• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri kelas 8 se-Kecamatan Sragen, di Kabupaten Sragen. Pemilihan lokasi ini di dasarkan pada pertimbangan berikut:

a. SMP Negeri se-Kecamatan Sragen ada pendidikan Sejarah yang mana sekarang disatukan menjadi IPS Terpadu;

b. Selain itu terkait dengan variabel dalam penelitian ini, Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia, Sikap Nasionalisme dan Kesadaran Sejarah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kajian kesejarahan, sehingga peneliti berasumsi bahwa SMP Negeri se-Kecamatan Sragen kelas 8 merupakan subjek penelitian yang sesuai dengan variabel penelitian tersebut;

c. Peneliti berasumsi bahwa siswa SMP Negeri se-Kecamatan Sragen kelas 8 memiliki kapasitas dan kesesuaian dalam penelitian ini.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015, yaitu pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni tahun 2015. Adapun rencana tahapan pelaksanaan penelitian sebagai berikut :

41 commit to user

(2)

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

N

o Kegiatan

Tahun 2015 Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan

Proposal x x x x

2 Pengkajian dan

Penyusunan Teori x x x x

3 Penyusunan

Instrumen x x x x

4

Uji Coba Instrumen dan Analisis Uji Coba

x x x x

5 Pengumpulan Data

Penelitian x x x x x x x x

6 Analisis Data

Penelitian x x x x x x

7 Penyusunan

Laporan Final x x x x

B. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex- postfacto. Metode ex-postfacto digunakan dalam penelitian dimana variabel- variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat (Kerlinger dalam Sukardi, 2005:165), dan kondisi dimasa peneliti tidak melakukan manipulasi dan mengontrol variabel bebas seperti dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian korelasi ex-postfacto bertujuan untuk mencari apakah terdapat hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih dalam koefisien korelasi.

Sesuai dengan metode yang digunakan, desain penelitian dalam penelitian ini adalah desain penelitian korelasional. Adapun tujuan penelitian korelasional seperti di atas adalah untuk mendeteksi sejauh mana hubungancommit to user

(3)

X1

X2

Y

antar variabel dalam subjek yang menjadi perhatian peneliti (Sukardi, 2005:166)

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang menggambarkan hubungan antar variabel digambarkan pada desain penelitian korelasi berikut ini :

r1

R

r2

Gambar 2 : Desain Penelitian Korelasi (Sugiyono, 2012:44) Keterangan :

X1 : Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia X2 : Sikap Nasionalisme

Y : Kesadaran Sejarah

r

1 : hubungan antara Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia dengan Kesadaran Sejarah

r

2 : hubungan antara Sikap Nasionalisme dengan Kesadaran Sejarah

r

3 : hubungan antara Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia dan Sikap Nasionalisme secara bersama-sama dengan Kesadaran Sejarah

C. Populasi, Sampel dan Teknik pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah dimana peneliti mengambil generalisasi yang tercakup obyek atau subyek yang kualitas dan karakteristiknya telah ditetapkan peneliti untuk dikaji dan ditarik

commit to user

(4)

kesimpulannya (Sugiyono, 2012:215). Sedangkan Kerlinger (dalam Donald Ary, 2011:193) menyatakan bahwa populasi dirumuskan sebagai semua anggota kelompok orang, fenomena/kejadian, atau obyek yang telah dirumuskan secara jelas. Populasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri se-Kecamatan Sragen yaitu SMP Negeri 3 Sragen kelas 8 dan SMP Negeri 4 Sragen kelas 8, Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester II di Kabupaten Sragen yang berjumlah 309 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti, dan sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri (Bailey,dalam Bambang Prasetyo, 2006:119).

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebagian dari siswa SMP Negeri se-Kecamatan Sragen yaitu SMP Negeri 3 Sragen kelas 8 dan SMP Negeri 4 Sragen kelas 8, di Kabupaten Sragen yang ditentukan melalui teknik pengambilan sampel.

Untuk penentuan ukuran sampel, dalam penelitian ini didasarkan dari tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan oleh Issac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar taraf kesalahan, maka semakin kecil ukuran sampel. Cara menentukan ukuran sampel seperti yang dikemukakan tersebut didasarkan pada asumsi bahwa populasi berdistribusi normal (Sugiyono,

commit to user

(5)

2012:86-88). Dari tabel penentuan jumlah sampel oleh Issac dan Michael tersebut, maka dalam penelitian ini didapat jumlah sampel 167 dari 309 jumlah populasi yang ada, dimana tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Penarikan sampel sangat diperlukan oleh peneliti, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu, ruang, biaya, dan upaya yang tidak memungkinkan dari peneliti untuk meneliti semua anggota populasi. Penarikan sampel memungkinkan peneliti untuk menyelidiki sebagian dari anggota populasi. Oleh karena itu anggota populasi yang akan dipilih sebagai sampel perlu diusahakan mewakili sifat-sifat dan karakteristik dari populasi atau bersifat representative (Ary, 2011:194).

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan stratified random sampling, yaitu sampel diambil dari populasi yang terlebih dahulu dikelompokkan dalam sub-populasi yang ada dalam populasi, dalam hal ini sub-populasi adalah siswa SMP Negeri 3 Sragen kelas 8 dan siswa SMP Negeri 4 Sragen kelas 8 Semester II. Kemudian sampel diambil secara acak, sehingga setiap anggota sub-populasi berpeluang menjadi anggota sampel akan tetapi tidak semua anggota populasi terpilih menjadi anggota sampel.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional commit to user

(6)

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini akan mengkaji 3 (tiga) variabel yaitu 2 (dua) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Variabel bebasnya adalah pemahaman sejarah nasional Indonesia (X1) dan Sikap Nasionalisme (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah Kesadaran Sejarah (Y).

2. Definisi Operasional

a. Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia

Pemahaman sejarah nasional Indonesia adalah kemampuan kognitifdalam memahami dan mengambil makna perjalanan panjang bangsa Indonesia di masa lampau sebagai rekaman kolektif bangsa yang berguna sebagai upaya penyadaran diri dan masyarakat agar menjadi manusia yang berkesadaran sejarah. Dalam penelitian ini Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia ini berdasarkan pada Standar Kompetensi : Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak kehidupan awal masyarakat di Indonesia hingga masa Reformasi serta ditunjukkan dengan seperangkat indicator yaitu : (1) Mendeskripsikan kehidupan masyarakat prasejarah di Nusantara; (2) Mendeskripsikan masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Budha di Nusantara; (3) Menjelaskan masuk dan berkembangnya pengaruh Islam di Nusantara; (4) Menganalisis masuknya bangsa Barat ke Nusantara; (5) Mendeskripsikan kolonisasi bangsa Barat dan munculnya perlawanan terhadap penjajah; (6) Menganalisis tumbuhcommit to user

(7)

dan berkembangnya semangat kebangsaan dan usaha pergerakan ke arah kemerdekaan; (7) Mendeskripsikan masa awal kemerdekaan dan era Orde Lama; (8) Mengidentifikasi perkembangan Indonesia di masa Orde Baru dan Reformasi.

b. Sikap Nasionalisme

Sikap nasionalisme adalah sikap dimana seseorang merasa mencintai dan memiliki bangsanya, tanah airnya secara sepenuhnya.

Sikap nasionalisme mengantarkan seseorang pada hakikat bangsanya, asal-usulnya, dan keinsyafan akan dimana sesungguhnya ia berdiri dan berpijak. Sikap Nasionalisme ini ditunjukkan dengan adanya : (1) Pengakuan dan penghargaan terhadap identitas bangsa Indonesia, seperti bendera, lambang Negara, lagu kebangsaan, budaya bangsa, serta ideology Negara; (2) Penerimaan terhadap prinsip-prinsip perbedaan dalam kehidupan seperti kebhinekaan, tidak mementingkan golongan, konsep Empat Pilar Kebangsaan; (3) Menentang segala bentuk ketidakadilan, imperialism dan kolonialisme; (4) Kerelaan berkorban untuk bangsa dan negaranya, kecintaan terhadap tanah airnya, berjiwa patriot dan cinta kebenaran, serta senantiasa mengamalkan Pancasila dan UUD 1945.

c. Kesadaran Sejarah

Kesadaran sejarah adalah bentuk penginsyafan dan penghayatan pada makna sejarah sehingga dapat berguna sebagai pedoman dalam menghadapi tantangan zaman di masa depan.

Kesadaran Sejarah ditunjukkan dengan indikator : (1) membuatcommit to user

(8)

catatan harian, otobiografi dan hal-hal yang berhubungan dengan asal- usul dan pribadinya; (2) membaca hikayat, cerita rakyat, dongeng; (3) menabung sebagai persiapan masa depan; (4) belajar dari keteladanan dan pengalaman; (5) ikut serta dalam pembangunan monumen peringatan peristiwa bersejarah; (6) pemeliharaan tempat suci dan bersejarah; (7) menyusun perencanaan untuk ke depan dan program kerja; (8) memelihara benda antik, kuno; (9) tidak memalsukan atau menghilangkan jejak; (10) dan memperingati hari kelahiran serta hari bersejarah.

E. Teknik Pengumpul Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui instrumen tes dan angket atau kuisioner. Tes digunakan untuk mengumpulkan data yang dengan berkait dengan data pemahaman sejarah.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ary Donald (2011:268) bahwa tes merupakan seperangkat rangsangan stimuli yang diberikan kepada seseorang untuk mengungkap jawaban-jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Dalam penelitian ini tes dilakukan secara sistematik dan mengacu kepada pendapat yang dikemukakan oleh Azwar (2012:3) bahwa (1) tes merupakan prosedur yang sistematik, dengan maksud aitem-aitem tes disusun menurut cara dan aturan tertentu, prosedur administrasi tes dan scoring terhadap hasil tes harus jelas dan spesifikasi terinci, setiap orang yang mengambil tes harus mendapat aitem-aitem tes yang sama dalam kondisi yang sebanding ; (2) tes berisi sampel perilaku; (3) tes mengukur perilaku.

commit to user

(9)

Sementara itu, angket digunakan untuk mendapatkan data tentang sikap nasionalisme dan kesadaran sejarah. Angket atau kuesioner merupakan sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada para subyek untuk mengungkap sejumlah informasi dari subyek. Angket yang disusun terdiri dari dua bagian yaitu butir angket valensi an butir angket faktual. Valensi adalah tingkatan dimana informasi dipandang mendukung keyakinan seseorang atau tidak. Jika ia mendukung keyakinan seseorang, dan sikap seseorang maka dipandang positif, demikian pula sebaliknya (Haruna, 2004:34).

Butir angket valensi menghasilkan data valensi, yaitu data yang didasarkan kepada opini atau pendapat yang dinyatakan dalam tingkat kesukaan, ketersetujuan atau ketidaksukaan, ketidaksetujuan, dan peristiwanya belum terjadi. Sedangkan butir angket faktual menghasilkan data faktual, yaitu data yang didasarkan kepada fakta atau keadaan yang sebenarnya dan cenderung peristiwanya benar-benar sudah terjadi kemudian dinyatakan dalam tingkatan aplikasi tindakan (Supriyoko, 1994:1).

Angket disusun dengan 5 (lima) opsi pilihan jawaban sesuai dengan skala Likert, yaitu sebagai berikut :

Butir Vakensi Butir Faktual

Skor Butir + Skor Butir - Skor Butir + Skor Butir - SS

S KS TS STS

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

SL SR JR P TP

5 4 3 2 1

1 2 3 4 commit to user 5

(10)

Kuesioner kemudian disusun dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1) Penyusunan instrumen harus sedemikian rupa sehingga mencerminkan mutu yang baik.

2) Mengusahakan kuesioner sesingkat mungkin, sehingga tidak banyak menyita waktu responden.

3) Penyusunan kalimat sedemikian rupa sehingga dapat dipahami oleh setiap responden.

4) Jawaban dalam kuesioner tidak bermakna ganda.

5) Menghindari prasangka yang mungkin akan mempengaruhi jawaban responden.

6) Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner hendaknya tidak menyesatkan karena asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan.

7) Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa jengah, curiga, atau permusuhan di pihak responden.

8) mengatur pertanyaan-pertanyaan menurut aturan psikologis yang benar.

9) Penyusunan pertanyaan sedemikian rupa sehingga jawabannya langsung ditabulasikan dan ditafsirkan.

10) Suatu tindak lanjut yang terencana perlu dipersiapkan apabila peneliti ingin mencapai persentase pengembalian kuesioner secara maksimum (Ary Donald, 2011:259-266).

commit to user

(11)

F. Instrumen Penelitian

Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang disebutkan di atas, dalam penelitian ini terdapat tiga jenis data yang dikumpulkan, yaitu (1) data tentang Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia, (2) data tentang Sikap Nasionalisme, (3) data tentang Kesadaran Sejarah. Oleh karena itu, terdapat tiga instrumen pula yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data tersebut, yaitu :

1. Tes Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia

Tes mengenai pemahaman sejarah ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami dan mengambil makna perjalanan panjang bangsa Indonesia di masa lampau sebagai rekaman kolektif bangsa Indonesia. Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia ini ditunjukkan dengan seperangkat indikator yaitu : (1) Menjelaskan kehidupan masyarakat prasejarah di Nusantara; (2) Mendiskripsikan masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Budha di Nusantara; (3) Mendiskripsikan masuk dan berkembangnya pengaruh Islam di Nusantara; (4) Menjelaskan masuknya bangsa Barat ke Nusantara; (5) Mendiskripsikan masa kolonisasi bangsa Barat dan munculnya perlawanan terhadap penjajah; (6) Mendiskripsikan tumbuh dan berkembangnya semangat kebangsaan dan usaha pergerakan kea rah kemerdekaan; (7) Menjelaskan masa awal kemerdekaan dan era Orde Lama; (8) Mengidentifikasikan perkembangan Indonesia di masa Orde Baru dan Reformasi.

commit to user

(12)

2. Angket Sikap Nasionalisme

Angket Sikap Nasionalisme ini digunakan untuk mengukur kecenderungan siswa dalam mencintai dan memiliki bangsanya, tanah airnya secara sepenuhnya. Pengukuran Sikap Nasionalisme ini ditunjukkan dengan indikator : (1) Pengakuan dan penghargaan terhadap identitas bangsa Indonesia, seperti bendera, lambang Negara, lagu kebangsaan, budaya bangsa, serta ideology Negara; (2) Penerimaan terhadap prinsip-prinsip perbedaan dalam kehidupan seperti kebhinekaan, tidak memntingkan golongan, konsep Empat Pilar Kebangsaan; (3) Menentang segala bentuk ketidakadilan, imperalisme dan kolonialisme; (4) Kerelaan berkorban untuk bangsa dan negaranya, kecintaan terhadap tanah airnya, berjiwa patriot dan cinta kebenaran, serta senantiasa mengamalkan Pancasila dan UUD 1945.

3. Angket Kesadaran Sejarah

Angket Kesadaran Sejarah ini digunakan untuk mengukur tingkat Kesadaran Sejarah siswa yang ditunjukkan dengan indikator : (1) Membuat catatan harian, otobiografi dan hal-hal yang berhubungan dengan asal-usul dan pribadinya; (2) Membaca hikayat, cerita rakyat, dongeng; (3) Menabung sebagai persiapan masa depan; (4) Belajar dari keteladanan dan pengalaman;

(5) Ikut seta dalam pembangunan monument peringatan peristiwa bersejarah;

(6) Pemeliharaan tempat suci dan bersejarah; (7) Menyusun perencanaan untuk ke depan dan program kerja; (8) Memelihara benda antic, kuno; (9) Tidak memalsukan atau menghilangkan jejak; (10) Memperingati hari kelahiran serta hari bersejarah.commit to user

(13)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen penelitian berupa tes (Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia), dan angket atau kuesioner (Sikap Nasionalisme dan Kesadaran Sejarah) perlu di ujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan realiabilitasnya. Sehingga nantinya alat ukur mampu mengukur apa yang semestinya diukur.

1. Tes Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia a. Uji Indeks Kesukaran Butir Soal

Pada analisis tingkat kesukaran, pengembang tes harus menentukan kapan suatu butir soal dipertahankan dalam suatu tes dari sisi tingkat kesukaran (Budiyono, 2011:30). Indeks kesukaran suatu butir soal merupakan rasio antara penjawab butir soal dengan benar dan banyaknya penjawab butir soal (Azwar, 2012:134). Indeks kesukaran butir soal dapat juga diperoleh melalui hitungan komputasi dengan Paket Program Analisis Butir Soal, yaitu Iteman versi 3.0 atau dengan cara manual melalui rumus mencari indeks kesukaran. Formulasi indeks kesukaran butir soal adalah sebagai berikut :

p = ni / N Keterangan :

p = Indeks kesukaran butir soal

ni = Banyaknya penjawab butir soal dengan benar N = Banyaknya penjawab butir soal (Azwar, 2012:134)

commit to user

(14)

b. Menentukan Indeks Daya Beda/Diskriminasi

Indeks daya beda atau diskriminasi butir soal adalah kemampuan soal dalam membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah (Azwar, 2012:137). Cara menghitung daya diskriminasi butir soal dapat menggunakan Program Analisis Butir Soal, yaitu Iteman versi 3.0, maupun dengan cara manual dengan rumus :

d = niT / NT – niR / NR

Keterangan :

d = Indeks daya beda butir soal

niT = Banyaknya penjawab butir soal dengan benar dari kelompok tinggi

NT = Banyaknya penjawab butir soal dari kelompok tinggi

niR = Banyaknya penjawab butir soal dengan benar dari kelompok rendah

NR = Banyaknya penjawab butir soal dari kelompok rendah (Azwar, 2012:138)

c. Uji Validitas Butir Soal Tes Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia Uji validitas instrumen penelitian dilakukan untuk mengecek kelayakan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan inferensi tertentu yang dapat dibuat berdasarkan skor hasil tes yang bersangkutan (Azwar, 2012:10). Dalam hal ini validitas instrumen tes diuji melalui hitungan komputasi dengan Paket Program Analisis Butir Soal, yaitu Iteman versi 3.0. Berdasarkan hasil uji validitas butir soal dengan Paket Program Analisis Butir Soal Iteman versi 3.0 dengan cara mengkonsultasikan diskriminasi tiap butir soal (d ; point biser) dengan Kriteria Evaluasi Indeks Diskriminasi menurut Ebel (dalam Azwar, 2012:140), maka dapatcommit to user

(15)

diketahui bahwa dari sejumlah 50 butir soal yang diujicobakan, 38 soal dinyatakan dapat digunakan (30 butir soal valid yaitu nomor 1, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 18, 20, 21, 22, 25, 29, 30, 31, 36, 38, 41, 43, 47, 48, 49, dan 8 butir soal perlu perbaikan yaitu nomor 9, 16, 26, 27, 32, 42, 46, 50), sedangkan sisanya sebanyak 12 butir soal dinyatakan tidak valid dan dibuang (nomor 2, 6, 11, 17, 23, 24, 28, 35, 39, 40, 44, 45).

(lampiran 2 hal. 123-134).

d. Uji Reliabilitas Instrumen Tes Pemahaman Sejarah

Reliabilitas merupakan tingkat konsistensi, keterandalan, keterpercayaan, kestabilan, keajegan dan sebagainya, maksudnya adalah sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya (Azwar,2012:7). Dalam penelitian ini untuk menguji reliabilitas instrumen tes digunakan formula KR-20 (Kuder Richardson) yaitu sebagai berikut :

KR−20= k

k−1 [ 1− Σpp(1− p) s

2

]

Keterangan :

k = Banyaknya butir soal p = Indeks kesukaran butir soal

s2 = Varians skor tes (X) (Azwar, 2012:187)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,916. pada umumnya, suatu instrumen dikatakan reliable apabila koefisien reliabilitasnya 0,70 atau lebih. Hal ini berarti bahwa hasil

commit to user

(16)

pengukuran yang mempunyai koefisien reliabilitas 0,70 atau lebih cukup baik nilai kemanfaatannya, dalam arti instrumen tersebut dapat dipakai untuk melakukan pengukuran (Budiyono, 2011:19). Oleh karena itu dapat diambil pengertian bahwa instrumen tes pemahaman sejarah nasional Indonesia dalam penelitian ini adalah reliable (lampiran 2 hal 123-134).

2. Angket Sikap Nasionalisme dan Kesadaran Sejarah

a. Uji Validitas Angket Sikap Nasionalisme dan Kesadaran Sejarah

Dalam hal ini validitas angket sikap nasionalisme dan kesadaran sejarah diuji melalui tiga tahap uji validitas yaitu uji validitas isi, validitas bertalian dengan kriteria dan validitas konstruk. Tujuan dari validitas isi adalah menilai apakah butir angket cukup mewakili apa yang ingin diukur dan ditetapkan tanpa menggunakan hitungan statistik, tetapi menurut analisis rasional terhadap isi angket yang penilaiannya didasarkan pada pertimbangan subjektif individual (Haryanto, 1994:44).

Uji validitas yang kedua adalah validitas bertalian dengan kriteria yaitu validitas konkurensi (concurrent validity). Validitas ini berkenaan dengan hubungan empiris antara skor angket dengan suatu kriteria yang diperoleh pada waktu yang bersamaan (Ary Donald, 2011:301).

Sedangkan untuk validitas yang ketiga yaitu validitas konstruk atau validitas bangun pengertian diperoleh dengan mencari indikator-indikator dari kesadaran sejarah dan sikap nasionalisme. Untuk validitas

commit to user

(17)

konkurensi dan validitas konstruk diuji dengan Paket Program Statistik PASW Statistic versi 18.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui uji coba instrumen angket, diketahui bahwa setiap faktor/indikator Sikap Nasionalisme memiliki construct yang kuat. Hal ini dilihat dari koefisien korelasi setiap faktor/indikator dengan skor total yang positif dan besarnya di atas 0,3 (rn > 0,3) (Sugiyono, 2012:126) (Lampiran 2 hal...).

Selanjutnya validitas setiap butir angket diketahui dengan mengkorelasikan antara skor tiap butir angket dengan skor total, dan dari 50 butir angket Sikap Nasionalisme yang diujicobakan, 29 diantaranya nomor 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 30, 31, 35, 36, 37, 41, 43, 47, 50 dinyatakan valid karena koefisien korelasi butir angket lebih besar dari 0,3 (rn > 0,3) dan sisanya butir angket nomor 1, 2, 4, 8, 15, 20, 25, 28, 29, 32, 33, 34, 38, 39, 40, 42, 44, 45, 48, 49 dinyatakan tidak valid karena koefisien korelasi butir angket kurang dari 0,3 (rn > 0,3) (Lampiran 2 hal 137-142). Kemudian validitas setiap butir angket diketahui dengan cara yang sama, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor tiap butir angket dengan skor total, dan dapat diketahui dari 60 butir angket, 33 dinyatakan valid yaitu nomor 1, 3, 4, 7, 10, 13, 15, 16, 19, 20, 21, 26, 27, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 39, 41, 42, 46, 47, 49, 50, 52, 53, 55, 56, 59, 60 karena koefisien korelasi butir angket lebih besar dari 0,3 (rn > 0,3) dan sisanya 27 butir angket dinyatakan tidak valid yaitu nomor 2, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 14, 18, 22, 23, 24,

commit to user

(18)

25, 28, 29, 36, 38, 40, 43, 44, 45, 48, 51, 54, 57, 58 karena koefisien korelasi butir angket kurang dari 0,3 (rn > 0,3). Dari ke-33 butir angket yang valid dilakukan pengecekan dan kesemuanya mewakili dari setiap indikator pengukuran variabel Kesadaran Sejarah (Lampiran 2 hal 145- 152).

b. Uji Realibilitas Angket Sikap Nasionalisme dan Kesadaran Sejarah Uji realibilitas angket sikap nasionalisme dan kesadaran sejarah menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu sebagai berikut :

r11=

(

(n−1)n

) (

1−Σpσσti2 2

)

Keterangan :

r11 = reabilitas yang dicari n = banyaknya butir soal

Σpσi2 = jumlah varians skor tiap-tiap butir soal σt2 = varians total (Arikunto, 2009:109)

Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh melalui Paket Program Statistik PASW Statistic versi 18 koefisien reliabilitas untuk angket Sikap Nasionalisme sebesar 0,882 (Lampiran 2 hal 137-142), maka dapat dikatakan bahwa instrumen Sikap Nasionalisme adalah Reliabel, dan memiliki reliabilitas yang tinggi. Sedangkan koefisien reliabilitas untuk angket Kesadaran Sejarah sebesar 0,863 (Lampiran 2 hal 145-152).

Karena koefisien reliabilitas > 0,700, maka dapat dikatakan bahwa commit to user

(19)

instrumen Kesadaran Sejarah adalah Reliabel, dan memiliki reliabilitas yang tinggi.

H. Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Langkah pokok yang dilakukan dalam analisis data adalah : A. Uji prasyarat analisis

Uji prasyarat analisis yang dilakukan meliputi : a. Uji normalitas populasi (pendekatan grafis)

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan melalui pendekatan grafis dan pendekatan tes formal (Uji Statistik Kolmogorov- Smirnov) yang dibantu dengan Paket Program Statistik PASW Statistic versi 18, dan dalam penelitian pendidikan taraf signifikansi atau Alpha (α) yang ditetapkan sebesar 5% (Budiyono, 2009:145).) yang ditetapkan sebesar 5% (Budiyono, 2009:145).

Kriteria yang ditetapkan untuk populasi berdistribusi normal adalah apabila hasil pendekatan grafis berupa plot yang memiliki kecenderungan membentuk garis lurus dan kurva yang bentuknya menyerupai lonceng. Selain itu, kriteria yang ditetapkan untuk uji normalitas melalui uji statistic (pendekatan tes formal) apabila nilai signifikansi hasil komputasi lebih besar dari Alpha (α) yang ditetapkan sebesar 5% (Budiyono, 2009:145).) yang ditetapkan (5%) maka dapat dinyatakan populasi berdistribusi normal (Sudarmanto, 2005:108).

commit to user

(20)

b. Uji linearitas.

Uji linearitas diperlukan untuk mendeteksi adanya hubungan linear antara variable bebas (X) dan variable terikat (Y). Untuk menguji linieritas hubungan antara variable sebagaimana yang diuraikan dalam rumus sebagai berikut :

F=Rrjk(TC ) Rrjk(G) Keterangan :

F = bilangan untuk linieritas

Rrjk(TC ) = rerata jumlah kuadrat tuna cocok

Rrjk(G ) = rerata jumlah kuadrat kekeliruan (Sujana, 2002:355)

Uji asumsi linieritas garis regresi dilakukan untuk memberikan kesimpulan selanjutnya apakah model analisis regresi linier dapat digunakan nantinya. Pengujian linieritas garis regresi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan atau analisis table Anova/pendekatan tes formal (Sudarmanto, 2005:125). Kriteria pengujian yang diterapkan untuk menyatakan kelinieran garis regresi adalah nilai statistic F untuk tuna cocok yang diperoleh dari penelitian (Sudjana dalam Sudarmanto, 2005:125). Apabila nilai signifikansi dari Linierity lebih kecil dari Alpha yang ditetapkan, maka dapat dinyatakan bahwa model hubungan antara variabel X dan Y memiliki hubungan yang linier (Muhidin, 2007:98).

c. Uji Multikolinieritas (Independensi)

Uji independensi adalah bertujuan untuk menguji apakah kedua variabel bebas saling independen atau tidak. Dua variabel yang tidakcommit to user

(21)

independen sering disebut dua variabel yang saling berkorelasi atau saling berhubungan (Budiyono, 2009:172). Sebagaimana yang digambarkan dalam rumus sebagai berikut :

X2=

i

¿ ¿ ¿ ¿

(Budiyono, 2009:173)

Uji Asumsi Multikolinieritas atau Independensi dilakukan untuk melihat dan menguji apakah terdapat hubungan yang linier antara variabel bebas yang satu dengan yang lain. Adanya hubungan yang linier antara variabel bebas akan menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Uji Multikolinieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan tes formal, yaitu statistik korelasi Product Moment dari Karl Pearson yang terdapat dalam Paket Program Statistik PASW Statistic versi 18. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan terjadi atau tidaknya Multikolinieritas adalah dengan menggunakan koefisien korelasi. Jika koefisien korelasi kurang dari 0,800 (< 0,800) maka dapat dinyatakan tidak terjadi Multikolinieritas di antara variabel bebas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi. Dampak yang diakibatkan dengancommit to user

(22)

adanya autokorelasi yaitu varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya (Prayitno, 2009:61).

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan tes formal melalui Uji Durbin-Watson yang terdapat dalam Paket Program Statistik PASW Statistic versi 18. Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu apabila nilai statistik Durbin-Watson mendekati angka 2 (dua), maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi, dan hal sebaliknya terdapat autokorelasi (Rietveld, dalam Sudarmanto, 2005:143).

B. Analisis Data Penelitian a. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif, yaitu pendeskripsian tendensi sentral dan tendensi penyebaran, penyusunan distribusi frekuensi nilai dan histogramnya.

b. Pengujian hipotesis, meliputi :

- Hipotesis pertama, terdapat hubungan positif dan signifikan antara pemahaman sejarah dengan kesadaran sejarah. Koefesien korelasi X1

dengan Y menggunakan rumus koefesien korelasi momen produk (product moment)

rxy= n

X1Y −

( ∑

X1

)

(

Y)

(

n

X12

(

X1

)

2

) (

n

Y −(

Y)2

)

commit to user

(23)

Apabila hasil penelitian menunjukkan rxy > rtab maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara X1 dengan Y.

- Hipotesis kedua terdapat hubungan positif dan signifikan antara sikap nasionalisme dengan kesadaran sejarah. Koefesien korelasi X2 dengan Y menggunakan rumus koefesien korelasi momen produk (product moment) Karl Person.

rxy= n

X2Y −

( ∑

X2

)

(

Y)

(

n

X22

(

X2

)

2

) (

n

Y −(

Y)2

)

( Budiyono, 2009:268)

Apabila hasil penelitian menunjukkan rxy > rtab maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara X2 dengan Y.

- Hipotesis ketiga terdapat hubungan positif dan signifikan antara pemahaman sejarah dan sikap nasionalisme secara bersama-sama dengan kesadaran sejarah, korelasi X1 dan X2 dengan Y menggunakan korelasi ganda (Ryx1x2) :

Ry x1x2=

r2y x1+r2y x21−r−2 rx21y xx21ry x2rx1x2

(Sugiyono, 2012:191)

- Melakukan analisis regresi linier ganda yang digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya, yaitu dengan persamaan regresi (Sugiyono, 2012:153 dan 192) :

Ŷ = α) yang ditetapkan sebesar 5% (Budiyono, 2009:145). + b1X1 + b2X2

commit to user

(24)

- Setelah dilakukan uji hipotesis, selanjutnya dapat dihitung koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi menjelaskan seberapa besar peran variabel-variabel bebas terhadap terbentuknya regresi linier antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

R2=b1

x1y+b2

x2y

y2

Atau

R2=JKreg JKtot

I. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut : a. Hipotesis pertama

Ho:py1 = 0

Ho:py1 > 0 Keterangan : py1 = koefesien korelasi antara X1 dan Y b. Hipotesis kedua

Ho:py2 = 0

Ho:py2 > 0 Keterangan : py2 = koefesien korelasi antara X2 dan Y c. Hipotesis ketiga

Ho:py1,2 = 0

Ho:py1,2 = 0 Keterangan : py1,2 = koefesien korelasi antara X1, X2 dan Y commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan Nomor : 03/POKJA-ULP/Diskannak/2012 tanggal, 26 Juli 2012 dan setelah kami pelajari dengan

sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia baik secara individu maupun secara kelompok dan akibat dari hubungan

 Dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok kesehatan sebesar 0,57

Dari hasil observasi pembelajaran diperoleh data kualitatif pada pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: (a) guru sudah menunjukkan kegiatan menyiapkan media kartu

Mekanisme penerapan pembalikan beban pembuktian dalam tindak pidana pencucian uang hanya dilakukan atas harta kekayaan yang diduga diperoleh melalui

Selanjutnya Kinerja Industri Properti, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata, Tol Layang Pettarani, OTT Kadisdik Langkat, Pelantikan Gubernur dan Wagub DKI Jakarta, Izin Usaha

– Penyebab utama dari erosi adalah terkonsentrasinya arus pada tebing di sisi luar – Lebar sungai masih mencukupi untuk berfungsi sebagai jalur navigasi dan – Stabilitas tebing

setiap peserta rnenyanyikah satu buah lagu yang sudah dipersiapkan sesuai dengan permintaarl dewah juri (Juri dapat menghentikan3. nyanyiannya apabila dirasa sudah