• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Keluarga Tentang Tumbuh Kembanbalita Di Desa Sitalasari Perumnas Batu Vi Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan Keluarga Tentang Tumbuh Kembanbalita Di Desa Sitalasari Perumnas Batu Vi Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

PENGETAHUAN

2.1.1

Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

(Notoatmodjo,2010)

2.1.2

Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, 2010 pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1.

Tahu (Know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2.

Memahami (Comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui, dan dapat mengintepretasi materi tersebut secara benar.

3.

Aplikasi (Application)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

(2)

4.

Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5.

Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6.

Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang ada.

2.1.3

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, 2007):

1.

Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana

(3)

pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak

mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan

non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap

seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang

diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut .

2.

Informasi / Media Massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi

baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan

opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya,

media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan

opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3.

Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah

yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah

pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga

(4)

4.

Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan

fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya

pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai

pengetahuan oleh setiap individu.

5.

Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh

dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja

yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta

pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil

keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik

yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

6.

Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih

berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan

persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia

madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada

penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama

(5)

a.

Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai

dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah

pengetahuannya.

b.

Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua

karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat

diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia,

khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata

dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang

akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

2.2

TUMBUH KEMBANG

2.2.1

Defenisi Tumbuh dan Kembang

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda,

tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan,

dimana pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,

ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu. Sedangkan perkembangan

(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh

yang lebih kompleks dalam pola teratur, dan dapat diramalkan sebagai proses

pematangan, jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap

aspek fisik. Sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi

organ/individu.

Menurut Kartono K (2008) pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis

sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal

pada anak yang sehat, dalam pasage (peredaran waktu) tertentu. Sedangkan

(6)

pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan

dan proses belajar dalam pasage waktu tertentu, menuju kedewasaan.

Hidayat (2009) mengatakan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak

terdapat suatu peristiwa yang dialaminya yaitu masa percepatan dan perlambatan. Masa

tersebut akan berlainan dalam satu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut

merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh akan tetapi masih

saling berhubungan satu dengan yang lain. Pertumbuhan dan perkembangan pada anak

terjadi mulai dari pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, intelektual maupun

emosional. Peristiwa pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat terjadi dalam

perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan

organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan secara intelektual anak dapat dilihat dari

kemampuan secara simbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung

membaca dll, sedangkan perkembangan secara emosional anak dapat dilihat dari perilaku

sosial di lingkungan anak.

2.2.2

Ciri-Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak memiliki berbagai ciri khas yang

membedakan komponen satu dengan yang lain. Pertumbuhan memiliki ciri sebagai

berikut :

1.

Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal

bertambahnya ukuran fisik, seperti Berat badan, tinggi badan, lingkar

kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dll

2.

Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat

pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa

(7)

3.

Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama

yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus,

lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu

4.

Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti

proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau

dada.

Perkembangan memiliki ciri sebagai berikut :

1.

Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari

perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti

perubahan pada fungsi alat kelamin.

2.

Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap yaitu

perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju daerah kaudal

atau dari bagian proksimal ke bagian distal

3.

Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan

melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang

sempurna

4.

Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian

perkembangan yang berbeda

5.

Perkembangan dapat menentukan tahap selanjutnya, dimana tahapan

perkembangan harus dilewati tahap demi tahap.

2.2.3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak setiap individu akan

(8)

lambat maupun cepat tergantung dari individu atau lingkungan. Masa lima tahun pertama

merupakan masa terbentuk dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan pengindraan,

berfikir, ketrampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lain-lainnya.

Hidayat (2009) mengatakan proses percepatan dan perlambatan tersebut dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :

A.

Faktor Herediter

Faktor genetik merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam

mencapai tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Yang termasuk faktor herediter

adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan

intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan

terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.

Pada pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah

lahir akan cenderung lebih cepat atau tinggi pertumbuhan tinggi badan dan berat badan

dibandingkan dengan anak perempuan dan akan bertahan sampai usia tertentu mengingat

anak perempuan akan mengalami pubertas lebih dahulu dan kebanyakan anak perempuan

akan mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dan besar ketika masa pubertas dan

begitu juga sebaliknya disaat anak laki-laki mencapai pubertas maka laki-laki cenderung

lebih besar.

Kemudian pada ras dan suku bangsa juga memiliki peran dalam mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada suku bangsa tertentu memiliki

kecenderungan lebih besar atau tinggi seperti bangsa Asia cenderung lebih pendek dan

(9)

B.

Faktor lingkungan

Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam

menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki. Yang termasuk faktor

lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal, dan lingkungan postnatal.

1.

Lingkungan Pranatal

Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi sampai lahir

yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, lingkungan mekanis seperti posisi janin

dalam uterus, zat kimia atau toxin seperti penggunaan obat-obatan, alkohol atau

kebiasaan merokok ibu hamil, hormonal seperti adanya hormon somatotropin,

plasenta, tiroid, insulin, dll yang berpengaruh pada pertumbuhan janin. Faktor

lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada

organ otak janin. Infeksi dalam kandungan juga akan mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan bayi demikian juga stress yang dapat mempengaruhi

kegagalan tumbuh kembang. Faktor imunitas akan mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan janin sebab dapat menyebabkan terjadinya abortus, selain itu

kekurangan oksigen pada janin juga akan mempengaruhi gangguan dalam

plasenta yang dapat menyebabkan bayi berat badan lahir rendah.

2.

Lingkungan Post Natal

a.

Budaya lingkungan

Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak dalam memahami dan mempersepsikan

pola hidup sehat. Hal ini dapat terlihat apabila kehidupan atau berperilaku

mengikuti budaya yang ada kemungkinan besar dapat menghambat dalam aspek

(10)

kembang membutuhkan makanan yang bergizi karena terdapat adat atau budaya

tertentu terdapat makanan yang dilarang. Pada masa tertentu padahal makanan

tersebut dibutuhkan untuk perbaikan gizi, maka tentu akan mengganggu atau

menghambat pada masa tumbuh kembang. Seperti halnya budaya kehidupan kota

akan berbeda dengan kehidupan desa dalam pola kebiasaan sehingga

kemungkinan besar dapat mempengaruhi tumbuh kembang.

b.

Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat anak dengan sosial ekonomi tinggi,

tentunya pemenuhan kebutuhan gizi sangat cukup baik dibandingkan dengan anak

yang sosial ekonominya rendah. Demikian juga dengan status pendidikan

keluarga, misalnya tingkat pendidikan rendah akan sulit untuk menerima arahan

dalam pemenuhan gizi dan mereka sering tidak mau atau tidak meyakini

pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain

yang menunjang dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.

c.

Nutrisi

Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang

keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan yang menjadi kebutuhan

untuk tumbuh dan berkembangan selama masa peertumbuhan, terdapat kebutuhan

gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air.

Kebutuhan ini sangat diperlukan pada masa-masa tersebut, apabila kebutuhan

tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan

(11)

d.

Iklim/cuaca

Musim kemarau yang panjang/adanya bencana alam lainnya, dapat berdampak

pada tumbuh kembang anak antara lain sebagai akibat gagalnya panen, sehingga banyak

anak kurang gizi. Demikian pula gondok endemik banyak ditemukan pada daerah

pegunungan, dimana air tanahnya kurang mengandung yodium.

e.

Olahraga/Latihan Fisik

Olahraga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan anak, karena

dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh

dapat teratur. Selain itu latihan juga meningkatkan stimulasi perkembangan otot

dan pertumbuhan sel. Demikian juga aspek sosial, anak dapat mudah melakukan

interaksi dengan temanya sesuai dengan jenis olahraganya.

f.

Posisi anak dalam keluarga

Posisi anak dalam keluarga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada anak pertama atau tunggal, dalam aspek

perkembangan secara umum kemampuan intelektual lebih menonjol dan cepat

berkembang karena sering berinteraksi dengan orang dewasa, akan tetapi dalam

perkembangan motoriknya terkadang lambat karena tidak ada stimulasi yang

biasanya dilakukan saudara kandungnya. Demikian pada anak kedua atau berada

di tengah kecendrungan orang tua yang merasa biasa dalam merawat anak lebih

percaya diri sehingga kemampuan untuk beradaptasi anak lebih cepat dan mudah,

akan tetapi dalam perkembangan intelektual biasanya terkadang kurang apabila

dibanding dengan anak pertamanya, kecendrungan tersebut juga tergantung

(12)

g.

Status kesehatan

Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh

kembang. Hal ini dapat dilihat apabila anak dengan kondisi sehat dan sejahtera

maka percepatan untuk tumbuh kembang sangat mudah. Sebagai contoh, pada

saat tertentu anak seharusnya mencapai puncak dalam pertumbuhan dan

perkembangan, akan tetapi apabila saat itu pula terjadi penyakit kronis yang ada

pada diri anak, maka pencapaian kemampuan untuk maksimal dalam tumbuh

kembang anak terhambat, karena anak memiliki masa kritis.

3.

Faktor hormonal

Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang antara lain :

somatotropin (growth hormone) yang berperan dalam mempengaruhi

pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago

dan sistem skeletal, hormon tiroid dengan menstimulasi pertumbuhan sel

interstisial dari testis untuk memproduksi testoteron dan ovarium untuk

memproduksi estrogen selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi

perkembangan seks baik pada anak laki maupun perempuan yang sesuai dengan

peran hormonnya.

2.2.4 Masalah Tumbuh Kembang Anak

Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau

dipahami sejak konsepsi hingga dewasa. Beberapa masalah tumbuh kembang anak yang

perlu dijadikan acuan dalam pendeteksian diantaranya : 10% anak akan mencapai

kemampuan pada usia dini, 50% anak akan mencapai kemampuan kemudian, 75% anak

akan mencapai kemampuan lebih kemudian, 90% anak akan sudah harus dapat mencapai

(13)

Secara umum terdapat beberapa ciri anak yang memiliki kelainan dan perlu

pendeteksian diantaranya apabila pada usia 1-1,5 bulan belum bisa tersenyum secara

spontan, anak usia lebih 3 bulan masih menggenggam dan belum bersuara, usia 4-5 bulan

belum tengkurap dengan kepala diangkat, pada usia 12 bulan belum bisa menjinjit, pada

usia 15 bulan belum berjalan, pada usia 18 bulan anak belum mampu mengucapkan 4-5

kata, pada usia 2 tahun anak belum bisa menyebut nama sendiri, pada usia 30 bulan anak

belum bisa menggambar, pada usia 3 tahun anak belum bisa berpakaian, pada usia 3,5

tahun anak belum bisa mengenal warna, pada usia 4 tahun anak belum bisa menggambar

orang 3 bagian dan pada usia 4,5 tahun anak belum bisa bercerita maka perilaku di atas

perlu dilakukan pendeteksian untuk mengenal berbagai masalah tumbuh kembang anak.

2.2.5

Fase-Fase Penting Pada Masa Pertumbuhan

Menurut Cecily lynn Betz (2009) karakteristik fisik pada anak terdiri dari:

A. Usia 0-6 bulan

1.

Berat badan

Akan menjadi dua kali lipat pada usia 6 bulan. Berat badan bayi bertambah

kira-kira 0,6 kg per bulan.

2.

Panjang badan

Panjang badan rata-rata saat berumur 6 bulan adalah 65 cm. Panjang badan

meningkat dengan kecepatan 2,5 cm per bulan.

3.

Lingkar kepala

Lingkar kepala mencapai 42,5 cm pada usia 6 bulan. Lingkar kepala meningkat

(14)

B.

Usia 6-12 bulan

1.

Berat badan

Berat badan menjadi 3 kali lipat pada usia 1 tahun. Perkiraan berat badan pada

usia 1 tahun adalah 10 kg. Bayi bertambah berat badannya 0,45 kg per bulan.

2.

Panjang badan

Bagian tubuh yang mengalami pertumbuhan terpesat adalah badan. Bayi

bertumbuh 1,25 cm per bulan. Panjang badan total meningkat 50% pada usia 1

tahun

3.

Lingkar kepala

Lingkar kepala meningkat 0,6 cm per bulan. Lingkar kepala pada usia 1 tahun

adalah 50 cm.

C.

Usia 1-3 tahun

1.

Berat badan

Berat badan todler bertambah sebesar 2,2 kg per tahun. penambahan berat

badan menurun secara seimbang.

2.

Panjang badan

Tinggi badan meningkat kira-kira 7,5 per tahun. Proporsi tubuh berubah;

lengan dan kaki tumbuh dengan laju yang lebih cepat dari kepala dan badan.

3.

Lingkar kepala

Fontanel anterior menutup pada usia 15 bulan. Lingkar kepala meningkat 2,5

cm per tahun.

4.

Gigi

(15)

D.

Usia 3-6 tahun

1.

Berat badan

Penambahan berat badan anak kurang dari 2 kg per tahun. Berat rata-rata

adalah 18 kg.

2.

Panjang badan

Pertumbuhan tinggi badan anak 5 sampai 7 cm per tahun.

3.

Postur

Tidak ada lordosis lagi

4.

Gigi

Gigi susu mulai tanggal

2.2.6

Fase-Fase Penting Dalam Masa Perkembangan

1.

Perkembangan Motorik

Menurut Cecily lynn Betz (2009) fase-fase penting pada masa perkembangan

yaitu :

A.

Dari lahir sampai 3 bulan

a.

Belajar mengangkat kepala

b.

Belajar mengikuti obyek dengan matanya

c.

Melihat kemuka orang dengan tersenyum

d.

Bereaksi terhadap suara/bunyi

e.

Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan

kontak

f.

Menahan barang yang dipegangnya

(16)

B.

Dari 3 sampai 6 bulan

a.

Mengangkat kepala 90º dan mengangkat dada dengan bertopang

tangan.

b.

Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau

diluar jangkauannya

c.

Menaruh benda-benda di mulutnya

d.

Berusaha memperluas lapangan pandang\

e.

Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain

f.

Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang

C.

Dari 6 sampai 9 bulan

a.

Dapat duduk tanpa dibantu

b.

Dapat tengkurep dan berbalik sendiri

c.

Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang

d.

Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain

e.

Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

f.

Bergembira dengan melempar benda-benda

g.

Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti

h.

Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang

asing

i.

Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan

sembunyi-sembunyian

D.

Dari 9 sampai 12 bulan

a.

Dapat berdiri sendiri tanpa di bantu

(17)

c.

Menirukan suara

d.

Mengulang bunyi yang didengarnya

e.

Belajar menyatakan satu atau dua kata

f.

Mengerti perintah sederhana atau larangan

g.

Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya,

ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda benda kemulutnya

h.

Berpartisipasi dalam permainan

E.

Dari 12 sampai 18 bulan

a.

Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah

b.

Menyusun 2 atau 3 kata

c.

Dapat mengatakan 5 sampai 10 kata

d.

Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

F.

Dari 18 sampai 24 bulan

a.

Naik turun tangga

b.

Menyusun 6 kotak

c.

Menunjuk mata dan hidungnya

d.

Menyusun 2 kata

e.

Belajar makan sendiri

f.

Menggambar garis di kertas atau pasir

g.

Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil/ kencing

h.

minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang orang yang lebih besar

i.

Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain maindengan

(18)

G.

Dari 2 sampai 3 tahun

a.

Belajar meloncat , memanjat, melompat dengan 1 kaki

b.

Membuat jembatan dengan 3 kotak

c.

Mampu menyusun kalimat

d.

Mempergunakan kata kata saya, bertanya, menerti kata kata yang

ditujukan kepadanya.

e.

Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan

lain diluar keluarganya

H.

Dari 3 sampai 4 tahun

a.

Berjalan jalan sendiri mengunjungi tetangga

b.

Belajar pada jari kaki

c.

Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri

d.

Menggambar garis silang

e.

Menggambar orang hanya kepala dan badan

f.

Mengenal 2 atau 3 warna

g.

Bicara dengan baik

h.

Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya

i.

Banyak bertanya

j.

Bertanya bagaimana anak dilahirkan

k.

Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi bawah, sisi muka,sisi belakang

l.

Mendengarkan cerita cerita

m.

Bermain dengan anak lain

n.

Menunujukkan rasa sayang kepada saudara saudaranya

(19)

I.

Dari 4 sampai 5 tahun

a.

Melompat dan menari

b.

Menggambar orang terdiri dari kepala , lengan, badan

c.

Menggambar segi empat dan segitiga

d.

Pandai bicara

e.

Dapat menghitung jari jarinya

f.

Dapat menyebut hari dalam seminggu

g.

Mendengar dan mengulanghal hal penting dan cerita

h.

Minat kepada kata baru dan artinya

i.

Memprotes bila dilarang apa yang diingininya

j.

Mengenal 4 warna

k.

Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan

kecil

l.

Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa

2.

Perkembangan Bahasa

A.

Usia 1 bulan

a.

Mendekut

b.

Membuat suara seperti huruf hidup

c.

Membuat suara merengek ketika sedang kesal

d.

Membuat suara berdeguk ketika sedang kenyang

e.

Tersenyum sebagai respons terhadap pembicaraan orang dewasa.

B.

Usia 1 – 4 bulan

a.

Bersuara dan tersenyum

(20)

c.

Bersuara

d.

Berceloteh

C.

Usia 4 – 8 bulan

a. Menggunakan vokalisasi yang semakin banyak

b. Menggunakan kata-kata yagn terdiri dari dua suku kata (’boo-boo”)

c. Dapat membuat dua bunyi vokal bersamaan (”baba”)

D.

Usia 8 – 12 bulan

a.

Mengucapkan kata-kata pertama

b. Menggunakan bunyi untuk mengidentifikasi objek, orang, dan aktivitas

c. Menirukan berbagai bunyi kata

d. Dapat mengucapkan serangkaian suku kata

e. Memahami arti larangan seperti ”jangan”

f. Berespons terhadap panggilan dan orang-orang yang merupakan keluarga

terdekat.

g. Menggunakan tiga kosa kata

h. Menggunakan kalimat satu kata

E.

Usia 2 tahun

a.

Menggunakan kalimat dengan dua dan tiga kata

b. Menggunakan holofrase

c. Lebih dari setengah pembicaraannya dapat dimengerti

F.

Usia 3 tahun

a.

banyak bertanya

b. berbicara saat ada maupun tidak ada orang

c. mengucapkan konsonan berikut : d, b, t, k, dan y

d. menghilangkan w dari pembicaraannya

(21)

f. menyatakan namanya sendiri

g. menjamakkan kata-kata

h. mengulangi ungkapan dn kata-kata dengan tanpa tujuan

G.

Usia 4 tahun

a.

perbendaharaan kata nya berjumlah 1500 kata

b. menghitung sampai tiga

c. menceritakan cerita panjang

d. mengerti pertanyaan sederhana

e. mengerti dasar hubungan sebab akibat dari perasaan

f. pembicaraannya egosentris

g. memakai kalimat empat kata

H.

Usia 5 tahun

a.

perbendaharaan kata sebanyak 2100 kata

b. memakai kalimat lima kata

c. memakai kata depan dan kata penghubung

d. memakai kalimat lengkap

e. mengerti pertanyaan yang berkaitan dengan waktu dan jumlah

f. belajar untuk berpartisipasi dalam percakapan sosial dapat menyebut

hari-hari dalam seminggu

3.

Perkembangan Psikoseksual

A.

Usia 0 – 12 bulan

a. Berfokus pada tubuh – mulut

b. Tugas perkembangan – gratifikasi kebutuhan dasar (makanan, kehangatan,

dan kenyamanan) dipenuhi oleh pengasuh primer

c. Krisis perkembangan- penyapihan ; bayi dipaksa untuk menghentikan

(22)

d. Ketrampilan koping yang umum- mengisap, menangis, mendekut, berceloteh,

memukul, dan bentuk perilaku lainnya sebagai respon terhadap iritan

e. Kebutuhan seksual – mengggeneralisasi sensasi tubuh yang menyenangkan

meskipun berfokus pada kebutuhan oral ; bayi mendapat kesenangan fisik

dari digendong, ditimang, diayun, dan mengisap

f. Bermain – stimulasi taktil diberikan melalui aktivitas pengasuhan

B.

Usia 1 – 3 tahun

a. Fokus tubuh – area anal

b. Tugas perkembangan – belajar untuk mengatur defekasi dan berkemih

c. Krisis perkembangan – toilet trainning

d. Ketrampilan koping yang umum – temper tantrum, negativisme, bermain

dengan feses dan urine, regresif, mengisap ibu jari, menangis, dan mencibir

e. Kebutuhan seksual – sensasi menyenangkan berhubungan dengan fungsi

eksretori; anak mengeksplorasi tubuh secar aktif

f. Bermain – anak senang bermain dengan eksreta yang dibuktikan dengan

mengorek-ngorek feses

g. Peran orang tua – untuk membantu anak mencapai kontinensia tanpa kontrol

yang terlalu ketat atau terlalu membiarkan

C.

Usia 3 – 6 tahun

a. Fokus tubuh – genital

b. Tugas perkembangan – peningkatan kesadarannya terhadap organ seks dan

minatnya dalam seksualitas

c. Krisis perkembangan – Oedipus dan electra kompleks ; ketakutan terhadap

(23)

d. Ketrampilan koping umum – pembentukan reaksi ;transisi dari perasaan

negatif terhadap orang tua dengan jenis kelamin yang berbeda menjadi

perasaan positif

e. Temperamen – jumlah kecemburuan dan perilaku bervariasi sesuai

pengalaman anak di masa lalu dan lingkungan keluarga

f. Bermain – permainan dramatis, yaitu anak-anak memerankan peran orang tua

dan peran jenis kelamin yang sama

4.

Perkembangan Psikososial

A.

Usia 0 – 12 bulan

a. Tugas perkembangan – perkembangan rasa percaya terhadap pengasuh

primer

b. Krisis perkembangan – disapih dari ASI atau susu botol

c. Bermain – interaksi dengan pengasuh membentuk dasar-dasar perkembangan

hubungan dikemudian hari

d. Peran orang tua – bayi merumuskan sikap dasar kehidupan berdasarkan

pengalamannya bersama orang tua ; orang tua dianggap sebagai seseorang

yang dapat dipercaya

e. Rencana - untuk memberikan dukungan yang konsisten

B.

Usia 1 – 3 tahun

a. Tugas perkembangan – belajar unutk asertif dalam mengekspresikan

kebutuhan, keinginan, dan kemauan dirinya

b. Krisis perkembangan toilet training

c. Ketrampilan koping umum – temper tantrum, menangis, aktivitas fisik,

negativisme, menahan nafas

(24)

e. Peran orang tua – berperan sebagai agens pensosialisasi untuk peran dasar

tingkah laku

f. Rencana – untuk memberikan konsistensi dalam membatasi lingkungan pada

perilaku.

C.

Usia 3 – 6 tahun

a. Tugas perkembangan – perkembangan hati nurani; peningkatan kesadaran

diri

b. Krisis perkembangan – memeragakan peran seks yang sesuai

c. Ketrampilan koping umum

d. Bermain – anak memiliki kehidupan fantasi aktif

e. Peran orang tua – supervisi dan pengarahan diterima oleh anak yang berusia

5 tahun

f. Rencana - untuk memberi aktivitas permainan yang sesuai dengan

kesempatan merawat diri.

2.3

KONSEP KELUARGA

2.3.1

Defenisi Keluarga

Menurut WHO dalam Setiadi (2008) keluarga adalah anggota rumah

tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

Bussard dan Ball mengatakan bahwa keluarga merupakan lingkungan

sosial yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Di keluarga itu

seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satudengan yang lain,

dibentuknya nilai-nilai, pola pemkiran, dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai

saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkungannya.

Keluarga dapat terjadi jika ada ikatan atau persekutuan

(25)

(serumah), ada peran masing-masing anggota keluarga, dan ikatan emosional.

(Setiadi, 2008)

Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak

merupakan bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan

keluarga, dan bentuk dukungan dari keluarga. Hal ini dapat terlihat bila dukungan

keluarga pada anak kurang baik, maka anak mengalami hambatan pada dirinya yang

dapat mengganggu psikologis anak. (Hidayat, 2006)

2.3.2

Fungsi Pokok Keluarga

Menurut Friedman (1998) secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :

Fungsi Afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan

segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan

dengan orang lain.

Fungsi Sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih

anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

Fungsi Reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.

Fungsi Ekonomi, adalah keluarga berfungsi memenuhi kebutuhan keluarga

secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu

dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki

(26)

2.3.3

Tugas keluarga dalam bidang kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas

dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman (1998)

membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :

a.

Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak

langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila

menyadari adanya perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar

perubahannya.

b.

Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan

tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan

teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta

bantuan orang lain di lingkungan sekitar keluarga.

c.

Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki

kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau

kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah

(27)

d.

Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e.

Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

Referensi

Dokumen terkait

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH UNTUK KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 48/M-DAG/PER/6/2016 tentang Pendelegasian Kewenangan Penerbitan Tanda Daftar Perusahaan Kepada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas

kesadaran siswa tentang lingkungan hidup. 3) Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif. Untuk mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan diharapkan melibatkan masyarakat di

- The Charterers shall have the option of subletting, assigning or loaning the Vessel to any person or company not competing with the Owners, subject to the Owners' prior approval

Pendopo merupakan bagian dari sebuah rumah tradisional Jawa yang mempunyai arti penting, selain karena letaknya yang terdapat pada bagian paling depan dari sebuah rumah tinggal,

maka untuk menguatkan tindakan pemerintah dalam mengeluarkan dekrit-dekrit mengenai tanah-tanah yang tidak dibudidayakan, suatu tindakan yang merupakan pelaksanaan dari “azas

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga.. Skripsi PENGARUH KEPEMILIKAN

This critical analysis of the "cultivation" literature reveals 3 conceptions of the term: (a) George Gerbner’s macrosystem explanation of mass media processes and effects, (b)