• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Kadar Gula Darah dengan Konsentrasi Berpikir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi Kadar Gula Darah dengan Konsentrasi Berpikir"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ii

ABSTRAK

Permasalahan yang harus ditangani di berbagai disiplin pengetahuan tentang manusia memiliki akar yang sama yakni pemahaman mekanisme intelegensia alami dan bagian kognisi dari faktor manusia. Kemampuan berpikir manusia dalam berbagai disiplin pengetahuan dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya adalah nutrisi yakni glukosa. Beberapa studi telah menyelidiki hubungan glukosa dengan fungsi kognisi. Fungsi kognisi secara spesifik mengenai konsentrasi berpikir masih belum banyak diteliti.

Beberapa uji dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi berpikir. Trail Making Test telah distandarisasi untuk mengukur konsentrasi berpikir dengan melihat waktu dalam detik sebagai unit pengukurannya. Gula darah diukur dengan menggunakan glucose meter dengan satuan mg/dl. Penelitian ini dilakukan dengan metode kohort prospektif dengan menilai kadar gula darah dan konsentrasi berpikir setelah delapan jam berpuasa dan satu jam setelah makan. Subjek merupakan pria dengan proporsi tubuh normal dan tidak memiliki riwayat diabetes. Empat puluh enam subjek dipilih dengan metode konsekutif.

Semua subjek memberi persetujuan dengan penjelasan sebelum dilakukan uji. Analisis deskriptif menunjukkan kadar gula darah preprandial pada seluruh subjek adalah 55-119 mg/dl dengan rata-rata 98,2 mg/dl. Kadar gula darah

postprandial pada seluruh subjek penelitian adalah 103-171 mg/dl dengan rata-rata 134,5 mg/dl. Konsentrasi berpikir preprandial pada seluruh subjek penelitian adalah 28-93 detik dengan rata-rata 56,42 detik. Konsentrasi berpikir postprandial

pada seluruh subjek penelitian adalah 24-73 detik dengan rata-rata 47,5 detik. Analisis korelatif menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kadar gula darah

preprandial dengan konsentrasi berpikir (p = 0,556), kadar gula darah postprandial

dengan konsentrasi berpikir (p = 0,533), dan peningkatan kadar gula darah dengan konsentrasi berpikir (p=0,928). Dapat disimpulkan tidak ada korelasi antara kadar gula darah dengan konsentrasi berpikir. Peneliti menyarankan agar masyarakat tidak hanya memperhatikan asupan makanan dalam menjaga fungsi kognisi tetapi juga faktor psikologis seperti asuhan dan kebiasaan untuk menjaga dan meningkatkan fungsi kognisi.

Kata kunci : kadar gula darah, konsentrasi berpikir, preprandial, dan postprandial.

(2)

iii

ABSTRACT

Many problems arised in the study of human have the same root which is the understanding of natural intelligent mechanism and human cognition factor. Human thinking ability in many study fields were influenced by many factors, one is nutrition which is glucose. Some studies has examine the connection between glucose and cognition. Cognition specifically about thinking concentration still not yet been studied.

Some tests can be used to measure thinking concentration. Trail Making Test has been standardized to measure thinking concentration by seeing time used to finish the test using second as the unit measurement. Blood glucose was measured by using glucose meter with mg/dl as the unit measurement. This study was done by prospective cohort method. Blood glucose level and thinking concentration was measured after eight hours fasting and one hour after eating. Subjects were men with normal body mass index and do not have history of diabetes. Forty six subjects has been chosen by consecutive method. All subject had given informed consent before the test was given.

Descriptive analytic shown that preprandial blood glucose level in all subject is 55-119 mg/dl with 98,2 mg/dl mean. Postprandial blood glucose level in all subject is 103-171 mg/dl with 134,5 mg/dl mean. Preprandial thinking concentration in all subject is 28-93 seconds with 56,42 seconds mean. Postprandial thinking concentration in all subject is 24-73 seconds with 47,5 seconds mean. Correlation analysis showed that no significance between preprandial blood glucose level and thinking concentration (p = 0,556), postprandial blood glucose level and thinking concentration (p = 0,533), and increase in blood glucose and thinking concentration (p= 0,928). In conclusion there is no significant correlation bettwen blood glucose level and thinking concentration. Researcher suggests people to not just pay attention to nutrition in keeping cognition function but also other factors such as psychology, for example care and habit to maintain and increase cognition function.

Key words: blood glucose level, thinking concentration, preprandial, and postprandial.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dan persepsi dengan dampak kesehatan terhadap perilaku merokok di SMA Negeri 1 Bantarbolang.. Kata Kunci: merokok,

Namun, yang harus diperhatikan setelah proses netralisasi dengan NaOH adalah terbentuknya produk samping reaksi sulfonasinya yang akan dengan NaOH adalah terbentuknya

Sedangkan untuk ketentuan yang diberikan oleh Bank Indonesia dan harus dipenuhi oleh bank penyelenggara kliring adalah menggunakan warkat yang sesuai dan melakukan kliring

Dari hasil kajian penelitian yang telah dilakukan maka yang harus di kembangkan atau di implementasikan dalam Pengembangan Program Bantuan RTG di Kabupaten lombok

Berdasarkan analisa diatas, maka material yang akan digunakan untuk perancangan Rumah susun dan pasar adalah dinding bata merah dengan finishing cat, lantai dalam bangunan

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) mengenai edukasi dan sosialisasi Gema Cermat seperti ini perlu dilakukan juga di daerah lain untuk mengurangi resiko kesehatan

Gambar 6 menyatakan sampel dengan absorbent arang aktif serbuk kayu menggunakan CaCl 2 sebagai aktivator mempunyai suhu munculnya titik kabut yang lebih rendah

Penggunaan Vancomycin sebagai terapi defenitif harus pada pasien dengan hasil uji laboratorium yang terbukti positif terinfeksi bakteri jenis Meticillin-resistant