• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIOLOGI HUKUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SOSIOLOGI HUKUM"

Copied!
244
0
0

Teks penuh

(1)

COVER

(2)

BOOK CHAPTER

SOSIOLOGI HUKUM

(3)

UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4

Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.

Pembatasan Pelindungan Pasal 26

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:

i Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual;

ii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian ilmu pengetahuan;

iii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar; dan

iv Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(4)

Abd Razak Musahib, S.H., M.H., CMMP.

Dr. Eric Stenly Holle, S.H., M.H.

Yulianta Saputra, S.H., M.H.

Dr. Thahir, S.H., M.H.

Dr. Drs. H. Irman Syahriar, S.H., M.Hum Dr. Nanda Dwi Rizkia, S.H., M.H.

Khairunnisah, S.H., M.H.

Dr. (Cand.) Agus Satory, S.H., M.H.

Isma Nurillah, S.H., M.H.

Dina Paramitha Hefni Putri, S.H., M.H.

Dr. Abdul Rokhim, S.H., M.Hum Dr. Yenny Febrianty, S.H., M.Hum., M.Kn Hardi Fardiansyah, S.E., S.H., M.A., M.Ec.Dev

Dr. H. Syamsudin, S.H., M.Hum.

Editor:

L. M. Ricard Zeldi Putra, S.H., M.H.

Penerbit

CV. MEDIA SAINS INDONESIA Melong Asih Regency B40 - Cijerah

Kota Bandung - Jawa Barat www.medsan.co.id

Anggota IKAPI No. 370/JBA/2020

(5)

Abd Razak Musahib, S.H., M.H., CMMP.

Dr. Eric Stenly Holle, S.H., M.H.

Yulianta Saputra, S.H., M.H.

Dr. Thahir, S.H., M.H.

Dr. Drs. H. Irman Syahriar, S.H., M.Hum Dr. Nanda Dwi Rizkia, S.H., M.H.

Khairunnisah, S.H., M.H.

Dr. (Cand.) Agus Satory, S.H., M.H.

Isma Nurillah, S.H., M.H.

Dina Paramitha Hefni Putri, S.H., M.H.

Dr. Abdul Rokhim, S.H., M.Hum Dr. Yenny Febrianty, S.H., M.Hum., M.Kn Hardi Fardiansyah, S.E., S.H., M.A., M.Ec.Dev

Dr. H. Syamsudin, S.H., M.Hum.

Editor :

L. M. Ricard Zeldi Putra, S.H., M.H.

Tata Letak :

Dimas Haikal Hafidhien Desain Cover :

Syahrul Nugraha Ukuran :

A5 Unesco: 15,5 x 23 cm Halaman :

vi, 230 ISBN :

978-623-362-514-2 Terbit Pada :

Mei 2022

Hak Cipta 2022 @ Media Sains Indonesia dan Penulis

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit atau Penulis.

PENERBIT MEDIA SAINS INDONESIA (CV. MEDIA SAINS INDONESIA) Melong Asih Regency B40 - Cijerah Kota Bandung - Jawa Barat www.medsan.co.id

(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga buku kolaborasi dalam bentuk book chapter dapat dipublikasikan dan dapat sampai di hadapan pembaca.

Book chapter ini disusun oleh sejumlah akademisi dan praktisi sesuai dengan kepakarannya masing-masing.

Buku ini diharapkan dapat hadir memberi kontribusi positif dalam ilmu pengetahuan Hukum khususnya terkait dengan Perkembangan Sosiologi Hukum di Indonesia. Sistematika Buku Sosiologi Hukum ini memberikan nuansa berbeda yang saling menyempurnakan dari setiap pembahasannya baik dari sisi teori, konsep maupun implementasi yang sesuai dan mudah dipahami.

Sistematika buku “Sosiologi Hukum” ini mengacu pada pendekatan konsep teoritis dan aplikasi yang ada didalam berbagai permasalahan hukum yang melengkapi khasanah keilmuan dibidang Socio Legal. Buku ini terdiri atas 14 Bab yang dibahas secara rinci dalam pembahasan yakni : Pengertian, Tujuan, Fungsi dan Kegunaan Sosiologi Hukum, Objek, Sifat, Karakteristik, Metode Kajian Sosiologi Hukum, Masalah yang Disorot dan Ruang Lingkup Sosiologi Hukum, Sejarah Perkembangan dan Paradigma Sosiologi Hukum, Kedudukan Sosiologi Hukum dalam Masyarakat, Teori-Teori dalam Sosiologi Hukum, Masyarakat dan Hukum, Hukum dan Perubahan Sosial, Peranan Sosiologi Hukum, Kesadaran dan Kepatuhan Hukum, Asas Kepastian Hukum, Kemanfaatan dan Keadilan, Bekerjanya Hukum dalam Masyarakat, Penegakan Hukum dalam Pandangan Sosiologi Hukum, Sosiologi Hukum dalam Dunia Cyber.

Kami menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan, sejatinya kesempurnaan itu hanya milik Yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu, kami tentu menerima masukan dan saran dari pembaca demi penyempurnaan di masa yang akan datang.

(7)

ii

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah mendukung dalam proses penyusunan dan penerbitan buku ini, secara khusus kepada Penerbit Media Sains Indonesia sebagai inisiator book chapter ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Buton, 11 April 2022 Editor

(8)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

1 PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI DAN KEGUNAAN SOSIOLOGI HUKUM ... 1

Pengertian Sosiologi Hukum ... 1

Tujuan Mempelajari Sosiologi Hukum ... 5

Fungsi Mempelajari Sisiologi Hukum ... 8

Kegunaan Mempelajari Sosiologi Hukum ... 14

2 OBJEK, SIFAT, KARAKTERISTIK, METODE KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM ... 19

Pendahuluan ... 19

Objek Kajian Sosiologi Hukum ... 20

Sifat Sosiologi Hukum ... 24

Karakteristik Sosiologi Hukum ... 24

Metode Kajian Sosiologi Hukum ... 31

3 MASALAH YANG DISOROT DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI HUKUM ... 35

Masalah yang Disorot ... 35

Ruang Lingkup Sosiologi Hukum ... 48

4 SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PARADIGMA SOSIOLOGI HUKUM ... 55

Pendahuluan ... 55

Latar Belakang Lahirnya Sosiologi Hukum ... 56

Perkembangan Sosiologi Hukum ... 58

Paradigma-Paradigma dalam Sosiologi Hukum ... 61

(9)

iv

5 KEDUDUKAN SOSIOLOGI HUKUM

DALAM MASYARAKAT ... 71

Pendahuluan ... 71

Persoalan-Persoalan Teoritis pada Masyarakat ... 73

Pemikiran Para Sosiolog Tentang Hukum pada Masyarakat ... 75

Hukum sebagai Alat untuk Mengubah Masyarakat ... 80

Kesimpulan ... 80

6 TEORI-TEORI DALAM SOSIOLOGI HUKUM ... 85

Pendahuluan ... 85

Teori Fungsionalisme Struktural ... 91

Pemertaan Tokoh dan Teori dalam Kajian Strukturalisme ... 92

Pemetaan Tokoh dan Teori dalam Kajian Fungsional Struktural ... 93

Teori Konflik ... 96

Teori Interaksionisme Simbolik ... 97

Teori Dramaturgi (Erving Goffman) ... 97

Teori Strukturasi (Anthony Giddens) ... 99

Post Modernisme ... 101

7 MASYARAKAT DAN HUKUM ... 105

Manusia Sebagai Subyek Hukum ... 105

Sejarah Hukum ... 107

Fungsi Hukum dalam Masyarakat ... 108

Masyarakat dan Hukum ... 112

Penerapan Hukum dalam Masyarakat ... 114

(10)

v

8 HUKUM DAN PERUBAHAN SOSIAL ... 119

Perubahan Sosial sebagai Penyebab Perubahan Hukum ... 119

Perubahan Hukum sebagai Penyebab Perubahan Sosial ... 131

Penutup ... 135

9 PERANAN SOSIOLOGI HUKUM... 141

Peranan Sosiologi Hukum bagi Aparat Penegak Hukum ... 144

Peranan Sosiologi Hukum pada Penegakan Hukum ... 147

Peranan Sosiologi Hukum bagi Pembentukan Perundang-Undangan ... 149

10 KESADARAN DAN KEPATUHAN HUKUM ... 155

Kesadaran Hukum ... 157

Kepatuhan Hukum ... 160

Hubungan antara Kesadaran dan Kepatuhan Hukum ... 162

Kesadaran dan Kepatuhan Hukum dalam Budaya Hukum Indonesia ... 163

11 ASAS KEPASTIAN HUKUM, KEMANFAATAN DAN KEADILAN ... 167

Asas Hukum di Indonesia ... 167

Fungsi Asas Hukum di Indonesia ... 169

Asas Kepastian Hukum... 171

Asas Keadilan ... 172

Konsep Keadalian dan Kepastian Hukum ... 175

Hubungan Asas Kepastian Hukum Kemanfaatan dan Keadilan ... 176

(11)

vi

12 BEKERJANYA HUKUM DALAM MASYARAKAT .... 179

Pembentukan Hukum dalam Masyarakat ... 179

Hukum dalam Masyarakat... 182

Hukum dan Fungsi-Fungsinya di dalam Masyarakat ... 185

Membangun Budaya Hukum dalam Masyarakat ... 188

13 PENEGAKAN HUKUM DALAM PANDANGAN SOSIOLOGI HUKUM ... 197

Dasar Penegakan Hukum ... 197

Penegakan Hukum dalam Pandangan Sosiologi Hukum ... 207

14 SOSIOLOGI HUKUM DALAM DUNIA CYBER ... 217

Perkembangan Sosiologi Hukum ... 217

Sosiologi Hukum dan Dunia Cyber ... 218

Pendekatan Sosiologi terhadap Hukum ... 221

Karakteristik Realitas di Dunia Cyber ... 223

Sosiologi Hukum dalam Dunia Cyber ... 225

(12)

1

1

PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI DAN KEGUNAAN SOSIOLOGI HUKUM

Abd Razak Musahib, S.H., M.H., CMMP.

Universitas Madako ToliToli

Pengertian Sosiologi Hukum

Sosiologi hukum pada hakekatnya dua istilah ilmu yang menjadi satu, yakni kata “sosiologi” yang memiliki arti ilmu pengetahuan tentang masyarakat dan “hukum” yang bermakna aturan yang terjadi karenanya penyesuaian terhadap berbagai bentuk gejala sosial yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itulah sosiologi hukum dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji kehidupan masyarakat dalam pandangan ilmu hukum, sebagai upaya menciptakan keteraturan sosial yang terjadi di dalamnya.

Adapun definisi sosiologi hukum menurut para ahli antara lain :

1. Brade meyer, definisi sosiologi hukum dalam pandangannya adalah ilmu pengetahuan yang memusatkan hukum sebagai penelitian sosial, sehingga dalam upaya tersebut akan melihat pandangan masyarakat terhadap peraturan yang terjadi serta dampak yang ditimbulkannya. Ia menambahkan bahwa dalam penelitian yang

(13)

2

dilakukan lebih fokus dalam gejala sosial sebagai tindakan melihat kepastian hukum.

2. Mochtar kusumaatmadja, pengertian sosiologi hukum adalah ilmu pengetahuan yang menitik beratkan pada kaidah dan asas di dalam kehidupan manusia. Hingga akhirnya disiplin ilmu ini akan membawa ketentraman dan keteraturan bersama antar masyarakat.

3. Soekanto, arti sosiologi hukum adalah cabang ilmu pengetahuan yang dikaji dalam sususnan analitis dan empiris di dalam menganalisis hubungan timbal balik gejala sosial dan berbagai bentuk perosalan hukum yang ada dalam masyarakat.s

4. Atjipto rahardjo, pengertian sosiologi hukum ialah pengetahuan materi tentang hukum yang dikaji dalam persolan prilaku sosial yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat.

5. R.otje salman, sosiologi hukum adalah hubungan sosial dan hukum yang diperjelas dengan adanya timbal balik antara hukum dengan gejala sosial melalui suatu kajian yang analisis dan empiris.

6. Soetandyo wignjo soebroto, sosiologi hukum adalah dalam pandangannya adalah cabang kajian sosiologi yang menitikbertakan pada peroslan hukum sebagaiman sebagai upaya menciptakan keteraman dan kebersahaan dalam bermasyarakat.

7. David n. Schiff, sosiologi hukum adalah disiplin ilmu sosiologi yang mengkaji tentang berbagai bentuk fenomena hukum baik secara tindakan, pola prilaku, dan dampak yang ditimbulkan dalam masyarakat (Yesmil Anwar dan Adang, 2008 : 109).

(14)

3

Sosiologi hukum adalah ilmu pengetahuan yang mendalami tentang hubungan-hubungan yang karena gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat. Baik dilihat dari arti lembaga hukumnya, pranata sosial, dan bentuk perubahan sosial. Sosiologi hukum kajian hukum lebih memfokuskan kepada produk kebijakan atau produk aturan, Sosiologi hukum merupakan cabang khusus sosiologi, yang menggunakan metode kajian yang lazim dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosiologi. (achmad ali, 2009:61), yang menjadi objek sosiologi hukum adalah : 1. Sosiologi hukum mengkaji hukum dalam wujudnya

atau government social control. Dalam hal ini, sosiologi mengkaji seperangkat kaidah khusus yang berlaku serta dibutuhkan, guna menegakkan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Sosiologi hukum mengkaji suatu proses yang berusaha membentuk warga masyarakat sebagai mahluk sosial. Sosiologi hukum menyadari eksistensinya sebagai kaidah sosial yang ada dalam masyarakat.

Sosiologis hukum juga mengenal studi tentang hubungan antara hukum dan moral serta logika internal hukum.

Fokus utama pendekatan sosiologis antara lain: pengaruh hukum terhadap perilaku sosial. Kepercayaan–

kepercayaan yang dianut oleh warga masyarakat.

(achmad ali, 2009 : 64).

Tujuh masalah yang disoroti oleh sosiologi hukum yaitu:

hukum dan sistem sosial masyaraakat, Persamaan dan perbedaan sistem-sistem hukum, Sistem hukum yang bersifat dualitis, Hukum dan kekuasaan, Hukum dan nilai-nilai sosial budaya. Kepastian hukum dan kesebandingan. Peranan hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat yang mengkaji persoalan- persoalan berikut: pengadilan, efek dari suatu peraturan

(15)

4

perundang-undangan dalam masyarakat, tertinggalnya hukum-hukum dibelakang perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat. (achmad ali, 2009 : 73-74).

Obyek utama kajian sosiologi hukum mengkaji hukum sebagai goverment social control, sosiologi hukum mengkaji hukum sebagai perangkat kaidah khusus yang berlaku serta dibutuhkan guna menegakkan ketertiban dalam suatu kehidupan masyarakat. Hukum dipandang sebagai rujukan yang akan digunakan oleh pemerintah dalam hal melakukan pengendalian terhadap perilaku warga masyarakat. Persoalan pengendalian sosial tersebut oleh sosiologi hukum dikaji dalam kaitannya dengan sosialisasi

Proses dalam pembentukan masyarakat. Sebagai mahluk sosial yang menyadari eksistensi sebagai kaidah sosial yang ada dalam masyarakatnya yang meliputi kaidah moral, agama, dan kaidah sosial lainnya. Dengan kesadaran tersebut diharapkan warga masyarakat menaatinya, berkaitan dengan itu maka tempaklah bahwa sosiologi hukum, cenderung memandang sosialisasi sebagai suatu proses yang mendahului dan menjadi pra kondisi sehingga memungkinkan pengendalian sosial dilaksanakan secara efektif.

Salah satu persepsi penting dalam kajian sosiologi hukum adalah bahwa perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat direkayasa, dalam arti direncanakan terlebih dahulu oeh pemerintah dengan menggunakan perangkat hukum sebagai alatnya (achmad ali, 2008 : 19).

Berikut beberapa pengertian sosiologi hukum menurut para ahli:

1. Soerjono soekanto : sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan empiris yang menganalisis atau mempelajari

(16)

5

hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala- gejala sosial lainnya

2. Satjipto rahadjo : sosiologi hukum adalah pengetahuan hukum pada pola perilaku masyarakat dalam konteks sosialnya.

3. R.otje salman : sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya secara empiris analitis.

4. Hart : tidak mengemukakan tentang definisi sosiologi hukum, namun hanya mengungkapkan bahwa suatu konsep tentang hukum yang mengandung unsur- unsur kekuasaan yang terpusatkan kepada kewajiban tertentu didalam gejala hukum yang tampak dari kehidupan bermasyarakat. Menurut hart, inti dari suatu sistem hukum terletak pada kesatuan antara aturan utama (primary rules) dan aturan tambahan.

Tujuan Mempelajari Sosiologi Hukum

Tujuan mempelajari sosiologi hukum untuk mengungkap pola-pola kehidupan sosial dan interaksi antar manusia di dalamnya. Tujuan dari ilmu-ilmu sosiologi adalah untuk menggambarkan pola dalam pemilihan bakat untuk tindakan sosial dan untuk menganalisis motif tindakan individu dan kelompok. dalam ilmu-ilmu sosiologi, ruang lingkupnya luas dan mencakup ilmu-ilmu alam dan social (Syahrani, 2013:19).

Ibi Societas Ibu Ius, adalah adagium yang sangat terkenal bagi masyarakat yang mempelajari tentang ilmu hukum yang dikemukakan oleh Marcus Tulius Cicero. Adagium itu memiliki arti “dimana ada masyarakat disitu ada hukum”. Dari situ dapat kita lihat, artinya kapan hukum tercipta itu selaras dengan terciptanya masyarakat juga.

Membahas mengenai masyarakat berarti kita sudah

(17)

6

barang tentu memasuki kajian sosiologi sebab menurut Ibnu Chaldun, sosiologi merupakan studi tentang masyarakat manusia dalam berbagai bentuknya serta sifat dan gejala-gejala masyarakat yang dalam perkembangannya dipengaruhi hukum alam. Selo Sumardjan dalam hal ini juga mengemukakan bahwa sosiologi merupakan ilmu masyarakat dimana ini adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses proses- proses sosial termasuk perubahan social (Mertokusumo, 2010:99).

Sejak lahir, manusia hidup dalam suatu susunan dan kelompok masyarakat. Sejak saat itu juga, manusia hendaknya mesti dan harus mengikatkan diri didalam sebuah masyarakat. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang cenderung berbuat bebas dan prerogatif.

(Ali, 2015:28). Sebab dari pada itulah hukum dibuat hakikatnya untuk membatasi kebebasan dan hak prerogatif manusia agar ketika sudah mengikatkan diri dalam kelompok masyarakat, manusia dapat berkehidupan dengan harmoni (Ali, 2015:98-99). Hukum secara sosiologis menjadi penting sebagai suatu kelembaga dalam masyarakat yang merupakan himpunan nilai-nilai, kaidah-kaidah dan pola-pola prikelakuan yang pada kebutuhan-kebutuhan pokok manusia.Oleh sebab itu untuk mengetahui bagaimana struktur hukum di dalam sebuah masyarakat harus kita kaji dan kita analisa dulu bagaimana struktur masyarakatnya secara ilmu sosiologi. Karenanya, hukum dan sosiologi merupakan ruang lingkup kajian keilmuan yang tak terpisahkan sebab telah menjadi rantai kajian tentang kemasyarakatan (Ali, 2015:18).

Dalam hal ini Dr. Jusmadi Sikumbang SH, MH.

Menjelaskan bahwa kegunaan sosiologi hukum dapat dijabarkan menjadi tiga taraf kegunaan dengan rincian sebagai berikut :

(18)

7

1. Taraf organisasi dalam masyarakat : Sosiologi hukum dapat mengungkapkan ideology dan falsafah yang mempengaruhi perencanaan, pembentukan dan penegakan hukum, Dapat diidentifikasikannya unsur-unsur kebudayaan manakah yang mempengaruhi isi atau substansi hukum. Lembaga- lembaga manakah yang berpengaruh dalam pembentukan hukum serta penegakannya

2. Taraf golongan dalam masyarakat : Pengungkapan daripada golongan-golongan manakah yang sangat menentukan didalam pembentukan dan penerapan hukum. Golongan-golongan mana sajakah yang mendapat keuntungan dan kerugian dari diterapkannya hukum di dalam masyarakar itu.Kesadaran hukum daripada golongan-golongan tertentu dalm masyarakat.

3. Taraf Individual : Identifikasi terhadap unsur-unsur hukum yang dapat mengubah prikelakuan warga- warga masyarakat.

Pentingnya masalah sosial dalam struktur ekonomi negara adalah subjek banyak studi sosiologis. Selain perhatian terhadap struktur ekonomi negara ini, perhatian terhadap lembaga-lembaga sosial juga merupakan bagian dari perhatian ilmiah ini. Telah ditemukan bahwa, pertumbuhan ekonomi negara mana pun dapat sangat terganggu oleh masalah yang ada di berbagai lembaga sosial. Masyarakat sangat bervariasi sehingga masalah di satu lembaga sosial dapat menyebabkan masalah di lembaga sosial lainnya.

Pentingnya sosiologi dalam analisis struktur ekonomi suatu negara tidak bisa dipandang sebelah mata (Safudin, 2017:2).

Pentingnya sosiologi terletak pada kenyataan bahwa itu adalah ilmu deskriptif, tidak seperti banyak ilmu lain,

(19)

8

yang bergantung pada fakta eksperimental untuk membuktikan generalisasinya. Pentingnya penyelidikan sosiologis sangat besar. Ini berkaitan dengan fenomena perilaku kolektif dan efek variabel psikologis dan ekonomi di atasnya. Hal ini juga berkaitan dengan masalah- masalah yang muncul dari interaksi laki-laki dalam masyarakat. sosiologi berkaitan dengan unsur-unsur yang mempengaruhi perilaku kolektif individu dan ini merupakan aspek yang sangat penting dari studi ilmiah masyarakat (Nurhayati, 2020:2).

Fungsi Mempelajari Sisiologi Hukum

Sosiologi hukum memiliki beberapa karakteristik yakni berusaha memberikan gambaran terhadap praktik hukum yang jika dibedakan dalam pembuatan undang undang juga penerapan nya dalam undang-undang, menjelaskan kenapa suatu praktik hukum dalam kehidupan masyarakat itu dapat terjadi mempelajari sebab akibat, faktor yang mempengaruhi serta latar belakangnya (Satcipto Raharjo 2008:17). Menguji sah nya secara fakta dan dapat dibuktikan dari peraturan dan pernyataan hukum dan mampu menganalisis serta memprediksi hukum yang sesuai untuk masyarakat.

Sosiologi hukum tidak mengatur dan memberikan penilaian terhadap hukum fokus utamanya ialah memberikan penjelasan dan deskripsi yang jelas terhadap objek yang diamati.

Max Weber mengungkapkan pendekatan interpretative understanding yaitu merupakan cara menjelaskan sebab, perkembangan, serta efek dari tingkah laku sosial. Sama hal nya dengan manfaat mempelajari sosiologi hukum ialah menyelidiki tingkah laku orang dalam bidang hukum sehingga mampu mengungkapkannya. Selain itu perlu dibatasi ruang lingkup dari sosiologi hukum dengan memahami dasar-dasar sosial dari hukum atau basis

(20)

9

sosial dari hukum dan efek-efek hukum terhadap gejala- gejala sosial lain yang terjadi dalam kultur sosial masyarakat (Mertokusumo, 2010:103).

Hukum sebagai sebuah disiplin ilmu memfokuskan pada studi ilmiah terhadap fenomena sosial. Perhatian utamanya sosiologi memfokuskan pada studi ilmiah terhadap fenomena sosial (Roger Cotterrel, 2012:6).

Meskipun demikian, kedua disiplin ini memfokuskan pada seluruh cakupan bentuk-bentuk signifikan dari hubungan-hubungan sosial. Dan dalam praktiknya kriteria yang menentukan hubungan mana yang signifikan seringkali sama, yang berasal dari asumsi- asumsi budaya atau konsepsi-konsepsi relevansi kebijakan yang sama.

Berikut inilah beberapa fungsi yang menjadi manfaat dalam mempelajari sosiologi hukum :

1. Sosiologi hukum sebagai kaidah yang yang mangatur kehidupan manusia sesuai dengan hati nurani manusia itu sendiri, alasan ini diungkapkan karena melihat hukum sebagai proses kemanusiaan.

2. Hukum sebagai sanksi yang diberikan dalam hubungan masyarakat yang dianggap menyimpang dari proses ketaraturan sosial yang ada.

3. Sosiologi hukum dikaji dalam ilmu sosial dalam upaya menciptakan keselarasan dan kesimbangan dalam kehidupan yang terjadi. Kajian ini dilakukan dalam upaya membentuk masyarakat yang kondusif.

4. Sosiologi hukum sebagai orintasi masa depan dalam melakukan tindakan yang tidak menyimpang antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.

Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Sosiologi Hukum Sosiologi Hukum adalah cabang dari Ilmu Pengetahuan sosial yang mempelajari hukum dalam konteks sosial.

(21)

10

Sosiologi Hukum membahas tentang hubungan antara masyarakat dan hukum; mempelajari secara analitis dan empiris pengaruh timbal balik antara hukum dengan gejala sosial lainnya. Memperkenalkan masalah- masalah hukum yang menjadi objek penelitian yang dilakukan oleh para sarjana Ilmu Sosial, maka dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan, tentunya akan membawa manfaat tersendiri terkait dengan apa yang kita pahami serta kita pelajari. Manfaat yang dapat kita peroleh yakni : (Utsman, 2013:131).

1. Hasil dari kajian Sosiologi Hukum mampu untuk membuka serta menambah cakrawala berpikir dalam memahami permasalah serta perkembangan hukum yang ada di dalam masyarakat.

2. Mampu mengkonsepkan permasalahan- permasalahan hukum yang terjadi serta memberikan gambaran maupun alternatif pemecahan sesuai dengan kerangka konsep dan teori yang tersaji dalam kajian-kajian teoritik Sosiologi Hukum.

3. Memahami perkembangan hukum positif di dalam suatu negara dan masyarakat dengan konstruksi perpaduan antara Sosiologi dan Hukum.

4. Mengetahui efektifitas hukum yang diakui, dianut maupun berlaku dalam masyarakat.

5. Memetakan dampak maupun konsekuensi yang terjadi akibat penerapan hukum dalam masyarakat Tentunya manfaat yang akan didapatkan tidak serta merta datang dengan sendirinya, melainkan penggiat Sosiologi Hukum juga harus terus menggali dan mengembangkan berbagai sumber yang ada.

(22)

11

Hukum mempelajari Sosiologi bukanlah sesuatu yang mudah, sebab gaya berpikir Sosiologi untuk memahaminya. Ada kalanya penguatan pemahaman Sosiologi di awal pembelajaran Hukum sangat diperlukan mengingat objek hukum adalah masyarakat.

Hal inipun berlaku sebaliknya ketika seorang Sosiolog harus mempelajari hukum, mereka juga harus bekerja keras untuk mampu memahami konsepsi hukum dengan segala perspektif serta logika pikir yang sangat luas untuk dipelajari. Kesimpulan kecil bahwasanya manfaat ilmu menjadi berarti ketika pemahaman yang kita miliki bisa terbagi kepada orang lain, dan mampu menjadi alat pemecahan masalah yang ada di dalam masyarakat.

(Purbacaraka dan Soejono Soekanto 2000:22).

Kegunaan Sosiologi Hukum sebagai berikut:

1. Memberikan kemampuan-kemampuan bagi pemahaman terhadap hukum dalam konteks sosial.

2. Mengadakan analisis terhadap efektifitas hukum tertulis (bagaimana mengusahakan agar suatu undang-undang melembaga di masyarakat).

3. Mengadakan evaluasi terhadap efektifitas hukum tertulis, misalnya mengukur berfungsinya suatu peraturan di dalam masyarakat.

Menurut J.Van Houtte menyatakan:

1. Pendapat-pendapat yang menyatakan, bahwa kepada Sosiologi Hukum harus diberikan suatu fungsi yang global. artinya, Sosiologi Hukum harus menghasilkan suatu sintesis antara hukum sebagai sarana organisasi sosial dan sebagai sarana keadilan. Di dalam fungsinya itu, maka hukum dapat memperoleh bantuan yang tidak kecil dari Sosiologi Hukum, di dalam mengidentifikasikan konteks sosial dimana hukum tadi diharapkan berfungsi.

(23)

12

2. Pendapat-pendapat lain menyatakan, bahwa kegunaan Sosiologi Hukum adalah justru dalam bidang penerangan dan pengkaidahan (Ustman, 2013:

133).

Objek Sosiologi Hukum Dalam masyarakat terdapat konstruksi hukum yang terjalin dari kebiasaan hingga terstruktur menjadi hukum tertulis dengan kesepakatan bahwa konsensus menjadi kekuatan kepercayaan antar individu. Hukum sendiri berdiri pada tatanan struktural dimana hukum diciptakan untuk sebuah keteraturan atau keharmonisan dalam berkehidupan sosial masyarakat tanpa harus menunggu konsesus bersama dari individu, maka sering disebut hukum memiliki unsur pemaksa. Ketika kedua disiplin ini dipertemukan, maka harus ada persamaan wilayah bersama untuk saling mengisi, Sosiologi tidak bisa memaksa Hukum untuk melepaskan struktural dan mengikuti alur berpikir masyarakat begitu pula Hukum yang sangat mengikat dan memaksa tidak kemudian mereduksi Sosiologi untuk menciptakan pola pendekatan masyarakat yang opportunitis.

Ada hal yang bisa kita simpulkan sebagai ranah sosiologi hukum yaitu : 1) masyarakat, 2) lembaga, 3) interaksi.

Masyarakat sebagai akumulasi individu yang diikat dengan interaksi menjadi objek bersama bilamana kemudian Sosiologi berangapan bahwa masyarakatlah yang menciptakan dan menghancurkan suatu tatanan hukum, sama ketika hukum beranggapan bahwa sumber hukum selalu berasal dari masyarakat dan kembali berpulang masyarakat. Hukum yang diciptakan selalu untuk masyarakat, yang menjalani hukum tersebutpun adalah masyarakat, serta dampak yang dihasilkan tentunya akan kembali ke masyarakat.

Interaksi sosial bahwasanya menjadi kebutuhan bersama pada Sosiologi maupun hukum melihat interaksi sebagai

(24)

13

pola perilaku maupun tindakan yang memiliki arti tertentu, setiap tindakan yang memiliki arti bagi Sosiologi adalah tindakan sosial sementara setiap tindakan yang melahirkan konsekuensi bagi orang lain juga suatu tindakan hukum. Walaupun digolongkan ke dalam bilangan ilmu pengetahuan sosial, namun akhir-akhir ini hasil kajian Sosiologi Hukum tersebut mulai banyak dirujuk juga oleh para ahli hukum. Kini banyak ahli hukum yang tidak sekedar berbicara tentang suatu aturan hukum saja, akan tetapi juga mulai merasa perlu mengetahui sejauhmana berlakunya aturan hukum berpengaruh pada terselenggaranya kehidupan bermasyarakat yang teratur dan tertib. Kajian seperti itu memberikan kesempatan luas kepada para ahli hukum untuk menjelajahi alam pengetahuan yang lebih bersifat kontekstual daripada yang terlalu sempit dan tekstual.

Sosiologi Hukum harus diakui dan dimasukkan sebagai bagian dari ilmu hukum, termasuk beberapa teoretisi hukum di Negeri Belanda seperti Meuwissen dan Brugink (Match Day 199:25). Objektifikasi antara kedua disiplin tersebut hanya bisa dipahami ketika aktor maupun institusi mau menempatkan kebutuhan pemahaman pada tataran yang konstruktif, tidak serta-merta ada hegemoni suatu disiplin kepada disipin lain. Pada Hakekatnya, sangat sulit dipahami bahwa Sosiologi dan Hukum dapat dipersatukan, karena para ahli hukum semata-mata memperhatikan masalah quid juris, sedang para ahli sosiologi mempunyai tugas untuk menguraikan quid facti dalam arti mengembalikan fakta-fakta sosial kepada kekuatan hubungan- hubungan Inilah yang menyebabkan kegelisahan banyak ahli hukum menanyakan apakah Sosiologi Hukum tidak bermaksud menghancurkan semua hukum sebagai norma, sebagai suatu asa untuk mengatur fakta-fakta, sebagai suatu penilaian. Itu pula sebabnya sebagian ahli Sosiologi tidak membenarkan

(25)

14

adanya Sosiologi Hukum. Mereka khawatir, melalui Sosiologi Hukum akan dihidupkan kembali penilaian- penilaian baik-buruk (value judgement 1999:22). Karena tugas Sosiologi mempersatukan apa yang dipecah-pecah secara sewenang-wenang oleh ilmu-ilmu sosial, selain itu para ahli Sosiologi menegaskan ketidak mungkinan mengasingkan hukum dari keseluruhan kenyataan sosial, dipandang sebagai suatu totalitas yang tak terbinasakan (Johnson, 1994;10). sosiologi mencoba melihat objek-objek kajiannya dengan kacamata penglihatan Artinya ia hanya hendak mengetahui dan memahami ihwal nyata objeknya itu, tanpa memberikan penilaian apa-apa tentang baik buruknya. Dari kacamata itu Sosiologi dan Sosiologi Hukum “hanya” akan memberikan keadaan kualitas dan/atau kuantitas objeknya sebagaimana “apa adanya” (Wignjosoebroto.

2002).

Kegunaan Mempelajari Sosiologi Hukum

Sosiologi Hukum berusaha juga menyelidiki pola-pola dan simbol-simbol hukum, yakni makna-makna hukum yang berlaku berdasarkan pengalaman di suatu kelompok dan dalam satu masa tertentu, dan berusaha membangun simbol-simbol itu berdasarkan sistimatika. Dengan demikian, perlu juga kiranya mengetahui apa saja yang disimbolkan, yang berarti berupaya mengamati kembali segala sesuatu yang mereka nyatakan dan menganalisa segala sesuatu yang mereka sembunyikan. Inilah tugas Sosiologi Hukum, selain itu kriteria-kriteria yang digunakan mengabstraksikan makna-makna simbol yang normatif, yang lepas sepenuhnya dari kenyataan hukum, maupun asas-asas yang mengilhami tersusunya suatu sistem bersifat khusus dari makna-makna yang dibangun

(26)

15

oleh ilmu hukum, tidak dapat terselenggara kecuali dengan dukungan Sosiologi Hukum (Johnson, 1994;17).

Manfaat mempelajari sosiologi hukum ialah mampu mere- presentasikan kajian ilmu pengetahuan sosial yang mengkaji serta mempelajari hukum dalam ruang lingkup sosial. Banyak manfaat mempelajari ilmu pengetahuan sosiologi hukum karena Pada awalnya banyak yang meragukan keberhasilan Hukum dan Sosiologi yang dipelajari secara bersama karena keduanya memiliki ranah yang berbeda dalam kajiannya. Menyebabkan banyak kegelisahan para pakar hukum serta ahli filsafat hukum apakah kajian sosiologi hukum dapat mengabaikan hukum yang merupakan aturan norma dan fakta-fakta dalam sebuah penilaian dalam penyelidikan.

Dikhawatirkan dengan sosiologi hukum akan menguatkan kembali penilaian mengenai baik dan buruknya suatu kasus berdasarkan dengan pengamatan penemuan fakta-fakta sosial yang ada di masyarakat.

Meskipun awalnya banyak pro dan kontra pada dasarnya sosiologi hukum merupakan pusat dari ilmu sosial yang menyatukan dua pendekatan yakni pendekatan hukum dan pendekatan sosiologi. Kajian objek nya meliputi lembaga (instansi), masyarakat dan interaksi.

Mengaktualisasikan pola perilaku dalam masyarakat atas efek dari gejala hukum yang muncul dan terlihat pada kehidupan masyarakat dimana merupakan hubungan bolak balik antara hukum dengan berbagai gejala sosial.:

1. Sebagai Kajian Pembangunan agar mampu dijadikan sebagai kajian pembangunan masyarakat maupun lingkungan. Dengan pendekatan ilmu sosiologi, maka pembangunan yang dilakukan manusia ke manusia akan lebih memberikan dampak signifikan yang lebih baik. Selain itu, dampak negatif dari pembangunan juga dapat ditekan sehingga masyarakat dapat menerima manfaatnya secara lebih maksimal.

(27)

16

2. Kajian Pola Kesehatan Masyarakat agar dapat menjadi bahan kajian mengenai pola kesehatan masyarakat.

Melalui ilmu sosiologi, pola kebiasaan hingga asal mula penyakit dapat ditemukan dengan cukup mudah. Hal ini tentu dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap berbagai kemungkinan yang dapat terjadi mengenai masalah kesehatan dan kebiasaan sehari-hari.

3. Meningkatkan Kemampuan Adaptasi Masyarakat agar dapat meningkatkan kemampuan adaptasi masyarakat. Sosiologi yang mengungkap struktur hingga ciri-ciri sosial di dalam suatu masyarakat dapat menentukan sikap masyarakat itu sendiri tatkala berhadapan dengan lingkungan baru. Dengan sosiologi, sikap serta karakteristik masyarakat dapat menjadi lebih tertata.

4. Mendukung Proses Perumusan Kebijakan mampu menghasilkan output berupa rekomendasi hasil penelitian dan sebagainya. Rekomendasi inilah yang lantas dapat dijadikan sebagai tolok ukur pembuatan kebijakan pemerintah demi mencapai kesejahteraan bersama.

Pentingnya sosiologi terletak pada kenyataan bahwa itu adalah satu-satunya subjek di mana pengetahuan yang tepat tentang semua aspek masalah masyarakat tersedia.

Hal ini membuat sosiologi sangat membantu pekerjaan sosial karena ia menyoroti struktur masyarakat yang sebenarnya dan faktor-faktor yang bertanggung jawab atas perkembangannya. Ini memberikan penjelasan tentang fakta-fakta yang menjadi dasar perumusan tindakan perbaikan. Oleh karena itu, penyelidikan sosiologis bukan sekadar pengejaran intelektual, tetapi merupakan disiplin ilmiah yang terdefinisi dengan baik yang didedikasikan untuk mempelajari sebab-akibat dan evolusi masyarakat.

(28)

17 Daftar Pustaka

Abdul Halim Barkatullah. (2009). Sosiologi Hukum.

Bandung: Nusa Media.

Adi, Rianto. (2012). Sosiologi Hukum: Kajian Hukum Secara Sosiologis. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia Anggota IKAPI.

Anggun M.S, Dhika. (2012). Pemahaman dan Implementasi Ketaatan Hukum. Medan: cipta kencana.

Asmin Werhan. (2006). Sosiologi Hukum. Yogyakarta: Citra Media.

Hanitijo Soemitro. (2014). Masalah-Masalah Sosiologi Hukum. Bandung: Sinar Baru.

Khairandy, Ridwan. (2009). Pengantar Sosiologi Hukum.

Yogyakarta: Gama Media.

Otje Salman. (2007). Beberapa Aspek Sosiologi Hukum.

Bandung: Alumni.

Rianto Adi. (2012). Kajian Hukum secara Sosiologis, ctk.

Pertama. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor.

Salman. (2004). Aspek Sosiologi Hukum. Bandung: PT Alumni.

Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah. (2007).

Sosiologi Hukum dalam Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.

Soekanto Soerjono. (2001). Pokok-Pokok Sosiologi Hukum.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa.

Sardjono, Agus. (2014). Pengantar Sosiologi Hukum.

Bandung: Rajawali Pers.

Suparman. (2012). Sosiologi Hukum,. Jakarta: Fikahati Aneska.

Thor B. Sinaga. (2010). Peranan Sosiologi Hukum Di Masyarakat. Surabaya: media.

Purwosutjipto, H.M.N. (2001). Kajian sosiologi hukum Jilid 1. Jakarta: Mitra.

Muhammad, Abdulkadir. (2000). Hukum dan Sosiologi.

Bandung: Alumni.

Zainuddin Ali. (2016). Sosiologi Hukum, ctk. Kesepuluh.

Jakarta: Sinar Grafika.

(29)

18 Profil Penulis Abd Razak Musahib

Lahir di laulalang, 18 maret 1990. Penulis menempuh pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 laulalalang, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 laulalang, Penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 tolitoli, Ketertarikan penulis terhadap Sosiolgi Hukum dimulai sejak tahun 2009 silam, hal tersebut membuat penulis ingin melanjutkan ke perguruan tinggi Negri yaitu Universitas Tadulako Palu dan memilh fakultas hukum prodi ilmu hukum pidana dan berhasil lulus di tahun 2013 setelah lulus dari S1 penulis melanjutkan lagi kuliah di pasca sarjana S2 Universitas Tadulako Palu dan menyelesaikan studi tahun 2014 di Prodi Ilmu Hukum Pidana. Penulis memiliki kepakaran di bidang Pengantar Ilmu Hukum dan untuk mewujudkan karir sebagai dosen professional, penulis pun aktif sebagai peneliti di bidang ilmu hukum. Beberapa peneliti yang telah dilakukan didanai oleh internal perguruan tinggi dan juga kemenristek DIKTI.

Selain meneliti, penulis juga aktif melakukan penyuluhan pemberdayaan masyarakat dengan harapan dapat memberikan

kontribusi positif bagi bangsa Indonesia.

Email penulis: razakrazakmusahib90@gmail.com

(30)

19

2

OBJEK, SIFAT, KARAKTERISTIK, METODE KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM

Dr. Eric Stenly Holle, S.H., M.H.

Fakultas Hukum Universitas Pattimura, Ambon

Pendahuluan

Dalam hukum dan sosiologi sebagai sebuah disiplin intelektual dan bentuk praktik profesional memiliki kesamaan ruang lingkup; metode, kajian, objek dan sifat sosiologi hukum. Namun dalam tujuan dan metodenya sama sekali berbeda. Hukum sebagai sebuah disiplin ilmu memfokuskan pada studi ilmah terhadap fenomena sosial.

perhatian utamanya ialah masalah preskriptif dan teknis.

Sedangkan sosiologi memfokuskan pada studi ilmiah terhadap fenomena sosial (Cotterrel, 2016). Meskipun demikian, kedua disiplin ilmu tersebut memfokuskan pada seluruh cakupan bentuk-bentuk signifikan dari hubungan-hubungan sosial. Sosiologi hukum dalam pohon ilmu hukum merupakan cabang yang termuda dan dalam usianya yang muda itu tampak pada hasil-hasilnya yang hingga kini masih sedikit. Pada bagian ini akan dibahas mengenai objek, sifat, karakter dan metode kajian sosiologi hukum.

(31)

20 Objek Kajian Sosiologi Hukum

Sosiologi hukum merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala sosial lainnya. Brade Meyer mengelompokkan kajiannya menjadi sociology of the law, sociology in the law; dan gejala sosial lainnya. Sociology of the law menjadikan hukum sebagai pusat penelitian secara sosiologis yakni seperti halnya sosiologi meneliti suatu kelompok kecil dalam masyarakat (Pramono, 2020).

Penelitiannya bertujuan untuk menggambarkan pentingnya arti dan proses internal berlakunya hukum dalam masyarakat. sociology in the law berfungsi untuk memudahkan proses berlakunya atau fungsi hukum dalam masyarakat yang selalu dibantu oleh pengetahuan atau disiplin ilmu sosial lainnya. Gejala sosial menguraikan bahwa sosiologi hukum bukan mempersoalkan penelitian secara normatif (das sollen) tetapi juga mempersoalkan analisa normatif dalam rangka mengukur efektifitas pelaksanaan hukum dalam masyarakat agar tujuan hukum untuk memperoleh keadilan, kemanfaatan dan kepastian dapat tercapai.

Hukum sebagai sebuah disiplin ilmu memfokuskan pada studi ilmiah terhadap fenomena sosial, perhatian utamanya adalah masalah preskripsi dan teknis. Sosiologi memfokuskan pada studi ilmiah terhadap fenomena sosial, perhatian utamanya adalah masalah eksplanatif dan deskriptif. Fokus kajian kedua disiplin ilmu ini sama yaitu bentuk hubungan sosial yang berasal dari budaya dan kegiatan dalam masyarakat. hukum adalah hasil karya praktis dari kontrol sistematik terhadap hubungan dan institusi sosial, sedangkan sosiologi adalah suatu bidang ilmiah yang berusaha menemukan pengetahuan sistematis tentangnya (Roger Cotterell, 2012).

(32)

21

Sosiologi berkaitan dengan masalah nilai dan ideologi yang menjadi landasan penataan struktur dasar dalam masyarakat yang banyak terkandung dalam hukum, sedangkan hukum sebagai kumpulan peraturan substantif, serta di dalamnya terdapat prinsip prosedural yang menjadi pedoman. Obyek penyelidikan sosiologi adalah segala gejala pergaulan hidup manusia.

Sedangkan ilmu-ilmu sosial lainnya mempelajari gejala masyarakat tertentu; hukum, agama, kesenian, kemakmuran rakyat dan sebagainya. Sosiologi hendak menguraikan simpul hubungan antara gejala-gejala itu semua. Hukum juga mengambil tempat dalam sosiologi, akan tetapi hanya dipandang dalam hubungan gejala- gejala masyarakat lainnya. Sebaliknya sosiologi hukum menggunakan hukum sebagai titik pusat penyelidikannya. Dengan berpangkal pada norma-norma yang diuraikan dalam undang-undang, keputusan- keputusan pemerintah, peraturan-peraturan, kontrak, keputusan-keputusan hakim, tulisan-tulisan yang bersifat yuridis, dan dalam sumber-sumber yang lain, sosiologi hukum menyelidiki adakah dan sampai di manakah norma-norma tersebut dengan sungguh diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Dengan kata lain, sampai di manakah kehidupan seseorang dalam masyarakat mengikutinya atau menyimpang daripadanya, dengan maksud mencapai pencatatan tentang aturan-aturan hukum yang sebagai kenyataan diikuti dalam pergaulan masyarakat.

Sosiologi hukum, mempunyai objek kajian fenomena hukum, sebagaimana telah dituliskan oleh Curzon, bahwa Roscou Pound menunjukkan studi sosiologi hukum sebagai studi yang didasarkan pada konsep hukum sebagai alat pengendalian sosial. Sementara Llyod, memandang sosiologi hukum sebagai suatu ilmu deskriptif, yang memanfaatkan teknis-teknis empiris. Hal ini berkaitan dengan perangkat hukum dengan tugas-

(33)

22

tugasnya. Ia memandang hukum sebagai suatu produk sistem sosial dan alat untuk mengendalikan serat mengubah sistem itu (Shalihah, 2017).

Sosiologi dan hukum memang berbeda apabila dilihat dari sisi perbedaannya namun sosiologi dan hukum juga sama apabila ditinjau dari kesamaannya. Objek formalnya memang berbeda, namun apabila meninjau objek materialnya adalah sama, yakni keduanya berobjek manusia (Prakoso, 2017).

Sosiologi hukum merupakan cabang dari ilmu sosiologi terpenting yang masih mencari jati dirinya sebagai bagian dari pohon ilmu pengetahuan, sehingga perumusan tentang objek kajiannya sampai sekarang belum diperoleh kesepakatan oleh karena sosiologi hukum belum memiliki batas yang jelas objek kajiannya. Yesmil Anwar membagi objek kajian sosiologi menjadi dua bagian yaitu :

1. Mengkaji hukum dalam wujudnya (government social control). Dalam hal ini sosiologi hukum mengkaji seperangkat norma khusus yang berlaku serta dibutuhkan, guna menegakkan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Sosiologi hukum mengkaji suatu proses yang berusaha membentuk warga masyarakat sebagai makhluk sosial. Sosiologi hukum menyadari eksistensinya sebagai norma sosial yang ada di dalam masyarakat (Anwar, 2008).

Selanjutnya Menurut Soemanto, obyek studi sosiologi hukum menyangkut aspek-aspek sebagai berikut:

1. Perilaku individu sebagai realitas sosial yang menggambarkan respon terhadap aturan-aturan (norma) yang ada di dalam masyarakat.

2. Sosialisasi.

(34)

23

3. Stratifikasi sosial yang terjadi akibat dari penerapan hukum.

4. Struktur hukum, misalnya organisasi, birokrasi dan birokratisasi, profesi dan profesionalisasi hukum maupun peradilan.

5. Hukum sebagai institusi sosial memiliki hubungan antara perubahan sosial dan perubahan hukum serta pendayagunaannya.

6. Hukum dan perubahan sosial yang direalisasikan secara efektif.

7. Makna dan pemberian makna terhadap hukum (hukum sebagai simbol) oleh para pelaku di masyarakat.

8. Proses pemaknaan hukum dalam interaksi sosial secara bebas dan terarah (Soemanto, 2008).

Pengertian hukum memiliki ruang lingkup yang luas, juga memberi corak dan ruang lingkup studi tentang ilmu hukum dan sosiologi hukum. Hukum kebiasaan dan hukum positif menunjukkan realitas hukum yang bekerja dan berhubungan dengan masyarakat. Oleh karena itu sosiologi hukum memiliki ruang lingkup kajian yang terdapat dalam kedua jenis hukum tersebut. Sosiologi hukum tidak saja berhubungan dengan aturan sosial, aturan hukum positif beserta aktivitas kelembagaannya namun meliputi keduanya, dan lebih-lebih menyangkut seluruh kehidupan masyarakat yang terkait dengan pemberlakuan aturan hukum terhadap tindakan, interaksi sosial, hasil yang dicapai serta implikasinya bagi kehidupan masyarakat.

Objek studi sosiologi hukum meliputi perilaku sebagai realitas respons masyarakat terhadap pemberlakuan hukum. Hal tersebut berhubungan dengan sosialisasi, stratifikasi sosial, sistem sosial, perubahan dan

(35)

24

pendayagunaannya, dan proses pemaknaan simbol hukum dan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari.

Sifat Sosiologi Hukum

Pengajaran ilmu hukum pada umumnya lebih menekankan pada sifat preskriptifnya, yaitu memberikan pengetahuan tentang apa hukumnya bagi suatu kejadian tertentu, serta bagaimana mengoperasikan peraturan- peraturan hukum. Kecuali tampak normatifnya, hukum juga mempunyai “sisi yang lain” yaitu tampak kenyataannya, yang dimaksud di sini adalah bukan kenyataan dalam bentuk pasal peraturan perundang- undangan, melainkan sebagaimana hukum itu dijalankan sehari-hari. Apabila hendak mengamati dan mempelajari hukum dalam tampaknya yang demikian itu, maka harus keluar dari batas-batas aturan hukum kemudian mengamati praktik hukum atau dengan perkataan lain adalah hukum sebagaimana dijalankan oleh orang-orang di dalam masyarakat. Sosiologi hukumlah ilmu yang mempelajari fenomena hukum dari sisinya yang demikian itu.

Karakteristik Sosiologi Hukum

Karakteristik kajian sosiologi hukum adalah fenomena hukum di dalam masyarakat dalam mewujudkan : deskripsi, penjelasan, pengungkapan (revealing) dan prediksi. Lebih lanjut karakteristik sosiologi hukum dapat dijelaskan sebagai berikut (Zainuddin Ali, 2008) :

1. Sosiologi hukum berusaha untuk memberikan deskripsi terhadap praktik-praktik hukum. Apabila praktik-praktik itu dibeda-bedakan ke dalam pembuatan undang-undang, penerapan dalam pengadilan maka ia juga mempelajari bagaimana

(36)

25

praktik yang terjadi pada masing-masing bidang kegiatan hukum tersebut.

2. Sosiologi hukum bertujuan untuk menjelaskan:

mengapa suatu praktik-praktik hukum di dalam kehidupan sosial masyarakat itu sendiri, sebab- sebabnya, faktor-faktor apa yang berpengaruh, latar belakangnya dan sebagainya. Mempelajari sosiologi hukum adalah menyelidiki tingkah laku orang dalam bidang hukum sehingga mampu mengungkapkannya.

Tingkah laku dimaksud memiliki dua segi yaitu eksternal dan internal. Oleh karena itu, sosiologi hukum tidak hanya menerima tingkah laku yang tampak dari luar saja, melainkan ingin juga memperoleh penjelasan yang bersifat internal yaitu meliputi motif-motif tingkah laku seseorang. Apabila disebut tingkah laku (hukum), maka sosiologi hukum tidak membedakan antara tingkah laku yang sesuai dengan hukum dan yang menyimpang, kedua-duanya diungkapkan sama sebagai objek pengamatan penyelidikan ilmu ini.

3. Sosiologi hukum senantiasa menguji kesahihan empiris dari suatu peraturan atau pernyataan hukum, sehingga mampu memprediksi suatu hukum yang sesuai dan/atau tidak sesuai dengan masyarakat tertentu. Pernyataan yang khas “apakah kenyataan memang seperti tertera pada bunyi peraturan itu?” bagaimana dalam kenyataannya peraturan hukum itu? Perbedaan yang besar antara pendekatan yuridis normatif dengan pendekatan yuridis empiris atau sosiologi hukum. Pendekatan yang pertama menerima apa saja yang tertera pada peraturan hukum, sedangkan yang kedua senantiasa mengujinya dengan data empiris.

4. Sosiologi hukum tidak melakukan penilaian terhadap hukum. Tingkah laku yang menaati hukum, sama-

(37)

26

sama merupakan objek pengamatan yang setaraf. Ia tidak menilai yang satu lebih dari yang lain.

Perhatiannya yang utama hanyalah pada memberikan penjelasan terhadap objek yang dipelajarinya.

Pendekatan yang demikian ini seringkali menimbulkan kesalahpahaman, seolah-olah sosiologi hukum ingin membenarkan praktik-praktik yang menyimpang atau melanggar hukum. Sosiologi hukum tidak memberikan penilaian, melainkan mendekati hukum dari segi objektivitas semata dan bertujuan untuk memberikan penjelasan terhadap fenomena hukum yang nyata.

Keempat karakteristik objek studi sosiologi hukum yang telah diungkapkan diatas merupakan pengetahuan kunci kepada setiap orang yang berminat untuk melakukan penyelidikan dalam studi dimaksud. Metode penyelidikan hukum dalam bentuk tersebut menempatkan setiap orang berada di tengah-tengah studi sosiologi hukum. Apapun objek yang dipelajarinya, apabila ingin menggunakan pendekatan seperti disebutkan diatas, maka ia sedang melakukan kegiatan di bidang sosiologi hukum. Beberapa objek yang menjadi kajian sosiologi hukum adalah sebagai berikut :

1. Sosiologi hukum mempelajari pengorganisasian sosial hukum

Objek sasarannya adalah badan/organ yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan penyelenggaraan hukum.

Misalnya pembuatan undang-undang pengadilan, polisi, advokat dan sebagainya. Pada waktu mempelajari pembuatan undang-undang, maka perhatiannya dapat tertarik pada komposisi dari badan perundang-undangan, misalnya usia para anggotanya, pendidikannya, latar belakang sosialnya, dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut memperoleh perhatian oleh karena pembuatan undang-undang

(38)

27

dilihat sebagai manifestasi dari perilaku manusia.

Oleh karena itu faktor-faktor tersebut di atas dianggap penting untuk dapat menjelaskan tentang mengapa hasil kerja dari pembuat undang-undang itu adalah seperti sekarang. Dalam sosiologi hukum ada anggapan bahwa undang-undang itu tidak sepenuhnya netral, apalagi yang dibuat dalam masyarakat modern yang kompleks dan menjadi tugas sosiologi hukum untuk menelusuri dan menjelaskan duduk persoalannya serta faktor-faktor apa yang menyebabkan keadaannya menjadi demikian itu.

2. Sosiologi hukum perundang-undangan akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berbeda sekali dengan studi hukum normatif. Pertanyaan yang karakteristik adalah misalnya seberapa besarkah efektivitas dari peraturan-peraturan hukum tertentu?

Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas peraturan-peraturan hukum tertentu? Apakah sebabnya orang patuh kepada hukum? Manakah golongan-golongan yang diuntungkan dan golongan- golongan yang dirugikan dengan dikeluarkan undang- undang tertentu? Apakah benar bahwa undang- undang perburuhan melindungi buruh? Seberapa besarkah perlindungannya? Dalam hal-hal apakah yang melindungi buruh? Dengan memberikan contoh- contoh dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan demikian itu dapat diketahui tentang apakah yang sebenarnya yang menjadi perhatian dan objek penelitian sosiologi hukum.

3. Sosiologi hukum umumnya dimulai dengan sikap kecurigaan intelektual, yaitu tidak mau begitu saja mempercayai dan menerima pernyataan-pernyataan hukum, apakah itu dalam bentuk peraturan ataukah keputusan-keputusan pengadilan. Sosiologi hukum,

(39)

28

misalnya tidak menerima begitu saja bahwa hukum itu bertujuan untuk menyelesaikan konflik.

Pertanyaan kritis yang datang dari sosiologi hukum adalah: Apakah hukum itu sendiri tidak mungkin pula menyimpan dan menimbulkan konflik? Studi- studi sosiologis pada suatu ketika dapat menyingkap bahwa suatu peraturan yang berisi penyelesaian konflik, namun yang sesungguhnya bersifat semu, di kemudian hari malah dapat meledakkan suatu konflik baru.

4. Perspektif organisasi dari sosiologi hukum juga menyingkapkan bahwa sekalipun hukum itu menyediakan janji-janji kepada orang-orang tertentu, janji-janji itu lebih dapat dinikmati oleh kelompok orang yang mampu mengorganisasikan dirinya secara baik. Dengan demikian antara hukum dan pengorganisasian sosial terdapat suatu hubungan tertentu. Schuyt mengatakan bahwa kemampuan untuk mengorganisasikan diri yang demikian itu ternyata bergantung pula pada beberapa faktor, misalnya prestige sosial dari suatu kelompok.

Pengorganisasian sosial dari hukum oleh badan-badan yang terlibat dalam kegiatan penyelenggaraan hukum untuk merealisasikan haknya yang diberikan/dijanjikan oleh hukum dari segi sosiologi hukum.

1. Pengadilan.

Pengadilan dipelajari oleh sosiologi hukum sebagai suatu institusi yang menghimpun beberapa macam pekerjaan, menghimpun hakim-hakim yang mempunyai kecenderungan berbagai macam.

Dipelajari pula dampak-dampak keputusan pengadilan terhadap masyarakat. Pada waktu dibicarakan mengenai aliran behaviouristic serta metode yang dipakainya, sudah ditunjukkan

(40)

29

mengenai apa yang sebetulnya dapat dilakukan oleh ahli sosiologi hukum dalam mempelajari pengadilan ini. Sosiologi hukum yang memverifikasikan pengadilan dan hakim ke dalam perilaku manusia, senantiasa berusaha untuk menemukan alasan- alasan di belakang suatu keputusan, khususnya alasan yang bersifat perilaku. Pendidikan, pergaulan, asal-usul sosial para hakim merupakan variabel- variabel yang dicoba dilihat kaitannya dengan perilaku jabatan hakim.57

2. Kepolisian.

Polisi merupakan salah satu di antara objek studi sosiologi hukum yang menarik, karena bidang kerja polisi memberikan kesempatan yang sangat luas bagi metode pendekatan interpretative. Pada satu pihak polisi dituntut untuk menjalankan hukum -yang berarti terikat yang sangat ketat kepada prosedur- prosedur hukum- sedangkan di pihak lain, polisi harus menjaga ketertiban masyarakat. Di sini perlu disampaikan bahwa antara hukum dengan ketertiban tidak selalu dapat sejalan, sebab yang satu mendasarkan pada legitimasinya pada peraturan sedangkan yang lain mendasarkan pada pertimbangan sosiologis. Dari pandangan sosiologi hukum, polisi adalah sekaligus hakim dan jaksa dan bahkan dapat juga menjadi pembuat undang-undang.

Dalam diri polisi, hukum secara langsung dihadapkan kepada masyarakat yang diatur oleh hukum tersebut.

Dalam kedudukan yang demikian itulah polisi dapat menjadi hakim dan sebagainya secara sekaligus, sekalipun semua itu barang tentu hanya dalam garis- garis besarnya saja. Pekerjaan polisi adalah melayani masyarakat, tetapi dengan cara mendisiplinkan masyarakat, hal ini adalah 2 (dua) yang bertentangan satu sama lain. Oleh karena adanya konflik-konflik

(41)

30

dalam pekerjaan polisi itulah bidang kepolisian merupakan bahan garapan yang sangat menarik bagi sosiologi hukum. Polisi yang harus mendisiplinkan masyarakat itu mengembangkan suatu kultur profesi dan organisasi tersendiri. Kultur yang demikian itu terbentuk antara lain karena pekerjaannya banyak dihadapkan kepada resiko bahaya, bahkan sampai kepada ancaman terhadap nyawanya sendiri. Oleh karena itu polisi membentuk suatu solidaritas kelompok yang kuat untuk menghadapi ancaman bahaya-bahaya yang demikian itu. Keadaan ini sekaligus menciptakan kepribadian polisi yang memandang masyarakat ini dengan dasar kecurigaan.

Masyarakat itu dipandangnya dalam kategori stereotipis, yaitu ke dalam kelompok jahat dan kelompok tidak jahat. Dengan demikian sebenarnya polisi telah menciptakan isolasi sosialnya sendiri.

Bagaimana pun itu sebenarnya adalah kelanjutan dari sifat pekerjaan yang diembannya.

3. Advokat.

Bidang advokat, bagi sosiologi hukum juga merupakan bahan studi yang mengamati pengorganisasian sosial dari hukum. Apakah sesungguhnya yang dapat diharapkan dari advokat ini? Untuk sebagian advokat sebagai pejuang hukum, sedangkan untuk sebagian yang lain advokat adalah pengusaha, yaitu seorang yang menjalankan advokat secara komersial. Keduanya mengandung tuntutan yang berbeda. Sebagai pejuang, advokat akan berpegang pada idealisme dan berusaha untuk membela moral keadilan dari kliennya. Oleh karena dalam hal ini advokat harus berhadapan dengan hakim dan jaksa, maka advokat seolah-olah berdiri di tengah-tengah untuk mempertahankan kliennya.

Gambaran stereotipis ini menjadi lain, apabila

(42)

31

membicarakan advokat sebagai suatu usaha komersial. Ke dalam pengertian komersial ini termasuk kebutuhan untuk memelihara kelangsungan praktik sang advokat. Apabila advokat berharap akan dapat mempertahankan profesinya dalam jangka lama, maka harus berusaha memelihara semacam hubungan baik dengan tim pengadilan.

Metode Kajian Sosiologi Hukum

Fenomena hukum dikaji oleh sosiologi hukum dalam wujudnya. Lebih jelas L.B. Curzon menuliskan;...Roscoe Pound refers to this study as “sociology proper” based on a concept of law as one of the means of social control. Llyod writes of it as essentially a descriptive science employing empirical techniques. It is concerned with an examination of what the law sets about its task in the way it does. It views law as the product of a social system and as a means of controlling and changing that system ....dituliskan oleh L.B.

Curzon, bahwa Roscou Pound menunjukkan studi sosiologi hukum sebagai studi yang didasarkan pada konsep hukum sebagai alat pengendali sosial. Sementara Llyod memandang sosiologi hukum sebagai ilmu deskriptif yang memanfaatkan teknik-teknik empiris. Hal ini berkaitan dengan perangkat hukum dengan tugas- tugasnya. Ia memandang hukum sebagai suatu produk sistem sosial dan alat untuk mengendalikan serta mengubah sistem itu.

Dari uraian tersebut L.B. Curzon lebih memandang penggunaan istilah legal sociology untuk menunjuk studi spesifik tentang situasi-situasi, aturan-aturan hukum itu beroperasi, serta perilaku yang dihasilkannya. Dari hal ini dapat dibedakan antara sosiologi hukum dengan ilmu hukum normatif, yaitu terletak pada kegiatannya. Ilmu hukum normatif lebih mengarahkan kepada kajian law in

(43)

32

books, sementara sosiologi hukum lebih mengkaji kepada law in action. Ilmu hukum normatif lebih bersifat preskriptif, sosiologi hukum lebih menggunakan pendekatan empiris yang bersifat deskriptif.

Jurisprudentie model/kajian hukum lebih memfokuskan kepada produk kebijakan atau produk aturan, sedangkan dalam sociological model lebih mengarah kepada struktur sosial. Sociological model ini lebih kritis dan lebih mengarah kepada ilmu hukum yang sebenarnya. Lebih jauh Donald Black menjelaskan apa yang menjadi fokus dan proses dari sociological model. Dapat diketahui, bahwa apa yang menjadi perhatian sociological model bukanlah peraturan yang mengandung muatan abstrak dan stereotipe melainkan apa yang teramati dalam kenyataan. Dengan demikian, hukum adalah hukum dan bukan peraturannya yang mengatakan demikian.

Karena Sosiologi Hukum adalah cabang khusus Sosiologi, maka metode kajian yang dikembangkan adalah metode yang telah dilazimkan dalam Sosiologi itu. Sebagaimana diketahui, sosiologi mencoba melihat objek-objek kajiannya dengan kacamata penglihatan deskriptif.

Artinya, ia pertama-tama hanya hendak mengetahui dan memahami ihwal nyata objeknya itu, tanpa memberikan penilaian apa-apa tentang baik buruknya. Dari kacamata itu Sosiologi dan Sosiologi Hukum “hanya” akan memberikan keadaan kualitas dan/atau kuantitas objeknya sebagaimana “apa adanya”. Sosiologi hanya akan mempertanyakan apakah kualitas tertentu ada atau tak ada dalam objek yang tengah diteliti itu; dan kalau ada, berapa besarnya kuantitasnya itu? (Wignjosoebroto, 2002).

Sesungguhnya, Sosiologi Hukum berusaha juga menyelidiki pola-pola dan simbol-simbol hukum, yakni makna-makna hukum yang berlaku berdasarkan pengalaman di suatu kelompok dan dalam satu masa

(44)

33

tertentu, dan berusaha membangun simbol-simbol itu berdasarkan sistimatika. Dengan demikian, perlu juga kiranya mengetahui apa saja yang disimbolkan, yang berarti berupaya mengamati kembali segala sesuatu yang mereka nyatakan dan menganalisa segala sesuatu yang mereka sembunyikan. Inilah tugas Sosiologi Hukum, selain itu kriteria-kriteria yang digunakan mengabstraksikan makna-makna simbol yang normatif, yang lepas sepenuhnya dari kenyataan hukum, maupun asas-asas yang mengilhami tersusunnya suatu sistem bersifat khusus dari makna-makna yang dibangun oleh ilmu hukum, tidak dapat terselenggara kecuali dengan dukungan Sosiologi Hukum (Johnson, Alvin S; Simamora, 2004).

Daftar Pustaka

Anwar, Y. (2008). Pengantar sosiologi hukum. Grasindo.

Cotterrel, R. (2016). Sosiologi Hukum, terj. Narulita Yusron.

Bandung: Nusa Media.

Johnson, Alvin S; Simamora, R. (2004). Sosiologi hukum.

Rineka Cipta.

Prakoso, A. (2017). Sosiologi hukum.

Pramono, B. (2020). Sosiologi Hukum. Surabaya:

Scopindo Media Pustaka.

Roger Cotterell. (2012). Sosiologi Hukum. Bandung Nusa Media.

Shalihah, F. (2017). Sosiologi Hukum. Rajawali Pers.

Soemanto, R. B. (2008). Hukum Sosiologi Hukum, Pemikiran, Teori, dan Masalah. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan ….

Wignjosoebroto, S. (2002). Hukum: paradigma, metode, dan dinamika masalahnya. Elsam.

Zainuddin Ali, S. H. (2008). Jakarta: Sinar Grafika.

(45)

34 Profil Penulis Eric Stenly Holle

Lahir di Ambon, 04 Juli 1984, Penulis menamatkan Pendidikan Strata 1 (S1) pada Fakultas Hukum Universitas Pattimura Tahun 2006, Menamatkan studinya Strata 2 (S2) pada Fakultas Hukum Universitas Pattimura dan Pada Tahun 2021 Penulis menyelesaikan Program Doktoral (S3) Pada Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar.

Penulis adalah seorang dosen aktif pada Fakultas Hukum Universitas Pattimura dengan konsentrasi bidang keilmuan Hukum Tata Negara/Hukum Administrasi Negara. Selain itu Penulis juga aktif dalam melaksanakan berbagai kegiatan tridarma perguruan tinggi seperti pengajaran, penelitian, maupun kegiatan pengabdian pada masyarakat menyangkut bidang kepakarannya. Penulis juga aktif dalam menghasilkan karya ilmiah terpublikasi secara internasional dan nasional melalui jurnal bereputasi dan terakreditasi. Karya ilmiah dalam bentuk buku yang telah ditulis ialah Hukum Tata Negara, Hukum Kehutanan, Ilmu Administrasi di Segala Bidang, Pendidikan Ilmu Hukum, Politik dan Pembangunan, dan Pengantar Hukum Indonesia.

Email penulis : eholle9@gmail.com

(46)

35

3

MASALAH YANG DISOROT DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI HUKUM

Yulianta Saputra, S.H., M.H.

Dosen Tetap Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

Masalah yang Disorot

Meskipun pada hakikatnya sosiologi hukum secara relatif masih muda usianya dan tergolong baru bagi Indonesia sehingga belumlah tercipta lapangan kerja yang tandas dan tertentu. Namun, apa yang telah dicapai hingga kontemporer, lazimnya merupakan refleksi dari hasil karya dan pemikiran ahli yang memusatkan atensinya pada sosiologi hukum. Mereka mengarahkan pada sosiologi hukum lantaran kepentingan-kepentingan yang bersifat teoretis atau musabab mereka memperoleh pendidikan, baik dalam bidang sosiologi ataupun ilmu hukum maupun karena mereka memang mengkhususkan diri dalam penelitian sosiologis terhadap hukum. Dari ihwal tersebut lantas dapat ditarik beberapa problematika yang pada galibnya senantiasa mendapat sorotan dari para ahli sosiologi hukum (Soekanto, 2012: 13-20), yakni:

1. Hukum dan Sistem Sosial Masyarakat

Pada hakikatnya, ihwal ini merupakan objek yang menyeluruh dari sosiologi hukum, oleh karena tak

Referensi

Dokumen terkait

Pada saluran transmisi biasa yang berarti bandwidthnya terbatas jika sinyal digital akan ditambah unjuk kerjanya dengan cara meningkatkan S/N akan mengurangi bit- rate, dan

Persentase adsorpsi Krom total pada limbah cair batik dengan biosorben yang dikemas dalam kantung teh celup pada perbandingan dan ukuran partikel berbeda..

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax. Pengabdian

Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dari seluruh responden,

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal

Untuk mendapatkan perbandingan jumlah natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat yang tepat sehingga dapat menghasilkan sediaan granul effervescent yang

Upayaini yangdilakukanoleh pendidik adalah melakukan pembaharuan model pembelajaran yang inovatif dalam mengembangkan keterampilan proses sains.Perlu adanya model

Tetapi bila Anda tidak minum teh dan ingin melakukan perawatan dengan manfaat teh basi untuk wajah, Anda dapat secara khusus menyeduh teh untuk diendapkan semalaman dan