ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (5) b. Rasio Solvabilitas
Merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan yang dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang jika perusahaan dilikuidasi. Dengan arti lain yaitu mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan sehingga memfokuskan pada sisi kanan neraca. Jenis rasio yang digunakan pada rasio solvabilitas antara lain:
1) Debt to Assets Ratio (Debt Ratio)
Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Total Kewajiban
Total Asset 𝑥 100% ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (6) 2) Debt to Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Total Utang
Ekuitas 𝑥 100% ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (7)
3) Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)
LTDtER merupakan rasio antara utang jangka panjang
dengan modal sendiri. Tujuan dari rasio ini untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
𝐿𝑇𝐷𝑡𝐸𝑅 = Hutang Jangka Panjang
Modal Sendiri 𝑥 100% ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (8) c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi / efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Dalam analisa aktivitas rasio yang digunakan adalah:
1) Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ada dalam piutang berputar dalam satu periode. Rasio ini memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksean penagihan piutang. Rumus untuk mencari perputaran piutang ini sebagai berikut:
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 = Penjualan kredit
Piutang ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (9) Untuk menghitung rata-rata penagihan piutang (days of receivable) dapat digunakan rumus sebagai berikut:
𝑑𝑎𝑦𝑠 𝑜𝑓 𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 = Jumlah Hari dalam 1 tahun
Perputaran piutang ⋯ ⋯ ⋯ (10) 2) Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over)
Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan berputar dalam suatu periode. Rumus untuk mencari 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 sebagai berikut:
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 = Penjualan Bersih
Persediaan ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (11)
Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam gudang dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah Hari dalam 1 tahun
Perputaran piutang ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (12)
3) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
Perputaran modal kerja merupakan rasio untuk mengukur keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu.
Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama satu periode, kita membandingkan antara penjualan dengan modal kerja. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Perputaran Modal Kerja = Penjualan bersih
Modal Kerja ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (13) 4) Fixed Assets Turn Over
Fixed Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara penjualan bersih dengan aktiva tetap dalam suatu periode. Rumus untuk mencari Fixed Assets Turn Over sebagai berikut:
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 = Penjualan
Total Aktiva Tetap⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (14) 5) Total Assets Turn Over
Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rumus untuk mencari Total Assets Turn Over adalah sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 = Penjualan
Total Aktiva ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (15)
d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.Dalam praktiknya, jenis – jenis rasio profitabilitas yang digunakan :
1) Profit Margin on Sales
Profit margin on sales atau margin laba atas penjualan
merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = Penjualan Bersih − HPP
Penjualan ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (16) 2) Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment/ ROI)
Hasil pengembalian investasi atau ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga suatu ukuran tentang manajemen dalam mengelola investasinya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 = SHU setelah Pajak
Total Asset ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (17) 3) Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau ROE merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Rasio ini untuk menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = SHU setelah Pajak
Ekuitas ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (18) B. Hasil Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian berkenaan dengan rasio keuangan pada koperasi seperti pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1
Hasil Penelitian Terdahulu Identitas
Peneliti Aspek
Muhammad Agus NIM: A03120047 Politeknik Negeri Banjarmasin
Marliana
NIM: A03140004 Politeknik Negeri Banjarmasin Judul Analisis Rasio Likuiditas
dan Solvabilitas Terhadap Laporan Keuangan Pada Koperasi Karyawan
“Sumber Energi”
Banjarmasin
Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas pada
Koperasi Wanita
(KOPWAN) “Manuntung”
Desa Gunung Makmur Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut Institusi
/Perusahaan yang diteliti
Koperasi Karyawan “ Sumber Energi”
Banjarmasin
Koperasi Wanita
(KOPWAN)“Manuntung”
Desa Gunung Makmur Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut Permasalahan Bagaimana kemampuan
Koperasi Karyawan
“Sumber Energi”
Banjarmasin dalam memenuhi seluruh kewajiban finansial yang harus dibayar dengan menggunakan Analisis Likuiditas dan Solvabilitas terhadap laporan keuangan pada Koperasi Karyawan
“Sumber Energi”
Banjarmasin
Bagaimana tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap laporan keuangan Koperasi Wanita
(KOPWAN) “Manuntung”
periode 2013 s.d 2015?
Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui kemampuan Koperasi Karyawan “Sumber Energi” Banjarmasin dalam memenuhi seluruh kewajiban finansial yang harus dibayar dengan menggunakan Analisis Likuiditas dan Solvabilitas terhadap laporan keuangan pada Koperasi Karyawan
“Sumber Energi”
Banjarmasin
Untuk mengetahui bagaimana tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Rentabilitas keuangan Koperasi Wanita (KOPWAN) “Manuntung”
periode 2013 s.d 2015.
Metode Penelitian
Analisis Rasio Likuiditas dan Solvabilitas
Wawancara dan dokumentasi Hasil Penelitian 1. Dari selisih empat tahun
berturut-turut menggambarkan Koperasi Karyawan
“Sumber Energi”
Banjarmasin mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar
2. Koperasi yang tersedia meskipun tahun demi tahun kemampuan likuiditasnya terus menurun.
3. Dari selisih empat tahun berturut-turut yang selalu mengalami penurnana menunjukan bahwa kinerja solvabilitas
Berdasarkan hasil
Penelitian rasio likuiditas adalaj kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban yang harus dilunasi segera dalam waktu yang singkat, rasio solvabilitas untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, rasio aktivitas digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimilikinya, dan
profitabilitas adala rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan Sumber : Muhammad Agus (2015), Marliana (2017)