• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Program Bus Sekolah Di Kota Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Evaluasi Program Bus Sekolah Di Kota Surabaya"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Evaluasi Program Bus Sekolah Di Kota Surabaya

Oktavianus Wijaya Ardhya Kusuma

Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga Abstract

School bus program is one of the government's efforts to reduce vehicle users who are still underage. This research has aim to solve the problem of research on school bus program which are held by the Department of Transportation in Surabaya. This depends on the conditions and phenomenon of vehicle users which are still underage. The l ocation which is tak en for doing this research is in the Department of Transportation in Surabaya .From the analysis result can be got a conclusion that the implementation of the school bus program in Surabaya has not work ed well enough. In evaluating the program is used a formative evaluation as a measuring tool that is conducted periodically. Those evaluation process has aim to repair those program in the future..

Keywords: Program Evaluation, School Bus Policy Pendahul uan

Kebijakan pada umu mnya merupakan keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan tindakan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam, financial dan manusia de mi kepentingan publik, yakni rakyat banyak, penduduk, masyarakat atau warga negara. Ide kebijakan publik mengandung anggapan bahwa ada satu ruang atau domain da la m kehidupan yang bukan privat atau murni milik indiv idual, tetapi milik bersama atau milik u mu m (Pa rson,2006:3)

Kebijakan yang dibuat dan diatur oleh pemerintah merupakan sebagai bentuk evaluasi atas proses yang telah dila kukan untuk mencapai tujuan yang maksima l. Dala m transportasi, bidang tersebut me rupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari di bidang ekonomi, sosial, kesehatan dan pendidikan, sehingga perlu ditunjang oleh sarana dan prasarana agar transportasi dapat berjalan lancar tanpa hambatan. Kenyataan yang terjadi, ke macetan selalu menjad i masalah terutama di kota-kota besar, sehingga menghambat la ju kelancaran transportasi. Hal in i tidak lepas dari mobilitas yang tinggi, gaya hidup yang dinamis dan relatif cepat menuntut akan adanya solusi untuk mengurangi ke macetan.

La ju tingkat konsumtif penduduk akan tersedianya kendaraan bermotor, menjadikan transportasi bertambah dari tahun ke tahun sebagai salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam tingkat ke macetan. Oleh karena itu manusia tidak bisa dipisahkan dengan trans portasi karena manusia sangat me mbutuhkan transportasi untuk menunjang hidupnya.

Pe mbangunan ekonomi me mbutuhkan jasa angkutan yang cukup serta me madai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuas kan dala m usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

Pe merintah dalam upaya untuk mengurangi ke macetan menyediakan alat transportasi angkutan umu m yang diharapkan dapat mengurangi ke macetan yang ada. Selain untuk mengurangi ke macetan, alat transportasi angkutan umu m berfungsi agar masyarakat yang sering memba wa kendaraan pribadi dapat berpindah ke alat angkutan umum seperti bus kota, mikro let, dan lain-la in. Ruas – ruas jalan di ibu kota Jawa Timur ini d ipadati oleh kendaraaan bermotor sehingga kepadatan pada jam-ja m sibuk sela lu terjad i disetiap ruas jalan. Setiap tahunnya terjadi peningkatan kendaraan bermotor yang berdampa k pada kepadatan.

Hal tersebut berdampak pada ke macetan yang sering terjadi d i jalan-ja lan protokol d i Su rabaya

.

Ke macetan yang terjadi di kota Surabaya mengakibatkan kerugian di banyak hal, baik waktu maupun tenaga. Waktu masyarakat tersita akibat ke macetan sehingga mere ka harus pandai-pandai mensiasati wa ktu agar mere ka tidak te rla mbat saat berangkat bekerja. , la lu pemborosan penggunaan BBM, usia kendaraan yang semakin tua. Ke macetan selalu me mbawa dampa k buruk bagi pengguna jalan raya. Agar ke macetan dapat dihindari, maka minat penduduk untuk menggunakan angkutan umum perlu ditingkatkan sehingga pemaka ian kendaraan pribadi dapat berkurang.

Surabaya merupakan ibu kota provinsi Jawa Timur dan Surabaya merupakan kota metropolitan kedua dengan jumlah penduduk sebesar 2.846.917 jiwa menjad ikan kota Surabaya sebagai pengguna transportasi terbesar kedua setelah kota Jakarta.

Penduduk kota Surabaya me mbutuhkan transportasi untuk me menuhi kebutuhan sehari-hari karena transportasi merupakan alat penghubung dari satu daerah ke daerah la in yang ingin ditu ju

Pe merintah dalam upaya untuk mengurangi ke macetan menyediakan alat transportasi angku tan umu m yang diharapkan dapat mengurangi ke macetan

▸ Baca selengkapnya: program 9k di sekolah

(2)

yang ada. Selain untuk mengurangi ke macetan, alat transportasi angkutan umu m berfungsi agar masyarakat yang sering memba wa kendaraan pribadi dapat berpindah ke alat angkutan umum seperti bus kota, mikro let, dan la in-lain

Tabel 1.1. Ju mlah Angkutan Umu m d i Kota Surabaya No Jenis Angkutan Umum Jumlah Unit

Kendaraan

%

1 Angkutan Kota ( Bemo ) 5.016 48%

2 Taksi 4.856 46%

3 Bus Perum Damri 364 3%

4 Bus PO Swasta 215 3%

Jumlah 10.451 100%

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Surabaya 2014 Tabel di atas menjelaskan bahwa angkutan umu m sangat banyak di Surabaya, ju mlah angkutan umu m pun mencapai 10.451 unit kendaraan yang terdiri dari be mo, taksi, dan bus. Angkutan kota (be mo) me miliki 5016 unit kendaraan atau dalam persen mencapai 48% dari total angkutan umu m yang ada di kota Surabaya, ke mudian taksi me miliki 4856 unit kendaraan atau 46%. Adapun bus untuk angkutan umu m me miliki 579 armada atau unit kendaraan yang terdiri dari 364 Bus Da mri (3%) dan 215 unit kendaraan (3%) milik Bus PO Swasta.

Bus kota merupakan angkutan umum yang mengangkut dari suatu tempat ke te mpat la in dala m wilayah perkotaan dengan menggunakan mobil (berukuran besar) bus umu m yang terikat dala m trayek angkutan tetap dan teratur. Bus kota seringkali beroperasi di kota-kota sedang, besar dan metropolitan. Bus kota sendiri di buat sebagai alat transportasi umum yang dapat digunakan masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari, sela in itu juga sebagai salah satu solusi ke macetan yang sering terjadi.

Menurut Undang-Undang No 22. Tahun 2009 tentang La lu Lintas dan Angkutan Jalan mengenai penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan, bus kota sebagai angkutan jalan yang dapat mengangkut banyak orang, ma mpu menyelenggarakan lalu lintas sebagai angkutan umum. Dengan adanya bus kota, masyarakat tidak harus me mba wa kendaraan pribadi untuk me laku kan akt ivitas sehingga tidak me menuhi volume kendaraan di ja lan. Seiring berke mbangnya alat transportasi di Surabaya serta me lihat begitu besarnya peran masyarakat dalam penggunaan transportasi umum sebagai bentuk upaya mengurangi ke macetan kota.

Transportasi juga tidak b isa lepas dari para pelajar. Fasilitas angkutan umum tersebut juga bisa di gunakan para pelajar sebagai aktifitas sehari-hari.

Mengapa demikian, agar para pela jar tida k perlu

menggunakan kendaraan pribadi untuk berakt ifitas ke sekolah.

Tabel 1.2. Ju mlah Penu mpang Pela jar Pengguna Angkutan Umu m

Tahun Angkot/ Bemo % Bus Kota %

2011 1.748.395 39% 900.510 27%

2012 1.268.195 28% 1.302.435 38%

2013 1.447.530 33% 1.174.482 35%

Jumlah 4.464.120 100% 3.377.427 100%

Sumber : Dio lah dari Data Jurnal Rekayasa Teknik Sip il UB 2013

Menurut tabel di atas, para pelajar yang menggunakan angkutan umum pada tahun 2011 mencapai 2.648.905. La lu ke mudian pada tahun 2012 dan 2013 para pela jar mengala mi penurunan dan kenaikan yang tidak terlalu signifikan yaitu masing – masing 2.570.630 dan 2.622.012 atau. Khusus pelajar yang menggunakan bus kota umum pada tahun 2012 terjadi kena ikan yang cukup tinggi dari tahun sebelumnya sekitar 11% atau dari ju mlah penumpang 900.510 naik menjadi 1.302.435. Ke mudian pada tahun 2013 mengala mi penurunan sekitar 3 % dari tahun 2012.

Jumlah pengendara sepeda motor dibawah umur pun sebenarnya cukup banyak namun sangat mustahil menghitung semua pengendaranya dikarena kan Surabaya sangat luas dan jumlah penduduknya banyak. Namun terdapat banyak pelanggaran sepeda motor ka rena dikendarai anak dibawah u mur yang tidak me miliki surat ijin menge mudi (SIM), mere ka terjaring saat razia ataupun me la kukan pelanggaran la lu lintas.

Tabel 1.3. Kasus Pelanggaran Sepeda Motor Di bawah Umur Di Surabaya 2013 Bulan

Jumlah Pengendara Yang Di Tilang

Prosentase (%) Januari 2013

Februari 2013 Maret 2013 April 2013 Mei 2013 Juni 2013 Juli 2013 Agustus 2013

346 390 376 489 455 357 266 517

11 % 12 % 11,5 % 15 % 14,5 % 11 % 8,5 % 16,5 %

JUM LAH 3196 100%

Sumber : Sat lantas Polwiltabes Surabaya 2014 Dari data di atas dapat dilihat sela ma tahun 2013 dari bulan Januari sampai bulan Agustus terdapat 3196 pelanggaran lalu lintas yang dilakukan pelaja r di

(3)

bawah umur yang terjaring polisi. Bu lan Januari terdapat 346 (11%) pe langgaran yang terjadi, ke mudian bulan Februari mengala mi kenaikan 1% dengan jumlah pelanggaran 390 (12%). Proses naik turun jumlah pengendara yang terjaring ra zia polisi la lu lintas terhadap pengendara yang di bawah umur selalu terjadi tiap bulannya. Na mun khusus bulan April dan Mei mengala mi kenaikan 4% dari ju mlah pelanggaran masing-masing tiap bulannya 489 (15%) dan 455 (14,5%). Beg itu juga pada bulan Agustus mengala mi puncak pelanggaran paling banyak yaitu mengala mi kenaikan 1% dari bulan Me i. Pada bulan Agustus terdapat 517 (16,5%) pelanggaran, itu dikarenakan tahun ajaran baru sekolah yang banyak pelajar me mba wa motor sendiri atau me milik motor baru .

Dala m transportasi publik khususnya kendaraan bus di kota Surabaya, Dinas Perhubungan Surabaya selaku le mbaga pemerintahan me miliki program mengenai Bus Sekolah sebagai bentuk inovasi dala m transportasi publik yang dikhususkan untuk para pelajar. Progra m dari Dinas Perhubungan Kota Surabaya mengenai bus sekolah berdasar pada keputusan peraturan kementerian direktur jendera l

perhubungan darat nomor :

SK.967/AJ.202/ DRJD/ 2007 tentang penyelenggaraan angkutan sekolah. Da la m kebija kan tersebut bus sekolah merupakan suatu angkutan sekolah yang perlu diselenggarakan dalam rangka mengantisipasi kebutuhan angkutan sekolah yang efektif dan efisien.

Bus sekolah di Kota Surabaya pertama ka li d i operasikan pada tahun 2008 h ingga sekarang setelah keluarnya surat keputusaan Dirjen Pe rhubungan Darat.

Bus sekolah ini sendiri beroperasi dengan bertujuan sebagai angkutan sekolah dan me minima lisir pengguna kendaraaan bermotor d i bawah u mur.

Tabel 1.4. Ju mlah Penu mpang Bus Seko lah di Kota Surabaya

Tahun 2010 – 2013

Tahun Jumlah

Penumpang

Persentase

%

2010 25.200 32%

2011 21.600 27%

2012 16.800 21%

2013 14.400 18%

Total 78.000 100%

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Surabaya 2014 Dari data di atas jumlah penumpang dari tahun ke tahun semakin turun. Pada tahun 2010 ju mlah penumpang mencapai 25.200 atau sekitar 32% dari ju mlah total keseluruhan penumpang dari tahun 2010 sampai 2013. Ke mud ian pada tahun berikut – berikutnya jumlah penumpang bus sekolah semakin menurun. Pada tahun 2013 terdapat hanya 14.400 penumpang atau sekitar 18% dari total ju mlah penumpang keseluruhan. Jadi penurunan tersebut

mencapai 14% dari tahun 2010 sampa i 2013 sela ma bus sekolah tersebut beroperasi

.

Menurut Dinas Perhubungan bahwa yang men jadi fa ktor kendala dala m pelayanan kepada siswa untuk ketersediaan bus adalah banyaknya kompla in dari angkutan umu m. Sela ma ini t rayek yang digunakan angkutan umu m sela lu berbenturan dengan trayek yang digunakan oleh bus sekolah.. Ke mudian pihak Dinas Perhubungan Kota Surabaya kurang mensosialisasikan program yang ada. Di pihak lain orang tua ternyata masih banyak yang belum mengetahui adanya bus sekolah sehinga merasa sosialisasinya serba masih kurang. Padahal apabila jika bus sekolah itu di tingkatkan pelayanan dan sosialisasinya, armada bus tersebut pasti akan penuh sehingga tujuan dari program bus sekolah itu sendiri akan berja lan ma ksima l.

Dinas Perhubungan telah menyediakan 4 (e mpat) bus sebagai armada untuk mengangkut para siswa ke tempat tujuan dengan maksud untuk me mbantu para siswa khususnya dari ke luarga yang tidak ma mpu atau untuk mengurangi bahkan men iadakan anak-anak sekolah yang tentunya belum me menuhi persyaratan me mperoleh Surat Ijin Mengemudi (SIM) mengendarai sepeda motor atau bahkan mobil.

Sebagaimana tanggapan dari siswa yang selama in i me manfaatkan bus sekolah merasa terbantu sekali, na mun kenyataannya dari 4 (e mpat) armada bus tersebut saat ini yang dioperasikan tinggal 2 (dua) bus.

Menurut Dinas Perhubungan bahwa yang menjad i faktor kendala dala m pelayanan kepada siswa untuk ketersediaan bus adalah banyaknya komp lain dari angkutan umu m, yang selama ini mengandalkan trayek anak sekolah sebagai lahan yang sangat subur. Di piha k lain orang tua ternyata banyak yang belum mengetahui adanya bus sekolah gratis sehinga merasa sosialisasinya serba masih kurang.

Metode Pe nelitian

Penelit ian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian eksplanatif kualitatif.

Strategi dala m penelitian ini d ilakukan dengan me la kukan wawancara kualitatif terlebih dahulu ke mudian dilanjutkan dengan metode kualitatif.

Pe milihan informan dan responden menggunakan teknik purposive sampling. Sementara pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendala m, observasi, studi doku mentasi. Tekn ik analisis data yang digunakan dalam penelitian in i meliputi reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan, Te knik keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber data.

(4)

Hasil dan Pe mbahasan

Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian

Kota Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan sekaligus kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta, me miliki luas wilayah sebesar 374,36 km2 dengan ju mlah penduduk yang mencapai angka 3 juta jiwa. Hal in i menjadikan Surabaya me megang peranan yang besar sebagai pusat bisnis, perdagangan, industri, pendidikan di kawasan Indonesia Timur, serta berpotensi sebagai tempat persinggahan dan permu kiman bagi kau m pendatang.

Seiring dengan meningkatnya penggunaan transportasi yang ada di surabaya menyebabkan penggunaan kendaraan bermotor sehari – hari terus men ingkat. Konsekuensinya adalah para pelajar juga banyak yang menggunakan kendaraan bermott untuk beraktivitas ke sekolah. Na mun apalagi banyaka juga terdapat pengguna kendaraan bermotor di ba wah u mur yang masih belum me miliki Surat Ijin Mengemudi (SIM ). Feno mena tersebut menjadi suatu perhatian tersendiri dala m upaya pengurangan angka pengguna kendaraan bermotor di bawah u mur.

Dinas Perhubungan Kota Surabaya merupakan selaku pelaksana progam bus sekolah. Dinas Perhubungan bergerak dalam maca m – maca m bidang yaitu bidang angkutan , bidang lalu lintas , bidang penyelenggaraan perpakiran , bidang penguji kendaraan, dan bidang pemindahan kendaraan terletak di Du kuh Menanggal Surabaya. Secara u mu m Dinas Perhubungan me mpunyai tugas dan mela ksanakan urusan pemerintahan dalam bidang perhubungan , lingkungan hidup dan otonomi daerah yang terdiri dari pemerintahan umu m, ad ministrasi keuangan daerah, perangkat daerah, dan kepegawaian dan persandian

Hasil Pelaksanaan Program Secara Periodik

Hasil pela ksanaan program yang dievaluasi secara periodik dapat menentukan apakah suatu program dapat berjalan sesuai dengan tujuan atau tidak.

Sehingga jika ada kesalahan dapat di perbaiki dan dike mbangkan agar progra m tetap berjalan.

Progra m bus sekolah tersebut me miliki target dan tujuan. Tujuannya adalah selain sebagai angkutan sekolah namun juga turut ikut mengurangi pengguna kendaraan bermotor di bawah umur. Ta rgetnya adalah selain angka pengguna kendaraan bermotor berkurang, dengan mema ksima lkan 4 (e mpat) armada bus sekolah yang ada

Dari hasil data yang diperoleh , dapat diketahui jika progra m bus sekolah masih belu m berjalan sesuai dengan target dan tujuan yang diharapkan. Se ma kin tahun perkembangan program bus sekolah semakin menurun jika dilihat dari para

pelajar yang menggunakan bus sekolah tersebut.

Berikut ini tabel 1.5 yang merupakan perke mbangan ju mlah pengguna bus sekolah dari tahun 2010-2013

Tabel 1.5. Ju mlah Penu mpang Bus Seko lah di Kota Surabaya

Tahun 2010 – 2013

Tahun Jumlah

Penumpang

Persentase

%

2010 25.200 32%

2011 21.600 27%

2012 16.800 21%

2013 14.400 18%

Total 78.000 100%

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Surabaya 2014

Dala m pe laksanaan bus sekolah tersebut masih terdapat kekurangan dari segi armada yang digunakan. Armada yang berjalan hanya 2 (dua) bus sekolah dan target awalnya adalah 4 (e mpat) bus sekolah tersebut beroperasi semua. Itu dapat dilihat dari tabel di atas yang perke mbangan pengguna bus sekolah semakin menurun

Pihak pe laksana program yaitu Dinas Perhubungan Kota Surabaya mela kukan evaluasi secara periodik dila kukan secara satu tahun sekali dengan me mperhatikan aspek keuangan dan pelaksanaan operasional progra m tersebut sehari-hari.

Partisipan Bergerak Menuju ke Arah Tujuan Yang Sama

Untuk mengukur apakah klien / part isipan bergerak kearah tujuan yang direncanakan, dapat dilihat dari fa ktor yang menjadi kendala pelaksanaan dari sumber daya manusia yang sebagai para partisipan dapat ditinjau dari segi ekonomis dan segi teknologis.

Dari segi ekono mis dan segi teknologis bertalian dengan biaya atau pengorbanan langsung yang dike luarkan oleh organisasi yang merefleksikan nila i atau kegunaan potensial dala m transformasinya ke dala m output.

Para pela jar yang menggunakan bus sekolah me mang sangat antusias sebagai sarana transportasi secara gratis dalam aktifitas ke sekolah. Tujuan yang diharapkan pun berjalan sesuai dengan rencana bagi para pelajar yang menggunakan bus sekolah. Sela in sebagai alat angkutan sekolah, para pelaja r yang biasanya menggunakan kendaraan bermotor sendiri dapat beralih menggunakan bus sekolah.

Sumber Daya Yang Digunakan

Sumber daya diposisikan sebagai input dala m organisasi sebagai suatu sistem yang me mpunyai implikasi yang bersifat ekono mis dan teknologis.

Secara ekonomis, sumber daya bertalian dengan biaya atau pengorbanan langsung yang dikeluarkan oleh

(5)

organisasi yang merefleksikan nilai atau kegunaan potensial dalam transformasinya ke dala m output.

Sedang secara teknologis, sumberdaya bertalian dengan kema mpuan transformasi dari organisasi.

Sumber daya dapat ditinjau dari segi ekonomis dan segi teknologis. Secara ekonomis sumber daya bertalian dengan biaya atau pengorbanan langsung yang dikeluarkan oleh organisasi yang merefle ksikan nila i atau kegunaan potensial dalam transformasinya ke dala m output.

Dari segi ekonomi sebagai bagian dari sumber daya, rusaknya bus sebagai salah satu faktor penghambat pelaksanaan program tersebut berupa pelayanan bus sekolah. Fasilitas fisik me rupakan faktor penting dalam imp le mentasi kebija kan. Imp le mentor mungkin me mpunyai staf yang mencukupi, kapabel dan kompeten, tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung (sarana dan prasarana) maka imp le mentasi kebijakan tersebut tidak akan berhasil.

Pengguna bus sekolah yang enggan untuk me manfaatkannya disebabkan bus sekolah ini menggunakan bus tua dan kuno, sehingga para pelajar terkadang enggan naik dan me manfaatkan bus tersebut, bus Sekolah sudah tua, kuno dan jelek, ha mbatan yang terjadi adalah mengenai armada bus yang sudah tua dan lama. Bus sekolah kota Surabaya merupakan hibah dari ke menterian. Jadi jika ingin diperba iki , dana yang digunakan banyak. Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana tersebut di atas, maka untuk mengukur apakah klien / partisipan bergerak kea rah tujuan yang direncanakan, maka perlu adanya suatu peremajaan dengan konsekuensi harus tersedia suatu anggaran yang tidak dimiliki oleh Dinas Perhubungan Pe merintah Kota Surabaya

Sumber daya dari segi infrastruktur dapat dilihat dari armada bus sekolah yang digunakan sangat tua dan kuno sehingga mengakibatkan bus sekolah tidak me miliki daya tarik bagi para pelajar yang ingin menggunakan. Para pelaja r kerap ma las untuk menggunakan bus sekolah tersbut dikarenakan bus sekolah tersebut tidak dilaku kan peremajaan atau perbaikan.

Sela in itu rute bus sekolah yang digunakan hanya menggunakan 1 (satu) trayek dikarenakan berbenturan dengan trayek angkutan kota. Oleh karena itu jika dilihat dari tujuannya masih belum berjalan ma ksima l jika hanya menggunakan 1 (satu) trayek.

Koreksi Penyimpangan

Diketahui bahwa pela ksanaan program bus sekolah yang dilakukan Dinas Perhubungan Kota Surabaya telah mengikuti prosedur yang ada dan dije laskan dengan tegas dan jelas. Na mun kendala yang ada dikarenakan minat pelajar yang menggunakan bus

sekolah semakin menurun. Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana tersebut di atas nampak bahwa untuk menentukan koreksi apa yang harus dilakukan jika terjadi penyimpangan, ternyata karena para pelaku kebijakan publik yang pasif menjadikan kesulitan untuk menentukan koreksi yang harus dilakukan jika terjadi penyimpangan.

Perbaikan Perencanaan

Dari penyimpangan – penyimpangan yang terjadi dapat dilaku kan perbaikan dengan cara peninjauan kembali. Ke mudian setelah mengetahui penyimpangan dari situ dapat ditentukan perbaikan perencanaan yang sesuai dengan apa yang diinginkan agar penyimpangan – penyimpangan tersebut tidak terjadi ke mbali. Sebenarnya dari penyimpangan tersebut dapat diketahui juga kekurangan – kekurangan yang terjadi

Memberikan balikan dengan maksud untuk me mpe rbaiki perencanaan, standar prosedur operasi, pengunaan sumber-sumber, dan perkembangan pelaksanaan program dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ko munikasi antar pe laksana kebijakan bus sekolah tersebut perlu dike mbangkan ke mba li dengan tujuan yang sama yakni menge mbangkan kebijakan tersebut sesuai dengan ma ksud dan tujuan kebijakan publik yakn i bus sekolah sesuai dengan maksud dan tujuannya yakni mengangkut anak sekolah secara g ratis dan ketersediaan bus dengan peremajaan yang selama ini d ike luhkan oleh pengguna bus sekolah.

Simpulan dan Sar an

Berdasarkan penyajian dan analisis data, hasil penelitian tentang evaluasi proram bus sekolah di kota Surabaya yang telah dilakukan dala m mengawasi pelaksanaan program tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ternyata terjadi ketidakberhasilan dala m progra m tersebut. Itu dilihat dari tujuan yang di rencanakan tidak sesuai dengah hasil yang didapat.

Progra m bus sekolah secara keseluruhan dirasa kurang optima l dala m me laku kan pelayanan angkutan sekolah.

Jika dilihat dari tujuan evaluasi , program tersebut masih banyak ke kurangan. Pelayanan yang diberikan masih kurang ma ksimal dan cenderung pasif. Tujuan evaluasi yang digunakan yaitu untuk mengetahui hasil pelaksanaan program secara periodik, untuk mengukur apakah partisipan bergerak sesuai dengan tujuan yang sama, untuk mengetahui sumber daya yang digunakan, ke mudian untuk mengetahui koreksi penyimpangan apa saja yang telah dilaku kan, ke mudian yang terakhir adalah perbaikan perencanaan. Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data yang diperoleh dari lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kebijakan progra m bus sekolah di Kota Surabaya tidak berjalan sebagaimana suatu kebijakan pelayanan publik yang telah digariskan dalam keputusan peraturan ke menterian dire ktur jenderal perhubungan darat

(6)

nomor : SK.967/AJ.202/DRJD/2007 tentang penyelenggaraan angkutan sekolah.

Tujuan yang menjadi a lat ukur evaluasi kebijakan bus sekolah oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya, adalah:

1) Mengukur hasil pelaksanaan program secara periodik, tidak adanya komit men dari para pelaksana untuk menja lankan tujuan program bus sekolah sesuai SK.967/AJ.202/DRJD/2007 tentang penyelenggaraan angkutan sekolah yang bertujuan sebagai sarana angkutan sekolah. Hasil pelaksanaannya pun masih jauh dari harapan dengan tujuan dan target yang dilaksanakan.

2) Mengukur apakah klien / part isipan bergerak kearah tujuan yang direncanakan, para pelajar yang menggunakan bus sekolah sangat antusias dan dengan keberadaan bus tersebut. Para pelajar t idak perlu me mbawa kendaraan pribadi ke sekolah sehingga dapat me minimalisir penggunaan kendaraan bermotor di kota Surabaya

3) Mengukur apakah sumber-sumber telah dipergunakan sesuai dengan rencana, dari segi ekonomi kurang adanya dana untuk me re ma jakan bus yang sudah tua dan dari segi teknis tidak adanya keseungguhan dalam mela kasanakan program me rupakan suatu bukti bahwa sumber daya dari segi ekonomi tida k dicurahkan dala m pelaksanaan bus sekolah oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya.

4) Menentukan kore ksi apa yang harus dilaku kan jika terjadi penyimpangan, telah mengikuti aturan yang ada dan dija lankan dengan tegas dan jelas yaitu dengan cara meninjau ke mbali penyimpangan yang terjadi ke mudian dila kukan perbaikan. Na mun kendala yang ada dikarenakan minat pelajar yang menggunakan bus sekolah semakin menurun.

5) Memberikan balikan dengan ma ksud untuk me mpe rbaiki perencanaan, standar prosedur operasi,pengunaan sumber-sumber, dan perke mbangan pelaksanaan program, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ko munikasi antar pelaksana kebija kan bus sekolah tersebut perlu dike mbangkan ke mbali dengan tujuan yang sama yakni mengembangkan kebija kan tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan kebijakan publik yakn i bus sekolah sesuai dengan maksud dan tujuannya yakni mengangkut anak sekolah secara gratis dan ketersediaan bus dengan peremajaan yang selama ini d ike luhkan oleh pengguna bus sekolah.

Saran yang dapat diberikan me lalu i penelit ian in i antara lain :

1. Perlu adanya peningkatan dalam pengembangan program bus sekolah seperti penambahan armada , pere ma jaan armada, dan peningkatan fasilitas bus sekolah

2. Mengukur hasil pelaksanaan program secara periodik, perlu adanya evaluasi di internal Dinas Perhubungan Kota Surabaya terhadap para pelaksana guna mengontrol kinerja dari

para pelaksana yang menjalankan progra m bus sekolah

3. Mengukur apakah klien / part isipan bergerak kearah tujuan yang direncanakan, men ingkatkan ke mba li pelayanan kepada para pelajar dala m operasional bus sekolah, sehingga para pelajar yang mengunakan dapat terus bertambah

4. Mengukur apakah sumber-sumber telah dipergunakan sesuai dengan rencana, para pelaksana perlu me mpertimbangkan ke mbali dana yang harus disiapkan untuk pere majaan bus sekolah sebagai bentuk pengembangan program bus sekolah.

5. Menentukan koreksi apa yang harus dilakukan jika terjadi penyimpangan, diperlukan kesadaran dari para pelaksana agar tidak pasif dan bersikap aktif dala m pela ksanaan program bus sekolah

6. Memberikan balikan dengan maksud untuk me mpe rbaiki perencanaan, standar prosedur operasi,pengunaan sumber-sumber, dan perke mbangan pelaksanaan program, men ingkatkan sosialisasi kepada para pelajar dan orang tua murid agar menggunakan bus sekolah sehingga tercipta kesadaran bagi para pengguna kendaraan bermotor yang dibawah umur untuk bera lih menggunakan bus sekolah.

Daftar Pustaka

Bungin, B, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif:

Ak tualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Dwijowojoto, R. N. 2004, Kebijak an Publik Formula:

Formula, Implementasi dan Evaluasi, Ele x Media Ko mputindo, Jakarta.

Dunn, Willia m N, 2000. Pengantar Analisis Kebijak an Publik . Ga jah Mada University Press

Edwa rd III, George, C. 1986. Implementing Public Policy, Congressional Quarterly Press, Washington Ndraha, T. 2003, Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru), Cetakan Pe rta ma, PT Rineka Cipta, Ja karta.

Nugroho, Riant D, 2006. Kebijak an Publik Untuk Negara – Negara Berk embang. Gra media , Jakarta.

Moleong, L. J. 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif.

Cetakan ke dua puluh Se mbilan, PT. Re maja Rosdakarya, Bandung

Parsons, W. 2005, Public policy: Pengantar Teori dan Prak tik Analisis Kebijak an. Cetakan Perta ma , Prenada Media, Ja karta

(7)

Parson, Wynne . 2006, Pengantar Teori dan Prak tik Analisis Kebijakan Publik . Kencana, Jakarta Siagian, S. P. 2004, Manaje men Stratejik , PT. Bu mi Aksara, Jaka rta

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Cetakan ke e mpat.A lfabeta, Bandung

Supriyanto, S., Da mayanti, N. A. 2007, Perencanaan dan Evaluasi. Airlangga University Press, Surabaya Thoha, M. 2003, Di mensi – Dimensi Prima Il mu Administrasi Negara, PT. Ra ja Gra findo Pe rsada, Jakarta

Thoha, M. 2010, Ilmu Administrasi Publik Kontemporer, Cetakan ke tiga, Kencana Jaka rta.

Wahab, S. A. 2008, Analisis Kebijak an dari Formulasi k e Implementasi Kebijak sanaan Negara, PT. Bu mi Aksara, Jaka rta.

Winarno, B. 2007, Teori dan Proses Kebijak an Publik . Cetakan ke tiga. Media Pressindo, Yogyaka rta.

Wirawan. 2011, Evaluasi : Teori, Model, Standar, Aplik asi dan Profesi, Raja Wa li Pers, Jaka rta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan: Siswa dengan gaya belajar visual mampu memberikan cara penyelesaian yang berbeda–beda dalam menyelesaikan masalah dan memberikan jawaban

melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Hubungan Pelanggan sesuai dengan bidang tugasnya ; dan.. membuat laporan Sub Bagian Rekening kepada Kepala

Untuk pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y-on-y) triwulan III tahun 2017 Provinsi Gorontalo masih mengalami kenaikan sebesar 8,34 persen jika dibandingkan

kini menimpa sosok suci putra Dewa Siwa yaitu Dewa Ganesa, yang mau tidak mau harus mengalami degradasi nilai dalam bentuk desakralisasi atau profanisasi, dengan

Adapun sebagai masukan pada analisis persepsional, tanaman yang dibutuhkan adalah tanaman rindang (namun tidak menutupi seluruh area tapak), tanaman yang tidak

Tahapan penelitian dilakukan dengan 5 tahap yaitu tahap define dengan menghitung nilai GAP setiap atribut kepuasan pelanggan, measure dengan mengukur kapabilitas

Hal ini dikarenakan pada pemberian 75% NPK yang dikombinasikan dengan 10 t ha -1 bokashi sampah organik rumah tangga sudah dapat memberikan hasil terbaik bagi

berafiliasi ke tasawuf sebagai pola pemikiran yang moral-repetitif dan terikat kuat oleh aqwal al-salaf ; lihat Zaki Najib Mahmud, al-Ma’qul wa al-La Ma’qul fi Turatsina