• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KINERJA TAHUN 2019"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)LAPORAN KINERJA TAHUN 2019. Kampung Adat Ciptagelar. PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUKABUMI.

(2) Kata Pengantar. Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas semua limpahan Rahmat berkat dan hidayahNya, sehingga penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 dapat diselesaikan, sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan selama tahun 2019. Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 merupakan capaian akuntabilitas kinerja pada tahun ke-empat dalam masa RPJMD Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021. Laporan Kinerja Tahun 2019 ini disusun berdasarkan RKPD Tahun 2019 yang dijabarkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2016-2021. Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi disusun berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan jangka Menengah Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021. Laporan Kinerja ini merupakan bentuk komitmen terhadap aspek transparansi dan akuntabilitas serta pertanggungjawaban atas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi yang diukur atas dasar Penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Bupati Sukabumi Tahun 2019. Penyusunan laporan ini merupakan upaya kami untuk menginformasikan pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Sukabumi selama tahun 2019, sebagai i | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(3) konsistensi kami terhadap komitmen untuk menciptakan transparansi yang merupakan pilar terwujudnya tata pemerintahan yang baik. Hasil pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi tidak terlepas dari orientasi atas pelaksanaan program kegiatan yang dilakukan secara terpadu, fokus, dan berkelanjutan. Namun disadari, masih terdapat beberapa indikator kinerja yang belum tercapai. Analisa dan evaluasi atas capaian kinerja secara komprehensif digunakan sebagai pijakan untuk melakukan perbaikan pelayanan publik dalam rangka terwujudnya good governance dan clean government pada masa mendatang. Berkenaan dengan itu, Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 dapat menjadi masukan dan saran evaluasi agar kinerja ke depan menjadi lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya. Palabuhanratu,. April 2020. BUPATI SUKABUMI. Drs. H. MARWAN HAMAMI, MM. ii | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(4) Daftar Isi KATA PENGANTAR........................................................................................... DAFTAR ISI...................................................................................................... BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1.2. Maksud dan Tujuan ....................................................................... 1.3. Sejaran Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi .......................... 1.4. Kondisi Geografis Daerah ............................................................... 1.5. Gambaran Umum Demografi .......................................................... 1.6. Aspek Stratejik Pembangunan Daerah ............................................ 1.6.1. Indeks Pembangunan Manusia ....................................................... 1.6.2. Penduduk Miskin ........................................................................... 1.6.3. Kondisi Ekonomi Daerah ................................................................ 1.7. Permasalahan Utama (STRATEGIC ISSUE) yang sedang dihadapi Oganisasi ....................................................................................... 1.7.1. Permasalahan Pembangunan.......................................................... 1.8. Struktur Pemerintah Daerah .......................................................... 1.9. Sistematika Penyajian .................................................................... BAB 2 PERENCANAAN KINERJA ............................................................... 2.1. Perencanaan Strategis .................................................................... 2.1.1. Visi ................................................................................................ 2.1.2. Misi................................................................................................ 2.1.3. Tujuan dan Sasaran ...................................................................... 2.2. Indikator Kinerja Utama ................................................................. 2.3. Tema, Prioritas dan Sasaran Pembangunan daerah......................... 2.4. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019 ............................................... 2.5. Rencana Anggaran Tahun 2019 ...................................................... BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA.............................................................. 3.1. Capaian Kinerja Organisasi ............................................................ 3.1.1. Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2019 ........................................ 3.1.2. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 dengan Tahun 2019.... 3.1.3. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2019 dengan Target Jangka Menengah................................................................................ 3.1.4. Analisis Penyebab Peningkatan/Penurunan Kinerja serta Alternatif Solusi yang Telah Dilakukan .................................................... 3.1.5. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ...................... 3.2. Realisasi Anggaran ......................................................................... BAB 4 PENUTUP ....................................................................................... LAMPIRAN. iii | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019. i iii 1 1 1 2 3 5 5 5 7 9 11 11 21 23 24 24 24 25 26 36 40 40 43 48 48 49 80 85 90 93 95 98.

(5) BAB 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penyusunan Laporan Kinerja merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Laporan Kinerja mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Proses penyusunan Laporan Kinerja dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran bagi setiap instansi untuk mengukur pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Dokumen Laporan Kinerja berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi pemerintah dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi pemerintah tersebut. Esensi dari prinsip akuntabilitas adalah sebagai pijakan bagi instansi pemerintah untuk ditegakkan dan diwujudkan. 1.2. Maksud dan Tujuan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama kurun waktu 1 tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi pemerintah. Penyusunan Laporan Kinerja juga menjadi alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi. Selain itu, Laporan Kinerja menjadi salah satu alat untuk mendapatkan masukan stakeholders demi perbaikan kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam Laporan Kinerja, menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini,. 1 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(6) Laporan Kinerja sebagai proses evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan di pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan publik. 1.3. Sejarah Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi Ada yang mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu Suka-Bumen, yang bermakna bahwa pada kawasan yang memiliki udara sejuk dan nyaman ini membuat orang-orang suka bumen-bumen atau menetap. Penjelasan yang lebih masuk akal adalah bahwa nama "Sukabumi" berasal dari bahasa Sansekerta suka, "kesenangan, kebahagiaan, kesukaan" dan bhumi, "bumi". Jadi "Sukabumi" artinya "bumi kesukaan". Sebelum berstatus kota, Sukabumi hanyalah dusun kecil bernama "Goenoeng Parang" (sekarang Kelurahan Gunungparang) lalu berkembang menjadi beberapa desa seperti Cikole atau Parungseah. Lalu pada 1 April 1914, pemerintah Hindia Belanda menjadikan kota Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan status Gemeente (Kotapraja) dengan alasan bahwa di kota ini banyak berdiam orang-orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan – perkebunan yang berada di daerah Kabupaten Sukabumi bagian selatan yang harus mendapatkan pengurusan dan pelayanan yang istimewa. Selanjutnya pada 1 Mei 1926, Mr. G.F. Rambonnet diangkat menjadi Burgemeester. Pada masa inilah dibangun Stasiun Kereta Api, Mesjid Agung, Gereja Kristen; Pantekosta; Katholik; Bethel; HKBP; Pasundan, pembangkit listrik Ubrug; Centrale (Gardu Induk) Cipoho, Sekolah Polisi Gubermen yang berdekatan dengan lembaga pendidikan Islam tradisionil Gunung Puyuh. Nama Soekaboemi sebenarnya telah ada sebelum hari jadi Kota Sukabumi yaitu 13 Januari 1815. Kota yang saat ini berluas 52,46 Km² ini mendapatkan namanya dari seorang ahli bedah bernama Dr. Andries de Wilde menamakan Soekaboemi. Perlu diketahu Andris de Wilde ini juga adalah seorang Preanger Planter (kopi dan teh) yg bermukim di Bandoeng, dimana eks rumah tinggal dan gudang kopinya sekarang dijadikan Kantor Pemkot Bandung. Awalnya ia mengirim surat kepada kawannnya Pieter Englhard mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mengganti nama Cikole (berdasar nama sungai yg membelah kota Sukabumi) dengan nama Soekaboemi 13 Januari 1815. Sejak itulah Cikole resmi menjadi Soekaboemi. Namun, bukan berarti. 2 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(7) hari jadi Kota Sukabumi jatuh pada tanggal tersebut. Ceritanya memang tidak singkat, bermula dari komoditas kopi yang banyak dibutuhkan VOC, Van Rie Beek dan Zwadecroon berusaha mengembangkan lebih luas tanaman kopi di sekitar Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Tahun 1709 Gubernur Van Riebek mengadakan inspeksi ke kebun kopi di Cibalagung (Bogor), Cianjur, Jogjogan, Pondok Kopo, dan Gunung Guruh Sukabumi. Inilah salah satu alasan dibangunnya jalur lintasan kereta-api yg menghubungkan Soekaboemi dengan Buitenzorg dan Batavia di bagian barat dan Tjiandjoer (ibukota Priangan) dan Bandoeng di timur. Saat itu, de Wilde adalah pembantu pribadi Gubernur Jenderal Daendels dan dikenal sebagai tuan tanah di Jasinga Bogor. Pada 25 Januari 1813, ia membeli tanah di Sukabumi yang luasnya lima per duabelas bagian di seluruh tanah yang ada di Sukabumi seharga 58 ribu ringgit Spanyol. Tanah tersebut berbatasan dengan Lereng Gunung Gede Pangrango di sebelah utara, Sungai Cimandiri di bagian selatan, lalu di arah barat berbatasan langsung dengan Keresidenan Jakarta dan Banten dan di sebelah Timur dengan Sungai Cikupa. Pada tanggal yang sama 354 tahun yang lalu, Belanda bangga memenangkan perang melawan Spanyol. Setelah Mr. G.F. Rambonnet memerintah ada tiga “Burgemeester” sebagai penggantinya yaitu Mr. W.M. Ouwekerk, Mr. A.L.A. van Unen dan Mr. W.J.Ph. van Waning. 1.4. Kondisi Geografis Daerah Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat dengan posisi geografis terletak di antara 6o 57’ - 7o 25’ Lintang Selatan dan 106o49’ - 107o00’ Bujur Timur dan mempunyai luas daerah 4.128 km2 atau 14,39 persen dari luas Jawa Barat atau 3,01 persen dari luas Pulau Jawa. Secara administratif, wilayah Kabupaten Sukabumi terdiri dari 47 kecamatan, 381 desa dan 5 kelurahan. Batas-batas wilayah Kabupaten Sukabumi meliputi:  sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat;  sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia;  sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak Provinsi Banten dan Samudera Indonesia;  sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur.. 3 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(8) Selain itu secara administratif Kabupaten Sukabumi juga berbatasan secara langsung dengan wilayah Kota Sukabumi yang merupakan daerah kantong (enclave) dikelilingi beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Sukabumi, yaitu Kecamatan Sukabumi di sebelah Utara, Kecamatan Cisaat dan Kecamatan Gunungguruh di sebelah Barat, Kecamatan Nyalindung di sebelah Selatan, Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Kebonpedes di sebelah Timur. Gambar 1.1 Peta Orientasi Kabupaten Sukabumi. 1.5. Gambaran Umum Demografi Jumlah Penduduk Kabupaten Sukabumi menurut Kabupaten Sukabumi Dalam Angka Tahun 2020 berjumlah 2.453.498 jiwa yang terdiri atas 1.243.192 laki-laki dan 1.210.306 perempuan. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Sukabumi Tahun 2016–2019 Perempuan. Jumlah (Jiwa). Rasio Jenis Kelamin. 1.239.276. 1.205.337. 2.444.616. 102,82. Kepadatan Penduduk Per Km2 590. 2017. 1.243.192. 1.210.306. 2.453.498. 102, 72. 589. 3. 2018. 1.246.210. 1.214.483. 2.460.693. 102,61. 591. 4. 2019. 1.248.270. 1.218.002. 2.571.860. 104. 620. Jumlah Penduduk (Jiwa). No. Tahun. Laki-Laki. 1. 2016. 2. Sumber :KSDA 2020 BPS Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan Kabupaten Sukabumi Dalam Angka Tahun 2020 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sukabumi. 4 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(9) bahwa Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Sukabumi tahun 2019 sebesar 0,8 persen. 1.6. Aspek Stratejik Pembangunan Daerah Keberhasilan pembangunan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek stratejik yang dimilikinya. Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu wilayah yang sedang berupaya meningkatkan pembangunan memiliki aspek-aspek stratejik yang berpengaruh dinataranya sebagai berikut: 1.6.1 Indeks Pembangunan Manusia Fokus kesejahteraan sosial masyarakat dalam analisis hasil pembangunan Kabupaten Sukabumi dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain aspek kependudukan, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, ketenagakerjaan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, hingga seni budaya. Namun dari aspekaspek tersebut terdapat aspek utama sekaligus ultimate impact dalam melihat kesejahteraan sosial masyarakat yakni melalui analisis pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) secara time series. Capaian pembangunan manusia suatu wilayah yang lebih kompleks dapat dilihat dari angka Indeks Pembangunan manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). IPM adalah indikator komposit yang mencerminkan tiga aspek capaian pembangunan yang mencakup bidang kesehatan, bidang pendidikan dan bidang ekonomi. Tiga pilihan dasar tersebut diukur melalui pencapaian berikut: 1. Hidup sehat dan panjang umur yang diukur melalui angka harapan hidup. 2. Pengetahuan yang diukur melalui harapan lama sekolah, dan dikombinasikan dengan rata-rata lama sekolah. 3. Standar hidup layak yang diukur melalui pengeluaran per kapita yang disesuaikan. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Sukabumi menunjukkan ke arah peningkatan, hal ini dapat dilihat dari gambar perkembangan IPM dari tahun 2014 – 2018. Berdasarkan gambar 1.2 di bawah ini, IPM Kabupaten Sukabumi tercatat pada tahun 2014 sebesar 64,07; tahun 2015 sebesar 64,44;. 5 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(10) tahun 2016 sebesar 65,13; tahun 2017 sebesar 65,49 dan tahun 2018 sebesar 66,05. Gambar 1.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2014–2018. Sumber BPS Kabupaten Sukabumi. Dilihat menurut komponen pembentuknya, komponen yang peningkatannya terbesar sejak tahun 2014 ke tahun 2018 adalah pengeluaran perkapita yang disesuaikan yaitu sebesar 10,17 persen. Sedangkan komponen yang pergerakannya sedikit adalah harapan lama sekolah, yaitu hanya 0,7 persen. Komponen rata-rata lama sekolah dan angka harapan hidup mengalami peningkatan sebesar 6,92 persen dan 1,09 persen sejak tahun 2014. Gambaran peningkatan komponen pembentuk IPM dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 1.3 Angka Harapan Hidup Tahun 2014–2018. Sumber BPS Kabupaten Sukabumi. 6 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(11) Gambar 1.3 Rata-rata Lama Sekolah dan Angka Larapan Lama Sekolah Tahun 2014–2018. Sumber BPS Kabupaten Sukabumi. Gambar 1.4 Pengeluaran Perkapita yang Disesuaikan Tahun 2014–2018. Sumber BPS Kabupaten Sukabumi. Percepatan IPM yang cukup tinggi patut mendapat apresiasi karena menandakan bahwa upaya pemerintah daerah melalui dinas terkait dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat perlahan namun pasti mulai terlihat memberikan hasil nyata. 1.6.2 Penduduk Miskin Penduduk miskin adalah penduduk yang rata-rata makanan dan non-makanan per kapita per bulan berada garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah nilai kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan. 7 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019. konsumsi di bawah konsumsi 2100 kilo.

(12) kalori per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum nonmakanan yang mencakup perumahan, sandang, Pendidikan dan kesehatan. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2016 menurut data BPS sebanyak 270.055 orang atau sebesar 8,13% dari total penduduk Kabupaten Sukabumi. Selama kurun waktu 20102016 prosentase kemiskinannya cenderung menurun, baik dari sisi jumlah maupun persentase. Tahun 2010 jumlah penduduk miskin Kabupaten Sukabumi tercatat 10,65%, tahun 2011 sebesar 10,28%, tahun 2012 sebesar 9,78%, tahun 2013 sebesar 9,24% , tahun 2014 sebesar 8,81%, tahun 2015 sebesar 8,96% tahun 2016 sebesar 8,13% dan pada tahun 2017 sebesar 8,04%. Tabel 1.3 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Sukabumi 2005-2017 TAHUN. PERSENTASE PENDUDUK MISKIN. 2005. 16,57. 2006. 17,66. 2007. 15,98. 2008. 13,26. 2009. 11,78. 2010. 10,65. 2011. 10,28. 2012. 9,78. 2013. 9,24. 2014. 8,81. 2015. 8,96. 2016. 8,13. 2017. 8,04. 8 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(13) Gambar 1.4 Perbandingan tingkat Kemiskinan Kabupaten Sukabumi dengan Jawa Barat Tahun 2002-2017. Faktor yang dapat mempengaruhi penurunan jumlah penduduk miskin adalah naiknya tingkat pendapatan. Tingkat pendapatan dipengaruhi oleh tingkat upah atau gaji yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki pekerja. Semakin tinggi tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan keterampilan pekerja maka semakin baik daya belinya. Begitu pula semakin baiknya tingkat pendidikan yang dicapai pendudukan maka akan meningkatkan tingkat kualitas tenaga kerja yang dihasilkan sehingga akan memberi peluang lebih besar memperoleh pekerjaan dengan upah atau gaji yang lebih tinggi. Dengan demikian semakin banyak orang yang memperoleh pekerjaan yang layak maka akan dapat meningkatkan tingkat pendapatannya dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup, yang pada akhirnya akan dapat mengurangi kemiskinan di Kabupaten Sukabumi. 1.6.3 Kondisi Ekonomi Daerah Kondisi ekonomi suatu daerah adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan suatu daerah. Adanya pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya peningkatan produksi di suatu daerah pada periode waktu tertentu. Adanya peningkatan produksi diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga juga terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Nilai PDRB atas dasar harga konstan 2010 menurut lapangan usaha di. 9 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(14) Kabupaten Sukabumi tahun 2019 mencapai Rp46,668 trilyun dan Nilai PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha di Kabupaten Sukabumi tahun 2019 sebesar Rp67,406 trilyun. Tiga sektor dengan kontribusi terbesar terhadap nilai PDRB Kabupaten Sukabumi tahun 2019 adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, dan industri pengolahan. Tabel 1.4 PDRB Tahun 2019 Berdasarkan Harga Berlaku (Dalam Milyar Rupiah) No 1 2 3 4. Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Limbah dan Daur 5 Ulang 6 Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil 7 dan Sepeda Motor 8 Transportasi dan Pergudangan 9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 10 Informasi dan Komunikasi 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 12 Real Estate 13 Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 14 Jaminan Sosial Wajib 15 Jasa Pendidikan 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17 Jasa Lainnya PDRB Sumber: BPS, Kabupaten Sukabumi Dalam Angka 2020. 10 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019. 2019 Persentase 15.208,21 22,56% 3.393,25 5,03% 10.868,82 16,12% 73,41 0,11% 22,25 0,03% 8.230,93 12.162,46. 12,21% 18,04%. 5.015,72 1.609,11 1.594,07 472,8 1076,52 208,56 2.140,55. 7,44% 2,39% 2,36% 0,70% 1,60% 0,31% 3,18%. 3.385,27 737,22 1206,87 67.406,02. 5,02% 1,09% 1,79%.

(15) 1.7. Permasalahan. Utama. (Strategic. Issued). yang. Sedang. Dihadapi Organisasi 1.7.1. Permasalahan Pembangunan Permasalahan pembangunan daerah Kabupaten Sukabumi dapat dikatakan sebagai “gap expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan, serta antara apa yang ingin dicapai dalam pembangunan jangka menengah dengan kondisi riil saat dokumen perencanaan ini sedang dirumuskan. Permasalahan pembangunan daerah Kabupaten Sukabumi pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal dan kelemahan yang tidak diatasi sehingga terjadi kesenjangan tersebut. Untuk mengefektifkan sistem perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Sukabumi serta bagaimana visi dan misi Kabupaten Sukabumi dibuat dengan sebaik-baiknya, dibutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang kekuatan dan kelemahan terkait peluang dan tantangan yang akan dihadapi hingga akhir periode pelaksanaan pembangunan nanti. Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah Kabupaten Sukabumi adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan kinerja pembangunan Kabupaten Sukabumi di masa lalu, khususnya yang berhubungan dengan kemampuan manajemen pemerintahan dalam memberdayakan kewenangan yang dimilikinya bersama dengan pengembangan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki. Penekanan pada subbab ini, yaitu permasalahan pembangunan daerah adalah rumusan yang memiliki dampak tertinggi bagi masyarakat dan daerah, merupakan hambatan maupun tantangan yang akan diselesaikan dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan sumber daya dan anggaran yang dimiliki oleh Kabupaten Sukabumi. Hasil identifikasi dan analisis gambaran umum Kabupaten Sukabumi serta permasalahan pembangunan yang ada, maka dirumuskan permasalahan utama pembangunan jangka menengah Kabupaten Sukabumi adalah “Belum optimalnya pemerataan pembangunan daerah dalam menyejahterakan masyarakat Kabupaten Sukabumi”. Berikutnya, permasalahan utama pembangunan Kabupaten Sukabumi diturunkan menjadi permasalahan-permasalahan pokok yang nantinya menjadi acuan. 11 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(16) dalam merumuskan berbagai tujuan dan sasaran pembangunan. Permasalahan-permsalahan pokok pembangunan jangka menengah Kabupaten Sukabumi adalah sebagai berikut: 1. Masih minimnya kualitas dan daya saing sumber daya manusia; 2. Belum terealisasinya kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat secara merata, konsisten, dan berkelanjutan; 3. Kurangnya pemberdayaan potensi ekonomi masyarakat Kabupaten Sukabumi; 4. Belum optimalnya pengembangan kualitas infrastruktur penunjang kehidupan masyarakat; 5. Belum Optimalnya Pelaksanaan reformasi birokrasi dalam mewujudkan good governance.. 12 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(17) 1. Masih minimnya kualitas dan daya saing sumber daya manusia, terdapat beberapa permasalahan yang menjadi pemicu, antara lain: a. Masih rendahnya kualitas pendidikan dan keterampilan masyarakat Keberhasilan pembangunan daerah tidak terlepas dari pengembangan kualitas sumber daya manusia. Sebagai subyek sekaligus obyek pembangunan, manusia wajib memiliki persyaratan untuk memenuhi standar minimal kualitas sumber daya agar pencapaian pembangunan daerah lebih efektif dan efisien. Dalam rangka pemenuhan persyaratan tersebut, diperlukan sebuah usaha pembangunan manusia oleh pemerintah daerah. Salah satu indikator dalam melihat keberhasilan peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah dengan melihat kualitas pendidikan di wilayah tersebut. Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Sukabumi mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan dimana pada tahun 2018 mencapai 6,80 tahun. Angka ini mengindikasikan bahwa penduduk di Kabupaten Sukabumi rata-rata hanya bersekolah hingga jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 1 semester kedua. Berdasarkan data tahun 2019, Angka Partisipasi Kasar Sekolah Dasar (SD) sederajat adalah 103,74% ini menunjukkan bahwa jumlah peserta didik pada jenjang SD Sederajat di Kabupaten Sukabumi lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun. Sedangkan Untuk APM SD Sederajat adalah 99,08%. Belum terealisasinya APM SD Sederajat sebesar 100% disenyalir diakibatkan adanya sebagian penduduk Kabupaten Sukabumi usia 7-12 tahun yang bersekolah di luar wilayah Kabupaten Sukabumi. Hal ini umumnya terjadi di kecamatan-kecamatan yang berbatasan dengan kota atau kabupaten lain. Selain itu, kecenderungan yang terjadi di masyarakat dimana para orang tua banyak yang memasukkan anaknya ke SD Sederajat sementara usia anaknya belum mencapai tujuh tahun. Sementara itu, untuk indikator APK SMP Sederajat yang pada tahun 2019 sebesar 114,09% ini dapat diartikan bahwa. 13 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(18) peserta didik yang ada pada jenjang SMP di Kabupaten Sukabumi lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi yang berusia 13-15 tahun. Sedangkan untuk indikator APM SMP Sederajat, pada tahun 2019 sebesar 82,02%, dapat dilihat bahwa penduduk Kabupaten Sukabumi sudah semakin sadar akan pentingnya pendidikan, khususnya pendidikan dasar. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana agar usia peserta didik pada jenjang SMP Sederajat sesuai dengan usia yang telah ditentukan, yakni 13-15 tahun. b.Rendahnya derajat kesehatan masyarakat Salah satu permasalahan mendasar bagi masyarakat Kabupaten Sukabumi adalah rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Hal ini tentu saja menjadi penting mengingat kesehatan merupakan modal dasar bagi manusia untuk melakukan aktivitas kesehariannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pergerakan perekonomian maupun pembangunan daerah sangat tergantung pada derajat kesehatan suatu masyarakat. Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten Sukabumi mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan semakin tingginya kualitas dan optimalisasi pelayanan kesehatan hingga ke seluruh wilayah kabupaten. Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten Sukabumi pada tahun 2018 mencapai 70,49 tahun yang mengindikasikan bahwa bayi yang baru lahir pada tahun 2018 akan memiliki harapan hidup hingga umur 70-71 tahun. c. Rendahnya daya saing tenaga kerja Daya saing tenaga kerja menjadikan setiap tenaga kerja memiliki peluang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Daya saing memiliki keterkaitan yang erat dengan kualitas sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan pemberdayaan masyarakat berbanding positif dengan peningkatan kemampuan tenaga kerja. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu memperhatikan kualitas masyarakat dalam bekerja untuk lebih meningkatkan mutu dan skill tenaga kerja agar lapangan usaha yang ada lebih memiliki nilai lebih.. 14 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(19) Kepala keluarga merupakan tulang punggung keluarga dalam menjalankan aktivitas kesehariannya utamanya dalam memenuhi kebutuhan hidup di rumah tangga tersebut. Oleh karena itu, pendidikan kepala keluarga menjadi penting adanya mengingat hal tersebut akan menentukan kualitas pekerjaan dan daya saingnya sebagai tenaga kerja untuk memperluas kesempatan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Daya saing tenaga kerja juga dapat dilihat dari karakteristik pencari kerja dimana pada tahun 2018 pencari kerja yang sudah terregistrasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak 23.493 orang. Mayoritas pendidikan dari pencari kerja adalah tamatan SMA sebesar 82,55%, disusul oleh tamatan SMP sebesar 6,60%, Sarjana sebesar 4,23%, Diploma sebesar 4,82 dan sisanya 1,80% yang mengandalkan ijazah SD ke bawah. Fenomena ini menunjukan bahwa Angkatan kerja terdidik telah mendominasi persaingan tenaga kerja di Kabupaten Sukabumi. 2. Belum terealisasinya kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat secara merata, konsisten, dan berkelanjutan, terdapat beberapa isu dan fenomena yang memicu permasalahan tersebut, antara lain: a. Tingginya angka kemiskinan Kemiskinan merupakan suatu kondisi masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemiskinan juga merupakan sebuah permasalahan klasik dan kontinu yang selalu ada dan berkembang di suatu wilayah. Oleh karena itu, tugas utama pemerintah Kabupaten Sukabumi terkait kemiskinan adalah berusaha meminimalisir dan memberdayakan masyarakat sehingga memiliki daya saing dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Indikator yang sangat nyata dalam melihat kemiskinan di suatu wilayah utamanya Kabupaten Sukabumi adalah tingkat kemiskinan yang menyatakan persentase penduduk miskin terhadap keseluruhan penduduk di Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan data pada tahun 2017, tingkat kemiskinan di wilayah Kabupaten Sukabumi sebesar 8,04 persen. Sedangkan pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2016, tingkat kemiskinan sebesar 8,13 persen. Terjadinya penurunan. 15 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(20) tingkat kemiskinan dari tahun ke tahun, namun tetap saja angka tersebut masih bernilai besar. b. Masih minimnya pendapatan masyarakat Perkembangan pendapatan masyarakat dapat dilihat melalui pengeluaran konsumsi per kapitanya yang dikategorikan dalam konsumsi makanan dan konsumsi bukan makanan. Asumsi awal terhadap pengeluaran konsumsi adalah semakin tinggi pengeluaran konsumsi non pangan (komoditas sekunder dan tersier) maka kesejahteraan/pendapatan masyarakat semakin baik. Namun pengeluaran konsumsi masyarakat Kabupaten Sukabumi masih didominasi oleh pengeluaran konsumsi makanan dimana pada tahun 2017 sebanyak 58,41 persen pengeluaran konsumsi digunakan untuk membeli komoditas makanan dan sebanyak 41,59 persen digunakan untuk membeli keperluan bukan makanan. Keadaan ini mengindikasikan bahwa pola konsumsi penduduk Kabupaten Sukabumi belum mencapai nilai seimbang antara konsumsi makanan dan non makanan. c. Mulai meningkatnya degradasi kualitas lingkungan hidup Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Sukabumi adalah banyaknya timbunan sampah yang terkumpul belum optimal penanganannya (diangkut/ditanam), sehingga pada saat sampah tersebut menjadi terdekomposisi dapat menimbulkan bau yang menganggu pernafasan dan mengundang lalat yang merupakan pembawa dari berbagai jenis penyakit. Hal tersebut terjadi dikarenakan masih kurangnya penyediaan tempat sampah yang memadai; masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah ke sungai, khususnya masyarakat perkotaan; pada beberapa daerah yang padat penduduknya hanya memiliki TPS yang sangat kecil dan tidak cukup untuk menampung sampah yang ditimbulkan; masih terbatasnya jumlah truk yang dijadikan sebagai pengangkut sampah; serta luas TPA yang digunakan semakin kecil. 3. Kurangnya pemberdayaan potensi ekonomi masyarakat Kabupaten Sukabumi, terdapat beberapa isu dan fenomena yang memicu permasalahan tersebut, antara lain: a. Minimnya perkembangan perekonomian kerakyatan. 16 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(21) Ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Di Kabupaten Sukabumi, struktur perekonomian daerah didominasi oleh sektor pertanian yang menekankan bahwa pertanian rakyat masih memberikan kontribusi yang tinggi bagi daerah. Dari sisi perekonomian kerakyatan, fenomena tersebut mengindikasikan masih banyak komoditi yang bisa dikembangkan oleh rakyat baik dari sektor pertanian, perikanan, maupun kehutanan melalui berbagai pengelolaan untuk meningkatkan nilai tambah sehingga dapat menjadi salah satu produk unggulan daerah. Belum terkelolanya industri kecil dan menengah secara berkualitas menjadi kendala tersendiri bagi pemerintah dalam meningkatkan perekonomian kerakyatan. Namun kendala utama dalam meningkatkan potensi perekonomian masyarakat adalah masih rendahnya daya saing tenaga kerja maupun kualitas sumber daya manusia sebagai subyek pelaksana pembangunan Kabupaten Sukabumi sekaligus motor penggerak perekonomian daerah. b. Belum maksimalnya peningkatan nilai tambah produksi pada berbagai sektor perekonomian Upaya pemberdayaan potensi ekonomi masyarakat bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata. Peningkatan kualitas pendidikan, kualitas kesehatan, dan kualitas perekonomian masyarakat merupakan satusatunya cara dalam mencapai pembangunan masyarakat yang adil dan merata. Proses pembangunan dinyatakan berhasil apabila kesejahteraan masyarakat meningkat yang ditandai dengan adanya peningkatan pendapatan per kapita, penurunan jumlah angka kemiskinan, hingga penurunan tingkat pengangguran tentu saja dengan kualitas pekerjaan yang lebih baik. Setiap tahun terjadi peningkatan nilai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sukabumi yang mengindikasikan pergerakan perekonomian wilayah terus berputar dan menuju ke arah yang positif. Pada tahun 2017, nilai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sukabumi mencapai Rp.55.283,40 miliar. Berdasarkan data tahun 2019, nilai Produk Domestik. 17 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(22) Regional Bruto Kabupaten Sukabumi sebesar Rp.67.406,02 miliar. Dapat dilihat bahwa adanya peningkatan nilai PDRB dari tahun ke tahunnya. Peningkatan nilai PDRB ini akan menjadi potensi positif bagi pergerakan perekonomian makro sebagai modal pelaksanaan pembangunan daerah ke depannya. c. Belum terwujudnya daya tarik investasi usaha daerah Perencanaan dalam pengembangan agroindustri merupakan bagian (subsistem) dari agribisnis secara lebih luas. Adanya pengembangan industrialisasi sektor pertanian tersebut akan diikuti dengan pembangunan infrastruktur, transportasi, komunikasi dan kelembagaan sosial yang secara alami dapat meningkatkan daya tarik investasi. Implikasinya terhadap kegiatan ekonomi masyarakat adalah hasil produksi dari pusat pertumbuhan tersebut, dipakai oleh kegiatan ekonomi yang berada daerah sekitar (hinterland), sedangkan sisi lainnya adalah produksi hasil daerah hinterland tersebut juga dipakai untuk kegiatan ekonomi yang ada di pusat pertumbuhan industri. Cakupan administrasi dalam berinvestasi menjadi salah satu aspek penting dalam memberikan daya tarik kepada investor. Perijinan yang mudah, pajak yang layak dan wajar, serta kerjasama yang baik dan koordinatif dair pemerintah daerah akan memberi dampak signifikan pada peningkatan penanaman modal di Kabupaten Sukabumi. Selain itu, penciptaan kondusivitas wilayah dari kasus kriminalitas hingga konflik masyarakat juga menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah, dan akan memberi ruang pertimbangan bagi investor untuk menanamkan modalnya di daerah. d. Minimnya optimalisasi pengelolaan sektor pertanian Kategori perekonomian yang mendominasi di Kabupaten Sukabumi adalah pertanian, perikanan, dan kehutanan dimana kontribusi perekonomiannya mencapai 22,56 persen. Kategori lain yang memberi andil dominan pada pembentukan struktur ekonomi wilayah adalah perdagangan besar dan eceran (termasuk reparasi mobil dan sepeda motor) yang kontribusinya mencapai 18,04 persen.. 18 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(23) Tingginya kontribusi sektor pertanian belum diimbangin dengan pemanfaatan produk pertanian secara optimal dan berkualitas. Peningkatan nilai tambah pada produk pertanian akan memberikan dampak positif bagi perkembangan perekonomian Kabupaten Sukabumi sehingga perumusan perencanaan pembangunan jangka menengah daerah periode ini harus fokus pada pengembangan nilai tambah sektor pertanian. 4. Belum optimalnya pengembangan kualitas infrastruktur penunjang kehidupan masyarakat, memiliki isu pokok yang menjadi pemicu yaitu belum meratanya pembangunan infrastruktur dasar di seluruh daerah. Kondisi geografis dan topografi wilayah menjadi alasan tersendiri yang menyebabkan rendahnya tingkat aksesibilitas wilayah. Wilayah yang luas dengan medan yang cukup sulit menyebabkan belum semua daerah dapat terhubung dengan baik dan optimal. Rendahnya aksesibilitas juga disebabkan oleh masih rendahnya tingkat kemantapan jalan kabupaten yang masih berada pada angka 50,85 persen dan minimnya kuantitas dan kualitas fasilitas perhubungan terutama cakupan layanan transportasi publik, sehingga pergerakan orang dan barang menjadi lambat dan terbatas. Pengembangan kawasan pemukiman dan penanganan kawasan kumuh juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah. Hal ini dikarenakan masih minimnya fasilitas perumahan dan permukiman yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi standar kelayakan, seperti fasilitas air minum/air bersih, fasilitas pengolahan limbah domestik, fasilitas sanitasi, fasilitas persampahan dan drainase serta masih luasnya kawasan kumuh perkotaan yang harus ditangani mencapai 77,05 ha. Permasalahan lain yang tidak kalah pentingnya adalah terkait minimnya sarana prasarana penunjang pengembangan perekonomian kerakyatan yang seharusnya difasilitasi oleh pemerintah daerah. Hal ini menyebabkan masih belum optimalnya pemberdayaan perekonomian rakyat disamping juga belum maksimalnya program dan kegiatan pemerintah dalam mengembangkan berbagai usaha mikro kecil dan menengah utamanya industri rumah tangga.. 19 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(24) 5. Belum terwujudnya reformasi birokrasi dalam mewujudkan good governance, dalam mengkaji permasalahan tersebut, berikut pemicu munculnya fenomena kinerja aparatur pemerintahan: a. Kurang optimalnya pemberdayaan sumber daya aparatur pemerintahan utamanya dalam peningkatan kualitas kinerja Kualitas sumber daya aparatur pemerintah Kabupaten Sukabumi menjadi suatu permasalahan dalam peningkatan kinerja pemerintah daerah. Minimnya aparatur daerah yang profesional, berkualitas, dan amanah menjadi “pekerjaan rumah” bagi pemerintah daerah sebagai bagian dari pencapaian Good Governance melalui Reformasi Birokrasi (RB). Untuk mengefektifkan kinerja pemerintah daerah, pemerintah perlu menambah jumlah PNS atau tidak menambah jumlah PNS, namun meningkatkan kualifikasi PNS dengan memberikan pelatihan dalam hal pelayanan dan kinerja. Hal ini akan memberikan pengaruh yang positif bagi peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja mengingat potensi sumber daya aparatur akan dipergunakan secara optimal. b. Rendahnya pengawasan pelaksanaan pembangunan baik teknis maupun administrasi Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah ditunjukkan dengan adanya akuntabilitas pelaporan keuangan yang memadai, meliputi kewajaran penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Akuntabilitas keuangan daerah sangat erat kaitannya dengan penyimpangan penggunaan anggaran. Fakta yang sangat mencolok sebagai bukti masih lemahnya good governance selama ini adalah tingginya korupsi yang terjadi. Korupsi dapat dikatakan merajalela terutama di kalangan birokrasi pada institusi publik atau lembaga pemerintah baik departemen maupun lembaga bukan departemen. Korupsi biasanya yang terjadi disertai dengan tindakan kolusi dan nepotisme dimana kedua belah pihak akan merasa diuntungkan dengan merugikan pihak negara.. 20 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(25) c. Rendahnya kualitas pelayanan publik Pelayanan yang berkualitas merupakan kemampuan aparatur negara dalam memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada para konsumen dalam hal ini masyarakat dengan standar yang telah ditentukan. Rendahnya kualitas pelayanan publik merupakan salah satu sorotan yang diarahkan kepada birokrasi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Perbaikan pelayanan publik di era reformasi merupakan harapan seluruh masyarakat, namun dalam perjalanan reformasi di Kabupaten Sukabumi ternyata tidak mengalami perubahan yang signifikan. Berbagai tanggapan masyarakat justru cenderung menunjukkan bahwa berbagai jenis pelayanan publik mengalami kemunduran yang utamanya ditandai dengan banyaknya penyimpangan dalam layanan publik tersebut. Sistem dan prosedur pelayanan yang berbelit-belit, dan sumber daya manusia yang lamban dalam memberikan pelayanan, mahal, tertutup, dan diskriminatif serta berbudaya bukan melayani melainkan dilayani juga merupakan aspek layanan publik yang banyak disoroti. Rendahnya kualitas pelayanan publik yang dilaksanakan oleh sebagian aparatur pemerintahan atau administrasi negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya akan menjadi hambatan berat bagi pelaksanaan pembangunan jika tidak diantisipasi dengan cara yang bijak 1.8. Struktur Pemerintah Daerah Otonomi daerah lahir dari suatu kebutuhan akan efisiensi dan efektivitas manajemen penyelenggaraan pemerintahan yang bertujuan untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Pelayanan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat dapat tercermin dari struktur kelembagaan yang dibentuk. Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Sukabumi diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 17 tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Organisasi Pemerintah Daerah terdiri dari pemerintah (eksekutif) Bupati, Wakil Bupati,. 21 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(26) Sekretariat Daerah, Dinas Teknis, Lembaga Teknis Daerah, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan Badan Usaha Milik Daerah dan DPRD (legislatif). Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi meliputi: a) Sekretariat Daerah. b) Sekretariat DPRD. c) Inspektorat. d) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; e) Dinas Daerah, meliputi : 1. Dinas Pendidikan; 2. Dinas Kesehatan; 3. Dinas Perhubungan; 4. Dinas Pariwisata; 5. Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga; 6. Dinas Pekerjaan Umum; 7. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman; 8. Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah; 9. Dinas Pertanian; 10. Dinas Peternakan; 11. Dinas Kelautan dan Perikanan; 12. Dinas Perindustrian dan Energi dan Sumber Daya Mineral; 13. Dinas Sosial; 14. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 15. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 16. Dinas Lingkungan Hidup; 17. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 18. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana; 19. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; 20. Dinas Pertanahan dan Tata Ruang; 21. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan; 22. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; 23. Dinas Pemadam Kebakaran; 24. Dinas Ketahanan Pangan; 25. Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian; f) Lembaga Teknis Daerah terdiri dari: 1 Badan, meliputi : a) Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM; b) Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. c) Badan Pendapatan Daerah d) Badan Penanggulangan Bencana Daerah;. 22 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(27) e) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik; 2 RSUD, meliputi : a) RSUD Sekarwangi; b) RSUD Palabuhanratu; g) Lembaga Lain, terdiri dari : a) Satuan Polisi Pamong Praja; h) Kecamatan. i) Kelurahan. 1.9. Sistematika Penyajian Substansi yang tercakup dalam Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang, landasan hukum, gambaran umum Pemerintah Kabupaten Sukabumi, aspek strategi organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi Pemerintah Kabupaten Sukabumi, dan sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019. BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun 2019. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Bab ini menguraikan pencapaian sasaran-sasaran organisasi pelapor dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja. BAB IV PENUTUP Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.. 23 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(28) BAB 2. Perencanaan Kinerja 2.1.. Perencanaan Strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan suatu dokumen perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu rencana pembangunan jangka menengah yang memuat Visi, Misi, Strategi Pembangunan Daerah, kebijakan dan Program serta ukuran keberhasilan dalam pelaksanaannya. RPJMD berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta memperhatikan baik RPJP maupun RPJM Nasional. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sukabumi 2016– 2021 yang merupakan penerjemahan kebijakan politik Bupati sebagai Kepala Daerah. RPJMD menjadi pijakan bagi perencanaan strategis oleh perangkat daerah termasuk hingga ke level perencanaan tahunan.. 2.1.1. Visi “Terwujudnya Kabupaten Sukabumi Yang Religius dan Mandiri” a. Masyarakat Kabupaten Sukabumi yang Religius Elemen visi pembangunan Masyarakat Kabupaten Sukabumi yang Religius pada intinya adalah pemerintah Kabupaten Sukabumi melaksanakan pembangunan daerah dengan tetap berpegang pada moral dan akhlak dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Diharapkan, akhir dari pelaksanaan pembangunan akan terbentuk suatu tatanan perikehidupan yang religius, dan harmonis dalam lingkungan Kabupaten Sukabumi yang bermartabat dan berdaya saing.. 24 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(29) Sementara itu, religius juga mengandung wujud makna toleransi. Toleransi merupakan suatu sikap manusia sebagai umat beragama yang mempunyai keyakinan untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain. Sebab kita ketahui bahwa Kabupaten Sukabumi dengan mayoritas penduduk beragama Islam harus memiliki sikap toleran terhadap pemeluk agama lain. Sehingga makna toleransi dalam pembangunan dapat diartikan sebagai pembangunan yang menyentuh semua komponen masyarakat. b. Kemandirian Masyarakat Kabupaten Sukabumi. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan, serta melakukan sesuatu yang dipandangnya tepat demi mencapai tujuan hidup dengan mempergunakan daya kemampuan yang dimiliki. Pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari upaya kemandirian merupakan usaha nyata untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar mampu berpartisipasi aktif dalam segala aspek pembangunan. Dalam konteks peningkatan daya saing sumber daya manusia, pemberdayaan masyarakat menjadi upaya optimal untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat bawah yang tidak mampu melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan keterbelakangan. Kemandirian ekonomi dan sosial merupakan suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang memungkinkan bagi setiap masyarakat di Kabupaten Sukabumi untuk memenuhi beberapa kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang baik bagi diri, keluarga, dan masyarakat. Peningkatan kemandirian dapat diwujudkan oleh pemerintah Kabupaten Sukabumi dengan program-program pembangunan daerah untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran. 2.1.2. Misi Dalam mendukung pencapaian visi yang telah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Sukabumi menetapkan beberapa misi yaitu:. 25 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(30) 1. Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis ekonomi lokal melalui bidang agribisnis, pariwisata dan industri yang berwawasan lingkungan; 2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berdaya saing dan religius; 3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional; dan 4. Optimalisasi pelayanan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur daerah. 2.1.3. Tujuan dan Sasaran Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Tujuan 1: Meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan agribisnis dan lembaga keuangan pertanian Untuk meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan agribisnis dan lembaga keuangan pertanian, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Terciptanya Kesempatan kerja di sektor agribisnis 2. Meningkatnya produksi pangan 3. Terlaksananya intervensi pencegahan dan penanggulangan rawan pangan serta teratasinya kerawanan pangan 4. Terwujudnya sentra produksi pertanian, perkebunan dan peternakan 5. Meningkatnya kapasitas kelembagaan tani berorientasi agribisnis berbasis potensi lokal 6. Meningkatnya produksi pertanian non pangan. 26 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(31) Tujuan 2: Meningkatkan pengembangan minapolitan.. daya. beli. masyarakat. melalui. Dalam rangka meningkatkan daya beli masyarakat melalui pengembangan minapolitan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelaku perikanan 2. Meningkatnya produksi, nilai tambah produk perikanan serta sarana prasarana perikanan 3. Terwujudnya sentra perikanan budidaya air tawar, laut, dan pengolahan hasil perikanan Tujuan 3: Meningkatkan kesempatan dan produktivitas kerja serta perluasan kesempatan usaha Dalam upaya meningkatkan kesempatan dan produktivitas kerja serta perluasan kesempatan usaha, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya kesempatan kerja dan produktivitas pekerja dan serta melindungi hak-hak pekerja 2. meningkatnya kemandirian masyarakat perdesaan dalam pengelolaan potensi daerah 3. meningkatnya jumlah transmigran yang diberangkatkan dan terbinanya transmigran dan translok Tujuan 4: Menciptakan iklim investasi yang kondusif serta mendorong pembangunan industri di berbagai sektor yang memiliki daya saing dan berwawasan lingkungan Guna menciptakan iklim investasi yang kondusif serta mendorong pembangunan industri di berbagai sektor yang memiliki daya saing dan berwawasan lingkungan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi 2. Mendorong pertumbuhan industri rumah tangga, kecil dan menengah Tujuan 5: Meningkatkan pengembangan pariwisata dan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal 27 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(32) Untuk meningkatkan pengembangan pariwisata dan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Tertatanya objek wisata 2. Terlaksananya pembinaan masyarakat pariwisata 3. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan Tujuan 6: Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi masyarakat berbasis ekonomi lokal. Dalam upaya Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi masyarakat berbasis ekonomi lokal, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya penataan dan pengembangan kelompok-kelompok usaha masyarakat dan koperasi Tujuan 7: Meningkatkan ketersediaan masyarakat dan peningkatan nilai ekspor.. kebutuhan. pokok. Guna meningkatkan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat dan peningkatan nilai ekspor, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat 2. Meningkatnya nilai ekspor Kabupaten Sukabumi 3. Tersedianya sarana perdagangan Tujuan 8: Meningkatkan kapasitas lembaga dan kemandirian usaha ekonomi mikro perdesaan. Untuk meningkatkan kapasitas lembaga dan kemandirian usaha ekonomi mikro perdesaan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya manajemen pengelolaan bumdesa 2. Meningkatnya pemberdayaan lembaga usaha ekonomi desa Tujuan 9: Melestarikan dan mengembangkan budaya lokal; Guna melestarikan dan mengembangkan budaya lokal, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya pelestarian dan apresiasi masyarakat terhadap budaya dan kearifan lokal. 28 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(33) Tujuan 10: Meningkatkan kualitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan. Guna meningkatkan kualitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Optimalisasi pembinaan pemuda sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan Tujuan 11: Meningkatkan pembinaan dan prestasi olahraga. Guna meningkatkan pembinaan dan prestasi olahraga, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya pembinaan olahraga yang berorientasi pada prestasi 2. Meningkatnya pembinaaan olahraga masyarakat Tujuan 12: Meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan pengembangan nilai-nilai keagamaan Guna meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan pengembangan nilai-nilai keagamaan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama Tujuan 13: Mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat Guna mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya peran pemerintah dan masyarakat dalam pemeliharaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 2. Menguatnya kelembagaan sosial dan organisasi kemasyarakatan dalam pembangunan manusia yang berdaya saing tinggi dan religius. 3. Meningkatnya pembinaan dan pendidikan politik daerah 4. Menurunnya gangguan terhadap ketertiban umum dan keamanan masyarakat 5. Meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap perda dan perkada 29 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(34) 6. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan anggota Sat.Linmas dalam penanganan berbagai tugas khususnya tanggap darurat penanggulangan bencana Tujuan 14: Meningkatkan penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial Guna meningkatkan penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial, berdayanya komunitas adat dan pelestarian nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial 2. Terehabilitasi dan terbantunya penyandang disabilitas, tuna sosial, Anak Nakal Korban Narkotika (ANKN), ODHA, dan bencana sosial 3. Meningkatnya pelayanan, perlindungan dan jaminan sosial bagi masyarakat miskin dan korban bencana alam Tujuan 15: Meningkatkan Kesejahteraan Sosial (PSKS).. Partisipasi. Potensi. Sumber. Guna meningkatkan Partisipasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS), maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya Partisipasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) Tujuan 16: Meningkatkan pemberdayaan, perlindungan anak dan perempuan. Guna meningkatkan pemberdayaan, perlindungan anak dan perempuan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Peningkatan partisipasi, pemberdayaan perempuan dan pengembangan hak-hak anak 2. Peningkatan kualitias hidup dan perlindungan perempuan & anak. 30 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(35) Tujuan 17: Mewujudkan reformasi birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional. Guna mewujudkan reformasi birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya kualitas dan Kompetensi aparatur 2. Meningkatnya disiplin aparatur 3. Tertatanya struktur organisasi pemerintah yang efektif dan efisien 4. Meningkatnya kualitas pelayanan publik 5. Meningkatnya kerjasama antar pemerintah daerah, instansi pemerintah dan lembaga non pemerintah 6. Meningkatnya pengelolaan administrasi kewilayahan 7. Terwujudnya pemekaran Kabupaten Sukabumi 8. Terwujudnya akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah 9. Meningkatnya kapasitas pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dalam produktifitas kedewanan 10. Meningkatnya kualitas pelayanan kedinasan kepala daerah dan wakil kepala daerah 11. Tersedianya Produk hukum yang diperlukan masyarakat 12. Meningkatnya kualitas perencanaan dan pembangunan daerah 13. Meningkatnya birokrasi yang profesional dan akuntabel 14. Terwujudnya pemerintahan yang bersih bebas korupsi kolusi dan nepotisme Tujuan 18: Meningkatkan efektifitas pengelolaan keuangan dan aset daerah. Guna Meningkatkan efektifitas pengelolaan keuangan dan aset daerah, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Tersedianya pedoman pelaksanaan APBD 2. Tersedianya laporan keuangan dan aset daerah yang akuntabel 3. Meningkatnya pendapatan asli daerah 4. Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan tata kearsipan pemerintah daerah. 31 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(36) Tujuan 19: Meningkatkan pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil.. administrasi. Guna Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan Tujuan 20: pertanahan.. Mengoptimalkan. pengelolaan. administrasi. Guna Mengoptimalkan pengelolaan administrasi pertanahan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Tertib administrasi pertanahan Tujuan 21: Membangun budaya partisipasi masyarakat. Guna Membangun budaya partisipasi masyarakat, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan Tujuan 22: Meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah desa. Guna meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah desa, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya penyelenggara pemerintah desa yang terlatih 2. Meningkatnya pengelolaan administrasi desa Tujuan 23: Meningkatkan keberdayaan masyarakat pedesaan. Guna meningkatkan keberdayaan masyarakat pedesaan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya keterampilan tenaga teknis dan masyarakat 2. Status desa tertinggal dan sangat tertinggal 3. Meningkatnya pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat Tujuan 24: Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang mendukung e-goverment. Guna pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Sukabumi 32 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(37) yang mendukung e-goverment, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya penyebaran informasi pemda terhadap masyarkat luas baik internal maupun eksternal kabupaten melalui kerjasama dengang media massa baik media cetak, radio, televisi maupun media online 2. Meningkatnya penyebaran informasi pemda terhadap masyarakat luas baik internal maupun eksternal kabupaten melalui media yang dikelola oleh pemerintah daerah (website, sistem elektronik serta media sosial) dan melalui media tradisional 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Sukabumi berbasis IT menuju egovernment 4. Terlaksananya pengadaan barang dan jasa secara elektronik Tujuan 25: Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit 2. Tersedianya obat, bahan kimia dan perbekalan kesehatan 3. Pembinaan kesehatan ibu dan reproduksi 4. Menurunnya kasus kematian ibu dan bayi 5. Menurunkan angka kesakitan 6. Meningkatnya pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga 7. Meningkatnya pembinaan, pengembangan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional dan komplementer 8. Meningkatnya mutu dan akses pelayanan keperawatan, kebidanan dan keteknisian medik 9. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas bagi masyarakat 10. Meningkatnya Mutu dan Akses Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA 11. Meningkatnya layanan kesehatan untuk masyarakat 12. Meningkatnya layanan kesehatan untuk masyarakat miskin 13. Meningkatnya pelayanan gizi masyarakat 14. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan 33 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(38) 15. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat 16. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular 17. Meningkatnya Kesehatan Jemaah Haji Kab. Sukabumi 18. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan Tujuan 26: Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan berkualitas. Guna mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan berkualitas, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Menurunnya laju pertumbuhan penduduk 2. Meningkatnya kesertaan ber-KB pasangan usia subur (PUS) PraKS dan KS 1 anggota kelompok usaha ekonomi produktif dari 80 persen menjadi 82 persen dan pembinaan keluarga menjadi sekitar 70 persen. Tujuan 27: Meningkatkan budaya baca masyarakat. Guna meningkatkan budaya baca masyarakat, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Terwujudnya pembudayaan gemar membaca masyarakat Tujuan 28: Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan untuk menghasilkan SDM yang religius, mandiri dan berdaya saing. Guna meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan untuk menghasilkan SDM yang religius, mandiri dan berdaya saing, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya akses dan mutu layanan pendidikan 2. Meningkatnya manajemen dan tata kelola pendidikan Tujuan 29: Mewujudkan penataan ruang yang terpadu dan berkelanjutan. Guna mewujudkan penataan ruang yang terpadu dan berkelanjutan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:. 34 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(39) 1. Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang efisien, produktif, berkelanjutan dan berdaya saing dibidang agribisnis, pariwisata dan industri Tujuan 30: Mewujudkan pengelolaan lingkungan berkelanjutan dan penanggulangan bencana yang handal.. hidup. Guna mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan dan penanggulangan bencana yang handal, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan serta kualitas penanganan bencana 2. Meningkatnya cakupan pelayanan bencana kebakaran Tujuan 31: Meningkatkan ketersediaan dan infrastruktur daerah yang mendukung perekonomian.. kualitas. Guna meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur daerah yang mendukung perekonomian, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya kualitas infrastruktur jalan dan jembatan 2. Meningkatnya infrastruktur sumber daya air dan irigasi untuk konservasi, pendayagunaan sumberdaya air, serta pengendalian daya rusak air 3. Meningkatnya kondisi sarana dan prasarana dasar permukiman 4. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas perumahan 5. Meningkatnya ketersediaan informasi jasa konstruksi dan kualitas layanan perizinan usaha jasa konstruksi Tujuan 32: meningkatkan ketersediaan infrastruktur untuk peningkatan produktifitas ekonomi dan pelayanan dasar. Guna meningkatkan ketersediaan infrastruktur untuk peningkatan produktifitas ekonomi dan pelayanan dasar, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar masyarakat Tujuan 33: Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.. 35 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(40) Guna meningkatkan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup Tujuan 34: Meningkatkan perlindungan, konservasi sumber daya alam.. rehabilitasi. dan. Guna meningkatkan perlindungan, rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya perlindungan, rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam serta keanekaragaman hayati 2. Meningkatnya ekosistem dan sumber daya pesisir. 36 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(41) 2.2.. Indikator Kinerja Utama Berdasarkan Keputusan Bupati Sukabumi Nomor 005/Kep.799Ako/2017 tentang Revisi Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi, dan terakhir diterbitkan Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 18 Tahun 2019 tentang Indikator Kinerja Pemerintah Daerah dan Indikator Kinerja Utama Perangkat Daerah di Lingkungan Kabupaten Sukabumi sebagai bentuk perbaikan kinerja yang berorientasi pada outcome maka Indikator Kinerja Utama Kabupaten Sukabumi disajikan dalam tabel berikut: Tabel 2.1. Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Utama No. Sasaran Strategis. Indikator Kinerja Utama. Satuan. Sumber Data. Penjelasan / Formulasi. 1 2 3 4 5 Misi 1 : Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi Ekonomi Lokal Melalui Sektor Agribisnis, Pariwisata dan Industri Berwawasan Lingkungan. 1.. Meningkatnya ketahanan pangan. Skor Pola Pangan Harapan. Score. %AKE x Bobot. 2.. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Persentase Penduduk Miskin. %. Penduduk di bawah garis kemiskinan/jumlah penduduk x 100%. 3.. Meningkatnya Investasi PMA dan PMDN. %. [ [ Realisasi Nilai Investasi PMA/PMDN Tahun n - Tahun ( n-1 ) ] / Tahun n-1 ] x 100. DPMPTSP. 4.. Meningkatnya penataan dan pengembangan kelompokkelompok usaha masyarakat dan koperasi. Persentase peningkatan realisasi investasi PMAPMDN Persentase Koperasi berkinerja baik Persentase UMKM yang berkinerja baik. %. Jumlah Koperasi yang berkinerja baik Jumlah Koperasi aktif. %. Jumlah UMKM yangberkinerja baik Jumlah UMKM binaan. Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. 37 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019. Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dislutkan Statistik. 100. 100.

(42) No. Sasaran Strategis. Indikator Kinerja Utama. 1 5.. 2 Meningkatnya kunjungan wisatawan. 3 Jumlah Kunjungan Wisatawan. 6.. Meningkatnya perdagangan dan industri. Nilai Ekspor Kabupaten. Satuan orang. $. Penjelasan / Formulasi 4 Jumlah kunjungan wisatawan tahun ke-n. 5 Dinas Pariwisata. Realisasi nilai ekspor per tahun. Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Dinas Perindustrian dan Energi Sumber Daya Mineral. Jumah IKM yang Produktif Jumlah IKM. Persentase IKM yang Produktif. 100. Misi 2 : Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing dan Religius 7.. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk Persentase Lembaga Keagamaan berkinerja baik. rasio. Persentase Aparatur mengikuti pengajian (Majelis Taklim Aparatur) Persentase peningkatan penerimaan zakat, infaq dan sodaqoh PNS. %. %. %. Sumber Data. Populasi dibagi jumlah tempat ibadah penduduk. SETDA, Dinas Sosial. Jumlah lembaga keagamaan berkinerja baik dibagi jumlah keseluruhan lembaga keagamaan dikali 100% Jumlah aparatur yang mengikuti MTA/jumlah total seluruh aparatur dikali 100%. SETDA. Jumlah penerimaan ZIS PNS dibagi target penerimaan zis PNS dikali 100%. SETDA. SETDA. 8.. Meningkatnya Penanganan PMKS.. Persentase PMKS yang tertangani.. %. Dinas Sosial. 9.. Meningkatnya Partisipasi, Pemberdayaan Perempuan dan Pengembangan Hak-hak Anak. Persentase penanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan. %. Dinas PPPA. 38 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(43) No. Sasaran Strategis. 1. 2. 10.. Meningkatnya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Indikator Kinerja Utama 3 anak Predikat Kabupaten Layak Anak (KLA) Tingkat partisipasi angkatan kerja Tingkat Pengangguran Terbuka. Satuan. Skor. Penjelasan / Formulasi. Sumber Data. 4. 5. Predikat Kabupaten Layak Anak (KLA). Dinas PPPA. %. BPS Dan. %. BPS Dan. Disnakertrans. Disnakertrans. Misi 3 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih dan Profesional 11.. Terwujudnya pengelolaan keuangan yang akuntabel. 12.. Peningkatan kapabilitas ASN yang profesional Meningkatnya Kualitas Birokrasi dan Kualitas Pelayanan Publik. 13.. Opini BPK atas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi Persentase ASN yang kompeten. Opini. BPKAD. Nilai. BKPSDM. Nilai LPPD. Katego ri. Akumulasi rata-rata 144 IKK. %. Jumlah Pengaduan masyarakat Inspektorat yang ditangani 100 Jumlah Total pengaduan Masyarakat. Persentase kerjasama aktif antar Pemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah dengan Instansi Pemerintah dan Antar Pemerintah Daerah dengan Pihak Ketiga/Masyara kat Persentase Pengaduan Masyarakat. %. 39 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019. Jumlah kerjasama yg ditetapkan dibagi total target kerjasama akhir RPJMD dikali 100%. SETDA SETDA.

(44) No. Sasaran Strategis. 1. 2. Indikator Kinerja Utama. Satuan. 3 atau Lembaga yang ditangani. Penjelasan / Formulasi. Sumber Data. 4. 5. Indeks Kepuasan Masyarakat / IKM. Rata-rata skoring per unsur ikm dikali 0,071 (angka ketetapan) kemudian nilai rata-rata unsur dikali 0,25 (angka ketetapan) Misi 4 : Optimalisasi Pelayanan Kesehatan, Pendidikan dan Infrastruktur Daerah 14.. 15.. 16.. 17.. 18.. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Meningkatnya kondisi sarana dan prasarana dasar permukiman. Meningkatnya harapan hidup masyarakat yang berdaya saing Meningkatnya Rata-rata Lama Sekolah. Meningkatnya kualitas infrastruktur. Angka Kematian Ibu. Per 100000 KH. Angka Kematian Bayi. Per 1000 KH. Persentase kawasan permukiman yang tertata Persentase peningkatan status desa sangat tertinggal dan tertinggal Angka harapan Hidup (AHH). %. %. Persentase tingkat kondisi jalan kabupaten. Jumlah Ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin dan Nifas disatu wilayah tertentu dalam satu tahun per 100.000 kelahiran hidup. Dinkes. Persentase luas kawasan permukiman tertata dibagi luas kawasan permukimanX100% Persentase jumlah desa sangat tertinggal dan tertinggal dibagi jumlah desa dikali 100%. Disperkim. Jumlah bayi usia 0 − 12 bulan yang meninggal Dinkes dalam satu tahun 1000 jumlah bayi lahir hidup. Tahun. RLS. %. 40 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019. SETDA. DPMD. Dinkes. Jumlah tahun belajar penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah diselesaikan dalam pendidikan formal (tidak termasuk tahun yang mengulang). Disdik. Panjang jalan kabupaten kondisi baik dan sedang Dinas PU100 Total Panjang jalan kabupaten.

(45) No 1. 2.3.. Sasaran Strategis. Indikator Kinerja Utama. 2. 3 baik dan sedang Persentase Tingkat kondisi baik jaringan irigasi di daerah irigasi kewenangan kabupaten Persentase peningkatan kinerja layanan transportasi. dasar. 19.. Meningkatnya kinerja layanan transportasi. 20.. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup. Satuan. Penjelasan / Formulasi. Sumber Data. 4. 5. %. luas irigasi kabupaten kondisi baik Dinas PU 100 luas irigasi kabupaten. Km/ja m. Tingkat kemacetan ratarata lalu lintas. Dishub. indeks. (30% x Indeks Kualitas Air)+( 30% x Indeks Kualitas Udara)+( 40% x Indeks Tutupan Vegetasi). DLH. Tema, Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Prioritas pembangunan daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 merupakan agenda pembangunan pemerintah daerah tahunan yang menjadi tonggak capaian antara (milestones) menuju sasaran 5 (lima) tahunan dalam RPJMD Kabupaten Sukabumi 2016-2021 melalui RKPD Tahun 2019. Dalam RPJMD 2016-2021, arah kebijakan tahun 2019 adalah Pembangunan sumber daya manusia yang berdaya saing, yang kemudian menjadi tema RKPD Tahun 2019 untuk dijadikan fokus pembangunan Kabupaten Sukabumi Tahun 2019.. 2.4.. Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2019. Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan dokumen pernyataan/kesepakatan/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan suatu instansi. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama beserta target kinerja dan anggaran. Penyusunan PK 2019 dilakukan dengan mengacu kepada RPJMD, RKPD 2019, Revisi IKU. 41 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019.

(46) dan APBD. Pemerintah Daerah menetapkan PK sebagai berikut:. Kabupaten. Sukabumi. telah. Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 No. Sasaran Strategis. Indikator Kinerja. Target 4. Satuan. 1 1.. 2 Meningkatnya ketahanan pangan. 3 Skor Pola Pangan Harapan. 2.. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Persentase Penduduk Miskin. 7,59. %. 3.. Meningkatnya Investasi PMA dan PMDN. Persentase peningkatan realisasi investasi PMA-PMDN. 6,00. %. 4.. Meningkatnya penataan dan pengembangan kelompok-kelompok usaha masyarakat dan koperasi. Persentase Koperasi berkinerja baik Persentase UMKM yang yang berkinerja baik. 19. %. 42. %. 5.. Meningkatnya kunjungan wisatawan. Jumlah kunjungan Wisatawan. 6.. Meningkatnya perdagangan dan industri Meningkatnya kualitas kehidupan beragama. Nilai Ekspor Kabupaten. 7.. 8. 9.. 10.. Meningkatnya Penanganan PMKS. Meningkatnya Partisipasi, Pemberdayaan Perempuan dan Pengembangan Hak-hak Anak Meningkatnya. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk Persentase Lembaga Keagamaan berkinerja baik Persentase Aparatur mengikuti pengajian (Majelis Taklim Aparatur) Persentase peningkatan penerimaan zakat, infaq dan sodaqoh PNS Persentase PMKS yang tertangani. Persentase penanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak Predikat Kabupaten Layak Anak (KLA) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. 42 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019. 80. 3.934.487. 5 Skor. Orang. 184.000.000. US $. 1:400. rasio. 65. %. 75. %. 85. %. 26,19. %. 100. %. Pratama 55-70. Skor %.

(47) No 1. Sasaran Strategis 2 kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. 11.. Terwujudnya pengelolaan keuangan yang akuntabel. 12.. Peningkatan kapabilitas ASN yang profesional Meningkatnya Kualitas Birokrasi dan Kualitas Pelayanan Publik. 13.. 14.. 15.. 16. 17. 18.. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Meningkatnya kondisi sarana dan prasarana dasar permukiman. Meningkatnya harapan hidup masyarakat yang berdaya saing Meningkatnya Rata-rata Lama Sekolah Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar. Indikator Kinerja. Target. Satuan. 3. 4. 5. Tingkat Pengangguran Terbuka Opini BPK atas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi Persentase ASN yang kompeten Nilai LPPD. 7-9 WTP. 49,32 ST. % Opini. % Indeks. Persentase kerjasama aktif antar Pemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah dengan Instansi Pemerintah dan Antar Pemerintah Daerah dengan Pihak Ketiga/Masyarakat Persentase Pengaduan Masyarakat atau Lembaga yang ditangani. 71,43. %. 100. %. Indeks Kepuasan Masyarakat / IKM. 78,5. Skor. Angka Kematian Ibu. 30. Persentase kawasan permukiman yang tertata. 64,85. per 100.000 KH per 1000 KH %. Angka Kematian Bayi. 15. Persentase peningkatan status desa sangat tertinggal dan tertinggal Angka harapan Hidup (AHH). 27,03. %. 70,42. Tahun. 6,84. Tahun. RLS Persentase tingkat kondisi jalan kabupaten baik dan sedang. 43 | Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi 2019. 54,85. %.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil capaian kinerja sasaran Meningkatnya koordinasi antara pemerintah dengan masyarakat dengan Indikator Persentase pelaksanaan koordinasi, fasilitasi,

No Sasaran Indikator s.d tahun Realisasi 2019 Target Jangka Menengah 1 Meningkatnya Akuntabilitas kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Nilai SAKIP SKPD dan kinerja

Sasaran strategis “Meningkatnya demokrasi yang sehat dan partisipasi politik masyarakat”, dengan indikator sasaran Indeks Demokrasi Indonesia di Jawa Barat;

Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Bontang Tahun 2020 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

Pada Tabel 3.21, ditinjau dari aspek akuntabilitas keuangan, dapat dijelaskan bahwa pencapaian target sasaran strategis KPU dengan indikator Persentase Sengketa Hukum yang

SASARAN Kecamatan Stabat Program Kegiatan Tahun 2020 Indikator Kinerja Program ( Out Come ) Kegiatan ( Output ) Target capaian kinerja Realisasi % Meningkatnya

Indikator Kinerja Utama (IKU) ... Target kinerja sasaran strategis ... Perjanjian Kinerja ... Capaian Kinerja Organisasi ... Realisasi Capaian BAPPEDA dalan Indikator Kinerja Daerah

19 Sasaran Strategis Strategi Indikator Kinerja Utama Satuan Target Kinerja Outputs Program 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah publikasi di prosiding nasional