• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBERIAN PINJAMAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) AS SALAM ( Studi : KJKS AS SALAM MEDAN) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBERIAN PINJAMAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) AS SALAM ( Studi : KJKS AS SALAM MEDAN) SKRIPSI"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBERIAN PINJAMAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) AS – SALAM

( Studi : KJKS AS – SALAM MEDAN)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

OLEH : NIM : 140200432

SITI MAYANG SARI BR. KARO

DEPARTEMEN HUKUMKEPERDATAAN

PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA DAGANG

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)
(3)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

NAMA : SITI MAYANG SARI BR. KARO

NIM : 140200432

DEPARTEMEN : HUKUM KEPERDATAAN

JUDUL SKRIPSI: ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBERIAN PINJAMAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) AS – SALAM Studi: KJKS As – Salam Medan

Dengan ini menyatakan:

1. Skripsi yang saya tulis ini adalah benar tidak merupakan jiplakan dari skripsi atau karya orang lain.

2. Apabila terbukti di kemudian hari skripsi tersebut adalah jiplakan,maka segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab saya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa paksaan atau tekanan dari pihak manapun.

Medan, Maret 2019

SITI MAYANG SARI BR. KARO NIM : 140200432

(4)

ABSTRAK

Siti Mayang Sari Br.Karo*

Muhammad Husni **

Rabiatul Syahriah ***

Koperasi adalah lembaga keuangan yanng diminati oleh masyarakat Indonesia. Asas kekeluargaan yang ada didalamnya menjadi pilihan tersendiri bagi masyarakat. Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang- seorang atau badan usaha. Keberadaan lembaga keuangan merupakan suatu keniscayaan dalam memajukan taraf ekonomi bangsa yang dijadikan salah satu solusi dalam pengembangan usaha. Demikian dalam ekonomi Islam terdapat lembaga keuangan sebagai jawaban dari keraguan terhadap lembaga keuangan konvensional. Salah satunya adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As-Salam yang merupakan lembaga keuangan syariah yang berwatak sosial dan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Lembaga keuangan syariah saat ini bergerak dalam bidang usaha simpan pinjam yang berdasarkan prinsip syariah islami.

Penulisan ini menggunakan jenis penelitian hukum yuridis normatif danyuridis empiris yaitu menitikberatkan pada data sekunder yaitu dengan memaparkan tentang peraturan yang berlaku dalam mengatur pemberian pinjaman pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As-Salam serta melakukan penelitian dalam rangka mengumpulkan data pendukung. Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah dengan cara kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pemberian pinjaman pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As-Salam dilakukan dengan mengajukan permohonan dan akan dinilai kelayakannya oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam apabila dirasa layak maka penandatanganan perjanjian pembiayaan akan segera dilakukan. Masalah pelaksanaan pembiayaan atau pemberian pinjaman pada KJKS As-Salam kurangnya kesadaran dari setiap anggota dalam melakukan simpan pinjam mengakibatkan kredit macet sehingga membuat anggota wanprestasi dan jaminan yang tidak sesuai dengan syarat yang ditentukan. Hambatan-hambatan tersebut adalah faktor ekonomi yang sedang sulit menghambat pihak anggota menagih janjinya maka penyelesaian wanprestasi dilakukan dengan cara memberikan peringatan dan berdasarkan kekeluargaan yang secara kesepakatan antara kedua belah pihak.

Kata Kunci :Jasa Keuangan Syariah, Koperasi, Pemberian Pinjaman

*) Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu wata’ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka melengkapi tugas akhir dan memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan. Adapun judul dari skripsi ini adalah : “ Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Pinjaman di Koperasi Jasa Keuangan Syariah As – Salam( Studi : KJKS As – Salam Medan. Penulis menyadari di dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan tidak sesuai seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaaan penulisan skripsi.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis juga mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai penghargaan dan ucapan terimakasih terhadap semua dukungan dan bantuan yang telah diberikan, saya menyampaikan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Budiman Ginting, SH. M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ok. Saidin, SH., M.Hum. Selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Puspa Melati, SH.,M.Hum Selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH.,M.Hum Selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

(6)

5. Ibu Dr.Rosnidar Sembiring, SH.,M.Hum. Selaku Ketua Departemen Hukum Keperdataan, yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan arahan dalam proses penulisan skripsi ini.

6. Bapak Syamsul Rizal S.H.,M.Hum, selaku Sekretaris Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak M. Husni SH.,.M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I yang telah menyediakan waktu untuk memberikan saran dan petunjuk serta bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

8. Ibu Rabiatul Syahriah S.H., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan mengarahkan penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

9. Bapak Mulhadi S.H.,M.Hum., selaku Dosen Penasihat Akademik dari penulis, yang setiap semesternya selalu menanyakan dan memperhatikan serta memberikan nasihat terhadap penulis tentang perkembangan IP dan IPK penulis.

10. Kepada seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Hukum USU yang selama ini telah banyak memberikan pengetahuan dan membantu penulis selama menjalani proses perkuliahan.

11. Teristimewa penulis sampaikan kepada orang tua penulis, Ayahanda Al.

Muhammaddin Yoes Karo – Karo (alm) dan Ibunda Suswati yang telah telah senantiasa mendoakan, menasihati, memberi semnagat, motivasi, dan semua pengorbanannya tanpa mengenal kata lelah untuk senantiasa memberikan yang terbaik bagi kami, putra – putrinya.

(7)

12. Kepada keluarga penulis Abang penulis Khairullah Al – Qadar Karo – Karo, Adik penulis Siti Rahmadina Br. Karo dan Keponakan

penulis M. Daffa Ramadhan Karo – Karo yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

13. Kepada Ketua Umar Marbun, yang merupakan Ketua Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam atas izin yang telah diberikan dan membimbing penulis dalam proses penelitian/riset sehingga penulis dapat melakukan penelitian/riset Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam serta mengerjakan skripsi ini.

14. Kepada Uwak penulis Sukirno, SP.d selaku Bendahara Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam atas bantuan dan dukungan yang sangat berarti bagi penulis sehingga penulis dapat melakukan penelitian/riset.

15. Kepada Bg Heru , Kak Aulia, Kak Apri, Kak Syarifa dan seluruh pihak yang terkait yang telah memberikan bantuan yang sangat berarti bagi penulis sehingga dapat melaksanakan penelitian/riset di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam.

16. Untuk Muhammad Ikhsan, Amd yang selalu setia menemani penulis, memotivasi, memberikan semangat kepada penulis dalam mengerjakan skripsi dan tidak lupa menasihati penulis untuk tidak malas dalam mengerjakan skripsi ini.

17. Kepada Sahabat penulis Junita Sari, SH yang telah membantu penulis dan memberikan arahan, memberikan motivasi, semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

(8)

18. Kepada kawan – kawan seperjuangan mengerjakan skripsi Natasya Aisyah Sitompul, SH, Nelly Ayunda, SH dan Widia Sujud, SH, Nurul dan Wildan yang bersedia menjadi tempat tukar pikiran penulis dalam mengerjakan skripsi ini dan tidak lupa untuk saling memberikan motivasi serta semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

19. Kepada saudara penulis seluruh Anggota Organisasi Mapala Natural Justice Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang selalu menunggu penulis sidang dan wisuda serta mendoakan penulis agar lancar mengerjakan skripsi ini.

20. Kepada kawan – kawan Departemen Kekhususan Perdata Dagang 2014 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang selalu menunggu penulis sidang dan wisuda dan tidak lupa untuk mendoakan penulis lancar dalam mengerjakan skripsi ini.

21. Kepada seluruh kawan – kawan penulis Stambuk 2014 yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang ada di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Medan, Maret 2019 Penulis

Siti Mayang Sari Br. Karo NIM : 140200432

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 8

C. Tujuan Penulisan ... 9

D. Manfaat Penulisan ... 9

E. Metode Penulisan ... 10

F. Keaslian Penulisan ... 14

G. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II PROSEDUR DAN TATA CARA TERHADAP PEMBERIAN PINJAMAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) AS- SALAM A. Sejarah Koperasi ... 19

B. Pengertian Koperasi ... 26

C. Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi ... 31

D. Fungsi,Peran dan Prinsip Koperasi ... 35

E. Jenis – Jenis Koperasi ... 41

(10)

F. Gambaran Umum Tentang Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam ... 45 G. Prinsip Pemberian Pinjaman Pada Koperasi Jasa Keuangan

Syariah (KJKS) As – Salam ... 55 H. Tata Cara Pemberian Pinjaman Pada Koperasi Jasa Keuangan

Syariah (KJKS) As – Salam ... 61 I. Posedur Pemberian Pinjaman Pada Koperasi Jasa Keuangan

Syariah (KJKS) As – Salam ... 62

BAB III HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) AS – SALAM

A. Syarat – Syarat Mendapatkan Pinjaman Pada Koperasi Jasa

Keuangan Syariah (KJKS) As - Salam ... 63 B. Hak dan Kewajiban Peminjam Pada Koperasi Jasa Keuangan

Syariah (KJKS) As – Salam ... 66 C. Hak dan Kewajiban Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)

As – Salam .. ... 71

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBERIAN

PINJAMAN PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) AS - SALAM

A. Prosedur Pelaksaanaan Mendapatkan Pinjaman Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam ... 73 B. Kendala – Kendala Yang Terjadi Dalam Pemberian Pinjaman

di Koperasi Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam ... 74

(11)

C. Analisis Yuridis Tehadap Pemberian Pinjaman Di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam ... 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 96 B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102

LAMPIRAN

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Negara Republik Indonesia adalah negara kaya akan hasil alamnya, oleh karena itu pemerintah dan rakyat Indonesia berkewajiban untuk menggali, mengolah dan membina kekayaan alam yang terdapat di negara Indonesia yang merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa guna mencapai masyarakat yang adil dan makmur baik spiritual maupun material sesuai dengan tujuan dan cita – cita nasional bangsa dan negara Indonesia.

Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat ini cepat dan dinamis. Koperasi merupakan salah satu bentuk usaha yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang pantas untuk ditumbuh kembangkan sebebagai badan usaha penting dan bukan sebagai alternatif terakhir.1

Hampir di seluruh dunia orang mengenal perkumpulan koperasi. Umumnya koperasi dikenal sebagai perkumpulan orang – orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk mencapai kepentingan – kepentingan ekonomi atau menyelenggarakan usaha bersama melalui pembentukan suatu perkumpulan yang diawasi secara demokratis. Untuk permodalannya orang – orang yang menjadi anggota perkumpulan itu memberikan sejumlah uang simpanan yang sesuai dengan kemampuannya masing – masing. Atas segala kemungkinan kerugian yang diderita, para anggota perkumpulan itu dari mulai berdirinya telah sepakat

(13)

untuk memikulnya secara bersama – sama, demikian pula segala manfaat dari usaha yang diperoleh untuk dinikmati bersama.2

Pada dasarnya koperasi lahir dari hasil kesepakatan orang – orang yang melaksanakan usaha kesejahteraan bersama dengan kemampuan kebendaan yang terbatas. Usaha ini pada dasarnya berlandaskan suatu cita – cita yang luhur untuk menolong sesama manusia dan menolong sendiri atas dasar keyakinan akan harga diri dan kesadaran berpribadi serta rasa setia kawan. Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orang – orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas.Usaha ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan bersama, yang pada akhirnya mengangkat harga diri, meningkatkan kedudukan serta kemampuan untuk mempertahankan diri diri dan membebaskan diri dari kesulitan.Dalam rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yang kemampuan ekonominya terbatas inilah maka Pemerintah Indonesia memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan perkumpulan – perkumpulan koperasi.Bahkan secara langsung pemerintah membantu menumbuhkan, memelihara, mendorong dan membina koperasi – koperasi yang dibangun atas prakarsa rakyat sendiri di berbagai daerah di tanah air kita.3

Koperasi sebagai salah satu pelaku industri yang berbeda dengan yang lain, mempunyai tantangan sendiri untuk menghadapi perdagangan bebas, baik sektor gerakan maupun permasalahan internal koperasi itu sendiri. Koperasi sebagai salah satu bentuk badan usaha mempunyai peran strategis bagi pemberdayaan dan penguatan perekonomian rakyat.Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan

2Dahlan Djazh, Pengetahuan Perkoperasian, PN Balai Pustaka, Jakarta: 1981, hlm 9 – 10.

3Ibid, hlm 12.

(14)

dalam pembangunan koperasi, harus siap untuk menghadapi hambatan serta permasalahan yang timbul untuk diselesaikan dengan baik sedangkan salah satu faktor penghambat karena kurang terampilnya pengurus dalam mengelola koperasi, sehingga koperasi mengalami kerugian, bahkan sampai mengakibatkan bubarnya koperasi tersebut.4

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945 dengan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Selanjutnya, perkoperasian telah dicantumkan pada Pasal 33 Undang – Undang Dasar 1945 yang mulai berlaku secara resmi sejak tanggal 18 Agustus 1945 menyatakan bahwa menjamin berlangsungnya perkoperasian di negara kita dengan memainkan peranan penting dalam mengembangkan perekonomian rakyat Indonesia.5

4

Penjelasan Pasal 33 menempatkan koperasi baik dalam kedudukan sebagai sosok guru perekonomian nasional maupun sebagai bagian integral tata perekonomian internasional. Dalam keadaan sosial dan ekonomi yang diwarnai oleh peranan dunia usaha, mau tidak mau, peranan dan juga kedudukan koperasi dalam masyarakat akan ditentukan oleh peranannya dalam kegiatan bisnis, bahkan peranan kegiatan usaha koperasi kemudian menjadi penentu bagi peran lain, seperti peran koperasi sebagai lembaga sosial.Berkembangnya koperasi memberikan bukti bahwa pendemokrasian ekonomi telah berlangsung di negara kita, pendemokrasian ekonomi telah berlangsung di negara kita, karena sebagian besar dari seluruh

(15)

rakyat Indonesia yang ekonominya relatif lemah telah ikut serta menjadi pemilik dan berperan serta dalam mewujudkan cita – cita perekonomian bangsa Indonesia, yaitu hidup sejahtera, adil dan makmur. Keberadaan koperasi yang merupakan bagian integral dari tatanan perekonomian sangatlah penting dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi. Dengan demikian sudah sewajarnya bahwa koperasi diberikan kesempatan luas yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat.

Perkembangan dalam usaha koperasi sangat dipengaruhi oleh banyaknya debitur yang dimiliki. Sehingga apabila dari tahun ketahun koperasi memiliki peningkatan dalam keanggotaan maka dapat dikatakan bahwa koperasi tersebut mengalami kemajuan. Sebaliknya jika debitur dalam suatu koperasi tersebut mengalami penurunan dari tahun ketahun maka dapat dikatakan juga koperasi tersebut mengalami penurunan.

. Koperasi berbasis Islam di Indonesia sudah ada sejak awal didirikannya SID (Serikat Dagang Islam) di Solo, Jawa Tengah. Serikat Dagang Islam selanjutnya menjadi serikat Islam yang cenderung bernuansa politik. Setelah SID (Serikat Dagang Islam) mengkonsentrasikan perjuangannya di bidang politik, koperasi syariah tidak terdengar lagi di Indonesia, baru sekitar tahun 1990- koperasi syariah mulai muncul lagi di Indonesia.6

Pelaksanaan sistem ekonomi Islam di Indonesia yang sudah dimulai sejak tahun 1992 semakin marak dengan bertambahnya jumlah lembaga keuangan

6Danang Sunyoto, Studi Kelayakan Bisnis, Cet. 1, Yogyakarta:CAPS (Center of Academic Publishing Service), 2005,hlm. 473.

(16)

Islambaik bank maupun non bank. Salah satu lembaga keuangan Islam non bank adalah koperasi syariah yang berorientasi pada masyarakat Islam lapisan bawah.7

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, dengan menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada sistem ekonomi yang salam yaitu keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian dan kesejahteraan. 8

Kelahiran Koperasi Jasa Keuangan Syariah atau Koperasi Syariah merupakan solusi bagi kelompok ekonomi masyarakat bawah yang membutuhkan dana bagi pengembangan usaha kecil. Koperasi jasa keuangan syariah atau koperasi syariah merupakan lembaga ekonomi rakyat kecil yang berupaya mengembangkan usaha – usaha produktif dan investasi dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil dengan berdasarkan prinsip syariah dan prinsip koperasi.

Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan pihak ketiga dan penyaluran dilakukan dan bentuk pembiayaan atau investasi yang dijalankan berdasarkan syariat Islam.

9

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) atau disebut juga koperasi syariah di Indonesia dilandasi oleh ketentuan Keputusan Menteri (Kepmen) Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 91/Kep/M.UKM/IX/2004 Tanggal 10

7Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK), Pedoman Cara Pembentukan BMT, Jakarta: PINBUK, hlm.1.

(17)

September 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Dengan adanya sistem ini, membantu koperasi serba usaha di Indonesia memiliki Unit Jasa Keuangan Syariah.10

Lahirnya lembaga keuangan syariah termasuk “KoperasiSyariah”, sesungguhnya dilatarbelakangi oleh pelarangan riba secara tegas dalam Al – Qur’an. Islam menganggap riba sebagai satu unsur yang merusak masyarakat secara ekonomi, sosial maupun moral. Oleh karena itu, Al – Qur’an melarang umat Islam memberi atau memakan riba.11

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) merupakan lembaga ekonomi Islam yang dibangun berbasis keumatan, sebab dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat. Dari segi jumlahnya di Indonesia, koperasi jasa keuangan merupakan lembaga – lembaga keuangan yang paling banyak apabila dibandingkan dengan lembaga – lembaga keuangan syariah lainnya. Kehadiran koperasi syariah di Indonesia, selain ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi, juga memiliki misi penting dalam pemberdayaan usaha kecil dan menengah di wilayah kerjanya.12

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) sebagai lembaga keuangan mempunyai peranan mempertemukan antara pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana (luck of funds). Pentingnya peranan lembaga keuangan sebagai salah satu pilar ekonomi dapat dilihat dari berbagai kebijakan pengucuran dana pinjaman usaha dari

10Danang Sunyoto, Op.cit.

11Ilmi Makhalul, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, Jakarta: UI Press.2002, hlm.1.

12Ibid.

(18)

berbagai usaha. Efisiensi usaha lembaga keuangan akan berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas kegiatan ekonomi dan dunia usaha.13

Ketentuan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa koperasi Indonesia dapat bergerak di segala kehidupan ekonomi dan berperan utama dalam

Pada prinsip pemberian pinjaman kepada anggota Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) didasarkan atas kepercayaan. Meski demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa pemberian pinjaman ini selalu dihadapkan pada ketidakpastian dan selalu mengandung risiko. Untuk mengurangi atau meminimalisir risiko yang dihadapinya, koperasi jasa keuangan syariah harus menerapkan menajemen pengelolaan usaha yang baik salah satunya yaitu dengan jalan mempertimbangkan penyaluran pinjaman yang sehat bagi anggotanya.

Kegiatan penyaluran pinjaman di koperasi jasa keuangan syariah diutamakan pemberian pinjaman kepada para anggotanya. Pemberian pinjaman atau penyaluran dana merupakan salah satu kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana yang dimiliki koperasi simpan pinjam. Oleh karena itu pemberian pinjaman merupakan sumber utama dari pendapatan usaha simpan pinjam, yang berupa pendapatan jasa ( bunga ). Dalam pemberian pinjaman koperasi simpan pinjam haruslah berhati – hati agar risiko yang dihadapi dapat seminim mungkin.Sebenarnya koperasi jasa keuangan syariah hanya ditujukan bagi anggota-anggota koperasi yang telah tergabung, namun pada praktiknya koperasi simpan pinjam mengalami perkembangan sehingga tak jarang koperasi yang memberikan pinjaman kepada selain anggota.

(19)

kehidupan ekonomi rakyat. Namun demikian, dalam menjalankan usaha koperasi ini harus lebih mengutamakan arah pada bidang – bidang usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggotanya, untuk menunjang usahanya maupun kesejahteraannya.

Mengingat pentingnya dalam mengetahui tata cara pemberian pinjaman di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) menyebutkan bahwa memberikan pinjaman, Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) wajib memegang teguh prinsip pemberian pinjaman yang sehat. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As - Salam sebagai koperasi yang menjalankan kegiatan usaha simpan pinjam juga menerapkan prinsip pemberian pinjaman yang sehat dalam kegiatan penyaluran pinjaman, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam suatu karya ilmiah berbentuk skiripsi dengan judul “ANALISIS YURIDIS PEMBERIAN PINJAMAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) AS – SALAM” .

B. Permasalahan

Dalam penulisan ini, akan diangkat beberapa hal permasalahan yang timbul dalam pemberian kredit di koperasi simpan pinjam aspek hukum perdata. Adapun permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur, tata cara pemberian pinjaman di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam ?

2. Bagaimanakah hak dan kewajiban para pihak di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam ?

(20)

3. Bagaimanakah analisis yuridis terhadap pemberian pinjaman di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam ?

C. Tujuan Penulisan

Sehubungan dengan permasalahan diatas adapun yang menjadi tujuan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam.

2. Untuk mengetahui hak dan kewajiaban para pihak Koperasi Jasa Keuangan (KJKS) As – Salam.

3. Untuk mengetahui analisis yuridis terhadap pemberian pinjaman di Koperasi Jasa Keuangan (KJKS) As – Salam.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum perdata pada khususnya, serta dapat bermanfaat selain sebagai literatur juga dapat bermanfaat dengan memberikan sumbangsih pemikiran dalam membangun argumentasi ilmiah terkait masalah yang diteliti.

(21)

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan secara umum terkait pemberian pinjaman pada koperasi baik pada umumnya maupun di koperasi jasa keuangan syariah (kjks) dan menjelaskan mengenai prosedur peminjaman berupa uang untuk memenuhi kebutuhan setiap anggotanya.

E. Metode Penelitian

Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Dalam sebuah penelitian diperlukan metode penelitian yang merupakan suatu cara sistematis yang diperlukan dalam penelitian atau penulisan skripsi yang pada akhirnya bertujuan mencapai keilmiahan dari penulisan skripsi tersebut. Adapun metode yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian yuridis normatif dan yuridis. Adapun penelitian yuridis normatif yaitu penelitian dengan menerangkan ketentuan – ketentuan dalam peraturan perundang – undangan yang berlaku, kemudian dianalisa dengan membandingkan antara tuntutan – tuntutan ideal yang ada dalam peraturan perundang – undangan.14

14 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hlm. 24.

Karena penyusunan skripsi ini juga melalui pross penelitian lapangan, maka penelitian ini juga menggunakan metode penelitian yuridis empiris. Menurut Soerjono

(22)

Soekanto, yuridis empiris yaitu suatu pendekatan yang dilakukan untuk menganalisis sejauh manakah suatu peraturan perundang – undangan atau hukum yang sedang berlaku secara efektif.15

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian dalam skripsi ini yaitu deskriptif analitis yang merupakan penelitian yang menggambarkan masalah dengan cara menjabarkan fakta secara sistemati, faktual dan akurat.16

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini, penulis mengumpulkan data – data yang diperlukan untuk menjawab semua masalah yang menjadi objek penelitian yang dilakukan dengan cara :

a. Penelitian Kepustakaan ( Library Research )

Penelitian kepustakaan yanitu mencari dan mengumpukan serta mempelajari informasi sebanyak – banyaknya dengan melakukan penelitian terhadap peraturan perundang – undangan, buku karangan para sarjana dan ahli hukum serta situs internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi ini.

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mempelajari peraturan perundangan – undangan, buku, situs internet yang berkaitan

15 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Universitas Indonesia ( UI-

(23)

dengan judul penulisan skiripsi ini yang bersifat teoretis ilmiah yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam penelitian.17

b. Penelitian Lapangan ( Field Research ) Penelitian Lapangan ditempuh dengan cara :

1) Observasi , yaitu pengumpulan data secara langsung dari objek penelitian melalui pengamatan, dicatat dan disajikan secara sistematis untuk menggambarkan yang diteliti.

2) Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan melalui tanya jawab secara lisan dengan narasumber secara langsung dengan menggunakan pedoman wawancara / daftar pertanyaan.

4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam yang berkedudukan hukum di Jl. Cahaya No. 41 Kampung Durian Medan.Oleh karena itu penulis memperoleh data primer dari lokasi penelitian yang dimaksud.

5. Sumber Data

Penelitian yuridis normatif – empiris ini menggunakan jenis data primer dan sekunder.

a. Data Primer

Data primer, berupa data yang langsung diperoleh langsung dari penelitian di lapangan, yaitu melalui wawancara langsung dengan

17Op.cit, hlm 21.

(24)

sebagai ketua pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam serta dokumen – dokumen

b. Data Sekunder

Data sekunder, yakni data yang diperoleh untuk melengkapi data primer yang terdiri dari :

1) Bahan hukum primer, berupa data yang langsung diperoleh dari penelitian di lapangan, yaitu melalui wawancara langsung dengan Bapak Umar Marbun, selaku

Ketua Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam dan Kak Aulia Syafitri SE, selaku staff

karyawan di bidang pembiayaan.

2) Bahan hukum sekunder, yakni data yang diperoleh untuk melengkapi data primer yang terdiri dari :

a) Bahan hukum primer, yaitu bahan – bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat berupa perundang – undangan yang terkait. Misalnya Undang – Undang Dasar 1945, KUHPerdata, Undang – Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Keputusan Menteri (Kepmen) Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 91/Kep/M.UKM/IX/2004.

b) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang dapat membantu menganalisa dan memberikan penjelasn

(25)

hasil penelitian ilmiah, dan jurnal yang terkait dengan materi pembahasan penelitian baik diperoleh melalui media cetak maupun media online.

c) Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya, seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Hukum.

c. Metode Analisis Data

Pada penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder, maka biasanya penyajian data dilakukan sekaligus dengan analisanya.

Metode analisa data yang digunakan penulis adalah pendekatan kualitati, yakni dengan cara penguraian, menghubungkan dengan peraturan – peraturan yang berlaku dan hasil yang diperoleh dengan analis berbentuk deskripsi.18

F. Keaslian Penulisan

Penelitian ini dilakukan atas gagasan sendiri juga melalui masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penelitian yang dimaksud. Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakutas Hukum Universitas Sumatera Utara, penulisan skripsi mengenai pemberian pinjaman di koperasi memang telah banyak yang diangkat dan dibahas namun penulisan mengenai “ Analisis Yuridis Terhadap Pemberian Pinjaman di Koperasi Jasa Keuangan

18 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sirnar Grafika, Jakarta, 2009, hlm 107.

(26)

Syariah (KJKS) As - Salam“ belum pernah ditulis dan dibahas sebagai suatu skripsi, dengan demikian penulisan skripsi ini tidak sama dengan penulisan skripsi lainnya, sehingga penulisan skripsi ini masih asli serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan secara akademik oleh penulis. Penulis menyusun melalui referensi buku – buku, media elektronik ( internet ) sebagai sarana penunjang informasi jaringan perpustakaan terluas, adapun judul yang serupa namun materi pembahasan yang diteliti berbeda dan permasalahan yang diangkat juga berbeda, beberapa contoh sebagai berikut :

1. Nama : SAID FARIZ SYAHAB

Judul : KEBERADAAN KOPERASI SYARIAH DI INDONESIA ( Studi Kompratif Dengan Koperasi Konvensional Dan Perbankan Syariah ).

Permasalahan :

a. Bagaimana keberadaan koperasi syariah sebagai salah satu lembaga keuangan di Indonesia ?

b. Apa saja perbedaan koperasi syariah dengan koperasi konvensional dan perbankan syariah?

c. Bagaimana penerapan prinsip syariah pada koperasi syariah, perbankan syariah, dan prinsipoperasional koperasi konvensional ( studi kommperatif ).

2. Nama : ELGINA ANATASIA TARIGAN

Judul : WANPRESTASI ANGGOTA KOPERASI KREDIT CU SONDANG NAULI TERHADAP PERJANJIAN

(27)

DENGAN JAMINAN BERUPA BUKU KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (BPKB)

Permasalahan :

a. Bagaimana pengikatan jaminan pada proses pemberian kredit dengan jaminan berupa BPKB pada Koperasi Kredit CU Sondang Nauli ?

b. Bagaimana bentuk dan akibat hukum wanprestasi terhadap perjanjian kredit dengan jaminan berupa BPKB pada Koperasi Kredit CU Sondang Nauli ?

c. Bagaimana upaya penanganan dan hambatan dalam menangani wanprestasi anggota terhadap perjanjian kredit dengan jaminan berupa BPKB pada Koperasi Kredit CU Sondang Nauli ?

3. Nama : LUTFIA RIZMA HANNA

Judul : PERANAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) PERAMBABULAN AL-QOMARIYAH DALAM MEMBERDAYAKAN PERDAGANGAN USAHA KECIL Permasalahan :

a. Bagaimana gambaran Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Perambabulan Al-Qomariyah?

b. Bagaimana gambaran usaha kecil yang ada di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Perambabulan Al-Qomariyah?

c. Bagaimana peranan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Perambabulan Al-Qomariyah dalam mengelola pembiayaan musyarakah terhadap pemberdayaan perdagangan usaha kecil?

(28)

G. Sistematika Penulisan

Adapun skripsi ini sebagai suatu karya ilmiah penelitian memiliki sistematika yang teratur dan terperinci salam penulisannya sehingga dapat mengerti dan dipahami maksud dan tujuannya dengan jelas. Sistematika penulisan ini dibagi dalam 5 (lima) bab, dan didalam bab terdiri dari atas sub bab. Adapun sistematika / kerangka isi penulisan ini sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang penulisan atau pemilihan judul oleh penulis, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode yang digunakan serta sistematika penulisan skripsi ini.

BAB II : PROSEDUR DAN TATA PEMBERIAN PINJAMAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) AS - SALAM

Pada bab ini dibahas tentang sejarah koperasi, pengertian koperasi, landasan koperasi, asas koperasi, tujuan koperasi, jenis- jenis koperasi, hak dan kewajiban dalam koperasi, gambaran umum tentang Koperasi JasaKeuangan Syariah (KJKS) As – Salam, prinsip pemberian pinjaman pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam, prosedur pemberian pinjaman di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As-Salam serta tata cara pemberian pinjaman di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As-Salam.

(29)

BAB III : HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH AS - SALAM Pada bab ini dibahas tentang syarat – syarat mendapatkan pinjaman pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam, hak dan kewajiban peminjam pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam dan hak dan kewajiban Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam.

BAB IV : ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBERIAN

PINJAMAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH AS - SALAM

Pada bab ini dibahas tentang prosedur pelaksanaan peminjaman pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam, kendala – kendala yang terjadi dan analisis yuridis terhadap pemberian pinjaman di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) As – Salam.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bagian terakhir yang merupakan kesimpulan dari jawaban permasalahan dan saran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

(30)

BAB II

PROSEDUR DAN TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH AS-SALAM

A. SEJARAHKOPERASI 1. Sejarah Koperasi Dunia

Sejarah perkembangan koperasi tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan perkembangan sosialisme yang merupakan antithesis dari kapitalisme yang berkembang di Eropa.Kinerja kapitalisme yang memburuk berupa terjadinya depresi ekonomi (kelangkaan barang, pengangguran yang meluas berkepanjangan) mendorong munculnya dari orang yang tertindas dan terpinggirkan seperti gerakan kaum buruh dan ide tentang koperasi.Koperasi pada mulanya tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya pikiran – pikiran tentang pembaharuan masyarakat yang terutama di pelopori oleh aliran sosialis.Dan memang aliran ini sangat kuat berpengaruh untuk tumbuhnya koperasi –

koperasi.Ada dua alasan mengapa koperasi sangat dipengaruhipertumbuhan nya oleh gerakan sosialis itu, yaitu :

a. Koperasi membentuk suatu dasar bagi organisasi kemasyarakatan (sosial) yang berbeda dengan bentuk dan cita – cita sistem kapitalisme yang berkuasa di banyak negara Barat pada waktu itu. Karena motif sistem kapitalis ialah mencapai laba sebesar – besarnya dan menimbukan akibat yang berat bagi

(31)

kaum pekerja/ buruh maka gerakan sosialis ini berusaha untuk melenyapkan penderitaan ini.

b. Dengan bentuk usaha perkumpulan koperasi, maka koperasi dianggap oleh gerakan sosialis sebagai cara yang praktis bagi kaum buruh dan produsen kecil untuk melepaskan diri dari penindasan kaum kapitalis. Oleh karena itu, gerakan sosialis sangat menganjurkan berdirinya koperasi.19

Koperasi yang mula – mula sekali tumbuh pada awal abad ke – 19 pada umumnya merupakan hasil dari usaha yang spontan yang dilakukan oleh orang – orang yang kemampuan ekonominya terbatas. Mereka mempersatukan diri untuk menolongdirinya sendiri, serta ikut mengembangkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme demikian memuncaknya.

Beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya. Menolong dirinya sendiri secara bersama merupakan perjuangan untuk memperbaiki hidupnya, atas dasar kemampuan sendiri yang dipersatukan.20

19Dahlan Djazh, Op.cit, hlm. 16.

20Ibid, hlm. 16.

Secara faktor, timbulnya koperasi itu terutama disebabkan antara lain karena dalam mencukupi kebutuhan hidup, karena terjadi perbedaan penghasilan untuk menunjang hidup.

(32)

. Selain itu terjadi persaingan yang ketat dalam bidang ekonomi,ketidakpuasan kerja dan lain –

lain kesukaran ekonomi,yangmengakibatkan timbulnya naluri untuk saling bersama- sama bersatu untuk dapat mencari jalan keluar mengatasinya di antara orang – orang yang sama – sama senasib.Ini seklaigus menunjukkan pula kepasa kita bahwa selain sifat sosial dan sifat kebersamaan, motif ekonomi merupakan motif utama di dalam berkoperasi. Sehingga tidaklah naif jika kita memandang bahwa koperasi itu harus dikelola berdasarkan prinsip – prinsip ekonomi yang murni dalam menjalankan fungsinya sebagai badan usaha yang eksis di era globalisasi ekonomi sekarang ini. Oleh karena itu, organisasi badan usaha koperasi tidak berbeda dalam menjalankan fungsinya dan kedudukannya dengan badan – badan usaha lain dalam hal menerapkan prinsip – prinsip ekonomi secara murni dalam menjalankan fungsi sosialnya secara modern.21

Koperasi muncul sebagai gerakan membela diri ( defensive reflex ) akibat dominasi sosial dan eksploitasin bidang ekonomi. Sejarah koperasi di seluruh dunia berawal dari masalah kemiskinan yang tidak dapat dipecahkan, koperasi lahir sebagai alat untuk memperbaiki kepincangan dan kelemahan dari perekonomian yang kapitalisme.Koperasi digerakkan oleh kaum miskin, petani miskin dan tukang miskin. Mereka terpesona oleh cita – cita koperasi yang dilukiskan oleh orang – orang pandai, yang akan membawa kemakmuran bagi mereka, tetapi mereka sadar bahwa pembangunan koperasi itu tidak akan dapat dinanti – nantikan. Mereka

(33)

bulatkan tekad untuk memulainya sendiri dengan mengumpulkan uang pokok sedikit demi sedikit.Apabila modal pokok awalnya sangat kecil tetapi cukup untuk memulai usaha bersama dengan skala kecil, maka rasa bersatu yang sudah berpadu tadi, memberi merka keberanian untuk bertindak.22

2. Sejarah Koperasi Indonesia

Pada nyatanya masyarakat luas cenderung untuk memilih koperasi sebagai suatu cara yang demokratis untuk melenyapkan kekuasaan kapitalisme yang menindas itu. Bahkan sekarang koperasi tumbuh subur di negara – negara yang dikenal menganut sistem kapitalisme.Karena ternyata bahwa kopersasi kemudian menjadi organisasi penyeimbang yang dapat melenyapkan keburukan – keburukan sitem kapitalisme itu sendiri.

Di Indonesia koperasi telah dikenal lebih dari setengah abad yang lalu, dan pastinya koperasi yang berdiri pada saat itu telah mengalami pasang surut dalam kehidupannya. Cita – cita untuk mendirikan koperasi telah lama terkandung dalam pikiran bangsa Indonesia. Koperasi pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Raden Aria Wiraatmaja, seorang Patrih di Purwokerto dengan pegawai agar tidak terjerat oleh rentenir pada tahun 1986. Dia mendirikan koperasi yang bergerak di bidang simpan pinjam. Hal ini menyebabkan koperasi pada saat ini berjatuhan karena tidak mendapat izin koperasi dari Belanda. 23

Untuk memodali koperasi simpan pinjam tersebut disamping banyak menggunakan uangnya sendiri, beliau juga menggunakan uang kas mesjid

22Zurkarnain Lubis, Koperasi Untuk Ekonomi Rakyat , Citapustaka Media Perintis, Bandung : 2008, hlm 1.

23.Ibid.

(34)

yang dipegangnya, namun setelah mengetahui hal tersebut tidak boleh, maka uang kas tersebut dikembalikan secara utuh pada posisi yang sebenarnya. Kegiatan Raden Aria Wiraatmaja dikembangkan lebih lanjut oleh De Wolf Van Westerrode asisten Residen Wilayah Purwokerto di Banyumas. Ketika cuti ke Eropa dipejarinya cara kerja koperasi yang dirintis oleh Raiffesisen dan Schulze – Delitzsch di Jerman. Setelah kembali dari cuti, ia mengembangkan koperasi simpan pinjam yang telah dirintis oleh Raden Aria Wiriatmaja.24

Badan usaha yang dibentuk adalah Bank Penolong dan Tabungan ( Hulp en Spaarbank ). Koperasi yang pada awalnya hanya diperuntukkan bagi pegawai rendahan kemudian berkembang kearah koperasi untuk sektor pertanian ( Hulpspar en Landboucrediet Bank ). Pasa zaman Belanda perekonomian Indonesia mengalami kemerosotan, terutama ekonomi dari penduduk pribumi. Hal ini bisa dikaitkan dengan penggolongan dan diskriminasi penduduk Indonesia kedalam penduduk golongan Eropa dan Timur Asing ( India, Cina) disatu pihak dengan penduduk pribumi dipihak lain. Dalam keadaan diperlakukan secara berbeda maka muncul gerakan olitik seperti Boedi Otomo (1908), Syarekat dagang Islam (1911), Muhammadiyah (1912), Partai Nasional Indonesia (1927) yang mencoba menggerakkan semangat nasionalisme. Sejalan dengan itu lalu muncul gerakan koperasi, misalnya dengan munculnya keputusan raja Tanggal 7 April 1916 berkaitan dengan berlakunya peraturan mengenai koperasi (Veroederning op de Cooperatieve Vereeniging ) yang berlaku baik bagi

(35)

penduduk Eropa, Timur Asing maupun pribumi. Namun demikian peraturan itu hanya diperuntukkan bagi orang – orang Belanda dan Cina. Hal ini mengingat dalam pendiriannya koperasi disyaratkan beberapa hal yang tidak bisa dipenuhi oleh penduduk pribumi yaitu:

a. Akta pendirian harus dibuat dengan perantara notaris yang tentu saja memerlukan biaya yang tidak sedikit;

b. Biaya materai sekurang – kurangnya 50 gulden, dan

c. Hak atas tanah harus diatur menurut aturan hukum Eropa.

Karena peraturan itu tidak jalan akhirnya dilakukan revisi (1927) sehingga tidak terlalu menyulitkan penduduk pribumi untuk mendirikan koperasi.

Selanjutnya, Boedi Oetomo yang didirikan pada tahun 1908 menganjurkan berdirinya koperasi untuk keperluan rumah tangga. Demikian pula Serikat Islam yang didirikan tahun 1911 juga mengembangkan koperasi yang bergerak di bidang keperluan sehari – hari dengan cara membuka toko koperasi. Perkembangan yang pesat di bidang perkoperasian di Indonesia yang menyatu dengan kekuatan sosial dan politik menimbulkan kecurigaan Pemerintah Hindia Belanda. Oleh karenanya pemerintah Hindia Belanda ingin mengaturnya tetapi dalam kenyataan lebih cenderung menjadi suatu penghalang atau penghambat perkembangan koperasi. Dalam hubungan ini pada tahun 1915 diterbitkan Ketetapan Raja No. 431 yang berisi antara lain :

a. Akte pendirian koperasi dibuat secara notariil;

b. Akte pendirian harus dibuat dalam bahasa Belanda;

(36)

c. Harus mendapat ijin dari Gubernur Jenderal;

d. Biaya material sebesar 50 gulden;

Pada akhir tahun 1930, didirikan Jawatan koperasi yang dipimpin oleh J.H. Boeke, dengan tugas :

a. Memberikan penerangan kepada pengusaha – pengusaha Indonesia mengenai seluk beluk perdagangan;

b. Dalam rangka peraturan Kepmenkop / UKM/ Np. 91 / Kep / M.KUKM / IX / 2004 pemeriksaan terhadap koperasi – koperasi , serta memberikan penerangannya;

c. Memberikan keterangan – keterangan tentang perdagangan pengangkutan, cara – cara perkreditan dan hal ihwal lainnya yang menyangkut perusahaan – perusahaan;

d. Penerangan tentang organisasi perusahaan;

e. Menyiapkan tindakan – tindakan hukum bagi pengusaha Indonesia.

Adapun kesulitan dalam hal pembentukan koperasi pada zaman Belanda dikarenakan :

a. Belum adanya instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan penerangan dan penyuluhan koperasi.

b. Belum adanya Undang – Undang yang mengatur kehidupan koperasi.

c. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu – ragu menganjurkan

(37)

d. koperasi karena pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu.25

B. PENGERTIAN KOPERASI

Koperasi berasal dari bahasa latin yaitu cum yang berarti dengan dan aprerari yang berarti bekerja. Dua kata ini dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah co dan operation, yang dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah cooperative veregining yang berarti bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu untuk mrningkatkan kesejahteraan bersama.26

Secara etimologi koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu cooperation (co: bersama dan operation: kerja) yang artinya bekerja sama. Sedangkan secara terminologi, koperasi ialah suatu perkumpulan atau organisasi yang beranggotakan badan hukum atau orang-orang yang bekerja sama dengan penuh kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan anggota atas dasar sukarela secara kekeluargaan.27

25http://id .wikipedia.org.wiki/Koperasi diakses pada tanggal 4 Agustus 2018 pukul 13.59 WIB.

26R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Op.Cit, hlm 1.

27 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalah), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 161.

Kata Cooperation kemudian diangkat mejadi istilah sekonomi sebagai koperasi yang dilakukan menjadi suatu bahasa bahasa ekonomi yang dikenal dengan istilah koperasi, yang berarti organisasi ekonomi dengan keanggotaan yang sifatnya sukarela. Oleh karena itu koperasi dapat didefenisikan sebagai berikut :

(38)

“Koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi yang beranggotakan oramg – orang atau badan – badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota menurut peraturan yang ada dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.28

1. Koperasi bukan suatu organisasi perkumpulan modal (akumulasi modal), tetapi perkumpulan orang – orang yang berasaskan sosial, kebersamaan bekerja dan bertanggung jawab;

Dari defenisi tersebut, maka dapatlah dilihat adanya unsur – unsur koperasi sebagai berikut :

2. Keanggotaan koperasi tidak mengenal adanya paksaan apapun dan oleh siapapun, bersifat sukarela, netral terhadap aliran , isme dan agama;

3. Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan cara bekerjasama dan kekeluargaan;

Koperasi adalah suatu bentuk kerjasama dalam lapangan perekonomian.

Kerjasama ini karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup mereka. Orang – orang ini bersama – sama mengusahakan kebutuhan sehari – hari, kebutuhan yang bertalian dengan perusahaan ataupun rumah tangga mereka. Untuk mencapai tujuan diperlukan adanya kerjasama yang akan berlangsung terus. Oleh sebab itu dibentuklah suatu perkumpulan sebagai bentuk kerjasama itu. 29

Ada beberapa pengertian tentang koperasi diantara lainnya :

(39)

Menurut Bapak Margono Djojohadikusumo dalam bukunya yang berjudul

“10 Tahun Koperasi” 1942, mengatakan bahwa:

“Koperasi ialah perkumpulan manusia seorang – seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekononinya”.

Sedangkan dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang – Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian :

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang – seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.”

Prof. R.S. Soeriaatmadja, dalam kuliahnya pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia memberikan defenisi koperasi sebagai berikut :

“Koperasi adalah suatu perkumpulan dari orang – orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politij secara sukarela masuk, untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaab atas tanggungan bersama”.

Pengertian Koperasi menurut G. Kartasapoetra mengatakan sebagai berikut :

“Koperasi adalah suatau badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka ynag umunya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan sesuatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan para anggotanya”.30

30 G. Kartasapoetraet al, Koperasi Indonesia Yang Berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945, Rineka Cipta, Jakarta,1991, hlm 1.

(40)

Menurut Mohammad Hatta, mengemukakan pendapatnya tentang pengetian koperasi sebagai berikut :

“ Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong - menolong.”

Frank Robotka, dalam tulisannya berjudul A Theory of Cooperative mengemukakan pendapatnya tentang pengertian koperasi sebagai berikut :

“ Koperasi adalah suatu bentuk badan usaha atau persekutuan ekonomi, yakni suatu perkumpulan yang anggota – anggotanya adalah para langganannya ( patrons ),. Koperasi diorganisasikan oleh mereka dan pada dasarnya dimiliki dan diawai oleh para anggota dan bekerja untuk kemanfaatan mereka. “

A . Chaniago, mengemukakan pendapatnya tentang pengertian koperasi sebagai berikut :

“ Koperasi adalah sebagai perkumpulan yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum yang memberi kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.”

Organisasi Buruh Sedunia ( International Labor Organization/ ILO ), mengemukakan penjelasan koperasi sebagai berikut :

“ Koperasi adalah asosiasi orang – orang. Biasanya orang yang jumlahnya terbatas, yang dengan sukarela bergabung bersama untuk memperoleh keuntungan ekonomibersama melalui pembentukan organisasi bisnis yang

(41)

secara merata dan menerima risiko dan keuntungan yang adil dari usaha bisnis itu.”

Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, artinya koperasi dalam kegiatannya turut mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang – orang yang menjadi anggota perkumpulan sendiri maupun untuk masyarakat di sekitarnya. Koperasi sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para anggotanya. Usaha ini disebut juga usaha atau kegiatan ekonomi. Memang hampir semua koperasi pada dasarnya selalu melakukan kegiatan di bidang ekonomi. Kegiatan ini meliputi usaha dibidang produksi, konsumsi, distribusi barang – barang dan usaha pemberian jasa – jasa. Karena koperasi adalah milik bersama yang perlu dijaga dan diawasi sendiri oleh para anggotanya menurut cara – cara yang demokratis, maka koperasi juga disebut perkumpulan orang – orang yang direncanakan , diselenggarakan, dan diawasi secra demokratis. Disinilah tampil makna yang sebenarnya bahwa koperasi asalah usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Seluruh anggota koperasi merupakan satu keluarga yang mempunyai tujuan untuk memajukan kepentingan bersama dari para anggota.31

31Ibid, hlm 14.

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945 dengan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

(42)

Dalam perjalanan sejarah sampai dengan sekarang, pengertian koperasi telah berkembang yang dapat disoroti dari berbagai aspek, yaitu :

1. Sebagai organisasi ekonomi sebagaimana juga pelaku – pelaku ekonomi yang lain harus memperhitungkan produktivitas, efisiensi serta efektifitas.

2. Koperasi sebagai suatu gerakan yang mempersatukan kepentingan yang sama guna diperjuangkannya secara bersama – sama secara serempak dan lebih baik, sehingga dimungkinkannya ditempatkan semacam perwakilan.

3. Segi sosial dan moral yang dianggap mewarnai kehidupan koperasi yang di dalam kegiatannya harus mempertimbangkan norma – norma social ataupun moral yang berlaku dimana koperasi melakukan kegiatannya.

4. Sementara pihak ingin mengembangkan koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, dimana pandangan yag dilandasi oleh semangat cooperativisme.

5. Di dalam suatau kajian ilmiah, koperasi telah dikembangkan pula sebagai suatu ilmu yang dilandasi atas filsafat dan tujuan ilmu pengetahuan.

C. LANDASAN, ASAS DAN TUJUAN KOPERASI

Koperasi timbul dan berkembang hampir di seluruh negara di dunia.

Ternyata bahwa koperasi ini timbul dan tegak berdiri sendiri di atas suatu

(43)

koperasi untuk tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang melaksankan usaha – usahanya mencapai tujuan dan cita – citanya. Menurut Pasal 2 Undang – Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menyatakan, koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945 serta berlandaskan atas asas kekeluargaan.32

1. Cita – cita (idealisme) falsafah hidup dan moral serta budi luhur daripada bangsa. Unsur ini lazimnya disebut sebagai landasan cita – cita atau landasan idiil koperasi.

Landasan koperasi itu pada umumnya terdiri dari tiga unsur yang menyatu dan melekat erat satu sama lain dengan bekerja ibarat campuran besi, koral dan semen yang mewujudkan sebagai landasan fondasi kokoh suatu bangunan. Unsur itu ialah :

2. Ketentuan – ketentuan atau tata tertib dasar yang mengatur terselenggaranya falsafah hidup dan moral sesuatu bangsa, yaitu landasan struktural koperasi.

3. Rasa dan karsa untuk hidup tolong – menolong atas sesame manusia (self help) berdasar ketinggian budi dan harga diri sebagai manusia pribadi, yaitu landasan mental koperasi.

Inilah landasan – landasan universal yang timbul dari tumbuhnya koperasi di mana – mana, di berbagai bangsa di seluruh dunia.Tanpa ketiga unsur itu sebagai landasannya tak mungkin koperasi dapat berdiri. Indonesia pun mengenal adanya landasan koperasi dengan ketiga unsur ialah :

1. Landasan idiil Koperasi Indonesia ialah Pancasila

32Suhardi dkk, Hukum Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia, Akademia, Jakarta : 2012, hlm 25.

(44)

Rakyat Indonesia yang berusaha dengan mempersatukan diri untuk mencapai kepentingan – kepentingan ekonomi bersama melalui suatu pembentukan organisasi koperasi tentu harus berpikir dan bertekad berlandaskan Pancasila sebaga falsafah hidup moral bangsa Indonesia.

Karena Pancasila merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia yang bersatu dan berusaha dalam wadah koperasi, maka sila – sila dalam Pancasila akan menjadi dasar koperasi itu sendiri. Berdasarkan ini pula maka Pancasila selamanya akan merupakan aspirasi dalam berpikir, berbuat dan bertindak bagi orang – orang yang bersatu dalam koperasi. Semua tingkah laku atau perbuatan oleh koperasi yang berlandaskan falsafah Pancasila merupakan wujud koperasi dan pengalaman falsafah Pancasila sebagai falsafah negara dan bangsa Indonesia sendiri.

2. Landasan Strukturil dan Gerak Koperasi Indonesia ialah Undang – Undang Dasar 1945

Undang – Undang Dasar 1945 merupakan ketentuan atau tata tertib dasar yang mengatur terselenggaranya falsafah hidup dan moral cita – cita suatu bangsa. Dalam kehidupan rakyat Indonesia salah satu bagian yang terpenting ialah kehidupan ekonomi yakni segala kegiatan dan usaha untuk mengatur dan mencapai atau memenuhi kebutuhan dan keperluan hidup.

Segala kegiatan dan usaha ini diatur juga dalam Undang – Undang Dasar 1945 yang ditemukan pada Pasal 33 ayat 1 yang berbunyi :

“ Perekonomian disusun sebagai usaha bersama – sama berdasar atas asas kekeluargaan.”

(45)

Pasal 33 ini pada dasarnya mengatur peri kehidupan ekonomi bangsa Indonesia dalam kegiatan ekonominya berdasarkan demokrasi ekonomi, yakni usaha dan kegiatan ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan yang dikeluarkan oleh semua untuk semua. Kegiatan ekonomi dengan demikian merupakan kegiatan untuk mencapai kepentingan ekonomi pimpinan dan pengawasan secara demokratis oleh warga atau anggota – anggota masyarakat sendiri. Tujuannya adalah mencapai kemakmuran masyarakat.

Sebab itulah maka perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Bentuk usaha dan bentuk organisasi yang melakukan kegiatan sesuai dengan itu ialah koperasi. Dalam hal ini koperasi merupakan realisasi atau perwujudan ketentuan Undang – Undang Dasar Pasal 33 ayat 1. Oleh karena itu mudah dipahami bahwa secara logis landasan strukturil koperasi adalah Undang – Undang Dasar 1945.

3. Landasan Mental Koperasi Indonesis adalah Setia Kawan dan Kesadaran Berpribadi

Kehendak untuk bersatu, bekerja sama dan tolong - menolong atas.sesamanya dalam koperasi bertolak demi rasa setia kawan. Rasa setia kawan telah ada dalam masyarakat Indonesia sebagai sifat asli bangsa Indonesia.Sifat – sifat ini mewujudkan dirinya dalam bentuk perbuatan dan tingkah laku nyata sebagai yang dikenal dengan gotong – royong. Namun landasan setia kawan saja tidak cukup kuat karena ia hanya akan menciptakan ikatan persekutuan yang kurang dinamis. Hal ini tentu tidak cukup kuat dan mampu untuk mendorong kemajuan. Oleh karena itu, maka rasa setia kawan itu harus disertai dengan satu unsur yang penting lagi yakni

(46)

kesadaran akan harga diri berpribadi. Kesadaran ini sebagai pangkal tolak yang penting pula peranannya agar manusia mampun menolong dirinya sendiri. Inilah alasan utamanya mengapa koperasi menjadikan setia kawan dan kesadaran berpribadi sebagai landasan mentalnya. Dalam koperasi setia kawan dan kesadaran berpribadi harus saling memperkuat satu sama lain, sabagai 2 (dua) unsur yang dorong – mendorong, hidup menghidupi dan awas – mengawasi.33

D. FUNGSI, PERAN DAN TUJUAN KOPERASI

Asas bisa diartikan merupakan sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir. Dalam Pasal 2 Undang – Undang No. 25 Tahun 1992 ditegaskan bahwa asas koperasi adalah kekeluargaan. Apabila suasana kekeluargaan tidak dijadika asas usaha maka suasana kekeluargaan itu hanya semu dan bersifat sementara, bahkan justru biss berubah menjadi sarana eksploitasi.

Dalam hal ini koperasi memberikan konsep yang berbeda sama sekali.

Kekeluargaan tidak hanya dijadikan sebagai unsur yang bisa dimasukkan dalam usaha. Lebih jauh dari itu ia dijadikan sebagai asas dari usaha bersama yang disebut koperasi. Secara struktural koperasi menciptakan aturan yang mencerminkan pengertian kekeluargaan.

Pasal 4 Undang – Undang No. 25 Tahun 1992, menguraikan fungsi dan peran koperasi Indonesia sebagai berikut :

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pads khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;

(47)

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat;

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya;

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.34

Fungsi dan peranan tersebut diatas hanya dapat tercapai jika koperasi sendiri betul – betul melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip – prinsip koperasi. Untuk itu koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat dan sebagai sarana peningkatan kemajuan ekonomi rakyat, khususnya golongan ekonomi lemah harus semakin dikembangkan dan diperkuat dalam rangka menumbuhkan serta mengembangkan demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945, sebagai landasan bagi terwujudnya masyarakat berkeadilan dan berkemakmuran.

Oleh karena itu sanagat tepat jika dalam demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila ini ditegaskan bahwa perekonomian disusun sebagai dengan asas kekeluargaan ini adalah koperasi.Peranan koperasi Indonesia yang berdasarkan kekeluargaan harus semakin ditingkatkan, agar dapat mempertinggi taraf hidup para anggotanya dan masyarakat pada umumnya.Untuk itu kecerdasan masyarakat harus ditingkatkan sebagai upaya menuju kepada kesadaran untuk berkoperasi.

34Suhardi dkk,Ibid., hlm 29

(48)

Koperasi dianggap sebagai satu lembaga bisnis yang unik. Keunikan itu sering dikatitkan dengan prinsip – prinsip yang dimiliki yang tidak saja mendasarkan diri pada prinsip ekonomi melainkan juga kebersamaan. Para prinsip – prinsip koperasi maka akan didapatkan pemahaman yang menyeluruh tentang koperasi. Untuk itu dalam bagian ini akan dijelaskan makna dari prinsip dan selanjutnya dilihat prinsip semacam apa yang sebenarnya digunakan dalam menggerakkan koperasi.

Prinsip sering diartikan sebagai suatu aturan yang berlaku untuk mengarahkan perilaku, yang pada umumnya merupakan aturan fundamental atau bersifat komprehensif. Dengan prinsip itu maka perilaku para pelakunya harus dirujukkan dalam kondisi apapun.Kalau perilaku orang dalam kondisi apapun sudah tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan prinsip maka orang itu dianggap sudah tidak berperilaku sesuai dengan prinsip yang sudah dipakai.

Menurut Pasal 5 Undang – Undang No. 25 Tahun 1992 mengemukakan bahwa Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut :

1. Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka

Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi mengandung makna bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun.Sifat kesukarelaan juga mengandung makna bahwa seseorang menjadi anggota koperasi dapat mengundurkan diri dari koperasi sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam anggaran dasar.Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan dan diskriminasi dalam bentuk apapun.

(49)

Prinsip demokratis menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota.Para anggota itulah yang memegang dan melaksanakan kekuasaaan tertinggi.

3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing – masing anggota

Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak semata – mata berdasarkan modal yang disetor dalam koperasi tetapi juga berdasarkan pertimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi.Hal ini merupakan wujud dari nilai kekeluargaan dan keadilan.

4. Pemberian balas dan jasa yang terbatas modal

Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota dan bukan untuk sekedar mencari keuntungan.Oleh karena itu balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada anggota juga terbatas dan tidak didasarkan semata – mata atas besarnya modal yang diberikan.Terbatas dimaksudkan sebagai wajar, tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar.

5. Kemandirian

Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri, tanpa tergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri. Dalam kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang bertanggung jawab, otonomi, swadaya, berani mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri, dan kehendak untuk mengelola diri sendiri.35

35Ibid, hlm 31

(50)

Kongres ke – 100 ICA di Manchaster menetapkan ICA IdentityCooperativeStatement (IICS) yang selain memperbaharui, juga memantapkan prinsip – prinsip koperasi, sebagai berikut :

1. Sukarela dan Terbuka

Koperasi adalah organisasi sukarela, terbuka kepada semua orang untuk dapat menggunakan pelayanan yang diberikannya dan mau menerima tanggung jawab keanggotaanny, tanpa membeda – bedakan jenis kelamin, sosial, suku, plitik, atau agama.

2. Kontrol Anggota Demokratis

Koperasi adalah organisasi demokratis yang dikontrol oleh anggotanya, yang aktif berpartisipasi dalam merumuskan kebijakan dan membuat keputusan.

3. Partisipasi Ekonomi Anggota

Anggota berkontribusi secara adil dan pengawasan secara demokrasi atas modal koperasi.

4. Otonomi dan Independen

Koperasi adalah organisasi mandiri yang dikendalikan oleh anggota – anggotanya.Walaupun koperasi membuat perjanjian dengan organisasi lainnya termasuk pemerintah atau menambah modal dari sumber luar, koperasi harus tetap dikendalikan secara demokrasi oleh anggota dan mempertahankan otonomi koperasi.

5. Pendidikan, Pelatihan, dan Informasi

(51)

Koperasi menyediakan pendidikan dan pelatihan untuk anggota, wakil – wakil yang dipilih, manager, dan karyawan sehingga mereka dapat berkontribusi secara efektif untuk perkembangan.

6. Kerjasama Antar Koperasi

Koperasi melayani anggota – anggotanya dan memperkuat gerakan koperasi melalui kerjasama dengan struktur koperasi lokal, nasional, dan internasional.

7. Perhatian terhadap Komunitas

Koperasi bekerja untuk perkembangan yang berkesinambungan atas komunitasnya.36

Untuk lebih sederhana memahami prinsip – prinsip koperasi, berikut adalah Rochdale Principles.Rochdale adalah sebuah kota kecil di Inggris , dimana untuk pertama kalinya koperasi (konsumsi) didirikan. Dalam sejarah prinsip – prinsip koperasi Rochdale ini terkenal dengan namaThe Equitable Pioneerss of Rochdale, yang telah merupakan perintis jiwa koperasi. Prinsip –prinsip Rochdale tersebut adalah sebagai berikut:37

1. Masuk dan berhenti menjadi anggota atas dasar sukarela;

2. Seorang anggota mempunyai hak satu suara;

3. Netral terhadap agama dan aliran politik manapun juga;

4. Siapa saja dapat diterima sebagai anggota;

5. Pembelian dan penjualan secara tunai/ kontan;

6. Pembagian keuntungan menurut pembelian/ jasa anggota;

36Andjar Pacta W, Op.Cit, hlm. 23-25.

37Ibid, hlm. 25.

(52)

7. Penjualan disamakan dengan harga pasar setempat;

8. Kualitas ukuran dan timbangan harus dijamin;

9. Mengadakan pendidikan bagi anggota – anggotanya;

10. Pembagian keuntungan harus dicadangkan untuk memperbesar modal, sebagai dana untuk pendidikan.

E. JENIS – JENIS KOPERASI

Sebagaimana telah ditentukan dalam Garis – Garis Besar Haluan Negara bahwa koperasi harus diberi kesempatan berusaha seluas – luasnya dan perlu ditingkatkan pembinaanya, sehingga benar – benar mampu menunaikan peranan yang sesungguhnya dalam pembangunan. Untuk mengetahui koperasi tersebut bergerak dalam bidang usaha apa, maka itu perlu diketahui jenis – jenis koperasi tersebut. Dalam ketentuan Pasal 16 UU No. 25 Tahun 1992 dinyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Mengenai penjenisan koperasi ini, jika ditinjau berbagai sudut pendekatan maka dapatlah diuraikan seperti berikut :38

1. Berdasarkan pendekatan menurut lapangan usaha dan/ atau tempat tinggal para anggotanya, maka dikenal beberapa jenis koperasi antara lain:

a. Koperasi Desa

Koperasi Desa adalah koperasi yang anggota – anggotanya terdiri dari penduduk desa yang mempunyai kepentingan – kepentingan yang sama dalam hal koperasi dan menjalankan aneka

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Dari latar belakang tersebut di atas muncullah beberapa pertanyaan yaitu Bagaimana Etika dan tanggung jawab Bisnis PT TRAVEL Umroh dalam melaksanakan bisnis

Hal ini dapat dihindari dengan pola asuh gizi yang baik dengan cara asupan gizi balita selalu diperhatikan sehingga akan meningkatkan nilai angka kecukupan protein, sebaliknya

Inti Sari Sejarah Tingkatan 4 Kembali Apakah sebab kehidupan di bandar menjadi ciri penting dalam tamadun Mesir Purba.. Terdapat beberapa bandar penting dalam tamadun Mesir

hasil penggalian maupun data etnografi tembikar yang ditemukan dan diproduksi saat ini akan dapat dibandingkan. Dengan demikian akan dapat diketahui pula sejauh mana

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran sebagaimana pada Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 telah

Lawrence Kincaid (1981) komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada gilirannya

24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi pengawasan terhadap perilaku Hakim Konstitusi terjadi perubahan khususnya yang terkait dengan unsur dan jumlah anggota Majelis