KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Teori
Etiologi: 11.Faktor stress
Predisposisi: • Usia
• Jenis kelamin • Pekerjaan
Gejala:
parestesia, kurang merasa (numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik
(tingling) pada jari 1-3 dan setengah si si radial jari 4
Pemeriksaan fisik: 1. Tes phalen 2. Tes tourniquet 3. Tinel’s Sign
4. Flick sign
5. Thenar Wasting
6. Menilai Kekuatan dan Keterampilan Otot
7. Wrist Extension Test
8. Tes Tekanan 9. Luthy’s Sign (Bottle’s Sign)
10.Pemeriksaan Sensibilitas
11.Pemeriksaan Fungsi Otonom
Carpal Tunnel Syndrome
Patofisiologi
• Kompresi mekanik • Insufisiensi
mikrovaskular • Teori getaran
Terapi
Gambar 3.1. Kerangka Teori
3.2. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, kerangka konsep perbandingan
gambaran karakteristik dan angka kejadian CTS di RSUP Haji Adam Malik tahun
2014 dan 2015 diuraikan sebagai berikut:
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 3.2. Kerangka Konsep Penilitian
CTS periode 2014 dan 2015 di RSUP Haji Adam Malik
Angka kejadian Carpal Tunnel Syndrome
Karakteristik pasien CTS: 1. Keluhan utama
2. Keluhan tambahan
3. Lokasi 4. Etiologi
5. Derajat berat CTS Demografi pasien CTS
1. Usia
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
deskriptif dengan desain retrospektif. Penelitian ini dilakukan untuk melihat
gambaran karakteristik CTS periode 2014 - 2015 di RSUP Haji Adam Malik
Medan.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2016 dan dilaksanakan di RSUP
Haji Adam Malik Medan. Adapun pertimbangan memilih lokasi tersebut
dikarenakan rumah sakit pusat dan rujukan dari Sumatera Utara. Pengumpulan
data dilaksanakan pada bulan September 2016, lalu dilanjutkan dengan
pengolahan dan analisa data. Penilitian ini dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah pasien CTS yang berobat jalan di
Poliklinik Neurologi RSUP Haji Adam Malik Medan.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah semua pasien CTS dari tahun 2014 hingga tahun
2015, dengan mengobservasi semua data pada rekam medis sesuai dengan periode
yang telah ditentukan (total sampling).
4.3.2.1 Kriteria inklusi
Seluruh data pasien CTS di RSUP Haji Adam Malik periode tahun 2014
dan 2015
4.3.2.2. Kriteria Ekslusi
Data rekam medis yang tidak diisi sempurna
4.4. Teknik Pengumpulan Data
mengalami CTS periode 2014 - 2015 di RSUP Haji Adam Malik. Dari rekam
medis ini kita dapat mengetahui karakteristik dan derajat beratnya CTS.
4.5. Variabel dan Definisi Operasional 4.5.1. Variabel Dependen
Variabel Dependen dralam penelitian ini adalah gambaran demografi,
gambaran karateristik dan angka kejadian CTS di RSUP Haji Adam Malik Medan
periode Januari 2014 – Disember 2015.
4.5.2. Variabel Independen
Variabel indepnden dalam penelitian ini adalah pasien CTS di RSUP Haji
Adam Malik Medan periode Januari 2014 – Disember 2015.
4.5.3. Carpal Tunnel Syndrome
Carpal Tunnel Syndrome didefinisikan suatu kondisi medis dimana saraf
tengah tertekan di bagian pergelangan tangan yang mengakibatkan parastesia,
mati rasa dan kelemahan otot di tangan.
Tabel 4.1. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi
Operasional
Cara Ukur/Alat
Ukur
Hasil Ukur Skala Ukur
1. Usia Usia yang
1. Remaja Akhir (17-25 tahun) 2. Dewasa Awal (>25-35 tahun) 3. Dewasa Akhir (>35-45 tahun) 4. Lansia Awal (>45-55 tahun) 5. Lansia Akhir (>55-65 tahun)
rekam medis
8. Etiologi Syndrome pada pasien
9. Degeneratif 10. Iatrogenik 11.Faktor stress
4.6Pengolahan dan Analisis Data
Pengelolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap
pertama editing yaitu memeriksa nama, umur, jenis kelamin, dan hasil
pemeriksaan, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka pada label.
Tahap ketiga entry yaitu memasukan data dari rekam medis ke dalam program
SPSS, tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu memeriksa kembali data
yang telah di-entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.
Setelah data diolah kemudian data tersebut dianalisa secara deskriptif
untuk mengetahui gambaran karakteristik dan angka kejadian pada pasien CTS di
RSUP Haji Adam Malik Medan. Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Ilmu Penyakit Saraf RSUP Haji
Adam Malik Medan terletak di Jalan Bunga Lau No. 17 Medan Tuntungan,
Sumatera Utara. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan
SK Menkes No. 355/Menkes/SK.VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit
Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991 yang
memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan. Juga
merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi
Propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau.
5.1.2. Deskripsi Demografi Sampel
5.1.2.1. Angka kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada tahun 2014 dan 2015
Didapati jumlah sampel sebanyak 45 pasien yang diambil dari 45 rekam
medis periode tahun 2014 dan 2015 di RSUP Haji Adam Malik Medan. Pada
tahun 2014 didapati 25 pasien, tahun 2015 didapati 20 pasien,
5.1.2.2. Distribusi Frekuensi Usia Sampel
Pada pasien 2014 dan 2015 dijumpai usia termuda adalah 31 tahun dan
usia tertua adalah 75 tahun. Pada tahun 2014 pasien terbanyak adalah pada usia
>65 tahun. Usia tertua pada umur 75 tahun dan termuda adalah pada umur 31
tahun. Pada tahun 2015 pasien terbanyak adalah usia >45-55 tahun. Usia tertua
Table 5.1. Distribusi frekuensi usia penderita CTS periode tahun 2014 dan 2014 di
RSUP Haji Adam Malik Medan.
Tabel 5.1. menjelaskan mengenai kategori usia penderita CTS. Pada tahun
2014 dijumpai usia paling banyak berada pada kategori lansia akhir sebanyak 9
pasien (36%) dan paling sedikit berada pada kategori dewasa awal sebanyak 1
orang (4%). Pada tahun 2015 dijumpai usia paling banyak berada pada kategori
lansia awal sebanyak 8 pasien (40%) dan usia paling sedikit dewasa awal
sebanyak 1 orang (5%).
5.1.2.3. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Sampel
Didapati jenis kelamin penderita CTS di RSUP Haji Adam Malik Medan
periode 2014 dan 2015 paling banyak adalah perempuan 31 orang (68.9%) dan
laki-laki sebanyak 14 orang (31,1%).
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Penderita Carpal Tunnel Syndrome
pada 2014 dan 2015.
Tabel 5.2 yang menjelaskan mengenai jenis kelamin penderita CTS, pada
tahun 2014 paling banyak perempuan sebanyak 14 pasien (56%); pada tahun 2015
paling banyak adalah perempuan sebanyak 17 pasien (85%).
5.1.2.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Sampel
Didapati pekerjaan dari penderita CTS di RSUP Haji Adam Malik Medan
periode 2014 dan 2015paling banyak adalah PNS yaitu sebanyak 20 pasien
(44,4%), diikuti oleh Lain-lain pasien (24,4%). Wiraswasta sebanyak 7 pasien
Usia Frekuensi
2014 2015 n(%) n(%)
Remaja akhir (17-25 Tahun) 0 0 Dewasa Awal (>25-35 Tahun) 1(4%) 1(5%) Dewasa Akhir (>35 – 45 Tahun) 4(16%) 5(25%) Lansia Awal (>45 - 55 Tahun) 4(16%) 8(40%) Lansia Akhir (>55 -65 Tahun) 9(36%) 4(20%)
Manula (> 65 Tahun) 7(28%) 2(10%)
Total 25 (100%) 20(100%)
Jenis Kelamin Frekuensi
2014 2015
n(%) n(%)
Laki-Laki 11(44%) 3(15%)
Perempuan 14(56%) 17(85%)
(15,6) dan juga Ibu rumah tangga sebanyak 7 pasien (15,6).
Dari tabel 5.3 yang menjelaskan mengenai jenis pekerjaan penderita CTS.
Pada tahun 2014 pekerjaan plaing banyak adalah PNS yaitu sebanyak 12 pasien
(48%) dan paling sedikit adalah Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 2 pasien (8%).
Pada tahun 2015 pekerjaan paling banyak adalah PNS yaitu sebanyak 8 pasien
(40%) dan paling sedikit adalah Lain-Lain yaitu sebanyak 3 pasien (15%).
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Penderita CTS tahun 2014 dan 2015
Pekerjaan Frekuensi
2014 2015
n(%) n(%)
PNS 12(48%) 8(40%)
Wiraswasta 3(12%) 4(20%)
Ibu rumah tangga 2(8%) 5(25%)
Lain-lain 8(32%) 3(15%)
Total 25(100%) 20(100%)
5.1.2.5 Distribusi Frekuensi Suku Bangsa Sampel
Didapati suku bangsa penderita CTS di RSUP Haji Adam Malik Medan
periode 2014 dan 2015 paling banyak adalah suku batak yaitu sebanyak 27 pasien
(59,4%), diikuti suku jawa sebanyak 7 pasien (15,4%), suku aceh 6 pasien
(13,2%) dan yang paling sedikit suku padang yaitu sebanyak 5 pasien (11%).
Tabel 5.4 menjelaskan menegenai suku bangsa penderita CTS. Pada tahun
2014 suku paling banyak adalah suku Batak yaitu sebanyak 16 pasien (64%) dan
paling sedikit suku Aceh yaitu sebanyak 2 pasien (8%). Pada tahun 2015 suku
paling banyak adalah suku Batak yaitu sebanyak11 pasien (55%) dan paling
sedikit adalah suku Padang yaitu sebanyak 3 pasien (15%).
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Suku Bangsa Penderita CTS tahun 2014 dan 2015
Suku Bangsa Frekuensi
2014 2015
n(%) n(%)
Batak 16(64%) 11(55%)
Jawa 3(12%) 2(10%)
Aceh 2(8%) 4(20%)
Padang 4(16%) 3(15%)
Lain-lain 0(0%) 0(0%)
5.1.3. Distribusi Karakteristik Keluhan Utama Sampel
Didapati keluhan utama penderita CTS di RSUP Haji Adam Malik Medan
periode 2014 dan 2015 paling banyak adalah kebas tangan yaitu sebanyak 30
pasien (66,7%) dan diikuti nyeri tangan yaitu sebanyak 15 pasien (33,3%).
Tabel 5.5 menjelaskan mengenai keluhan utama penderita CTS. Pada
tahun 2014 keluhan utama paling banyak adalah kebas tangan yaitu sebanyak 17
pasien (68%) dan paling sedikit adalah nyeri tangan 8 pasien (32%). Pada tahun
2015 keluhan paling banyak adalah keluhan kebas pada tangan yaitu sebanyak 13
pasien (65%) dan paling sedikit adalah keluhan nyeri pada tangan yaitu sebanyak
7 pasien (35%).
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Keluhan Utama Penderita CTS tahun 2014 dan
2015
Keluhan Utama Frekuensi
2014 2015
Nyeri tangan 8(32%) 7(35%)
Kebas pada tangan 17(68%) 13(65%)
25(100%) 20(100%)
5.1.4. Distribusi Karakteristik Keluhan Tambahan Penderita CTS tahun 2014 dan 2015.
Didapati keluhan tambahan penderita CTS paling banyak berupa keluhan
nyeri pada tangan yaitu sebanyak 30 pasien (66,7%) dan diikuti dengan kebas
pada tangan sebanyak 15 pasien (33,3%).
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Keluhan Tambahan Penderita CTS pada tahun
2014 dan 2015.
Keluhan Tambahan Frekuensi
2014 2015
Nyeri pada tangan 17(68%) 13(65%)
Kebas pada tangan 6(24%) 6(30%)
Rasa terseterum 1(4%) 0(0%)
Rasa tidak nyaman 1(4%) 1(5%)
Tabel 5.6 menejelaskan mengenai keluhan tambahan penderita CTS. Pada
tahun 2014 keluhan tambahan paling banyak adalah keluhan nyeri pada tangan
yaitu sebanyak 17 pasien (68%) diikuti dengan kebas pada tangan sebanyak 6
pasien (24%) dan paling sedikit rasa terserterum dan rasa tidak nyaman masing
masing mempunyai 1 pasien (4%). Pada tahun 2015 keluhan tambahan paling
banyak adalah keluhan nyeri pada tangan yaitu sebanyak 13 pasien (65%) diikuti
dengan kebas pada tangan yaitu sebanyak 6 pasien (30%) dan paling sedikit yaitu
rasa tidak nyaman sebanyak 1 pasien (5%).
5.1.5. Distribusi Frekuensi Lokasi tangan yang terkena CTS
Didapati lokasi tangan pada penderita CTS di RSUP Haji Adam Malik
Medan periode 2014 dan 2015 paling banyak terletak pada sebelah kanan yaitu
sebanyak 21 pasien (46,7%), diikuti pada tangan kanan dan kiri (bilateral)
sebanyak 14 pasien (31,1%) dan yang paling sedikit pada tangan kiri yaitu
sebanyak 10 pasien (22,2%).
Lokasi Frekuensi
2014 2015
n(%) n(%)
Tangan kanan 13(52%) 8(40%)
Tangan kiri 7(28%) 3(15%)
Tangan kiri dan kanan 5(20%) 9(45%)
Total 25(100%) 20(100%)
Tabel 5.7 menjelaskan mengenai lokasi pada penderita CTS. Pada tahun
2014 lokasi yang sering terkena adalah pada tangan kanan yaitu sebanyak 13
pasien (52%). Pada tahun 2015 lokasi yang paling sering terkena adalah pada
tangan dan kiri (bilateral) sebanyak 9 pasien (45%)
5.1.6. Distribusi Frekuensi Etiologi Sampel
Didapati etiologi penderita CTS di RSUP Haji Adam Malik periode 2014
dan 2015 paling banyak adalah pekerjaan yaitu sebanyak 38 pasien (84,4%),
diikuti metabolik dan penyakit kolagen masing 2 pasien (4,4%) dan paling sedikit
heriditer, endokrin dan degeneratif masing 1 pasien (2,2%).
Tabel 5.8 menjelaskan mengenai etiologi CTS. Pada tahun 2014 etiologi
paling terbanyak adalah pekerjaan yaitu sebanyak 20 pasien (80%) dan paling
paling banyak adalah pekerjaan yaitu sebanyak 18 pasien (72%) dan yang paling
sedikit adalah endokrin dan degeneratif masing masing 1 pasien (5%).
Etiologi Frekuensi
2014 2015
Heriditer 1(4%) 0
Pekerjaan 20(80%) 18(72%)
Metabolik 2(8%) 0
Endokrin 0 1(4%)
Penyakit kolagen 2(8%) 0
Degeneratif 0 1(4%)
Total 25(100%) 20(100%)
5.1.7 Distribusi Frekuensi Derajat Berat CTS
Didapati derajat berat penderita CTS di RSUP Haji Adam Malik periode
2014 dan 2015 paling banyak adalah derajat ringan yaitu sebanyak 18 pasien
(39,6%), diikuti derajat sedang yaitu sebanyaj 15 pasien (33%) dan paling sedikit
derajat berat yaitu sebanyak 12 pasien (26,4%).
Tabel 5.9 menjelaskan mengenai etiologi CTS. Pada tahun 2014 derajat
berat paling banyak adalah derajat berat sedang yaitu sebanyak 11 pasien (44%)
dan paling sedikit yaitu berat sebanyak 4 pasien (16%). Pada tahun 2015 derajat
berat paling banyak adalah ringan dan berat masing – masing mempunyai 8 pasien
(40%) dan paling sedikit ada sedang yaitu sebanyak 4 pasien (20%).
Derajat Berat Frekuensi
2014 2015
n(%) n(%)
Ringan 10(40%) 8(40%)
Sedang 11(44%) 4(20%)
Berat 4(16%) 8(40%)
Total 25(100%) 20(100%)
5.2. Pembahasan
5.2.1. Pembahasan Angka Kejadian
Pada penelitian ini didapati jumlah sampel penderita CTS di RSUP Haji
Adam Malik Medan periode 2014 dan 2015 adalah sebanyak 45 pasien yang
diambil dari 45 rekam medis. Pada tahun 2014 didapati 25 pasien dan pada tahun
sekitar 1-3 kasus per 1000 orang setiap tahunnya dengan prevalensi sekitar 50
kasus per 1.000 orang pada populasi umum. (George dewanto 3)
5.2.6. Pembahasan Demografi Sampel
Pada penelitian ini didapati usia penderita CTS di RSUP Haji Adam Malik
Medan periode 2014 dan 2015 paling banyak berada kategori usia Lansia Akhir
(>55-65 tahun) sebanyak 13 pasien (28,6%). Menurut penelitan Gorsche (2003),
prediksi usia terbanyak penderita CTS adalah di atas 55 tahun, biasanya antara 40
- 60 tahun. Begitu juga dengan penelitian Astri (2014) yang menyatakan bahwa
penderita CTS terbanyak berkisar antara usia 40-49 tahun, diikuti oleh usia 30-39
tahun dan paling sedikit diderita oleh pasien dengan usia 20-29 tahun. Hal ini
dikarenakan usia produktif bekerja adalah usia 36-55 tahun.
Pada penelitian ini didapati jenis kelamin penderita CTS di RSUP Haji
Adam Malik Medan periode 2014 dan 2015 paling banyak adalah perempuan
yaitu sebanyak 31 pasien (68,2%) dan laki-laki sebanyak 14 pasien (30,8%). Hal
ini sesuai dengan penelitian Gorsche (2003) yang menyatakan bahwa CTS lebih
sering mengenai perempuan daripada laki-laki. Penelitian Astri (2014) juga
mengatakan bahwa perempuan lebih banyak menderita CTS daripada laki-laki.
Hal ini disebabkan oleh pekerjaan atau aktivitas perempuan yang lebih sering
menggunakan tangan seperti memasak, mencuci, menyetrika, dan lain-lain
(Faisal, 2004).
Pada penelitian ini didapati pekerjaan penderita CTS di RSUP Haji Adam
Malik Medan periode 2014 dan 2015 paling banyak adalah PNS yaitu sebanyak
20 pasien (44,4%), diikuti oleh lain-lain yaitu sebanyak 11 pasien (24,4%) dan
wiraswasta dan ibu rumah tangga masing-masing 7 pasien (15,4%). Pada data
yang saya dapatkan pekerjaan PNS paling banyak yang terkena CTS dan ini
merupakan penemuan yang baru dan belum masih ada jurnal yang bisa
menyokong penemuan ini.
Pada penelitian ini suku bangsa penderita CTS di RSUP Haji Adam Malik
Medan terbanyak periode 2014 dan 2015 adalah suku Batak yaitu sebanyak 27
pasien (59,4%), diikuti suku Padang sebanyak 7 pasien (15,4%), suku Aceh
merupakan suku paling banyak kerana di Medan suku Batak merupakan suku
mayoritas di sini.
5.2.3. Pembahasan Karakteristik Keluhan Utama Sampel
Pada penelitian ini didapati keluhan tambahan penderita CTS di RSUP
Haji Adam Malik Medan periode 2014 dan 2015 paling banyak adalah keluhan
kebas pada tangan yaitu sebanyak 30 pasien (66,7%) dan nyeri tangan sebanyak
15 pasien (33,3%). Pada penelitian Rambe (2004) keluhan utama yang sering
dijumpai rasa kebas dan nyeri pada tangan.
5.2.4. Pembahasan Karakteristik Keluhan Tambahan Sampel
Pada penelitian ini didapati keluhan tambahan penderita CTS di RSUP
Haji Adam Malik Medan periode 2014 dan 2015 paling banyak adalah nyeri pada
tangan sebanyak 30 pasien (66,7%) dan kebas pada tangan sebanyak 12 pasien
(26,7%), diikuti rasa tidak nyaman 2 pasien (4,4%) dan rasa terseterum 1 pasien
(2,2%). Pada penelitian Rovita (2012) keluhan sakit/nyeri sebanyak 9 orang,
kesemutan sebanyak 13 orang, mati rasa sebanyak 8 orang dan bengkak pada
tangan sebanyak 8 orang. Ini berbeda dari hasil yang saya dapatkan dari penelitian
yang saya lakukan nyeri pada tangan adalah keluhan yang paling banyak
ditemuka n.
5.2.5. Pembahasan Karakteristik Lokasi Tangan Terkena CTS Sampel
Pada penelitian ini lokasi tangan yang terkena CTS pada penderita CTS di
RSUP Haji Adam Malik Medan periode 2014 dan 2015 paling sering terletak
pada tangan kanan yaitu sebanyak 21 pasien (46,7%) diikuti dengan lokasi tangan
kanan dan kiri (bilateral) yaitu sebanyak 14 pasien (31,1%) dan tangan kiri yaitu
sebanyak 10 pasien (22,2%). Carpal Tunnel Syndrome banyak dialami oleh
tangan yang lebih dominan untuk bekerja dan biasanya lebih berat, juga seringkali
ditemukan bilateral (David, 2002).
5.2.6. Pembahasan Karakteristik Etiologi Sampel
Pada penelitian ini etiologi penderita CTS di RSUP Haji Adam Malik
periode 2014 dan 2015 paling banyak adalah pekerjaan yaitu sebanyak 38 pasien
paling sedikit heriditer, endokrin dan degeneratif masing 1 pasien (2,2%). Etiologi
pekerjaan paling banyak kerana dari rekam medis yang saya ambil rata-rata
kerjanya sebagai PNS akibat trauma yang mereka dapatkan semasa waktu
pekerjaan.
5..2.7. Pembahasan Karakteristik Derajat Berat CTS
Pada penelitian ini derajat berat penderita CTS di RSUP Haji Adam Malik
periode 2014 dan 2015 paling banyak adalah ringan yaitu sebanyak 18 pasien
(39,6%), diikuti sedang yaitu sebanyaj 15 pasien (33%) dan paling sedikit berat
yaitu sebanyak 12 pasien (26,4%). Data di atas tidak sesuai dengan penelitian
Astri (2014) yang menyatakan bahwa derajat terbanyak pada penderita CTS
adalah derajat sedang sebanyak 22 orang (44,9%), diikuti derajat ringan sebanyak
13 orang (26,5%), dan derajat berat sebanyak 11 orang (22,4%). Hal ini
dikarenakan RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit rujukan,
sehingga sebagian besar pasien yang datang adalah pasien yang mengalami
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan
sebagai berikut;
1. Sebaran usia penderita CTS di RSUP Haji Adam Malik periode
tahun 2014 dan 2015 paling banyak berusia >55-65 tahun (28,6%),
2. Sebaran jenis kelamin penderita CTS di RSUP Haji Adam Malik
periode tahun 2014 dan 2015 dijumpai proporsi perempuan paling
banyak (68,9%).
3. Keluhan utama terbanyak CTS di RSUP Haji Adam Malik Medan
periode 2014 dan 2015 adalah keluhan kebas pada tangan (66,7%).
4. Keluhan tambahan CTS di RSUP Haji Adam Malik Medan periode
2014 dan 2015 terbanyak adalah keluhan nyeri pada tangan
(66,7%).
5. Lokasi tangan terkena CTS terbanyak di RSUP Haji Adam Malik
Medan periode 2014 dan 2015 adalah pada tangan kanan (46,7%).
6. Etiologi terbanyak pada penderita CTS di RSUP Haji Adam Malik
Medan periode 2014 dan 2015 adalah pekerjaan (84,4%)
7. Sebaran derajat berat terbanyak terbanyak pada penderita CTS di
RSUP Haji Adam Malik Medan periode 2014 dan 2015 adalah
derajat ringan (39,6%).
8. Angka kejadian penderita CTS pada tahun 2014 didapati 25 pasien
dan pada tahun 2015 didapati 20 pasien.
6.2. Saran
Adapun saran pada penelitian ini yaitu:
1.Diharapkan masyarakat dapat mengetahui lebih banyak mengenai
dapat dilakukan pengobatan awal sehingga dapat mencegah
terjadinya komplikasi, serta untuk melakukan pencegahan dini.
2. Diharapkan tenaga kesehatan lebih banyak memberikan informasi
mengenai Carpal Tunnel Syndrome dan melakukan pelayanan
sebaik-baiknya kepada penederitanya.
3. Diharapkan untuk bagian rekam medis RSUP Haji Adam Malik
Medan agar dapat menyimpan informasi rekam medis pasien
dengan lebih baik dan kepada pihak rumah sakit yang menulis
rekam medis diharapkan dapat mencatat dengan lengkap dan jelas
segala informasi yang penting sehingga dapat digunakan sebagai
alat komunikasi dan kepentingan lainnya juga dapat digunakan
sebaik-baiknya untuk penelitian akan datang.
4. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya disarankan agar lebih
memperluas cakupan penelitiannya, khususnya dalam jumlah
sampel dan lokasi penelitian sehingga dapat lebih bermanfaat