• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Analisa Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari kuesioner yang disebar ke responden secara online melalui aplikasi Google Form.

Untuk mempermudah pengolahan data, maka dibuatlah beberapa kriteria dan juga alternatif pilihan pada pemilihan GOR terbaik. Adapun kriteria dan alternatif yang digunakan dalam penelitian bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.1

Kriteria Rekomendasi GOR Bulu Tangkis

No. Kriteria

1 Biaya Sewa Lepangan

2 Kualitas Lapangan

3 Jarak yang Ditempuh

4 Suasana Indoor

5 Tempat Parkir

Tabel IV.2

Alternatif Rekomendasi GOR Bulu Tangkis No. Alternatif Pemilihan

1 GOR 34 Baksit

2 GOR Tangkas

3 GOR Teja

(2)

1. Kriteria Biaya Sewa Lapangan, menunjukkan harga penyewaan atau pemakaian lapangan oleh penyewa dihitung per jam nya.

2. Kriteria Kualitas Lapangan, menunjukkan kualitas lantai lapangan apakah nyaman ketika bergerak di lantai tersebut dan kualitas net atau jaring pemisah yang ada di tengah lapangan.

3. Kriteria Jarak yang Ditempuh, menunjukkan berapa besar jarak yang ditempuh apakah membutuhkan waktu yang cukup agar bisa tiba di lokasi GOR.

4. Kriteria Suasana Indoor, menunjukkan tingkat kenyamanan bagi pemesan GOR agar betah berada di dalam GOR.

5. Kriteria Tempat Parkir, menunjukkan luasnya lahan parkir bagi kendaraan yang digunakan oleh penyewa biasanya untuk kendaraan roda dua.

Adapun alternatif pemilihan GOR Bulu Tangkis untuk penelitian diambil tiga buah sampel alternatif yaitu:

1. GOR 34 Baksit beralamat di Kelurahan Perbawati Kecamatan Sukabumi.

2. GOR Tangkas beralamat di Kecamatan Gunung Parang Kota Sukabumi.

3. GOR Teja beralamat di Jalan Balai Desa Kecamatan Gunung Parang Kota Sukabumi.

4.1.2. Struktur Hierarki

Berdasarkan kriteria dan alternatif yang telah diambil, maka disusunlah sebuah hierarki agar lebih mempermudah dalam pengolahan data. Proses penyusunan hierarki sangat penting untuk mencegah terjadinya kesalahan yang akan berdampak pada ketidakkonsistenan data. Untuk itu dibuatlah struktur hierarki untuk menggambarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitan ini. Persoalan yang akan

(3)

diselesaikan diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki seperti pada gambar dibawah ini.

Sumber: Data Olahan Penulis

Gambar IV.1

Struktur Hierarki Rekomendasi GOR Bulu Tangkis

Level pertama adalah level tujuan, yaitu rekomendasi GOR Bulu Tangkis.

Level kedua adalah level kriteria, seperti yang terlihat pada gambar di atas terdapat lima kriteria. Dan level ketiga adalah level alternatif, seperti yang terlihat pada gambar di atas terapat tiga alternatif.

Garis-garis yang menghubungkan kotak-kotak antar level merupakan hubungan yang perlu diukur dalam perbandingan berpasangan (pairwise comparison) dengan arah ke level yang lebih tinggi. Level pertama merupakan tujuan dari penelitian yaitu memilih rekomendasi alternatif GOR yang tertera pada level ketiga. Kriteria pada level kedua diukur dengan perbandingan berpasangan

(4)

yang berarah ke level pertama. Misalnya dalam memilih kriteria, mana yang lebih penting antara kriteria biaya sewa lapangan dan kualitas lapangan, antara kriteria jarak yang ditempuh dan suasana indoor, antara suasana indoor dan tempat parkir, dan seterusnya.

4.1.3. Perhitungan Data

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, diperoleh matriks perbandingan berpasangan yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. Agar perhitungannya lebih mudah, dibuatlah tabel dimana setiap baris dan kolom pada tabel akan didesimalkan. Matriks perbandingan yang telah dibuat dapat diolah untuk memperoleh indeks konsistensi (CI) dan rasio konsistensi (CR).

Hasil dari data-data perbandingan berpasangan yang diambil dari kuesioner dicari satu jawaban untuk matriks perbandingan menggunakan metode perataan jawaban atau Geometric Mean Theory. Berdasarkan metode ini, untuk mendapatkan satu nilai tertentu dari semua nilai tersebut, masing-masing nilai harus dikalikan satu sama lain, kemudian hasil perkalian dipangkatkan dengan 1/n dimana n adalah jumlah partisipan. Secara matematis persamaan tersebut adalah:

Dengan demikian hasil matriks perbandingan berpasangan untuk masing- masing kriteria dan alternatif yang dibuat dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:

1. Perbandingan Berpasangan Untuk Semua Kriteria

Berikut ini adalah rekapitulasi hasil perhitungan matriks penilaian perbandingan berpasangan gabungan dari 10 responden. Matriks perbandingan hasil preferensi di atas adalah:

Tabel IV.3

Rekapitulasi Perbandingan Berpasangan untuk Semua Kriteria

(5)

Sumber: Data Olahan Penulis

Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai Eigen Vector dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.4

Normalisasi Perbandingan Berpasangan Semua Kriteria

Sumber: Data Olahan Penulis

Selanjutnya, nilai Eigen Vector (Nilai Rata-Rata) dikalikan dengan matriks semula, menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vektor yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini adalah principal eigen value maksimum ( ).

[

] [

]

[

]

Biaya Sewa Lapangan Kualitas Lapangan Jarak yang Ditempuh Suasana Indoor Tempat Parkir

Biaya Sewa Lapangan 1.000 1.015 0.405 0.214 3.153

Kualitas Lapangan 0.985 1.000 2.847 0.282 3.372

Jarak yang Ditempuh 2.470 0.351 1.000 0.419 4.920

Suasana Indoor 4.670 3.549 2.384 1.000 4.962

Tempat Parkir 0.317 0.297 0.203 0.202 1.000

Total 9.442 6.212 6.839 2.117 17.407

Normalisasi Biaya Sewa Lapangan Kualitas Lapangan Jarak yang Ditempuh Suasana Indoor Tempat Parkir Nilai Rata-Rata Persentase Biaya Sewa Lapangan 0.106 0.163 0.059 0.101 0.181 0.122 12.216 Kualitas Lapangan 0.104 0.161 0.416 0.133 0.194 0.202 20.169 Jarak yang Ditempuh 0.262 0.057 0.146 0.198 0.283 0.189 18.903 Suasana Indoor 0.495 0.571 0.349 0.472 0.285 0.434 43.439 Tempat Parkir 0.034 0.048 0.030 0.095 0.057 0.053 5.274

Total 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 100.000

(6)

[ ]

[ ]

[

]

Dikarenakan matriks di atas terdiri dari 5 ordo, yakni 5 elemen (kriteria), maka nilai Indeks Konsistensi (CI) adalah:

Berdasarkan tabel Konsistensi Indeks Random (IR) yang dapat dilihat pada Bab III, untuk ukuran matriks ordo 5 nilai IR-nya adalah 1.12. Maka, nilai Rasio Konsistensi (CR) adalah:

Karena nilai CR sama dengan 10% atau 0.1 berarti preferensi responden konsisten dan hasil perhitungan dapat dinyatakan benar.

Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa kriteria Suasana Indoor adalah kriteria yang paling penting dalam rekomendasi GOR bulu tangkis menjadi prioritas ke-1 dengan persentase 43.44%, berikutnya kriteria Kualitas Lapangan menjadi prioritas ke-2 dengan persentase 20.17%, berikutnya kriteria Jarak yang Ditempuh menjadi prioritas ke-3 dengan persentase 18.90%, kemudian kriteria Biaya Sewa Lapangan menjadi priortas ke-4 dengan persentase 12.22%, lalu yang terakhir kriteria Tempat Parkir menjadi prioritas ke-5 dengan persentase 5.27%.

2. Perbandingan Alternatif Berdasarkan Kriteria Biaya Sewa Lapangan

(7)

Perbandingan berpasangan untuk kriteria Biaya Sewa Lapangan pada 3 alternatif GOR bulu tangkis yaitu GOR 34 Baksit, GOR Tangkas, dan GOR Teja sehingga diperoleh hasil preferensi rata-rata dari 10 responden dalam matriks sebagai berikut:

Tabel IV.5

Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Biaya Sewa Lapangan

Sumber: Data Olahan Penulis

Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai Eigen Vector dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.6

Normalisasi Matriks Faktor Kriteria Biaya Sewa Lepangan

Sumber: Data Olahan Penulis

Selanjutnya, nilai Eigen Vector (Nilai Rata-Rata) dikalikan dengan matriks semula, menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vektor yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini adalah principal eigen value maksimum ( ).

Biaya Sewa Lapangan GOR 34 Baksit GOR Tangkas GOR Teja

GOR 34 Baksit 1.000 2.091 1.574

GOR Tangkas 0.478 1.000 1.375

GOR Teja 0.635 0.727 1.000

Total 2.114 3.818 3.949

Biaya Sewa Lapangan GOR 34 Baksit GOR Tangkas GOR Teja Rata-Rata Persentase

GOR 34 Baksit 0.473 0.548 0.399 0.473 47.312

GOR Tangkas 0.226 0.262 0.348 0.279 27.879

GOR Teja 0.301 0.190 0.253 0.248 24.810

Total 1.000 1.000 1.000 1.000 100.000

(8)

[

] [

] [

]

[

]

[

] [

]

Karena matriks berordo 3 (terdiri dari 3 alternatif), maka nilai indeks konsistensi (CI) adalah:

Berdasarkan tabel Konsistensi Indeks Random (IR) yang dapat dilihat pada Bab III, untuk ukuran matriks ordo 3 nilai IR-nya adalah 0.58. Maka, nilai Rasio Konsistensi (CR) adalah:

Karena nilai CR kurang dari 10% atau 0.1 berarti preferensi responden konsisten dan hasil perhitungan dapat dinyatakan benar.

Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa urutan prioritas untuk kriteria Biaya Sewa Lapangan yaitu GOR 34 Baksit menjadi prioritas ke-1 dengan persentase 47.31%, lalu GOR Tangkas menjadi prioritas ke-2 dengan persentase 27.88%, dan yang terakhir GOR Teja menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot 24.81%.

3. Perbandingan Alternatif Berdasarkan Kriteria Kualitas Lapangan

Perbandingan berpasangan untuk kriteria Kualitas Lapangan pada 3 alternatif GOR bulu tangkis yaitu GOR 34 Baksit, GOR Tangkas, dan GOR Teja sehingga diperoleh hasil preferensi rata-rata dari 10 responden dalam matriks sebagai berikut:

(9)

Tabel IV.7

Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Kualitas Lapangan

Sumber: Olahan Data Penulis

Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai Eigen Vector dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.8

Normalisasi Matriks Faktor Kriteria Kualitas Lapangan

Sumber: Data Olahan Penulis

Selanjutnya, nilai Eigen Vector (Nilai Rata-Rata) dikalikan dengan matriks semula, menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vektor yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini adalah principal eigen value maksimum ( ).

[

] [

] [

]

[

]

[

] [

]

Kualitas Lapangan GOR 34 Baksit GOR Tangkas GOR Teja

GOR 34 Baksit 1.000 0.589 0.360

GOR Tangkas 1.698 1.000 1.126

GOR Teja 2.776 0.888 1.000

Total 5.474 2.477 2.486

Kualitas Lapangan GOR 34 Baksit GOR Tangkas GOR Teja Rata-Rata Persentase

GOR 34 Baksit 0.183 0.238 0.145 0.188 18.844

GOR Tangkas 0.310 0.404 0.453 0.389 38.893

GOR Teja 0.507 0.359 0.402 0.423 42.262

Total 1.000 1.000 1.000 1.000 100.000

(10)

Karena matriks berordo 3 (terdiri dari 3 alternatif), maka nilai indeks konsistensi (CI) adalah:

Berdasarkan tabel Konsistensi Indeks Random (IR) yang dapat dilihat pada Bab III, untuk ukuran matriks ordo 3 nilai IR-nya adalah 0.58. Maka, nilai Rasio Konsistensi (CR) adalah:

Karena nilai CR kurang dari 10% atau 0.1 berarti preferensi responden konsisten dan hasil perhitungan dapat dinyatakan benar.

Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa urutan prioritas untuk kriteria Biaya Sewa Lapangan yaitu GOR Teja menjadi prioritas ke-1 dengan persentase 42.26%, lalu GOR Tangkas menjadi prioritas ke-2 dengan persentase 38.89%, dan yang terakhir GOR Teja menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot 18.84%.

4. Perbandingan Alternatif Berdasarkan Kriteria Jarak yang Ditempuh

Perbandingan berpasangan untuk kriteria Jarak yang Ditempuh pada 3 alternatif GOR bulu tangkis yaitu GOR 34 Baksit, GOR Tangkas, dan GOR Teja sehingga diperoleh hasil preferensi rata-rata dari 10 responden dalam matriks sebagai berikut:

Tabel IV.9

Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Jarak yang Ditempuh

(11)

Sumber: Data Olahan Penulis

Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai Eigen Vector dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.10

Normalisasi Matriks Faktor Kriteria Jarak yang Ditempuh

Sumber: Data Olahan Penulis

Selanjutnya, nilai Eigen Vector (Nilai Rata-Rata) dikalikan dengan matriks semula, menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vektor yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini adalah principal eigen value maksimum ( ).

[

] [

] [

]

[

]

[

] [

]

Jarak yang Ditempuh GOR 34 Baksit GOR Tangkas GOR Teja

GOR 34 Baksit 1.000 0.349 0.346

GOR Tangkas 2.868 1.000 1.182

GOR Teja 2.887 0.846 1.000

Total 6.755 2.195 2.528

Jarak yang Ditempuh GOR 34 Baksit GOR Tangkas GOR Teja Rata-Rata Persentase

GOR 34 Baksit 0.148 0.159 0.137 0.148 14.797

GOR Tangkas 0.425 0.456 0.467 0.449 44.924

GOR Teja 0.427 0.385 0.396 0.403 40.279

Total 1.000 1.000 1.000 1.000 100.000

(12)

Karena matriks berordo 3 (terdiri dari 3 alternatif), maka nilai indeks konsistensi (CI) adalah:

Berdasarkan tabel Konsistensi Indeks Random (IR) yang dapat dilihat pada Bab III, untuk ukuran matriks ordo 3 nilai IR-nya adalah 0.58. Maka, nilai Rasio Konsistensi (CR) adalah:

Karena nilai CR kurang dari 10% atau 0.1 berarti preferensi responden konsisten dan hasil perhitungan dapat dinyatakan benar.

Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa urutan prioritas untuk kriteria Jarak yang Ditempuh yaitu GOR Tangkas menjadi prioritas ke-1 dengan persentase 44.92%, lalu GOR Teja menjadi prioritas ke-2 dengan persentase 40.28%, dan yang terakhir GOR 34 Baksit menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot 14.80%.

5. Perbandingan Alternatif Berdasarkan Kriteria Suasana Indoor

Perbandingan berpasangan untuk kriteria Suasana Indoor pada 3 alternatif GOR bulu tangkis yaitu GOR 34 Baksit, GOR Tangkas, dan GOR Teja sehingga diperoleh hasil preferensi rata-rata dari 10 responden dalam matriks sebagai berikut:

Tabel IV.11

Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Suasana Indoor Suasana Indoor GOR 34 Baksit GOR Tangkas GOR Teja

GOR 34 Baksit 1.000 0.349 0.257

GOR Tangkas 2.868 1.000 1.184

GOR Teja 3.887 0.845 1.000

Total 7.755 2.193 2.441

(13)

Sumber: Data Olahan Penulis

Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai Eigen Vector dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.12

Normalisasi Matriks Faktor Kriteria Suasana Indoor

Sumber: Data Olahan Penulis

Selanjutnya, nilai Eigen Vector (Nilai Rata-Rata) dikalikan dengan matriks semula, menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vektor yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini adalah principal eigen value maksimum ( ).

[

] [

] [

]

[

]

[

] [

]

Karena matriks berordo 3 (terdiri dari 3 alternatif), maka nilai indeks konsistensi (CI) adalah:

Suasana Indoor GOR 34 Baksit GOR Tangkas GOR Teja Rata-Rata Persentase

GOR 34 Baksit 0.129 0.159 0.105 0.131 13.110

GOR Tangkas 0.370 0.456 0.485 0.437 43.692

GOR Teja 0.501 0.385 0.410 0.432 43.198

Total 1.000 1.000 1.000 1.000 100.000

(14)

Berdasarkan tabel Konsistensi Indeks Random (IR) yang dapat dilihat pada Bab III, untuk ukuran matriks ordo 3 nilai IR-nya adalah 0.58. Maka, nilai Rasio Konsistensi (CR) adalah:

Karena nilai CR kurang dari 10% atau 0.1 berarti preferensi responden konsisten dan hasil perhitungan dapat dinyatakan benar.

Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa urutan prioritas untuk kriteria Biaya Suasana Indoor yaitu GOR Tangkas menjadi prioritas ke-1 dengan persentase 43.69%, lalu GOR Teja menjadi prioritas ke-2 dengan persentase 43.20%, dan yang terakhir GOR 34 Baksit menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot 13.11%.

6. Perbandingan Alternatif Berdasarkan Kriteria Tempat Parkir

Perbandingan berpasangan untuk kriteria Tempat Parkir pada 3 alternatif GOR bulu tangkis yaitu GOR 34 Baksit, GOR Tangkas, dan GOR Teja sehingga diperoleh hasil preferensi rata-rata dari 10 responden dalam matriks sebagai berikut:

Tabel IV.13

Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Tempat Parkir

Sumber: Data Olahan Penulis

Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai Eigen

Tempat Parkir GOR 34 Baksit GOR Tangkas GOR Teja

GOR 34 Baksit 1.000 1.848 0.481

GOR Tangkas 0.541 1.000 0.439

GOR Teja 2.078 2.278 1.000

Total 3.619 5.126 1.920

(15)

Vector dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.14

Normalisasi Matriks Faktor Kriteria Tempat Parkir

Sumber: Data Olahan Penulis

Selanjutnya, nilai Eigen Vector (Nilai Rata-Rata) dikalikan dengan matriks semula, menghasilkan nilai untuk tiap baris, yang selanjutnya setiap nilai dibagi kembali dengan nilai vektor yang bersangkutan. Nilai rata-rata dari hasil pembagian ini adalah principal eigen value maksimum ( ).

[

] [

] [

]

[

]

[

] [

]

Karena matriks berordo 3 (terdiri dari 3 alternatif), maka nilai indeks konsistensi (CI) adalah:

Berdasarkan tabel Konsistensi Indeks Random (IR) yang dapat dilihat pada Bab III, untuk ukuran matriks ordo 3 nilai IR-nya adalah 0.58. Maka, nilai Rasio Konsistensi (CR) adalah:

Tempat Parkir GOR 34 Baksit GOR Tangkas GOR Teja Rata-Rata Persentase

GOR 34 Baksit 0.276 0.361 0.251 0.296 29.581

GOR Tangkas 0.150 0.195 0.229 0.191 19.107

GOR Teja 0.574 0.444 0.521 0.513 51.312

Total 1.000 1.000 1.000 1.000 100.000

(16)

Karena nilai CR kurang dari 10% atau 0.1 berarti preferensi responden konsisten dan hasil perhitungan dapat dinyatakan benar.

Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa urutan prioritas untuk kriteria Biaya Sewa Lapangan yaitu GOR Teja menjadi prioritas ke-1 dengan persentase 51.31%, lalu GOR 34 Baksit menjadi prioritas ke-2 dengan persentase 29.58%, dan yang terakhir GOR Tangkas menjadi prioritas ke-3 dengan nilai bobot 19.11%.

4.1.4. Hasil Perhitungan Data

Setelah dilakukan perhitungan data dari kriteria dan juga alternatif, selanjutnya dilakukan perhitungan nilai akhir dimana nilai ini adalah penggabungan dari semua kriteria dan alternatif. Perhitungan nilai akhir diambil dari nilai Eigen Vector alternatif berdasarkan kriteria masing-masing yang dikalikan dengan nilai Eigen Vector dari kriteria utama kemudian hasil dari perkalian tersebut disebut dengan nilai Eigen Vector keputusan. Berikut ini adalah perhitungan untuk mendapatkan nilai dari Eigen Vector keputusan:

Nilai Eigen Vector Kriteria Utama adalah:

[ ]

Nilai Eigen Vector alternatif berdasarkan tiap kriteria berturut-turut adalah:

Tabel IV.15

Tabel Priority Vector Tiap Alternatif Berdasarkan Kriteria Eigen Vector Biaya Sewa

Lapangan

Kualitas Lapangan

Jarak yang Ditempuh

Suasana Indoor

Tempat Parkir

GOR 34 Baksit 0.473 0.188 0.148 0.131 0.296

GOR Tangkas 0.279 0.389 0.449 0.437 0.191

GOR Teja 0.248 0.423 0.403 0.432 0.513

(17)

Sumber: Olahan Data Penulis

Jika dibuat dalam bentuk matriks menjadi:

[

]

Maka, nilai dari Eigen Vector keputusan adalah:

[

] * [

]

= [

]

Tabel IV.16

Tabel Hasil Akhir Perhitungan Eigen Vector Keputusan

Alternatif Bobot

GOR 34 Baksit 0.196

GOR Tangkas 0.397

GOR Teja 0.406

Sumber: Data Olahan Penulis

Berdasarkan hasil perhitungan nilai Eigen Vector keputusan di atas terlihat bahwa:

1. GOR 34 Baksit memiliki nilai prioritas terendah dengan nilai eigen 0.196 atau 19.6%.

2. GOR Tangkas memiliki nilai prioritas kedua dengan nilai eigen 0.397 atau 39.7%.

3. GOR Teja memiliki nilai prioritas tertinggi dengan nilai eigen 0.406 atau 40.6%.

4.2. Evaluasi dan Validasi

4.2.1. Implementasi Dengan Perangkat Lunak Expert Choice 11

(18)

Hasil dari data kuesioner yang diinput pada perangkat lunak Expert Choice 11 adalah:

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Gambar IV.2

Inconsistency Ratio Rekomendasi GOR Bulu Tangkis

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Gambar IV.3

Inconsistency Ratio Kriteria Biaya Sewa Lapangan

(19)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Gambar IV.4

Inconsistency Ratio Kriteria Kualitas Lapangan

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Gambar IV.5

Inconsistency Ratio Kriteria Jarak yang Ditempuh

(20)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Gambar IV.6

Inconsistency Ratio Kriteria Suasana Indoor

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Gambar IV.7

Inconsistency Ratio Kriteria Tempat Parkir

Untuk melihat urutan prioritas rekomendasi GOR bulu tangkis menggunakan perangkat lunak Expert Choice 11 dapat dilihat pada gambar berikut:

(21)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Gambar IV.8

Grafik Sensivitas Performa Dari Tiap Alternatif

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Gambar IV.9

Grafik Sensivitas Dinamis Dari Tiap Alternatif

Berdasarkan hasil pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa kriteria Biaya Sewa Lapangan adalah yang paling penting bagi responden untuk rekomendasi GOR

(22)

bulu tangkis yaitu dengan persentase 33.0%, berikutnya yaitu kriteria Kualitas Lapangan dengan persentase 31.9%, lalu kriteria Jarak yang Ditempuh dengan persentase 17.8%, kemudian kriteria Suasana Indoor dengan persentase 11.6%, dan yang terakhir yaitu kriteria Tempat Parkir dengan persentase 5,7%. Selanjutnya, urutan prioritas alternatif dimulai dari yang tertinggi adalah GOR 34 Baksit dengan persentase sebesar 52.2%, kemudian yang tertinggi kedua adalah GOR Tangkas dengan persentase sebesar 26.2%, dan yang terendah adalah GOR Teja dengan persentase sebesar 21.6%.

Gambar

Tabel IV.1
Gambar IV.1
Tabel IV.3
Tabel IV.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Paper ini menyajikan pengerjaan hukum kekekalan energi pada pemodelan hidrodinamika gelombang pendek. Pengerjaan hukum kekekalan energi dilakukan dengan mensuperposisikan

Penelitian ini dilakukan untuk melihat jumlah rata-rata leukosit, dan rasio heterofil/limfosit pada ayam broiler yang diberi metionina untuk melihat efek metionina dalam

Kinerja Badan Nasional Pengelola Perbatasan dalam Renja BNPP Tahun 2016 merupakan pelaksanaan tugas dan fungsi yang difokuskan kepada penyelenggaraan penguatan fungsi

Pada pengujian mutu kimia, fermentasi dengan penambahan kultur starter dapat mempercepat penurunan pH, mempercepat konversi glukosa menjadi asam laktat pada tiap

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Unggul Darul Imarah.Penelitian ini dilatar belakangi pada hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM pada materi koloid,

Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa manfaat Customer Relationship Management dalam wujud membership yang meliputi financial benefits, social benefits dan structural

Model P3B Amerika Serikat tidak hanya menenetapkan bahwa yang berhak mendapatkan manfaat P3B terkait penghasilan dividen, bunga, dan royalti hanya beneficial

 Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah dan DPRD membahas Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah dan DPRD membahas