• Tidak ada hasil yang ditemukan

Format Tugas 8 (2)

N/A
N/A
Zumratul Aulia

Academic year: 2022

Membagikan "Format Tugas 8 (2)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas individu

Mata Kuliah : Perkembangan Kognitif Aud

Dosen Pengampu : Fitriani Dzulfadhilah, S. Psi., M. Psi., Psikolog

Tugas: Strategi Perkembangan Kognitif

OLEH

ZUMRATUL AULIA 210409502002

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2022

(2)

STRATEGI PERKEMBANGAN KOGNITIF A. Definisi Strategi Perkembangan Kognitif

Kamus Umum Bahasa Indonesia (2000:579) mengartikan kognisi dengan proses atau kegiatan memeroleh pengetahuan termasuk kesadaran, perasaan melalui pengalaman/penafsiran sendiri terhadap lingkungan. Selanjutnya, Kamus Lengkap Psikologi (2006:90) memaknai kognisi sebagai suatu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan. Kognisi dipertentangkan dengan konasi dan afeksi. Pengertian menurut kamus di atas menekankan kognisi sebagai suatu proses pengenalan individu untuk memperoleh pengetahuan tentang segala sesuatu.

Dalam praksis, kognisi (kognitif) seringkali disandingkan dengan istilah

‘intelek’. Secara leksikal intelek diartikan dengan kemampuan atau proses pemikiran yang lebih tinggi yang berkenan dengan pengetahuan; daya akal budi; kecerdasan berpikir (KBBI, 2000:437). Selanjutnya, Chaplin (Asrori, 2009:47-48) mengartikan intelek sebagai: (1) proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan mempertimbangkan; (2) kemampuan mental atau inteligensi. Selain itu, Shalahudin (Asrori, 2009: 48) memaknai intelek dengan akal budi atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakan hubungan-hubungan dari proses berpikir. Jika intelek dimaknai seperti di atas maka terdapat kesamaan dengan pengertian kognisi. Jadi kognisi merupakan proses memeroleh pengetahuan dengan menggunakan daya akal budi antara lain berupa mengingat, berpikir, menimbang, mengamati, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan memecahkan persoalan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan. Pada konteks ini, lingkungan dimaknai sebagai segala sesuatu baik yang bersifat ekternal maupun internal yang memberikan stimulus bagi individu untuk menggunakan daya kognitifnya guna memperoleh pengetahuan.

Selanjutnya, perkembangan dimaknai sebagai perubahan baik yang bersifat kuantitatif seperti penambahan berat dan tinggi badan maupun yang bersifat kualitatif seperti penambahan pengetahuan dan perbendaharaan kata. Jika perkembangan dimaknai demikian, maka perkembangan kognitif diartikan sebagai perubahan kualitatif di mana terjadi penambahan pengetahuan dalam diri seseorang. Contoh, seorang anak awalnya belum dapat menghitung jari-jari tangannya, namun ketika diberi stimulasi (dibelajarkan oleh gurunya) anak itu kemudian memiliki kemampuan untuk menghitung jari-jarinya. Selanjutnya, kemampuan menghitung jari-jari tangannya bertambah sehingga dapat menghitung benda-benda lain yang ada di sekitarnya. Perubahan kemampuan anak seperti inilah sebagai salah satu bentuk perkembangan kognitif. Jadi secara operasional, perkembangan kognitif menunjuk pada perkembangan cara anak berpikir

B. Teori Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

(3)

Untuk menjelasakn bagaimana proses perkembangan kognitif bekerja diperlukan teoriteori yang dapat menjelaskan perkembangan kognitif tersebut.

Diantara beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang perkembangan kognitif yaitu teori konstruktivis (Costructivist Theory). Ada dua tokoh utama dalam teori konstruktivis yaitu Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Kedua tokoh ini memberikan kontribusi besar dalam memberikan informasi mengenai perkembangan kognitif pada anak. Walaupun keduanya berada dibawah paradigma konstruktivis, tapi Piaget dan Vygotsky memiliki pendekatan yang unik. Jika Piaget menggunakan pendekatan konstruktivis kognitif (cognitive constructivist), maka Vygotsky menggunakan pendekatan kognitif social (social cognitive) atau pendekatan konstruktivis social (social constructivist).

Teori konstruktivis membahas tentang bagaimana pengetahuan anak terbentuk.

Pengetahuan anak terbentuk melalui interaksi anak dengan dengan lingkungan.

Anak terus berusaha mengeksplorasi lingkungan untuk mencari tahu kondisi lingkungan yang ada disekitarnya

a. Jean Piaget

Piaget memiliki keyakinan bahwa anak untuk membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak bukanlah objek pasif dalam menerima pengetahuan, anak sangat aktif dalam membangun pengetahuannya. Melalui interaksi anak dengan lingkungannya mereka terus memperbaiki struktur mental yang dimilikinya sehingga tercipta struktur mental yang kompleks

Ada tiga konsep yang digunakan oleh Piaget dalam mendeskripsikan proses kognitif anak terbentuk yaitu asimilasi (assimilation), akomodasi (accommodation), dan ekuilibrium (equilibrium) (Brewer, 2007, p. 14).

Santrock (2010: 172-173) mendeskripsikan aspek-aspek yang terlibat dalam proses terbentuknya kognitif pada anak yaitu skema (schemes), asimiliasi (assimilation), akomodasi (accommodation), organisasi (organization) dan ekuilibrium (equilibrium).

b. Lev Vygotsky

Tidak seperti Piaget yang beranggapan bahwa anak secara individual aktif mengkonsturk pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya.

Piaget lebih menekannya interaksi anak dengan lingkungan fisik. Sedikit berbeda dengan Piaget, Vygotsky beranggapan bahwa anak mengkonstruk pengetahuannya dalam sebuah kontek social. Anak mengkonstruk secara aktif pengetahuanya secara mandiri dalam konteks interaksi dengan pengasuh, keluarga atau komunitas dan masyarakat (Brewer, 2007, p. 15)

C. Tahapan-Tahapan Perkembangan kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Pada tahap perkembangan kognitif anak usia dini 2-3 tahun yaitu :

a. Melihat dan menyentuh benda yang ditunjukkan oleh orang lain

(4)

b. Menyebut bagian-bagian suatu gambar seperti gambar wajah orang, mobil, binatang dan sebagainya

c. Mengenal bagian-bagian tubuh (lima bagian)

d. Memahami konsep ukuean (besar-kecil, panjang-pendek) e. Mengenal tiga macam bentuk

f. Mulai mengenal pola

g. Memahami simbol angka dan maknanya

Pada tahap perkembangan kognitif anak usia dini 3-4 tahun yaitu : a. Paham jika ada pola yang hilang

b. Menyebut berbagai macam makanan dan rasanya c. Menyebut berbagai macam kegunaan pada benda d. Menyebut persamaan antara dua benda

e. Memahami perbedaan antara dua hal

Pada tahap perkembangan kognitif anak usia dini 4-5 tahun yaitu : a. Mengenal benda berdasarkan fungsi

b. Menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolik c. Mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari d. Mengetahui konsep banyak dan sedikit

e. Mengkreasikan sesuai idenya sendiri terkait berbagai pemecahan masalah f. Mengamati benda dan gejala dengan rasa ingin tahu

g. Mengenal pola kegiatan dan menyadari pentingnya waktu h. Memahami posisi kedukukan

i. Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi, warna, bentuk, atau ukuran j. Mengenal gejala sebab-akibat

k. Mengklasifikasikan benda antara kelompok yang sama, sejenis atau berpasanagan

l. Mengenal pola m. Mengurutkan benda n. Membilang banyak benda o. Mengenal konsep bilangan p. Mengenal lambing bilangan q. Mengenal lambing huruf

Pada tahap perkembangan kognitif anak usia dini 5-6 tahun yaitu : a. Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran

b. Menunjukkan inisiatif dalam dalam memilih tema permainan c. Menyusun perencanaan kegiatan yang dilakukan

d. Mengenal sebab akibat tentang lingkungan

e. Mengkalsifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran

f. Mengklasifikasikan benda yang lebih banyak kedalam kelompok sejenis atau berpasangan

g. Mengenal pola ABCD-ABCD

h. Mengurutkan benda dari paling kecil ke paling besar atau sebaliknya

(5)

D. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini

Faktor utama yang berperan penting adalah faktor dan aspek yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini meliputi faktor genetik/hereditas, faktor lingkungan, kondisi kehamilan, komplikasi kelahiran, pemenuhan nutrisi, perawatan kesehatan, kerentanan terhadap penyakit, dan perilaku pemberian stimulus.

E. Studi Kasus Perkembangan Kemampuan Kognitif Anak

https://www.youtube.com/watch?

v=4IlFqMimApw&list=PLMd2UgnM7gpQRQOw644YCdZttYGN87owE&in dex=1

F. Analisis Studi Kasus sesuai dengan Essai

Pada studi kasus perkembangan kognitif anak yaitu :

- Pada usia 2-3 tahun menggunakan pembelajaran bercerita dengan tema tubuhku yang bertujuan supaya anak dapat mengenal bagian-bagian tubuh dengan anak diajak menebak bagian-bagian tubuh seperti mata, telinga, hidung, mulut, tangan, dan kaki

- Pada usia 3-4 tahun melakukan pembelajaran stimulasi perkembangan kognitif anak usia dini dengan menggunakan menara donat dan gambar (cabe dan apel) yang bertujuan untuk memahami,mengetahui persamaan serta perbedaannya antara susunan-susunan menara donat seperti kecil, sedang dan besar, menyebutkan benda pada gambar, menyebutkan persamaan, menyebutkan kelompok

- Pada usia 4-5 tahun melakukan pembelajaran dengan menggunakan pensil, penghapus, dan gunting yang bertujuan untuk mengetahui kegunaanya - Pada usia 5-6 tahun melakukan pembelajaran dengan menggunakan pola

seperti lingkaran, segiempat, persegi panjang dan segitiga yang bertujuan untuk mengelompokkan bentuk yang sejenis, menyusun pola sesuai warna, dan mengelompokkan sesuai ukuran.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H., dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed. ke-3. Jakarta: Balai Pustaka

Asrori, M.H. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Brewer, J. (2007). Introduction to early childhood education preschool primary grades sixth edition. New York: Pearson.

Santrock, J. (2010). Child Development (Thirteeth Editiona). New York:

McGrawHill.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

kepada anak tersebut. Berdasarkan hasil wawancara bapak “WD” mendidik anak dengan kebebasan, dimana anak bebas melakukan apapun tanpa batasan dari orang tua, dimana semua

Berdasarkan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai budaya dalam cerita rakyat Keling-Kumang masyarakat Dayak Kantuk Kecamatan Empanang Kabupaten

a) Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan menjadi subjek penelitian.. b) Membuat perangkat

Hasil dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa motivasi karir, motivasi ekonomi, motivasi kualitas, persepsi, dan lama pendidikan secara signifikan berpengaruh terhadap

mengetahui konsep kosmologi masyarakat Masyarakat Adat Kasepuhan Ciptagelar dalam rumah adatnya serta mengungkapkan wujud nilai-nilai kosmologi pada bangunan rumah

• Bela negara dapat dilakukan fsik melalui militer dan non fsik atau nirmiliter baik dari dalam maupun luar negeri, dan setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta

ditujukan untuk anak yatim dan kurang mampu di lingkungan Integrated Community Development (ICD). d) Pelatihan Bagi Guru ; merupakan program peningkatan kualitas skill

Bahan makanan yang ditetesi dengan reagen biuret dan mengocoknya, berubah warna menjadiungu, maka bahan makanan tersebut mengandung protein.bahan makanan yang didenan